Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KEMENTERlANPERHUBUNGAN REPUBLLK INDONESIA
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR KP 326 TAHUN 2021
TENT ANG
PEMBENTUKAN PANITIA ANTAR KEMENTERIAN
PENYUSUNAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG
TENTANG PENGESAHAN PROTOCOL RELATING TO AN AMENDMENT
TO THE CONVENTION ON INTERNATIONAL CIVIL AVIATION/ ARTICLE 3 BIS
(PROTOKOLTERKAIT AMENDEMEN KONVENSI PENERBANGAN SIPIL
INTERNASIONAL/PASAL 3 BIS)
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang a. bahwa berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2011 ten tang Pembentukan Peraturan Perundang
undangan dan Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perun dang- undangan, Kernen terian pemrakarsa
Rancangan Undang-Undang membentuk Panitia Antar
Kementerian dalam rangka penyusunan Rancangan
U ndang-U ndang;
b. bahwa agar penyusunan Rancangan Undang-Undang
tentang Pengesahan Protocol relating to an Amendment to the Convention on International Civil Aviation/ Article 3 Bis
(Protokol terkait Amendemen Konvensi Penerbangan Sipil
Internasional/ Pasal 3 Bis) berjalan secara efektif, efisien
dan terkoordinasi, perlu membentuk panitia antar
kerncn terian;
Mengingat
-2-
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan
Keputusan Menteri Perhubungan tentang Pembentukan
Pani tia An tar Kernen terian Penyusunan Rancangan
Undang-Undang tentang Pengesahan Protocol relating to an Amendment to the Convention on International Civil Aviation/ Article 3 Bis (Protokol terkait Amendemen
Konvensi Penerbangan Sipil Internasional/Pasal 3 Bis);
1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang
Perjanjian Internasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 185 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4012);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang
Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 1 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4956);
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Undang
Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 183 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6398);
4. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2011 ten tang Pembentukan Peraturan Perundang
undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 199);
5. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang
Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);
6. Peraturan Menteri Perhubungan
Tahun 2018 tentang Organisasi
Nomor PM 122
dan Tata Kerja
-3-
Kementerian Perhubungan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 1756);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan KEPUTUSAN MENTERT PERHUBUNGAN TENT ANG
PEMBENTUKAN PANITIA ANT AR KEMENTERIAN
PENYUSUNAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG
PENGESAHAN PROTOCOL RELATING TO AN AMENDMENT TO
THE CONVENTION ON INTERNATIONAL CIVIL
PERT AMA
KEDUA
KETIGA
AVIATION/ ARTICLE 3 BIS (PROTOKOL TERKAIT AMENDEMEN
KONVENSI PENERBANGAN SIPIL INTERNASIONAL/PASAL 3
BIS).
Membentuk Panitia Antar Kementerian Penyusunan
Rancangan Undang-Undang tentang Pengesahan Protocol
relating to an Amendment to the Convention on International
Civil Aviation/ Article 3 Bis (Protokol terkait Amendemen
Konvensi Penerbangan Sipil Internasional/Pasal 3 Bis), yang
selanjutnya disebut Panitia Antar Kementerian dengan
susunan anggota sebagaimana tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan
Menteri ini.
Panitia Antar Kementerian sebagaimana dimaksud dalam
Diktum PERTAMA terdiri atas:
a. Pelaksana, yang terdiri atas:
1. Ketua;
2. Sekretaris; dan
3. Anggota.
b. Sekretariat.
Panitia Antar Kementerian sebagaimana dimaksud dalam
Diktum PERTAMA mempunyai tugas:
1. memberikan masukan dalam penyusunan naskah
akademis dan naskah terjemahan Protocol relating to an
Amandment to the Convention on International Civil
Aviation/ Article 3 Bis (Protokol terkait Amendemen
KEEMPAT
KELI MA
-4-
Konvensi Penerbangan Sipil Internasional/Pasal 3 Bis); 2. menyusun Rancangan Undang-Undang ten tang
Pengesahan Protocol relating to an Amendment to the Convention on International Civil Aviation/ Article 3 Bis (Protokol terkait Amandemen Konvensi Penerbangan
Sipil Internasional/Pasal 3 Bis);
3. melaksanakan tugas-tugas lain yang diperlukan dalam
rangka penyusunan Undang-Undang ten tang
Pengesahan Protocol relating to an Amendment to the
Convention on International Civil Aviation/ Article 3 Bis
(Protokol terkait Amendemen Konvensi Penerbangan Sipil
Internasional/Pasal 3 Bis); dan
4. melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya kepada Menteri
Perhubungan.
Segala biaya yang diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan
tugas Panitia Antar Kementerian sebagaimana dimaksud
dalam Diktum PERT AMA di be bankan kepada anggaran
Kementerian Perhubungan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Panitia Antar Kementerian sebagaimana dimaksud dalam
Diktum PERTAMA melaksanakan tugas terhitung mulai
tanggal penetapan Keputusan Menteri mi sampai dengan
ditetapkannya Undang-Undang tentang Pengesahan Protocol
Relating To An Amendment To The Convention On International Civil Aviation/ Article 3 Bis (Protokol Terkait Amendemen
Konvensi Penerbangan Sipil Internasional/Pasal 3 Bis).
