4
Kesalahan dalam Perhitungan Persediaan Ingat kembali bahwa baik persediaan awal maupun persediaan akhir digunakan untuk menghitung besarnya harga pokok penjualan dalam sistem pencatatan periodik. Persediaan akhir di periode berjalan akan secara otomatis menjadi persediaan awal di tahun berikutnya. Kesalahan yang terjadi dalam melakukan penghitungan atas persediaan akan mempengaruhi baik neraca maupun laporan laba rugi. Kesalahan dalam mencatat besarnya fisik persediaan ini akan menyemodulkan salah saji dalam saldo persediaan akhir. Karena persediaan merupakan aktiva lancar, maka besarnya aktiva lancar maupun total aktiva perusahaan secara keseluruhan juga akanmenjadi salah saji di neraca. Di samping itu kesalahan dalam melakukan penghitungan atas persediaan ini juga akan mengakibatkan besarnya harga pokok penjualan, laba kotor, dan laba bersih yang tersaji dalam laporan laba rugi menjadi keliru. Efeknya terhadap harga pokok penjualan dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Persediaan Awal + harga Pokok Pembelian – Persediaan Akhir = Harga Pokok Penjualan Efeknya terhadap laba kotor dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan = Laba Kotor Sedangkan efeknya terhadap laba bersih dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Laba Kotor – Beban Operasional +/- Pendapatan (Beban) Lain-Lain = Laba Bersih Kemudian, juga ingat kembali bahwa laba bersih ini akan ditutup ke akun modal pada setiap akhir periode akuntansi, sehingga besarnya mdal juga

Kesalahan Dalam Perhitungan Persediaan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kesalahan Dalam Perhitungan Persediaan

Citation preview

Page 1: Kesalahan Dalam Perhitungan Persediaan

Kesalahan dalam Perhitungan Persediaan

Ingat kembali bahwa baik persediaan awal maupun persediaan akhir digunakan

untuk menghitung besarnya harga pokok penjualan dalam sistem pencatatan  periodik. 

Persediaan akhir di periode berjalan akan secara otomatis menjadi persediaan awal di

tahun berikutnya.  Kesalahan yang terjadi dalam melakukan penghitungan atas

persediaan akan mempengaruhi baik neraca maupun laporan laba rugi.

Kesalahan dalam mencatat besarnya fisik persediaan ini akan menyemodulkan

salah saji dalam saldo persediaan akhir.  Karena persediaan merupakan aktiva lancar,

maka besarnya aktiva lancar maupun total aktiva perusahaan secara keseluruhan juga

akanmenjadi salah saji di neraca.  Di samping itu kesalahan dalam melakukan

penghitungan atas persediaan ini juga akan mengakibatkan besarnya harga pokok

penjualan, laba kotor, dan laba bersih yang tersaji dalam laporan laba rugi menjadi

keliru.  Efeknya terhadap harga pokok penjualan dapat ditentukan dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

Persediaan Awal + harga Pokok Pembelian – Persediaan Akhir = Harga Pokok Penjualan

Efeknya terhadap laba kotor dapat ditentukan dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan =  Laba Kotor

Sedangkan efeknya terhadap laba bersih dapat ditentukan dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

Laba Kotor – Beban Operasional +/- Pendapatan (Beban) Lain-Lain = Laba

Bersih

 

Kemudian, juga ingat kembali bahwa laba bersih ini akan ditutup ke akun modal

pada setiap akhir periode akuntansi, sehingga besarnya mdal juga akan menjadi salah

saji di neraca.  Besarnya salah saji untuk modal akan sama dengan besarnya salah saji

untuk persediaan akhir, aktiva lancar, dan total aktiva.

Sebagai ilustrasi, misalkan bahwa berdasarkan penghitungan fisik  atas

persediaan yang dilakukan pada tanggal 31 Desember 2008, perusahaan telah keliru

mencatatnya sebesar Rp. 452.000.000, padahal jumlah yang seharusnya adalah Rp.

475.000.000,-.   Kesalahan dalam pencatatan ini akan menyemodulkan besarnya

persediaan akhir, aktiva lancar, dan total aktiva di neraca menjadi kekecilan sebesar Rp.

Page 2: Kesalahan Dalam Perhitungan Persediaan

23.000.000,-.  Karena nilai persediaan akhir kekecilan, maka harga pokok penjualan yang

tersaji dalam laporan laba rugi akan menjadi kebesaran Rp. 23.000.000,-.  Dengan

demikian, berarti kekecilan Rp. 23.000.000,-            Sejak laba bersih  ditutup ke

perkiraan modal, maka besarnya modal yang disajikan dalamn  eraca per tanggal 31

Desember 2008 uga akan menjadi kekecilan Rp. 23.000.000,-.  Efeknya terhadap laporan

keuangan perusahaan akan diringkas sebagai berikut:

Jumlah Salah SajiNeraca:

Persediaan akhir kekecilanAktiva lancar kekecilanTotal aktiva kekecilanModal kekecilan

Rp. (23.000.000),-Rp. (23.000.000),-Rp. (23.000.000),-Rp. (23.000.000),-

Laporan Laba rugi:Harga pokok penjualan kebesaranLaba kotor kekecilanLaba bersih kekecilan

Rp. (23.000.000),-Rp. (23.000.000),-Rp. (23.000.000),-

Sekarang sebaliknya, misalhnya bahwa berdasarkan penghitungan fisik atas

persediaan yang dilakukan pada tanggal 31 Desember 2008, perusahaan telah keliru

mencatatnya sebesar R. 475.000.000,- padalah jumlah yang benar adalah hanya sebesar

Rp. 425.000.000,-.  Kesalahan dalam pencatatan ini akan menyemodulkan besarnya

persediaan akhir, aktiva lancar, dan total aktiva di neraca menjadi kebesaran Rp. Rp.

