51
KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN Oleh: Iroh Siti Zahroh, S.Pd, M.Si Ismia Unasiansari, S.Pd DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN

Oleh:

Iroh Siti Zahroh, S.Pd, M.Si

Ismia Unasiansari, S.Pd

DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Page 2: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

KATA PENGANTAR

Pendidikan anak usia dini berfungsi membina, menumbuhkan, dan

mengembangkan seluruh potensi anak usia dini secara optimal sehingga terbentuk

perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangannya agar

memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan serta kehidupan selanjutnya.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1

ayat 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya

pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun,

yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan

dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Selanjutnya pada Bab II pasal 3 disebutkan

bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan

Penyelenggaraan Pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan anak usia dini

bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, berkepribadian luhur, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri,

percaya diri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab dan

mengembangkan potensi kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, kinestetis, dan

sosial peserta didik pada masa emas pertumbuhannya dalam lingkungan bermain

yang edukatif dan menyenangkan.

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tuntutan

masyarakat, perubahan paradigma pendidikan dan otonomi daerah yang membawa

dampak pada pendidikan, sehingga kurikulum PAUD perlu dikembangkan untuk

menyikapi perubahan tersebut. Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No.

17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan dan Peraturan

Page 3: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

Menteri Pendidikan Nasional No. 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak

Usia Dini, Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P2TK)

Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal (PAUDNI)

perlu menjabarkan dalam bentuk pedoman pembelajaran bagi anak usia dini.

Pedoman tersebut diharapkan dapat membantu dan memudahkan pendidik dalam

menyusun perencanaan pembelajaran di PAUD sehingga pembelajaran lebih terarah,

efektif dan efisien dan mencapai tujuan yang ditetapkan.

Dan untuk mewujudkan PTK PAUD yang lebih profesional dibidangnya, maka

disusunlah Pedoman dan Naskah Bahan Ajar untuk PTK PAUD untuk mewujudkan

PTK PAUD yang profesional dan memiliki kompetensi yang baik di bidangnya.

Page 4: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………… i

Daftar Isi ………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………. 1

A. Latar Belakang ………………………………………………….. 1

B. Tujuan ……………………………………………………………. 3

C. Ruang Lingkup ………………………………………………….. 4

D. Petunjuk Belajar ……………………………………………….... 4

BAB II RENCANA PENYAJIAN ………………………………………. 5

BAB III KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN …………………..... 6

A. KOMUNIKASI DAN BAHASA ……………………………….. 6

1. Hakekat Komunikasi Efektif ………………………………. 6

2. Teori-Teori Pembelajaran Bahasa Anak ……………………… 6

B. POLA ASUH …………………………………………………. 10

1. Pengertian Pola Asuh ……………………………………… 10

2. Macam-macam Pola Asuh ………………………………… 11

C. BAHASA ANAK USIA DINI …………………………………... 14

D. KENDALA –KENDALA DALAM KOMUNIKASI ANAK ……….. 19

1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Anak ….. 19

2. Penghambat Komunikasi Anak …………………………… 21

E. SOLUSI DAN STRATEGI DALAM KOMUNIKASI ANAK …. 26

1. Komunikasi Efektif …………………………………………. 26

2. Peningkatan Komunikasi Efektif ………………………….. 28

3. Prinsip Pembelajaran Bahasa …………………………….. 29

F. RANGKUMAN …………………………………………………… 33

G. EVALUASI ……………………………………………………….. 37

BAB IV PENUTUP ……………………………………………………….. 40

LAMPIRAN ………………………………………………………………… 41

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………... 42

Page 5: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanpa komunikasi yang baik tidak akan ada keluarga yang bahagia.

Tanpa orangtua yang bekerja sama sebagai satu tim, disiplin akan

mustahil tercapai. Tanpa percakapan efektif tidak akan ada kesepahaman

untuk mencapai sebuah kesepakatan. Inilah mengapa seringkali orangtua

tidak saling setuju dalam satu hal, misalnya ayah adalah pendisipin

sedangkan ibu lemah. Yang satu berteriak seperti “polisi yang baik” dan

yang lain sebagai “polisi yang bukruk”. Yang satu hanya berteriak dan

yang satu lagi memeluk serta menenangkan.

Misalnya dikeseharian dalam suatu rumah tangga, kita akan

menemukan suatu kondisi dimana Ibu berkata “Iya” dan Ayah berkata

“Tidak”. Ibu berkata, “Tidak apa-apa sayang” dan Ayah berkata, “Masuk

kamar sana!”. Ibu berteriak, “Lihat saja kalau ayahmu pulang!” dan ketika

Ayah tiba, kejadian itu dlupakan. Ibu berkata, “ Jangan teriak lagi!” dan

ayah mulai berteriak ketika ia melewati pintu depan. Ini harus dihentikan,

dan komunikasi merupakan jalan keluar.

Sesungguhnya pendidikan yang utama dan pertama bagi anak usia

dini berada di rumah bersama orang tua (Bapak dan Ibu). Indikatornya

adalah : (1) orang tua (Bapak dan Ibu) merupakan orang yang paling

bertanggungjawab terhadap perkembangan anak-anaknya, (2) orang tua

(Bapak dan Ibu) merupakan orang yang pertama berinteraksi dengan

anak-anaknya sebelum mereka berinteraksi dengan orang lain, (3)

lingkungan keluarga merupakan lingkungan terdekat (micro system) yang

sangat berpengaruh terhadap kepribadian anak, dan (4) waktu yang

dimiliki oleh anak lebih banyak dihabiskan di rumah bersama orang tua

(Bapak dan Ibu). Dengan demikian pemberian asah, asih dan asuh

kepada anak usia dini menjadi tanggungjawab utama bagi orang tua

(Bapak dan Ibu).

Bahasa sebagai sarana komunikasi, juga mampu membangun

keterampilan berkomunikasi, keterampilan menyampaikan pendapat,

Page 6: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

2

gagasan, dan pandangan dalam menyikapi suatu persoalan yang dihadapi

dalam kehidupan pada era global ini. Keterampilan seperti itu tentu sangat

dibutuhkan dalam proses tumbuh kembang.

Selain sebagai sarana komunikasi, bahasa juga merupakan alat

berpikir. Oleh karena itu, melalui kemampuan berbahasa, berbagai

persoalan yang dihadapi dapat dipahami, disikapi, dan dicerna dengan

baik sehingga dapat menambah kematangan berpikir/intelektual

seseorang. Dengan demikian, kematangan berpikir dan kemampuan

menyikapi setiap masalah dengan kritis merupakan dua hal yang saling

melengkapi dalam pembentukan kualitas individu untuk membangun

kreativitas dan daya inovasi. Berkenaan dengan itu, kemampuan

berkomunikasi yang tinggi dan daya pikir yang kritis dalam menghadapi

setiap tantangan pada gilirannya juga dapat melahirkan generasi yang

kreatif dan inovatif.

Komunikasi merupakan kunci sukses hubungan antara orang tua

dengan anak-anaknya. Bentuk komunikasi verbal dengan kata-kata

maupun komunikasi non verbal seperti pelukan, ciuman, sentuhan, dll

merupakan bentuk komunikasi yang perlu dipupuk dan dilatih kepada anak

sejak anak usia dini. Sehingga sampai kapanpun “komunikasi kasih

sayang” (compassionate communication) dari ke-dua orang tua kepada

anak-anaknya dapat terus berlangsung, tanpa anak merasa malu,

terganggu dan lain-lain.

Proses belajar komunikasi anak merupakan kolaborasi antara

kedua orang tua dengan anak-anaknya, dan kolaborasi tersebut dapat

dimulai sejak anak masih 0 tahun. Masa inilah merupakan fondasi bagi

seorang anak untuk membekali dirinya dalam menyongsong dan

menjalani kehidupan dimasa depannya. Proses pembelajaran komunikasi

ini akan mematangkan pembelajaran etika, nilai (value), kepribadian, dan

sikap agar mereka benar-benar menjadi sosok penerus bangsa yang

berperilaku dan berkepribadian luhur seperti apa yang diamanatkan oleh

para pejuang negeri tercinta ini.

Komunikasi yang baik antara orang tua dengan anak, sangat

membantu anak memahami dirinya sendiri, perasaannya, pikirannya,

Page 7: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

3

pendapatnya dan keinginan-keinginannya. Anak dapat mengidentifikasi

perasaannya secara tepat sehingga membantunya untuk mengenali

perasaan yang sama pada orang lain. Lama kelamaan, semakin anak

terlatih dalam mengenali emosi, tumbuh keyakinan dan sense of control

terhadap perasaannya sendiri (lebih mudah mengendalikan sesuatu yang

telah diketahui). Misal, jika anak sudah tahu bagaimana rasanya marah,

sedih, kecewa, takut, kesepian, dsb. Maka akan lebih mudah bagi orang

tua memberikan alternatif-alternatif cara menghadapi dan

menyelesaikannya.

Setiap orang tua dan pendidik pasti menginginkan yang terbaik bagi

anaknya, tapi kadang harapan itu terkendala oleh komunikasi dan pola

asuh yang diterapkan oleh orang tua sejak anak tersebut berusia dini.

Dengan mengetahui betapa pentingnya komunikasi dalam pengasuhan

ini, maka modul ini sangat penting untuk disusun dan diharapkan dapat

dijadikan sebagai salah satu referensi bagi setiap orang tua dalam

mendidik dan mengasuh anaknya. Dengan bekal pengetahuan komunikasi

dalam pengasuhan, maka orang tua dapat mewujudkan dan membimbing

anak-anaknya menjadi anak yang handal dan berkualitas serta siap untuk

menghadapi kehidupan yang semakin kompleks.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah mempelajari bahan ajar ini para pendidik mampu memahami

dan mengembangkan komunikasi dalam pengasuhan anak usia dini.

2. Tujuan Khusus

Setelah mempelajari bahan ajar ini peserta pelatihan mampu:

a. Mengetahui teori–teori perkembangan anak;

b. Memahami bahasa dan komunikasi anak;

c. Memahami pola asuh anak;

d. Memahami kendala-kendala dalam komunikasi anak;

e. Memahami strategi dan solusi untuk kendala dalam komunikasi

anak.

Comment [u1]: Urutan materi sebaiknya lebih sistematis, dan dilihat lagi agar tidak berulang

Page 8: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

4

C. Ruang Lingkup

1. Teori-Teori Perkembangan Anak

2. Komunikasi dan Bahasa

3. Pengertian Pola Asuh

4. Macam-Macam Pola Asuh

5. Kendala- kendala dalam berkomunikasi dengan anak

6. Strategi dan solusi dalam komunikasi dengan Anak

D. Petunjuk Belajar

1. Peserta pelatihan memahami terlebih dahulu permasalahan

komunikasi dan pengasuhan anak usia dini;

2. Peserta pelatihan memahami tujuan yang akan dicapai setelah

mempelajari materi/bahan ajar ini;

3. Peserta pelatihan mencermati substansi pokok yang akan dipelajari

dalam materi/bahan ajar ini;

4. Peserta pelatihan membaca semua materi yang ada dalam bahan ajar;

5. Peserta pelatihan menyimak dan mencermati materi yang dibawakan

oleh nara sumber;

6. Peserta pelatihan aktif bertanya jika ada materi yang kurang dimengerti

yang disampaikan nara sumber;

7. Peserta pelatihan aktif berdiskusi ketika nara sumber mengajak

peserta membahas suatu topik/masalah terkait dengan materi;

8. Peserta pelatihan mengerjakan evaluasi yang tersedia dalam bahan

ajar;

9. Hasil evaluasi dicocokan dengan jawaban untuk memperoleh hasil

yang dicapai.

