18
“OSAMPLAS ME BONTIK” PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI BONSAI PLASTIK DI DESA GUTOMO KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN Efi Trihastuti 1 , Nur Annisaul Kholifah 2 , Elsa Elinda 3 , Ratih Dellyana 4 , dan Ananto Aji 5 1 Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang 2 Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang 3 Jurusan Politik dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang 4 Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang 5 Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang Email: [email protected] Abstract The environment is an area in which living things are involved and not living things are involved. The environment is very much needed in health. It is very much the responsibility of the community to look after it. Environmental problems that are often discussed by the community are the presence of trash. Based on its nature, trash can be divided into two, namely organic trash and organic trash. There is trash that can be decomposed and cannot be decomposed. Garbage cannot be decomposed like plastic waste. Plastic waste cannot be decomposed without processing, so it needs recycling. Recycling is doing to reduce the number of plastic bottles by making plastic bonsai. In making this Bontik, it was done with PKK community in Gutomo village. Method that used in this activity are training and methods of awareness of a problem. By using this method, it is hoped that the community realize that trash is danger so it needs processing. Making Bontik is not difficult. The materials that needed had already available in

kkn.unnes.ac.id€¦  · Web view2019. 12. 8. · Pembuatan . b. ontik . ini tidaklah sulit. Bahan-bahan yang diperlukan sudah tersedia di Desa Gutomo seperti ranting pohon, botol

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: kkn.unnes.ac.id€¦  · Web view2019. 12. 8. · Pembuatan . b. ontik . ini tidaklah sulit. Bahan-bahan yang diperlukan sudah tersedia di Desa Gutomo seperti ranting pohon, botol

“OSAMPLAS ME BONTIK”

PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI BONSAI PLASTIK DI DESA GUTOMO KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN

PEKALONGAN

Efi Trihastuti1, Nur Annisaul Kholifah2, Elsa Elinda3, Ratih Dellyana4, dan Ananto Aji5

1 Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang

2 Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang3 Jurusan Politik dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri

Semarang4 Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri

Semarang5 Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang

Email: [email protected]

Abstract

The environment is an area in which living things are involved and not living things are involved. The environment is very much needed in health. It is very much the responsibility of the community to look after it. Environmental problems that are often discussed by the community are the presence of trash. Based on its nature, trash can be divided into two, namely organic trash and organic trash. There is trash that can be decomposed and cannot be decomposed. Garbage cannot be decomposed like plastic waste. Plastic waste cannot be decomposed without processing, so it needs recycling. Recycling is doing to reduce the number of plastic bottles by making plastic bonsai. In making this Bontik, it was done with PKK community in Gutomo village. Method that used in this activity are training and methods of awareness of a problem. By using this method, it is hoped that the community realize that trash is danger so it needs processing. Making Bontik is not difficult. The materials that needed had already available in Gutomo village such as tree branches, plastic bottles, patchwork, and used cans.

Keywords: environment, rubbish nature, plastic bonsai.

Abstrak

Lingkungan adalah area dimana makhluk hidup dan non-makhluk hidup berinteraksi. Lingkungan sangat berpengaruh pada kesehatan sehingga dibutuhkan tanggungjawab masyarakat untuk menjaganya. Persoalan lingkungan yang sering dihadapi oleh masyarakat adalah adanya sampah. Berdasarkan sifatnya sampah dibedakan menjadi dua yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah ada yang dapat diurai dan tidak dapat diurai. Sampah yang tidak dapat diurai, seperti sampah plastik. Sampah plastik tidak dapat terurai tanpa adanya pengolahan, untuk itu diperlukan daur ulang. Daur ulang dilakukan untuk mengurangi jumlah botol plastik dengan pembuatan bonsai plastik. Dalam pembuatan bontik ini dilakukan dengan ibu PKK Desa Gutomo. Dalam kegiatan ini metode yang digunakan yaitu training dan metode penyadaran pemahaman terhadap suatu masalah. Dengan menggunakan metode ini, diharapkan masyarakat sadar bahwa sampah itu bahaya dan diperlukan pengolahan. Pembuatan bontik ini tidaklah sulit. Bahan-bahan yang diperlukan sudah tersedia di Desa Gutomo seperti ranting pohon, botol plastik, kain perca, dan kaleng bekas.

