Upload
koihime-dhuma
View
420
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
Refrat Radiology Klatskin Tumor Dhumarytho Putri Asmara(406100100)
I. DEFINISI
Klatskin tumor (atau hilar cholangiocarcinoma) adalah intrahepatik
cholangiocarcinoma (keganasan yang mengenai duktus biliaris), yang muncul
terutama pada bagian atas dari duktus biliaris saat percabangannya menjadi duktus
hepatikus kanan dan kiri. Hillar cholangiocarcinoma merupakan tumor ganas yang
berasal dari lapisan epitel dari duktus hepatikus di hillus hepar. Merupakan 25% dari
cholangiocarcinoma dan kebanyakan adalah adenocarcinoma. Tumor ini sering
menginvasi pembuluh darah arteri hepatikus dan vena porta, yang mensupply aliran
darah ke dalam hepar. Pertama kali ditemukan oleh Dr Gerald Klatskin pada tahun
1965, sehingga cholangiocarcinoma yang muncul pada tempat ini sering disebut
dengan Klatskin tumor.
II. EPIDEMIOLOGI
Cholangiocarcinoma menyumbang kurang dari 2% dari seluruh keganasan pada
manusia. Meskipun demikian, cholangiocarcinoma adalah keganasan hepatik primer
tersering kedua setelah hepatocellular carcinoma, yang menyumbang 10% hingga
15% dari keganasan hepatik primer. Hillar cholangiocarcinoma menyumbang lebih
dari 50% dari keganasan duktus biliaris besar dalam perbandingan hanya 6%-10%
dari cholangicarcinoma adalah intrahepatik. Di seluruh dunia, rata-rata usia saat
terkena sekitar 50 tahun. Di kebanyakan populasi, 52% sampai 54% dari
cholangiocarcinoma ditemukan pada pasien laki-laki; meskipun demikian, data
mortalitas menunjukkan Estimated Annual Percentage Change (EAPC) yang lebih
tinggi pada wanita dibandingkan laki-laki, dengan EAPC 6,9_1,5 untuk laki-laki dan
5,1_1,0 untuk wanita. 5 years suvival rate dari tumor ini hanya 1% tanpa operasi
reseksi dan meningkat 20% setelah reseksi kuratif. Perbedaan prevalensi dari
cholangiocarcinoma telah dilaporkan secara global dan juga antara kelompok ras dan
etnik yang berbeda. Prevalensinya heterogen secara geografis, dengan tingkat
tertinggi di Asia, terutama Asia Tenggara. Oleh sebab itu, evaluasi imaging
preoperatif termasuk klasifikasi dan staging dari tumor sangat penting untuk rencana
penatalaksanaan dan penilaian prognosa.
Pembimbing : dr. Patricia M Widjaja Sp.Rad.Kepaniteraan Klinik Radiolagi RS. Husada Page 1
Refrat Radiology Klatskin Tumor Dhumarytho Putri Asmara(406100100)
III. PATOFISIOLOGI
Penyebab dari cholangiocarcinoma masih tidak diketahui namun sering berkembang
dalam konteks cedera kronis duktus biliaris. Cholangiocarcinoma yang tersembunyi
telah diidentifikasi pada hampir 40% saat otopsi pada pasien dengan PSC (Primary
Sceloring Cholangitis) dan pada 9%-36% dari eksplan hepar setelah transplantasi
hepar karena PSC. Penyakit duktus biliaris kongenital seperti Caroli’s disease dan
atresia biliar beresiko meningkatkan transformasi ke keganasan. Kista choledochal,
cholelithiasis, hepatolithiasis dan cholesystectomy juga telah dilaporkan
meningkatkan resiko. Infestasi parasit bilier kronis (yaitu Clonorchis sinesis dan
Opisrhorcis viverrini) pada daerah endemic di Asia Tenggara juga berhubungan
secara kausal. Faktor resiko yang lebih sedikit dilaporkan adalah paparan bahan kimia
seperti nitrosamin dan thorium dioksida.
