88
KEPUASAN KONSUMEN DAN ANALISIS SENSITIVITAS HARGA PRODUK MADU PRAMUKA DI PT. MADU PRAMUKA NUR UTAMI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

KEPUASAN KONSUMEN DAN ANALISIS SENSITIVITAS … · PERNYATAAN . Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kepuasan Konsumen dan Analisis Sensitivitas Harga Produk Madu Pramuka

Embed Size (px)

Citation preview

1

KEPUASAN KONSUMEN DAN ANALISIS SENSITIVITAS HARGA

PRODUK MADU PRAMUKA DI PT. MADU PRAMUKA

NUR UTAMI

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kepuasan Konsumen

dan Analisis Sensitivitas Harga Produk Madu Pramuka di PT. Madu Pramuka

adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum

diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2014

Nur Utami

H34114066

i

ABSTRAK

NUR UTAMI. Kepuasan Konsumen Dan Analisis Sensitivitas Harga Produk

Madu Pramuka di PT. Madu Pramuka. Dibimbing oleh Rita Nurmalina Suryana.

Kesuksesan PT. Madu Pramuka dalam bisnis budidaya lebah madu secara

modern mendorong munculnya berbagai produk sejenis yang menjadikan kondisi

pasar semakin kompetitif. Tujuan penelitian adalah menganalisis tingkat

kepentingan dan kinerja atribut produk Madu Pramuka, menganalisis tingkat

kepuasan konsumen, serta menganalisis sensitivitas harga produk Madu Pramuka.

Metode penelitian yang digunakan adalah Importance Performance Analysis

(IPA), Customer Satisfaction Index (CSI), dan sensitivitas harga menggunakan

pendekatan Van Westendorp. Berdasarkan Importance Performance Analysis,

atribut dalam kuadran I yaitu atribut yang perlu mendapat prioritas utama untuk

dilakukan perbaikan dan peningkatan kinerja adalah kemudahan memperoleh

produk serta informasi pada kemasan. Atribut dalam kuadran II yaitu atribut yang

perlu dipertahankan kualitasnya adalah rasa madu, manfaat produk, serta keaslian

produk. Dari analisis Customer Satisfaction Index diperoleh nilai CSI sebesar

78,63, konsumen Madu Pramuka puas terhadap produk. Berdasarkan analisis

sensitivitas harga, harga Madu Pramuka super ukuran 650 ml saat ini sebesar

Rp110 000 berada pada rentang harga yang dapat diterima, yakni pada kisaran

harga dengan batas bawah adalah sebesar Rp105 000 dan batas atas sebesar

Rp115 000.

Kata kunci : Madu Pramuka, Kepuasan, Sensitivitas Harga, CSI, IPA

ABSTRACT

NUR UTAMI. The Consumer Satisfaction and Analysis on the Price Sensitivity of

Pramuka Honey Product of PT Madu Pramuka. Supervised by Rita Nurmalina

Suryana.

The success of PT. Madu Pramuka in its modern honeybee farming

business has encouraged the emergence of many varieties of similar products,

thus it leads to more competitive market conditions. The purposes of the study

were to analyze the importance level and attribute performance of the product, to

analyze the level of customer satisfaction, and also to analyze the price sensitivity

of the Pramuka Honey Product. The research methods that used were Importance

Performance Analysis (IPA), Customer Satisfaction Index (CSI), and Van

Westendorp method approach method. Based on the Importance Performance

Analysis, attributes included in the first quadrant, wich are the first priority

attributes that its performance should be fixed and improved, were the ease of

obtaining product and the information on the packaging. Attributes included in

Quadrant II, which are attributes that its quality should be mantained, were the

flavors, the benefits and the authenticity of the product. From the analysis of

Customer Satisfaction Index, a value of 78.63 was obtained indicating that

consumers of Pramuka Honey were satisfied with the product. Based on the

analysis of price sensitivity, the price of super Pramuka honey in size 650 ml

which is Rp110 000, was in acceptable price range, that is bound on the lower

end by Rp105 000 and on the upper end by Rp115 000.

Key words: Pramuka Honey, Satisfaction, Price Sensitivity, CSI, IPA

iii

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

KEPUASAN KONSUMEN DAN ANALISIS SENSITIVITAS HARGA

PRODUK MADU PRAMUKA DI PT. MADU PRAMUKA

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

NUR UTAMI

Judul Skripsi : Kepuasan Konsumen dan Analisis Sensitivitas Harga Produk Madu

Pramuka di PT. Madu Pramuka

Nama : Nur Utami

NIM : H34114066

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Rita Nurmalina, MS

Dosen Pembimbing

Diketahui Oleh

Dr Ir Nunung Kusnadi, MS

Ketua Departemen

Tanggal Lulus :

JuduJ Skripsi: Kepuasan Konsumen dan Analisis Sensitivitas Harga Produk Madu Pramuka di PT. Madu Pramuka

Nama : NurUtami NIM : H34114066

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Rita Nurmalina, MS Dosen Pembimbing

Diketahui Oleh

Tanggal LuJus: -0 3 MAR 2014

v

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-

Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam

penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September ini ialah perilaku konsumen,

dengan judul Kepuasan Konsumen dan Analisis Sensitivitas Harga Produk Madu

Pramuka di PT. Madu Pramuka.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Dr Ir Rita Nurmalina Suryana,

MS selaku dosen pembimbing, Tintin Sarianti SP, MM selaku dosen evaluator

dalam pelaksanaan seminar proposal, Dr Ir Suharno, M.Adev dan Arif Karyadi

Uswandi SP, selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan saran dan

masukan. Penghargaan penulis sampaikan kepada segenap jajaran staf PT. Madu

Pramuka yang telah mengijinkan untuk melaksanakan penelitian dan telah

membantu selama pengumpulan data mengenai gambaran umum perusahaan.

Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah saya Sugiyono, ibu saya

Tumirah, serta seluruh keluarga, atas segala do’a dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Maret 2014

Nur Utami

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN x

PENDAHULUAN 1

Perumusan Masalah 4

Tujuan Penelitian 7

Manfaat Penelitian 7

Ruang Lingkup Penelitian 7

TINJAUAN PUSTAKA 7

Penelitian Terdahulu 7

Penelitian Terdahulu Mengenai Sensitivitas Harga 8

Penelitian Terdahulu Mengenai Kepuasan Konsumen 9

Penelitian Terdahulu Mengenai Madu 10

KERANGKA PEMIKIRAN 11

Madu 11

Kandungan Madu 12

Kerangka Pemikiran Teoritis 12

Perilaku Konsumen 12

Produk 13

Harga 13

Kepuasan Konsumen 14

Importance Performance Analysis (IPA) 15

Customer Satisfaction Index (CSI) 15

Sensitivitas Harga 16

Kerangka Pemikiran Operasional 17

METODE PENELITIAN 20

Lokasi dan Waktu Penelitian 20

Metode Penentuan Sampel 20

Jenis dan Sumber Data 20

Metode Pengumpulan Data 21

vii

Metode Pengolahan Data 21

Analisis Deskriptif 22

Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 22

Uji Validitas 22

Uji Reliabilitas 23

Importance Performance Analysis (IPA) 24

Customer Satisfaction Index (CSI) 26

Analisis Sensitivitas Harga 28

HASIL DAN PEMBAHASAN 28

Hasil 28

Gambaran Umum Perusahaan PT. Madu Pramuka 28

Struktur Organisasi Perusahaan 29

Karakteristik Umum Konsumen 31

Jenis Kelamin 32

Pekerjaan 32

Domisili 33

Pendapatan Setiap Bulan 34

Uji Validitas 34

Uji Reliabilitas 35

Importance Performance Analysis (IPA) 35

Customer Satisfaction Index (CSI) 41

Analisis Sensitivitas Harga 42

SIMPULAN DAN SARAN 49

Simpulan 49

Saran 49

DAFTAR PUSTAKA 50

DAFTAR TABEL

1 Produksi dan Impor Madu Indonesia Tahun 2007 sampai 2011 1

2 Nama Dagang Madu dan Produsen Lebah Madu di Indonesia 3

3 Tingkat harga pada beberapa merek madu di Indonesia 3

4 Atribut Uji Validitas 23

5 Skor Penilaian Tingkat Kinerja dan Kepentingan 25

6 Kriteria Nilai Customer Satisfaction Index 27

7 Posisi serta Tugas dan Wewenang pada PT. Madu Pramuka 30

8 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Usia 32

9 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin 32

10 Karaktersiktik Konsumen Berdasarkan Jenis Pekerjaan 33

11 Karaktersitik Konsumen Berdasarkan Domisili 33

12 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pendapatan setiap Bulan 34

13 Atribut Penelitian 35

14 Nilai Rata-Rata Atribut Madu Pramuka berdasarkan Tingkat

Kepentingan dan Tingkat Kinerja 36

15 Perhitungan Costumer Satisfaction Index 42

16 Daftar Harga Madu Pramuka Ukuran 650 ml 43

17 Penilaian Responden Terhadap Harga Jual Madu Pramuka Super Ukuran

650 ml pada Berbagai Kategori Harga 44

18 Hasil Analisis Sensitivitas Harga Produk Madu Pramuka Super Ukuran

650 ml 48

ix

DAFTAR GAMBAR

1 Penjualan Madu Pramuka Di Gerai Pusat Cibubur Tahun 2008-2012 5

2 Model Perilaku Konsumen 13

3 Hubungan Kepuasan Pelanggan dengan Laba 14

4 Kerangka Pemikiran Operasional 19

5 Diagram Kartesius Tingkat Kinerja dan Kepentingan Konsumen 26

6 Diagram Kartesius Importance Performance Analysis Madu Pramuka 36

7 Grafik Indifferent Pricing Point (IPP) Terhadap Harga Jual Madu

Pramuka Super Ukuran 650 ml. 45

8 Grafik Optimum Pricing Point (OPP) Terhadap Harga Jual Madu

Pramuka Super Ukuran 650 ml 46

9 Grafik Marginal Expensive Point (MEP) Terhadap Harga Jual Madu

Pramuka Super Ukuran 650 ml 46

10 Grafik Marginal Cheap Point (MCP) Terhadap Harga Jual Madu

Pramuka Super Ukuran 650 ml 47

11 Grafik Range of Acceptible Price (RAP) Terhadap Harga Jual Madu

Pramuka Super Ukuran 650 ml 48

DAFTAR LAMPIRAN

1 Data Hasil Kuesioner untuk Uji Validitas 53

2 Hasil Uji Validitas 54

3 Data Hasil Kuesioner untuk Uji Reliabilitas 59

4 Hasil Uji Reliabilitas 60

5 Data Kepentingan Hasil Kuesioner 62

6 Data Kinerja Hasil Kuesioner 66

7 Indikator Tingkat Kinerja Atribut Madu Pramuka 70

8 Bagan Struktur Organisasi PT. Madu Pramuka 73

9 RIWAYAT HIDUP 74

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Madu adalah zat manis alami yang dihasilkan lebah berasal dari bahan

baku nektar bunga. Madu merupakan salah satu komoditi hasil non hutan yang

memberikan banyak manfaat. Manfaat madu berupa kandungan berbagai zat yang

berkhasiat untuk kesehatan. Zat yang terkandung dalam madu terdiri dari glukosa,

fruktosa, maltosa, sukrosa, karbohidrat, enzim diatase, enzim invertase, dan zat

warna yang bervariasi. Glukosa dalam madu berkhasiat mengembalikan cairan

tubuh dengan cepat. Fruktosa dapat mengurangi kerusakan hati. Enzim diatase

dan invertase berguna untuk mengurangi pati, protein, dan glikosida yang

berlebihan dalam tubuh. Secara umum peranan madu untuk kesehatan dapat

membantu meningkatkan daya tahan dan sistem kekebalan tubuh1. Madu juga

digunakan sebagai bahan baku utama ataupun pendukung dalam proses produksi

industri seperti industri minuman, makanan, farmasi, dan kosmetik.

Penggunaan madu sebagai obat dalam Islam sudah diterapkan sejak zaman

Nabi Muhammad SAW. Pada saat itu, madu digunakan untuk mengobati

penyakit diare. Penggunaan madu sebagai obat dalam perspektif agama Islam

memiliki kelebihan dibandingkan obat-obatan lain. Madu adalah satu-satunya obat

berbahan alami yang khasiatnya secara eksplisit dijelaskan oleh Allah SWT.

Sebagaimana firman Allah dalam Q.S An-Nahl ayat 68 sampai 69, madu adalah

“obat yang menyembuhkan bagi manusia”. Fakta ilmiah ini telah dibenarkan oleh

para ilmuwan, seperti yang telah banyak di lakukan penelitian, menemukan bahwa

madu mengandung bahan antioksidan, antimikroba, anti jamur yang alami

sehingga dapat digunakan sebagai perawat kulit, pengawet makanan dan juga

sebagai obat luka2.

Konsumsi madu perkapita di Indonesia masih rendah yaitu sebesar 7.5

gram/tahun, sedangkan negara Jerman mencapai 1.5 kilogram/tahun dan Jepang

sudah mencapai 2 kilogram/tahun. Tingkat konsumsi madu di Indonesia yang

masih rendah disebabkan oleh persepsi masyarakat tentang fungsi madu hanya

sebagai obat3. Saat ini kebutuhan madu nasional sebanyak 2 200 ton/tahun.

Sedangkan produksi nasional pada tahun 2011 baru mencapai 107.94 ton/tahun

dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Produksi dan Impor Madu Indonesia Tahun 2007 sampai 2011

No. Tahun Produksi Madu (Ton) Tren (%) Impor Madu (Ton) Tren (%)

1 2007 8 663.81 - 922 - 2 2008 7 690.14 -11.24 946 2.60 3 2009 1 931.62 -74.88 8 265 773.68 4 2010 15.40 -99.20 15 595.49 88.69 5 2011 107.94 600.90 2 299.02 -85.26

Rata-rata 2007-2011 3 681.78 103.89 5 605.50 194.93

Keterangan: (-) penurunan jumlah produksi

Sumber : Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan

Perhutanan Indonesia, 2012

1 http://naturehealthy.com/ [1 Juli 2013] 2 http://www.voa-islam.com/ [ 1 Juli 2013] 3 http://www.tubasmedia.com [2 Mei 2013]

2

Berdasarkan data kebutuhan madu nasional dan produksi madu nasional

diketahui bahwa kebutuhan terhadap madu belum terpenuhi. Salah satu alternatif

yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan madu nasional adalah dengan

melakukan impor. Berdasarkan data pada Tabel 1 menunjukkan adanya fluktuasi

produksi madu yang sebagian besar mengalami tren penurunan pada setiap

tahunnya berimbas pada peningkatan volume impor madu. Penurunan produksi

madu terjadi pada tahun 2007 sampai 2010, berbanding terbalik dengan volume

impor madu yang mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 sampai 2008

produksi madu mengalami penurunan sebesar 11.24 persen sehingga impor madu

mengalami peningkatan sebesar 2.60 persen. Pada tahun 2008 sampai 2009

penurunan produksi madu sebesar 74.88 persen sehingga impor madu meningkat

sebesar 773.68 persen. Pada tahun 2009 sampai 2010 produksi madu mengalami

penurunan sebesar 99.20 persen sehingga volume impor madu meningkat sebesar

88.69 persen. Produksi madu mengalami peningkatan pada tahun 2011 sebesar

601 persen sehingga impor madu menurun sebesar 85.26 persen.

Faktor yang mempengaruhi peningkatan produksi madu diantaranya yaitu

adanya ketersediaan pakan lebah yang lebih banyak, bersumber dari pemilik usaha

tanaman berbunga yang bersedia menjadikan tanamannya sebagai pakan lebah

madu karena kegiatan lebah madu tersebut dapat membantu proses penyerbukan.

Selain itu, saat ini telah banyak diusahakan alternatif tanaman lain sebagai pakan

lebah yang dapat menghasilkan nektar dan polen sepanjang tahun, mudah didapat

dan dengan harga yang terjangkau. Perkembangan produksi madu yang cukup

baik memberikan peluang bisnis madu di Indonesia. Hal tersebut juga didukung

dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan

sehingga merubah pola hidup masyarakat yang lebih memilih untuk

mengkonsumsi segala bentuk makanan dan minuman yang berasal dari alam dan

bebas bahan kimia seperti madu salah satunya.

PT. Madu Pramuka merupakan pelopor perlebahan modern yang berdiri

sejak tahun 1970. Perusahaan ini didirikan oleh Kwartir Nasional Gerakan

Pramuka dengan maksud dan tujuan melakukan kegiatan budidaya lebah modern

guna mendorong gerakan pramuka pada khususnya dan masyarakat pada

umumnya untuk beternak lebah serta menjaga kelestarian hutan di Indonesia.

Sebagai pioneer perlebahan modern di Indonesia, salah satu bidang usaha yang

dimiliki PT. Madu Pramuka adalah memproduksi berbagai jenis produk madu

seperti madu kapuk, karet, klengkeng, rambutan, apel, mangga, kopi, mahoni,

durian, multiflora/hutan, madu super, madu royal jelly, dan madu pollen.

Kesuksesan PT. Madu Pramuka dalam bisnis budidaya lebah madu secara modern

dan adanya peluang usaha madu yang cukup potensial di Indonesia mendorong

munculnya beberapa produsen baru dibidang budidaya lebah madu. Hal ini

ditandai dengan banyaknya jumlah merek madu yang beredar di pasaran dari

berbagai produsen yang berbeda. Jumlah produk madu yang banyak beredar di

pasaran dalam berbagai merek dan variasi kemasan dari berbagai produsen madu

yang berbeda menjadikan konsumen semakin leluasa dalam memilih sehingga

kondisi pasar semakin kompetitif. Sebagian produsen madu yang ada di Indonesia

ditunjukkan pada Tabel 2.

3

3

Tabel 2 Nama Dagang Madu dan Produsen Lebah Madu di Indonesia

No. Nama Dagang Produsen

1. Madu Nusantara PT. Madu Murni Nusantara

2. Madurasa PT. Air Mancur

3. Madu Tawon PT. Ibu Jaya

4. Floramadu PT. Ciubras

5. Madu Perhutani Perum Perhutani

6. Madu Alam Sumbawa PT. Suba Alam Muda

7. Madu Alam CV Bangka Indah

8. Madu Multisari PT. Multisari Idaman

9. Madu Mutiara Tugu Ibu Apriari Mutiara Tugu Ibu

10. Madu Kuat Royal Honey Meditrika Agung

11. Madu Kalimantan Kalimantan Perdana

12. Madu Pramuka PT. Madu Pramuka

Sumber: http://www.bi.go.id/ (28 Juni 2013)

Harga merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi pilihan

konsumen. Harga berpengaruh terhadap posisi kompetitif perusahaan dan pangsa

pasarnya. Karena itu, harga menentukan pendapatan perusahaan dan laba bersih.

Tingkat harga pada beberapa merek madu di Indonesia ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3 Tingkat harga pada beberapa merek madu di Indonesia

Jenis Madu Ukuran

Kemasan

Merek

Madu Pramuka Madu Nusantara Madu Multisari

Madu Murni 650 ml Rp105 000 Rp70 000 Rp87 500

Madu Hutan 650 ml Rp105 000 - Rp70 000

Madu Super 650 ml Rp110 000 Rp96 000 Rp97 500

Sumber: survei pasar pendahuluan

Berdasarkan data tingkat harga pada beberapa merek madu dengan jenis

yang sama diketahui bahwa Madu Pramuka memiliki harga yang lebih tinggi

dibanding produk madu lainnya. Pada ukuran kemasan yang sama dengan volume

sebesar 650 ml harga produk Madu Pramuka lebih tinggi dibandingkan harga

produk Madu Nusantara dan Madu Multisari. Berdasarkan survey pendahuluan

diketahui bahwa Madu Nusantara dan Madu Multisari merupakan merek madu

yang lebih dikenal dikalangan konsumen. Harga produk Madu Pramuka yang

lebih tinggi dibanding dengan harga produk madu lain di pasaran tentunya

berpengaruh terhadap konsumen dalam melakukan pembelian. Persaingan tingkat

harga madu di setiap produsen dan adanya kondisi pasar yang semakin kompetitif

maka setiap produsen perlu melakukan penetapan harga yang tepat agar dapat

diterima oleh semua kalangan konsumen sehingga dapat menciptakan kepuasan

bagi konsumen. Pemahaman terhadap konsumen, kebutuhan dan keinginannya

merupakan bagian integral dari keberhasilan pemasaran. Perusahaan perlu

menyadari bahwa profitabilitas perusahaan tergantung langsung pada kemampuan

mereka membaca sikap konsumen dan kemudian memuaskan kebutuhannya.

Kepuasan konsumen sangat menentukan tingkat pertumbuhan suatu usaha.

Apabila pelanggan tidak puas maka mereka akan berpaling ke perusahaan lain.

Hal tersebut tidak hanya berhenti disitu saja, umumnya setelah para konsumen

merasa tidak puas, mereka cenderung menceritakan kekecewaannya kepada orang

4

lain sehingga membuat masalah tersebar dan sulit dihentikan. Akibatnya reputasi

perusahaan menjadi buruk di mata konsumen. Oleh karena itu sangat perlu

mengetahui kepuasan konsumen dan tingkat harga yang dapat diterima oleh

konsumen sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan strategi pemasaran

khususnya terkait dengan penetapan harga yang tepat.

Perumusan Masalah

PT. Madu Pramuka adalah salah satu perusahaan yang mengusahakan

pengembangan peternakan lebah madu. Pada awal berdirinya bernama Pusat

Perlebahan Apiari Pramuka yang didirikan atas gagasan dari Sekjen Kwartir

Nasional Gerakan Pramuka yang ingin menerapkan kegiatan peternakan lebah

secara modern di Indonesia pada tahun 1970. Gagasan tersebut diungkapkan

dalam workshop peternakan lebah di Jakarta yang diselenggarakan pada tanggal

28 Mei 1970. Salah satu hasil dari workshop tersebut adalah pembentukan suatu

badan untuk menampung segala aktivitas peternakan lebah di lingkungan Gerakan

Pramuka. Sehingga terbentuklah suatu unit usaha Pramuka yang disebut Pusat

Perlebahan Apiari Pramuka4.

