77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI PENENTUAN LOKASI LAYANAN REGISTRASI KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI Skripsi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik RADHITYO AJI K.B I 0307080 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

STUDI PENENTUAN LOKASI LAYANAN REGISTRASI

KEPENDUDUKAN BERGERAK

DI KABUPATEN PATI

Skripsi

Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

RADHITYO AJI K.B

I 0307080

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

LEMBAR PENGESAHAN

STUDI PENENTUAN LOKASI LAYANAN REGISTRASI KEPENDUDUKAN

BERGERAK DI KABUPATEN PATI

SKRIPSI

Oleh :

Radhityo Aji Kusumo Bawono

I 0307080

Telah disidangkan di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Maret dan diterima guna memenuhi persyaratan untuk mendapat gelar Sarjana

Teknik.

Pada hari : Kamis

Tanggal : 3 Januari 2013

Tim Penguji :

1. Roni Zakaria S.T., M.T. (……………………………)

NIP 19750304 200012 1 006

2. Yusuf Priyandari S.T., M.T. (……………………………)

NIP 19791222 200312 1 001

3. Dr. Cucuk Nur Rosyidi, S.T., M.T (……………………………)

NIP 197111041999031001

4. Rahmaniyah Dwi Astuti, ST, MT (……………………………)

NIP. 197601221999032001

Mengesahkan,

Ketua Jurusan Teknik Industri

Fakultas Teknik,

Dr. Cucuk Nur Rosyidi, ST, MT

NIP. 19711104 199903 1 001

Page 3: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

SURAT PERNYATAAN

ORISINALITAS KARYA ILMIAH

Saya mahasiswa Jurusan Teknik Industri UNS yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama : Radhityo Aji Kusumo Bawono

NIM : I 0307080

Judul TA : Studi Penentuan Lokasi Layanan Registrasi Kependudukan Bergerak

Di Kabupaten Pati

Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun tidak mencontoh

atau melakukan plagiat dari karya tulis orang lain. Jika terbukti bahwa Tugas Akhir

yang saya susun mencontoh atau melakukan plagiat dapat dinyatakan batal atau

gelar Sarjana yang saya peroleh dengan sendirinya dibatalkan atau dicabut.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila

dikemudian hari terbukti melakukan kebohongan maka saya sanggup menanggung

segala konsekuensinya.

Surakarta, 1 Februari 2013

Radhityo Aji K. B

I 0307080

Page 4: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

SURAT PERNYATAAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Saya mahasiswa Jurusan Teknik Industri UNS yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama : Radhityo Aji Kusumo Bawono

NIM : I 0307080

Judul TA : Studi Penentuan Lokasi Layanan Registrasi Kependudukan Bergerak

Di Kabupaten Pati

Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun sebagai syarat

lulus Sarjana S1 disusun secara bersama-sama dengan Pembimbing 1 dan

Pembimbing 2. Bersamaan dengan syarat pernyataan ini bahwa hasil penelitian dari

Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun bersedia digunakan untuk publikasi

dari proceeding, jurnal, atau media penerbit lainnya baik di tingkat nasional maupun

internasional sebagaimana mestinya yang merupakan bagian dari publikasi karya

ilmiah

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Surakarta, 1 Feruari 20123

Radhityo Aji K. B

I 0307080

Page 5: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

laporan skripsi ini. Penyusunan laporan skripsi ini tentu tidak terlepas dari peran

banyak pihak, baik dalam hal materi maupun dorongan semangat. Oleh karena itu,

penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala kemudahan dan kekuatan yang besar

sehingga penulis berhasil menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini.

2. Ibunda, Ayah, kakak dan adik, serta keluarga besar yang selalu memberi

dukungan, semangat dan doa yang tak pernah putus.

3. Bapak Dr. Cucuk Nur Rosyidi, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik

Industri Universitas Sebelas Maret dan selaku dosen Penguji I atas masukan

dan saran untuk laporan skirpsi.

4. Bapak Roni Zakaria, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing I atas kesabaran,

ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi.

5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing II dan Kepala

Laboratorium OPSI atas waktu, kesabaran, motivasi dan ilmu yang telah

diberikan selama masa kuliah dan pengerjaan laporan skirpsi.

6. Ibu Rahmaniyah Dwi Astuti, S.T., M.T., selaku dosen penguji II yang telah

memberikan kritik dan saran yang membangun demi terwujudnya hasil skripsi

yang lebih baik.

7. Bapak Murman Budiyanto S.T., M.T. selaku Pembimbing Akademis atas

bantuan dan dorongan yang diberikan sejak mengikuti masa perkuliahan

hingga penyelesaian skripsi.

8. Bapak Kunto dan seluruh pegawai Dinas Catatan Sipil Kabupaten Pati atas

kesempatan, kemudahan, dan kenyamanan yang diberikan selama menjalani

penelitian skripsi di kantor.

9. Seluruh dosen Teknik Industri yang telah memberikan ilmu-ilmu teknik

industri yang bermanfaat, baik dalam konsep maupun praktek.

Page 6: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

10. Mba Yayuk, mba Rina, mba Tutik dan karyawan Teknik Industri Universitas

Sebelas Maret atas kerjasama, dukungan dan bantuannya selama menjalani

masa-masa kuliah.

11. Bayu, Fathir, Dewangga, Dinar, Seto, Alfian dan seluruh penghuni kost

Wisma Indry atas dukungan dan teman satu atap selama hidup di Solo.

12. Seluruh Asisten OPSI mulai angkatan 2006 hingga 2009 atas bantuan selama

pengerjaan laporan skripsi.

13. Seluruh teman-teman angkatan 2007 teknik industri atas dukungan dan

kebersamaan selama ini.

14. Semua pihak yang belum tertulis di atas, yang telah membantu dalam proses

pengerjaan tugas akhir ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan sebagaimana

mestinya bagi siapa saja yang membutuhkan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini

masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis menerima segala saran

dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.

Surakarta, Desember 2012

Penulis

Page 7: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRAK

Radhityo Aji Kusumo Bawono, NIM : I0307080, STUDI PENENTUAN

LOKASI LAYANAN REGISTRASI KEPENDUDUKAN BERGERAK DI

KABUPATEN PATI. Skripsi. Surakarta : Jurusan Teknik Industri Fakultas

Teknik, Universitas Sebelas Maret, Desember 2012.

Menurut undang-undang kependudukan nomor 23 tahun 2006 Pasal 63,

warga negara Indonesia diwajibkan untuk memiliki KTP, termasuk penduduk

Kabupaten Pati. Dari data Dinas Catatan Sipil tahun 2011, Kabupaten Pati memiliki

jumlah penduduk sebanyak 1.190.993 jiwa. Dari jumlah penduduk tersebut, 899.267

jiwa diwajibkan memiliki kartu tanda penduduk karena telah berumur 17 tahun ke

atas, tetapi menurut Dinas Catatan Sipil Kabupaten Pati, hanya 498.485 jiwa yang

telah memilik KTP, sehingga prosentase penduduk yang memiliki KTP hanya

sebesar 55,43%. Dinas Catatan Sipil Kabupaten Pati membuat solusi untuk

menambah prosentase penduduk yang memiliki KTP dengan membuat layanan

mobile unit. Mobile unit adalah layanan registrasi kependudukan yang berupa unit

bergerak, dimana layanan ini akan mengunjungi beberapa lokasi desa yang dianggap

potensial. Penelitian ini bertujuan menetukan lokasi alternatif pemberhentian mobile

unit kartu penduduk berdasarkan jumlah penduduk yang belum memiliki kartu

penduduk, jarak alternatif pemberhentian dengan desa sekitar dan kekuatan sinyal

Tahap penelitian diawali dengan mengumpulkan data jumlah penduduk

yang belum memiliki kartu penduduk, data jarak alternatif pemberhentian dengan

desa sekitar dan data kekuatan sinyal. Kemudian data-data tersebut diolah dengan

menggunakan model set covering problem untuk menentukan lokasi alternatif

pemberhentian mobile unit kartu penduduk. Data yang diolah dibagi menjadi tiga,

berdasarkan setiap provider, yaitu provider Telkomsel, provider Indosat dan

provider Excelcomindo. Running model set covering problem menggunakan

software Risk Solver Platform V9.0.

Penelitian ini menghasilkan tiga solusi lokasi alternatif pemberhentian

mobile unit kartu penduduk disertai dengan kekuatan sinyal masing-masing lokasi

alternatif dan jumlah penduduk yang dapat dilayani oleh satu titik lokasi alternatif.

Solusi pertama adalah lokasi alternatif pemberhentian mobile unit kartu penduduk

untuk provider Telkomsel, solusi kedua adalah lokasi alternatif pemberhentian

mobile unit kartu penduduk untuk provider Indosat dan solusi ketiga adalah lokasi

alternatif pemberhentian mobile unit kartu penduduk untuk provider Excelcomindo.

Kata kunci : Kabupaten Pati, model set covering problem, Kartu Tanda Penduduk

xv + 138 halaman; 24 gambar; 18 tabel; 8 lampiran

Daftar pustaka : 15 (1989-2012)

Page 8: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

ABSTRACT

Radhityo Aji Kusumo Bawono, NIM : I0307080, STUDY OF

DETERMINATION LOCATION SERVICES REGISTRATION MOVING

POPULATION IN DISTRICT PATI.. thesis. Surakarta : Industrial

Engineering, Faculty of Engineering, Sebelas Maret University, Desember

2012.

According to law number 23 of 2006 the population of Article 63, citizens

of Indonesia are required to have ID cards, including resident Pati. Of the Civil

Service data in 2011, Pati has a population of 1,190,993 inhabitants. Of the total

population, 899,267 required to have an identity card because it has been aged 17

years and over, but according to the Department of Civil Pati, only 498,485 having

an ID card, so the percentage of residents who have ID cards by only 55.43%. Office

of Civil Pati create solutions to increase the percentage of residents who have ID

cards by making mobile service unit. Mobile unit is the residence registration

services in the form of mobile units, where the service will visit some villages that

are considered potential locations. This study aims to determine the location of the

mobile unit stops alternate identity cards based on the number of people who do not

have identity cards, an alternative distance dismissal with surrounding villages and

signal strength

Research phase begins with collecting data on number of people who do not

have identity cards, an alternative distance data stops with surrounding villages and

data signal strength. Then the data is processed by using the model set covering

problem to determine the location of the mobile unit stops alternate identity cards.

The processed data is divided into three, based on each provider, the provider

Telkomsel, Indosat and provider Excelcomindo provider. Running the model set

covering problem using Risk Solver Platform V9.0 software.

This research resulted in the dismissal of three alternative locations of

mobile solutions unit card along with the signal strength of each alternative location

and the number of people who can be served by one point an alternative location.

The first solution is an alternative location dismissal mobile unit Telkomsel resident

card to the provider, the second solution is the dismissal of alternative locations for

the mobile unit provider Indosat resident cards and third solution is the dismissal of

alternative locations for the mobile unit provider Excelcomindo resident card.

Keyword : Pati Regency, model set covering problem, identity card, mobile unit.

xv + 138 pages; 24 figures; 18 tables; 8 appendixes

Bibliography : 15 (1989-2012)

Page 9: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH....................

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH...........................

KATA PENGANTAR.......................................................................................

ABSTRAK..........................................................................................................

ABSTRACT........................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................

DAFTAR TABEL..............................................................................................

DAFTAR GAMBAR.........................................................................................

DAFTAR RUMUS.......................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................

i

ii

iii

iv

v

vii

viii

ix

xii

xiii

xiv

xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................. I-1

1.2 Perumusan Masalah ..................................................................... I-3

1.3 Batasan Masalah .......................................................................... I-3

1.4 Asumsi ......................................................................................... I-3

1.5 Tujuan Penelitian ......................................................................... I-4

1.6 Manfaat Penelitian ....................................................................... I-4

1.7 Sistematika Penulisan .................................................................. I-4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Facility Location .......................................... ............................... II-1

2.1.1 Pengertian Facility Location .......................................... ........... II-1

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi ............. II-2

2.1.3 Model Pemilihan Lokasi ........................................ ................... II-3

2.2 Pengertian Sistem Informasi Geografis ....................................... II-9

2.3 Data Spasial .......................................... ....................................... II-10

2.3.1 Format Data Spasial .......................................... ........................ II-11

2.3.1.1 Data Vektor ...................................................................... II-11

2.3.1.2 Data Raster ...................................................................... II-12

2.3.2 Sumber Data Spasial .......................................... ....................... II-13

Page 10: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

2.3.2.1 Peta Analog ...................................................................... II-13

2.3.2.2 Data Sistem Penginderaan Jarak Jauh .............................. II-13

2.3.2.3 Data Hasil Pengukuran Lapangan .................................... II-13

2.3.2.1 Data GPS (Global Positioning System) ............................ II-13

2.4 Peta, Proyeksi Peta, Sistem Koordinat, Survey dan GPS ............ II-14

2.4.1 Peta.......................... ................................................................... II-14

2.4.2 Proyeksi Peta .......................................... ................................... II-14

2.4.2.1 Pengelompokkan Proyeksi Peta ....................................... II-14

2.4.2.1.1 Berdasarkan Mempertahankan Sifat Aslinya ...... II-14

2.4.2.1.2 Berdasarkan Bidang Proyeksi yang Digunakan... II-15

2.4.2.2 Proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM) ............ II-15

2.4.2.2.1 Sifat-Sifat Proyeksi UTM .................................... II-15

2.4.2.2.2 Sistem Koordinat UTM ....................................... II-16

2.4.2.2.2 Metoda Penentuan Posisi ..................................... II-17

2.4.3 Sistem Koordinat .......................................... ............................ II-17

2.4.4 Metode Penetuan Sistem Global (GPS) ..................................... II-19

2.4.4.1 Sistem GPS ....................................................................... II-19

2.4.4.1.1 Bagian Angkasa ................................................... II-20

2.4.4.1.2 Bagian Pengontrol ............................................... II-20

2.4.4.1.3 Bagian Pengguna ................................................. II-20

2.4.4.2 Metoda-Metoda Penentuan Posisi dengan GPS ............... II-21

2.5 Kekuatan Sinyal .............................................................. ............ II-22

2.5 Kartu Tanda Penduduk .............................................................. .. II-24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Flowchart Penelitian .................................................................. .... III-1

3.2 Penjelasan Flowchart Penelitian . .................................................... III-2

3.2.1 Tahapan Pengamatan.......................... ....................................... III-2

3.2.2 Pengumpulan dan Pengolahan Data.......................... ................. III-3

3.2.3 Tahap Analisis .......................... ................................................ III-9

3.2.4 Kesimpulan dan Saran.......................... ..................................... III-10

Page 11: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data …………………….. ....................................... IV-1

4.1.1 Peta Digital Kabupaten Pati.......................... ............................. IV-1

4.1.2 Data Titik-Titik Koordinat Kantor Kepala Desa Dan Kantor

Kecamatan.......................... ....................................................... IV-2

4.1.3 Data Kekuatan Sinyal Tiap Titik Koordinat Kantor Kepala

Desa dan Kantor Kecamatan .......................... ........................... IV-2

4.1.4 Data Kependudukan.......................... ......................................... IV-3

4.2 Pengolahan Data ……………………………………….. .............. IV-4

4.2.1 Pemetaan Data Koordinat Kantor Kepala Desa dan

Kecamatan.......................... ....................................................... IV-4

4.2.2 Pengolahan Data Kependudukan.......................... ..................... IV-4

4.2.3 Pengolahan Data From-to Chart Antar Titik Alternatif

Pemberhentian dengan Tiap Desa.......................... .................... IV-6

4.2.4 Pengolahan Data Jarak Antar Titik Alternatif Pemberhentian

dengan Tiap Desa.......................... ............................................. IV-6

4.2.5 Menentukan Titik Alternatif Lokasi Terpilih dengan

Set Covering Problem.......................... ...................................... IV-6

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

5.1 Analisis Kriteria Penentuan Titik Alternatif Pemberhentian

Mobile Unit ........................................... ......................................... V-1

5.1.1 Analisis Demand.......................... .............................................. V-1

5.1.2 Analisis Jarak Antar Titik Alternatif Pemberhentian

Mobile Unit.......................... ...................................................... V-3

5.1.3 Analisis Kekuatan Sinyal.......................... ................................. V-4

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ..................................................................... ............... VI-1

6.2 Saran ............................................................................... ............... VI-2

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data koordinat Kecamatan Dukuhseti……………………………... IV-2

Tabel 4.2 Data kekuatan sinyal Kecamatan Dukuhseti …………………….... IV-3

Tabel 4.3 Data kependudukan Kecamatan Dukuhseti………………………... IV-3

Tabel 4.4 Data demand Kecamatan Dukuhseti ……………………………... IV-5

Tabel 4.5 Data kependudukan dan data jarak yang siap diolah untuk

Kecamatan Dukuhseti ………………………................................... IV-7

Tabel 4.6 Data from-to chart Kecamatan Dukuhseti …………………….... IV-8

Tabel 4.7

Tabel 4.8

Tabel 4.9

Tabel 4.10

Tabel 4.11

Data jarak antar titik alternatif pemberhentian untuk Kecamatan

Dukuhseti…………………………...................................................

