32
Kepada Yth. Bapak/Ibu : Pimpinan/Sales Kantor Cabang PT. Phillip Securities Indonesia Sales PT. Phillip Securities Indonesia Nasabah PT. Phillip Securities Indonesia di- Tempat ================================================================ =========================== Dengan hormat, Dibawah ini kami sampaikan Informasi Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I Tower Bersama Infrasructure Tahap I Tahun 2013, sebagai berikut : Struktur Penawaran : Penerbit : PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. Obligasi Nama : Obligasi Berkelanjutan I Tower Bersama Infrastructure Tahap I Tahun 2013 Peringkat Obligasi AA- (idn) (Double A Minus, Stable Outlook) Jumlah Emisi PUB : Rp.4.000.000.000.000,- (empat triliun rupiah) TargetJumlah Emisi Tahap I : Rp.500.000.000.000,- (lima atus miliar rupiah) Tenor (Jangka Waktu) : Seri A : 370 Hari Kalender Seri B : 3 (tiga) tahun Seri C : 5 (lima) tahun Indikasi Kupon : Seri A : 8,25 % - 9,00 % Seri B : 9.00 % - 9,85 % Seri C : 9,10 % - 10,00 % Pembayaran Kupon Bunga : Triwulanan Listing : PT . Bursa Efek Indonesia Perkiraan Jadwal : Periode Penawaran Awal : 14 – 20 November 2013 Pernyataan Efektif dari OJK : 4 Desember 2013 Penawaran Umum : 6 Desember – 9 Desember 2013 Penjatahan : 10 Desember 2013 Distribusi Efek secara elektronik di KSEI : 12 Desember 2013 Pencatatan Obligasi di BEI : 13 Desember 2013 Lembaga Profesi & Penunjang Pasar Modal : Penjamin Pelaksana Emisi : PT HSBC Securities Indonesia PT Indo Premier Securities PT NISP Sekuritas PT UOB Kay Hian Securities Akuntan Publik : KAP T anubrata Sutanto Fahmi dan Rekan Konsultan Hukum : Assegaf Hamzah & Partners Notaris : Kantor Notaris Jose Dima Satria, S.H., M.Kn. Wali Amanat : PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Agen Pembayaran : PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Lembaga Pemeringkat : PT Fitch Ratings Indonesia Apabila Bapak/Ibu Nasabah berminat untuk memesan Obligasi tersebut di atas, s ilahkan mengisi Formulir Aplikasi Bookbuilding Obligasi terlampir dan mengirimkannya kembali kepada kami sesuai ketentuan dan batas waktu s ebagaimana tercantum di dalam Formulir. Demikian kami sampaikan, atas perhatian dari Bapak/Ibu, kami ucapkan t erima kasih. Semoga sukses, Catatan: Informasi Penawaran Umum dan Formulir Aplikasi Bookbuilding Obligasi ini dapat juga diunduh dari website http://www.poems.co.id M. N a b a b a n Corporate Finance Division PT. Phillip Securities Indonesia Telp. : (021) 57900800 Ext. 148 Fax : (021) 57900809 Mobile : 0811810732 E mail : [email protected]

Kepada Yth. Bapak/Ibu : Pimpinan/Sales Kantor Cabang PT ... filePenerbit : PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. ... Wali Amanat : PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ... sebagaimana

  • Upload
    lyliem

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kepada Yth. Bapak/Ibu : Pimpinan/Sales Kantor Cabang PT ... filePenerbit : PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. ... Wali Amanat : PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ... sebagaimana

Kepada Yth. Bapak/Ibu :

• Pimpinan/Sales Kantor Cabang PT. Phillip Securities Indonesia • Sales PT. Phillip Securities Indonesia • Nasabah PT. Phillip Securities Indonesia

di- Tempat =========================================================================================== Dengan hormat, Dibawah ini kami sampaikan Informasi Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I Tower Bersama Infrasructure Tahap I Tahun 2013, sebagai berikut :

Struktur Penawaran : ▭ Penerbit : PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. ▭ Obligasi Nama : Obligasi Berkelanjutan I Tower Bersama Infrastructure Tahap I Tahun 2013 ▭ Peringkat Obligasi AA- (idn) (Double A Minus, Stable Outlook) ▭ Jumlah Emisi PUB : Rp.4.000.000.000.000,- (empat triliun rupiah) ▭ TargetJumlah Emisi Tahap I : Rp.500.000.000.000,- (lima atus miliar rupiah) ▭ Tenor (Jangka Waktu) : Seri A : 370 Hari Kalender

Seri B : 3 (tiga) tahun Seri C : 5 (lima) tahun

▭ Indikasi Kupon : Seri A : 8,25 % - 9,00 % Seri B : 9.00 % - 9,85 % Seri C : 9,10 % - 10,00 %

▭ Pembayaran Kupon Bunga : Triwulanan ▭ Listing : PT. Bursa Efek Indonesia ▭ Perkiraan Jadwal : Periode Penawaran Awal : 14 – 20 November 2013

Pernyataan Efektif dari OJK : 4 Desember 2013 Penawaran Umum : 6 Desember – 9 Desember 2013 Penjatahan : 10 Desember 2013 Distribusi Efek secara

elektronik di KSEI : 12 Desember 2013

Pencatatan Obligasi di BEI : 13 Desember 2013 ▭ Lembaga Profesi &

Penunjang Pasar Modal : Penjamin Pelaksana Emisi : PT HSBC Securities Indonesia

PT Indo Premier Securities PT NISP Sekuritas PT UOB Kay Hian Securities

Akuntan Publik : KAP Tanubrata Sutanto Fahmi dan Rekan Konsultan Hukum : Assegaf Hamzah & Partners Notaris : Kantor Notaris Jose Dima Satria, S.H., M.Kn. Wali Amanat : PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Agen Pembayaran : PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Lembaga Pemeringkat : PT Fitch Ratings Indonesia

Apabila Bapak/Ibu Nasabah berminat untuk memesan Obligasi tersebut di atas, silahkan mengisi Formulir Aplikasi Bookbuilding Obligasi terlampir dan mengirimkannya kembali kepada kami sesuai ketentuan dan batas waktu sebagaimana tercantum di dalam Formulir. Demikian kami sampaikan, atas perhatian dari Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih. Semoga sukses, Catatan: Informasi Penawaran Umum dan Formulir Aplikasi Bookbuilding Obligasi ini dapat juga diunduh dari website http://www.poems.co.id M. N a b a b a n Corporate Finance Division PT. Phill ip Securities Indonesia Telp. : (021) 57900800 Ext. 148 Fax : (021) 57900809 Mobile : 0811810732 Email : [email protected]

Page 2: Kepada Yth. Bapak/Ibu : Pimpinan/Sales Kantor Cabang PT ... filePenerbit : PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. ... Wali Amanat : PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ... sebagaimana

1

INFORMASI PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM

(INITIAL PUBLIC OFFERING / IPO)

▭ Nama Perusahaan : PT. TOWER BERSAMA INFRASTRUCTURE TBK

▭ Lokasi : Kantor Pusat : Gedung International Financial Centre, lantai 6 Jl. Jend. Sudirman Kav.22-23 Jakarta Selatan 12920, Indonesia Telepon: (021) 2924 8900; Faksimili: (021) 5712344 Email: [email protected] Website: www.tower-bersama.com Kantor Regional : Perseroan dan Entitas Anak memiliki 14 (empat belas) kantor regional yang terletak di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Medan, Pekanbaru, Palembang, Lampung, Balikpapan, Banjarmasin, Pontianak, Makassar dan manado

▭ Riwayat Singkat Perseroan : Perseroan didirikan dengan nama PT Banyan Mas, suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan dan diatur menurut hukum Republik Indonesia, berkedudukan di Jakarta Selatan, berdasarkan Akta Pendirian No. 14, tanggal 8 November 2004, yang dibuat dihadapan Dewi Himijati Tandika, S.H., Notaris di Jakarta.

Berdasarkan ketentuan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan tujuan Perseroan adalah melakukan investasi atau penyertaan pada perusahaan lain yang bergerak di bidang kegiatan penunjang telekomunikasi dan berusaha dalam bidang jasa, khususnya jasa penunjang telekomunikasi.

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha utama yaitu usaha-usaha di bidang jasa dan investasi, termasuk namun tidak terbatas yang meliputi jasa persewaan dan pengelolaan menara Base Transceiver Station (”BTS”), jasa konsultasi bidang instalasi telekomunikasi, jasa konsultasi manajemen, bisnis administrasi, strategi pengembangan bisnis dan investasi serta melakukan investasi atau penyertaan pada perusahaan lain.

Selain kegiatan yang utama sebagaimana dimaksud di atas, Perseroan dapat melakukan kegiatan usaha pendukung yaitu menjalankan usaha-usaha di bidang jasa yang meliputi jasa persewaan, dan pengelolaan bangunan-bangunan, ruangan-ruangan kantor, ruangan-ruangan pertokoan, ruangan-ruangan apartemen, kondominium beserta fasilitasnya dan jasa konsultasi bidang konstruksi.

▭ Kegiatan Usaha : Perseroan bergerak dalam bidang Penyedia Jasa Infrasruktur Telekomunikasi Terintegrasi melalui Entitas Anak, antara lain meliputi :

Penyewaan tower space pada menara telekomunikasi / tower space leasing

Kegiatan usaha utama Perseroan adalah penyewaan tower space pada menara telekomunikasi yang dimiliki oleh Perseroan. Perseroan menyewakan tower space kepada operator telekomunikasi untuk keperluan transmisi sinyal suara (voice) dan data nirkabel.

Page 3: Kepada Yth. Bapak/Ibu : Pimpinan/Sales Kantor Cabang PT ... filePenerbit : PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. ... Wali Amanat : PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ... sebagaimana

2

Penyewaan sites shelter-only

Perseroan menyewakan sites shelter-only melalui perjanjian sewa jangka panjang (pada umumnya 10 tahun) untuk instalasi BTS Telkom untuk transmisi CDMA sites GSM milik Telkomsel. Telkom akan mengeluarkan surat perintah kerja, lengkap dengan ekspektasi waktu penyelesaian sites dan spesifikasi dari shelter, kepada unit Pemasaran perseroan. Penyelesaian konstruksi sites shelter-only pada umumnya dapat diselesaikan dalam waktu sekitar 45 hari. Beban sewa dan pemeliharaan bersifat teap (fixed sepanjang periode sewa shelter.

Penyewaan jaringan repeater dan IBS / DAS Network Leasing

Perseroan memiliki dan mengoperasikan repeater dan IBS pada pusat perbelanjaan dan gedung perkantoran. Dengan pengecualian terhadap pelanggaran (breach) dan kebangkrutan (solvency), perjanjian sewa tidak dapat dibatalkan.

Presiden Komisaris : Edwin Soeryadjaya Komisaris : Winato Kartono Komisaris Independen : Mustofa Komisaris Independen : Herry Tjahjana

▭ Komisaris :

Komisaris Independen : Wahyuni Bahar Presiden Direktur : Herman Setya Budi Wakil Presiden Direktur : Hardi Wijaya Liong Direktur : Budianto Purwahjo Direktur : Helmy Yusman Santoso

▭ Direksi :

Direktur Tidak Terafiliasi : Gusandi Sjamsudin ▭ Strategi Usaha : Memaksimalkan pertambahan penyewaan kolokasi pada portofolio menara

telekomunikasi Perseroan yang telah ada Terus mempererat hubungan dengan operator telekomunikasi Memperbesar portofolio Perseroan melalui proses konstruksi build-to-suit dan akuisisi

yang selektif Tetap fokus pada kecepatan dalam melakukan eksekusi dan terus meningkatkan

kinerja operasional Terus terlibat dalam pemenuhan kebutuhan pelanggan atas kapitalisasi

perkembangan teknologi yang memerlukan infrastruktur menara Mengoptimalkan struktur modal Perseroan untuk mempertahankan fleksibilitas

pendanaan dan meminimalkan biaya pinjaman ▭ Keunggulan Kompetitif Kontrak jangka panjang Perseroan dengan pelanggan memberikan kepastian atas

jumlah pendapatan yang masih akan diterima di masa mendatang Hubungan yang erat dengan operator telekomunikasi besar di Indonesia Marjin keuntungan dan tingkat leverage operasional yang signifikan Pengalaman yang ekstensif untuk melakukan build-to-suit dan menjalankan kegiatan

operasional Kemampuan untuk melakukan akuisisi kemudian mengintegrasikan dengan portofolio

yang telah ada Para pemegang saham dengan reputasi baik disertai tim manajemen yang

berpengalaman ▭ Entitas Anak : PT Telenet Internusa (TI)

Page 4: Kepada Yth. Bapak/Ibu : Pimpinan/Sales Kantor Cabang PT ... filePenerbit : PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. ... Wali Amanat : PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ... sebagaimana

3

o Kepemilikan Perseroan : 99,50 % o Kegiatan Usaha :

Melakukan usaha dalam bidang perdagangan umum, pemborongan dan jasa. Pada tanggal Prospektus diterbitkan, TI menjalankan kegiatan usaha dalam bidang jasa telekomunikasi, menara dan pekerjaan telekomunikasi. TI mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1999.

PT United Towerindo (UT) o Kepemilikan Perseroan : 99,90 % o Kegiatan Usaha :

Berusaha dalam bidang jasa (kecuali jasa di bidang hukum dan pajak), pembangunan, perdagangan, industri, pertambangan dan transportasi darat. Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan UT menjalankan kegiatan usaha dalam bidang jasa telekomunikasi, menara dan pekerjaan telekomunikasi. UT mulai beroperasional secara komersial pada tahun 2004.