Pada bulan Januari 2005 Kwarnas Gerakan Pramuka merubah fungsi Unit

Usaha Apiari Pramuka menjadi Perseroan Terbatas (PT) Madu Pramuka dengan

akte Notaris No. 6 tanggal 5 Januari 2005. PT. Madu Pramuka merupakan

pioneer perlebahan modern di Indonesia yang menyediakan berbagai macam

produk dari lebah madu seperti aneka jenis madu, royal jelly, bee pollen, propolis,

lilin lebah, dan sengatan lebah (apitherapy) (PT. Madu Pramuka 2013). Produk

madu PT. Madu Pramuka dikenal memiliki keaslian dan manfaat yang baik bagi

kesehatan di kalangan konsumennya. Namun dengan berbagai kelebihan yang

dimiliki, PT. Madu Pramuka masih menghadapi beberapa permasalahan

khususnya dalam menciptakan kepuasan konsumen terhadap produk. PT. Madu

Pramuka juga memiliki keterbatasan dalam memasarkan produknya ke pasar yang

lebih luas karena hingga saat ini produk yang dihasilkan hanya dipasarkan melalui

gerai-gerai pribadi milik PT. Madu Pramuka. Sehingga tidak sedikit konsumen

madu yang tidak mengenal Madu Pramuka. Padahal madu merupakan produk

unggulan yang dimiliki oleh PT. Madu Pramuka sebagai pioneer perlebahan

modern.

Penjualan madu PT. Madu Pramuka juga menghadapi fluktuasi yang

berimbas pada penurunan pendapatan. Fluktuasi penjualan madu dapat dilihat

pada Gambar 1.

4 http://pusatperlebahanpramukacibubur.com [2 Mei 2013]

5

5

Gambar 1 Penjualan Madu Pramuka Di Gerai Pusat Cibubur Tahun 2008-2012

Sumber : PT. Madu Pramuka

Gambar 1 menunjukkan bahwa penjualan Madu Pramuka mengalami

fluktuasi yang berimbas pada penurunan pendapatan. Hal tersebut terlihat dari

penjualan Madu Pramuka yang terus mengalami penurunan pada tahun 2008

sampai tahun 2010. Pada tahun 2008 penjualan Madu Pramuka sebesar

Rp4 432 601 300 kemudian penjualan mengalami penurunan di tahun 2009 yang

hanya mencapai sebesar Rp4 257 956 175 dan pada tahun 2010 kembali

mengalami penurunan penjualan yang hanya mencapai Rp4 088 186 750. Namun

pada tahun 2011 penjualan Madu Pramuka mengalami peningkatan penjualan

mencapai Rp6 232 963 650 dan kembali mengalami penurunan penjualan di tahun

2012 yang hanya mencapai Rp5 989 848 500. Selain adanya penurunan,

penjualan Madu Pramuka juga tidak mencapai target yang telah ditetapkan. Target

penjualan yang ditetapkan pada tahun 2008 sebesar Rp5 000 000 000 namun

penjualan hanya mencapai Rp4 432 601 300, pada tahun 2009 target penjualan

yang ditetapkan sebesar Rp6 000 000 000 namun penjualan hanya mencapai

Rp4 257 956 175. Tahun 2010 target penjualan yang ditetapkan sebesar

Rp7 000 000 000 namun penjualan Madu Pramuka hanya mencapai Rp4 088 186

750. Pada tahun 2011 penjualan Madu Pramuka mengalami peningkatan namun

hasil penjualan yang diperoleh belum mampu mencapai target yang telah

ditetapkan, dimana target yang ditetapkan sebesar Rp8 000 000 000 namun

penjualan Madu Pramuka hanya sebesar Rp6 232 963 650. Tahun 2012 penjualan

Madu Pramuka mengalami penurunan dan semakin jauh dibawah target yang

telah ditetapkan, dimana target yang telah ditetapkan sebesar Rp9 000 000 000

namun penjualan Madu Pramuka hanya mencapai Rp5 989 848 500.

Adanya penurunan penjualan dan target penjualan yang selalu tidak

tercapai selama 5 tahun terakhir mengindikasikan bahwa produk Madu Pramuka

belum mampu menciptakan kepuasan sepenuhnya bagi keseluruhan konsumen,

karena ketika konsumen merasa tidak puas terhadap suatu produk maka mereka

cenderung akan berpindah ke produk lain dan tidak kembali mengkonsumsi

produk tersebut sehingga hal ini berpengaruh terhadap tingkat penjualan yang

-

1,000,000,000

2,000,000,000

3,000,000,000

4,000,000,000

5,000,000,000

6,000,000,000

7,000,000,000

8,000,000,000

9,000,000,000

10,000,000,000

2008 2009 2010 2011 2012

Ru

pia

h

Tahun

Penjualan Madu Pramuka

Penjualan

Target Penjualan

6

semakin menurun. Beragamnya produk madu di pasaran dengan berbagai merek,

kemasan dan tingkat harga yang berbeda telah mengganggu tingkat pembelian

konsumen secara berulang karena konsumen semakin leluasa untuk memilih

sehingga tingkat persaingan antar produk juga semakin kuat. Karakteristik produk

seperti volume, informasi pada kemasan, serta aroma madu yang tidak sesuai

dengan harapan konsumen sehingga menimbulkan keluhan konsumen juga telah

mempengaruhi minat konsumen dalam melakukan pembelian.

Kebijakan yang berpengaruh besar terhadap keberhasilan pemasaran

adalah penentuan kebijakan harga yang tepat. Produk madu Pramuka memiliki

tingkat harga lebih tinggi dibandingkan dengan harga produk madu lain yang

banyak beredar dipasar serta mudah ditemui seperti Madu Nusantara dan Madu

Multisari. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, pada jenis madu dan

kemasan yang sama sebesar 650 ml, harga Madu Pramuka lebih tinggi

dibandingkan harga Madu Nusantara. Tingkat harga Madu Pramuka yang lebih

tinggi dibandingkan merek madu lain yang lebih mudah untuk ditemui di pasaran

dengan tidak didukung adanya kemudahan bagi konsumen untuk bisa membelinya

di berbagai tempat penjualan telah menimbulkan keluhan dari beberapa

konsumen. Hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap minat konsumen dalam

melakukan pembelian. Ketika konsumen membeli suatu produk, mereka

menukarkan suatu nilai (harga) untuk mendapatkan sesuatu agar dapat dimiliki

atau dimanfaatkan.

Harga suatu produk merupakan faktor penentu permintaan pasar pada

suatu produk. Penetapan harga suatu produk harus dipertimbangkan berdasarkan

pemahaman hubungan antara harga dan permintaan, serta kesesuaian dengan

persepsi konsumen pada nilai. Jika suatu produk dijual dengan harga lebih rendah

daripada yang ditetapkan oleh pesaing maka target laba yang diinginkan tidak

akan tercapai. Begitu juga sebaliknya, apabila harga suatu produk dijual lebih

mahal daripada harga yang ditetapkan oleh pesaing, hal ini dapat berisiko pada

berkurangnya kesempatan menjual karena konsumen akan memilih produk

dengan harga yang lebih terjangkau. Oleh karena itu, untuk menentukan

perubahan penetapan harga, perusahaan memerlukan informasi mengenai tingkat

range harga yang dapat diterima konsumen.

Permasalahan-permasalahan tersebut dapat diatasi salah satunya dengan

cara mendapatkan informasi dari konsumen madu PT. Madu Pramuka mengenai

tingkat kepuasan konsumen dan rentang harga yang relevan bagi konsumen. Oleh

karena itu penelitian ini diharapkan dapat membantu PT. Madu Pramuka dalam

menganalisis sensitivitas harga dan kepuasan konsumen serta faktor-faktor yang

mempengaruhinya, agar perusahaan dapat merumuskan alternatif strategi

pemasaran khususnya terkait kebijakan penetapan harga yang tepat sehingga

perusahaan dapat bertahan dalam industri madu dan meningkatkan penjualan

untuk memperoleh laba yang berkelanjutan.

Berdasarkan kondisi dan permasalahan yang ada pada PT. Madu Pramuka,

maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini

adalah:

1) Bagaimana tingkat kepentingan dan kinerja atribut produk Madu Pramuka?

2) Bagaimana tingkat kepuasan konsumen terhadap produk Madu Pramuka?

3) Bagaimana sensitivitas harga dan berapa range harga produk Madu Pramuka

yang dapat diterima konsumen?

7

7

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan,

maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1) Menganalisis tingkat kepentingan dan kinerja atribut produk Madu Pramuka.

2) Menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap produk Madu Pramuka.

3) Menganalisis sensitivitas harga dan range harga produk Madu Pramuka yang

dapat diterima konsumen.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak yang

berkepentingan:

1) Bagi peneliti, penelitian ini merupakan salah satu sarana untuk

mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama dibangku kuliah,

khususnya dalam menganalisis kepuasan konsumen.

2) Bagi PT. Madu Pramuka, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan untuk perusahaan guna melakukan perbaikan strategi terutama

yang berkaitan dengan penetapan dan perubahan harga.

3) Bagi kalangan akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

dan informasi yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya khususnya

penelitian terkait sensitivitas harga dan analisis kepuasan konsumen.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah mengkaji tingkat kepentingan dan

kinerja atribut Madu Pramuka, kepuasan konsumen Madu Pramuka serta

sensitivitas harga produk Madu Pramuka ukuran 650 ml. Informasi yang dapat

diperoleh dari penelitian ini adalah pandangan atau penilaian konsumen terhadap

produk madu, tingkat kepentingan dan kinerja atribut Madu Pramuka, tingkat

kepuasan konsumen dan tingkat sensitivitas harga. Pengambilan responden

dilakukan hanya pada konsumen madu PT Madu Pramuka.

TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai rujukan adalah penelitian

terkait dengan topik dan produk yang dipilih dalam penelitian. Maka penelitian

yang dipilih untuk dijadikan sebagai rujukan adalah penelitian mengenai analisis

sensitivitas harga, kepuasan konsumen, dan penelitian mengenai produk madu.

Hal tersebut bertujuan untuk melihat perbandingan antara penelitian terdahulu

dengan penelitian ini sehingga dapat menunjukkan persamaan, perbedaan,

keunggulan, dan kelemahan pada penelitian.

8

Penelitian Terdahulu Mengenai Sensitivitas Harga

Erwanto (2005) melakukan penelitian mengenai Analisis Sensitivitas

Harga dan Loyalitas Konsumen Terhadap Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)

Di Kota Bogor. Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisa preferensi

konsumen terhadap produk AMDK dan menganalisa hubungan perubahan harga

(sensitivitas harga) dengan loyalitas konsumen AMDK merek Aqua. Metode

analisis yang digunakan adalah metode deskriptif analitik dan metode Huisman.

Berdasarkan nilai presentase pangsa preferensi pada setiap tingkat harga yang

diuji (P0 sampai P4) untuk berbagai merek AMDK, menunjukkan hasil bahwa

merek Aqua memiliki nilai presentase pangsa preferensi yang semakin meningkat,

diikuti oleh merek Ades. Sebaliknya untuk merek 2Tang, justru selalu mengalami

penurunan nilai presentase pangsa preferensi. Dari hasil tersebut, menunjukkan

bahwa konsumen AMDK merek Aqua lebih loyal dibandingkan dengan

konsumen AMDK merek Aquades dan 2Tang bila masing-masing produsen

meningkatkan harga produknya. Faktor dominan yang mempengaruhi responden

untuk tetap mengkonsumsi hanya pada merek tertentu saja adalah faktor

ketersediaan, sedangkan faktor keyakinan terhadap kualitas produk serta harga

yang relatif terjangkau juga merupakan faktor yang mempengaruhi konsumen

terhadap keputusan pembelian merek AMDK.

Indra (2008) melakukan penelitian mengenai Analisis Sensitivitas Harga

dan Loyalitas Konsumen terhadap Minyak Goreng Merek Bimoli di Kota Bogor.

Alat analisis yang digunakan yaitu analisis sensitivitas harga, analisis tabulasi

deskriptif, dan analisis regresi logistik (metode logit). Hasil dari nilai odds ratio

untuk variabel pengeluaran adalah 5.05 artinya pembeli dengan tingkat

pengeluaran lebih tinggi, berpeluang lebih loyal 5.05 kali dibandingkan pembeli

dengan pengeluaran yang lebih kecil. Nilai odds ratio untuk variabel pendidikan

adalah 0.08 artinya pembeli dengan tingkat pendidikan lebih tinggi, berpeluang

lebih loyal 0.08 kali dibandingkan pembeli dengan pendidikan yang lebih rendah.

Berdasarkan hasil analisis sensitivitas harga diperoleh hasil bahwa harga minyak

goreng Bimoli, berada pada rentang harga yang optimum yang dapat diterima,

yaitu antara Rp22 500 hingga Rp24 500. Konsumen akan mulai berperilaku tidak

loyal ketika kenaikan harga mencapai lebih dari Rp3 000 dari harga dasarnya,

yaitu pada tingkat harga Rp26 500, ketika harga produk minyak goreng yang lain

tetap.

Penelitian yang dilakukan oleh Erwanto (2005) dan Indra (2008) sama-

sama mengkaji mengenai sensitivitas harga dan loyalitas konsumen. Kedua

penelitian ini menggunakan konsep yang berbeda dimana analisis sensitivitas

yang dilakukan oleh Erwanto membandingkan diantara tiga produk yang berbeda

yaitu Air Minum Dalam Kemasan merek Aqua, Ades dan 2Tang. Analisis

sensitivitas yang dilakukan menggunakan metode Huisman dan didapatkan hasil

bahwa nilai sensitivitas harga merek Aqua pada berbagai tingkat harga memiliki

nilai rataan terkecil yaitu 0.1114, diikuti oleh Ades dengan nilai 0.1290 dan 2Tang

dengan nilai 0.1689. Penelitian yang dilakukan oleh Indra (2008) mengenai

analisis sensitivitas harga produk minyak goreng Bimoli menggunakan metode

Van Wesrenrdorp. Hasil dari analisis sensitivitas harga disajikan dalam bentuk

grafik yang menunjukkan lima tingkat harga terdiri dari tingkat harga tertinggi

bagi produk atau Marginal Expensive Point (MEP), tingkat harga terendah bagi

9

9

produk Marginal Cheap Point (MCP), tingkat harga optimum bagi produk

Optimum Price Point (OPP), Indifference Price Point (IPP), dan rentang harga

yang wajar bagi produk Range of Acceptable Price (RAP).

Penelitian Terdahulu Mengenai Kepuasan Konsumen

Penelitian Heriyana (2008) mengenai Analisis Kepuasan Konsumen Madu

Mutiara Tugu Ibu di Depok Jawa Barat. Tujuan dari penelitian adalah untuk

menganalisis karakteristik konsumen dan atribut-atribut yang mempengaruhi

kepuasan serta tingkat kepuasan konsumen Madu Pramuka. Desain penelitian

adalah survei yang bersifat deskriptif serta analisis tingkat kepentingan dan

kinerja. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari analisis IPA, keseluruhan atribut

dinilai baik oleh konsumen sehingga tidak terdapat atribut yang masuk dalam

kuadran D. Atribut yang masuk di dalam kuadran A yaitu wilayah yang memuat

atribut yang dianggap penting namun tidak sesuai oleh harapan konsumen hanya

satu yaitu kenyamanan ruangan. Atribut yang masuk dalam kuadaran B yaitu

wilayah yang memuat atribut yang dianggap penting dan sudah sesuai dengan

harapan konsumen meliputi rasa madu, manfaat madu, kemudahan menjangkau

lokasi, kemampuan karyawan berkomunikasi dengan konsumen, kecepatan

karyawan dalam menanggapi keluhan konsumen, keramahan dan kesopanan

karyawan, kebersihan dan kerapihan karyawan, serta kebersihan dan kerapihan

ruangan. Atribut yang masuk dalam kuadaran C yaitu wilayah yang memuat

atribut yang dianggap kurang penting oleh konsumen meliputi harga madu, aroma

madu, kekentalan madu, warna madu, promosi penjualan, label kemasan, serta

citra konsumen. Secara keseluruhan, atribut-atribut perusahaan madu MTI dapat

memuaskan konsumen. Hal ini dapat dilihat dari nilai Customer Satisfaction Index

(CSI) sebesar 0.78 dengan intrepretasi puas.

Penelitian Arief (2008) mengenai Analisis Kepuasan Konsumen Produk

Susu Ultra Milk. Analisis yang dilakukan meliputi analisis deskriptif pada

karakteristik umum responden dan analisis kuantitatif menggunakan Importance

Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI). Berdasarkan

hasil analisis index kepuasan konsumen secara keseluruhan yang berhasil dicapai

produk Ultra Milk sebesar 61.89 persen artinya perusahaan memuaskan 61.89

persen dari harapan konsumen. Atribut yang paling memuaskan konsumen adalah

atribut kondisi kemasan pada saat dikonsumsi yang memiliki skor indeks

kepuasan tertinggi sebesar 0.672 atau 67.2 persen. Atribut yang harus

diprioritaskan perbaikan kinerjanya adalah atribut untuk kandungan bahan

pengawet dan kemudahan memperoleh produk. Atribut yang harus dipertahankan

kinerjanya adalah atribut tambahan nilai gizi, jaminan halal dan izin Depkes,

kekentalan cairan produk, ukuran volume produk, dan kondisi kemasan pada saat

dikonsumsi. Atribut yang menjadi prioritas rendah perusahaan meliputi aroma

yang khas, variasi pilihan rasa, kejelasan tanggal kadaluarsa, harga eceran

dibandingkan dengan volume produk, dan desain kemasan yang menarik. Atribut

dapat diminum kapan saja merupakan atribut yang dinilai berlebihan tingkat

kinerjanya oleh konsumen.

Penelitian mengenai kepuasan konsumen dilakukan oleh Heriyana (2008)

dan Arief (2008). Kedua penelitian ini sama-sama menggunakan Importance

Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI). Pembeda dari

10

kedua penelitian tersebut hanya terletak pada objek penelitian dan atribut

penelitian yang digunakan pada penelitian, Heriyana (2008) atribut penelitian

yang digunakan terdiri dari 17 atribut sedangkan pada penelitian Arief Rahman

(2008) terdiri dari 13 atribut.

Penelitian Terdahulu Mengenai Madu

Raisa (2011) melakukan penelitian mengenai Analisis Proses Keputusan

Pembelian dan Kepuasan Konsumen Madu Pramuka di PT Madu Pramuka serta

Implikasinya terhadap Bauran Pemasaran. Analisis yang dilakukan meliputi

analisis kualitatif menggunakan metode deskriptif melalui karakteristik umum

konsumen dan proses keputusan pembelian konsumen Madu Pramuka, sedangkan

analisis kuantitatif menggunakan Importance Performance Analysis (IPA) dan

Customer Satisfaction Index (CSI). Berdasarkan hasil analisis IPA, atribut produk

yang termasuk dalam Kuadran I atau prioritas utama yaitu informasi pada produk

dan kemudahan memperoleh produk; pada Kuadran II atau pertahankan prestasi

terdapat rasa, manfaat dan keaslian madu; pada Kuadran III atau prioritas rendah

terdiri dari harga, kemasan serta iklan dan promosi; serta pada Kuadran IV atau

berlebihan terdiri dari pilihan rasa, warna, kekentalan, aroma, merek, dan volume.

Berdasarkan hasil analisis CSI, secara umum konsumen Madu Pramuka termasuk

dalam kategori puas terhadap kinerja produk, yakni berdasarkan nilai CSI sebesar

71.47 persen. Namun, nilai CSI sebesar 71.47 persen dianggap belum mampu

meningkatkan jumlah konsumen untuk melakukan pembelian Madu Pramuka.

Penelitian yang dilakukan oleh Fijria (2008) mengenai Analisis Sikap

Konsumen dan Strategi Pemasaran Madu pada Perusahaan Mutiara Tugu Ibu

Cimangis Cibubur. Desain penelitian adalah survey. Analisis data yang digunakan

dalam penelitian menggunakan analisis proses keputusan pembelian, analisis

sikap konsumen menggunakan model Fishbein, analisis perumusan strategi yang

terdiri dari matrix IFE (Internal Factor Evaluation) dan EFE (External Factor

Evaluation), matrix SWOT, dan matrix QSP (Quantitative Strategic Planning).

Berdasarkan hasil analisis, penilaian konsumen terhadap atribut-atribut produk

madu MTI sebesar +9.40 yang berarti penilaian sikap konsumen terhadap atribut

produk madu MTI sudah baik. Berdasarkan analisis Internal Factor Evaluation

(IFE), kekuatan utama yang dimiliki perusahaan adalah keberagaman produk

dengan skor 0.42 serta kelemahan utamanya adalah pengorganisasian yang kurang

tertata baik dengan skor 0.82. Total matrix IFE sebesar 2.56, hal ini berarti

kemampuan perusahaan dalam menggunakan kekuatan untuk mengatasi

kelemahan relatif sedang atau rata-rata. Berdasarkan analisis External Factor

Evaluation (EFE), peluang yang paling direspons tinggi yaitu perkembangan

teknologi dan informasi dengan skor 0.33 serta ancaman yang terbesar adalah

jumlah konsumsi madu masyarakat Indonesia rendah, dengan skor 0.32. Total

matrix EFE sebesar 2.19 hal ini berarti perusahaan dalam memanfaatkan peluang

yang ada ketika menghindari ancaman relatif sedang atau rata-rata. Berdasarkan

analisis SWOT, strategi S-O yang dapat dilakukan perusahaan adalah

meningkatkan kualitas dan kuantitas produk. Strategi S-T yang dapat dilakukan

adalah aktif melakukan kegiatan pengembangan produk, melakukan kampanye

untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap konsumsi madu, dan

meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. Strategi W-O yang dapat dilakukan

11

11

adalah meningkatkan promosi, dan strategi W-T yang dapat dilakukan oleh

perusahaan adalah memperbaiki kualitas manajemen. Berdasarkan hasil analisis

menggunakan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM), urutan strategi

perusahaan MTI adalah meningkatkan kegiatan promosi (Total Activeness Score =

6.696), meningkatkan pelayanan kepada pelanggan (Total Activeness Score =

6.255), aktif melakukan kegiatan pengembangan produk (Total Activeness Score =

6.021), meningkatkan kualitas dan kuantitas produk (Total Activeness Score =

5.692), melakukan kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat (Total

Activeness Score = 5.652), dan memperbaiki kualitas manajemen (Total

Activeness Score = 4.939).

Penelitian-penelitian terdahulu merupakan acuan bagi peneliti. Pada

umumnya penelitian mengenai kepuasan konsumen mengangkat permasalahan

mengenai persaingan antar produk sejenis. Persamaan antara penelitian terdahulu

tersebut adalah penilaian konsumen terhadap atribut suatu produk sebagai dasar

untuk melakukan analisis kepuasan konsumen dengan alat analisis yang sama

dalam penelitian ini yaitu menggunakan Importance Performance Analysis (IPA)

dan Customer Satisfaction Index (CSI). Persamaan dengan penelitian terdahulu

pada analisis sensitivitas harga terletak pada penggunaan pendekatan Van

Westendorp sebagai analisis penelitian.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terahulu terletak pada objek

penelitian, yaitu produk Madu Pramuka dari PT. Madu Pramuka Cibubur,

meskipun terdapat salah satu penelitian diatas yang menggunakan objek yang

sama namun berbeda topik karena dalam penelitian ini dilakukan juga mengenai

analisis sensitivitas harga. Selain itu, perbedaan juga terletak dalam alat analisis

yang digunakan. Penelitian terdahulu yang mengkaji kepuasan konsumen ada

yang melengkapi dengan analisis Multiatribut Fishbein dan pada analisis

sensitivitas harga penelitian terdahulu menggunakan metode Huisman.

