27
MAKALAH KOMPUTER AUDITING “PENGENDALIAN INTERN, UMUM, DAN APLIKASI” DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2 IRIN TRIASTUTI – 101697 NUR AMALIYA – 101698 RIANTI S. – 10166 YU!ITA TANAN – 10169" ELIESER TANDILOLO – 091"#0 A. HAR$ANTO PRIANA R. – 091#9 KELAS : % SEKOLAH TINGGI MANA&EMEN IN'ORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK DIPANEGARA MAKASSAR

komputer audit

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pengendalian intern, umum, aplikasi

Citation preview

MAKALAHKOMPUTER AUDITINGPENGENDALIAN INTERN, UMUM, DAN APLIKASI

DISUSUN OLEH :KELOMPOK 2IRIN TRIASTUTI 101697NUR AMALIYA 101698RIANTI S. 101664YUVITA TANAN 101695ELIESER TANDILOLO 091530A. HARWANTO PRIANA R. 091394

KELAS : B

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK DIPANEGARA MAKASSAR2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan taufik dan hidaya-Nya kepada kami semua, baik kesehatan maupun kesempatan dalam memberikan dorongan dan motivasi sehingga terselesainya tugas ini. Selanjutnya kami selaku mahasiswa yang membuat makalah komputer auditing yang mengenai Pengendalian Intern, Pengendalian Umum, dan Pengendalian Aplikasi terhadap Auditkami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih sangat sederhana dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritikan-kritikan dan saran-saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.Akhirnya teriring doa dan harapan semoga segala bantuan yang telah diberikan baik materil maupun moril mendapat imbalan di sisi Tuhan Yang Maha Esa dan bermanfaat bagi kita semua. Amin..

Makassar, 13 November 2013Penyusun,

Kelompok 2

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULiKATA PENGANTARiiDAFTAR ISIiiiBAB IPENDAHULUAN.11.1 Latar Belakang11.2 Rumusan Masalah11.3 Manfaat2BAB IIPEMBAHASAN 32.1 Pengendalian Intern32.1.1Pengertian Pengendalian Intern32.1.2Fungsi Pengendalian Intern42.1.3 Struktur Pengendalian Intern62.1.4Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Intern92.1.5 Klasifikasi Pengendalian Intern102.2 Pengendalian Umum122.2.1 Pengertian Pengendalian Umum12 2.2.2 Pengendalian Organisasi dan Manajemen122.2.3Pengendalian Piranti Lunak dan Piranti Keras132.2.4 Pengendalian Akses142.2.5 Pengendalian Data dan Prosedur152.3 Pengendalian Aplikasi172.3.1 Pengertian Pengendalian Aplikasi172.3.2 Pengendalian atas Masukan172.3.3 Pengendalian atas Pengolahan182.3.4 Pengendalian atas Keluaran19BAB IIIPENUTUP213.1 Kesimpulan21DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangAdanya sistem akuntansi yang menjadikan Akuntan perusahaan dapat menyediakan informasi keuangan bagi setiap tingkatan manajemen, para pemilik atau pemegang saham, kreditur dan para pemakai laporan keuangan (stakeholder) lain yang dijadikan dasar pengambilan keputusan ekonomi. Sistem tersebut dapat digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan operasi perusahaan. Lebih rinci lagi, kebijakan dan prosedur yang digunakan secara langsung dimaksudkan untuk mencapai sasaran dan menjamin atau menyediakan laporan keuangan yang tepat serta menjamin ditaatinya hukum dan peraturan. Hal ini disebut Pengendalian diantaranya, Pengendalian Intern, Pengendalian Umum, dan Pengendalian Aplikasi. Pengendalian tersebut terdiri atas kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam operasi perusahaan untuk menyediakan informasi keuangan yang handal.

1.2 Rumusan MasalahRumusan Masalah pada makalah ini, adalah :1. Apa yang dimaksud dengan Pengendalian Intern serta jelaskan bagaimana Fungsi, Struktur, dan Klasifikasinya ?2. Bagaimana sistem kerja dari Pengendalian Umum ?3. Bagaimana sistem kerja dari Pengendalian Aplikasi ?1.3 TujuanTujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapatkan selama perkuliahan komputer auditing khususnya pada materi pengendalian intern, umum dan aplikasi, sehingga dapat membantu mahasiswa lainnya untuk memahami tentang materi tersebut.

