Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KOMISI KEJAKSAAN RI
Jl. Rambai No. 1A, Kebayoran Baru Jakarta Selatan
Telp. 021-7264253 fax. 021-7265308www.komisi-kejaksaan.go.id
@KomisiKejaksaan Komisi Kejaksaan RI Komisi Kejaksaan RI
i
LAPORAN TAHUNAN
KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2019
KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA Jl. Rambai No. 1A Kebayoran Baru Jakarta Selatan
Telp. (021) 7264253, Fax. (021) 7265308 Website : www.komisi-kejaksaan.go.id
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan ridhoNya, Komisi Kejaksaan Republik Indonesia (KKRI) dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Tahunan 2019 sebagai implementasi pelaksanaan Peraturan Presiden No.18 Tahun 2011 tentang Komisi Kejaksaan.
Laporan Tahunan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia yang akan memaparkan pelaksanaan rencana kerja (Renja) dan keberhasilan pencapaian sasaran strategis periode Tahun 2019. Diharapkan laporan tahunan ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan untuk perbaikan peningkatan kinerja seluruh jajaran di lingkungan Komisi Kejaksaan pada masa yang akan datang.
Dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya, Komisi Kejaksaan Republik Indonesia bekerja sama dengan seluruh stakeholders yang ada yaitu Kejaksaan Agung beserta Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan Negeri di daerah, Perguruan Tinggi, Lembaga Negara lainnya, serta civil society yang perduli pada profesionalitas Kejaksaan.
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh jajaran Pimpinan dan Staf Komisi Kejaksaan Republik Indonesia, yang telah bekerja dengan sungguh-sungguh melaksanakan tugas yang dibebankan oleh Pemerintah. Dengan tekad dan komitmen yang kuat, dan disertai dengan i’tikad yang baik, mudah-mudahan pelaksanaan tugas dan fungsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia dalam mendorong peningkatan kinerja Kejaksaan akan terwujud.
Jakarta, Januari 2020
Ketua Komisi Kejaksaan Republik Indonesia
Dr. Barita Simanjuntak, S.H., M.H., CFrA
iii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Komisi Kejaksaan Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat menjadi KKRI, adalah Lembaga Independen dibawah Presiden yang dibentuk berdasarkan amanat Pasal 38 UU RI. No.16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan, bertujuan untuk meningkatkan kinerja Kejaksaan meliputi peningkatan kualitas kinerja dan perilaku Jaksa dan Pegawai Kejaksaan RI sehingga menjadi semakin profesional, bersih dan berwibawa, antara lain melalui pengawasan sikap dan perilaku, pemberian penghargaan (‘reward’), pemenuhan sarana dan prasarana, peningkatan profesionalitas sumber daya manusia, dan penataan organisasi yang efektif dan efisien.
Laporan Tahunan KKRI ini merupakan bentuk pertanggungjawaban lembaga terhadap kinerja KKRI selama Tahun 2019. Laporan ini disusun berdasarkan rencana kerja Sekretariat KKRI pada tahun 2019 yang terdiri dari 7 program utama, yaitu:
1. Progam Laporan Pengaduan Masyarakat 2. Program Pengawasan, Pemantauan, dan Penilaian terhadap Kinerja
Jaksa dan Pegawai Kejaksaan 3. Program Pemantauan dan Penilaian Kinerja Organisasi Kejaksaan 4. Program Hubungan Kelembagaan dan Masyarakat 5. Progam Peningkatan Pelayanan Data dan Perpustakaan KKRI 6. Progam Pengembangan Organisasi dan Tata Laksana KKRI 7. Program Penyampaian Rekomendasi dan Laporan Komisi Kejaksaan
Pada Tahun 2019, KKRI telah melakukan serangkaian kegiatan dalam rangka melaksanakan rencana kerja. Adapun capaian kinerja KKRI adalah sebagai berikut.
1. KKRI telah memberikan akses yang luas dan mudah kepada masyarakat untuk menyampaikan laporan pengaduan. Tindak lanjut laporan pengaduan oleh KKRI telah berjalan dengan baik, terlebih dengan adanya dukungan sistem aplikasi penanganan Laporan Pengaduan yang baru. Menejemen Lapdu ke depan akan lebih efektif, dan terkontrol dengan baik.
2. Hasil evaluasi organisasi KKRI menunjukkan adanya kesamaan permasalahan dari tahun ke tahun yang menjadi keluhan di internal Kejaksaan, diantaranya masalah mutasi promosi, kesejahteraan, penganggaran penanganan perkara, dan kelengkapan sarana dan prasarana. Meskipun demikian, apresiasi perlu diberikan atas inovasi dan inisiasi oleh beberapa Kejati atau Kejari dalam memberikan pelayanan secara baik kepada masyarakat. Inisiatif dan inovasi tersebut perlu dikembangkan di tempat-tempat yang lain.
3. Rekomendasi dan saran yang diberikan oleh KKRI kepada Kejaksaan mengalami tren peningkatan dari tahun ke tahun, baik terkait dengan laporan pengaduan maupun evaluasi kelembagaan. Hanya saja, ke depan perlu diimbangi dengan monitoring yang kuat terhadap tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
iv
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………………. ii Ringkasan Eksekutif …………………………………………………………… iii Daftar Isi ………………………………………………………………………… iv Visi Misi dan Nilai Organisasi …………………………………………………. v
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………………………………………………………. B. Kondisi Internal dan Ekternal ………………………………………. C. Arah Kebijakan dan Progam ………………………………………..
1 3
10
II. PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG A. Penerimaan dan Penanganan Laporan Pengaduan Masyarakat B. Pengawasan Pemantauan dan Penilaian terhadap Perilaku
Jaksa/Pegawai Kejaksaan …………………………………………. C. Pemantauan dan Penilaian atas Kondisi Organsisasi, Sarana
Prasarana dan SDM di Kejaksaan ………………………………… D. Penyusunan dan Penyampaian Rekomendasi …………………...
16
24
31 40
III. PENGUATAN KELEMBAGAAN A. Pengembangan Organisasi dan Tata Laksana ………………….. B. Hubungan Kelembagaan dan Masyarakat ……………………….. C. Pelayanan Data dan Informasi Publik ……………………………..
44 49 53
IV. PAGU DAN REALISASI ANGGARAN
A. Pagu Anggaran ……………………………………………………… B. Realisasi Anggaran ………………………………………………….
55 55
V. PENUTUP A. Kesimpulan …………………………………………………………... B. Saran ………………………………………………………………….
56 57
v
VISI
“Menjadi Lembaga yang Kredibel untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan Republik Indonesia”
MISI
Meningkatkan Kapasitas, Kapabilitas dan Integritas Kelembagaan Komisi Kejaksaan Republik Indonesia untuk Menjalankan Tugas Pokok Fungsinya Secara Efektif dan Efisien dalam Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan Republik Indonesia.
NILAI-NILAI
Santun
Menyapa setiap orang, memberi salam setiap orang, menyampaikan pendapat dengan cara yang baik, saling menghormati, tahu dan sadar akan posisi masing-masing
Profesional
Bekerja secara konkret dengan tindakan nyata, berani, responsif, kemandirian, terbuka terhadap setiap gagasan, positif
Integritas
“On time”—rapat, memberi laporan, menepati janji, sama antara perkataan dan perbuatan, bertanggung jawab, konsisten, konsekuen, amanah, komitmen, loyal, dedikasi, transparan, tidak menerima sumbangan/hadiah berupa apapun dan dari siapapun
Kebersamaan
Mengerjakan tugas bersama-sama, pengambilan keputusan melalui musyawarah, selalu berusaha mengerti orang lain, dan mendahulukan kepentingan organisasi
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai Pasal 38 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang
Kejaksaan Republik Indonesia, Presiden membentuk Komisi Kejaksaan
Republik Indonesia (KKRI) dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas kinerja
Kejaksaan Republik Indonesia. KKRI adalah lembaga yang mandiri, dan
bertanggungjawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia.
Berdasarkan Peraturan Presiden No. 18 Tahun 2011 Tentang Komisi
Kejaksaan Republik Indonesia, KKRI bertugas melakukan pengawasan,
pemantauan dan penilaian terhadap kinerja dan perilaku Jaksa dan/atau
Pegawai Kejaksaan Republik Indonesia, baik dalam kedinasan maupun diluar
kedinasan. KKRI juga bertugas memberikan penilaian terhadap organisasi,
tatakerja, kelengkapan sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia
dilingkungan Kejaksaan Republik Indonesia.
Dalam rangka pelaksanaan tugasnya, KKRI memiliki wewenang, yaitu
a. menerima dan menindaklanjuti laporan atau pengaduan masyarakat tentang
kinerja dan perilaku Jaksa dan/atau pegawai Kejaksaan dalam menjalankan
tugas dan wewenangnya;
b. meneruskan laporan atau pengaduan masyarakat kepada Jaksa Agung
Republik Indonesia untuk ditindaklanjuti oleh aparat pengawas internal
Kejaksaan;
c. meminta tindak lanjut pemeriksaan dari Jaksa Agung terkait laporan
masyarakat tentang kinerja dan perilaku jaksa dan/atau pegawai Kejaksaa;
d. melakukan pemeriksaan ulang atau pemeriksaan tambahan atas
pemeriksaan yang telah dilakukan oleh aparat pengawas internal Kejaksaan;
e. mengambil alih pemeriksaan yang telah dilakukan oleh aparat pengawas
internal Kejaksaan;
f. mengusulkan pembentukan Majelis Kode Perilaku Jaksa.
Untuk meningkatkan kualitas kinerja Kejaksaan, maka sesuai pasal 9
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2011 Tentang Komisi
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
2
Kejaksaan Republik Indonesia dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya
KKRI dapat menyampaikan rekomendasi berupa:
a. Penyempurnaan organisasi dan tata kerja serta peningkatan kinerja
Kejaksaan
b. Pemberian penghargaan kepada Jaksa dan/atau pegawai Kejaksaan yang
berprestasi dalam melaksanakan tugas kedinasannya, dan/atau
c. Pemberian sanksi terhadap Jaksa dan/atau pegawai Kejaksaan sesuai
dengan pelanggaran yang dilakukan sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin PNS, Kode
Etik dan/atau peraturan perundang-undangan.
Komisi Kejaksaan periode ke III (2015-2019) telah merumuskan visi yaitu
“Menjadi lembaga kredibel untuk meningkatkan kualitas kinerja
Kejaksaan”. Komisi juga telah merumuskan misinya, sebagai berikut:
1. Membangun kelembagaan Komisi Kejaksaan yang mandiri, akuntabel, dan
transparan.
2. Mendukung peningkatan kualitas kinerja Kejaksaan.
3. Meningkatkan koordinasi dan kolaborasi KKRI dengan mitra strategis.
Harapan masyarakat terhadap optimalisasi peran Komisi Kejaksaan
sebagai pengawas ekternal sangat tinggi. Komisi Kejaksaan diharapkan tidak
hanya menjadi penampung laporan pengaduan masyarakat kemudian
melanjutkannya ke Kejaksaan, akan tetapi lebih dari itu Komisi Kejaksaan
diharapkan mampu melihat lebih mendalam akar masalah dari setiap
pengaduan, merekonstruksi permasalahan-permasalahan dasar yang ada di
Kejaksaan, memberikan rekomendasi yang solutif dan relevan, serta
memastikan setiap saran dan pandangan tersebut diimplementasikan oleh
Kejaksaan.
Tantangan terbesar yang dihadapi oleh KKRI untuk mewujudkan kinerja
Kejaksaan RI yang lebih baik lagi adalah membangun kesadaran seluruh
elemen yang ada di Kejaksaan tentang pentingnya perubahan dalam semua
sektor, baik bidang Organisasi Kelembagaan, Sumber Daya Manusia dan juga
budaya kerja di lingkungan Kejaksaan. Selain kesadaran, tantangan yang lain
adalah komitmen dan konsistensi untuk merealisasikan perencanaan yang telah
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
3
disusun, sehingga peningkatan kinerja itu betul-betul dapat diwujudkan dan
dirasakan dampaknya dalam proses penegakan hukum yang berkeadilan.
Sepanjang tahun 2019, Komisi Kejaksaan mengupayakan peningkatan
kinerja Kejaksaan, baik melalui pengawasan terhadap perilaku dan kinerja Jaksa
secara efektif maupun melalui evaluasi kelembagaan Kejaksaan secara
komprehensif. Komisi Kejaksaan membuka akses seluas-luasnya partisipasi
masyarakat dalam rangka melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap
kinerja Kejaksaan, baik melalui kerjasama dengan perguruan tinggi, kalangan
media, komunitas profesi hukum, dan masyarakat secara luas.
Dalam laporan ini akan disampaikan capaian kinerja yang dilakukan
selama tahun 2019, yang terdiri dari dua periode yaitu periode Januari sampai
dengan Oktober yang merupakan hasil kinerja dari Komisioner masa jabatan
2015-2019 dan periode November sampai dengan Desember yang merupakan
hasil kinerja dari Komisioner masa jabatan 2019-2023, sebagai wujud
akuntabilitas dan transparansi kelembagaan, sekaligus sebagai bentuk
pertanggungjawaban KKRI kepada stakeholder, khususnya Presiden,
Kejaksaan, Pelapor, dan masyarakat secara luas. Dengan harapan, laporan ini
dapat dijadikan sebagai refleksi bersama dan menjadi koreksi bagi
pengembangan organisasi kedepan yang lebih baik.
B. Kondisi Internal dan Eksternal
1. Kondisi Internal
a. Struktur Organisasi
Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2011 tentang KKRI menyatakan,
bahwa KKRI merupakan lembaga Non Struktural yang dalam melaksanakan
tugas dan wewenangnya bersifat mandiri dan bertanggungjawab kepada
Presiden. Keanggotaan KKRI terdiri dari:
1) Unsur masyarakat sebanyak 6 (enam) orang, terdiri dari
praktisi/akademisi hukum, tokoh masyarakat, dan/atau pakar tentang
Kejaksaan.
2) Yang mewakili Pemerintah sebanyak 3 (tiga) orang. Keanggotaan dari
unsur Pemerintah dapat berasal dari kalangan dalam maupun luar
aparatur pemerintah.
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
4
Susunan keanggotaan KKRI terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekrataris dan
Anggota. Dalam menjalankan tugas, Anggota dibagi berdasarkan wilayah
sebagai penanggungjawab dalam menindaklanjuti laporan pengaduan.