KERANGKA PEMIKIRAN

Madu

Madu adalah suatu cairan kental berasa manis dan lezat, berwarna kuning

terang atau kuning keemasan yang dihasilkan oleh hewan jenis serangga yang

disebut lebah atau tawon. Lebah penghasil madu ini termasuk dalam famili

“apidae” dan yang paling banyak dibudidaya di Indonesia maupun diseluruh dunia

adalah jenis lebah Apis Mallifera. Madu alami umumnya terbuat dari nektar yakni

cairan manis yang terdapat di dalam mahkota bunga yang biasa diserap oleh lebah

atau tawon, yang kemudian dikumpulkan dan disimpan di dalam sarangnya untuk

diolah menjadi bahan persediaan makanan utama bagi mereka, seisi penghuni

sarangnya (Purbaya 2007).

Menurut Suharno (2001), madu berupa cairan kental manis dari bahan

utama nektar yang diolah secara alami oleh lebah pekerja dan mengandung

substan mineral (natrium, calcium, magnesium, cuprun, alumunium, mangaan,

besi, fosfor) dan berkalori 3 280 cal/kilogram. Daya menyehatkan dan daya

terapiotik yang terkandung dalam madu telah banyak diakui masyarakat luas.

12

Kandungan Madu

Menurut penelitian para ahli, madu alami mengandung banyak mineral

serta tujuh jenis vitamin B kompleks, juga terdapat vitamin C, dekstrin, pigmen

tumbuhan, aminoacid (asam amino), protein, serta ester (yang berfungsi untuk

membentuk enzim), dan komponen aromatik yaitu zat-zat atau unsur yang

berfungsi sebagai pengharum. Beberapa kandungan mineral dalam madu adalah

Belerang (S), Kalsium (Ca), Tembaga (Cu), Mangan (Mn), Besi (Fe), Fosfor (P),

Klor (Cl), Kalium (K), Magnesium (Mg), Yodium (I), Seng (Zn), Silikon (Si),

Natrium (Na), Molibdenum (Mo) dan Aluminium (Al). Kandungan mineral yang

ada dalam madu alami, tergantung dari sari bunga yang dihisap. Kegunaan

kalsium dan fosfor dalam madu sangat berguna bagi pertumbuhan tulang dan gigi

(Rostita 2007).

Menurut Purbaya (2007) madu mengandung tujuh enzim yang tidak

ternilaikan nilai serta manfaatnya. Enzim-enzim tersebut adalah:

a) Enzim Invertase yang dapat mengubah sukrose menjadi dekstrose dan

levulose.

b) Enzim Diastase dapat mengubah tepung menjadi maltose.

c) Enzim Katalase dapat mendemposisi hydrogen peroksidan (menguraikan

hydrogen peroksidan menjadi bentuk yang lebih sederhana).

d) Enzim Inulase dapat mengubah insulin menjadi levulose.

e) Enzim dari zat-zat aromatic seperti terpenes, aldehid, dan ester.

f) Enzim dari zat-zat lain seperti manitol dan dulcitol.

g) Enzim maltose yang dapat membantu membangkitkan energi atau tenaga yang

jarang sekali bisa terjadi.

Kerangka Pemikiran Teoritis

Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen merupakan suatu tindakan langsung dalam

mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan produk dan jasa, termasuk

proses keputusan yang mendahului dan sesudah tindakan tersebut (Engel et al

1994).

Perilaku pembelian konsumen (consumer buyer behavior) mengacu pada

perilaku pembelian konsumen akhir. Model perilaku pembelian berupa

rangsangan tamggapan yang diperlihatkan pada Gambar 2. Gambar ini

memperlihatkan bahwa pemasaran dan rangsangan lain memasuki kotak hitam

konsumen dan menghasilkan respon tertentu. Rangsangan pemasaran terdiri dari

dari Empat P, product (produk), price (harga), place (tempat), dan promotion

(promosi). Rangsangan lain meliputi kekuatan dan faktor utama dalam lingkungan

pembeli : ekonomi, teknologi, politik dan budaya. Semua masukan ini memasuki

kotak hitam pembeli, dimana masukan ini diubah menjadi sekumpulan respon

pembeli yang dapat diobservasi: pilihan produk, pilihan merek, pilihan penyalur,

waktu pembelian, dan jumlah pembelian (Kotler 2008).

13

13

Gambar 2 Model Perilaku Konsumen

Sumber : Kotler ( 2008)

Produk

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk

memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa,

pengalaman, acara, orang, tempat, property, organisasi, informasi, dan ide.

Terdapat lima tingkat produk, setiap tingkat menambah nilai pelanggan yang lebih

besar dan kelimanya merupakan bagian dari hierarki nilai pelanggan (customer

value hierarchy) (Kotler 2008):

a) Pada tingkat dasar adalah manfaat inti (core benefit), layanan atau manfaat

yang dibeli oleh konsumen.

b) Pada tingkat kedua, mengubah manfaat inti menjadi produk dasar (basic

product)

c) Pada tingkat ketiga, mempersiapkan produk yang diharapkan (expected

product), sekelompok atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan konsumen

ketika membeli produk ini.

d) Pada tahap keempat, menyiapkan produk tambahan (augmented product) yang

melebihi harapan konsumen.

e) Tingkat kelima adalah produk potensial (potential product), yang mencakup

semua kemungkinan tambahan dan transformasi yang mungkin dialami

sebuah produk atau penawaran di masa depan. Ini adalah tempat dimana

perusahaan mencari cara baru untuk memuaskan konsumen dan membedakan

penawaran.

Harga

Harga dalam arti sempit adalah jumlah yang ditagihkan atas suatu produk

atau jasa. Dalam arti luas, harga adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh

pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu

produk atau jasa. Harga telah menjadi faktor utama yang mempengaruhi pilihan

para pembeli (Kotler 2008).

Harga yang diajukan oleh perusahaan akan gagal bila berada terlalu tinggi

untuk dapat menghasilkan permintaan dan bila terlalu rendah untuk menghasilkan

keuntungan. Persepsi pelanggan terhadap nilai-nilai dari produk menjadi batas

atas dari harga. Bila pelanggan menganggap bahwa harga lebih besar daripada

nilai produk, mereka tidak akan membeli produk. Biaya produksi menetapkan

batas bawah dari harga. Bila perusahaan menetapkan harga di bawah biaya

produksi, perusahaan akan mengalami kerugian. Dalam penetapan harga diantara

dua keadaan ekstrem ini, perusahaan harus mempertimbangkan sejumlah faktor

Pemasaran dan Rangsangan

lain

Pemasaran Rangsangan lain

Produk Ekonomi

Harga Teknologi

Tempat Politik

Promosi Budaya

Kotak Hitam Pembeli

Karakteristik pembeli

Proses keputusan pembeli

Respon Pembeli

Pilihan produk

Pilihan merek

Pilihan penyalur

Waktu pembelian

Jumlah pembelian

14

internal dan eksternal lainya, termasuk strategi dan bauran pemasaran secara

keseluruhan, kondisi pasar dan permintaan, strategi serta harga dari pesaing. Pada

akhirnya pelanggan yang akan memilih apakah harga suatu produk sudah tepat.

Keputusan penetapan harga, seperti keputusan bauran pemasaran lainnya, harus

dimulai dengan nilai pelanggan (Kotler 2008).

Menurut Swastha (1998) harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan

untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang beserta pelayanannya. Permintaan

adalah sejumlah barang yang dibeli oleh pembeli pada tingkat harga tertentu.

Penawaran merupakan kebalikan dari permintaan, yaitu suatu jumlah yang

ditawarkan oleh penjual pada suatu tingkat harga tertentu. Menurut teori ekonomi,

harga akan ditentukan pada suatu titik pertemuan antara kurva permintaan dan

kurva penawaran. Faktor lain yang dapat mempengaruhi harga adalah sifat

permintaan pasar. Jika permintaan bersifat inelastis maka perubahan harga akan

mengakibatkan perubahan yang lebih kecil pada volume penjualannya. Apabila

permintaan bersifat elastis, maka perubahan harga akan menyebabkan terjadinya

perubahan volume penjualan dalam perbandingan yang lebih besar. Apabila

permintaan bersifat unitary elasticity, maka perubahan harga akan menyebabkan

perubahan jumlah yang dijual dalam proporsi yang sama.

Kepuasan Konsumen

Kepuasan mencerminkan penilaian seseorang tentang kinerja produk

anggapannya dalam kaitannya dengan ekspektasi. Jika kinerja produk tersebut

tidak memenuhi ekspektasi, pelanggan tersebut tidak puas dan kecewa, Jika

kinerja produk sesuai dengan ekspektasi, pelanggan tersebut puas. Jika kinerja

produk melebihi ekspektasi, pelanggan tersebut senang (Kotler 2009).

Kepuasan dibagi dua macam, yaitu kepuasan fungsional dan kepuasan

psikologika. Kepuasan fungsional merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi

suatu produk yang dimanfaatkan, sedangkan kepuasan psikologika merupakan

kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud dari produk.

Selanjutnya, pelangganpun dapat dibagi atas dua macam, yaitu pelanggan

eksternal dan pelanggan internal. Pelanggan eksternal mudah diidentifikasi karena

mereka ada diluar organisasi, sedangkan pelanggan internal merupakan orang-

orang yang melakukan proses selanjutnya dari pekerjaan orang sebelumnya (Umar

2005).

Eugene dan Vikas (2000) menguraikan bahwa tidak selalu program

kepuasan pelanggan menghasilkan banyak hal seperti yang diharapkan. Seringkali

perusahaan menghubungkan kepuasan pelanggan ini dengan laba perusahaan

seperti pada gambar berikut:

Kinerja Kepuasan Retensi

atribut pelanggan pelanggan Laba

Gambar 3 Hubungan Kepuasan Pelanggan dengan Laba

Sumber: Eugene dan Vikas (2000).

Hal ini didasarkan pemikiran bahwa dengan meningkatkan kualitas atribut

produk dan pelayanan, maka kepuasan pelanggan juga akan meningkat. Dengan

15

15

meningkatnya kepuasan pelanggan maka diharapkan pelanggan yang bertahan

juga meningkat, yang akhirnya akan menghasilkan laba yang lebih besar.

Pada beberapa perusahaan hubungan kepuasan pelanggan dengan laba

perusahaan mengalami masalah. Seringkali perusahaan meningkatkan kinerja

atribut yang menjadi kunci akan tetapi tidak meningkatkan kepuasan pelanggan.

Pada kondisi lain, perubahan tingkat kepuasan pelanggan ini ternyata tidak

berpengaruh terhadap bertahannya pelanggan bahkan terhadap laba perusahaan.

Hal inilah yang menarik bagi Eugene dan Vikas (2000) untuk membahas kaitan

kepuasan pelanggan-laba, yang menurut mereka terdapat hubungan yang asimetri

dan nonlinear pada setiap hubungan yang terdapat pada kepuasan pelanggan dan

laba tersebut ( Lupiyoadi, 2006).

Importance Performance Analysis (IPA)

Teknik ini dikemukakan pertama kali oleh Martila dan James (1977)

dalam artikel mereka yang berjudul “Importance Performance Analysis” yang

dipublikasikan di Journal of Marketing. Pada teknik ini responden diminta untuk

menilai tingkat kepentingan berbagai atribut yang relevan dan tingkat kinerja

perusahaan (perceived performance) pada masing-masing atribut tersebut. Nilai

rata-rata tingkat kepentingan aribut dan kinerja perusahaan akan dianalisis dengan

Importance performance matrix. Matrix ini sangat bermanfaat sebagai pedoman

dalam mengaplikasikan sumber daya organisasi yang terbatas pada bidang-bidang

spesifik, dimana perbaikan kinerja bisa berdampak besar pada kepuasan total

pelanggan. Selain itu, matrix ini juga menunjukkan bidang atau atribut tertentu

yang perlu dipertahankan dan aspek-aspek yang perlu dikurangi prioritasnya.

Kendati demikian, batas antara tingkat kepentingan tinggi dan tingkat kepentingan

rendah serta kinerja tinggi dan tingkat kinerja rendah relatif arbitrary, tergantung

konteks riset bersangkutan (Sumarwan 2011).

Pada IPA terdapat istilah kepentingan bukan harapan yang menjadi dasar

pengukuran konsumen yaitu kesenjangan antara harapan konsumen dengan

tingkat kinerja yang diharapakan oleh konsumen. Istilah expectation diganti

dengan istilah importance atau tingkat kepentingan berdasarkan persepsi

pelanggan (Rangkuti 2006). Konsep Importance dinilai mampu memberikan

kejelasan tingkat kepentingan atribut berasarkan persepsi konsumen. Selain itu,

perusahaan dapat lebih fokus pada atribut yang dianggap penting oleh para

pelanggan (Supranto 2001).

Customer Satisfaction Index (CSI)

CSI merupakan suatu ukuran keterkaitan konsumen kepada suatu merek.

Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang kemungkinan seorang

pelanggan beralih ke merek produk lain, terutama jika pada merek tersebut

didapati adanya perubahan, baik mengenai harga maupun atribut lainnya. Metode

ini digunakan untuk mengukur indeks kepuasan konsumen (Indeks Satisfaction)

dari tingkat kepentingan (importance) dan tingkat kinerja (performance) yang

berguna untuk pengembangan program pemasaran yang mempengaruhi kepuasan

pelanggan (Supranto 2001).

16

Perhitungan salah satu komponen dalam CSI yaitu Weight Average Total

(WAT) dapat diketahui atribut yang kinerjanya perlu dipertahankan dan atribut

yang kinerjanya perlu ditingkatkan. Atribut yang berada di atas rata-rata WAT

harus dipertahankan kinerjanya sedangkan atribut dibawahnya perlu ditingkatkan

kinerjanya (Chandrawatisma dalam Harnasari 2009). CSI juga menghasilkan

kepuasan per atribut yang dihitung dengan membuat persentase dari proporsi skor

kepuasan per atribut terhadap kepuasan total. Perhitungan CSI diperoleh dari

perhitungan IPA yang tiap nilai rata-rata kepentingan dan kinerja atribut dihitung

rata-rata tertimbangnya sebagai bobot. Perhitungan CSI digunakan sebagai

pelengkap dari perhitungan IPA yang terbatas pada penilaian atribut yang tidak

mencerminkan kepuasan pelanggan secara langsung.

Sensitivitas Harga

Analisis sentivitas harga pertama kali diperkenalkan oleh Van Westendorp

pada awal 1970-an. Analisis yang dilakukan digunakan untuk melihat harga dari

sisi konsumen. Penilaian harga yang dilakukan konsumen berdasarkan kategori

harga sangat murah, harga murah, harga mahal, dan harga sangat mahal (Blamires

dalam Sinaga 2006).

Cartwright dalam Yulianti (2007) mengemukakan bahwa hal yang harus

diperhatikan oleh perusahaan adalah syarat untuk mendapatkan keuntungan yaitu

dengan membuat harga yang minimum dari sisi produsen yang disebut dengan

Optimum Price/OP (min) dan harga maksimum yang akan dibayarkan oleh

konsumen yang disebut dengan Consumer Price/CP (max), dalam hal ini CP

(max) merupakan harga tertinggi/maksimum produk (MEP). CP (max)

menunjukkan fungsi nilai harapan yang memperlihatkan kebutuhan persepsi dari

kualitas, harga dan harga pesaing. Apabila CP (max) lebih kecil dari OP (min),

maka tidak akan ada penjualan, karena harga barang atau jasa tersebut dinilai

terlalu mahal oleh konsumen. Ketika CP (max) sama dengan OP (min) maka

penjualan akan terjadi tetapi dengan tingkat fleksibilitas untuk produsen dalam

menawarkan potongan harga atau diskon dan bagi konsumen untuk membayar

lebih ketika mereka benar-benar menginginkan produk tersebut.

Pengukuran sensitivitas harga digunakan untuk menentukan tingkat

kisaran harga yang dapat diterima untuk suatu produk atau jasa tertentu

berdasarkan persepsi harga menurut konsumen. Lima titik harga tersebut adalah

(Robert et al. 1997)

1. Indifference Pricing Point (IPP)

Titik perpotongan distribusi kumulatif harga murah-mahal yaitu jumlah

konsumen yang menganggap harga murah sama dengan jumlah konsumen yang

menganggap harga mahal. Pada tingkat harga jumlah konsumen maksimum

yang peduli terhadap harga.

2. Optimum Pricing Point (OPP)

Titik Perpotongan distribusi kumulatif harga sangat murah – sangat mahal yaitu

jumlah konsumen yang menganggap harga sangat murah sama dengan jumlah

konsumen yang menganggap harga sangat mahal. Pada tingkat harga ini jumlah

konsumen menganggap harga sangat mahal atau sangat murah, dengan kata

lain harga tersebut optimum bagi produk.

17

17

3. Range of Acceptable Price (RAP)

Kisaran harga yang terbentuk dari dua titik, yaitu antara perpotongan distribusi

kumulatif harga murah dan sangat murah yang disebut Marginal Cheap Price

Point (MCP) dan perpotongan antara distribusi kumulatif harga mahal dengan

sangat mahal yang disebut Marginal Expensive Price Point (MEP). Kisaran

antara dua titik tersebut menunjukkan harga yang dapat diterima untuk lebih

banyak konsumen.

4. Marginal Cheap Price Point (MCP)

Kisaran harga yang menunjukkan tingkat harga terendah bagi produk. Kisaran

harga ini terbentuk dari dua titik yang antara perpotongan distribusi kumulatif

harga sangat murah dan murah. Kisaran harga inilah konsumen mulai

meragukan kualitas produk.

5. Marginal Expensive Price Point (MEP)

Kisaran harga yang menunjukkan tingkat harga tertinggi bagi produk. Kisaran

harga ini terbentuk dari dua titik yang antara perpotongan distribusi kumulatif

harga sangat mahal dan mahal. Kisaran harga inilah konsumen tidak lagi mau

membeli produk.

Menurut Weiner et al (2004), dalam Range of Acceptable Price (RAP)

terdapat Range of Recommended Prices atau harga yang direkomendasikan untuk

suatu produk. Dimana dalam Range of Recommended Prices terdapat batas atas

dan batas bawah untuk harga yang direkomendasikan. Batas atas untuk harga

yang direkomendasikan berada pada titik Optimum Pricing Point (OPP) dan batas

bawah berada pada titik Indifference Pricing Point (IPP). Apabila produk dijual

melebihi batas atas harga yang direkomendasikan akan menyebabkan semakin

berkurangnya volume penjualan dan harga produk yang lebih kecil dari batas

bawah akan mengakibatkan berkurangnya keuntungan.

Kerangka Pemikiran Operasional

Perkembangan industri madu dari waktu ke waktu menunjukkan

peningkatan yang ditandai dengan munculnya berbagai jenis dan merek madu

yang ada dipasar. Peningkatan industri madu di Indonesia disertai dengan adanya

peningkatan penggunaan terhadap madu sebagai akibat dari meningkatnya

kesadaran masayarakat terhadap kesehatan dan pemahaman terhadap manfaat

yang dapat diperoleh dari madu. Peningkatan produsen madu yang menghasilkan

beragam jenis dan merek madu berimbas pada keleluasaan konsumen dalam

menentukan keputusan pembelian produk madu yang ada di pasar. Keleluasaan

konsumen dalam menentukan keputusan pembelian pada produk madu menjadi

tantangan bagi perusahaan dalam mempertahankan tingkat penjualan dan

kepuasan konsumen.

PT. Madu Pramuka merupakan salah satu perusahaan yang menghasilkan

output berupa berbagai macam produk hasil budidaya lebah. Salah satu produk

unggulan yang dihasilkan adalah berbagai jenis madu dalam beberapa varian

kemasan. PT. Madu Pramuka sebagai pioneer perlebahan modern di Indonesia

memiliki keaslian produk yang sudah tidak diragukan lagi. Namun dari sisi merek

produk, Madu Pramuka masih belum mampu menyaingi produk madu pendatang

baru yang beredar di pasar karena tidak sedikit konsumen madu yang tidak

18

mengetahui adanya Madu Pramuka. Hal ini dikarenakan PT. Madu Pramuka

memiliki keterbatasan dalam memasarkan produknya ke pasar yang lebih luas

karena hingga saat ini produk yang dihasilkan hanya dipasarkan melalui gerai-

gerai pribadi milik PT. Madu Pramuka.

Madu sebagai produk unggulan PT. Madu Pramuka mempunyai pengaruh

yang paling besar terhadap keuntungan yang diperoleh perusahaan. Namun hingga

saat ini penjualan Madu Pramuka masih berfluktuasi dengan tren penjualan yang

semakin menurun sehingga berdampak pada penurunan pendapatan perusahaan.

Adanya penurunan penjualan dan target penjualan yang selalu tidak tercapai

selama 5 tahun terakhir pada produk Madu Pramuka mengindikasikan bahwa

kepuasan konsumen terhadap produk perlu ditingkatkan sehingga konsumen tetap

setia mengkonsumsi Madu Pramuka dan tidak berpindah pada merek lain.

Kepuasan konsumen terhadap suatu produk madu terbentuk karena kesesuaian

antara manfaat, kualitas serta harga yang sesuai dengan keinginan dan harapan

konsumen. Secara umum adanya kenaikan harga yang tidak disertai dengan

perbaikan kualitas dan manfaat akan menyebabkan konsumen berpindah pada

produk madu merek lain. Tentunya hal ini akan berimbas pada tingkat penjualan

madu yang terus mengalami penurunan, karena konsumen memiliki peranan yang

sangat penting terhadap upaya meningkatkan penjualan.

Adanya persaingan yang tinggi antar berbagai jenis merek madu yang

beredar di pasar dan permasalahan dalam hal kepuasan konsumen sehingga

menyebabkan adanya penurunan penjualan, mengindikasikan pentingnya untuk

mengkaji sensitivitas harga dan kepuasan konsumen Madu Pramuka. Analisis

mengenai kepuasan konsumen didahului dengan mengidentifikasi karakteristik

umum konsumen. Identifikasi karakteristik konsumen meliputi usia, jenis

kelamin, domisili, pekerjaan, dan rata-rata pendapatan perbulan dilakukan dengan

analisis deskriptif. Analisis tingkat kepentingan dan kinerja atribut Madu Pramuka

menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA), analisis tingkat

kepuasan konsumen menggunakan Customer Satisfaction Index (CSI), serta

analisis sensitivitas harga.