KEEN AM
-5-
Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 7 Juni 2021
a.n MENTER! PERHUBUNGAN
Sekretaris J enderal
ttd
DJOKO SASONO NIP. 19630925 199003 1 003
Salinan Keputusan ini disampaikan kepada:
1. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan; 2. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi; 3. Menteri Sekretaris Negara; 4. Menteri Luar Negeri; 5. Menteri Pertahanan; 6. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia; 7. Menteri Perhubungan; 8. Panglima TNI; 9. Sekretaris Kabinet; 10. Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan; dan 11. Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.
Salinan sesuai dengan aslinya
-6-
LAMPI RAN KEPUTUSAN MENTER! PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 326 TAHUN 2021 TENTANG PEMBENTUKAN PANITIA ANTAR KEMENTERIAN PENYUSUNAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGESAHAN PROTOCOL RELATING TO AN AMENDMENT TO THE CONVENTION ON INTERNATIONAL CWIL AVIATION/ ARTICLE 3 BIS (PROTO KOL TERKAIT AMENDEMEN KONVENSI PENERBANGAN SIPIL INTERNASIONAL/PASAL 3 BIS)
SUSUNAN PANITIA ANTAR KEMENTERIAN
a. Ketua Sekretaris Jenderal, Kementerian Perhubungan
b. Wakil Ketua Direktur Jenderal Perhubungan Udara
Kernen terian Kemi traan dan Fasilitasi
lnternasional, 1. Kepala Pusat
Kelem bagaan Perhubungan;
2. Kepala Biro Hukum, Kementerian Perhubungan; dan 3. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara,
Sekretaris c.
Kementerian Perhubungan.
d. Anggota 1. Direktur J enderal Peraturan Perundang-undangan, Kernen terian
Hukum dan Hak Asasi Manusia; 2. Asisten Deputi Hukum dan Perjanjian Maritim, Deputi Bidang
Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi;
3. Asisten Deputi Bidang Hubungan Internasional, Kedeputian Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Sekretariat Kabinet;
4. Direktur Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Negara Berkembang, Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral, Kementerian Luar Negeri;
5. Direktur Hukum dan Perjanjian Kewilayahan, Direktorat Jenderal Hukum dan Perjanjian lnternasional, Kementerian Luar Negeri;
6. Direktur Perancangan Peraturan Perundang-undangan, Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
7. Direktur Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan I, Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
-7-
8. Direktur Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan II, Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
9. Kepala Biro Hukum, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan lnvestasi;
10. Asisten Operasi Kas Komando Pertahanan Udara Nasional, TNI Angkatan Udara;
11. Kepala Bidang Hukum Humaniter, Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan;
12. Kepala Bidang Perjanjian Bilateral dan Regional, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi;
13. Koordinator Fungsi Organisasi Internasional Sektoral, Direktorat Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Negara Berkembang, Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral, Kementerian Luar Negeri;
14. Koordinator Sekretaris Pribadi Direktur Jenderal Strategi Pertahanan, Kernen terian Pertahanan;
15. Kepala Sub Direktorat Harmonisasi Bidang Sumber Daya Manusia, Kelembagaan, dan Kesejahteraan Rakyat, Direktorat Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan I, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
16. Kepala Sub Direktorat Harmonisasi Bidang Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Prasarana, Agraria dan Tata Ruang, Direktorat Harmonisasi Perundang-undangan II, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
17. Kepala Hukum, Komando Pertahanan Udara Nasional, TNI Angkatan Udara;
18. Koordinator Kelompok Peraturan Transportasi Udara, Multimoda dan Penunjang, Biro Hukum, Sekretariat Jenderal, Kementerian Perhubungan;
19. Kepala Bidang Hubungan Multilateral, Pusat Fasilitasi Kemitraan dan Kelembagaan lnternasional, Sekretariat Jenderal, Kementerian Perhubungan;
20. Kepala Bagian Kerjasama Internasional, Humas dan Umum, Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan;
21. Kepala Bagian Hukum, Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan;
22. Kepala Sub Direktorat Operasi Navigasi Penerbangan, Direktorat Navigasi Penerbangan, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan;
23. Kepala Sub Direktorat Standarisasi dan Prosedur Navigasi Penerbangan, Direktorat Navigasi Penerbangan, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan;
24. Kepala Bidang Hubungan Multilateral, Kedeputian Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Sekretariat Kabinet;
-8-
25. Kepala Bidang Perhubungan Laut dan Perhubungan Udara, Kedeputian Bidang Kemaritiman dan Investasi, Sekretariat Kabinet;
26. Kepala Sub Bagian Hukum Humaniter dan Hak Asasi Manusia. Bagian Hukum Internasional, Biro Peraturan Perundang-undangan, Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertahanan;