Cholangiocarcinoma telah dibagi menjadi papilary, nodular sclerosing atau tipe difus
berdasarkan makroskopis. Tetapi pertumbuhan lokal dan karakteristik metastasis
cenderung menentukan kemampuan untuk operasi reseksi dibandingkan
histologinya. 70% dari tumor hillar merupakan variasi dari tipe sclerosing yang
tampak sebagai penebalan annular dari dinding duktus dengan longitudinal dan
radial infiltrasi. Pertumbuhan subepitelial sepanjang traktus biliaris ini adalah bentuk
tersering dari cholangiocarcinoma. Sel-sel tumor sering mendorong reaksi
desmoplastik yang akan berdampak pada massa tumor yang sebagian besar terdiri
dari struma terkolagenisasi. Jarak yg dekat dengan vena portal, arteri hepatikus dan
hepar yang mengelilingi (lobus kaudatus) membuat invasi langsung ke dalam struktur
tersebut biasanya sering menyebabkan perbedaan antara ukuran tumor dan
kesulitan dari operasi reseksi. Sebagaimana pertumbuhan tumor yang biasanya
pelan, dengan metastase yg lambat, hillar cholangiocarcinoma cenderung terlihat
secara klinis hanya setelah pertumbuhan tumor yang luas. Saat ditemukan,
metastasis ke dalam hepar sering ditemukan dan ketelibatan kelenjar regional
mungkin muncul hingga lebih dari 50% tumor. Penyebaran secara hematogen jarang
terjadi.
Pembimbing : dr. Patricia M Widjaja Sp.Rad.Kepaniteraan Klinik Radiolagi RS. Husada Page 2
Refrat Radiology Klatskin Tumor Dhumarytho Putri Asmara(406100100)
Obstruksi komplit dari duktus biliaris awalnya akan menyebabkan dilatasi dari
proksimal duktus namun akhirnya, pada kasus yang berkepanjangan, sirosis biliaris
atau gagal hepar akan terjadi. Dimana invasi vaskuler telah muncul, atrofi dari lobus
yang terkena dapat terjadi yang menyebabkan hilangnya fungsi hepar. Pada keadaan
ini memulihkan drainase dari lobus masih dapat gagal meringankan jaundice.
IV. TANDA DAN GEJALA KLINIK
Progresif obstruktif jaundice adalah simptom yang muncul pada lebih dari 90% hillar
cholangiocarcinoma. Pruritus muncul pada 66% kasus. Simptom yang lain sering tidak
spesifik dan meliputi hilangnya berat badan, nyeri abdomen dan demam. Hal
tersebut dapat mendahului jaundice terutama bila tumor berawal dari satu duktus
sebelum menyebar ke duktus lain. Hepatomegali, ascites dan splenomegali lebih
jarang. Cholangitis bukan merupakan gejala yang umum terjadi meskipun dapat
terlihat bila telah dilakukan manipulasi bilier baik secara percutaneus maupun
endoskopis.
V. RADIOGRAFI DIAGNOSTIK
Meskipun hillar cholangiocarcinoma telah dimasukkan dalam intrahepatik
cholangiocarcinoma, ciri-ciri klinis dan radiologisnya termasuk didalamnya
manajemen operasi lebih mengarah pada ekstrahepatik cholangiocarcinoma. Oleh
sebab itu, pada beberapa buku teks keduanya dideskripsikan sebagai “kanker duktus
besar” atau “karsinoma duktus biliaris”.
1. Ultrasonography
Merupakan salah satu first line modality imaging yang dipilih untuk mengevaluasi
cholestasis atau disfungsi hepar. Penemuan termasuk tanda-tanda tidak spesisifik
seperti dilatasi IHBD dengan perubahan kasar dari kaliber duktus biliaris pada
kasus ekstrahepatik dan hillar cholangiocarcinoma. Doppler USG dapat
membantu dalam mendeteksi kompresi dan pembungkusan tumor pada vena
portal atau arteri hepatikus. Sensitivitas dan spesifikasi dari USG rendah dalam
mendiagnosis cholangiocarcinoma.