PT Batavia Towerindo (BT) o Kepemilikan Perseroan : 99,90 % o Kegiatan Usaha :

Berusaha dalam bidang pertambangan, industri, perdagangan, transportasi, pembangunan dan jasa (kecuali jasa di bidang hukum dan pajak). Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, BT menjalankan kegiatan usaha dalam bidang jasa telekomunikasi, menara dan pekerjaan telekomunikasi. BT mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2006.

PT Tower Bersama (TB) o Kepemilikan Perseroan : 99,90 % o Kegiatan Usaha :

Bergerak di bidang jasa (kecuali jasa di bidang hukum dan pajak), pembangunan, perdagangan, dan industri. Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, TB menjalankan kegiatan usaha dalam bidang jasa telekomunikasi, konsultasi telekomunikasi, pengembangan jaringan telekomunikasi, penyewaan menara dan peralatan telekomunikasi dan pekerjaan telekomunikasi. TB mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2006.

o Penyertaan pada perusahaan lain : ◊ PT. Towerindo Konvegensi (99,98 %) ◊ PT. Prima Media Selaras (99,99 %) ◊ PT. Mitrayasa Sarana Informasi (MITRAYASA) (: 70,00 %)

PT Metric Solusi Integrasi (MSI) o Kepemilikan Perseroan : 98,00 % o Kegiatan Usaha :

Berusaha dalam bidang jasa (kecuali jasa di bidang hukum dan pajak), perdagangan, industri dan pembangunan. Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, MSI merupakan perusahaan investasi yang melakukan penyertaan dalam bidang telekomunikasi. MSI mulai beroperasi pada tahun 2010.

o Penyertaan pada perusahaan lain : ◊ Solu Sindo Kreasi Pratama (SKP) (78,45 %)

PT Tower One (TO) o Kepemilikan Perseroan : 99,90 % o Kegiatan Usaha :

Bergerak di bidang pertambangan, industri, perdagangan, transportasi, pembangunan telekomunikasi dan jasa (kecuali jasa di bidang hukum dan pajak).

Page 5: Kepada Yth. Bapak/Ibu : Pimpinan/Sales Kantor Cabang PT ... filePenerbit : PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. ... Wali Amanat : PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ... sebagaimana

4

Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, TO merupakan perusahaan investasi yang melakukan penyertaan dalam bidang telekomunikasi. TO mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2006.

o Penyertaan pada perusahaan lain : ◊ PT. Bali Telekom (BALIKOM)Towerindo Konvegensi (99,99 %)

PT Triaka Bersama (TRIAKA)

o Kepemilikan Perseroan : 99,00 % o Kegiatan Usaha :

Bergerak di bidang jasa (kecuali jasa di bidang hukum dan pajak), pembangunan, perdagangan dan industri. Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Triaka menjalankan kegiatan usaha dalam bidang jasa telekomunikasi, menara dan pekerjaan telekomunikasi. Triaka mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2009.

PT Solusi Menara Indonesia (SMI) o Kepemilikan Perseroan : 70,03 % o Kegiatan Usaha :

Berusaha dalam bidang jasa (kecuali jasa di bidang hukum dan pajak), pembangunan, perdagangan, dan industri. Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, SMI menjalankan kegiatan usaha dalam bidang jasa telekomunikasi, menara dan pekerjaan telekomunikasi. SMI mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2012.

TBG Global Pte. Ltd. o Kepemilikan Perseroan : 100,03 % o Kegiatan Usaha :

Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan TBGG merupakan perusahaan investasi. o Penyertaan pada perusahaan lain : ◊ Tower Bersama Singapore Pte. Ltd. (TBS)

PT Menara Bersama Terpadu (MBT) o Kepemilikan Perseroan : 99,99 % o Kegiatan Usaha :

Berusaha dalam bidang jasa (kecuali jasa di bidang hukum dan pajak), pembangunan, perdagangan, dan industri. Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, MBT belum beroperasi secara komersial.

Struktur Penawaran : ▭ Penerbit : PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. ▭ Nama Obligasi : Obligasi Berkelanjutan I Tower Bersama Infrastructure Tahap I Tahun 2013 ▭ Peringkat Obligasi AA- (idn) (Double A Minus, Stable Outlook)

Seri A : 370 Hari Kalender Seri B : 3 (tiga) tahun

▭ Tenor (Jangka Waktu) :

Seri C : 5 (lima) tahun

Seri A : 8,25 % - 9,00 % Seri B : 9.00 % - 9,85 %

▭ Indikasi Kupon :

Seri C : 9,10 % - 10,00 % ▭ Harga Penawaran : 100% dari nilai Pokok Obligasi Berkelanjutan I Tahap I ▭ Satuan Pemesanan : Rp. 5.000.000 (lima juta Rupiah) atau kelipatannya ▭ Satuan Pemindahbukuan : Rp1 (satu Rupiah)

Page 6: Kepada Yth. Bapak/Ibu : Pimpinan/Sales Kantor Cabang PT ... filePenerbit : PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. ... Wali Amanat : PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ... sebagaimana

5

▭ Pembayaran Kupon Bunga : Triwulanan ▭ Jaminan : Obligasi Berkelanjutan I Tahap I ini tidak dijamin dengan jaminan khusus, tetapi dijamin

dengan seluruh harta kekayaan Perseroan baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak, baik yang telah ada maupun yang aka nada dikemudian hari menjadi jaminan bagi Pemegang Obligasi Berkelanjutan I Tahap I ini sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 1131 dan 1132 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Hak Pemegang Obligasi Berkelanjutan I Tahap I adalah pari passu tanpa hak preferen dengan hak-hak kreditur Perseroan lainnya baik yang ada sekarang maupun dikemudian hari, kecuali hak-hak kreditur Perseroan yang dijamin secara khusus dengan kekayaan Perseroan baik yang telah ada maupun yang akan ada di kemudian hari.

▭ Pembelian Kembali (Buy Back)

: 1 (satu) tahun sejak Tanggal Penjatahan, Perseroan dapat melakukan pembelian kembali (buy back) untuk sebagian atau seluruh Obligasi Berkelanjutan I Tahap I sebelum Tanggal Pelunasan Pokok Obligasi Berkelanjutan I Tahap I. Perseroan mempunyai hak untuk memberlakukan buy back tersebut sebagai pelunasan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I atau disimpan untuk kemudian dijual kembali dengan harga pasar dengan memperhatikan ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

▭ Rencana Penggunaan Dana Obligasi

: Dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I, setelah dikurangi biaya-biaya Emisi, seluruhnya akan digunakan untuk : Sekitar 50% akan digunakan untuk pembayaran sebagian kewajiban keuangan Entitas

Anak, yaitu SKP dan/atau TB terkait dengan Fasilitas Revolving Seri 7 dalam Debt Programme Agreement yang akan dibayarkan melalui Agen Umum; dan

sisanya akan digunakan untuk membiayai belanja modal sehubungan pembangunan sites telekomunikasi baru guna perluasan dan penambahan portofolio sites telekomunikasi Perseroan melalui Entitas Anak antara lain di pulau Jawa, Sumatera, Bali dan Kalimantan.

▭ Listing : PT. Bursa Efek Indonesia Periode Penawaran Awal : 12 November 2013 – 25 November 2013 Pernyataan Efektif dari OJK : 4 Desember 2013 Penawaran Umum : 6 Desember – 9 Desember 2013 Penjatahan : 10 Desember 2013 Distribusi Efek secara elektronik

di KSEI : 12 Desember 2013

▭ Perkiraan Jadwal :

Pencatatan Obligasi di BEI : 13 Desember 2013 Penjamin Pelaksana Emisi : PT HSBC Securities Indonesia

PT Indo Premier Securities PT NISP Sekuritas PT UOB Kay Hian Securities

Akuntan Publik : KAP Tanubrata Sutanto Fahmi dan Rekan Konsultan Hukum : Assegaf Hamzah & Partners Notaris : Kantor Notaris Jose Dima Satria, S.H., M.Kn. Wali Amanat : PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Agen Pembayaran : PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)

▭ Lembaga Profesi & Penunjang Pasar Modal

:

Lembaga Pemeringkat : PT Fitch Ratings Indonesia

Page 7: Kepada Yth. Bapak/Ibu : Pimpinan/Sales Kantor Cabang PT ... filePenerbit : PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. ... Wali Amanat : PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ... sebagaimana

6

▭ IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING :

Page 8: Kepada Yth. Bapak/Ibu : Pimpinan/Sales Kantor Cabang PT ... filePenerbit : PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. ... Wali Amanat : PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ... sebagaimana

7

Page 9: Kepada Yth. Bapak/Ibu : Pimpinan/Sales Kantor Cabang PT ... filePenerbit : PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. ... Wali Amanat : PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ... sebagaimana

8

Page 10: Kepada Yth. Bapak/Ibu : Pimpinan/Sales Kantor Cabang PT ... filePenerbit : PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. ... Wali Amanat : PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ... sebagaimana

9

Page 11: Kepada Yth. Bapak/Ibu : Pimpinan/Sales Kantor Cabang PT ... filePenerbit : PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. ... Wali Amanat : PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ... sebagaimana

10

PT. Phillip Securities IndonesiaDivisi Corporate Finance

Phone : 021 - 57 900 800 Fax : 021 - 57 900 809 Email : [email protected]

Page 12: Kepada Yth. Bapak/Ibu : Pimpinan/Sales Kantor Cabang PT ... filePenerbit : PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. ... Wali Amanat : PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ... sebagaimana

PT Tower Bersama Infrastructure TbkIndonesia – Sektor Telekomunikasi (Telecommunication)

FIXED INCOME RESEARCH

12 November 2013

Profil Perusahaan (ComPany Profile) Penerbitan obligasi (bond issuanCe)

Refer to important disclosures on the last page

FIXED INCOME RESEARCH

PT Tower Bersama Infrastructure TbkIndonesia – Sektor Telekomunikasi (Telecommunication) 12 November 2013

PROFIL PERUSAHAAN (COMPANY PROFILE) PENERBITAN OBLIGASI (BOND ISSUANCE)

Pemegang saham (Shareholders) PT Wahana Anugerah Sejahtera………………25,22% PT Provident Capital Indonesia………………..23,72% PT Saratoga Infrastruktur……………………….10,06% Publik…..…………………………………………..41,00%

Obligasi Berkelanjutan Tower Bersama Infrastructure Tahap I Tahun 2013 Jumlah (sebanyak-banyaknya) .... Rp 1 triliun Tenor ................................. 1,3 dan 5 Tahun Seri ................................................... A - C

Analyst

Dang [email protected]

Tel: (+62-21) - 5793 1168Fax: (+62-21) - 5793 1167

ACUAN INVESTASI/INVESTMENT HIGHLIGHT

Bisnis yang Bertumbuh Pesat dengan High Barriers to EntryBerdiri sejak 2004, bisnis utama PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBI atau Perseroan) adalah menyewakan tower space (ruang di menara telekomunikasi) pada sites (lokasi) sebagai tempat pemasangan perangkat telekomunikasi. Bisnis Perseroan tumbuh pesat setelah TBI melaksanakan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia pada 2010. Dimulai dengan hanya 7 penyewaan pada 2004, pertumbuhan penyewaan melesat pada 2010, dengan jumlah penyewaan bertumbuh sebesar 149,4%yoy menjadi 4.729 penyewaan. Pada 2011, jumlah penyewaan kembali bertumbuh sebesar 48%yoy menjadi 7.002 penyewaan, dan selanjutnya bertumbuh menjadi 15.293 penyewaan pada akhir Juni 2013. Pertumbuhan pesat ini, sebesar CAGR 147% sejak 2004 sampai Juni 2013, terjadi melalui pembangunan menara secara organik (internal) dan inorganik (akuisisi strategis). Saat ini, Perseroan merupakan satu di antara dua perusahaan penyedia jasa penyewaan menara telekomunikasi independen terbesardi Indonesia. Faktor yang menjadi kunci kesuksesan TBI adalah skala operasi yang besar yang ditopang oleh pengalaman tim manajemen pengelola Perseroan. Selain itu, operasi Perseroan juga mendapat dukungan tidak langsung dari peraturan Pemerintah yang mengklasifikasikan bisnis penyewaan menara sebagai daftar negatif investasi (Daftar Negatif Investasi/DNI) investor asing. Ketiga faktor ini menciptakan high barriers to entry atau daya saing yang tinggi bagi Perseroan dan membatasi persaingan dengan pemain baru.

A Business of High Growth and High Barriers to EntryEstablished in 2004, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBI or the Company) has the main business of renting tower space at sites as locations for telecommunication equipment installment. The Company’s business grew significantly when it listed its shares in the Indonesian Stock Exchange in 2010. Started with only 7 tenants in 2004, lease agreements grew significantly by 149.4%yoy to 4.729 tenants in 2010. In 2011, the number of leases kept its high growth of 48%yoy to 7.002 tenants, and continued its growth to reach 15.293 tenants in end of June 2013. This high growth of leases, at a CAGR of 147% from 2004 to June 2013 was posted both through internal resources (organic) and strategic acquisitions (inorganic). At present, TBI is one of two major independent tower companies in Indonesia. TBI’s key success factors are its large operational scale and strong experiences of management team in doing business. In addition, the Company’s operation also gets an indirect benefit from the government regulation that includes tower business in the negative list of foreign investment (DNI or Daftar Negatif Investasi). These three factors create high barriers to entry or highlycompetitive ability for the Company and limit the competition with new comers.

