14
Pertumbuhan Pot Anthurium Andraeanum pada Media Hidroponik Agergat Organik Curah Sabut Kelapa dan Arang Sekam Oleh Amalia Rizki (0813041009) Abstrak Kemuning (Murraya paniculata (L.) Jack).Termasuk suku Rutaceae selain sebagai tanaman hias, juga dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisonal. Hampir keseluruhan bagian tanaman kemuning dapat dimanfaatkan sebagai obat seperti daun, ranting, akar juga kulit batang tanaman. Penyakit yang dapat disembuhkan dengan menggunakan tanaman kemuning diataranya sebagai analgesic, diuretic, Stomakik. Perkembangbiakann secara generatif melalui biji sedangkan perkembangbiakan vegetatif buatannya melalui cangkok kerat dan stek batang. Untuk perawatan, tanaman ini cukup ditanam di tempat terbuka yang terkena sinar matahari langsung dan dipupuk sesuai kebutuhan. Kata Kunci : Kemuning, obat tradisonal, cangkok kerat, stek batang, perawatan Abstract

kemoning

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: kemoning

Pertumbuhan Pot Anthurium Andraeanum pada Media Hidroponik Agergat Organik

Curah Sabut Kelapa dan Arang Sekam

Oleh

Amalia Rizki

(0813041009)

Abstrak

Kemuning (Murraya paniculata (L.) Jack).Termasuk suku Rutaceae selain sebagai tanaman hias,

juga dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisonal. Hampir keseluruhan bagian tanaman kemuning

dapat dimanfaatkan sebagai obat seperti daun, ranting, akar juga kulit batang tanaman. Penyakit

yang dapat disembuhkan dengan menggunakan tanaman kemuning diataranya sebagai analgesic,

diuretic, Stomakik.

Perkembangbiakann secara generatif melalui biji sedangkan perkembangbiakan vegetatif

buatannya melalui cangkok kerat dan stek batang. Untuk perawatan, tanaman ini cukup ditanam

di tempat terbuka yang terkena sinar matahari langsung dan dipupuk sesuai kebutuhan.

Kata Kunci : Kemuning, obat tradisonal, cangkok kerat, stek batang, perawatan

Abstract

Page 2: kemoning

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Di tengah meningkatnya biaya hidup , kesehatan benar-benar terasa mahal harganya.

Obat-obat yang ada di pasaran maupun yang harus ditebus untuk menyembuhkan suatu penyakit

harganya semakin meningkat. Sehingga saat ini pengobatan lebih banyak dialihkan pada

pengobatan alternatif. Maka mulailah dikenal istilah ”back to nature”. Salah satu diantaranya

adalah dengan memanfaatkan sumber daya yang ada sebagai pengganti obat yang memiliki

khasiat yang sama. Masyarakat sering berfikiran bahwa tanaman obat itu susah dicari bahkan

dari namanya saja, bentuknya pun sulit dikenali. Itu adalah pemikiran yang salah karena tanaman

berkhasiat obat itu justru ada di dalam setiap tanaman. Bahkan dalam tanaman hias sekalipun.

Namun, informasi yang ada tentang manfaat tanaman sangat minim sehingga wajar bila

pemanfaatan tanaman hias untuk pengobatan belum meluas.

Salah satu tanaman hias yang sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat adalah

kemuning (Murraya paniculata (L.) Jack). Tanaman ini termasuk suku Rutaceae. Tanaman yang

biasa tumbuh liar atau di halaman sebagai hiasan ini, sering dimanfaatkan oleh masyarakat

pedesaan sebagai obat tradisonal. Hampir keseluruhan bagian tanaman kemuning dapat

dimanfaatkan sebagai obat seperti daun, ranting, akar juga kulit batang tanaman.

Berdasarkan hasil penelitian dari para ahli, kemoning diketahui mengandung berbagai

macam bahan kimia yang sangat berperan penting dalam dunia pengobatan seperti: Daun

kemuning mengandung cadinene, methyl-anthranilate, bisabolene, P-earyophyllene, geraniol,

carene-3, eugenol, citronellol, methyl-salicylate, s-guaiazulene, osthole, paniculatin, tanin, dan

coumurrayin. Kulit batang mengandung mexotioin, 5-7-dimethoxy-8- (2,3-dihydroxyisopentyl)

coumarin. Sedangkan bunga kemuning mengandung scopeletin, dan buahnya mengandung semi-

ec-carotenone.