Analisis tingkat kepentingan dan kinerja atribut Madu Pramuka, kepuasan

konsumen dan sensitifitas harga yang dilakukan dalam penelitian ini dapat

membantu pihak perusahaan untuk menyajikan informasi terkait penilaian

konsumen terhadap tingkat kepentingan dan kinerja atribut Madu Pramuka

sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan perbaikan kinerja atribut serta

range harga yang dapat diterima konsumen sehingga nantinya diharapakan hasil

yang diperoleh dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun

strategi pemasaran khususnya terkait kebijakan penetapan harga yang tepat.

Kerangka pemikiran operasional penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.

19

19

Gambar 4 Kerangka Pemikiran Operasional

Keterangan :

: Menyatakan hubungan yang menjadi pemicu

: Menyatakan hubungan yang mempengaruhi

: Alat analisis

Analisis

sensitivitas

Harga

Perkembangan industri madu

PT. Madu Pramuka menghadapi keluhan

konsumen terhadap harga produk.

Penurunan penjualan dan target penjualan

tidak tercapai sejak tahun 2008-2012

Beragam jenis dan merek madu di pasar

Kondisi pasar semakin kompetitif

Identifikasi

karakteristik

umum konsumen :

1. Usia

2. Jenis kelamin

3. Domisili

4. Pekerjaan

5. Rata-rata

pendapatan

perbulan

- Kepentingan dan

kinerja atribut

Madu Pramuka

- Kepuasan

Konsumen

terhadap Atribut

Madu Pramuka

Atribut Madu

Pramuka:

1. Rasa Madu

2. Pilihan rasa

3. Kekentalan

4. Aroma

5. Harga

6. Manfaat

7. Volume

8. Merek

9. Keaslian produk

10. Kemudahan

11. Informasi

Harga

1. Indifference Pricing

Point (IPP)

2. Optimum Pricing

Point (OPP)

3. Marginal Cheap

Price Point (MCP)

4. Marginal Expensive

Price Point (MEP)

5. Range of Acceptable

Price (RAP)

Analisis

Deskriptif

Rekomendasi Pemasaran

Produk

I

P

A

C

S

I

20

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di gerai pusat Madu Pramuka PT. Madu Pramuka

yang terletak di Komplek Wiladatika Cibubur RT 001 RW 005 Kelurahan Pondok

Rangon Kecamatan Cipayung Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian

dilakukan secara purposive (sengaja). Dengan pertimbangan PT. Madu Pramuka

merupakan pioner budidaya lebah modern di Indonesia dan pemilihan gerai

didasarkan atas pertimbangan jumlah penjualan di gerai pusat paling tinggi.

Penjualan yang tinggi mengindikasikan bahwa jumlah konsumen lebih banyak

daripada di gerai Madu Pramuka yang terletak ditempat lain sehingga diharapakan

akan mendapatkan karakteristik konsumen Madu Pramuka yang semakin

beragam. Pengambilan data dilakukan pada pertengahan bulan September 2013.

Metode Penentuan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode non-probability sampling,

dimana setiap konsumen yang membeli atau mengkonsumsi Madu Pramuka PT.

Madu Pramuka tidak memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel.

Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah convenience sampling, yaitu

sampel dipilih karena pertimbangan kemudahan, ketersediaan, dan kenyamanan

untuk diteliti. Convenience sampling merupakan sampel yang diambil dari siapa

saja didalam populasi yang sedang berada dilokasi penelitian dan cocok sebagai

sumber data serta bersedia menjadi sampel penelitian (Umar 2005).

Sampel yang menjadi responden adalah sampel yang memenuhi

persyaratan yang ditetapkan oleh peneliti yaitu konsumen yang pernah membeli

dan mengkonsumsi Madu Pramuka super sekaligus madu jenis lainnya ukuran

650 ml minimal sebanyak dua kali. Sehingga diharapkan sampel yang terpilih

dapat digunakan untuk menentukan secara obyektif dalam menduga atau membuat

generalisasi terhadap karakteristik populasi. Menurut Supranto (2001), sampel

yang tergolong sampel besar yang dianggap mengikuti distribusi normal adalah

sampel yang jumlahnya lebih dari 30 kasus. Ukuran populasi konsumen Madu

Pramuka tidak diketahui dengan tepat karena konsumen dapat membeli produk

beberapa kali atau berulang-ulang. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam

penelitian ini diambil lebih dari 30 responden, yaitu 100 responden yang pernah

membeli dan mengkonsumsi Madu Pramuka PT. Madu Pramuka. Peneliti

beranggapan bahwa ukuran sampel ini telah mengikuti distribusi normal karena

jumlah responden yang diambil telah berada diatas jumlah minimum yang

disyaratkan untuk dapat memenuhi asumsi distribusi normal.

Jenis dan Sumber Data

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi dua macam data,

yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh

dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan, seperti observasi

21

21

lapangan, penyebaran kuesioner, wawancara, pengamatan dan pencatatan

dokumen dari perusahaan maupun dokumen terkait lain yang sumbernya berasal

dari luar perusahaan.

Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut

seperti data dari studi pustaka berupa laporan–laporan peneliti yang terkait

misalnya studi literatur, baik dari internet ataupun dari buku-buku terkait, data

statistik produksi, impor madu, dan data konsumsi madu nasional.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian diuji terlebih dahulu

keandalannya sebelum digunakan dalam penelitian. Pengujian yang dilakukan

berupa uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas menunjukkan sejauh mana

suatu alat pengukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. Uji reliabilitas

menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila

pengukuran diulangi dua kali atau lebih (Umar, 2005).

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer diperoleh melalui wawancara langsung kepada

konsumen dan penyebaran sejumlah kuesioner kepada konsumen produk Madu

Pramuka. Kuesioner digunakan untuk memperoleh data yang relevan dengan

tujuan dilakukannya penelitian. Pernyataan yang dibuat disesuaikan dengan data

yang ingin diperoleh dan dibuat menggunakan kata yang sederhana dan mudah

dipahami agar memudahakan responden dalam pengisian. Kuesioner dibagi

menjadi empat bagian, bagian pertama berupa screening yang bertujuan untuk

menyaring konsumen yang sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh

peneliti. Bagian kedua berisi mengenai karakteristik responden. Bagian ketiga

berisi pertanyaan terkait dengan kepuasan konsumen dan bagian keempat berisi

mengenai pertanyaan terkait sensitivitas harga. Pertanyaan yang terdapat dalam

kuesioner terdiri dari dua macam pertanyaan yang bersifat terbuka dan tertutup.

Pertanyaan terbuka berisi pertanyaan yang jawaban tidak ditentukan sebelumnya

jadi responden memiliki kebebasan untuk mengisi. Sedangkan pertanyaan tertutup

berupa pertanyaan yang alternatif-alternatif jawaban telah disediakan sehingga

responden diminta untuk memilih salah satu jawaban yang menurutnya paling

sesuai.

Selain menggunakan kuesioner yang diberikan kepada konsumen, data

primer lainnya diperoleh melalui wawancara dengan pihak intern perusahaan.

Wawancara dengan pihak intern perusahaan dilakukan untuk mendapatkan

informasi mengenai gambaran umum perusahaan secara jelas mengenai produk

madu, dan kegiatan pemasaran yang dilakukan. Data sekunder yang digunakan

diperoleh melalui studi literatur dan pustaka baik dari internet ataupun dari buku-

buku terkait.

Metode Pengolahan Data

Data yang diperoleh selama penelitian diolah menggunakan tiga alat

analisis, yaitu analisis tabulasi deskriptif, analisis sensitivitas harga, serta

22

Importance Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI).

Berikut akan dijelaskan metode-metode analisis data tersebut.

Analisis Deskriptif

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok

manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu

kelas peristiwa pada masa sekarang (Nazir 2011). Tujuan dari penelitian deskriptif

adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual

dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang

diteliti.

Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas digunakan untuk menguji data yang berasal

dari daftar pertanyaan atau kuesioner responden, validitas dan reliabilitas dapat

membuktikan bahwa daftar pertanyaan dalam kuesioner yang diisi oleh responden

sudah mewakili populasi yang ada atau belum. Pada umumnya uji validitas dan uji

reliabilitas dilakukan terhadap 30 responden diluar dari jumlah 100 responden

yang digunakan sebagai sampel.

Uji Validitas

Uji validitas menunjukkan derajat ketepatan suatu ukuran untuk

menggambarkan kebenaran secara universal. Uji validitas digunakan untuk

mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam

mendefinisikan suatu variabel. Uji validitas dilakukan menggunakan Cochran Q

test dengan rumus (Suliyanto 2005):

Qhit = (k- )[ k∑ Ci -(∑ Cik

i ) ki ]

k∑ i- ∑ i ni

ki

Keterangan:

K : jumlah atribut yang diuji

Ci : jumlah skor atribut i

Ri : jumlah skor responden i

Hipotesis:

Ho : kemungkinan semua atribut yang diuji dipertimbangkan oleh seluruh

responden.

H1 : kemungkinan ada atribut yang diuji tidak dipertimbangkan oleh seluruh

responden

Hasil Qhit dibandingkan dengan Qtabel, dimana penentuan Qtabel dengan α

0,05, derajat kebebasan (dk) = k-1. Apabila Qhit > Qtabel maka tolak Ho, dan

sebaliknya apabila Qhit < Qtabel maka terima Ho.

Variabel yang dimaksud dalam uji validitas ini adalah atribut-atribut

produk dan harga yang dimiliki oleh PT. Madu Pramuka. Penentuan atribut

penelitian berdasarkan diskusi dengan pihak perusahaan untuk mendapatkan

23

23

rekomendasi terkait atribut apa saja yang penting untuk dikaji. Atribut yang

digunakan terdiri dari 15 atribut yang disajikan dalam Tabel 4.

Tabel 4 Atribut Uji Validitas

No Atribut

1 Rasa Madu

2 Pilihan Jenis Madu

3 Kekentalan

4 Aroma

5 Warna

6 Harga

7 Material Kemasan

8 Variasi kemasan

9 Manfaat

10 Volume

11 Merek

12 Keaslian produk

13 Iklan dan Promosi

14 Kemudahan memperoleh produk

15 Informasi pada kemasan (tgl kadaluarsa, izin BPPOM RI dan label halal)

Apabila dari hasil uji validitas nantinya terdapat atribut yang tidak valid

maka harus dihilangkan atau tidak ditanyakan kepada responden pada saat

pengambilan data.

Uji Reliabilitas

Keandalan atau reliabilitas didefinisikan sebagai seberapa jauh pengukuran

bebas dari varian kesalahan acak (free from random error variance). Kesalahan

acak menurunkan tingkat keandalan pengukuran. Agar merasa yakin bahwa

skor/nilai dari kuesioner dapat mencerminkan dimensi kepuasan secara handal

(realibility), kuesioner harus menunjukkan keandalan yang tinggi (Supranto

1997).

Reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi dalam

menjawab hal yang berkaitan dengan kontruk-kontruk pertanyan yang merupakan

dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Metode yang

digunakan untuk uji reliabilitas adalah Hoyt test. Tahapan untuk uji Hoyt meliputi

(IPB 2012) :

1. Mencari nilai jumlah kuadrat responden JKr dengan rumus;

(∑ )

Keterangan :

JKr : jumlah kuadrat responden

k : banyaknya butir pertanyaan

N : banyaknya responden

Xt : skor total responden

24

2. Mencari jumlah kuadrat butir dengan rumus:

(∑ )

Keterangan :

JKb : jumlah kuadrat butir

∑ B : jumlah kuadrat jawaban benar (ya) seluruh butir

(∑ Xt)²: kuadrat dari skor total

3. Mencari jumlah kuadrat total JKt dengan rumus:

kt (∑B)(∑ )

(∑B) (∑ )

Keterangan:

JKt : jumlah kuadrat total

(∑B) : jumlah kuadrat jawaban benar (ya) seluruh butir

(∑ ) : kuadrat jawaban salah (tidak) seluruh butir

4. Mencari jumlah kuadrat sisa dengan rumus:

Keterangan:

JKs : jumlah kuadrat sisa

JKt : jumlah kuadrat total

JKr : jumlah kuadrat responden

JKb : jumlah kuadrat butir

5. Mencari varians responden, varians butir dan varian sisa dengan rumus :

r r

dbr b

b

dbb s

s

dbs

Keterangan:

Vr : varians responden dbr : derajat bebas responden

Vb : varians butir dbb : derajat bebas butir

Vs : varians sisa dbs : derajat bebas sisa

6. Memasukkan nilai varians yang diperoleh ke rumus :

r11 - s

r

Hasil perhitungan nilai r11 dibandingkan dengan nilai r product moment

dimana penentuan nilai r product moment tabel diperoleh berdasarkan nilai N

dengan α 0,05 . Apabila nilai │r │ < r product moment maka tidak reliable, dan

sebaliknya apablia nilai │r │ > r product moment maka reliable.

Importance Performance Analysis (IPA)

Importance Performance Analysis (IPA) digunakan untuk menilai tingkat

kinerja dan tingkat kepentingan berbagai atribut produk Madu Pramuka. Tingkat

kinerja menunjukkan atribut aktual yang dirasakan oleh konsumen, sedangkan

tingkat kepentingan atribut menunjukkan seberapa penting atribut tersebut bagi

konsumen. Skor tingkat kinerja dan kepentingan ditunjukkan pada Tabel 5.

25

25

Tabel 5 Skor Penilaian Tingkat Kinerja dan Kepentingan

Skor Kinerja (X) Kepentingan (Y)

Skor 1 Sangat Tidak Baik Sangat Tidak Penting

Skor 2 Tidak Baik Tidak Penting

Skor 3 Cukup Baik Cukup Penting

Skor 4 Baik Penting

Skor 5 Sangat Baik Sangat Penting

Total penilaian tingkat kinerja dan kepentingan diperoleh dengan cara

menjumlahkan skor penilaian yang diberikan oleh responden. Hasil perhitungan

tersebut akan digambarkan dalam diagram IPA. Masing-masing atribut

diposisikan dalam diagram tersebut berdasarkan skor rata-rata, dimana skor rata-

rata penilaian kinerja (X) menunjukkan posisi suatu atribut pada sumbu X.

Sedangkan atribut pada sumbu Y ditunjukkan oleh skor rata-rata tingkat

kepentingan (Y). Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

∑ in

i

n

∑ ini

n

Keterangan:

X = Skor rata-rata tingkat kinerja

Y = Skor rata-rata tingkat kepentingan

n = Jumlah responden

Diagram IPA merupakan suatu ruang yang dibagi atas empat bagian dan

masing-masing bagian dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus

pada titik-titik (a,b). Titik tersebut diperoleh dari rumus:

a ∑ i

k b

∑ i

k

Keterangan:

a = Batas sumbu X (tingkat kinerja)

b = Batas sumbu Y (tingkat kepentingan)

k = Banyaknya atribut yang diteliti

Hubungan antara tingkat kinerja (X) dan kepentingan kepentingan (Y)

yang diperoleh dari responden dapat diinterpretasikan pada diagram Importance

Performance Analysis yang ditunjukkan pada Gambar 5.

26

Kepentingan

Y

Penting

Kuadaran I Kuadaran II

(Prioritas Utama) (Pertahankan Prestasi)

Kuadran III Kuadran IV

Kurang (Prioritas Rendah) (Berlebihan)

Penting

X

Kurang Baik Kinerja Baik

Gambar 5 Diagram Kartesius Tingkat Kinerja dan Kepentingan Konsumen

(Rangkuti, 2006)

Keterangan :

1. Kuadran I (Prioritas utama)

Menunjukkan faktor atau atribut yang dianggap mempengaruhi kepuasan

pelanggan, termasuk unsur-unsur jasa yang dianggap penting, namun

manajemen belum melaksanakannya sesuai keinginan pelanggan. Sehingga

mengecewakan atau tidak puas.

2. Kuadran II (Pertahankan prestasi)

Menunjukkan unsur jasa pokok yang telah berhasil dilaksanakan perusahaan,

untuk itu wajib dipertahankannya. Dianggap sangat penting dan sangat

memuaskan.

3. Kuadran III (Prioritas rendah)

Menunjukkan beberapa faktor yang kurang penting pengaruhnya bagi

pelanggan, pelaksanaannya oleh perusahaan biasa-biasa saja. Dianggap kurang

penting dan kurang memuaskan.

4. Kuadran IV (Berlebihan)

Menunjukkan faktor yang mempengaruhi pelanggan kurang penting, akan

tetapi pelaksanaannya berlebihan. Dianggap kurang penting tetapi sangat

memuaskan.

Customer Satisfaction Index (CSI)

Metode Customer Satisfaction Index digunakan untuk menentukan tingkat

kepuasan konsumen secara menyeluruh dengan melakukan pendekatan yang

mempertimbangkan tingkat kepentingan dan kinerja dari atribut-atribut yang

diukur. Perhitungan CSI diperoleh dari perhitungan IPA yang tiap nilai rata-rata

kepentingan dan kinerja atribut dihitung rata-rata tertimbangnya sebagai bobot.

Perhitungan CSI digunakan sebagai pelengkap dari perhitungan IPA yang terbatas

pada penilaian atribut yang tidak mencerminkan kepuasan pelanggan secara

27

27

langsung. Metode pengukuran CSI meliputi tahap-tahap sebagai berikut

(Supranto, 2001):

1. Menentukan Mean Importance Score (MIS), nilai ini didapat dari rata-rata

kepentingan tiap responden.

I ∑ in

i

n

Keterangan :

n = Jumlah responden

Yi = Nilai kepentingan atribut Y ke-i

2. Weight Factors (WF), adalah fungsi dari Mean Importance Score atau nilai dari

rata-rata tingkat kepentingan (MIS-i) per atribut terhadap total MIS seluruh

atribut yang diuji. Dimana p merupakan atribut kepentingan ke-p.

F I i

∑ I ip

i

00

3. Membuat Weight Score (WS), bobot ini merupakan perkalian antara Weight

Factor (WF) dengan rata-rata tingkat kinerja atau Mean Satisfaction Score

(MSS).

F

4.Menghitung Customer Satisfaction Index, yaitu jumlah Weight Score (WS)

dibagi dengan Highest Scale (HS). Skala maksimum diperoleh dari ukuran

Skala Likert yang digunakan dalam pembobotan tingkat kepentingan dan

kinerja. Maka dalam penelitian ini skala maksimum yang digunakan yaitu lima.

C I

00

Tingkat kepuasan konsumen secara menyeluruh dapat dilihat dari kriteria

tingkat kepuasan konsumen berdasarkan kriteria pada Tabel 6.

Tabel 6 Kriteria Nilai Customer Satisfaction Index

Angka Indeks Interpretasi

0,00 – 0,21 Sangat tidak puas

0,21 – 0,40 Tidak puas

0,41 – 0,60 Cukup puas

0,61 – 0,80 Puas

0,81 – 1,00 Sangat puas

Indeks kepuasan pelanggan menggunakan rentang skala untuk

menunjukkan tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk. Rentang skala

kepuasan pelanggan berkisar antara 0 – 100 persen. Rumus rentang skala yang

digunakan adalah sebagai berikut:

28

(m n)

b

Keterangan:

RS = rentang skala

m = skor tertinggi

n = skor terendah

b = jumlah kelas (dalam penelitian ini digunakan skala maksimal lima).

Analisis Sensitivitas Harga

Sensitivitas harga konsumen yaitu kepekaan relatif dari harga dalam

mempengaruhi keputusan pembelian dan kecenderungan untuk melakukan

pencarian harga untuk menemukan harga yang lebih baik. Analisis sensitivitas

harga menggunakan pendekatan Van Westendorp didasarkan pada asumsi bahwa

harga yang wajar ada bagi konsumen dalam setiap kategori dan untuk setiap

tingkat kualitas dalam kategori. Keputusan harga konsumen dibuat melalui

menyeimbangkan nilai terhadap harga, terdapat harga atas dan bawah bagi

konsumen yang akan membayar untuk produk atau jasa (Lipovetsky et al,2011).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepekaan harga antara lain: pengaruh

nilai unik, pengaruh kesadaran atas produk pengganti, pengaruh perbandingan

yang sulit, pengaruh pengeluaran total, pengaruh manfaat akhir, pengaruh biaya

bersama, pengaruh investasi tertanam, pengaruh mutu harga, dan pengaruh

persediaan.

Objek yang digunakan dalam analisis sensitivitas harga adalah Madu

Pramuka super PT. Madu Pramuka ukuran 650 ml. Hal tersebut didasarkan pada

kondisi yang ada dilapangan bahwa produk Madu Pramuka yang lebih banyak

dibeli adalah madu super ukuran 650 ml, hal ini dikarenakan kandungan dalam

madu super lebih lengkap yaitu terdapat campuran royal jelly dan bee pollen.

Dalam penelitian ini penilaian harga yang digunakan konsumen berdasarkan

kategori harga sangat murah, harga murah, harga mahal, dan harga sangat mahal.

Range harga yang digunakan pada produk madu yang tertinggi dan terendah

diperoleh dari hasil survey harga madu rata-rata di pasaran.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Gambaran Umum Perusahaan PT. Madu Pramuka

Berdirinya Pusat perlebahan Apriari Pramuka didasari atas gagasan yang

dicetuskan oleh Sekjen Kwartir Nasional (Kwarnas) yaitu Mayjen Dr. Azis Saleh

pada tahun 1970. Gagasan tersebut dipicu oleh keinginan untuk menerapkan

kegiatan budidaya lebah secara modern di Indonesia, melihat kenyataan pada saat

itu cara tradisonal yang dilakukan masyarakat Indonesia dalam beternak lebah

belum memberikan hasil yang memuaskan. Pihak pemerintah maupun badan

swasta seperti Massito Apiaries dan Lembaga Apikulture sudah mencoba

melakukan budidaya lebah secara modern namun usaha tersebut belum

29

29

memberikan hasil yang memuaskan. Hal inilah yang menarik kalangan Gerakan

Pramuka untuk membantu pemerintah merintis kembali usaha budidaya lebah

secara modern. Gagasan mengenai pembentukan Pusat Perlebahan Apiari

Pramuka yang telah dirumuskan oleh Dr. Azis Saleh, Hendro Singgih, dan

Kardjono diungkapkan dalam workshop peternakan lebah di Jakarta yang

diselenggarakan pada tanggal 28 Mei 1970. Salah satu keputusan workshop

tersebut adalah bahwa Kwarnas Gerakan Pramuka perlu membentuk suatu badan

untuk menampung segala aktivitas peternakan lebah di lingkungan Gerakan

Pramuka, berawal dari sinilah terbentuk unit usaha Pramuka yang dinamakan

Pusat Perlebahan Apriari Pramuka.