Pembimbing : dr. Patricia M Widjaja Sp.Rad.Kepaniteraan Klinik Radiolagi RS. Husada Page 3
Refrat Radiology Klatskin Tumor Dhumarytho Putri Asmara(406100100)
Holland-Frei Cancer Medicine. 6th edition
Improved detection of tumor mass with postvascular Levovist scanning in patient with hilar cholangiocarcinoma. Left image (A) is a transverse sonogram taken at baseline showing dilated segmental right intrahepatic biliary ducts which terminate abruptly at the liver hilus (arrowhead). There is no detectable mass. Right image (B), taken at the same location, 4 min after intravenous injection of Levovist (Schering, Berlin, Germany), shows a tumor mass (arrows) with periductal extension and liver invasion. The liver parenchyma is brighter than on the baseline scan and the tumor shows increased conspicuity
2. Computed Tomography
Holland-Frei Cancer Medicine. 6th edition
High-resolution, helical CT scan in a patient presenting with several months of increasing pruritus followed by the development of clinically evident jaundice. The relatively hypodense hilar cholangiocarcinoma (large arrow) is evident. Marked atrophy of the left hepatic lobe is noted with dilated intrahepatic bile ducts (small arrow), but little remaining hepatic parenchyma is eviden
CT dapat membantu dalam staging, rencana preoperasi, dan evaluasi dari
pembungkusan vaskuler. Hillar dan ekstrahepatik cholangiocarcinoma dapat
tampak sebagai massa, penebalan duktus, atau nonunion dari duktus hepatikus
kanan dan kiri. Massa tumor hillar sulit divisualisasikan dengan CT. Dilatasi dari
Pembimbing : dr. Patricia M Widjaja Sp.Rad.Kepaniteraan Klinik Radiolagi RS. Husada Page 4
Refrat Radiology Klatskin Tumor Dhumarytho Putri Asmara(406100100)
IHBD dalam sebuah lobus kecil dan hipertrofi kontralateral duktus menandakan
kompleks atrofi-hipertrofi yang terlihat bersama dengan obstruksi duktus lobaris
sering ditambah pembungkusan ipsilateral vena portal. Evaluasi penyebaran
intraduktus dan deteksi kelenjar limfe dan peritoneal metasaste dengan CT juga
tidak cukup optimal. Sensitifitas untuk N2 metastase terdeteksi dengan CT telah
dilaporkan sebanyak 50% dan keseluruhan akurasi dalam penilaian kemampuan
reseksi sebanyak 60-75%.
CT scan 24 mm below A shows narrowing and enhanced, focal, thickened wall of right main bile
duct (arrows) with dilation of intrahepatic duct.
Infiltrating hilar cholangiocarcinoma with tumoral involvement of the right secondary confluence and common hepatic duct. CT scan reveals a high-attenuation tumor on the anterior aspect of the right portal vein (arrowheads).
Pembimbing : dr. Patricia M Widjaja Sp.Rad.Kepaniteraan Klinik Radiolagi RS. Husada Page 5
Refrat Radiology Klatskin Tumor Dhumarytho Putri Asmara(406100100)
A case with type IIIb Klatskin tumor. Plain CT scan reveals that the tumor is in the main trunk of left hepatic duct with dilatation of branches.
3. Cholangiography
Salah satu test yang paling penting dalam mengevaluasi cholangiocarcinoma.