Adapun penyakit yang dapat disembuhkan dengan menggunakan tanaman kemuning

diataranya sebagai analgesic, diuretic, Stomakik. Salah satu penelitian ilmiah tentang tanaman

kemuning adalah pemberian Infus daun kemuning dengan dosis 210 mg, 420 mg dan 840 mgl

200 g bb diberikan per oral pada tikus sesaat sebelum penyuntikkan 0,2 ml larutan karagenin 1 %

dalam NaCl fisiologis secara subplantar (zat pembuat udern buatan). Pada infus daun kemuning

dengan dosis 840 mg/200 g bb menunjukkan efek anti-inflamasi mendekati natrium diklofenak

Page 3: kemoning

dengan dosis 8 mg/200 g bb yang digunakan sebagai pembanding (Farida Ibrahim, Jubeini,

Katrin, Rosrini, Jurusan Farmasi FMIPA Ul – warta Perhipba No.Lllll, Jan-Maret 1995).

Perawatan dari tanaman kemuning ini juga terbilang tidak begitu susah sebagaimana

perawatan tanaman hias pada umumnya. Tanaman ini cukup ditanam di tempat terbuka yang

terkena sinar matahari langsung dan dipupuk sesuai kebutuhan. Pemanfaatan tanaman

diharapkan tidak saja hanya sebagai tanaman hias, tetapi juga dapat dimanfaatkan sebagai

tanaman obat sehingga selain memilii efek psikologis bagi pemilik tapi juga dapat mendatangkan

manfaat bagi kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.

1.2.1 Penyakit apa sajakah yang dapat diobati dengan menggunakan obat tradisonal dari

tanaman komuning?

1.2. 2 Bagaimanakah pembuatan obat tradisional dari tanaman kemuning?

2.2. 3 Bagaimanakah cara perbanyakan dan perawatan tanaman kemuning?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang dapat disampaikan dari pembuatan artikel ini adalah sebagai berikut.

1.3.1 Untuk mengetahui penyakit-penyakit yang dapat diobati dengan menggunakan obat

tradisonal dari tanaman kemuning.

1.3.2 Untuk mengetahui cara pembuatan obat tradisional dari tanaman kemuning.

1.3.3 Untuk mengetahui cara perbanyakan dan perawatan tanaman kemuning.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat penulisan artikel ini adalah sebagai berikut.

1.4.1 Bagi penulis : Penulis yang merupakan mahasiswa jurusan pendidikan biologi dapat

memperoleh wawasan tentang pemanfaatan tanaman kemuning selain digunakan

sebagai tanaman hias dapat juga bermanfaat sebagai bagai obat tradisonal serta

mengetahui cara perbanyakan dan perawatan tanaman hias terkait mata kuliah

hortikultura.

Page 4: kemoning

1.4.2 Bagi Pembaca : Pembaca dapat memperoleh informasi tentang tanaman hortilultura

khususnya manfaat lain dari tanaman hias yang dapat menjadi alternative

pengobatan secara tradisional sehingga dapat bermanfaat bagi kesehatan dan

mengetahui cara perbanyakan dan perawatan tanaman hias.

2. Metode Penulisan

Dalam melakukan penulisan, disini penulis menggunakan metode eksplorasi

menggunakan berbagai sumber. Salah satunya adalah dengan menggunakan metode kajian

pustaka, yang merupakan suatu metode pengumpulan data dengan mengumpulkan sumber –

sumber tertulis dan data – data relevan mengenai tanaman kemuning beserta kegunaannya bagi

kesehatan. Selain itu penulis juga melakukan browsing melaliui internet mengenai data-data

yang terkait dengan pengumpulan informasi dalm penusunan artikel ini.