Page 9: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

5

BAB II

RENCANA PENYAJIAN MATERI

No Kompetensi Dasar

Indikator

Materi/Sub

Materi

Metode

Penilaian

Alokasi Waktu

Sumber Belajar

Metode dan

Media Pembelajaran

1.

Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

Menjelaskan pentingnya komunikasi yang baik dan benar dalam pengasuhan.

Komunikasi dalam pengasuhan dan pembelajaran anak usia 0-1 tahun, 2-3 tahun, 3-4 tahun, 4-5 tahun, dan 5-6 tahun.

Ceramah, Curah Pendapat, Penugas-an, Diskusi Kelompok, Simulasi.

Test (terulis, Lisan)

Observasi

Refleksi

Simulasi

4 Jampel :

2 Jampel Teori

2 Jample Praktek

- Modul

- Buku Pustaka

- Ceramah

- Tanya jawab - Diskusi - Curah Pendapat - Simulasi - Praktik Kelas

Bahasa sebagai alat komunikasi

Komunikasi dengan orang tua dan teman sejawat.

Comment [u2]: Untuk pembahasan ini terlalu banyak materi, harus lebih diringkas Saran urutan:

-Proses komunikasi oPihak yang terlibat: pembawa [pembawa pesan-encoding/decoding, penerima pesan, dan umpan balik) definisi komunikasi

-Jenis komunikasi oVerbal dan non-verbal

-Perkembangan anak (langsung yang tabel) -Faktor-faktor yang mempengaruhii komunikasi anak oEkonomi dll oPola asuh

-Kendala dalam berkomunikasi dengan anak// kesalahan umum yang biasa dilakukan orang tua / faktor penghambat oBahasa tidak dimengerti oMemberi instruksi terlalu banyak dalam 1 waktu oTerlalu banyak yang dikatakan oAnak tidak bisa mengkomunikasi perasaan krn tidak diberi kesempatan odll

-Strategi komunikasi efektif dengan anak o Verbal: intonasi, kasih pujian, beri kesempatan anak ekspresiin emosinya, dll oNon-verbal: kontak mata, sejajar, pelukan o bisa juga bahas berdasarkan implementasi teori perkembangan bahasa/ belanja

Page 10: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

6

BAB III

KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN

A. KOMUNIKASI DAN BAHASA

Komunikasi pada dasarnya merupakan kegiatan penyampaian pesan.

Proses tersebut melibatkan dua pihak yang berkomunikasi yang masing-masing

bertujuan membangun suatu makna agar keduanya memahami atas apa yang

sedang dikomunikasikan. Komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses

pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di

dalam diri seseorang dan atau di antara dua atau lebih dengan tujuan tertentu.

Pada komunikasi lisan, terdapat istilah yang menjadi prasyarat utama, yaitu

interaksi. Interaksi bertujuan mendapatkan makna yang sama-sama dimengerti

oleh pihak-pihak yang berkomunikasi. Gambaran ini diberikan oleh Brown (1994)

dan Burns & Joyce (1997).

Bagaimana cara mengoptimalkan komunikasi berkenaan dengan interaksi

pada anak usia dini?. Seyogyanya hal ini kita mulai dari lingkungan terdekat

anak yaitu keluarga. Melalui pola pengasuhan yang tepat seiring dengan

kemampuan berbahasa orang tua yang akan ditrasfer pada anak lewat

komunikasi yang efektif, maka segala hal positif berkenaan dengan

tumbuhkembang anak yang sesuai harapan akan terpenuhi.

a. Teori-Teori Pembelajaran Bahasa Anak

Bahasa anak awalnya berkembang secara alami. Proses ini dikenal

dengan pemerolehan bahasa. Melalui interaksi dengan lingkungan anak

memperoleh pengalaman yang memberi

sumbangan terhadap perkembangan bahasa. Di

samping itu, bahasa anak juga dapat distimulasi

dengan berbagai cara. Stimulasi tersebut dikenal

dengan pembelajaran yang direalisasi dalam

bentuk kegiatan-kegiatan belajar atau bermain.

Agar pendidik dapat memberikan stimulasi yang

tepat, pendidik perlu memiliki pengetahuan

Page 11: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

7

tentang perkembangan bahasa. Ada tiga teori dasar yang dapat digunakan

untuk memahami perkembangan bahasa anak. Ketiga teori tersebut

dikemukakan berikut ini:

1. Teori Behavioristik (Teori Perilaku) dari Skinner

Teori dalam aliran behavioristik yang

diprakarsai oleh BF. Skinner yang

menyatakan bahwa lingkungan memberi

pengaruh utama bagi perkembangan

bahasa anak. Oleh karenanya orang tua

dan pendidik perlu aktif mengajak anak

berbicara dan memberi contoh

penggunaan bahasa yang baik. Teori

perilaku juga percaya bahwa agar anak berhasil dibutuhkan penguatan.

Bentuk penguatan khususnya adalah pujian atau barang-barang

sederhana. Anak perlu diberi contoh ucapan sehingga anak dapat

meniru ucapan tersebut. Atas keberhasilan anak mengulangi contoh

yang diberikan, perlu diberi penguatan dan imbalan yang segera

diberikan seperti ‘bagus’, pinter, diberi permen atau yang lainnya yang

setimpal. Teori ini menekankan bahwa dalam perkembangan bahasa

anak usia dini, orangtua dituntut untuk memberikan stimulasi, seperti

aktif mengajak anak berbicara dan bercakap-cakap agar pencapaian

kemampuan berbahasa anak maksimal.

Implementasi Teori Behavioristik Pada Pembelajaran Bahasa:

Perlu penguatan atau koreksi terhadap bahasa anak yang muncul

karena adanya stimulus. Bila pengucapan bahasa tidak

sebagaimana harusnya, orang tua atau pendidikan perlu

mengkoreksi. Misalnya, kata ‘makan’ diucapkan ‘mam’. Ini perlu

dibetulkan dengan mengulangi pengucapan ‘oh mau makan’. Kalau

pengucapan benar yang didiamkan saja.

Pemberian contoh yang baik dalam berbahasa untuk ditiru anak.

Bahasa merupakan hasil dari suatu kebiasaan. Pengetahuan tidak

berasal dari dalam diri seseorang, tetapi merupakan hasil dari

Comment [u3]:

Page 12: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

8

interaksi dengan lingkungannya melalui pengkondisian stimulus yang

menimbulkan respon.

Latihan yang diberikan kepada anak dapat berbentuk pertanyaan

(stimulus) dan jawaban (respon). Bisa juga kepada anak dikenalkan

kata-kata baru melalui tahapan-tahapan. Anak belajar sesuatu mulai

dari yang sederhana sampai yang rumit, dari yang dikenal sampai

yang belum dikenal dan abstrak (contoh : sistem pembelajaran

drilling/pengulangan terus-menerus) Anak akan memberikan respon

terhadap stimulus yang diberikan dalam pembelajaran dan segera

berikan balikan terhadap respon tersebut.

Pada setiap respon positif (benar) dari anak perlu segera diberikan

penguatan oleh pendidik baik dengan pujian atau hadiah.

2. Teori Nativistik dari Chomsky

Noam Chomsky mengkritik teori yang dikemukakan Skinner. Ia

menyatakan bahwa perkembangan bahasa anak tidak ditentukan oleh

lingkungan semata. Faktor genetik sangat menentukan perkembangan

bahasa anak. Menurut Noan Chomsky kemampuan bahasa anak

terbentuk mulai dari konsepsi. Dengan kata lain, sejak lahir anak telah

memiliki kemampuan berbahasa. Kemampuan tersebut dikenal dengan

Language Advice Device (LAD). Chomsky juga memperkenalkan

Universal Grammar dalam kemampuan bahasa anak. Ini merupakan

kelemahan dan sumber kritik atas

teorinya Chomsky. Selanjutnya

Chomsky juga menyatakan bahwa

belajar bahasa sebaiknya sebelum usia

sepuluh tahun. Kemampuan yang

terbentuk pada saat dalam kandungan

akan teraktualisasi atau berkembangan

dengan didukung oleh faktor biologis

dan faktor lingkungan setelah anak lahir. Untuk itu, Noam Chomsky

menyatakan faktor lingkungan juga sangat berperan dalam

perkembangan bahasa anak disamping kesiapan faktor biologis. Ada

Page 13: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

9

kemampuan yang tidak mungkin dimiliki anak, walau lingkungan

memberi stimulasi yang maksimal kalau kondisi biologis belum siap

untuk mencapai kemampuan tersebut. Misalnya, pengucapan huruf ‘g’

tidak mungkin dimiliki sebelum alveolenatal matang untuk berfungsi.

Teori Nativistik

Mengutarakan bahwa bahasa sudah ada di dalarn diri anak. Pada

saat seorang anak lahir, dia telah memiiiki seperangkat kemampuan

berbahasa yang disebut Tata Bahasa Umum" atau 'Universal

Grammar'. Teori ini mengatakan bahwa meskipun pengetahuan yang

ada di dalam diri anak tidak rnendapatkan banyak rangsangan, anak

akan tetap dapat mempelajarinya. Anak tidak sekedar meniru

bahasa.yang dia dengarkan, tapi ia juga mampu menarik kesimpulan

dari pola yang ada, hal ini karena anak memiliki sistem bahasa yang

disebut Perangkat Penguasaan Bahasa.

Teori Nativistik juga memberikan pengetahuan bahwa keterampilan

bahasa juga dipengaruhi oleh kematangan fisik anak, misalnya

kematangan organ-organ bicara. Oleh karena itu, pendidik dalam

dalam memberikan stimulasi perlu memperhatikan kesiapan anak.

Teori ini juga memberikan wawasan bahwa anak akan belajar

bahasa dengan cepat sebelum usia 10 tahun. Artinya, pembelajaran

bahasa lebih baik diberikan sejak dini, karena lebih dari usia 10

tahun anak akan mengalami kesulitan.

3. Teori Konstruktivisme dari Piaget, Vygotsky, Gardner

Perkembangan kognisi dan bahasa dibentuk dari interaksi dengan

orang lain. Dengan berinteraksi dengan orang lain, maka

pengetahuan, nilai dan sikap anak akan berkembang. Anak memiliki

perkembangan kognisi yang terbatas pada usia-usia tertentu, tetapi

melalui interaksi sosial, anak akan mengalarni peningkatan

kemampuan berpikir.

Pengaruh pada pembelajaran. Anak akan dapat belajar dengan

optimal jika diberikan kegiatan, Sementara anak melakukan

kegiatan, anak perlu didorong untuk sering berkomunikasi. Adanya

Page 14: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

10

anak yang lebih tua usianya atau orang dewasa yang mendampingi

pembeiajaran dan mengajak bercakap-cakap akan menolong anak

menggunakan kemampuan berbahasa yang lebih tinggi. Jika anak

mengalami kesulitan, peran orang dewasa yang tepat akan

membantu anak memecahkan persoalan sehingga anak dapat

belajar sesuatu dari peristiwa tersebut. Karena itu pendidik perlu

menggunakan metode yang interaktif, menantang anak untuk

meningkatkan pembeiajaran dan menggunakan bahasa yang

berkualitas.

