Upload
leanh
View
240
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KESESUAIAN PENGGUNAAN MEDIA MODUL BERBASIS IT DAN
SIMULASI ANIMASI KOMPUTER PADA MODEL PEMBELAJARAN
INDIVIDUAL DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN
KEMAMPUAN PENALARAN ANALITIS
(Kasus pada Pembelajaran IPA Materi Konsep Dasar IPA 1 Semester II Prodi S1
PGSD Universitas Sebelas Maret Surakarta
Tahun Pelajaran 2008/2009)
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
untuk Mencapai Derajat Magister
Program Studi Pendidikan Sains
Oleh:
MURWANI DEWI WIJAYANTI
S. 830908127
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
ii
KESESUAIAN PENGGUNAAN MEDIA MODUL BERBASIS IT DAN
SIMULASI ANIMASI KOMPUTER PADA MODEL PEMBELAJARAN
INDIVIDUAL DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN
KEMAMPUAN PENALARAN ANALITIS
Disusun Oleh:
MURWANI DEWI WIJAYANTI
S. 830908127
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing
Dewan Pembimbing
Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal
Pembimbing I Drs. Mudjijono, Ph.D ..................... ...............
NIP. 195404181986011001
Pembimbing II Drs. Haryono, M.Pd ..................... ...............
NIP. 195204231976031002
Mengetahui
Ketua Program Pendidikan Sains
Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd.
NIP. 195201161980031001
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Tesis ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Tesis Program Studi
Pendidikan Sains Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Magister Pendidikan.
Pada hari : ..................
Tanggal : ..................
Tim Penguji Tesis :
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. ………………
Sekretaris : Prof. Dr. Ashadi ………………
Anggota I : Drs. Mudjijono, Ph.D ………………
Anggota II : Drs. Haryono, M.Pd ………………
Disahkan oleh
Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret
Direktur,
Prof. Drs. Suranto, M.Sc, PhD
NIP. 195708201985031004
iv
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :
Nama : Murwani Dewi Wijayanti
Nim : S 830208127
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul “KESESUAIAN
PENGGUNAAN MEDIA MODUL BERBASIS IT DAN SIMULASI
ANIMASI KOMPUTER PADA MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL
TERHADAP KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN PENALARAN
ANALITIS (Kasus pada Pembelajaran IPA Materi Konsep Dasar IPA 1 Semester II
Prodi S1 PGSD Universitas Sebelas Maret SurakartaTahun Pelajaran 2008/2009)”
adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya saya, dalam tesis
tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari
tesis tersebut.
Surakarta, Januari 2010
Yang membuat pernyataan
Murwani Dewi Wijayanti
v
MOTTO
“Janganlah takut sebab Aku menyertai engkau, jangan bimbang sebab Aku ini
Allahmu, Aku akan meneguhkan bahkan akan menolong engkau….”(Yesaya 41:10 ).
“Aku tak boleh menyerah pada apapun juga sebelum kucoba semua yang
kubisa, dan aku percaya kepada kehendak-Nya, hatiku percaya Tuhan punya rencana
yang luar biasa bagi masa depanku”.
“Pada dasarnya setiap usaha dan jerih payah tidak akan sia–sia. Dalam jerih
payah akan tercipta sebuah ketekunan dalam menghadapi tantangan. Ketekunan
seseorang yang dilakukan dengan benar, akan menimbulkan tahan uji. Dalam
keadaan itu kita akan memiliki harapan baru dan harapan itu tidak akan
mengecewakan.”
vi
PERSEMBAHAN
Karyaku ini kupersembahkan khusus untuk :
Bp/Ibu Drs. Samidi, M.Pd dan Bp/Ibu Matias Suranto,
S.Pd yang tercinta, terima kasih atas perhatian dan doa-
doanya selama ini yang boleh memberiku semangat
sampai akhir studi
Andreas Joko Putranto suamiku tercinta dan anakku
Kristyaji yusuf putrawijaya yang setia menemani hari-
hariku dan memberikan aku semangat yang begitu besar
Adik-adikku Candra, Anton, Kris, dan Wuri yang selalu
memberi dukungan dan semangat
Sahabat baikku dik Esti, Mbak Afri, Reni terima kasih
untuk saran dan dukungannya
Semua orang yang tulus menyayangi dan mendoakanku
selama masa studi
Almamater
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa penulis dapat menyelesaikan
penulisan tesis ini, walau masih sangat jauh dari memenuhi persyaratan yang
diharapkan. Tesis ini disusun guna memenuhi sebagian persyaratan dalam
memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Penulisan tesis ini dapat terselesaikan tidak lepas dari bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu tidak lupa pula pada kesempatan ini penulis
sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah berkenan memberikan
kesempatan untuk mengikuti studi di Program Pascasarjana Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
2. Prof. Dr. Suranto, MSc. PhD, selaku Direktur Program Pascasarjana.
3. Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd, selaku ketua Program Studi Pendidikan
Sains yang telah memberikan arahan sehingga tesis ini dapat diselesaikan.
4. Drs. Kartono, M.Pd, selaku ketua Program PGSD UNS yang telah memberikan
ijin untuk penelitian pengambilan data di PGSD UNS Surakarta.
5. Dr. Mudjiono, selaku dosen Pembimbng I yang telah memberikan bimbingan
dan arahan sehingga tesis ini dapat terselesaikan.
6. Drs. Haryono, M.Pd, selaku dosen Pembimbng II yang telah memberikan
bimbingan dan arahan sehingga tesis ini dapat terselesaikan.
7. Dra. Peduk Rintayati, M.Pd., selaku dosen mata kuliah Konsep Dasar IPA yang
viii
dengan sabar membimbing dan memberikan arahan demi kelancaran tesis ini.
8. Segenap dosen Program Pascasarjana khususnya pada Program Pendidika Sains
yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu demi kelancaran
penulisan tesis ini.
9. Segenap Karyawan/Karyawati Program Pascasarjana yang telah membantu
kalancaran penyusunan tesis ini.
10. Rekan – rekan Program Pascasarjana khususnya Program Pendidikan Sains yang
telah memberikan dorongan dan semangat sehingga terselesaikan penulisan tesis
ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu kelancaran dalam penulisan Tesis ini.
Semoga Tuhan memberikan balasan atas jasa – jasa yang telah penulis terima
dan senantiasa mendapatkan rahmad -Nya serta selalu dalam lindungan-Nya.
Harapan penulis, tesis ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan khususnya kepada
penulis.
Surakarta, Januari 2010
Penyusun
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. iii
PERNYATAAN .................................................................................................... iv
MOTTO .......................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
ABSTRAK ............................................................................................................ xvii
ABSTRACT ............................................................................................................ xviii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 3
C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 5
D. Rumusan Masalah ............................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7
F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8
x
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS ................. 9
A. Kajian Teori .............................................................................................. 9
1. Media Pendidikan................................................................................ 9
2. Modul Berbasis IT ........................................................................... 13
3. Simulasi Animasi Komputer ............................................................. 17
4. Model Pembelajaran Individual ........................................................ 18
5. Kemampuan Awal ............................................................................. 20
6. Kemampuan Penalaran Analitis ........................................................ 25
7. Prestasi Belajar Mahasiswa ............................................................... 26
B. Penelitian yang Relevan .......................................................................... 29
C. Kerangka Berpikir .................................................................................... 31
D. Hipotesis ................................................................................................... 34
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................................ 35
A. Tempat dan waktu Penelitian ................................................................... 35
B. Metodologi Penelitian dan Rancangan Penelitian .................................... 36
C. Populasi dan Sampel ................................................................................ 37
D. Variabel Penelitian ................................................................................... 39
E. Batasan Operasional Variabel Penelitian.................................................. 43
F. Sumber Data ............................................................................................ 44
G. Instrumen Penelitian ................................................................................ 44
H. Tehnik Pengumpulan Data ...................................................................... 45
I. Tehnik Analisis Data .............................................................................. 47
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................................ 62
xiii
A. Diskripsi Data ........................................................................................... 62
B. Uji Persyaratan Analisis .......................................................................... 67
C. Uji Hipotesis Penelitian ............................................................................ 68
D. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................... 71
E. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 77
BAB V KESIMPULAN , IMPLIKASI, DAN SARAN ......................................... 78
A. Kesimpulan .............................................................................................. 78
B. Implikasi .................................................................................................. 79
C. Saran – saran ............................................................................................ 80
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 82
LAMPIRAN – LAMPIRAN ..................................................................................... 85
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Jadwal kegiatan penelitian ...................................................................... 36
Tabel 3.2 Rancangan Penelitian .............................................................................. 41
Tabel 3.3 Notasi dan Tata Letak ............................................................................. 58
Tabel 4.1 Keputusan Uji Anava ............................................................................. 69
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Tabel 4.1 Histogram Data Kemampuan Awal Kelas Modul Berbasis IT .............. 63
Tabel 4.2 Histogram Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Kelas Simulasi
Animasi Komputer .................................................................................. 64
Tabel 4.3 Histogram Data Prestasi Belajar Kelompok Kemampuan Penalaran
Analitis Tinggi ........................................................................................ 65
Tabel 4.4 Histogram Data Prestasi Belajar Kelompok Kemampuan Penalaran
Analitis Rendah ....................................................................................... 65
Tabel 4.5 Histogram Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Kelas Media
Modul Berbasis IT .................................................................................. 66
Tabel 4.6 Histogram Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Kelas Media
Simulasi Animasi Komputer .................................................................. 67
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus ....... ......................................................................................... 85
Lampiran 2. Satuan Acara Perkuliahan ................................................................... 88
Lampiran 3. Kisi-kisi dan Soal-Soal Tes Kemampuan Awal ................................ 103
Lampiran 4. Kisi-kisi dan Soal-Soal Tes Kemampuan Penalaran Analitis ........... 109
Lampiran 5. Kisi-kisi dan Soal-Soal Tes Prestasi Belajar ..................................... 122
Lampiran 6. Data Mahasiswa Kelas Eksperimen .................................................. 125
Lampiran 7. Data Subjek Try Out .......................................................................... 129
Lampiran 8. Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Indeks kesukaran, dan Daya
Pembeda Hasil Uji Coba (Try Out) Soal Tes Kemampuan
Awal .................................................................................................. 132
Lampiran 9. Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Indeks kesukaran, dan Daya
Pembeda Hasil Uji Coba (Try Out) Soal Tes Kemampuan
Penalaran Analitis ............................................................................. 134
Lampiran10. Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Indeks kesukaran, dan Daya
Pembeda Hasil Uji Coba (Try Out) Soal Tes Prestasi
Belajar ............................................................................................... 140
Lampiran 11.Daftar Nama sampel .......................................................................... 144
Lampiran 12.Skor Hasil Tes Kemampuan Awal .................................................... 146
Lampiran 13.Skor Hasil Tes Kemampuan Penalaran Analitis................................ 148
Lampiran 14.Skor Hasil Tes Prestasi Belajar ......................................................... 151
xvi
Lampiran 15.Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Awal, Penalaran
Analitis dan Prestasi Belajar ............................................................. 152
Lampiran 16.Pengkategorian Data .......................................................................... 156
Lampiran 17.Data Induk Menurut Kategori............................................................ 159
Lampiran 18.Penataan Data .................................................................................... 161
Lampiran 19.Manual Uji Normalitas Data Prestasi Belajar Kelompok Media
Modul Berbasis IT ............................................................................ 162
Lampiran 20.Manual Uji Normalitas Data Prestasi Belajar Kelompok Media
Simulasi Animasi Komputer ............................................................. 164
Lampiran 21. Data Statistika untuk Uji Homogenitas ............................................ 166
Lampiran 22. Manual Perhitungan Uji Homogenitas .............................................. 194
Lampiran 23.Rata-rata Tiap Kelompok .................................................................. 200
Lampiran 24. Manual Analisis Varians Tiga Jalur ................................................. 201
Lampiran 25.Permohonan Ijin Penelitian dari Ketua Program Pendidikan
Sains Pascasarjana UNS .................................................................... 207
Lampiran 25.Permohonan Ijin Penelitian dari Direktur Pascasarjana UNS ........... 208
xvii
ABSTRAK
Murwani Dewi Wijayanti, S830908127. 2009. “Kesesuaian Penggunaan Media
Modul Berbasis IT dan Simulasi Animasi Komputer pada Model Pembelajaran
Individual ditinjau dari Kemampuan Awal dan Kemampuan Penalaran Analitis”.
Tesis: Program Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Tujuan dari penelitian ini dibedakan menjadi tujuan umum dan khusus.
Tujuan umumnya adalah untuk untuk mengetahui kesesuaian penggunaan media
modul berbasis IT dan simulasi animasi komputer pada model pembelajaran
individual terhadap kemampuan awal dan kemampuan analitis peserta belajar.
Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk mengetahui: 1) kesesuaian penggunaan
model pembelajaran individual pada media modul berbasis IT dan simulasi animasi
komputer, 2) kesesuaian media terhadap kemampuan awal tinggi dan rendah 3)
kesesuaian media terhadap kemampuan penalaran analitis peserta belajar.
Di dalam penelitian ini, populasi yang diteliti adalah semua peserta belajar
PGSD Universitas Sebelas Maret Surakarta Program Studi S1 Pengajar Kelas
sebagai objek penelitian diambil Semester II tahun pelajaran 2008/2009. Metode
pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling. Pengumpulan
data dilakukan dengan menggunakan tes. Tes digunakan untuk mengungkap data
tentang kemampuan awal, kemampuan penalaran analitis dan prestasi belajar. Teknik
analisis data menggunakan analisis tiga jalan dengan frekuensi sel tak sama,
dilanjutkan dengan uji F untuk menentukan hipotesis berdasarkan tujuan penelitian
dan uji lanjut anava dengan metode scheffe.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa prestasi belajar kimia hasil dari
penerapan model pembelajaran individual dengan media modul berbasis IT lebih
sesuai dari pada model pembelajaran individual dengan simulasi animasi komputer,
dimana media modul berbasis IT lebih sesuai karena memiliki prestasi yang lebih
baik dibandingkan media simulasi animasi komputer. Media modul berbasis IT pada
model pembelajaran individual lebih sesuai untuk peserta belajar PGSD yang
memiliki kemampuan awal tinggi dibandingkan kemampuan awal rendah. Media
modul berbasis IT pada model pembelajaran individual lebih sesuai untuk prestasi
belajar peserta belajar yang memiliki daya kemampuan penalaran analitis tinggi
dibandingkan kemampuan penalaran analitis rendah.
xviii
ABSTRACT
Murwani Dewi Wijayanti, S.830908127. 2010. “Complience-Based Use of IT
Media Module and Simulation of Computer animation on Individual Learning Model
In Terms of Prior Knowledge and Analytical Reasoning Ability”. Thesis: Science
Education Programs University of Sebelas Maret Surakarta.
The purpose of this study are divided into general and specific objectives.
General goal is to determine suitability for media use IT-based modules and
computer animated simulation model of individual learning in the prior knowledge
and analytical capabilies of participans to learn. While specific objectivesis to
determine: 1) suitability of the use of individual learning model in IT-based modules
of media and computer animation simulation, 2) the suitability of media for hight
capacity and low initial, 3) the suitability of media for analytical reasoning ability of
participants to learn.
In this study, the study population is all the participans to learn PGSD
University Surakarta Sebelas Maret Studies Program Teacher Class s1 as research
objects taken semester II at 2008/2009 school year. Sampling method using random
clusster sampling technique. The data was collected using the test. Tests are used to
uncover data on initial ability, analytical reasoning ability and learning achievement,
followed by the F test to determine the hypothesis based on research objectives and
test anava go Scheffe method.
The research concludes that learning achievement result from the application
results from the application of chemical models of individual learning with IT-based
media module is more suitable thab the model of individual learning with computer
animated simulation, in wich the media module is more appropriate IT-based
because it has better performance than a computer animated simulation media. Media
IT-based modules on individual learning model is more suitable for study participans
who have the ability PGSD higher than the initial low initial ability. Media IT-based
modules on individual learning model is more suitable for learning achievenment
study participants who have the power of analytical reasoning ability than low
analytical reasoning abilities.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penggunaan model pembelajaran individual dalam proses pembelajaran
sangat menarik dikaji. Menurut Haris Mudjiman (2008 : 7) “Model pelayanan belajar
secara individual menggunakan pendekatan yang terbuka antara pendidik dan peserta
belajar, dimaksudkan untuk menimbulkan perasaan bebas dalam belajar”. Penerapan
pembelajaran secara mandiri diyakini dapat mendorong peserta belajar menguasai
materi guna mengatasi masalah secara mandiri. Menurut H. Syaiful Sagala
(2000:184) “Model pembelajaran individual diperlukan untuk tujuan belajar
meningkatkan kemampuan kognitif yang lebih baik”. Model pembelajaran secara
individual tampak pada perilaku atau kegiatan pengajar dalam mengajar yang
menitik beratkan pada pemberian bantuan dan bimbingan belajar kepada masing-
masing peserta belajar secara individual. Susunan suatu tujuan belajar yang didesain
untuk belajar mandiri disesuaikan dengan karakteristik individual dan kebutuhan tiap
peserta belajar.
“Model pembelajaran akan lebih menarik apabila disertai dengan media
pembelajaran. Hal ini mengingat media pembelajaran dapat mendukung peserta
belajar memahami penyampaian materi yang disampaikan oleh pengajar” (Nana
Sudjana dan Ahmad Rivai, 2005 : 1). Model pembelajaran dapat lebih menarik
apabila disertai dengan media pengajaran yang tepat. Dari hasil Tesis yang
2
pernah dilakukan oleh Hardiati (2004) menyatakan bahwa penggunaan media
pembelajaran menggunakan komputer dan modul LKS berpengaruh pada hasil
prestasi belajar. Gaya belajar menggunakan dukungan media, menjadikan suasana
belajar menjadi lebih menarik. Selain itu para peserta belajar menjadi lebih bergairah
mengikuti pelajaran Fisika. Penerapan model dan media disesuaikan untuk mata
kuliah Konsep Dasar IPA. Merujuk pada saran Tesis Hardiati (2004), dalam proses
pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran konvensional diberi nuansa
baru. Maksudnya adalah pemberian model pembelajaran dengan media yang sesuai
dengan mata pelajarannya.
Komputer dan modul yang digunakan didalam Tesis tersebut merupakan
contoh media penunjang pembelajaran. “Media pembelajaran adalah sesuatu yang
dapat mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi pesan kepada penerima
pesan” (Sri Anitah, 2008:1). Robinson Situmorang (2004 : 7.7) menyatakan “Media
pendidikan mempunyai kemampuan memberikan perangsang yang sama,
mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama”.
“Kenyataan yang terjadi saat ini ternyata penggunaan model dan media
pembelajaran belum cukup untuk meningkatkan prestasi belajar” (Wina Sanjaya,
2006:76). Meskipun penerapan media pada model pembelajaran individual penting,
namun perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut tentang hal-hal lain yang
dipercaya dapat menunjang hasil belajar. Didukung oleh hasil Tesis Nur Rohmadi
(2008) mengungkapkan tentang kemampuan awal peserta belajar sebagai salah satu
penunjang prestasi belajar. Kemampuan awal merupakan suatu karakteristik yang
perlu diperhatikan. Sebagai karakteristik memungkinkan proses pembelajaran
berjalan efektif dan tercapainya prestasi belajar yang lebih baik. Salah satu faktor
2
yang dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta belajar adalah kemampuan awal
peserta belajar.
Menurut Munir (2008 : 45) “Suatu pembelajaran adalah proses pencarian
ilmu pengetahuan secara aktif atau proses perumusan ilmu, bukan proses
pengungkapan ilmu semata”. Apabila sudah sesuai dengan konsep yang dimiliki,
maka akan terjadi proses penguatan dan jika tidak sesuai maka diperlukan perbaikan
konsep dalam memorinya. Pengetahuan awal dari seorang peserta belajar merupakan
prasyarat dalam mengikuti pembelajaran sehingga memudahkan untuk dapat
melaksanakan proses belajar dengan baik.
Disamping kemampuan awal, faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil
belajar adalah kemampuan penalaran analitis. Kemampuan tersebut bertujuan untuk
mengukur kemampuan membaca, mencerna, menganalisis, dan menarik kesimpulan
logis dan metodis terhadap informasi yang diberikan (Anonim, 2009:2). Uji ini
menuntut peserta belajar memecahkan soal berdasarkan info yang disajikan.
Bertitik–tolak dari uraian sebelumnya maka penulis memperoleh pemikiran
bahwa dalam pembelajaran, prestasi belajar peserta belajar dapat ditingkatkan
melalui penggunaan model pembelajaran dan media pembelajaran yang tepat. Hal ini
tentu saja tetap ada pengaruh faktor intrinsik dan ekstrinsik peserta belajar sebagai
subyek didik. Faktor intrinsik dan ekstrinsik peserta belajar dalam hal ini berkaitan
dengan ragam kemampuan awal dan kemampuan penalaran analitis yang dimiliki
oleh masing-masing peserta belajar. Melihat hasil penelitian-penelitian sebelumnya,
peneliti menganggap perlu melakukan penelitian tentang kesesuaian penggunaan
media modul berbasis IT dan simulasi animasi komputer pada model pembelajaran
individual terhadap latar belakang kemampuan awal dan penalaran analitis.
2
B. Identifikasi Masalah
Dalam pelaksanaan penelitian banyak terdapat masalah-masalah yang muncul
dan membuat bias pada kesimpulan, terutama pada proses penilaian dan pengukuran
data. Data-data yang diperlukan adalah kemampuan awal, kemampuan berpikir
abstrak dan prestasi belajar.
Dalam tesis ini pada dasarnya akan ditentukan kesesuaian penggunaan media
itu. Pengukuran kesesuaian yang diteliti berkaitan dengan prestasi belajar.
Pengukuran prestasi belajar juga merupakan masalah tersendiri dalam penelitian.
Keadaan ini disebabkan oleh terjadinya kerjasama antar kelas selama perlakuan
penelitian dilakukan. Kekomplekan dan tingkat penilaian prestasi belajar
mengakibatkan kesulitan tuntuk menerapkan penilaian ataupun dalam
pengukurannya. Dengan demikian prestasi belajar yang dipilih berhubungan dengan
materi uji dan dilakukan pembatasan perlakuan pemberian materi.
Pengukuran kemampuan awal juga merupakan masalah dalam penelitian.
Keadaan ini disebabkan karena kemampuan awal sangat bervariasi, mengingat latar
belakang pendidikan peserta belajar di program S1 PGSD bermacam-macam.
Sebagian peserta belajar berasal dari Sekolah Menengah Atas, dimana di SMA
terdapat tiga macam jurusan, yaitu IPA, IPS dan Bahasa. Sedangkan sebagian peserta
belajar berasal dari STM dan SMK. Selain itu peserta belajar juga memiliki
pengalaman belajar awal dan faktor-faktor lain pendukung tingkat kemampuan yang
berbeda-beda. Kekomplekan dan tingkat penilaian kemampuan awal mengakibatkan
kesulitan tersendiri untuk menerapkan penilaian ataupun dalam pengukurannya.
Dengan demikian kemampuan yang dipilih adalah yang berhubungan dengan materi
uji.
2
Masalah lain yang dapat timbul dalam penelitian ini adalah pengukuran
kemampuan penalaran analitis. Keadaan ini disebabkan oleh kemampuan penalaran
analitis mengarah pada berbagai jenis inteligensi kemampuan berpikir yang berbeda-
beda. “Kecerdasan (intelegensi) secara umum dipahami pada dua tingkat yakni
kecerdasan sebagai suatu kemampuan untuk memahami informasi yang membentuk
pengetahuan dan kesadaran” (Gardner 1983:34). Selain itu peserta belajar juga
memiliki faktor-faktor lain pendukung tingkat kemampuan penalaran analitis yang
berbeda-beda. Kekomplekan dan tingkat penilaian kemampuan penalaran analitis
menyebabkan sulit untuk menerapkan penilaian ataupun dalam pengukurannya.
Pengukuran prestasi belajar juga merupakan masalah yang perlu dikaji dalam
penelitian. Keadaan ini disebabkan oleh terjadinya kerjasama antar kelas selama
perlakuan penelitian dilakukan. Hal tersebut mengakibatkan kesulitan tuntuk
menerapkan penilaian ataupun dalam pengukurannya. Dengan demikian prestasi
belajar yang dipilih berhubungan dengan materi uji dan dilakukan pembatasan
perlakuan pemberian materi.
C. Pembatasan Masalah
Karena berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti dan untuk
menghindari berkembangnya permasalahan, maka pada penelitian ini peneliti
membatasi permasalahan antara lain :
Sebagai salah satu penunjang hasil prestasi belajar dilakukan dengan
memperhatikan kemampuan awal masing-masing peserta belajar. Didalam penilaian
dan pengukuran kemampuan awal, digunakan pengukuran kemampuan awal yang
berhubungan dengan pokok bahasan materi dan perubahannya.
2
Di dalam penilaian dan pengukuran kemampuan penalaran analitis peserta
belajar, digunakan pengukuran kemampuan penalaran analitis menggunakan tes
psikologi penalaran analis (instrumen pengukuran kemampuan penalaran analis
dibuat sendiri). Dibatasi demikian karena ditujukan untuk mengukur kemampuan
membaca, mencerna, menganalisis dan menarik kesimpulan.
Demi tercapainya penilaian dan pengukuran yang valid maka setiap kelas
yang diberi perlakuan, supaya kelas satu dengan yang lainnya tidak terjadi
kerjasama. Oleh karena itu diberi perlakuan pemberian durasi waktu pembelajaran
khusus untuk belajar dan dengan catatan peserta belajar tidak boleh mengopi atau
membawa pulang materi yang telah diberikan. Peserta belajar tidak membawa
perlengkapan saat pembelajaran berlangsung. Faktor-faktor lain yang dapat
menyebabkan berkembangnya masalah dalam penelitian diabaikan.
D. Rumusan Masalah
Kesesuaian penggunaan model pembelajaran individual pada media modul
berbasis IT dan simulasi animasi komputer dapat dirumuskan masalah manakah yang
lebih baik antara prestasi belajar kimia peserta belajar yang diberi model
pembelajaran individual dengan media modul berbasis IT dan simulasi animasi
komputer. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kesesuaian model pembelajaran
individual dengan media yang berbeda. Media yang sesuai ditandai dengan prestasi
belajar yang lebih baik. Kesesuaian kemampuan awal dibedakan menjadi dua
kategori tinggi dan rendah. Kemampuan awal yang sesuai dapat meningkatkan hasil
prestasi belajar peserta belajar, dengan demikian rumusan masalah yang dapat
diperoleh manakah yang lebih baik antara prestasi belajar peserta belajar yang punya
2
kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah. Berdasarkan penelitian ini
kesesuaian kemampuan penalaran analitis juga dibedakan menjadi dua macam, yaitu
kategori tinggi dan rendah.
Kesesuaian penalaran analitis ini diketahui dengan rumusan manakah yang
lebih baik antara prestasi belajar kimia peserta belajar yang memiliki kemampuan
penalaran analitis tinggi dan kemampuan penalaran analitis rendah. Kemampuan
penalaran analitis yang paling sesuai adalah yang menghasilkan prestasi belajar lebih
tinggi. Kesesuaian penggunaan model pembelajaran individual juga dapat dikaji dari
interaksi antara model pembelajaran individual dengan media modul berbasis IT dan
simulasi animasi komputer dengan kemampuan awal peserta belajar. Dengan
perumusan tersebut, penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui interaksi antara
model pembelajaran individual dengan media yang ditentukan dengan kemampuan
awal peserta belajar.
Pengkajian tentang kesesuaian penggunaan model pembelajaran individual
yang lain dapat diketahui dari interaksi antara model pembelajaran individual pada
media modul berbasis IT dan simulasi animasi komputer dengan kemampuan
penalaran analitis peserta belajar. Perumusan tersebut dimaksudkan untuk meneliti
interaksi model pembelajaran individual dengan dua media tersebut dengan
kemampuan penalaran analitis.
Rumusan yang lainnya dimaksudkan untuk mengetahui interaksi kedua
kemampuan terhadap prestasi belajar, sehingga perlu diteliti rumusan tentang
interaksi antara kemampuan awal dan kemampuan penalaran analitis terhadap
prestasi belajar peserta belajar. Kesesuaian penggunaan media yang lainnya diteliti
dari rumusan interaksi antara media pendidikan (media modul berbasis IT dan
2
simulasi animasi komputer), kemampuan awal dan kemampuan penalaran analitis
peserta belajar terhadap prestasi belajar kimia.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini untuk mengetahui kesesuaian penggunaan
media modul berbasis IT dan simulasi animasi komputer pada model pembelajaran
individual terhadap kemampuan awal dan kemampuan analitis peserta belajar. Secara
khusus masing-masing tahap bertujuan untuk mengetahui kesesuaian penggunaan
model pembelajaran individual pada media modul berbasis IT dan simulasi animasi
komputer. Kemampuan awal dibedakan menjadi kemampuan awal tinggi dan rendah,
sehingga penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kesesuaian media terhadap
kemampuan awal tinggi dan rendah. Selain kemampuan awal penelitian juga
ditujukan untuk mengetahui kesesuaian media terhadap kemampuan penalaran
analitis peserta belajar.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini dibedakan
menjadi dua macam, yaitu manfaat praktis dan teoritis. Manfaat Praktis yang
didapatkan adalah memberikan masukan bagi para pengajar untuk menyesuaikan
penggunaan media pendidikan modul berbasis IT dan simulasi animasi komputer
guna tercapainya tujuan pembelajaran. Mereka dapat belajar menyesuaikan media
seperti modul berbasis IT dan simulasi animasi komputer untuk materi-materi yang
lainnya. Manfaat lainnya adalah bagi peserta belajar. Masukan bagi mereka adalah
meningkatkan kemampuan penalaran analitis dengan memperhatikan sumber–
2
sumber belajar yang ada disekitarnya. Selain itu dapat memberikan perhatian bagi
kemampuan awal peserta belajar mengingat kondisi kemampuan yang berbeda-beda.
Manfaat Teoritis yang dapat diperoleh dalam penelitian adalah menambah
dan mengembangkan ilmu pengetahuan untuk mendukung teori-teori yang ada
sehubungan dengan masalah yang diteliti. Disamping itu bermanfaat sebagai dasar
untuk mengadakan penelitian–penelitian selanjutnya bagi peneliti lain yang relevan,
serta masukan kepada semua pihak dalam rangka meningkatkan prestasi belajar
peserta belajar.
10
BAB II
KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN,
KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
Dalam landasan teori ini akan dibahas hal-hal yang berkaitan dengan teori
belajar, media pembelajaran, kemampuan awal peserta belajar, kemampuan
penalaran analitis, dan prestasi belajar peserta belajar. Dengan adanya teori-teori
yang tersusun diharapkan dapat digunakan sebagai landasan dalam penyusunan
kerangka pemikiran yang dijadikan dasar untuk penyusunan hipotesis. Sebagai
pembahasan dari teori-teori tersebut adalah sebagai berikut :
1. Media Pendidikan
a. Definisi Media
Dari asal kata media berasal adalah bahasa Latin yang merupakan bentuk
jamak dari kata medium. Secara harafiah medium berarti perantara atau pengantar.
