22
KOMUNIKASI DAN JARINGAN ORGANISASI Gareth Morgan menggariskan sejumlah metafora yagn membantu kita memahami organisasi. Metafora-metafora tersebut adalah mesin-mesin, organisme-organisme, otak, sistem politik, penjara fisik, dan kebudayan. 1 Metafora pertama Morgan adalah mesin. Layaknya mesin, organisasi memiliki bagian-bagian yang menghasilkan produk dan layanan. Metfora kedua Morgan adalah organisme. Layaknya tumbuhan atau binatang, organisasi lahir, tumbuh, bekerja, menyesuaikan diri dengan perubahan dalam lingkungan, dan akhirnya mati. Susunan organisasional tidak pernah diam, tetapi selalu bergerak dalam proses. Keseuruhan gagasan tntang organisasi yang belajarm salah satu yang menjaga keluwesan dalam dunia yang penuh arus, menekannakan kebutuhan untuk terus berubah. 2 Metofora yang lain adalah otak; oganisasi mengolah informasi, organisasi memiliki kecerdasan, organisasi mengonsep, dan organisasi membuat rencana-rencana. Otak adalah sitem kendali tubuh sebuah organ pentig yang memiliki hubungan syaraf dengan setiap aspek lain dari tubuh. Prganisasi juga memiliki pusat kendali yang dapat disamakan denan “otak” organisasai. 1 Gareth Morgan, image of Organization (Baverly hills, CA: Sage, 1986). 2 Peter Senge, Te Fifth Dicipline: The Art and Practice of The Learning Organization (New york Currency – Doubleday, 1994) 1 | Page

Komunikasi Dan Jaringan Organisasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Komunikasi Dan Jaringan Organisasi

KOMUNIKASI DAN JARINGAN ORGANISASI

Gareth Morgan menggariskan sejumlah metafora yagn membantu kita memahami

organisasi. Metafora-metafora tersebut adalah mesin-mesin, organisme-organisme, otak,

sistem politik, penjara fisik, dan kebudayan.1 Metafora pertama Morgan adalah mesin.

Layaknya mesin, organisasi memiliki bagian-bagian yang menghasilkan produk dan layanan.

Metfora kedua Morgan adalah organisme. Layaknya tumbuhan atau binatang, organisasi lahir,

tumbuh, bekerja, menyesuaikan diri dengan perubahan dalam lingkungan, dan akhirnya mati.

Susunan organisasional tidak pernah diam, tetapi selalu bergerak dalam proses. Keseuruhan

gagasan tntang organisasi yang belajarm salah satu yang menjaga keluwesan dalam dunia yang

penuh arus, menekannakan kebutuhan untuk terus berubah.2

Metofora yang lain adalah otak; oganisasi mengolah informasi, organisasi memiliki

kecerdasan, organisasi mengonsep, dan organisasi membuat rencana-rencana. Otak adalah

sitem kendali tubuh sebuah organ pentig yang memiliki hubungan syaraf dengan setiap aspek

lain dari tubuh. Prganisasi juga memiliki pusat kendali yang dapat disamakan denan “otak”

organisasai.

Metafora lainnya adalah sistem politik; Kendalai yang dibentuk oleh pola-pola

pengaruh, atau sistem kendali, yang menjadikan organisasi seperti sebuah sistem politik,

dimana kekuasaan disalurkan, pengaruh dinyatakan, dan keputusan dibuat.

Karena manusia terbatas dalam organisasi, metafora penjara fisik juga berlaku. Organisasi

dapat membentuk dan membatasi kehidupan anggota mereka. Unsur-unsur manajeman,

kendali, dan kuasa dapat membuat organisasi terasa seperti alat dominasi karena organisasi

memiliki minat-minat yang berbeda, yang sebagian di antaranya dapat mendominasi yang lain.

Akhirnya, Morgan menempatkan kebudayaan sebagai sebuah metafora. Kebudayaan tersebut

bisa berupa etnis, kebangsaan, ras, atau bentuk lainnya. Kebudayaan memiliki sebuah identitas

1 Gareth Morgan, image of Organization (Baverly hills, CA: Sage, 1986).

2 Peter Senge, Te Fifth Dicipline: The Art and Practice of The Learning Organization (New york Currency – Doubleday, 1994)

1 | P a g e

Page 2: Komunikasi Dan Jaringan Organisasi

sebagai kebudayaan karena adanya nilai-nilai, norma-norma, keyakinan, dan kebiasaan

bersama.