Kata kunci: lingkungan, sifat sampah, bonsai plastik.

Page 2: kkn.unnes.ac.id€¦  · Web view2019. 12. 8. · Pembuatan . b. ontik . ini tidaklah sulit. Bahan-bahan yang diperlukan sudah tersedia di Desa Gutomo seperti ranting pohon, botol

A. PENDAHULUAN

Menurut Cagri Avan, et al. (2011),

Lingkungan adalah area dimana semua

makhluk hidup dan non-makhluk hidup

dapat berinteraksi. Menurut Hendrik L.

Blum, 1974 dalam Slamet, 2016

menyatakan bahwa lingkungan adalah

faktor terbesar dalam mempengaruhi

derajat kesehatan, sehingga dalam menjaga

lingkungan merupakan tanggung jawab

semua masyarakat. Dalam hal ini peran

masyarakat sangat penting dalam menjaga

lingkungan, sebab jika masyarakat

mengalami permasalahan, mereka dituntut

mampu untuk menyelesaikan

permasalahan tersebut. Salah satu

permasalahan yang sering dihadapi

masyarakat adalah kebersihan.

Kebersihan merupakan suatu keadaan

yang bebas dari segala kotoran dan lainnya

yang dapat merugikan segala aspek yang

menyangkut setiap kegiatan dan perilaku

yang dilakukan oleh masyarakat. Untuk

mewujudkan terciptanya lingkungan yang

bersih dibutuhkan kesadaran dari

masyarakat mengenai pentingnya menjaga

kebersihan. Untuk mencapai kondisi

masyarakat yang sehat dan sejahtera,

diperlukan pemukiman yang bersih.

Dilihat dari segi persampahan, bersih

diartikan tidak mengandung noda atau

terbebas dari kotoran dan sehat diartikan

sebagai suatu kondisi yang dapat dicapai

apabila dapat mengelola sampah secara

baik sehingga terlihat bersih dari

pemukiman lingkungan yang di dalamnya

terdapat manusia dengan segala

aktivitasnya.

Persoalan lingkungan yang sering

dihadapi oleh masyarakat adalah sampah.

Sampah adalah material yang sudah tidak

terpakai lagi. Sampah merupakan sebuah

masalah yang dialami oleh hampir semua

negara di dunia, salah satunya di

Indonesia.

Berdasarkan sifatnya sampah

dibedakan menjadi dua yaitu sampah

organik dan sampah anorganik. Sampah

organik adalah sampah yang dapat diurai

oleh mikroorganisme seperti, sampah sisa

makanan, dedaunan, sayuran, buah-buahan

dan lain sebagainya. Sedangkan sampah

anorganik adalah sampah yang tidak dapat

terurai, seperti sampah plastik, kaca,

kaleng dan lain sebagainya. Namun

menurut Yannes Tsy-Yan Cheung, et al

(2017) sampah plastik dapat didegradasi

secara alami tapi membutuhkan jangka

waktu yang lama, hingga beberapa ratus

tahun.

Sampah merupakan salah satu sumber

pencemaran lingkungan di Desa Gutomo,

Kecamatan Karanganyar, Kabupaten

Pekalongan. Tidak tersedianya TPA

(Tempat Pembuangan Akhir) maupun TPS

Page 3: kkn.unnes.ac.id€¦  · Web view2019. 12. 8. · Pembuatan . b. ontik . ini tidaklah sulit. Bahan-bahan yang diperlukan sudah tersedia di Desa Gutomo seperti ranting pohon, botol

(Tempat Pembuangan Sementara) menjadi

alasan warga untuk membuang sampah di

belakang rumah mereka. Hal ini tentu

menyebabkan kerusakan lingkungan dan

berdampak buruk untuk kesehatan.

Terlebih tidak semua sampah bisa terurai

dengan sendirinya, contohnya sampah

plastik. Sampah plastik tidak dapat terurai

tanpa proses pengolahan, maka diperlukan

adanya daur ulang. Daur ulang plastik

telah menjadi metode alternatif untuk

limbah padat pengelolaan selain dari

tempat pembuangan sampah dan

pembakaran. Cheuk-Fai Chow, et al

(2016).