B. POLA ASUH

1. Pengertian Pola Asuh

Kohn (dalam Krisnawati, 1997),

menyatakan bahwa pola asuh

merupakan sikap orangtua dalam

berinteraksi dengan anak-anaknya.

Sikap orangtua ini meliputi cara

orangtua memberikan aturan-aturan,

hadiah maupun hukuman, cara

orangtua menunjukkan otoritasnya dan

juga cara orangtua memberikan

perhatian serta tanggapan terhadap

anak.

Sementara Theresia Indira Shanti, (http://www.tabloid-nakita.com),

menyatakan bahwa pola asuh merupakan pola interaksi antara orangtua dan

anak. Lebih jelasnya, yaitu bagaimana sikap atau perilaku orangtua saat

berinteraksi dengan anak. Termasuk caranya menerapkan aturan,

mengajarkan nilai/norma, memberikan perhatian dan kasih sayang serta

menunjukkan sikap dan perilaku yang baik sehingga dijadikan contoh/panutan

bagi anaknya.

Dengan demikian, secara sederhana dapat dikatakan bahwa pola asuh

merupakan proses interaksi antara anak dengan orangtua dalam

Page 15: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

11

pembelajaran dan pendidikan yang nantinya sangat bermanfaat bagi aspek

pertumbuhan dan perkembangan anak.

2. Macam-Macam Pola Asuh

Anak terus berkembang baik secara fisik maupun secara psikis untuk

memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan anak dapat terpenuhi bila orang tua

dalam memberi pengasuhan dapat mengerti, memahami, menerima dan

memperlakukan anak sesuai dengan tingkat perkembangan psikis anak,

disamping menyediakan fasilitas bagi pertumbuhan fisiknya. Hubungan orang

tua dengan anak ditentukan oleh sikap, perasaan dan keinginan terhadap

anaknya. Sikap tersebut diwujudkan dalam pola asuh orang tua di dalam

keluarga. Secara garis besar, pola asuh orang tua dapat dibagi menjadi tiga

tipe, seperti dejabarkan dalam table 1.a berikut ini:

No Pola Asuh Pengertian Penggunaan Kata Dampak pada Anak

1 Otoriter Dalam pola asuh ini orang tua

berperan sebagai arsitek,

cenderung menggunakan

pendekatan yang bersifat

diktator, menonjolkan wibawa,

menghendaki ketaatan mutlak.

Anak harus tunduk dan patuh

terhadap kemauan orang tua.

Apapun yang dilakukan oleh

anak ditentukan oleh orang tua.

Anak tidak mempunyai pilihan

dalam melakukan kegiatan yang

ia inginkan, karena semua

sudah ditentukan oleh orang

tua. Tugas dan kewajiban orang

tua tidak sulit, tinggal

menentukan apa yang

diinginkan dan harus dilakukan

atau yang tidak boleh dilakukan

oleh anak. Selain itu, mereka

“Harus”

“mesti”

Tidak boleh”

“Jangan”

Cenderung atau

sering menggunakan

kalimat perintah dan

larangan

berdampak buruk pada anak,

seperti ia merasa tidak

bahagia, ketakutan, tidak

terlatih untuk berinisiatif,

selalu tegang, tidak mampu

menyelesaikan masalah

(kemampuan problem

solving-nya buruk), begitu

juga kemampuan

komunikasinya yang buruk.

Selain itu, dampak dari

pengasuhan yang otoriter

adalah anak merasa

tertekan, dan penurut.

Mereka tidak mampu

mengendalikan diri, kurang

dapat berpikir, kurang

percaya diri, tidak bisa

mandiri, kurang kreatif,

kurang dewasa dalam

Comment [u4]: Dibuat lebih ringkas dalam bentuk tabel. Kata-kata/ istilah seperti apa yang jadi ciri setiap pola asuh dalam komunikasi. Misalnya: kl otoritatif biasanya menggunakan kata ”harus, mesti, tidak boleh” tanpa memberi anak kesempatan berbicara

Page 16: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

12

beranggapan bahwa orang tua

harus bertanggungjawab penuh

terhadap perilaku anak dan

menjadi orang tua yang otoriter

merupakan jaminan bahwa

anak akan berperilaku baik.

Orang tua yakin bahwa perilaku

anak dapat diubah sesuai

dengan keinginan orang tua

dengan cara memaksakan

keyakinan, nilai, perilaku dan

standar perilaku kepada anak.

perkembangan moral, dan

rasa ingin tahunya rendah.

2 Demokratis Dalam pola asuh ini, orang tua

memberi kebebasan yang

disertai bimbingan kepada

anak. Orang tua banyak

memberi masukan-masukan

dan arahan terhadap apa yang

dilakukan oleh anak. Orang tua

bersifat obyektif, perhatian dan

kontrol terhadap perilaku anak.

Dalam banyak hal orang tua

sering berdialog dan berembuk

dengan anak tentang berbagai

keputusan. Menjawab

pertanyaan amak dengan bijak

dan terbuka. Orangtua

cenderung menganggap

sederajat hak dan kewajiban

anak dibanding dirinya. Pola

asuh ini menempatkan

musyawarah sebagai pilar

dalam memecahkan berbagai

persoalan anak, mendukung

dengan penuh kesadaran, dan

berkomunikasi dengan baik.

“Menurut Ade, mana

yang lebih bagus yang

kuning atau yang

merah?”

‘Ade boleh pilih salah

satu”

“silahkan kaka

pikirkan dengan baik

baik,supaya kaka

tidak menyesal

nantinya”

‘Apa sih bedanya

tempat berenang

kemarin dengan

tempat berenang

sekarang ka?”

menurut kaka lebih

seru yang mana?’

Pada pola asuh ini

orang tua

menggunakan bahasa

atau ekspresi yang

memungkinkan anak

untuk

mengekspresikan apa

yang dia rasa, pikir

dan inginkan.

Pola Demokratis

(authoritative) mendorong

anak untuk mandiri, tetapi

orang tua harus tetap

menetapkan batas dan

kontrol. Orang tua biasanya

bersikap hangat, dan penuh

welas asih kepada anak, bisa

menerima alasan dari semua

tindakan anak, mendukung

tindakan anak yang

konstruktif.

Anak yang terbiasa dengan

pola asuh Demokratis

(authoritative) akan

membawa dampak

menguntungkan. Di

antaranya anak akan merasa

bahagia, mempunyai kontrol

diri dan rasa percaya dirinya

terpupuk, bisa mengatasi

stres, punya keinginan untuk

berprestasi dan bisa

berkomunikasi, baik dengan

teman-teman dan orang

dewasa. Anak lebih kreatif,

problem solvingnya baik,

Page 17: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

13

komunikasi lancar, tidak

rendah diri, dan berjiwa

besar.

3 Permissif Pola asuh ini memperlihatkan

bahwa orang tua cenderung

menghindari konflik dengan

anak, sehingga orang tua

banyak bersikap membiarkan

apa saja yang dilakukan anak.

Orangtua bersikap damai dan

selalu menyerah pada anak,

untuk menghindari konfrontasi.

Orang tua kurang memberikan

bimbingan dan arahan kepada

anak. Anak dibiarkan berbuat

sesuka hatinya untuk

melakukan apa saja yang

mereka inginkan. Orang tua

tidak peduli apakah anaknya

melakukan hal-hal yang positif

atau negatif, yang penting

hubungan antara anak dengan

orang tua baik-baik saja, dalam

arti tidak terjadi konflik dan tidak

ada masalah antara keduanya.

‘Iya

deh…iya…mamah

ngalah…ambil semau

ade’

“boleh”

“terserah ade aja

lah…mamah udah

pusing”

Bahasa yang

digunakan sebagian

besar memuat kata

kata yang selalu

meng_iya-kan dan

memperbolehkan

semua yang

dikehendaki anak.

Pola asuh seperti ini tentu

akan menimbulkan

serangkaian dampak buruk.

Di antaranya anak akan

mempunyai harga diri yang

rendah, tidak punya kontrol

diri yang baik, kemampuan

sosialnya buruk, dan merasa

bukan bagian yang penting

untuk orang tuanya. Bukan

tidak mungkin serangkaian

dampak buruk ini akan

terbawa sampai ia dewasa.

Tidak tertutup kemungkinan

pula anak akan melakukan

hal yang sama terhadap

anaknya kelak. Akibatnya,

masalah menyerupai

lingkaran setan yang tidak

pernah putus.

Page 18: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

14

Catatan:

Dalam konteks pengasuhan anak, A.M Ginoot, membagi pola asuh dalam tiga daerah, yaitu daerah hijau,

kuning dan merah. Artinya: (1) Jika anak sedang melakukan kegiatan di daerah hijau, yaitu kegiatan yang

dikehendaki orangtua (sesuai dengan nilai atau norma yang

ada), maka orangtua dapat menerapkan pola asuh permisif,

(2) Jika anak melakukan kegiatan di daerah merah yaitu

kegiatan yang tidak dikehendaki orang tua (bertentangan

dengan nilai atau norma yang ada), maka dapat menerapkan

pola asuh otoriter, dan (3) Jika anak melakukan kegiatan di

daerah kuning (daerah antara hijau

dan merah), yaitu daerah dimana seharusnya dilarang,

namun masih dapat ditolerir, maka dapat menerapkan pola

asuh demokratis.

Namun demikian, di daerah manapun anak-anak melakukan

kegiatan, apakah di daerah hijau, kuning atau merah, dalam

situasi dan kondisi bagaimanapun, sebaiknya orangtua menerapkan pola asuh demokratis. Dengan demikian

pengasuhan yang diberikan oleh orangtua lebih mengutamakan kasih sayang, kebersamaan, musyawarah,

saling pengertian dan penuh keterbukaan.

Gambar a. pola asuh otoriter

gambar b.pola asuh demokratis

Page 19: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

15

C. BAHASA ANAK USIA DINI

Perkembangan bahasa anak berkaitan dengan proses alami yang dikenal

dengan pemerolehan bahasa. Anak mendengar dalam situasi apa pun akan

memberi sumbangan yang berarti pada perkembangan bahasanya. Ada

beberapa tokoh di Indonesia yang kerap mengkaji perkembangan bahasa anak.

Di antaranya Soejono Dardjowidjojo dan Mangantar Simanjuntak. Pendapat

keduanya dikemukakan berikut ini.

Masa anak Usia anak Proses mendengar / memahami

Proses bicara

a. Masa membabel (0,0 – 1,0)

0 - 3 bulan Mendengar suara Ibunya pada saat di kandungan

Mendengar suara yang keras (biasanya reaksinya adalah menangis).

Bayi mendengar orang lain berbicara dengan cara memperhatikan orang yang berbicara

bayi tersenyum ketika diajak bicara

bayi mengenali suara pengasuhnya dan menjadi berhenti menangis ketika diajak ngobrol

Anak membuat suara yang menyenangkan

Anak akan mengulangi suara yang sama secara berulang-ulang (seperti ocehan)

Anak akan menangis dengan cara berbeda untuk menunjukkan kebutuhannya yang berbeda-beda pula (misal: menangis dengan melengking tinggi jika kesakitan).