Tabel 1 Pembagian Wilayah
Komisioner Masa Jabatan 2015 - 2019 (sampai dengan Oktober 2019)
No. Nama Jabatan PJ Wilayah
1. Soemarno, SH, MH Ketua merangkap Anggota
Jawa Barat, Jambi, Gorontalo, D.I. Yogyakarta
2. Erna Ratnaningsih, SH, L.LM
Wakil Ketua merangkap
Anggota
Sulawesi Selatan, Riau, Bali
3. Ferdinand T Andi Lolo, SH, L.LM, Ph.D
Anggota Jawa Tengah, Bangka Belitung, Sulawesi Tenggara
4. Dr. Barita LH Simanjuntak, SH, MH
Sekretaris merangkap
Anggota
Banten, Aceh, Sulawesi Utara, Papua
5. Indro Sugianto, SH, MH Anggota Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kalimantan Timur, Maluku.
6. Tudjo Pramono, SH, MH
Anggota Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Lampung, Maluku Utara.
7. Yuswa Kusuma AB, SH, MM, MH
Anggota Sumatera Selatan, Bengkulu, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Kejaksaan Agung.
8. Yuni Artha Manalu, SH, MH
Anggota DKI Jakarta, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Barat.
Pada 1 November 2019 telah dilantik Komisioner KKRI oleh Presiden
Republik Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden Nomor : 62/M Tahun
2019 dan berikut nama-nama Komisioner Komisi Kejaksaan RI periode 2019-
2023:
1. Dr. Barita Simanjuntak, S.H., M.H., CFrA (Ketua merangkap anggota)
2. Babul Khoir H, S.H., M.H. (Wakil Ketua merangkap anggota)
3. Bambang Widarto, S.H., M.H. (Sekretaris merangkap anggota)
4. Witono, S.H., M.Hum (anggota)
5. Sri Harijati P, S.H., M.H. (anggota)
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
5
6. Apong Herlina, S.H., M.H. (anggota)
7. Resi Anna Napitupulu, S.H., M.H. (anggota)
8. Dr. R. Muhamad Ibnu Mazjah, S.H., M.H. (anggota)
9. Bhatara Ibnu Reza, S.H., M.Si., LLM, Ph.D. (anggota)
Mengawali tugasnya Komisioner KKRI Periode 2019-2023 dalam
sidang pleno pertama tanggal 4 November 2019 telah memutuskan hal-hal
sebagai berikut:
1. Penyusunan dan Penandatanganan Pakta Integritas Komisioner KKRI;
2. Surat Edaran menyangkut Pakta Integritas Komisioner KKRI ke seluruh
Satuan Kerja Kejaksaan RI (Surat Nomor: R-71/KK/11/2019 tanggal 18
November 2019);
3. Penyusunan Renstra 2019-2023
4. Pembagian bidang tugas Komisioner
5. Pemilihan Sekretaris Komisi Kejaksaan atas nama Bambang Widarto,
S.H., M.H
6. Pembahasan Kode Etik
7. Pembaharuan MoU dengan Kejaksaan Republik Indonesia
8. Penyempurnaan SOP penanganan laporan pengaduan masyarakat
9. Penyempurnaan pemantauan dan penilaian organisasi tata kerja SDM
sarana dan prasarana.
10. Pembahasan pelaksanaan rapat koordinasi KKRI dengan jajaran
Pengawasan Kejaksaan RI
11. Pembahasan rencana audiensi KKRI dengan Jaksa Agung dan Menko
Polhukam.
KKRI mendapatkan dukungan teknis dan administrasi dari Sekretariat
Komisi Kejaksaan RI, yang secara struktural dibawah Kementerian
Koordinator Politik Hukum dan Keamanan. Sekretariat KKRI adalah unsur
staf yang membantu Komisi yang menyelenggarakan kesekretariatan di
Komisi Kejaksaan. Kepala Sekretariat diangkat dan diberhentikan oleh
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan atas usul Komisi
Kejaksaan. Kepala Sekretariat Komisi Kejaksaan RI dibantu oleh Kepala
Bagian dan Kepala Sub Bagian.
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
6
Dalam rangka pemberian dukungan teknis dan administrasi kepada
Komisi Kejaksaan dan sebagai pelaksanaan dari Perpres Nomor 18 tahun
2011, telah ditetapkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum,
dan Keamanan Nomor : PER-07/MENKO/POLHUKAM/12/2011 tanggal 16
Desember 2011 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Komisi
Kejaksaan Republik Indonesia.
Struktur Organisasi KKRI
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
7
b. Sumber Daya Manusia
Pada Tahun 2019 Komisi Kejaksaan RI memiliki kekuatan personil atau
pegawai sebanyak 60 orang. Jumlah pegawai tersebut terdiri atas :
1. Komisioner : 9 orang
2. Kepala Sekretariat : 1 orang
3. Kepala Bagian : 3 orang
4. Kepala Subbagian : 6 orang
5. Staf : 8 orang
6. Kelompok Kerja : 9 orang
7. PPNPN : 24 orang
Jumlah personil Sekretariat tersebut dirasa masih kurang memadai untuk
mendukung pelaksanaan tugas dan kewenangan KKRI serta cakupan wilayah
kerja KKRI se Indonesia
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
8
c. Sarana dan Prasarana
Kelengkapan dan ketersediaan sarana prasarana berperan penting
dalam mensukseskan pelaksanaan tugas dan wewenang dari sebuah
lembaga pemerintah, termasuk Komisi Kejaksaan RI. Sarana perkantoran
menjadi yang paling utama karena disinilah seluruh aktivitas lembaga
dilakukan, dari perencanaan, pelaksanaan, pelayanan kepada masyarakat
dan lain sebagainya. Kelayakan dan kecukupan ruang kantor sangat
mempengaruhi tingkat kenyamanan dalam bekerja dan kualitas pelayanan
kepada masyarakat.
Kantor yang saat ini digunakan oleh Komisi Kejaksaan berstatus
pinjam pakai dari Kejaksaan RI yang telah digunakan sejak tahun 2006.
Sejatinya, gedung ini adalah bekas rumah dinas Kepala Kejaksaan Tinggi
DKI Jakarta, sehingga tidak didesain untuk keperluan perkantoran. Kapasitas
ruang yang tersedia sangat terbatas, dan tidak layak untuk keperluan ruang
kerja, maupun pelayanan kepada masyarakat. Untuk melaksanakan tugas
dan wewenangnya, KKRI juga masih membutuhkan tambahan personil, oleh
karenanya perlu didukung oleh ketersediaan ruang yang memadai. Kedepan
menjadi kebutuhan utama bagi KKRI untuk mendapatkan fasilitas kantor
yang lebih layak dan representatif.
Persoalan lain terkait dengan sarana teknologi dan informasi. Saat ini
teknologi informasi menjadi kebutuhan yang wajib disediakan oleh semua
lembaga, apalagi lembaga negara. KKRI perlu membangun mekanisme kerja
yang lebih efektif, efisien, transparan dan akuntabel berbasis teknologi, serta
mengembangkan sistem informasi yang dapat diakses oleh masyarakat dan
untuk mempercepat pelayanan masyarakat yang terpadu dan terintegrasi.
d. Anggaran
Pada tahun 2019 KKRI menerima alokasi anggaran sebesar
Rp. 13.093.348.000,- (tiga belas milyar sembilan puluh tiga juta tiga ratus
empat puluh delapan ribu rupiah). Jumlah tersebut sudah termasuk untuk
kegiatan rutin/operasional dan program kegiatan tugas dan keewenangan
KKRI. Anggaran KKRI sangat tidak memadai dibandingkan dengan tugas
pokok dan wewenang yang dimiliki KKRI, serta luasnya jangkauan
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
9
pengawasan yang dilakukan KKRI. Selain itu, anggaran yang disusun dan
dialokasikan untuk KKRI belum sepenuhnya merefleksikan tugas dan fungsi
KKRI, dan belum dapat mengcover seluruh kebutuhan pelaksanaan tugas
dan fungsi KKRI secara optimal.
Sejak tahun 2011 sampai dengan saat ini KKRI belum memiliki
Peraturan Presiden tentang hak keuangan dan lainnya sebagaimana
ditentukan dalam pasal 41 bahwa anggota Komisi Kejaksaan RI diberikan
hak keuangan dan fasilitas lainnya yang diatur dengan Peraturan Presiden.
Rekomendasi BPK tahun 2017 menyatakan agar KKRI mengajukan
Peraturan Presiden tentang hak-hak keuangan dan fasilitas lainnya bagi
Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan anggota KKRI dengan difasilitasi oleh
Kemenko Polhukam RI dan saat ini proses penyusunan Peraturan Presiden
tersebut sedang berjalan.
2. Kondisi Eksternal
Berdasarkan dari hasil Rapat Koordinasi Komisi Kejaksaan Republik
Indonesia dengan Jajaran Pengawasan Kejaksaan Republik Indonesia pada
tanggal 12 Desember 2019 tentang Optimalisasi Kinerja Pengawasan dalam
Rangka Meningkatkan Public Trust Terhadap Kejaksaan, maka hal-hal yang
dapat dijadikan sebagai bahan rekomendasi Komisi Kejaksaan RI kepada
Kejaksaan RI sebagai berikut:
1. Kejaksaan tetap harus mempertahankan perubahan paradigma
pengawasan internal Kejaksaan dari watchdog menjadi consultant dan
catalyst untuk dilaksanakan secara ekonomis, efektif, dan efisien;
2. Kejaksaan harus meningkatkan kemampuan auditor pengawasan
melalui penguasaan teknologi dan kemampuan audit atas teknologi
informasi dengan penggunaan sistim audit elektronik yang paperless;
3. Upaya mendukung terciptanya database pengawasan yang terpadu di
seluruh Indonesia maka setiap Kejaksaan Tinggi wajib menyajikan data
hasil pengawasan dari masing-masing satuan kerjanya yang terintegrasi
dengan hasil pengawasan oleh Jaksa Agung Muda Pengawasan;
4. Jaksa Agung (Jajaran pengawasan Kejaksaan Republik Indonesia) tetap
harus memberikan informasi berkala tentang tindak lanjut
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
10
laporan/pengaduan masyarakat kepada Komisi Kejaksaan Republik
Indonesia;
5. Kejaksaan Agung dan Komisi Kejaksaan tetap harus memberikan reward
dan punishment kepada Jaksa dan Pegawai Tata Usaha Kejaksaan;
6. Pengawas internal (Jaksa Agung Muda Pengawasan dan seluruh
Jajaran Pengawasan Kejaksaan Republik Indonesia) dan pengawas
eksternal (Komisi Kejaksaan Republik Indonesia) harus tetap bersinergi
untuk meningkatkan pengawasan terhadap kinerja dan perilaku Jaksa
dan Pegawai Kejaksaan untuk mewujudkan Kejaksaan yang lebih baik
dalam upaya meningkatkan publict trust terhadap Kejaksaan melalui
Rapat Koordinasi per triwulan.
C. Arah Kebijakan dan Progam
1. Tugas Pokok dan Fungsi
Berdasarkan Pasal 3 Peraturan Presiden No. 18 Tahun 2011 tentang
KKRI, bahwa tugas KKRI adalah :
a. Melakukan pengawasan, pemantauan dan penilaian terhadap kinerja dan
perilaku Jaksa dan/atau pegawai Kejaksaan dalam melaksanakan tugas
dan wewenangnya yang diatur dalam peraturan perundang-undangan
dan kode etik;
b. Melakukan pengawasan, pemantauan dan penilaian terhadap perilaku
Jaksa dan/atau pegawai Kejaksaan baik di dalam maupun di luar tugas
kedinasan; dan
c. Melakukan pemantauan dan penilaian atas kondisi organisasi, tata kerja,
kelengkapan sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia di
lingkungan Kejaksaan.
Pasal 4 menyatakan bahwa dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3, Komisi Kejaksaan memiliki beberapa wewenang,
yaitu:
a. Menerima dan menindaklanjuti laporan atau pengaduan masyarakat
tentang kinerja dan perilaku Jaksa dan/atau pegawai Kejaksaan dalam
menjalankan tugas dan wewenangnya;
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
11
b. Meneruskan laporan atau pengaduan masyarakat kepada Jaksa Agung
untuk ditindaklanjuti oleh aparat pengawas internal Kejaksaan;
c. Meminta tindak lanjut pemeriksaan dari Jaksa Agung terkait laporan
masyarakat tentang kinerja dan perilaku Jaksa dan/atau pegawai
Kejaksaan;
d. Melakukan pemeriksaan ulang atau pemeriksaan tambahan atas
pemeriksaan yang telah dilakukan oleh Aparat Pengawas Internal
Kejaksaan;
e. Mengambil alih pemeriksaan yang telah dilakukan oleh Aparat Pengawas
Internal Kejaksaan; dan
f. Mengusulkan pembentukan Majelis Kode Perilaku Jaksa.
Untuk meningkatkan kualitas kinerja Kejaksaan, maka sesuai pasal 9
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2011 Tentang
Komisi Kejaksaan Republik Indonesia dalam melaksanakan tugas dan
kewenangannya KKRI dapat menyampaikan rekomendasi berupa:
a. Penyempurnaan organisasi dan tata kerja serta peningkatan kinerja
Kejaksaan
b. Pemberian penghargaan kepada Jaksa dan/atau pegawai Kejaksaan
yang berprestasi dalam melaksanakan tugas kedinasannya, dan/atau
c. Pemberian sanks terhadap Jaksa dan/atau pegawai Kejaksaan sesuai
dengan pelanggaran yang dilakukan sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin PNS, Kode
Etik dan/atau peraturan perundang-undangan.
2. Tujuan dan Sasaran
a. Tujuan
Meningkatkan kualitas kinerja dan perilaku Jaksa dan Pegawai Kejaksaan
Republik Indonesia yang profesional, bersih, dan berwibawa, melalui
pengawasan, pemantauan, penilaian kinerja dan perilaku, dengan disertai
pemberian penghargaan dan sanksi; penilaian sarana dan prasarana;
penyempurnaan organisasi dan tata kerja dalam rangka penataan
organisasi yang efektif dan efisien.
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
12
b. Sasaran
1) Terwujudnya organisasi dan manajemen Komisi Kejaksaan yang baik,
dan juga mendorong terealisasinya kinerja lembaga Kejaksaan yang
lebih baik;
2) Terlaksananya penanganan pengaduan masyarakat yang cepat;
3) Terpantaunya dan terbinanya kinerja serta perilaku Jaksa dan
Pegawai Kejaksaan, dalam rangka mewujudkan kualitas professional,
bersih, dan berwibawa;
4) Terpantaunya secara seksama pengelolaan organisasi, tata kerja,
sarana dan prasarana serta SDM Kejaksaan;
5) Terwujudnya hubungan yang baik antara KKRI dengan lembaga-
lembaga pengawas eksternal yang lain, kalangan perguruan tinggi,
dan terbangunnya partisipasi komponen/lembaga dalam kegiatan
pemantauan terhadap aparat maupun lembaga Kejaksaan, dalam
upaya KKRI mewujudkan Kejaksaan RI yang lebih baik;
6) Terlaksananya penyampaian rekomendasi dan laporan Komisi
Kejaksaaan yang berbobot dan kredibel;
7) Terlaksananya penyusunanan anggaran dan program kerja Komisi
Kejaksaan, yang sesuai dengan kebutuhan dan rencana kegiatan
yang akan direalisasikan.