1. ORGANIZATIONAL NETWORKS

Kata komunikasi berasal dari bahasa latina “communis” atau “commo” dalam Bahasa

Inggris yang berarti sama. Berkomunikasi berarti kita berusaha untuk mencapai kesamaan

makna, “commonness”. Manusia dalam kehidupannya adalah makhluk sosial, yang berarti

saling membutuhkan orang lain sebagai teman hidup, karena manusia tidak dapat hidup

sendirian. Dalam menjalani kehidupannya manusia menempati suatu lingkungan tertentu dan

melakukan peranannya masing-masing untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Setiap individu

manusia berinteraksi antara satu dengan yang lainnya baik dalam kelompok atau keluarganya

maupun dalam masyarakat. Interaksi ini menyebabkan adanya pergaulan antara individu dalam

masyarakat (kelompok). Pergaulan individu-individu ini, baik dalam kelompok keluarga maupun

dalam masyarakat, semuanya memerlukan keteraturan supaya semua proses yang berlangsung

di dalamnya berjalan tertib dan serasi, sehingga dalam masyarakat muncul suatu peraturan

yang harus ditaati oleh setiap individu.

Menurut Goldhaber, komunikasi organisasi merupakan Arus informasi dalam suatu

jaringan yg sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain (the flow of message within a

network of interdependent relationships), (Djuarsa, 1994:132).

Organisasi merupakan suatu kumpulan atau sistem individual yang melalui suatu

hierarki/jenjang dan pembagian kerja, berupaya mencapai tujuan yang ditetapkan. Manusia di

dalam kehidupannya harus berkomunikasi artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan

kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa

sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam

kelompok dan masyarakat. Di dalam kelompok/organisasi terdapat bentuk kepemimpinan yang

merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri dari pemimpin

dan bawahan/karyawan. Di antara kedua belah pihak harus ada two-way-communications atau

komunikasi timbal balik, untuk mencapai cita- cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok,

untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Hubungan yang terjadi merupakan suatu proses dari

2 | P a g e

Page 3: Komunikasi Dan Jaringan Organisasi

suatu keinginan masing-masing individu untuk memperoleh suatu hasil yang nyata dan dapat

memberikan manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan. Kehidupan organisasi tidak

mungkin dipisahkan dari komunikasi efektif. Komunikasi efektif tergantung pada

kemampuannya menjawab dan mengantisipasi perubahan lingkungan luar organisasi sesuai

dengan perkembangan internal organisasi itu sendiri. Di samping itu dalam komunikasi didasari

beberapa perspektif dalam pengembangannya sehingga berperanan penting dalam organisasi.

Perspektif yang Mendasari Komunikasi Organisasi.Sejumlah teori komunikasi

menggunakan metode dan logika penjelasan yang terdiri dari empat perspektif yang mendasari

pengembangan teori dalam ilmu komunikasi. Keempat perspektif itu adalah:

1. Covering Law Theories

Pespektif ini berangkat dari prinsip sebab-akibat atau hubungan kausal. Rumusan

umum dari prinsip ini antara lain dicerminkan dalam pernyataan hipotesis. Menurut Dray

penjelasan Covering Law Theories didasarkan pada dua asas:

a. Teori berisikan penjelasan yang berdasarkan pada keberlakuan umum/hukum umum.

b. Penjelasan teori berdasarkan analisis keberaturan. Dalam Covering Law Theories terdapat

tiga macam penjelasan:

Deductive-Nomological (D-N), penjelasan terbagi atas dua bagian, yaitu objek penjelasan (apa

yang dijelaskan) dan subjek penjelasan (apa yang menjelaskan). Contoh semua X . . adalah Y. X

dan Y bersifat universal.

Deductive-Statistical (D-S), berdasarkan prinsip probabililstik dalam ststistik. Formulanya dapat

dirumuskan sebagai berikut: P (X,Y)=R, menyatakan R menunjukan bahwa proporsi X bersama Y

bisa sama dengan R.