3. Hasil dan Pembahasan

3.1.1 Penyakit-penyakit yang dapat diobati dengan meggunakan oabat tradisonal tanaman kemuning

Klasifikasi

 Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Sapindales

Page 5: kemoning

Famili : Rutaceae (suku jeruk-jerukan)

Genus : Murraya

Spesies : Murraya paniculata L. Jack

(Sumber: www.plantamor.com,2010)

  Kemuning (Murraya paniculata (L.) Jack) adalah salah satu tanaman yang sering

digunakan sebagai obat. Tanaman ini termasuk suku Rutaceae. Kemuning biasa tumbuh liar di

semak belukar, tepi hutan, atau ditanam sebagai tanaman hias dan tanaman pagar. Kemuning

dapat ditemukan sampai ketinggian ± 400 m dpl. Variasi morfologi besar sekali. Yang biasa

ditanam untuk memagari pekarangan, biasanya jenis yang berdaun kecil dan lebat. Semak atau

pohon kecil, bercabang banyak, tinggi 3 - 8 m, batangnya keras, beralur, tidak berduri. Daun

majemuk, bersirip ganjil dengan anak daun 3 - 9,. letak berseling. Helaian anak daun bertangkai,

bentuk bulat telur sungsang atau jorong, ujung dan pangkal runcing, tepi rata atau agak beringgit,

panjang 2 - 7 cm, lebar 1 - 3 cm, permukaan licin, mengilap, wamanya hijau, bila diremas tidak

berbau. Bunga majemuk berbentuk tandan, 1 - 8, warnanya putih, wangi, keluar dari ketiak daun

atau ujung ranting. Buah buni berdaging, bulat telur atau bulat memanjang, panjang 8 - 12 mm,

masih muda hijau setelah tua merah mengilap, berbiji dua.

Daun kemuning mengandung cadinene, methyl-anthranilate, Pearyophyllene, geraniol,

carene-3, eugenol, citronellol, methyl-salicylate, s-guaiazulene, osthole, paniculatin, tanin, dan

coumurrayin. Kulit batang mengandung mexotioin, 5-7-dimethoxy-8- (2,3-dihydroxyisopentyl)

coumarin. Sedangkan bunga kemuning mengandung scopeletin, dan buahnya mengandung semi-

ec-carotenone.

Selain digunakan sebgai tanaman hias, kemuning juga bermanfaat sebagai obat tradisonal

yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Adapun pemafaantan dari bagian tanaman

kemuning yang dijadikan sebagai obat tradisonal yaitu:

Daun dan ranting berguna untuk mengatasi:

radang buah zakar (orchitis), radang saluran napas (bronkitis), infeksi

saluran kencing, kencing nanah,

haid tidak teratur,

lemak tubuh berlebihan, pelangsing tubuh, nyeri pada tukak (ulkus),

sakit gigi,

kulit kasar.

Page 6: kemoning

Akar berguna untuk mengatasi:

memar akibat benturan atau terpukul, nyeri rematik, keseleo,

digigit serangga dan ular berbisa, bisul, ekzema, koreng

encephalitis B.

Kulit batang berguna untuk mengatasi:

sakit gigi, nyeri akibat luka terbuka di kulit atau selaput lendir (ulkus)

3.1.2 Cara Pembuatan obat trasisonal dari tanaman kemuning

Adapun cara pembuatan obat tradisonal menggunakan tanaman kemuning antara lain:

1. Bisul: Akar kemuning kering sebanyak 30 g dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus

dengan 3 gelas air bersih sampai air rebusannya tersisa l gelas. Setelah dingin disaring Lalu

diminum. Sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.

2. Rematik, keseleo, memar : Akar kemuning kering sebanyak 15 – 30 g dicuci Lalu dipotong-

potong seperlunya. Tambahkan arak dan air masing-masing 1 ½ gelas, Lalu direbus sampai

tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, Lalu diminum 2 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas.

3. Memar : emuning dan kaca piring, masing-masing daun segar, sama banyak,dicuci lalu

digiling halus.Tambahkan sedikit arak sambil diaduk diatas api. Hangat-hangat ditempelkan

pada bagian tubuh yang memar.

4. Sakit gigi : Minyak yang keluar dari kulit batang kemuning yang dibakar diteteskan ke dalam

gigi yang berlubang.

5. Melangsingkan badan : Daun kemuning segar dan daun mengkudu (Morinda citrifolia)

masing-masing segenggam penuh dan temu giring sebanyak 1/2 jari kelingking ditumbuk

halus. Tambahkan 1 cangkir air masak sambil diaduk merata. Peras dengan sepotong kain. Air

yang terkumpul diminum sekaligus pada pagi hari sebelum makan.