Penerapan 3R ( Reuse, Reduce, dan

Recyle) menjadi salah satu solusi

pengelolaan sampah. Sampah harus diolah

atau didaur ulang dengan baik agar tidak

mencemari lingkungan dan menganggu

kesehatan manusia. Oleh karena itu,

diperlukan upaya yang tepat untuk

mengurangi jumlah sampah plastik, salah

satunya dengan pembuatan kerajinan

bonsai plastik (BONTIK).

Menurut Dwilestari dan Nurmiati

(2018), bonsai adalah salah satu seni

pemangkasan tanaman (pohon) agar

tumbuh kerdil, mini, atau cebol. Istilah

bonsai berasal dari kata bon yang berarti

pot dan kata sai yang artinya tanaman.

Dengan demikian bonsai sering diartikan

sebagai tanaman yang dikerdikan atau

tanaman yang ditanam di pot. Bonsai saat

ini tidak hanya sekadar menjadi sarana

penyalur hobi saja namun dapat pula

menghasilkan nilai ekonomi yang cukup

tinggi.

Atas dasar hal tersebut, kelompok

Kuliah Kerja Nyata Universitas Negeri

Semarang (KKN UNNES), membuat

program kerja pelatihan pengolahan

sampah plastik bersama dengan ibu PKK

di Desa Gutomo. Adapun kerajinan yang

dibuat berupa bonsai dari sampah plastik

bekas air mineral. Produk ini

memanfaatkan hasil limbah yang ada di

desa, seperti ranting pohon yang

berjatuhan dan tidak digunakan lagi serta

kain perca sisa produksi pakaian yang

tidak terpakai.

B. PELAKSANAAN METODE

Pelaksanaan kegiatan pelatihan

pengolahan sampah plastik dilakukan pada

tanggal 7 November 2019, hari Kamis

pukul 09.00 - 12.00 WIB, di Balai Desa

Gutomo dengan jumlah peserta lima belas

yang terdiri dari ibu PKK Desa Gutomo.

Peserta pelatihan dari ibu PKK karena

notabennya ibu PKK merupakan ibu

rumah tangga yang sehari-harinya berada

di rumah, jadi kemungkinan jika

menerapkan pelatihan yang kami berikan

Page 4: kkn.unnes.ac.id€¦  · Web view2019. 12. 8. · Pembuatan . b. ontik . ini tidaklah sulit. Bahan-bahan yang diperlukan sudah tersedia di Desa Gutomo seperti ranting pohon, botol

lebih memungkinkan waktu dan

kondisinya.

Dalam hal ini pelaksanaan metode

yang dilakukan melalui beberapa tahap

kegiatan yaitu: 1) tahap perencanaan dan

persiapan, 2) tahap pelaksanaan, 3) tahap

evaluasi akhir, dan 4) tahap pelaporan.

Tahap perencanaan dan persiapan

yang dilakukan yaitu melakukan

koordinasi dengan ketua PKK Desa

Gutomo, pengecekan tempat, dan

persiapan alat bahan yang akan digunakan

dalam pelatihan. Koordinasi yang kami

lakukan berupa penentuan jumlah peserta

yang mengikuti pelatihan.

Tahap pelaksanaan pelatihan,

berupa penyampaian materi sampah dan

bahaya sampah bagi lingkungan serta

kesehatan manusia, serta praktik

pengolahan sampah plastik menjadi bonsai

plastik. Dalam pelaksanaan pelatihan

setiap kelompok dari ibu PKK didampingi

oleh satu mahasiswa yang bertujuan untuk

memberikan arahan pembuatan bonsai

plastik.

Tahap evaluasi akhir, pada tahap

ini yaitu menilai kebermanfaatan pelatihan

yang dilakukan dalam pembuatan

kerajinan bonsai plastic.

Tahap terakhir berupa pelaporan,

yang dimaksud pelaporan di sini yaitu

penyampaian bahwa program kerja sudah

terlaksana dengan hasil berupa bonsai

plastik yang memiliki nilai guna.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengolahan sampah plastik akhir-

akhir ini sering kita dengar. Dimana

sampah plastik, merupakan sampah yang

tidak bisa diurai. Oleh karena itu,

diperlukan sebuah ide untuk menangani,

diantaranya dengan cara mendaur ulang

sampah plastik menjadi kerajinan bonsai

plastik (BONTIK). Membuat kerajinan

bonsai plastik memerlukan tahapan seperti

di bawah ini.