Ada lagi kata medòê yang artinya perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke
penerima pesan. Sedangkan Arif S. Sadiman, dkk, (1984:6-7) menyatakan “Ada
banyak batasan mengenai definisi media, beberapa diantaranya adalah pendapat
AECT dari Amerika, Gagne, Briggs dan NEA”. Association of Education and
Communication Technology (AECT). AECT membatasi media sebagai segala bentuk
dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan dan informasi. Gagne
(1970:66) “Menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan peserta belajar yang dapat merangsangnya untuk belajar”. Sedangkan
11
Briggs (1970:67) berpendapat bahwa “Media adalah segala alat fisik yang dapat
menyajikan pesan serta merangsang peserta belajar untuk belajar. Buku, film, kaset,
film bingkai adalah contoh-contohnya”.National Education Association (NEA)
memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi, baik
tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya dapat
dimanipulasi, dilihat, didengar, dan dibaca.
Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa definisi media
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim
ke penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat
serta perhatian peserta belajar sedemikian rupa hingga proses belajar dapat terjadi.
Menurut Sri Murtini (2009:45) “Media merupakan salah satu alat komunikasi
yang menghantarkan pesan dari pemberi ke penerima pesan”. Proses belajar
mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian
pesan dari sumber belajar melalui saluran atau media tertentu ke penerima pesan.
Komponen-komponen dalam proses komunikasi meliputi pesan, sumber pesan,
media atau saluran pesan, dan media. Pesan dapat berupa ajaran atau didikan yang
ada dalam kurikulum dituangkan oleh pengajar ke dalam simbol-simbol komunikasi.
Simbol-simbol tersebut dapat berupa simbol verbal (kata-kata lisan maupun tertulis)
maupun simbol non-verbal (visual). Media pendidikakn sebagai satu-satunya sumber
belajar dapat membantu hambatan yang berupa perbedaan gaya belajar, minat,
intelegensi, keterbatasan daya indra, jarak waktu, dan sebagainya. Pengajar dan
media bila disatukan diharapkan mampu menyampaikan pesan dengan baik. Pesan
yang baik dapat menyebabkan lancarnya penerima pesan menangkap arti pesan yang
ingin disampaikan.
11
b. Kegunaan Media dalam Proses Belajar Mengajar
Dalam bukunya Oemar Hamalik (2005:56) menyatakan “Media sebagai
pembawa pesan, media memiliki kegunaan penting dalam proses belajar”. Secara
umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan memperjelas penyajian
pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata dan tulisan).
Kegunaan lainnya adalah dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya
indera seperti objek yang terlalu besar, objek yang terlalu kecil, gerak yang terlalu
lambat atau terlalu cepat, kejadian yang terjadi dimasa lalu,objek yang terlalu
kompleks, dan konsep yang terlalu luas (contohnya gempa bumi, banjir, dan
sebagainya). Penggunaan media yang secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi
sikap pasif peserta belajar. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk
menimbulkan gairah belajar; memungkinkan adanya interaksi yang lebih langsung
antara peserta belajar, lingkungan, dan kenyataan.
c. Macam-macam Media Pendidikan
Kegunaan media pendidikan harus disesuaikan dengan tujuan
penggunaannya. Sri Anitah (2008:58) menyatakan “Media secara garis besar dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu perangkat lunak (software) dan perangkat keras
(hardware)”.
Perangkat lunak (software) adalah perangkat yang berisi program yang
mengandung pesan seperti informasi yang terdapat pada buku, transparasi atau
bahan-bahan cetakan lainnya. Media cetak biasanya disajikan dalam bentuk buku.
Buku merupakan media yang paling umum digunakan di sekolah-sekolah. Selain
menyajikan dalam bentuk tes, buku dapat disajikan dengan diselingi gambar-gambar.
Baik teks maupun gambar-gambar yang ada menerangkan pesan yang dimaksudkan.
11
Buku memiliki keunggulan diantaranya adalah memiliki kestabilan halaman,
sehingga mudah dipahami dan dibaca.
Perangkat keras (hardware) adalah media yang berkaitan dengan alat-alat
yang dapat menghantarkan pesan. Beberapa contohnya adalah OHP, LCD, komputer,
radio dan televisi.
Menurut Gerlach dan Ely dalam Wina Sanjaya (2008 : 163) menyatakan “A
medium, conceived is any person, material or event that establish condition wich
enable the learner to acquire knowlegne, skill and attitute.” Artinya adalah secara
umum sebuah media itu meliputi orang, bahan atau kegiatan yang menciptakan
kondisi yang memungkinkan peserta belajar memperoleh pengetahuan, keterampilan
dan sikap.
d. Kelebihan dan kelemahan media
Media juga memiliki kelebihan dan kelemahan dalam penggunaannya.
Beberapa diantaranya dari buku Nana Sujana dan Ahmad Rivai (2005 : 2) yaitu dapat
membuat pengajaran lebih menarik, membuat pengajaran lebih jelas, lebih
bervariasinya metode mengajar pengajar dan membuat peserta belajar lebih banyak
melakukan kegiatan belajar. Pendapat lain muncul dari Harjanto (1997 : 245) dalam
Sri Murtini (2009) menyatakan keuntungan pemakaian media dalam proses
pembelajaran adalah Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis,
dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera. Kelebihan lainnya
penggunaan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat menimbulkan
persepsi yang sama terhadap suatu masalah. Selanjutnya menurut Purnamawati dan
Eldarni (2001 : 4) dalam yaitu media dapat membuat konkrit konsep-konsep materi
pelajaran yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan teori atom. Obyek yang
11
berbahaya atau sukar didapat dapat ditampilkan di dalam lingkungan belajar. Media
juga dapat manampilkan obyek yang terlalu besar, misalnya pasar, candi. Selain itu
dapat juga menampilkan obyek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang.
Gerakan yang terlalu cepat juga dapat diperlihatkan dengan bantuan media. Peserta
belajar juga dimungkinkan dapat berinteraksi langsung dengan lingkungannya. Ada
juga kelebihan media yang lain, misalnya dapat membangkitkan motivasi belajar,
memberi kesan perhatian individu untuk seluruh anggota kelompok belajar,
menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan
menurut kebutuhan.
Disamping kelebihan, media juga memiliki beberapa kelemahan. Menurut
Siri Anitah pembuatan media memerlukan waktu dan ada juga yang memerlukan
perangkat mahal seperti OHP, komputer, dan LCD. Beberapa media juga masih
tergantung pada penyaji, misalnya OHP. Ada juga media yang sukar diperoleh
seperti film strip. Dengan demikian pada penelitian ini menggunakan media yang
sesuai dengan bab yang akan diberikan. Pemilihan media juga dilakukan mengingat
kondisi sarana dan prasarana yang tersedia ditempat penelitian. PGSD memiliki
ruang komputer sebanyak dua kelas, dengan setiap ruangnya memiliki 40 unit
komputer. Kondisi ini mendukung penggunaan media komputer sebagai media yang
tepat untuk diterapkan dalam penyampaian bab Materi dan Perubahannya. Penerapan
selanjutnya untuk media dipilih dua media yang menggunakan komputer yaitu modul
berbasis IT dan simulasi animasi komputer.
2. Modul Pelajaran berbasis IT
a). Definisi Modul
Terdapat beberapa pendapat mengenai pengertian tentang modul sekarang ini.
11
Anonim (2009:9) berpendapat bahwa “Modul adalah paket yang bersifat self-
instructional”. termasuk Komponen-komponen modul diataranya topik bahasan,
tujuan pembelajaran, pertanyaan-pertanyaan bimbingan, latihan soal, alat bahan, data
pengamatan, tugas dan kesimpulan (I Wayan Santyasa, 2009:11). Dengan adanya
pengembangan modul diharapkan proses belajar dapat dilakukan oleh peserta belajar
itu sendiri. Pendidikan dengan menggunakan modul biasanya menggunakan paketan
yang berisi satu unit pendidikan. Pendekatannya modul menggunakan pengalaman
belajar yang menuntut peserta belajar untuk bisa melakukan penginderaan sehigga
peserta belajar dapat terlibat aktif.
b). Fungsi Modul
Bagi peserta belajar
Menurut Akhmad Sudrajat (2003:134) ”Modul dapat memiliki fungsi yang
penting dalam proses pembelajaran”. Modul dapat digunakan sebagai media untuk
peserta belajar dalam mengerjakan tugas belajar. Modul dapat berisi topik bahasan,
tujuan pembelajaran, materi pertanyaan, dan berbagai macam kegiatan peserta
belajar. Selain berguna untuk peserta belajar, modul juga berguna bagi pengajar.
Fungsi modul bagi pengajar adalah sebagai pedoman dalam melaksanakan proses
belajar mengajar dikampus yang lebih efektif.
c). Modul berbasis IT
Modul dapat diterapkan dalam bermacam-macam bentuk penyajian. modul
ada yang berupa buku dan ada pula yang disajikan dengan komputer. Komputer
merupakan perangkat yang menggunakan prinsip Teknologi Informasi. Dilihat dari
kata penyusunnya adalah teknologi dan informasi. Secara mudahnya teknologi
informasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dari
11
bagian pengirim ke penerima sehingga pengiriman informasi tersebut akan lebih
cepat, lebih luas sebarannya, dan lebih lama penyimpanannya. Agar lebih mudah
memahaminya mari kita lihat perkembangan di bidang teknologi informasi.
Sebelum modul ditemukan, pada awal sejarah manusia bertukar informasi
melalui bahasa. Maka dengan demikian bahasa adalah teknologi. Bahasa
memungkinkan seseorang memahami informasi yang disampaikan oleh orang lain.
Tetapi bahasa yang disampaikan dari mulut ke mulut hanya bertahan sebentar saja,
yaitu hanya pada saat si pengirim menyampaikan informasi melalui ucapannya itu
saja. Setelah ucapan itu selesai, maka informasi yang berada di tangan si penerima
itu akan dilupakan dan tidak bisa disimpan lama. Selain itu jangkauan suara juga
terbatas. Untuk jarak tertentu, meskipun masih terdengar, informasi yang
disampaikan lewat bahasa suara akan terdegradasi bahkan hilang sama sekali.
Setelah itu teknologi penyampaian informasi berkembang melalui gambar. Dengan
gambar jangkauan informasi bisa lebih jauh. Gambar ini bisa dibawa-bawa dan
disampaikan kepada orang lain. Selain itu informasi yang ada akan bertahan lebih
lama. Teknologi elektronik seperti radio, tv, komputer mengakibatkan informasi
menjadi lebih cepat tersebar di area yang lebih luas dan lebih lama tersimpan.
d) Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan modul berbasis IT menurut Akhmad Sudrajat (2003:89) adalah
dapat memberikan informasi dan petunjuk pelaksanaan yang jelas tentang apa yang
harus dilakukan oleh peserta belajar, bagaimana melakukan, dan sumber belajar apa
yang harus digunakan. Modul merupakan pembelajaran individual, sehingga
mengupayakan untuk melibatkan sebanyak mungkin karakteristik peserta belajar.
Dalam setiap modul harus memungkinkan peserta belajar mengalami kemajuan
11
belajar sesuai dengan kemampuannya, memungkinkan peserta belajar mengukur
kemajuan belajar yang telah diperoleh dan memfokuskan peserta belajar pada tujuan
pembelajaran yang spesifik dan dapat diukur.
Modul berbasis IT dapat berguna membantu peserta belajar mencapai tujuan
pembelajaran seefektif dan seefisien mungkin, serta memungkinkan peserta belajar
untuk melakukan pembelajaran secara aktif, tidak sekedar membaca dan mendengar
tapi lebih dari itu, modul memberikan kesempatan untuk bermain peran (role
playing), simulasi dan berdiskusi. Materi pembelajaran juga dapat disajikan secara
logis dan sistematis, sehingga peserta belajar dapat menngetahui kapan dia memulai
dan mengakhiri suatu modul, serta tidak menimbulkan pertanyaaan mengenai apa
yang harus dilakukan atau dipelajari. Setiap modul memiliki mekanisme untuk
mengukur pencapaian tujuan belajar peserta belajar, terutama untuk memberikan
umpan balik bagi peserta belajar dalam mencapai ketuntasan belajar.
Tidak hanya kelebihan saja, modul berbasis IT juga memiliki kelemahan-
kelemahan. Menurut Sri Anitah (2009:64) kelemahannya antara lain memerlukan
keahlian khusus untuk membuatnya, memerlukan waktu yang lama dan
penerapannya tidak ada interaksi antar manusia. Kekurangan yang lainnya adalah
modul berbasis IT memerlukan perangkat komputer yang termasuk mahal.
Mengetahui kelebihan dan kekurangan modul berbasis IT maka pemilihan
media yang telah digunakan berdasarkan tujuan, ketepatgunaan, keadaan peserta
belajar, dan ketersediaan. Penelitian ini menerapkan media modul berbasis IT,
dengan tujuan peserta belajar akan lebih dapat menerima materi Konsep Dasar IPA
yang diberikan. Penerapan Modul berbasis IT yang akan diberikan kepada peserta
belajar dimana pembuatannya disesuaikan materi.
11
3. Simulasi Animasi Komputer
a. Pengertian Simulasi Animasi Komputer
Media lain yang digunakan selain modul adalah dengan simulasi animasi
komputer. Pada awalnya animasi diambil dari kata “animate” yang berarti
menghidupkan. Tim Divisi Penelitian dan Pengembangan Madcoms Madiun
(2006:76) Simulasi Animasi komputer dapat diartikan sebagai menghidupkan suatu
objek dengan cara menggunakan perangkat yang disebut komputer. Pembelajaran
materi dan perubahannya tidaklah tidak mungkin untuk dijelaskan materinya secara
lebih tervisualkan melalui animasi simulasi komputer. Macromedia Professional
flash merupakan program yang digunakan untuk membuat simulasi animasi
komputer.
b. Kelebihan dan Kekurangan
Pendekatan awalnya dimulai dengan menerangkan konsep-konsep dasar dari
materi tersebut. Media ini memiliki kelebihan-kelebihan tertentu. Media simulasi
animasi komputer merupakan media yang menarik. Media tersebut dapat
diinterpretasi dari program atau kemasan pesannya sampai pada bagaimana orang
yang mendapat pendidikan media itu berpeluang dapat memanfaatkan kelebihan
media simulasi animasi komputer untuk bisa mengemas pesan dan menyampaikan
informasi.
Meskipun memiliki banyak kelebihan, media ini memiliki beberapa
kekurangan. Diantaranya adalah Menurut Nana Sujana dan Ahmad Rivai (2005:55)
Kelemahannya antara lain pembuatannya rumit dan agak sulit. Selain itu memakan
waktu yang lama dan penerapannya tidak ada interaksi antar manusia. Simulasi
animasi komputer memerlukan perangkat komputer yang termasuk mahal.
11
Penelitian yang telah dilakukan menggunakan media simulasi animasi komputer.
Penentuan ini disebabkan karena beberapa faktor. Kondisi kampus yang telah
memiliki fasilitas ruang laboratorium komputer yang memadahi dan peserta belajar
yang bisa belajar secara mandiri.
4. Model Pembelajaran Individual
a. Pengertian Model Pembelajaran Individual
Menurut H. Syaiful Sagala, (2000:184) model pembelajaran ada beberapa
macam, diantaranya model pembelajaran secara individual, klasikal, kooperatif.
Model pembelajaran secara individual tampak pada perilaku atau kegiatan pendidik
dalam mengajar yang menitik beratkan pada pemberian bantuan dan bimbingan
belajar kepada masing-masing peserta belajar secara individual. Susunan suatu
tujuan belajar yang didesain untuk belajar mandiri harus sesuai dengan karakteristik
individual dan kebutuhan tiap peserta belajar. Bentuk-bentuk belajar mandiri antara
lain (1) self instrukcion semacam modul; (2) independent study; (3) individualized
prescribed instruction; (4) self pacet learning. Untuk tujuan belajar meningkatkan
kemampuan kognitif dan psikomotor lebih banyak ditempuh dengan belajar mandiri.
Pada model pembelajaran individual pendidik memberikan bantuan belajar
kepada masing-masing pribadi masing-masing peserta belajar sesuai mata pelajaran
yang diajarkan oleh pendidik yang bersangkutan. Perilaku pembelajaran individual
ini pendidik akan memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada masing-masing
individu peserta belajar untuk dapat belajar sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
peserta belajarnya. Kemudian ada kesempatan lagi bagi masing-masing individu
peserta belajar untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki peserta belajar
11
artinya setiap individu memiliki paket belajar secara individual yang sesuai dengan
tujuan belajarnya secara individual juga.
b. Kelebihan dan Kekurangan
Pembelajaran individual memiliki kelebihan-kelebihan tertentu. Menurut
Zainurie (2007:23) dalam H. Syaiful Sagala (2000:84) menyatakan bahwa “Ada
kelebihan pembelajaran individual, yaitu peserta belajar dapat belajar secara tuntas,
setiap unit yang dipelajari memuat tujuan pembelajaran khusus yang jelas,
keberhasilan peserta belajar diukur berdasarkan pada sistem yang mutlak dan peserta
belajar dapat belajar sesuai dengan kecepatannya masing-masing”. Haris Mujiman,
(2008:67) berpendapat bahwa “Setiap individu dapat menyusun program belajarnya
sendiri, peserta belajar mempunyai keleluasaan belajar berdasarkan kemampuannya
sendiri, mempunyai kedudukan yang bersifat sentral yang menjadi pusat pelayanan
dalam pembelajaran”. Posisi pengajar dalam model pembelajaran ini adalah
membantu peserta belajarnya untuk membelajarkannya, membantu merencanakan
kegiatan belajar sesuai dengan kemampuan dan daya dukung yang dimilikinya.
Pengajar membicarakan kepada peserta belajar mengenai pelaksanaan belajarnya,
mengemukakan kriteria keberhasilan belajarnya, dan menentukan alokasi waktu
maupun kondisi belajar yang tepat bagi para peserta belajar secara individual. Peran
pengajar disini selanjutnya adalah sebagai penasehat atau pembimbing belajar,
membantu anak untuk mengadakan penilaian belajar dan kemajuan yang telah
dicapainya.
Pengajar mengorganisasikan kegiatan belajar yaitu mengatur dan memonitor
kegiatan belajar peserta belajar sejak awal sampai akhir schedul yang disepakati.
Model pelayanan belajar secara individual ini menggunakan pendekatan yang
11
terbuka antara pengajar dan peserta belajar, yang bertujuan menimbulkan perasaan
bebas dalam belajar sehingga terjadi hubungan yang harmonis diantara keduanya
dalam belajar. Belajar adalah kegiatan alamiah manusia. Manusia dapat semakin
sejahtera karena belajar. Berpegang kepada pengalaman sebagai pengajar, manusia
melakukan kegiatan belajar dengan tujuan supaya dapat memiliki kemampuan untuk
dapat menjawab tantangan alam. Haris Mujiman, (2008 : 7) menyatakan belajar
mandiri adalah kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat atau motif untuk
menguasai sesuatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah, dan dibangun dengan
bekal pengetahuan atau kompetensi sebagai tujuan belajar dan cara pencapaiannya.
Baik penetapan waktu belajar , waktu belajar, tempat belajar, irama belajar, tempo
belajar, cara belajar, sumber belajar, maupun evaluasi hasil belajar . Disamping
kelebihan ada juga kekurangan pembelajaran individual. Menurut Anonim (2005:15)
kekurangan model pembelajaran individual adalah memerlukan waktu yang banyak
untuk menyiapkan bahan-bahan, motivasi peserta belajar sulit untuk dipertahankan
dan peran pengajar perlu berubah.
5. Kemampuan Awal
Penggunaan media pada penelitian ini dilakukan dengan memperhatikan
kemampuan awal peserta belajar. Winkel (1987:80-81) berpendapat “Awal proses
mengajar peserta belajar belum mempunyai kemampuan yang dijadikan tujuan dari
interaksi pengajar dan peserta belajar, bahkan terdapat jurang tingkah laku peserta
belajar pada awal dan akhir proses pembelajaran”.
Banyak ahli yang lain memiliki pendapat yang berbeda, seperti pendapat
Gagne seperti yang dikutip dalam Sudjana (1991: 158) yang menyatakan bahwa
“Pengetahuan awal peserta belajar lebih rendah daripada pengetahuan yang baru”.
11
Dengan demikian dapat disimpulkan kemampuan awal peserta belajar adalah hasil
belajar yang didapat sebelum mendapat kemampuan yang lebih tinggi.
Kemampuan awal memiliki kelebihan-kelebihan antara lain diperlukan untuk
mengetahui apakah peserta belajar telah memiliki dasar pengetahuan mengenai
pelajaran yang telah diikutinya. Kemampuan awal peserta belajar merupakan
gambaran dari suatu kemampuan peserta belajar peserta belajar yang berkenaan
dengan latar belakang peserta belajar. Kemampuan awal peserta belajar perlu di
identifikasikan untuk menentukan kebutuhan serta menentukan perilaku-perilaku
khusus dalam menentukan strategi pembelajaran yang akan dirancang pengajar atau
pengajar dalam proses pembelajaran. Dalam menganalisis kemampuan awal peserta
belajar dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal seperti pengalaman peserta
belajar, pengetahuan peserta belajar, kegemaran peserta belajar, kondisi fisik,
lingkungan keluarga, lingkungan sosial, dan status sosial peserta belajar.
Menurut Robinson S dan Atwi (2004: 3.25-3.26) kondisi fisik yang dimaksud
ini adalah menyangkut tinggi, berat, dan juga data-data kesehatan yang dimiliki
peserta belajar. Pengaruh lingkungan keluarga juga bisa menjadi salah satu bagian
dalam mengidentifikasikan kemampuan awal peserta belajar. Lingkungan keluarga
tersebut meliputi tempat peserta belajar berada sehari-hari. Termasuk disini adalah
status anak, jumlah saudara, hubungan antar anggota keluarga. Lingkungan sosial
juga harus diperhatikan. Lingkungan sosial adalah lingkungan tempat tinggal peserta
belajar, misalnya apakah jauh dari kampus, di tempat ramai, keadaan masyarakatnya,
apakah gemar belajar, keadaan secara umum dan sebagainya. Status sosial yang
dimaksud disini adalah hal-hal seperti keadaan ekonomi keluarga, pekerjaan orang
tua dan sebagainya. Komponen-komponen tersebut masih bisa diperluas sesuai
11
dengan kebutuhan pengembang instruksional. Intinya semakin banyak data mengenai
kemampuan awal peserta belajar yang dimiliki maka semakin banyak alternatif yang
dapat digunakan dalam mendesain strategi pembelajaran.
Pengalaman belajar yang dimaksud adalah pengalaman yang berkaitan
dengan cara belajar peserta belajar secara umum dan yang bersifat khusus. Hal ini
kaitannya dengan materi pokok atau topik yang akan dipelajari. Untuk pengetahuan
peserta belajar yang dimaksud adalah pengetahuan terhadap materi yang akan
dipelajari. Kegemaran peserta belajar juga dapat menjadi salah satu hal yang
diperhatikan. Kegemaran peserta belajar meliputi hal-hal yang disenangi peserta
belajar dalam hidupnya, seperti membaca bercerita, menulis dan sebagainya.
Kemampuan awal dibatasi oleh banyak faktor. Beberapa faktor tersebut adalah latar
belakang seseorang dengan dilihat dari pengalaman belajar, pengetahuan,
kegemaran, kondisi fisik seseorang dan lingkungan sekitarnya (Anonim 2007:5).
Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam menganalisis kemampuan awal
peserta belajar sama juga dengan teknik yang digunakan dalam menganalisis
perilaku awal peserta belajar. Diantaranya adalah kuesioner, interview, observasi,
dan tes kemampuan awal peserta belajar. Cara mengukur kemampuan dapat melalui
langkah-langkah tertentu.
“Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau
hal-hal yang diketahui”. Suharsimi Arikunto (1999:140) “Kuesioner dipakai untuk
menyebutkan metode maupun instrumen”. Jenisnya dapat dibedakan dari berbagai
sudut pandang. Dipandang dari cara menjawabnya, maka ada kuesioner terbuka dan
tertutup. Kuesioner terbuka adalah jenis yang memberi kesempatan kepada
11
responden untuk menjawab dengan kalimat sendiri. Sedangkan kuesioner tertutup
adalah jenis yang sudah disediakan jawabanya sehingga responden tinggal memilih.
Dipandang dari jawaban yang diberikan ada yang langsung dan tidak langsung.
Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya. Kuesioner tidak
langsung, yaitu jika responden menjawab tentang orang lain. Dipandang dari
bentuknya maka ada Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan
kuesioner tertutup. Kuesioner isian yang dimaksud adalah kuesioner terbuka. Chek
list sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda chek pada kolom
yang sesuai. Rating scale (skala bertingkat) yaitu sebuah pertanyaan diikuti oleh
kolom-kolom yang menunjukan tingkatan-tingkatan.
Interview adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan
sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari
interview adalah kontak langsung dengan tatap muka (face to face relationship)
antara si pencari informasi (interviewer atau information hunter) dengan sumber
informasi (interviewee) Interview adalah “sebuah dialog (interview) yang dilakukan
oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara
(interviewee)” (Suharsimi Arikunto, 1999: 149).
“Observasi adalah Penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan
pengamatan terhadap obyek baik secara langsung maupun tidak langsung disebut
pengamatan atau observasi. Pengamatan dan pencatatan dengan sistematik
fenomena-fenomena yang diselidiki” (Sutrisno Hadi, 1998: 136). Teknik atau cara
ini banyak digunakan baik dalam penelitian sejarah, deskriptif ataupun
eksperimental, karena dengan pengamatan memungkinkan gejala-gejala penelitian
dapat diamati dari dekat. Jenisnya ada dua macam yaitu observasi langsung
11
merupakan pengamatan terhadap perilaku dan kondisi lingkungan yang tersedia di
lokasi penelitian untuk diteliti. Dalam penelitian ini peneliti bersifat pasif sebagai
pengamat. Observasi berperan merupakan pengamatan dengan cara khusus dimana
peneliti tidak bersifat pasif sebagai pengamat namun memainkan peran yang
mungkin dalam berbagai situasi bahkan berperan menggairahkan peristiwa yang
sedang dipelajari.
Saifuddin Azwar (2003: 9) menyatakan bahwa “Tes disusun secara terencana
untuk mengungkap informasi subyek atas bahan-bahan yang telah diajarkan”. Tes
sendiri jika ditinjau dari bentuk soalnya dapat dibedakan menjadi 2 yaitu tes hasil
belajar dalam bentuk uraian dan tes hasil belajar bentuk obyektif. Disebut tes
obyektif karena siapapun yang memeriksa hasil tes akan menghasilkan skor yang
sama sedangkan tes uraian hasilnya lebih dipengaruhi oleh pemberi skor.
Kelebihan tes bentuk obyektif adalah kepraktisan dalam penggunaanya,
murah dan memiliki model yang lebih banyak dan variatif dibandingkan tes bentuk
uraian. Itulah sebabnya tes obyektif lebih sering digunakan dalam tes prestasi hasil
belajar dibandingkan tes bentuk uraian. Beberapa penggolongan tes obyektif yaitu tes
benar salah, tes pilihan ganda, tes menjodohkan dan tes isian. Tes benar salah adalah
bentuk tes yang mengajukan beberapa pernyataan yang bernilai benar atau salah.
Tes pilihan ganda adalah tes yang cara menjawabnya dengan memilih salah satu
jawaban yang paling benar. Tes menjodohkan memiliki satu seri pertanyaan dan satu
seri jawaban. Tes bentuk isian dapat digunakan dalam bentuk paragraf-paragraf yang
merupakan rangkaian cerita atau karangan atau berupa satu pernyataan. Beberapa
bagian kalimatnya yang merupakan kata-kata penting telah dikosongkan terlebih
dahulu.
11
6. Kemampuan Penalaran Analitis
Menurut Gagne dalam buku Ratna Wilis Dahar (1989:67), menyatakan
bahwa “Kemampuan adalah penampilan yang dapat diamati sebagai hasil-hasil
belajar.” Massofa (2003:45) dalam Wisma Pandia (2009:67) berpendapat “Penalaran
adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik)
yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian”. Berdasarkan pengamatan yang
sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah
proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi
baru yang sebelumnya tidak diketahui.
Kemampuan penalaran analitis memiliki kelebihan dapat mengukur
kemampuan peserta belajar dalam membaca, mencerna, menganalisis dan menarik
kesimpulan terhadap informasi yang telah disampaikan. Untuk mengatur tingkat
penalaran analitis peserta belajar dapat dilakukan dengan cara pembatasan-
pembatasan yang disebut indikator.
Pendapat lainnya adalah menurut Wisma Pandia (2009:8) yang menyatakan
penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu kesimpulan yang
berupa pengetahuan. Manusia pada hakikatnya merupakan mahluk yang berpikir,
merasa, bersikap, dan bertindak. Sikap dan tindakan yang bersumber pada
pengetahuan yang didapatkan lewat kegiatan merasa atau berpikir. Penalaran
menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan merasa atau berpikir.
Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan berpikir dan
bukan dengan perasaan. Penalaran merupakan suatu proses penemuan kebenaran di
mana tiap-tiap jenis penalaran mempunyai kriteria kebenaran masing-masing.
Sebagai suatu kegiatan berpikir maka penalaran mempunyai ciri-ciri tertentu.
11
Ciri yang pertama ialah adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat
disebut logika, dan tiap penalaran mempunyai logika tersendiri atau dapat juga
disimpulkan bahwa kegiatan penalaran merupakan suatu kegiatan berpikir logis,
dimana berpikir logis di sini harus diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut suatu
pola tertentu atau logika tertentu. Ciri yang kedua dari penalaran adalah sifat analitik
dari proses berpikirnya. Penalaran merupakan suatu kegiatan berpikir yang
menyandarkan diri kepada suatu analisis dan kerangka berpikir yang digunakan
untuk analisis tersebut adalah logika penalaran yang bersangkutan. Artinya penalaran
ilmiah merupakan kegiatan analisis yang mempergunakan logika ilmiah, dan
demikian juga penalaran lainnya yang mempergunakan logikanya tersendiri. Sifat
analitik ini merupakan konsekuensi dari suatu pola berpikir tertentu
Dengan demikian dapat disimpulkan kemampuan penalaran analitis adalah
suatu kemampuan kegiatan berpikir yang menyandarkan diri kepada suatu analisis
dan kerangka berpikir dengan logika penalaran. Artinya penalaran ilmiah merupakan
kegiatan analisis yang mempergunakan logika ilmiah. Sifat analitik ini merupakan
konsekuensi dari suatu pola berpikir tertentu.
Pengukuran kemampuan penalaran analitis penelitian ini meggunakan
instrumen yang berupa tes dengan bentuk obyektif pilihan ganda. Kelebihan tes
bentuk obyektif menurut Saifuddin Azwar (2003:67) adalah “Kepraktisan dalam
penggunaanya, murah dan memiliki model yang lebih banyak dan variatif
dibandingkan tes bentuk uraian”. Tes pilihan ganda adalah tes yang cara
menjawabnya dengan memilih salah satu jawaban yang paling tepat.
7. Prestasi Belajar Peserta belajar
Banyak pendapat yang menjelaskan tentang teori belajar dan prestasi belajar.
11
Menurut Nana Sudjana (1990:34) “Teori-teori belajar mengajak individu untuk
mengetahui tentang belajar dan pendukung maupun problema belajar”.
Kegiatan belajar pada akhirnya harus diuji , tujuannya adalah untuk
mengukur prestasi belajar. Keberhasilan dari kegiatan belajar mengajar dapat dilihat
dari prestasi belajar peserta belajar. Berbicara mengenai prestasi belajar pastinya kita
akan membahas tentang penilaian dari proses belajar mengajar itu sendiri. Prestasi
belajar adalah hasil yang telah dicapai setelah dilakukan,dikerjakan, dan sebagainya
untuk mendapatkan suatu kecakapan atau kepandaian.