Data sinyal Kecamatan Dukuhseti yang telah diberikan nilai mutlak

Titik alternatif mobile unit untuk provider Telkomsel………….......

Titik alternatif mobile unit untuk provider Indosat ……..................

Titik alternatif mobile unit untuk provider Excelcomindo ………....

..............

IV-8

IV-9

IV-11

IV-12

IV-14

Tabel 5.1 Demand Kecamatan Dukuhseti …………………………………..... V-1

Tabel 5.2 Titik alternatif mobile unit untuk Kecamatan Dukuhseti…………... V-1

Tabel 5.3 Desa terlayani dan total jarak Kecamatan Trangkil......................... V-3

Tabel 5.4 Demand Kecamatan Trangkil Titik………..................................... V-3

Tabel 5.5

Tabel 5.6

Tabel 5.7

Desa terlayani dan total jarak Kecamatan Trangkil …………...........

Perbandingan kekuatan sinyal titik alternatif Kabupaten Pati………

Perbandingan kekuatan sinyal seluruh desa di Kabupaten Pati ……

V-4

V-4

V-5

Page 13: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Klasifikasi Model Lokasi …………………………………………. II-3

Gambar 2.2 Uraian (Breakdown) Model Lokasi Discrete ……………………... II-4

Gambar 2.3 Vektor ……………………………………………………………… II-11

Gambar 2.4 Raster………………………………………………………………. II-12

Gambar 2.5 Perbandingan Proyeksi.………......................................................... II-14

Gambar 2.6 Bidang Datar.………………………………………………………. II-15

Gambar 2.7

Gambar 2.8

Gambar 2.9

Gambar 2.10

Gambar 2.11

Gambar 2.12

Gambar 2.13

Gambar 2.14

Gambar 2.15

Gambar 2.16

Gambar 2.17

Gambar 2.18

Bidang Kerucut …………………………………………………….

Bidang Silinder …………………………………………………….

Sistem koordinat UTM …………………………………………….

Pembagian Wilayah menggunakan UTM ………………………….

Sistem Kordinat ……………………………………………………

Sistem Kordinat Toposentrik……………………………………….

Prinsip GPS…………………………………………………………

Bagian Utama GPS …………………………………………………

Konstelasi Satelit di Luar Angkasa ………………………………...

Prinsip Dasar Penentuan Posisi dengan GPS ………………………

Tampilan aplikasi MDMA …………………………………………

Mekanisme Pengurusan KTP ………………………………………

II-15

II-15

II-16

II-16

II-18

II-18

II-19

II-19

II-20

II-21

II-23

II-25

Gambar 3.1 Flowchart metodologi penelitian ………………………………….. III-1

Gambar 4.1 Peta digital Kabupaten Pati................................................................ IV-1

Gambar 4.2 Grafik data kependudukan Kecamatan Dukuhseti ………………… IV-4

Gambar 4.3 Plotting koordinat kantor kepala desa dan kecamatan …………….. IV-5

Gambar 5.1

Gambar 5.2

Grafik Perbandingan kekuatan sinyal titik alternatif Kabupaten Pati

Grafik Perbandingan kekuatan sinyal seluruh desa di Kabupaten

Pati ....................................................................................................

V-5

V-6

Page 14: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR RUMUS

Rumus 2.1 Fungsi Tujuan network model Melkote & Daskin ……………….... II-6

Rumus 2.2 Batasan persamaan arus (flow equation)……………………............ II-6

Rumus 2.3 Batasan satu titik demand ………………………............................. II-6

Rumus 2.4 Batasan bahwa arus (flow) hanya melalui jalur yang dibangun …... II-7

Rumus 2.5 Batasan arus (flow) yang mengalir tidak bernilai negatif …………. II-7

Rumus 2.6 Batasan total permintaan tidak bernilai negatif…………………….. II-7

Rumus 2.7

Rumus 2.8

Fungsi tujuan model penentuan lokasi ritel ………………………..

Batasan persamaan arus (flow equation)...........................................

II-7

II-8

Rumus 2.9

Batasan lokasi area minimarket memiliki jumlah penduduk

minimal sebanyak 4000 orang …………..........................................

II-8

Rumus 2.10 Batasan single –assignment property …………................................ II-8

Rumus 2.11 Batasan skenario jumlah minimarket yang ingin dibangun………… II-9

Rumus 2.12 Batasan lokasi minimarket yang saling berpotongan………............. II-9

Rumus 2.13 Nonnegatif Constraints ...................................................................... II-9

Rumus 2.14 Binary Constrains .............................................................................. II-9

Rumus 3.1 Fungsi tujuan model set covering problem ....................................... III-7

Rumus 3.2 Batasan persamaan arus (flow equation)............................................ III-8

Rumus 3.3 Batasan total demand yang menuju ke titik alternatif lebih besar

dari dari rata-rata total demand di kecamatan tersebut......................

III-8

Rumus 3.4 Batasan titik alternatif mobile unit memiliki kapasitas demand

diatas rata-rata total demand yang dilayani di kecamatan tersebut....

III-8

Rumus 3.5 Batasan skenario jumlah titik alternatif pemberhentian mobile unit

yang akan digunakan .........................................................................

III-9

Rumus 3.6 Nonnegatif Constraints ...................................................................... III-9

Rumus 3.7 Binary Constrains .............................................................................. III-9

Page 15: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Lampiran Data Titik-Titik Koordinat Kantor Kepala Desa dan

Kantor Kecamatan .............................................................................

L-1

Lampiran II Lampiran Data Kekuatan Sinyal Tiap Titik Koordinat Kantor Kepala

Desa dan Kantor Kecamatan................................................................

L-10

Lampiran III Lampiran Data Kependudukan.......................................................... L-19

Lampiran IV Lampiran Grafik Data Kependudukan .............................................. L-28

Lampiran V Lampiran data kependudukan dan data jarak yang siap diolah oleh

software Risk Solver Platform V9.0 ..................................................

L-39

Lampiran VI Lampiran data sinyal yang telah diberikan nilai ............................. L-47

Lampiran VII Lampiran Data From-to Chart Antar Titik Alternatif

Pemberhentian Dengan Tiap Desa.....................................................

L-56

Lampiran VIII Lampiran Data Jarak Antar Titik Alternatif Pemberhentian Dengan

Tiap Desa...........................................................................................

L-66

Page 16: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang kajian teori dan landasan teori yang digunakan

untuk menunjang penelitian yang akan dilakukan. Pengetahuan tentang Facility

location, sistem informasi geografis, data spasial, peta, proyeksi peta, sistem

koordinat, survey, GPS, kekuatan sinyal dan kartu tanda penduduk.

2.1. Facility Location

2.1.1. Pengertian Facility Location

Facility location adalah suatu proses pengidentifikasian lokasi geografis

terbaik dari suatu fasilitas produksi atau jasa (Reid, 2005). Menurut Krajewsky

(2005) facility location adalah suatu proses pemilihan lokasi geografis untuk

operasi-operasi suatu perusahaan.

Dalam penentuan lokasi ada 3 alternatif pilihan yang dapat diambil.

Pertama tidak berpindah lokasi tetapi memperluas failitas yang telah ada (on-site

expansion). Kedua, membangun atau menambah fasilitas-fasilitas yang baru (

new location). Pilihan ketiga adalah menutup fasilitas yang ada dan berpindah ke

lokasi lain (relocation). On-site expansion mempunyai manfaat menjaga proses

manajerial menjadi satu, mengurangi waktu dan biaya konstruksi, serta

menghindari pemisahan operasi. Manfaat dari new location atau relocation adalah

dapat memperoleh tenaga kerja yang lebih produktif, dapat memajukan

perusahaan dengan mengaplikasikan teknologi baru, dan dapat mengurangi

transportation cost.

Pemilihan facility location diperlukan karena berbagai alasan, yaitu

sebagai berikut :

1. Memulai bisnis baru.

2. Memperluas usaha dan lokasi yang telah ada sudah tidak memenuhi.

3. Membuka cabang baru.

4. Lokasi dipindah karena waktu sewa telah habis.

5. Alasan sosial, ekonomi dan politik.

Page 17: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 2

2.1.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi

Manajer pada industri manufaktur maupun jasa, harus mempertimbangkan

banyak faktor ketika menetukan suatu lokasi yang diinginkan, meliputi kedekatan

dengan konsumen dan supplier, biaya tenaga kerja serta biaya transportasi.

Manajer secara umum dapat mengabaikan factor-faktor yang tidak sesuai

setidaknya dengan satu dari dua kondisi berikut ini (Krajewsky, 2005):

1. Faktor harus sensitif terhadap lokasi. Ini berarti manajer sebaiknya tidak

mepertimbangkan suatu faktor yang tidak terpengaruh oleh keputusan

pemilihan lokasi. Contohnya, jika perilaku-perilaku konsumen sama pada

semua alternatif lokasi, maka perilaku konsumen tersebut bukan merupakan

suatu faktor.

2. Faktor harus mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemampuan

perusahaan untuk mencapai tujuannya. Contohnya, meskipun lokasi yang

berbeda akan mempunyai jarak yang berbeda dengan supplier, tetapi jika

transportasi dan komunikasi dapat dijangkau dengan pengiriman semalam,

fax atau cara lain, maka jarak terhadap supplier tersebut sebaiknya

dipertimbangkan sebagai suatu faktor.

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam penentuan lokasi menjadi dapat

dibagi menjadi 2 yaitu dominant factors dari secondary factors. Dominant factors

adalah faktor-faktor yang diturunkan dari competitive priorities (cost, quality,

time, flexibility) dan mempunyai dampak tertentu terhadap biaya dan penjualan.

Secondary factors juga penting untuk diperhatikan tetapi manajemen dapat

menurunkan atau bahkan mengabaikan beberapa dari secondary factors jika faktor

lain ternyata lebih penting.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan penentuan

lokasi menurut Murary (2009) adalah sebagai berikut :

1. Kedekatan dengan pasar.

2. Integrasi dengan bagian lain dalam suatu organisasi

3. Ketersedian skill dan tenaga kerja

4. Site cost.

5. Ketersedian fasilitas lain seperti : perumahan, rumah sakit dan lain-lain.

6. Ketersedian input (dekat dengan supplier).

Page 18: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 3

7. Kedekatan dengan jasa seperti : air, udara, drainase dan fasilitas

pembuangan.

8. Kesesuaian dengan suhu dan kondisi tanah.

9. Peraturan daerah setempat.

10. Ruang untuk ekspansi.

11. Perangkat keamanan.

12. Kondisi sosial, politik dan budaya

13. Pajak daerah, batasan ekspor atau impor.

2.1.3. Model Pemilihan Lokasi

Model Lokasi pada dasarnya memodelkan hubungan antara titik

permintaan dan titik lokasi fasilitas pelayanan. Variabel keputusan pada model

lokasi umumnya menentukan dimana lokasi-lokasi optimal untuk dibangun

fasilitas pelayanan. Asumsi dan fungsi obyektif pada model lokasi adalah

berbeda-beda menurut variannya. Pemodelan lokasi diklasifikasikan menjadi 4

macam, yaitu analytical models, continous models, network models, dan discrete

models (Daskin, 2008). Pengklasifikasian pemodelan lokasi dapat dilihat pada

gambar 2.1.

Gambar 2.1 Klasifikasi Model Lokasi

Sumber : Daskin. “What You Should Know About Location Modeling”(2008)

Analytical models berasumsi bahwa alternatif lokasi fasilitas dan alternatif

titik-titik permintaan keduanya tersebar kontinyu (uniform) pada suatu area.

Continous models merupakan model dengan permintaan hanya muncul pada

lokasi atau titik tertentu, tetapi alternatif lokasinya mencakup seluruh titik pada

area tersebut. Network models dan discrete models keduanya berasumsi bahwa

alternatif lokasi dan titik tertentu saja dalam area. Network model mengasumsikan

Location

Models

Analytic

models

Continuous

Models

Network

Models

Discrete

Models

Page 19: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 4

adanya network / patch atau jalan yang menghubungkan titik permintaan dengan

titik alternatif lokasi sementara discrete models tidak memerlukan asumsi seperti

itu.

Lebih rinci lagi, Daskin (2008) membagi discrete models menjadi varian-

variannya yang dapat dilihat pada gambar 2.2. Discrete models terdiri dari 3

cabang, yaitu covering base models, median base models, p dispersion. Dalam

model ini menunjukkan bahwa adanya batasan-batasan permintaan pada suatu

titik (node) yang sekaligus dijadikan sebagai titik alternatif lokasi. Dalam model

lokasi discrete sendiri di bagi lagi menjadi beberapa bagian model.

Gambar 2.2 Uraian (Breakdown) Model Lokasi Discrete

Sumber : Daskin. “What You Should Know About Location Modeling”(2008)

Kelompok covering-based model dibedakan menjadi tiga model

berdasarkan fungsi objektifnya, yaitu set covering, max covering dan p_center.

Variabel keputusan ketiga model ini adalah sama yaitu dimana lokasi-lokasi yang

optimal untuk dibangun fasilitas pelayanan sehingga fungsi objektif tercapai.

1. Set Covering Problem

Model set covering bertujuan meminimumkan jumlah titik lokasi fasilitas

pelayanan tetapi dapat melayani semua titik permintaan.

Page 20: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 5

2. Maximal Covering Problem

Model lokasi maximal covering menunjukkan adanya suatu batasan pada

banyaknya fasilitas untuk dijadikan sebagai lokasi. Model max covering

memiliki fungsi objektif untuk memaksimumkan jumlah titik permintaan

yang terlayani dengan batasan hanya tersedia sejumlah p titik lokasi fasilitas

pelayanan yang dapat melayani titik-titik permintaan tersebut.

3. P-Center Problem

Model p-center fungsi obyektifnya adalah meminimumkan rata-rata jarak

terjauh (coverage distance) antara titik permintaan dan titik lokasi fasilitas

pelayanan. Fungsi objektif dalam model p-center sering disebut MinMax

objective.

Model lainnya adalah model p-median atau sering disebut Weber Problem.

Model p-median memiliki fungsi obyektif untuk meminimumkan rata-rata jarak

berbobot antara titik lokasi fasilitas pelayanan dan titik permintaan. Fixed Charge

model memiliki fungsi objektif untuk meminimumkan total biaya tetap (biaya

investasi) dan biaya variabel (transportation cost) yang ditanggung oleh fasilitas

pelayanan dan konsumen..

Melkote dan Daskin (2008) mengembangkan network model untuk

menentukan titik-titik lokasi fasilitas pelayanan dengan fungsi objektif minimasi

total biaya investasi yang ditanggung oleh fasilitas pelayanan dan biaya

transportasi yang ditanggung oleh konsumen. Adapun model matematikanya

dijelaskan sebagai berikut :

A. Notasi

N : Kumpulan beberapa titik-titik permintaan dalam sebuah network.

L : Kumpulan links dalam satu network.

di : besarnya permintaan pada titik i.

M : total besarnya permintaan pada network N

tij : Biaya transportasi per unit flow on link yang ditanggung konsumen.

fi : Biaya pembangunan fasilitas baru di titik i

Ki : Kapasitas fasilitas di titik i

cij : Biaya pembangunan link baru yang menghubungkan titik i dan titik j

Page 21: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 6

B. Fungsi tujuan

Tujuan dari model ini adalah meminimalkan total biaya dengan rumusan

sebagi berikut:

Minimasi ijij

Lji

ii

Ni

ijij

Lji

XcZfYt

),(),(

(2.1)

C. Variabel Keputusan

1, jika dibangun fasilitas pelayanan di titik i

Zi =

0, jika tidak

1, jika dibangun link yang menghubungkan titik i dan titik j

Zi =

0, jika tidak

Yi = flow on link (i,j)

Wi = total demand yang dilayani oleh fasilitas di titik i

D. Batasan persamaan arus (flow equation)

Sistem yang berlaku dalam model ini adalah customer-to-server dimana

permintaan bergerak menuju fasilitas untuk dilayani oleh karena itu

diperlukan suatu persamaan yang mengatur arus (flow) permintaan ke dan

dari fasilitas pelayanan.