Inductive-Statistical (I-S), prisipnya sama dengan D-S, bedanya subjek penjelasan dijadikan

pendukung induktif untuk menerangkan objek penjelasan. Contoh; P (T,R) = 0,90. Prinsip

Covering Laws ini pada dasarnya memiliki keterbatasan: a. Keberlakuan prinsip universalitas

bersifat relatif.

b. Formula statistik Covering Law Theories sulit diterapkan dalam mengamatia tingkah laku

manusia. Karena pada dasarnya tingkah laku manusia suka berubah dan sulit diterka.

3 | P a g e

Page 4: Komunikasi Dan Jaringan Organisasi

c. Manusia dalam kehidupannya juga terikat pada ikatan budaya tertentu. d. Kehidupan

manusia penuh keragaman dan kompleks.

e. Terlalu berdasar pada hitungan statistik yang belum tentu sesuai dengan realitas.

2. Rule Theories

Pemikiran perspektif ini berdasarkan pada prinsip praktis bahwa manusia aktif memilih

dan mengubah aturan-aturan yang menyangkut kehidupannya. Agar komunikasi dapat

berlangsung dengan baik individu-individu yang berinteraksi harus menggunakan aturan-aturan

dalam menggunakan lambang-lambang. Bukan hanya aturan mengenai lambang itu sendiri,

tetapi juga harus ada aturan atau kesepakatan dalam hal giliran berbicara, bagaimana bersikap

sopan santun atau sebaliknya, bagaimana harus menyapa, dan sebagainya, agar tidak terjadi

konflik atau kekacauan.

Perspektif ini memiliki dua ciri utama:

a. Aturan pada dasarnya merefleksikan fungsi-fungsi perilaku dan kognitif yang

kompleks dari kehidupan manusia.

b. Aturan menunjukan sifat-sifat dari keberaturan yang berbeda dari keberaturan

sebab akibat. Para ahli penganut aliran evolusi mengemukakan bahwa dalam

mengamati tingkah laku manusia, perspektif ini menunjuk tujuh kelompok di mana

masing-masing mempunyai penekanan yang berbeda dalam pengamatannya.

Memfokuskan perhatiannya pada pengamatan tingkah laku sebagai aturan. mengamati tingkah

laku yang menjadi kebiasaan. menitikberatkan perhatiannya pada aturan-aturan yang

menentukan tingkah laku. mengamati aturan-aturan yang menyesuaikan diri dengan tingkah

laku. memfokuskan pengamatannya pada aturan-aturan yang mengikuti tingkahlaku. mengikuti

aturan-aturan yang menerapkan tingkah laku memfokuskan perhatiannya pada tingkah laku

yang merefleksikan aturan.

Dalam konteks komunikasi antarpribadi, pemikiran perspektif ini menekankan bahwa

tingkah laku manusia merupakan hasil atau refleksi dari penerapan aturan yang disepakati

bersama. Dalam hal ini ada empat proposisi yang diajukan:

4 | P a g e

Page 5: Komunikasi Dan Jaringan Organisasi

a. Tindakan-tindakan yang bersifat gabungan, kombinasi dan asosiasi merupakan ciri-

ciri perilaku manusia.

b. Tindakan-tindakan di atas disampaikan melalui pertukaran informasi simbolis.

c. Penyampaian informasi simbolis menuntut adanya interaksi antarsumber, pesan,

dan penerima yang sesuai dengan aturan komunikasi yang disepakati.

d. Aturan-aturan komunikasi ini mencakup pola-pola umum dan khusus.

3. System Theories

Secara umum sistem mempunyai empat ciri:

a. Sistem adalah suatu keseluruhan yang terdiri dari elemen- elemen yang masing-

masing mempunyai karakteristik tersendiri.

b. Sistem berada secara tetap dalam lingkungan yang berubah.

c. Sistem hadir sebagai reaksi atas lingkungan.

d. Sistem merupakan koordinasi dari hirarki.

Ada banyak jenis sistem, tetapi yang sering terkait dengan teori komunikasi adalah

sistem terbuka dan structural-functional. Sistem terbuka (open sistem) ditandai dengan: Unsur-

unsur yang ada dalam sistem Fungsi dari masing-masing sistem Hubungan antara unsur

dalam sistem Lingkungan sosial budaya di mana sistem berada. Komunikasi organisasi banyak

dipengaruhi oleh logika berpikir sistem, di mana komunikasi organisasi berhubungan dengan

komunikasi interpersonal dalam oranisasi yang di dalamnya terdapat hierarki.