Memungkinkan diagnosa dini dan dapat membantu mengevaluasi perluasan
proksimal dan distal intraduktus dari tumor. Hilar striktur terlihat sebagai dilatasi
dari proksimal duktus biliaris. Cholangiography dapat dikerjakan dengan
melakukan endoscopic retrograde cholangiopancreatography (ERCP), MRCP, or
transcutaneous cholangiography (PTC). MRCP memiliki keunggulan dengan
nonivasifnya dan kemungkinan memperoleh tambahan informasi tentang
struktur anatomis intra-/ekstrahepatik lainnya, sedangkan ERCP dan PTC
mempunyai keunggulan dengan memungkinkan sampling dari duktus biliaris
untuk analisa diagnostik serta kemungkinan melepaskan obstruksi biliaris dengan
memasukkan stent. Pemilihan dari modality imaging juga bergantung pada lokasi
tumor. Saat ini, hillar cholangiocarcinoma hanya dapat dilakukan stenting dengan
jalan percutaneous.
Percutaneous transhepatic cholangiography. Hilar cholangiocarcinoma
Pembimbing : dr. Patricia M Widjaja Sp.Rad.Kepaniteraan Klinik Radiolagi RS. Husada Page 6
Refrat Radiology Klatskin Tumor Dhumarytho Putri Asmara(406100100)
Cholangiogram shows complete obstruction of the hepatic hilum, proximal portion of the common bile duct, and segmental bile ducts of the right hepatic lobe. Irregular and severe strictures (arrows) exist at both the proximal portion of the common bile duct and the intrahepatic bile duct of the anterior segment of the right hepatic lobe (arrowheads). The left hepatic duct is not opacified.
Holland-Frei Cancer Medicine. 6th edition
Endoscopic retrograde cholangiopancreatography (ERCP) showing a focal stricture of the proper hepatic bile duct (arrow) with marked dilatation of the intrahepatic bile ducts. This hilar cholangiocarcinoma was completely resected with Roux-Y hepaticojejunostomy reconstruction of biliary-enteric continuity
4. Magneting Resonance imaging dan Magneting Resonance Cholangiopancreatography
Serupa dengan jenis intrahepatik, hillar cholangiocarcinoma biasanya
memperlihatkan hipointensitas pada T1-dan hiperintensitas perifer pada T2-
weighted MRI, hipointensitas sentral sesuai sentral fibrosis. T1 C+ lebih unggul
dari CT dalam mendeteksi tumor hillar yang kecil, infiltrasi tumor intrahepatik dan
Pembimbing : dr. Patricia M Widjaja Sp.Rad.Kepaniteraan Klinik Radiolagi RS. Husada Page 7
Refrat Radiology Klatskin Tumor Dhumarytho Putri Asmara(406100100)
periductal. T1W1 (fat suppressed image), tumor pada bagian intrapankreatikus
CBD tampak sebagai sinyal intensitas rendah berlawanan dengan sinyal intensitas
tinggi dari caput pankreas. Dilatasi IHBD jelas pada pasien dengan tumor yang
mengobstruksi, dan atrofi lobus terlihat pada kasus-kasus oklusi vena portal. Fast
low-angle shot (FLASH) MR dengan kontras pada pencitraan coronal yang
disempurnakan telah digunakan untuk menunjukkan perluasan intraluminal
tumor dan untuk membedakan pembuluh darah dari duktus biliaris. Dengan
dynamic contrast-enhanced MRI, cholangiocarcinoma biasanya dikenali lewat
enhancement perifer moderate yang tertunda. Keterlibatan duktus biliaris
diidentifikasi dari penyempitan ireguler duktus dengan dilatasi proksimal.
MRCP dan MR virtual endoscopy dapat menunjukkan hillar obstruksi duktus
biliaris oleh tumor lewat dilatasi duktus intrahepatikus. Keuntungan dari MRCP
dari cholangiography langsung termasuk noninvasifnya dan visualisasi yang
mungkin timbul dari duktus biliaris yang terisolasi. Namun, MRCP mungkin
memiliki keterbatasan relatif terhadap cholangiography langsung karena evaluasi
dari perluasan tumor terbatas oleh resolusi spasial.