3. Perencanaan Kinerja KKRI Tahun 2019
a. Penanganan Laporan Pengaduan Masyarakat
1) Menyusun rencana program dan kegiatan Bidang Laporan Pengaduan
Masyarakat.
2) Menyiapkan rekomendasi-rekomendasi hasil pleno.
3) Menyiapkan bahan untuk memantau pelaksanaan rekomendasi.
4) Menyusun bahan laporan kepada Presiden, terkait pelaksanaan
rekomendasi KKRI.
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
13
b. Pengawasan, Pemantauan, dan Penilaian terhadap Kinerja Jaksa
dan Pegawai Kejaksaan Republik Indonesia
1) Menyusun rencana program dan kegiatan Bidang.
2) Menyiapkan pengembangan sistem dan instrumen pengawasan,
pemantauan, dan penilaian kinerja dan perilaku Jaksa dan/atau
Pegawai Kejaksaan.
3) Melaksanakan monitoring/pengawasan di lapangan terhadap kinerja
dan perilaku Jaksa/Pegawai Kejaksaan, kondisi organisasi, dan
kelengkapan sarana prasarana.
4) Melaksanakan pengawasan kasus yang menarik perhatian Publik.
5) Menyiapkan kesertaan kegiatan Komisioner di Majelis Kode Etik
Perilaku Jaksa.
c. Pemantauan dan Penilaian Kinerja Organisasi Kejaksaan
1) Menyusun rencana program dan kegiatan Bidang.
2) Menyusun sistem dan instrumen pemantauan dan penilaian terkait
kondisi organisasi tata kerja kelengkapan sarana dan prasarana serta
pengelolaan sumber daya manusia di lingkungan Kejaksaan.
3) Menyusun standar-standar yang diperlukan terkait pemantauan dan
penilaian kondisi organisasi, tata kerja kelengkapan sarana dan
prasarana serta sumber daya manusia di lingkungan Kejaksaan.
4) Melaksanakan pemantauan, pengkajian, analisis terhadap hasil
pemantauan dan penilaian serta masukan masyarakat atas kondisi
organisasi, tata kerja kelengkapan sarana dan prasarana serta
pengelolaan sumber daya manusia di lingkungan Kejaksaan.
5) Menyusun dan menyampaikan rekomendasi atas hasil kajian dan
analisis, serta memantau pelaksanaan rekomendasi.
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
14
d. Hubungan Kelembagaan dan Masyarakat
1) Menyusun rencana program dan kegiatan Bidang.
2) Menyusun aturan dan kebijakan hubungan kerjasama dengan instansi
pemerintah dan lembaga terkait lainnya.
3) Melaksanakan kegiatan hubungan kerjasama dengan instansi
pemerintah dan lembaga terkait lainnya dalam rangka pelaksanaan
tugas dan wewenang Komisi Kejaksaan.
4) Melaksanakan pembuatan MoU/Nota Kesepahaman dengan
Perguruan Tinggi dan Organisasi Bantuan Hukum
(OBH)/Instansi/Lembaga/ Kementerian dalam rangka pemantauan
kinerja Jaksa/Pegawai Kejaksaan.
5) Melaksanakan penelitian, pengkajian, pengembangan kerjasama
keilmuan dan kegiatan ilmiah lainnya yang berkaitan dengan penilaian
kinerja dan perilaku Jaksa dan/atau Pegawai Kejaksaan.
6) Melaksanakan evaluasi pelaksanaan hubungan kerjasama dengan
instansi pemerintah dan lembaga terkait lainnya dalam rangka
meningkatkan kinerja Kejaksaan.
7) Melaksanakan kegiatan workshop/pertemuan/FGD Komisi Kejaksaan
dengan Lembaga/Instansi/Pakar Hukum.
e. Peningkatan Pelayanan Data dan Perpustakaan Komisi Kejaksaan
1) Mengupdate konten Website Komisi Kejaksaan.
2) Memelihara dan meremajakan Website Komisi Kejaksaan.
3) Pengolahan database terkait Jaksa/Pegawai Kejaksaan sebagai
Terlapor dalam laporan pengaduan.
4) Pengolahan data penanganan laporan pengaduan (sampai dengan
proses penanganan laporan pengaduan dianggap tuntas).
5) Meningkatkan perpustakaan Komisi Kejaksaan.
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
15
f. Pengembangan Organisasi dan Tata Laksana Komisi Kejaksaan
1) Menyusun penjabaran/tata laksana OTK (Organisasi dan Tata
Laksana) Komisi Kejaksaan.
2) Mengembangkan SDM para Komisioner Komisi Kejaksaan, dengan
mengikutsertakan dalam seminar/forum diskusi dari/dengan Instansi
lain, maupun studi banding.
g. Penyampaian Rekomendasi dan Laporan Komisi Kejaksaan
1) Menyampaikan rekomendasi ke Presiden/Jaksa Agung mengenai
perbaikan pengelolaan SDM, sarana prasarana, tata kerja, dan kondisi
organisasi.
2) Membuat Laporan Triwulan ke Presiden.
3) Membuat Laporan Tahunan ke Presiden.
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
16
BAB II
PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG
A. Penerimaan dan Penanganan Laporan Pengaduan Masyarakat
1. Statistik Laporan Pengaduan Masyarakat
Komisi Kejaksaan Republik Indonesia (KKRI) menerima pengaduan
masyarakat melalui beberapa cara, yaitu melalui website, surat/pos, email,
telepon atau datang langsung ke kantor KKRI. Selain menerima pengaduan
masyarakat, KKRI melalui inisiatif sendiri memantau atau menindaklanjuti
suatu kasus yang menjadi atensi pimpinan atau menarik perhatian
masyarakat. Sampai saat ini, laporan yang diterima oleh KKRI mayoritas
disampaikan melalui surat/pos. Setiap pengaduan yang masuk diregister
berdasarkan urutan waktu diterimanya pengaduan.
Pada Tahun 2019, KKRI menerima sebanyak 827 (delapan ratus dua
puluh tujuh) laporan pengaduan masyarakat, baik yang dikirim melalui pos,
email ataupun datang langsung ke kantor KKRI. Sebelum ada penunjukan
komisioner baru (periode Tahun 2019 – 2023), dalam menangani laporan
pengaduan masyarakat, anggota Komisi Kejaksaan dibagi berdasarkan
wilayah dan masing-masing Komisioner bertanggungjawab terhadap
penyelesaian pengaduan di masing-masing wilayah, namun setelah
komisioner periode tahun 2019 – 2023 dilantik oleh Presiden, ada kebijakan
baru yang disepakati dalam menangani pengaduan masyarakat yaitu tidak
ada lagi pembagian wilayah, melainkan pengaduan masyarakat yang
diterima akan dibagi secara merata diantara para komisioner.
Tabel 2 Penerimaan Laporan Pengaduan Masyarakat
Periode : Januari s/d Desember 2019
0
20
40
60
80
100
120
7353 68 54 60
4168 68 75 66
93 108
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
17
Setelah dilakukan telaah dan diputuskan melalui Rapat Pleno, dari
pengaduan yang diterima, KKRI merekomendasikan kepada Jaksa Agung
sebanyak 524 (lima ratus dua puluh empat) rekomendasi dengan kualifikasi
untuk dilakukan klarifikasi sebanyak 260 (dua ratus enam puluh) pengaduan,
dan sebanyak 264 (dua ratus enam puluh empat) pengaduan diteruskan
untuk segera ditindaklanjuti. KKRI melakukan klarifikasi ke pelapor sebanyak
12 (dua belas) pengaduan dan KKRI juga meneruskan 29 (dua puluh
Sembilan) pengaduan ke Kompolnas, 9 (sembilan) pengaduan diteruskan ke
Komisi Yudisial, 1 (satu) pengaduan diteruskan ke Komnas HAM, 1 (satu)
pengaduan diteruskan ke KPK, dan 28 (dua puluh delapan) pengaduan
dilakukan klarifikasi langsung/lapangan, 220 (dua ratus dua puluh)
pengaduan diarsipkan, 92 (sembilan puluh dua) pengaduan
monitoring/pemantauan, 69 (enam puluh sembilan) pengaduan dalam proses
telaah, dan 59 (lima puluh sembilan) pengaduan proses konsep surat
rekomendasi Komisioner (untuk bulan Januari 2020).
Tabel 3
Penerimaan Laporan Pengaduan (2015 - 2019)
0
200
400
600
800
1000
1200
2015 2016 2017 2018 2019
812
1048
878 888 872
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
18
Laporan pengaduan yang diterima oleh KKRI pada tahun 2018 sebanyak 888
(delapan ratus delapan puluh delapan) dan laporan pengaduan pada tahun
2019 sebanyak 827 (delapan ratus dua puluh tujuh) laporan pengaduan.
Jumlah laporan pengaduan yang diterima oleh Komisi Kejaksaan RI tidak
berbeda jauh dari tahun sebelumnya, hal ini mengindikasikan masyarakat
masih memerlukan keberadaan Komisi Kejaksaan RI untuk meningkatkan
kualitas kinerja Kejaksaan RI.
KKRI juga menerima pengaduan dari lembaga lain, antara lain dari Kantor
Staf Kepresidenan (via Lapor), Komisi Yudisial, Ombudsman Republik
Indonesia, dan Kompolnas.
Tabel 4
Status Laporan Pengaduan Masyarakat Tahun 2019
No. Laporan
Pengaduan Jumlah No. Status Laporan
Pengaduan Jumlah
1. Sisa Laporan pengaduan Triwulan IV (2018)
217 1. Diteruskan ke Kejaksaan RI :
2. Laporan Pengaduan yang diterima Tahun 2019 (Januari – Desember) 2019
827 a. Untuk dilakukan klarifikasi
260
b. Untuk dilakukan Pemeriksaan
0
c. Untuk ditindaklanjuti segera
264
2.
Diteruskan ke Instansi Lain / Pelapor (minta data) :
a. Pelapor 12
b. Komisi Kepolisian Nasional
29
c. Komisi Yudisial RI 9
d. Komnas HAM 1
e. KPK 1
3. Klarifikasi langsung/lapangan
28
4. Diarsipkan 220
5. Monitoring / pemantauan 92
6. Dalam proses telaah 69
7. Proses konsep surat rekomendasi Komisioner (untuk bulan Januari 2020)
59
Jumlah 1044 Jumlah 1044
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
19
Berdasarkan tabel diatas jumlah laporan pengaduan keseluruhan adalah
1044 (seribu empat puluh empat) yang terdiri dari sisa laporan pengaduan
tahun 2018 adalah 217 (dua ratus tujuh belas), sementara sisa pengaduan
masyarakat tahun 2019 adalah 69 pengaduan dimana 37 (tiga puluh tujuh)
pengaduan diterima pada tanggal 31 Desember 2019, namun semua sisa
pengaduan tersebut telah ditindaklanjuti oleh Komisi Kejaksaan RI di awal
bulan Januari 2020.
Dari uraian Data statistik tindaklanjut pengaduan di atas dapat dikatakan
menunjukkan tren yang baik dalam mengelola pengaduan. Apa yang
dilakukan oleh KKRI untuk percepatan penyelesaian pengaduan tidak lain
adalah wujud dan bentuk komitmen KKRI untuk memberikan pelayanan yang
terbaik dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat.
Pada tahun 2019, KKRI telah mengirimkan 550 (lima ratus lima puluh) surat
rekomendasi terkait dengan kinerja Jaksa dan/atau Pegawai Kejaksaan RI
dan telah mendapatkan respon atau tanggapan dari Aparat Pengawas
Internal Kejaksaan RI sebanyak 240 (dua ratus empat) puluh surat
respon/tanggapan.
Tabel 5 Prosentase Tindak Lanjut Laporan Pengaduan
Tahun 2019
Rekomendasi Klarifikasi,
24.9
Rekomendasi Ditindaklanjuti Segera, 25.29Diteruskan ke Instansi
Lain/Pelapor Minta Data, 4.98
Klarifikasi Lapangan/Langsung, 2.68
Diarsipkan, 21.07
Monitoring/Pemantauan, 8.81
Proses Telaahan, 6.61
Proses Konsep Surat Rekomendasi Komisioner (untuk bulan Januari
2020), 5.65
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
20
Pada tahun 2019 ada tren yang baik yaitu adanya peningkatan jumlah
rekomendasi atas laporan pengaduan masyarakat yang dikirimkan oleh
Komisi Kejaksaan RI kepada Kejaksaan sejumlah 550 rekomendasi
sedangkan tahun 2018 berjumlah 466 rekomendasi, beberapa rekomendasi
tersebut terkait dengan kinerja Jaksa dan/atau Pegawai Kejaksaan dalam
menangani perkara dimana yang paling banyak dilaporkan adalah mengenai
dugaan tebang pilih atau diskriminasi dalam penanganan perkara.
2. Sebaran Wilayah Pengaduan Masyarakat
Pengaduan masyarakat yang diterima oleh Komisi Kejaksaan meliputi
pengaduan yang terkait dengan kinerja satuan kerja di lingkungan
Kejaksaan, baik di Kejaksaan Agung, Kejaksaan Tinggi, Kejaksaan Negeri,
maupun Kantor Cabang Kejaksaan Negeri. Kondisi masyarakat dan dinamika
lokal disuatu daerah ikut mempengaruhi kuantitas laporan yang diterima
Komisi Kejaksaan. Untuk daerah-daerah dengan jumlah laporan pengaduan
tinggi, Komisi Kejaksaan melakukan pendekatan khusus sehingga ada
perbaikan dan pembenahan secara sistemik.
Tabel 6
Rekapitulasi Laporan Pengaduan Berdasarkan Wilayah Tahun 2019
No. WILAYAH Total
1 DKI JAKARTA 96
2 JAWA TIMUR 95
3 SUMATERA UTARA 94
4 JAWA BARAT 79
5 JAWA TENGAH 52
6 SUMATERA SELATAN 45
7 KEJAKSAAN AGUNG 40
8 SULAWESI SELATAN 38
9 KEPULAUAN RIAU 30
10 BANTEN 27
11 RIAU 23
12 KALIMANTAN TIMUR 20
13 KALIMANTAN SELATAN 18
14 SUMATERA BARAT 18
15 JAMBI 15
16 DI YOGYAKARTA 13
17 KALIMANTAN BARAT 11
18 NUSA TENGGARA TIMUR 11
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
21
No. WILAYAH Total
19 SULAWESI UTARA 11
20 ACEH 9
21 BALI 9
22 BENGKULU 9
23 GORONTALO 9
24 KALIMANTAN TENGAH 9
25 LAMPUNG 9
26 MALUKU 8
27 PAPUA 7
28 SULAWESI TENGAH 7
29 SULAWESI TENGGARA 7
30 BANGKA BELITUNG 6
31 MALUKU UTARA 2
32 NUSA TENGGARA BARAT 0
TOTAL 827
Selama periode Tahun 2019 ada 5 wilayah yang mendapatkan pengaduan
cukup banyak, yaitu DKI Jakarta 96 (Sembilan puluh enam) pengaduan,
Jawa Timur 95 (Sembilan puluh lima) pengaduan, Sumatera Utara 94
(Sembilan puluh empat) pengaduan, Jawa Barat 79 (tujuh puluh Sembilan)
pengaduan, Jawa Tengah 52 (lima puluh dua) pengaduan. Terhadap wilayah
dengan pengaduan tertinggi, KKRI melakukan pendekatan khusus dan
memberikan perhatian serius dengan menelaah secara mendalam
permasalahan yang ada di wilayah tersebut dan memberikan rekomendasi
penyelesaiannya.
