Kesehatan Mental Komunitas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Jihad

Citation preview

Tugas diskusi dan sharingSaya mengidentifikasi diri sebagai kelompok budaya bugis. Saya lahir dan besar dilingkungan bugis, hingga kuliah pun saya juga masih erat dengan budaya tersebut, sebab di Depok, saya tinggal dengan teman-teman daerah saya, sehingga semua hal yang saya lakukan masih cukup kental dengan budaya bugis. Dalam keseharian, berbagai ajaran suku bugis saya tetap jalankan, seperti budaya malu, budaya kerja keras, maupun budaya tolong menolong, yang dalam suku bugis dikenal dengan mali siparappe tallang sipahua. Beberapa budaya bugis mengajarkan saya untuk selalu bekerja keras dan bersaing dengan orang lain, selalu ambisius terhadap apa yang saya tekuni, seperti bergabung dengan tim futsal kampus maupun dalam hal akademik. Pada umumnya pekerjaan orang bugis ada dua yaitu bercocok tanam dan menjadi nelayaan. Karena kedua pekerjaan itu melibatkan kekuatan fisik, sejak kecil kita diajari untuk menjaga kesehatan dengan pola makan yang teratur dan diimbangi dengan olahraga. Akan tetapi ada juga pepatah nelayan bugis yang menyatakan "Kualleangi tallang na towella" yang artinya lebih baik mati daripada balik sebelum tujuan tercapai. Tujuan yang dimaksud disini adalah mencari ikan sebanyak-banyak dilaut sebelum air surut. Mungkin prinsip ini juga menjadi tradisi turun temurun yang mempengaruhi kesehatan mental para nelayan, sehingga memegang prinsip yang menurut saya sangat membahayakan jiwanya.