18
KEPASTIAN HUKUM PEMISAHAN BERKAS PERKARA PIDANA (SPLITSING) OLEH JAKSA PENUNTUT UMUM DITINJAU DARI HAK TERDAKWA DALAM MENDAPATKAN PERADILAN CEPAT, SEDERHANA DAN BIAYA RINGAN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Program Studi Ilmu Hukum Disusun Oleh: RAHMAWATI NIM: 201710110311024 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2021

KEPASTIAN HUKUM PEMISAHAN BERKAS PERKARA PIDANA …

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEPASTIAN HUKUM PEMISAHAN BERKAS PERKARA PIDANA …

KEPASTIAN HUKUM PEMISAHAN BERKAS PERKARA PIDANA (SPLITSING)

OLEH JAKSA PENUNTUT UMUM DITINJAU DARI HAK TERDAKWA DALAM

MENDAPATKAN PERADILAN CEPAT, SEDERHANA DAN BIAYA RINGAN

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Program Studi Ilmu Hukum

Disusun Oleh:

RAHMAWATI

NIM: 201710110311024

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2021

Page 2: KEPASTIAN HUKUM PEMISAHAN BERKAS PERKARA PIDANA …

PENULISAN HUKUM

KEPASTIAN HUKUM PEMISAHAN BERKAS PERKARA PIDANA (SPLITSING)

OLEH JAKSA PENUNTUT UMUM DITINJAU DARI HAK TERDAKWA DALAM

MENDAPATKAN PERADILAN CEPAT, SEDERHANA DAN BIAYA RINGAN

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar kesarjanaan

dalam bidang Ilmu Hukum

Oleh:

RAHMAWATI

201710110311024

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS HUKUM

2021

Page 3: KEPASTIAN HUKUM PEMISAHAN BERKAS PERKARA PIDANA …
Page 4: KEPASTIAN HUKUM PEMISAHAN BERKAS PERKARA PIDANA …
Page 5: KEPASTIAN HUKUM PEMISAHAN BERKAS PERKARA PIDANA …

UNGKAPAN PRIBADI:

Tidak semua yang kita inginkan akan tercapai

Maka aturlah ekspektasi, disertai usaha dan doa.

Motto :

Terbentur, Terbentur, Terbentuk

- Tan Malaka

Page 6: KEPASTIAN HUKUM PEMISAHAN BERKAS PERKARA PIDANA …

ABSTRAKSI

Nama : Rahmawati

NIM : 201710110311024

Judul :

Pembimbing : Dr. Sidik Sunaryo, S.H., M.Si., M.Hum

Cekli Setya Pratiwi, S.H., LL.M., M.CL.

Pemisahan berkas perkara pidana atau Splitsing didasarkan pada Pasal 142 KUHAP. Pasal ini

merupakan pasal pengecualian dari Pasal 141 KUHAP yang menegaskan mengenai penggabungan

perkara atau voeging. Norma ini kemudian menjadi persoalan karena belum ada kriteria baku apa

saja syarat suatu perkara dapat di splitsing dan terdapat persamaan unsur di kedua pasal di atas.

Selain itu ada distorsi norma dalam pasal 142 KUHAP, dimana frasa dalam pasal 142 saling

bertolak belakang. Maka dari itu, penulis akan membahas dua rumusan masalah sebagai berikut:

Bagaimanakah ketentuan splitsing oleh Jaksa Penuntut Umum dalam Kitab Undang-Undang

Hukum Acara Pidana ditinjau dari Asas Kepastian Hukum dan Bagaimanakah Penerapan Splitsing

ditinjau dari Hak Terdakwa dalam mendapatkan Peradilan cepat, Sederhana dan Biaya Ringan.

Adapun metode penelitian yang digunakan dalam mengkaji hal ini yaitu dengan pendekatan

yuridis normatif, yang dikaji dengan menggunakan 3 (tiga) metode yakni: pendekatan undang-

undang, pendekatan konseptual dan pendekatan komparatif. Serta sumber bahan yang digunakan

yaitu sumber bahan primer dan sekunder. Karena adanya distorsi norma tersebut menyebabkan

penerapan hukum yang berbeda yang berdampak pada persamaan perlakuan di depan hukum

terkait splitsing. Distorsi ini menunjukan bahwa norma pasal 142 tidak memiliki kepastian hukum.