Inbound flow = Outbond flow, dimana inbound flow (arus ke fasilitas)

merupakan total Inbound demand ditambah demand di node sedangkan

outbond flow (arus dari fasilitas) merupakan outbond demand ditambah

demand yang terlayani di node, sehingga diperoleh persamaan :

iij

Ni

iij

Nj

WYdY

, i N (2.2)

E. Batasan satu titik demand

Single-Assignment Property menjadi acuan dalam masalah pelayanan.

Maksud dari Single-Assignment Property adalah bahwa setiap satu titik

permintaan akan dilayani oleh satu fasilitas saja sehingga tidak ada

pembagian demand ke titik fasilitas lainnya. Berdasarkan acuan tersebut,

maka diperoleh rumusan sebagai berikut

Wi≥ KiZi, i N (2.3)

Page 22: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 7

F. Batasan bahwa arus (flow) hanya melalui jalur yang dibangun.

Yij ≥ MXij (i,j) L (2.4)

G. Batasan arus (flow) yang mengalir tidak bernilai negatif

Xij 1,0 , (i,j) L (2.5)

H. Batasan total permintaan tidak bernilai negatif

Wi ≥ 0, i N (2.6)

Network model yang telah dikembangkan oleh Melkote dan Daskin (2008)

digunakan pada penelitian Eko Liquiddanu dan Yusuf Priyandari yang berjudul

“Pengembangan model lokasi jaringan ritel minimarket dalam upaya melindungi

pasar tradisional dan menghindari persaingan tidak sehat antar peritel”. Pada

penelitian tersebut terdapat beberapa penyesuian model agar dapat digunakan

dalam studi kasus penelitian tersebut.

Secara matematik, model penentuan lokasi ritel disajikan sebagai berikut :

A. Fungsi Tujuan

Minimasi = ZfZYYti

iiijji

R

Rj

ji .))((21

598

1

(2.7)

Untuk i = 21, 26, 27….., 166(indeks ini adalah indeks dari titik lokasi usulan yang

telah disaring dari sebelumnya berjumlah 166 titik menjadi 33 titik)

Dengan :

Tji = besar biaya transportasi yang ditanggung oleh konsumen dari titik

permintaan (j)

Yji = jumlah konsumen dari j (mewakili titik RW) menuju titik lokasi

minimarket usulan i.

Zi = variabel biner (0,1) yang bernilai 1 apabila minimarket dibangun dan

bernilai 0 jika tidak

fi = besar biaya pembangunan tiap lokasi minimarket

i = menyatakan titik lokasi minimarket usulan

j = menyatakan titik permintaan konsumen tiap RW

Page 23: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 8

B. Batasan

1. Batasan persamaan arus (flow equation)

iiiji

R

Rj

WYZY

0

598

1

(2.8)

Untuk i = 21, 26, 27….., 166

dengan :

Yji = jumlah konsumen dari j (mewakili titik RW) menuju titik lokasi

minimarket usulan i.

Zi = variabel biner (0,1) yang bernilai 1 apabila minimarket usulan i

digunakan dan bernilai 0 jika tidak.

Y0i = jumlah konsumen yang tidak terlayani oleh minimarket usulan i.

Wi = jumlah konsumen yang dilayani oleh minimarket i.

i = menyatakan titik lokasi minimarket usulan

j = menyatakan titik permintaan konsumen tiap RW

2. Batasan lokasi area minimarket memiliki jumlah penduduk minimal sebanyak

4000 orang.

4000))1((598

1

iji

R

Rj

ZMY (2.9)

Untuk i = 21, 26, 27….., 166

dengan:

Yji = jumlah konsumen dari j (mewakili titik RW) menuju titik lokasi

minimarket usulan i.

M = bilangan riil yang sangat besar.

Zi = variabel biner (0,1) yang bernilai 1 apabila minimarket usulan i

digunakan dan bernilai 0 jika tidak.

i = menyatakan titik lokasi minimarket usulan

j = menyatakan titik permintaan konsumen tiap RW

3. Batasan single –assignment property

ii ZW 4000 (2.10)

Untuk i = 21, 26, 27….., 166

dengan :

Wi = jumlah konsumen yang dilayani oleh minimarket i.

Page 24: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 9

Zi = variabel biner (0,1) yang bernilai 1 apabila minimarket usulan i

digunakan dan bernilai 0 jika tidak.

i = menyatakan titik lokasi minimarket usulan

4. Batasan skenario jumlah minimarket yang ingin dibangun

LZ i

i

166

21

(2.11)

dengan :

Zi = variabel biner (0,1) yang bernilai 1 apabila minimarket usulan i

digunakan dan bernilai 0 jika tidak.

L = jumlah minimarket yang ingin dibangun

i = menyatakan titik lokasi minimarket usulan

5. Batasan lokasi minimarket yang saling berpotongan

Batasan ini memastikan supaya apabila terdapat dua lokasi minimarket

usulan yang saling berdekatan sehingga memiliki wilayah pelayanan yang

berpotongan maka hanya akan dipilih satu lokasi usulan saja untuk melayani

dua area pelayanan tersebut.

1 ii ZZ (2.12)

dengan :

Zi = variabel biner (0,1) yang bernilai 1 apabila minimarket usulan i

digunakan dan bernilai 0 jika tidak.

i = menyatakan titik lokasi minimarket usulan

6. Nonnegatif Constraints

0iW dan 00 iY (2.13)

Untuk i = 21, 26, 27….., 166

7. Binary Constrains

)1,0(iZ (2.14)

Untuk i = 21, 26, 27….., 166

2.2. Pengertian Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS) yang

selanjutnya akan disebut SIG merupakan sistem informasi berbasis komputer

Page 25: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 10

yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau informasi geografis

(Aronoff, 1989).

Secara umum pengertian SIG sebagai berikut:

” Suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data

geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk

memasukan, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola,

memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa dan menampilkan data dalam suatu

informasi berbasis geografis ”.

Dalam pembahasan selanjutnya, SIG akan selalu diasosiasikan dengan sistem

yang berbasis komputer, walaupun pada dasarnya SIG dapat dikerjakan secara

manual, SIG yang berbasis komputer akan sangat membantu ketika data geografis

merupakan data yang besar (dalam jumlah dan ukuran) dan terdiri dari banyak

tema yang saling berkaitan. SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan

berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa

dan akhirnya memetakan hasilnya. Data yang akan diolah pada SIG merupakan

data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis dan merupakan lokasi

yang memiliki sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya. Sehingga

aplikasi SIG dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti; lokasi, kondisi, trend,

pola dan pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dari sistem

informasi lainnya.

Telah dijelaskan diawal bahwa SIG adalah suatu kesatuan sistem yang terdiri

dari berbagai komponen, tidak hanya perangkat keras komputer beserta dengan

perangkat lunaknya saja akan tetapi harus tersedia data geografis yang benar dan

sumberdaya manusia untuk melaksanakan perannya dalam memformulasikan dan

menganalisa persoalan yang menentukan keberhasilan SIG.

2.3. Data Spasial

Sebagian besar data yang akan ditangani dalam SIG merupakan data spasial

yaitu sebuah data yang berorientasi geografis, memiliki sistem koordinat tertentu

sebagai dasar referensinya dan mempunyai dua bagian penting yang membuatnya

berbeda dari data lain, yaitu informasi lokasi (spasial) dan informasi deskriptif

(attribute) yang dijelaskan berikut ini :

Page 26: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 11

1. Informasi lokasi (spasial), berkaitan dengan suatu koordinat baik koordinat

geografi (lintang dan bujur) dan koordinat XYZ, termasuk diantaranya

informasi datum dan proyeksi.

2. Informasi deskriptif (atribut) atau informasi non spasial, suatu lokasi yang

memiliki beberapa keterangan yang berkaitan dengannya, contohnya : jenis

vegetasi, populasi, luasan, kode pos, dan sebagainya.

2.3.1. Format Data Spasial

Secara sederhana format dalam bahasa komputer berarti bentuk dan kode

penyimpanan data yang berbeda antara file satu dengan lainnya. Dalam SIG, data

spasial dapat direpresentasikan dalam dua format, yaitu:

2.3.1.1. Data Vektor

Data vektor merupakan bentuk bumi yang direpresentasikan ke dalam

kumpulan garis, area (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir

pada titik yang sama), titik dan nodes (merupakan titik perpotongan antara dua

buah garis).

Gambar 2.3 Vektor

Sumber : "Gis konsorsium Aceh-Nias" (2007)

Keuntungan utama dari format data vektor adalah ketepatan dalam

merepresentasikan fitur titik, batasan dan garis lurus. Hal ini sangat berguna untuk

analisa yang membutuhkan ketepatan posisi, misalnya pada basisdata batas-batas

kadaster. Contoh penggunaan lainnya adalah untuk mendefinisikan hubungan

spasial dari beberapa fitur. Kelemahan data vektor yang utama adalah

ketidakmampuannya dalam mengakomodasi perubahan gradual.

Page 27: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 12

2.3.1.2. Data Raster

Data raster (atau disebut juga dengan sel grid) adalah data yang dihasilkan

dari sistem Penginderaan Jauh. Pada data raster, obyek geografis

direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut dengan pixel (picture

element).

Gambar 2.4 Raster

Sumber : "Gis konsorsium Aceh-Nias" (2007)

Pada data raster, resolusi (definisi visual) tergantung pada ukuran pixel-nya.

Dengan kata lain, resolusi pixel menggambarkan ukuran sebenarnya di permukaan

bumi yang diwakili oleh setiap pixel pada citra. Semakin kecil ukuran permukaan

bumi yang direpresentasikan oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya. Data raster

sangat baik untuk merepresentasikan batas-batas yang berubah secara gradual,

seperti jenis tanah, kelembaban tanah, vegetasi, suhu tanah dan sebagainya.

Keterbatasan utama dari data raster adalah besarnya ukuran file; semakin tinggi

resolusi grid-nya semakin besar pula ukuran file-nya dan sangat tergantung pada

kapasistas perangkat keras yang tersedia.

Masing-masing format data mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Pemilihan format data yang digunakan sangat tergantung pada tujuan penggunaan,

data yang tersedia, volume data yang dihasilkan, ketelitian yang diinginkan, serta

kemudahan dalam analisa. Data vektor relatif lebih ekonomis dalam hal ukuran

file dan presisi dalam lokasi, tetapi sangat sulit untuk digunakan dalam komputasi

matematik. Sedangkan data raster biasanya membutuhkan ruang penyimpanan file

yang lebih besar dan presisi lokasinya lebih rendah, tetapi lebih mudah digunakan

secara matematis.

Page 28: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 13

2.3.2. Sumber Data Spasial

Salah satu syarat SIG adalah data spasial, yang dapat diperoleh dari beberapa

sumber antara lain :

2.3.2.1. Peta Analog

Peta analog (antara lain peta topografi, peta tanah dan sebagainya) yaitu peta

dalam bentuk cetak. Pada umumnya peta analog dibuat dengan teknik kartografi,

kemungkinan besar memiliki referensi spasial seperti koordinat, skala, arah mata

angin dan sebagainya. Dalam tahapan SIG sebagai keperluan sumber data, peta

analog dikonversi menjadi peta digital dengan cara format raster diubah menjadi

format vektor melalui proses digitasi sehingga dapat menunjukan koordinat

sebenarnya di permukaan bumi.

2.3.2.2. Data Sistem Penginderaan Jauh

Data Penginderaan Jauh (antara lain citra satelit, foto-udara dan sebagainya),

merupakan sumber data yang terpenting bagi SIG karena ketersediaanya secara

berkala dan mencakup area tertentu. Dengan adanya bermacam-macam satelit di

ruang angkasa dengan spesifikasinya masing-masing, kita bisa memperoleh

berbagai jenis citra satelit untuk beragam tujuan pemakaian. Data ini biasanya

direpresentasikan dalam format raster.

2.3.2.3. Data Hasil Pengukuran Lapangan

Data pengukuran lapangan yang dihasilkan berdasarkan teknik perhitungan

tersendiri, pada umumnya data ini merupakan sumber data atribut contohnya:

batas administrasi, batas kepemilikan lahan, batas persil, batas hak pengusahaan

hutan dan lain-lain.

2.3.2.4. Data GPS (Global Positioning System)

Teknologi GPS memberikan terobosan penting dalam menyediakan data bagi

SIG. Keakuratan pengukuran GPS semakin tinggi dengan berkembangnya

teknologi. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format vektor. Pembahasan

mengenai GPS akan diterangkan selanjutnya.

Page 29: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 14

2.4. Peta, Proyeksi Peta, Sistem Koordinat, Survey dan GPS

Data spasial yang dibutuhkan pada SIG dapat diperoleh dengan berbagai cara,

salah satunya melalui survei dan pemetaan yaitu penentuan posisi/koordinat di

lapangan. Berikut ini akan dijelaskan secara ringkas beberapa hal yang berkaitan

dengan posisi/koordinat serta metoda-metoda untuk mendapatkan informasi posisi

tersebut di lapangan.

2.4.1. Peta

Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh muka bumi baik yang terletak di

atas maupun di bawah permukaan dan disajikan pada bidang datar pada skala dan

proyeksi tertentu (secara matematis). Karena dibatasi oleh skala dan proyeksi

maka peta tidak akan pernah selengkap dan sedetail aslinya (bumi), karena itu

diperlukan penyederhanaan dan pemilihan unsur yang akan ditampilkan pada

peta.

2.4.2. Proyeksi Peta

Pada dasarnya bentuk bumi tidak datar tapi mendekati bulat maka untuk

menggambarkan sebagian muka bumi untuk kepentingan pembuatan peta, perlu

dilakukan langkah-langkah agar bentuk yang mendekati bulat tersebut dapat

didatarkan dan distorsinya dapat terkontrol, untuk itu dilakukan proyeksi ke

bidang datar.

2.4.2.1. Pengelompokan Proyeksi Peta

2.4.2.1.1. Berdasar Mempertahankan Sifat Aslinya

1. Luas permukaan yang tetap (ekuivalen)

2. Bentuk yang tetap (konform)

3. Jarak yang tetap (ekuidistan)

Perbandingan dari daerah yang sama untuk proyeksi yang berbeda :

Gambar 2.5 Perbandingan Proyeksi

Sumber : "Gis konsorsium Aceh-Nias" (2007)

Page 30: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 15

2.4.2.1.2. Berdasar Bidang Proyeksi yang Digunakan

1. Bidang datar

2. Bidang kerucut

3. Bidang silinder

Gambar 2.6 Bidang Datar Gambar 2.7 Bidang Datar

Gambar 2.8 Bidang Silinder

2.4.2.2. Proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM)

Proyeksi UTM dibuat oleh US Army sekitar tahun 1940-an. Sejak saat itu

proyeksi ini menjadi standar untuk pemetaan topografi.

2.4.2.2.1. Sifat-sifat Proyeksi UTM

1. Proyeksi ini adalah proyeksi Transverse Mercator yang memotong bola bumi

pada dua buah meridian, yang disebut dengan meridian standar. Meridian

pada pusat zone disebut sebagai meridian tengah.

2. Daerah diantara dua meridian ini disebut zone. Lebar zone adalah 6 sehingga

bola bumi dibagi menjadi 60 zone.

3. Perbesaran pada meridian tengah adalah 0,9996.

4. Perbesaran pada meridian standar adalah 1.

5. Perbesaran pada meridian tepi adalah 1,001.

6. Satuan ukuran yang digunakan adalah meter.

Page 31: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 16

2.4.2.2.2. Sistem Koordinat UTM

Gambar 2.9 Sistem koordinat UTM

Sumber : "Gis konsorsium Aceh-Nias" (2007)

Untuk menghindari koordinat negatif dalam proyeksi UTM setiap meridian

tengah dalam tiap zone diberi harga 500.000 mT (meter timur). Untuk harga-harga

ke arah utara, ekuator dipakai sebagai garis datum dan diberi harga 0 mU (meter

utara). Untuk perhitungan ke arah selatan ekuator diberi harga 10.000.000 mU.