Pada awal tahun 2004, Kepala Unit Pusat perlebahan Apiari Pramuka

mengusulkan kepada Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka untuk mengubah

status unit usahanya menjadi Perseroaan Terbatas. Usulan tersebut bertujuan

untuk memudahkan perusahaan dalam berkerjasama dengan pihak lain sehingga

Madu Pramuka dapat semakin berkembang dan dikenal luas sebagai pioneer

perlebahan modern di Indonesia. Pada tanggal 5 Januari 2005 Pusat Perlebahan

Apiari Pramuka resmi menjadi Perseroaan Terbatas dengan nama PT Madu

Pramuka dan diresmikan oleh Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yaitu

Prof. dr. H. Azrul Azwar, MPH. Perubahan status tersebut dicatat pada Akta

Pendirian Perusahaan nomor 6. Setelah resmi menjadi perusahaan, PT Madu

Pramuka membuat Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)- Kecil dengan nomor

SIUP 01966/13-1.824.51 yang dikeluarkan pada tanggal 15 Agustus 2005. Dalam

SIUP tersebut yang menjadi penanggung jawab perusahaan adalah Kepala Unit

Pusat Perlebahan Apiari Pramuka sebagai Direktur PT Madu Pramuka.

Visi PT Madu Pramuka yaitu menjadi pusat pendidikan perlebahan bagi

anggota gerakan pramuka dan masyarakat umum serta menjadi pusat bisnis

perlebahan yang berwawasan lingkungan guna mendukung dana bagi gerakan

pramuka. Misi kerja PT. Madu Pramuka tediri dari 4K yaitu 1) bekerja untuk

Kwarnas (membantu dana Gerakan Pramuka), 2) bekerja untuk kantor

(membangun kantor), 3) bekerja untuk karyawan (mensejahterakan karyawan),

dan 4) bekerja untuk kemasyarakatan (membantu masyarakat). Landasan kerja

yang digunakan PT. Madu Pramuka adalah selalu berdoa kepada Allah SWT

(memohon perlindungan-Nya) dan menjaga silaturahmi (internal dan eksternal).

Semboyan kerja yang dipegang PT Madu Pramuka adalah kerja keras, kerja

cerdas dan kerja ikhlas serta tulus, serius dan terus menerus.

Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi menggambarkan proses tersusun untuk merancang

struktur formal yang saling berhubungan, mengatur tugas, wewenang, dan

tanggung jawab pekerjaan diantara anggota organisasi agar pekerjaan dapat

dilakukan dan tujuan organisasi dapat tercapai secara efisien dan efektif. Sebagai

suatu perusahaan, PT. Madu Pramuka telah memiliki organisasi yang terstruktur.

Struktur perusahaan PT. Madu Pramuka disusun berdasarkan anggaran dasar yang

mengatur tata cara dalam perseroan yang disahkan. Kekuasaan tertinggi dipegang

oleh rapat umum pemegang saham (RUPS). Sebagai wakil dari pemegang saham

dibentuk dewan komisaris, dewan komisaris mengangkat dewan direksi untuk

30

menjalankan kegiatan perseroan sehari-hari. Adapun susunan struktur organisasi

PT. Madu Pramuka berdasarkan posisi dan tugasnya dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Posisi serta Tugas dan Wewenang pada PT. Madu Pramuka

Posisi Tugas dan Wewenang

Rapat Umum

Pemegang

Saham

(RUPS)

Memberikan keputusan dan kebijakan

Mengarahkan baik yang bersifat strategis maupun operasional

agar tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai dengan aktivitas

manajemen perusahaan

Mengevaluasi hasil-hasil perusahaan dan langkah-langkah

perbaikan untuk mengantisipasi tantangan di masa yang akan

datang

Meminta laporan atau tanggung jawab dari masing-masing

departemen dan bertanggung jawab terhadap perkembangan

perusahaan

Komisaris Mengangkat dan memberhentikan dewan direksi

Mengesahkan anggaran belanja perusahaan

Mengawasi jalannya perusahaan

Direktur

Utama Membawahi Direktur Pemasaran dan Produksi

Melaksanakan dan mengendalikan semua kegiatan atau

aktivitas perusahaan

Bertanggung jawab atas segala tugas-tugas di dalam

operasional perusahaan

Mengevaluasi dan merencanakan semua kegiatan yang

berhubungan dengan manajemen perusahaan

Staf Ahli Membantu memberikan saran-saran kepada Direktur Utama

PT Madu Pramuka khususnya dalam bidang perlebahan sesuai

keahliannya

Menjaga dan memelihara aset-aset perusahaan dalam lingkup

tugasnya

Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Direktur

Utama PT. Madu Pramuka

Direktur

Pemasaran

dan Produksi

Mengkoordinasi hubungan antara masing-masing cabang di

setiap wilayah

Memberikan informasi tentang penjualan dan produksi

Merencanakan, mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan

yang meliputi kegiatan produksi dan pemasaran

Mempelajari, merencanakan dan melaksanakan kegiatan

pemasaran produk-produk perlebahan berikut dengan peralatan

ternak lebah

Memasarkan produk melalui jalur pemasaran indoor

(penjualan langsung oleh toko-toko milik PT Madu Pramuka

sendiri) dan outdoor (penjualan melalui toko, koperasi, dan

apotek-apotek yang bekerja sama dengan PT Madu Pramuka)

Melaksanakan kegiatan promosi penjualan jika produk

melimpah (panen raya)

31

31

Posisi Tugas dan Wewenang

Direktur

Keuangan

dan Umum

Membuat program kerja tahunan bersama bagian lain sesuai

dengan lingkup tugas masing-masing

Melakukan inventarisasi aset-aset milik perusahaan meliputi

barang bergerak maupun barang menetap

Membuat rencana pengembangan pembangunan sarana fisik

dan rencana penambahan barang-barang inventaris

Melaksanakan kegiatan ekspedisi yang meliputi pengiriman

barang-barang keluar negeri dan dalam negeri

Menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan perusahaan

Merencanakan dan mengkalkulasi kondisi keuangan secara

keseluruhan

Mengelola investasi sesuai dengan kebijakan-kebijakan

perusahaan

Kepala

Cabang Melaksanakan tugas sebagai kepala cabang yang meliputi

kegiatan pemasaran, gudang, pelatihan dan selalu

berkoordinasi dengan kasie masing-masing bagian

Mengkoordinasi dan mengawasi semua pekerjaan atau

kegiatan yang dilaksanakan oleh Kepala Seksi pada masing-

masing bagian

Menyampaikan laporan atas kegiatan yang telah dilaksanakan

secara periodik baik bulanan maupun tahunan kepada Dirut

Pemasaran dan Produksi

PT Madu Pramuka memiliki 99 orang karyawan yang ditempatkan di

kantor pusat dan cabang perusahaan. Penempatan karyawan terdiri dari 64

karyawan di kantor pusat PT. Madu Pramuka, 25 karyawan di Kantor Cabang

Grinsing Jawa Tengah, dua karyawan di outlet Cabang Sukabumi, tiga orang

karyawan di outlet Banten, dua orang karyawan di outlet Yogyakarta, dan tiga

orang karyawan di outlet Surabaya. Kantor pusat PT Madu Pramuka

menempatkan karyawan dalam delapan bagian, yaitu bagian gudang yang

memiliki seorang kasie dan delapan staf, bagian pemasaran (marketing) yang

memiliki lima kasie dan 22 staf, bagian pelatihan yang memiliki seorang kasie dan

tiga orang staf, bagian keuangan (accounting) yang memiliki dua kasie, tiga staf,

seorang konsultan pajak, bagian personalia yang memiliki tiga kasie dan 12 staf,

serta bagian umum dan aphiterapy memiliki seorang kasie dan tiga orang staf .

Karakteristik Umum Konsumen

Karakteristik umum konsumen Madu Pramuka dapat dilihat melalui

sampel atau responden yang telah mengisi kuesioner penelitian ini. Jumlah

konsumen yang diambil sebagai responden sebanyak 100 responden. Karaktersitik

umum konsumen yang dianalisis merupakan karaktersitik demografi meliputi

usia, jenis kelamin, pekerjaan, daerah tempat tinggal, dan pendapatan per bulan.

32

Usia

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 8 menunjukkan bahwa persentase

terbesar konsumen yang mengkonsumsi Madu Pramuka yaitu sebanyak 37 persen

berada pada rentan usia 25 sampai 34 tahun, selanjutnya 26 persen berada pada

rentan usia 35 sampai 44 tahun, 20 persen berada pada rentan usia 45 sampai 54

tahun, 10 persen berada pada rentan usia 17 sampai 24, dan persentase terkecil

yaitu sebanyak 5 persen berada pada rentan usia 55 sampai 64 tahun. Berdasarkan

hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa konsumen yang memiliki usia

dewasa cenderung memiliki preferensi yang cukup tinggi terhadap produk madu

karena manfaat positif bagi kesehatan yang telah mereka rasakan.

Tabel 8 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Usia

Jenis Kelamin

Data sebaran responden berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa

persentase responden berjenis kelamin laki-laki lebih besar yaitu 53 persen

dibanding persentase responden berjenis kelamin perempuan yang hanya 47

persen. Jumlah persentase laki-laki yang lebih besar daripada wanita ini

menunjukkan bahwa kebutuhan laki-laki terhadap produk madu lebih besar

daripada wanita. Hal ini dikarenakan dari sisi kegiatan maupun pekerjaan seorang

laki-laki lebih banyak membutuhkan energi daripada seorang wanita, oleh karena

itu kebutuhan laki-laki terhadap produk kesehatan seperti madu untuk tetap

menjaga kebugaran tubuh juga lebih besar. Data karakteristik konsumen

berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Laki-laki 53 53

2 Perempuan 47 47

Jumlah 100 100

Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa persentase terbesar

responden Madu Pramuka memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta dengan

persentase sebesar 35 persen. Persentase terbesar kedua adalah responden yang

bekerja sebagai pegawai negeri/BUMN/TNI/POLRI dengan persentase sebesar 22

No. Usia Jumlah (orang) Persentase (%)

1 17 – 24 tahun 10 10

2 25 – 34 tahun 37 37

3 35 – 44 tahun 26 26

4 45 – 54 tahun 20 20

5 55 – 64 tahun 5 5

6 > 65 tahun 2 2

Jumlah 100 100

33

33

persen. Responden lainnya berprofesi sebagai wiraswasta sebesar 16 persen,

sebagai ibu rumah tangga sebesar 16 persen, sebagai pelajar/mahasiswa sebesar 5

persen, serta profesi lainnya seperti dokter, artis, dan pengacara sebesar 6 persen.

Data karakteristik konsumen berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat pada tabel

10.

Tabel 10 Karaktersiktik Konsumen Berdasarkan Jenis Pekerjaan

No. Jenis Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Pelajar/mahasiswa 5 5

2 Pegawai negeri/BUMN/TNI/POLRI 22 22

3 Pegawai swasta 35 35

4 Wiraswasta 16 16

5 Ibu rumah tangga 16 16

6 Lainnya 6 6

Jumlah 100 100

Domisili

Data hasil penelitian pada karakteristik konsumen berdasarkan domisili,

persentase terbesar adalah konsumen yang berdomisili di daerah Cibubur Jakarta

Tinur yaitu sebesar 47 persen. Sebagian besar lainnya adalah konsumen yang

berdomisili di sekitar Jakarta namun diluar Jakarta Timur sebesar 20 persen, di

daerah Bekasi sebesar 15 persen, didaerah Bogor sebesar 10 persen, serta di

daerah lainnya sepeti Depok, Jawa Tengah, Surabaya, Bengkulu dan Palangkaraya

sebesar 8 persen. Konsumen Madu Pramuka yang berdomisili di luar

JABODETABEK seperti Jawa Tengah, Surabaya, Bengkulu serta Palangkaraya

ini adalah konsumen yang sedang melaksanakan tugas di Jakarta dan mereka

selalu meyempatkan untuk membeli Madu Pramuka dikarenakan pemasaran

Madu Pramuka yang masih terbatas sehingga belum tersebar merata sampai ke

daerah mereka. Bagi konsumen yang tinggal di luar Cibubur mereka merasa

kesulitan untuk memperoleh Madu Pramuka karena lokasi gerai Madu Pramuka

yang tidak mudah dijangkau dari berbagai arah. Data Karaktersitik konsumen

berdasarkan domisili dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 11 Karaktersitik Konsumen Berdasarkan Domisili

No. Domisili Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Kawasan Cibubur 47 47

2 Kawasan Jakarta diluar Cibubur 20 20

3 Bekasi 15 15

4 Bogor 10 10

5 Depok 4 4

6 Jawa Tengah 1 1

7 Surabaya 1 1

8 Bengkulu 1 1

9 Palangkaraya 1 1

Jumlah 100 100

34

Pendapatan Setiap Bulan

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa persentase terbesar

adalah konsumen yang memiliki tingkat pendapatan setiap bulan ≥ Rp7 000 000

yaitu sebesar 44 persen. Konsumen dengan rentan pendapatan per bulan

Rp6 000 000 sampai Rp6 900 000 sebesar 17 persen, pada rentang antara

Rp5 000 000 sampai Rp5 900 000 sebesar 11 persen, pada rentang antara

Rp4 000 000 sampai Rp4 900 000 sebesar 12 persen, pada rentang antara

Rp3 000 000 sampai Rp3 900 000 sebesar 10 persen, dan konsumen dengan

rentang pendapatan per bulan Rp2 000 000 sampai Rp2 900 000 sebesar 6 persen.

Data yang diperoleh ini menunjukkan bahwa secara umum konsumen Madu

Pramuka adalah orang-orang yang memiliki tingkat pendapatan per bulan yang

cukup tinggi. Data karaktersitik konsumen berdasarkan pendapatan setiap bulan

dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pendapatan setiap Bulan

No. Jumlah pendapatan setiap bulan Jumlah (orang) Persentase (%)

1 ≥ p7 000 000 44 44

2 Rp6 000 000 – Rp6 900 000 17 17

3 Rp5 000 000 - Rp5 900 000 11 11

4 Rp4 000 000 - Rp4 900 000 12 12

5 Rp3 000 000 - Rp3 900 000 10 10

6 Rp2 000 000 – Rp2 900 000 6 6

Jumlah 100 100

Uji Validitas

Hasil uji validitas dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak semua

atribut produk Madu Pramuka dapat digunakan dalam penelitian (tidak valid).

Cochran test tahap 1 menunjukkan hasil nilai Q hitung sebesar 106.685

sedangkan nilai Q tabel sebesar 23.685, dimana Q hitung > Q tabel maka tolak H0

(tidak valid). Pengujian perlu dilanjutkan dengan mengeluarkan jawaban yang

mempunyai proporsi terkecil yaitu jawaban pada atribut material kemasan.

Pengujian selanjutnya hanya menggunakan 14 atribut dan diperoleh nilai Q hitung

pada Cochran test tahap 2 sebesar 74.428 sedangkan nilai Q tabel sebesar 22.362.

Hal ini berarti bahwa Q hitung > Q tabel maka tolak H0 (tidak valid). Pengujian

perlu dilanjutkan dengan mengeluarkan jawaban yang mempunyai proporsi

terkecil yaitu jawaban pada atribut iklan dan promosi. Pada Cochran test tahap 3

hanya menggunakan 13 atribut, diperoleh hasil nilai Q hitung sebesar 57.485

sedangkan nilai Q tabel sebesar 21.026, Q hitung > Q tabel maka tolak H0 (tidak

valid).

Pengujian perlu dilanjutkan dengan mengeluarkan jawaban yang

mempunyai proporsi terkecil yaitu jawaban pada atribut warna madu. Pengujian

Cochran test tahap 4 pada 12 atribut diperoleh hasil nilai Q hitung sebesar 37.865

sedangkan nilai Q tabel sebesar 19.675, hal ini berarti bahwa Q hitung > Q tabel

maka tolak H0 (tidak valid). Pengujian perlu dilanjutkan dengan mengeluarkan

jawaban yang mempunyai proporsi terkecil yaitu jawaban pada atribut variasi

35

35

kemasan. Pengujian selanjutnya hanya menggunakan 11 atribut dan diperoleh

nilai Q hitung sebesar 15.258 sedangkan Q tabel sebesar 19.675, berdasarkan hasil

pengujian menunjukkan bahwa Q tabel > Q hitung maka terima H0 (valid), ke 11

atribut dapat digunakan dalam penelitian. Atribut penelitian yang digunakan

dalam penelitian disajikan pada Tabel 13.

Tabel 13 Atribut Penelitian

No Atribut

1 Rasa Madu

2 Pilihan Jenis Madu

3 Kekentalan

4 Aroma

5 Harga

6 Manfaat

7 Volume

8 Merek

9 Keaslian produk

10 Kemudahan memperoleh produk

11 Informasi pada kemasan (tgl kadaluarsa, izin BPPOM RI dan label halal)

Uji Reliabilitas

Hasil uji reliabilitas menggunakan metode Hoyt test menunjukkan hasil

bahwa keseluruhan atribut produk Madu Pramuka reliable karena memiliki nilai

r11 20.74 sedangkan nilai r product moment 0.361, maka 20.74 > 0.31. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa semua atribut konsisten pada pengukurannya

untuk digunakan dalam penelitian ini .

Importance Performance Analysis (IPA)

Peningkatan tingkat kepentingan sulit untuk dilakukan oleh pihak

perusahaan karena penilaian tergantung dari konsumen yang menganggap suatu

atribut penting sesuai dengan kebutuhannya. Perbaikan atribut untuk

meningkatkan kepuasan konsumen tidak serta merta dapat dilakukan oleh

perusahaan karena keterbatasan sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan.

Adanya keterbatasan tersebut mendorong perusahaan harus mampu

mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki untuk memperbaiki kinerja atribut

yang memberikan manfaat lebih besar terhadap peningkatan kepuasan konsumen.

Untuk mengetahui prioritas kinerja atribut apa saja yang perlu dilakukan

perbaikan dan peningkatan dapat dilakukan melalui pemetaan menggunakan

diagram Importance Performance Analysis.

Metode Importance Performance Analysis digunakan untuk mengetahui

keadaan masing-masing atribut Madu Pramuka berdasarkan tingkat kepentingan

dan kinerja menurut persepsi konsumen. Hasil dari penilaian konsumen terhadap

tingkat kepentingan dan tingkat kinerja Madu Pramuka diplotkan dalam diagram

kartesius yang terbagi dalam empat kuadran. Penentuan letak atribut pada masing-

36

masing kuadran didasarkan dari rata-rata tingkat kepentingan dan tingkat kinerja

atribut Madu Pramuka. Nilai rata-rata tingkat kepentingan Madu Pramuka adalah

4.13 dan nilai rata-rata tingkat kinerja adalah 3.93. Nilai tersebut digunakan

sebagai garis tengah dalam diagram IPA seperti yang disajikan dalam Gambar 6.

Untuk nilai rata-rata tingkat kepentingan dan tingkat kinerja Madu Pramuka

disajikan dalam Tabel 14.

Tabel 14 Nilai Rata-Rata Atribut Madu Pramuka berdasarkan Tingkat

Kepentingan dan Tingkat Kinerja

No. Atribut Tingkat Kepentingan

(Importance)

Tingkat Kinerja

(Performance)

1 Rasa madu 4.15 4.07

2 Pilihan jenis madu 3.91 4.06

3 Kekentalan 3.8 3.97

4 Aroma 3.74 3.91

5 Harga 3.99 3.82

6 Manfaat 4.59 4.27

7 Volume 3.81 3.92

8 Merek 3.95 3.96

9 Keaslian produk 4.75 4.23

10 Kemudahan memperoleh produk 4.33 3.1

11 Imformasi pada kemasan (tgl

kadaluarsa, izin BPPOM RI dan

label halal)

4.41 3.9

Rata-rata 4.13 3.93

Gambar 6 Diagram Kartesius Importance Performance Analysis Madu Pramuka

37

37

Keterangan:

1 = Rasa madu 7 = Volume

2 = Pilihan jenis madu 8 = Merek

3 = Kekentalan 9 = Keaslian produk

4 = Aroma 10 = Kemudahan memperoleh produk

5 = Harga 11 = Informasi pada kemasan

6 = Manfaat

Pemetaan tingkat kepentingan dan tingkat kinerja pada diagram cartesius

ini dapat membantu pihak perusahan untuk melakukan perbaikan atribut yang

dianggap penting oleh konsumen. Penggolongan atribut-atribut Madu Pramuka

dalam diagram adalah sebagai berikut :

1) Kuadaran I (prioritas utama)

Atribut dalam kuadran I dinilai memiliki kepentingan yang tinggi oleh

konsumen namun tingkat kinerja masih rendah. Oleh karena itu, atribut yang

terdapat pada kuadran I perlu mendapat prioritas utama bagi pihak perusahaan

untuk dilakukan perbaikan dan peningkatan kinerja. Berdasarkan hasil

penelitian, atribut yang berada pada kuadaran I adalah kemudahan

memperoleh produk dan informasi pada kemasan.

Atribut kemudahan memperoleh produk memiliki nilai rataan tingkat

kinerja 3.1 dan nilai rataan tingkat kepentingan 4.33. Kemudahan memperoleh

Madu Pramuka merupakan atribut yang dinilai penting oleh konsumen namun

memiliki kinerja yang masih rendah mengingat distribusi Madu Pramuka yang

masih terbatas hanya pada beberapa gerai pribadi milik PT. Madu Pramuka.

Gerai pusat Madu Pramuka terletak di kawasan Cibubur. Gerai pusat ini

merupakan gerai dengan pengunjung terbanyak dibandingkan gerai yang

lainnya karena konsumen lebih memilih membeli produk di gerai pusat dari

pada di gerai lainnya yang tersedia dibeberapa lokasi di kawasan Jakarta. Hal

ini disebabkan oleh ketidakpercayaan konsumen terhadap keaslian madu yang

dijual di gerai lain selain di gerai pusat. Namun akses konsumen yang berasal

dari luar Jakarta khususnya Jakarta Timur mengaku kesulitan untuk

menjangkau lokasi perusahaan. Para konsumen yang berasal dari luar Jakarta

ini umumnya menyempatkan untuk membeli Madu Pramuka pada hari libur

kerja yaitu pada Hari Sabtu atau Minggu sedangkan pada hari-hari tersebut

jalan untuk akses ke gerai pusat dalam kondisi macet.

Oleh karena itu, atribut ini memiliki kinerja yang lebih rendah

dibandingkan nilai kinerja rata-rata dan bahkan memiliki tingkat nilai kinerja

terendah dibandingkan atribut lainnya. Sebagian besar masyarakat saat ini

cenderung lebih menyukai kepraktisan terutama mereka yang mempunyai

aktivitas yang padat. Tidak semua konsumen Madu Pramuka yang berada

diluar Jakarta dapat meluangkan waktu kapanpun untuk membeli Madu

Pramuka yang terletak di gerai pusat. Maka dari itu tingkat kinerja kemudahan

memperoleh Madu Pramuka harus lebih ditingkatkan. Pihak perusahaan dapat

membuka gerai cabang yang lebih banyak dibeberapa lokasi diluar Cibubur

yang terdapat banyak konsumen dengan kondisi gerai yang lebih menarik.

Selain itu, pihak PT. Madu Pramuka juga dapat lebih meyakinkan konsumen

bahwa Madu Pramuka yang dijual digerai lain selain gerai pusat terjamin

38

keasliannya sehingga konsumen dapat melakukan pembelian Madu Pramuka

di gerai yang lebih mudah dijangkau.