Tabel 7 Wilayah dengan Laporan Pengaduan Tertinggi
Tahun 2019
Untuk merespon pengaduan yang cukup tinggi di beberapa wilayah, KKRI
memberikan perhatian khusus terhadap wilayah tersebut dengan mengamati,
0
50
100
DKI JAKARTA JAWA TIMUR SUMATERAUTARA
JAWA BARAT JAWATENGAH
96 9594
79
52
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
22
mengevaluasi, dan merancang kegiatan untuk perbaikan di wilayah-wilayah
dengan pengaduan tinggi.
3. Substansi Laporan Pengaduan Masyarakat
Berdasarkan tabulasi laporan, Subtansi laporan pengaduan masyarakat
kepada Komisi Kejaksaan masih didominasi laporan terkait dengan kinerja
Jaksa. Pada tahun 2019 laporan kinerja yang cukup tinggi dikeluhkan oleh
masyarakat adalah kinerja kejaksaan dalam menangani perkara tindak
pidana korupsi. Berikutnya adalah bolak-baliknya berkas perkara dari
Penyidik ke Jaksa Penuntut Umum dan berlarut-larutnya Jaksa dalam
menangani perkara sehingga tidak segera memberi kepastian, dan diduga
belum melaksanakan putusan pengadilan. Adapun terkait dengan perilaku
pegawai Kejaksaan terdapat pengaduan terkait dengan dugaan melakukan
intimidasi kepada tersangka atau pihak lain.
Tabel 8 Rekapitulasi Laporan Pengaduan Berdasarkan
Kualifikasi Perbuatan Tahun 2019
NO MATERI LAPORAN PENGADUAN KATEGORI JML
1. Diduga tidak/ lamban / keliru melaksanakan Putusan Pengadilan yang telah mempunyai Kekuatan Hukum Tetap (P-48)
KINERJA 46
2. Diduga tidak Profesional.
KINERJA
a. Berpihak kepada Tersangka 13
b. Tidak Prosedural dalam menetapkankerugian Negara / tidak cermat dalam melakukan penyelidikan atau penyidikan tindak pidana korupsi
28
c.Tidak professional dalam melakukan prapenuntutan / P-18,P-19 (antara lain berupa memberi petunjuk yang berlebihan atau tidak tepat, merekayasa berkas perkara, dll)
36
d. Penanganan perkara yang berlarut-larut 37
e. Tidak cermat dalam membuatsurat dakwaan, memberikan turunan surat dakwaan
11
f. Tidak mengembalikan barang bukti/mengembalikan BB tidak sesuai putusan pengadilan
17
g. Kejati / Kejari tidak menindaklanjuti lapdu/dugaan tipikor
24
h. sengaja / tidak sengaja menghadirkan saksi 10
i. Tuntutan tunda lebih dari 1 (satu) kali / Tuntutan ringan (berkaitan dengan ketidakprofesionalan membuat surat tuntutan)
25
j. Tidakcermat (kurang 2 alat bukti) dalam menyatakan berkas perkara lengkap (P-21)
KINERJA 11
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
23
NO MATERI LAPORAN PENGADUAN KATEGORI JML
k.Tidak prosedural dalam melakukan penahanan
(tidak melakukan penahanan) terhadap tersangka KINERJA 13
l. Tidak prosedural dalam pelaksanaan upaya hukum. KINERJA 11
3. Diduga KKN dengan penegak hukum lain (Polri, Hakim, Pengacara)
KINERJA 20
4. Diduga memaksakan perkara Perdata menjadi Pidana KINERJA 15
5. Diduga deskriminatif / tebang pilih dalam penanganan perkara
KINERJA 41
6. Diduga memeras / meminta uang/ menerima pemberian
PERILAKU 28
7. Kedisiplinan/ketidaktaatan terhadap jam kerja PERILAKU 0
8. Perselingkuhan / melakukan tindak pidana kesusilaan PERILAKU 4
9. Diduga mengintimidasi/menekan terdakwa atau pelapor
PERILAKU 17
10. Lainnya (misalnya penyampaian informasi tipikor, permohonan atensi, dll)
159
TOTAL 562
4. Refleksi terhadap Manajemen Laporan Pengaduan
Ada beberapa persoalan yang mengemuka dalam proses penerimaan dan
tindak lanjut laporan pengaduan, yaitu:
Pertama, Berdasarkan data menunjukkan adanya penurunan jumlah laporan
pengaduan masyarakat yang ditujukan kepada KKRI dibandingkan dengan
tahun sebelumnya.
Kedua, belum adanya system yang terintegrasi terkait data laporan
pengaduan masyarakat antara KKRI dan Jaksa Agung Muda Pengawasan.
Hal ini menyebabkan belum efektifnya proses administrasi penanganan
laporan pengaduan, dan menyulitkan dalam memutuskan sudah selesai atau
belumnya sebuah laporan pengaduan. Rapat koordinasi yang rutin dilakukan
belum dapat menjawab kepastian status dan tahapan laporan pengaduan.
Ketiga, masih tingginya laporan pengaduan yang disampaikan oleh para
advokad yang merupakan bagian dari upaya pembelaan di pengadilan.
Laporan pengaduan yang disampaikan pelapor tidak spesifik terkait dengan
perilaku dan kinerja Jaksa, tetapi merupakan substansi yang seharusnya
disampaikan dimuka persidangan. Merespon laporan ini, KKRI perlu lebih jeli
dan secara tepat mengambil keputusan agar tidak dimanfaatkan untuk
kepentingan diluar penegakan hukum oleh pihak ketiga.
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
24
B. Pengawasan, Pemantauan dan Penilaian terhadap Perilaku Jaksa/ Pegawai
Kejaksaan Republik Indonesia
Dalam rangka pelaksanakan tugas pokok dan fungsi KKRI terkait dengan
pengawasan, pemantauan dan penilaian terhadap perilaku Jaksa/Pegawai
Kejaksaan Republik Indonesia, KKRI melakukan beberapa rangkaian kegiatan
yaitu menerima laporan pengaduan masyarakat, melakukan telaah terhadap
setiap laporan pengaduan yang masuk, melakukan pendalaman terhadap
laporan pengaduan melalui wawancara klarifikasi, meminta gelar perkara
terhadap kasus yang menarik perhatian masyarakat, koordinasi dengan
Pimpinan Kejaksaan RI, melakukan pemeriksaan tambahan/ pemeriksaan ulang,
dan penyusunan rekomendasi. Selain itu, KKRI juga melakukan pengawasan,
dan pemantauan terhadap perilaku Jaksa melalui media, bekerjasama dengan
lembaga negara pengawas yang lain, dan melalui lembaga-lembaga mitra yang
diikat dengan MoU.
1. Monitoring Laporan Pengaduan Masyarakat
Selama Tahun 2019, Komisioner KKRI melakukan rangkaian kegiatan
monitoring tindak lanjut laporan pengaduan dengan bertemu dengan pihak-
pihak terkait di Kejaksaan RI. Kegiatan dilakukan untuk mengklarifikasi
laporan pengaduan masyarakat, dan memastikan perkembangan
penanganan laporan pengaduan dilakukan secara transparan dan akuntabel.
Tabel 9 Kegiatan Monitoring Tindak Lanjut Pengaduan Masyarakat
Tahun 2019
No. Waktu Tempat Tim KKRI
1. 08 Jan 2019
Kejaksaan Agung RI
1. Soemarno, S.H., M.H.
2. Yuswa Kusumah AB, SH, MM.MH
3. Deded Jaelani, SH
2 16 – 18 Jan 2019
Kejari kota malang dan Kejari Mojokerto
1. Yuni Artha Manalu SH,MH
2. Tudjo Pramono SH, MH
3. Riki Handoyo, A.Md
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
25
No. Waktu Tempat Tim KKRI
3. 23-25 Jan 2019
Kejati Bengkulu dan kejari Bengkulu
1. Yuswa Kusuma AB,SH,MM,MH.
2. Indro Sugianto,SH,MH
3. Yama Muchti Raharjo SE.
4. 26 Feb 2019
Kejati DKI Jakarta 1. Yuni Artha Manalu, S.H., M.H.
2. Dr. Barita LH Simanjuntak, SH,MH
3. Era Indah Soraya, SH
4. Syafrinaldi
5. 15 s.d 17 Mei 2019
Kejati Kalimantan Tengah dan Kejari Palangkaraya
1. Dr. Yuni Artha Manalu, SH., MH.
2. Bambang Irawan, S.Ipem.
3. Syafrinaldi
6. 27 – 29Mei 2019
Kejati Jawa Barat, Kejari Kota Cirebon, Kejari Kab. Cirebon, Kejari Purwakarta, dan Kejari Indramayu.
1. Soemarno, SH., MH. CFrA.
2. Deded Jaelani, SH.
3. Yama Muchti Rahaarjo, SE.
7. 23 s.d 25 Juli 2019
Kejati Gorontalo dan Kejari Bone Bolango
1. Soemarno, SH.MH.CFrA
2. Murni Yanti, SH Andri Basuki, SH
8. 30 Juli
s.d 1 Ags 2019
Kejati Riau, Kejari Pekan Baru, dan Kejari Indragiri Hilir
1. Yuswa Kusumah AB, SH.MM.MH
2. Yama Muchti Raharjo, SE
3. Deded Jaelani, SH
9. 7 s.d 9 Agustus
2019
Kejati Jawa Timur, Kejari Surabaya, Kejari Lamongan
1. Soemarno, SH.MH.CFrA
2. Tudjo Pramono, SH.MH
3. Murni Yanti, SH
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
26
No. Waktu Tempat Tim KKRI
10. 13 s.d 15 Ags 2019
Kejati Kepri, Kejari Batam & Kejari Balai Karimun
1. Yuswa Kusumah AB, SH.MM.MH
2. Yama Muchti Raharjo, SE
3. Deded Jaelani, SH
11. 14 s.d 16 Ags 2019
Kejati Aceh 1. Dr. Barita Simanjuntak, SH.MH
2. Royani, SH 3. Iwan, S.Kom, SH
12. 26 s.d 28 Ags 2019
Kejati Kalbar, Kejari Mempawah dan Kejari Sanggau
1. Dr. Yuni Artha Manalu, SH.MH
2. Riki Handoyo, A.Md 3. Syafrinaldi
13. 1 Okt 2019
Kejaksaan Negeri Jakarta Utara 1. Yuswa Kusumah AB, SH., MM., MH.
2. Deded Jaelani, SH.
14. 10 s.d 12 Oktober
2019
Kejari Banyuwangi & Kejari Jember
1. Tudjo Pramono, SH., MH.
2. Riki Handoyo, A.Md. 3. Andri Basuki, SH.
15. 17 s.d 19 Oktober
2019
Kejati Sulawesi Utara, Kejari Manado, & Kejari Bitung
1. Soemarno, SH., MH., CFrA.
2. Yuswa Kusumah AB, SH., MM., MH.
3. Deded Jaelani, SH.
16. 21 s.d 23 November
2019
Kejaksaan Negeri Slawi 1. Babul Khoir H, SH., MH.
2. Resi Anna Napitupulu, SH., MH.
3. Yama Muchti Raharjo, SE.
17. 28 s.d 30 November
2019
Kejati DIY, Kejari Kota Yogyakarta dan Kejari Bantul
1. Sri Harijati P, SH., MH.
2. Deded Jaelani, SH.
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
27
Dalam setiap kegiatan monitoring di Kejari maupun Kejati, KKRI sekaligus
melakukan pengecekan terhadap tindak lanjut laporan pengaduan
masyarakat, memastikan proses penanganan kasusnya secara
bertanggungjawab, dan memberikan saran atau rekomendasi untuk
penyelesaiannya ke Jaksa Agung RI.
Dari rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Komisioner ke berbagai
Kejari dan Kejati memperoleh gambaran tentang bagaimana perkembangan
tindak lanjut pengaduan masyarakat, dan berbagai permasalahan yang
meliputi prosesnya. Setiap pertemuan dengan jajaran Kejaksaan RI dalam
rangka monitoring laporan pengaduan masyarakat, KKRI memberikan
penekanan pada pentingnya merespon dan menyelesaikan laporan
pengaduan secara baik dan tuntas. Hal itu perlu dilakukan untuk
meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada institusi Kejaksaan RI.
2. Pemantauan Kasus-Kasus yang Menarik Perhatian Publik
Dalam menangani sebuah kasus, KKRI tidak hanya menunggu laporan
dari masyarakat tetapi juga aktif memantau melalui berbagai media untuk
melihat kasus-kasus yang perlu mendapatkan perhatian khusus dari KKRI
karena menarik perhatian publik. Ada beberapa kasus yang dianggap
penting oleh KKRI sehingga perlu diadakan pemantauan yang intensif dan
telaah yang lebih mendalam. Selama Tahun 2019, ada beberapa kasus yang
dilakukan monitoring dan telaah lanjutan karena menarik perhatian publik,
antara lain adalah sebagai berikut.