Tugas Pendidik/Orang Tua adalah mulai memperkenalkan kata perkata dimulai dari mengenalkan kata kata benda yang berada disekitar anak dengan prinsip bahwa memulai memperkenalkan dari konsep benda konkret atau nyata. Tetap mengajak berkomunikasi dengan bahasa bahasa sederhana dengan pengucapan dan ejaan yang sempurna.

4 – 6 bulan Anak akan melihat sekeliling untuk mencari

Anak akan berceloteh ketika sendirian

Gambar c. pola asuh permissif

Page 20: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

16

sumber bunyi (contoh : bunyi bel, telepon atau benda jatuh)

Anak sudah dapat merespon nada suara (lembut ataupun keras)

Anak akan memperhatikan bunyi yang dihasilkan dari mainannya (misal : memukul-mukul mainan ke lantai)

Anak akan melakukan sesuatu (dengan bunyi atau gerakan tubuh) secara berulang ketika berrnain.

Anak akan berbicara secara sederhana (tanpa tangisan) untuk menarik perhatian orang dewasa di sekitarnya.

Tugas Pendidik/Orang Tua adalah mulai memperkenalkan kata perkata dimulai dari mengenalkan kata kata benda yang berada disekitar anak dengan prinsip bahwa memulai memperkenalkan dari konsep benda konkret atau nyata. Tetap mengajak berkomunikasi dengan bahasa bahasa sederhana dengan pengucapan dan ejaan yang sempurna.

7-12 bulan Anak menyukai permainan 'ciluk-ba'

Anak akan rnendengarkan ketika diajak berbicara

Anak mengenali kata-kata yang sering ia dengar, misal : susu, mama, dll.

Anak akan berbicara secara sederhana (tanpa tangisan) untuk menarik perhatian orang dewasa di sekitarnya

Anak akan melakukan imitasi untuk berbagai jenis bunyi/ suara anak akan berceloteh dengan kata-kata sederhana : "ma-mam", "da-da"' tapi masih

belum jelas pengucapannya.

Tugas Pendidik/Orang Tua adalah memberi respon menyempurnakan kata perkata yang belum

sempurna menjadi sempurna berdasarkan struktur bahasa yang sesuai dengan masa

perkembangan bahasa anak. Misalnya ketika anak bicara ”ma-maam” maka kewajiban orang tua

merespon menjadi ”mau makan de?”

Karakteristik perkembangan bahasanya adalah:

1. Lebih banyak bersuara dari pada nangis

2. Mulai mengucapkan huruf-huruf hidup saat menangis

3. Menirukan suara saat di timang dengan mendekut

4. Bersuara atau berteriak tidak senang sebagai cara lain dari pada menangis

b. Masa Holofrasa

1–2 tahun Anak sudah dapat memahami perintah dan pertanyaan sederhana, contoh : "mana bolanya?", "ambil bonekanya".

Anak akan menunjuk benda yang dimaksud ketika ditanyai.

Anak dapat menunjuk beberapa gambar dalam buku ketika ditanyai.

Anak telah dapat menggunakan berbagai bunyi huruf konsonan pada awal kata.

Anak sudah bisa menyusun dua kata. Contoh: mau minum, mama ma'em, dll.

Anak dapat bertanya dengan dua kata sederhana, misal: "mana kucing?", "itu apa?"

Page 21: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

17

Tugas Pendidik/Orang Tua adalah lebih banyak mengajak bicara, baik menjawab maupun bertanya.

Misalnya anak bertanya ”Mana Kucing?” maka orang tuanya harus menjawab dan kalau bisa

berdialog dengan anak. Misalnya ” Kucingnya pergi kemana ya De?”, ”oh....Kucing pergi ke dapur.”

Karakteristik perkembangan bahasanya adalah:

1. Menirukan suara celotehan atau kata-kata yang di kenalnya

2. Menyampaikan keinginan/kebutuhan dengan bersuara

3. Mempuntai 20 kosa kata funsional menggunakan kata depan

4. Menggunakan 2 kombinasi kata untuk membentuk kalimat

c. Masa Ucap 2 Kata

2–2,5 tahun

Anak bisa memahami dua perintah sekaligus (contoh: "ambil bolanya dan ditaruh di kursi")

Anak sudah dapat memperhatikan dan memahami berbagai sumber bunyi (misal : suara TV, pintu ditutup, dll)

Anak telah memahami perbedaan makna dari berbagai konsep, misal: "jalan-berhenti", "di dalam-di luar", "besar-kecil", dll)

Anak bisa bertanya dan mengarahkan perhatian orang dewasa dengan mengatakan nama benda yang dimaksud.

Cara anak berbicara sudah dapat dipahami secara keseluruhan

Anak sudah dapat menghafal kata-kata untuk keseharian

Anak memahami tata bahasa secara sederhana, misal "aku mau naik sepeda"

Tugas Pendidik/Orang Tua adalah memberi respon menyempurnakan kata perkata yang belum sempurna menjadi sempurna berdasarkan struktur bahasa yang sesuai dengan masa perkembangan bahasa anak. Misalnya : Anak sudah mulai bisa mengucapkan :”mau naik sepeda”, maka kita betulkan dengan melengkapi kalimatnya menjadi kalimat utuh seperti: ” Aku mau naik sepeda”

”Sepeda ade dimana?”

”Oh...Sepeda Ade ada diluar.”

Karakteristik perkembangan bahasanya adalah:

1. Menggunakan kata-kata jamak yang teratur

2. Menggunakan kombinasi 3 kata untuk membentuk kalimat

3. Menjawab pertanyaan sederhana “apa”

4. Mengulang kalimat yang terdiri dari lima kata

5. Mengidentifikasi kejadian sederhana saat di tanya

6. Menggunakan kalimat dengan 4 kata

d. Masa Permulaan Tata Bahasa

2,5-3 tahun

Anak mulai mengucapkan kata yang lebih rumit, seperti penekanan di akhir kata.

Anak mengucapkan berupa kata inti. Misalnya “pa antor” maksudnya “papa mau

Page 22: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

18

ke kantor”

Tugas Orang Tua adalah.............. memberi respon menyempurnakan kata perkata yang belum sempurna menjadi sempurna berdasarkan struktur bahasa yang sesuai dengan masa perkembangan bahasa anak. Misalnya ketika anak bicara :

’Pa antor”

Maka kita sempurnakan menjadi: ”Papa mau ke kantor ya?”

”Iya, papa mau ke kantor.”

”Ade hati hati di rumah ya”

Karakteristik perkembangan bahasanya adalah:

1. Menggunakan kata-kata jamak yang teratur

2. Menggunakan kombinasi 3 kata untuk membentuk kalimat

3. Menjawab pertanyaan sederhana “apa”

4. Mengulang kalimat yang terdiri dari lima kata

5. Mengidentifikasi kejadian sederhana saat di tanya

6. Menggunakan kalimat dengan 4 kata

e. Masa Menjelang Tata Bahasa Dewasa

3-4 tahun Kata yang diucapkan sudah rumit dan menggunakan kata imbuhan, mempunyai subjek, predikat objek bahkan keterangan. Misalnya : aku tadi sudah mengembalikan bolanya ke keranjang.

Tugas Orang Tua adalah memberi respon menyempurnakan kata perkata yang belum sempurna menjadi sempurna berdasarkan struktur bahasa yang sesuai dengan masa perkembangan bahasa anak. Misalnya ketika anak bicara:

“bola ke keranjang mah”

Maka kita sempurnakan menmjadi:

“Aku tadi sudah mengembalikan bolanya ke keranjang”

“Anak pintar”

Karakteristik perkembangan bahasanya adalah:

1. Menyebutkan nama depan dan nama belakangkangnya

2. Menyebutkan 3 kejadian/peristiwa umum

3. Menceritakan pengalaman sederhana

4. Mulai mengajukan pertanyaan yang terencana

5. Konsisten dalam menggunakan kalimat lengkap

6. Bertanya dengan menggunakan variasi kata: siapa, apa, di mana, dsb.

7. Berderita dengan menggunakan gambar

Page 23: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

19

8. Mampu menjawab pertanyaan ”jika....lalu apa?

f. Masa Kecakapan Penuh

4–6 tahun Anak bisa membedakan berbagai jenis suara

Mengerti dan melaksanakan 3 perintah

Anak sudah mulai menggunakan bahasa sesuai dengan kaidah-kaidah dalam bahasa ibunya

Anak sudah bisa menggunakan kalimat yang ekspresif yang menyatakan perasaannya.

Anak sudah bisa menggunakan kata secara lebih rumit Misal: "Ibu, aku lebih suka baju yang berwarna merah. Yang hijau tidak bagus."

Tugas Orang Tua adalah memberi respon menyempurnakan kata perkata yang belum sempurna menjadi sempurna berdasarkan struktur bahasa yang sesuai dengan masa perkembangan bahasa anak. Misalnya ketika anak bicara: “Ibu, aku lebih suka baju yang berwarna merah. Yang hijau tidak bagus." Maka kita sempurnakan menjadi: oh, Ade lebih suka baju yang merah daripada baju yang hijau.”

”Kalau yang kuning bagaimana?”

Karakteristik perkembangan bahasanya adalah:

1. Dapat menggunakan kata sambung tapi

2. Dapat mendefinisikan kata-kata yang sederhana

3. Dapat menceritakan perbedaan suatu benda

4. Dapat menyebutkan kota asalnya

5. Dapat berbicara lancar dengan menggunakan kalimat yang kompleks terdiri dari 5-6 kata.

6. Dapat melakukan percakapan tanpa memonopoli pembicaraan

7. Dapat menggunakan kata-kata yang menunjukkan keurutan

8. Dapat menerima pesan sederhana dan menyampaikan pesan tersebut

9. Dapat menyebutkan nama orang tuanya.

Tabel 2.a Perkembangan bahasa pada anak 0-6 tahun

Page 24: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

20

D. KENDALA –KENDALA DALAM KOMUNIKASI ANAK

Komunikasi anak juga sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor

sehingga anak mudah untuk berkomunikasi dengan orang lain. Faktor-faktor

itu adalah:

a. Kesehatan, anak yang sehat lebih mudah berkomunikasi daripada anak

yang kurang sehat. Anak yang sehat memiliki motivasi yang kuat untuk

menjadi anggota kelompok sosialnya (teman sejawat) dan berkomunikasi

dengan anggota kelompok tersebut.

b. Kecerdasan, anak yang cerdas lebih mudahberkomunikasi daripada anak

yang kurang cerdas. Anak yang cerdas mempunyai rasa percaya diri

yang besar dan tidak ada ketakutan untuk tidak diterima oleh anggota

kelompoknya atau teman sejawatnya.

c. Keadaan sosial ekonomi, anak dari tingkat sosial ekonomi lebih tinggi

punya kecenderungan untuk mudah berkomunikasi karena anak sering

didorong untuk mengungkapkan perasaannya. Anak juga merasa aman

dan terpenuhi jika mengungkapkan perasaan dan keinginanya.

d. Jenis kelamin, anak laki-laki mempunyai kecenderungan lebih susah

berkomunikasi dibandingkan dengan anak perempuan. Kalimat dalam

komunikasi anak laki-laki lebih pendek-pendek dan tata bahasanya

kurang betul dibandingkan dengan anak perempuan. Kosa kata yang

diucapkan anak laki-laki lebih sedikit dan pengucapannya kurang tepat

dibandingkan dengan anak perempuan.

e. Keinginan berkomunikasi, semakin kuat keinginan anak berkomunikasi

dengan orang lain atau teman sejawat semakin mudah anak tersebut

berkomunikasi. Anak akan menyisihkan waktu dan kesempatan untuk

berkomunikasi dangan temannya.

f. Dorongan, semakin anak didorong berkomunikasi dengan yang lain,

semakin mudah anak berkomunikasi. Semakin sering anak diajak bicara,

ditanya, dan diajak komunikasi baik dalam keluarga maupun dalam

lingkungan semakin anak senang berkomunikasi karena merasa diterima

keberadaanya.