23.000.000,-.  Karena nilai persediaan akhir kebesaran, maka harga pokok penjualan

akan menjadi kekecilan Rp. Rp. 23.000.000,-.  Dengan demikian, pada akhirnya laba

kotor dan laba bersih akan menjadi kebesaran Rp. Rp. 23.000.000,-.  Sejak laba bersih

ditutup ke akun modal, maka besarnya modal yang disajikan dalam neraca  per  tanggal 

31 Desember 2008  juga       akan  menjadi  kebesaran                    Rp. 23.000.000,-.  

Efeknya terhadap laporan keuangan perusahaan akan diringkas sebagai berikut:

Jumlah Salah SajiNeraca:

Persediaan akhir KebesaranAktiva lancar KebesaranTotal aktiva KebesaranModal Kebesaran

Rp    3.000.000,-Rp  23.000.000,-Rp  23.000.000,-Rp  23.000.000,-

Laporan Laba rugi:Harga pokok penjualan KekecilanLaba kotor KebesaranLaba bersih Kebesaran

Rp (23.000.000),-Rp   23.000.000,-Rp   23.000.000,-

Kesalahan dalam melakukan penghitungan fisik atas persediaan akhir biasanya

baru diketahui dalam periode berikutnya setelah kesalahan tersebut dicatat.  Dalam

kasus ini, laporan keuangan periode yang lalu dimana kesalahan terjadi haruslah

dikoreksi.  Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk mengoreksi besarnya persediaan akhir

Page 3: Kesalahan Dalam Perhitungan Persediaan

yang telah dicatat kekecilan adalah sebagai berikut (baik apakah perusahaan

menggunakan metode periodik ataupun perpetual:

Dr. Persediaan Barang DaganganKr. Modal > XXX

Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk mengoreksi besarnya persediaan akhir yang

telah dicatat kebesaran adalah sebagai berikut (baik apakah perusahaa menggunakan

metode periodik ataupun perpetual):

Dr. ModalKr. Persediaan Barang Dagangan > XXX

Apabila bentuk perusahaan adalah perseroan, bukan perserorangan atau

persekutuan, maka perkiraan modal yang terdapat dalam dua jurnal di atas diganti

dengan perkiraan laba ditahan.

Akan tetapi, jika kekeliruan baru ditemukan setelah dua periode berikutnya, maka

tidak ada ayat jurnal koreksi, karena kesalahan dalam persediaan akhir di periode

berjalan akan memiliki efek yang membalik atas besarnya laba bersih periode

berikutnya.  Jadi, setelah dua tahun, total laba bersih akan terkoreksi dengan sendirinya. 

Perhatikanlah dua kemungkinan berikut ini:

(1)

Kesalahan persediaan Harga pokok penjualan Laba bersihPersediaan akhir kekecilanPersediaan awal kekecilan

KekecilanKebesaran

Kekecilankebesaran

Perhatikanlah bahwa jika dalam periode berjalan, besarnya persediaan akhir

telahkeliru dicatat kekecilan, maka besarnya laba bersih untuk periode berjalanini juga

akan menjadi kekecilan. Saldo persediaan akhir yang kekecilan dalam periode berjalanini

akan di bawa ke periode berikutnya sebagai persediaan awal.  Karena persediaan akhir

dalam periode berjalan kekecilan, maka besarnya persediaan awal di tahun berikutnya

juga akan menjadi kekecilan.  Jika persediaan awal di tahun berikutnya kekecilan, maka

laba bersih untuk tahun berikutnya ini akan menjadi kebesaran. Oleh karena semodul itu,

jika kekeliruan ini baru ditemukan setelah dua tahun berikutnya, maka tidak perlu ayat

jurnal koreksi.

Kesalahan persediaan Harga pokok penjualan Laba bersihPersediaan akhir KebesaranPersediaan awal Kebesaran

KekecilanKebesaran

KebesaranKebesaran

Perhatikanlah bahwa jika dalam periode berjalan, nilai persediaan akhir telah keliru dicatat kebesaran, maka laba bersih untuk periode berjalanini juga akan menjadikebesaran.  Saldo persediaan akhir yang kebesaran dalam periode berjalan ini akan dibawa ke periode berikutnya sebagai persediaan awal.  Karena persediaan akhir dalam periode berjalan

Page 4: Kesalahan Dalam Perhitungan Persediaan

kebesaran, maka nilai persediaan awal di tahun berikutnya juga akan menjadi kebesaran.  Jika persediaan awal di tahun berikutnya kebesaran, maka laba bersih untuk tahun berikutnya, maka laba bersih untuk tahun berikutnya ini akan  menjadi kekecilan.  Oleh semodul itu, jika kekeliruan ini baru ditemukan setelah dua tahun berikutnya, maka tidak perlu ayat jurnal koreksi.http://hanifsky.blogspot.com/2011/12/kesalahan-dalam-perhitungan-persediaan.html