Gambar 2.10 Pembagian Wilayah menggunakan UTM

Sumber : "Gis konsorsium Aceh-Nias" (2007)

Wilayah Indonesia (90° – 144° BT dan 11° LS – 6° LU) terbagi dalam 9 zone

UTM, dengan demikian wilayah Indonesia dimulai dari zona 46 sampai zona 54

(meridian sentral 93° – 141° BT).

Page 32: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 17

2.4.2.2.3. Metoda Penentuan Posisi

Metoda penentuan posisi adalah cara untuk mendapatkan informasi koordinat

suatu objek (contoh koordinat titik batas, koordinat batas persil tanah dan lain-

lain) di lapangan. Metoda penentuan posisi dapat dibedakan dalam dua bagian,

yaitu metoda penentuan posisi terestris dan metoda penentuan posisi extra-

terestris (satelit).

Pada metoda terestris penentuan posisi titik dilakukan dengan melakukan

pengamatan terhadap target atau objek yang terletak di permukaan bumi.

Beberapa contoh metoda yang umum digunakan adalah :

1. Metode poligon.

2. Metode pengikatan ke muka.

3. Metode pengikatan ke belakang.

4. Dan lain-lain.

Pada metode ekstra terestris penentuan posisi dilakukan berdasarkan

pengamatan terhadap benda atau objek di angkasa seperti bintang, bulan, quasar

dan satelit buatan manusia, beberapa contoh penentuan posisi extra terestris

adalah sebagai berikut :

1. Astronomi geodesi.

2. Transit Dopler.

3. Global Positioning System (GPS).

4. Dan lain-lain.

2.4.3. Sistem Koordinat

Posisi suatu titik biasanya dinyatakan dengan koordinat (dua-dimensi atau

tiga-dimensi) yang mengacu pada suatu sistem koordinat tertentu. Sistem

koordinat itu sendiri dapat didefinisikan dengan menspesfikasi tiga parameter

berikut, yaitu :

a) Lokasi Titik Nol dari Sistem Koordinat

Posisi suatu titik di permukaan bumi umumnya ditetapkan dalam/terhadap

suatu sistem koordinat terestris. Titik nol dari sistem koordinat terestris ini dapat

berlokasi di titik pusat massa bumi (sistem koordinat geosentrik), maupun di salah

satu titik di permukaan bumi (sistem koordinat toposentrik).

Page 33: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 18

b) Orientasi dari Sumbu-sumbu Koordinat

Posisi tiga-dimensi (3D) suatu titik di permukaan bumi umumnya dinyatakan

dalam suatu sistem koordinat geosentrik. Tergantung dari parameter-parameter

pendefinisi koordinat yang digunakan, dikenal dua sistem koordinat yang umum

digunakan, yaitu sistem koordinat Kartesian (X,Y,Z) dan sistem koordinat

Geodetik (L,B,h), yang keduanya diilustrasikan pada gambar berikut :

Gambar 2.11 Sistem Kordinat

Sumber : "Gis konsorsium Aceh-Nias" (2007)

Koordinat 3D suatu titik juga bisa dinyatakan dalam suatu sistem koordinat

toposentrik, yaitu umumnya dalam bentuk sistem koordinat Kartesian (N,E,U)

yang diilustrasikan pada gambar berikut.

Gambar 2.12 Sistem Kordinat Toposentrik

Sumber : "Gis konsorsium Aceh-Nias" (2007)

Parameter - parameter (kartesian, curvilinear) yang digunakan untuk

mendefiniskan posisi suatu titik dalam sistem koordinat tersebut. Posisi titik juga

dapat dinyatakan dalam 2D, baik dalam (L,B), ataupun dalam suatu sistem

Page 34: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 19

proyeksi tertentu (x,y) seperti Polyeder, Traverse Mercator (TM) dan Universal

Traverse Mercator (UTM).

2.4.4. Metode Penentuan Posisi Global (GPS)

GPS adalah sistem navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit yang

dikembangkan dan dikelola oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat. GPS

dapat memberikan informasi tentang posisi, kecepatan dan waktu di mana saja di

muka bumi setiap saat, dengan ketelitian penentuan posisi dalam fraksi milimeter

sampai dengan meter. Kemampuan jangkauannya mencakup seluruh dunia dan

dapat digunakan banyak orang setiap saat pada waktu yang sama (Abidin,H.Z,

1995). Prinsip dasar penentuan posisi dengan GPS adalah perpotongan ke

belakang dengan pengukuran jarak secara simultan ke beberapa satelit GPS

seperti gambar berikut :

Gambar 2.13 Prinsip GPS

Sumber : "Gis konsorsium Aceh-Nias" (2007)

2.4.4.1 Sistem GPS

Untuk dapat melaksanakan prinsip penentuan posisi di atas, GPS dikelola

dalam suatu sistem GPS yang terdiri dari dari 3 bagian utama yaitu bagian

angkasa, bagian pengontrol dan bagian pemakai, seperti gambar berikut :

Gambar 2.14 Bagian Utama GPS Sumber : "Gis konsorsium Aceh-Nias" (2007)

Page 35: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 20

2.4.4.1.1. Bagian Angkasa

Terdiri dari satelit-satelit GPS yang mengorbit mengelilingi bumi, jumlah

satelit GPS adalah 24 buah.Satelit GPS mengorbit mengelilingi bumi dalam 6

bidang orbit dengan tinggi rata-rata setiap satelit ± 20.200 Km dari permukaan

bumi.

Gambar 2.15 Konstelasi Satelit di Luar Angkasa

Sumber : "Gis konsorsium Aceh-Nias" (2007)

Setiap satelit GPS secara kontinyu memancarkan sinyal-sinyal gelombang

pada 2 frekuensi L-band (dinamakan L1 dan L2). Dengan mengamati sinyal-

sinyal dari satelit dalam jumlah dan waktu yang cukup, kemudian data yang

diterima tersebut dapat dihitung untuk mendapatkan informasi posisi, kecepatan

maupun waktu.

2.4.4.1.2. Bagian Pengontrol

Adalah stasiun-stasiun pemonitor dan pengontrol satelit yang berfungsi untuk

memonitor dan mengontrol kelaikgunaan satelit-satelit GPS. Stasiun kontrol ini

tersebar di seluruh dunia, yaitu di pulau Ascension, Diego Garcia, Kwajalein,

Hawai dan Colorado Springs. Di samping memonitor dan mengontrol fungsi

seluruh satelit, juga berfungsi menentukan orbit dari seluruh satelit GPS.

2.4.4.1.3. Bagian Pengguna

Adalah peralatan (Receiver GPS) yang dipakai pengguna satelit GPS, baik di

darat, laut, udara maupun di angkasa. Alat penerima sinyal GPS (Receiver GPS)

diperlukan untuk menerima dan memproses sinyal-sinyal dari satelit GPS untuk

Page 36: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 21

digunakan dalam penentuan posisi, kecepatan, maupun waktu. Secara umum

Receiver GPS dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Receiver militer

2. Receiver tipe navigasi

3. Receiver tipe geodetik

2.4.4.2 Metoda-metoda Penentuan Posisi dengan GPS

Pada dasarnya konsep dasar penentuan posisi dengan satelit GPS adalah

pengikatan ke belakang dengan jarak, yaitu mengukur jarak ke beberapa satelit

GPS yang koordinatnya telah diketahui. Perhatikan gambar berikut :

Gambar 2.16 Prinsip Dasar Penentuan Posisi dengan GPS

Sumber : "Gis konsorsium Aceh-Nias" (2007)

Penentuan posisi dengan GPS dapat dikelompokkan atas beberapa metoda

diantaranya :

a) Metoda absolut,

Penentuan posisi dengan GPS metode absolut adalah penentuan posisi yang

hanya menggunakan 1 alat receiver GPS. Karakteristik penentuan posisi dengan

cara absolut ini adalah sebagai berikut :

1. Posisi ditentukan dalam sistem WGS 84 (terhadap pusat bumi).

2. Prinsip penentuan posisi adalah perpotongan ke belakang dengan

jarak ke beberapa satelit sekaligus.

3. Hanya memerlukan satu receiver GPS.

4. Titik yang ditentukan posisinya bisa diam (statik) atau bergerak

(kinematik).

5. Ketelitian posisi berkisar antara 5 sampai dengan 10 meter.

Page 37: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 22

Aplikasi utama untuk keperluan navigasi, metoda penentuan posisi absolut ini

umumnya menggunakan data pseudorange dan metoda ini tidak dimaksudkan

untuk aplikasi-aplikasi yang menuntut ketelitian posisi yang tinggi.

b) Metoda Relatif (Differensial)

Yang dimaksud dengan penentuan posisi relatif atau metoda differensial

adalah menentukan posisi suatu titik relatif terhadap titik lain yang telah diketahui

koordinatnya, pengukuran dilakukan secara bersamaan pada dua titik dalam

selang waktu tertentu. Selanjutnya dari data hasil pengamatan diproses/dihitung

akan didapat perbedaan koordinat kartesian 3 dimensi (dx, dy, dz) atau disebut

juga dengan baseline antar titik yang diukur. Karakteristik umum dari metoda

penentuan posisi ini adalah sebagai berikut :

1. Memerlukan minimal 2 receiver, satu ditempatkan pada titik yang telah

diketahui koordinatnya.

2. Posisi titik ditentukan relatif terhadap titik yang diketahui.

3. Konsep dasar adalah differencing process dapat mengeliminir atau

mereduksi pengaruh dari beberapa kesalahan dan bias.

4. Bisa menggunakan data pseudorange atau fase.

5. Ketelitian posisi yang diperoleh bervariasi dari tingkat mm sampai dengan

dm.

6. Aplikasi utama : survei pemetaan, survei penegasan batas, survei geodesi

dan navigasi dengan ketelitian tinggi.

2.5. Kekuatan Sinyal

Kekuatan sinyal biasa di ukur sebagai Receive Signal Strength Indicator

(RSSI). RSSI adalah radio penerima teknologi generik metrik, yang biasanya

terlihat oleh pengguna dari perangkat yang berisi penerima, tetapi langsung

diketahui pengguna jaringan nirkabel IEEE 802.11. Dalam sistem RSSI IEEE

802.11 adalah kekuatan sinyal yang diterima relatif dalam lingkungan nirkabel,

dalam unit sewenang-wenang. RSSI merupakan indikasi dari tingkat daya yang

diterima oleh antena. Oleh karena itu, semakin tinggi jumlah RSSI (atau kurang

negatif dalam beberapa perangkat), semakin kuat sinyal. (Wikipedia,2011)

Satuan sinyal dari RSSI adalah dBm atau dB milliWatt. satuan dB (Decibel)

merupakan satuan perbedaan (atau Rasio) antara kekuatan daya pancar signal.

Page 38: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 23

Penamaannya juga untuk mengenang Alexander Graham Bell (makanya huruf "B"

merupakan huruf besar). Satuan ini digunakan untuk menunjukkan efek dari

sebuah perangkat terhadap kekuatan atau daya pancar suatu sinyal. Sedangkan

dBm (dB milliWatt) merupakan satuan kekuatan sinyal atau daya pancar (Signal

Strengh or Power Level). 0 dbm didefinisikan sebagai 1 mW (milliWatt) beban

daya pancar, contohnya bisa dari sebuah Antenna ataupun Radio. Daya pancar

yang kecil merupakan angka negatif (contoh: -90 dBm).( Purbo, 2008).

Kekuatan sinyal terdapat batasan dalam menentukan apakah kekuatan sinyal

tersebut baik atau buruk. Hal ini diungkapkan oleh Marc Proulx, dalam artikel di

Koran Kompas berjudul “AXIS Sukses Uji Jaringan Sepanjang Jalur Mudik” yang

ditulis oleh Tenni Purwanti dan Tri Wahono, skala pengukuran kekuatan sinyal

adalah sangat bagus apabila berada di kisaran 0 hingga -75 dBm, apabila berada di

kisaran -75 hingga -85 dBm maka termasuk bagus, dan apabila berada di kisaran -

85 hingga -125 dBm, maka dianggap buruk.

Terdapat beberapa aplikasi yang dapat mengukur kekuatan sinyal suatu

lokasi. Salah satu aplikasi pengukur kekuatan sinyal adalah Mobile Data

Monitoring Application (MDMA). Aplikasi ini dapat mengukur kekuatan sinyal

dengan satuan dBm dan dapat mengukur berbagai jenis kekuatan sinyal seperti

HSDPA, 3G, EDGE dan GRPS. Contoh tampilan aplikasi MDMA dapat dilihat

pada gambar 2.17.

Gambar 2.17 Tampilan aplikasi MDMA

Page 39: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 24

2.6. Kartu Tanda Penduduk

Kartu Tanda Penduduk (KTP) adalah identitas resmi penduduk sebagai bukti

diri yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang berlaku diseluruh Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Menurut Undang-undang kependudukan nomor 23

tahun 2006 Pasal 63 menyatakan bahwa “Penduduk WNI dan orang asing yang

memiliki izin tinggal tetap yang berumur 17 (tujuh belas) tahun ke atas atau telah

kawin atau pernah kawin wajib memiliki kartu tanda penduduk (KTP).

Penduduk Indonesia adalah Warga Negara Indonesia dan orang Asing yang

bertempat tinggal di Indonesia. Setiap penduduk hanya diperbolehkan memiliki 1

(satu) KTP dan wajib dibawa pada saat bepergian. Penduduk yang telah berusia

60 (enam puluh) tahun diberi KTP yang berlaku seumur hidup. KTP berlaku

secara Nasional dan mempunyai masa berlaku :

Untuk WNI berlaku selama 5 (lima) tahun.

Untuk Orang Asing Tinggal Tetap disesuaikan dengan masa berlaku Izin

Tinggal Tetap

Manfaat dan Kegunaan KTP adalah dokumen kependudukan utama yang

menjadi bukti resmi identitas diri yang dapat digunakan sebagai syarat

kelengkapan administrasi dalam mengurus berbagai kepentingan dan hak-hak

seseorang sebagai penduduk dan warga Negara Indonesia.

Pengurusan KTP melalu beberapa prosedur yang harus di lakukan oleh

penduduk yang akan membuat atau memperpanjang KTP. Berikut akan disajikan

mekanisme pengurusan KTP.

Page 40: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 25

Kepala Desa / LurahPenduduk

· Penduduk mengisi dan menandatangani

formulir permohonan KTP

· Petugas mencatat dalam buku harian

· Petugas melakukan verifikasi dan validasi

data

· Kepala Desa/Lurah menandatangani

formulir permohonan KTP

· Petugas menyerahkan formulir

permohonan kepada penduduk untuk

diteruskan ke Camat

Camat

· Petugas melakukan verifikasi dan validasi

data kependudukan

· Camat menandatangani formulir

permohonan KTP

· Petugas menyerahkan formulir

permohonan kepada penduduk untuk

diteruskan kepada Instansi Pelaksana

· Petugas melakukan verifikasi dan validasi

data kependudukan

· Camat menandatangani formulir

permohonan KTP

· Petugas menyerahkan formulir

permohonan kepada penduduk untuk

diteruskan kepada Instansi Pelaksana

Instansi Pelaksana

Gambar 2.18 Mekanisme Pengurusan KTP Sumber : Dinas Catatan Sipil Indonesia. " Sosialisasi Kartu Tanda Penduduk" ( 2011)

Page 41: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I - 1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang dan identifikasi masalah

penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan

masalah, penetapan asumsi serta sistematika yang digunakan dalam penelitian.

Tujuan penulisan bab ini untuk memberikan gambaran mengenai permasalahan

yang berkaitan dengan tujuan penelitian.