Selain itu penerapan splitsing juga berdampak pada asas peradilan cepat, sederhana dan biaya

ringan. Hal ini dikarenakan tindak pidana yang berhubungan dan dilakukan oleh beberapa

tersangka harus dipisah dengan berkas yang berbeda beda. Hal ini tentu memperlama proses

peradilan pidana yang seharusnya bisa digabung karena memiliki hubungan satu sama lainya dan

asas biaya ringan tidak optimal, karena seluruh berkas yang semula menjadi satu harus di pecah

dan berdiri sendiri dalam beberapa berkas. Lebih lanjut penerapan splitsing ini ternyata tidak hanya

didasarkan pada norma pasal 142 KUHAP semata melainkan terdapat pertimbangan lainya yakni,

kurangnya alat bukti saksi. Praktek semcam ini jelas tidak memiliki landasan yuridis serta bentuk

pemaksaan bersaksi melawan diri sendiri (to testify against himself) yang terselubung yang

bertentangan dengan asas non self-incrimination.

Kata Kunci: Splitsing, Kepastian Hukum, Peradilan Cepat, Sederhana dan Biaya Ringan

Kepastian Hukum Pemisahan Berkas Perkara Pidana (Splitsing) Oleh

Jaksa Penuntut Umum ditinjau dari Hak Terdakwa dalam mendapatkan

Peradilan Cepat, Sederhana, dan Biaya Ringan

Page 7: KEPASTIAN HUKUM PEMISAHAN BERKAS PERKARA PIDANA …

ABSTRACT

Name : Rahmawati

NIM : 201710110311024

Tittle :

Advicers : Dr. Sidik Sunaryo, S.H., M.Si., M.Hum

Cekli Setya Pratiwi, S.H., LL.M., M.CL.

Separation of criminal case files or splitsing is based on Article 142 of the Criminal Procedure

Code. This article is an exception to Article 141 of the Criminal Procedure Code which confirms

the merger of cases or voegings. This norm then becomes a problem because there are similarities

in the elements in the two articles above. In addition, there is a distortion of norms in article 142

of the Criminal Procedure Code, where the phrases in Article 142 are contradictory. Therefore, the

author will discuss two problem formulations as follows: How is the provision of splitting by the

Public Prosecutor in the Criminal Procedure Code in terms of the Principle of Legal Certainty and

How is the Application of Splitting in terms of the Defendant's Right to Get a Fast, Simple and

Cost Trial Light. The research method used in examining this matter is the normative juridical

approach, which is studied using 3 (three) methods, namely: a statutory approach, a conceptual

approach and a comparative approach. As well as the source of the materials used, namely the

source of primary and secondary materials. Due to the distortion of these norms, the application

of different laws has an impact on the equality of treatment before the law related to splitting. This

distortion shows that the norm of article 142 has no legal certainty. In addition, the application of

splitting also has an impact on the principle of fast, simple and low cost justice. This is because

the criminal acts committed by several suspects must be separated with different files. This

certainly prolongs the criminal justice process, which should be merged because it has a

relationship with one another and the principle of low cost is not optimal, because all files that

were originally put together must be split up and stand alone in several files. Furthermore, the

application of this splitting was not only based on the norms of Article 142 of the Criminal

Procedure Code, but there were other considerations, namely, the lack of evidence for witnesses.

Such a practice clearly does not have a juridical basis and a hidden form of coercion to testify

against himself (to testify against himself) which is contrary to the principle of non-self-

incrimination.

Keywords: Splitsing, Legal Certainty, Fast, Simple and Low Cost Trial

Legal Certainty For The Separation Of Criminal Case Files (Splitsing)

By The Public Prosecutor In Terms Of The Right Of The Defendant To

Obtain A Fast, Simple And Low Cost Trial

Page 8: KEPASTIAN HUKUM PEMISAHAN BERKAS PERKARA PIDANA …

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

anugrahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan hukum atau skripsi berjudul.