6. Radang buah zakar: Daun kemuning segar sebanyak 60 g dan herba sambiloto sebanyak 35

g dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai airnya tersisa 1 gelas. Setelah dingin

disaring, lalu diminum 2 kali sehari, masing-masing ½ gelas. Lakukan setiap hari sampai

sembuh.

7 Infeksi saluran kencing: Daun kemuning segar sebanyak 35 g dicuci lalu tambahkan 3 gelas

air bersih. Rebus sampai airnya tersisa separonya. Setelah dingin disaring dan diminum 3 kali

sehari, masing-masing 1/2 gelas.

Page 7: kemoning

8. Datang haid tidak teratur : Daun kemuning dan daun pacar kuku (Lawsonia inermis)

masing- masing bahan segar sebanyak 1/2 genggam, rimpang temulawak 1jari, dicuci dan

dipotong-potong seperlunya. Tambahkan 3 gelas air bersih Lalu direbus sampai airnya tersisa

1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum 2 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas.

9. Kulit kasar : Daun kemuning segar sebanyak 30 g dicuci Lalu ditumbuk sampai lumat.

Tambahkan air bersih 1 gelas sambil diaduk rata. Bahan tersebut lalu dilulurkan pada kulit

sebelum tidur.

3.1.3 Cara Membudidayakan Tanaman Kemuning (Murraya paniculata L. Jack)

Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh faktor genetis dan faktor lingkungan. Faktor

genetis merupakan faktor yang terdapat dalam tanaman seperti benis, varietas, hormone serta

lainnya. Sedangkan faktor lingkungan adalah faktor seperti keadaan tanah, iklim, cuaca, suhu, air

dan udara. Seperti mahluk hidup lainnya, tanaman juga dapat beradaptasi dengan lingkungan

serta perubahan-perubahan yang terjadi baik perubahan fisiologis, atau morfologis.

Adapun cara pembudidayaan tanaman kemuning dapat dilakukan dengan cara generatif

dan vegetatif buatan. Cara generatif yaitu melaui biji (benih yang memenuhi persyaratan sebagai

bahan tanaman). Biji yang dipilih hendaknya kuat atau subur tumbuhnya, bebas dari penyakit

(bebas dari jamur dan tidak berwarna suram) dan bentuknya seragam. Dalam menyiapkan biji

untuk benih hendaknya biji diambil dari buah yang matang langsung pada tanaman, biji berasal

dari tanaman yang punya sifat baik, bentuk dan ukurannya normal. Dilakukan penyemaian benih

di dalam wadah. Mengambil biji-biji yang tua, lalu semaikan dalam polybag. Setelah tumbuh

sekitar 30 - 50 cm.( Hanum, Chairani,2008)

Perkembangbiakan secara vegetatif dapat terbentuk dari sel jaringan nucellus, serta

terbentuknya tanaman dari bagian-bagian khusus tanaman. Perkembangbiakan vegetatif dapat

dilakukan melalui campur tangan manusia (vegetatif buatan). Untuk tanaman kemuning

dilakukan dengan stek dan mencangkok.

Perbanyakan tanaman dengan stek merupakan perbanyakan tanaman dengan cara

pemisahan atau pemotongan bagian tanaman seperti batang, daun, pucuk, dan akar. (Arifin

Arief, 1990). Cara menyetek batang kemuning adalah dengan mengambil stek dari batang

tanaman yang sehat, panjang tanaman 10 cm (tujuannya sebagai efisiensi penyerapan hormon-

Page 8: kemoning

hormon tumbuhan), mengambil stek pada sore hari ini dimaksudkan karena pada saat sore hari

cadangan nutrisi maksimal terpenuhi, mediumnya bebas jamur dan bakteri serta gembur.

Mencangkok merupakan cara mengusahakan perakaran dari suatu cabang tanaman tanpa

memotong cabang tesebut dari induknya. (Arifin Arief, 1990). Persyaratan cabang yang akan

dicangkok meliputi:

• Berumur sedang, yang ditandai dengan warna yang kecoklatcoklatan.

• Berasal dari pohon induk yang tidak terserang hama dan penyakit

• Cabangnya lurus, mempunyai tajuk yang rimbun, dan tumbuhnya subur.