1.1. Latar Belakang Masalah

Pasal 13 UU No 23 Tahun 2009 tentang Administrasi Kependudukan telah

mengamanatkan bahwa setiap warga negara wajib memiliki Nomor Induk

Kependudukan (NIK) (Ayat 1), berlaku seumur hidup (Ayat 2), dan dicantumkan

dalam setiap dokumen kependudukan dan dijadikan dasar penerbitan paspor, surat

izin mengemudi, nomor pokok wajib pajak, polis asuransi, sertifikat hak atas

tanah, dan penerbitan dokumen identitas lainnya (Ayat 3). Selain itu Undang-

undang kependudukan nomor 23 tahun 2006 Pasal 63 menyatakan bahwa

“Penduduk WNI dan orang asing yang memiliki izin tinggal tetap yang berumur

17 (tujuh belas) tahun ke atas atau telah kawin atau pernah kawin wajib memiliki

kartu tanda penduduk (KTP). Tidak hanya KTP saja yang wajib dimiliki oleh

penduduk Indonesia, ada beberapa data kependudukan yang wajib dimiliki oleh

penduduk Indonesia, antara lain adalah akta kelahiran, surat nikah, surat kematian,

kartu keluarga dan lain-lain.

Menurut undang-undang di atas maka masyarakat di Kabupaten Pati

diwajibkan untuk memiliki KTP. Dari data Dinas Catatan Sipil, Kabupaten Pati

memiliki jumlah penduduk sebanyak 1.190.993 jiwa. Dari jumlah penduduk

tersebut, 899.267 jiwa diwajibkan memiliki kartu tanda penduduk karena telah

berumur 17 tahun ke atas, tetapi menurut Dinas Catatan Sipil Kabupaten Pati,

hanya 498.485 jiwa yang telah memilik KTP. Prosentase penduduk yang memiliki

KTP hanya sebesar 55,43%. Menurut hasil survei Dinas Catatan Sipil Kabupaten

Pati pada tahun 2011, rendahnya jumlah penduduk yang memiliki KTP di

indikasikan karena kurangnya kesadaran penduduk untuk mengurus kartu

penduduknya sendiri dan jarak yang jauh antara kantor kepala desa dengan kantor

Page 42: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I - 2

kecamatan yang membuat warga enggan untuk membuat KTP atau

memperpanjang KTP.

Pemerintah Kabupaten Pati membuat solusi untuk menangani dua indikasi

rendahnya jumlah penduduk yang memiliki KTP. Solusi kurangnya kesadaran

penduduk untuk mengurus kartu penduduk adalah dengan melakukan sosialisasi

pentingnya kartu kependudukan. Sosialisasi ini dilakukan oleh pengurus desa

setempat langsung kepada warganya. Solusi untuk jarak yang jauh antara kantor

kepala desa dengan kantor kecamatan adalah dengan membuat layanan mobile

unit.

Mobile unit adalah layanan registrasi kependudukan yang berupa unit

bergerak, dimana layanan ini akan mengunjungi beberapa lokasi desa dalam satu

kecamatan yang dianggap potensial. Mobile unit dapat berupa kendaran roda dua

maupun kendaran roda empat. Dengan mobile unit ini penduduk yang akan

mengurus pembuatan maupun perpanjangan KTP tidak perlu lagi datang ke kantor

kecamatan untuk mengurus pembuatan ataupun perpanjangan KTP, tetapi hanya

perlu mendatangi mobile unit.

Hal yang diperlukan untuk memfasilitasi mobile unit ini adalah efesiensi

pelayanan, yaitu lokasi penentuan desa yang akan dijadikan titik alternatif

pemberhentian mobile unit, karena mobile unit tidak mungkin dapat melayani

seluruh desa di Pati sehingga hanya ada beberapa lokasi saja yang akan dijadikan

alternatif pemberhentian mobile unit. Alternatif lokasi pemberhentian mobile unit

ini diharapkan sesedikit mungkin tetapi dapat mencakup semua titik demand.

Penentuan lokasi ini akan didasarkan oleh tiga kriteria, yaitu demand, jarak

antar titik alternatif pemberhentian mobile unit dan kekuatan sinyal. Semakin

banyak jumlah penduduk yang belum memiliki kartu penduduk ( demand ) maka

lokasi tersebut semakin berpotensi dijadikan lokasi alternatif pemberhentian

mobile unit. Kemudian jarak antara titik pemberhentian mobile unit dengan desa

sekitar akan menjadi pertimbangan juga. Selain jumlah penduduk dan jarak,

kekuatan sinyal di calon titik alternatif tersebut juga ikut mempengaruhi

penentuan lokasi, dikarenakan mobile unit bersifat semi-online dan membutuhkan

sinyal yang baik untuk pengiriman data. Ada tiga provider yang akan diukur

kekuatan sinyalnya yaitu Telkomsel, Indosat dan Excelcomindo. Pemilihan ketiga

Page 43: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I - 3

provider ini didasarkan bahwa ketiga provider tersebut memiliki jumlah BTS

terbanyak di Indonesia. Provider Telkomsel memiliki 51.006 BTS (Achmad R.N,

2012) provider Indosat memiliki BTS 19.253(PT Indosat Tbk, 2012) BTS dan

provider Excelcomindo memiliki 30.700 BTS (Rina Garmina, 2012).

Penentuan lokasi ini menggunakan metode Set Covering Problem yang

mengacu pada network model yang dikembangkan oleh Eko Liqquidanu untuk

menentukan titik-titik lokasi fasilitas pelayanan dengan fungsi objektif biaya

transportasi yang ditanggung oleh konsumen.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas maka dapat

dirumuskan suatu masalah yaitu :

“Bagaimana menetukan lokasi alternatif pemberhentian mobile unit kartu

penduduk berdasarkan jumlah penduduk yang belum memiliki kartu penduduk,

jarak alternatif pemberhentian dengan desa sekitar dan kekuatan sinyal?”

1.3. Batasan Masalah

Agar pembahasan dalam masalah ini lebih terarah dan tidak terlalu meluas

serta untuk memahami permasalahan yang akan dibahas, maka perlu kiranya ada

batasan permasalahan. Adapun batasan-batasan permasalahan dalam penelitian ini

sebagai berikut :

a. Titik lokasi layanan hanya di pusatkan pada kantor kepala desa dan

kantor kecamatan.

b. Provider telekomunikasi yang digunakan hanya Telkomsel, Indosat

dan Excelcomindo.

c. Data Kependudukan yang digunakan adalah data kependudukan

periode April – Juni 2011.

1.4. Asumsi

a. Traffic data dari layanan mobile unit ke server di Kantor Catatan Sipil

Kabupaten Pati dapat di transfer melalui sinyal GPRS.

b. Pengumpulan data jarak antar desa menggunakan pendekatan visual.

c. Pertumbuhan penduduk tahun 2012 diabaikan.

Page 44: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I - 4

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menentukan titik-titik

lokasi kunjungan untuk tiap kecamatan yang

memungkinkan dijadikan titik lokasi alternatif pemberhentian mobile unit.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah membantu Dinas Catatan Sipil

Kabupaten Pati untuk menentukan alternatif lokasi mobile unit untuk setiap

kecamatan.

1.7. Sistematika Penulisan

Pada bagian ini menguraikan gambaran umum mengenai tata cara penyusunan

laporan kerja praktek dan isi pokok dari laporan ini.

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan tugas akhir,

manfaat yang diperoleh dari hasil tugas akhir, batasan masalah yang

berfungsi membatasi laporan agar tidak terlalu luas dan menentukan secara

spesifik area pembahasan yang akan dilakukan, asumsi yang berfungsi

untuk menyederhanakan kompleksitas permasalahan yang dihadapi, dan

sistematika penulisan yang berisi urutan penulisan bab dalam tugas akhir.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Memuat konsep dan teori pendukung penelitian dalam pengolahan data.

Sumber diperoleh dari referensi-referensi terkait.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Berisi langkah-langkah penyelesaian masalah secara umum (gambaran

terstruktur tahap demi tahap proses penyelesaian masalah yang

digambarkan dalam bentuk flowchart).

BAB IV PENGUMPULAN DAN PEGOLAHAN DATA.

Berisi data-data yang diperlukan untuk penyelesaian masalah dan

pengolahannya secara bertahap.

BAB V ANALISIS

Berisi uraian analisa dan interpretasi hasil pengolahan yang telah

dilakukan.

Page 45: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I - 5

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan hasil dari pengolahan data dan analisa serta saran-saran

yang diperlukan dalam mendapatkan hasil yang lebih baik.

Page 46: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 1

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang urutan langkah-langkah dalam melakukan laporan

Tugas Akhir ini mulai dari awal perumusan masalah hingga membuat kesimpulan

yang dapat menjawab masalah yang ada.

3.1 Flowchart Penelitian

Mulai

Identifikasi Masalah

Tujuan Penelitan

Tinjauan Pustaka

Karakterisasi Sistem

Pengumpulan Data

1. Peta digital Kabupaten Pati

2. Data titik-titik kordinat kantor kepala desa dan kantor kecamatan.

3. Data kekuatan sinyal tiap titik kordinat kantor kepala desa dan kantor

kecamatan.

4. Data jumlah penduduk, wajib KTP dan KTP aktif untuk tiap desa.

Pengolahan data kependudukan

Pengolahan data jarak antara desa

dengan titik alternatif

Pemberhentian mobile unit.

Penentuan titik alternatif pemberhentian

mobile unit dengan Set Covering Problem

Analisa dan Interpretasi hasil

Kesimpulan dan saran

Selesai

Tahap

Pengumpulan dan

Pengolahan Data

Tahap Pengamatan

Tahap Analisis

Kesimpulan dan

Saran

Pengolahan data from-to chart antar titik

alternatif pemberhentian dengan tiap desa

Pemetaan data koordinat kantor kepala

desa dan kecamatan

Gambar 3.1 Flowchart metodologi penelitian

Page 47: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 2

3.2 Penjelasan Flowchart

Pembuatan laporan Tugas Akhir dilakukan dalam beberapa tahapan yang

digambarkan dalam flowchart berikut uraiannya secara singkat.

3.2.1 Tahap pengamatan

a. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan, kemudian disusun

sebuah rumusan masalah. Perumusan masalah dilakukan dengan menetapkan

sasaran-sasaran yang akan dibahas untuk kemudian dicari solusi pemecahan

masalahnya dengan teori yang didapat dari bangku kuliah maupun dari referensi.

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana menetukan lokasi

alternatif pemberhentian mobile unit kartu penduduk berdasarkan jumlah

penduduk yang belum memiliki kartu penduduk, jarak alternatif pemberhentian

dengan desa sekitar dan kekuatan sinyal.

b. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dijadikan acuan dalam pembahasan sehingga hasil dari

pembahasan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Sesuai dengan

perumusan masalah di atas, tujuan dari penelitan ini adalah menentukan titik-titik

kunjungan untuk tiap daerah yang memungkinkan dijadikan titik alternatif

pemberhentian mobile unit.

c. Tinjauan Pustaka

Tinjuan pustaka dilakukan untuk mencari rumusan-rumusan dan konsep

teoritis dari berbagai literature yang dapat dipakai sebagai landasan untuk

penelitian serta untuk mendapatkan dasar-dasar referensi yang kuat bagi peneliti

dalam menerapkan suatu metode yang digunakannya. Sumber yang dipakai untuk

studi pustaka berupa buku-buku, jurnal dan referensi lain tentang konsep Sistem

Informasi Geografis (SIG), teori facility location dan laporan penelitan pada

bidang yang sama.

3.2.2 Pengumpulan dan Pengolahan Data

a. Pengumpulan Data

Penelitian Tugas akhir ini dilakukan di Kabupaten Pati dalam kurun waktu

bulan April hingga bulan September. Langkah awal yang dilakukan dalam

Page 48: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 3

penelitian ini adalah dengan mengumpulkan data yang diperlukan. Data diperoleh

pada saat penelitian di Kantor Catatan Sipil Kabupaten Pati. Selain data dari

Kantor Catatan Sipil Kabupaten Pati, data lapangan diperoleh dengan survei

langsung ke tiap kantor kepala desa dan kantor kecamatan. Setelah data yang

dibutuhkan diterima maka dilakukan pengecekan apakah data tersebut sudah

benar-benar lengkap. Jika belum maka kita mencari tambahan data yang kita

perlukan, sehingga setelah data tersebut lengkap maka kita dapat berlanjut ke

langkah selanjutnya yaitu pengolahan data. Data-data yang diperlukan dalam

penelitian ini adalah:

1. Peta Digital Kabupaten Pati.

Peta digital yang digunakan adalah Peta Umum Indonesia Basis Desa. Peta

ini berupa Peta Indonesia dengan batas desa yang ada di seluruh Indonesia.

Karena penelitian hanya di Kabupaten Pati, maka peta ini dipotong hingga

hanya terdapat peta Kabupaten Pati saja. Peta digital Kabupaten Pati

digunakan sebagai visualisasi penelitian. Peta ini didapat dari Badan

Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal). Peta ini

menggunakan software ArcGis sebagai pengolahannya. Sedangkan untuk

tingkat ketelitian peta ini mencapai hingga tingkat ketelitian wilayah desa.

Sedangkan untuk revisi peta terakhir pada tahun 2009.

2. Data koordinat kantor kepala desa dan kantor kecamatan.

Data ini diperoleh dengan studi lapangan, yaitu datang langsung ke lokasi

kantor kepala desa dan kantor kecamatan lalu mencatat koordinat

menggunakan GPS. Koordinat yang digunakan adalah koordinat lintang

dan bujur. Data ini akan digunakan sebagai input dalam peta digital.

3. Data kekuatan sinyal tiap titik koordinat kantor kepala desa dan kantor

kecamatan.

Data Kekuatan Sinyal diperoleh dengan melakukan pengecekan dan

pencatatan sinyal terhadap 3 provider jaringan telekomunikasi GSM yaitu

Telkomsel, Indosat dan Excelcomindo (XL) menggunakan Software

MDMA ( Mobile Data Monitoring Application ) di tiap kantor kepala desa

dan kantor kecamatan.

Page 49: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 4

4. Data Kependudukan.

Data kependudukan Kabupaten Pati diperoleh dari Kantor Dinas Catatan

Sipil Kabupaten Pati. Data ini mencakup jumlah penduduk di tiap desa,

jumlah penduduk yang wajib memiliki KTP, beserta jumlah penduduk

yang memiliki KTP aktif. Data jumlah kependudukan yang digunakan

adalah data periode bulan April hingga Juni.

b. Pengolahan Data

Pengolahan data diperlukan untuk mencari solusi dari masalah yang sedang

diteliti agar pengolahan data sesuai dengan tujuan penelitian. Pengolahan data

dilakukan terhadap seluruh data yang dibutuhkan. Langkah-langkah pemecahan

masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Pemetaan data koordinat kantor kepala desa dan kecamatan.

Melakukan plotting titik koordinat kantor kepala desa dan kecamatan

yang ada kedalam peta digital Kabupaten Pati, Peta digital yang digunakan

adalah peta digital Bakosurtanal dengan ketelitian wilayah hingga tingkat

desa.

2. Pengolahan data kependudukan.

Data penduduk diolah untuk menentukan selisih antara jumlah wajib KTP

dengan jumlah KTP aktif. Sehingga akan diperoleh potensi atau demand

untuk setiap desa. Dikarenakan titik kantor kecamatan memiliki demand

yang sama pada desa utama untuk kecamatan tersebut, maka titik yang

digunakan hanya titik kantor kepala desa sedangkan titik kantor kecamatan

tersebut tidak digunakan. Pengurangan titik ini hanya dilakukan pada desa

utama yang terdapat kantor kecamatan dan kantor kepala desa. Hal ini

disebabkan calon titik alernatif diharuskan memiliki demand.

3. Pengolahan data from-to chart antar titik alternatif pemberhentian dengan

tiap desa.

Data from-to chart adalah data antar titik alternatif dengan tiap desa dalam

satu kecamatan. Data ini digunakan untuk memudahkan dalam

pengumpulan data jarak antar titik alternatif pemberhentian dengan tiap

desa. Data ini mempertimbangkan apakah antar desa dapat dilalui dengan

menarik garis lurus pada peta. Garis lurus tidak dapat digunakan apabila

Page 50: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 5

terdapat barrier dalam peta, seperti gunung, sungai, sawah, tambak dan

tidak terdapatnya jalan yang menghubungkan antar desa. Dalam

mengumpulan data from-to chart, digunakan aplikasi Google Earth dan

Google Maps. Google Earth digunakan untuk pertimbangan penarikan

garis lurus, karena dalam Google Earth dapat dilihat apakah terdapat

barrier atau tidak. Sedangkan Google Maps digunakan untuk pengukuran

jarak yang akan digunakan dalam data jarak antar titik alternatif

pemberhentian dengan tiap desa . Terdapat beberapa batasan dalam

menarik garis lurus pada peta, batasan tersebut antara lain :

a.1) Garis lurus dapat digunakan apabila terdapat jalan yang

menghubungkan tiap desa.

a.2) Garis lurus tidak dapat digunakan apabila terdapat barrier antar desa

yang akan ditarik garis lurus.

a.3) Apabila terdapat desa yang tidak dapat ditarik garis lurus

dikarenakan jalan yang berkelok, tetapi tidak terdapat barrier yang

menghalangi maka akan dilakukan pengecekan jarak, yaitu jarak

dengan menarik garis lurus dan jarak yang didapat dari Google

Maps. Jika selisih jarak dengan menarik garis lurus dan jarak dari

Google Maps tidak berbeda jauh maka dianggap dapat ditarik garis

lurus.

a.4) Khusus Kecamatan Pati, Sukolilo dan Juwana tidak digunakan from-

to chart dikarenakan seluruh desa dapat menggunakan Google Maps

sebagai pengumpulan data jarak.

a.5) Selain menggunakan Google Maps dan Google Earth, penarikan

garis lurus dipertimbangkan langsung oleh peneliti karena peneliti

sudah melakukan survei langsung ke tiap desa.