“KEPASTIAN HUKUM PEMISAHAN BERKAS PERKARA PIDANA (SPLITSING)

OLEH JAKSA PENUNTUT UMUM DITINJAU DARI HAK TERDAKWA DALAM

MENDAPATKAN PERADILAN CEPAT, SEDERHANA DAN BIAYA RINGAN”.

Penulisan hukum ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana

Hukum pada Jurusan Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam penulisan hukum atau skripsi ini tentunya penyusun mendapat banyak bantuan serta

dukungan dari berbagai pihak sehingga memberikan semangat bagi penulis. Kasih yang tulus serta

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Masnah, S.Pd dan (Alm) Maskur Rijani, S.E dan Nor Hadijah, S.Psi. Terimakasih yang tidak

ada hentinya, penulis ucapkan kepada kedua orang tua dan saudara kandung penulis, yang telah

memberikan doa dan dukungan secara materil dan immaterial dari awal kuliah hingga penulis

memperolah gelar S-1 Sarjana Hukum di Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dr. Drs. Fauzan, M. Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang

3. Dr. Tongat, S.H., M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum, Catur Wido Haruni, S.H., M.Si.,

M.Hum. (Wakil Dekan I), Nu’man Aunuh, S.H, M.H (Wakil Dekan II), Said Noor Prasetyo,

S.H., M.H (Wakil Dekan III) dan Kepala Laboratorium Fakultas Hukum, penulis ucapkan

terimakasih karena selama ini selalu memberi motivasi bagi penulis;

4. Bapak Dr. Sidik Sunaryo, S.H., M.Si., M.Hum dan Ibu Cekli Setya Pratiwi, S.H, LL.M, M.CL.

Selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir Penulis. Penulis ucapkan terima kasih sedalam-

dalmnya karena telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam proses

penulisan skripsi ini. Serta mengajarkan penulis arti bersabar dalam hal menunggu dan sadar

tidak semua yang diinginkan langsung tercapai karena semua butuh proses;

5. Ibu Shinta Ayu Purnamawati, S.H, M.H selaku dosen wali penulis di Kelas A angkatan 2017

selama berkuliah di Universitas Muhammadiyah Malang yang telah banyak mendukung

selama penulis menimba ilmu;

6. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang, kiranya telah

banyak memberikan pengetahuan pada penulis selama di Fakultas Hukum;

Page 9: KEPASTIAN HUKUM PEMISAHAN BERKAS PERKARA PIDANA …

7. Seluruh keluarga Komunitas Riset dan Debat (KRD) terkhusus para senior penulis yaitu Mas

Febriansyah Ramadhan, Kak Rezky Saputra, Mas Wildan Arif, Mba Holly Muridi Zam-Zam

dan Mba Ratu Julhijah penulis ucapkan terima kasih karena telah banyak menginspirasi penulis

untuk semangat dalam menimba ilmu.

8. Teman-teman seperjuangan di KRD 2017 yaitu Bayu Yusya Uwaiz Al-Khorni yang telah

banyak membantu penulis dalam memberi dukungan dan membantu mengerjakan Skripsi.

Nisa Irma Khairunnisa yang selalu sabar mendengar keluhan dan cerita penulis setiap harinya.

Nur Rizkiya Muhlas dan Erix Dwui Yulianto teman seperjuangan penulis dalam perlombaan

di Makassar dan Riau yang tidak akan penulis lupakan. Ana Fauziah, Bayu Aji Satria, Rere

Yurike, Andiko dan seluruh anggota KRD lainnya penulis ucapkan terima kasih karena telah

banyak memberikan pembelajaran selama penulis berkuliah;

9. Seluruh keluarga Kejaksaan Negeri Paser sebagai tempat magang penulis, tekhusus Bapak

Andris Budianto, S.H. M.H, Bapak Ilham Misbahus Suyukri, S.H, Bapak Ricardo, S.H, Mba

Mita, Kak Yoga dan lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan

terima kasih karena telah memberikan ilmu dan membantu pengerjaan skripsi penulis.