4. Symbolic Interactionisme

Perspektif ini berkembang dari sosiologi. Menurut Jarome Manis dan Bernard Meletzer

terdapat tujuh proposisi umum yang mendasarinya:

a. Tingkah laku manusia dan interaksi antarmanusia dilakukan melalui perantaraan

lambang-lambang yang mengandung arti.

b. Orang menjadi menusiawi setelah berinteraksi dengan orang-orang lain.

c. Masyarakat merupakan himpunan dari orang-orang yang berinteraksi.

d. Manusia secara sukarela aktif membentuk tingkah lakunya sendiri.

5 | P a g e

Page 6: Komunikasi Dan Jaringan Organisasi

e. Kesadaran dan proses berpikir seseorang melibatkan proses interaksi dalam dirinya.

f. Bahwa manusia membangun tingkah lakunya dalam melakukan tindakan-

tindakannya.

g. Untuk memahami tingkah laku manusia diperlukan penelaahan tentang tingkah laku

perbuatan tersembunyi (Sendjaja, 2005).

2. THE POSITIONAL TRADITION

a. Classical Foundation: Weber (hlm 362)

Max Weber akan menjelaskan proses-prose sosial dalam sebuiah cara yang

menghubungkan motivasi individu dengan hasil-hasil sosial. Karena penekannya pada individu

sebagai pengendali tindakan dan ketertarikannya pada penjelasan kausal dan rasional,

karnyana benar-benar menunjukkan sebuah kualitas tertentu dari tradisi sosiopsikologis. Teori-

teori Weber juga memberikan kerangka kerja untuk pandangan tradisional tentang susunan

organisasi sebagai sesuatu yang hierarki dan diatur oleh aturan.

Gagasan Weber yang dikembangkan pada awal abad ke-20 adalah bagian dari apa yang

sekarang kit kenal sebagai “teori organisasi klasik”.3Weber mencoba untuk mengenali cara

terbaik bagi organisasi dalam mengatur kerumitan kerja individu dengan tujuan yang umum,

dan prinsip-prinsipnya memiliki kekuatan yang tetap ada selama bertahun-tahun. Weber

mendefiniskan sebuah organisasi sebagai sebuah sistem kegiatan interpersonal yang memilik

maksud tertentu yang dirancang untuk menjelaskan tugas-tugas individu.4 Hal ini tidak dapat

dilakukan tanpa adanya otoritas, spesialisasi, dan regulasi.

a. Otoritas (authority) hadir bersamaan dengan kekuasaan, tetapi dalam organisasi,

otoritas harus “sah” atau disahkan secara formal oleh organisasi. Keefektifan organisasai

bergantung pada tingkatan yang memberikan manajeen kekuasasan resmi (legitimate

power). Dengan kata lain, para manajer tidak perlu memiliki kekuasaan karena usia,

3? Teori-teori klasik yang paling penting adalah milik Henri Fayol dan Fredrick Taylor. Lihat Henry Taylor , General and Industrial Management (Noew York:Pitman, 1949); dan Fredrick W. Taylor, Pinciple of Scientific Management (New York: Harper Brothers, 1947)

4 Weber, Theory of Social and Economic Organization, 151

6 | P a g e

Page 7: Komunikasi Dan Jaringan Organisasi

kecerdasaan, bujukan atau kekuatan fisik, tetapi karena organisasi memberikan mereka

otoritas. Ketika kita menjadi anggota sebuah organisasi, kita “menyetujui”, setidaknya

secara dam-diam untuk mengikuti aturan-aturan yang memberikan otoritas ini.

Organisasi didirikan sebagai sebuah sistem rasional oleh kekuatan aturan

menjadikannya semacam otoritas rasional resmi (rational-legal authority).

Cara terbaik untuk mngorganisir otoritas legal yang rasional, menurut Weber, adalah

dengan hierarki. Dengan kata lain, atasam memiliki atasa, yang juga memiliki atasan lagi.

Hierarki dijelaskan oleh regulasi di dalam organisasi tersebut. Setiap lapisan manajemen

memiliki otoritas resminya, dan hanya kepala organisasi yang memiliki otoritas penuh

dan menyeluruh.