Pemilihan Alat dan Bahan

Gambar 1: Alat dan bahan.

Pemilihan alat yang digunakan

disesuaikan dengan kegunaan, sedangkan

pemilihan bahan dengan cara mencari

secara langsung botol plastik bekas air

mineral, kain perca, ranting pohon, dan

bekas kaleng roti yang sebagian besar

kami dapatkan sendiri di lingkungan Desa

Gutomo.

Page 5: kkn.unnes.ac.id€¦  · Web view2019. 12. 8. · Pembuatan . b. ontik . ini tidaklah sulit. Bahan-bahan yang diperlukan sudah tersedia di Desa Gutomo seperti ranting pohon, botol

Pembuatan BONTIK

Terdiri dari beberapa tahap sebagai

berikut:

Pembuatan bonsai dimulai dengan

memilih ranting pohon yang memiliki nilai

estetik, yaitu ranting yang tidak terlalu

tinggi dan memiliki diameter yang

membesar di bagian pangkal, serta

memiliki alur di permukaan ranting,

sebelum ke tahap selanjutnya ranting di

paku terlebih dahulu yang berfungsi untuk

penahan supaya batang yang dimasukan ke

dalam adukan semen tidak mudah lepas.

Gambar 2: Memilih ranting pohon.

Gambar 3: Memberi paku pada ranting

pohon.

Kemudian ranting tersebut ditanam

pada adukan semen dengan waktu ± 30

menit sampai mengering.

Gambar 4: Menanam ranting pohon pada

pot yang berisi adukan semen.

Botol yang sudah bersih dipotong

menyerupai daun begitupun dengan kain

perca, kemudian keduanya ditempelkan

dengan bantuan lem uhu. Fungsi botol

plastik di sini untuk memberikan tekstur

kaku pada daun, sedangkan kain perca

fungsinya untuk melapisi botol plastik

tersebut, sedangkan lem uhu berfungsi

sebagai perekat.

Gambar 5: Menggunting gelas air mineral

menjadi lembaran.

Page 6: kkn.unnes.ac.id€¦  · Web view2019. 12. 8. · Pembuatan . b. ontik . ini tidaklah sulit. Bahan-bahan yang diperlukan sudah tersedia di Desa Gutomo seperti ranting pohon, botol

Gambar 6: Daun dari gelas air mineral.

Gambar 7: Daun dari gelas air mineral

yang sudah dilapisi kain perca.

Setelah daun dari botol plastik dan

kain perca sudah jadi, langkah selanjutnya

yaitu dengan memberikan tepi daun

menggunakan benang sulam, warna

benang disesuaikan dengan kain perca

yang digunakan agar daun terlihat

menarik.

Gambar 8: Memberi tepi daun dengan

benang sulam.

Pembuatan daun yaitu dengan

memasang kawat bendrat dengan bantuan

lem tembak. Kawat sendiri berfungsi

sebagai ibu tangkai dari daun agar

memudahkan kita saat melilitkannya di

ranting pohon.

Pelilitan daun ke ranting pohon. Cara

melilitkan daun ini sesuai dengan

kreativitas ibu-ibu, karena satu ibu dengan

ibu yang lainnya memiliki pemikiran

berbeda sehingga, dari hasil pelatihan pun

bonsai yang dihasilkan berbeda-beda cara

pelilitan. Proses ini menggunakan alat

bantu berupa tang yang berfungsi untuk

menguatkan lilitan kawat ke ranting

pohon.

Gambar 9: Pemasangan daun.

Pengecatan bonsai, dari tahap di

atas sebelum memasuki tahap selanjutnya,

pada lilitan kawat bendrat harus dilapisi

dengan lem lilin fungsinya selain untuk

memperapih kawat yang masih menonjol,

juga dengan pelapisan lilin ini akan

membuat pohon seakan bernodus (beruas).