Pendapatan BerkesinambunganSaat ini, Perseroan memiliki 9.308 sites telekomunikasi, yang terdiri dari 7.924 sites menara telekomunikasi, 1.040 sites shelter-only, serta 344 jaringan repeater dan IBS. Per Juni 2013, Perseroan memiliki 15.293 penyewaan pada sites telekomunikasi yang merupakan perjanjian sewa dari 10 operator telekomunikasi berbeda dan 2 penyedia Wimax. Seluruh penyewaan bersifat jangka panjang, sampai 10 tahun untuk penyewaan tower space dan sites shelter-only(kontribusi 96,8% terhadap total pendapatan pada akhir Juni 2013). Untuk repeater dan IBS milik Perseroan (kontribusi 3,2% terhadap total pendapatan pada akhir Juni 2013), jangka waktu penyewaan berkisar antara 5-8 tahun. Per 30 Juni 2013, rata-rata sisa periode perjanjian sewa seluruh penyewaan Perseroan adalah sekitar 7,4 tahun dan TBI memiliki pendapatan kontrak yang akan diterima dari penyewa untuk semua jenis penyewaan sekitar Rp 21,5 triliun. Dengan demikian, prospek pendapatan Perseroan ditunjang oleh penyewaan jangka panjang yang memastikan arus kas terhadap pemodal. Selain itu, kemungkinan

Refer to important disclosures on the last page

FIXED INCOME RESEARCH

PT Tower Bersama Infrastructure TbkIndonesia – Sektor Telekomunikasi (Telecommunication) 12 November 2013

PROFIL PERUSAHAAN (COMPANY PROFILE) PENERBITAN OBLIGASI (BOND ISSUANCE)

Pemegang saham (Shareholders) PT Wahana Anugerah Sejahtera………………25,22% PT Provident Capital Indonesia………………..23,72% PT Saratoga Infrastruktur……………………….10,06% Publik…..…………………………………………..41,00%

Obligasi Berkelanjutan Tower Bersama Infrastructure Tahap I Tahun 2013 Jumlah (sebanyak-banyaknya) .... Rp 1 triliun Tenor ................................. 1,3 dan 5 Tahun Seri ................................................... A - C

Analyst

Dang [email protected]

Tel: (+62-21) - 5793 1168Fax: (+62-21) - 5793 1167

ACUAN INVESTASI/INVESTMENT HIGHLIGHT

Bisnis yang Bertumbuh Pesat dengan High Barriers to EntryBerdiri sejak 2004, bisnis utama PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBI atau Perseroan) adalah menyewakan tower space (ruang di menara telekomunikasi) pada sites (lokasi) sebagai tempat pemasangan perangkat telekomunikasi. Bisnis Perseroan tumbuh pesat setelah TBI melaksanakan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia pada 2010. Dimulai dengan hanya 7 penyewaan pada 2004, pertumbuhan penyewaan melesat pada 2010, dengan jumlah penyewaan bertumbuh sebesar 149,4%yoy menjadi 4.729 penyewaan. Pada 2011, jumlah penyewaan kembali bertumbuh sebesar 48%yoy menjadi 7.002 penyewaan, dan selanjutnya bertumbuh menjadi 15.293 penyewaan pada akhir Juni 2013. Pertumbuhan pesat ini, sebesar CAGR 147% sejak 2004 sampai Juni 2013, terjadi melalui pembangunan menara secara organik (internal) dan inorganik (akuisisi strategis). Saat ini, Perseroan merupakan satu di antara dua perusahaan penyedia jasa penyewaan menara telekomunikasi independen terbesardi Indonesia. Faktor yang menjadi kunci kesuksesan TBI adalah skala operasi yang besar yang ditopang oleh pengalaman tim manajemen pengelola Perseroan. Selain itu, operasi Perseroan juga mendapat dukungan tidak langsung dari peraturan Pemerintah yang mengklasifikasikan bisnis penyewaan menara sebagai daftar negatif investasi (Daftar Negatif Investasi/DNI) investor asing. Ketiga faktor ini menciptakan high barriers to entry atau daya saing yang tinggi bagi Perseroan dan membatasi persaingan dengan pemain baru.

A Business of High Growth and High Barriers to EntryEstablished in 2004, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBI or the Company) has the main business of renting tower space at sites as locations for telecommunication equipment installment. The Company’s business grew significantly when it listed its shares in the Indonesian Stock Exchange in 2010. Started with only 7 tenants in 2004, lease agreements grew significantly by 149.4%yoy to 4.729 tenants in 2010. In 2011, the number of leases kept its high growth of 48%yoy to 7.002 tenants, and continued its growth to reach 15.293 tenants in end of June 2013. This high growth of leases, at a CAGR of 147% from 2004 to June 2013 was posted both through internal resources (organic) and strategic acquisitions (inorganic). At present, TBI is one of two major independent tower companies in Indonesia. TBI’s key success factors are its large operational scale and strong experiences of management team in doing business. In addition, the Company’s operation also gets an indirect benefit from the government regulation that includes tower business in the negative list of foreign investment (DNI or Daftar Negatif Investasi). These three factors create high barriers to entry or highlycompetitive ability for the Company and limit the competition with new comers.

Pendapatan BerkesinambunganSaat ini, Perseroan memiliki 9.308 sites telekomunikasi, yang terdiri dari 7.924 sites menara telekomunikasi, 1.040 sites shelter-only, serta 344 jaringan repeater dan IBS. Per Juni 2013, Perseroan memiliki 15.293 penyewaan pada sites telekomunikasi yang merupakan perjanjian sewa dari 10 operator telekomunikasi berbeda dan 2 penyedia Wimax. Seluruh penyewaan bersifat jangka panjang, sampai 10 tahun untuk penyewaan tower space dan sites shelter-only(kontribusi 96,8% terhadap total pendapatan pada akhir Juni 2013). Untuk repeater dan IBS milik Perseroan (kontribusi 3,2% terhadap total pendapatan pada akhir Juni 2013), jangka waktu penyewaan berkisar antara 5-8 tahun. Per 30 Juni 2013, rata-rata sisa periode perjanjian sewa seluruh penyewaan Perseroan adalah sekitar 7,4 tahun dan TBI memiliki pendapatan kontrak yang akan diterima dari penyewa untuk semua jenis penyewaan sekitar Rp 21,5 triliun. Dengan demikian, prospek pendapatan Perseroan ditunjang oleh penyewaan jangka panjang yang memastikan arus kas terhadap pemodal. Selain itu, kemungkinan

Page 13: Kepada Yth. Bapak/Ibu : Pimpinan/Sales Kantor Cabang PT ... filePenerbit : PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. ... Wali Amanat : PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ... sebagaimana

2

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk – 12 November 2013PT Tower Bersama Infrastructure Tbk – 12 November 2013

perpanjangan kontrak bagi TBI sangat tinggi, karena sekitar 86% dari penyewaan saat ini adalah untuk sites yang berada pada lokasi yang padat penduduk di wilayah Jawa, Bali, dan Sumatra, yang menyebabkan perpindahan penempatan perangkat telekomunikasi menjaditidak efisien bagi klien.

Stable Long-Term RevenueAt present, the Company has 9,308 telecommunication sites, which comprise of 7,924 telecommunication tower sites, 1,040 shelter-only sites as well as 344 repeater network and IBS. In June 2013, TBI had 15,293 tenants for its telecommunication sites which consisted of lease agreements from 10 different telecommunication operators and 2 Wimax operators. All lease agreements are having long-term nature, namely 10 years for tower space and shelter-only site tenancies (which contribute 96.8% to total revenues in end-Jun 2013). The lease terms for the Company’s repeater and IBS (which contributed 3.2% to total revenue in end of June 2013), range from 5-8 years. In end of June 2013, the average remaining life of the Company’s contract was 7.4 years and TBI has locked in revenues of about Rp 21.5 trillions. Hence, the Company’s revenues prospect is underpinned by long-term tenancies which ensure cash flow to investors. In addition, the possibility of contract renewal is very high for TBI, as around 86% of current leases are for sites that are located in highly populated areas, namelyJava, Bali, and Sumatera which make relocation of telecommunication equipment inefficient for customers.

Pelanggan Berkualitas* sebagai Sumber PendapatanSelama semester I-2013, empat operator telekomunikasi besar Indonesia, yaitu Telkomsel (AAAidn), Indosat (idAA-), Telekomunikasi Indonesia (idAAA), dan XL Axiata (idAA-), menyumbang total 74,0% dari total pendapatan Perseroan, meningkat dari 61,4% pada akhir 2009. Perseroan terus menjalin hubungan erat dengan empat operator tersebut, terutama dalam bekerja sama untuk mengidentifikasikan potensi perluasan jaringan operator telekomunikasi dan memenuhi kebutuhan tersebut. Selain itu, selaku penyedia jasa sewa menara independen, TBI memiliki keunggulan kompetitif di mana Perseroan tidak bersaing secara langsung dengan pelanggan. Pelanggan akan lebih leluasa menempatkan perangkat telekomunikasi tanpa khawatir adanya persaingan dengan sesama operator, dibandingkan dengan operator telekomunikasi yang menawarkan kolokasi kepada pesaing utama mereka.*peringkat pelanggan diberikan oleh Pefindo kecuali untuk Telkomsel oleh Fitch Ratings Indonesia

Quality Customers* as Revenue SourceDuring the first six months of 2013, the four biggest telecommunication operators, Telkomsel (AAAidn), Indosat (idAA-), Telekomunikasi Indonesia (idAAA), and XL Axiata (idAA-), contributed74.0% of total Company’s revenue, an increase from 61.4% (end-2009). The Company continues to build close relationship with those operators, mainly by cooperating to identify operators’ potential coverage expansion and fulfill those needs. In addition, TBI has a competitive advantage of being an independent tower operator in a way of not directly competing with its customers. The customers will have more freedom to install telecommunication equipment without any worry about competing with other operators, compared to telecommunication operators that offer collocation to its major competitors.*customers’ ratings are by Pefindo except for Telkomsel by Fitch Ratings Indonesia

Operasional Leverage yang TinggiBisnis Perseroan memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi. Marjin EBITDA yang tinggi mendukung arus kas yang kuat dan stabil untuk kegiatan operasional. Marjin EBITDA Perseroan mencapai 76,4%, 78,7%, dan 81,5%, masing-masing untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2010, 2011 dan 2012 serta 81,9% untuk enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2013. Kolokasi, atau penempatan lebih dari satu penyewa dalam satu menara, merupakan faktor utama yang menjadikan TBI memiliki operasional leverage yang tinggi. Kenaikan rasio kolokasi pada menara telekomunikasi yang ada meningkatkan marjin operasi Perseroan, karena mayoritas pendapatan tambahan dari peningkatan pendapatan kolokasi mengalir sebagai laba operasi Perseroan. Tambahan kolokasi akan meningkatkan arus kas Perseroan karena relatif rendahnya belanja modal dan biaya tambahan yang diperlukan untuk menambahkan satu penyewaan pada sites yang telah ada. Hal ini dikarenakan sebagian besar menara telekomunikasi Perseroan telah memiliki kapasitas untuk tambahan kolokasi tanpa diperlukan perkuatan menara. Per 30 Juni 2013, rasio kolokasi Perseroan adalah 1,76. Dengan portofolio sites telekomunikasi TBI yang berada di lokasi strategis, Perseroan berada dalam posisi yang baik untuk memenuhi peningkatan permintaan dari penyewa, yang memungkinkan peningkatan rasio kolokasi yang lebih tinggi lagi.

High Operational LeverageThe Company’s business attracts high profitability. The Company’s high EBITDA margin supports strong and stable cash flows for operational activities. TBI’s EBITDA margin was at 76.4%, 78.7%, and 81.5%, respectively for the year ended on 31 December 2010, 2011, and 2012 as well as 81.9% for six-month period that ended on 30 June 2013. Co-location, or placement of additional tenants in one tower, is the main factor that results in TBI to have high operational leverage. The increase of co-location ratio in the existing tower space will increase the Company’s operational margin. This increase is possible as revenue addition from the co-location will be mostly posted as the Company’s operational income. Additional co-location will increase the Company’s cash flow, as capital expenditure and additional expenses related to

Page 14: Kepada Yth. Bapak/Ibu : Pimpinan/Sales Kantor Cabang PT ... filePenerbit : PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. ... Wali Amanat : PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ... sebagaimana

3

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk – 12 November 2013

Refer to important disclosures on the last page

additional one tenant in a tower is much lower than the incoming revenue. Most of the Company’s towers are capacitated to have optimal co-location without the need to spend more budget. In end of June 2013, TBI’s collocation ratio was 1.76 times. Since most of TBI’stelecommunication sites are located in strategic areas, the Company can accommodate additional potential tenancies and accordingly, increase the co-location ratio.