Informasi pada kemasan produk Madu Pramuka seperti tanggal

kadaluarsa, izin BPPOM RI dan label halal memiliki nilai rataan tingkat

kepentingan sebesar 4.41 dan nilai rataan tingkat kinerja sebesar 3.9.

Informasi pada kemasan merupakan atribut yang dinilai penting oleh

konsumen namun memiliki kinerja yang masih rendah. Madu memiliki

kandungan nutrisi cukup lengkap yang baik bagi kesehatan. Namun, madu

harus dikonsumsi secara benar agar manfaat positif bagi kesehatan dapat

dirasakan oleh konsumen. Selain itu, madu juga harus disimpan dengan cara

yang benar seperti tidak boleh terpapar sinar matahari langsung dan tidak

disimpan dalam lemari pendingin. Hal ini untuk menjaga agar madu dalam

kemasan tidak meledak dan kandungan nutrisi yang terdapat pada madu tidak

rusak. Informasi mengenai hal tersebut belum dicantumkan secara lengkap

dalam kemasan Madu Pramuka, sehingga informasi pada kemasan dinilai

belum lengkap oleh konsumen.

Kelengkapan informasi pada kemasan merupakan salah satu aspek penting

sebagai sarana untuk menyampaikan isi produk kepada konsumen. Oleh

karena itu, PT. Madu Pramuka perlu melakukan perbaikan terhadap

kelengkapan informasi pada kemasan. Kelengkapan informasi terkait cara

konsumsi dan penyimpanan yang baik serta benar pada produk madu dapat

ditambahkan dalam kemasan untuk melengkapi informasi yang telah ada.

Dengan demikian, konsumen dapat mengkonsumsi Madu Pramuka dengan

benar sehingga manfaat positif dari mengkonsumsi madu lebih dapat

dirasakan oleh konsumen. Selain itu, konsumen juga perlu diyakinkan bahwa

produk madu yang dihasilkan oleh PT. Madu Pramuka adalah madu asli.

2) Kuadran II (pertahankan prestasi)

Atribut-atribut yang masuk dalam kuadran II merupakan atribut yang

dinilai penting oleh konsumen dan telah memiliki kinerja yang baik. Oleh

karena itu perusahaan perlu mempertahankan dan menjaga kualitas atribut-

atribut yang terletak dalam kuadran II karena hal tersebut sangat berpengaruh

terhadap kepuasan konsumen. Atribut yang termasuk dalam kuadran II ini

adalah atribut rasa madu, manfaat produk, dan keaslian produk.

Berdasarkan hasil analisis data, atribut rasa madu memiliki nilai rataan

tingkat kepentingan sebesar 4.15 dan nilai rataan tingkat kinerja sebesar 4.07.

Dari hasil nilai rataan ini posisi atribut rasa madu dalam diagram IPA

cenderung mendekati kuadran IV yang berarti bahwa tingkat kepentingan

atribut ini tidak terlalu penting bagi konsumen sehingga perusahaan dapat

lebih memprioritaskan pada perbaikan atribut lain yang berada pada kuadran I

dan III. Madu Pramuka memiliki rasa manis berasal dari nektar bunga. PT.

Madu Pramuka tidak memberikan perlakuan tambahan dalam memproduksi

Madu. Madu yang dihasilkan tidak dapat diatur tingkat kemanisannya agar

sesuai dengan selera konsumen karena rasa manis yang dihasilkan madu

tergantung dari jenis nektar bunga yang menjadi pakan lebah. Hal ini

dilakukan karena perusahaan ingin tetap menjaga keaslian madu. Menurut

responden rasa Madu Pramuka sudah sesuai dengan selera konsumen tanpa

dicampur zat tambahan apapun sehingga keaslian madu tetap terjaga.

39

39

Atribut lainnya yang termasuk dalam kuadran II adalah manfaat produk.

Berdasarkan hasil penelitian, atribut manfaat produk memiliki nilai rataan

tingkat kepentingan sebesar 4.59 dan tingkat nilai rataan kinerja sebesar 4.27.

Atribut ini memiliki nilai tingkat kepentingan yang tinggi dan kinerja yang

baik menurut konsumen sehingga perusahaan perlu mempertahankan kualitas

madu agar kinerja manfaat madu tetap baik. Madu Pramuka memiliki berbagai

kandungan nutrisi lengkap yang bermanfaat bagi kesehatan. Manfaat yang

diperoleh dari mengkonsumsi Madu Pramuka antara lain dapat meningkatkan

daya tahan tubuh, memperbaiki metabolisme tubuh, mengobati penyakit maag

dan mengobati luka. Kandungan berbagai nutrisi yang bermanfaat untuk

kesehatan dalam produk Madu Pramuka telah dirasakan oleh para konsumen.

Konsumen menilai manfaat yang diberikan Madu Pramuka telah sesuai

dengan harapan mereka karena Madu Pramuka memiliki keaslian dan kualitas

produk yang selalu dipertahankan.

Nilai rataan tingkat kepentingan atribut keaslian Madu Pramuka sebesar

4.75 dan nilai rataan tingkat kinerja sebesar 4.23. Berdasarkan nilai rataan

tersebut menunjukkan bahwa konsumen menilai kinerja atribut ini baik karena

nilai rataan atribut keaslian diatas nilai kinerja rata-rata produk. Keaslian

produk merupakan pertimbangan penting bagi konsumen ketika memilih

madu, mengingat saat ini banyak madu tiruan yang beredar dipasaran dan sulit

dibedakan. Keaslian produk madu didapatkan ketika madu tidak mengalami

proses tambahan pencampuran zat lain dan konsumen menilai keaslian produk

Madu Pramuka telah terjamin. Hal ini didasarkan pada khasiat positif Madu

Pramuka yang telah dirasakan konsumen. Oleh karena itu PT. Madu Pramuka

perlu mempertahankan kinerja keaslian madu agar kualitasnya tetap terjaga.

3) Kuadran III (prioritas rendah)

Kuadran III merupakan kuadran yang menggambarkan prioritas rendah.

Atribut yang termasuk dalam kuadran III ini terdiri dari aroma, harga, dan

volume. Atribut-atribut ini merupakan atribut yang dianggap kurang penting

oleh konsumen dan pada kenyataannya kinerja atribut tidak terlalu baik.

Peningkatan kinerja atribut ini perlu dipertimbangkan kembali oleh pihak

perusahaan karena pengaruhnya terhadap kepuasan konsumen sangat kecil.

Aroma merupakan salah satu atribut yang mencirikan produk Madu

Pramuka. Aroma madu dihasilkan dari sumber nektar bunga yang digunakan

sebagai pakan lebah. Nilai rataan tingkat kepentingan atribut aroma sebesar

3.74 dan nilai rataan tingkat kinerja sebesar 3.91. Berdasarkan nilai rataan

tersebut menunjukkan bahwa konsumen menilai tingkat kinerja atribut aroma

tidak terlalu baik dan tingkat kepentingannya rendah. Oleh karena itu apabila

pihak perusahaan ingin meningkatkan tingkat kinerja atribut aroma maka

perusahaan perlu mempertimbangkan kembali mengingat tingkat kepentingan

dari atribut ini dinilai rendah oleh konsumen.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil nilai rataan tingkat

kepentingan atribut harga sebesar 3.99 dan nilai rataan tingkat kinerja sebesar

3.82. Harga Madu Pramuka dinilai belum memiliki kinerja yang baik oleh

konsumen. Harga yang dimiliki Madu Pramuka saat ini cukup tinggi bila

dibandingkan produk madu lainnya dan mengalami perubahan harga yang

terus meningkat. Namun adanya manfaat kesehatan yang dirasakan, konsumen

tetap membeli Madu Pramuka karena harga yang tinggi dinilai sebanding

40

dengan kualitas yang didapatkan oleh konsumen. Selain adanya manfaat

kesehatan, keyakinan konsumen akan keaslian Madu Pramuka juga

menjadikan tingkat kepentingan terhadap atribut harga rendah. Hal ini

berdasarkan hasil Importance Performance Analysis, atribut manfaat dan

keaslian produk dinilai memiliki kinerja yang baik oleh konsumen. Hasil

analisis terhadap karakteristik responden juga menunjukkan bahwa umumnya

konsumen Madu Pramuka adalah orang-orang yang memiliki tingkat

pendapatan per bulan yang cukup tinggi. Oleh karena itu perusahaan perlu

mempertimbangkan kembali apabila ingin meningkatkan kinerja atribut harga.

Namun apabila perusahaan memiliki sumberdaya yang memadai, maka

perusahaan dapat menjaga kestabilan harga agar tidak mengalami kenaikan

terus menerus melebihi tingkat harga optimum berdasarkan analisis

sensitivitas harga yang telah dilakukan yaitu sebesar Rp115 000. Karena

tingkat harga yang terlalu tinggi dapat berpengaruh terhadap minat pembelian

konsumen.

Nilai rataan tingkat kepentingan atribut volume sebesar 3.81 dan nilai

rataan tingkat kinerja sebesar 3.92. Volume Madu Pramuka tersedia dalam

berbagai ukuran yang disediakan sesuai dengan kebutuhan konsumsi

konsumen. Konsumen yang membeli Madu Pramuka untuk konsumsi keluarga

biasanya melakukan pembelian dengan volume yang banyak dan sebaliknya

konsumen yang membeli untuk konsumsi sendiri membeli madu dalam

volume kecil. Namun karena mayoritas konsumen Madu Pramuka sudah

berkeluarga maka sebagian besar konsumen membeli madu dengan volume

besar. Berdasarkan hal ini, maka pihak perusahaan perlu mempertimbangkan

kembali apabila ingin meningkatkan kinerja atribut volume. Karena atribut ini

memiliki tingkat kepentingan yang rendah.

4) Kuadran IV (berlebihan)

Atribut yang termasuk ke dalam kuadran IV terdiri dari pilihan jenis madu,

kekentalan, dan merek. Ketiga atribut tersebut dianggap kurang penting oleh

konsumen namun pelaksanaannya telah dilakukan dengan sangat baik sehingga

dianggap berlebihan. Perusahaan dapat mengurangi kinerja atribut-atribut yang

masuk adalam kuadran IV ini jika memang dirasa perlu agar dapat menghemat

biaya.

Pilihan jenis madu yang tersedia cukup banyak sehingga kinerjanya dinilai

baik oleh konsumen dengan nilai rataan tingkat kepentingan sebesar 3.91 dan

nilai rataan tingkat kinerja sebesar 4.06. Perusahaan menyediakan berbagai

pilihan jenis madu yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Namun

atribut ini bukan menjadi atribut yang sangat dipertimbangkan konsumen

dalam membeli Madu Pramuka. Konsumen menganggap bahwa pilihan jenis

madu tidak cukup penting karena secara umum rasa dan manfaat yang

terkandung dalam madu pada umumnya sama. Perusahaan dapat menurunkan

beberapa kinerja atribut seperti memilih salah satu rasa madu yang memiliki

manfaat khusus sama, dengan menekan biaya produksi tanpa mengurangi

tingkat kepuasan konsumen tehadap kinerja atribut agar dapat menghemat

biaya.

Atribut kekentalan madu memiliki nilai rataan tingkat kepentingan sebesar

3.8 dan nilai rataan tingkat kinerja sebesar 3.97. Tingkat kekentalan Madu

Pramuka tidak dapat dikendalikan oleh pihak perusahaan karena tingkat

41

41

kekentalan tergantung pada curah hujan pada saat budidaya lebah madu

dilaksanakan. Konsumen menilai tingkat kinerja madu sudah baik namun

mereka tidak terlalu mementingkan atribut ini sebagai pertimbangan ketika

membeli Madu Pramuka.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai rataan tingkat kepentingan

atribut merek sebesar 3.95 dan nilai rataan tingkat kinerja madu sebesar 3.96.

Konsumen menilai kinerja atribut merek sudah baik dengan tingkat

kepentingan yang rendah. Penggunaan nama Madu Pramuka sebagai merek

madu merupakan kelebihan yang dimiliki karena dengan nama ini konsumen

lebih mudah mengingat merek tersebut dan sekaligus dapat mencerminkan

kualitas melalui pencitraan konsumen terhadap gerakan pramuka. PT. Madu

Pramuka tidak perlu menurunkan kinerja atribut merek dengan mengganti

menggunakan nama lain karena dengan merek Madu Pramuka, perusahaan

telah menciptakan keunggulan dibandingkan merek madu lain salah satunya

adalah kepercayaan konsumen terhadap keaslian produk dan manfaat positifnya

untuk kesehatan.

Customer Satisfaction Index (CSI)

Tingkat kepuasan konsumen Madu Pramuka secara keseluruhan dapat

diketahui dengan mengukur Customer Satisfaction Index (CSI) berdasarkan nilai

rata-rata tingkat kepentingan dan kinerja masing-masing atribut Madu Pramuka.

Untuk mendapatkan nilai CSI, diperlukan beberapa tahapan. Tahapan tersebut

dimulai dari mencari nilai weight factor masing – masing atribut. Weight factor

masing – masing atribut didapat dari skor rata – rata kepentingan tiap atribut

dibagi jumlah dari skor rata – rata kepentingan. Tahapan berikutnya mencari nilai

weight score tiap atribut. Nilai weight score tiap atribut didapat dari perkalian

antara weight factor tiap atribut dengan skor rataan kinerja tiap atribut. Tahapan

berikutnya mencari nilai CSI. Nilai CSI didapat dari pembagian antara jumlah

weight score dengan skor terbesar dari Skala Likert yaitu 5. Hasil perhitungan CSI

untuk konsumen Madu Pramuka dapat dilihat pada Tabel 15.

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai CSI Madu Pramuka

sebesar 78.63. Didasarkan pada indeks kepuasan, nilai CSI Madu Pramuka

sebesar 78.63 (0.7863) berada pada rentang 0.61 hingga 0.80. Nilai tersebut

menunjukkan bahwa secara umum konsumen Madu Pramuka berada pada kriteria

puas dengan produk. Anggapan puas ini dikarenakan PT. Madu Pramuka telah

memberikan kinerja yang baik pada atribut-atribut yang dinilai penting oleh

konsumen ketika mengkonsumsi Madu Pramuka. Maka berdasarkan tingkat

kinerja atribut Madu Pramuka yang dijadikan pertimbangan bagi konsumen ketika

membeli produk, dinilai telah mampu memenuhi keinginan konsumen.

Meskipun rentang kriteria yang dicapai berdasarkan nilai CSI berada pada

kriteria puas, pihak perusahaan harus tetap melakukan perbaikan dan peningkatan

kinerja produk Madu Pramuka yang dinilai konsumen masih memiliki kinerja

yang rendah namun memiliki tingkat kepentingan yang tinggi bagi konsumen

seperti atribut kemudahan memperoleh produk dan informasi pada kemasan,

karena kedua atribut ini dinilai berpengaruh besar terhadap kepuasan konsumen

yang dicerminkan dari tingkat kepentingannya tinggi bagi konsumen. Hal ini

42

dikarenakan nilai CSI sebesar 78.63 dianggap belum mampu meningkatkan

jumlah konsumen untuk terus melakukan pembelian Madu Pramuka. Pihak

perusahaan harus terus melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja produk agar

lebih banyak konsumen yang masuk ke dalam kelompok konsumen yang merasa

puas terhadap Madu Pramuka. Karena sebesar 21.37 persen harapan konsumen

Madu Pramuka belum mampu dipuaskan oleh PT. Madu Pramuka mengingat

setiap waktu kepuasan konsumen dapat berubah tergantung dari tingkat

kepentingan yang diprioritaskan konsumen. Konsumen yang merasa puas

terhadap produk Madu Pramuka memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk

melakukan pembelian ulang.

Harapan konsumen yang belum terpenuhi sehingga mereka tidak puas

terhadap Madu Pramuka dapat dikarenakan perbedaan penilaian tingkat

kepentingan dan kinerja dari masing-masing konsumen. Dengan demikian,

perusahaan harus lebih mengetahui atribut-atribut apa saja yang dinilai konsumen

sebagai prioritas atribut yang penting ketika mengkonsumsi madu agar perusahaan

dapat melakukan perbaikan terhadap produk sehingga sesuai dengan kebutuhan

dan keinginan konsumen.

Tabel 15 Perhitungan Costumer Satisfaction Index

Kode Atribut Mean

Important

Score

Weight

Factors

(%)

Mean

Satisfaction

Score

Weight

Score

1 Rasa Madu 4.15 9.13 4.07 0.37

2 Pilihan Jenis Madu 3.91 8.61 4.06 0.35

3 Kekentalan 3.8 8.36 3.97 0.33

4 Aroma 3.74 8.23 3.91 0.32

5 Harga 3.99 8.78 3.82 0.34

6 Manfaat 4.59 10.10 4.27 0.43

7 Volume 3.81 8.39 3.92 0.33

8 Merek 3.95 8.69 3.96 0.34

9 Keaslian produk 4.75 10.46 4.23 0.44

10 Kemudahan

memperoleh produk

4.33 9.53 3.1 0.30

11 Informasi pada

kemasan

4.41 9.71 3.9 0.38

Total 45.43 100 43.2 3.93

Customer Satisfaction

Index (%)

CSI = (3.93 : 5)X 100%

= 78.63

Analisis Sensitivitas Harga

Analisis sensitivitas harga merupakan analisis yang digunakan untuk

mendapatkan rentang harga yang relevan bagi konsumen. Hasil dari analisis

sensitivitas dibedakan dalam lima tingkat harga yang terdiri dari tingkat tertinggi

bagi produk atau Marginal Expensive Point (MEP), tingkat harga terendah bagi

produk atau Marginal Cheap Point (MCP), tingkat harga optimum bagi produk

atau Optimum Price Point (OPP), tingkat harga minimum bagi produk atau

43

43

Indifference Price Point (IPP) dan rentang harga yang wajar bagi produk atau

Range of Acceptible Price (RAP). Lima tingkatan harga ini dihasilkan setelah

responden memilih harga tertentu untuk setiap kategori harga yang ditanyakan

dalam analisis sensitivitas melalui kuesioner. Kategori harga tersebut terdiri dari

harga sangat murah, harga murah, harga mahal, dan harga sangat mahal.

Harga Madu Pramuka ukuran 650 ml berbeda-beda tergantung dari jenis

sumber nektar, daftar harga produk Madu Pramuka ukuran 650 ml disajikan

dalam Tabel 16.

Tabel 16 Daftar Harga Madu Pramuka Ukuran 650 ml

No. Janis Madu Harga

1 Madu Bunga Kapuk Rp105 000

2 Madu Lebah Liar/Hutan Rp105 000

3 Madu Kaliandra/Jambu Air/Rambutan/Kopi Rp105 000

4 MaduMultiflora/Karet/Mahoni/Jambu

Mete/Mangga/Durian/Apel/Cengkeh

Rp 85 000

5 Madu Super (Madu+Tepung Sari+Royal Jelly) /Sonokeling Rp110 000

6 Madu Royal Jelly (Madu+Royal Jelly) Rp 95 000

7 Madu Pollen (Madu+Bee Pollen/Tepung) Rp 95 000

Sumber : PT. Madu Pramuka

Harga Madu Pramuka super ukuran 650 ml saat ini Rp110 000. Analisis

sensitivitas ini digunakan untuk mengetahui tingkat harga terendah, tingkat harga

tertinggi, tingkat harga minimum, tingkat harga optimum, dan rentang harga

Madu Pramuka super ukuran 650 ml yang dapat diterima oleh kosumen. Rentang

harga yang digunakan pada rentang harga minimum adalah Rp65 000 hingga

harga maksimum Rp155 000. Pemilihan rentang harga ini berdasarkan hasil

survey harga madu rata-rata ukuran 650 ml di pasaran. Dari rentang harga ini

ditentukan sepuluh titik harga berbeda untuk dipilih oleh responden. Sepuluh titik

harga merupakan harga dengan selisih Rp10 000, hal ini berdasarkan

pertimbangan dari pihak Madu Pramuka bahwa kenaikan harga umumnya berkisar

sebesar 5 sampai 10 persen dari harga sebelumnya. Selain itu nilai nominal

Rp10 000 juga diasumsikan sebagai harga psikologis, dimana berdasarkan survey

yang telah dilakukan, perubahan harga Rp10 000 pada produk Madu Pramuka

dapat mempengaruhi pembelian konsumen.

Berdasarkan hasil penelitian, pada kategori tingkat harga terlalu murah

diperoleh data bahwa sebanyak 42 responden memilih harga Rp65 000, sebagai

harga yang terlalu murah bagi produk Madu Pramuka super ukuran 650 ml.

Sejumlah 42 responden menyatakan bahwa harga Madu Pramuka super terlalu

murah adalah pada tingkat harga Rp75 000. 8 orang responden memilih pada

tingkat harga Rp95 000 sebagai harga yang terlalu murah bagi produk Madu

Pramuka super, 7 orang responden memilih pada tingkat harga Rp85 000 dan 1

orang responden menilai bahwa harga Madu Pramuka super terlalu murah pada

tingkat harga Rp115 000. Data hasil penilaian responden terhadap kategori harga

terlalu murah dapat dilihat pada Tabel 17.

Harga produk Madu Pramuka super ukuran 650 ml dinilai murah pada

tingkat harga Rp95 000 oleh sebanyak 41 responden. Sebanyak 39 responden

lainnya menilai harga Madu Pramuka super ukuran 650 ml murah pada tingkat

44

harga Rp85 000. Sebanyak 12 responden menilai harga Madu Pramuka super

ukuran 650 ml tergolong murah pada tingkat harga Rp75 000, 6 responden lainnya

menilai murah pada tingkat harga Rp65 000 dan 2 orang responden menilai bahwa

produk Madu Pramuka super ukuran 650 ml tergolong murah pada tingkat harga

Rp105 000. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian, penilaian

terbesar oleh responden pada tingkat harga madu super murah berada pada tingkat

harga Rp95 000. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen Madu Pramuka adalah

orang-orang yang sangat mementingkan harga yang sebanding dengan kualitas

produk yang diberikan. Sebagian besar konsumen menilai bahwa harga

merupakan indikator kualitas suatu produk.

Harga produk Madu Pramuka super ukuran 650 ml dinilai mahal pada

tingkat harga Rp125 000 oleh sebanyak 35 responden. Sebagian responden lain

yaitu sebanyak 30 orang menilai Madu Pramuka super ukuran 650 ml mahal pada

tingkat harga Rp115 000, 16 responden lainnya menilai mahal pada tingkat harga

Rp135 000. Sebanyak 10 responden menilai harga Madu Pramuka super ukuran

650 ml tergolong mahal pada tingkat harga Rp145 000, 7 responden menilai harga

Madu Pramuka super ukuran 650 ml tergolong mahal pada tingkat harga

Rp105 000 dan 2 responden menilai Madu Pramuka super ukuran 650 ml

tergolong mahal pada tingkat harga Rp95 000.