Tabel 10
Kasus-Kasus yang Menarik Perhatian Publik Tahun 2019
No Tanggal Tempat Tim Komisi Kejaksaan
Republik Indonesia
1. 13-15 Feb 2019
Kejati DIY,Kejari Yogyakarta dan Kejari Sleman
1. Soemarno, S.H., M.H. 2. Sumiati Sihotang
2. 05-07 Maret 2019
Kejaksaan Negeri Batam 1. Yuni Artha Manalu SH,MH
2. Arictha Tarigan SH MH 3. Syafrinalfdi
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
28
No Tanggal Tempat Tim Komisi Kejaksaan
Republik Indonesia
3. 13-15 Maret 2019
Kejaksaan Negeri Surabaya
1. Soemarno, SH. MH. CfrA 2. Sumiati Sihotang
4. 27 s.d 29 Agustus
2019
Kejati Jawa Tengah, Kejari Kota Semarang, Kejari Wonosobo
1. Erna Ratnaningsih, SH.LLM
2. Yuswa Kusumah AB, SH.MM.MH
3. Yama Muchti Raharjo, SE
5. 28 s.d 30 Ags 2019
Kejati DIY dan Kejari Kota Yogyakarta
1. Soemarno, SH.MH.CFrA 2. Deded Jaelani, SH 3. Safrudin, SH
6. 11 s.d 13 Sept 2019
Cabang Kejari Natuna di Anambas
1. Dr. Yuni Artha Manalu, SH.MH
2. Tudjo Pramono, SH.MH 3. Riki Handoyo, A.Md
7. 24 s.d 26 Sept 2019
Kejati NTT, Kejari Kota Kupang, dan Kejari Timor Tengah Selatan
1. Yuswa Kusumah AB, SH.MM.MH
2. Yama Muchti Raharjo, SE 3. Safrudin, S
8. 25 s.d 27 Sept 2019
Kejati Sumatera Selatan dan Kejari Palembang
1. Soemarno, SH.MH.CfrA 2. Deded Jaelani, SH 3. Sumiati Sihotang
9. 26 s.d 28 Sept 2019
Kejari Aceh Tamiang 1. Dr. Barita Simanjuntak, SH.MH.CfrA
2. Tudjo Pramono, SH.MH 3. Riki Handoyo, A.Md .
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
29
No Tanggal Tempat Tim Komisi Kejaksaan
Republik Indonesia
10. 13 s.d 15 November
2019
Kejaksan Negeri Batam
1. Witono, SH., M.Hum. 2. Dr. R. Muhammad Ibnu
Mazjah, SH., MH. 3. Murni Yanti, SH.
11. 03 s.d 05 Desember
2019
Kejati Maluku
1. Bhatara Ibnu Reza, SH., M.Si., LL.M., Ph.D.
2. Yama Muchti Raharjo, SE.
Terhadap kasus-kasus yang menarik perhatian publik, KKRI membentuk tim
khusus melalui rapat pleno. Tim bertugas melakukan monitoring,
mengumpulkan data dan informasi, melakukan telaah mendalam, dan
menyiapkan rekomendasi yang dibahas dalam rapat pleno KKRI.
3. Pelaksanaan Pemantauan dan Penilaian Kinerja
KKRI dalam melaksanakan pemantauan dan penilaian kinerja
mengupayakan adanya komunikasi dialogis dengan jajaran Kejaksaan untuk
merespon atau menindaklanjuti berbagai temuan KKRI di lapangan. Selama
Tahun 2019 KKRI telah melakukan pertemuan dengan Pimpinan Kejaksaan
RI. Kegiatan tersebut antara lain sebagai berikut :
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
30
Tabel 11 Kegiatan Koordinasi Komisi Kejaksaan dengan Kejaksaan
Tahun 2019
NO. WAKTU KEGIATAN TEMPAT/TIM KKRI
1. 6 November
2019
Komisi Kejaksaan RI melakukan pertemuan silaturahmi dengan Jaksa Agung RI.
Kejaksaan Agung RI
1. Para Komisioner KKRI 2. Sekretariat KKRI
2. 12 Desember
2019
Rapat Koordinasi KKRI dengan Jaksa Agung Muda Pengawasan dan Jajaran pengawasan seluruh Indonesia
Hotel Veranda
1. Para Komisioner KKRI 2. Jaksa Agung Muda
Pengawasan Agung beserta Jajaran Pengawasan Kejaksaan Agung
3. Para Asisten Pengawasan Kejaksaan TInggi Se Indonesia
4. Pemeriksaan Ulang, Pemeriksaan Tambahan dan Pengambilalihan
Pemeriksaan
Berdasarkan ketentuan pasal 5 Peraturan Presiden No. 18 Tahun
2011 tentang KKRI, KKRI memiliki wewenang untuk melakukan pemeriksaan
ulang atau pemeriksaan tambahan, dan mengambil alih pemeriksaan.
Pemeriksaan ulang atau pemeriksaan tambahan dapat dilakukan apabila:
(i) ada bukti atau informasi baru yang dalam pemeriksaan sebelumnya
belum diklarifikasi dan/atau memerlukan klarifikasi lebih lanjut;
(ii) Pemeriksaan oleh aparat pengawas internal Kejaksaan tidak
dikoordinasikan sebelumnya dengan Komisi Kejaksaan.
Sedangkan pengambilalihan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 huruf e, dapat dilakukan apabila ;
(i) Pemeriksaan oleh aparat pengawas internal Kejaksaan tidak
menunjukkan kesungguhan atau belum menunjukkan hasil nyata
dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak laporan masyarakat atau laporan
Komisi Kejaksaan RI diserahkan ke aparat pengawas internal
Kejaksaan; dan
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
31
(ii) Diduga terjadi kolusi dalam pemeriksaan oleh aparat internal
Kejaksaan.
Pada tahun 2019 KKRI belum mengoptimalkan wewenangnya untuk
melakukan pemeriksaan ulang atau tambahan, dan pengambilalihan
pemeriksaan.
Kedepan, kewenangan ini harus dioptimalkan agar pengawasan internal
dapat bekerja lebih profesional dan dapat meningkatkan kepercayaan
masyarakat baik kepada Komisi Kejaksaan maupun Kejaksaan. Selain itu,
KKRI harus memastikan laporan pengaduan yang diterima oleh Pengawas
Internal apakah sudah ditindaklanjuti dengan baik, dan rekomendasi yang
telah diberikan oleh KKRI ke Jaksa Agung RI setelah 90 hari sejak
rekomendasi tersebut dikirimkan.
C. Pemantauan dan Penilaian atas Kondisi Organisasi, Sarana Prasarana dan
SDM di Kejaksaan
Kegiatan pemantauan dan penilaian terhadap kondisi Organisasi di
Kejaksaan dilakukan melalui beberapa cara, yaitu :
(a) Kunjungan lapangan ke unit kerja Kejaksaan RI seperti Kejaksaan Agung RI,
Kejaksaan Tinggi, Kejaksaan Negeri maupun ke Cabang Kejaksaan Negeri;
(b) Focus Group Discussion (FGD) tentang topik tertentu dengan mengundang
perwakilan Kejaksaan RI dan pihak-pihak lain terkait;
(c) Penelitian dengan melibatkan perguruan tinggi, dan pihak lain; dan
(d) Koordinasi langsung dengan bidang-bidang di Kejaksaan dan instansi yang
terkait (BPK, DPR RI, Kemenko Polhukam, Bappenas, Kemenpan RB, Badan
Kepegawaian Negara, Kementerian Keuangan, Kantor Staf Kepresidenan,
Ombudsman RI, Komisi Yudisial, Kompolnas, Komnas HAM, Komnas
Perempuan, KPK, PPATK, dan lain-lain).
Kegiatan-kegiatan tersebut penting dilakukan untuk mendapatkan
informasi dan gambaran yang komprehensif tentang problem kelembagaan yang
ada di Kejaksaan RI, menemukan akar masalah utama dan solusi yang dapat
diusulkan untuk memperbaiki keadaan menjadi lebih baik. Output yang
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
32
dihasilkan dari kegiatan-kegiatan tersebut sangat berguna, bukan hanya bagi
Kejaksaan RI, tetapi juga bagi Presiden dan masyarakat. Secara reguler KKRI
mengirimkan laporan kepada Presiden terkait dengan hasil kinerja KKRI.
KKRI mengapresiasi kinerja Kejaksaan tahun 2018 dengan diperolehnya
predikat WTP dari BPK terhadap laporan keuangan Kejaksaan, dan penilaian
LAKIP dari Kemenpan RB adalah Baik. Berkurangnya tunggakan penyelidikan
dan penyidikan tindak perkara pidana korupsi dan menindak tegas para
pegawainya yang melakukan perbuatan tercela atau melakukan tindak pidana.
Prestasi ini harus dipertahankan atau ditingkatkan, sebagai wujud akuntabilitas
dan pertanggungjawaban kepada publik.
1. Kegiatan Pemantauan dan Penilaian
Untuk memperoleh data dan informasi tentang kondisi organisasi Kejaksaan,
KKRI melakukan kunjungan dalam rangka pemantuan ke Kejati maupun
Kejari. Selama Tahun 2019, KKRI melakukan kunjungan kerja dalam rangka
pemantauan dan penilaian organisasi Kejaksaan sebagai berikut.
Dalam melakukan kunjungan ke Kejari maupun Kejati, KKRI melakukan
dialog secara langsung dengan seluruh jajaran di Kejati maupun Kejari,
menyebarkan quisioner tentang kelengkapan kondisi organisasi dan
kelengkapan sarana dan prasarana, serta melakukan workshop dengan
melibatkan Jaksa dan Pegawai Kejaksaan untuk mengidentifikasi berbagai
permasalahan yang dihadapi oleh Jaksa dan Pegawai di Kejaksaan.
Tabel 12
Kegiatan Pemantauan dan Penilaian Organisasi Kejaksaan Tahun 2019
No. Waktu Tempat dan Tim KKRI
1. 29 s.d 31 Januari 2019 Kejati Kalimantan Barat,Kejari Pontianak dan Kejari Mempawah 1. Artha Manalu SH,MH 2. Tudjo Pramono SH,,MH 3. Arichta Tarigan SH,MH 4. Selvi Dian Herlina SH,MH
2 29 s.d 31 Januari 2019 Kejati Riau, Kejari Pekanbaru dan Kejari siak 1. Erna Ratna Ningsih, SH,LLM 2. Hery Purnomo, SH 3. Murni yanti, SH 4. Melany Monica Tambunan
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
33
No. Waktu Tempat dan Tim KKRI
3. 30 s.d 31 januari 2019 Kejati Kalimantan Timur dan Kejari Samarinda 1. Indro Sugianto, SH,MH 2. Wahyu saptonohadi, M.K.M 3. Deded jaelani, SH 4. Yama Muchti Raharjo, SE
4 14 s.d 16 Februari 2019 Kejati Sumatera Utara dan Kejari Medan 1. Dr. Barita Simanjuntak, SH.MH 2. Yuni Artha Manalu, SH.MH 3. Selvi Dian Herlina, SH.MH 4. Riki Handoyo, A.Md
5 19 s.d 21 Februari 2019
Kejati Maluku, Kejari Ambon, dan Kejari Maluku 1. Erna Ratnaningsih SH,LLM 2. Yuswa Kusuma AB,SH ,MM ,MH 3. Murni yanti SH
6. 19 s.d 21 Februari
2019
Kejari Tulung Agung, Kejari Blitar, dan Kejari Kediri 1. Tudjo Pramono SH,MH 2. Arichta Tarigan SH,MH 3. Iwan S.Kom, SH
7. 19 Februari 2019 Kejaksaan Negeri Muara Jambi dan
Kejaksaan Kota Jambi 1. Soemarno SH,MH, CfrA 2. Andri Basuki SH
8. 27 Februari s.d 1
Maret 2019 Kejaksan Negeri Cianjur dan Kejaksaan Negeri Sukabumi 1. Yuswa Kusuma AB,SH,MM,MH 2. Kurnia Ramadhan SH,MH 3. Yama Muchti Raharjo
9. 27 Februari s.d 1 Maret 2019
Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara, Kejaksaan Negeri Kendari dan Kejaksan Negeri Konawe 1. Indro sugianto SH,MH 2. Murni yanti SH 3. Andri Basuki
10. 26 s.d 28 Maret 2019 Kejati Jawa Tengah dan Kejari Kota Semarang 1. Ferdinand T Andi Lolo SH,LL,M, PH,D 2. Yama Muchti Raharjo SE
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
34
No. Waktu Tempat dan Tim KKRI
11. 20 s.d 22 Maret 2019 Kejati Lampung,Kejari Bandar Lampung,dan Kejari Metro 1. Tudjo Pramono S.H., M.H. 2. Iwan, S.Kom 3. Riki Handoyo, A.Md
12 9 s.d 11 April 2019 Kejati Sulawesi Tengah, Kejari Palu, dan Kejari Parigi Moutong 1. Erna Ratnaningsih, SH., LL.M. 2. Yuswa Kusumah AB, SH., MM., MH. 3. Deded Jaelani, SH.
13. 10 s.d 12 April 2019
Kejaksaan Tinggi Banten,Kejaksaan Negeri Kota Tanggerang, dan Kejaksaan Negeri Kabupaten Tangerang 1. Dr. Yuni Artha Manalu, SH., MH. 2. Riki Handoyo, A.Md. 3. Syafrinaldi
14. 19 s.d 21 Mei 2019 Kejati Maluku Utara dan Kejari Ternate 1. Dr. Barita LH Simanjuntak, SH., MH.CFr.A 2. Tudjo Pramono, SH., MH. 3. Arichta Tarigan, SH., MM. 4. Riki Handoyo, A.Md.
15 19 s.d 21Mei 2019 Kejati Kep. Bangka Belitung dan Kejari Pangkal Pinang 1. Dr. Yuni Artha Manalu, SH.MH 2. Selvi Dian Herlina, SH.MH 3. Sumiati Sihotang 4. Melani Monica Tambunan
16. 22 s.d 25 Mei 2019 Kejati Papua dan Kejari Jayapura 1. Dr. Barita LH Simanjuntak, SH., MH., CFr.A 2. Bambang Irawan, S.Ipem. 3. Iwan, S.Kom, SH
17. 26 s.d 28 Agustus 2019 Kejati Sulawesi Utara dan Kejari Manado 1. Dr. Barita Simanjuntak, SH.MH. 2. Tudjo Pramono, SH.MH. 3. Arichta Tarigan, SH.MM 4. Iwan, S.Kom, SH
18. 19 s.d 21 Agustus 2019
Kejati Bali dan Kejari Denpasar 1. Dr. Yuni Artha Manalu,SH.MH 2. Tudjo Pramono, SH.MH 3. RIki Handoyo, A.Md 4. Syafrinaldi
19. 5 s.d 7 Sept 2019 Kejari Binjai 1. Dr. Yuni Artha Manalu, SH.MH 2. Arichta Tarigan, SH.MM 3. Riki Handoyo, A.Md
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
35
No. Waktu Tempat dan Tim KKRI
20. 16 s.d 18 Sept 2019 Kejari Bima 1. Dr. Barita Simanjuntak, SH.MH,CfrA 2. Iwan, S.Kom, SH 3. Syafrinaldi
21. 18 s.d 20 Sept 2019 Kejati Gorontalo dan Kejari Gorontalo 1. Dr. Yuni Artha Manalu, SH.MH 2. Tudjo Pramono, SH.MH 3. Riki Handoyo, A.Md 4. Sumiati Sihotang
22. 22 s.d 25 Sept 2019 Kejaksaan Negeri Waingapu 1. Dr. Barita Simanjuntak, SH.MH 2. Arichta Tarigan, SH.MM 3. Iwan, S.Kom, SH
23. 23 s.d 25 Sept 2019 Kejati Kalimantan Timur dan Kejari Samarinda 1. Dr. Yuni Artha Manalu, SH.MH 2. Tudjo Pramono, SH.MH 3. Riki Handoyo, A.Md 4. Andri Basuki, SH
24. 09 s.d 11 Oktober 2019 Kejaksaan Tinggi D.I.Y 1. Soemarno, SH., MH., CFrA. 2. Deded Jaelani, SH. 3. Sumiati Sihotang
25. 19 s.d 21 November 2019
Kejati Sumatera Barat, Kejari Padang dan Kejari Bukit Tinggi 1. Sri Harijati P, SH., MH. 2. Witono, SH., M.Hum. 3. Syafrinaldi 4. Melany Monica T.