27. Kepala Seksi Harmonisasi Bidang Prasarana, Agraria dan Tata Ruang, Direktorat Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan II, Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
28. Kepala Seksi Hukum Laut, Udara Angkasa dan Lingkungan, Direktorat Otoritas Pusat dan Hukum Internasional, Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum, Kementerian Hukum dan Asasi Manusia;
29. Sub Koordinator Kelompok Peraturan Transportasi Udara, Biro Hukum, Sekretariat Jenderal, Kementerian Perhubungan;
30. Kepala Sub Bidang Hubungan Organisasi PBB, Pusat Fasilitasi Kemitraan dan Kelembagaan Internasional, Sekretariat Jenderal, Kementerian Perhubungan;
31. Kepala Sub Bagian Kerjasama Internasional, Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan;
32. Kepala Sub Bagian Peraturan Perundang-undangan, Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan;
33. Kepala Seksi Kerjasama Multilateral, Direktorat Angkutan Udara, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan;
34. Kepala Seksi Kerjasama Bilateral dan Perusahaan Angkutan Udara, Direktorat Angkutan Udara, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan;
35. Kepala Seksi Standardisasi Keselamatan Bandar Udara, Direktorat Bandar Udara, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan;
36. Kepala Seksi Standarisasi Keamanan Penerbangan, Direktorat Keamanan Penerbangan, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan;
37. Kepala Seksi Standardisasi Operasi Pesawat Udara, Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan;
38. Muhammad Haikal Hamdi, Fungsional pada Asisten Deputi Hukum dan Perjanjian Maritim, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi;
39. Firmanto Eko Adinegoro, Analis Hukum Peraturan Perundang undangan I, Biro Hukum, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi;
40. Rini Susantowati, Analis Hukum Ahli Perundang-undangan dan Administrasi Sekretariat Negara;
Madya, Deputi Bidang Hukum, Kementerian
-9-
41. Sus Wienarti Handayani, Analis Hukum Ahli Muda, Deputi Bidang Perundang-undangan dan Administrasi Hukum, Kementerian Sekretariat Negara;
42. Manda Kumoro Saraswati, Analis Perekonomian pada Sub Bidang Perhubungan Udara, Kedeputian Bidang Kemaritiman dan Investasi, Sekretariat Kabinet;
43. Alya Nurul Iffat, Fungsional Diplomat, Direktorat Sosial Budaya dan Organisasi lnternasional Negara Berkembang, Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral, Kementerian Luar Negeri;
44. Dinda Dian Mega Kartika, Analis Pertimbangan Hukum, Direktorat Otoritas Pusat dan Hukum Internasional, Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
45. Desman Sambodo, Penyusun Naskah Perjanjian Legal, Drafting Bantuan Hukum, Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Udara, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan, Kementerian Perhubungan;
46. Nurdini Rospitha Tambunan, Inspektur Navigasi Penerbangan Ahli Muda, Direktorat Navigasi Penerbangan, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan;
47. Mohammad Hasan Bashory, Analis Kebijakan Madya, Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi Udara, Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan, Kementerian Perhubungan;
48. Ade Trisetyo, lnspektur Bandar Udara Ahli Muda, Direktorat Bandar Udara, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan;
49. Andika Paramita, Inspektur Keamanan Penerbangan Ahli Muda, Direktorat Keamanan Penerbangan, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan;
50. Anggi Hafiz Al Hakam, Flight Operation Officer Inspector (FOOi) Level 1, Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan;
51. Rachmat Ath Thariq, Flight Operation Inspector (FOi) Level 1, Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan;
52. Putu Gede Antika Purnawan, Analis Kebijakan Pertama, Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi Udara, Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan, Kementerian Perhubungan;
53. Chrysna, Penyusun Peraturan Perundang-undangan, Biro Hukum, Sekretariat Jenderal, Kementerian Perhubungan.
e. Sekretariat: 1. Monica Ajeng Oktaviany
2. Aprilia Tria Utami
Penyusun Bahan Kerja Sama Luar Negeri, Pusat Fasilitasi Kemitraan dan Kelembagaan Internasional
Penyusun Bahan Kerja Sama, Pusat Fasilitasi Kemitraan dan Kelembagaan In ternasional
3.
4.
Dyah Elok Wirdaningsih
Yulia Anggraini
-10-
Penyusun Bahan Kerja Sekretariat Direktorat Perhubungan Udara Penyusun Bahan Kerja Sekretariat Direktorat Perhubungan Udara
Sama, Jenderal
Sama, Jenderal
5.
6.
Muldian Sari
R. Benny Murdhani
Perancangan Peraturan undangan, Sekretariat Jenderal Perhubungan Udara Perancangan Peraturan undangan, Sekretariat Jenderal Perhubungan Udara
Perundang Direktorat
Perundang Direktorat
Salinan sesuai dengan aslinya
a.n MENTER! PERHUBUNGAN Sekretaris J enderal
ttd
DJOKO SASONO NIP. 19630925 199003 1 003