Rekam Jejak atas Serangkaian Merjer dan AkuisisiPerseroan telah melaksanakan sejumlah akuisisi untuk mencatatkan pertumbuhan yang lebihpesat. Merjer terhadap PT Solu Sindo Kreasi Pratama pada 2010 menjadikan TBI sebagai salah satu operator menara independen terbesar di Indonesia, dengan 3.104 sites dan 4.729 penyewaan.Selanjutnya pada 2011, Perseroan mengakuisisi PT Mitrayasa Sarana Informasi disertai pertumbuhan secara organik sehingga total sites menjadi 4.868 unit dengan 7.002penyewaan. Akuisisi signifikan yang terakhir dilakukan adalah terhadap PT Indosat Tbk pada2012 yang menggabungkan 2.500 menara hasil akuisisi ke portofolio yang sudah ada,menjadikan Perseroan memiliki 8.439 sites dengan 13.708 penyewaan. Serangkaian akuisisi yang sudah terlaksana ini membuktikan kemampuan eksekusi Perseroan yang memastikan pertumbuhan kinerja TBI.

Track Record of Several Mergers and AcquisitionsThe Company executed several acquisitions to post stronger growth. The merger with PT Solu Sindo Kreasi Pratama in 2010 made TBI to be the biggest independent tower operator in Indonesia, with 3.104 total sites and 4.729 tenancies. Later in 2011, the Company acquired Mitrayasa Sarana Informasi that, together with organic growth brought total sites to 4.868 with 7.002 tenancies. The latest significant acquisition was of PT Indosat Tbk in 2012 that integrated 2.500 towers to its existing portfolios and brought figures to 8.439 sites wih 13.708 tenancies. These successful acquisitions are a proof of the Company’s execution capability which ensures TBI’s performance growth.

Didukung oleh Tim Manajemen yang KuatPerseroan dikendalikan oleh dua kelompok usaha, yaitu grup Saratoga yang didirikan oleh Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Uno dan grup Provident Capital Indonesia (PCI) yang didirikan oleh Winato Kartono dan Hardi Wijaya Liong. Masing-masing pendiri tersebutmemiliki pengalaman bisnis yang panjang. Salah satu dari beberapa perusahaan yang dikelolagrup Saratoga adalah PT Adaro Energy Tbk. Sementara, salah satu dari beberapa perusahaan yang dikelola grup PCI adalah PT Provident Agro Tbk. Kombinasi keahlian dan pengalaman mereka dicerminkan dalam aksi korporasi yang sudah terlaksana di TBI, berupa keberhasilan dalam penggalangan dana, identifikasi sasaran akuisisi, dan eksekusi.

Supported by Strong Management TeamThe Company is run by two business groups, namely Saratoga group, established by Edwin Soeryadjaya and Sandiaga Uno, and Provident Capital Indonesia (PCI) group, founded by Winato Kartono and Hardi Wijaya Liong. Each founder has extensive business experiences;Saratoga group which also runs PT Adaro Energy Tbk and PCI group which also manages PT Provident Agro Tbk. Combined expertise and experiences are reflected in successful corporate actions at TBI, namely the success in fund raising, acquisition target identification, and executions.

Empat Perusahaan Telekomunikasi Terbesar di IndonesiaRisiko utama Perseroan adalah ketidakmampuan pelanggan perseroan membayar sewa karena kinerja keuangan Pelanggan yang memburuk. Empat pelanggan perseroan, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), PT Indosat Tbk, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom), dan PT XL Axiata Tbk, merupakan pemain terbesar telekomunikasi Indonesia. Mereka telah mampu membuktikan keberadaannya di tengah gejolak naik-turunnya sektor telekomunikasi. Sektor telekomunikasi Indonesia diwarnai setidaknya oleh dua isu utama dalam dua dekade terakhir.Isu pertama, bertambahnya investasi dari dalam dan luar negeri yang menambah tingkat persaingan. Pada 1996, jumlah pemain telekomunikasi hanya mencapai 3 perusahaan, namun saat ini meningkat menjadi 10 pemain. Peningkatan jumlah pemain ini memiliki dampak penurunan profitabilitas Pelanggan. Isu kedua, perang tarif juga merupakan faktor yang menurunkan profitabilitas pelanggan Perseroan. Dengan demikian, kedua peristiwa tersebut pada gilirannya telah menyebabkan beberapa pemain tereliminasi dari industri. Selain memiliki kemampuan bertahan yang tinggi, empat perusahaan telekomunikasi ini diperkirakan merupakan pemain yang akan mendapatkan manfaat langsung dari perkembangan sektor telekomunikasi seiring meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Four Biggest Indonesia’s Telecommunication CompaniesThe Corporate’s main risk is customer failure to pay rental fees in time, as the result of theirpoor financial performances. The four Company’s customers, namely, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), PT Indosat Tbk, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom), and PT XL Axiata Tbk, are the biggest players in Indonesia’s telecommunication sector. The four companies are able to prove their existences during the ups and down of the sector. Indonesia’s telecommunication sector was marked by two main issues in the last two decades.

Page 15: Kepada Yth. Bapak/Ibu : Pimpinan/Sales Kantor Cabang PT ... filePenerbit : PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. ... Wali Amanat : PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ... sebagaimana

4

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk – 12 November 2013PT Tower Bersama Infrastructure Tbk – 12 November 2013

Firstly, domestic and foreign investments in this sector which heighten competition. In 1996, the number of telecommunication players only reached 3 companies, but at present the figure increased to 10 players. The increased numbers of players decrease customers’ profitabilities. In addition, tariff war is also a factor that lowers customers’ profitabilities. Thereby, these two issues had resulted in the elimination of several players from the industry. In addition to the strong ability to exist, the four telecommunication companies are expected to gain directbenefit from the sector’s progress in line with Indonesia’s economy growth.

Memperoleh Peringkat AA-(idn)

Lembaga pemeringkat Fitch Ratings Indonesia memberikan peringkat AA-(idn) terhadap obligasi yang diterbitkan TBI ini. Peringkat AA-(idn) yang mencerminkan kualitas kredit yang sangat kuat dimana risiko kredit yang tidak dapat dipisahkan di dalam kewajiban-kewajiban keuangan ini hanya berbeda sedikit dengan surat-surat utang yang mendapat peringkat tertinggi. Pemberian peringkat ini mempertegas model bisnis yang menghasilkan kinerja keuangan yang stabil, pertumbuhan tinggi, dan profitabilitas.

Assigned an AA-(idn) RatingRating agency Fitch Ratings Indonesia assigned an AA-(idn) rating for this bond issuance. The AA-(idn) rating reflects a very strong credit quality whereby credit risks that are inherent with this financial obligation differ only slightly compared to risks attached to debt securities of the highest grade. The assignment of this rating confirmed the Company’s business model that creates stable financial results, high growth, and profitability.

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk – 12 November 2013

5 Refer to important disclosures on the last page

PROFIL PERUSAHAAN COMPANY PROFILE

Terbesar dengan Pelanggan BerkualitasDidirikan pada 2004, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBI atau Perseroan) saat ini merupakan perusahaan penyewaan menara telekomunikasi independen terbesar dari sisi porsi pendapatan yang berasal dari sejumlah operator telekomunikasi peringkat atas Indonesia (lihat Grafik 1). Dibandingkan dengan pesaingnya, TBI memiliki kualitas sumber pendapatan yang lebih baik. Per akhir Juni 2013 (lihat Grafik 3), total pendapatan Perseroan diperoleh dari pelanggan Telkomsel (AAAidn) dengan porsi 24,9%,Telekomunikasi Indonesia (idAAA) dengan porsi 13,0%, Indosat (idAA-) dengan porsi 24,0%, dan XL Axiata (idAA-)dengan porsi 12,1%. Per Juni 2013, porsi pendapatan dari nasabah berkualitas membaik dibandingkan porsi yang diperoleh pada 2009 (lihat Grafik 2). Dengan pendapatan dari kualitas pelanggan terbaik, TBI memiliki manfaat utama yaitu kesinambungan pendapatan dan arus kas yang berkualitas. Misalnya, dalam hal konsolidasi terjadi pada sektor telekomunikasi, perusahaan papan atas merupakan perusahaan yang akan bertahan. Perusahaan papan atas juga memiliki kemampuan yang jauh lebih baik dalam hal pembayaran sewa tepat waktu. Terutama kedua hal iniakan memitigasi risiko yang terkait dengan perusahaan penyewaan menara independen.

The Biggest with Quality CustomersEstablished in 2004, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBI or the Company) currently is the biggestindependent tower operator company in Indonesia in terms of revenue portion from Indonesia’s top-tier telecommunication operator companies. Compared to its competitors, TBI has a better quality of revenue sources. As of end of June 2013 (see Chart 3), the Company’s total revenue came from customers, namelyTelkomsel (AAAidn) with revenue contribution of 24,9%, Telekomunikasi Indonesia (idAAA) with contribution of 13.0%, Indosat (idAA-) with contribution of 24%, and XL Axiata (idAA-) with contribution of 12.1%. As end of June 2013, the contribution from quality customers is higher compared to the position as at end of 2009 (see Chart 2). With sources of revenues from quality customers, TBI has the main benefit, namely stability ofincome and quality cash flow. For example, in case of consolidation in telecommunication sector, top-tier companies are the ones who are going to survive. Top-tier telecommunication operators also have much better ability to pay rent in a timely manner. Mainly these two factors will mitigate risks in connection with an independent tower telecommunication company.

Chart 1: Biggest Share of Quality Customers (June 2013)

Source: Financial Statement of Each Companies

Chart 2: 61.4% (End of 2009) Chart 3: 74.0% (End of June 2013) Telkomsel (AAAidn)10.4%

Indosat (idAA-)0.1%

Telkom (idAAA)45.4%

XL Axiata (idAA-)5.5%

Hutch1.2%

Axis5.9%

Bakrie Telecom14.1%

Smartfren17.4%

Others0.0%

Telkomsel (AAAidn)24.9%

Indosat (idAA-)24.0%

Telkom (idAAA)13.0%

XL Axiata (idAA-)12.1%

Hutch10.4%

Axis6.4%

Bakrie Telecom4.4%

Smartfren3.0% Others

1.7%

Source: CompanyNote: all ratings are by Pefindo except for Telkomsel by Fitch RatingsIndonesia

Source: CompanyNote: all ratings are by Pefindo except for Telkomsel by Fitch RatingsIndonesia

Page 16: Kepada Yth. Bapak/Ibu : Pimpinan/Sales Kantor Cabang PT ... filePenerbit : PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. ... Wali Amanat : PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ... sebagaimana

5

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk – 12 November 2013PT Tower Bersama Infrastructure Tbk – 12 November 2013

5 Refer to important disclosures on the last page

PROFIL PERUSAHAAN COMPANY PROFILE

Terbesar dengan Pelanggan BerkualitasDidirikan pada 2004, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBI atau Perseroan) saat ini merupakan perusahaan penyewaan menara telekomunikasi independen terbesar dari sisi porsi pendapatan yang berasal dari sejumlah operator telekomunikasi peringkat atas Indonesia (lihat Grafik 1). Dibandingkan dengan pesaingnya, TBI memiliki kualitas sumber pendapatan yang lebih baik. Per akhir Juni 2013 (lihat Grafik 3), total pendapatan Perseroan diperoleh dari pelanggan Telkomsel (AAAidn) dengan porsi 24,9%,Telekomunikasi Indonesia (idAAA) dengan porsi 13,0%, Indosat (idAA-) dengan porsi 24,0%, dan XL Axiata (idAA-)dengan porsi 12,1%. Per Juni 2013, porsi pendapatan dari nasabah berkualitas membaik dibandingkan porsi yang diperoleh pada 2009 (lihat Grafik 2). Dengan pendapatan dari kualitas pelanggan terbaik, TBI memiliki manfaat utama yaitu kesinambungan pendapatan dan arus kas yang berkualitas. Misalnya, dalam hal konsolidasi terjadi pada sektor telekomunikasi, perusahaan papan atas merupakan perusahaan yang akan bertahan. Perusahaan papan atas juga memiliki kemampuan yang jauh lebih baik dalam hal pembayaran sewa tepat waktu. Terutama kedua hal iniakan memitigasi risiko yang terkait dengan perusahaan penyewaan menara independen.

The Biggest with Quality CustomersEstablished in 2004, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBI or the Company) currently is the biggestindependent tower operator company in Indonesia in terms of revenue portion from Indonesia’s top-tier telecommunication operator companies. Compared to its competitors, TBI has a better quality of revenue sources. As of end of June 2013 (see Chart 3), the Company’s total revenue came from customers, namelyTelkomsel (AAAidn) with revenue contribution of 24,9%, Telekomunikasi Indonesia (idAAA) with contribution of 13.0%, Indosat (idAA-) with contribution of 24%, and XL Axiata (idAA-) with contribution of 12.1%. As end of June 2013, the contribution from quality customers is higher compared to the position as at end of 2009 (see Chart 2). With sources of revenues from quality customers, TBI has the main benefit, namely stability ofincome and quality cash flow. For example, in case of consolidation in telecommunication sector, top-tier companies are the ones who are going to survive. Top-tier telecommunication operators also have much better ability to pay rent in a timely manner. Mainly these two factors will mitigate risks in connection with an independent tower telecommunication company.