10. Kepada Ibu Siane F Matulessy, S.H dan Bapak Fajaruddin S. Salampessy S.H selaku Jaksa

yang bersedia penulis wawancarai, penulis ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya karena

telah bersedia untuk berbagi ilmu;

11. Seluruh keluarga Laboratorium Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang, terima

kasih telah memberikan kepercayaan kepada penulis sebagai Asisten dan para instruktur yang

telah banyak membantu dan memberika ilmu yang bermanfaat kepada penulis;

12. Teman-teman penulis yang telah banyak memberikan warna selama pekuliahan penulis yaitu

Riska Aprillianti, Faradita Edza Zahra, Aulia Yasminar, Reihan Dewi Alam Saraswati dan

Melatul Aliyah. Terima kasih sebanyak-banyaknya penulis ucapkan untuk segala waktu dan

dukungannya, semoga perteman kita terus terjaga walau nantinya terbatas oleh jarak;

13. Teman-teman penulis yang telah banyak memberikan dukungan yaitu Bahrun Floando

Hutagalung, Kemal Juniardi, Azza Falahuddin Haqqi, Alfath Anggara, Akbar Fanis Ananda,

Yoga Dwi Ardianzah, Nur Shabrina Annisa, Adelia Uswatun Hasanah, Ersita Hotma Ully,

Dwi Maivira Nuryadi, Titin Irawati, Ripka Ristia, Ariq Shollahudin Al Fayed, Melisa, Nana

seluruh pengguni Asrama Putri Paser Malang serta teman-teman lainnya yang tidak dapat

penulis sebutkan satu-persatu penulis ucapkan terima kasiha atas segala dukungannya.

Page 10: KEPASTIAN HUKUM PEMISAHAN BERKAS PERKARA PIDANA …

DAFTAR ISI

LEMBAR COVER/SAMPUL DALAM………………………………………………………………………………………………………….ii

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………………………………………………………………………...iii

ABSTRAKSI…………………………………………………………………………………………………………………………………………...iv

ABSTRACT……………………………………………………………………………………………………………………………………………..v

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………………………………..vi

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………………………………………………………viii

DAFTAR TABEL……………………………………………………………………………………………………………………………………….x

BAB I ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………….1

A. Latar Belakang..…………………………………………………………………………………………………………………………..1

B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………………………………………………………………7

C. Tujuan Penelitian ………………………………………………………………………………………………………………………..7

D. Manfaat Penelitian ……………………………………………………………………………………………………………………..8

E. Kegunaan Penelitian …………………………………………………………………………………………………………………..8

F. Metode Penelitian ………………………………………………………………………………………………………………………9

G. Sistematika Penulisan ……………………………………………………………………………………………………………….12

BAB II …………………………………………………………………………………………………………………………………………………….14

A. Tinjauan Hukum Acara Pidana ………………………………….………………………………………………………………14

1. Pengertian Hukum Acara Pidana …………………………………………………………………………………..……14

2. Asas-asas Hukum Acara Pidana …………………………………………………………………………………………..16

3. Hak-hak Terdakwa dalam Hukum Acara Pidana ………………………………………………………………….23

B. Tinjauan Pemisahan Berkas Perkara Pidana (Splitsing) ………………………………………………………………34

1. Pengertian Pemisahan Berkas Perkara Pidana (Splitsing)……………………………………………………34

2. Ketentuan Pemisahan Berkas Perkara (Splitsing) dalam KUHAP……………………........................37

3. Tugas dan Wewenang Jaksa sebagai Penuntut Umum ..............…………..……………………………..39

C. Teori Kepastian Hukum ………………………………………….………………………………………………………………..40

BAB III……………………….…………………………………………………………………………………………………………………………..47

A. Ketentuan Splitsing oleh Jaksa Penuntut Umum dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

ditinjau dari Asas Kepastian Hukum ………………………………………………………………………………………….47

B. Penerapan Splitsing ditinjau dari Hak Terdakwa dalam mendapatkan Peradilan Cepat, Sederhana

dan Biaya Ringan ………………………………………………………………………………………………………………………67

a) Penerapan Splitsing dalam Peradilan cepat dan sederhana ……………………………..………………..68