26. 20 s.d 21 November 2019
Kejati Bengkulu, Kejari Bengkulu dan Kejari Curup 1. Dr. R. Muhammad Ibnu Mazjah, SH., MH. 2. Bhatara Ibnu Reza, SH., M.Si., LL.M., Ph.D. 3. Hery Purnomo, SH. 4. Andri Basuki, SH.
27. 19 s.d 20 November 2019
Kejari Serang, Kejari Kab. Tangerang dan Kejari Kota Tangerang 1. Babul Khoir H, SH., MH. 2. Resi Anna Napitupulu, SH., MH. 3. Deded Jaelani, SH. 4. Sumiati Sihotang
28. 26 s.d 28 November 2019
Kejati Sulawesi Selatan, Kejari Makassar, dan Kejari Maros 1. Dr. R. Muhammad Ibnu Mazjah, SH., MH. 2. Apong Herlina, SH., MH. 3. Bambang Irawan, S.Ipem., MM. 4. Riki Handoyo, A.Md.
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
36
No. Waktu Tempat dan Tim KKRI
29. 27 s.d 29 November 2019
Kejati Kalteng, Kejari Palangkaraya, Kejari Pulang Pisau, dan Kejari Kapuas 1. Bambang Widarto, SH., MH. 2. Resi Anna Napitupulu, SH., MH. 3. Murni Yanti, SH. 4. Yama Muchti Raharjo, SE.
30. 26 s.d 28 November 2019
Kejati Kalsel, Kejari Banjarmasin, Kejari Kab. Banjar dan Kejari Tanah Laut 1. Witono, SH., M.Hum. 2. Bhatara Ibnu Reza, SH., M.Si., LL.M., Ph.D. 3. Arichta Tarigan, SH., MM. 4. Safrudin
31. 25 November 2019 Kejati DKI Jakarta 1. Bambang Widarto, SH., MH. 2. Witono, SH., M.Hum. 3. Deded Jaelani, SH. 4. Sumiati Sihotang
32 20 s.d 22 Desember 2019
Kejaksan Negeri Humbang Hasundutan 1. Barita Simanjuntak, S.H. M.H., CFrA 2. Arichta Tarigan, SH., MM. 3. Iwan, S.Kom, SH.
33 26 s.d 28 Desember 2019
Kejaksaan Negeri Minahasa 1. Barita Simanjuntak, S.H. M.H., CFrA 2. Arichta Tarigan, SH., MM. 3. Iwan, S.Kom, SH.
2. Hasil Pemantauan dan Penilaian
Dari hasil pemantauan dan penilaian pada angka 1 diatas, Komisi
Kejaksaan menemukan beberapa permasalahan kelembagaan yang
membutuhkan perhatian pimpinan di Kejaksaan, dan juga instansi
pemerintahan lain terkait, yaitu antara lain:
a. Anggaran
Kendatipun sudah ditambah anggaran di Kejaksaan RI yang
awalnya 6 Triliun menjadi 6,7 Triliun, Namun hampir pada semua kantor
Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan Negeri yang dikunjungi Komisi
Kejaksaan, persoalan yang sering dikeluhkan adalah anggaran yang
tidak mencukupi untuk mendukung operasional pelaksanaan tugas dan
wewenang Kejaksaan dalam penanganan perkara, baik tindak pidana
umum maupun tindak pidana khusus, penanganan perkara yang
dilakukan oleh masing-masing Kejaksaan Tinggi maupun Kejari melebihi
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
37
pagu yang disediakan oleh APBN. Bahkan ada Kantor Kejari pada
pertengahan tahun anggaran dana operasional penanganan perkara
sudah habis, sementara Kejaksaan tidak mungkin menolak perkara yang
dilimpahkan oleh kepolisian kepada Kejaksaan.
Anggaran penanganan perkara yang diberikan kepada kantor Kejari
jumlahnya sama, padahal setiap Kejari memiliki karaktersitik dan
kebutuhan anggaran yang berbeda-beda. Anggaran penanganan perkara
seharusnya disesuaikan dengan kondisi geografis dan karakterstik
dimana Kejari tersebut berada. Selain itu, struktur anggaran penanganan
perkara disusun secara rigid sehingga mengurangi fleksibilitas dalam
penanganan perkara. Ada perbedaan karakteristik antara satu perkara
dengan perkara yang lain. Ada perkara yang tidak memerlukan saksi atau
ahli yang banyak, tetapi ada perkara lain yang membutuhkan lebih
banyak saksi atau ahli. Struktur anggaran tidak dapat menjawab
kebutuhan lapangan, sehingga tidak jarang Jaksa atau Kepala Kejari
berkorban menggunakan uang pribadi agar penanganan perkara tetap
berjalan. Konsekwensi dari struktur anggaran yang rigid berimplikasi pula
pada mekanisme pertanggungjawaban.
Tugas dan wewenang yang diberikan kepada Kejaksaan tidak hanya
penanganan perkara, tetapi juga tugas-tugas lain yang dimandatkan oleh
Undang-Undang ataupun adanya kebijakan baru pemerintahan yang
membutuhkan peran Kejaksaan, seperti pelaksanaan tugas Bakorpakem,
TP4D, Saber Pungli atau kebijakan pendampingan terhadap
perencanaan/pengelolaan Dana Desa atau Jaksa masuk sekolah.
Pelaksanaan tugas-tugas diluar penanganan perkara tersebut tidak
didukung dengan anggaran, sehingga realisasinya menjadi tidak
maksimal. Politik anggaran oleh Pemerintah dan DPR belum sepenuhnya
berpihak kepada Kejaksaan agar lembaga penegak hukum ini dapat
menjalankan fungsi dan tugasnya secara profesional dan
bertanggungjawab.
Panyusunan anggaran harus mengakomodasi kebutuhan riil dalam
pelaksanaan tugas dan wewenang yang diberikan kepada Kejaksaan.
Proses penyusunan harus dilakukan secara partisipatif dengan
melibatkan Satuan Kerja, dengan waktu penyusunan yang memadai.
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
38
b. Sumber Daya Manusia
Persoalan utama dari sumber daya manusia adalah kekurangan
personil, khususnya pegawai tata usaha dan pengawal tahanan. Adanya
kebijakan moratorium rekrutmen pegawai, dan berdirinya kantor
kejaksaan negeri baru dari hasil pemekaran wilayah serta bertambahnya
jumlah pegawai yang memasuki masa pensiun semakin menambah
kekuarangan personil.
Database kepegawaian adalah instrumen untuk pengembangan
dan pengelolaan sumber daya manusia. Melalui database inilah pimpinan
di Kejaksaan dapat melihat rekam jejak seseorang dan kinerjanya selama
menjalankan tugas. Sayangnya database yang ada belum dikelola
dengan baik, dan belum dimanfaatkan untuk pengembangan sumber
daya manusia. Komisi Kejaksaan berpendapat bahwa Kejaksaan Agung
perlu memperbarui dan mengoptimalkan penggunaan sistem database
kepegawaian, dan memanfaatkannya sebagai instrumen inti dalam
pengelolaan dan pengembangan SDM. Pengisian jabatan baru sesuai
Peraturan Jaksa Agung Nomor : 6 tahun 2017 tanggal 8 Maret 2017 erlu
segera di realisasikan dalam rangka meningkatkan pelayanan terhadap
masyarakat pencari keadilan.
c. Sistem Mutasi Promosi dan Jenjang Karir
Salah satu isu penting dalam konteks reformasi birokrasi di
Kejaksaan adalah proses mutasi dan promosi. Mutasi promosi menjadi
permasalahan yang masih dikeluhkan ketika Komisi Kejaksaan
melakukan kunjungan ke daerah. Komisi Kejaksaan berpendapat,
Kejaksaan Agung perlu melakukan upaya pembenahan secara
komprehensif terhadap proses dan mekanisme mutasi dan promosi.
Penempatan seseorang dalam jabatan tertentu harus menggunakan
parameter yang jelas, mempertimbangkan aspek-aspek integritas,
kompetensi, rekam jejak kinerjanya, dan dilakukan secara transparan,
dan akuntabel serta di putuskan sesuai prosedur yang adil dan tidak
memihak.
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
39
d. Kesejahteraan Pegawai
Kesejahteraan menjadi salah satu persoalan yang yang dihadapi
oleh Kejaksaan. Dibandingkan dengan lembaga penegak hukum lain
seperti Mahkamah Agung, Kepolisian, dan KPK, tingkat kesejahteraan
pegawai di kejaksaan cukup rendah. Tingkat kesejahteraan yang tidak
memadai dapat berpengaruh terhadap kualitas dalam penanganan
perkara, dan pada sisi lain juga berpotensi menimbulkan penyalahgunaan
wewenang oleh Aparat Penegak Hukum.
Sebagai aparat penegak hukum, Jaksa menghadapi berbagai
permasalahan yang kompleks dengan tingkat resiko yang cukup tinggi.
Tidak jarang, Jaksa menerima ancaman, dan mendapatkan perlakukan
yang intimidatif dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan perkara.
Selain Jaksa, pegawai yang bertugas dengan resiko tinggi adalah
pengawal tahanan.Sayangnya, kerja-kerja dengan penuh resiko tersebut
belum mendapatkan jaminan kesejahteraan yang memadai yang
sebanding dengan tingkat resiko yang dihadapi.
Komisi Kejaksaan berpendapat, Kejaksaan Agung perlu
membangun komunikasi dan melakukan pendekatan kepada
Kementerian terkait (Kemenpan RB, Bappenas, Kementerian Keuangan)
untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai. Selain itu, Kejaksaan Agung
perlu menyusun dan mengembangkan skema penggajian, yang
mengakomodasi tunjangan resiko profesi, baik bagi Jaksa maupun
Pegawai TU.
e. Sarana dan Prasarana
Kondisi sarana dan prasarana di masing-masing kantor Kejati
maupun Kejari beragam. Ada yang sudah memadai, ada yang jauh dari
kondisi ideal. Agar pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dapat berjalan
dengan baik, Kejaksaan perlu memenuhi sarana-prasarana secara layak.
Standar sarana prasarana lazim dimiliki oleh lembaga pemerintah. Tidak
adanya standar sarana dan prasarana di lingkungan kejaksaan sehingga
menyulitkan dalam proses evaluasi kelengkapan sarana dan prasarana.
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
40
Komisi Kejaksaan berpendapat, bahwa Kajaksaan Agung perlu
menyusun standar sarana dan prasarana di Kejaksaan dan memenuhi
kecukupan anggaran terkait dengan pemenuhan standar minimal sarana
dan prasarana pada satuan kerja di Kejaksaan.
D. Penyusunan dan Penyampaian Rekomendasi
Komisi Kejaksaan sepanjang tahun 2019 telah memberikan
rekomendasi kepada Jaksa Agung terkait laporan pengaduan masyarakat
dan Rekomendasi kepada Presiden dan Jaksa Agung terkait dengan arah
kebijakan terhadap penyempurnaan organisasi dan tata kerja serta
peningkatan kinerja Kejaksaan sebagai berikut:
a. Rekomendasi Atas Laporan Pengaduan Masyarakat
Sepanjangan tahun 2019 KKRI telah memberikan rekomendasi kepada
Kejaksaan RI sejumlah 524 rekomendasi.
Tabel 13
Rekomendasi Komisi Kejaksaan Kepada Jaksa Agung Terkait Laporan Pengaduan
Tahun 2016 sampai dengan Tahun 2019
Dari data tersebut diatas menunjukkan adanya tren peningkatan jumlah
rekomendasi terkait laporan pengaduan yang diberikan oleh Komisi
Kejaksaan kepada Jaksa Agung.
371
424
466
524
0
100
200
300
400
500
600
2016 2017 2018 2019
Rekomendasi Terkait Laporan Pengaduan
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
41
b. Rekomendasi atas arah kebijakan penyempurnaan organisasi dan tata kerja
serta peningkatan kinerja Kejaksaan
Selain Rekomendasi kepada Jaksa Agung sebagai tindak lanjut atas
laporan pengaduan masyarakat, KKRI juga memberikan rekomendasi
kepada Presiden maupun Jaksa Agung yang terkait dengan isu atau topik
tertentu ataupun kebijakan penyempurnaan organisasi dan tata kerja serta
peningkatan kinerja Kejaksaan sebagai berikut:
1. Rekomendasi ke Presiden agar Jaksa dikecualikan dari ASN
Ketua KKRI dengan Surat Nomor B – 29A/KK/07/2019 tanggal 22
Juli 2019 perihal Rekomendasi Pengeculian Jaksa dari Undang-undang
Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), yang pada
pokoknya merekomendasikan agar Jaksa dikecualikan dari UU Nomor 5
Tahun 2014 Tentang Apatur SIpil Negara dan Peraturan Pemerintah
Tentang Manajemen Aparatur Sipil Negara sebagai peraturan
pelaksananya, sehingga dapat mengakomodir kekhususan pengisian
jabatan fungsional/struktural Jaksa sehingga tidak menggangu
pelaksanaan tugas penegakan hukum yang dilakukan oleh Jaksa.
2. Rekomendasi kepada Presiden atas penyelesaian bolak-balik perkara
antara Penyidik dan Penuntut Umum
Ketua KKRI dengan Surat Nomor: B-38/KK/09/2019 tanggal
tanggal 30 September 2019 perihal Rekomendasi Penyelesaian Perkara,
yang didasarkan atas kondisi banyaknya perkara yang bolak balik antara
penyidik dan penuntut umum yang tidak ada batasannya dan apabila
dibiarkan terus menerus akan menimbulkan ketidak pastian hukum dan
dapat menimbulkan ketidak percayaaan masyarakat kepada institusi
kejaksaan dan Kepolisian, sehingga KKRI merekomendasikan sebagai
berikut:
a. Perlu adanya pihak ketiga sebagai penengah antara Penyidik dan
Penuntut Umum untuk menghindari bolak-balik berkas perkara dan
berlarut-larutnya perkara pidana pada saat prapenuntutan,
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
42
b. Presiden RI berkenan mengistruksikan Jaksa Agung dan Kapolri untuk
menyelesaikan permasalahan bolak–baliknya berkas perkara (P-18/P-
19) dengan sebaik-baiknya.