Saat ini, MRI dengan MRCP adalah modality imaging terbaik yang tersedia untuk
cholangiocarcinoma. Mengungkapkan lokasi dan perluasan dari pertumbuhan
tumor, memperlihatkan lokasi obstruksi dan dilatasi IHBD. Menyediakan
informasi berhubungan dengan luas tumor, anatomi biliaris dan parenkim hepar,
dan metastase intrahepatik.
Pembimbing : dr. Patricia M Widjaja Sp.Rad.Kepaniteraan Klinik Radiolagi RS. Husada Page 8
Refrat Radiology Klatskin Tumor Dhumarytho Putri Asmara(406100100)
Correlation between magnetic resonance cholangiopancreaticography (MRCP) and endoscopic retrograde cholangiopancreaticography (ERCP) in hilar cholangiocarcinoma. (a) MRCP with gadolinium enhancement shows generalized dilatation of the intrahepatic bile ducts to the level of the hilum. (b) Cholangiogram at the time of ERCP of the same patient demonstrates the appearance as in MRCP.
MRI study of hilar cholangiocarcinoma. Gadolinium-enhanced MRI analysis of the liver with ferumoxide in a patient with hilar cholangiocarcinoma Bismuth type III-IV. (A)T2-weighted MRI images. There is a hyperattenuating mass at the confluence of the rightand left biliary ducts and dilatation of the right and left intrahepatic bile duct system (white arrow). (B) MRCP of the same patient demonstrating a dominant stricture in the area of the biliary confluence and dilatation of the intrahepatic left and right biliary system (white arrow).
Pembimbing : dr. Patricia M Widjaja Sp.Rad.Kepaniteraan Klinik Radiolagi RS. Husada Page 9
Refrat Radiology Klatskin Tumor Dhumarytho Putri Asmara(406100100)
Type IIIA hilar cholangiocarcinoma (Klatskin tumor). (A) Coronal Half Fourier RARE T2-weighted image shows a hypointense infiltrating tissue at the primary biliary confluence. (B) Coronal Half Fourier RARE MRCP shows a separation of the primary biliary confluence and also a separation of the right secondary confluence, also because of low insertion of the posterolateral intrahepatic bile duct. Primary confluence separation can be better appreciated on the coronal thin slice (2 mm) Half Fourier RARE MRCP
Radiological Society of North America (Radiographiics)
Hilar cholangiocarcinoma (Klatskin tumor) in a 48-year-old man with painless jaundice. Coronal MR cholangiogram obtained with a single-section half-Fourier RARE sequence shows intrahepatic duct dilatation and obstruction at the porta hepatis (arrow).
Pembimbing : dr. Patricia M Widjaja Sp.Rad.Kepaniteraan Klinik Radiolagi RS. Husada Page 10
Refrat Radiology Klatskin Tumor Dhumarytho Putri Asmara(406100100)
Hilar cholangiocarcinoma (Klatskin tumor). (A) Axial Spoiled Gradient Echo T1-weighted image shows a hypointense lesion in the left lobe, with infiltrating grow pattern. (B) On Half Fourier RARE T2-weighted image, the lesion appears hypointense to adjacent liver parenchyma. The lesion infiltrates the intrahepatic bile duct of the left lobe with upstreamdilation. On dynamic T1-weighted Spoiled Gradient Echo, the lesion appears hypovascular compared with adjacent liver parenchyma (C), with progressive enhancement during the portal venous phase (D), reaching a peak during the delayed phase (E). (F) Delayed contrast enhancement can be better appreciated on coronal fat-suppressed, Spoiled Gradient Echo T1-weighted images; coronal imaging is also well-suited to assess portal vein encasement. (G) Coronal thick-slab Half Fourier RARE MRCP shows a type IIIB infiltration of the bile duct, according to Bismuth.