Dalam hal ini prestasi belajar dapat berupa tiga hal yaitu: a). Penguasaan
materi pelajaran yang berupa produk ilmu pengetahuan.b). Sikap individual dalam
menghadapi masalah.c). Keterampilan dalam memecahkan suatu permasalahan
tertentu.
Prestasi belajar juga dapat diketahui dengan kegiatan penilaian. Kegiatan
penilaian adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk melihat sejauh mana tujuan
instruksional telah tercapai dan dikuasai oleh peserta belajar dalam bentuk hasil-hasil
belajar, dimana hasil belajar ini diperlihatkan setelah menempuh pengalaman belajar
(Nana Sudjana, 1990:86).
Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
dibedakan menjadi dua macam, yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern
berkaitan dengan diri individu yang belajar seperti hasrat, minat, konsentrasi,
motivasi, perasaan, sikap, keyakinan, kemampuan berpikir seseorang dan
sebagainya. Meskipun demikian faktor intern ini dapat dipengaruhi oleh keadaan
individu itu sendiri seperti temperamen, mental seseorang, psikis, lingkungan hidup
dan perkembangan kepribadian. Disamping faktor intern ada juga faktor ekstern yang
11
mempengaruhi prestasi belajar. Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar yang berasal dari luar individu. Yang termasuk faktor
ini antara lain pengajar, struktur hubungan sosial, lembaga pendidikan dan faktor-
faktor situasional.
Faktor-faktor tersebut mempengaruhi pencapaian hasil prestasi. Pencapaian
prestasi belajar dilakukan dengan melalui suatu proses interaksi antara ndividu yang
belajar dengan lingkungan dalam kurun waktu tertentu yang telah dirumuskan dalam
tujuan. Dengan demikian dapat dikatakan adalah hasil yang dicapai setelah yang
bersangkutan menjalankan kegiatan. Sebagai akibat dari belajar yang berupa prestasi
belajar meliputi beberapa segi, diantaranya adalah segi afektif dan kognitif (Anonim.
2006:78). Dari ketiga ranah tersebut memiliki karakteristik masing-masing. Ranah
kognitif berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti
pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. Ranah afektif berisi perilaku-
perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi seperti minat, sikap, apresiasi,
dan cara penyesuaian diri. Ranah psikomotorik berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek keterampilan motorik, seperti keaktifan gerak peserta belajar
dalam merespon pembelajaran yang diterima.
Ranah-ranah tersebut mengakibatkan peserta belajar mendapatkan
kemampuan baru yang diperoleh. Kemampuan baru tersebut meliputi perbuatan
verbal pekerjaan menulis dan lisan keterampilan yang bersifat mekanikal dan
problem solving. Kemampuan yang dapat bertahan selama beberapa waktu, langsung
dapat diukur atau dinilai dengan menggunakan suatu alat tes. Dapat juga diukur
dengan bentuk lain yang telah ditentukan. Penilaian perubahan tingkah laku terhadap
setiap orang dapat berupa kecakapan, keahlian, dan kepandaian, kemampuan.
11
Penilaian tersebut merupakan suatu tugas yang harus dijalankan oleh setiap pengajar
untuk menilai hasil belajar yang dilakukan oleh peserta belajar. Caranya adalah
dengan suatu alat ukur yang sudah ditetapkan. Dalam masalah prestasi belajar dalam
hal ukuran keberhasilannya dapat ditekankan pada apa yang dapat dilakukan oleh
peserta belajar pada waktu tertentu. Dalam penelitian ini difokuskan pada penilaian
ranah kognitif dengan instrumen yang berupa tes.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dalam penelitian ini dikemukakan sebagai bahan
pertimbangan dalam penelitian yang akan dilakukan.
Literzet Sobri (2004:11) dengan Tesis yang berjudul ”Efektifitas
Pembelajaran Fisika dengan Menggunakan Media Komputer, Media Audio Visual,
dan Sistem Konvensional terhadap Prestasi Belajar Peserta belajar Ditinjau dari
Kemampuan Konkret dan Abstrak.” Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk
mengetahui 1) adanya perbedaan prestasi belajar peserta belajar jika proses
pembelajarannya dengan menggunakan media komputer dan media audio visual
ditinjau dari kemampuan konkret dan abstrak 2) adanya perbedaan prestasi belajar
peserta belajar jika proses pembelajarannya dengan menggunakan media komputer
dan sistem konvensional ditinjau dari kemampuan konkret dan abstrak 3) adanya
perbedaan prestasi belajar peserta belajar jika proses pembelajarannya dengan
menggunakan media audio visual dan sistem konvensional ditinjau dari kemampuan
konkret dan abstrak. Jadi penelitian tersebut sama-sama mengambil hasil penelitian
yang relevan yang berupa media komputer dan kemampuan penalaran analitis.
Perbedaannya jika dalam Literzet Sobri S. Menggunakan media audio visual, sistem
11
konvensional, dan kemampuan berpikir konkret maka peneliti menggunakan media
modul berbasis IT dan kemampuan penalaran analitis.
Penelitian lainnya adalah Hardiati (2004:14) dengan penelitian yang berjudul
”Penggunaan Media Animasi Simulasi Komputer dan Modul LKS ditinjau dari
Motivasi Berprestasi dan Kemampuan Awal Peserta belajar dalam Pembelajaran
Fisika.” Tujuan dari penelitian tersebut adalah 1) untuk mengetahui gambaran
pengaruh penggunaan media (animasi simulasi komputer dan modul LKS) terhadap
prestasi peserta belajar dalam pembelajaran fisika 2) untuk mendapatkan gambaran
pengaruh motivasi berprestasi peserta belajar dalam pembelajaran fisika. 3) untuk
mendapatkan gambaran pengaruh kemampuan awal peserta belajar dalam
pembelajaran fisika 4) untuk mendapatkan gambaran interaksi antara media animasi
simulasi komputer dalam pembelajaran fisika ditinjau dari motivasi berprestasi 5)
untuk mengetahui gambaran interaksi antara media modul LKS dalam pembelajaran
fisika ditinjau dari kemampuan awal peserta belajar 6) untuk mengetahui interaksi
antara media modul LKS dalam pembelajaran fisika ditinjau dari motivasi
berprestasi 7) untuk mengetahui interaksi antara media modul LKS dalam
pembelajaran fisika ditinjau dari kemampuan awal peserta belajar 8) untuk
mengetahui antara media animasi simulasi komputer dan modul LKS, Motivasi
berprestasi dan Kemampuan Awal Peserta belajar dalam pemelajaran fisika. Jadi
penelitian tersebut sama-sama mengambil hasil penelitian yang relevan yang berupa
media animasi simulasi komputer dan kemampuan awal peserta belajar.
Perbedaannya jika dalam Hardiati menggunakan modul LKS, dan motivasi
berprestasi maka peneliti menggunakan media modul berbasis IT dan kemampuan
penalaran analitis.
11
C. Kerangka Berpikir
Secara garis besar penelitian ini meneliti mengenai kesesuaian penggunaan
media animasi simulasi dan modul berbasis IT pada model pembelajaran individual
terhadap kemampuan awal dan kemampuan penalaran analitis. Dengan memberikan
suatu permasalahan dalam materi pokok Materi dan Perubahannya, diharapkan
peserta belajar akan lebih tertantang menyelesaikannya dengan cara yang lebih
kreatif memanfaatkan sumber-sumber belajar yang ada di sekelilingnya.
1. Kesesuaian penggunaan media modul berbasis IT dan simulasi animasi komputer
pada model pembelajaran individual
Penelitian ini menggunakan model pembelajaran individual dengan
menggunakan media animasi simulasi komputer dan modul berbasis IT.
Keunggulan modul berbasis IT Akhmad Sudrajat (2003:23-25) adalah dapat
memberikan informasi dan petunjuk pelaksanaan yang jelas tentang apa yang
harus dilakukan oleh peserta belajar, bagaimana melakukan, dan sumber belajar
apa yang harus digunakan. Modul merupakan pembelajaran individual, sehingga
mengupayakan untuk melibatkan sebanyak mungkin karakteristik peserta belajar.
Dalam setiap modul harus memungkinkan peserta belajar mengalami kemajuan
belajar sesuai dengan kemampuannya, memungkinkan peserta belajar mengukur
kemajuan belajar yang telah diperoleh dan memfokuskan peserta belajar pada
tujuan pembelajaran yang spesifik dan dapat diukur. Media simulasi animasi
komputer juga memiliki kelebihan merupakan media yang menarik. Media
tersebut dapat diinterpretasi dari program atau kemasan pesannya sampai pada
bagaimana orang yang mendapat pendidikan media itu berpeluang dapat
memanfaatkan kelebihan media simulasi animasi komputer tersebut .
11
Kesesuaian penggunaan media modul berbasis IT dan Simulasi animasi
komputer diberikan untuk mengetahui media yang lebih baik. Dengan
memberikan model pembelajaran individual, diharapkan peserta belajar menjadi
lebih mandiri dalam menganalisis masalah dalam pembelajaran yang
berlangsung. Materi mata kuliah konsep dasar IPA khususnya bab Materi dan
Perubahannya memiliki karakteristik tertentu. Materi ini memuat banyak materi
yang bersifat abstrak, dan teoritis. Sebagian dari materi ini juga memuat banyak
hal yang bisa untuk dianalisis, dihafalkan dan diingat. Dengan demikian dalam
pembelajarannya diperlukan penerapan media yang sesuai untuk memudahkan
peserta belajar mempelajarinya. Mengingat bahwa animasi simulasi komputer
banyak menyajikan animasi dan gambar gerak yang disajikan lebih menarik
dengan warna-warna yang menarik serta dapat memberikan gambaran yang lebih
baik. Modul berbasis IT juga menarik dengan bentuk yang lebih sistematis lebih
dibuat seperti buku dengan susunan yang lebih formal. Dibandingkan dengan
animasi simulasi komputer, modul berbasis IT tidak terlalu banyak gambar
bergerak sehingga membuat peserta belajar justru lebih fokus sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Selain itu proses pembuatannya juga
jauh lebih mudah dibandingkan simulasi animasi komputer. Dengan penerapan
media-media tersebut maka diperkirakan media modul berbasis IT pada model
pembelajaran individual dapat mencapai prestasi belajar yang lebih baik daripada
media simulasi animasi komputer pada model pembelajaran individual.
2. Kesesuaian media pembelajaran modul berbasis IT dan simulasi animasi
komputer terhadap kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah.
Kemampuan awal dalam penelitian dibedakan menjadi kategori tinggi dan rendah
11
Kemampuan awal merupakan pengetahuan yang sudah dimiliki peserta belajar
dari pengalaman belajar yang telah berlalu. Tes kemampuan awal yang diberikan
kepada peserta belajar, diharapkan mampu menunjukkan pengaruh antara peserta
belajar yang memiliki kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah
terhadap hasil prestasi belajar. Dalam hal ini para peserta belajar telah
mendapatkan pelajaran tentang materi dan perubahannya sewaktu masih duduk di
Sekolah Menegah Atas. Kemampuan awal dapat mengaitkan antara kemampuan
baru dengan kemampuan yang berupa pengetahuan yang telah lalu. Kemampuan
awal dapat diukur dengan menggunakan alat ukur yang berupa tes kemampuan
awal pada bab Materi dan Perubahannya. Bagi peserta belajar yang memiliki
kemampuan awal tinggi diduga akan lebih mudah memahami bab yang
disampaikan, karena memiliki kemampuan yang lebih dalam mengambil
keputusan dan lebih berhasil menguasai materi yang disampaikan. Dibandingkan
dengan peserta belajar berkemampuan rendah yang memiliki keterbatasan dalam
memahami dan memecahkan persoalan yang diberikan. Dengan demikian diduga
prestasi peserta belajar yang menggunakan media simulasi animasi komputer dan
modul berbasis IT dengan kemampuan awal tinggi lebih baik dan sesuai
dibandingkan yang berkemampuan awal rendah.
3. Kesesuaian media simulasi animasi komputer dan modul berbasis IT terhadap
kemampuan penalaran analitis tinggi dan kemampuan penalaran analitis rendah.
Tes kemampuan penalaran analitis yang diberikan kepada peserta belajar,
diharapkan mampu menunjukkan pengaruh antara peserta belajar yang memiliki
kemampuan penalaran analitis tinggi dan kemampuan penalaran analitis rendah
terhadap hasil prestasi belajar. Dalam penelitian ini kemampuan penalaran
11
analitis lebih menekankan pada aktifitas mental seseorang bukan aktifitas gerak.
Kemampuan penalaran seseorang pada dasarnya sudah diikuti dengan
kemampuan mengingat dan memahami. Peserta belajar yang memiliki
kemampuan penalaran analitis tinggi dimungkinkan dapat lebih berhasil
dibandingkan dengan peserta belajar yang memiliki kemampuan penalaran
analitis rendah.
D. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran diatas, penulis menguji
hipotesis yang akan diuji kebenarannya dalam penelitian ini. Hipotesis pertama
adalah prestasi belajar kimia hasil dari penerapan model pembelajaran individual
dengan media modul berbasis IT lebih sesuai dari pada model pembelajaran
individual dengan simulasi animasi komputer. Hipotesis kedua adalah media modul
berbasis IT pada model pembelajaran individual lebih sesuai untuk prestasi belajar
yang memiliki daya kemampuan awal tinggi. Hipotesis ketiga adalah media modul
berbasis IT pada model pembelajaran individual lebih sesuai untuk prestasi belajar
yang memiliki daya kemampuan penalaran analitis tinggi.
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PGSD Universitas Sebelas Maret Surakarta
Program Studi S1 Pengajar Kelas. Sebagai objek penelitian diambil Semester II
tahun pelajaran 2008/2009.
2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini pada semester genap. Pemilihan waktu penelitian
disesuaikan dengan alokasi waktu penyampaian materi pokok Materi dan
Perubahannya. Waktu penelitian dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu:
a. Tahap persiapan meliputi: penentuan judul, penyusunan proposal, seminar
proposal, revisi proposal, studi pustaka, kualifikasi, dan pembuatan instrument .
b. Tahap Pelaksanaan try out , eksperimen dan pengumpulan data.
c. Tahap penyelesaian meliputi :
1) Mengolah dan menganalisis data penelitian
2) Menguji hipotesis dan menarik kesimpulan
3) Menyusun Laporan Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Jadwal kegiatan penelitian meliputi penyusunan proposal, seminar proposal,
penyusunan instrumen, uji coba instrumen, analisis instrumen, pelaksanaan
penelitian pengolahan data dan ujian Tesis. Secara keseluruhan penelitian ini dimulai
dari bulan Oktober 2008 sampai bulan Januari 2010.
Untuk selengkapnya jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1.
37
Tabel 3.1. Jadwal kegiatan penelitian No Kegiatan Bulan ke-
10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1
1. Penyusunan
Proposal
2. Seminar
Proposal
3. Penyusunan
instrumen
4. Uji coba
instrumen
5. Analisis
instrumen
6. Pelaksanaan
penelitian
7. Pengolahan
data dan
konsultasi
8. Ujian Tesis
B. Metode Penelitian
Metode penelitian dibutuhkan dalam suatu penelitian supaya dapat mencapai
sasaran penelitian yang tepat. Metode dapat diartikan sebagai suatu cara yang dapat
digunakan untuk menguji kebenaran dengan alat dan teknik tertentu, tujuannya untuk
mencapai tujuan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode eksperimen, yang melibatkan satu atau lebih kelompok eksperimen tanpa
melibatkan kelompok kontrol. Metode ini bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan
hubungan sebab akibat dengan cara menggunakan dua perlakuan yang berbeda pada
dua kelompok eksperimen.
Pada penelitian ini terdapat dua kelompok eksperimen, yaitu kelompok
eksperimen I dan kelompok eksperimen II. Kedua kelompok tersebut diasumsikan
sama dalam segala segi yang relevan. Perbedaannya hanya dalam pemberian
37
perlakuan namun seimbang. Kelompok eksperimen I diberi perlakuan menggunakan
model pembelajaran individual dengan media modul berbasis IT. Sedangkan
kelompok II diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran individual dengan
media simulasi animsi komputer. Hasil dari kedua kelompok tersebut dikaji dan
dibandingkan. Perbandingannya menentukan yang lebih baik dari penggunaan model
pembelajaran individual dari kedua media tersebut.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah semua anggota kelompok manusia, peristiwa, atau benda
yang tinggal dalam suatu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari
hasil akhir suatu penelitian. ”Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”
(Suharsimi Arikunto, 1998:115). Populasi dalam penelitian ini adalah semua peserta
belajar PGSD Universitas Sebelas Maret Surakarta Program Studi S1 Pengajar Kelas
sebagai objek penelitian diambil Semester II tahun pelajaran 2008/2009.
2. Sampel
”Sampel adalah sebagian atau wakil dari penelitian yang diteliti. Sampel
juga dapat diartikan sebagai sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk
sumber data” (Suharsimi Arikunto, 1998:117). Pengambilan sampel dalam penelitian
ini dilakukan dengan teknik Cluster Random Sampling atau Teknik Klaster Acak.
Teknik Klaster merupakan suatu teknik memilih sampel dengan menggunakan
probabilitas. Pada teknik ini pemilihan sampel didasarkan pada kelompok, daerah,
atau kelompok subjek yang terkumpul bersama. Dengan menggunakan penelitian
37
diharapkan lebih menghemat waktu dan biaya dalam menemui responden yang
menjadi objek atau subjek penelitian. Pada penelitian ini sampel yang akan diambil
berdasarkan kelas. Adapun langkah-langkah dalam pemilihan sampel menggunakan
teknik klaster ini adalah sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi populasi yang hendak dalam studi. Dalam penelitian ini
populasi yang akan diteliti adalah semua kelas semester II peserta belajar PGSD
Universitas Sebelas Maret Surakarta Program Studi S1 pengajar kelas, yang
terdiri dari 6 kelas.
b. Menentukan besar sampel yang diinginkan. Dalam penelitian ini akan dipakai 3
sampel kelas.
c. Menentukan dasar logika untuk menentukan klaster. Dalam menentukan kelas
sampel adalah menghitung nilai rata-rata tiap kelas. Caranya adalah dengan
menggunakan nilai semester 1 peserta belajar PGSD Universitas Sebelas Maret
Surakarta Program Studi S1. Mengambil kelas yang mempunyai rata-rata hampir
sama. Mengambil dua kelas secara random dengan cara undian dari kelas yang
memiliki nilai hampir sama untuk dijadikan kelas eksperimen.
d. Memperkirakan jumlah rata-rata subjek yang ada dalam tiap klaster. Jumlah tiap-
tiap klaster dalam penelitian adalah 40 peserta belajar. Semua subjek dalam
setiap klaster didaftar dengan cara membagi antara jumlah sampel dengan jumlah
klaster yang ada.
d. Setelah diperoleh dua kelas eksperimen kemudian diundi kembali secara acak
untuk menentukan kelas mana yang akan diberi perlakuan dengan menggunakan
model pembelajaran individu dengan media animasi simulasi komputer dan kelas
37
yang diberi model pembelajaran individu dengan media modul berbasis IT.
Peserta belajar PGSD Universitas Sebelas Maret Surakarta semester II Program Studi
S1 Pengajar Kelas yang terpilih sebagai sampel dalam penelitian ini, diberi perlakuan
satu kelas menggunakan media modul berbasis IT dan satu kelas menggunakan
media animasi simulasi komputer. Sedangkan untuk try out satu kelas.
D. Variabel Penelitian
Variabel merupakan sesuatu yang dijadikan sebagai objek pengamatan atau
penelitian. Tujuan dari adanya variabel-variabel dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh dari penggunaan media modul berbasis IT dan media animasi
simulasi komputer. Adapun variabel penelitian ini dibedakan menjadi 3 variabel,
yaitu variabel bebas, variabel terikat dan variabel moderator.
1. Variabel Bebas
a. Definisi Operasional
Variabel bebas adalah kondisi yang diperoleh peneliti dimanipulasi, sebagai
suatu upaya menerangkan hubungan dengan fenomena yang diobservasi. Penelitian
ini menggunakan variabel bebas berupa media yang digunakan dalam pembelajaran
kimia.
1) Media modul berbasis IT
2) Media animasi simulasi komputer
2. Variabel Moderator
a. Definisi Operasional
Disamping variabel bebas penelitian ini menggunakan variabel moderator.
37
Variabel moderator adalah variabel yang tidak begitu diutamakan, tetapi
pengaruhnya terhadap variabel terikat dapat dipandu.
Penelitian ini menggunakan variabel moderator yang berupa kemampuan awal
peserta belajar dan kemampuan penalaran analitis.
Kemampuan awal peserta belajar dibedakan menjadi kategori tinggi dan rendah.
Kemampuan awal dikatakan tinggi jika nilai tes ≥ nilai rata-rata total tes.
Kemampuan awal dikatakan rendah jika nilai tes < nilai rata-rata total tes.
a. Kemampuan penalaran analitis peserta belajar
Kemampuan penalaran analitis dibedakan menjadi dua kategori, yaitu Peserta
belajar yang mempunyai kemampuan penalaran analitis tinggi dan kemampuan
penalaran analitis rendah Kemampuan penalaran analitis dikatakan tinggi jika nilai
tes ≥ nilai rata-rata total tes. Kemampuan penalaran analitis dikatakan rendah jika
nilai tes ≥ nilai rata-rata total tes.
b. Indikator : nilai kemampuan awal dan kemampuan penalaran analitis peserta
belajar materi pokok Materi dan Perubahannya.
c. Skala Pengukuran : interval.
3. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah suatu keadaan yang menunjukkan pengaruh dan akibat
yang disebabkan oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
prestasi belajar peserta belajar.
a. Definisi Operasional
Variabel terikat dalam penelitian ini berupa prestasi belajar yang dicapai oleh
peserta belajar berdasarkan hasil akhir belajar (Post test). Prestasi Belajar adalah
37
perolehan skor pada pengukuran dengan tes prestasi belajar yang mencerminkan
tingkat penguasaan peserta belajar terhadap konsep-konsep pada materi pokok
Materi dan Perubahannya yang dilambangkan dalam bentuk nilai.
b. Indikator : nilai prestasi belajar pada mata kuliah Konsep Dasar IPA 1 dengan
bab Materi dan Perubahannya.
c. Skala Pengukuran : interval
Rancangan desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan
faktorial 2x2x2 dari data selisih nilai pre test dan post test. Tujuannya adalah untuk
menentukan pengaruh kesesuaian dari variabel bebas dapat digeneralisasikan pada
tingkat kontrolnya. Rancangan dalam penelitian ini dapat digambarkan pada Tabel
3.2.
Tabel 3.2. Rancangan Penelitian
K. Awal Tinggi (B1) K. Awal Rendah (B2)
K.P Analitis
Tinggi
(C1)
K.P Analitis
Rendah
(C2)
K.P Analitis
Tinggi
(C1)
K.P Analitis
Rendah
(C2)
Media
Pembelajaran
(A)
Modul
Berbasis IT
(A1)
A1B1C1
A1B1C2
A1B2C1
A1B2C2
Simulasi
Animasi
Komputer
(A2)
A2B1C1
A2B1C2
A2B2C1
A2B2C2
Keterangan :
A : Media pembelajaran
B : Kemampuan awal peserta belajar
C : Kemampuan penalaran analitis peserta belajar
A1B1C1 : Kelompok peserta belajar yang memiliki kemampuan awal tinggi dan
kemampuan penalaran analitis tinggi dengan model pembelajaran
37
individual menggunakan media pembelajaran yang berupa modul berbasis IT.
A1B1C2 : Kelompok peserta belajar yang memiliki kemampuan awal tinggi dan
kemampuan penalaran analitis rendah dengan model pembelajaran
individual menggunakan media pembelajaran yang berupa modul
berbasis IT.
A1B2C1 : Kelompok peserta belajar yang memiliki kemampuan awal rendah dan
kemampuan penalaran analitis tinggi dengan model pembelajaran
individual menggunakan media pembelajaran yang berupa modul
berbasis IT.
A1B2C2 : Kelompok peserta belajar yang memiliki kemampuan awal tinggi dan
kemampuan penalaran analitis rendah dengan model pembelajaran
individual menggunakan media pembelajaran yang berupa modul
berbasis IT.
A2B1C1 : Kelompok peserta belajar yang memiliki kemampuan awal tinggi dan
kemampuan penalaran analitis tinggi dengan model pembelajaran
individual menggunakan media pembelajaran yang berupa animasi
simulasi komputer.
A2B1C2 : Kelompok peserta belajar yang memiliki kemampuan awal tinggi dan
kemampuan penalaran analitis rendah dengan model pembelajaran
individual menggunakan media pembelajaran yang berupa animasi
simulasi komputer.
A2B2C1 : Kelompok peserta belajar yang memiliki kemampuan awal rendah dan
37
kemampuan penalaran analitis tinggi dengan model pembelajaran
individual menggunakan media pembelajaran yang berupa animasi
simulasi komputer.
A2B2C2 : Kelompok peserta belajar yang memiliki kemampuan awal rendah dan
kemampuan penalaran analitis rendah dengan model pembelajaran
individual menggunakan media pembelajaran yang berupa simulasi
animasi komputer.
E. Batasan Operasional Variabel Penelitian
Batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Media pendidikan adalah alat bantu mengajar yang ada dalam komponen
metodologi, sebagai salah satu lingkungan belajar yang diatur oleh pengajar
(Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, 2005:1). Media yang digunakan sebagai alat
bantu mengajar dalam penelitian ini meliputi modul berbasis IT dan animasi
simulasi komputer
2. Kemampuan penalaran analitis peserta belajar adalah kemampuan Peserta belajar
PGSD Universitas Sebelas Maret Surakarta semester II Program Studi S1
Pengajar Kelas untuk mampu berimajinasi dalam mendalami materi yang telah
disampaikan. Peserta belajar yang memiliki kemampuan penalaran analitis tinggi
dimungkinkan lebih mampu mendalami materi pelajaran yang telah disampaikan
oleh pengajar.
3. Kemampuan awal peserta belajar dapat diartikan sebagai hasil belajar yang
didapat sebelum mendapatkan pembelajaran dengan kemampuan yang lebih
tinggi. Kemampuan awal yang dipakai adalah dalam tingkatan tinggi dan rendah.
37
4. Prestasi Belajar merupakan hasil yang telah dicapai setelah peserta belajar
melakukan, mengerjakan, dan sebagainya untuk mendapatkan suatu kecakapan
dan kepandaian. Prestasi belajar yang diperoleh dalam penelitian ini adalah hasil
tes akhir belajar peserta belajar pada Materi pokok yang ditentukan, dengan
menggunakan media modul berbasis IT dan simulasi animasi komputer.
5. Mata Kuliah yang akan diteliti adalah Konsep Dasar IPA 1. Materi pokok dalam
penelitian ini adalah Materi dan Perubahannya dengan sub Materi pokok: a.
Pengertian materi, b. Perubahan materi, c. Klasifikasi Materi, d. Lambang unsur,
e. Rumus kimia, f. Tata nama senyawa kimia, g. Larutan, h. Asam dan i.Basa j.
Garam. Alokasi waktu 6 jam pelajaran dengan satu jam pelajaran 50 menit.
F. Sumber Data
Adapun sumber data penelitian ini disusun relevan dengan variabel
penelitian dan metode pengumpulan data. Instrumen penelitian untuk prestasi belajar
berupa tes. Demikian juga untuk mengukur variabel moderator yang berupa tes
kemampuan awal peserta belajar dan tes penalaran analitis.
Tes yang digunakan berupa tes objektif berbentuk pilihan ganda (multiple
choice) dengan lima pilihan jawaban (satu jawaban benar). Dengan metode ini
diharapkan mampu mengungkap sejauh mana penguasan peserta belajar terhadap
konsep-konsep dalam materi pokok Materi dan Perubahannya sekaligus untuk
mendapatkan nilai prestasi belajar. Sumber data dapat dibedakan menjadi sumber
data primer dan sekunder. Berikut ini adalah sumber-sumber data dalam penelitian
yang akan dilakukan.
37
Sumber data Primer yang berupa Peserta belajar PGSD Universitas Sebelas Maret
Surakarta semester II Program Studi S1 Pengajar Kelas yang telah menerima mata
materi pokok Materi dan Perubahannya. Dari data primer ini diperoleh data tentang
kemampuan awal peserta belajar, kemampuan penalaran analitis peserta belajar dan
skor prestasi belajar. Sumber data sekunder yang berupa jumlah peserta belajar dan
kelas Peserta belajar PGSD Universitas Sebelas Maret Surakarta semester II Program
Studi S1 Pengajar Kelas.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah seperangkat alat yang digunakan dalam penelitian.
Keberhasilan seatu penelitian banyak ditunjang dari instrumen penelitian yang
digunakan. Secara fungsional kegunaan instrumen penelitian adalah untuk
memperoleh data yang diperlukan ketika peneliti sudah menginjak pada langkah
pengumpulan informasi di lapangan. Instrumen penelitian berupa tes prestasi belajar
materi pokok Materi dan Perubahannya. Instrumen penelitian yang lain adalah
berupa soal-soal objektif yang terdiri dari lima pilihan jawaban (satu jawaban benar)
untuk tes kemampuan awal dan kemampuan penalaran analitis. Sebelum digunakan
untuk mengetahui data penelitian, instrumen tersebut diuji cobakan teriebih dahulu
untuk mengetahui kualitas soal. Uji coba soal ditujukan untuk mengetahui validitas,
reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal.
H. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi kemampuan awal
peserta belajar, kemampuan penalaran analitis dan skor prestasi belajar peserta
37
belajar dengan menggunakan media modul berbasis IT dan media animasi simulasi
komputer. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa teknik tes, teknik
dokomentasi dan teknik observasi.
1. Teknik tes
Tes standar dalam penelitian ini meliputi tes kemampuan awal dan tes
kemampuan penalaran analitis.
a. Tes kemampuan awal
Tes ini berguna untuk mencari tingkat kemampuan awal peserta belajar secara
umum sebelum diberi perlakuan. Skor nilai yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 1-10. Kemampuan awal peserta belajar dapat dibedakan menjadi dua
kelompok. Berikut adalah kelompok kemampuan awal yang dimaksud.
1) Peserta belajar yang memiliki kemampuan awal tinggi. Kemampuan awal ini
dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu kemampuan awal tinggi yang berarti
peserta belajar yang memiliki skor diatas rata-rata yaitu diatas 5,769
2) Kemampuan awal rendah yang berarti peserta belajar yang memiliki skor di
bawah rata-rata yaitu antara 4 sampai 5,769 dan pada rata-rata yaitu antara 1
sampai 4 (kemampuan awalnya lemah).
b. Tes kemampuan penalaran analitis
Tes kemampuan penalaran analitis peserta belajar berguna untuk berimajinasi
dalam mendalami materi pokok Materi dan perubahannya yang telah disampaikan
dalam pembelajaran. Penelitian ini menggunakan dua kategori tes kemampuan
penalaran analitis, yaitu peserta belajar yang memiliki kemampuan penalaran analitis
tinggi dan peserta belajar yang memiliki kemampuan awal rendah.
37
c. Tes prestasi belajar peserta belajar
Data diperoleh setelah peserta belajar diberi perlakuan media dengan Materi
pokok Materi dan perubahannya. Tes semacam ini disebut post test.