Page 25: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

21

g. Jumlah dalam keluarga, semakin kecil anggota keluarga anak tersebut

semakin mudah untuk berkomunikasi, karena kesempatan berkomunikasi

dengan yang lain semakin besar. Orang tua lebih bisa menyisihkan waktu

untuk berkomunikasi dengan anak sehingga kemampuan komunikasi

anak semakin baik.

h. Urutan kelahiran, anak yang lahir pertama mempunyai kecenderungan

untuk lebih mudah berkomunikasi dengan orang tuanya ketimbang anak

yang lahir kemudian. Anak pertama biasanya mendapat limpahan kasih

sayang dan waktu yang lebih daripada anak yang kedua, dengan

limpahan kasih sayang dan waktu ini anak merasa diperhatikan dan

diterima oleh orang tuanya.

i. Metode pelatihan anak, anak yang diasuh secara otoriter yang

menekankan bahwa anak harus dilihat dan bukan didengar mempunyai

hambatan komunikasi. Seharusnya pelatihan komunikasi anak yang

diterapkan adalah memberikan keleluasaan dan demokratis serta

mendorong anak untuk belajar lebih.

j. Kelahiran kembar, anak yang lahir kembar umumnya terlambat dalam

perkembangan komunikasinya, karena mereka lebih banyak bergaul

dengan saudara kembarnya. Anak kembar punya kecenderungan miskin

logat dan melemahkan motivasi untuk komunikasi.

k. Hubungan dengan teman sejawat, anak-anak semakin banyak

berhubungan dengan teman sebayanya, maka lebih mudah

berkomunikasi. Anak-anak semakin punya motivasi untuk bisa diterima

sebagai anggota kelompok sebaya bila mampu berkomunikasi dengan

baik.

l. Kepribadian, anak yang dapat menyesuaikan diri dengan baik cenderung

mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi lebih baik. Kemampuan

berkomunikasi seringkali dijadikan acuan anak mempunyai kesehatan

mental yang bagus apa tidak (Hurlock, 2005).

1. Penghambat Komunikasi Anak

Anak-anak usia dini adalah manusia yang utuh tapi belum sempurna

secara mental dan pikirnya. Perasaan anak sudah ada sejak lahir dan

Page 26: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

22

semakin tumbuh kembang semakin sempurna perasaan anak. Terkadang

orang tua meniadakan perasaan dan pikir anak ini sehingga menghambat

komunikasi anak terhadap orang tuanya. Kebutuhan dasar anak adalah

didengarkan, dimengerti, dihargai dan dipahami perasaannya. Sedang

selama ini orang tua banyak yang menganggap bahwa orang tualah yang

harus didengar. Anak-anak seringkali belum mampu mengatakan apa yang

dirasakan dan diinginkan karena keterbatasan kosa kata, maka anak lebih

banyak menggunakan bahasa tubuh untuk ekspresikan perasaan dan

pikiranya. Misalnya anak mengatakan, “bu, aku benci sama bu guru, karena

tadi memarahi aku di depan kelas”. Kemudian ibunya bisa dipastikan akan

menjawab, “pasti kamu melakukan kesalahan makanya bu guru marah sama

kamu. Kalau kamu gak salah, gak mungkin bu guru tiba-tiba memarahimu”.

Ini adalah pikiran orang tua tanpa memahami perasaan anak dibalik kata-

kata benci.

Hambatan-hambatan komunikasi anak terhadap orang tua maupun

teman sejawatnya adalah sering orang tua tidak bisa membaca bahasa

tubuh anak-anak dan tidak bisa memahami perasaan anak serta 12 gaya

komunikasi populer yang dilakukan orang tua. Pemahaman perasaan anak

ini kadang memang susah diartikan, misalnya anak pulang dari sekolah

sambil lesu dan tegang. Sampai rumah langsung bilang “ulanganku jelek dan

temen-temen meledeki aku”. kadang orang tua hanya memandang saja dan

bilang “gitu saja lemes, makanya belajar”. atau anak kelihatan lemes dan

tidak bergairah, kadang orang tua hanya bilang “ tuh kan sudah dibilangi,

jangan lari-lari, sakitkan sekarang” . anak sebenarnya tidak butuh diingatkan

atau dimarahi seperti itu, tetapi butuh pelukan dan kasih sayang, butuh

ditenangkan. Orang tua seharusnya memahami bahasa tubuh anak

sehingga bisa memahami perasaan anak agar komunikasi antara anak dan

orang tua bisa berjalan wajar dan ank tidak terkendala dalam berkomunikasi.

Hambatan yang paling besar komunikasi anak adalah 12 gaya populer

orang tua dalam berkomunikasi. 12 gaya populer itu adalah:

1. Memerintah

Tujuan orang tua memerintah adalah orang tua ingin mengendalikan

masalah dengan cepat dan praktis. Pesan yang ditangkap anak adalah

Page 27: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

23

mereka harus patuh, tidak boleh membantah dan anak tidak punya

pilihan lain. Dengan komunikasi model seperti ini anak jadi terbiasa tidak

mau berkomunikasi karena dalam dirinya ada anggapan bahwa

berkomunikasipun akan percuma karena tidak akan dindengar oleh orang

tuanya. Misalnya, anak bilang “pak, aku gak mau berangkat sekolah”.

Kalau bapaknya menjawab “apa-apaan sih, kenapa jadi malas begitu,

pokoknya besok harus berangkat sekolah”. Untuk membiasakan anak

berkomunikasi seharusnya diajak dialog kenapa gak mau berangkat

sekolah.

2. Menyalahkan

Tujuan orang tua menyalahkan adalah orang tua ingin menunjukan

kesalahan anak sehingga tidak diulang kembali, tetapi pesan yang

ditangkap anak adalah anak merasa tidak pernah benar dan baik.

Dengan komunikasi seperti ini anak menjadi tidak mau berkomunikasi

karena berkomunikasi yang benar maupun baik tetap saja merasa tidak

dianggap oleh orang tuanya. Misalnya anak bilang kepada ibunya “bu,

kakiku luka nih…sakit sekali. Tadi habis jatuh..” Dan ibunya akan bilang

“Nah, kan? Dari tadi ibu bilang jangan lari-lari, makanya jatuh.. Ga pernah

mau dengerin ibu sih”. Sejak itu anak akan males kalau punya masalah

bilang ke ibunya, karena kalau bilang maka akan disalahkan.

3. Meremehkan

Tujuan orang tua meremehkan adalah menunjukan ketidakmampuan

anak dan merasa orang tua merasa lebih mampu, tetapi pesan yang

diterima oleh anak adalah anak merasa tidak berharga dan tidak mampu.

Dengan model komunikasi seperti ini anak tidak memiliki kepercayaan diri

untuk berkomunikasi, karena baru mau berkomunikasi sudah dianggap

tidak mampu. Misalnya, anak bilang “pak, aku gak bisa mewarnai gambar

ini”, kalau bapaknya menjawab, “masa mewarnai seperti ini saja tidak

bisa, bisanya apa dong?”. Kalau terjadi seperti itu maka anak punya

kecenderung males berkomunikasi dengan ayahnya, karena dia tidak

mau diremehkan lagi.

Page 28: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

24

4. Membandingkan

Tujuan orang tua membandingkan ini adalah orang tua ingin memberi

motivasi dengan memberi contoh orang lain, tetapi pesan yang diterima

anak adalah anak merasa tidak disayang, pilih kasih dan merasa dirinya

selalu jelek. Dengan model komunikasi seperti ini anak merasa tidak

berharga dan rasa percaya dirinya menjadi rendah. Misalnya, anak bilang

“aku mau digosoki gigi sama ibu”. Kalau ibunya menjawab “iih.. masa

sudah besar masih dibantu,...lihat adikmu sudah bisa gosok gigi sendiri”.

kalau terjadi seperti ini maka anak akan males untuk berkomunikasi

dengan ibunya karena merasa tidak berharga dan bodoh dibandingkan

dengan adiknya.

5. Mencap

Tujuan orang tua mencap adalah ingin memberi tahu kekurangan anak,

tetapi pesan yang diterima oleh anak adalah merasa anak yang seperti

itu dan merasa tidak berdaya. Misalnya Anak bilang: “bapak.. gendong

pak…aku ga mau jalan..dengkulku sakit nih”. Kalau bapaknya

menjawab “Kamu ini memang anak cengeng, begini saja minta gendong.

Jalan sendiri..!”. Kalau komunikasi model ini diterapkan maka anak akan

tidak mau berkomunikasi dengan bapaknya, karena kalau berkomunikasi

akan dicap sebagai anak yang tidak mampu dan tidak berharga.

6. Mengancam

Tujuan orang tua mengancam adalah agar anak patuh dan menurut

dengan proses yang cepat, tetapi pesan yang diterima oleh anak adalah

anak merasa cemas dan mengalami ketakutan. Dengan model

komunikasi seperti ini anak merasa takut untuk berkomunikasi dengan

orang tuanya. Misalnya, anak bilang “ibu, tungguin....bantuin aku pakai

sepatu”. Kalau ibunya menjawab “Pakai sendiri ah. Cepetan, ntar ibu

tinggal lo..Biar kamu pulang sendiri”. kalau komunikasi seperti ini terjadi

Page 29: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

25

berulang kali maka anak tidak mau berkomunikasi dengan ibunya, karena

kalau mau berkomunikasi maka anak akan dimarahi dan terancam.

7. Menasehati

Tujuan orang tua menasehati adalah agar anak tahu mana yang baik

dan mana yang buruk, tetapi pesan yang diterima oleh anak adalah orang

tuanya terlalu bawel, sok tahu dan membosankan. Model komunikasi

seperti ini membuat anak merasa bodoh dan tidak tahu apa-apa

dibandingkan dengan orang tuanya. Misalnya, anak bilang “bu, tadi

Rahma ngetawain aku”. Kalau ibunya menjawab “Makanya kamu jangan

suka ngetawain orang, kalau dibalas begitu baru tahu rasanya kan? Lain

kali sama teman yang baik, jangan maumu sendiri”. kalau kaomunikasi

model seperti ini terjadi berulang kali, maka anak akan merasa jemu

berkomunikasi dengan orang tuanya.

7. Membohongi

Tujuan orang tua membohongi adalah agar urusan menjadi gampang

dan mudah serta anak tidak bertanya-tanya lagi, tetapi pesan yang

diterima oleh anak adalah semua orang dewasa tidak dapat dipercaya

dan suka bohong. Komunikasi model seperti ini juga menciptakan anak

suka berbohong, karena melihat orang tuanya. Misalnya, anak bertanya

pada bapaknya, “bapak, kenapa sih bulannya cuma kelihatan setengah”,

kalau bapaknya menjawab, “iya, kan yang setengah dimakan raksasa”.