Chart 1: Biggest Share of Quality Customers (June 2013)

Source: Financial Statement of Each Companies

Chart 2: 61.4% (End of 2009) Chart 3: 74.0% (End of June 2013) Telkomsel (AAAidn)10.4%

Indosat (idAA-)0.1%

Telkom (idAAA)45.4%

XL Axiata (idAA-)5.5%

Hutch1.2%

Axis5.9%

Bakrie Telecom14.1%

Smartfren17.4%

Others0.0%

Telkomsel (AAAidn)24.9%

Indosat (idAA-)24.0%

Telkom (idAAA)13.0%

XL Axiata (idAA-)12.1%

Hutch10.4%

Axis6.4%

Bakrie Telecom4.4%

Smartfren3.0% Others

1.7%

Source: CompanyNote: all ratings are by Pefindo except for Telkomsel by Fitch RatingsIndonesia

Source: CompanyNote: all ratings are by Pefindo except for Telkomsel by Fitch RatingsIndonesia

Page 17: Kepada Yth. Bapak/Ibu : Pimpinan/Sales Kantor Cabang PT ... filePenerbit : PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. ... Wali Amanat : PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ... sebagaimana

6

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk – 12 November 2013PT Tower Bersama Infrastructure Tbk – 12 November 2013

Refer to important disclosures on the last page 6

Dalam Tren Bisnis yang TepatTBI bergerak dalam bisnis penyewaan ruang di menara telekomunikasi sebagai tempat pemasangan perangkat telekomunikasi yang berupa microwave (lihat Gambar 1)milik operator telekomunikasi untuk tujuan transmisi sinyal. Perseroan membangun, memiliki, dan menyewakan menara telekomunikasi. Operator telekomunikasi, pada awalnya, membangun sendiri dan memiliki semua menara telekomunikasi yang diperlukan. Namun, seiring waktu,kompetisi kian tinggi dan operator telekomunikasi dituntut untuk lebih menaruh perhatian kepada bisnis inti, yaitu mengatur strategi untuk mendapatkan jaringan dengan kualitas terbaik dan cakupan yang luas. Dengan demikian, urusan pembangunan dan pengelolaan menara telekomunikasi sebagian besar diserahkan kepada pihak ketiga, yaitu perusahaan penyewaan menara telekomunikasi independen, sementara operator akan menyewa menara tersebut dari pihak ketiga tersebut. Ke depan, mekanisme bisnis ini akan dipertahankan dalamsektor telekomunikasi, terutama atas beberapa sebab.Pertama, kebutuhan perusahaan operator telekomunikasi untuk fokus ke bisnis inti semakin tinggi, sejalan dengan konsolidasi di sektor ini dan semakin intensnya kompetisiantar pemain yang lebih kuat. Misalnya, saat ini tiga operator telekomunikasi seluler terkuat Indonesia, PT Telkomsel, PT Indosat Tbk, dan PT XL Axiata Tbk, masing-masing bersaing untuk mendapat pangsa pasar signifikan, baik dari sisi jumlah pelanggan maupun pendapatan. Kedua, operator telekomunikasi melaksanakan penghematan dengan menyewa dibandingkan dengan membangun menara sendiri. Selain itu, TBI sebagai perusahaan penyewaan menara independen memiliki satu kelebihan lagi; dengan menyewa menara kepada perusahaan menara independen, informasi penting operator telekomunikasi tidak terbuka kepada pesaing. Ini tidak akan terjadi jika mereka berbagi tower dengan para pesaing.

On the Right Business TrendTBI involves in a business to lease space in a telecommunication tower for tenant to install its telecommunication equipment namely a microwave (see Figure 1) for the purpose of signal transmission. The Company builds, owns, and leases telecommunicaton towers. Telecommunication operators used to build and own their own telecommunications towers. However, in line with tighter competition ahead, telecommunication operators are required to focus more on its main business, which is to formulate strategies to gain best quality network with larger coverage. Hence, mostconstruction and management of telecommunicationtowers are handed over to a third party namely independent tower company, while telecommunication company will then rent spaces from them. In the future, this business arrangement will be maintained for several main reasons. Firstly, the increased need oftelecommunication companies to focus more on its core business in line with consolidation that occurred in this sector and more intensed competitions among srongerplayers. For example, at present, three Indonesia'sstrongest cellular operators, PT Telkomsel, PT Indosat Tbk, and PT XL Axiata Tbk are competing to acquire more significant market share in terms of number of subscribers and revenues. Secondly, telecommunication operators incur cost saving through renting its telecommunication tower compared with building their own. Furthermore, TBI as an independent tower operator has another superiority; through renting space in a tower of independent tower company, telecommunication operators’ important information is not accessible to competitors. This won’t happen if they have to share tower with competitors.

Figure 1: A standard tower site

Source: Company

Kapasitas yang SignifikanSelama 2008 sampai Juni 2013, sites telekomunikasi Perseroan meningkat dari 1.006 menjadi 9.308 sites (lihat Tabel 1), atau bertumbuh sebesar CAGR 64%. Pertumbuhan sites tersebut mampu mengakomodasi pertumbuhan penyewaan sebesar CAGR 69,7% dalam periode yang sama. Dengan posisi sites saat ini telah

Significant CapacityDuring the periode of 2008 to June 2013, the Company’s telecommunication sites increased from 1.006 to 9.308 sites (see Table 1), or posted a CAGR growth of 64%. The site growth has been able to accomodate growth in tenancies which was at CAGR of 69.7% during the same period. Current position of sites

Page 18: Kepada Yth. Bapak/Ibu : Pimpinan/Sales Kantor Cabang PT ... filePenerbit : PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. ... Wali Amanat : PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ... sebagaimana

7

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk – 12 November 2013PT Tower Bersama Infrastructure Tbk – 12 November 2013

7 Refer to important disclosures on the last page

menghasilkan pendapatan sewa jangka panjang per Juni 2013 sebesar kisaran US$ 2,2 miliar dengan sisa masa sewa rata-rata kontrak dengan penyewa sepanjang 7,4 tahun. Dikombinasikan dengan strategi bertumbuh Perseroan, masih ada potensi peningkatan pendapatan dari posisi saat ini.

has registered long-term tenancy revenue of about US$ 2.2 billion with an average remaining life of tenancies of 7.4 years. Coupled with the Company’s growth strategy, there is ample room for long-term revenue increase from the current position.

Table 1: Huge Capacity to Accommodate Tenancies Growth

Capacity and Tenancies(units)

31 December 30 June20132008 2009 2010 2011 2012

Telecommunication sites 1,006 1,234 3,104 4,868 8,439 9,308Telecommunication towers 625 716 2,035 3,411 7,055 7,924Shelter-only 155 290 659 1,040 1,040 1,040Repeater and IBS 226 228 410 417 344 344

Tenancies 1,415 1,896 4,729 7,002 13,708 15,293

Source: Company

Didominasi oleh Menara TinggiHanya 6,3% dari portofolio menara Perseroan (lihat Tabel 2) berupa menara jenis Ground-based yang lebih rendah dari 32 meter dan Rooftop Pole/Monopoles yang sulitmenampung lebih dari satu penyewa. Selebihnya, menara TBI didominasi oleh menara yang memiliki ukuran yang lebih tinggi. Menara jenis Ground-based dengan tinggi lebih dari 32 meter dan Rooftop selain jenis Pole/Monopole dapat menampung lebih banyak penyewa dalam satu menara mencakup 93,7%. Tambahan penyewa dalam satu menara mendongkrak profitabilitas Perseroan.

Dominated by High TowersIt is only 6.3% out of total portfolio of the Company’s tower (see Table 2), namely Ground-based that is lower than 32 metres and Rooftop Pole/Monople types which are difficult to accomodate more than one tenant. The rest, TBI’s towers are dominated with ones that are higher than 32 metres. Towers of Ground-based typewith more-than-32-metre height and Rooftop exceptthe Pole/Monopole type which can accomodate more than one tenant in a tower reach 93.7% of total portfolio. Additional tenants in one tower boost the Company’s profitability.

Table 2 : Majority of Favorable Type of Tower

Tower Type Heights Total Unit Portion (%)Ground-based More than 65 metres 3,545 44.7Ground-based 51 – 65 metres 2,191 27.7Ground-based 32 – 50 metres 1,486 18.8Ground-based Less than 32 metres 175 2.2Rooftop 32 – 50 metres 23 0.3Rooftop Self Support Tower Less than 32 metres 175 2.2Rooftop/Monopole Less than 32 metres 329 4.1Total 7,924 100.0

Source: Company

Figure 2: A ground based tower >65m

Source: Company

Figure 3: A ground based tower<32m

Source: Company

Figure 4: A rooftop Tower

Source: Company

Lokasi: Area Padat PopulasiSebanyak 86% sites TBI berada pada wilayah padatpenduduk, yaitu di Pulau Jawa, Bali, dan Sumatera di manapenyewa telah memiliki lalu lintas data pelanggan yang tinggi. Hal ini memberikan kemungkinan yang tinggi untuk penyewa memperpanjang masa sewa berkesinambungan ke depan.

Location: Highly Densed Population AreaMost TBI’s sites (86%) are in the areas with highpopulation that is Java, Bali, and Sumatera in which tenants already have high subscriber data traffic. This strategic location gives high probability for tenants to continously extend lease renewal in the future.

Page 19: Kepada Yth. Bapak/Ibu : Pimpinan/Sales Kantor Cabang PT ... filePenerbit : PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. ... Wali Amanat : PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ... sebagaimana

8

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk – 12 November 2013PT Tower Bersama Infrastructure Tbk – 12 November 2013

Refer to important disclosures on the last page 8

Perpanjangan masa sewa lebih tersebut karena relokasi perangkat telekomunikasi memberikan dampak biaya yang tinggi bagi penyewa. Selain itu, relokasi dapatmenimbulkan interupsi pada kualitas jaringan.

More lease renewals are driven by the fact that relocation of telecommunication equipment implies high expenses for tenants. Furthermore, relocation activities can cause interuption in network quality.

Leverage Operasional yang TinggiPelanggan kedua dan seterusnya yang menyewa pada menara yang sama (kolokasi) menciptakan tambahan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan biaya terkait.Rasio kolokasi tertinggi yang pernah dicapai TBI terjadi pada 2009 sebesar 1,92.Namun seiring aksi akuisisi danpembangunan menara secara organik, rasio kolokasi menurun dan per Juni 2013 berada pada tingkatan 1,76, atau lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata sejak 2008yang mencapai 1,75. Di lain pihak, sejak 2011 kolokasi kembali membentuk tren meningkat (lihat Grafik 4), dari 1,63 menjadi 1,76 pada akhir Juni 2013. Dalam cakupan waktu yang lebih panjang, Perseroan berhasil meningkatkan rasio kolokasi dari 1,01 pada 2006 menjadi 1,76 pada per akhir Juni 2013. Perseroan mengadopsi strategi untuk senantiasa meningkatkan rasio kolokasi.Perseroan secara berkala berdiskusi dengan para pelanggan untuk mengindentifikasi potensi penyewaan tambahan pada menara telekomunikasi Perseroan untuk pemasangan BTS (Base Transceiver Station). Pekerjaan kolokasi diproses sesuai perjanjian sewa dengan penyewa lama. Selain itu, portofolio menara Perseroan sebagian besar dapat menampung tiga atau lebih penyewa tanpa perlu penambahan biaya yang material untuk penguatan menara.

High Operational LeverageSecond tenants and the following after that rent spaces in the same tower (co-location) create higher additional revenues than related cost. The highest co-locationratio which was ever attained by TBI was in 2009, namely 1.92. In line with several acquisitions andorganic tower construction, co-location ratio decreased, and as of June 2013, it was at the level of 1.76. This level is higher compared to the average since 2008 (1.75). On the other hand, since 2011 co-location ratio started to increase again (see Chart 4), from the levelof 1.63 to 1.76 as per end of June 2013. In the longer-time horizon, the Company succesfully increased its co-location ratio from 1.01 in 2006 to 1.76 in end of June 2013. The Company adopts strategy to always increase its co-location ratio. The Company regularly discusseswith existing tenants on identification of the Company’s telecommunication tower potential to install BTS (Base Transceiver Station) for new tenants. Co-location process is done in accordance with lease agreement between the Company and the exisiting tenants.Furthermore, the Company’s tower portfolio is mostly able to accomodate three or more tenants without the need of additional material expenses to strenghten the towers.

Chart 4: Increasing Trend of Co-location Ratios

Source: Company

Memiliki Posisi yang Tepat untuk BersaingProfil manajemen yang kuat dan pengalaman yang mendalam dalam sektor penyewaan menara telekomunikasi telah memungkinkan TBI memiliki akses dana eksternal yang tinggi untuk mendukung belanja modal. Hal ini memungkinkan TBI, sejak pendiriannya, untuk memiliki skala usaha yang besar dan menjadi pemain utama di sektor ini (lihat Tabel 3). Skala usaha yang besar pada gilirannya memberi keutamaan pada kesinambungan penyewaan dan profitabilitas tinggi (lihat Profil Keuangan).

Gain a Right Position to CompeteStrong management profile and extensive experiences in the sector of telecommunication tower lease enableTBI to have high access to external funds to support capital expenditure. This permitted TBI, since its establishment, to have high operational scale and to become major player in the sector (see Table 3). Big business scale, will in turn give main advantages in terms of lease continuity and high profitability (see Financial Profile).