2. Teknik dokumentasi
Pada teknik ini, peneliti dimungkinkan memperoleh informasi dari
bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden.
Dokumentasi merupakan barang-barang tertulis. Dokumen dapat dibedakan menjadi
dua macam yaitu dokumen resmi seperti surat ijin penelitian, dan surat bukti
penelitian yang dikeluarkan oleh program atau fakultas universitas. Sedangkan
dokumentasi tak resmi antara lain surat pribadi, dan surat nota. Dalam penelitian ini
dilakukan pencarian data-data dari buku yang membahas tentang penelitian.
3. Teknik observasi
Observasi adalah instrumen yang sering dipakai sebagai alat pelengkap
instrumen yang lain, terutama dalam penelitian kuantitatif. Dalam observasi ini
peneliti lebih banyak menggunakan salah satu dari panca inderanya, yaitu indera
penglihatan. Instrumen observasi ini akan lebih efektif apabila informasi yang akan
diambil berupa fakta alami, tingkah laku dan hasil kerja responden dalam situasi
alami. ”Teknik observasi adalah pengamatan atau pencatatan secara sistematik
terhadap gejala atau ojek yang diteliti” (Suharsimi Arikunto, 1996:145). Teknik
observasi dibedakan menjadi tiga macam, yaitu observasi terbuka, observasi tertutup
dan observasi langsung. Didalam penelitian ini digunakan observasi terbuka. Pada
teknik tersebut kehadiran peneliti dalam menjalankan tugasnya ditengah-tengah
kegiatan responden diketahui secara terbuka. Dengan demikian antara responden
37
dengan peneliti terjadi hubungan atau interaksi secara wajar. Penelitian ini
mengamati peserta belajar selama menerima pelajaran dengan menggunakan dua
media yang berbeda.
I. Uji Coba Instrumen
1. Validitas Soal
Uji coba instrumen dimaksudkan untuk mengetahui validitas item dan
instrumen penelitian. Validitas yang digunakan adalah validitas isi butir-butir soal.
Dalam uji validitas ini, skor terhadap jawaban setiap item soal hanya terdiri dari
angka 0 dan 1. Perhitungan koefisien korelasinya dilakukan dengan komputasi
koefisien korelasi point-biserial atau koefisien korelasi biserial. Rumusan koefisien
korelasi point-biserial adalah sebagai berikut:
rpb = [ (Mi - Mx) / Sx] √[ p / (1-p)]
Keterangan:
rpb = korelasi point-biserial
Mi = Mean skor x dari semua subjek yang mendapat angka 1 pada
variabel dikotomi i
Mx = Mean skor dari seluruh subjek
Sx = Deviasi standar skor x
i = Skor pada variabel dikotomi
p = Proporsi subjek yang mendapat angka 1 pada variabel dikotomi.
Koefisien korelasi point-biserial menunjukkan validitas item dari tes bentuk pilihan
ganda yang selanjutnya disebut rhit. Taraf kesukaran yang diperoleh dari penelitian
37
ini adalah 5% kriteria validitas suatu tes (rhit). Kriteria pengujian yaitu Item dikatakan
valid bila harga rhit > rtab. Sebaliknya suatu item dikatakan invalid bila harga rhit < rtab
(Saifuddin Azwar, 1997 : 19).
Dalam penelitian ini terdiri dari dua sampel kelas eksperimen I dan II. Hasil
perhitungan dapat dikatakan valid apabila pada taraf signifikansi 5% nilai rhit > rtab.
Harga rtab adalah 0,312. Sebaliknya soal dikatakan invalid apabila pada taraf
signifikansi 5% nilai rhit <rtab. Berdasarkan uji coba (Try out) untuk soal kemampuan
awal diperoleh hasil dari 25 soal terdapat 20 soal valid dan 5 soal invalid. Pada
kemampuan penalaran analitis diperoleh hasil dari 40 soal terdapat 36 soal valid dan
4 soal invalid. Uji validitas yang diujikan pada soal tes prestasi belajar juga diperoleh
kesimpulan dari 25 soal terdapat 23 soal valid dan 2 soal invalid. Data perhitungan
validitas soal tes kemampuan kemampuan awal, kemampuan penalaran analitis dan
prestasi belajar peserta belajar dapat dilihat pada lampiran 8, 9 dan 10.
2. Uji Reliabilitas
Reliabel artinya dapat dipercaya, dimana suatu tes dapat dikatakan demikian
apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang relatif tetap. Reliabilitas juga dapat
diartikan dengan keajegan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang sama,
dalam waktu yang berlainan atau kepada subjek yang tidak sama pada waktu yang
sama. Reliabilitas soal dalam penelitian ini digunakan rumus Kuder-Richardson (K-
R 20) sebagai berikut:
rn =
SS pq
n
n2
1
2
1
1
Keterangan:
37
rn = koefesien reliabilitas
n = jumlah item
S = deviasi standar
p = indeks kesukaran
q = l-p
Klasifikasi reliabilitas adalah sebagai berikut:
0,800-1,000 = sangat tinggi
0,600-0,800 = tinggi
0,400-0,600 = cukup
0,200-0,400 = rendah
0,001-0,200 = sangat rendah
(Masidjo, 1995 : 232-233)
Setelah harga r11 diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan harga rtab dengan taraf
signifikansi 5%, maka diperoleh hasil apabila r11 ≥ rtab maka butir soal dikatakan
reliabel. Sebaliknya apabila r11 < rtab maka butir soal dikatakan tidak reliabel.
Hasil perhitungan reliabel tes dengan rumus KR-20 untuk soal tes
kemampuan awal adalah 0,830. Sedangkan untuk tes kemampuan penalaran analitis
0,850. Hasil perhitungan realibilitas untuk tes prestasi belajar adalah 0,824. Ketiga
hasil tersebut dinyatakan reliabel karena memiliki harga lebih besar dari rtab. Harga
rtab pada taraf signifikansi 5% adalah 0,312. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 8,9 dan 10.
3. Uji Taraf Kesukaran Soal
Taraf kesukaran soal dapat ditunjukkan dengan indeks kesukaran yaitu suatu
37
bilangan yang menunjukkan sukar mudahnya suatu soal, yang harganya dapat dicari
dengan rumus sebagai berikut:
MaksimalSkorxN
BIK
IK = Indeks Kesukaran
B = Jumlah jawaban benar yang diperoleh peserta belajar dari
suatu item
N = Kelompok peserta belajar
Skor Maksimal = Besarnya skor yang diperoleh oleh jawaban benar dari suatu
item
N x Skor Maksimal = jumlah jawaban benar yang seharusnya diperoleh peserta
belajar dari suatu item.
Indeks kesukaran soal diklasifikasikan sebagai berikut:
0,800-1,000 = sangat sukar
0,600-0,800 = sukar
0,400-0,600 = sedang
0,200-0,400 = mudah
0,001-0,200 = sangat mudah
Berdasarkan hasil uji coba instrumen dapat diketahui indeks kesukaran
masing-masing soal. Indeks kesukaran item soal kemampuan awal, kemampuan
berpikir analitis dan prestasi belajar dapat dilihat pada lampiran 8,9 dan 10. Hasil
rangkumannya dapat ditunjukkan bab selanjutnya pada Tabel 4.2.
37
4. Uji Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara peserta belajar yang berkemampuan tinggi dan peserta belajar yang
berkemampuan rendah. Rumus untuk menentukan daya pembeda soal adalah sebagai
berikut :
MaksimalNKBxSkoratauNKA
KBKAID
ID = Indeks diskriminasi.
KA = Jumlah jawaban benar yang diperoleh peserta belajar dari
yang tergolong kelompok atas.
KB = Jumlah jawaban benar yang diperoleh peserta belajar dari yang
tergolong kelompok bawah.
NKA atau NKB = Jumlah peserta belajar yang tergolong kelompok atas atau
bawah.
Klasifikasi daya pembeda soal adalah sebagai berikut :
0,80-1,00 = Sangat Membeda (SM)
0,60-0,79 = Lebih Membedakan (LM)
0,40-0,39 = Cukup Membedakan (CM)
0,20-0,39 = Kurang membedakan (KM)
Negatif = Sangat Kurang Membedakan (SKM)
Dari hasil uji coba instrumen (try out) dapat diketahui hasil uji taraf pembeda
masing-masing soal. Hasil uji tersebut terdiri atas tiga item soal yang terdiri dari
kemampuan awal, kemampuan berpikir analitis dan prestasi belajar.
37
Hasilnya dapat dilihat pada lampiran 8,9 dan 10. Rangkuman dari Hasil Uji
validitas, reliabilitas, Daya Pembeda Soal dan tingkat Kesukaran Soal pada Materi
Pokok Materi dan Perubahannya. dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan 3.4.
Tabel 3.3 Rangkuman Hasil Uji validitas dan Reliabilitas Instrumen pada Materi
Pokok Materi dan Perubahannya.
Tabel 3.4 Rangkuman Hasil Daya Pembeda Soal dan tingkat Kesukaran Soal pada
Materi Pokok Materi dan Perubahannya.
J. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat Analisis
Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh media modul berbasis IT dan
animasi simulasi komputer dengan hasil belajar peserta belajar. Selain itu juga untuk
mengetahui signifikan ada tidaknya pengaruh kemampuan awal dan kemampuan
penalaran analitis peserta belajar terhadap hasil belajar peserta belajar. Dengan
Variabel Jumlah
Soal
Dipakai
( valid )
Tidak
Dipakai
( invalid )
Tes Kemampuan awal
Tes Kemampuan Penalaran analitis
Tes Prestasi Belajar
25
40
25
20
36
23
5
4
2
Variabel
Jumlah
Soal
Kriteria IK Kriteria ID
MS Md Sd S SS SM LM CM KM SKM
K. Awal 25 - 6 19 - - - - 13 13 -
K.P. Analitis 40 - 21 18 1 - - - 4 36 -
Pres. Belajar 25 - 12 13 - - - - 12 13 -
55
adanya hal tersebut maka dalam pengolahan data penelitian ini dipergunakan
Analisis Variansi Tiga Jalan, dan diakhiri dengan uji F. Untuk menguji hipotesis
dengan uji F ini, sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis (uji asumsi), yaitu uji
normalitas dan uji homogenitas.
Untuk memenuhi persyaratan dalam penggunaan analisis variansi dilakukan
uji asumsi. Uji asumsi ini dapat dilakukan dengan cara uji normalitas dan uji
homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari
populasi yang normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah sampel terdistribusi
normal atau tidak, maka dilakukan uji normalitas dengan “uji Lilliefors”, yaitu :
Lo = |F(zi) – S(zi)|
Dimana :
F(zi) : P(z<zi)
S(zi) : Banyaknya z1, z2,…,zn < zi
n
Zi : skor standar
Lo : koefisien Lilliefors pengamatan
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a) Menghitung rata-rata dan simpangan bakunya
n
i
_
1)-n(n
xi- xin S
22
2
b) Menghitung nilai z
55
S
X-xi
Zi
_
c) Mencari nilai zi pada daftar F
d) Menghitung S(zi), yaitu banyaknya z1, z2, ……….,zn < zi
n
e) Menghitung selisih F(zi) – S(zi)
f) Mencari nilai kritis yang dapat diperoleh pada kolom harga mutlak, kemudian
dibandingkan dengan tabel.
Kriteria Pengujian adalah : Ho ditolak jika Lo maks < L tabel atau artinya sampel
berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Sebaliknya Ho diterima jika Lo
maks > L tabel (Sudjana, 1996: 466-469).
Data hasil uji normalitas instrumen prestasi belajar untuk kelas yang
menggunakan media modul berbasis IT ditunjukkan pada lampiran 19. Sedangkan
untuk uji normalitas kelas yang menggunakan media simulasi animasi komputer
ditunjukkan pada lampiran 20. Sebelum dilakukan analitis data lebih lanjut, maka
data harus berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Jika uji normalitas
terpenuhi, maka analisis uji selanjutnya yaitu uji homogenitas dapat dilakukan.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menguji sampel penelitian berasal dari
populasi yang homogen. Uji homogenitas variansi dicari dengan rumus“Uji Bartlett”.
}S log )1- (n-{B 2,3026
}S log )1- (n - {B 10)(ln X
2
i1
2
i1
2
Selanjutnya nilai B ditentukan seperti berikut:
55
)1(n )S (log B 2 i
1)(n
S 1)-(n S
i
2
ii2
Hipotesis yang akan diuji adalah :
δ δ Ho2
2
2
1 kedua populasi mempunyai varian yang sama
δ δ Ho2
2
2
1 paling sedikit satu tanda sama tidak berlaku
Adapun langkah-langkah pengujian homogenitas dengan menggunakan uji
Bartlett sebagai berikut :
Menentukan hipotesis
δ δ Ho2
2
2
1
δ δ H2
2
2
11
Menghitung varians masing-masing sampel (Si2) dengan rumus :
1n
X)-(X Si
2
i2
Menghitung varian gabungan dari semua sampel (S2) dengan rumus :
1)n(
1)S-(n S
i
2
ii2
Menghitung harga satuan
)1(n)S (log B i
2
Menghitung Chi_kuadrat )(χ 2 , dengan rumus :
}logS )1(n-{B 10)(ln χ2
ii
2
55
Menghitung 2χ dari tabel distribusi Chi-kuadrat pada taraf signifikan 5% kriteria uji.
Ho ditolak apabila 2χ hitung < 2χ tabel, yang berarti sampel homogen.
Sebaliknya Ho diterima apabila 2χ hitung >2χ tabel (Sudjana, 1996: 261-263).
Data hasil uji homogenitas instrumen penelitian dan pembahasannya dapat
dilihat pada lampiran 21. Jika uji homogenitas terpenuhi, maka analisis variansi
(anava) dapat dilakukan.
2. Uji Hipotesis
a. Analisis Varians
Dalam pengujian hipotesis teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah analisis varians (anava) tiga jalan dengan faktorial 2x2x2 dan sel tak sama.
Model data analisis varians tiga jalan adalah
Xijk = µ+αi+βj+γk+(αβ)ij+(αγ)ik+(βγ)jk+(αβγ)ijk+ξijk
Keterangan:
Xijk : Data pengamatan ke-i yang dikenai faktor A (media pembelajaran), faktor
B ( kemampuan awal) kategori ke-j dan faktor C (kemampuan penalaran
analitis) kategori ke-k.
µ : Rerata dari seluruh data amatan (rerata besar pada populasi)
αi : Pengaruh faktor A kategori ke-i pada variabel terikat
βj : Pengaruh faktor B kategori ke-j pada variabel terikat
γk : Pengaruh faktor C kategori ke-k pada variabel terikat
ξijk : Kesalahan eksperimental yang didistribusi normal N (0, σ2)
Keterangan untuk i dan j sebagai berikut:
i = 1,2 dimana 1 : Pembelajaran menggunakan media modul berbasis IT
55
2 : Pembelajaran menggunakan media simulasi animasi komputer.
j = 1,2 dimana 1 : Kemampuan awal tinggi ; 2 : Kemampuan awal rendah
k = 1,2 dimana 1 : Kemampuan penalaran analitis tinggi; 2 : Kemampuan penalaran
analitis rendah
(Budiyono, 2000 : 233-234)
Prosedur dalam pengujian menggunakan analisis varians tiga jalan dengan sel tak
sama yaitu:
1) Hipotesis
Ho = Ada kesesuaian penggunaan media modul berbasis IT dan simulasi animasi
komputer pada model pembelajaran individual terhadap latar belakang
kemampuan awal dan kemampuan penalaran analitis.
H1 = Tidak ada kesesuaian penggunaan media modul berbasis IT dan simulasi
animasi komputer pada model pembelajaran individual terhadap latar
belakang kemampuan awal dan kemampuan penalaran analitis.
Pada nanalisis varians tiga jala penelitian ini digunakan tiga pasang hipotesis yang
perumusannya adalah:
a). HoA : αi = 0 untuk setiap i, i = 1,2
H1A : αi ≠ 0 paling sedikit ada satu αi yang tidak nol
b). HoB : βj = 0 untuk setiap j, j= 1,2
H1B : βj ≠ 0 paling sedikit ada satu βj yang tidak nol
c). HoC : γk = 0 untuk setiap k, k = 1,2
H1C : γk ≠ 0 paling sedikit ada satu γk yang tidak nol
(Budiyono, 2000 : 236)
55
2) Taraf Signifikansi : α = 5% = 0,05
3) Komputasi
Tabel Notasi dan tata letak data dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5. Tabel Notasi dan Tata Letak Data
B /
C
A
B1 B2
C1
C2
C1
C2
A
A1
A1B1C1
A1B1C2
A1B2C1
A1B2C2
A2
A2B1C1
A2B1C2
A2B2C1
A2B2C2
Untuk memudahkan perhitungan, didefinisikan besaran-besaran (1), (2), (3), (4), (5),
(6), (7), (8), dan (9) sebagai berikut:
1). G2/pqr
2).SS ijk
3). Ai2/qr
4). Bj2/pr
5). Ck2/pq
Keterangan:
G2 : Kuadrat jumlah rataan pengamatan semua sel
Ai2 : Jumlah kuadrat rataan pengamatan pada baris ke-i
Bj2 : Jumlah kuadrat rataan pengamatan pada baris ke-j
Ck2 : Jumlah kuadrat rataan pengamatan pada baris ke-k
SSijk : Jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ijk
SSijk = ∑Xijk [∑Xijk] 1 1
nij
55
Selain itu, juga didefinisikan notasi-notasi sebagai berikut:
nijk : Ukuran sel ijk (sel pada baris ke-i, kolom ke-j dan kolom ke-k)
: Banyaknya data amatan pada sel ijk
: Frekuensi sel ijk
nh : Rataan harmonik frekuensi seluruh sel
nh =
ijn
qxp
1
N : Banyaknya seluruh data amatan
N = ∑ nijk Ijk
4) Jumlah Kuadrat
JK A = nh [(3)-(1)]
JK B = nh [(4)-(1)]
JK C = nh [(5)-(1)]
JK G = SS
Keterangan:
C = N
X)( 2 contoh kolom B1C1 =
11
)400,84( 2
= 647,578
SS = X2 – C contoh kolom B1C1 = 653,860 – 647,578 = 6,282
5) Derajat Kebebasan
db A = A - 1
db B = B - 1
db C = C - 1
db D = N - pqr
db T = N - 1
55
6) Rataan Kuadrat
RK A = JKA
dkA
RK B = JKB
dkB
RK C = JKC
dkC
RK G = JKG
dkG
7) Statistik Uji
1). F A = RKA
RKG
2). F B = RKB
RKG
3). F C = RKC
RKG
8)Daerah kritik
Daerah kritik atau daerah penolakan H0 masing-masing perlakuan adalah
1). Daerah kritik untuk Fa adalah DKA = {F|F ≥ Fα;p-1 ; N-pqr}
2). Daerah kritik untuk Fb adalah DKB = {F|F ≥ Fα;q-1; N-pqr}
3). Daerah kritik untuk Fc adalah DKC = {F|F ≥ Fα;r-1 ; N-pqr}
9) Keputusan uji
HoA, HoB, HoC, HoAB, HoAC, HoBC, HoABC ditolak apabila harga statistik uji yang
bersesuaian melebihi harga kritik masing-masing (Ftabel), yaitu
1) F A ≥ F tabel maka H0A ditolak ; F A < F tabel maka H0A diterima
2) F B ≥ F tabel maka H0B ditolak ; F B < F tabel maka H0B diterima
3) F C ≥ F tabel maka H0C ditolak ;F C < F tabel maka H0C diteri
55
b. Uji Lanjut Anava
uji analisis varians adalah uji lanjut anava yang berupa uji komparasi ganda dengan
metode Scheffe.
Uji komparasi ganda bertujuan untuk mengetahui perbedaan rerata setiap
pasangan baris, setiap pasangan kolom dan setiap pasangan sel yang Ho nya ditolak.
Uji lanjut anava dengan metode Sceffe menggunakan rumus:
t1-2 = (A1 - A2 ) .
√ RKG (1/n1 + 1/n2 )
Keterangan :
A1 : Rerata sampel kelompok I
A2 : Rerata sampel kelompok II
n1 : cacah observasi pada kelompok I
n2 : cacah observasi pada kelompok II
Daerah kritiknya adalah
1). DKA = {F|F ≥ Fα;p-1 ; N-pqr}
2). DKB = {F|F ≥ Fα;q-1; N-pqr}
3). DKC = {F|F ≥ Fα;r-1 ; N-pqr}
64
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa : 1) skor kemampuan awal,
2) skor kemampuan penalaran analitis peserta belajar, 3) skor prestasi belajar ranah
kognitif. Data yang telah terkumpul dalam penelitian ini meliputi hasil penelitian
terhadap kelompok eksperimen yang menggunakan pembelajaran individual dengan
media modul berbasis IT dan animasi simulasi komputer.
Penelitian ini menggunakan satu kelas try out yaitu kelas IIB dan dua kelas
eksperimen, yaitu kelas II E sebagai kelas eksperimen dengan media modul berbasis
IT dan kelas IIF sebagai kelas eksperimen dengan media animasi simulasi komputer.
1. Deskripsi Hasil Instrumen Setelah Dilakukan Penelitian
Dari hasil penelitian ini diperoleh 3 hasil penelitian yang meliputi Tes
Kemampuan Awal. Tes Kemampuan Penalaran analitis dan Prestasi Belajar.
a. Kemampuan Awal
Data kemampuan awal diperoleh melalui tes pilihan ganda yang terdiri dari
20 item pertanyaan. Data kemampuan awal diperoleh setelah peserta belajar
menerima pembelajaran individual pada materi pokok Materi dan Perubahannya.
Nilai maksimal yang dapat diperoleh adalah 10 dan nilai minimal yang dapat
diperoleh adalah 1.
Berdasarkan tabulasi data yang diperoleh dari hasil tes kemampuan awal,
didapatkan data prestasi belajar kelompok kemampuan awal tinggi sebagai berikut:
1) nilai tertinggi untuk kemampuan awal adalah 7,0 ; 2) skor terendah 3,5 ; 3) mean
65
atau rata-rata sebesar 6,886; 4) median sebesar 6,977; 5) modus sebesar 6,970 dan 6)
standar deviasi sebesar 1,192. Data tentang kemampuan awal selanjutnya dijadikan
data interval yang hasilnya dapat dideskripsikan dalam distribusi frekuensi data
prestasi belajar kelompok kemampuan awal tinggi pada lampiran 15 tabel 15.1.
Tampilan histogram distribusi dari data pada lampiran 15 tabel 15.1 diilustrasikan
pada Gambar 4.1.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
4.3-5.0 5.1-5.8 5.9-6.6 6.7-7.4 7.5-8.2 8.3-9.0
interval
freku
en
si
Gambar 4.1. Histogram Data Kemampuan Awal Kelas modul Berbasis IT
Data kemampuan awal kemudian dikategorikan berdasarkan nilai rata-rata (mean)
dengan hasil sebagaimana dilihat pada Tabel 4.4.
Hasil tabulasi data yang diperoleh dari hasil tes kemampuan awal, didapatkan
data prestasi belajar kelompok kemampuan awal rendah sebagai berikut: 1) nilai
tertinggi untuk kemampuan awal adalah 8,0 ; 2) skor terendah 4,5 ; 3) mean atau
rata-rata sebesar 5,853; 4)median sebesar 5,530 ; 5) modus sebesar 4,900 dan 6)
standar deviasi sebesar 1,099. Data tentang kemampuan awal selanjutnya dijadikan
data interval yang hasilnya dapat dideskripsikan dalam distribusi frekuensi data
65
prestasi belajar kelompok kemampuan awal rendah pada lampiran 15 tabel 15.2.
Histogram yang menunjukkan distribusi frekuensi data prestasi belajar kelas animasi
simulasi komputer ditunjukkan pada Gambar 4.2.
0
2
4
6
8
10
12
3.9-4.5 4.6-5.2 5.3-5.9 6-6.6 6.7-7.3 7.4-8
interval
freku
en
si
Bertolak dari Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 , dapat dilihat bahwa rata-rata
prestasi belajar dengan kemampuan awal tinggi lebih besar dibandingkan dengan
hasil prestasi belajar kelompok kemampuan awal rendah.
b. Kemampuan Penalaran Analitis
Data kemampuan penalaran analitis diperoleh dari tes kemampuan penalaran
analitis yang diisi oleh peserta belajar. Soal tes kemampuan penalaran analitis berupa
soal tes pilihan ganda yang terdiri dari 36 item pertanyaan. Pada frekuensi data
prestasi belajar kemampuan penalaran analitis tinggi didapatkan data-data sebagai
berikut: 1) nilai tertinggi untuk kemampuan penalaran analitis adalah 8,7; 2) nilai
terendah 4,3; 3) mean atau rata-rata sebesar 6,660, 4) median sebesar 6,614, 5)
modus sebesar 6,472 dan 6) standar deviasi sebesar 1,216. Data prestasi belajar
kemampuan penalaran analitis tinggi berikutnya dijadikan data interval yang hasilnya
65
dapat dideskripsikan pada lampiran 15 tabel 15.3. Histogram data prestasi belajar
kelompok kemampuan penalaran analitis tinggi seperti pada gambar 4.3.
0
2
4
6
8
10
12
4.3-5 5.1-5.8 5.9-6.6 6.7-7.4 7.5-8.2 8.3-9.0
interval
freku
en
si
Gambar 4.3. Histogram Data Prestasi Belajar Kelompok Kemampuan Penalaran
analitis Tinggi
Histogram data prestasi belajar kelompok kemampuan penalaran analitis
rendah sebagai berikut data untuk kelompok penalaran analitis rendah ini
ditunjukkan pada gambar 4.4
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
3.9-4.5 4.6-5.2 5.3-5.9 6.0-6.6 6.7-7.3 7.4-8.0
interval
freku
en
si
Gambar 4.4. Histogram Data Prestasi Belajar Kelompok Kemampuan Penalaran
Analitis Rendah
65
Data yang ditunjukkan pada hasil prestasi belajar kelompok kemampuan penalaran
analitis rendah yaitu 1) nilai tertinggi untuk kemampuan penalaran analitis adalah
7,8; 2) nilai terendah 3,9; 3) mean atau rata-rata sebesar 5,989, 4) median sebesar
5,561, 5) modus sebesar 4,805 dan 6) standar deviasi sebesar 1,223.
c. Prestasi Belajar Kimia
Hasil tes prestasi belajar untuk seluruh sampel kontrol dan eksperimen
disajikan pada lampiran 15. Lampiran ini meliputi tabel 15.5. dan 15.6. berturut-
turut distribusi frekuensi data prestasi belajar kelompok media modul berbasis IT dan
turut distribusi frekuensi data prestasi belajar kelompok simulasi animasi komputer.
Bertolak dari hasil tabulasi dan skor terhadap hasil tes yang diberikan kepada peserta
belajar, diperoleh data-data prestasi belajar kimia dari kelas yang menggunakan
media modul berbasis IT. Data selengkapnya disajikan pada lampiran 15 tabel 15.5.
pada gambar 4.5.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
4.3-5 5.1-5.8 5.9-6.6 6.7-7.4 7.5-8.2 8.3-9.0
interval
freku
en
si
Gambar 4.5 Histogram Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Kelas Media
Modul Berbasis IT
Prestasi belajar tertinggi adalah 8,7 dan terendah 4,3; mean atau rata-rata sebesar
65
6,692; median sebesar 6,810; modus sebesar 6,945 dan standar deviasi sebesar 1,111.
Data prestasi belajar pada kelas yang menggunakan media animasi simulasi
komputer adalah sebagai berikut. Prestasi belajar tertinggi adalah 8,7 dan terendah
3,9; mean atau rata-rata sebesar 5,959; median sebesar 5,730; modus sebesar 5,150
dan standar deviasi sebesar 1,168. Data tentang prestasi belajar kimia selanjutnya
dijadikan data interval yang dapat dideskripsikan pada Lampiran 15 Tabel 15.6.
Data pada tabel 4.10 dapat digambarkan dalam histogram seperti pada
Gambar 4.6.
0
2
4
6
8
10
12
3.9-4.5 4.6-5.2 5.3-5.9 6.0-6.6 6.7-7.3 7.4-8.0
interval
freku
en
si
Gambar 4.6 Histogram Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Kelas Simulasi
Animasi Komputer
B. Uji Persyaratan Analisis
Uji prasyarat analisis terdiri dari dua uji, yaitu uji normalitas dan
homogenitas. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa kedua kelas tidak berbeda
rata-ratanya sebelum dilakukan analisis, dan untuk menentukan metode analisis yang
sesuai dengan normal dan tidaknya sampel. Selengkapnya akan dijelaskan dalam
65
pembahasan uji persyaratan analisis normalitas dan homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilaksanakan untuk mengetahui apakah data yang
dikumpulkan mempunyai distribusi yang normal atau tidak. Uji normalitas
dilaksanakan dengan uji Lilliefors. Untuk menerima atau menolak asumsi
kenormalan adalah dengan membandingkan Lhitung dengan Ltabel pada taraf
signifikansi 5%. Jika Lhitung < Ltabel maka sebaran data berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil uji normalitas dengan program Microsof Excel didapatkan harga-
harga Lhitung yang dideskripsikan pada tabel berikut ini (Lampiran 19 dan 20).
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pada semua data-data
yang dihasilkan memiliki distribusi atau sebaran yang normal. Sehingga keempat
data variabel tersebut dinyatakan mempunyai data yang berdistribusi normal,
sehingga sudah memenuhi persyaratan analisis pertama (pada lampiran 19-20).
2. Uji Homogenitas
Pengujian prasyarat analisis berupa uji homogenitas dilaksanakan untuk
mengetahui apakah data berasal dari populasi memiliki variansi yang homogen. Uji
homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Bartlett. Dari hasil pengujian
homogenitas, dapat dibuat ringkasan seperti pada tabel berikut ini (Lampiran 21).
Hasil perhitungan uji homogenitas diperoleh harga statistik uji 2
hitung sebesar
2,065. Harga ini lebih kecil dari harga kritik yaitu 2
tabel (0,05;7) = 14,067. Artinya
data prestasi belajar berasal dari populasi yang memiliki variansi homogen.
C. Pengujian Hipotesis Penelitian
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji anava tiga jalur
65
dengan frekuensi sel tak sama. Analisis dilaksanakan dengan program Microsoft
Excel, sedangkan hasil analisis sidik ragam anava tiga jalur sel tak sama secara
singkat dapat dilihat selengkapnya pada lampiran 22.
Hasil keputusan uji dari hasil perhitungan pada penelitian ini ditunjukkan
pada tabel 4.6
Tabel 4.6. Keputusan Uji Anava
Sumber Variasi F Hitung FTabel 5% Keputusan Uji
Baris (A) 7,721 4,00 Ho ditolak
Kolom (B) 22,471 4,00 Ho ditolak
Layer (C) 8,138 4,00 Ho ditolak
Berdasar hasil Analisis Varian Tiga Arah Sel Tak Sama, maka data
diinterpretasikan sebagai berikut :
a. Hasil uji anava yang memperoleh FhitungA sebesar 7,721. Karena FhitungA > Ftabel
(7,721 > 4,00), maka hipotesis nol (H01) ditolak dan Ha1 diterima, berarti model
pembelajaran individual dengan media modul berbasis IT dan simulasi animasi
komputer berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar kimia peserta belajar
dan hipotesis pertama dinyatakan diterima.
b. Hasil uji anava yang memperoleh FhitungB sebesar 22,471. Karena FhitungB > Ftabel
(22,471 > 4,00), maka hipotesis nol (H02) ditolak dan Ha2 diterima, berarti
kemampuan awal berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar kimia dan
hipotesis kedua dinyatakan diterima
c. Hasil uji anava yang memperoleh FhitungC sebesar 8,138. Karena FhitungC > Ftabel
(8,138 > 4,00), maka hipotesis nol (H03) ditolak dan Ha3 diterima, berarti
65
d. kemampuan penalaran analitis berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar
kimia peserta belajar dan hipotesis ketiga dinyatakan diterima.