4. Pengolahan data jarak antar titik alternatif pemberhentian dengan tiap

desa.

Data jarak mengacu pada data from-to chart, apabila dalam data from-to

chart dapat ditarik garis lurus maka akan dihitung jarak garis lurus tersebut

dalam Google Earth. Apabila dalam data from-to chart tidak dapat ditarik

garis lurus maka dalam data jarak akan berisi jarak yang unlimited (

Page 51: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 6

diasumsikan bernilai 99). Khusus untuk kecamatan yang tidak

menggunakan data from-to chart, data jarak diperoleh dari Google Maps.

5. Menentukan titik alternatif lokasi terpilih dengan Set Covering Problem.

Untuk memilih titik alternatif pemberhentian mobile unit, digunakan

model yang dikemukakan oleh Eko Liquiddanu (2009) yaitu Set Covering

Problem. Dikarenakan terdapat tiga provider yang digunakan dalam

penentuan titik alternatif pemberhentian mobile unit, maka terdapat tiga

perhitungan set covering untuk masing-masing provider.

Data sinyal ini di gunakan dalam perhitungan set covering problem, untuk

memudahkan perhitungan set covering problem setiap data sinyal akan

diberikan nilai dengan ketentuan sebagai berikut:

Kekuatan sinyal yang berada pada kisaran 0 dBm hingga -65 dBm

diberikan nilai 1.

Kekuatan sinyal yang berada pada kisaran -66 dBm hingga -70

dBm diberikan nilai 1,1.

Kekuatan sinyal yang berada pada kisaran -71 dBm hingga -75

dBm diberikan nilai 1,2.

Kekuatan sinyal yang berada pada kisaran -76 dBm hingga -80

dBm diberikan nilai 1,3.

Kekuatan sinyal yang berada pada kisaran -81 dBm hingga -85

dBm diberikan nilai 1,4.

Kekuatan sinyal yang berada pada kisaran -86 dBm hingga -90

dBm diberikan nilai 1,5.

Kekuatan sinyal yang bernilai kurang dari -91 dBm diberikan nilai

99

Menurut pendapat ahli, sinyal dengan kekuatan sinyal -91 dBm sudah

tidak layak lagi digunakan sebagai sarana pengiriman data digital.

Sehingga desa dengan kekuatan sinyal kurang dari -91 dBm diberikan nilai

99 dalam perhitungan set covering problem.

Pemberian nilai sinyal dalam perhitungan set covering problem digunakan

hanya semata-mata untuk memudahkan dalam perhitungan set covering

problem. Bila suatu titik alternatif pemberhentian mobile unit memiliki

Page 52: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 7

kekuatan sinyal di kisaran -89 dBm hingga --95 dBm diberikan nilai 1,5,

maka pada perhitungan set covering problem menghasilkan jumlah

perkalian yang lebih besar bila dibandingkan dengan suatu titik alternatif

pemberhentian mobile unit yang memiliki kekuatan sinyal di kisaran -68

dBm hingga -74 dBm yang diberikan nilai 1,1. Sedangkan dalam fungsi

tujuan set covering problem adalah mencari hasil paling minimum,

sehingga titik alternatif pemberhentian mobile unit yang memiliki

kekuatan sinyal buruk tidak akan terpilih. Hal ini juga berlaku sebaliknya

untuk titik alternatif pemberhentian mobile unit yang memiliki kekuatan

sinyal baik akan terpilih. Nilai kekuatan sinyal di simbolkan Si pada

perhitungan set covering problem.

Hasil dari set covering adalah minimasi jarak, minimasi jarak ini di

konversi dalam bentuk rupiah agar lebih valid datanya. Konversi jarak ke

rupiah di hitung dengan asumsi 1 liter bensin dapat menempuh 45km.

Sehingga konversi rupiah yang digunakan adalah 100 rupaih per km orang.

Formulasi yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Fungsi tujuan:

Minimasi = )))((( iiijji

Nj

ji PSZYYd

(3.1)

Untuk i = titik-titik alternatif pemberhentian mobile unit.

dengan :

dji = jarak yang ditempuh dari titik demand (j) menuju ke titik

alternatif pemberhentian mobile unit i.

Yji = demand j (mewakili titik desa) menuju titik alternatif

pemberhentian mobile unit i.

Zi = variabel biner (0,1) yang bernilai 1 apabila titik alternatif

pemberhentian mobile unit i digunakan dan bernilai 0 jika tidak.

Si = nilai kekuatan sinyal pada titik alternatif pemberhentian mobile

unit

Si1 = nilai kekuatan sinyal pada titik alternatif pemberhentian mobile

unit setelah diberikan nilai mutlak.

Page 53: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 8

P = Konversi rupiah (100 rupiah per km orang)

i = menyatakan titik alternatif pemberhentian mobile unit.

j = menyatakan titik demand tiap desa.

b. Batasan

b.1) Batasan persamaan arus.

iiji

Nj

WZY

(3.2)

dengan :

Yji = demand j (mewakili titik desa) menuju titik alternatif

pemberhentian mobile unit i.

Zi = variabel biner (0,1) yang bernilai 1 apabila titik alternatif

pemberhentian mobile unit i digunakan dan bernilai 0 jika tidak.

W1 = jumlah total demand desa yang dilayani oleh titik alternatif

pemberhentian mobile unit i.

i = menyatakan titik alternatif pemberhentian mobile unit.

j = menyatakan titik demand tiap desa.

b.2) Batasan total demand yang menuju ke titik alternatif lebih besar

dari dari rata-rata total demand di kecamatan tersebut.

DZMY iji

Nj

))1(( (3.3)

dengan:

Yji = demand j (mewakili titik desa) menuju titik alternatif

pemberhentian mobile unit i.

M = bilangan riil yang sangat besar.

Zi = variabel biner (0,1) yang bernilai 1 apabila titik alternatif

pemberhentian mobile unit i digunakan dan bernilai 0 jika tidak.

D = rata-rata total demand di kecamatan yang akan dihitung.

i = menyatakan titik alternatif pemberhentian mobile unit.

j = menyatakan titik demand tiap desa.

Page 54: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 9

b.3) Batasan titik alternatif mobile unit memiliki kapasitas demand

diatas rata-rata total demand yang dilayani di kecamatan tersebut.

ii ZDW (3.4)

dengan :

Wi = jumlah total demand yang dilayani titik alternatif

pemberhentian mobile unit.

Zi = variabel biner (0,1) yang bernilai 1 apabila titik alternatif

pemberhentian mobile unit i digunakan dan bernilai 0 jika tidak.

i = menyatakan titik alternatif pemberhentian mobile unit.

D = rata-rata total demand di kecamatan yang akan dihitung.

b.4) Batasan skenario jumlah titik alternatif pemberhentian mobile unit

yang akan digunakan. Jumlah titik jumlah titik alternatif

pemberhentian mobile unit yang akan digunakan telah ditentukan di

awal.

LZ i

i

(3.5)

dengan:

Zi = variabel biner (0,1) yang bernilai 1 apabila titik alternatif

pemberhentian mobile unit i digunakan dan bernilai 0 jika tidak.

L = jumlah titik alternatif pemberhentian mobile unit yang akan

digunakan.

i = menyatakan titik alternatif pemberhentian mobile unit.

b.5) Nonnegatif Constraints

0iW (3.6)

b.6) Binary Constrains

)1,0(iZ (3.7)

3.2.3 Tahap Analisis

Membahas tentang penentuan titik lokasi pemberhentian mobile unit kartu

penduduk beserta alasan yang mendasari pemilihan lokasi tersebut.

Page 55: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 10

3.2.4 Kesimpulan dan Saran

Setelah laporan Tugas Akhir selesai dan dari masalah yang ada akan dapat di

simpulkan dan dapat menjadi saran bagi Dinas Catatan Sipil Kabupaten Pati

dalam menentukan lokasi pemberhentian mobile unit kartu penduduk.

Page 56: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV - 1

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini memaparkan keseluruhan proses observasi, pengumpulan data, dan

pengolahannya, serta penjelasan teknis untuk mendapatkan nilai-nilai sebagai alat

bantu dalam pemecahan masalah dengan beberapa metode dan data kuesioner.

4.1. Pengumpulan Data

4.1.1. Peta Digital Kabupaten Pati

Peta digital Kabupaten Pati yang digunakan mencapai tingkat ketelitian

hingga batas desa. Peta didapat dari Bakosurtanal dan revisi terakhir peta pada

tahun 2009. Peta digital Kabupaten Pati dapat dilihat pada gambar 4.1 dibawah

ini.

Gambar 4.1 Peta digital Kabupaten Pati

Sumber : Bakosurtanal Indonesia”(2009)

Page 57: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV - 2

4.1.2. Data Titik-Titik Koordinat Kantor Kepala Desa dan Kantor

Kecamatan

Data titik koordinat kantor kepala desa dan kantor kecamatan digunakan

sebagai titik alternatif pemberhentian mobile unit. Terdapat 426 titik yang

mencakup 21 titik kantor kecamatan dan 405 titik kantor kepala desa. Data ini

diperoleh dengan studi lapangan, yaitu datang langsung ke lokasi kantor kepala

desa dan kantor kecamatan lalu mencatat koordinat menggunakan GPS. Koordinat

yang digunakan adalah koordinat lintang dan bujur. Data ini akan digunakan

sebagai input dalam peta digital.Titik-titik koordinat kantor kepala desa dan

kantor kecamatan untuk Kecamatan Dukuhseti dapat dilihat pada tabel 4.1.

Sedangkan untuk tabel koordinat kantor kepala desa dan kantor kecamatan

seluruh kabupaten pati dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 4.1 Data koordinat Kecamatan Dukuhseti

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

A B C D

Kecamatan 06°28'32.06" 111°02'15.86"

Bakalan 06°30'15.99" 111°02'31.42"

Ngagel 06°29'28.51" 111°02'19.07"

Kenanti 06°29'18.97" 111°02'32.21"

Grogolan 06°29'00.73" 111°00'20.26"

Dukuhseti 06°27'20.79" 111°01'51.09"

Alasdowo 06°28'33.87" 111°02'18.00"

Kembang 06°26'59.86" 111°00'36.82"

Tegalombo 06°26'19.80" 111°00'11.67"

Puncel 06°26'45.72" 110°59'14.58"

Banyutowo 06°27'30.31" 111°02'49.14"

Dumpil 06°30'31.29" 111°01'21.06"

Wedusan 06°29'22.66" 110°58'33.96"

Kecamatan

Dukuhseti

Desa / Kelurahan Garis lintang selatan Garis bujur timurKecamatan

4.1.3. Data Kekuatan Sinyal Tiap Titik Koordinat Kantor Kepala Desa dan

Kantor Kecamatan.

Terdapat tiga data kekuatan sinyal untuk masing-masing titik koordinat.

Tiga data tersebut didapat dari pengecekan sinyal tiga provider, yaitu Telkomsel,

Indosat dan Excelcomindo (XL). Untuk satuan pengecakan sinyal yang digunakan

adalah dBm. Data Kekuatan Sinyal diperoleh dengan melakukan pengecekan dan

pencatatan sinyal terhadap 3 provider jaringan telekomunikasi GSM yaitu

Telkomsel, Indosat dan Excelcomindo (XL) menggunakan Software MDMA (

Page 58: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV - 3

Mobile Data Monitoring Application ) di tiap kantor kepala desa dan kantor

kecamatan.Data kekuatan sinyal untuk Kecamatan Dukuhseti dapat dilihat pada

table 4.2. Sedangkan untuk tabel kekuatan sinyal seluruh titik koordinat kantor

kepala desa dan kantor kecamatan Kabupaten Pati dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 4.2 Data kekuatan sinyal Kecamatan Dukuhseti

Telkomsel Indosat XL

Kecamatan -79 -79 -67

Bakalan -85 -77 -95

Ngagel -67 -79 -81

Kenanti -85 -89 -87

Grogolan -95 -87 -103

Dukuhseti -83 -80 -90

Alasdowo -81 -80 -92

Kembang -84 -89 -88

Tegalombo -82 -79 -80

Puncel -90 -80 -87

Banyutowo -85 -77 -93

Dumpil -85 -78 -82

Wedusan -95 -89 -101

Desa / Kelurahan

Kekuatan Signal GPRS / EDGE

(dBm)

Kecamatan

Dukuhseti

Kecamatan

4.1.4. Data Kependudukan.

Data kependudukan meliputi total jumlah penduduk tiap desa, jumlah

penduduk yang wajib memiliki KTP tiap desa dan jumlah penduduk yang

memiliki KTP aktif tiap desa. Data yang diperoleh mencakup keseluruhan desa

yang ada di Kabupaten Pati. Data kependudukan Kecamatan Dukuhseti dapat

dilihat pada tabel 4.3 dan untuk grafiknya dapat dilihat pada gambar 4.1.

Sedangkan untuk tabel data kependudukan seluruh desa di Kabupaten Pati dapat

dilihat pada lampiran.

Tabel 4.3 Data kependudukan Kecamatan Dukuhseti

Bakalan 6459 4832 2672

Ngagel 5898 4411 2440

Kenanti 4493 3361 1859

Grogolan 3932 2941 1626

Dukuhseti 9268 6932 3834

Alasdowo 5336 3991 2207

Kembang 6740 5042 2788

Tegalombo 5617 4201 2323

Puncel 1685 1260 697

Banyutowo 3370 2521 1394

Dumpil 2247 1681 929

Wedusan 1123 840 465

Jumlah 56168 42014 23234

Penduduk Wajib KTP KTPKecamatan Desa / Kelurahan

Kecamatan Dukuhseti

Page 59: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV - 4

Gambar 4.2. Grafik data kependudukan Kecamatan Dukuhseti

4.2. Pengolahan Data

4.2.1. Pemetaan Data Koordinat Kantor Kepala Desa dan Kecamatan.

Data koordinat kantor kepala desa dan kecamatan dilakukan plotting

kedalam peta digital Kabupaten Pati dengan bantuan aplikasi ArcGis. Hasil

plotting dapat dilihat pada gambar 4.3.

4.2.2. Pengolahan Data Kependudukan

Pengolahan data kependudukan digunakan untuk mencari demand untuk

setiap desa. Demand diperoleh dari selisih jumlah penduduk yang wajib memiliki

KTP dengan jumlah penduduk yang memiliki KTP aktif. Data ini akan digunakan

pada pengolahan set covering. Semakin besar demand pada suatu desa, maka

kemungkinan desa tersebut dapat menjadi calon lokasi pemberhentian mobile unit.

Data demand untuk kecamatan pati dapat dilihat pada tabel 4.5. Sedangkan data

demand untuk keseluruhan kecamatan di Kabupaten Pati dapat dilihat pada

lampiran data kependudukan.

Page 60: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV - 5

Gambar 4.3 Plotting koordinat kantor kepala desa dan kecamatan

Tabel 4.4 Data demand Kecamatan Dukuhseti

Bakalan 6459 4832 2672 2160

Ngagel 5898 4411 2440 1972

Kenanti 4493 3361 1859 1502

Grogolan 3932 2941 1626 1315

Dukuhseti 9268 6932 3834 3099

Alasdowo 5336 3991 2207 1784

Kembang 6740 5042 2788 2254

Tegalombo 5617 4201 2323 1878

Puncel 1685 1260 697 563

Banyutowo 3370 2521 1394 1127

Dumpil 2247 1681 929 751

Wedusan 1123 840 465 376

Jumlah 56168 42014 23234 18780

Kecamatan Dukuhseti

Kecamatan Desa / Kelurahan Penduduk Wajib KTP KTP Selisih

Page 61: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV - 6

4.2.3. Pengolahan Data From-to Chart Antar Titik Alternatif Pemberhentian

Dengan Tiap Desa.