1.4 ManfaatManfaat yang dihasilkan dari pembuatan makalah ini, yaitu :1. Membantu mahasiswa mengetahui dan memahami peran Teknologi Informasi terhadap audit.2.Membantu mahasiswa dalam menginterprestasikan tentang pengendalian terhadap audit dengan menggunakan Teknologi Infomasi.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pengendalian Intern2.1.1 Pengertian Pengendalian InternDalam teori akuntansi dan organisasi, pengendalian intern atau control intern didefinisikan sebagai suatuproses, yang dipengaruhi olehsumber daya manusiadan sistemteknologi informasi, yang dirancang untuk membantu organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu. Pengendalian intern merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukursumber dayasuatu organisasi. Ia berperan penting untuk mencegah dan mendeteksipenggelapan(fraud) dan melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud (sepertimesindanlahan) maupun tidak (sepertireputasiatauhak kekayaan intelektualsepertimerek dagang).Sedangkan Mulyadi dalam bukunya Pemeriksaan Akuntan menyebutkan bahwa sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen.Pengertian sistem pengendalian intern menurut AICPA (American Institute of Certified Public Accountants) yang dikutip oleh Bambang Hartadi menyebutkan, sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, semua metode dan ketentuan-ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta kekayaan, memeriksa ketelitian, dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan perusahaan yang telah diterapkan.Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan di atas, dapat dipahami bahwa pengendalian intern adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai unsur dan tidak terbatas pada metode pengendalian yang dianut oleh bagian akuntansi dan keuangan, tetapi meliputi pengendalian anggaran, biaya standar, program pelatihan pegawai dan staf pemeriksa intern.

2.1.2 Fungsi Pengendalian InternAlasan perusahaan untuk menerapkan sistem pengendalian intern adalah untuk membantu pimpinan agar perusahaan dapat mencapai tujuan dengan efisien. Fungsi pengendalian intern adalah untuk memberikan keyakinan memadai dalam pencapaian tiga golongan fungsinya, yaitu : keandalan informasi keuangan, kepatuhan terhadap hokum dan peraturan yang berlaku, efektifitas dan efisiensi operasi.Sedangkan meurut Mulyadi, Funsi Pengendalian Intern adalah sebagai berikut :1. Menjaga kekayaan harta milik perusahaan dan catatan organisasi kekayaan fisik suatu perusahaan dapat dicuri, disalahgunakan atau hancur karena kecelakaan kecuali jika kekayaan tersebut dilindungi dengan pengendalian yang memadai. Begitu juga dengan kekayaan perusahaan yang tidak memiliki wujud fisik seperti piutang dagang akan rawan oleh kekurangan jika dokumen penting dan catatan tidak dijaga. Sebagai contohnya : a. Penggunaan kekayaan perusahaan hanya melalui sistem otorisasi yang telah diterapkan, misalnya pembatasan akses langsung terhadap karyawan, pembatasan akses tidak langsung terhadap karyawan.b. pertanggungjawaban kekayaan perusahaan yang dicatat dibandingkan dengan kekayaan yang sesungguhnya ada. Misalnya, perbandingan secara periodic antara catatan akuntansi dengan kekayaan yang sesungguhnya ada, rekonsiliasi antara catatan akuntansi yang diselenggarakan.2. Mengecek ketelitian dan kendalan data akuntansi Manajemen memerlukan informasi keuangan yang teliti dan andal untuk menjalankan kegiatan usahanya.Banyak informasi akuntansi yang digunakan oleh manajemen untuk dasar pengambilan keputusan penting. Pengendalian intern dirancang untuk memberikan jaminan proses pengolahan data akuntansi akan menghasilkan informasi keuangan yang teliti dan andal, karena data akuntansi mencerminkan perubahan kekayaan perusahaan.3. Mendorong efisiensi Pengendalian intern ditujukan untuk mencegah duplikasi usaha yang tidak perlu atau pemborosan dalam segala kegiatan bisnis perusahaan dan untuk mencegah penggunaaan sumber daya perusahaan yang tidak efisien4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Untuk mencapai tujuan perusahaan, manajemen menetapkan kebijakan dan prosedur.