Sebuah prinsip otoritas birokasi yang berhubungan, menurut Weber, adalah bahwa

pegawai perusaaan bukanlah pemilik perusahaan karena hal ini akan mengganggu arus

otoritas yang sah. Ini merupakan salah satu aspek organisasi yang telah berubah sejak

masa Weber; dimana pegawai sering sekal memliki saham kepemilikan yang berarti

bahwa mereka memang memiliki bagian dari perusahaan tersebut.

b. Prinsip kedua spesialisasi (specializational).Pekerja dibagi menurut divisi buruh, dan

mereka mengetahui pekerjaan mereka di dalam organisasi. Pengembangan gelar dan

deskripsi tugas adalah sebuah contoh yang sempuna untuk spesialisasi. Dalam sebuah

perusahaan yang besar, divisi buruh sering kali sangat luas yang berakibat pada

anggapan pegawai bahwa pekerjaan mereka tidak terlalu berpesan bagi perusahaan. Ini

merupakan ciri dari birokrasi.

c. Aspek ketiga dari birokrasi aldah tuntutan aturan (rules). Apa yang membuat kordinasi

organisasi menjadi mungkin adalah implementasi regulasi yang mengatur perilaku

setiap orang. Aturan-aturan organisasi harus rasional, menurut Weber, yang berarti

bahwa aturan-aturan tersebut dirancang untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk

mengingat semua yang terjadi, harus ada catatan dari semua kegiatan organisasi.

7 | P a g e

Page 8: Komunikasi Dan Jaringan Organisasi

Model birokrasi Weber menggambarkan dengan baik metafora mesin dari organisasi.

Model ini mengikuti sebuah pandangan mekanistik atas awah tentang bagaimana kelompok-

kelompok yang besar harus mengoordinasikan kegiatan mereka demi mencapai tujuan.

3. THE RELATIONAL TRADITION

a. The Process of Organizing (hlm 364)

Teori Weick tentang berorganisasi sangat penting dalam bidang komuniasi karena teori

ini menggunakan komunikasi sebagai sebuah dasar bagi pengorganisasian manusia dan

memberikan sebuah dasar pemikiran untk memahami bagaimana manusia berorganisasi.

Menurut teori ini, organisasi bukanlah susunan yang terbentuk oleh posisi dan peranan, tetapi

oleh aktivitas komunikasi. Lebih pantas untuk mengucapkan “berorganisasi” daripada

“organisasi”, karena organisasi itu sendiri merupakan sesuatu yang dicapai manusia melalui

sebuah proses komnikasi yang berlanjutan. Ketika manusia melakukan interaksi sehari-hari,

kegiatan mereka menciptakan organisasi.

Secara spesifik, interaksi yang membentuk sebuah organisasi terdiri atas sebuah

tindakan (interact) atau sebuah pernyataan atau perilaku seorang individu. Jika sendiri,

tindakan tidak memiliki arti. Sebuah interaksi melibatkan sebuah tindakan yang diikuti oleh

respon, dan sebuah interaksi ganda (double interact) terdiri dari atas sebuah penyesuaian atau

tindak lanjut oleh orang yang pertama bertindak. Weick yakin bahwa semua kegiatan

berorganisasi adalah interaksi ganda. Interaksi berguna untuk memperoleh pemaknaan umum

di antara anggota kelompok, dan pemaknaan bahwa setiap individu yang memiliki informasi

memberikan mekanisme yang olehnya kita dapat mendapatkan pemahaman umum.

Kegiatan berorganisasi berfungsi untuk mengurangi ketidakpastian informasi. Istilah

kuni Weick adalah equivocality, yang berarti ketidakpastian, kesulitan, ambiguitas, dan

kurangnya keterdugaan. Menurut Weick, semua informasi dari lingkungan sekitar bersifat

samar-samar atau ambgu pada beberapa tingkatan, dan kegiatan berorganisasi dirancang untuk

mengurangi ketidakpastian, tetapi setiap usaha berkontribusi. Tingkat equvocality yang dialami

akan berbeda dalam setiap situasi, tetapi sering kali cukup besar, dan untuk menguranginya

akan memerlukan implikasi organisasi yang besar.