Hasil uji anava yang signifikan kemudian diteruskan dengan uji lanjut anava
dengan metode uji t (LSD). Uji lanjut anava ini dilakukan terhadap setiap pasangan
baris, setiap pasangan kolom dan setiap pasangan sel yang (H0)nya ditolak.
Rangkuman hasil uji lanjut anava ini merujuk pada lampiran 23. Interpretasi dari
hasil uji lanjut anava adalah sebagai berikut:
1. Prestasi belajar kimia hasil dari penerapan model pembelajaran individual dengan
media modul berbasis IT lebih sesuai dari pada model pembelajaran individual
dengan simulasi animasi komputer. Terbukti dari nilai thitung > ttabel (3,098 >
2,000) pada taraf signifikansi 5%. Model pembelajaran individual dengan media
modul berbasis IT memiliki prestasi belajar (6,732) yang lebih tinggi
dibandingkan model pembelajaran individual dengan animasi simulasi komputer
(6,035). Dengan demikian model pembelajaran individual dengan media modul
berbasis IT lebih sesuai dalam meningkatkan prestasi yang lebih baik.
2. Media Modul Berbasis IT pada model pembelajaran individual lebih sesuai untuk
prestasi belajar yang memiliki kemampuan awal tinggi. Terbukti dari nilai thitung >
ttabel (4,765 > 2,000) pada taraf signifikansi 5%. Peserta belajar dengan
kemampuan awal tinggi pada Media Modul Berbasis IT model pembelajaran
individual memiliki memiliki prestasi belajar (6,903) yang lebih tinggi
dibandingkan peserta belajar dengan memiliki kemampuan awal rendah (5,831).
3. Media Modul Berbasis IT pada model pembelajaran individual lebih sesuai untuk
prestasi belajar yang memiliki kemampuan awal tinggi. Terbukti dari nilai thitung >
65
4. ttabel (3,056 > 2,000) pada taraf signifikansi 5%. Peserta belajar dengan memiliki
kemampuan penalaran analitis tinggi memiliki prestasi belajar (6,718) yang lebih
tinggi dibandingkan peserta belajar dengan memiliki kemampuan penalaran
analitis rendah (6,031). Demikian dapat disimpulkan untuk peserta belajar
khususnya di PGSD surakarta lebih sesuai menggunakan modul berbasis IT.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Kesesuaian model pembelajaran individual dengan media modul berbasis IT dan
simulasi animasi komputer terhadap prestasi belajar
Ho : prestasi belajar kimia hasil dari penerapan model pembelajaran individual
dengan media modul berbasis IT tidak lebih sesuai dari pada model
pembelajaran individual dengan media simulasi animasi komputer.
H1 : prestasi belajar kimia hasil dari penerapan model pembelajaran individual
dengan media modul berbasis IT lebih sesuai dari pada model pembelajaran
individual dengan media simulasi animasi komputer.
Hipotesis pertama memperoleh FhitungA > Ftabel (7,721 > 4,00) diterima pada
taraf signifikansi 5%, berarti prestasi belajar kimia hasil dari penerapan model
pembelajaran individual dengan media modul berbasis IT lebih sesuai dari pada
model pembelajaran individual dengan media simulasi animasi komputer. Model
pembelajaran individual dengan media modul berbasis IT memperoleh nilai rata-rata
prestasi belajar sebesar 6,566, lebih tinggi daripada model pembelajaran individual
dengan animasi simulasi komputer (5,990). Artinya prestasi belajar kimia hasil dari
penerapan model pembelajaran individual dengan media modul berbasis IT lebih
65
sesuai. Model pembelajaran individu dapat membuka kesempatan bagi peserta
belajar untuk belajar menurut kecepatan masing-masing, dengan cirinya adalah
a) memungkinkan peserta belajar belajar sendiri; b) memperhatikan perbedaan
kecepatan belajar peserta belajar; c) terdapat kejelasan tujuan yang harus dipahami;
d) memungkinkan peserta belajar berpartisipasi aktif; e) secara optimal menerapkan
belajar tuntas. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip individu pada model Keller Plan
(Sudjoko, 1985) meliputi: a. Satu Course dibagi atas beberapa unit yang berurutan.
b. Tiap unit berisi tujuan, prosedur kerja dan dan beberapa persoalan.
c. Peserta belajar belajar sendiri atas petunjuk kerja dari unit satu ke unit berikutnya
secara berurutan. d. Peserta belajar bisa mengambil ujian untuk masing-masing unit
kapan saja merasa telah siap. e.Tiap kuliah dan demonstrasi hanya digunakan untuk
sekedar memberi motivasi belajar dan bukan merupakan sumber informasi. f. Tidak
harus ada media seperti audio visual, tape dan slide. Staf yang terlibat adalah
instruktur (pengajar) dan Proctor (undergraduate students) yaitu peserta belajar yang
dianggap mampu menguasai seluruh unit.
Keberhasilan yang dicapai dalam menerapkan model pembelajaran individu
karena hal sebagai berikut: 1. Penerapan model tersebut dapat meningkatkan
persaingan secara tidak langsung sesama peserta belajar dalam rangka mencapai skor
maksimal. 2. Peserta belajar dapat merencanakan kegiatan dalam jangka pendek
untuk menghadapi kuliah Ilmu Alamiah Dasar. 3. Meningkatkan rasa individual
peserta belajar (Widyanintyas, 2009:13-15).
Selanjutnya penggunaan informasi teknologi dalam pembelajaran individual
dapat memperbaiki kualitas pembelajaran. Menurut Kariadinata (2009:45-46)
65
pembelajaran dengan informasi teknologi merupakan salah satu bentuk pembelajaran
yang saat ini banyak digunakan dalam bidang pendidikan. Elemen-elemen
multimedia yang menggabungkan beberapa komponen seperti warna, teks, animasi,
gambar/grafik, suara dan video sangat menunjang dalam memenuhi kebutuhan
belajar peserta belajar yang memiliki kemampuan kognitif yang berbeda. Konsep
multimedia menurut Mayer (2001:76) meliputi tiga level, yaitu, pertama level teknis
yang berkaitan dengan alat-alat teknik: alat-alat ini dapat dianggap sebagai
kendaraan pengangkut tanda-tanda (signs); kedua, level semiotik yang berkaitan
dengan bentuk representasi ; bentuk representasi ini dapat dianggap sebagai jenis
tanda (type of signs); ketiga, level sensorik yaitu berkaitan dengan saluran sensorik
yang berfungsi untuk menerima tanda (signs).. Sebab Pada dasarnya, pembelajaran
diselenggarakan dengan harapan agar peserta belajar mampu menangkap/menerima,
memproses, menyimpan, serta mengeluarkan informasi yang telah diolahnya.
Gardner (2009:34-36) mengemukakan bahwa ”Kemampuan memproses informasi itu
dalam bentuk tujuh kecerdasan, yaitu (1) logis-matematis, (2) spasila, (3) linguistik,
(4) kinestetik-keparagaan, (5) musik, (6) interpersonal, dan (7) inrapersonal”. Media
yang dapat mengakomodir persyaratan-persyaratan tersebut adalah media modul IT.
2. Kesesuaian kemampuan awal terhadap prestasi belajar
H0 : Media modul berbasis IT pada model pembelajaran individual tidak lebih
sesuai untuk prestasi belajar yang memiliki daya kemampuan awal
tinggi.
H1 : Media modul berbasis IT pada model pembelajaran individual lebih
sesuai untuk prestasi belajar yang memiliki kemampuan awal tinggi.
65
Hipotesis kedua memperoleh FhitungB > Ftabel (22,471 > 4,00) diterima pada taraf
signifikansi 5%, berarti media modul berbasis IT pada model pembelajaran
individual lebih sesuai untuk prestasi belajar yang memiliki daya kemampuan awal
tinggi. Pengkategorian kemampuan awal dibedakan menjadi dua, yaitu kemampuan
awal tinggi dan kemampuan awal rendah. Peserta belajar yang memiliki kemampuan
awal tinggi memperoleh nilai rata-rata prestasi belajar sebesar 6,819, lebih tinggi
daripada peserta belajar yang berkemampuan awal rendah (5,710). Kemampuan awal
berguna untuk menempatkan peserta belajar dalam situasi yang tepat dalam
pembelajaran.
Menurut Kartini-Kartono (1995:7-8) ”Kemampuan awal merupakan
kemampuan pengembangan kehidupan emosional, rasional dan sosial”. Sejak
lahirnya seorang anak memiki ketiga potensi tersebut sebagai kemampuan dasar
yang masih „kuncup‟ yang harus dikembangkan dan diaktualisasikan. Kemudian dari
kuncup tersebut berkembang ke arah kompetensi (penguasaan). Hal ini berarti
pengajaran dimulai dari apa yang telah diketahui oleh peserta belajar. Pengajar harus
sudah mengetahui terlebih dahulu kemampuan awal peserta belajar yaitu
pengetahuan dan tingkah laku yang telah dimiliki oleh peserta belajar, sehingga
pengajar dapat menggunakan kemampuan awal dari peserta belajar sebagai landasan
untuk pengembangan materi berikutnya. Kemampuan awal yang tinggi berarti
peserta belajar lebih sesuai dan memiliki potensi pengetahuan yang baik untuk
dikembangkan.
3. Kesesuaian kemampuan penalaran analitis terhadap prestasi belajar
H0 : Media modul berbasis IT pada model pembelajaran individual tidak
66
lebih sesuai untuk prestasi belajar yang memiliki daya kemampuan
penalaran analitis tinggi.
H1 : Media modul berbasis IT pada model pembelajaran individual lebih
sesuai untuk prestasi belajar yang memiliki daya kemampuan
penalaran analitis tinggi.
Hipotesis ketiga memperoleh FhitungC > Ftabel (8,138 > 4,00) diterima pada taraf
signifikansi 5%. berarti Media modul berbasis IT pada model pembelajaran
individual lebih sesuai untuk prestasi belajar yang memiliki daya kemampuan
penalaran analitis tinggi. Peserta belajar yang memiliki kemampuan penalaran
analitis kategori tinggi memperoleh nilai rata-rata prestasi belajar sebesar 6,622,
lebih tinggi daripada peserta belajar yang memiliki kemampuan penalaran analitis
rendah (5,859). Hal ini menunjukkan kemampuan penalaran analitis berperan penting
dalam proses belajar peserta belajar. Dengan demikian ada kesesuaian penalaran
analitis yang lebih tinggi dalam meningkatkan prestasi yang lebih tinggi daripada
penalaran analitis rendah.
Penalaran analitis merupakan salah satu jenis kemampuan yang merupakan
atribut inteligensi. Menurut Winkel (1996:125), “Inteligensi merupakan kemampuan
penalaran analitis”. Kemampuan penalaran analitis ini adalah suatu aspek yang
penting dari inteligensi, tetapi bukan satu-satunya. Kemampuan penalaran analitis ini
menjadi sekumpulan ketrampilan yang kompleks yang harus dilatih sejak usia dini.
Aktifitas dinamis dalam penalaran analitis akan bersifat ideasional dalam rangka
pembentukan pengertian, pembentukan pendapat, dan penarikan kesimpulan. Peran
dalam pembelajaran, kemampuan penalaran analitis menjadikan proses mental dapat
65
memfungsikan otak dalam rangka mencari jawaban atas suatu persoalan,
menemukan ide-ide, mencari pengetahuan, atau sekedar untuk berimajinasi. Proses
berpikir terjadi sebagai wujud dari berfungsinya otak manusia, karena otak manusia
merupakan pusat kesadaran, pusat berpikir, perilaku, dan emosi manusia
mencerminkan keseluruhan dirinya, kebudayaan, kejiwaan, bahasa dan ingatannya.
Keberhasilan peserta belajar dalam menerima dan menerapkan pengetahuan tidak
dapat lepas dari peranan pengajar dalam mengelola interaksi belajar mengajar.
Dalam pengalihan semua materi pelajaran kepada peserta belajar dan pengajar juga
harus memperhatikan mutu pembelajaran sehingga pengalaman mengajar saat itu
dapat dijadikan masukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang akan datang.
Householder (1999:9-11) mengemukakan bahwa pemanfaatan teknologi dalam
pendidikan harus dapat: (1) memperluas landasan intelektual yang melatar belakangi
desain, manufuktur, konstruksi, komunikasi, transportasi, engineering dan arsitektur
yang memenuhi ruang teknik pengendalian alam dan dunia buatan manusia, (2)
menjelaskan secara detail praktek dan body of technological knowlegde agar mudah
dikenali dan difahami sebagi basis sumber perencanaan pembelajaran, (3) menyusun
strategi kurikulum yang komprehensif dan unik dengan mengentegrasikan praktik
dan pengetahuan dengan pemahaman konterporer cara-cara belajar memperoleh
pengetahuan dan ketrampilan, (4) mengekplorasi perbedaan individual dan
kelompok, sehingga program yang tepat mungkin didesain secara integral dengan
kerangka kultural dan individual mereka, dan (5) mengkaji konstribusi studi di
bidang teknologi di dalam dan di atas masyarakat kontemporer dengan visi yang
jelas dan kritis untuk mencapai kualitas generasi di masa depan. Berdasarkan kedua
65
pandangan diatas prospek masa depan pendidikan berbasis teknologi memunculkan
orientasi yang cukup kuat dan jelas bagi pengembangan peserta belajar dimasa yang
akan datang. Penggunaan teknologi tersebut dimaksudkan agar para peserta belajar
dapat mengembangkan kemampuan awal yang dimiliki, dapat berpikir kritis serta
dapat mengembangkan kemampuan penalarannya, sehingga pola pembelajaran dapat
dikembangkan sedemikian rupa dan memungkinkan tersalurnya daya kritis peserta
belajar. Perlunya peningkatan keefektifan pembelajaran adalah agar perpengajaran
tinggi dapat mengembangkan tugas dan tanggung jawabnya membina peserta belajar
sehingga dapat berdiri dan berusaha sendiri, memupuk jiwa wiraswasta,
mengembangkan kemampuan berpikir secara mandiri dan kritis.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah dirancang dan dilaksanakan sebaik-baiknya, namun masih
terdapat beberapa keterbatasan sebagai berikut:
1. Variabel yang diteliti hanya pada model pembelajaran, kemampuan awal, dan
kemampuan penalaran analitis, sedangkan masih banyak variabel lain yang turut
memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar peserta belajar.
2. Prestasi belajar peserta belajar dalam penelitian ini terbatas pada prestasi belajar
mata pelajaran kimia pada konsep materi dan perubahannya, sehingga untuk
prestasi belajar pada pokok bahasan yang lain belum dapat diketahui.
3. Sampel penelitian hanya terbatas pada peserta belajar PGSD Surakarta, sehingga
hasil penelitian tidak dapat diterapkan pada populasi yang lebih luas.
80
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada
bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Prestasi belajar kimia hasil dari penerapan model pembelajaran individual dengan
media modul berbasis IT lebih sesuai dari pada model pembelajaran individual
dengan simulasi animasi komputer, dimana media modul berbasis IT lebih sesuai
karena memiliki prestasi yang lebih baik dibandingkan media simulasi animasi
komputer. Terbukti dari hasil uji anava yang memperoleh FhitungA > Ftabel (7,721
> 4,00) diterima pada taraf signifikansi 5%.
2. Media modul berbasis IT pada model pembelajaran individual lebih sesuai untuk
peserta belajar PGSD yang memiliki kemampuan awal tinggi dibandingkan
kemampuan awal rendah. Terbukti dari hasil uji anava yang memperoleh FhitungB
> Ftabel (22,471 > 4,00) diterima pada taraf signifikansi 5%.
3. Media modul berbasis IT pada model pembelajaran individual lebih sesuai untuk
prestasi belajar peserta belajar yang memiliki daya kemampuan penalaran analitis
tinggi dibandingkan kemampuan penalaran analitis rendah. Terbukti dari hasil uji
anava yang memperoleh FhitungC > Ftabel (8,138 > 4,00) diterima pada taraf
signifikansi 5%.
81
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas maka dapat diambil implikasi
penelitian sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
a. Pembelajaran pada bab Materi dan perubahannya dapat disampaikan dengan
model pembelajaran individual dengan media modul berbasis IT. Berdasarkan
penelitian prestasi belajar kimia hasil dari penerapan model pembelajaran
individual dengan media modul berbasis IT lebih sesuai dari pada model
pembelajaran individual dengan simulasi animasi komputer.
b. Dalam upaya peningkatan prestasi belajar perlu diperhatikan kemampuan awal
peserta belajar. Berdasarkan hasil penelitian media modul berbasis IT pada model
pembelajaran individual lebih sesuai untuk peserta belajar PGSD yang memiliki
kemampuan awal tinggi dibandingkan kemampuan awal rendah.
c. Untuk meningkatkan hasil prestasi belajar perlu diperhatikan kemampuan
penalaran analitis peserta belajar. Berdasarkan hasil penelitian media modul
berbasis IT pada model pembelajaran individual lebih sesuai untuk peserta
belajar PGSD yang memiliki kemampuan analitis tinggi dibandingkan
kemampuan analitis rendah.
2. Implikasi Praktis
a. Terdapat beberapa macam alternatif metode mengajar bagi pengajar yang
dapat digunakan untuk meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar di
perpengajaran tinggi khususnya PGSD.
b. Prestasi belajar dapat dicapai secara optimal jika pembelajaran diberikan
81
dengan metode yang bervariasi, penggunaan media modul berbasis IT dan
animasi simulasi komputer dapat menjadi salah satu alternatifnya. Kemudian
dalam aplikasinya diharapkan memperhatikan kemampuan awal dan
kemampuan penalaran analitis masing-masing, sehingga pembelajaran akan
lebih berhasil.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas dapat disampaikan saran
sebagai berikut :
1. Untuk Mahasiswa
a. Peserta belajar perlu menyesuaikan diri dengan beberapa macam model
pembelajaran yang digunakan pengajar, memberikan tanggapan positif, dan
lebih meningkatkan keterlibatannya dalam pembelajaran.
b. Peserta belajar harus mengembangkan pengetahuan yang dimiliki agar
memperoleh pengalaman belajar dan wawasan yang lebih luas.
c. Peserta belajar harus mengasah kemampuan penalaran analitis dengan baik
agar mampu memahami konsep-konsep dalam materi kuliah.
2. Untuk Dosen Pengajar
a. Perlu menerapkan model pembelajaran individual dengan media modul
berbasis IT. Hal ini perlu dipertimbangkan karena dalam penelitian ini
diperileh hasil bahwa model pembelajaran individual dengan media modul
berbasis IT lebih sesuai untuk mata kuliah Konsep Dasar IPA 1 khususnya
bab Materi dan Perubahannya.
b. Dalam upaya peningkatan hasil prestasi belajar, dosen pengajar juga perlu
81
memperhatikan kemampuan awal peserta belajarnya. Mengingat bahwa
penerapan modul berbasisi IT lebih sesuai untuk peserta belajar dengan
kemampuan awal tinggi.
c. Perlu menerapkan dan memperhatikan pengukuran kemampuan penalaran
analitis. Karena untuk penerapan media modul berbasis IT lebih mudah
dipahami oleh anak-anak yang berkemampuan penalaran analitis tinggi.
81
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2001. Paedagogia Jurnal Penelitian Pendidikan. Surakarta: UNS Press.
Anonim. 2005. Model Pembelajaran Individual. www.ica-sae.org. Diakses tanggal
12 Agustus 2009.
Anonim. 2006. Aspek-aspek prestasi Belajar. www.wikipedia.com. Diakses
Tanggal 23 Januari 2009.
Anonim. 2007. Profil Kemampuan Generik Awal Calon Guru dalam Membuat
Perencanaan pada Praktikum Fisiologi Tumbuhan . Jakarta: Erlangga.
Anonim. 2008. Penulisan Modul. Jakarta : Direktorat Tenaga Kependidikan
Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
Departemen Pendidikan Nasional.
Anonim. 2009. Model-model Perencanaan Pembelajaran.
www.one.indoskripsi.com. Diakses Tanggal 5 Januari 2009.
Boediyono. 2004. Statistik untuk Penilaian. Surakarta : UNS Press.
Gallupe. 2003. Makalah Pemanfaatan Informasi Teknologo dalam Dunia
Pendidikan. www.scribd.com. Diakses Tanggal 23 Agustus 2009.
Gardner, Howard. 2009. Multiple Intellegences and Education. www.infed.org.
Diakses Tanggal 15 Februari 2009.
Haris Mujiman. 2008. Belajar Mandiri. Surakarta: UNS Press.
Hendro Darmodjo.1998. Pendidikan IPA 1. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan
Tenaga Kependidikan.
Wayan Santyasa. 2009. Metode Penelitian Pengembangan dan Teori
Pengembangan Modul. www.docstoc.com. Diakses Tanggal 27 Juni 2009.
Masidjo, S. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.
Yogyakarta: Kanisius.
Kartini Kartono. 2005. Konsep dan Metode Pembalajaran. www.e-learn.bpplsp-
reg5.go.id. Diakses Tanggal 8 Juni 2009.
81
Literzat Sobri. 2004. Efektifitas Pembelajaran Fisika dengan Menggunakan
Media Komputer, Media Audio Visual dan Sistem Konvensional
terhadap Prestasi Belajar Peserta Belajar Ditinjau dari Kemampuan
konkrit dan Abstrak. Surakarta : Pascasarjana UNS .
Oemar Hamalik. 1989. Metodologi Pengajaran Ilmu Pendidikan. Bandung :
Mandar Maju.
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Margono. 1989. Strategi Belajar Mengajar Buku I. Surakarta: UNS Press.
Munir. 2008. Studi Pemanfaatan E-Learning sebagai Media Pembelajaran Guru
dan Siswa SMK di Yogyakarta. http://www.elektro.uny.ac.id. Diakses
Tanggal 28 Mei 2009.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2005. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Argensindo.
Nur Rohmadi. 2008. Miskonsepsi dalam Perhitungan Kimia melalui Tes Multiple
Choicedengan Model Pembelajaran Konstruktivisme dengan
Memperhatikan Kemampuan Awal Siswa. Surakarta : Pascasarjana UNS.
Nana Sudjana. 1990. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru Argensindo.
Ratna Wilis Dahar. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Mayer. 2001. Multimedia Learning. Cambridge:Cambridge University Press.
Robinson Situmorang, Atwi Suparman dan Rudi Susilana. 2004. Desain
Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka.
Saifuddin Azwar. 1997. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: pustaka Pelajar
Offest.
Sri Anitah. 2008. Media Pembelajaran Modul Pendidikan dan Pelatihan Profesi
Guru PLPG). Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 Surakarta.
Sri Lestari. 2008. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri
terbimbing dengan Media Audio visual dan Modul Bergambar disertai
LKS terhadap Prestasi Belajar Fisika ditinjau dari Kemampuan Awal
dan Aktivitas Belajar Siswa. Surakarta: Pascasarjana UNS.
81
Suciati dan prasetya Irawan. 1993. Teori Belajar dan Motivasi. Jakarta: Dikti
Depdikbud.
Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Suharsimi Arikunto. 1988. Dasar-dasar Evaluasi. Jakarta: P.T. Bumi Aksara.
Sukardi. 2007. Metodolgi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sutrisno Hadi. 1993. Statistika 3. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.
Tim Divisi Penelitian dan Pengembangan Madcoms Madiun. 2006. Macromedia
Flash Pro 8 Mahir dalam 7 Hari. Madiun : Penerbit Andi Offset.
Widyaningtyas. 2009. Pendekatan, Model, Strategi, Metode, Teknik dan Taktik
dalam Pembelajaran. www.unhalu.ac.id. Diakses Tanggal 18 Juli 2009.
Wina Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Kencana Prenada Media Group.
Winkel. 2004. Psikologi Pengajaran Edisi Revisi. Yogyakarta: Media Abadi.
Wisma Pandia. 2007. Modul Kuliah Filsafat Ilmu. Philadelphia : STTI Perss.
87
SILABUS
MATA KULIAH KONSEP DASAR IPA 1
Disusun Oleh :
Murwani Dewi Wijayanti
NIM. S. 830908127
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
88
SILABUS
Jenis Sekolah : Universitas Materi Pokok : Materi dan Perubahannya
Mata Kuliah :Konsep Dasar IPA 1 Semester : II
Tahun Pelajaran : 2008/2009 Waktu : 6 X 50 menit
No Kompetensi Dasar Indikator Pengalaman Belajar Materi Pokok Sumber Bahan
1. Megkaji sifat dan
perubahan materi/benda
dan energi
1. Mendefinisika
n pengertian
materi
2. Melakukan
percobaan
perubahan
fisika
3. Melakukan
percobaan
perubahan
kimia
4. membedakan
antara
perubahan
fisika dan
perubahan
kimia
5. Menetapkan
konsep
perubahan
materi dapat
menghasilkan
energi.
1. Informasi dan
tanya jawab untuk
menemukan
konsep materi
2. Melakukan
percobaan
perubahan materi.
3. Melakukan
pengamatan untuk
membedakan
materi homogen
dan heterogen serta
perbedaan antara
larutan, suspensi
dan koloid.
4. Informasi dan
tanya jawab
menggambar
susunan atom
dalam senyawa dan
tata nama senyawa
kimia
Materi dan
Perubahannya
1. Pengertian
Materi
2. Perubahan
Materi
3. Klasifikasi
Materi
4. Partikel Materi
5. Lambang Unsur
6. Rumus Kimia
7. Tata nama
senyawa kimia
8. Larutan
9. Asam
10. Basa
11. Garam
1. Cheiriyah Hasan, 1986,
Ikhtisar Kimia 2
Surabaya : Edumedia
2. Harry Firman dan
Liliasari, 1993, kimia I,
Jakarta : Depdikbud.
3. Hendro Darmodjo.
1993. Pendidikan IPA 1
89
6. Menemukan
konsep
perubahan
materi dapat
menyerap
energi
7. Mengklasifika
si jenis-jeis
materi
90
Lampiran 2
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Konsep Dasar IPA 1
Semester : II
Alokasi Waktu : 6 x 50‟
Materi Pokok : Materi dan Perubahannya
A. Kompetensi Dasar
Mengkaji sifat dan perubahan materi benda dan energi .
B. Indikator
1. Mendefinisikan pengertian materi
2. Membedakan antara perubahan fisika dan kimia
3. Menemukan konsep perubahan materi yang dapat menghasilkan energi
4. Menemukan konsep perubahan materi yang dapat menyerap energi
5. Mengklasifikasikan jenis-jenis materi
6. Membedakan antara unsur dan senyawa
7. Membedakan antara senyawa campuran homogen dan heterogen
8. Membedakan antara larutan, koloid, dan suspensi
9. Menggambarkan senyawa yang tersusun oleh atom sejenis
10. Menggambarkan senyawa yang tersusun oleh atom tidak sejenis
11. Menuliskan sedikitnya 10 lambang unsur
12. Menemukan konsep tatanama senyawa kimia
13. Menyebutkan peran asam dan basa dalam kehidupan sehari-hari
91
C. Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa dapat:
1. Mendefinisikan pengertian materi
2. Membedakan antara perubahan fisika dan kimia
3. Menemukan konsep perubahan materi yang dapat menghasilkan energi
4. Menemukan konsep perubahan materi yang dapat menyerap energi
5. Mengklasifikasikan jenis-jenis materi
6. Membedakan antara unsur dan senyawa
7. Membedakan antara senyawa campuran homoge dan heterogen
8. Membedakan antara larutan, koloid, dan suspensi
9. Menggambarkan senyawa yang tersusun oleh atom sejenis
10. Menggambarkan senyawa yang tersusun oleh atom tidak sejenis
11. Menuliskan sedikitnya 10 lambang unsur
12. Menemukan konsep tatanama senyawa kimia
13. Menyebutkan peran asam dan basa dalam kehidupan sehari-hari
D. Materi Pembelajaran
. Materi dan Perubahan Materi
Materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Sifat materi
dibedakan menjadi dua macam, yaitu sifat fisika dan sifat kimia.
Perubahan materi dibedakan menjadi perubahan kimia dan perubahan fisika.
Perubahan kimia dapat kita kenali dengan mudah, bila satu atau lebih materi dihancurkan
secara kimiawi. Contohnya perubahan sebatang kayu menjadi seonggok abu. Perubahan
fisika adalah perubahan bentuk fisik materi tanpa merubah identitas kimiawinya. Perubahan
92
air menjadi es atau pertambahan panjang pita karet karena ditarik merupakan contoh-contoh
perubahan fisika lainnya.
b. Wujud Materi
Wujud materi atau wujud zat dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu zat padat
yaitu zat yang bentuknya berupa padatan, zat cair yaitu zat yang bentuknya berupa cairan
dan zat gas yaitu zat yang berupa gas dan biasanya ada di udara.
Jika diperhatikan ada beberapa sifat yang sama, seperti zat padat dan cair sama-
sama mempunyai volume tetap. Namun, di sisi lain zat padat memiliki sifat yang berbeda
baik dengan zat cair maupun gas. Tabel perbandingan sifat wujud zat ditunjukkan pada
Tabel 2.
Tabel 2 Perbandingan Sifat Wujud Zat
No Zat
Sifat Zat Contoh
Bentuk Volume Kemampatan 1 Padat Tetap Tetap Sukar
dimampatkan
Batu, kayu, besi,
alumunium, seng, dan
lain-lain
2 Cair Berubah Tetap Mudah
dimampatkan
Air, sirup, kecap, susu,
cuka, dan lain-lain
3 Gas Berubah Berubah Mudah sekali
dimampatkan
Nitrogen, hidrogen,
oksigen, gas belerang
dan lain-lain
Perubahan wujud materi juga dapat dibedakan berdasarkan perubahan suatu zat menjadi
zat yang lain.
Perubahan zat yang dimaksud adalah mencair, membeku, menyublim, menguap dan
mengembun.
Keterangan:
93
1. Mencair
2. Membeku
3. Menyublim
4. Menyublim
5. Menguap
6. Mengembun
(kondensasi)
c. Unsur
Unsur dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang semua atom-atomnya memiliki
nomor atom yang sama. Unsur yang terbanyak di alam semesta ini adalah Hidrogen, yang
menyusun sekitar 75%. Helium merupakan unsur terbanyak kedua setelah Hudrogen,
sisanya berupa unsur-unsur yang lainnya. Sebagian besar unsur berupa logam. Logam
memiliki sifat konduktor panas dan listrik yang baik. Diantara logam-logam tersebut ,
hanya sedikit yang ditemukan dalam wujud unsur di alam. Unsur-unsur itu adalah emas,
perak dan platina. Emas merupakan unsur yang tidak bereaksi dengan air dan udara. Emas
secara kimia tidak reaktif. Contoh yang lainnya adalah kalsium. Kalsium terikat secara
kimiawi sebagai seanyawa dalam bentuk seperti batu kapur pegunungan, batu karang,
tulang binatang, kerang laut dan mutiara. Jika logam kalsium terkena air atau udara, logam
tersebut akan mudah bereaksi. Besi juga termasuk logam yang bereaksi secara lambat bila
terkena air.
d. Molekul
Atom-atom sebagian besar unsur bereaksi dengan dan bersenyawa dengan atom lain.