Page 20: Kepada Yth. Bapak/Ibu : Pimpinan/Sales Kantor Cabang PT ... filePenerbit : PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. ... Wali Amanat : PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ... sebagaimana

9

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk – 12 November 2013PT Tower Bersama Infrastructure Tbk – 12 November 2013

9 Refer to important disclosures on the last page

Table 3: Tower Comparison (June 2013)

Tower CompanyRevenue (Rp bn)

Net Debt(Rp bn)

Equity (Rp bn)

EBITDA Margin

Towers (unit)

Tower Bersama Infrastrucutre 1,271.4 9,303.7 4,494.0 81.9% 9,308

Solusi Tunas Pratama 375.6 1,662.1 2,127.9 78.7% 2,246

Sarana Menara Nusantara 1,481.7 6,663.9 3,760.0 75.7% 9,180

Inti Bangun Sejahtera 223.0 1,127.8 1,373.1 76.7% 1,992

Source: Financial Statement and Annual Report of Each Companies

Page 21: Kepada Yth. Bapak/Ibu : Pimpinan/Sales Kantor Cabang PT ... filePenerbit : PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. ... Wali Amanat : PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ... sebagaimana

10

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk – 12 November 2013PT Tower Bersama Infrastructure Tbk – 12 November 2013

Refer to important disclosures on the last page 10

PROFIL KEUANGAN FINANCIAL PROFILE

Pendapatan yang Bertumbuh SignifikanSelama semester I-2013, total pendapatan Perseroan tumbuh tinggi sebesar 96,4% menjadi Rp 1,2 triliun dibandingkan semester I-2012. Pertumbuhan pendapatan yang tinggi juga terlihat selama empat tahun terakhir (lihat Grafik 5). Total pendapatan TBI berasal dari pendapatan sewa dan pemeliharaan yang dibayar penyewa sitetelekomunikasi. Pertumbuhan yang tinggi tersebut berasal dari penambahan penyewaan dari tahun ke tahun, baik yang berasal dari pertumbuhan internal maupun hasil akuisisi. Total penyewaan per akhir Juni 2013 mencapai 15.293 unit, atau bertumbuh sebesar CAGR 147% selama periode 2004 sampai Juni 2013. Pendapatan yang bertumbuh disertai profitabilitas tinggi (lihat Grafik 6), dimana marjin EBITDA berada pada kisaran 82% selama dua periode terakhir.

Significant Revenue GrowthDuring the first six months of 2013, total revenues of the Company highly grew by 96.4% to reach Rp 1,2 trillion compared to the same period last year. The high growth is also visible in the last four years (see Chart 5). TBI’s total revenue is coming from lease and maintenance fees. The high revenue growth generatesfrom annual additional tenancies that increases both from internal growth and acquisitions. Total lease inJune 2013 reached 15.293 units, or representing a CAGR growth of 147% for the period of 2004 to June 2013. The high revenues come with high profitability (see Chart 6), with EBITDA margin at the level of 82% in the last two periods.

Chart 5: Revenue and Growth Chart 6: EBITDA Margin

Source: Company *yoy Source: Company

Pengendalian Utang yang BaikPada September 2010, Perseroan melakukan perjanjian program utang dengan batas US$ 2 miliar dengan beberapa bank domestik dan lokal. Dalam program tersebut, TBI dimungkinkan untuk mendapatkan beberapa seri dana pinjaman, baik untuk pembayaran utang maupunekspansi dalam mata uang rupiah dan asing. Program utang tersebut mengkaitkan tingkat bunga yang dibebankan kepada TBI dengan kinerja keuangan Perseroan. Per Juni 2013, Perseroan telah menerbitkan tujuh seri utang dalam program ini. Seiring dengan menurunnya tingkat bunga sejak 2010 dan meningkatnya EBITDA Perseroan (lihat Grafik 7), TBI berhasil mencatatkan efisiensi biaya bunga. Hal yang sama terjadi pada indikator rasio biaya bunga terhadap total pendapatan (lihat Grafik 8), yang mengalami penurunan.

Good Debt ManagementIn September 2010, the Company entered into a debt-programme agreement which permits TBI to borrow fund maximum US$ 2bn from a syndication of domestic and foreign banks. In this program, TBI can use the fund, either for expansion program or for refinancing purpose, both in rupiah and foreign denominations. This debt program relates the interest rates charged to TBI to its financial performances. In end of June 2013, the Company has drawn seven series of debt from this program. In line with general decrease of interest rate level since 2010 and improvement in the Company’s EBITDA (see Chart 7), TBI has successfully recorded efficiency in its interest expense. Similar decreasingtrend occurred in the ratio of interest expenses to total revenue (see Chart 8).

Page 22: Kepada Yth. Bapak/Ibu : Pimpinan/Sales Kantor Cabang PT ... filePenerbit : PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. ... Wali Amanat : PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ... sebagaimana

11

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk – 12 November 2013PT Tower Bersama Infrastructure Tbk – 12 November 2013

11 Refer to important disclosures on the last page

Chart 7: Interest Expense to Total Debt Chart 8: Interest Expense to Total Revenues

Source: Company*annualized

Source: Company

Penyewaan yang MeningkatPerseroan selalu mencatatkan penambahan penyewaan dari tahun ke tahun. Penambahan signifikan (lihat Grafik 9), seperti pada 2010, 2011, dan 2012, terjadi terutama karena aksi akuisisi atas perusahaan penyewaan menara dengan ukuran signifikan. Pada 2010, TBI melaksanakan merjer terhadap PT Solu Sindo Kreasi Pratama yang merupakan perusahaan penyewaan menara pertama di Indonesia. Tahun 2011, TBI juga mengakuisisi perusahaan penyewaan menara papan atas PT Mitrayasa Sarana Informasi. Sementara itu, tahun lalu, pertama kali dalam sejarah terjadi akuisisi aset menara milik perusahaan yang tercakup dalam “Tiga Besar” (Telekomunikasi Indonesia, Indosat, dan XL Axiata). Meningkatnya kolokasi telah mendongkrak jumlah penyewaan dan rasio penyewaan. Rasio penyewaan meningkat lagi sejak tahun 2011 (lihat Grafik 10), walaupun terjadi penambahan 2.500 menara dari akuisisi Indosat pada Agustus 2012. Perseroan berhasil meningkatkan rasio penyewaan pada akhir tahun 2012 menjadi 1,75 kali. Ke depan, masih banyak ruang untukpeningkatan rasio penyewaan Perseroan dengan beberapa alasan: kebutuhan operator telekomunikasi untuk menempatkan BTS tambahan terkait ekspansi atau peningkatan kualitas jaringan, kapasitas menara Perseroanyang bisa mengakomodasi sampai empat penyewa, dan peluncuran teknologi yang lebih canggih oleh operator telekomunikasi.

Increasing TenancyThe Company consistenly records annual additional tenancies that support revenue growth. Significant addition (see Chart 9) occurred in 2010, 2011, and 2012, during which the Company did major acquisitions. In 2010, TBI merged with PT Solu Sindo Kreasi Pratama (the first company in Indonesia’s tower renting industry). In 2011, TBI also acquired top-tier tower rental company PT Mitrayasa Sarana Informasi. Meanwhile, last year, for the very first time, TBI involved in major asset acquisition from of what is called as “the Big-Three” (Telekomunikasi Indonesia, Indosat, and XL Axiata). Increasing co-locations have boosted tenancies and thus the tenancy ratios. Tenancy ratio picked up again since 2011 (see Chart 10), despite the additional 2.500 towers from Indosat’s acquisitionoccurred in August 2012. The Company was successful to have increased tenancy ratio as at end of 2012 to 1.75 times. Years ahead, more room for the Company’stenancy ratio to increase for several reasons: the need of telecommunication operators to install additional BTS that are related with expansion or improvement in network quality, the Company’s tower capacity that can accommodate up to four tenants, and the roll-out ofmore sophisticated technologies by telelcommunication operators.

Chart 9: Annual Tenancies Addition Chart 10: Tenancy Ratios

Source: Company Source: Company

Page 23: Kepada Yth. Bapak/Ibu : Pimpinan/Sales Kantor Cabang PT ... filePenerbit : PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. ... Wali Amanat : PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ... sebagaimana

12

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk – 12 November 2013PT Tower Bersama Infrastructure Tbk – 12 November 2013

Refer to important disclosures on the last page 12

Pertumbuhan Pendapatan Tercermin pada Tingkat Profitabilitas

Pertumbuhan pendapatan yang dibarengi oleh pengendalian biaya yang baik tercermin pada marjin operasi yang relatif tinggi (lihat Grafik 11), terutama jika dibandingkan dengan sektor usaha lain yang juga padat modal termasuk industri makanan olahan, farmasi, danpenjualan eceran.

Revenue Growth is Reflected in Profitability

Revenue growth which is coupled with good cost management is reflected in the Company’s high operating margins (see Chart 11). These levels of profitability exceed those which require the same high level of capital in the processed food and beverage, pharmaceutical, and retail industry.

Chart 11: High operating profit margin

Source: Company

Utang untuk PendapatanRasio utang terhadap modal Perseroan, per akhir Juni 2013 mencapai 2,4 kali (lihat Grafik 12). Tingkatan ini mencerminkan kestabilan pengendalian utang Perseroan yang selama enam periode terakhir dipertahankan pada rata-rata 2,1 kali. Tingkatan ini, untuk sektor penyewaan menara telekomunikasi yang memiliki kebutuhan modal yang tinggi, diklasifikasikan rendah. Sektor lain, misalnya, sektor lembaga pembiayaan, diberi keleluasaan oleh regulator untuk menggalang dana sampai tingkatan 10 kali rasio utang terhadap modal. Di lain pihak, penggalangan dana eksternal Perseroan selalu diimbangi pertumbuhanpendapatan yang cukup untuk mempertahankan profitabilitas (lihat Grafik 13).

Earnings-based LeverageIn end of June 2013, the Company’s debt-to-equityratio stood at 2.4 times (see Chart 12). This level reflects stability in the Company’s debt management in which during the last six periods was averagely maintained at 2.1 times. For the tower-renting sector which requires high level of capital, this level can be considered low. Other sector, for example, multifinancesector, is given flexibility by regulator to raise debt as much as 10 times of equity. On the other hand, the Company’s external fund raising is always being compensated with a more-than-sufficient revenue growth to maintain profitabilities (see Chart 13).

Chart 12: Debt-to-Equity Ratio Chart 13: EBITDA Growth

Source: Company Source: Company*yoy

Page 24: Kepada Yth. Bapak/Ibu : Pimpinan/Sales Kantor Cabang PT ... filePenerbit : PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. ... Wali Amanat : PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ... sebagaimana

13

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk – 12 November 2013PT Tower Bersama Infrastructure Tbk – 12 November 2013

13 Refer to important disclosures on the last page

Kemampuan Membayar Bunga UtangPer akhir Juni 2013, EBITDA Perseroan mampu menutupibunga utang Perseroan sebesar 3,2 kali (lihat Grafik 14), dan tingkatan ini merupakan tingkat tertinggi yang dicapai TBI. Selama enam periode terakhir, rasio EBITDA terhadap biaya bunga Perseroan, bisa dipertahankan di atasminimum 2 kali; tingkatan minimum yang disyaratkan oleh kreditor. Demikian juga dengan kemampuan membayarpokok utang Perseroan, yang ditunjukkan oleh rasio utang bersih terhadap EBITDA (lihat Grafik 15). Rasio ini, selama enam periode terakhir dipertahankan pada rata-rata 3,5kali atau lebih rendah dibandingkan persyaratan kreditor yang mencapai maksimum 5,0 kali.

Interest Paying CapacityIn end of June 2013, the Company’s EBITDA was able to cover 3,2 times of its interest expenses (see Chart 14), and this was the highest coverage which was attained by TBI. During the last six periods, EBITDA-to-interest-expense ratio could be maintained above the minimum level of 2.0 times; the minimum level required by TBI creditors. Similar strong capability was also shown in net debt-to-EBITDA ratio (see Chart 15). This ratio, during the last six periods, could be maintained at the average 3.5 times or lower than the maximum ratio of 5.0 times required by the Company’s creditors.

Chart 14: EBITDA to Interest Expenses Chart 15: Net Debt to EBITDA

Source: Company Source: Company

Neraca yang SolidNeraca Perseroan didominasi aset tidak lancar Properti Investasi (lihat Grafik 16), yaitu termasuk tanah yang dimiliki dan menara telekomunikasi yang menghasilkan pendapatan sewa. Sebagian besar aset Perseroan dijaminkan untuk menggalang dana eksternal.

Strong Balance SheetThe Company’s balance sheet is dominated by non-current asset of Property Investment (seeChart 16) which includes owned-land and telecommunication towers to generate income. Most the Company’s assets are pledged for debts.

Chart 16: Assets Composition

Cash and cash equivalents

7%

Other current assets13%

Investment properties-fair

value68%

Other non current assets

12%

Source: Company

Arus Kas dari Kegiatan Operasi yang TinggiPerseroan berhasil meningkatkan arus kas dari operasi selama empat periode terakhir (lihat Grafik 17), seiring pertumbuhan pendapatan. Arus kas dari operasi yang bertumbuh ini juga didorong oleh kualitas pelangganPerseroan yang selalu melaksanakan pembayaran sewa kepada TBI tepat waktu. Rata-rata masa perputaran piutang selama 2010-2012 untuk empat pelanggan terbesar Perseroan berada pada kisaran 36 hari.

High Cash Flow from OperationThe Company managed to increase its cash flows from operation in the last four periods (see Chart 17), in line with revenue growth. The growth of cash flows from operation also came from the high quality ofTBI’s customers which permit rent payment in a timely manner. The average accounts receivable period for 2010-2012 for the Company’s biggest four customerswas in the range of 36 days.