Kalau anak mengetahui yang sebenarnya, maka anak akan males untuk

berkomunikasi dengan bapaknya, karena menganggap bapaknya suka

berbohong.

8. Menghibur

Tujuan orang tua menghibur adalah agar anak tidak sedih atau kecewa,

sehingga anak jadi senang dan tidak larut dalam kesedihan, tetapi pesan

yang diterima oleh anak adalah anak tidak suka dihibur, karena

kemarahan anak pada teman sejawat atau pada orang tua itu bersifat

spontan dan cepat hilang. Jadi hiburan terhadap anak sebenarnya sangat

Page 30: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

26

tidak diperlukan. Misalnya anak bilang ke bapaknya, “pak, aku ngga mau

temenan sama ruri..dia suka nakalin aku...”. kalau bapaknya menjawab

“ya sudah....berteman sama yang lain saja, kan masih banyak temen

yang lain”. Sebenarnya anak tidak butuh dihibur seperti itu karena anak

hanya mengekspresikan rasa ketidak senangannya pada saat itu juga,

tetapi besoknya pasti pasti berteman juga sama temannya itu.

9. Mengkritik

Tujuan orang tua menghibur adalah agar anaknya memperbaiki

kesalahan dan meningkatkan kemampuan anak tersebut, namun pesan

yang diterima anak adalah diri anak akan selalu merasa kurang dan

salah. Pada dasarnya anak tidak suka dikritik karena akan kehilangan

motivasi dan percaya diri. Misalnya anak bertanya pada bapaknya

“bapak, nih aku sudah selesai mewarnai”. Kalau bapaknya mengkritik dan

menjawab “ masak begini dibilang selesai, coba lihat masih banyak yang

belum diwarnai”. Kritikan terhadap anak kadang membuat anak males

untuk berkomunikasi dengan orang tua, karena kalu berkomunikasi takut

untuk dikritik.

10. Menyindir

Tujuan orang tua menghibur adalah memotivasi, mengingatkan agar

tidak selalu melakukan kesalahan dengan cara menyatakan yng

sebaliknya, namun pesan yang diterima anak adalah hal itu sangat

menyakitkan hati dan perasaan anak. Misalnya anak bilang “aku gak mau

minum vitaminnya, rasanya ga enak”, kalau bapaknya menjawab “ooo,

kakak suka ya kalau sakit...vitamin kan membuat badan jadi ga gampang

sakit...kalau gak mau berarti kakak emang seneng sakit ya”. Sindiran

akan membuat anak males untuk berkomunikasi dengan orang tuanya

karena anak merasa sakit hati dan merasa lemah.

Page 31: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

27

11. Menganalisa

Tujuan orang tua menganalisa adalah orang tua mencari penyebab sisi

positif dan negatif anak atau kesalahan anak dan berupaya mencegah

agar tidak melakukan kesalahn yang sama lagi, namun pesan yang

diterima anak adalah menganggap orang tua sok pintar dan sok tahu

perasaan anak. Misalnya anak bilang ke bapaknya “bapak, aku gak mau

belajar sepeda lagi”. Ketika bapaknya menjawab “itu karena cara

belajarmu yang salah, mestinya tanganmu jangan kaku dan pandangan

harus ke depan, kamu kan selalu melihat ke bawah, terus rambutmu itu

mestinya dikuncir biar kamu bisa leluasa bergerak gak bingung aja sama

rambut”. Orang tua punya kecenderung untuk mengukur kemampuan

anak itu sama dengan kemampuannya. Kalau komunikasi semacam ini

terus menerus dilakukan, maka anak akan males untuk berkomunikasi

dengan orang tuanya, karena anak menganggap orang tuanya tidak tahu

perasaan dan usaha anak.

Dari pemahaman 12 gaya pengasuhan yang populer ini, maka orang tua

merasakan betapa pentingnya memahami bahasa tubuh anak, jadi orang

tua bisa menebak suasana hati anak. Kalaupun salah menebaknya,

anak akan memberikan petunjuk sampai kita bisa tahu apa yang

sebenarnya dirasakan anak dan anak sendiri akhirnya mengenali

perasaan apa yang dia rasakan.

E. SOLUSI DAN STRATEGI DALAM KOMUNIKASI ANAK

1. Komunikasi Efektif

Secara ringkas, komunikasi efektif adalah adanya saling memahami apa yang

dimaksud oleh si pemberi pesan dan yang menerima pesan. Kajian komunikasi

lisan (oral communication) sebagai bagian dari speaking menitikberatkan pada

pengucapan. Pada dasarnya, apa yang dikomunikasikan dalam bentuk lisan

harus tersampaikan pesannya secara akurat. Berikut ini adalah beberapa segi

yang perlu diperhatikan oleh semua anggota yang berkomunikasi secara lisan

diantaranya:

a. Penggunaan Istilah Yang Tepat

Comment [iu5]: Kemarin, ada masukkan strategi dalam menghadapi masalah masalah atau kendala di bab kendala2 / 12 kesalahan orangtua

Page 32: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

28

Guru harus memilih istilah dengan akurat agar para siswa lebih cepat

memahami apa yang disampaikan. Sebagai contoh, ungkapan kata

“mungkin, barangkali, bisa saja” dstnya, bisa berakibat salah tafsir. Bisa

saja guru bermaksud mengatakan: boleh tetapi ia mengatakan bisa saja

dalam kalimat “Bisa saja kalian membawa bekal makanan dari rumah”. Hal

ini akan sedikit membingungkan para siswa. Para siswa mungkin merasa

ragu untuk membawa makanan. Berbeda dengan “Kalian boleh membawa

bekal makanan dari rumah”.

b. Sinambung dan Runtut

Guru tentunya sudah memiliki perencanaan sebelum masuk kelas.

Jika tidak, dimungkinkan apa yang menjadi sasaran pembelajaran tidak

tercapai. Guru yang tidak melakukan perencanaan dengan baik akan

melenceng terhadap topik yang dibicarakan. Sehingga dibutuhkan suatu

presentasi yang berkesinambungan dan runtut agar mudah dipahami.

Secara umum, biasanya dengan pengantar (pengenalan) terhadap suatu

tema lalu masuk ke isi dan akhirnya review atau penutup. Dengan kata lain,

penjelasan guru harus terfokus dan tidak menyampaikan hal-hal yang tidak

penting apalagi hal yang tidak penting ini disampaikan secara

berkepanjangan. Dengan demikian komunikasi diyakini akan menjadi

efektif.

c. Adanya Sinyal Ketika akan Berpindah Topik Bahasan

Guru harus memberikan aba-aba melalui berbagai cara yang tepat

agar para siswa mengerti akan adanya topik baru yang harus dicermati.

Hal ini akan menjadikan efektifnya suatu komunikasi. Siswa akan

mempersiapkan diri menyimak hal-hal baru / topik baru.

Contoh: “Anak-anak tadi kalian sudah mempelajari sinonim dengan

contoh-contohnya, sekarang kita akan membahas kata yang berkebalikan

dari kata lainnya, namanya antonim, siap untuk memperhatikan?” Dengan

ungkapan seperti ini, para siswa menyadari bahwa mereka akan

menghadapi pembahasan baru, sehingga mereka harus terfokus pada

yang baru tersebut agar bisa memahami hal yang baru itu. Siswa

Comment [iu6]: Ibu, mohon diganti dengan contoh yang sesuai dengan anak usia dini

Page 33: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

29

diharapkan akan berpikir apakah yang baru ada kaitannya dengan yang

lama atau tidak tentunya setelah mendengar dan melakukan diskusi atau

pembahasan.

2. Peningkatan Komunikasi Efektif

Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan kendala-kendala yang biasanya

terjadi saat proses berkomunikasi dengan anak dilengkapi dengan solusi

praktis yang dapat digunakan dalam menghadapinya.

NO KENDALA SOLUSI PRAKTIS

1 Gangguan (noise) yang diakibatkan oleh

berbagai hal.

komunikasi dua arah atau multi arah contohnya guru

meminta pendapat para siswa tentang apa yang sudah

diterangkan, menanyakan apakah yang sedang

dijelaskan sudah dimengerti atau belum, atau meminta

pendapat siswa secara berantai

umpan balik (feedback) dari siswa sangat

dibutuhkan oleh guru untuk mengukur efektivitas

komunikasi yang dilakukan

2 Bahasa Anak yang belum sempurna Memberikan Perhatian

Memahami Komunikasi Verbal Dan Non Verbal

Meningkatkan Kemampuan Dalam Memahami

Simbol Verbal Dan Non Verbal Dengan Menambah

Referensi Pemahaman.

Menyimak Untuk Menganalisa Dan Mengevaluasi.

Meningkatkan Keahlian Menyimak Antarpersonal

Perhatikan bahasa tubuh dan ekspresi anak, dengan

begitu kita dapat memahami apa yang coba

disampaikan anak

3 Orang dewasa yang kurang mendukung proses

pembelajaran anak

Perkuat Segala sesuatu yang dilakukan anak dapat

dengan ucapan-ucapan yang menggali kemarnpuan

berpikir anak Iebih tinggi

Pendidik menggali dengan pertanyaan-pertanyaan

terbuka sehingga anak dapat berpikir aktif.

pendidik memberikan pengalaman pada anak dalarn

menggunakan bahasa yang tepat.

Pendidik juga perlu rnengucapkan kalimat dengan

bahasa yang benar.

Page 34: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

30

3. Prinsip Pembelajaran Bahasa

Prinsip pembelajaran bahasa untuk anak usia dini adalah interaksi aktif. Ada

tiga hal penting yang menjadi sumber pembelajaran bahasa/bagi anak di

kelas, yaitu :

a. Anak

Anak perlu dirangsang untuk dapat saling bercakap-cakap satu dengan yang

lainnya. Dengan interaksi aktif antar

anak, maka bahasa anak akan

berkembang dengan cepat. Karena itu di

lembaga PAUD perlu rnenggabungkan

anak dari berbagai usia. Harapannya

adalah anak yang lebih tua dapat

mencontohkan bahasa yang Iebih kaya

kepada anak yang Iebih muda, demikian

sebaliknya anak yang Iebih muda akan banyak belajar dari anak yang Iebih

tua.

b. Orang Dewasa (Tutor/Pendidik)

Orang dewasa yang hanya diam di dalam kelas kurang mendukung

perkembangan bahasa anak. Segala sesuatu yang dilakukan anak dapat

diperkuat o!eh pendidik dengan ucapan-ucapan yang menggali

kemarnpuan berpikir anak Iebih tinggi yang tentunya akan terucap melalui

percakapannya dengan pendidik. Pendidik menggali dengan pertanyaan-

pertanyaan terbuka sehingga anak dapat berpikir aktif. Karena itu perlu

pendidik yang aktif akan memberikan pengalaman pada anak dalarn

menggunakan bahasa yang tepat. Pendidik juga perlu rnengucapkan

kalimat dengan bahasa yang benar. Jika orang dewasa memberikan

contoh kata-kata yang keliru, maka anak akan meniru kata-kata tersebut.

Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang dewasa

untuk memfasilitasi pembelajaran bahasa anak, antara lain:

1. Pembelajaran bahasa bagi anak-anak menjadi mudah apabila mereka

memiliki lingkungan dan stimulasi yang tepat.