Rekomendasi tersebut telah ditindaklanjuti oleh Presiden melalui
Sekretaris Kabinet dengan Surat: B-0466/Seskab/Polhukam/12/2019
tanggal 20 Desember 2019 meminta kepada Menko Polhukam untuk
mengkoordinasikan terlebih dahulu dan ditindak lanjuti lebih lanjut
ditingkat kementerian koordinator, mengingat permasalahan yang
disampaikan berkaitan dengan koordinasi institusi Kepolisian dan
Kejaksaan. Surat tersebut ditindak lanjuti oleh Kemenko Polhukam
dengan rapat koordinasi yang dipimpin Deputi Koordinasi Bidang
Penegakan Hukum dan HAM, dihadiri oleh perwakilan dari Kejaksaan RI,
Kepolisian RI, Ketua dan Komisioner Komisi Kejaksaan serta perwakilan
Komisi Kepolisian Nasional, dengan kesimpulan rapat bahwa akan
dibentuk tim bersama sebagai penengah untuk menyelesaikan bolak
baliknya berkas perkara yang diketuai oleh Deputi Koordinasi Bidang
Penegakan Hukum dan HAM, dengan anggota tim dari Kejaksaan,
Kepolisian, Komisi Kejaksaan dan Komisi Kepolisian. Tim ini secara
berkala akan melakukan inventarisasi dan penyelesaian terhadap berkas
perkara yang bolak balik di seluruh Indonesia. Kesimpulan rapat
koordinasi ini akan digunakan sebagai bahan untuk pembahasan dalam
Rapat Tingkat Menteri.
3. Rekomendasi kepada Jaksa Agung untuk meningkatkan public trust dan
internal trust.
Ketua KKRI dengan Surat Nomor: B – 138/KK/12/2019 tanggal 18
Desember 2019 telah merekomendasikan kepada Jaksa Agung untuk
meningkatkan public trust dan internal trust, yang pada pokoknya sebagai
berikut:
a. Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat (publick trust)
hendaknya dilakukan dengan melaksanakan program kerja dan
kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi Kejaksaan secara
profesional, proporsional, berintegritas, transparan dan akuntabel.
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
43
b. Jaksa Agung RI agar melakukan upaya perbaikan dan
penyempurnaan Pola Pembinaan SDM yang lebih adil dan fair bagi
semua pihak dalam rangka meningkatkan kepercayaan kepada
institusi (internal trust).
c. Agar Jaksa Agung RI melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang
tidak berkaitan langsung dengan tugas dan fungsi Kejaksaan, serta
tidak didukung anggaran Kejaksaan, karena dapat membebani satuan
kerja Kejaksaan dipusat maupun didaerah dan berpotensi
menimbulkan penyimpangan oleh oknum Jaksa dan/atau pegawai
Kejaksaan dalam pelaksanaannya.
d. Agar semua Pejabat Kejaksaan RI ditingkat Pusat dan Daerah dalam
melaksanakan kegiatan terkait perayaan (seremonial) serta
penyambutan tamu dilaksanakan dengan sederhana.
Rekomendasi KKRI pada huruf c dan d tersebut, telah ditindaklanjuti oleh
Jaksa Agung yang dituangkan dalam Instruksi Jaksa Agung RI Nomor 2
Tahun 2020 tanggal 29 Januari 2020 Tentang Penerapan Pola Hidup
Sederhana.
Kedepan rekomendasi terkait dengan arah kebijakan terhadap penyempurnaan
organisasi dan tata kerja serta peningkatan kinerja Kejaksaan harus
ditingkatkan, mengingat masih banyak permasalahan yang ada di Kejaksaan,
sekaligus memastikan rekomendasi tersebut dilaksanakan.
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
44
BAB III
PENGUATAN KELEMBAGAAN
A. Pengembangan Organisasi dan Tata Laksana
1. Rencana Strategis Komisi Kejaksaan RI
Rencana Strategis (Renstra) Komisi Kejaksaan adalah instrumen yang
sangat penting bagi organisasi sebagai arah dan panduan kemana lembaga
akan berjalan. Renstra KKRI sangat berguna untuk mengembangkan
organisasi yang tepat, dan menyusun program kerja yang akan menunjang
pencapaian visi dan misi KKRI. KKRI sedang menyusun rencana strategis
untuk periode 2019-2023 dikaitkan dengan RPJMN 2020-2024.
2. Capacity Building Sekretariat KKRI
Profesionalisme dalam bekerja dan soliditas antara pegawai menjadi faktor
penting dalam mendukung kinerja Komisi Kejaksaan mewujudkan visi dan
misinya. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas SDM di Komisi
Kejaksaan, dan untuk soliditas staf kepegawaian, Komisi Kejaksaan Republik
Indonesia mengadakan kegiatan capacity building bagi staf sekretariat.
Ke depan, kegiatan Capacity Building perlu dirancang sesuai dengan analisis
kebutuhan kelembagaan yang dapat mendukung pelaksanaan kerja KKRI
(misalnya: investigasi, penyusunan laporan, peningkatan pengelolaan
website, manajemen kearsipan). KKRI perlu menyelenggarakan program In
House Training yang mengakomodir penguatan kompetensi SDM KKRI.
3. Sosialisasi Organisasi dan Tata Kerja (OTK) KKRI
Penguatan kelembagaan juga dilakukan dengan memberikan pemahaman
terhadap masyarakat, khususnya para pegawai dilingkungan Kejaksaan
maupun masyarakat terhadap kedudukan dan kewenangan Komisi
Kejaksaan. Keberadaan KKRI tidak lain adalah untuk membantu dan
mendampingi Kejaksaan dalam meningkatkan kinerjanya. Oleh karena itu
diperlukan upaya sosialiasi kepada seluruh jajaran yang ada di Kejaksaan RI.
Selama Tahun 2019, KKRI telah menggelar kegiatan sosialiasi OTK Komisi
Kejaksaan sebagai berikut.
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
45
a. Pada tanggal 23 sampai dengan 25 Januari 2019 Komisioner Komisi
Kejaksaan RI Dr. Barita Simanjuntak, SH.,MH.,CFrA melakukan
sosialisasi OTK komisi Kejaksan RI pada Kejaksaan Negeri Padang
sidimpuan, Kejaksaan Negeri Tapanuli Selatan dan Kejaksaan Negeri
Padang Lawas Utara.
b. Pada tanggal 19 sampai 21 Februari 2019 Komisioner Komisi Kejaksaan
RI Tudjo Pramono, SH.MH melakukan sosialiasi OTK Komisi Kejaksaan
RI pada Kejaksaan Negeri Tulung Agung.
c. Pada tanggal 15 Mei 2019 sampai dengan 18 Mei 2019 Komisioner
Komisi Kejaksaan RI Dr. Barita Simanjuntak, SH.,MH.,CFrA melakukan
sosialisasi OTK komisi Kejaksan RI pada Kejaksaan Negeri Manokwari.
d. Pada tanggal 27 Mei 2019 sampai dengan 29 Mei 2019 Komisoner KKRI
Dr. Barita Simanjuntak, SH.MH.CFrA, melakukan sosialisasi pada
Seminar dengan Topik “Peran Strategis Kepemudaan dalam
Meningkatkan Kinerja Komisi Kejaksaan" antara Komisi Kejaksaan RI dan
Organisasi Kepemudaan Wilayah Medan.
e. Pada tanggal 29 Agustus 2019 sampai dengan 31 Agustus 2019
Komisioner Komisi Kejaksaan RI melakukan sosialisasi tentang
Organisasi Tata Kerja (OTK) Komisi Kejaksaan RI kepada pegawai
Kejaksaan Negeri Sabang yang dilaksanakan di Aula Kejaksaan Negeri
Sabang.
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
46
f. Pada tanggal 17 Oktober 2019 Komisioner Komisi Kejaksaan RI, Dr. Yuni
Artha Manalu, SH., MH., memberikan sosialisasi pada peserta Focus Grop Discussion Universitas Palangkaraya di Hotel Swiss Belhotel Palangkaraya.
4. Workshop/Focus Group Discussion
Untuk merespon isu-isu aktual terkait Kejaksaan maupun Komisi Kejaksaan,
KKRI menyelenggarakan beberapa kali kegiatan workshop atau Focus Group
Discussion dengan tema-tema tertentu sesuai dengan kebutuhan.
1. Pada tanggal 27 November 2019, Komisi Kejaksaan RI melakukan
Kegiatan FGD dengan tema "Pola Pertimbangan Karier dan Kepangkatan
Pegawai Kejaksaan RI yang ditugaskan pada Instansi di Luar Kejaksaan”
yang dilaksanakan di Hotel Veranda Jakarta Selatan.
2. Pada tanggal 2 Desember 2019 Komisi Kejaksaan RI melaksanakan
kegiatan Focus Group discussion (FGD) tentang Penyusunan Renstra
Komisi Kejaksaan RI masa jabatan 2019-2023 yang dilaksanakan di Hotel
Veranda Jakarta Selatan.
5. Partisipasi sebagai Narasumber atau Peserta
a. Pada tanggal 16 Januari 2019, Rizky Mariani, SH dan Selvi Dian Herlina, SH.MH menghadiri undangan Seminar Publik Peluncuran Studi ICJR dengan tema "Menyelisik Keadilan yang Rentan : Hukum Mati dan Penerapan Fair Trial di Indonesia" di Hotel Sari Pasific Jakarta.
b. Pada tanggal 5 Maret 2019, Ketua Komisi Kejaksaan Republik Indonesia Soemarno, SH.,MH, CfrA menghadiri undangan penyerahan hasil survei kepatuhan Hukum Ombudsman Republik Indonesia tahun 2018 dan didampingi pegawai Sekretariat Komisi Kejaksaan Deded Jaelani, SH.
c. Pada tanggal 8 Maret 2019 sampai dengan 10 Maret 2019, Komisioner Komisi Kejaksaan Republik Indonesia Dr. Barita Simanjuntak, S.H., M.H., CFrA menjadi narasumber pada acara dialog publik dengan tema “Pemilihan Umum Sebagai Perwujudan Demokrasi dan Kedaulatan Rakyat Dalam Rangka Menegakkan Negara Hukum Indonesia” yang dilaksanakan pada tanggal 9 Maret 2019 di Aula PKM GMKI CAB. Medan.
d. Pada tanggal 15 Maret 2017 sampai dengan 17 Maret 2019, Komisioner
Komisi Kejaksaan Republik Indonesia Dr. Barita Simanjuntak, S.H.,
M.H.,CfrA menjadi narasumber pada acara Kuliah Umum dengan tema
“Partisipasi Strategis Perguruan Tinggi Dalam Menegakkan Demokrasi di
Negara Hukum Indonesia” di Universitas Graha Nusantara
Padangsidempuan, Sumatera Utara.
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
47
e. Pada tanggal 9 Mei 2019, Komisioner KKRI Dr. Barita Simanjuntak, SH.MH.CfrA menjadi narasumber pada acara Bedah Buku “Deffered prosecution Agreement Dalam Kejahatan Bisnis” di Audiorium Podomoro University APL Tower 5, Podomoro City.
f. Pada tanggal 27 Mei 2019 sampai dengan 29 Mei 2019 Komisoner KKRI Dr. Barita Simanjuntak, SH.MH.CfrA menjadi narasumber pada kegiatan Seminer/FGD dengan Topik “Peran Strategis Kepemudaan dalam Meningkatkan Kinerja Komisi Kejaksaan" antara Komisi Kejaksaan RI dan Organisasi Kepemudaan Wilayah Medan.
g. Pada tanggal 2 Juli 2019, Komisioner Komisi Kejaksaan RI Dr. Barita Simanjuntak, SH.MH.CfrA menjadi narasumber pada kegiatan penerangan Hukum dengan tema “Membangun Generasi Milenial Sebagai Generasi Sadar Hukum”, yang dihadiri oleh Jaksa Agung Muda Intelijen Dr. Jan Samuel Marinka, SH.MH di Hotel JS Luwansa.
h. Pada tanggal 3 Juli 2019, Komisioner Komisi Kejaksaan RI Soemarno,
SH.MH menjadi narasumber pada Rakernis Bidang Pengawasan tahun 2019, yang dilaksanakan di Ruang Sasana Pradana Kejaksaan Agung.
i. Pada tanggal 4 September 2019 sampai dengan 6 September 2019, Komisioner Komisi Kejaksaan RI Dr. Barita Simanjuntak, SH.MH.CfrA menjadi narasumber pada kegiatan pengenalan kehidupan kampus bagi mahasiswa baru (PKKMB) Fakultas Hukum Universitas Pasundan Tahun 2019 di Yonkav 4/Kijang Cakti, Bandung Jawa Barat.
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
48
j. Pada tanggal 9 September 2019, Ketua Komisi Kejaksaan RI Soemarno,
SH.MH.CFrA Komisioner Komisi Kejaksaan RI Dr. Barita Simanjuntak, SH.MH.CfrA dan Dr. Yuni Artha Manalu, SH.MH menghadiri acara peluncuran program monitoring penanganan tindak pidana perdagangan orang berbasis E-Learning pagi Jaksa di Aula Sasana Adhyaksa Karya Badiklat Kejaksaan RI.
k. Pada tanggal 11 September 2019 Ketua Komisi Kejaksaan RI Soemarno, SH.MH.CfrA menghadiri acara Pembukaan Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Bidang Pembinaan Tahun 2019 di Sasana Pradana Kejaksaan Agung RI.
l. Pada tanggal 12 September 2019 Komisioner Komisi Kejaksaan RI Dr. Barita Simanjuntak, SH.MH.CfrA menjadi narasumber pada acara Focus Group Discussion dengan tema “Penegakan Hukum Bukan Industri” di ruang rapat besar Media Indonesia, Jakarta Selatan.
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
49
m. Pada tanggal 13 September 2019 Komisioner Komisi Kejaksaan RI Dr. Barita Simanjuntak, SH.MH.CfrA menjadi narasumber pada diskusi hukum tentang “Kembalikan Kejaksaan Kepada Institusi Adhyaksa”, di Aula Ambhara Hotel, Jakarta Selatan.
n. Pada tanggal 24 September 2019 Ketua Komisi Kejaksaan RI Soemarno, SH.MH.CfrA menghadiri pembukaan Rapat Koordinasi Pengawasan Kompolnas bersama Polri tahun 2019 di Discovery Hotel & Convention Ancol.
o. Pada tanggal 17 September 2019 Ketua Komisi Kejaksaan RI Soemarno, SH.MH.CfrA menghadiri rapat koordinasi nasional satuan tugas pemberantasan penangkapan ikan secara ilegal (SATGAS115) tahun 2019 di Kementerian Kelautan dan Perikanan.
g. Pada tanggal 23 Oktober 2019 sampai dengan 25 Oktober 2019, Ketua Komisi Kejaksaan RI Dr. Barita Simanjuntak, SH.MH.CfrA menjadi narasumber pada kegiatan kuliah umum dengan tema “Peran Komisi Kejaksaan RI dalam Mendorong Optimalnya Kinerja Penegakan Hukum” yang dilaksakan di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Manado.