Berdasarkan hasil penelitian, pada kategori harga sangat mahal sebanyak

36 responden menilai bahwa Madu Pramuka super ukuran 650 ml tergolong

sangat mahal pada tingkat harga Rp155 000. Responden lainnya sebanyak 33

orang menilai Madu Pramuka super sangat mahal pada tingkat harga Rp145 000,

21 responden menilai harga sangat mahal pada tingkat harga Rp135 000.

Sebanyak 7 responden menilai harga Madu Pramuka super sangat mahal pada

tingkat harga Rp125 000, seorang responden menilai harga sangat mahal pada

tingkat harga Rp115 000, dan 2 orang responden menilai Madu Pramuka super

ukuran 650 ml tergolong sangat mahal pada tingkat harga Rp105 000. Data

penilaian responden terhadap harga jual Madu Pramuka super ukuran 650 ml

dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17 Penilaian Responden Terhadap Harga Jual Madu Pramuka Super Ukuran

650 ml pada Berbagai Kategori Harga

No. Harga

(Rp.)

Sangat Murah Murah Mahal Sangat Mahal

Jumlah

(orang)

(%) Jumlah

(orang)

(%) Jumlah

(orang)

(%) Jumlah

(orang)

(%)

1 65 000 42 42 6 6 0 0 0 0

2 75 000 42 42 12 12 0 0 0 0

3 85 000 7 7 39 39 0 0 0 0

4 95 000 8 8 41 41 2 2 0 0

5 105 000 0 0 2 2 7 7 2 2

6 115 000 1 1 0 0 30 30 1 1

7 125 000 0 0 0 0 35 35 7 7

8 135 000 0 0 0 0 16 16 21 21

9 145 000 0 0 0 0 10 10 33 33

10 155 000 0 0 0 0 0 0 36 36

Total 100 100 100 100 100 100 100 100

45

45

Analisis sensitivitas harga selanjutnya adalah mengenai tingkat harga

minimum atau Indifference Price Point (IPP), tingkat harga optimum (OPP),

tingkat harga terendah (MCP), tingkat harga tertinggi serta range harga yang dapat

diterima bagi konsumen Madu Pramuka super ukuran 650 ml.

Penentuan tingkat harga minimum (IPP) pada produk Madu Pramuka

super ukuran 650 ml diperoleh saat jumlah responden yang menilai pada tingkat

harga tertentu harga Madu Pramuka super tergolong murah sama dengan jumlah

responden yang menilai pada tingkat harga tertentu harga Madu Pramuka super

tergolong mahal. Dalam bentuk grafik, IPP dapat diperoleh melalui perpotongan

antara garis yang menununjukkan harga dalam kategori murah dan harga dalam

kategori mahal. Perpotongan antara kedua garis merupakan kombinasi antara

besarnya persentase responden yang memilih tingkat harga dalam kategori harga

murah dan responden yang memilih tingkat harga dalam kategori harga mahal

pada sumbu Y. Berdasarkan grafik pada Gambar 7, perpotongan garis yang

menunjukkan tingkat harga minimum pada produk Madu Pramuka super berada

pada tingkat harga Rp105 000. Harga minimum produk Madu Pramuka tersebut

menunjukkan bahwa tingkat harga murah untuk Madu Pramuka super menurut

penilaian responden berada pada tingkat harga Rp105 000. Grafik perpotongan

garis antara kategori harga mahal dengan kategori harga murah yang

menunjukkan harga minimum produk disajikan dalam Gambar 7.

Gambar 7 Grafik Indifference Pricing Point (IPP) Terhadap Harga Jual Madu

Pramuka Super Ukuran 650 ml.

Optimum Pricing Point (OPP) bagi produk menunjukkan harga yang

dinilai responden sebagai harga optimum. OPP didapatkan dari hasil perpotongan

antara garis yang menunjukkan tingkat harga terlalu murah dan garis yang

menunjukkan tingkat harga terlalu mahal. Pada titik OPP menunjukkan jumlah

yang seimbang antara penilaian responden yang menilai pada tingkat harga

tertentu Madu Pramuka super tergolong sangat murah dan responden yang menilai

pada tingkat harga tertentu Madu Pramuka super tergolong sangat mahal.

Berdasarkan grafik pada Gambar 8, perpotongan garis yang menunjukkan harga

optimum pada Madu Pramuka super berada pada tingkat harga Rp115 000. Pada

tingkat harga ini responden menilai bahwa tingkat harga tersebut berada pada

tingkat harga yang wajar sehingga konsumen masih bersedia untuk membeli

produk Madu Pramuka super. Grafik perpotongan garis antara kategori harga

0

10

20

30

40

50

Per

sen

tase

(%

)

Tingkat Harga

Murah

Mahal

IPP

46

sangat murah dengan kategori harga sangat mahal yang menunjukkan harga

optimum produk disajikan dalam Gambar 8.

Gambar 8 Grafik Optimum Pricing Point (OPP) Terhadap Harga Jual Madu

Pramuka Super Ukuran 650 ml

Marginal Expensive Point (MEP) menunjukkan harga yang dinilai

responden sebagai harga sangat mahal bagi produk. MEP didapatkan dari hasil

perpotongan antara garis yang menunjukkan tingkat harga mahal dan garis yang

menunjukkan tingkat harga terlalu mahal. Pada titik MEP menunjukkan jumlah

yang seimbang antara penilaian responden yang menilai pada tingkat harga

tertentu Madu Pramuka super tergolong mahal dan responden yang menilai pada

tingkat harga tertentu Madu Pramuka super tergolong sangat mahal. Berdasarkan

grafik pada Gambar 9, perpotongan garis yang menunjukkan harga tertinggi pada

Madu Pramuka super berada pada tingkat harga Rp135 000. Pada tingkat harga ini

responden menilai bahwa tingkat harga tersebut berada pada tingkat harga yang

terlalu mahal sehingga konsumen tidak bersedia untuk membeli produk Madu

Pramuka super. Grafik perpotongan garis antara kategori harga mahal dengan

kategori harga sangat mahal yang menunjukkan harga tertinggi produk disajikan

dalam Gambar 9.

Gambar 9 Grafik Marginal Expensive Point (MEP) Terhadap Harga Jual Madu

Pramuka Super Ukuran 650 ml

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45P

erse

nta

se (

%)

Tingkat Harga

Sangat Murah

Sangat Mahal

OPP

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Per

sen

tase

(%

)

Tingkat Harga

Mahal

Sangat MahalMEP

47

47

Marginal Cheap Point (MCP) menunjukkan harga yang dinilai responden

sebagai harga terendah bagi produk. MCP didapatkan dari hasil perpotongan

antara garis yang menunjukkan tingkat harga murah dan garis yang menunjukkan

tingkat harga terlalu murah. Pada titik MCP menunjukkan jumlah yang seimbang

antara penilaian responden yang menilai pada tingkat harga tertentu Madu

Pramuka super tergolong murah dan responden yang menilai pada tingkat harga

tertentu Madu Pramuka super tergolong sangat murah. Berdasarkan grafik pada

Gambar 10, perpotongan garis yang menunjukkan harga terendah pada Madu

Pramuka super berada pada tingkat harga Rp80 000. Pada tingkat harga ini

responden menilai bahwa tingkat harga tersebut berada pada tingkat harga yang

terlalu murah sehingga konsumen meragukan kualitas produk Madu Pramuka

super ukuran 650 ml. Grafik perpotongan garis antara kategori harga murah

dengan kategori harga sangat murah yang menunjukkan harga terendah produk

disajikan dalam Gambar 10.

Gambar 10 Grafik Marginal Cheap Point (MCP) Terhadap Harga Jual Madu

Pramuka Super Ukuran 650 ml

Hasil titik harga Marginal Cheap Point (MCP) dan Marginal Expensive

Point (MEP) menghasilkan Range of Acceptable Price (RAP). RAP menunjukkan

rentang harga wajar yang dapat diterima responden. RAP diperoleh berdasarkan

rentang harga antara perpotongan garis yang menunjukkan harga murah dan

terlalu murah, dengan perpotongan garis harga mahal dan sangat mahal.

Berdasarkan grafik pada gambar 11, RAP ini berada di antara rentang harga

Rp80 000 sampai Rp135 000. Selanjutnya, kisaran harga yang direkomendasikan

(Range of Recommended Price) untuk produk Madu Pramuka super ukuran 650

ml berada pada rentang harga untuk batas bawah sebesar Rp105 000 dan harga

batas atas sebesar Rp115 000. Oleh karena itu apabila PT. Madu Pramuka akan

menaikkan harga Madu Pramuka super ukuran 650 ml disarankan untuk tidak

melebihi batas atas Range of Recommended Price yaitu Rp115 000, karena

apabila pihak PT. Madu Pramuka menaikkan harga Madu Pramuka super ukuran

650 ml melebihi batas tersebut, hal ini dapat berdampak pada berkurangnya

volume penjualan.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Per

sen

tase

(%

)

Tingkat Harga

Murah

Sangat MurahMCP

48

Range of Acceptible Price

Gambar 11 Grafik Range of Acceptable Price (RAP) Terhadap Harga Jual Madu

Pramuka Super Ukuran 650 ml

Berdasarkan hasil analisis sensitivitas harga, diketahui bahwa harga Madu

Pramuka super ukuran 650 ml yang ditetapkan saat ini yaitu sebesar Rp110 000

berada pada rentang harga yang dapat diterima dan berada dibawah batas atas

tingkat harga yang direkomendasikan bagi produk Madu Pramuka super ukuran

650 ml. Hasil analisis sensitivitas harga Madu Pramuka super ukuran 650 ml

berdasarkan penilaian responden disajikan pada Tabel 18. Kebijakan penetapan

harga Madu Pramuka super ukuran 650 ml yang dilakukan oleh PT. Madu

Pramuka telah tepat. Hal ini mengindikasikan bahwa harga Madu Pramuka super

ukuran 650 ml bukan merupakan faktor utama yang berpengaruh terhadap

penurunan penjualan dan faktor utama yang berpengaruh terhadap tingkat

penjualan adalah adanya kinerja atribut produk yang tidak sesuai dengan harapan

konsumen seperti kemudahan memperoleh produk dan informasi pada kemasan

yang dicerminkan dari analisis Importance Performance Analysis bahwa kedua

atribut tersebut masuk dalam kuadran I, yang dinilai oleh konsumen memiliki

tingkat kepentingan tinggi namun tingkat kinerja belum mampu memenuhi

harapan konsumen sehingga berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.

Tabel 18 Hasil Analisis Sensitivitas Harga Produk Madu Pramuka Super Ukuran

650 ml

Analisis

Sensitivitas

Tingkat

Harga

Terendah

(MCP)

Tingkat

Harga

Minimum

(IPP)

Rentang

Harga

(RAP)

Tingkat

Harga

Optimum

(OPP)

Tingkat

Harga

Tertinggi

(MEP)

Madu Pramuka

650 ml

Rp80 000 Rp105 000 Rp80 000-

Rp135 000

Rp115 000 Rp135 000

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Per

sen

tase

(%

)

Tingkat Harga

Murah

Sangat Murah

Mahal

Sangat Mahal

IPP OPP MEP

MCP

Range of Recommended Prices

49

49

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Berdasarkan Importance Performance Analysis, atribut dalam kuadran I yaitu

atribut yang perlu mendapat prioritas utama untuk dilakukan perbaikan dan

peningkatan kinerja adalah kemudahan memperoleh produk serta informasi

pada kemasan, karena kedua tersebut dinilai memiliki tingkat kepentingan yang

tinggi bagi konsumen namun tingkat kinerja masih rendah. Atribut dalam

kuadran II yaitu atribut yang perlu dipertahankan kualitasnya adalah rasa madu,

manfaat produk, serta keaslian produk, karena kedua atribut tersebut dinilai

penting oleh konsumen dan telah memiliki tingkat kinerja yang tinggi. Atribut

dalam kuadran III terdiri dari aroma, harga, dan volume, ketiga atribut ini

dianggap kurang penting oleh konsumen dan pada kenyataannya kinerja atribut

tidak terlalu baik. Atribut dalam kuadran IV terdiri dari pilihan jenis madu,

kekentalan, serta merek, ketiga atribut tersebut dianggap kurang penting oleh

konsumen namun pelaksanaannya telah dilakukan dengan sangat baik sehingga

dianggap berlebihan

2. Berdasarkan hasil perhitungan CSI, kepuasan konsumen Madu Pramuka

sebesar 78.63 persen yang menunjukkan bahwa secara umum konsumen Madu

Pramuka puas terhadap produk.

3. Berdasarkan analisis sensitivitas harga, harga Madu Pramuka super ukuran 650

ml saat ini yaitu Rp110 000 berada pada rentang harga yang dapat diterima

yaitu sebesar Rp80 000 sampai Rp135 000 dan berada pada Range of

Recommended Prices yakni pada kisaran harga dengan batas bawah adalah

sebesar Rp105 000 dan batas atas sebesar Rp115 000.

Saran

1. PT. Madu Pramuka sebaiknya segera melakukan perbaikan kinerja terhadap

atribut yang terdapat pada kuadran I yaitu kemudahan memperoleh produk dan

informasi pada kemasan. Kinerja kemudahan memperoleh produk dapat

ditingkatkan dengan membuka gerai baru yang menarik di beberapa lokasi

yang strategis dengan pertimbangan daerah tersebut terdapat banyak konsumen

Madu Pramuka di luar kawasan Cibubur, serta dapat meyakinkan konsumen

bahwa Madu Pramuka yang dijual di gerai lain terjamin keasliannya. Hal ini

dapat dilakukan dengan lebih mensosialisasikan kepada para pengunjung yang

datang di gerai pusat bahwa gerai resmi Madu Pramuka juga terdapat di

kawasan lain dan keaslian produk terjamin sehingga konsumen dapat

melakukan pembelian Madu Pramuka di gerai lain yang lebih mudah dijangkau

oleh masing-masing konsumen. Kinerja informasi pada kemasan dapat

ditingkatkan dengan melengkapi informasi pada kemasan terkait cara konsumsi

dan penyimpanan yang baik serta benar pada produk madu.

2. Pada kondisi saat ini, selain memperbaiki kinerja atribut kemudahan

memperoleh produk dan informasi pada kemasan, PT. Madu Pramuka juga

harus mempertahankan kinerja atribut yang dinilai telah baik oleh konsumen

seperti atribut rasa madu, manfaat madu serta keaslian madu.

50

3. Tingkat harga optimum untuk Madu Pramuka super ukuran 650 ml adalah

sebesar Rp115 000, pada tingkat harga ini merupakan batas atas untuk range

harga yang disarankan atau Range of Recommended Prices . Apabila PT. Madu

Pramuka berencana untuk menaikkan harga Madu Pramuka super ukuran 650

ml, kebijakan yang dapat diambil adalah perusahaan dapat menaikkan harga

sampai pada batas tingkat harga optimum yaitu Rp115 000 karena penetapan

harga melebihi tingkat harga optimum dapat berdampak pada berkurangnya

volume penjualan. Hal ini untuk menghindari adanya keluhan konsumen yang

semakin banyak yang berimbas pada beralihnya konsumen ke produk pesaing

lainnya.

4. PT. Madu Pramuka agar lebih fokus pada pasar sasaran dengan lebih

memperhatikan karakteristik konsumen produk Madu Pramuka. Dari Hasil

penelitian diperoleh bahwa mayoritas konsumen Madu Pramuka adalah

konsumen laki-laki, berusia antara 25-34 tahun dengan penghasilan rata-rata

per bulan yang cukup tinggi. Sehingga apabila pihak perusahaan ingin

melakukan promosi ataupun merubah berbagai kebijakan terkait dalam hal

apapun dapat dilakukan dengan menyesuaikan terhadap preferensi individu

yang berusia dewasa dan berpenghasilan yang cukup tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Arief R. 2008. Analisis Kepuasan Konsumen Produk Susu Ultra Milk

[Skripsi]. Program Studi Manajemen Agribisnis. Fakultas

Pertanian. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Engel JF, Roger DB, Paul WM. 1994. Perilaku Konsumen. Jilid 1. Jakarta:

Binarupa Aksara.

Erwanto. 2005. Analisis Sensitivitas Harga dan Loyalitas Konsumen Terhadap

Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) di Kota Bogor [Skripsi].

Program Studi Agribisnis, Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi

Pertanian, Fakultas Pertanian. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Eugene WA, Vikas M. Strengthening the Satisfaction-Profit Chain. Journal of

Service Research, Vol. 3, No. 2, November 2000.

Fijria R. 2008. Analisis Sikap Konsumen dan Strategi Pemasaran Madu pada

Perusahaan Mutiara Tugu Ibu Cimangis Cibubur [Skripsi]. Program

Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan. Bogor: Institut

Pertanian Bogor.

Harnasari A. 2009. Analisis Proses Keputusan Pembelian dan Kepuasan

Konsumen Cimory Yoghurt Drink di Cimory Shop Bogor [skripsi].

Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Heriyana. 2008. Analisis Kepuasan Konsumen Madu Mutiara Tugu Ibu di Depok

Jawa Barat [Skripsi]. Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan,

Fakultas Peternakan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Indra UN. 2008. Analisis Sensitivitas Harga dan Loyalitas Konsumen

Terhadap Minyak Goreng Bimoli di Kota Bogor [Skripsi]. Program

Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian. Bogor:

Institut Pertanian Bogor.

[IPB] Institut Pertanian Bogor. 2012. Panduan Kuliah Metode Riset Bisnis. Bogor

51

51

Kotler P, Kevin LK. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga

Kotler P, Gary A. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Lupiyoadi A, Hamdani A. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta :

Salemba Empat.

Lipovetsky S et al. Pricing Models in Marketing Research. Journal Scientific

Research, Vol. 3, No. 167-174, 2011.

Nazir M. 2011. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Purbaya J, Rio. 2007. Mengenal Madu Alami. Bandung : Pionir Jaya.

Raisa MP. 2011. Analisis Proses Keputusan Pembelian dan Kepuasan

Konsumen Madu Pramuka di PT. Madu Pramuka serta

Implikasinya terhadap Bauran Pemasaran [Skripsi]. Departemen

Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Bogor: Institut

Pertanian Bogor.

Rangkuti F. 2006. Measuring Customer Satisfaction. Jakarta : Gramedia Pustaka

Utama.

Robert C et al. 1997. Price Sensitivity Measurement : 44-54.

Rostita. 2007. Berkat Madu Sehat, Cantik, dan Penuh Vitalitas. Bandung : PT

Mizan Pustaka.

Sinaga F. 2006. Analisis Sensitivitas Harga dan Faktor – Faktor Yang

Mempengaruhi Penilaian Konsumen Terhadap Harga Ayam

Panggang dan teak di estoran “ P” Bogor [ kripsi]. Program tudi

Agribisnis, Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas

Pertanian. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Suharno NAH. 2001. Teknik Mencangkong Royal Jelly. Yogyakarta:

Kanisius.

Sumarwan U, dkk. 2011. Riset Pemasaran dan Konsumen. Bogor : IPB Press.

Supranto MA. 1997. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Jakarta: Rineka

Cipta.

Supranto J. 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikkan

Pangsa Pasar. Jakarta : Rineka Cipta.

Swastha B. 1998. Pengantar Bisnis Modern. Yogyakarta: Liberty.

Umar H. 2005. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama.

Yulianti H. 2007. Penetapan Harga Pokok dan Zona Fleksibilitas Harga Meises

Cokelat (Kasus : PT G di Bandung, Jawa Barat) [Skripsi]. Program Studi

Agribisnis, Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas

Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Suliyanto. 2005. Analisis Data Dalam Aplikasi Pemasaran. Bogor: Ghalia

Indonesia

Weiner JL et al. Pricing New to Market Technologies: An Evaluation of Applied

Pricing Research Techniques. White Paper, Oktober 2004.

52

53

Lampiran 1 Data Hasil Kuesioner untuk Uji Validitas

No. Responden

Atribut

Rasa Pilihan Jenis Kekentalan Aroma Warna Harga

Material Kemasan

Variasi Kemasan Manfaat Volume Merek

Keaslian Produk

Iklan Promosi Kemudahan Informasi

1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 3 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 6 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 7 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 9 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1

10 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 11 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 12 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 13 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 14 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 15 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 16 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 17 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 18 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 19 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 20 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 21 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 22 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 23 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 24 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 27 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 28 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 29 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1

54

Lampiran 2 Hasil Uji Validitas

Cochran Test Tahap 1 (15 atibut )

Frequencies

Atribut

Value

0 1

Rasa 1 29

Pilihan 0 30

Kekentalan 3 27

Aroma 3 27

Warna 12 18

Harga 2 28

Material 18 12

Variasi 10 20

Manfaat 0 30

Volume 5 25

Merek 3 27

Keaslian 0 30

Iklan 13 17

Kemudahan 3 27

Informasi 1 29

Test Statistics

N 30

Cochran's

Q

106.685a

df 14

Asymp.

Sig.

.000

Keterangan: Q hitung : 106, 685

Q tabel : 23,685

Berdasarkan hasil pengujian, Q hitung > Q tabel maka tolak H0 =

tidak valid, lanjutkan pengujian. Jawaban yang mempunyai proporsi

terkecil dikeluarkan (atribut material kemasan)

55

55

Cochran Test Tahap 2 (14 atibut )

Frequencies

Atribut Value

0 1

Rasa 1 29

Pilihan 0 30

Kekentalan 3 27

Aroma 3 27

Warna 12 18

Harga 2 28

Variasi 10 20

Manfaat 0 30

Volume 5 25

Merek 3 27

Keaslian 0 30

Iklan 13 17

Kemudahan 3 27

Informasi 1 29

Test Statistics N 30 Cochran's

Q

74.428a

df 13 Asymp.

Sig.

.000

Keterangan: Q hitung : 74, 428

Q tabel : 22,362

Berdasarkan hasil pengujian, Q hitung > Q tabel maka tolak H0 =

tidak valid, lanjutkan pengujian. Jawaban yang mempunyai proporsi

terkecil dikeluarkan (atribut iklan dan promosi)

56

Cochran Test Tahap 3 (13 atibut )

Frequencies

Atribut Value

0 1

Rasa 1 29

Pilihan 0 30

Kekentalan 3 27

Aroma 3 27

Warna 12 18

Harga 2 28

Variasi 10 20

Manfaat 0 30

Volume 5 25

Merek 3 27

Keaslian 0 30

Kemudahan 3 27

Informasi 1 29

Test Statistics

N 30

Cochran's

Q

57.485a

df 12

Asymp.

Sig.