2.1.3 Struktur Pengendalian Intern

Gambar 2.1 Struktur dasar pengendalian internStruktur pengendalian intern terdiri dari 5 (lima) komponen, yaitu :1. Lingkungan PengendalianMerupakan dasar dari komponen pengendalian yang lain yang secara umum dapat memberikan acuan disiplin. Meliputi : Integritas, Nilai Etika, Kompetensi personil perusahaan, Falsafah Manajemen dan gaya operasional, cara manajemen di dalam mendelegasikan tugas dan tanggung jawab, mengatur dan mengembangkan personil, serta, arahan yang diberikan oleh dewan direksi.Kunci lingkungan pengendalian adalah:a. Integritas dan Etikab. Komitmen terhadap Kompetensic. Struktur Organisasid. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawabe. Praktik dan Kebijakan Sumber Daya Manusia yang Baik2. Penilaian ResikoIdentifikasi dan analisa atas resiko yang relevan terhadap pencapaian tujuan yaitu mengenai penentuan bagaimana resiko dinilai untuk kemudian dikelola. Komponen ini hendaknya mengidentifikasi resiko baik internal maupun eksternal untuk kemudian dinilai. Sebelum melakukan penilain resiko, tujuan atau target hendaknya ditentukan terlebih dahulu dan dikaitkan sesuai dengan level-levelnya.Langkah-langkah dalam penaksiran risiko adalah sebagai berikut:a. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi risikob. Menaksir risiko yang berpengaruh cukup signifikanc. Menentukan tindakan yang dilakukan untuk me-manage risiko3. Aktivitas PengendalianKebijakan dan prosedur yang dapat membantu mengarahkan manajemen hendaknya dilaksanakan. Aktivitas pengendalian hendaknya dilaksanakan dengan menembus semua level dan semua fungsi yang ada di perusahaan.Aktivitas pengendalian meliputi:a. Pemisahan fungsi/tugas/wewenang yang cukupb. Otorisasi traksaksi dan aktivitas lainnya yang sesuaic. Pendokumentasiaan dan pencatatan yang cukupd. Pengendalian secara fisik terhadap aset dan catatane. Evaluasi secara independen atas kinerjaf. Pengendalian terhadap pemrosesan informasig. Pembatasan akses terhadap sumberdaya dan catatan4. Informasi dan KomunikasiMenampung kebutuhan perusahaan di dalam mengidentifikasi, mengambil, dan mengkomukasikan informasi-informasi kepada pihak yang tepat agar mereka mampu melaksanakan tanggung jawab mereka. Di dalam perusahaan (organisasi), Sistem informasi merupakan kunci dari komponen pengendalian ini. Informasi internal maupun kejadian eksternal, aktifitas, dan kondisi maupun prasyarat hendaknya dikomunikasikan agar manajemen memperoleh informasi mengenai keputusan-keputusan bisnis yang harus diambil, dan untuk tujuan pelaporan eksternal.5. PengawasanPengendalian intern seharusnya diawasi oleh manajemen dan personil di dalam perusahaan. Ini merupakan kerangka kerja yang diasosiasikan dengan fungsi internal audit di dalam perusahaan (organisasi), juga dipandang sebagai pengawasan seperti aktifitas umum manajemen dan aktivitas supervise. Adalah penting bahwa defisiensi pengendalian intern hendaknya dilaporkan ke atas. Dan pemborosan yang serius seharusnya dilaporkan kepada manajemen puncak dan dewan direksi, hal ini meliputi :a. Mengevaluasi temuan-temuan, reviu, rekomendasi audit secara tepat.b. Menentukan tindakan yang tepat untuk menanggapi temuan dan rekomendasi dari audit dan reviu.c. Menyelesaikan dalam waktu yang telah ditentukan tindakan yang digunakan untuk menindaklanjuti rekomendasi yang menjadi perhatian manajemen.Kelima komponen ini terkait satu dengan yang lainnya, sehingga dapat memberikan kinerja sistem yang terintegrasi yang dapat merespon perubahan kondisi secara dinamis. Sistem Pengendalian Internal terjalin dengan aktifitas opersional perusahaan, dana akan lebih efektif apabila pengendalian dibangun ke dalam infrastruktur perusahaan, untuk kemudian menjadi bagian yang paling esensial dari perusahaan (organisasi).