Persenyawaan atom-atom yang disebut molekul terjadi karena adanya gaya-gaya listrik.
2
1 3
4
5
6
Padat
Cair Gas
Gambar 1 Diagram perubahan wujud zat
94
Dalam hal ini gaya-gaya listrik yang dimaksud adalah ikatan kimia. Oleh sebab itulah suatu
molekul dapat didefinisikan sebagai partikel terkecil suatu zat yang tidak berikatan kimia
dengan atom-atom lainnya. Rumus kimia mengandung simbol-simbol atom dalam molekul
dan indeks angka megikuti simbol. Molekul akan berubah apabila ikatan antar atom-
atomnya diputus atau dihubungkan dengan atom-atom lain. Dengan memakan sepiring nasi,
molekul karbohidrat merupakan komponen yan terurai menjadi gula. Molekul-molekul
dipecah, diatur dan digabung kembali selama reaksi kimia.
e. Senyawa dan Campuran
Suatu zat yang molekulnya mengandung lebih dari satu jenis disebut senyawa.
Kuarsa yang dalam bentuk partikel kecilnya disebut pasir adalah senyawa yang sering
disebut silikon dioksida (SiO2). Suatu campuran terdiri atas dua atau lebih zat yang tidak
terikat secara kimia. Campuran dibedakan menjadi dua macam yaitu campuran homogen
dan campuran heterogen. Dikataan sebagai campuran heterogen karena sifat
pembentukanya tidak sama. Sebagai contohnya adalah suspensi. Suspensi merupakan zat
dengan ukuran zat terlarutnya lebih besar dari 0,1 mikrometer. Apabila ukuran zat terlarut
diantara 0,001 mikrometer dan 0,1 mikrometer maka campuran tersebut dinamakan larutan
koloid. Larutan koloid tidak dapat disaring dengan kertas saring dan zat terlarutnya tidak
mudah mengendap. Larutan jenis ini dapat terbentuk gas, cair dan padat. Koloid dapat
dibedakan menjadi beberapa macam tergantung dari sifat zat pelarut (pendispersi)dan zat
terlarutnya (terdispersi).
Suatu zat yang seragam, memiliki sifat pembentuknya yang sama disebut homogen.
Sifat-sifat ini ada yang disebut sebagai aerosol cair dan padat, emulsi padat dan cair , busa,
sol dan sol padat. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3.
95
Tabel 3 Berbagai jenis koloid
Wujud
Koloid
Zat terlarut Zat pelarut Jenis Koloid Contoh
Gas Gas
Cair
Padat
Gas
Gas
Gas
Aerosol cair
Aerosol padat
Kabut, awan
asap
Cair Gas
Cair
Padat
Cair
Cair
Cair
Busa
Emulsi
Sol
Buih, busa
Air susu
Cat
Padat
Gas
Cair
Padat
Padat
Padat
Padat
Busa padat
Emulsi padat
Sol Padat
Batu apung
Arang aktif
mentega
Suatu zat yang seragam, memiliki sifat pembentuknya yang sama disebut homogen.
f. Ikatan Kimia
Ikatan kimia mempelajari tentang bagaimana suatu atom dapat tergabung atau
berkaitan dengan atom-atom lainnya untuk membentuk suatu molekul. Yang termasuk
ikatan kimia antara lain ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan hidrogen dan ikatan logam. Ikatan
ion adalah ikatan antara ion positif dan ion negatif. Sebagai contohnya adalah ion Na+
dan
ion Cl- tarik-menarik secara elektrostatik sehingga membentuk molekul NaCl. Ikatan
kovalen adalah ikatan kimia yang terjadi karena pemakaian elektron bersama antar atom-
atom itu. Sebagai contohnya adalah satu atom H bergabung dengan satu atom H lainnya
dengan memanfaatkan elektron-elektron mereka secara bersama-sama sehingga membentuk
satu molekul H2. Dalam molekul H2 masing-masing atom H telah memiliki 2 elektron
sehingga atom itu menjadi lebih stabil. Ikatan yang terbentuk karena terjadiya gaya tarik
menarik antara kutub H+ dengan kutub yang berlawanan X
- dinamakan ikatan hidrogen.
Sebagai contohnya adalah H2O dan HF. Ikatan Hidrogen terdapat dalam asam-asam orgaik
maupun polipeptida dalam protein. Selain itu ada juga ikatan antara atom-atom logam yang
tersusun secara sangat rapat dan bisa juga berupa rantai panjang baik secara ikatan vertikal
96
maupun horisontal. Ikatan ini disebut ikatan logam.
g. Klasifikasi Fisis
Atom-atom saling berkaitan membentuk molekul. Molekul-molekul juga tarik menarik,
tetapi dengan gaya yang lebih lemah dari gaya tarik menarik antar atom didalam molekul.
Hubungan ini dapat dilihat dalam Tabel 4.
Tabel 4. Gaya antar atom dan antar molekul
Gaya antar atom dala suatu
molekul
Gaya antar molekul
Nama Ikatan kimia Gaya antar molekul
Kekuatan relatif Lebih kuat Lebih lemah
Akibat Pembentukan molekul Pembentukan zat cair dan
padat
E. Kegiatan Belajar Mengajar
Strategi Pembelajaran : Media Pembelajaran dengan menggunakan modul berbasis
Informasi teknologi dan Animasi simulasi komputer .
Langkah-langkah pembelajaran:
A. Media Pembelajaran Modul Berbasis IT
1. Pertemuan ke-1 (2x50’)
Pendahuluan:
membuka pelajaran
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan
Kegiatan inti :
memberikan pre-test
memberikan tes kemampuan awal
memberikan tes kemampuan penalaran analitis
97
Penutup :
memberikan sedikit penjelasan untuk pertemuan berikutnya
menutup pelajaran
2. Pertemuan ke-2 (2x50’)
Pendahuluan:
membuka pelajaran
menyajikan modul berbasis IT pada siswa
menjelaskan media yang akan digunakan dalam mengajar .
Kegiatan inti:
menjelaskan langkah pembelajaran individual dengan modul
memberikan contoh soal dan langkang-langkah memecahkan soal
memberikan latihan soal
memberikan kesempatan untuk memecahkan soal
memberikan kesempatan untuk menyimpulkan dan melaporkan hasilnya
Penutupan:
Guru memberikan tugas pada pertemuan berikutnya dikumpulkan
Guru menutup pelajaran
3. Pertemuan ke-3 (2x50’)
Pendahuluan:
membuka pelajaran
menjelaskan media simulasi animasi komputer yang akan digunakan dalam mengajar
Kegiatan inti:
menjelaskan Materi dan Perubahannya menggunakan media simulasi animasi komputer
98
memberikan contoh soal dan langkang-langkah memecahkan soal
memberikan latihan soal
memberikan kesempatan untuk memecahkan soal
memberikan kesempatan untuk menyimpulkan
melaporkan hasilnya
Penutupan:
memberikan tugas pada pertemuan berikutnya dikumpulkan
menutup pelajaran
4. Pertemuan ke-4 (2x50’)
Pendahuluan:
membuka pelajaran
menyuruh untuk mengumpulkan dan membahas tugas yang telah diberikan pada
pertemuan sebelumnya
Kegiatan inti :
menjelaskan langkah pembelajaran individual dari modul yang sudah diberikan
memberikan contoh soal dan langkah-langkah memecahkan soal
memberikan latihan soal
memberikan kesempatan untuk memecahkan soal
memberikan kesempatan untuk menyimpulkan
melaporkan hasil pelajaran
Penutup :
memberikan tugas pada pertemuan berikutnya dikumpulkan
menutup pelajaran
99
5. Pertemuan ke-5 (2x50’)
Pendahuluan:
membuka pelajaran
menyuruh untuk mengumpulkan dan membahas tugas yang telah diberikan pada
pertemuan sebelumnya
Kegiatan inti :
menjelaskan langkah pembelajaran individual dengan modul berbasis IT
memberikan contoh soal dan langkah-langkah memecahkan soal
memberikan latihan soal
memberikan kesempatan untuk memecahkan soal
memberikan kesempatan untuk menyimpulkan dan melaporkan hasilnya
Penutup :
memberikan tugas pada pertemuan berikutnya dikumpulkan
menutup pelajaran
6. Pertemuan ke-6 (2x50’)
Pendahuluan:
membuka pelajaran
menyuruh mengumpulkan tugas yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya
membahas tugas secara klasikal
Kegiatan inti :
memberikan post-test
memberikan tes kemampuan awal siswa
memberikan tes kemampuan penalaran analitis
100
Penutup :
menutup pelajaran
E. Media Pembelajaran Simulasi Animasi Komputer
1. Pertemuan ke-1 (2x50’)
Pendahuluan:
membuka pelajaran
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan
Kegiatan inti :
memberikan pre-test
memberikan tes kemampuan awal
memberikan tes kemampuan penalaran analitis
Penutup :
memberikan sedikit penjelasan untuk pertemuan berikutnya
menutup pelajaran
2. Pertemuan ke-2 (2x50’)
Pendahuluan:
membuka pelajaran
menjelaskan media simulasi animasi komputer yang akan digunakan dalam mengajar
Kegiatan inti:
menjelaskan Materi dan Perubahannya dengan menggunakan media simulasi animasi
komputer
memberikan contoh soal dan langkang-langkah memecahkan soal
memberikan latihan soal
101
memberikan kesempatan untuk memecahkan soal
memberikan kesempatan untuk menyimpulkan dan melaporkan hasilnya
Penutupan:
memberikan tugas pada pertemuan berikutnya dikumpulkan
menutup pelajaran
3. Pertemuan ke-2 (2x50’)
Pendahuluan:
membuka pelajaran
menjelaskan media simulasi animasi komputer yang akan digunakan dalam mengajar
Kegiatan inti:
menjelaskan Materi dan Perubahannya dengan menggunakan media simulasi animasi
komputer
memberikan contoh soal dan langkang-langkah memecahkan soal
memberikan latihan soal
memberikan kesempatan untuk memecahkan soal
memberikan kesempatan untuk menyimpulkan dan melaporkan hasilnya
Penutupan:
memberikan tugas pada pertemuan berikutnya dikumpulkan
menutup pelajaran
4. Pertemuan ke-4 (2x50’)
Pendahuluan:
membuka pelajaran
memberi tugas supaya mengumpulkan dan membahas tugas yang telah diberikan pada
102
pertemuan sebelumnya
Kegiatan inti :
menjelaskan Materi dan Perubahannya dari modul yang sudah diberikan menggunakan
media simulasi animasi komputer
memberikan contoh soal dan langkah-langkah memecahkan soal
memberikan latihan soal
memberikan kesempatan untuk memecahkan soal
memberikan kesempatan untuk menyimpulkan dan melaporkan hasilnya
Penutup :
memberikan tugas pada pertemuan berikutnya dikumpulkan
menutup pelajaran
5. Pertemuan ke-5 (2x50’)
Pendahuluan:
membuka pelajaran
menyuruh untuk mengumpulkan dan membahas tugas yang telah diberikan pada
pertemuan sebelumnya
Kegiatan inti :
menjelaskan langkah-langkah materi dengan media simulasi animasi komputer
memberikan contoh soal dan langkah-langkah memecahkan soal
memberikan latihan soal
memberikan kesempatan untuk memecahkan soal
memberikan kesempatan untuk menyimpulkan
melaporkan hasil dan kesimpulan
103
Penutup :
memberikan tugas pada pertemuan berikutnya dikumpulkan
menutup pelajaran
6. Pertemuan ke-6 (2x50’)
Pendahuluan:
membuka pelajaran
menyuruh mengumpulkan tugas yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya
Kegiatan inti :
memberikan post-test
memberikan tes kemampuan awal siswa
memberikan tes kemampuan berpikir abstrak
Penutup :
menutup pelajaran
G. Dampak Pengiring
Setelah pembelajaran ini selesai, diharapkan mahasiswa dapat memahami gejala materi dan
perubahannya dalam kehidupan sehari-hari , sehingga dapat menentukan sikap yang tepat
H. Metode Media dan Sumber Pelajaran
1. Metode
Pada tahap pelaksanaan meliputi 3 tahap:
tahap pengembangan motivasi,
tahap pembelajaran dan
tahap refleksi
2. Sumber : Buku Konsep Dasar IPA 1 Depdikbud Dikti Tahun 1998/1999
104
I. Penilaian
Penilaian dilakukan secara individu tes tertulis
Jenis Tes : Pilihan Ganda
Mengetahui
Dosen Pengampu Peneliti
(Dra. Peduk Rintayati, M. Pd.) (Murwani Dewi Wijayanti)
105
Lampiran 3
KISI-KISI TES KEMAMPUAN AWAL
Materi Pokok : Materi dan Perubahannya
Pada Aspek Kognitif
Sub Materi Pokok Aspek yang diungkap Jumlah
Pengetahuan Pemahaman Aplikasi
Pengertian materi 1 1
Perubahan materi 3,4 5 6 4
Klasifikasi materi 7 8 2
Partikel materi 9 10 11 3
Lambang unsur 12 2 2
Rumus kimia 13 14 15 3
Tata nama senyawa
Kimia
16 1
Larutan 17 1
Asam 18 19 2
Basa 20 1
Jumlah 20
106
SOAL-SOAL TES KEMAMPUAN AWAL
Petunjuk Pengisian
1. Tulislah terlebih dahulu nama, nomor NIM, dan kelas pada lembar jawab yang tersedia
2. Jawablah semua pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan saudara!
3. Pilihlah salah satu alternatif jawaban yang paling sesuai dengan memberi tanda silang
(X) pada lembar jawab yang sudah tersedia!
4. Setelah selesai mengerjakan, soal dikembalikan dalam keadaan bersih
1. Sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang disebut....
a. atom
b. materi
c. unsur
d. senyawa
e. molekul
2. Unsur adalah zat murni yang paling sderhana. Lambang unsur dari Timbal adalah....
a. Ti
b. Pb
c. Te
d. Ag
e. Pt
3. Perubahan kimia merupakan salah satu perubahan materi yang terjadi di alam. Berikut
ini yang merupakan salah satu contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah....
a. kertas dibakar
b. air menjadi es
c. awan berubah bentuk
d. lilin dipanaskan
e. kawat menjadi pijar bila dipanaskan
4. Tanaman tumbuh menjadi besar merupakan perubahan....
a. kimia
b. fisika
107
c. biologi
d. kalor
e. energi
5. Perstiwa perubahan dalam materi selalu disertai efek ....
a. warna
b. bau
c. kalor
d. rasa
e. jenis bahan
6. Zat yang terbentuk hampir tak mungkin lagi ke bentuk semula. Hal ini merupakan salah
satu ciri dari....
a. perubahan wujud zat
b. perubahan kimia
c. perubahan fisika
d. perubahan biologi
e. perubahan waktu
7. Bila dalam suatu sistem terdapat lebih dari satu jenis zat maka hal tersebut dalam
digolongkan sebagai….
a. unsur
b. atom
c. senyawa
d. campuran
e. larutan
8. Air sirup merupakan salah contoh campuran yang bersifat….
a. homogen
b. heterogen
c. murni
d. larutan
e. pelarut
9. Wujud benda yang memiliki susunan partikel teratur adalah…
a. padat
108
b. cair
c. gas
d. uap
e. jeli
10. Berikut merupakan contoh benda yang mempunyai susunan partikel sangat renggang
yaitu….
a. batu
b. botol
c. mentega
d. kecap
e. gas hidrogen
11. Mentega mempunyai susunan partikel yang .....
a. rapat
b. renggang
c. agak rapat
d. sangat rapat
e. sangat renggang
12. Berikut ini yang merupakan lambang unsur dari Kalsium adalah
a. K
b. Cl
c. Cr
d. Ca
e. Si
13. Rumus kimia dari Natrium Hidroksida adalah....
a. Na H2O
b. NaH3O
c. N(OH)3
d. NaCH2
e. NaOH
14. Rumus kimia darikarbon monoksida adalah ….
a. CO3
109
b. CO2
c. CO
d. SO2
e. SO3
15. Oksida asam dapat membentuk senyawa asam bila bereaksi dengan….
a. air
b. udara
c. larutan
d. sulfida
e. karbon
16. Dinitrogen penta oksida dapat di tulis ....
a. N2O6
b. N2O5
c. N5O2
d. N5O
e. N3O5
17. Campuran homogen juga disebut sebagai......
a. larutan
b. pelarut
c. zat terlarut
d. zat murni
e. zat cair
18. Suatu zat yang bila dilarutkan dalam air menghasilkan ion hidrogen disebut….
a. asam
b. garam
c. basa
d. larutan
e. pelarut
19. larutan berikut yang dapat menghantarkan arus listrik ,kecuali….
a. asam klorida
b. air kapur
110
c. larutan gula
d. soda api
e. soda abu
20. Ammoniak dan soda abu memiliki sifat....
a. memerahkan kertas lakmus
b. membirukan kertas lakmus
c. menguningkan kertas lakmus
d. memutihkan kertas lakmus
e. menghijaukan kertas lakmus
111
Lampiran 4
INDIKATOR TES KEMAMPUAN PENALARAN ANALITIS
No. Komponen Aspek Dasar Indikator No. Soal
1.
2.
3.
Bernalar
hipotesis
deduktif
Bernalar
hipotesis
induktif
Abstraksi
reflektif
Dapat
menjelaskan
suatu fakta
Dapat menarik
kesimpulan
secara deduktif
Dapat bernalar
dengan menarik
kesimpulan
secara induktif
Mampu
memberikan
alasan
Mengembangkan
konsep
Dapat memberi
penjelasan yang paling
mungkin berdasarkan
teori tertentu.
Menarik kesimpulan
menurut dasar
pemikiran umum
untuk menjelaskan hal-
hal khusus.
Menarik kesimpulan
menurut dasar
pemikiran khusus
untuk menjelaskan hal-
hal umum.
Mampu memberikan
alasan yang logis.
Memberikan alasan
yang berupa hipotesa,
dari eksperimen.
Mengembangkan
konsep melalui
generalisasi,
pemisahan dan
idealisasi dimana
objek-objek nyata
diklasifikasikan
berdasarkan ciri-ciri
umum.
10,17,24
6,16,21
5,18,27,36
2,11,15,26,
28,29,30
4,7,8,9,12,14
,20,31,32,33,
34,
35
1,3,13,19,22,
23,
25,36
112
TES KEMAMPUAN PENALARAN ANALITIS
Petunjuk Pengisian:
1. Tulislah terlebih dahulu nama, nomor absen, dan kelas pada lembar jawab
yang sudah tersedia!
2. Jawablah semua pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan saudara!
3. Pilihlah salah satu alternatif jawaban yang paling sesuai dengan memberi
tanda silang (X) pada lembar jawab yang sudah tersedia!
4. Setelah selesai mengerjakan, soal dikembalikan dalam keadaan bersih!
1. Larutan garam terdiri atas campuran homogen air dan garam. Air bila
dipanaskan akan menguap. Dimisalkan seorang anak memanaskan larutan
garam dapur dalam cawan dengan pemanas listrik, maka menurut pendapatmu
yang akan terjadi adalah . . . .
a. airnya akan menguap
b. airnya akan mengendap
c. garamnya akan menguap
d. airnya akan menghilang
e. airnya akan menyublim
2. Bayangkan seorang anak meneliti larutan X di laboratorium kimia. Molaritas
larutan pada botol A jauh lebih tinggi dibandingkan botol B. Botol C lebih
rendah daripada A. Apakah yang dapat kamu simpulkan?
a. Botol A memiliki molaritas sama dengan botol B
b. Botol A memiliki molaritas lebih besar dengan botol B
c. Botol A memiliki molaritas lebih kecil dengan botol B
d. Botol A memiliki molaritas paling tinggi
e. Botol A memiliki molaritas tetap
3. Dimisalkan seorang anak memasukkan air sirup ke dalam plastik kemudian
dibekukan di dalam pendingin. Air sirup adalah benda cair. Semua benda cair
memuai bila dibekukan maka memiliki kecenderungan volume untuk naik.
Apa kesimpulanmu?
a. volume air sirup akan berkurang
b. volume air sirup akan tetap
113
c. volume air sirup akan bertambah
d. volume air sirup akan menurun tajam
e. volume air sirup akan menurun sedikit demi sedikit.
4. Bayangkan kamu sedang meneliti tentang dua macam gas. Sebut saja gas
yang kamu teliti adalah gas A dan B. Gas B memiliki jumlah mol dan volume
dua kali gas A. Hubungan yang mungkin terjadi adalah . . . .
a. Jumlah mol zat A 1/2 kali mol zat B
b. Jumlah mol zat A 2 kali mol zat B
c. Jumlah mol zat A 1/4 kali mol zat B
d. Jumlah mol zat A 4 kali mol zat B
e. Jumlah mol zat A 1/8 kali mol zat B
5. Misalkan dalam sebuah laboratorium memiliki larutan HCl yang dimasukkan
dalam botol. Botol A lebih pekat dari botol B, botol B lebih pekat dari botol
C. Jika demikian apa yang dapat kamu simpulkan?
a. Botol A paling pekat
b. Botol B paling pekat
c. Botol C paling pekat
d. Botol B lebih pekat dari botol A
e. Botol C lebih pekat dari botol A
6. Dimisalkan Rani, Santi dan Eni sedang mengikuti Praktikum IPA. Eni dan
Ratna memakai cicin emas. Menurut pendapatmu siapakah yang kehilangan
cincin saat praktikum berlangsung?
a. rani
b. santi
c. Eni
d. ratna
e. Eni dan Santi
7. Bayangkan seorang anak sedang menimbang serbuk Fe di beberapa cawan.
Cawan A lebih sedikit dari cawan B, Cawan C lebih sedikit dari cawan D,
Cawan D lebih sedikit dari cawan B, Cawan A lebih sedikit dari cawan C,
Cawan A lebih besar dari cawan E. Yang paling sedikit adalah . . . ..
a. A
114
b. B
c. C
d. D
e. E
8. Misalkan nilai laporan beberapa anak sebagai berikut. Nilai laporan Tini lebih
tinggi dari Dewi. Rini memperoleh nilai tertinggi. Nilai Yuni lebih tinggi dari
Tini. Rani mendapat nilai lebih rendah dari Tini dan lebih tinggi dari Dewi.
Urutan dari nilai terendah adalah . . .. .
a. Rini, Dewi, Tini, Yuni dan Rani
b. Rini, Yuni, Tini, Rani dan Dewi
c. Tini, Rani, Rini, Yuni dan Dewi
d. Dewi,Tini, Rani, Rini danYuni
e. Rini, Dewi,Rani,Yuni dan Tini
9. Bayangkan seorang dosen harus mengajar mata kuliah X di lima kelas, yaitu
kelas A,B,C,D dan E. Masing-masing sekali. Jadwal perkuliahan kelima kelas
yaitu:
Kelas A diberi perkuliahan setelah kelas C dan D
Kelas E setelah pembelajaran dikelas C dan sebelumnya ke kelas D.
Urutan kelas pembelajaran adalah . . . .
a. D,C, E, B,dan A
b. B, A, D, C dan E
c. C, E, D, A dan B
d. E, C, D, A dan B
e. semua salah
10. Dimisalkan seorang anak sedang berpraktikum. Dia meneliti tentang beberapa
jarak antara partikel beberapa logam. Partikel Logam X lebih rapat dari
logam Z. Logam Z lebih rapat dari logam Y. Logam Y lebih rapat dari logam
X Logam paling renggang adalah . . ..
a. logam X
b. logam Y
c. Logam Z
d. Logam X dan Y
115
e. Logam Y dan Z
11. Bayangkan dua anak sedang bermain Campuran zat yang diberi cahaya.
Campuran A berdaya tembus lebih besar dari campuran B, campuran C
berdaya tembus lebih kecil dari A. Campuran D berdaya tembus lebih besar
dari C dan A. Daya cahaya paling besar adalah . . ..
a. A
b. B
c. C
d. D
e. E
12. Bayangkan kamu sedang mencampur dua zat yang berbeda didalam air.
Larutan tidak mengendap. Partikel-partikel larutan menyebar secara merata.
Penyebaran partikel merata dan tidak mengendap tampak pada . . . .
a. air dan cokelat bubuk
b. campuran batu dan air
c. kopi bubuk dalam air
d. campuran pasir dan air
e. larutan garam
13. Dimisalkan seorang anak sedang membakar kertas. Kertas karton dibakar
menghasilkan abu berwarna kehitaman. Kertas manila dibakar menghasilkan
abu berwarna kehitaman. Menurutmu kertas yang HVS di bakar akan
berubah warna menjadi . . . .
a. kemerahan
b. kehitaman
c. kekuningan
d. kebiruan
e. tergantung warna dasar kertas
14. Dimisalkan seorang pembuat arang memiliki bahan kayu yang berbeda.
Tekstur kayu mahoni lebih padat dibanding kayu randu. kayu randu kurang
padat dibanding kayu jati. Kayu jati lebih padat dibanding kayu mahoni.
Manakah yang memiliki kepadatan paling bagus antara arang dari kayu randu,
kayu jati, atau kayu mahoni?
116
a. kayu randu
b. kayu meranti
c. kayu jati
d. kayu pohon mangga
e. kayu mahoni
15. Bayangkan sekelompok anak bernama Reni, Citra dan Rina sedang mencuci
alat-alat praktikum di laboratorium. Rina, okto dan fani mengenakan jas
praktikum. Menurutmu siapakah yang jas praktikumnya basah saat mencuci?
a. Reni
b. Okto
c. Fani
d. Citra
e. Rina
16. Dimisalkan dalam sebuah praktikum terdiri dari 3 kelompok, dimana tiap
kelompok terdiri dari 3 orang. K harus sekelompok dengan S, L tidak boleh
sekelompok dengan N dan S. Q harus sekelompok dengan N dan P. O tidak
boleh sekelompok dengan K dan P. R dan M tidak boleh sekelompok dengan
N dan S. Menurutmu kelompok yang dapat terbentuk adalah . . . .
a. KLS, NQP dan ORM
b. KLM, OPN dan QRS
c. OPQ, RSM dan KLN
d. RMS, OPQ, dan KLN
e. semua salah
17. Partikel X memiliki partikel yang lebih renggang dari partikel Y, Partikel Z
paling renggang. Partikel U lebih rapat dari partikel X dan Z. Partikel paling
rapat adalah
a. U
b. X
c. Y
d. Z
e. jawaban salah samua
117
18. Dimisalkan Adik sedang bermain gunting macam-macam kertas lalu dibakar.
asturo dibakar menjadi abu, manila dibakar menjadi abu, buram dibakar
menjadi abu. Jadi, apa yang dapat kamu simpulkan? Kertas yang dibakar akan
berubah menjadi. . .
a. abu
b. arang
c. potongan kertas
d. kertas
e. briket
19. Seorang anak sedang bermain memanasi beberapa benda. benda A cepat panas
dari benda D. Benda D kurang panas dibanding C. benda B lebih cepat panas
dari A. Benda yang dapat menghantarkan panas paling baik adalah benda . . . .
a. A
b. B
c. C
d. D
e. E
20. Jika kerapatan partikel zat X lebih besar dibanding zat K dan kerapatan Zat O
lebih kecil dibanding X dan K, maka apa kesimpulanmu?
a. kerapatan zat K paling kecil
b. kerapatan zat O paling kecil
c. kerapatan zat X paling kecil
d. kerapatan K lebih kecil dari X dan O
e. kerapatan X lebih kecil dari K dan O
21. Seorang anak sedang mengawasi cuaca langit. Mendung terlihat terjadi
sebelum hujan. Awan terlihat sebelum dan sesudah hujan. Pelangi terlihat
terjadi setelah hujan. Kapan hujan terjadi?
a. setelah pelangi
b. sebelum mendung
c. setelah cerah
d. setelah mendung
e. semua salah
118
22. Bayangkan Seorang anak sedang bermain karet. Karet dapat ditarik kesana
kemari. Semua benda yang dapat tidak dapat kembali kebentuk semula
mengalami perubahan tetap. Apa kesimpulanmu?
a. karet memiliki sifat perubahan tetap
b. karet memiliki sifat perubahan tidak tetap
c. karet memiliki sifat perubahan kekal
d. karet memiliki sifat perubahan agak tetap
e. karet memiliki sifat perubahan agak kekal
23. Di sini ada perempatan jalan yang saling tegak lurus. Salah satu jalan itu
menuju ke kota Semarang. Jika saya menghadap utara, maka jalan yang ke
kiri dan belakang saya adalah jalan yang menuju ke tempat lain. Jalan yang
tepat di hadapan saya menuju ke Laut Jawa. Jalan mananakah yang menuju
Semarang?
a. ke utara
b. ke timur
c. ke barat
d. ke tenggara
e. semua salah
24. P, Q, R, S, T adalah lima orang diplomat. P hanya dapat berbicara bahasa
Inggris dan Jerman. Q hanya berbicara dalam bahasa Perancis, Jepang, dan
Cina. R hanya dapat berbicara bahasa Jerman. S hanya berbicara dalam bahsa
Inggris, Jepang, dan Cina. T hanya dapat berbicara dalam bahasa Perancis dan
Jerman. Satu-satunya pasangan diplomat yang harus menggunakan
penterjemah dalam berkomunikasi adalah ….
a. P dan R
b. Q dan R
c. R dan T
d. Q dan S
e. P dan S
25. Albert dan Irene mendengarkan musik. Gloria dan Albert hobi membaca.
Siapa yang sedang membaca sambil mendengarkan musik?
a. Gloria
119
b. Albert
c. Irene
d. Gloria dan Albert
e. Irene dan Albert
26. Daryanti bangun kesiangan. Oleh karena itu , ia menyadari akan terlambat
masuk sekolah. Maka, ia lari sekenceng mungkin dan tidak melihat ada
lubang, lalu kakinya patah. Ia dibawa ke rumah sakit dan selama dirawat di
rumah sakit, ia dijenguk kawan-kawannya yang ingin tahu mengapa Daryanti
bangun sedemikian terlambat. Kesimpulan apakah yang tepat dari cerita di
atas?
a. karena Daryanti tidak makan pagi, ia mengalami patah kaki.
b. Kawan-kawan Daryanti menjenguknya di rumah sakit karena ingin tahu
mengapa Daryanti terlambat ke sekolah.
c. Daryanti tidak melihat lubang karena bangun kesiangan
d. Daryanti mengalami patah kaki karena terlambat tidur pada malam
sebelumnya.
e. Daryanti tidak mengalami patah kaki.
27. Ketika Ayah pulang dari kios penjahit, sepatunya berlumpur dan topinya
banyak kena tepung. Tempat-tempat yang mungkin dilaluinya adalah
Kampung Iping; Lapangan Badak; Taman Muda, dan Jalan Sumbing. Dia
tidak mempunyai cukup waktu untuk mengunjungi lebih dari satu daerah dari
daerah-daerah itu. Di jalan-jalan sama sekali tidak ada lumpur, kecuali di
jalan-jalan yang aspalnya dibongkar untuk diperbaiki. Kampung Iping didiami
oleh penjahit, demikian pula Jalan Sumbing, dan Taman Muda. Yang ada
perusahaan roti adalah Jalan Sumbing, lapangan Badak, dan Kampung Iping.