8 | P a g e

Page 9: Komunikasi Dan Jaringan Organisasi

Proses penghilangan kesamaran ini merupakan proses yang berkembang dengan tiga

bagian; pembuatan, pemilihan dan penyimpanan. Pembuatan (enactment) adalah definisi

tentang situasi, atau menyatakan adanya informasi yang samar-samar darni luar. Dalam

pembuatan, kita memperhatikan stimuli, dan diakui adanya kesamaran. Ketika kita menerima

tugas yang berhubungan dengan masalah keamanan di tempat kerja, kita terfokus pada satu

masalah, yang berarti sudah menghilang beberapa ketidakpastian dari bidang masalah yang

mungkin ada yang sedang kami hadapi. Oleh sebab itu, jika kita mengatakan, “baiklah, saya

akan berkonsentrasi pada masalah keamanan ini,” merupakan sebuah bentuk pembuatan,

karena hal tersebut membuat kita fokus.

Proses kedua adalah pemilihan, yang anggota organisasi menerima beberapa

informasi sebagai sesuatu yang relvan dan menolak informasi lain. Pemilihan mempersempit

bidang, menghilangkan pilihan yang tidak ingin dihadapi oleh pelaku pada saat itu. Karenanya

proses ini menghilangkan pilihan yang tidak ingin dihadapi oleh pelaku saat itu. Karenanya

proses ini menghilangkan lebih banyak kesamaran dari informasi awal.

Bagian ketiga adalah penyimpanan, dimana hal-hal tertentu akan disimpan untuk

penggunaan dimasa yang akan datang. Informasi yang disimpan digabungkan pada kesatuan

informasi yang sudah ada yang menjalankan organisasi. Contoh, kelompok Anda mungkin

memutuskan untuk menyelesaikan masalah keamanan yang disesbabkan oleh mesin-mesin,

menolak untuk menyelesaikan masalah lain. Informasi mengenai bagaimana menyelesaikan

masalah keamanan mesin menjadi bagian pengetahuan organisasi untuk digunakan dalam

memecahkan maslah dimasa yang akan datang.

Setelah terjadi penyimpanan, anggota organisasi menghadapi sebuah titik pilihan

(choice point). Mereka pertama-tama harus memutuskan apakah mereka harus melihat lagi

pada lingkungan sekitar dengan cara yang baru.

Saat manusia berkomunikasi iuntuk mengurangi ketidakpastian, mereka menjalani

sebuah rangkaian siklus perliaku (behavior cycles), atau kebiasaan yang memungkinkan

kelompok menjelaskan segala sesuatunya. Jadi, misal, Anda mungkin menyusun serangkaian

pertemuan untuk membahas maslaah keamanan dan memutuskan bagaimana mengatasinya.

9 | P a g e

Page 10: Komunikasi Dan Jaringan Organisasi

Siklus perilaku, seperti pertemuan keamanan ini, merupakan bagian dari semua aspek dalam

berorganisasi; pembuatan, pemilian, penyimpanan dan pilihan.

Dalam sebuah siklus perilaku, tindakan anggota diatur oleh aturan tindakan(assembly

rules) yang menuntun pilihan kebiasaan yang digunakan untuk menyelesaikan proses yang

sedang dijalankan (pembuatan, pemilihan, atau penyimpanan). Aturan-aturan tersebut

merupakan kriteria dimana pada anggota organisasi memutuskan apa yang harus dilakukan

untuk mengurangi kesamaran. Pertanyaan yag dijawab oeh aturan tindakan adalah; diantaa

semua siklus perilaku yang mungkin dalam organisasi ini, yang mana yang akan kita gunakan

sekarang?Sebagai contoh, dalam proses pemilihan Anda dapat menggunakan aturan tindakan

bahwa “dua kepala lebih baik daripada satu’, dan dengan dasar ini, Anda memutuskan untuk

mengadakan pertemuan dengan insinyur di tempat kerja Anda.