Data from-to chart berupa data antar desa dalam satu kecamatan apakah

antar desa tersebut dapat ditarik garis lurus dalam pengukuran jaraknya dengan

mempertimbangkan apakah terdapat jalan yang dapat dilalui dan terdapat barrier

yang menghalangi garis lurus tersebut. Terdapat beberapa batasan dalam

menentukan penarikan garis lurus antar desa seperti yang telah disebutkan pada

bab sebelumnya. Dalam menarik garis lurus digunakan aplikasi Google Earth

sebagai alat bantunya. Data from-to chart untuk desa Dukuhseti dapat dilihat pada

tabel 4.6.

4.2.4. Pengolahan Data Jarak Antar Titik Alternatif Pemberhentian dengan

Tiap Desa.

Data jarak mengacu pada data from-to chart, apabila dalam data from-to

chart dapat ditarik garis lurus maka akan dihitung jarak garis lurus tersebut dalam

Google Earth. Apabila dalam data from-to chart tidak dapat ditarik garis lurus

maka dalam data jarak akan berisi jarak yang unlimited ( diasumsikan bernilai 99).

Data jarak untuk Kecamatan Dukuhseti dapat dilihat pada tabel 4.7. Sedangkan

data jarak untuk seluruh kecamatan di Kabupaten Pati dapat dilihat pada lampiran.

4.2.5. Menentukan titik alternatif lokasi terpilih dengan Set Covering

Problem.

Sebelum menentukan titik alternatif mobile unit terpilih dengan

menggunakan model set covering, terlebih dahulu menentukan jumlah titik

alternatif mobile unit yang akan digunakan untuk setiap kecamatan. Jumlah titik

alternatif mobile unit yang akan digunakan berjumlah tiga titik untuk setiap

kecamatan. Jumlah tiga titik ini didasarkan pada jam kerja untuk 1 hari pelayanan

mobile unit adalah delapan jam. Pelayanan dimulai dari jam 08.00 WIB hingga

16.00 WIB, untuk setiap titik alternatif mobile unit dibatasi melayani hanya dua

jam saja sehingga tiga titik alternatif akan memiliki waktu pelayanan enam jam.

Dua jam tersisa digunakan untuk waktu menempuh seluruh perjalanan ke tiap titik

alternatif mobile unit.

Page 62: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV - 7

Hasil titik alternatif mobile unit terpilih merupakan hasil pengolahan data

menggunakan bantuan software Risk Solver Platform V9.0 dengan memasukkan

model yang telah dibuat sebelumnya. Running model dilakukan dengan

memasukkan batasan-batasan yang telah ditentukan pada model set covering.

Kemudian dengan menggunakan model yang telah dikembangkan, dilakukan

pencarian untuk menemukan tiga titik alternatif mobile unit yang memiliki jarak

paling minimum dan demand yang dapat terlayani paling maksimal serta kekuatan

sinyal yang terbaik. Running model dilakukan untuk setiap kecamatan dan setiap

provider. Tiga titik alternatif mobile unit yang terpilih untuk setiap kecamatan

berdasarkan setiap provider dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Berikut adalah data kependudukan, data jarak dan data kekuatan sinyal

yang telah diberikan nilai mutlak untuk Kecamatan Dukuhseti. Data

kependudukan mencakup demand dan total demand setiap desa serta rata-rata

total demand di kecamatan Dukuhseti. Data jarak mencakup data jumlah desa

yang dapat terlayani dan total jarak desa yang dapat terlayani untuk setiap desa.

Data inilah yang akan di-running menggunakan software Risk Solver Platform

V9.0 dengan model set covering.

Tabel 4.5 Data kependudukan dan data jarak yang siap diolah untuk Kecamatan

Dukuhseti

Bakalan 2160 13710 8 419.9

Ngagel 1972 13710 8 413.8

Kenanti 1502 13710 8 414.2

Grogolan 1315 9484 6 613.6

Dukuhseti 3099 17090 10 232.4

Alasdowo 1784 15588 9 321.1

Kembang 2254 9297 6 610.3

Tegalombo 1878 11081 7 519.1

Puncel 563 8170 5 707.5

Banyutowo 1127 16527 9 328.8

Dumpil 751 14086 9 329.7

Wedusan 376 5822 5 715.5

Demand di

desa iDesa / Kelurahan

Kecamatan

Dukuhseti

Total

demand di

desa i

Desa yg

tercover

Rata-rata

demand

12356

KecamatanTotal jarak yg

tercover (km)

Page 63: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV - 8

Tabel 4.6 Data from-to chart Kecamatan Dukuhseti Lokasi Bakalan Ngagel Kenanti Grogolan Dukuhseti Alasdowo Kembang Tegalombo Puncel Banyutowo Dumpil Wedusan

Bakalan √ √ √ √ √ × × × √ √ ×

Ngagel √ √ √ √ √ × × × √ √ ×

Kenanti √ √ √ √ √ × × × √ √ ×

Grogolan √ √ √ × √ × × × × √ ×

Dukuhseti √ √ √ × √ √ √ √ √ √ ×

Alasdowo √ √ √ √ √ × √ × √ √ ×

Kembang × × × × √ × √ √ √ × √

Tegalombo × × × × √ √ √ √ √ × √

Puncel × × × × √ × √ √ × × √

Banyutowo √ √ √ × √ √ √ √ × √ ×

Dumpil √ √ √ √ √ √ × × × √ √

Wedusan × × × × × × √ √ √ × √

√ = jalur desa A ke B dapat ditarik garis lurus

× = jalur desa A ke B tidak dapat ditarik garis lurus

Tabel 4.7 Data jarak antar titik alternatif pemberhentian untuk Kecamatan Dukuhseti (km) Lokasi Bakalan Ngagel Kenanti Grogolan Dukuhseti Alasdowo Kembang Tegalombo Puncel Banyutowo Dumpil Wedusan

Bakalan 0 1.5 1.8 4.6 5.5 3.1 99 99 99 5.1 2.2 99

Ngagel 1.5 0 0.5 3.8 4 1.7 99 99 99 3.7 2.6 99

Kenanti 1.8 0.5 0 4.1 3.9 1.4 99 99 99 3.4 3.1 99

Grogolan 4.6 3.8 4.1 0.0 99 3.8 99 99 99 99 3.3 99

Dukuhseti 5.5 4 3.9 99 0 2.4 2.4 3.6 5.0 1.8 5.8 99

Alasdowo 3.1 1.7 1.4 3.8 2.4 0 99 5.6 99 2.1 4.0 99

Kembang 99 99 99 99 2.4 99 0 1.4 3 4.2 99 5.7

Tegalombo 99 99 99 99 3.6 5.6 1.4 0 1.9 5.3 99 6.3

Puncel 99 99 99 99 5.0 99 2.6 1.9 0 99 99 5

Banyutowo 5.1 3.7 3.4 99 1.8 2.1 4.2 5.3 99 0 6.1 99

Dumpil 2.2 2.6 3.1 3.3 5.8 4.0 99 99 99 6.1 0 5.5

Wedusan 99 99 99 99 99 99 5.7 6.3 5 99 5.5 0.0

IV - 8

Page 64: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV - 9

Tabel 4.8 Data sinyal Kecamatan Dukuhseti yang telah diberikan nilai

Telkomsel Indosat XL Telkomsel Indosat XL

Bakalan -85 -77 -95 1.4 1.3 1.6

Ngagel -67 -79 -81 1.1 1.3 1.4

Kenanti -85 -89 -87 1.4 1.5 1.5

Grogolan -95 -87 -103 1.6 1.5 99

Dukuhseti -83 -80 -90 1.4 1.3 1.5

Alasdowo -81 -80 -92 1.4 1.3 1.6

Kembang -84 -89 -88 1.4 1.5 1.5

Tegalombo -82 -79 -80 1.4 1.3 1.3

Puncel -90 -80 -87 1.5 1.3 1.5

Banyutowo -85 -77 -93 1.4 1.3 1.6

Dumpil -85 -78 -82 1.4 1.3 1.4

Wedusan -95 -89 -101 1.6 1.5 99

Nilai Kekuatan SinyalDesa / Kelurahan

Kekuatan Signal GPRS /

EDGE (dBm)

Kecamatan

Dukuhseti

Kecamatan

Contoh perhitungan manual set covering problem untuk Kecamatan

Dukuhseti dengan provider Telkomsel dapat dilihat dibawah ini.

Minimasi = )))((2( iiji

Nj

ji PSZYd

=Nj

(2.0Bakalan-Bakalan((2160)ZBakalan)100.1,4)+(2.1,5Ngagel-

Bakalan)((1972)ZBakalan)100.1,4+(2.1,8Kenanti-Bakalan((1502)ZBakalan)100.1,4 +

......(2.99Bakalan-Wedusan((376)ZWedusan)100.1,4

= (302400.ZBakalan) + (828240.ZNgagel) + (757008.ZKenanti) +......+

(10422720.ZWedusan)

Dari fungsi tujuan di atas maka tentukan titik alternatif lokasi terpilih yang

sesuai dengan batasan-batasan dari model set covering. Batasan-batasan tersebut

adalah :

Batasan persamaan arus.

iiji

Nj

WZY

untuk i=Desa Bakalan

(2160.ZBakalan) + (1972.ZNgagel) + (1502.ZKenanti) + ...... (376.ZWedusan) =

(2160+1972+1502+.....0)

Batasan total demand yang menuju ke titik alternatif lebih besar dari dari rata-

rata total demand di kecamatan tersebut.

DZMY iji

Nj

))1((

(2160.ZBakalan + (M (1-ZBakalan))) + (1972.ZNgagel + (M (1-ZNgagel))) +

(1502.ZKenanti + (M (1-ZKenanti))) + ...... (376.ZWedusan+ (M (1-ZWedusan)))

Page 65: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV - 10

≥ 12356

Batasan titik alternatif mobile unit memiliki kapasitas demand diatas rata-rata

total demand yang dilayani di kecamatan tersebut.

ii ZDW

untuk i = Bakalan

(2160+1972+1502+.....0) ≥ 12356.ZBakalan

Batasan skenario jumlah titik alternatif pemberhentian mobile unit yang akan

digunakan. Jumlah titik jumlah titik alternatif pemberhentian mobile unit

yang akan digunakan telah ditentukan di awal.

LZ i

i

Zbakalan + ZNgagel + ZKenanti + ...... ZWedusan = 3

Nonnegatif Constraints

0iW

untuk i = Bakalan

(2160+1972+1502+.....0) ≥ 0

Binary Constrains

)1,0(iZ

Langkah selanjutnya adalah memilih titik alternatif lokasi terpilih yang

sesuai dengan batasan-batasan set covering dan fungsi tujuan terkecil (minimum).

Terpilihlah titik alternatif mobile unit yaitu Desa Dukuhseti, Alasdowo dan

Banyutowo.

Titik alternatif mobile unit terpilih hasil pengolahan data menggunakan

bantuan software Risk Solver Platform V9.0 dengan memasukkan model set

covering untuk seluruh kecamatan di Kabupaten Pati dapat dilihat pada tabel

dibawah ini.

Page 66: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV - 11

Tabel 4.9 Titik alternatif mobile unit untuk provider Telkomsel

Kecamatan Desa Terpilih Sinyal

jumlah

penduduk yg

terlayani

jumlah desa

yang tercover

Dukuhseti -83 17090 9

Alasdowo -81 15588 9

Banyutowo -82 16527 10

Payak -65 14652 8

Karangsari -85 13875 8

Sumur -85 14208 8

Sendangrejo -80 9082 13

Jepat Lor -77 12651 19

Keboromo -76 11847 18

Karanglegi -81 19098 15

Tlutup -74 15274 13

Kertomulyo -76 17076 12

Pagerharjo -65 15612 14

Tlogoharum -82 12313 11

Wedarijaksa -78 14502 13

Sumberejo -86 10996 9

Jembulwunul -80 11005 9

Sidomulyo -69 10917 10

Pati Kidul -78 7802 29

Pati Wetan -60 7802 29

Sidoharjo -77 7802 29

Cebolek Kidul -74 20337 19

Purworejo -64 21768 21

Margoyoso -62 20220 19

Dadirejo -69 17253 16

Langse -80 14980 14

Margorejo -67 15300 15

Gunungsari -81 11920 11

Lahar -88 12054 11

Regaloh -75 12305 11

Gembong -77 22292 11

Pohgading -79 22292 11

Wonosekar -85 22292 11

Kayen -87 18247 13

Purwokerto -82 18247 12

Sumbersari -61 16704 12

Beleadi -62 25015 18

Sukolilo -80 25015 18

Sumbersoko -77 25015 18

Penanggungan -82 15303 20

Plumbungan -76 15458 20

Tanjang -76 14698 19

Gembong

Kayen

Sukolilo

Wedarijaksa

Gunungwungkal

Pati

Margoyoso

Margorejo

Cluwak

Tayu

Trangkil

Dukuhseti

Tlogowungu

Gabus

Page 67: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV - 12

Tabel 4.9 Titik alternatif mobile unit untuk provider Telkomsel (lanjutan)

Kecamatan Desa Terpilih Sinyal

jumlah

penduduk yg

terlayani

jumlah desa

yang tercover

Karangwono -72 12934 14

Mojomulyo -76 12514 14

Tambakromo -65 12302 13

Kedungmulyo -79 14799 18

Sendangsoko -73 15149 17

Sidomulyo -79 16166 18

Sriwedari -81 22150 20

Sumberrejo -70 19921 18

Tamansari -73 18542 17

Kropak -71 13172 24

Kudur -68 14250 26

Mintorahayu -66 14668 27

Pucakwangi -60 18588 18

Triguno -73 17850 17

Wateshaji -84 17932 17

Sejomulyo -69 18595 29

Tluwah -76 18595 29

Trimulyo -78 18595 29

Jembangan -72 18103 14

Lengkong -72 16899 14

Mangunlegi -65 18388 15

Pucakwangi

Juwana

Batangan

Tambakromo

Jakenan

Jaken

Winong

Tabel 4.10 Titik alternatif mobile unit untuk provider Indosat

Kecamatan Desa Terpilih Sinyal

jumlah

penduduk yg

terlayani

jumlah desa

yang tercover

Dukuhseti -80 17090 9

Alasdowo -80 15588 9

Banyutowo -77 16527 10

Payak -79 14652 8

Karangsari -80 13875 8

Sumur -79 14208 8

Dororejo -90 10073 17

Jepat Lor -80 12651 19

Keboromo -73 11847 18

Karanglegi -72 19098 15

Krandan -70 17617 14

Kertomulyo -75 17076 12

Bumiayu -86 15164 13

Tlogoharum -79 12313 11

Wedarijaksa -76 14502 13

Cluwak

Tayu

Trangkil

Dukuhseti

Wedarijaksa

Page 68: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV - 13

Tabel 4.10 Titik alternatif mobile unit untuk provider Indosat (lanjutan)

Kecamatan Desa Terpilih Sinyal

jumlah

penduduk yg

terlayani

jumlah desa

yang tercover

Jembulwunul -75 11005 9

Sidomulyo -75 10917 10

Ngethuk -80 8409 7

Pati Wetan -70 7802 29

Semampir -73 7802 29

Sidoharjo -70 7802 29

Cebolek Kidul -76 20337 19

Purworejo -67 21768 21

Margoyoso -66 20220 19

Badegan -87 14451 15

Dadirejo -72 17253 16

Margorejo -88 15300 15

Guwo -68 14445 13

Suwatu -79 13543 12

Tlogorejo -90 12657 11

Gembong -71 22292 11

Pohgading -79 22292 11

Wonosekar -79 22292 11

Kayen -81 18247 13

Pesagi -87 16820 12

Purwokerto -74 18247 12

Beleadi -89 25015 17

Gadudero -80 25015 17

Sukolilo -88 25015 17

Plumbungan -83 15458 20

Tanjang -90 14698 19

Tlogoayu -77 13405 19

Karangwono -69 12934 14

Mojomulyo -71 12514 14

Tambakromo -69 12302 13

Kalimulyo -89 13709 16

Sendangsoko -87 15149 17

Sidomulyo -88 16166 18

Sriwedari -87 22150 20

Sumberagung -77 19232 17

Sumberrejo -86 19921 18

Kudur -68 14250 26

Mintorahayu -72 14668 27

Tawangrejo -77 14265 25

Pucakwangi -73 18588 18

Triguno -84 17850 17

Wateshaji -68 17932 17

Gembong

Kayen

Sukolilo

Gunungwungkal

Pati

Margoyoso

Margorejo

Tlogowungu

Pucakwangi

Gabus

Tambakromo

Jakenan

Jaken

Winong

Page 69: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV - 14

Tabel 4.10 Titik alternatif mobile unit untuk provider Indosat (lanjutan)