Pengecatan bonsai dilakukan dengan

Page 7: kkn.unnes.ac.id€¦  · Web view2019. 12. 8. · Pembuatan . b. ontik . ini tidaklah sulit. Bahan-bahan yang diperlukan sudah tersedia di Desa Gutomo seperti ranting pohon, botol

bantuan kuas tembok dan kuas lukis, kuas

tembok untuk ranting yang besar dan kuas

lukis untuk ranting yang kecil dan untuk

memberikan aksen-aksen agar bonsai lebih

terlihat nyata guratan-guratan permukaan

pohonnya. Setelah melalui pengecatan

bonsai didiamkan selama ± 10 menit agar

cat mengering. Setelah itu bonsai sudah

dapat dinikmati keindahan dan

kebermanfaatannya dari bahan yang sudah

tidak terpakai menjadi bonsai plastik yang

bernilai estetik.

Gambar 10: Pengecatan bonsai.

Berikut ini merupakan bonsai

plastik yang dibuat ibu PKK pada program

kerja pengolahan sampah plastik menjadi

bonsai plastik yang memiliki nilai estetik,

nilai guna, dan nilai ekonomi yang tinggi.

Kegunaan dari bonsai plastik sendiri dapat

dijadikan hiasan di rumah dan

diperjualbelikan.

Gambar 11: Bonsai plastik.

Botol atau gelas air mineral yang

digunakan dalam pelatihan pembuatan

bonsai plastik ini merupakan jenis plastik

Polyethylene Terephthalate (PET/PETE)

yang seharusnya hanya satu kali pakai.

Jenis plastik yang dapat didaur ulang

diberi kode agar mempermudah dalam

pengidentifikasian. Biasanya nomor kode

plastik akan tercantum dalam kemasan

produk-produk berbahan plastik seperti

gambar berikut:

Gambar 12: Nomor Kode Plastik (UNEP,

2009)

Tabel 1 : Perbandingan bahan yang

digunakan sebelum pengolahan menjadi

bontik dan setelah pengolahan menjadi

bontik.

Bahan Sebelum

pengolaha

n

Setelah

pengolahan

Page 8: kkn.unnes.ac.id€¦  · Web view2019. 12. 8. · Pembuatan . b. ontik . ini tidaklah sulit. Bahan-bahan yang diperlukan sudah tersedia di Desa Gutomo seperti ranting pohon, botol

Botol

plastik air

mineral

Di lowakan Digunakan

untuk

lapisan

daun agar

teksturnya

kaku

Kain

perca

Dibuat

serbet atau

keset

Digunakan

untuk

lapisan luar

daun

Kawat

bendrat

Untuk

bahan

bangunan

Digunakan

untuk ibu

tangkai

daun

Ranting

pohon

Kayu bakar Digunakan

untuk

pohon

bonsai

Bekas

kaleng roti

Untuk

tempat

barang lain

Digunakan

untuk pot

bonsai

Dari tabel tersebut dapat diketahui

bahwa dengan adanya pelatihan

pengolahan sampah dari bahan-bahan yang

semula belum maksimal dalam

pengolahan, menjadi produk baru yang

memiliki nilai guna. Botol plastik air

mineral yang semula hanya dilowakan ke

pengepul sampah dengan adanya

pengolahan palstik sampah menjadi bonsai

ini, para ibu menjadi sadar bahwa botol

plastik air mineral dapat digunakan untuk

daun dalam pelatihan ini, hal ini terbukti

saat ibu-ibu menghadiri acara di rumah

salah satu calon lurah, ibu-ibu heboh

memungut botol palstik untuk dijadikan

kerajinan bonsai.

Kain perca yang sebelumnya hanya

dijadikan keset, di sini kami memberikan

inovasi baru untuk pengolahan menjadi

bonsai yang bernilai guna. Kebanyakan

para pemilik konveksi mengaku bahwa

kain perca yang dihasilkan dari penjahit ini

hanya dijual murah ke para pembeli,

namun ada beberapa konveksi yang

mengolah kain perca menjadi serbet

namun produksinya tidak banyak.

Kawat bendrat yang sebelumnya

digunakan untuk bahan bangunan, di sini

kami memberikan inovasi untuk dijadikan

ibu tangkai dari daun pada pengolahan

sampah plastik menjadi bonsai. Para ibu

yang sebelumnya belum mengetahui

kebermanfaatan kawat bendrat selain

untuk bahan bangunan sekarang sudah

lebih terbuka wawasannya bahwa kawat

ini dapat digunakan untuk menjadi produk

lain yang lebih bernilai guna.