2.1.4 Unsur-unsur Sistem Pengendalian InternMenurut Mulyadi untuk menciptakan sistem pengendalian intern yang baik dalam perusahaan maka ada empat unsur pokok yang harus dipenuhi antara lain :1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara tegas2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi4.Karyawan yang mulutnya sesuai dengan tanggungjawabnya.Sistem pengendalian intern yang memadai bagi perusahaan mempunyai persyaratan yang berbeda-beda, tergantung dari sisfat serta keadaan masing-masing perusahaan. Dalam artian, tidak ada sistem pengendalian intern bersifat universal yang dapat dipakai oleh seluruh perusahaan.

2.1.5 Klasifikasi Pengendalian InternKlasifikasi pengendalian intern menurut Krismiaji dalam bukunya Sistem Informasi Akuntansi adalah sebagai berikut : 1. Menurut Tujuannya 2. Menurut Waktu Pelaksanaanya 3. Menurut Objek yang Dikendalikan 4. Menurut Tempat Implementasi dalam Siklus Pengolahan Data

Dari klasifikasi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Menurut tujuannya pengendalian dikelompokan menjadi tiga : a. Pengendalian preventif dimaksudkan untuk mencegah masalah sebelum masalah tersebut benar-benar terjadi. b. Pengendalian detektif dimaksudkan untuk menemukan masalah segera setelah masalah tersebut terjadi. c. Pengendalian korektif dimaksudkan untuk memecahkan masalah yang ditemukan oleh pengendalian detektif. 2. Menurut waktu pelaksanaannya pengendalian dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu : a.Pengendalian umpan balik adalah pengendalian yang masuk dalam kelompok pengawasan detektif, karena jenis pengawasan ini mengukur sebuah proses dan menyesuaikannya apabila terjadi penyimpangan dari rencana semula. b. Pengendalian dini adalah pengendalian yang termasuk dalam kelompok pengendalian preventif, karena jenis pengawasan ini memonitor proses dan input untuk memprediksi kemungkinan masalah yang akan terjadi.3. Menurut objek yang dikendalikan, pengawasan dikelompokkan menjadi 2 yaitu:a. Pengawasan Umum adalah pengawasan yang dirancang untuk menjamin bahwa lingkungan pengawasan organisasi mantap dan dikelolah dengan baik untuk mengingatkan efektifitas pengawasan aplikasi.b. Pengawasan Aplikasi adalah pengawasan yang digunakan untuk mencegah, mendeteksi dan membetulkan kesalahan transaksi saat transaksi tersebut diproses.4. Menurut tempat implementasi dalam siklus pengolahan data, pengawasan dikelompokkan menjadi tiga yaitu:a. Pengawasan Input, dirancang untuk menjamin hanya data yang sah, akurat, dan diotorisasi saja yang dimasukkan ke dalam proses.b. Pengawasan Proses, dirancang untuk menjamin bahwa semua transaksi diproses secara akurat dan lengkap dan semua file di update secara tepat.c. Pengawasan Output, dirancang untuk menjamin bahwa keluaran sistem diawasi dengan semestinya.

2.2 Pengendalian Umum2.2.1 Pengertian Pengendalian UmumPengendalian umum adalah semua bentuk pengendalian yang tidak terkait langsung dengan aplikasi komputer. Pengendalian umum pada perusahaan dilakukan terhadap aspek fisikal maupun logikal. Aspek fisikal dilakukan terhadap aset-aset fisik perusahaan, sedangkan aspek logikal terhadap sistem informasi di level manajemen (misal: sistem operasi).