Cash and cash equivalents

7%

Other current assets13%

Investment properties-fair

value68%

Other non current assets

12%

Page 25: Kepada Yth. Bapak/Ibu : Pimpinan/Sales Kantor Cabang PT ... filePenerbit : PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. ... Wali Amanat : PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ... sebagaimana

14

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk – 12 November 2013PT Tower Bersama Infrastructure Tbk – 12 November 2013

Refer to important disclosures on the last page 14

Chart 17: Increasing Cash Flows from Operations

Source: Company

Page 26: Kepada Yth. Bapak/Ibu : Pimpinan/Sales Kantor Cabang PT ... filePenerbit : PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. ... Wali Amanat : PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ... sebagaimana

15

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk – 12 November 2013PT Tower Bersama Infrastructure Tbk – 12 November 2013

15 Refer to important disclosures on the last page

PROSPEK PERUSAHAAN BUSINESS PROSPECT

Di Antara Operator Menara Independen yang Terbesar

Dari seluruh populasi menara telekomunikasi di Indonesia, TBI memiliki pangsa pasar 14,3% dengan 9.308 sitestelekomunikasi pada Juni 2013, sementara Telkomsel memimpin pasar dengan kisaran pangsa pasar 23% (lihat Grafik 18). Namun, di antara perusahaan operator menaratelekomunikasi independen, TBI memimpin pangsa pasar. Ke depan, tren pelepasan menara telekomunikasi oleh operator telekomunikasi diperkirakan berlanjut dan memberi potensi perubahan posisi pangsa pasar daripopulasi menara telekomunikasi di Indonesia yang cenderung akan menguntungkan operator menara. Contoh pertama kali terjadinya pelepasan menara oleh operator telekomunikasi utama dengan status perusahaan milik pemerintah PT Indosat Tbk kepada operator menara independen adalah akuisisi menara Indosat pada Agustus 2012. Dalam transaksi tersebut, TBI mengakuisisi 2.500 menara telekomunikasi Indosat dengan pembayaran berupa kas dan 5% saham Perseroan. Pada waktu yang sama, kedua belah pihak menandatangani perjanjian sewa menara oleh Indosat untuk jangka waktu 10 tahun. Operator menara dengan skala usaha besar seperti Perseroan akan memiliki kesempatan lebih tinggi untuk memanfaatkan tren ini dibandingkan operator menara dengan skala usaha yang lebih kecil.

Among the Biggest Independent Tower Operators

Among total telecommunication towers in Indonesia, TBI commands a 14.3% market share with 9.308 telecommunication sites in June 2013, while Telkomsel led the market with share of about 23% (see Graph 18). However, among the independent tower operator companies, TBI leads the market share. In the future, the divestment of telecommunication towers from telecommunication operator to independent tower operators will persist and create a possibility of change in the market position to benefit those of independent tower operators. An example of the first tower divestment from a major telecommunication operator (a state-owned company PT Indosat Tbk) to an independent operator was the acquisition of Indosat towers in August 2012. In the transaction, TBI acquired 2.500 telecommunication towers of Indosat for cash and 5% of TBI shares. At the same time, the two parties signed an agreement for Indosat to lease back the towers for a 10 year-term. Towers operator with high scale of operation such as the Company will have higher opportunity to benefit from this trend, compared with tower operators with smaller scale of operation.

Chart 18: Tower Universe in Indonesia (June 2013)

Source:Company, Indo Premier

Akan Mengambil Manfaat dari Kemajuan TeknologiBisnis operator telekomunikasi saat ini telah lebih beralihkepada pelayanan data dengan menggunakan teknologi 3Gatau yang lebih tinggi, dibandingkan setidaknya tiga tahun lalu yang terutama melayani jasa telekomunikasi suara atau telepon. Porsi pendapatan dari layanan data operator telekomunikasi utama di Indonesia sejak 2010 telah meningkat (lihat Tabel 4). Seiring berlanjutnya pelayanan jasa data dari operator telekomunikasi, maka kebutuhan terhadap perangkat telekomunikasi BTS yang lebih canggih akan tetap ada. Penambahan jaringan menggunakan teknologi baru seperti 3G dan 4G oleh operatortelekomunikasi yang telah ada maupun operator pendatang baru akan membutuhkan tower space tambahan pada menara.

Will Benefit from Technology ImprovementAt present, telecommunication operator business has shifted more toward data services with 3G technologyor higher, compared to at least three years ago when those operators catered voice or telephone services. Revenue portion from data services of major telecommunication operators in Indonesia has increased since 2010 (see Table 4). In line with the continuationof data services trend from telecommunicationoperators, the need of more sophisticated telecommunication equipment will persist. Network addition with new technology such as 3G and 4G from the exisiting telecommunication operators and new comers will need additional tower spaces.

Page 27: Kepada Yth. Bapak/Ibu : Pimpinan/Sales Kantor Cabang PT ... filePenerbit : PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. ... Wali Amanat : PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ... sebagaimana

16

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk – 12 November 2013PT Tower Bersama Infrastructure Tbk – 12 November 2013

Refer to important disclosures on the last page 16

Table 4: Higher Portion of Revenues from Data

Telco OperatorRevenue from Data

(Rp bn) CAGRPortion of Total

Revenues2010 2012 (2010-2012) 2010 1H13

Telekomunikasi Indonesia* 19,801 27,624 18% 29% 37%XL Axiata* 5,407 8,447 12% 32% 41%Indosat 2,476 2,908 4% 13% 14%* include revenue from Short Messaging Services

Source: Financial Statement of Each Companies , Indo Premier

Belanja Modal Membentuk Potensi PendapatanBelanja modal yang dilakukan operator telekomunikasi merupakan potensi pendapatan perusahaan operator menara. Sejak 2008 sampai perkiraan tahun ini, misalnya,rata-rata belanja modal PT Telekomunikasi Indonesia Tbk mencapai Rp 17,7 triliun (lihat Tabel 5). Sebagian besar atau Rp10 trilliun dari belanja modal tahun 2013 digunakan untuk mengembangkan jaringan untuk layanan seluler berbasis data yang dilaksanakan melalui anak usaha PT Telkomsel. Fokus terhadap bisnis data memerlukan peningkatan penambahan BTS dan tower space.

Capital Expenditures Creates Potential RevenuesCapital expenditures of telecommunication operators serve as a platform for potential revenues of tower operators. Since 2008 to the estimate of this year,for example, the average of capital expenditures for PT Telekomunikasi Indonesia Tbk reached Rp 17.7 trillion (see Table 5). Most of this capital expenditures or Rp10trilliun in 2013 was used to develop network of data-based cellular services which was conducted through the subsidiary PT Telkomsel. Focus on data business forms the need of additional BTS dan tower spaces.

Table 5: Trend in Capital Expenditures among the Biggest Telco Operators

Telco OperatorCapital Expenditures (Rp trillion) Annual Average

(Rp Trillion)2008 2009 2010 2011 2012 2013ETelekomunikasi Indonesia 22.2 19.2 12.7 14.6 17.3 20.0 17.7XL Axiata 12.9 3.3 4.8 7.7 10.6 9.0 8.0

Indosat 13.1 6.9 6.5 6.1 5.8 8.0 7.7

Source: Info Memo of Each Companies, Indo Premier

Menyewa Menara Terbukti Lebih EfisienBagi operator telekomunikasi, menyewa menara berarti memindahkan beban belanja modal kepada biaya sewa. Per akhir Juni 2013, biaya rata-rata penyewaan yang dibebankan kepada penyewa berkisar Rp 172 juta per sewa per tahun. Biaya sewa ini lebih kecil dibandingkan jika penyewa membangun menara sendiri yang saat ini memakan biaya kisaran Rp 1 miliar per menara yang harus dikeluarkan pada awal masa pembangunan. Selain itu, faktor yang lebih penting adalah penyewa dibebaskan dari kebutuhan mengatur dan mengendalikan pembangunan dan pemeliharaan menara. Kedua aspek tersebut menopang tren penyerahan pembangunan dan pengelolaan menara kepada pihak ketiga.

Tower Renting was Provenly More EfficientFor telecommunication operators, renting a tower means to shift capital expenditures cost to rent expenses. In end of June 2013, the average rent expenses charged to tenants was about Rp 172 million per tenancy annually. This rent expense is lower compared to should the tenant build their own tower which currently costs around Rp 1 billion per tower. In addition, the more important aspect is that tenant is free from the complexity of constructing and maintaining the towers. Those two aspects will support trend of delegating telecommunication tower construction and management to a third party.

BTS 3G akan BertumbuhSejak 2008 sampai akhir Juni 2013, jumlah BTS dari tiga operator telekomunikasi utama tumbuh rata-rata 17% CAGR dengan komposisi jenis BTS 3G rata-rata dengan porsi 29% (lihat Tabel 6). Kami yakin porsi ini akan meningkat mengingat intensitas lalu lintas data antarpelanggan operator telekomunikasi yang kian meningkat.

The Growth of BTS 3GDuring 2008 to end of June 2013, the number of BTSof three major telecommunication companies grew at the average of 17% CAGR with composition of 3G BTStype at an average portion of 29% (see Table 6). We believe this portion will increase given the intensity of data traffic among subscribers of telecommunication companies.

Table 6: The Devolopment of Number of BTSs (Units) and Its Type

Telco Operator 2008 1H13 CAGR (2008-1H13)%tage of 3G BTS

- June 2013

Telekomunikasi Indonesia 30,926 68,225 19% 31%XL Axiata 16,729 41,293 22% 34%Indosat 14,162 22,449 11% 21%

Source: Info Memo of Each Companies, Indo Premier

Page 28: Kepada Yth. Bapak/Ibu : Pimpinan/Sales Kantor Cabang PT ... filePenerbit : PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. ... Wali Amanat : PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ... sebagaimana

17

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk – 12 November 2013PT Tower Bersama Infrastructure Tbk – 12 November 2013

17 Refer to important disclosures on the last page

Penyangga Industri TelekomunikasiPertumbuhan sektor telekomunikasi tergantung pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pada saat ini, ekonomi Indonesia diperkirakan akan bertumbuh dengan kecepatan setidaknya 5% pada masa datang, lebih tinggi dibandingkan tingkat pertumbuhan negara tetangga, apalagi jika dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan negara maju. Operator telekomunikasi memiliki kesempatan untuk mengambil manfaat dari pertumbuhan tersebut. Selain itu, sektor telekomunikasi juga akan mengambil manfaat dari pergeseran umur populasi yang akan berubah lebih banyak ke kelompok umur produktif (lihat Grafik 20). Berdasarkan sensus penduduk yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik pada tahun 2010, tingkat ketergantungan penduduk Indonesia mencapai 51,31. Angka ini menunjukkan bahwa setiap 100 orang usia produktif (usia antara 15 dan 64 tahun) terdapat sekitar 51 orang usia tidak produktif (usia 14 tahun ke bawah dan usia di atas 65 tahun). Pemerintah Indonesia memperkirakan, pada tahun 2020 tingkat ketergantungan penduduk akan menurun menjadi 30. Dengan kata lain, diperkirakan pada tahun 2020 jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) akan mengambil porsi 70% dari total penduduk. Kami percaya operator telekomunikasi papan atas akan mendapatkan manfaat dari permintaan jasa telekomunikasi yang meningkat dari pergeseran piramida penduduk tersebut.

The Support of Telco SectorGrowth in the telecommunication sector very much depends on economy growth of a country. At present, indonesia’s economy is expected to grow at the rate of at least 5% for foreseeable futures, higher compared to growth of other neighbouring countries, let alone to developed ones. Telecommunication operators will have the opportunity to gain benefit from the growth. In addition, telecommunication sector will also benefit from the shift of population age classification that will shift more to the productive age bracket (see Chart 20).Based on population census conducted by Indonesia’s Badan Pusat Statistik in 2010, Indonesia dependency ratio was at 51.31. This indicated that every 100 people of productive age (between 15 to 64 years) will support 51 people of non productive age (below 14 years and above 65 years). The Indonesian government predicts that dependency ratio will decrease to the level of 30 in the year 2020. In other words, it is estimated that in 2020 the portion of population in the productive age bracket (15-64 years) will make up 70% of total population. We believe major telecommunication companies will enjoy the share of demand increase of telecommunication services from the productive age bracket.