b) Penerapan Splitsing dalam Peradilan Bbiaya Ringan …………………………………………………………..79

BAB IV..………………………………………………………………………………………………………………………………………………….82

A. Kesimpulan ………………………………………………………………………………………………………………………………82

B. Saran ……………………………………………………………………………………………………………………………………….83

Page 11: KEPASTIAN HUKUM PEMISAHAN BERKAS PERKARA PIDANA …

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………………………………………………………….85

LAMPIRAN………………………………………………………………………………………………………………………………………….. 89

Page 12: KEPASTIAN HUKUM PEMISAHAN BERKAS PERKARA PIDANA …

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Perbandingan Unsur Pasal 141 KUHAP dan 142 KUHAP……..……58

Tabel 2: Perbandingan Lama Persidangan Perkara Splitsing dan Voeging….....70

Page 13: KEPASTIAN HUKUM PEMISAHAN BERKAS PERKARA PIDANA …

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Tugas

Lampiran 2 : Kartu Kendali Bimbingan Skripsi

Page 14: KEPASTIAN HUKUM PEMISAHAN BERKAS PERKARA PIDANA …

DAFTAR PUSTAKA

BUKU:

Ali Achmad, 2018, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) & Teori Peradilan (Judicialprudence)

Termasuk Undang-Undang (Legisprudence) Volume I Pemahaman Awal, Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Arief Barda Nawawi, 2014, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Jakarta, Prenamedia

Group.

Atmasasmita Romli , 2014, Sistem Peradilan Pidana Kontemporer, Jakarta, Prenada Media

Group.

Dominikus Rato, 2010, Filsafat Hukum Mencari: memahami dan memahami hukum, Yogyakarta,

Laksbang Pressindo.

Fadjar A. Mukthie, 2018, Negara Hukum dan Perkembangan Teori Hukum, Malang, Intrans

Publishing.

Hamzah Andi, 2019, Hukum Acara Pidana Indonesia, Jakarta, Sinar Grafika.

Harahap M. Yahya, 2000, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP Penyidikan dan

Penuntutan Edisi Kedua, Jakarta, Sinar Grafika.

Ibrahim Jhony, 2006, Teori dan Metodelogi Penelitian Hukum Normatif, Malang, Bayumedia.

Marzuki Peter Mahmud, 2011, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta, Prenamedia Group.

Mas Marwan, 2015, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta, Ghalia Indonesia.

Mulyadi Lilik, 2007, Hukum Acara Pidana : Normatif, Teoritis, Praktik, dan Permasalahannya,

Bandung PT. Alumni.

Najih Mokhammad, 2014, Politik Hukum Pidana, Malang, Setara press.

Prakoso Djoko, 1988, Pemecahan Perkara Pidana (Splitsing), Yogyakarta, Liberty.

Page 15: KEPASTIAN HUKUM PEMISAHAN BERKAS PERKARA PIDANA …

Rahardjo Satjipto, 2014, Ilmu Hukum, Bandung, Citra Aditya Bakti.

Sitanggang Djernih, 2018, Kepastian Hukum Masa Tunggu Eksekusi Pidana Mati, Bandung,

Pustaka Reka Cipta.

Sofyan Andi dkk, 2014, Hukum Acara Pidana Suatu Pengantar, Jakarta, Kencana

Tongat, 2012, Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia dalam Perspektif Pembaharuan, Malang,

UMM Press.

Zaidan Ali, 2015, Menuju Pembaruan Hukum Pidana, Jakarta, Sinar Grafika.

JURNAL DAN PENULISAN HUKUM:

Fadli Satrianto, 2014, (Skripsi) Pemisahan Berkas Perkara (Splitsing) dalam Perkara Pidana

ditinjau dari Hukum Positif, Universitas Airlangga.