Elemen –elemen dasar dari model Weick (lingkungan, kesamaran, pembuatan,

pemilihan, penyimpanan, titik pilihan, sklus perilaku, dan aturan tindakan), semuanya

berkontribusi terhadap pengurangan kesamaran. Weick mengharapkan semua elemen ini

bekerja bersama dalam sebuah sistem, masing-masing elemen saling berhubungan. Oleh

karena itu, dengan teori ini, kita mulai melihat sebuah perluasan dari tindakan-tindakan

tunggal, ke interaksi, ke interaksi ganda, ke siklus. Pola-pola interaksi menyatukan manusia ke

dalam kelompok-kelompok dan meyatukan kelompok-kelompok ke dalam jaringan yang lebih

besar.

b. Structuration in Organizing (hlm 375-378)

Dari gagasan Anthony Giddens tentan strukturasi, struktur adalah proses akibat yang

tidak diharapkan dari tindakan mencipta norma, aturan, dan sususnan sosial lain yang

membatasi atau mempengaruhi tindakan di masa depan. Strukturisasi terus terjadi dalam

semua sistem sosial. Marshall Scott Poole dan Robert McPhee menyatakan susunan adalah

manifestasidan juga hasil dari sebuah organisasi, seperti yang tertulis dalam buku panduan

pegawai, bagan organisasi dan kebijakan, memunculkan dua tipe komunikasi;

a. Pertama, adalah cara tidak angsung daam memberitahu pegawai mengenao

organisasi (nilai, prosedur, dan metodenya).

10 | P a g e

Page 11: Komunikasi Dan Jaringan Organisasi

b. Kedua, adalah cara anggota organisasi dapat berbicara tentang komunikasi dalam

organisasi mereka

Susunan organisasi diciptakan ketika individu-individu saling berkomunikasi dalam tiga

metafora “tempat” atau pusat struturasi (center of structuration). Pertama, mencakup semua

episode kehidupan organisasi dimana manusia mengambil keputusan dan pilihan yang

membatasi apa yang dapat terjadi dalam organisasi. Ini merupakan tempat konsepsi

(conception). Tempat kedua dari struturisasi organisasi adalah kodifikasi formal dan

pemberitahuan keputusan dan pilihan – tempat implementasi (implementation). Ketika

keputusan diambil untuk mendirikan sebuah kampus baru, pembantu rektor mngkin

mengirimkan sebiah memorandum formal kepada pengajar dan staf untuk memberitahukan

akan perubahan tersebut. Pengumuman formal sendiri akan membantu dalam membentuk

susunan organisasi di masa depan.

Akhirnya, strukturisasi terjadi ketika anggota organisasi bertindak sesuai dengan

keputusan organisasi bertindak sesuai dengan keputusan organisasi yang merupakan tempat

penerimaan (reception).

Selain susunan organisasi, iklim organisasi juga dapat muncul dari strukturasi. Secara

tradisional, iklim organisasi dipandang sebagai salah satu variabel kunci yang memengaruhi

komunikasidan produktivitas serta kepuasan pegawai. Menurut Poole dan McPhee, iklim

organisasi (climate) adalah penjelasan umum kolektif tentang organisasi yang membentuk

harapan dan perasaan organisasi yang membentuk harapan dan perasaan anggotanya dan juga

kinerja organisasi. Anggota organisasi membuat iklim organisasi ketika mereka menjalani

kegiatan sehari-hari mereka, dan setiap organisasi sebenarnya memiliki beragam iklom untuk

kelompok yang berbeda.

Poole dan McPhee mendefiniskan iklim organisasi secara strukturasi sebagai “sebuah

sikap kolektif yang terus dihasilkan dan dihasilkan kembali oleh interaksi anggota.” Iklim

organisasi muncul dari interaksi antara mereka mereka yang ikut serta atau bergabung dalam

organisasi. Iklim organisasi merupakan hasil dari strukturasi: keduanya merupakan perantara

dan hasil interaksi.

11 | P a g e

Page 12: Komunikasi Dan Jaringan Organisasi

Poole memandang iklim organisasi sebagai sebuah hierarki dari tiga lapisan sosial.

Pertama, adalah istilah-istilah yang digunakan anggota untuk mendefinisikan dan menjelaskan

organisasi: kolom konsep (concept pool). Kedua, adalah konsepsi dasar bersama yang sangat

abstrak tentang atmosfir organisasi: iklim kernel (kernel climate). Ketiga, iklim tertentu

(particular climate). Iklim Kernel menyerap keseluruhan organisasi, tetapi iklim-iklim tertentu

bisa berbeda dari satu segmentasi organisasi ke segmen lainnya.