Chart 19: Demographic Pyramide in 2010 Chart 20: Demographic Pyramide in 2020

Source: NationMaster Source: NationMaster

Page 29: Kepada Yth. Bapak/Ibu : Pimpinan/Sales Kantor Cabang PT ... filePenerbit : PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. ... Wali Amanat : PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ... sebagaimana

18

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk – 12 November 2013PT Tower Bersama Infrastructure Tbk – 12 November 2013

Refer to important disclosures on the last page 18

PT TOWER BERSAMA INFRASTRUCTURE TBK– FINANCIAL SUMMARYBALANCE SHEETS (Rp Million) FY10A FY11A FY12A 6M13

ASSETS

CURRENT ASSETS

Cash and cash equivalents 1,099,803 613,139 704,814 1,536,461

Trade receivables - Third parties 130,733 149,203 154,056 252,627

Accrued revenue 143,578 197,610 320,321 461,825

Advance payments and prepaid expenses 43,171 92,949 86,388 93,134

Other current assets 125,751 133,367 1,035,650 1,093,733Property and equipment - net of accumulated depreciation 204,280 383,713 87,100 91,200

Investment properties-fair value 2,824,607 4,283,000 10,363,924 11,787,075Goodwill - fair value and net of accumulated amortization 467,236 677,169 677,169 677,169

Long-term land lease 96,869 244,127 618,953 728,777

Other non current assets 40,414 105,929 269,108 556,008

TOTAL ASSETS 5,176,442 6,880,206 14,317,483 17,278,009

LIABILITY AND EQUITY

Trade payables - Third parties 81,270 77,204 252,668 162,565

Unearned income 124,677 136,388 209,224 545,405

Accrued expenses 105,182 308,101 721,825 970,382

Long term loans - current portion 61,463 243,512 857,972 797,695

Other current liabilities 86,556 104,541 140,325 128,813

Long term notes 2,911,362

Long term loans - net of current portion 2,329,270 3,253,500 7,870,892 6,758,326

Other long term loans 69,497 51,751 19,184 24,630

Total liabilities 2,857,915 4,174,997 10,072,090 12,299,178

Equities attributable to parent 2,144,324 2,512,050 3,994,592 4,727,618

Non controlling interest 174,203 193,159 250,801 251,213

Total Shareholders' Equity 2,318,527 2,705,209 4,245,393 4,978,831

TOTAL LIABILITIES AND EQUITIES 5,176,442 6,880,206 14,317,483 17,278,009

Source: Company

INCOME STATEMENT (Rp Million) FY10A FY11A FY12A 6M13

Revenue 671,360 970,026 1,715,421 1,271,386

Cost of revenue (98,196) (143,262) (263,837) (180,311)

Gross profit 573,164 826,764 1,451,584 1,091,075

Operation expenses (86,877) (119,278) (171,195) (120,103)

Income from operations 486,287 707,486 1,280,389 970,972

Financial expenses - interest (226,325) (246,597) (467,482) (324,152)

Others - net 99,335 52,059 100,341 233,925

Profit before income tax 359,297 512,948 913,248 880,745

Tax expenses (19,919) (20,600) 14,167 58,462

Profit before non controlling interest 339,378 492,348 927,415 939,207

Non controlling interest (12,649) (17,990) (85,480) (95,483)

Net profit attributable to parent 326,729 474,358 841,935 843,724

Source:Company

Page 30: Kepada Yth. Bapak/Ibu : Pimpinan/Sales Kantor Cabang PT ... filePenerbit : PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. ... Wali Amanat : PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ... sebagaimana

19

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk – 12 November 2013PT Tower Bersama Infrastructure Tbk – 12 November 2013

19 Refer to important disclosures on the last page

FINANCIAL RATIOS FY10A FY11A FY12A 6M13

Growth

Revenue 96.7% 44.5% 76.8% 96.4%*

Gross profit 92.4% 44.2% 75.6% 97.8%*

Operating profit 95.5% 45.5% 81.0% 103.9%*

Net profit attributable to parent 35.8% 45.2% 77.5% 198.2%*

Assets 178.3% 32.9% 108.1% 20.7%

Total Equity 327.9% 16.7% 56.9% 17.3%

Profitability

Gross profit margin 85.4% 85.2% 84.6% 85.8%

Operating margin 72.4% 72.9% 74.6% 76.4%

EBITDA margin 76.4% 78.7% 81.5% 81.9%

Net profit margin 48.7% 48.9% 49.1% 66.4%

ROA 6.3% 6.9% 5.9% 9.8%**

ROE 15.2% 18.9% 21.1% 35.7%**

Liquidity and Solvability

Current ratio (X) 3.4 1.4 1.1 1.3

Net Debt / Equity 64.3% 119.3% 207.4% 207.0%

EBITDA / Interest expense (X) 2.3 3.1 3.0 3.2

EBITDA / Interest-bearing debt 20.7% 21.1% 15.6% 9.6%

Source:Company*compared to June 2012**annualized

Page 31: Kepada Yth. Bapak/Ibu : Pimpinan/Sales Kantor Cabang PT ... filePenerbit : PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. ... Wali Amanat : PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ... sebagaimana

Wisma GKBI 7th Floor Suite 718, Jl. Jenderal Sudirman Kav.28, Jakarta 10210Tel. (62-21) 5793 1168, Fax. (62-21) 5793 1167

Fixed Income Desk

Sonny Thendian Head of Fixed Income [email protected]

Dino Nunuhitu [email protected]

Heny Utari [email protected]

Nicolaus Ignatius [email protected]

Witarso [email protected]

Telp: (62-21) 5793 1071 (hunting). Fax: (62-21) 5793 1072

Ruko ITC BSD Lt.1 No 30Jl Pahlawan Seribu, Serpong - TangerangTel. (021) 5315 6701Fax. (021) 5315 6702

Graha International Lantai 1Jl. Asia Afrika 129 Bandung - 40112

Tel. (022) 422 1758Fax. (022) 422 1778

Wisma Dharmala Surabaya Lantai MezzanineJl. Panglima Sudirman 101-103 Surabaya - 60271Tel. (031) 548 7050Fax. (031) 548 7051

Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 40 B2Malang

Tel. (0341) 352 925 Fax. (0341) 352 924

Jl. Sultan Agung No.104-106Semarang 50232Tel. (024) 850 5961Fax. (024) 850 5962

JL. Urip Sumoharjo No 29 BSolo - 57129

Tel. (0271) 661 196Fax. (0271) 633 469

Gedung Uniplaza Lt.3 West TowerJl. M.T. Haryono No. A-1 MedanTel. (061) 455 0168Fax. (061) 455 2371

Jl. Sulawesi No. 88Makassar 90174

Tel. (0411) 333 168Fax. (0411) 333 167

DISCLAIMER: This research is based on information obtained from sources believed to be reliable, but we do not make any representation or warranty nor accept any responsibility or liability as to its accuracy, completeness or correctness. Opinions expressed are subject to change without notice. This document is prepared for general circulation. Any recommendation contained in this document does not have regard to the specific investment objectives, financial situation and the particular needs of any specific addressee. This document is not and should not be construed as an offer or a solicitation of an offer to purchase or subscribe or sell any securities. PT. Indo Premier Securities or its affiliates may be involved in transactions contrary to any opinion herein to make markets, or have positions in the securities recommended herein. PT. Indo Premier Securities or its affiliates may seek or will seek investment banking or other business relationships with the companies in this report.

Prin

ted

by D

KUpr

int w

ww

.dku

prin

ting.

com

Wisma GKBI 7th Floor Suite 718, Jl. Jenderal Sudirman Kav.28, Jakarta 10210Tel. (62-21) 5793 1168, Fax. (62-21) 5793 1167

Fixed Income Desk

Sonny Thendian Head of Fixed Income [email protected]

Dino Nunuhitu [email protected]

Heny Utari [email protected]

Nicolaus Ignatius [email protected]

Witarso [email protected]

Telp: (62-21) 5793 1071 (hunting). Fax: (62-21) 5793 1072

Ruko ITC BSD Lt.1 No 30Jl Pahlawan Seribu, Serpong - TangerangTel. (021) 5315 6701Fax. (021) 5315 6702

Graha International Lantai 1Jl. Asia Afrika 129 Bandung - 40112

Tel. (022) 422 1758Fax. (022) 422 1778

Wisma Dharmala Surabaya Lantai MezzanineJl. Panglima Sudirman 101-103 Surabaya - 60271Tel. (031) 548 7050Fax. (031) 548 7051

Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 40 B2Malang

Tel. (0341) 352 925 Fax. (0341) 352 924

Jl. Sultan Agung No.104-106Semarang 50232Tel. (024) 850 5961Fax. (024) 850 5962

JL. Urip Sumoharjo No 29 BSolo - 57129

Tel. (0271) 661 196Fax. (0271) 633 469

Gedung Uniplaza Lt.3 West TowerJl. M.T. Haryono No. A-1 MedanTel. (061) 455 0168Fax. (061) 455 2371

Jl. Sulawesi No. 88Makassar 90174

Tel. (0411) 333 168Fax. (0411) 333 167

DISCLAIMER: This research is based on information obtained from sources believed to be reliable, but we do not make any representation or warranty nor accept any responsibility or liability as to its accuracy, completeness or correctness. Opinions expressed are subject to change without notice. This document is prepared for general circulation. Any recommendation contained in this document does not have regard to the specific investment objectives, financial situation and the particular needs of any specific addressee. This document is not and should not be construed as an offer or a solicitation of an offer to purchase or subscribe or sell any securities. PT. Indo Premier Securities or its affiliates may be involved in transactions contrary to any opinion herein to make markets, or have positions in the securities recommended herein. PT. Indo Premier Securities or its affiliates may seek or will seek investment banking or other business relationships with the companies in this report.

Wisma GKBI 7th Floor Suite 718, Jl. Jenderal Sudirman Kav.28, Jakarta 10210Tel. (62-21) 5793 1168, Fax. (62-21) 5793 1167

Fixed Income Desk

Sonny Thendian Head of Fixed Income [email protected]

Dino Nunuhitu [email protected]

Heny Utari [email protected]

Nicolaus Ignatius [email protected]

Witarso [email protected]

Telp: (62-21) 5793 1071 (hunting). Fax: (62-21) 5793 1072

Ruko ITC BSD Lt.1 No 30Jl Pahlawan Seribu, Serpong - TangerangTel. (021) 5315 6701Fax. (021) 5315 6702

Graha International Lantai 1Jl. Asia Afrika 129 Bandung - 40112

Tel. (022) 422 1758Fax. (022) 422 1778

Wisma Dharmala Surabaya Lantai MezzanineJl. Panglima Sudirman 101-103 Surabaya - 60271Tel. (031) 548 7050Fax. (031) 548 7051

Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 40 B2Malang

Tel. (0341) 352 925 Fax. (0341) 352 924

Jl. Sultan Agung No.104-106Semarang 50232Tel. (024) 850 5961Fax. (024) 850 5962

JL. Urip Sumoharjo No 29 BSolo - 57129

Tel. (0271) 661 196Fax. (0271) 633 469

Gedung Uniplaza Lt.3 West TowerJl. M.T. Haryono No. A-1 MedanTel. (061) 455 0168Fax. (061) 455 2371

Jl. Sulawesi No. 88Makassar 90174

Tel. (0411) 333 168Fax. (0411) 333 167

DISCLAIMER: This research is based on information obtained from sources believed to be reliable, but we do not make any representation or warranty nor accept any responsibility or liability as to its accuracy, completeness or correctness. Opinions expressed are subject to change without notice. This document is prepared for general circulation. Any recommendation contained in this document does not have regard to the specific investment objectives, financial situation and the particular needs of any specific addressee. This document is not and should not be construed as an offer or a solicitation of an offer to purchase or subscribe or sell any securities. PT. Indo Premier Securities or its affiliates may be involved in transactions contrary to any opinion herein to make markets, or have positions in the securities recommended herein. PT. Indo Premier Securities or its affiliates may seek or will seek investment banking or other business relationships with the companies in this report.

Page 32: Kepada Yth. Bapak/Ibu : Pimpinan/Sales Kantor Cabang PT ... filePenerbit : PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. ... Wali Amanat : PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ... sebagaimana

APLIKASI BOOKBUILDING

A. Ijarah Informasi Obligasi& Sukuk

Nama Emiten : PT. Tower Bersama Infrastructure Tbk Nama Efek : Obligasi Berkelanjutan I Tower Bersama Infrastructure Tahap I Tahun 2013

Seri A : 370 Hari Kalender Seri B : 3 (tiga) tahun

Tenor (Jangka Waktu) :

Seri C : 5 (lima) tahun Seri A : 8,25 % - 9,00 % Seri B : 9.00 % - 9,85 %

Indikasi Kupon :

Seri C : 9,10 % - 10,00 % Periode Bookbuilding : 14 - 20 November 2013 (pk. 12.00 Wib.)

B. Persyaratan Aplikasi Bookbuilding :

1. Pesanan sekurang-kurangnya Rp.1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) 3. Nasabah harus mengisi Formulir Aplikasi Bookbuilding pada huruf C dibawah secara lengkap, jelas dan benar dan diserahkan

/ dikirimkan kepada PT. Phillip Securities Indonesia Kantor Pusat (u.p Divisi Corporate Finance) melalui Fax No. 021-57900809 atau melalui email [email protected] , selambat-lambatnya tanggal 20 November 2013 pukul 12.00 Wib.

4. Aplikasi Bookbuilding yang telah ditanda-tangani tidak dapat dibatalkan namun bukan berarti bahwa Nasabah pasti akan memperoleh penjatahan, karena penjatahan tersebut merupakan keputusan dan wewenang mutlak dari Penjamin Pelaksana Emisi (Lead Underwriter). Ketentuan ini mohon dimengerti oleh Nasabah sehingga tidak melakukan gugatan atas keputusan penjatahan yang diterima.

5. Nasabah yang memperoleh penjatahan, wajib melakukan pembayaran senilai jumlah jatah Obligasi yang diperoleh dan pembayaran tersebut harus dilakukan selambat-lambatnya tanggal 3 Desember 2013 pukul 12.00 Wib (in good funds) dengan menyetor langsung ke Rekening Dana Investor (RDI) milik Nasabah.

C. Formulir Aplikasi Bookbuilding :

▪ Nama & Kode Nasabah : Kode :

▪ No. Telp. / HP / Fax :

▪ Alamat Email :

Jenis Efek Tingkat Bunga Oligasi (per tahun)

Jumlah Nominal Obligasi (Rp)

Obligasi Seri A ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,% Rp. ………………………………..

Obligasi Seri B ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,% Rp. ………………………………..

▪ Jenis Efek / Seri Obligasi, Tingkat Kupon dan Jumlah Obligasi Yang Diminati

:

Obligasi Seri C ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,% Rp. ………………………………..

......….……………………., …………………, 2013

Kantor Cabang / Sales :

(……………………..………………….) Nama & Tanda-tangan

Nasabah :

(……………………………..………….) Nama & Tanda-tangan