Fauzie Kamal Ismail, Kepastian Hukum Atas Akta notaris Yang Berkaitan Dengan Pertanahan,

Tesis Fakultas Hukum, Universitas Indonesia, Depok, 2011.

Ferdinan Loies Haslim, Skripsi Penerapan Diversi dalam Tahap Penyidikan Terhadap Anak

Pelaku Tindak Pidana Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang

Sistem Peradilan Pidana Anak di Wilayah Hukum Polresta Barelang, Skripsi FH,

Universitas Internasional Batam, 2019.

Handoko Tjondroputranto, 1994, KUHAP TIDAK MEMBENARKAN PEMECAHAN

(SPLITSING) PADA SATU PERKARA TINDAK PI DANA, Majalah Hukum dan

Pembangunan.

Ignasius A. Tiolong dkk, 2018, WEWENANG PEMECAHAN PERKARA (SPLITSING) OLEH

PENUNTUT UMUM MENURUT PASAL 142 UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN

1981, Lex Crimen Vol. VII/No. 6 /Ags/2018.

Page 16: KEPASTIAN HUKUM PEMISAHAN BERKAS PERKARA PIDANA …

M. Syafi’ie, Instrumentasi Hukum Ham, Pembentukan Lembaga Perlindungan Ham di Indonesia

dan Peran mahkamah Konstitusi, Universitas Islam Indonesia, Jurnal Konstitusi, Volume

9, Nomor 4, Desember 2012.

Nur Agus Susanto, “Dimensi Aksiologis dari Putusan Kasus “ST”: Kajian Putusan Peninjauan

Kembali Nomor 9 PK/Pid.Sus/2012”. Jurnal Yudisial, Vol.7 No.3, 2014.

Prianter Jaya Hairi, Konsep dan Pembaruan Residivisme dalam Hukum Pidana di Indonesia,

Jurnal NEGARA HUKUM: Vol. 9, No. 2, November 2018.

Pusat Studi Hak Asasi Manusia, Instrumen Nasional Hak Asasi Manusia, Universitas Islam

Indonesia, Yogyakarta.

R. Tony Prayogo, 2016, Penerapan Asas Kepastian Hukum Dalam Peraturan Mahkamah Agung

Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Hak Uji Materiil Dan Dalam Peraturan Mahkamah

Konstitusi Nomor 06/Pmk/2005 Tentang Pedoman Beracara Dalam Pengujian Undang-

Undang (The Implementation Of Legal Certainty Principle In Supreme Court Regulation

Number 1 Of 2011 On Material Review Rights And In Constitutional Court Regulation

Number 06/Pmk/2005 On Guidelines For The Hearing In Judicial Review), Direktorat

Jenderal Peraturan Perundang-undangan Kementerian Hukum dan HAM.

Ridwan Afandi, Pengembalian Berkas Perkara Tindak Pidana dari Kejaksaan kepada Kepolisian,

Lex Crimen Vol. II/No. 6/Oktober/2013.

Rosdalina Bukido, Paradigm And Reality Of Law Enforcement In Indonesia, Jurnal Ilmiah Al-

Syir'ah, 2016.

Soedarto dan Tembalang, 2019, PEMAHAMAN TERHADAP ASAS KEPASTIAN HUKUM

MELALUI KONSTRUKSI PENALARAN POSITIVISME HUKUM, Jurnal Crepido,

Volume 01, Nomor 01, Juli 2019.

Page 17: KEPASTIAN HUKUM PEMISAHAN BERKAS PERKARA PIDANA …

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN:

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Hukum Acara Pidana (KUHAP).

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

Undang – Undang Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Kejaksaan Republik Indonesia,

Surat Edaran Jaksa Agung Nomor SE-004/J.A/11/1993 tentang Pembuatan Surat Dakwaan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2005 Tentang Pengesahan International

Covenant On Civil And Political Rights (Kovenan Internasional Tentang Hak-Hak Sipil

Dan Politik).

Page 18: KEPASTIAN HUKUM PEMISAHAN BERKAS PERKARA PIDANA …