Page 35: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

31

2. Bayi belajar dan mendapat ide untuk

"bicara" dari mendengar orang-orang

disekitarnya bercakap-cakap. Oleh

karena itu, saat beraktivitas dengan

bayi upayakan untuk selalu

mengatakan apa yang kita lakukan,

seperti: “Ayo ganti popok dulu. Wah popoknya basah. Ibu ambil

popoknya, dibersihkan dulu ya pakai air, sekarang dilap, nah baru pakai

popok yang bersih. sudah selesai”.

3. Anak siap belajar untuk membuat suara dari bahasa yang ia pelajari.

Bila seorang anak hidup dalam lingkungan dimana dua bahasa dipakai

maka ia akan dapat membunyikan suara kedua bahasa tersebut.

Seperti suara mobil dan binatang, ini dapat membantu meningkatkan

kemampuan mendengar anak.

4. Pertama-tama kita harus menjadi pendengar yang baik. Bicaralah

sebanyak mungkin dengan bayi dan mencoba membuat percakapan

pribadi dengan mereka. Usahakan agar anak melihat bahasa tubuh

anda.

5. Biarkan anak memahami perkataan dan perasaan kita dengan cara

mencocokkan apa yang kita katakan dengan apa yang kita lakukan atau

yang kita katakan dengan ekspresi wajah kita.

6. Sangatlah penting untuk mengaitkan antara perkembangan bahasa

dengan perkembangan lingkungan dan sosial anak-anak Kurikulum

seharusnya diletakkan pada kerangka budaya.

7. Pendidik terlampau sering membuat setting belajar untuk anak usia dini

terkesan mirip "sekolah". Akibatnya banyak pendidik terdorong mulai

mengajarkan membaca, menulis, berhitung dan aspek formal lain dari

pembelajaran. Sesungguhnya membelajarkan anak usia dini

memerlukan waktu lebih lama sampai anak siap menerima.

8. Belajar membaca dan menulis akan terserap jauh Iebih cepat dan efektif

oleh anak-anak yang sudah memiliki latar belakang pemaharnan dan

kemampuan verbal. Contohnya ditambahkan seperti apa pemahaman

dan kemampuan verbal itu. Untuk menambah kosa-kata anak, pendidik

Page 36: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

32

harus menggunakan kata-kata tersebut secara ekspresif. Penggunaan

kosakata baru sebaiknya dilakukan berulangkali. Dan kata-kata tersebut

hendaknya bermakna dan menyentuh perasaan anak-anak sehingga

tidak mudah dilupakan.

9. Bergembiralah dalam membawakan lagu anak dengan berekpresi

sesuai dengan irama.

10. Dengarkan apabila anak sedang berbicara sampai selesai baru

kemudian tanggapi.

c. Lingkungan

Lingkungan tempat anak

itu berada juga harus

merupakan lingkungan yang

aktif, yaitu lingkungan yang

kaya dengan bahasa. Orang

dewasa bisa meletakkan

banyak kata di lingkungan

bermain anak. Di mana-mana

anak dapat melihat tulisan

sehingga menolong anak dalam mempelajari keaksaraan. Misalnya : kalau

ada meja, dapat diberi tulisan "m e j a", dll. Pendidik yang aktif akan

membawa lingkungan di luar anak yang kaya dengan bahasa ke dalam

pikiran anak dan juga mengeluarkan segala sesuatu yang ada di dalam

pikiran anak ke luar melalui bahasa yang diucapkan anak. Dengan

dernikian pengetahuan anak akan terus bertambah.

Selain tiga hal penting diatas, berikut ini adalah beberapa faktor yang

dapat mempengaruhi perkembangan bahasa dan mendorong percepatan

dalam pemerolehan bahasanya, yaitu:

1. Anak berada di dalam lingkungan yang positif dan bebas dari tekanan.

Anak selalu dibiasakan untuk ikut dalam pembicaraan. Bila ada benda

yang dibicarakan orang tua dapat menunjuk dan menyebutkan nama

benda itu. (sebagaimana disebutkan di atas, bahwa lingkungan yang kaya

Page 37: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

33

bahasa akan menstimulasi perkembangan bahasa anak. Stimulasi

tersebut akan optimal jika anak tidak merasa tertekan. Anak yang tertekan

dapat menghambat kemampuan bicaranya. Dapat ditemukan anak gagap

yang disebabkan karena tekanan dari lingkungannya).

2. Pandang mata anak saat berbicara. Kontak tersebut mendorong anak aktif

berbicara, Menunjukkan sikap dan minat yang tulus pada anak.

Anak usia dini emosinya masih kuat, karena itu pendidik harus

menunjukkan minat dan perhatian tinggi kepada anak. Orang dewasa

perlu merespon anak dengan tulus.

3. Menyampaikan pesan verbal diikuti dengan pesan non verbal. Dalam

bercakap-cakap dengan anak, orang dewasa perlu menunjukkan

ekspresi yang sesuai dengan ucapannya. Perlu diikuti gerakan, mimik

muka, dan intonasi yang sesuai. Misalnya: orang dewasa berkata,"saya

senang" maka perlu dikatakan dengan ekspresi muka senang, sehingga

anak mengetahui seperti apa kata senang itu sesungguhnya.

4. Melibatkan anak dalam komunikasi.

Orang dewasa perlu melibatkan anak untuk ikut membangun komunikasi.

Kita menghargai ide-idenya dan rnemberikan respon yang baik terhadap

bahasa anak.

5. Gunakan ejaan yang benar. Hindari ejaan yang dibuat-buat, seperti

cayang, antik ya (sayang, cantik ya)

6. Bicarakan apa yang benar-benar dilakukan dan dialami anak. misalnya,

‘ayo kita makan ya’, wah adik kepanasan, mari mama bedaki badannya’

7. Beri respon yang lebih banyak atas pertanyaan anak. Misalnya, saat anak

bertanya ‘dari mana ma’. Jawab dengan mama dari toko di sebelah, ini

beli gula untuk buat teh manis ayah’.

8. Gunakan tata bahasa yang benar dalam berbicara. Hal ini penting karena

anak peniru yang unggul. Ia akan terbiasa dengan percakapan sehari-hari.

Misalnya, ‘Ibu akan memandikan kamu/adik’

9. Betulkan kesalahan bahasa anak dengan lembut, baik dalam pengucapan

mapun susunan. Misalnya, Mama, mam adik nasi. Dengan lembut orang

tua mengatakan ‘adik mau makan nasi ya’. Hindari mentertawakan

Page 38: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

34

ucapan dan dialek anak. anak akan malu atau justru mengulang-ngulang

kesalahan itu.

10.Hindari memaksa anak untuk menghafal kata. Sebenarnya anak suka

mengulang-ulang kata yang baru dikenal. Orang tua dapat mendukung

aktivitas ini. Tetapi, bila anak enggan orang tua tidak perlu mendorong

lagi.

Page 39: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

35

F. Rangkuman Materi

KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN

Perkembangan bahasa anak adalah pemahaman dan komunikasi

melalui kata, ujaran, dan tulisan. Pemahaman kata yang dikomuniasikan

melalui ujaran ujudnya mendengarkan dan berbicara. Pemahaman kata yang

dikomunikasi dalam bentuk tulisan ujudnya membaca dan menulis. Dengan

demikian perkembangan bahasa meliputi kemampuan mendengarkan

berbicara, menulis dan membaca.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa perkembangan bahasa

meliputi 4 area utama, tetapi dalam pembahasan yaitu:

1. Mendengarkan

Mampu mendengarkan dengan benar dan tepat

memainkan bagian yang penting dalarn belajar

dan berkomunikasi dan penting dalam tahap-

tahap pertama dari belajar membaca.

a. Tahapan dalam mendengarkan:

Baru lahir : mendengarkan dengan suara-

suara (bayi baru terkaget-keget

mendengarkan suara)

Bayi dan Batita (infants and todler):

mendengarkan eksperirnen, bisa memberikan respon, Menunjukkan

ketertarikannya pada buku-buku bergambar, Menyebutkan benda

bergambar dan berpartisipasi

Anak umur 3-4 tahun yang sudah masuk playgroup/Early

preschoolers: bercerita, menyanyi, bermain dengan jari,

menyebutkan nama-nama, mengenal irama.

Anak umur 4-5 tahun (TK A) : Sudah bisa membedakan dan

menghubungkan bunyi dan simbol

Page 40: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

36

2. Berbicara

Kemampuan berbicara berhubungan dengan fonologi, morfologi,

sintaksis, dan semantik. Bagaimana anak berbicara sangat erat kaitannya

dengan aktivitas mendengarkan bunyi-bunyi, termasuk mendengarkan

orang berbicara. Meniru apa-apa yang didengarkan sebagai awal dari

aktivitas berbicara.

Cara terbaik untuk mendorong perkembangan bahasa anak-anak adalah

menyisihkan waktu untuk berbicara dengan anak-anak. Doronglah anak-

anak untuk mengungkapkan pendapat, melontarkan pertanyaan dan

rnengambi! keputusan. Anak-anak belajar kata-kata baru dengan

rnendengar kata-kata tersebut yang digunakan dalam konteks. Anak-anak

juga belajar banyak dengan mendengarkan pembicaraan. Hal yang perlu

diperhatikan orang dewasa saat

berbicara dengan anak adalah

menghindari mengkritik, menyalahkan

dan mengoreksi apa yang anak-anak

katakan atau mengkritik cara mereka

mengungkapkan diri. Bila anak

melakukan kekeliruan saat meniru

atau mengucapkan kata atau kalimat, orang dewasa cukup mengulang

dengan memperbaikinya tanpa memberi komentar apapun. Misal, saat

anak mengucapkan ‘bu potong, nggk bisa’, orang dewasa cukup

mengulang ‘oh kamu (Ani) belum bisa memotongnya yaa, jadi ibu yang

memotongkan yaa’. Cara memperagakan pengucapan kata yang benar

seperti itu lebih berhasil dari menerangkan cara mengucapkan kata dalam

pembicaraan. Unsur-unsur berbicara, meliputi:

3. Perkembangan Kosa Kata

Untuk menambah perbendaharaan kata, anak dapat diajak untuk

membaca sedini mungkin. Riset menunjukan bahwa anak-anak yang

kaya dengan kosakata dan mempunyai pengalaman banyak dalam

menggunakan bahasa akan lebih berhasil disekolah daripada yang

tidak mempunyai pengalaman sama sekali (Hart & Risley 1995).

Page 41: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

37

Dalam buku Creative Curriculum for Preschool disebutkan bahwa anak

dapat menambah kosakata dengan berbagai cara antara lain:

Dengan melibatkan anak pada pembicaraan yang bersifat informal-

bercakap-cakap baik dengan teman maupun orangtua

Dengan mengajak bernyanyi, membaca puisi, bermain dengan jari

jemari atau gerakan fisik.

Dengan memberikan pengalaman pertama dalam

memperdengarkan kata-kata baru khususnya dalam

menggambarkan apa yang sedang mereka lakukan.

Membaca dengan jelas- mendengarkan cerita dari buku dan

membahas kata-kata baru dalam cerita tersebut.

Dengan melihat gambar, anak dapat rnengeksplorasi serta ada

dialog antara orangtua dan anak. Misal: "Putri salju sedang apa,

nak?. Pada awalnya, batita masih terbatas kosakatanya. Tetapi,

mereka tetap bisa paham jika kita menggunakan kalimat yang

pendek dan sederhana.