Ranting pohon yang kami gunakan

di sini yaitu ranting pohon yang sudah

tidak digunakan lagi. Ranting pohon kami

Page 9: kkn.unnes.ac.id€¦  · Web view2019. 12. 8. · Pembuatan . b. ontik . ini tidaklah sulit. Bahan-bahan yang diperlukan sudah tersedia di Desa Gutomo seperti ranting pohon, botol

dapatkan di kebun Dukuh Sidoguno Desa

Gutomo dengan bantuan celurit untuk

memotong ranting. Jadi untuk ranting

pohon ini kami menggunakan ranting dari

pohon beringin (Ficus benjamina), karena

ranting dari pohon ini lebih kokoh dan

bernilai estetik daripada pohon pinus dan

karet yang banyak tersebar di Desa

Gutomo.

Bekas kaleng roti yang sebelumnya

hanya digunakan untuk tempat barang-

barang lain, kami menghadirkan inovasi

untuk menjaadikannya sebagai pot agar

mengurangi sampah kaleng. Untuk ukuran

kaleng disesuaikan dengan ranting pohon

yang dipilih.

Inti dari pengolahan sampah plastik

menjadi bonsai plastik adalah memupuk

kesadaran diri masing-masing individu

agar bijak dalam menggunakan plastik.

Semakin berkembangnya ekonomi dan

perubahan pola konsumsi dan produksi

masyarakat menyebabkan peningkatan

drastis limbah plastik di dunia. Wing-Mui

Winnie So, et al (2014)

Jika dilihat dari keunggulan plastik

sendiri merupakan bahan pembungkus

yang kuat, tahan karat, tahan lama,

fleksibel, mudah diberi warna, mudah

dibentuk, tidak mudah pecah, dan isolator

panas dan listrik yang baik (Suntoro dan

Ismanto, 2016). Seharusnya dari sisi

positif tersebut kita dapat berbuat bijak

seperti mengurangi pemakaian sampah

dengan mengingat saat kita belanja di

pasar dengan membawa tas sendiri.

Selain sisi positif ada pula sisi

negatif dari plastik yaitu pada setiap jenis

plastik memiliki molekul yang ketika

sudah menjadi sampah akan

membahayakan lingkungan karena tidak

cepat terurai dan menurunkan kesuburan

tanah. Biasanya untuk mengurangi sampah

plastik yang kita lakukan adalah

membakarnya. Namun, dengan membakar

sampah plastik tersebut malah akan

menambah bahaya bagi kesehatan

manusia. Ternyata meskipun dibakar

sampah plastik tidak serta merta akan

mudah didegradasi oleh tanah.

Pembuangan limbah plastik di lingkungan

dianggap sebagai masalah besar karena

biodegrabilitasnya yang sangat rendah dan

keberadaannya dalam jumlah besar.

Kasim. (2016).

Dampak plastik terhadap

lingkungan antara lain: 1) Tercemarnya

ekosistem udara, tanah, dan air, 2) Racun

dari partikel plastik yang masuk ke dalam

tanah akan membunuh hewan dan mikroba

pengurai di dalam tanah yang akan

mengganggu kesuburan tanah tersebut, 3)

Bahan logam berupa Polychlorinated

Biphenyls (PCBs) yang tidak dapat terurai

Page 10: kkn.unnes.ac.id€¦  · Web view2019. 12. 8. · Pembuatan . b. ontik . ini tidaklah sulit. Bahan-bahan yang diperlukan sudah tersedia di Desa Gutomo seperti ranting pohon, botol

meskipun termakan oleh hewan maupun

terserap oleh tanaman.

D. PENUTUP

Simpulan

Sampah merupakan bahan sisa dari hasil

produksi yang sudah tidak digunakan. Di

Desa Gutomo dengan tidak adanya TPA

dan TPS membuat warga kurang sadar

akan pentingnya membuang sampah pada

tempatnya sehingga lingkungan desa

kurang bersih karena ada beberapa

sampah khususnya sampah plastik yang

terbengkai. Sampah inilah yang

mengakibatkan terjadinya pencemaran

lingkungan. Agar tidak terjadi

pencemaran lingkungan diperlukan daur

ulang dalam mengolah sampah. Daur

ulang yang dilakukan yaitu dengan

membuat kerajinan Bonsai Plastik.