Kecamatan Desa Terpilih Sinyal

jumlah

penduduk yg

terlayani

jumlah desa

yang tercover

Sejomulyo -84 18595 29

Tluwah -89 18595 29

Trimulyo -75 18595 29

Batursari -87 17840 15

Jembangan -88 18103 14

Mangunlegi -86 18388 15

Juwana

Batangan

Tabel 4.11 Titik alternatif mobile unit untuk provider Excelcomindo

Kecamatan Desa Terpilih Sinyal

jumlah

penduduk yg

terlayani

jumlah desa

yang tercover

Dukuhseti -90 10073 9

Ngagel -81 13710 8

Dumpil -82 14086 9

Payak -80 14652 8

Plaosan -75 16095 10

Sumur -86 14208 8

Sendang rejo -84 9082 13

Jepat Lor -75 12651 19

Keboromo -79 11847 18

Karanglegi -70 19098 15

Tlutup -73 15274 13

Krandan -74 17617 14

Bumiayu -89 15164 13

Tlogoharum -86 12313 11

Wedarijaksa -78 14502 13

Jembulwunul -87 11005 9

Perdopo -79 8194 7

Sidomulyo -89 10917 10

Pati Wetan -71 7802 29

Semampir -74 7802 29

Sidoharjo -72 7802 29

Cebolek Kidul -80 20337 19

Purworejo -70 21768 21

Margoyoso -69 20220 19

Wangunrejo -79 13104 13

Margorejo -81 15300 15

Sukoharjo -82 15084 14

Guwo -83 14445 13

Suwatu -84 13543 12

Tlogorejo -76 12657 11

Wedarijaksa

Gunungwungkal

Pati

Margoyoso

Margorejo

Cluwak

Tayu

Trangkil

Dukuhseti

Tlogowungu

Page 70: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV - 15

Tabel 4.11 Titik alternatif mobile unit untuk provider Excelcomindo (lanjutan)

Kecamatan Desa Terpilih Sinyal

jumlah

penduduk yg

terlayani

jumlah desa

yang tercover

Klakah Kasian -87 20665 10

Pohgading -84 22292 11

Ketanggan -76 22292 11

Durensawit -79 17947 13

Pasuruhan -89 16936 12

Purwokerto -83 18247 12

Beleadi -79 25015 17

Sukolilo -80 25015 17

Sumbersoko -82 25015 17

Penanggungan -88 15303 20

Tlogoayu -82 13405 19

Tanjang -77 14698 19

Karangwono -87 12934 14

Mojomulyo -88 12514 14

Sitirejo -88 10698 11

Jakenan -84 14004 15

Sidomulyo -83 16166 18

Kedungmulyo -74 14799 18

Sriwedari -90 22150 20

Sumberrejo -81 19921 18

Tegalarum -90 18635 17

Mintorahayu -77 14668 27

Tanggel -85 12913 25

Tawangrejo -76 14265 25

Pucakwangi -77 18588 18

Bodeh -82 18465 18

Wateshaji -76 17932 17

Sejomulyo -89 18595 29

Karangrejo -81 18595 29

Kebonsawahan -77 18595 29

Lengkong -87 16899 14

Jembangan -90 18103 14

Mangunlegi -89 18388 15

Pucakwangi

Juwana

Batangan

Gabus

Tambakromo

Jakenan

Jaken

Winong

Gembong

Kayen

Sukolilo

Page 71: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-1

BAB V

ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai analisis hasil pengolahan data

model set covering problem.

5.1. Analisis Kriteria Penentuan Titik Alternatif Pemberhertian Mobile

Unit

5.1.1. Analisis Demand

Kriteria yang digunakan dalam penentuan titik alternatif pemberhentian

mobile unit adalah demand ( jumlah penduduk yang belum memiliki KTP).

Semakin banyak demand suatu calon titik alternatif maka akan semakin besar

kemungkinan titik tersebut dijadikan titik alternatif pemberhentian mobile unit.

Tabel 5. 1 Demand Kecamatan Dukuhseti

Bakalan 2160 13710

Ngagel 1972 13710

Kenanti 1502 13710

Grogolan 1315 9484

Dukuhseti 3099 17090

Alasdowo 1784 15588

Kembang 2254 9297

Tegalombo 1878 11081

Puncel 563 8170

Banyutowo 1127 16527

Dumpil 751 14086

Wedusan 376 5822

Total

demand di

desa i

Rata-rata total

demand

12356

KecamatanDemand di

desa iDesa / Kelurahan

Kecamatan Dukuhseti

Tabel 5.2 Titik alternatif mobile unit untuk Kecamatan Dukuhseti

Provider Desa Terpilih Sinyal

jumlah

penduduk yg

terlayani

jumlah

desa yang

tercover

Dukuhseti -83 17090 10

Alasdowo -81 15588 9

Banyutowo -82 16527 9

Dukuhseti -80 17090 10

Alasdowo -80 15588 9

Banyutowo -77 16527 9

Dukuhseti -90 17090 10

Ngagel -81 13710 8

Dumpil -82 14086 9

Telkomsel

Indosat

Excelcomindo

Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa tiga desa pada Kecamatan Dukuhseti

dengan total demand terbesar ada pada desa Dukuhseti (17090), Alasdowo

(15588) dan Banyutowo (16527). Tiga desa tersebut terpilih sebagai titik alternatif

Page 72: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-2

pemberhentian mobile unit untuk provider Telkomsel dan Indosat seperti yang

telihat pada tabel 5.2. Desa Kembang (2254), Desa Bakalan (2160 dan Desa

Tegalombo (1878) tidak terpilih sebagai titik alternatif walaupun memiliki

demand desa di atas demand Desa Alasdowo (1784) dan Desa Banyutowo (1127)

dikarenakan keempat desa tersebut memiliki total demand dibawah total demand

desa Alasdowo dan Desa Banyutowo. Selain itu total demand Desa Tegalombo

(11081) dibawah rata-rata total demand Kecamatan Dukuhseti (12356). Diketahui

bahwa model set covering memiliki batasan total demand yang menuju ke titik

alternatif lebih besar dari dari rata-rata total demand di kecamatan tersebut.Hal ini

membuktikan bahwa semakin besar total demand disuatu titik maka titik tersebut

semakin besar kemungkinan menjadi titik alternatif pemberhentian mobile unit.

Hal berbeda terjadi pada provider Excelcomindo yang memilih Desa

Ngagel dan Dumpil sebagai titik alternatif walalupun kedua desa tersebut

memiliki total demand dibawah total demand desa Banyutowo dan Desa

Alasdowo. Hal ini disebabkan pada provider Excelcomindo Desa Banyutowo dan

Desa Alasdowo memiliki kekuatan sinyal kurang dari -90 yang berarti kedua desa

tersebut tidak dapat terpilih sebagai titik alternatif pemberhentian mobile unit.

5.1.2. Analisis Jarak Antar Titik Alternatif Pemberhentian Mobile Unit

Model Set Covering Problem memiliki fungsi tujuan minimasi jarak

tempuh yang harus dilalui oleh demand. Hasil dari perhitungan set covering

kriteria jarak diwakili total jarak yang telayani oleh satu titik alternatif

pemberhentian mobile unit. Apabila semakin kecil total jarak yang terlayani pada

satu titik alternatif, maka titik tersebut semakin besar kemungkinan menjadi titik

alternatif pemberhentian mobile unit.

Hasil perhitungan set covering problem dengan fungsi tujuan minimasi

jarak, menghasilkan titik alternatif pemberhentian mobile unit yang dapat

melayani desa lebih banyak dari titik alternatif pemberhentian lain. Semakin

banyak desa yang terlayani maka semakin kecil total jarak yang terlayani pada

titik alternatif tersebut. Hal ini disebabkan pemberian nilai unlimited ( 99 ) untuk

desa yang tidak terlayani. Desa yang tidak terlayani ini identik dengan desa yang

tidak dapat ditarik garis lurus pada data from-to chart.

Page 73: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-3

Pada pembahasan analisis demand, Kecamatan Trangkil memiliki

perbedaan pada titik alternatif terpilih untuk setiap provider. Pada tabel 5.3

provider Telkomsel memilih Desa Karanglegi, Tlutup dan Keryomulyo, provider

Indosat memilih Desa Karanglegi, Krandan dan Kertomulyo dan provider

Excelcomindo memilih Desa Karanglegi, Tlutup dan Krandan. Provider

Telkomsel memilih Desa Tlutup dan provider Indosat memilih Desa Krandan dan

provider Excelcomindo memelih kedua desa tersebut. Terdapat kesamaan dari

desa-desa terpilih tersebut selain total demand yang diatas rata-rata, yaitu total

jarak yang tercover dari desa-desa tersebut adalah total jarak yang terkecil bila

dibandingkan desa-desa lainnya pada kecamatan Trangkil. Hal ini dapat dilihat

pada Tabel 5.5. Desa Karanglegi memiliki total jarak yang tecover sebesar 158,6

km, desa Tlutup memiliki 336,8 km, Desa Kertomulyo memiliki 337,9 km, dan

Desa Krandan memiliki 236,6 km.

Tabel 5.3 Desa terlayani dan total jarak Kecamatan Trangkil

ProviderDesa

TerpilihSinyal

jumlah

penduduk yg

terlayani

jumlah

desa yang

tercover

Karanglegi -81 19098 15

Tlutup -74 15274 13

Kertomulyo -76 17076 12

Karanglegi -72 19098 15

Krandan -70 17617 14

Kertomulyo -75 17076 12

Karanglegi -70 19098 15

Tlutup -73 15274 13

Krandan -74 17617 14

Telkomsel

Indosat

Excelcomindo

Tabel 5.4 Demand Kecamatan Trangkil

Mojoagung 1313 13854

Ketanen 1189 12933

Kajar 1412 16796

Karangwage 1040 16896

Rejoagung 1436 12492

Sambilawang 1783 15915

Pasucen 1015 17176

Tegalharjo 1139 5646

Karanglegi 1535 19098

Kadilangu 1362 15274

Tlutup 1114 15274

Krandan 1164 17617

Kertomulyo 2328 17076

Guyangan 1808 13172

Trangkil 3418 14254

Asempapan 1709 13152

Total

demand di

desa i

Rata-rata

demand

Kecamatan Trangkil

Kecamatan

14789

Demand di

desa iDesa / Kelurahan

Page 74: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-4

Tabel 5.5 Desa terlayani dan total jarak Kecamatan Trangkil

Mojoagung 12 436,6

Ketanen 11 524,5

Kajar 13 340,4

Karangwage 13 342,7

Rejoagung 9 723,1

Sambilawang 12 433,1

Pasucen 13 355,5

Tegalharjo 6 1020,4

Karanglegi 15 158,6

Kadilangu 13 336,8

Tlutup 13 336,8

Krandan 14 236,6

Kertomulyo 13 337,9

Guyangan 11 527,9

Trangkil 11 525,5

Asempapan 11 533,6

Desa / KelurahanDesa yg

tercover

Kecamatan Trangkil

KecamatanTotal jarak

yg tercover

5.1.3. Analisis Kekuatan Sinyal

Layanan registrasi kependudukan bergerak menggunakan sistem semi-

online sehingga membutuhkan sinyal yang baik agar pengiriman data dari mobile

unit ke server dapat berjalan lancar. Semakin baik kekuatan sinyal maka semakin

baik pula pengiriman datanya. Oleh karena itu, kekuatan sinyal mempengaruhi

dalam penentuan titik alternatif pemberhetian mobile unit. Semakin kuat sinyal

pada suatu desa, maka desa tersebut semakin baik bila dijadikan titik alternatif

pemberhentian mobile unit.

Menurut Marc Proulx (2001), skala pengukuran kekuatan sinyal adalah

sangat baik apabila berada di kisaran 0 hingga -75 dBm, apabila berada di kisaran

-75 hingga -85 dBm maka termasuk baik, dan apabila berada di kisaran -85

hingga -125 dBm, maka dianggap buruk. Dari skala pengukuran ini dibuat grafik

perbandingan kekuatan sinyal seluruh titik alternatif pemberhentian mobile unit

Kabupaten Pati

Tabel 5.6 Perbandingan kekuatan sinyal titik alternatif Kabupaten Pati

Telkomsel Indosat Excelcomindo

Sangat Baik 27 23 11

Baik 33 22 34

Buruk 3 18 18

Page 75: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-5

Gambar 5.1 Grafik Perbandingan kekuatan sinyal titik alternatif Kabupaten Pati

Dari grafik 5.1 terlihat bahwa provider Telkomsel banyak memilih titik

alternatif dengan kekuatan sinyal baik dan sangat baik, provider Indosat lebih

merata dalam pemilihan titik alternatif, sedangakan provider Excelcomindo lebih

banyak memilih titik alternatif dengan kekuatan sinyal buruk dan baik. Hal ini

disebabkan oleh kekuatan sinyal masing-masing provider tersebut. Pada tabel 5.8

terlihat bahwa provider Telkomsel memiliki jumlah desa dengan kekuatan sinyal

sangat baik sebanyak 204 desa, kekuatan sinyal baik sebanyak 138 desa dan

kekuatan sinyal buruk sebanyak 63 desa. Provider Indosat memiliki desan dengan

kekuatan sinyal sangat baik sebanyak 185 desa, kekuatan sinyal baik sebanyak

131 desa dan kekuatan sinyal buruk sebanyak 89 desa. Sedangkan provider

Excelcomindo memiliki desan dengan kekuatan sinyal sangat baik sebanyak 78

desa, kekuatan sinyal baik sebanyak 139 desa dan kekuatan sinyal buruk sebanyak

188 desa. Bila dilihat dari data tersebut maka wajar provider Telkomsel banyak

memilih alternatif dengan kekuatan sinyal baik dan sangat baik. Begitu pula

dengan provider Excelcomindo yang lebih banyak memilih titik alternatif dengan

kekuatan sinyal buruk dan baik.

Tabel 5.7 Perbandingan kekuatan sinyal seluruh desa di Kabupaten Pati

Telkomsel Indosat Excelcomindo

Sangat Baik 204 185 78

Baik 138 131 139

Buruk 63 89 188

Page 76: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-6

Gambar 5.2 Grafik Perbandingan kekuatan sinyal seluruh desa di Kabupaten Pati

Page 77: KEPENDUDUKAN BERGERAK DI KABUPATEN PATI/Studi... · ilmu dan motivasi yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi. 5. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

VI-1

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini dilakukan penarikan kesimpulan dari hasil pengolahan data dan

analisis yang telah dilakukan sebelumnya

6.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Model set covering problem dapat digunakan untuk menentuan lokasi

alternatif pemberhentian mobile unit kartu penduduk, dengan didasarkan

tiga kriteria yaitu demand, kriteria jarak antar titik alternatif pemberhentian

mobile unit dan kriteria kekuatan sinyal.

2. Titik-titik lokasi kunjungan untuk tiap kecamatan yang

memungkinkan dijadikan titik lokasi alternatif pemberhentian mobile unit

terlampir pada Bab IV, tabel 4.9 untuk provider Telkomsel, tabel 4.10

untuk provider Indosat dan tabel 4.11 untuk provider Excelcomindo.

6.2. Saran

Saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah:

1. Hasil penentuan lokasi alternatif pemberhentian mobile unit kartu

penduduk dapat digunakan sebagai acuan untuk Kantor Dinas Catatan

Sipil Kabupaten Pati dalam memilih lokasi pemberhentian mobile unit.

2. Kantor Dinas Catatan Sipil Kabupaten Pati dapat mempertimbangkan

salah satu dari ketiga provider yang akan digunakan sebagai pengiriman

data kependudukan.