Saya tahu bahwa jalanan di Kampung Iping tidak sedang diperbaiki, tetapi
mungkin sekali ada perbaikan jalan di tempat-tempat lain. Jalan manakah
Ayah pulang ke rumah ?
a. kampung Iping
b. kampung sumbing
c. kampung badak
d. taman muda
120
e. semua salah
28. Hasil survey menunjukkan bahwa lagu keroncong lebih disukai daripada lagu
klasik. Lagu Rock dan dangdut sama-sama disukai namun lagu keroncong
lebih disukai daripada lagu rock dan dangdut. Lagu pop lebih disukai daripada
keroncong, lagu rock lebih lebih disenangi daripada lagu klasik. Urutan jenis
lagu-lagu yang paling digemari sampai yang paling tidak digemari adalah...
a. pop, rock/ dangdut, keroncong, klasik
b. keroncong, pop, rock/ dangdut, klasik
c. pop, rock/ dangdut, klasik, keoncong
d. pop, keroncong, rock/ dangdut, klasik
e. pop, klasik, rock/ dangdut, keroncong
29. Madu yang berasal dari bunga adalah makanan utama dari lebah. Tikus-tikus
menghabiskan madu yang telah dikumpulkan lebah. Di jalan Sudirman ada
lebih banyak tikus dari pada di Jalan Diponegoro. Jadi dapat disimpulkan…
a. Lebah lebih banyak terdapat di Jalan Diponegoro daripada di Jalan
Sudirman
b. Di Taman bunga tidak terdapat tikus.
c. Di jalan Sudirman tidak ada tanaman bunga
d. Di Jalan Diponegoro tidak ada tikus
e. Semua jawaban salah
30. Setiap upacara bendera di sekolah dasar, pengaturan baris dilakukan sebagai
berikut: kelas yang bertindak sebagai petugas upacara berbaris menghadap
barat. Kelas yang tertua akan berbaris mengahadap matahari tebit, sedang sisa
kelas yang lain menghadap tiang bendera ke arah Utara. Barisan kelas yang
menghadap Utara diatur sedemikian rupa sehingga Barat ke Timur berturut-
turut adalah kelas termuda sampai kelas tertua. Jika petugas upacara hari ini
adalah kelas III maka urutan yang menghadap Utara dari Timur ke Barat
adalah...
a. III-V-IV-II
b. VI-IV-II-I
c. V-IV-II-I
d. III-IV-V-III
121
e. I-II-III-IV
31. Harahap adalah seorang pengemudi truk yang membahayakan. Tahun lalu, ia
sedikitnya melakukan pelanggaran lalu lintas. Pernyataan berikut yang sesuai
dengan pernyataan di atas, kecuali….
a. Meski tidak satu pelanggaran lalu lintas yang dilakukan Nasution, namun
sulit mengatakan bahwa Nasution adalah pengendara yang aman.
b. Jika Pasaribu baru mengalami pelanggaran lalu lintas sebanyak tiga kali,
maka berkendara dengan Pasaribu lebih aman dibandingkan.
c. Wiranata Kusumah bukan pengemudi yang berbahaya karena tahun lalu
baru mengalami empat kali pelanggaran lalu lintas.
d. Jika sudah tujuh kali melakukan pelanggaran lalu lintas. Anda dapat
dikategorikan sebagai pengemudi yang berbahaya.
e. Jika sudah tiga kali melakukan pelanggaran lalu lintas. Anda dapat
dikategorikan sebagai pengemudi yang berbahaya.
32. Ibu Dina ingin memberi polis asuransi jiwa dengan premi termurah. Setelah
meneliti puluhan perusahaan asuransi, terpilihlah lima asuransi yang
kredibilitasnya cukup meyakinkan. Harga polis Asuransi Bahagia cukup
murah tetapi premi yang harus dibayar per bulannya lebih mahal dari
Asuransi Asal Selamet, meski tetap lebih murah dibanding Asuransi Seger
Waras. Premi yang harus dibayar untuk Asuransi Ayem Tentrem tiap
bulannya lebih murah dibanding Asuransi Asal Selamet., tetapi masih kalah
murah dengan Asuransi Timbang Apes. Polis Asuransi mana yang memenuhi
kriteria Ibu Dina?
a. Asuransi Timbang Apes
b. Asuransi Asal Selamet
c. Asuransi Ayem Tentrem
d. Asuransi Seger Waras
e. Semua jawaban salah
33. Orang yang mencuri dompet si Ani tidak hitam, tidak besar, serta tidak
bercukur halus. Selain si Ani, orang yang berada di dalam ruangan pada
waktu pencurian itu hanyalah : Sibobo yang pendek, hitam, dan bercukur
122
halus. Si cucu yang berambut pirang, kecil, dan berjenggot. Si Dodo yang
hitam, tinggi, dan tidak bercukur halus. Siapakah yang mencuri dompet Ani ?
a. Bobo
b. Dodo
c. Cucu
d. Ani
e. ani dan Dodo
34. Si Amin sedang sakit. Bila seseorang kulitnya berbintik merah, ada
kemungkinan orang itu menderita cacar air, campak, atau kudis. Bila terbukti
bahwa ia batuk dan salesma, maka boleh jadi ia sakit batuk kering, campak,
atau gondok. Sudah beberapa hari si Amin selalu bersin dan batuk-batuk, lagi
pula timbul bintik-bintik merah di dahi dan tangannya. Sakit apakah si Amin ?
a. Campak
b. Kudis
c. Batuk kering
d. Kudis
e. Diare
35. Jika seseorang membunuh orang lain berarti pembunuhan. Tiap pembunuhan
adalah salah jika ditinjau secara moral. Karena itu : Tidak pernah dapat
dibenarkan untuk membunuh seseorang yang menderita penyakit yang tidak
dapat disembuhkan walaupun dirinya sendiri yang menyetujui tindakan ini.
a. Pernyataan tersebut benar
b. Pernyataan tersebut salah
c. Pernyataan tersebut belum tentu benar
d. Jawaban a, b, dan c ketiga-tiganya benar
e. Jawaban a, b, dan c ketiga-tiganya salah
36. Yang terbaik tumbuh pada iklim dingin adalah wortel, kentang, dan kubis.
Pada iklim sedang banyak sekali padang rumput dan disana tumbuh ketela
serta jagung. Pada iklim subtropis terdapat gandum, buah zaitun, dan kebun
anggur. Pada iklim tropis tumbuh kelapa sawit dan padi. Bangsa X terutama
hidup dari roti dan minyak sebagai pengganti mentega. Mereka minum anggur
dan makan buah anggur. Pada iklim manakah mareka hidup ?
123
a. Pada iklim dingin
b. Pada iklim subtropis
c. Pada iklim tropis
d. Jawaban a, b, dan c ketiga-tiganya benar
e. Jawaban a, b, dan c ketiga-tiganya salah
124
KISI-KISI TES PRESTASI BELAJAR
Jenis Sekolah : Universitas Materi Pokok : Materi dan Perubahannya Bentuk Soal : Pilihan ganda
Mata Kuliah :Konsep Dasar IPA 1 Semester : II Waktu : 50 menit
Tahun Pelajaran : 2008/2009 Jumlah Soal : 20 butir
No Kompetensi Dasar Indikator Pengalaman Belajar Materi Pokok No. Soal Sumber Bahan
1. Megkaji sifat dan
perubahan
materi/benda dan
energi
1. Mendefinisikan
pengertian materi
2. Melakukan
percobaan
perubahan fisika
3. Melakukan
percobaan
perubahan kimia
4. membedakan antara
perubahan fisika dan
perubahan kimia
5. Menetapkan konsep
perubahan materi
dapat menghasilkan
energi.
6. Menemukan konsep
perubahan materi
dapat menyerap
energi
7. Mengklasifikasi
jenis-jeis materi
1. Informasi dan
tanya jawab untuk
menemukan
konsep materi
2. Melakukan
percobaan
perubahan materi.
3. Melakukan
pengamatan
untuk
membedakan
materi homogen
dan heterogen
serta perbedaan
antara larutan,
suspensi dan
koloid.
4. Informasi dan
tanya jawab
menggambar
susunan atom
dalam senyawa
dan tata nama
senyawa kimia
1. Materi dan
Perubahannya
2. Pengertian
Materi
3. Perubahan
Materi
4. Klasifikasi
Materi
5. Partikel
Materi
6. Lambang
Unsur
7. Rumus Kimia
8. Tata nama
senyawa
kimia
9. Larutan
10. Asam
11. Basa
1,2
15,16,18,19
17
10,11,20,21,22
3,4,5,8,9
9
6,7
12,13,14
23
24,25
4. Cheiriyah
Hasan,
1986,
Ikhtisar
Kimia 2
Surabaya :
Edumedia
5. Harry
Firman dan
Liliasari,
1993, kimia
I, Jakarta :
Depdikbud.
6. Hendro
Darmodjo.
1993.
Pendidikan
IPA 1
125
125
SOAL-SOAL OBJEKTIF TES PRESTASI BELAJAR
Petunjuk Pengisian:
a. Tulislah terlebih dahulu nama, nomor absen, dan kelas pada lembar
jawab yang sudah tersedia!
b. Jawablah semua pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan
saudara!
c. Pilihlah salah satu alternatif jawaban yang paling sesuai dengan
memberi tanda silang (X) pada lembar jawab yang sudah tersedia!
d. Setelah selesai mengerjakan, soal dikembalikan dalam keadaan bersih!
1. Sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa merupakan pengertian
dari . .
a. materi
b. unsur
c. senyawa
d. campuran
e. molekul
2. Dalam klasifikasi materi, kita mengenal istilah zat murni atau dikenal juga
dengan istilah . . . .
a. zat independen
b. zat tunggal
c. zat campuran
d. zat asam
e. zat murni
3. Di alam ini terdapat unsur dengan jumlah sekitar . . . .
a. 112
b. 107
c. 116
d. 118
e. 121
126
4. Unsur yang paling sedikit dalam kerak bumi adalah . . . .
a. magnesium
b. oksigen
c. silikon
d. alumunium
e. Kalsium
5. Unsur Natrium dalam kerak bumi kurang lebih berjumlah . . . .
a. 47 %
b. 28 %
c. 5 %
d. 3 %
e. 2%
6. Suatu senyawa terdiri dari atom unsur Nitrogen (N) dengan angka indeks 1,
dan atom unsur hidrogen (H) dengan angka indeks 4, penulisan senyawa
tersebut yang benar adalah . . . .
a. NH
b. NH3
c. N2H6
d. NH4
e. NaOH
7. Makna dari H2SO4 adalah . . . .
a. zat tersebut tersusun dari 2 atom H dan 4 atom S dan O
b. zat tersebut tersusun dari 2 atom H, 1 atom S dan 4 atom O
c. zat tersebut tersusun dari 4 atom H, 2 atom S dan 4 atom O
d. zat tersebut tersusun dari 8 atom H, dan O serta 1 atom S
e. zat tersebut tersusun dari 8 atom H, dan O serta 2 atom S
8. Berikut ini adalah penulisan lambang unsur yang salah, yaitu . . . .
a. Ca
b. Cu
c. CO
d. C
127
e. K
9.
(I) (II) (III) (IV)
Penulisan lambang unsur-unsur di atas secara berturut-turut yang benar adalah . . . .
a. api, udara, air, dan belerang
b. api, udara, tembaga, dan perak
c. udara, emas, perak, dan timbal
d. api, emas, tembaga, dan timbal
e. udara, emas, perak, dan tembaga
10. Pada proses penguapan dan kristalisasi, pemisahan campuran didasarkan pada
. . . .
a. ukuran partikel
b. perbedaan titik didih
c. bentuk partikel
d. rasa zat (campuran)
e. bau zat
11. Campuran yang dapat dipisahkan dengan metode penguapan adalah . . . .
a. susu
b. agar-agar
c. air laut
d. air suling
e. mentega
12. Arti kadar zat X dalam campuran sebanyak 10 % adalah . . . .
a. dalam tiap 100 gram atau 100 mL campuran terdapat zat X sebesar 15
gram atau 15 mL
b. dalam tiap 100 gram atau 100 mL campuran terdapat zat X sebesar 10
gram atau 10 mL
128
c. dalam tiap 1000 gram atau 1000 mL campuran terdapat zat X sebesar 100
gram atau 1000 mL
d. dalam tiap 1000 gram atau 1000 mL campuran terdapat zat X sebesar 1
gram atau 1 mL
e. dalam tiap 2000 gram atau 1000 mL campuran terdapat zat X sebesar 1
gram atau 1 mL
13. Dalam 20 mL campuran terdapat zat X sebesar 2 mL, presentase volume zat X
adalah . . . .
a. 10%
b. 15%
c. 20%
d. 30%
e. 50%
14. Jika dalam statu larutan alkohol dan air, kadar alkoholnya 70% dari 20 mL
larutan, maka alcohol dalam larutan sebanyak . . . .
a. 7 mL
b. 14 mL
c. 21 mL
d. 28 mL
e. 56 mL
15. Proses perubahan nimia dikenal dengan istilah . . . .
a. reaksi kimia
b. variabel kimia
c. konstanta kimia
d. tetapan kimia
e. rumus kimia
16. Zat yang berubah sukar untuk didapatkan kembali. Perubahan zat tersebut
adalah . . . .
a. perubahan fisika
b. perubahan kimia
c. perubahan biologi
129
d. perubahan organik
e. perubahan rasa
17. Berdasarkan susunan kimianya, materi digolongkan pada hal-hal berikut,
kecuali . . . .
a. unsur
b. senyawa
c. campuran
d. zat
e. molekul
18. Sifat kimia suatu zat berhubungan dengan . . . .
a. zat asal
b. pembentukan larutan
c. pembentukan zat baru
d. residu
e. filtrat
19. Kerapatan suatu benda menyatakan . . . .
a. massa tiap satuan volume
b. volume tiap satuan massa
c. panjang tiap satuan waktu
d. waktu tiap satuan panjang
e. volume tiap satuan panjang
20. Suatu zat memiliki kerapatan 10 kg/m3, artinya . . . .
a. zat tersebut memiliki berat 100 kg
b. zat tersebut bermassa 100 kg tiap 1 m3
c. zat tersebut memiliki panjang 100 m
d. zat tersebut memiliki luas 100 m3
e. zat tersebut memiliki luas 300 m3
21. Larutan yang dpaat membirukan kertas lakmus adalah . . . .
a. Ca(OH)2
b. IH3COOH
c. KHNO2
130
d. HClO3
e. H2SO4
22. Berikut merupakan pasangan contoh dari larutan basa, kecuali . . . .
a. asam klorat dan soda api
b. soda abu dan asam klorida
c. Larutan garam dan air kapur
d. Air kapur dan ammonia
e. Ammonia dan asam cuka
23. HClO3 dan H2SO4 di alam dapat menghasilkan ion . . . .
a. SO4-
b. OH-
c. H+
d. Cl2
e. 2H+
131
Lampiran 7
Daftar Nama Subjek Try Out
No.
Resp. Nama Mahasiswa Identitas
1 Wahidin P Laki-laki
2 Wergu Wergiasih Perempuan
3 Yuniarsih Perempuan
4 Anesa Surya Perempuan
5 Anita Esti U Perempuan
6 Ari Faoziwati Perempuan
7 Arief Rohmad Laki-laki
8 Aris Setianto Laki-laki
9 Arista Hanni Perempuan
10 Arif Rahman Laki-laki
11 Arin Prastuti Perempuan
12 Arlita Aryana Perempuan
13 Arum Ratnaningsih Perempuan
14 Atik Sayidah Perempuan
15 Aviandri Cahya Perempuan
16 Ayu Mei N Perempuan
17 Bagus Setiono Laki-laki
18 Beta Kurnianingtyas Perempuan
19 Binar Rosvita Perempuan
20 Burhanudin Laki-laki
21 Candra Yuliawan Laki-laki
22 Choiriyah D Perempuan
23 Dahlia Ds Perempuan
24 Daimatun N Perempuan
25 Deni Lukitosari Perempuan
26 Dewi Arina Perempuan
27 Dewi Kristowening Perempuan
28 Dewi Nur Aisyah Perempuan
29 Dewi Wijayanti Perempuan
30 Dhanu Barata Laki-laki
31 Dhika Anggar K Laki-laki
32 Dhinarwati Perempuan
33 Dian Kurniawati Perempuan
34 Dian Kusuma Perempuan
35 Dian Utami Perempuan
36 Dimas Avix Laki-laki
37 Dimas Teguh Laki-laki
38 Dinar Arena Perempuan
39 Dinar Prameswari Perempuan
40 Dinia Ika R Perempuan
132
Lampiran 8
Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Indeks Kesukaran, dan Daya Pembeda
Hasil Uji Coba (Try Out) Tes Kemampuan Awal
133
134
Lampiran 9
Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Indeks Kesukaran, dan Daya Pembeda
Hasil Uji Coba (Try Out) Tes Penalaran Analistis
No. Resp.
No. Item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0
4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1
5 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
6 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0
7 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1
8 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1
9 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0
10 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
11 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1
12 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1
13 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1
14 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
15 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0
16 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0
17 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0
18 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0
19 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0
20 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0
21 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0
22 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0
23 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0
24 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0
25 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0
26 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0
27 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0
28 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0
29 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0
30 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
31 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1
32 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0
33 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0
34 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0
35 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0
36 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1
37 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0
38 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0
39 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0
40 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
B 23 26 26 23 27 21 24 17 22 15 22 30 32 12
S 17 14 14 17 13 19 16 23 18 25 18 10 8 28
p 0,575 0,650 0,650 0,575 0,675 0,525 0,600 0,425 0,550 0,375 0,550 0,750 0,800 0,300
q 0,425 0,350 0,350 0,425 0,325 0,475 0,400 0,575 0,450 0,625 0,450 0,250 0,200 0,700
135
Lanjutan Lampiran 9
pxq 0,244 0,228 0,228 0,244 0,219 0,249 0,240 0,244 0,248 0,234 0,248 0,188 0,160 0,210
IK 0,575 0,650 0,650 0,575 0,675 0,525 0,600 0,425 0,550 0,375 0,550 0,750 0,800 0,300
Kriteria Sdg Mdh Mdh Sdg Mdh Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Mdh Mdh Skr
KA 17 16 16 14 18 15 16 11 15 10 15 17 20 9
KB 6 10 10 9 9 6 8 6 7 5 7 13 12 3
ID 0,550 0,300 0,300 0,250 0,450 0,450 0,400 0,250 0,400 0,250 0,400 0,200 0,400 0,300
Kriteria CM KM KM KM CM CM KM KM KM KM KM KM KM KM
Mp 26,96 26,46 26,38 26,70 26,30 27,00 26,21 27,18 27,41 27,87 25,41 25,47 25,56 28,17
Mt 24,05 24,05 24,05 24,05 24,05 24,05 24,05 24,05 24,05 24,05 24,05 24,05 24,05 24,05
St
7,273 7,273 7,273 7,273 7,273 7,273 7,273 7,273 7,273 7,273 7,273 7,273 7,273 7,273
p/q 1,163 1,363 1,363 1,163 1,441 1,051 1,225 0,860 1,106 0,775 1,106 1,732 2,000 0,655
r Hitung 0,465 0,452 0,437 0,423 0,445 0,426 0,363 0,370 0,511 0,406 0,207 0,337 0,416 0,371
Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Inv Valid Valid Valid
136
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1
1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0
1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1
1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1
1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0
0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1
0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0
0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1
1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1
0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0
1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1
0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1
1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1
0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1
0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0
0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0
0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0
1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0
0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0
1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0
1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1
23 22 17 25 24 26 26 26 18 26 26 28 25 26 24
17 18 23 15 16 14 14 14 22 14 14 12 15 14 16
0,575 0,550 0,425 0,625 0,600 0,650 0,650 0,650 0,450 0,650 0,650 0,700 0,625 0,650 0,600
0,425 0,450 0,575 0,375 0,400 0,350 0,350 0,350 0,550 0,350 0,350 0,300 0,375 0,350 0,400
0,244 0,248 0,244 0,234 0,240 0,228 0,228 0,228 0,248 0,228 0,228 0,210 0,234 0,228 0,240
0,575 0,550 0,425 0,625 0,600 0,650 0,650 0,650 0,450 0,650 0,650 0,700 0,625 0,650 0,600
Sdg Sdg Sdg Mdh Sdg Mdh Mdh Mdh Sdg Mdh Mdh Mdh Mdh Mdh Sdg
137
15 14 14 15 15 17 16 15 12 16 17 17 15 16 15
8 8 3 10 9 9 10 11 6 10 9 11 10 10 9
0,350 0,300 0,550 0,250 0,300 0,400 0,300 0,200 0,300 0,300 0,400 0,300 0,250 0,300 0,300
KM KM CM KM KM KM KM KM KM KM KM KM KM KM KM
24,91 26,36 27,53 26,16 27,17 26,19 26,42 25,65 26,61 26,04 26,19 25,93 26,08 26,35 26,21
24,05 24,05 24,05 24,05 24,05 24,05 24,05 24,05 24,05 24,05 24,05 24,05 24,05 24,05 24,05
7,273 7,273 7,273 7,273 7,273 7,273 7,273 7,273 7,273 7,273 7,273 7,273 7,273 7,273 7,273
1,163 1,106 0,860 1,291 1,225 1,363 1,363 1,363 0,905 1,363 1,363 1,528 1,291 1,363 1,225
0,138 0,352 0,411 0,375 0,525 0,401 0,445 0,301 0,319 0,373 0,401 0,395 0,360 0,430 0,363
Inv Valid Valid Valid Valid Valid Valid Inv Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
138
Lanjutan Lampiran 9
30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0
1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0
1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1
1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0
0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0
1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0
1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0
0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0
0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0
1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0
1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0
1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1
0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0
0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1
0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1
1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1
0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0
0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1
0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0
27 29 16 16 26 26 33 32 24 27 24
13 11 24 24 14 14 7 8 16 13 16
0,675 0,725 0,400 0,400 0,650 0,650 0,825 0,800 0,600 0,675 0,600
0,325 0,275 0,600 0,600 0,350 0,350 0,175 0,200 0,400 0,325 0,400
0,219 0,199 0,240 0,240 0,228 0,228 0,144 0,160 0,240 0,219 0,240
0,675 0,725 0,400 0,400 0,650 0,650 0,825 0,800 0,600 0,675 0,600
139
Lampiran 9
Mdh Mdh Sdg Sdg Mdh Mdh Mdh Mdh Sdg Mdh Sdg
16 17 11 12 15 15 19 18 14 17 16
11 12 5 4 11 11 14 14 10 10 8
0,250 0,250 0,300 0,400 0,200 0,200 0,250 0,200 0,200 0,350 0,400
KM KM KM KM KM KM KM KM KM KM KM
25,74 25,90 27,38 28,56 26,04 26,12 24,91 25,28 26,17 25,93 26,21
24,05 24,05 24,05 24,05 24,05 24,05 24,05 24,05 24,05 24,05 24,05
7,273 7,273 7,273 7,273 7,273 7,273 7,273 7,273 7,273 7,273 7,273
1,441 1,624 0,816 0,816 1,363 1,363 2,171 2,000 1,225 1,441 1,225
0,335 0,412 0,373 0,507 0,373 0,387 0,256 0,339 0,356 0,372 0,363
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Inv Valid Valid Valid Valid
140
Lampiran 10
Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Indeks Kesukaran, dan Daya Pembeda
Hasil Uji Coba (Try Out) Tes Prestasi Belajar
No. No. Item
Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
7 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
8 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1
9 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1
10 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1
11 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
12 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1
13 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1
14 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1
15 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1
16 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0
17 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1
18 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1
19 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1
20 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0
21 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1
22 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1
23 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1
24 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1
25 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1
26 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0
27 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1
28 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1
29 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
30 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1
31 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0
32 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0
33 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1
34 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0
35 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1
36 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0
37 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1
38 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
39 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0
40 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
B 23 25 22 23 24 23 26 17 25 17 25 23 31
S 17 15 18 17 16 17 14 23 15 23 15 17 9
p 0,575 0,625 0,550 0,575 0,600 0,575 0,650 0,425 0,625 0,425 0,625 0,575 0,775
q 0,425 0,375 0,450 0,425 0,400 0,425 0,350 0,575 0,375 0,575 0,375 0,425 0,225
141
Lanjutan Lampiran 10
pxq 0,244 0,234 0,248 0,244 0,240 0,244 0,228 0,244 0,234 0,244 0,234 0,244 0,174
IK 0,575 0,625 0,550 0,575 0,600 0,575 0,650 0,425 0,625 0,425 0,625 0,575 0,775
Kriteria Sdg Mdh Sdg Sdg Sdg Sdg Mdh Sdg Mdh Sdg Mdh Sdg Mdh
KA 16 17 15 16 15 14 17 13 16 11 16 14 18
KB 7 8 7 7 9 9 9 4 9 6 9 9 13
ID 0,450 0,450 0,400 0,450 0,300 0,250 0,400 0,450 0,350 0,250 0,350 0,250 0,250
Kriteria CM CM CM CM KM KM CM CM KM KM KM KM KM
Mp 16,78 16,80 17,09 16,30 16,46 16,43 16,62 17,47 16,28 16,88 16,60 15,96 15,97
Mt 14,7 14,7 14,7 14,7 14,7 14,7 14,7 14,7 14,7 14,7 14,7 14,7 14,7
St
5,283 5,283 5,283 5,283 5,283 5,283 5,283 5,283 5,283 5,283 5,283 5,283 5,283
p/q 1,163 1,291 1,106 1,163 1,225 1,163 1,363 0,860 1,291 0,860 1,291 1,163 1,856
r Hitung 0,459 0,513 0,500 0,353 0,408 0,382 0,494 0,451 0,386 0,355 0,464 0,277 0,445
Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Inv Valid
142
Lanjutan Lampiran 10
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1
1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1
0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0
0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1
0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1
0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1
0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1
0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0
0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1
0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0
0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1
0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0
0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1
1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1
0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0
1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0
0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0
0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0
0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0
0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1
0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1
0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1
0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0
0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0
14 25 28 17 26 23 27 26 25 23 26 24
26 15 12 23 14 17 13 14 15 17 14 16
0,350 0,625 0,700 0,425 0,650 0,575 0,675 0,650 0,625 0,575 0,650 0,600
0,650 0,375 0,300 0,575 0,350 0,425 0,325 0,350 0,375 0,425 0,350 0,400
0,228 0,234 0,210 0,244 0,228 0,244 0,219 0,228 0,234 0,244 0,228 0,240
143
Lanjutan Lampiran 10
0,350 0,625 0,700 0,425 0,650 0,575 0,675 0,650 0,625 0,575 0,650 0,600
Sdg Mdh Mdh Sdg Mdh Sdg Mdh Mdh Mdh Sdg Mdh Sdg
11 16 16 12 16 17 19 18 16 17 16 16
3 9 12 5 10 6 8 8 9 6 10 8
0,400 0,350 0,200 0,350 0,300 0,550 0,550 0,500 0,350 0,550 0,300 0,400
CM KM KM KM KM CM CM CM KM CM KM CM
18,29 16,32 15,61 17,35 16,35 17,57 16,63 16,50 16,96 16,65 16,31 16,50
14,7 14,7 14,7 14,7 14,7 14,7 14,7 14,7 14,7 14,7 14,7 14,7
5,283 5,283 5,283 5,283 5,283 5,283 5,283 5,283 5,283 5,283 5,283 5,283
0,734 1,291 1,528 0,860 1,363 1,163 1,441 1,363 1,291 1,163 1,363 1,225
0,498 0,396 0,262 0,432 0,425 0,631 0,526 0,464 0,552 0,430 0,415 0,417
Valid Valid Inv Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
144
Lampiran 11
Daftar Nama Sampel
No. Resp.
Nama Mahasiswa
Identitas
Model Pembelajaran
Individual
1 Lucia Desinta Perempuan Model Berbasis IT
2 Madahera W Perempuan
3 Mimin Nur H Perempuan
4 Munjiyah Perempuan
5 Panuntun D Perempuan
6 Pristi Wigati Perempuan
7 Putri Novita Perempuan
8 Putri Novitasari Perempuan
9 Pipit Retno A Perempuan
10 Pratiwi R Perempuan
11 Prihatin Perempuan
12 Puguh TS Laki-laki
13 Puji Kris Perempuan
14 Puji Yuliani Perempuan
15 Pupi Aina Perempuan
16 Puput A Perempuan
17 Puput Yuliana Perempuan
18 Rasmawati Perempuan
19 Ratih Dwi Perempuan
20 Ratna F Perempuan
21 Reny Anjar Perempuan
22 Riahari Perempuan
23 Riana Y Perempuan
24 Rima Nur Perempuan
25 Riyan P Laki-laki
26 Rohmah H Perempuan
27 Rokhani Perempuan
28 Rudy Yudha Laki-laki
29 Rusmini Perempuan
30 Septhiani Perempuan
31 Sintadewi Perempuan
32 Sidiq Nur Laki-laki
33 Sigit Prakoso Laki-laki
34 Singgih W Laki-laki
35 Siti Ika N Perempuan
36 Siti Salamah Perempuan
37 Siti Sarwendah Perempuan
38 Slamet O Laki-laki
39 Raras Arum Perempuan Simulasi Animasi
40 Rasito Laki-laki Komputer
41 Sidik N Laki-laki
42 Siti Fatimah Perempuan
43 Siwi A Perempuan
145
No. Resp.
Nama Mahasiswa
Identitas
Model Pembelajaran
Individual
44 Sri Wahyuni Perempuan
45 Suhardi Laki-laki
46 Titik S Perempuan
47 Sri Wuryani Perempuan
48 Sulistyamoko Laki-laki
49 Suparno Laki-laki
50 Susiyati Perempuan
51 Suyono Perempuan
52 Taufik H Laki-laki
53 Theresia Dian Perempuan
54 Theresia Novianti Perempuan
55 Tika Yuliani Perempuan
56 Titania Perempuan
57 Titis Indra Laki-laki
58 Tito Hermawan Laki-laki
59 Tri Handayani Perempuan
60 Vera Yuli Perempuan
61 Veronika Perempuan
62 Vita Nurmala Perempuan
63 Wahida W Perempuan
64 Wahyu Fajar S Laki-laki
65 Wahyu Surya Laki-laki
66 Wanro'I Laki-laki
67 Wida Astuti Perempuan
68 Wida Nurfika Perempuan
69 Yekti Fajar Perempuan
70 Yuliana F Perempuan
71 Yuliana T Perempuan
72 Yuanita AP Perempuan
73 Yussen T Laki-laki
74 Yustenus P Laki-laki
75 Yuyun Primasari Perempuan
146
Lampiran 12
Skor Hasil Tes Kemampuan Awal
No Nomor Butir Soal
Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0
2 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1
3 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1
4 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0
5 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
6 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1
7 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
8 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0
9 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0
10 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1
11 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1
12 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0
13 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1
14 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1
15 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0
16 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1
17 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1
18 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0
19 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0
20 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0
21 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1
22 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0
23 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1
24 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1
25 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0
26 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1
27 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
28 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0
29 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
30 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0
31 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0
32 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1
33 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0
34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0
35 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1
36 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0
37 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0
38 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1
39 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
40 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1
41 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
42 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
147
43 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1
44 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0
45 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0
46 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1
47 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1
48 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
49 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1
50 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1
51 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0
52 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1
53 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1
54 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1
55 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0
56 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0
57 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0
58 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1
59 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1
60 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
61 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0
62 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1
63 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1
64 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1
65 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1
66 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0
67 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
68 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0
69 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
70 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1
71 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1
72 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1
73 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1
74 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1
75 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
148
Lampiran 13
Skor Hasil Tes Kemampuan Penalaran Analistis
No Resp.