.000

Keterangan: Q hitung : 57, 485

Q tabel : 21,026

Berdasarkan hasil pengujian, Q hitung > Q tabel maka tolak H0 =

tidak valid, lanjutkan pengujian. Jawaban yang mempunyai proporsi

terkecil dikeluarkan (atribut warna)

57

57

Cochran Test Tahap 4 (12 atibut )

Frequencies

Atribut Value

0 1

Rasa 1 29

Pilihan 0 30

Kekentalan 3 27

Aroma 3 27

Harga 2 28

Variasi 10 20

Manfaat 0 30

Volume 5 25

Merek 3 27

Keaslian 0 30

Kemudahan 3 27

Informasi 1 29

Test Statistics

N 30

Cochran's

Q

37.865a

df 11

Asymp.

Sig.

.000

Keterangan: Q hitung : 37, 865

Q tabel : 19,675

Berdasarkan hasil pengujian, Q hitung > Q tabel maka tolak H0 =

tidak valid, lanjutkan pengujian. Jawaban yang mempunyai proporsi

terkecil dikeluarkan (atribut variasi kemasan)

58

Cochran Test Tahap 5 (11 atibut )

Frequencies

Atribut Value

0 1

Rasa 1 29

Pilihan 0 30

Kekentalan 3 27

Aroma 3 27

Harga 2 28

Manfaat 0 30

Volume 5 25

Merek 3 27

Keaslian 0 30

Kemudahan 3 27

Informasi 1 29

Test Statistics

N 30

Cochran's

Q

15.258a

df 10

Asymp.

Sig.

.123

Keterangan: Q hitung : 15, 258

Q tabel : 19,675

Berdasarkan hasil pengujian, Q tabel > Q hitung maka terima H0 =

valid. Ke 11 variabel dapat digunakan dalam penelitian.

59

Lampiran 3 Data Hasil Kuesioner untuk Uji Reliabilitas

No.

Responden

Atribut

Rasa Pilihan

Jenis Kekentalan Aroma Warna Harga Material

Kemasan

Variasi

Kemasan Manfaat Volume Merek Keaslian

Produk

Iklan

Promosi Kemudahan Informasi Xt Xt2

1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11 121

2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 10 100

3 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 81 4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 11 121

5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 10 100 6 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 11 121

7 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11 121 8 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 10 100

9 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 8 64

10 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 11 121 11 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 10 100

12 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10 100 13 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 9 81

14 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 8 64

15 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 10 100 16 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 10 100

17 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 10 100 18 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 121

19 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 121 20 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 121

21 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 121

22 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 121 23 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 121

24 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 121 25 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

26 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 11 121

27 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 11 121 28 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 10 100

29 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 30 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 11 121

B 29 30 27 27 28 30 25 27 30 27 29 29 30 27 27 309 3205 B

2 841 900 729 729 784 900 625 729 900 729 841 841 900 729 729 8707

60

Lampiran 4 Hasil Uji Reliabilitas

Tahapam uji hyot:

a. Mencari nilai jumlah kuadrat responden JKr

JKr =

(∑ )

= (3205/11) - (95481/330)

= 291,36 – 289,34

= 2,02

Keterangan : JKr = jumlah kuadrat respon

k = banyaknya butir pertanyaan

N = banyaknya responden

Xt = skor total responden

b .Mencari jumlah kuadrat butir dengan rumus:

JKb =

(∑ )

= (8707/30) – (95481/330)

= 290,23 – 289,34

= 0,89

Keterangan : JKb = jumlah kuadrat butir

∑B2 = jumlah kuadrat jawaban benar (ya) seluruh butir

(∑ t)2 = kuadrat dari skor total

c. Mencari jumlah kuadrat total JKt dengan rumus:

JKt =

(∑ ) (∑ )

(∑ ) (∑ ) = (95481 x 441) / (95481 + 441)

= 438,97

Keterangan: JKt = jumlah kuadrat total

(∑B) = jumlah kuadrat jawaban benar (ya) seluruh butir

(∑ ) = jumlah kuadrat jawaban salah (tidak) seluruh butir

d. Mencari jumlah kuadrat sisa dengan rumus:

JKs = JKt – JKr – JKb = 438,97 – 2,02 – 0,89

= 436, 06

e. Mencari varians responden, varians butir, dan varians sisa dengan rumus

Tabel Varian

Sumber

Varians

Derajat Bebas Jumlah

Kuadrat

Varians

Responden 30 – 1 = 29 2,02 0,069

Atribut 11 – 1 = 10 0,89 0,089

Sisa {(30x11)-1} – 29 – 10 = 290 436,06 1,50

Total 329 438,97 1,624

Vr =

Vb =

Vs =

Vr = 2,02/ 29 Vb = 0,89/10 Vs = 436,06/299

61

61

Vr = 0,069 Vb = 0,089 Vs = 1,50

Keterangan: Vr = Varians responden

Vb = Varians butir

Vs = Varians sisa

dbr = derajat bebas responden

dbb = derajat bebas butir

dbs = derajat bebas sisa

f. Memasukkan nilai varians yang diperoleh ke rumus:

r11 =

= 1 – (1,46/0,069)

= 1 – 21,74 = -│20,74│

g. Syarat:

ika │r11│< r product moment maka tidak reliable

ika │r11│ > r product moment maka reliable

r11 = -│20,74│

r product moment (N=30) = 0,361

Kesimpulan : r11 > r product moment = -│20,74│> 0,36 reliable

Reliable = Variabel dapat diandalkan.

62

Lampiran 5 Data Kepentingan Hasil Kuesioner

No.

Responden

Atribut

Rasa

Madu

Pilihan Jenis

Madu Kekentalan Aroma Harga Manfaat Volume Merek

Keaslian

Produk

Kemudahan

Memperoleh

Produk

Informasi

Kemasan Total

1 4 3 4 3 3 3 3 3 5 5 5 41

2 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 48

3 4 4 4 3 4 5 3 4 5 5 5 46

4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 52

5 4 4 3 3 4 5 4 4 5 4 4 44

6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55

7 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 47

8 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 47

9 5 4 4 4 3 5 5 4 5 4 4 47

10 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 47

11 5 4 3 3 4 5 3 4 5 4 4 44

12 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 46

13 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 43

14 5 4 3 2 4 5 4 3 5 4 4 43

15 4 4 4 4 4 5 3 4 5 5 4 46

16 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 49

17 3 3 3 3 3 5 4 3 5 3 5 40

18 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 53

19 2 2 2 2 3 5 3 4 5 4 4 36

20 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 46

21 5 4 4 4 5 5 3 4 5 5 5 49

22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

23 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55

24 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 47

25 5 3 3 3 3 5 3 3 5 3 5 41

63

Lampiran 5 Lanjutan

No.

Responden

Atribut

Rasa

Madu

Pilihan Jenis

Madu Kekentalan Aroma Harga Manfaat Volume Merek

Keaslian

Produk

Kemudahan

Memperoleh

Produk

Informasi

Kemasan Total

26 4 4 4 3 5 3 3 2 5 4 5 42

27 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 38

28 3 4 4 2 3 5 3 3 5 4 5 41

29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

31 4 3 2 3 4 4 3 4 4 4 4 39

32 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 46

33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55

34 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 45

35 4 4 4 3 4 5 4 3 5 4 4 44

36 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

37 4 4 3 3 4 5 3 4 5 5 4 44

38 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 47

39 4 4 4 4 4 5 4 3 5 5 4 46

40 2 5 2 2 4 5 2 2 5 4 5 38

41 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 40

42 2 3 3 3 4 5 4 5 5 5 5 44

43 5 5 4 4 1 5 5 5 5 4 5 48

44 4 4 3 3 4 5 4 5 5 5 4 46

45 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 54

46 3 1 2 2 3 3 1 3 5 3 3 29

47 5 2 3 2 3 4 3 2 5 3 5 37

48 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55

49 3 5 3 4 5 5 3 3 5 5 5 46

50 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 46

64

Lampiran 5 Lanjutan

No.

Responden

Atribut

Rasa

Madu

Pilihan Jenis

Madu Kekentalan Aroma Harga Manfaat Volume Merek

Keaslian

Produk

Kemudahan

Memperoleh

Produk

Informasi

Kemasan Total

51 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55

52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

53 4 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 42

54 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

55 5 5 3 4 4 5 3 2 5 5 5 46

56 4 4 4 4 4 5 3 5 5 4 4 46

57 4 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 52

58 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 54

59 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

60 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

61 4 3 3 4 4 5 4 4 5 5 5 46

62 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 47

63 5 4 3 4 5 5 3 4 5 5 5 48

64 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

65 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

66 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

67 5 3 5 5 3 5 4 5 5 4 5 49

68 5 3 3 3 2 5 5 5 5 4 5 45

69 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

70 5 4 4 4 4 5 4 4 5 3 5 47

71 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 46

72 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 46

73 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 40

74 4 4 3 3 3 5 4 4 5 4 4 43

75 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 47

65

Lampiran 5 Lanjutan

No.

Responden

Atribut

Rasa Madu Pilihan Jenis

Madu Kekentalan Aroma Harga Manfaat Volume Merek Keaslian

Produk Kemudahan

Memperoleh Produk Informasi

Kemasan Total

76 5 3 5 4 2 4 2 2 5 3 5 40 77 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 47 78 5 4 4 3 5 4 4 4 5 5 5 48 79 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 46 80 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 45 81 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 46 82 5 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 45 83 4 4 3 4 5 4 3 5 5 5 5 47 84 3 5 2 3 4 5 3 2 5 5 5 42 85 5 2 4 4 5 3 5 5 4 3 5 45 86 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 47 87 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 48 88 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 46 89 4 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 51 90 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 46 91 5 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 41 92 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 45 93 3 4 4 2 5 5 1 4 5 5 5 43 94 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 45 95 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 96 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 97 4 4 3 3 4 5 3 3 5 5 4 43 98 5 4 4 4 3 5 4 5 5 5 5 49 99 4 4 4 4 5 5 5 3 5 4 5 48

100 4 4 4 4 3 5 4 2 5 4 4 43 Total 415 391 380 374 399 459 381 395 475 433 441

Rtaa-rata 4.15 3.91 3.8 3.74 3.99 4.59 3.81 3.95 4.75 4.33 4.41

66

Lampiran 6 Data Kinerja Hasil Kuesioner

No.

Responden

Atribut

Rasa

Madu

Pilihan Jenis

Madu Kekentalan Aroma Harga Manfaat Volume Merek

Keaslian

Produk

Kemudahan

Memperoleh

Produk

Informasi

Kemasan Total

1 4 4 4 4 3 3 4 3 4 2 3 38

2 4 4 4 3 4 4 3 4 5 3 3 41

3 4 4 4 3 3 5 4 4 5 2 4 42

4 4 4 3 3 4 5 3 4 5 2 4 41

5 3 4 3 3 4 5 4 3 5 2 3 39

6 4 4 4 4 4 5 4 4 5 3 5 46

7 4 4 4 4 4 5 4 4 5 3 4 45

8 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 41

9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 42

10 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 3 43

11 5 4 4 4 4 5 3 4 5 2 3 43

12 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 4 37

13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 42

14 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 44

15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 42

16 4 5 4 4 3 3 5 5 5 2 5 45

17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

18 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 53

19 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 42

20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 42

21 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 49

22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 41

23 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 51

24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

25 4 3 4 4 4 5 3 3 5 3 5 43

67

Lampiran 6 Lanjutan

No.

Responden

Atribut

Rasa

Madu

Pilihan Jenis

Madu Kekentalan Aroma Harga Manfaat Volume Merek

Keaslian

Produk

Kemudahan

Memperoleh

Produk

Informasi

Kemasan Total

26 4 3 4 3 3 5 4 4 3 4 3 40

27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

28 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 36

29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 42

31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 41

32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 42

33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55

34 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 41

35 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 42

36 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 45

37 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 40

38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 42

39 4 4 3 3 4 4 4 3 4 2 3 38

40 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 4 40

41 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 40

42 5 5 4 4 5 4 5 5 5 2 5 49

43 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 44

44 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 3 43

45 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 53

46 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

47 5 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 36

48 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 5 42

49 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 36

50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 42

68

Lampiran 6 Lanjutan

No.

Responden

Atribut

Rasa

Madu

Pilihan Jenis

Madu Kekentalan Aroma Harga Manfaat Volume Merek

Keaslian

Produk

Kemudahan

Memperoleh

Produk

Informasi

Kemasan Total

51 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55

52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

53 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 42

54 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 42

55 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 39

56 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 42

57 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 53

58 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55

59 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 43

60 4 4 4 5 4 5 4 4 5 2 4 45

61 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 51

62 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 45

63 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 43

64 3 4 4 4 4 5 3 3 4 4 3 41

65 4 4 3 3 4 4 3 4 4 2 4 39

66 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 43

67 3 3 4 5 4 5 5 5 5 3 5 47

68 3 3 4 5 4 5 5 4 5 3 5 46

69 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 43

70 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 44

71 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 43

72 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 39

73 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 40

74 4 5 4 3 3 5 3 4 4 2 3 40

75 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

69

Lampiran 6 Lanjutan

No.

Responden

Atribut

Rasa Madu Pilihan Jenis

Madu Kekentalan Aroma Harga Manfaat Volume Merek Keaslian

Produk Kemudahan

Memperoleh Produk Informasi

Kemasan Total

76 4 4 4 4 3 3 3 3 5 3 4 40 77 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 43 78 4 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 35 79 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 43 80 4 4 4 4 2 4 4 5 5 4 4 44 81 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 42 82 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 41 83 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 43 84 3 5 3 4 3 5 4 3 4 4 4 42 85 5 5 5 5 4 5 3 3 5 3 3 46 86 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 42 87 4 4 4 4 3 4 3 4 4 2 4 40 88 5 5 4 4 4 5 4 5 4 3 4 47 89 5 5 4 4 3 4 4 4 5 5 5 48 90 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 43 91 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 43 92 5 4 4 4 3 5 4 5 2 4 4 44 93 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 3 40 94 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 95 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 96 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 43 97 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 43 98 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 47 99 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 45

100 4 5 3 4 3 4 4 3 4 3 3 40 Total 407 406 397 391 382 427 392 396 423 310 390

Rata-Rata 4.07 4.06 3.97 3.91 3.82 4.27 3.92 3.96 4.23 3.1 3.9

70

Lampiran 7 Indikator Tingkat Kinerja Atribut Madu Pramuka

Atribut Kinerja Indikator

Rasa Madu (1) Sangat tidak

baik

(2) Tidak baik

(3) Cukup baik

(4) Baik

(5) Sangat baik

(1) Sangat tidak menunjukkan rasa khas madu

berupa rasa manis dan asam

(2) Tidak menunjukkan rasa khas madu berupa rasa

manis dan asam

(3) Cukup menunjukkan rasa khas madu berupa

rasa manis dan asam

(4) Menunjukkan rasa khas madu berupa rasa

manis dan asam

(5) Sangat menunjukkan rasa khas madu berupa

rasa manis dan asam

Pilihan Jenis

Madu

(1) Sangat tidak

baik

(2) Tidak baik

(3) Cukup baik

(4) Baik

(5) Sangat baik

(1) Sangat sedikit

(2) Sedikit

(3) Cukup banyak

(4) Banyak

(5) Sangat banyak

Kekentalan (1) Sangat tidak

baik

(2) Tidak baik

(3) Cukup baik

(4) Baik

(5) Sangat baik

(1) Kandungan air sangat tidak sesuai dengan selera

konsumen

(2) Kandungan air tidak sesuai dengan selera

konsumen

(3) Kandungan air cukup sesuai dengan selera

konsumen

(4) Kandungan air sesuai dengan selera konsumen

(5) Kandungan air sangat sesuai dengan selera

konsumen

Aroma (1) Sangat tidak

baik

(2) Tidak baik

(3) Cukup baik

(4) Baik

(5) Sangat baik

(1) Sangat tidak khas

(2) Tidak khas

(3) Cukup khas

(4) Khas

(5) Sangat khas

Warna (1) Sangat tidak

baik

(2) Tidak baik

(3) Cukup baik

(4) Baik

(5) Sangat baik

(1) Sangat tidak menunjukkan kualitas madu yang

baik dan tidak sesuai dengan selera konsumen

(2) Tidak menunjukkan kualitas madu yang baik

dan tidak sesuai dengan selera konsumen

(3) Cukup menunjukkan kualitas madu yang baik

dan cukup sesuai dengan selera konsumen

(4) Menunjukkan kualitas madu yang baik dan

sesuai dengan selera konsumen

(5) Sangat menunjukkan kualitas madu yang baik

dan sangat sesuai dengan selera konsumen

Harga (1) Sangat tidak

baik

(2) Tidak baik

(3) Cukup baik

(4) Baik

(5) Sangat baik

(1) Sangat tidak sesuai dengan kualitas produk

(2) Tidak sesuai dengan kualitas produk

(3) Cukup sesuai dengan kualitas produk

(4) Sesuai dengan kualitas produk

(5) Sangat sesuai dengan kualitas produk

71

71

Lampiran 7 Lanjutan

Atribut Kinerja Indikator

Material

Kemasan

(1) Sangat tidak

baik

(2) Tidak baik

(3) Cukup baik

(4) Baik

(5) Sangat baik

(1)Sangat tidak aman dan tidak sesuai dengan selera

konsumen

(2) Tidak aman dan tidak sesuai dengan selera

konsumen

(3)Cukup aman dan sudah cukup sesuai dengan

slera konsumen

(4) Aman dan sesuai dengan selera konsumen

(5)Sangat tidak aman dan sangat sesuai dengan

selera konsumen

Variasi

Kemasan

(1) Sangat tidak

baik

(2) Tidak baik

(3) Cukup baik

(4) Baik

(5) Sangat baik

(1) Sangat tidak beragam dan tidak menarik bagi

konsumen

(2) Tidak beragam dan tidak menarik bagi

konsumen

(3) Cukup beragam dan cukup menarik bagi konsumen

(4) Beragam dan menarik bagi konsumen

(5) Sangat beragam dan sangat menarik bagi

konsumen

Manfaat (1) Sangat tidak

baik

(2) Tidak baik

(3) Cukup baik

(4) Baik

(5) Sangat baik

(1) Manfaat sangat tidak terasa oleh konsumen

setelah mengkonsumsi madu

(2) Manfaat tidak terasa oleh konsumen setelah

mengkonsumsi madu

(3) Manfaat cukup terasa oleh konsumen setelah

mengkonsumsi madu

(4) Manfaat dapat dirasakan oleh konsumen setelah

mengkonsumsi madu

(5) Manfaat sangat terasa oleh konsumen setelah

mengkonsumsi madu

Volume (1) Sangat tidak

baik

(2) Tidak baik

(3) Cukup baik

(4) Baik

(5) Sangat baik

(1) Sangat tidak sesuai dengan kebutuhan

(2) Tidak sesuai dengan kebutuhan

(3) Cukup sesuai dengan kebutuhan

(4) Sesuai dengan kebutuhan

(5) Sangat sesuai dengan kebutuhan

Merek (1) Sangat tidak

baik

(2) Tidak baik

(3) Cukup baik

(4) Baik

(5) Sangat baik

(1) Sangat tidak terkenal dan tidak mencerminkan

kualitas produk

(2) Tidak terkenal dan tidak mencerminkan kualitas

produk

(3) Cukup terkenal dan cukup mencerminkan

kualitas produk

(4) Terkenal dan mencerminkan kualitas produk

(5) Sangat terkenal dan mencerminkan kualitas

produk

Keaslian

Produk

(1) Sangat tidak

baik

(2) Tidak baik

(3) Cukup baik

(4) Baik

(5) Sangat baik

(1) Sangat tidak terjamin

(2) Tidak terjamin

(3) Cukup terjamin

(4) Terjamin

(5) Sangat terjamin

72

Lampiran 7 Lanjutan

Atribut Kinerja Indikator

Iklan dan

Promosi

(1) Sangat tidak

baik

(2) Tidak baik

(3) Cukup baik

(4) Baik

(5) Sangat baik

(1) Sangat tidak menarik dan tidak mempengaruhi

konsumen untuk

melakukan pembelian

(2) Tidak menarik dan tidak mempengaruhi

konsumen untuk melakukan pembelian

(3) Cukup menarik dan cukup mempengaruhi

konsumen untuk melakukan pembelian

(4) Menarik dan mempengaruhi konsumen untuk

melakukan pembelian

(5) Sangat menarik dan sangat mempengaruhi

konsumen untuk melakukan pembelian

Kemudahan

Memperoleh

Produk

(1) Sangat tidak

baik

(2) Tidak baik

(3) Cukup baik

(4) Baik

(5) Sangat baik

(1) Sangat menyulitkan bagi konsumen untuk

memperoleh produk

(2) Menyulitkan bagi konsumen untuk memperoleh

produk

(3) Cukup mudah bagi konsumen untuk

memperoleh produk

(4) Mudah bagi konsumen untuk memperoleh

produk

(5) Sangat mudah bagi konsumen untuk

memperoleh produk

Informasi pada

Kemasan

(1) Sangat tidak

baik

(2) Tidak baik

(3) Cukup baik

(4) Baik

(5) Sangat baik

(1) Sangat tidak tertera informasi yang lengkap

(2) Tidak tertera informasi yang lengkap

(3) Cukup tertera informasi yang lengkap

(4) Informasi yang tertera lengkap

(5) Informasi yang tertera sangat lengkap

73

73

Lampiran 8 Bagan Struktur Organisasi PT. Madu Pramuka

STRUKTUR ORGANISASI PT. MADU PRAMUKA

RUPS

KOMISARIS

DIREKTUR

CABANG

JAWA TENGAH

CABANG

JAKARTA

Seksi

Pemasaran

Indor

Seksi

Umum dan

Aphiterapy

Seksi

HRD

Seksi

Keuangan

Seksi

Pelatihan

Seksi

Accounting Seksi

Gudang

Seksi

Marketing

Out Door

Sub Seksi Jakarta Sub Seksi Jawa Barat Sub Seksi Sukabumi Sub Seksi Banten

Seksi Pemasaran

Indoor

Seksi

Aphiterapy

Seksi

Pelatihan

Seksi Pemasaran

Outdoor

Seksi

Produksi

Seksi

Keuangan

Seksi

Accounting

74

Lampian 9RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 1 Mei 1990, merupakan

anak keempat dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Sugiyono dan Ibunda

Tumirah. Tahun 2008 penulis lulus dari SMA N 1 Godean dan pada tahun yang

sama penulis diterima di Universitas Gadjah Mada program diploma jurusan

Agroindustri Fakultas Teknologi dan Pertanian. Selama mengikuti perkuliahan,

penulis menjadi asisten praktikum mata kuliah kewirausahaan dan mata kuliah

pemasaran. Penulis juga aktif sebagai sekretaris dalam organisasi himpunan

mahasiswa jurusan Diploma Agroindustri.

Pendidikan diploma ditempuh dalam kurun waktu 2 tahun 9 bulan. Pada

tahun 2011 penulis berhasil menyelesaikan pendidikan diplomanya, dan pada

tahun yang sama penulis diterima di program studi Alih Jenis Departemen

Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.