• Diameter cabang 2 -3 cm

Cara pencangkokan dengan menggunakan cangkok kerat. Dengan jalan, cabang dikerat

melingkar,membersihkan lapisan kambium, kambium ini berperan besar dalam membentuk

pembuluh-pembuluh tapis (phloem) sekunder ke arah sebelah luar dan membentuk pembuluh-

pembuluh kayu (xylem) sekunder ke arah dalam. Dengan dibuangnya lapisan kambuim yang

terdapat pada batang ketika waktu penyayatan dan pengupasan kulit batang,maka zat-zat

makanan ataupun segala sesuatu yang berasal dari atas sayatan tidak akan dapat ke bawah

sayatan menuju ke akar. luka keratin kemudian ditutup dengan tanah dicampur dengan pupuk

NPK dan dibalut dengan plastic dan diikat dengan tali. Akar akan mulai tumbuh setelah 1-3

bulan sejak batang dicangkok, kemudian dilakukan pemotongan pertumbuhan akar cangkokan

dan hasilnya dapat ditanam. Penanaman sebaiknya dilakukan di musim hujan karena cukup air,

panas matahari langsung dapat mengakibatkan terjadinya penguapan tanaman. Sehingga akar

tanaman belum kuat betul akan berakibat mati (Arifin Arief, 1990).

Penyiraman tanaman dilakukan pada pagi dan sore hari, dilakukan dengan menyiram

bagian akar hingga basah, bila hujan turun terlalu lebat diusahakan agar sekeliling tanaman tidak

tegenang air dengan cara membuat lubang saluran untuk mengalirkan air. Pemupukan pada

tanaman kemuning dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Waktu pemupukan umumnya 3 bulan

sekali. Pemeliharaan lain, untuk memacu munculnya bunga diperlukan larutan KNO3 (Kalsium

Nitrat) yang akan mempercepat 10 hari lebih awal. Agar tanaman terlihat indah, perlu dilakukan

pemeriksaan rutin terhadap tanaman tiap minggunya dengan membersihkan daun-daun yang

menguning dan membersihkan dari kotoran, hama, penyakit yang menempel.

Page 9: kemoning

4. Penutup

4.1 Simpulan

Adapun simpulan yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut.

1) Kemuning biasa tumbuh liar di semak belukar, tepi hutan, atau ditanam sebagai tanaman

hias dan tanaman pagar. Kemuning dapat ditemukan sampai ketinggian ± 400 m dpl.

2) Tanaman kemuning yang termasuk suku Rutaceae selain dikenal sebagai tanaman hias

juga bermanfaat bagi kesehatan sebagai obat tradisional. Hampir seluruh bagian dari

tanaman ini dapat digunakan sebagia obat mulai dari daun, batang hingga akarnya.

3) Cara perkembangbiakan tanaman kemuning dapt melalui perkembangbiakan generatif

dan perkembangbiakan vegetatif buatan. Perkembangbiakan generatif melalui biji

sedangkan perkembangbiakan vegetative buatannya melalui cangkok kerat dan stek

batang. Perawatan dari tanaman kemuning ini juga terbilang tidak begitu susah

sebagaimana perawatan tanaman hias pada umumnya. Tanaman ini cukup ditanam di

tempat terbuka yang terkena sinar matahari langsung dan dipupuk sesuai kebutuhan.

4.2 Saran

Pembudidayaan tanaman tanaman hias tentunya selain memperhatikan unsur seni dan

komersil tapi juga harus memperhatikan unsur kesehatan. Oleh karena itu, bagi petani

maupun pembudidaya tanaman hias diharapkan dapat mengetahui fungsi dari tanaman

hias yang dimiliki sehingga dapat memanfaatkan tanaman hiasnya sebagai alternative

pengganti obat modern dengan khasiat yang sama.

Daftar Pustaka

Anonim.2010.Kemuning.Dapat diakses pada http://www.naturindonesia.com [tanggal 27

november 2010].

Dekoz.2010.Khasiat Kesehatan Dalam Tanaman Hias. Dapat diakses pada: http://dechacare.com

[tanggal 27 november 2010].

Hanum, Chairani. 2008. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 2 untuk Sekolah Menengah Kejuruan.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen

Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

Arifin, Arief.1990. Tanaman Hortikultura,sayur dan buah.