Nomor Butir Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
2 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1
4 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1
5 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1
6 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1
8 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1
9 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0
11 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0
12 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1
13 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1
14 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1
15 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0
16 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
17 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1
18 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1
19 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0
20 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1
21 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1
22 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0
23 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0
24 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1
149
25 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
26 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
27 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0
28 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1
29 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
30 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
31 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0
32 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0
33 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1
34 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1
35 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1
36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0
37 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1
38 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1
39 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0
40 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
41 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
42 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1
43 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
44 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
45 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0
46 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1
47 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0
48 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1
49 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0
50 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0
51 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
52 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
53 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1
150 54 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1
55 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
56 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
57 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
58 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1
59 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
60 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0
61 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0
62 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1
63 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
64 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
65 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0
66 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1
67 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1
68 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
69 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
70 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1
71 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0
72 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0
73 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1
74 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0
75 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
151
Lampiran 14 Pengelompokan Data
Tinggi (B1) Rendah (B2)
Tinggi (C1) Rendah (C2) Tinggi (C1) Rendah (C2)
6,5 7,4 6,1 4,3 6,5 4,8 7,0
8,3 7,8 7,0 6,1 5,7 7,0
Tinggi 8,3 7,8 7,0 7,4 7,0 7,4
(A1) 8,7 7,0 5,2 7,0 7,8
K 6,5 7,4 6,1 6,1
e 8,7 7,0 7,4 5,7
l 7,4 4,8 5,7
o 7,0 4,8 6,1
m 8,7 7,8 7,8 4,3 7,0 4,3 6,1
p 7,8 7,8 7,4 4,8 3,9 5,2
o Rendah 6,1 5,2 6,1 4,8 4,3
k (A2) 4,8 6,1 6,5 4,8
7,8 6,5 4,8 6,1
7,4 7,0 4,3 4,8
6,5 6,1 5,7 5,2
6,5 7,8 5,2
152
Lampiran 15
Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Awal
INTERVAL
f
x x2 fx
fx2
3,5 - 4,1 10 3,8 14,4 38,0 144,4
4,2 - 4,8 5 4,5 20,3 22,5 101,3
4,9 - 5,5 21 5,2 27,0 109,2 567,8
5,6 - 6,2 9 5,9 34,8 53,1 313,3
6,3 - 6,9 14 6,6 43,6 92,4 609,8
7,0 - 7,6 15 7,3 53,3 109,5 799,4
7,7 - 8,3 1 8,0 64,0 8,0 64,0
JUMLAH
75 41,3 257,4
432,7
2600,0
Banyak kelas (k) = 7,188 = 7
Panjang kelas(i) = 0,643 = 0,7
Mean = 5,769
Median = 5,600
Modus = 5,250
SD = 1,183
INTERVAL Fo F.Relatif
3,5 - 4,1 10 13,3 %
4,2 - 4,8 5 6,7 %
4,9 - 5,5 21 28,0 %
5,6 - 6,2 9 12,0 %
6,3 - 6,9 14 18,7 %
7,0 - 7,6 15 20,0 %
7,7 - 8,3 1 1,3 %
JUMLAH 75 100,0 %
Perhitungan Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Awal
Banyak kelas (k) = 1 + k . log (N)
= 1 + 3,3 x log (75)
= 7,188 dibulatkan menjadi 7
153
Panjang kelas (i) = kelasBanyak
Terendah Nilai-Tertinggi Nilai
= 7
5,32,8 = 0,643 dibulatkan menjadi 0,7
Mean = f
xf.
= 75
7,432 = 5,769
Median = Bb + i
fd
fb-N 1/2
= 4,85 + 0,7
21
155,37
= 5,600
Modus = Bb + i
d2d1
d1
= 4,85 + 0,7
1216
16
= 5,250
SD = 1 -n
n
fx)(fx
22
= 74
75
(432,7) -2600
2
= 1,183
154
Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Penalaran Analitis
INTERVAL
f
x x2 fx
fx2
3,9 - 4,5 8 4,2 17,6 33,6 141,1
4,6 - 5,2 11 4,9 24,0 53,9 264,1
5,3 - 5,9 13 5,6 31,4 72,8 407,7
6,0 - 6,6 12 6,3 39,7 75,6 476,3
6,7 - 7,3 17 7,0 49,0 119,0 833,0
7,4 - 8,0 8 7,7 59,3 61,6 474,3
8,1 - 8,7 6 8,4 70,6 50,4 423,4
JUMLAH 75 44,1 291,6 466,9 3019,9
Banyak kelas (k) = 7,188 = 7
Panjang kelas(i) = 0,643 = 0,7
Mean = 6,225
Median = 6,382
Modus = 6,900
SD = 1,237
INTERVAL Fo F.Relatif
3,9 - 4,5 8 10,7 %
4,6 - 5,2 11 14,7 %
5,3 - 5,9 13 17,3 %
6,0 - 6,6 12 16,0 %
6,7 - 7,3 17 22,7 %
7,4 - 8,0 8 10,7 %
8,1 - 8,7 6 8,0 %
JUMLAH 75 100,0 %
155
Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar
INTERVAL
f
x x2 fx
fx2
3,9 - 4,5 6 4,2 17,6 25,2 105,8
4,6 - 5,2 14 4,9 24,0 68,6 336,1
5,3 - 5,9 4 5,6 31,4 22,4 125,4
6,0 - 6,6 18 6,3 39,7 113,4 714,4
6,7 - 7,3 11 7,0 49,0 77,0 539,0
7,4 - 8,0 17 7,7 59,3 130,9 1007,9
8,1 - 8,7 5 8,4 70,6 42,0 352,8
JUMLAH 75 44,1 291,6 479,5 3181,6
Banyak kelas (k) = 7,316 = 7
Panjang kelas(i) = 0,686 = 0,7
Mean = 6,393
Median = 6,475
Modus = 6,417
SD = 1,252
INTERVAL Fo F.Relatif
3,9 - 4,5 6 8,0 %
4,6 - 5,2 14 18,7 %
5,3 - 5,9 4 5,3 %
6,0 - 6,6 18 24,0 %
6,7 - 7,3 11 14,7 %
7,4 - 8,0 17 22,7 %
8,1 - 8,7 5 6,7 %
JUMLAH 75 100,0 %
156
Lampiran 16
Pengkategorian Data
Kemampuan Awal Kemampuan Penalaran Analitis
No.
Resp.
Kemampuan
Awal
Kategori
B
No.
Resp.
Kemampuan
Penalaran Analitis
Kategori
C
1 6,0 Tinggi 1 4,4 Rendah
2 6,0 Tinggi 2 6,4 Tinggi
3 3,5 Rendah 3 6,9 Tinggi
4 3,5 Rendah 4 6,9 Tinggi
5 6,5 Tinggi 5 6,9 Tinggi
6 6,5 Tinggi 6 6,9 Tinggi
7 7,0 Tinggi 7 6,4 Tinggi
8 4,5 Rendah 8 4,7 Rendah
9 3,5 Rendah 9 7,5 Tinggi
10 6,0 Tinggi 10 6,4 Tinggi
11 6,5 Tinggi 11 4,4 Rendah
12 6,5 Tinggi 12 4,7 Rendah
13 4,0 Rendah 13 7,5 Tinggi
14 4,0 Rendah 14 7,5 Tinggi
15 6,0 Tinggi 15 6,7 Tinggi
16 6,5 Tinggi 16 4,7 Rendah
17 6,5 Tinggi 17 4,7 Rendah
18 6,0 Tinggi 19 6,7 Tinggi
19 6,5 Tinggi 20 5,0 Rendah
20 6,5 Tinggi 21 5,0 Rendah
21 4,5 Rendah 22 5,0 Rendah
22 5,0 Rendah 23 5,0 Rendah
23 6,0 Tinggi 24 6,7 Tinggi
24 4,0 Rendah 25 7,5 Tinggi
25 4,0 Rendah 26 7,8 Tinggi
26 4,0 Rendah 27 7,8 Tinggi
27 6,0 Tinggi 28 6,7 Tinggi
28 4,0 Rendah 30 7,8 Tinggi
29 4,5 Rendah 31 7,8 Tinggi
30 4,5 Rendah 32 8,1 Tinggi
31 5,0 Rendah 34 5,3 Rendah
32 5,0 Rendah 35 5,0 Rendah
33 5,0 Rendah 36 6,4 Tinggi
34 6,5 Tinggi 37 5,3 Rendah
35 3,5 Rendah 38 4,4 Rendah
36 6,0 Tinggi 39 6,4 Tinggi
37 6,5 Tinggi 40 6,4 Tinggi
157
No.
Resp.
Kemampuan
Awal
Kategori
B
No.
Resp.
Kemampuan
Penalaran Analitis
Kategori
C
38 6,0 Tinggi 41 4,4 Rendah
39 6,5 Tinggi 42 5,3 Rendah
40 6,5 Tinggi 43 5,6 Rendah
41 6,5 Tinggi 44 5,3 Rendah
42 6,5 Tinggi 45 5,3 Rendah
43 5,0 Rendah 46 5,6 Rendah
44 5,0 Rendah 47 7,2 Tinggi
45 5,0 Rendah 48 7,2 Tinggi
46 5,0 Rendah 49 7,2 Tinggi
47 5,5 Rendah 51 5,6 Rendah
48 5,5 Rendah 52 5,6 Rendah
49 7,0 Tinggi 53 3,9 Rendah
50 5,0 Rendah 54 7,2 Tinggi
51 7,0 Tinggi 55 8,1 Tinggi
52 7,0 Tinggi 56 8,1 Tinggi
53 5,5 Rendah 57 5,6 Rendah
54 5,5 Rendah 58 5,6 Rendah
55 7,0 Tinggi 59 8,3 Tinggi
56 7,0 Tinggi 60 8,3 Tinggi
57 7,0 Tinggi 61 3,9 Rendah
58 7,0 Tinggi 62 4,2 Rendah
59 5,5 Rendah 63 5,6 Rendah
60 7,5 Tinggi 65 6,9 Tinggi
61 7,5 Tinggi 66 4,2 Rendah
62 7,5 Tinggi 67 4,7 Rendah
63 4,5 Rendah 68 6,4 Tinggi
64 7,0 Tinggi 69 8,3 Tinggi
65 8,0 Tinggi 71 6,4 Tinggi
66 5,0 Rendah 72 7,2 Tinggi
67 5,5 Rendah 73 5,6 Rendah
68 5,0 Rendah 74 7,2 Tinggi
69 7,0 Tinggi 75 7,2 Tinggi
70 5,5 Rendah 77 6,1 Rendah
71 7,0 Tinggi 78 4,7 Rendah
72 5,5 Rendah 79 6,1 Rendah
73 5,5 Rendah 80 6,1 Rendah
74 5,5 Rendah 81 6,1 Rendah
75 7,5 Tinggi 82 7,2 Tinggi
Jumlah 430,5 Jumlah 463,2
Mean 5,7 Mean 6,2
Minimal 3,5 Minimal 3,9
158
No.
Resp.
Kemampuan
Awal
Kategori
B
No.
Resp.
Kemampuan
Penalaran Analitis
Kategori
C
Maksimal 8,0 Maksimal 8,3 Keterangan : Skor < atau 5,7 = rendah ; Skor < atau 6,2 = rendah ; Skor > atau 5,7 = Tinggi ; Skor > atau 6,2 = Tinggi
159
Lampiran 17 Data Induk Menurut Kategori
160
Lanjutan lampiran 17 Data Induk Menurut Kategori
161
Lampiran 18
Penataan Data
B1 B2
C1 C2 C1 C2
6,5 7,4 6,1 4,3 6,5 4,8 7,0
8,3 7,8 7,0 6,1 5,7 7,0
8,3 7,8 7,0 7,4 7,0 7,4
A1 8,7 7,0 5,2 7,0 7,8
K 6,5 7,4 6,1 6,1
e 8,7 7,0 7,4 5,7
l 7,4 4,8 5,7
o 7,0 4,8 6,1
m 8,7 7,8 7,8 4,3 7,0 4,3 6,1
p 7,8 7,8 7,4 4,8 3,9 5,2
o 6,1 5,2 6,1 4,8 4,3
k A2 4,8 6,1 6,5 4,8
7,8 6,5 4,8 6,1
7,4 7,0 4,3 4,8
6,5 6,1 5,7 5,2
6,5 7,8 5,2
Kuadrat
C1 C2
L1 L2 L1 L2
42,25 54,76 37,21 18,49 42,25 23,04 49,00 0,00
68,89 60,84 49,00 0,00 37,21 32,49 49,00 0,00
68,89 60,84 49,00 0,00 54,76 49,00 54,76 0,00
R1 75,69 0,00 49,00 0,00 27,04 49,00 60,84 0,00
42,25 0,00 54,76 0,00 37,21 0,00 37,21 0,00
75,69 0,00 49,00 0,00 54,76 0,00 32,49 0,00
54,76 0,00 23,04 0,00 32,49 0,00 0,00 0,00
49,00 0,00 23,04 0,00 37,21 0,00 0,00 0,00
75,69 60,84 60,84 18,49 49,00 0,00 18,49 37,21
60,84 0,00 60,84 54,76 23,04 0,00 15,21 27,04
37,21 0,00 27,04 0,00 37,21 0,00 23,04 18,49
R2 23,04 0,00 37,21 0,00 42,25 0,00 23,04 0,00
60,84 0,00 42,25 0,00 23,04 0,00 37,21 0,00
54,76 0,00 49,00 0,00 18,49 0,00 23,04 0,00
42,25 0,00 37,21 0,00 32,49 0,00 27,04 0,00
42,25 0,00 60,84 0,00 0,00 0,00 27,04 0,00
162
Lampiran 19
Manual Uji Normalitas Data
Prestasi Belajar Kelompok Media Modul Berbasis IT
1. Hipotesis :
Ho = Data tidak berdistribusi normal
Ha = Data berdistribusi normal
2. Perhitungan :
No. Xi Zi F(Zi) S(Zi) Lo
1 4,3 -2,22 0,0149 0,026 0,011
2 4,8 -1,77 0,0384 0,105 0,067
3 4,8 -1,77 0,0384 0,105 0,067
4 4,8 -1,77 0,0384 0,105 0,067
5 5,2 -1,40 0,0808 0,132 0,051
6 5,7 -0,94 0,1736 0,211 0,037
7 5,7 -0,94 0,1736 0,211 0,037
8 5,7 -0,94 0,1736 0,211 0,037
9 6,1 -0,58 0,2810 0,342 0,061
10 6,1 -0,58 0,2810 0,342 0,061
11 6,1 -0,58 0,2810 0,342 0,061
12 6,1 -0,58 0,2810 0,342 0,061
13 6,1 -0,58 0,2810 0,342 0,061
14 6,5 -0,21 0,4168 0,421 0,004
15 6,5 -0,21 0,4168 0,421 0,004
16 6,5 -0,21 0,4168 0,421 0,004
17 7,0 0,25 0,5987 0,658 0,059
18 7,0 0,25 0,5987 0,658 0,059
19 7,0 0,25 0,5987 0,658 0,059
20 7,0 0,25 0,5987 0,658 0,059
21 7,0 0,25 0,5987 0,658 0,059
22 7,0 0,25 0,5987 0,658 0,059
23 7,0 0,25 0,5987 0,658 0,059
24 7,0 0,25 0,5987 0,658 0,059
25 7,0 0,25 0,5987 0,658 0,059
26 7,4 0,61 0,7291 0,816 0,087
27 7,4 0,61 0,7291 0,816 0,087
28 7,4 0,61 0,7291 0,816 0,087
29 7,4 0,61 0,7291 0,816 0,087
30 7,4 0,61 0,7291 0,816 0,087
31 7,4 0,61 0,7291 0,816 0,087
32 7,8 0,98 0,8365 0,895 0,058
33 7,8 0,98 0,8365 0,895 0,058
34 7,8 0,98 0,8365 0,895 0,058
35 8,3 1,43 0,9236 0,947 0,024
36 8,3 1,43 0,9236 0,947 0,024
37 8,7 1,80 0,9641 1,000 0,036
38 8,7 1,80 0,9641 1,000 0,036
Maks = 0,087
163
Jml X = 255,800
Mean ( x )
= 6,732
SD = 1,093
164
Lampiran 20
Manual Uji Normalitas Data
Prestasi Belajar Kelompok Simulasi Animasi Komputer
1. Hipotesis :
Ho = Data tidak berdistribusi normal
Ha = Data berdistribusi normal
2. Perhitungan :
No. Xi Zi F(Zi) S(Zi) Lo
1 3,9 -1,64 0,0505 0,027 0,023
2 4,3 -1,33 0,0918 0,135 0,043
3 4,3 -1,33 0,0918 0,135 0,043
4 4,3 -1,33 0,0918 0,135 0,043
5 4,3 -1,33 0,0918 0,135 0,043
6 4,8 -0,95 0,1711 0,297 0,126
7 4,8 -0,95 0,1711 0,297 0,126
8 4,8 -0,95 0,1711 0,297 0,126
9 4,8 -0,95 0,1711 0,297 0,126
10 4,8 -0,95 0,1711 0,297 0,126
11 4,8 -0,95 0,1711 0,297 0,126
12 5,2 -0,64 0,2631 0,405 0,142
13 5,2 -0,64 0,2631 0,405 0,142
14 5,2 -0,64 0,2631 0,405 0,142
15 5,2 -0,64 0,2631 0,405 0,142
16 5,7 -0,26 0,3974 0,432 0,035
17 6,1 0,05 0,5199 0,595 0,075
18 6,1 0,05 0,5199 0,595 0,075
19 6,1 0,05 0,5199 0,595 0,075
20 6,1 0,05 0,5199 0,595 0,075
21 6,1 0,05 0,5199 0,595 0,075
22 6,1 0,05 0,5199 0,595 0,075
23 6,5 0,36 0,6368 0,703 0,066
24 6,5 0,36 0,6368 0,703 0,066
25 6,5 0,36 0,6368 0,703 0,066
26 6,5 0,36 0,6368 0,703 0,066
27 7,0 0,74 0,7703 0,757 0,014
28 7,0 0,74 0,7703 0,757 0,014
29 7,4 1,05 0,8531 0,811 0,042
30 7,4 1,05 0,8531 0,811 0,042
31 7,8 1,36 0,9131 0,973 0,060
32 7,8 1,36 0,9131 0,973 0,060
33 7,8 1,36 0,9131 0,973 0,060
34 7,8 1,36 0,9131 0,973 0,060
35 7,8 1,36 0,9131 0,973 0,060
36 7,8 1,36 0,9131 0,973 0,060
37 8,7 2,05 0,9798 1,000 0,020
Maks = 0,142 Jml X = 255,800 ; Mean (x) = 6,732 ; SD = 1,093 3. Kriteria Uji : Ho ditolak jika Lo maks < L tabel ; Ho diterima jika Lo maks > L tabel
Keputusan Uji : Lomaks < L tabel (38;0,05)=0,144 ; 0,087 < 0,144. Kesimpulan : Data berdistribusi normal
165
Perhitungan Uji Normalitas dengan Uji Lilliefors
Data Hasil Tes Kemampuan Awal
1) Menghitung mean sampel
Mean satuan = N
X =
41
4,268 = 6,546
2) Menghitung standart deviasi
SD = 1ni
X)(Xi 2
=
141
92,1798
= 1,023
3) Mencari Zi : (contoh data nomor 1)
Zi = SD
)MeanXi( =
023,1
)546,64,4( = -2,10
4). Mencari F(Zi)
Dicari dalam tabel distribusi normal baku, contoh nomor 1, Zi = -2,10 ,
nilai dari tabel Z sebesar = 0,4821, karena negatif maka 0,500 - 0,4821 = 0,0179.
5). Mencari S(Zi)
Dapat dicari dengan membagi nomor urut kedudukan Xi dalam
sampel, contoh ; untuk S(Zi) nomor 1; 1/41 = 0,024, untuk nomor 2-4 ; 4/41 =
0,096, dan seterusnya.
6). Mencari Lo = selisih F(Zi) - S(Zi)
Selisih dari F(Zi) - S(Zi), contoh untuk nomor 1 ; selisih dari 0,0179
dengan 0,024 = 0,006.
7). Mencari nilai tertinggi dari Lo (Lo maks) adalah 0,090. Dikonsultasikan
dengan Lo tabel (41;0,05) = 0,138. Maka didapatkan 0,090 < 0,138; Lo maks <
Lo tabel, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya adalah data
mempunyai distribusi normal atau mempunyai sebaran yang normal
166
Lampiran 21
Uji Homogenitas Manual
Data Statistik untuk Uji Homogenitas
Stat. Kel. B1 B2 Jumlah
C1 C2 C1 C2
n 11 9 12 6 38
X A1 84,400 55,400 75,000 41,000 255,800
X^2 653,860 352,540 476,460 283,300 1766,160
Mean 7,673 6,156 6,250 6,833 26,912
n 9 10 7 11 37
X A2 63,400 66,000 39,200 54,700 223,300
X^2 457,720 448,480 225,520 276,850 1408,570
Mean 7,044 6,600 5,600 4,973 24,217
n 20 19 19 17 75
X 147,800 121,400 114,200 95,700 479,100
X^2 1111,580 801,020 701,980 560,150 3174,730
Mean 14,717 12,756 11,850 11,806 51,129
C1 C2 L1 L2
n 39 36 39 36
X 269,200 209,900 262,000 217,100
X^2 1912,600 1262,130 1813,560 1361,170
Mean 27,473 23,656 26,567 24,562
Perhitungan uji
homogenitas
Sampel fj SSj S2j Log S
2j
fj.Log
S2j
I 10 6,282 0,628 -0,202 -2,019
II 8 11,522 1,440 0,158 1,268
III 11 7,710 0,701 -0,154 -1,698
IV 5 3,133 0,627 -0,203 -1,015
V 8 11,102 1,388 0,142 1,139
VI 9 12,880 1,431 0,156 1,401
VII 6 6,000 1,000 0,200 1,200
VIII 10 4,842 0,484 -0,315 -3,150
Jumlah 67 63,471 - - -2,874
167
RKG = SSj / fj = 0,947
fj.Log RKG = 67 x log 0,947 : -1,574
c = 0,048 x 1,004 : 1,048
2hitung = 2.303/c (fj.log RKG - fj.Log S
2j)
2hitung = 1,048
(-1,574 - -2,874)
= 2,858
tabel
(7;0,05) = 14,067
2hitung < tabel (7;0,05)
2,858 < 14,067
Data berasal dari populasi yang memiliki variansi homogen
168
Lampiran 22
Manual Perhitungan Uji Homogenitas
Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji Bartllet, yaitu
dengan langkah sebagai berikut:
Ho = Data berasal dari populasi yang memiliki variansi yang homogen
H1 = Data berasal dari populasi yang tidak memiliki variansi yang homogen
1). Mencari varians tiap sampel :
SSj I = n
X) ( - X
22
= 12
(89,2) - 668,32
2
= 5,267
SSj selanjutnya dapat dilihat pada tabel
2). Menghitung derajad kebebasan
(fj) I = nI – 1 = 12 – 1 = 11
(fj) selanjutnya dapat dilihat pada tabel
3). Menghitung S2j
S2j I =
I fj
I SSj =
11
5,267 = 0,479
S2j selanjutnya dapat dilihat pada tabel
4). Menghitung Log S2j
Log S2j I = Log 0,479 = -0,320
Log S2j selanjutnya dapat dilihat pada tabel
5). Menghitung fj.Log S2j
fj.Log S2j I = 11 x -0,320 = -3,518
fj.Log S2j selanjutnya dapat dilihat pada tabel
169
Jumlah = -8,930
6). Menghitung RKG
RKG = fj
SSj
=
74
57,704 = 0,780
7). Menghitung fj.Log RKG
fj.Log RKG = 74 x Log 0,780 = -7,994
8). Menghitung c
c = )j
1
fj
1 (
1)-3(k
11 = )
11
1
7
1
9
1
10
1
5
1
13
1
8
1
11
1 (
1)-3(8
11
= 1,044
9). Menghitung 2 hitung =
2
hitung = 2,303/c (fj.Log RKG - fj.LogS2j)
= 2,303/1,044 (-7,994 – 8,930))
= 2,065
10) Dikonsultasikan dengan tabel (0,05;k-1) : (0,05;8-1) = 14,067
Karena 2 hitung <
2 tabel = 2,065 < 14,067, maka data berasal dari
populasi yang memiliki variansi homogen.
170
Lampiran 23
Rata-rata Tiap Kelompok
Stat. Kel. B1 B2 Jumlah
C1 C2 C1 C2
n 11 9 12 6 38
X 84,400 55,400 75,000 41,000 255,800
X^2 653,860 352,540 476,460 283,300 1766,160
Mean A1 7,673 6,156 6,250 6,833 6,732
C 647,578 341,018 468,750 280,167 1737,513
SS 6,282 11,522 7,710 3,133 28,647
n 9 10 7 11 37
X 63,400 66,000 39,200 54,700 223,300
X^2 457,720 448,480 225,520 276,850 1408,570
Mean A2 7,044 6,600 5,600 4,973 6,035
C 446,618 435,600 219,520 272,008 1373,746
SS 11,102 12,880 6,000 4,842 34,824
n 20 19 19 17 75
X 147,800 121,400 114,200 95,700 479,100
X^2 1111,580 801,020 701,980 560,150 3174,730
Mean 7,390 6,389 6,011 5,629 6,388
B1 B2 C1 C2
n 39 36 39 36
X 269,200 209,900 262,000 217,100
X^2 1912,600 1262,130 1813,560 1361,170
Mean 6,903 5,831 6,718 6,031
171
Lampiran 24
Manual Perhitungan Analisis Varians Tiga Jalan dengan Frekuensi Sel Tak Sama
Harga-harga diambil dari tabel statistik dan digunakan untuk menghitung :
a. Menghitung komponen Jumlah Kuadrat (JK)
1). G2/pqr =
)2)(2)(2(
)280,50( 2
= 316,005
3). A2/qr =
2.2
)021,24()259,26( 22
= 316,631
4). B2/pr =
2.2
)231,23()049,27( 22
= 317,827
5). C2/pq =
2.2
)991,23()289,26( 22
= 316,665
6). AB2/r =
2
4,800),6505( 6,480),0917( 6,667),1146( 6,044),4337( 2222
= 319,188
7). AC2/r =
2
4,800),0917( )650,5,0917( 6,667),0446( )114,6,4337( 2222
= 317,340
8). BC2/r =
2
4,800),6676( ,650)5,1146( 6,480),0446( )091,7,4337( 2222
= 318,849
9). ABC2/r = (7,433)
2 + (6,044)
2 + (6,114)
2 + (6,667)
2 + (7,091)
2 + (6,480)
2 + (5,650)
2
+ (4,800)2
= 320,853
172
Rerata harmonik atau nh dicari dengan rumus statistik berikut.
nh =
ijn
qxp
1 =
12
1
8
1
10
1
11
1
6
1
14
1
9
1
12
1
)2)(2)(2(
= 9,618
b. Jumlah kuadrat (JK)
JK A = nh [(3)-(1)]
= 9,618 [(316,631 – 316,005)]
= 6,021
JK B = nh [(4)-(1)]
= 9,618 [(317,827 – 316,005)]
= 17,523
JK C = nh [(5)-(1)]
= 9,618 [(316,665 – 316,005)]
= 6,346
JK AB = nh [(6 - 4 - 3 (+1)]
= 9,618 [(319,188 – 317,827 – 316,631 (+ 316,005)]
= 7,065
JK AC = nh [(7 - 5 - 3 (+1)]
= 9,618 [(317,340 – 316,665 – 316,631 (+ 316,005)]
= 0,469
JK BC = nh [(8 - 5 - 4 (+1)]
= 9,618 [(318,849 – 316,665 – 317,827 (+ 316,005)]
= 3,483
JKABC = nh [(9 - 8 - 7 - 6 + 5 + 4 + 3 (-1)]
= 9,618 [(320,853 – 318,849 – 317,340 – 319,188 + 316,665 +
317,827 + 316,631 (- 316,005)]
= 5,715
JK G = SS = 25,279 + 32,425
173
= 57,704
Keterangan:
C = N
X)( 2 contoh kolom B1C1 =
12
)200,89( 2
= 663,053
SS = X2 – C contoh kolom B1C1 = 668,320 – 663,053 = 5,267
c. Derajad bebas (db)
db A = A - 1 = 2 - 1 = 1
db B = B - 1 = 2 - 1 = 1
db C = C - 1 = 2 - 1 = 1
db AB = (A-1)(B-1) = 1 x 1 = 1
db AC = (A-1)(C-1) = 1 x 1 = 1
db BC = (B-1)(C-1) = 1 x 1 = 1
db ABC = (B-1)(C-1) = 1 x 1 = 1
db D = N - pqr = 82 - 8 = 74
db T = N - 1 = 82 - 1 = 81
d. Menghitung rerata kuadrat (RK)
RK A = 1
6,021
dkA
JKA
= 6,021
RK B = 1
17,523
dkB
JKB
= 17,523
RK C = 1
6,346
dkC
JKC
= 6,346
RK AB = 1
7,065
dkAB
JKAB
= 7,065
RK AC = 1
0,469
dkAC
JKAC
174
= 0,469
RK BC = 1
3,483
dkBC
JKBC
= 3,483
RK ABC = 1
5,715
dkABC
JKABC
= 5,715
RK G = 74
57,704
dkD
JKD
= 0,780
e. Statistik Uji
1). F A = 780,0
6,021
GRK
ARK
= 7,721
2). F B = 780,0
17,523
GRK
BRK
= 22,471
3). F C = 780,0
6,346
GRK
CRK
= 8,138
4). F AB = 780,0
7,065
GRK
ABRK
= 9,060
5). F AC = 780,0
0,469
GRK
ACRK
= 0,601
6). F BC = 780,0
3,483
GRK
BCRK
= 4,467
7). F ABC = 780,0
5,715
GRK
ABCRK
= 5,715
175
f. Daerah kritik
1). F A > F tabel (1;74;5%) = 4,00
2). F B > F tabel (1;74;5%) = 4,00
3). F C > F tabel (1;74;5%) = 4,00
4). F AB > F tabel (1;74;5%) = 4,00
5). F AC > F tabel (1;74;5%) = 4,00
6). F BC > F tabel (1;74;5%) = 4,00
7). F ABC > F tabel (1;74;5%) = 4,00
g. Keputusan uji
Ha diterima apabila harga uji yang bersesuaian lebih besar dari harga
kritik, F hiung > F tabel (0,05).
1) F A > F tabel (1;74;5%)
7,721 > 4,00 = F A signifikan dan Ho ditolak
2) F B > F tabel (1;74;5%)
22,471 > 4,00 = F B signifikan dan Ho ditolak
3) F C > F tabel (1;74;5%)
8,138 > 4,00 = F C signifikan dan Ho ditolak
4) F AB > F tabel (1;74;5%)
9,060 > 4,00 = F AB signifikan dan Ho ditolak
5) F AC < F tabel (1;74;5%)
0,601 < 4,00 = F AC tidak signifikan dan Ho diterima
6) F BC > F tabel (1;74;5%)
4,467 > 4,00 = F BC signifikan dan Ho ditolak
7) F ABC > F tabel (1;74;5%)
7,329 > 4,00 = F ABC signifikan dan Ho ditolak