Pembuatan kerajinan Bonsai Plastik ini

dilakukan oleh ibu-ibu PKK. Dalam

pembuatan kerajinan ini pastinya ada

faktor pendukung dan penghambatnya:

Faktor pendukung: bahan-bahan utama

yang diperlukan sangat mudah dan tidak

perlu membeli, karena di Desa Gutomo

sudah tersedia.

Faktor penghambat: untuk membeli alat-

alat pendukung yang digunakan dalam

membuat kerajinan cukup jauh.

Saran

Dalam pembuatan kerajinan ini

membutuhkan waktu lama, ketelitian, dan

kreativitas sehingga pembuatan kerajinan

ini harus fokus dan teliti.

E. DAFTAR PUSTAKA

Avan, C., Aydinli, B., Bakar, F., dan

Alboga, Y. 2011. Preparing

Attitude Scale to Define Student’

Attitudes About Environment,

Recycling, Plastic and Plastic

Waste. International Electronic

Journal of Environmental

Education. Vol.1.

Cheung, Y. T. Y., Chow,C. F. and So, W.

W.M. 2017. A Train-the-trainer

Design for Green Ambassadors in

an Environmental Education

Programme on Plastic Waste

Recyling. International Research in

Geographical and Environmental

Education.

Chow, C. F., So, W. W. M., and Cheung,

T. Y. 2016. Research and

Development of a New Waste

Page 11: kkn.unnes.ac.id€¦  · Web view2019. 12. 8. · Pembuatan . b. ontik . ini tidaklah sulit. Bahan-bahan yang diperlukan sudah tersedia di Desa Gutomo seperti ranting pohon, botol

Collection Bin to Facilitate

Education in Plastic Recycling.

Applied Enviromental Education &

Communication. Vol. 15 (1).

Dwilestari, S, dan Nurmiati, S. 2018.

Sistem Pakar Style pada Tanaman

Bonsai Menggunakan Metode

Certainty Factor. Sainstech. Vol 28

(2): 1410-1704.

Elamin, M. Z., et al. Analisis Pengelolaan

Sampah pada Masyarakat Desa

Disanah Kecamatan Sreseh

Kabupaten Sampang. Vol. 10 (4):

368-375.

Karuniastuti, N. Bahaya Plastik Terhadap

Kesehatan Dan Lingkungan. Forum

Teknologi. Vol. 3 (1).

Kasim, A. K. 2017. Recycling of

Polyethylene Waste to Produce

Plastic Cement. Elsevier.

Purwaningrum, P. 2016. Upaya

Mengurangi Timbulan Sampah

Plastik di Lingkungan. JTL. Vol. 8

(2): 141-147.

So, W. M. W., Cheng, N. Y. I., Chow, C.

F., and Zhan, Y. 2014. Learning

About the Types of Plastic Wastes:

Effectiveness of Inquiry Learning

Strategies. International Journal of

Primary, Elementary and Early

Years Education.

Sulistyorini, N. R., dkk. Partisipasi

Masyarakat dalam Pengelolaan

Sampah di Lingkungan Margalayu

Kelurahan Cicurug. Share Social

Work Jurnal. Vol. 5 (1): 1.

Surono, U. B. dan Ismanto. 2016.

Pengolahan Sampah Plastik Jenis

PP, PET, dan PE menjadi Bahan

Bakar Minyak dan Karakteristiknya.

J. Mik. Sist. Termal. Vol 1 (1): 32-

37.

UNEP (United Nations Environment

Programme), (2009) Converting

Waste Plastics Into a Resource,

Division of Technology, Industry

and Economics International

Page 12: kkn.unnes.ac.id€¦  · Web view2019. 12. 8. · Pembuatan . b. ontik . ini tidaklah sulit. Bahan-bahan yang diperlukan sudah tersedia di Desa Gutomo seperti ranting pohon, botol

Environmental Technology Centre,

Osaka/Shiga.