B. Hubungan Kelembagaan dan Masyarakat
1. Penguatan Sinergi dengan Instansi Pemerintah
Komisi Kejaksaan membutuhkan lembaga-lembaga negara terkait
untuk memperkuat peran dan fungsi KKRI dalam mendorong peningkatan
kinerja Kejaksaan. Koordinasi dan kerjasama dilakukan baik melalui
pertemuan, maupun korespondensi melalui surat menyurat.
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
50
a. Pada tanggal 6 November 2019 Komisi Kejaksaan Republik Indonesia
(KKRI), melakukan pertemuan silaturahmi dengan Jaksa Agung Republik
Indonesia, ST. Burhanudin. Pihak KKRI diterima oleh Jaksa Agung ST.
Burhanudin, yang didampingi Jaksa Agung Muda bidang Pengawasan (JAM
WAS) M. Yusni, dan Pelaksana Tugas Jaksa Agung Muda Pembinaan
(JAMBIN), Bambang Rukmono. Adapun dari pihak KKRI yang hadir adalah 9
Komisioner periode 2019-2023 yang telah dilantik Presiden Republik
Indonesia pada 1 November 2019 lalu masing-masing Dr. Barita L.H.
Simanjuntak, S.H., M.H. (Ketua), Babul Khoir H., S.H., M.H., (Wakil Ketua),
dan 7 orang anggota lainnya masing-masing, Witono, S.H., Hum., Sri Harijati
P., S.H. M.H., Apong Herlina, Ressi Anna Napitupulu, S.H., M.H, Dr. R.
Muhamad Ibnu Mazjah, S.H., M.H., Bambang Widarto, S.H., M.H. dan
Bhatara Ibnu Reza.
b. Pada tanggal 11 November 2019 Komisioner Komisi Kejaksaan RI
mengunjungi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
Mahfud MD di Kantor Kemenko Polhukam.
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
51
c. Pada tanggal 12 Desember 2019 Komisi Kejaksaan RI melakukan Rapat
Koordinasi dengan Jajaran Pengawasan Kejaksaan Agung dan Para
Asisten Pengawasan Kejaksaan Tinggi se Indonesia dengan tema
“Optimalisasi Kinerja Pengawasan Dalam Rangka Meningkatkan Publict
Trust Terhadap Kejaksaan RI” yang diselenggarakan pada hari Kamis, 12
November 2019 bertempat di Hotel Veranda, Jakarta Selatan.
2. Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi merupakan lembaga yang sangat strategis bagi
KKRI, karena dapat mendukung kerja-kerja pengawasan. Fakultas Hukum di
perguruan tinggi tersebar di berbagai daerah, dan sumber daya manusia
yang dimiliki oleh Fakultas Hukum juga sangat banyak. Oleh karena itu
menjadi sangat penting bagi KKRI untuk bekerjasama dengan perguruan
tinggi, khususnya Fakultas Hukum untuk ikut serta mengawasi kinerja
Kejaksaan.
KKRI telah melakukan kunjungan kerja ke beberapa perguruan
tinggi dalam rangka penjajakan kerjasama, penandatanganan MoU, maupun
dalam rangka sosilaisasi Komisi Kejaksaan RI. Seluruh fakultas hukum
memberikan apresiasi terhadap kunjungan KKRI dan menyambut baik
kerjasama yang dilakukan. Mereka berpandangan bahwa Komisi Kejaksaan
adalah lembaga yang penting untuk mengawasi kinerja Kejaksaan sehingga
diperlukan kerjasama dengan berbagai kalangan termasuk perguruan tinggi.
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
52
Tabel 14 Kegiatan Kerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2019
No. Waktu Kegiatan
1. 15 Maret 2019 Perjanjian Kerja Sama antara Ketua Komisi Kejaksaan RI dengan Rektor Universitas Graha Nusantara Padangsidimpuan Sumatera Utara
2. 12 April 2019 s.d 14 April 2019
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Ketua Komisi Kejaksaan RI dengan Rektor Universitas Surakarta dan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Ketua Komisi Kejaksaan RI dengan Fakultas Hukum Universitas Surakarta.
3. 26 Juni 2019 Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Ketua Komisi Kejaksaan RI dengan Rektor Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma dan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Ketua Komisi Kejaksaan RI dengan Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma.
4. 23 Juli 2019 s.d 25 Juli 2019
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Ketua Komisi Kejaksaan RI dengan Rektor Universitas Borneo Tarakan dan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Ketua Komisi Kejaksaan RI dengan Fakultas Hukum Universitas Borneo Tarakan
5. 20 Agustus 2019 s.d 22 Agustus 2019
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Ketua Komisi Kejaksaan RI dengan Rektor Universitas HKBP Nommensen Medan dan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Ketua Komisi Kejaksaan RI dengan Fakultas Hukum Universitas HKBP Nommensen Medan.
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
53
No. Waktu Kegiatan
6. 16 Oktober 2019 s.d 18 Oktober 2019
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Ketua Komisi Kejaksaan RI dengan Rektor Universitas Palangkaraya dan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Ketua Komisi Kejaksaan RI dengan Fakultas Hukum Universitas Palangkaraya.
7. 26-28 Desember 2019 Penjajakan kerjasama antara Komisi Kejaksaan RI dengan Universitas Gadjah Mada
Hubungan Antara KKRI dengan beberapa perguruan tinggi sudah cukup
baik, khususnya perguruan tinggi yang telah melakukan MoU dengan Komisi
Kejaksaan. Namun demikian, ada beberapa permasalahan terkait dengan
kerjasama yaitu belum jelasnya tindak lanjut paska MoU dilaksanakan. KKRI
dan perguruan tinggi perlu menyusun kerangka kerja dan aksi bersama
dalam melaksanakan MoU. Selain itu, kegiatan tersebut juga perlu didukung
dengan anggaran yang memadai, sehingga kerja-kerja pemantauan yang
dilakukan oleh Perguruan Tinggi bisa optimal.
C. Pelayanan Data dan Informasi Publik
1. Pelayanan Data dan Informasi
KKRI memiliki Database Perilaku Jaksa dan Pegawai Kejaksaan yang
dikelola oleh Bagian Pelayanan teknis, di-update secara terus-menerus
berdasarkan pengaduan yang diterima oleh KKRI.
Website merupakan instrumen yang paling penting bagi sebuah lembaga
atau organisasi untuk menyebarluaskan informasi tentang kinerja lembaga
sebagai wujud akuntabilitas. Selain itu, website juga bermanfaat untuk
membangun komunikasi antara masyarakat dengan KKRI serta memperkuat
dukungan masyarakat kepada lembaga. KKRI pada tahun anggaran 2019,
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
54
melakukan perawatan website, dan memperbaharui isi dari website untuk
lebih memberikan informasi kepada masyarakat, dan memberikan
kemudahan akses untuk menyampaikan pengaduan.
KKRI setiap hari menerima pengaduan masyarakat. Setiap pengaduan yang
masuk, dikelola melalui sistem database laporan pengaduan masyarakat.
Sistem yang dibuat oleh KKRI tersebut berguna untuk mengadministrasikan
laporan yang masuk secara mudah, memantau perkembangan penanganan
pengaduan, dan menjadi data pendukung untuk melakukan analisa terhadap
kinerja institusi Kejaksaan.
Dengan adanya sistem data base Komisioner akan mudah mendapatkan
informasi terkait dengan jumlah laporan pengaduan, penanggungjawab
laporan pengaduan, dan hasil akhir tindak lanjut laporan pengaduan.
Masyarakat juga dapat mengetahui perkembangannya dengan menghubungi
staf Sekretariat KKRI.
2. Publikasi KKRI Melalu Media
Publikasi media merupakan alat yang sangat penting untuk
mensosialisasikan kinerja KKRI sekaligus sebagai sarana menggalang
dukungan untuk perbaikan kinerja Kejaksaan. Pada tahun 2019 KKRI tidak
didukung dengan anggaran untuk melakukan publikasi atas kinerja KKRI
melalui media, namun KKRI secara rutin menerima wawancara dari
wartawan, baik cetak, elektronik, maupun online terkait dengan kinerja KKRI
maupun Kejaksaan.
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
55
BAB IV
PAGU DAN REALISASI ANGGARAN
A. Pagu Anggaran
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Komisi Kejaksaan RI Tahun
Anggaran 2019 memperoleh Pagu Anggaran sebesar Rp. 13.093.348.000,- (tiga
belas milyar sembilan puluh tiga juta tida ratus empat puluh delapan ribu rupiah).
Anggaran diterima untuk mendukung kegiatan-kegiatan dalam rangka
pelaksanaan tugas dan fungsi teknis Komisi Kejaksaan RI serta dukungan
administrasi kesekretariatan Komisi Kejaksaan RI.
Tabel 15 Pagu Anggaran dan Realisasi Periode Tahun 2015 s.d 2019
B. Realisasi Anggaran
Berdasarkan Pagu Anggaran yang disediakan sebesar Rp. 13.093.348.000,-
(tiga belas milyar sembilan puluh tiga juta tida ratus empat puluh delapan ribu
rupiah) Komisi Kejaksaan RI pada tahun 2019 mampu merealisasikan anggaran
sebesar Rp. 12.403.411.514,- (dua belas milyar empat ratus tiga juta empat
ratus sebelas ribu lima ratus empat belas rupiah) atau 94 %. Anggaran tersebut
digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang telah disusun dan
direncanakan sebelumnya.
9,542,600,000
11,193,201,000
9,940,100,000 9,530,512,000
13,093,348,000
8,213,001,710
9,948,687,976 9,597,189,9978,734,080,972
12,403,411,514
0
2,000,000,000
4,000,000,000
6,000,000,000
8,000,000,000
10,000,000,000
12,000,000,000
14,000,000,000
2015 2016 2017 2018 2019
Pagu Realisasi
86% 89% 97% 92% 94%
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
56
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan 1. KKRI telah memberikan akses yang luas dan mudah kepada masyarakat
untuk menyampaikan laporan pengaduan. Tindak lanjut laporan
pengaduan oleh KKRI telah berjalan dengan baik, terlebih dengan adanya
dukungan sistem aplikasi penanganan Laporan Pengaduan yang baru.
Menejemen Lapdu ke depan akan lebih efektif, dan terkontrol dengan
baik. Meskipun demikian masih ada beberapa permasalahan yang perlu
mendapatkan perhatian ke depan terkait laporan pengaduan yaitu masih
adanya ketidakjelasan identitas pelapor, kurang jelasnya subtansi laporan
pengaduan, masih adanya kepentingan lain terkait laporan pengaduan.
Selain itu diperlukan terbangunnya koordinasi dan sinkronisasi dalam
menangani dan menindaklanjuti laporan masyarakat secara efektif, cepat
dan akurat. Untuk itu sangat penting direalisasikan system penanganan
laporan pengaduan melalui integrasi data IT.
2. KKRI mengapresiasi beberapa kebijakan Kejaksaan RI yang cukup
memberi harapan penataan organisasi dan profesionalisme Kejaksaan RI
yang semakin baik seperti dalam hal rekruitmen ASN, mutasi promosi,
lelang jabatan, penugasan ke lembaga lain. Selain itu beberapa unit kerja
Kejaksaan RI berhasil memperoleh predikat WBK/WBBM dengan
demikian menunjukan reformasi birokrasi telah berjalan. Dibidang teknis
dikembalikannya fungsi bidang-bidang teknis sejak berakhirnya TP4
menunjukkan keinginan mewujudkan efisiensi dan efektifitas birokrasi.
Namun tetap masih diperlukan evaluasi terhadap seluruh pencapaian itu
agar tercapai efektifitas dan publik trust terhadap Kejaksaan RI.
3. Secara internal agar tugas dan kewenangan KKRI dapat dilaksanakan
dengan baik, maka diperlukan penguatan institusi, SDM dan Anggaran.
Namun yang paling mendesak adalah :
a. Pelaksanaan ketentuan Peraturan Presiden Nomor 18 tahun 2011
pasal 41 ayat (1) yaitu “Kepada anggota Komisi Kejaksaan diberikan
hak keuangan dan fasilitas lainnya yang diatur dengan Peraturan
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
57
Presiden” yang hingga saat ini Peraturan Presiden dimaksud belum
diterbitkan;
b. KKRI dengan tugas pokok pengawasan, pemantauan, penilaian
kinerja Jaksa/pegawai Kejaksaan RI sangat memerlukan dukungan
fungsi Jaksa.
4. Rekomendasi dan saran yang diberikan oleh KKRI kepada Kejaksaan
mengalami tren peningkatan dari tahun ke tahun, baik terkait dengan
laporan pengaduan, arah kebijakan maupun evaluasi kelembagaan, dan
ke depan perlu diimbangi dengan monitoring evaluasi terhadap tindak
lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
B. Saran 1. Internal
a. KKRI perlu meningkatkan sinergitas, koordinasi dan sinkronisasi
dengan Kejaksaan dalam penyusunan program kerja dan kegiatan
serta memastikan tindak lanjut dan penyelesaian laporan pengaduan
masyarakat, baik yang dikirim ke Kejaksaan maupun ke Komisi
Kejaksaan.
b. KKRI dan Jaksa Agung Muda Pengawasan perlu mengembangkan
integrasi sistem penanganan laporan pengaduan berbasis informasi
teknologi (IT), sehingga mempermudah tindaklanjut dan
penyelesaiannya.
c. KKRI perlu memperluas akses informasi kepada publik terkait dengan
tata cara laporan pengaduan di KKRI, baik melalui website, media
cetak, elektronik, dan lain sebagainya.
d. Arah rekomendasi KKRI kedepan tidak hanya fokus terhadap
penanganan lapdu, melainkan juga rekomendasi terkait arah
kebijakan untuk penyempurnaan organisasi, tata kerja serta
meningkatkan kinerja kejaksaan.
“Menjadi Lembaga yang Kredibel Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan”
Laporan Kinerja Komisi Kejaksaan Tahun 2019
58
2. Eksternal
a. KKRI bersama Kejaksaan akan mendorong penguatan lembaga
Kejaksaan dengan memperjelas kedudukan Kejaksaan dalam
Konstitusi.
b. KKRI bersama dengan Jaksa Agung RI perlu menyusun draf usulan
perubahan Undang-Undang Kejaksaan dalam rangka memperkuat
dan memperjelas kedudukan Kejaksaan RI sebagai lembaga penegak
hukum.
c. KKRI akan mendorong kedudukan dan fungsi Kejaksaan selaku
pelaksana kekuasaan negara dalam penuntutan sebagai penuntut
umum tertinggi.
Jakarta, Januari 2020 Ketua Komisi Kejaksaan Republik Indonesia
Dr. Barita Simanjuntak, S.H., M.H. CFrA