Pembimbing : dr. Patricia M Widjaja Sp.Rad.Kepaniteraan Klinik Radiolagi RS. Husada Page 11
Refrat Radiology Klatskin Tumor Dhumarytho Putri Asmara(406100100)
5. Endosonography with fine-needle aspiration
Evaluasi lebih lanjut terhadap kelenjar limfe regional dan percabangan biliaris untuk informasi staging dan aspirasi jaringan untuk analisa patologik. Penggunaan teknik ini untuk mendapatkan jaringan dari lesi hillar yang mencurigakan tidak disarankan karena dapat menyebabkan penyebaran tumor dengan peritoneal tumor seeding.
6. Positron Emission Tomography
Akulmulais F-2-deoxy-glucose (FDG) yang tinggi pada epitel duktus biliaris.
7. Other imaging modalities
Ultrasound intraduktus, endoscopic/percutaneous flexible cholangioscopy, dan radiolabeled imaging tidak termasuk work-up diagnostik yang rutin dijalankan.
VI. TERAPI
Sistem yang paling menyebar luas untuk staging hillar cholangiocarcinoma adalah
Bismuth-Corlette classification yang dimodifikasi. Beberapa klasifikasi dibuat
berdasarkan sistem TNM. Sayangnya sistem tersebut dibuat berdasarkan luasnya
keterlibatan tumor primer ke dalam sistem duktus dan tidak memperhitungkan
prognosa yang penting atau faktor kemampuan reseksi seperti invasi lokal,
keterlibatan vaskular atau atrofi hepar.
Table 1 Modified Bismuth-Corlette Classification for hilar cholangiocarcinoma
Type I Below the confluence Type II Confined to the confluence Type IIIa Extension into the right hepatic duct Type IIIb Extension into the left hepatic duct Type IV Extension into the right and left hepatic ducts
Sebuah grup dari Memorial Sloan Kettering Cancer Centre mencetuskan suatu T-
stage yang telah dimodifikasi. Tabel ini adalah prediksi dari kemampuan untuk
reseksi, kemungkinan metastasis kelenjar atau jauh dan kelangsungan hidup secara
keseluruhan.
Pembimbing : dr. Patricia M Widjaja Sp.Rad.Kepaniteraan Klinik Radiolagi RS. Husada Page 12
Refrat Radiology Klatskin Tumor Dhumarytho Putri Asmara(406100100)
Table 2 Modified T-stage Criteria for Hilar Cholangiocarcinoma
T1 Tumour confined to the confluence and/or right or left hepatic duct without portal vein involvement or liver atrophy
T2 Tumour confined to the confluence and/or right or left hepatic duct with ipsilateral liver atrophy; no portal vein involvement
T3 Tumour confined to the confluence and/or right or left hepatic duct with ipsilateral portal vein branch involvement with/without associated ipsilateral lobar liver atrophy; no main portal vein involvement (occlusion, invasion or encasement)
T4 Any of the following 1) Tumour involving both right and left hepatic ducts up to secondary biliary radicles bilaterally 2) Main portal vein encasement
Hillar cholangiocarcinoma hanya dianggap berpotensi dapat disembuhkan jika tumor
tersebut terlokalisasi. Kriteria pengecualian untuk operasi kuratif meliputi
penyebaran tumor ke dalam kedua lobus hepar, membungkus vena partal utama
atau arteri hepatikus dan metastasis jauh dan kelenjar. Pertimbangan lainnya
termasuk kondisi medis umum pasien, apakah mereka telah sirosis, potensi fungsi
hati yang tersisa setelah operasi dan penolakan operasi.
Operasi adalah pilihan terbaik jika dapat direseksi (tidak ada perlengketan hepar atau
sistemik, tidak ada invasi kelenjar limfe, tidak ada invasi vaskuler). Terapi adjuvan
seperti radioterapi pasca-operasi dapat memberikan manfaat pada inkomplit reseksi.