2.2.2 Pengendalian Organisasi dan ManajemenYang dimaksud dengan pengendalian organisasi adalah secara umum terdapat pemisahan tugas dan jabatan antara pengguna sistem (operasi) dan administrator sistem (operasi). Dan juga dapat dilihat bahwa pengguna hanya dapat mengakses sistem apabila memang telah diotorisasi oleh administrator.Organisasi menetapkan hubungan kerja antara karyawan dan unit organisasi. Struktur organisasi dirancang sedemikian rupa sehingga menghasilkan organisasi yang independen. Organisasi yang independen adalah struktur organisasi yang memisahkan wewenang dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga fungsi yang tidak kompatibel dipisahkan. Selain melalui pemisahan tugas, pengendalian juga dicapai dengan monitoring.Dalam sistem manual, karyawan yang menangani aktiva mesti dipisahkan dari karyawan yang memiliki otorisasi untuk melaksanakan suatu transaksi dan karyawan yang bertanggung jawab untuk mencatat transaksi.Sistem informasi memiliki tanggung jawab untuk merekam dan memproses data. Oleh karena itu sistem informasi mesti independen dari semua departemen yang menggunakan data dan informasi tersebut. Departemen pengguna adalah departemen yang memiliki tanggung jawab untuk menginisiasi dan mengotorisasi transaksi. Selain itu, fungsi pengembangan sistem mesti dipisahkan dari sistem pemrosesan transaksi.

2.2.3 Pengendalian Piranti Lunak dan Piranti KerasPengendalian perangkat keras lazimnya telah dibuat di dalam perangkat komputer oleh pabrik pembuatnya untuk mendeteksi kesalahan atau kerusakan komputer. Ada beberapa pengendalian perangkat computer tertentu yang mungkin terdapat dalam system PDE. Pengendalian perangkat komputer oleh pabrik pembuatnya untuk menemukan dan melaporkan kegagalan atau kerusakan komputer, karena itu yang penting adalah bagaimana cara menangani kesalahan yang ditemukan atau ditunjukkan oleh komputer. Biasanya jika perusahaan tidak membuat ketentuan khusus untuk menangani hal ini, maka data keluaran akan tetap belum dapat diperbaiki.Kesalahan karena kerusakan perangkat keras komputer akan jarang terjadi jika perangkat komputer yang ada dipelihara dengan baik dan selalu diperiksa setiap periode. Tatapi kadangkadang pengecekan perangkat computer dilakukan oleh pihak dari luar perusahaan, karena itu perlu dilakukan pengendalian untuk mencegah petugas pengecek perangkat komputer memperoleh data secara tidak sah. Untuk itu sebaiknya data yang penting, tidak diolah saat petugas pengecek perangkat komputer dari luar perusahaan sedang bekerja, dan saat melakukan pekerjaaannya sebaiknya selalu diawasi oleh karyawan bagian EDP.Pengendalian perangkat lunak sistem operasi dan perangkat lunak sistem yang lain biasanya dikembangkan oleh perusahaan atau pabrik komputer dan pembuat perangkat lunak. Biasanya perusahaan pemakai computer membeli perangkat lunak semacam itu sebagai suatu paket, sehingga dapat diasumsikan bahwa pengendalian perangkat lunak melekat (built in software control) seperti halnya pengendalian perangkat keras melekat (built in hardware control-)nya sudah mencukupi. Asumsi ini tidak berlaku jika telah dibuat perubahan atau modifikasi terhadap perangkat lunak sistem tersebut.Dengan demikian pengendalian perangkat lunak dan perangkat keras dilakukan dengan tujuan secara khusus untuk memperkuat keandalan sistem komputer serta secara umum untuk meningkatkan kadar pengendalian sistem secara menyeluruh. Pengendalian ini pada umumnya sudah merupakan bentuk pengendalian melekat yang sudah dirancang sebelumnya oleh produsen perangkat lunak dan perangkat keras komputer itu sendiri.