4. Ekspresi

Gunakan bahasa yang singkat, jelas, dan benar (jangan gunakan bahasa

kekanakan). Selain itu, berbicara dengan pelan dan dibantu dengan ekspresi

wajah atau gerakan tubuh. ini membantu anak untuk mengulangi kata-kata

yang diucapkan. Sebab, sebelum mereka bisa bicara sebenarnya mereka

telah paham makna kata2 tersebut.

Walaupun anak belum bisa bicara, narnun perhatikanlah suara, bahasa

tubuh, dan ekspresi wajah. Sehingga, kita akan memahami perasaan anak

dan mereka juga akan merasa dihargai. Dengan demikian, anak akan

memahami bahwa ia memiiiki kekuatan meialui kata-katanya. Contoh : anak

berkata, "aku ingin itu". Ketika lingkungan paham, ia tidak per!u rnerebut

mainan atau sebaliknya tidak mengungkapkan keinginannya.

5. Lafal Ucapan

Ketika anak menggunakan bahasa kanak-kanaknya, jangan ditirukan atau

diolok-olok. JANGAN DISALAHKAN. Yang penting, gunakan kata-kata anak,

Page 42: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

38

kemudian diikuti dengan kata-kata yang benar. Contoh : "Ade' mau cucu? lya,

mama ambilkan susunya ya.."

Page 43: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

39

F. Evaluasi

1. Ayah : Menurut kaka, minggu besok kita enaknya jalan-jalan kemana ya?

Kaka : ke tempat berenang saja yah…

Ayah : berenang? Lebih seru mana antara berenang sama main game?

kalo menurut ayah kita ke game zone aja yu?

Kaka : Tapi berenang kan lebih asyik yah…

Ayah : oke…setelah ayah pikir –pikir, berenang juga lebih baik karena

sekalian olah raga …jadi minggu ini kita berenang ya...

dari percakapan diatas, dapat disimpulkan pola asuh seperti apakah yang

digunakan oleh sang ayah?

a. Pola asuh otoriter

b. Pola asuh demokratis

c. Pola asuh Permissif

2. “Lingkungan memberi pengaruh utama bagi perkembangan bahasa anak”

Pernyataan diatas adalah pernyataan dari teori perkembangan anak yaitu:

b. Teori Konstruktivisme

c. Teori Behavioristik

d. Teori Nativisme

3. “Teori ini mengatakan bahwa meskipun pengetahuan yang ada di dalam diri

anak tidak rnendapatkan banyak rangsangan, anak akan tetap dapat

mempelajarinya. Anak tidak sekedar meniru bahasa.yang dia dengarkan, tapi

ia juga mampu menarik kesimpulan dari pola yang ada, hal ini karena anak

memiliki sistem bahasa yang disebut Perangkat Penguasaan Bahasa.”

Teori yang dimaksud adalah:

a. Teori Konstruktivisme

b. Teori Behavioristik

c. Teori Nativisme

4. Pada tahap perkembangan bahasa anak manakah , dimana orang tua

bertindak sebagai pengenal atau model awal yang memperkenalkan bahasa

dan kosa kata baru yang dimulai dari kata kata benda yang berada di sekitar

anak?

a. Pada tahap perkembangan 0-3 bulan

b. Pada tahap perkembangan 4-6 bulan

Page 44: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

40

c. Pada tahap perkembangan 7-12 bulan

5. Apakah yang menjadi kelebihan dari pola asuh demokratis?

a. Memotivasi anak agar lebih merasa dihargai dan merasa memiliki hak

untuk berbicara dan memutuskan sesuatu dengan tetap menghargai

arahan orang-tuanya.

b. Anak menjadi egois dan berkesan tidak mau mendengar orang tuanya.

c. Memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi sehingga cenderung

menyepelekan orang lain.

6. Berikut ini adalah beberapa dari 12 kesalahan populer yang sering dilakukan

orang tua, kecuali:

a. Menyalahkan

b. Mendengarkan

c. Membandingkan

7. Perhatikanlah beberapa karakteristik perkembangan anak dibawah ini:

- Menyebutkan nama depan dan nama belakangkangnya

- Menyebutkan 3 kejadian/peristiwa umum

- Menceritakan pengalaman sederhana

- Mulai mengajukan pertanyaan yang terencana

- Konsisten dalam menggunakan kalimat lengkap

- Bertanya dengan menggunakan variasi kata: siapa, apa, di mana, dsb.

Karakteristik perkembangan anak pada usia berapakan yang diuraikan diatas

tersebut?

a. Anak usia 2-3 tahun

b. Anak usia 3-4 tahun

c. Anak usia 4-6 tahun

8. Berikut ini adalah upaya orang tua/pendidik dalam membangun kemampuan

mendengarkan anak, kecuali:

a. Memperdengarkan suara-suara (sound effects)

b. Memperdengarkan cerita dengan musik

c. Memperlihatkan kepada anak serangkaian gambar dengan muatan cerita

didalamnya dan anak diminta untuk menceritakannya

9. “Walaupun anak belum bisa bicara, narnun perhatikanlah suara, bahasa

tubuh, dan ekspresi wajah. Sehingga, kita akan memahami perasaan anak

Page 45: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

41

dan mereka juga akan merasa dihargai. Dengan demikian, anak akan

memahami bahwa ia memiiiki kekuatan meialui kata-katanya.”

Pernyataan diatas adalah upaya orang tua untuk membantu perkembangan

bahasa anak memalui:

a. Kosa kata

b. Pelafalan

c. Ekspresi

10. Apa yang akan dirasakan anak ketika orang tua menunjukkan pola asuh

otoriter?

a. Merasa mandiri

b. Berpotensi menjadi anak yang kurang percaya diri

c. Merasa dapat menggapai apa yang di cita citakan

Page 46: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

42

BAB IV

PENUTUP

Sesungguhnya pendidikan yang utama dan pertama bagi anak usia dini

berada di rumah bersama orang tua (Ayah dan Ibu). Indikatornya adalah :

1. Orang tua (Ayah dan Ibu) merupakan orang yang paling bertanggungjawab

terhadap perkembangan anak-anaknya

2. Orang tua (Ayah dan Ibu) merupakan orang yang pertama berinteraksi

dengan anak-anaknya sebelum mereka berinteraksi dengan orang lain.

3. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan terdekat (micro system) yang

sangat berpengaruh terhadap kepribadian anak

4. Waktu yang dimiliki oleh anak lebih banyak dihabiskan di rumah bersama

orang tua (Ayah dan Ibu). Dengan demikian pemberian asah, asih dan asuh

kepada anak usia dini menjadi tanggungjawab utama bagi orang tua (Ayah

dan Ibu).

Keluarga merupakan kelompok sosial yang bersifat abadi, keluarga

merupakan tempat yang paling penting dimana anak memperoleh dasar dalam

membentuk kemampuannya. Hal ini menyiratkan bahwa orang tua sebagai orang

yang pertama berinteraksi dengan anak menjadi kunci utama dalam membentuk

sikap dan kepribadian anak. Sikap orang tua sangat mempengaruhi cara mereka

memperlakukan anak, oleh karena peran yang dimainkan orang tua terhadap

anak sangat menentukan sikap dan kepribadian anak kelak. Penerapan pola

asuh yang tepat dengan menggunakan kemampuan berkomunikasi yang baik,

akan membawa pengaruh yang besar dan positif bagi tumbuhkembang anak

kelak di kemudian hari. Untuk itu, belajar melihat anak sebagai individu yang

unik, terpisah dari orang dewasa dan menyesuaikan pola pengasuhan dengan

melihat pada ciri-ciri bakat, dan kebutuhan mereka.

Page 47: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

43

Lampiran

A. Power Point

B. Soal Latihan

C. Kunci Jawaban

1.b

2.b

3.b

4.a

5.a

6.b

7.b

8.c

9.c

10.b

D. Bahan dan alat yang diperlukan

Page 48: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

44

Daftar Pustaka

Hurlock ,Elizabeth B.. 2005. Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta. Penerbit Erlangga.

Deborah Carrol & Stella Reid bersama Karen Moline, 2008, NANNY 911, Jakarta: Hikmah (PT Mizan Publika)

Direktorat PADU. 2002. Buletin PADU Jurnal Ilmiah Anak Dini Usia Edisi 02. Jakarta. Direktorat PADU. 2002. Modul Pelatihan Pengelola dan Tenaga Pendidik Kelompok

Bermain. Jakarta. Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak Jilid 2. Erlangga. Jakarta. Kartono, Kartini. 1995. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Mandar Maju.

Bandung. Tim Penyusun LPMP Banten.2011. Komunikasi Efektif Richard Ogle.2008 Smart World. Breaktrough creativity and the New Science of

Ideas. London: Marshall Cavendish Business. Hugh Mac. Leod. 2009. Ignore everything and 39 other keys to creativity. New York:

Portfolio. David A. Sousa, 2006.How the brain learns. California; Corwin Press. William Sears.2006. The Succesful Child.. Penerjemah; Tim Embun. Jakarta. Laman Pusat Bahasa. Bulan Bahasa Indonesia, Oktober 2011, Jakarta. Akhadiah, Sabarti. 1991. Bahasa Indonesia I, Jakarta: Depdikbud. Brown, H. Douglas. 1994. Principles of Language Learning and Teaching. Third

Edition. New Jersey : Prentice Hall Regents. Burn, A, & Joyce, H. 1997. Focus on Speaking. Sydney: Sydney National Centre

for English Language Teaching and Research

http: //www.tabloid nakita.com /Khasanah/ khasanah 06279-08. htm.

http://pratanti.wordpress.com/2007/08/18/%E2%80%9Ckomunikasi-dengan-anak%E2%80%9D-prakteknya-tidak-semudah-teori/ diunduh 1 maret 2012

http://www.wisdomhypnotherapy.com/kunci-sukses-komunikasi-%E2%80%9Cbawah-sadar%E2%80%9D-orang-tua-kepada-anak diunduh 1 maret 2012

Page 50: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

46

Page 51: KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANdigilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/... · 2019. 8. 7. · 3. Pengertian Pola Asuh 4. Macam-Macam Pola Asuh 5. Kendala- kendala dalam

Proses Penyajian

Materi : Komunikasi Dalam Pengasuhan

Sub Materi : Menjelaskan pentingnya komunikasi yang baik dan benar dalam pengasuhan.

Kompetensi : Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

Waktu ( menit ) : 90 menit

Kegiatan Waktu (

menit )

Media/ Bahan tayang

1 2 3

a. Ceramah

Fasilitator menjelaskan tentang tujuan

penyusunan rencana pembelajaran

b. Curah pendapat

Fasilitator meminta beberapa peserta

mengemukakan tentang langkah –

langkah penyusunan rencana

pembelajaran

c. Fasilitator Menjelasakan Materi Komunikasi dalam pengasuhan dan

pembelajaran anak usia 0-1 tahun, 2-3 tahun, 3-4 tahun, 4-5 tahun, dan 5-6 tahun.

Bahasa sebagai alat komunikasi

Komunikasi dengan orang tua dan teman sejawat.

d. Tugas Mandiri Sesuai dengan SOP

10

20

60

Media /Bahan tayang 1

Media /Bahan tayang 2

Media / Bahan tayang

SOP