Kemoterapi yang dikombinasikan dengan terapi radiasi dapat meningkatkan
kelangsungan hidup hingga 10 bulan pada pasien dengan tumor yang tidak dapat
dioperasi. 50-90% pasien memerlukan terapi paliatif. Stenting pada percabangan
biliaris meringankan obstruksi tapi meningkatkan resiko cholangitis. Parsial reseksi
dari hillar, kemo/radioterapi, operasi bypass telah diusahakan seluruhnya dengan
hasil beragam. Terapi fotodinamik (memberikan obat yang akan teraktivasi oleh
cahaya dan membentuk radikal bebas pada tempat aktivasinya dimana sel-sel
neoplasma mempunyai serapan lebih baik) sedang diteliti.
Pembimbing : dr. Patricia M Widjaja Sp.Rad.Kepaniteraan Klinik Radiolagi RS. Husada Page 13
Refrat Radiology Klatskin Tumor Dhumarytho Putri Asmara(406100100)
VII. DIFERENSIAL DIAGNOSA
1. Karsinoma pankreas
a. Berasal dari epitel duktus eksokrin pankreas
b. Irreguler, heterogen, massa yang membesar dengan buruk
c. Obstruksi mendadak dari pankreas dan/atau distal CBD
Blok distal CBD menyerupai cholangiocarcinoma
d. Dilatasi duktus pankreas dan hilangnya lemak retropankreas
e. Lokasi : Caput (60%), corpus (20%), cauda (15%)
f. 65% pasien dengan penyakit lokal lanjut dan metastasis jauh
Pembimbing : dr. Patricia M Widjaja Sp.Rad.Kepaniteraan Klinik Radiolagi RS. Husada Page 14
Refrat Radiology Klatskin Tumor Dhumarytho Putri Asmara(406100100)
Arrows: Note enhancing mass head of pancreas extending medially into the uncinate process.
2. Kronik pankreatitis
a. NECT
i. Fokal atau difus atrofi dari kelenjar, kalsifikasi
ii. Dilatasi duktus pankreatikus utama (MPD) & kalkuli intraduktus
iii. Kista intra&peripankreatikus
iv. Penebalan dari fascia peripankreatikus
v. Fokal massa yang kecil hipodens (lemak dan fibrosis)
vi. Trombosis vena splenikus, splenomegali, varikel
b. CECT : pembesaran heterogen
c. MRCP : dilatasi MPD dengan radikula : mungkin tampak striktur
panjang meruncing dari distal CBD
CT scan of the upper abdomen showing multiple white-colored calcifications. These occur in chronic pancreatitis
3. Choledocholithiasis
a. Batu intra-/ekstrahepatik duktus biliaris
Pembimbing : dr. Patricia M Widjaja Sp.Rad.Kepaniteraan Klinik Radiolagi RS. Husada Page 15
Refrat Radiology Klatskin Tumor Dhumarytho Putri Asmara(406100100)
b. 60-70% batu; meningkatkan atenuasi ( Ca++); 20-30%, lebih sedikit dari air
atau densitas jaringan lunak.
c. “Bull’s-eye” sign : kalsifikasi di sekitar tepi batu empedu dalam duktus
Tanda yang paling akurat dari NECT
d. Obstruksi CBD dan dilatasi duktus intrahepatikus
4. Primary Sclerosing Cholangitis (PSC)
a. Dilatasi dari intra-&ekstrahepatikus duktus biliaris
b. Sering memperlihatkan obstruksi yang terisolasi dari IHBD
c. ERCP : skip dilatasi, striktur, penitisan, pemangkasan dan penebalan
dari dinding duktus
d. Striktur PSC tak dapat dibedakan dari infiltrasi sirosis cholangiocarcinoma
5. Tumor porta hepatikus
a. Tumor primer yang besar sekali (HCC) & tumor hepar sekunder
b. HCC dan metastasisnya mungkin dapat menginvasi atau menghambat
IHBD.
Pembimbing : dr. Patricia M Widjaja Sp.Rad.Kepaniteraan Klinik Radiolagi RS. Husada Page 16