2.2.4 Pengendalian AksesPengendalian akses terbagi atas, pengendalian akses fisikal berkaitan dengan akses secara fisik terhadap fasilitas-fasilitas sistem informasi suatu perusahaan, sedangkan akses logikal berkaitan dengan pengelolaan akses terhadap sistem operasi sistem tersebut (misal: windows).2.2.5 Pengendalian Data dan ProsedurMenjaga integritas dan kemanan data merupakan pencegahan terhadap keamanan data yang tersimpan di simpanan luar supaya tidak hilang, rusak dan diakses oleh orang yang tidak berhak. Cara-cara pengendalian keamanan data :1. Dipergunakan Data LogAgenda (Log) dapat digunakan pada proses pengolahan data untuk memonitor, mencatat dan mengidentifikasi data. Kumpulan data yang akan dimasukkan ke departemen sistem informasi seharusnya dicatat terlebih dahulu oleh data control group. File dan program yang dibutuhkan pada operasi pengolahan data juga harus dicatat oleh librarian di library log. Dengan demikian segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perubahan data dapat diketahui, diidentifikasi dan dilacak.Disamping data log, dapat juga digunakan transaction log, yaitu suatu file yang berisi nama-nama pemakai komputer, tanggal, jam, tipe pengolahannya, lokasi, dsb tentang penggunaan sistem informasi yang perlu diketahui. 2. Proteksi FileBeberapa alat atau teknik tersedia untuk menjaga file dari penggunaan yang tidak benar yang dapat menyebabkan rusak atau tergantinya data dengan nilai yang tidak benar, diantaranya adalah :a. Cincin proteksi pita magnetikb. Write-protect tab dan Read-only storagec. Label ekternal dan label internal3. Pembatasan pengaksesan (access restriction)Tujuan sekuriti yang penting adalah untuk mencegah personil yang tidak berwenang untuk dapat mengakses data. Pengaksesan harus dibatasi untuk mereka yang tidak berhak dengan cara :a. Isolasi fisik : Data yang penting dapat secara fisik diisolasi dari penggunaan personil-personil yang tidak berhak.b. Otorisasi dan identifikasi : Tiap-tiap personil yang berhak mengakses data telah diotorisasi dan diberi pengenal (diidentifikasi) dengan memberikan password kepada personil.c.Automatic lockout : Untuk mencegah seseorang mencoba-coba password berulang-ulang, biasanya mencoba password hanya diberikan kesempatan tiga kali.d. Pembatasan pemakaiand. Mengunci keyboard4. Data back-up dan recoveryPengendalian back-up dan recovery diperlukan untuk berjaga-jaga jika file atau database mengalami kerusakan, kesalahan data, atau kehilangan data. Back-up adalah salinan dari file atau database di tempat yang terpisah.Recovery adalah file atau database yang telah diperbaiki dari kerusakan, kesalahan atau kehilangan datanya. Ada 5 tipe penyebab yang dapat mengakibatkan kesalahan, kerusakan atau kehilangan data : a.Disebabkan oleh kesalahan program (program error)b.Disebabkan oleh kesalahan perangkat lunak sistem (systems software error)c.Disebabkan oleh kegagalan perangkat keras (hardware failure)d. Disebabkan oleh kesalahan prosedur (procedural error)e.Disebabkan oleh kegagalan lingkungan (environmental failure)

2.3 Pengendalian Aplikasi2.3.1 Pengertian Pengendalian AplikasiPengendalian aplikasi adalah prosedur-prosedur pengendalian yang didisain oleh manajemen organisasi untuk meminimalkan resiko terhadap aplikasi yang diterapkan perusahaan agar proses bisnisnya dapat berjalan dengan baik. Pengendalian aplikasi merupakan sistem pengendalian interen komputer yang berkaitan dengan pekerjaan atau kegiatan tertentu yang telah ditentukan (setiap aplikasi berbeda karakteristik dan kebutuhan pengendaliannya). Misalnya komputerisasi kepegawaian tertentu berbeda resiko dan kebutuhan pengendaliaannya dengan sistem komputerisasi penjualan, apalagi bila sistem penjualan tersebut didesain web-based atau E-Commerce.

2.3.2 Pengendalian atas Masukan (Input)Input merupakan salah satu tahap dalam sistem komputerisasi yang paling krusial dan mengandung risiko. Pengendalian masukan (input control) dirancang dengan tujuan untuk mendapat keyakinan bahwa data transaksi input adalah valid, lengkap, serta bebas dari kesalahan dan penyalahgunaan. Input controls ini merupakan pengendalian aplikasi yang penting, karena input yang salah akan menyebabkan output juga keliru. Jika yang masuk sampah, sampah pula yang keluar (GIGO/Garbage In Garbage Out)

2.3.3 Pengendalian atas Pengolahan (Proses)Pengendalian proses (processing controls) ialah pengendalian intern untuk mendeteksi jangan sampai data (khususnya data yang sesungguhnya sudah valid) menjadi error karena adanya kesalahan proses. Kemungkinan yang paling besar untuk menimbulkan terjadinya error adalah kesalahan logika program, salah rumus, salah urutan program, ketidakterpaduan antar subsistem atupun kesalahan teknis lainnya.Tujuan pengendalian pengolahan adalah : untuk mecegah agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan selama proses pengolahan data. Pengendalian proses merupakan bentuk pengendalian yang diterapkan setelah data berada pada sistem aplikasi komputer. Menurut IAI (SA341,Par.08) pengendalian ini didesain untuk memberi keyakinan yang memadai bahwa :a.transaksi, termasuk transaksi yang dipicu melalui sistem, diolah semestinya oleh komputer, b. transaksi tidak hilang, ditambah, digandakan, atau diubah tidak semestinya, danc. kekeliruan pengolahan dapat diidentifikasi dan dikoreksi secara tepat waktu.

2.3.4 Pengendalian atas KeluaranPengendalian keluaran merupakan pengendalian yang dilakukan umtuk menjaga output sistem agar akurat lengkap, dan digunakan sebagaimana mestinya. Kemungkinan resiko yang dihadapi yang terkait dengan keluaran ialah seperti telah disebutkan di atas: laporan tidak akurat, tidak lengkap, terlambat atau data tidak uptodate, banyak item data yang tidak relevan, bisa dibaca oleh pihak yang tidak berhak. Dalam sistem yang sudah lebih terbuka (menggunakan jaringan komunikasi publik) potensi akses oleh hacker, cracker atau orang yang tidak berwenang lainnya menjadi makin tinggi. Pengendalian keluaran (output controls) ini didesain agar output/informasi disajikan secara akurat, lengkap, mutakhir, dan didistribusikan kepada orang-orang yang berhak secara cepat waktu dan tepat waktu.Metode pengendalian bersifat preventive objective,misalnya ialah perlunya disediakan tabel/matriks pelaporan : jenis laporan, periode pelaporan, dan siapa pengguna, serta check-list konfirmasi tanda terima oleh penggunanya, prosedur permintaan laporan rutin/on-demand, atau permintaan laporan baru. Pengendalian Hasil Keluaran bersifat detencion objective,misalnya ialah cek antar program pelaporan, perlunya dibuat nilai-nilai subtotal dan grand-total yang dapat diperbandingkan untuk mengevaluasi keakurasian laporan, judul dan kolom-kolom laporan perlu didesain dengan sungguh-sungguh. Pengendalian intern yang bersifat corrective objective, misalnya ialah prosedur prosedur klaim ketidakpuasaan pelayanan, tersedianya help-desk dan contack person, persetujuaan dengan users mengenai service level yang disepakati.

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanBerdasarkan definisi yang telah dikemukakan di atas, dapat dipahami bahwa pengendalian adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai unsur dan tidak terbatas pada metode pengendalian yang dianut oleh bagian akuntansi dan keuangan, tetapi meliputi pengendalian anggaran, biaya standar, program pelatihan pegawai dan staf pemeriksa.Namun, Bagaimanapun baiknya suatu sistem pengawasan dan pengendalian, tetap tergantung terhadap sumber daya manusia atau pihak yang menjalankan sistem tersebut dikarenakan sistem pengawasan selalu memiliki kelemahan yang dapat dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, dengan kata lain karakter baik tetap menjadi hal yang utama dalam hal pencegahan tindakan kecurangan dalam suatu sistem.

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. Sistem Akuntansi. Edisi 5. 2002. Erlangga. 29 November 2013.

Hartadi, Bambang. Auditing : Tahap Pendahuluan. Edisi 1, 1987, Erlangga. 29 November 2013. Mujihana, Jaka. Evaluasi Sistem Pengendalian Intern, 1998, FPIPS UNY. 29 November 2013.

Mulyadi, 1993. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga. Yogyakarta : Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. 29 November 2013.

Mulyadi, Pemeriksaan Akuntan, Edisi 3, 1990, BP STIE YPKN Yogyakarta. 29 November 2013ii

KARTU KONSULTASIMATA KULIAH : KOMPUTER AUDITINGKELAS : BKELOMPOK : 2NO.HARI / TANGGALSTBNAMAKONSULTASI / RESPONKETERANGAN

IIIIIIIV

1.2.3.4.5.6.091394091530101664101695101697101698A. HARWANTO PRIANA R.ELIESER TANDILOLORIANTI S.YUVITA TANANIRIN TRIASTUTINUR AMALIYA

DOSEN

RISMAYANI, S.Kom