Iklim tidak statis, tetapi terus mengalamai proses perkembangan. Ada tiga faktor yang

berhubungan dalam proses perkembangan ini;

a. Pertama, susunan organisasi 9structure of the organization) itu sendiri. Karena

susunan membatasi jenis interaksi dan kegiatan yang dapat dimasuki, susunan

membatasi jenis iklim yang bisa ada dari interaksi dan kegiatan ini.

b. Kedua, berbagai aparat penghasil iklim (climate-producing apparatuses), atau

mekanisme yang dirancang untuk memengaruhi persepsi dan kinerja pegawai,

seperti laporan berkala, program pelatihan, dan sejenisnya.

c. Ketiga, karakteristk anggota (kemampuan dan pengetahuan anggota). Sebagai

contoh, jika pegawai cukup cerdas dan reflektif, mereka dapat menentang otoritas

yang ada dan “mengetahui kebenaran” aparat-aparat tersebut. Karakteristik anggota

juga meliputi tingkat persetujuan atau koordinasi daam kelompok kerja.

c. Structuration in organizational Control and Identity (hlm 378 – 382)

Philip Tomkins, George Cheney, dan rekan-rekan telah mengembangkan sebuah

pendekatan yang baru dan berguna terhadap komunikasi organisasi. Kendali atas pegawai

dapat dinyatakan dalam organisasi dengan empat cara;

a. Kendali sederhana (simple control), atau penggunaan kekuasaan yang langsung

dan terbuka.

b. Kendali teknis (technical control), atau penggunaan alat-alat dan teknologi.

Contoh; pegawai yang diberikan telepon dan diperintahkan untuk

menggunakannya dalam pekerjaan mereka dan dapat dihubungi 24 jam, maka

mereka dalam kndali teknis.

12 | P a g e

Page 13: Komunikasi Dan Jaringan Organisasi

c. Kendali Birokrasi, yang merupakan penggunaan prosedur organisasi dan aturan-

aturan formal. Contoh, pegawai diberikan sebuah buku panduan yang mencakup

kebijakan yang harus diikuti, dan memo, tinjauan laporan, tinjauan rapat, dan

tinjauan kinerja digunakan untuk menyampaikan harapan yang lain.

d. Kendali konsertif (concertive control)- peggunaan hubungan interpersonal dan

kerja sama tim sebagai sebuah cara kendali. Ini merupakan bentuk kendali yang

paling sederhana karena mengandalkan pada realitas dan nilai-nilai bersama:

“Dalam organisasi konsertif, aturan dan regulasi yang tertulis jelas digantikan

oleh pemahaman pemaknaan nilai, objektif, dan cara-cara pencapaian bersama,

sejalan dengan apresiasi yang mendalam untuk ‘misi’ organisasi. Kami menyebut

ini ... ;jiwa organisasi yang baru’.

Dalam organisasi kontemporer, kendali disipliner sangat baik dicapai dalam empat cara;

a. Pertama, kendali ini melibatkan metode yang tidak menonjol.Disiplin tidak harus

jelas atau disadari tapi merupakan bagian dari kegiatan sehari-hari organisasi

yang berjalan terus.

b. Kedua, disiplin dihasilan secara kolaboratif. Anggota organisasi bekerja bersama

untuk membuat kegiatan-kegiatan normal, untuk membuat standar, sebuah

disiplin. Contohnya rapat.

c. Ketiga, disiplin merupakan bagian dari hubungan sosial. Apa yang orang katakan

dan lakukan kepada orang lain diatur oleh dan menghasilkan kegiatan yang

ternormalkan.

Cara kendali yang paling efektif didasarkan pada nilai-nilai yang mendorong anggota

organisasi – hal paling dasar yang mereka perjuangkan. Hal ini dapat meliputi uang, waktu,

pencapaian, pemahaman kerja sama tim, dan sebagainya. Menjadi anggota sebuah tim yang

sangat anda nikmati daam pekerjaan mungkin jauh lebih mendorong Anda daripada

penghargaan tradisional seperti uang.

Menurut Tompkins dan Cheney, pengambilan keputusan organisai mengikuti sebuah

pola silogistis, di mana pelaku berpikir secara deduktif dari dasar pemikiran umum dan diana

pilihan didasarkan pada pemikiran tersebut. Kendali ditonjolkan ketika pekerja, yang menerima

13 | P a g e

Page 14: Komunikasi Dan Jaringan Organisasi

pemikiran umum tertentu, memikirkan kesimpulan yang diharapkan oleh manajemen. Dasar

pemikiran diterima karena adanya insentif seperti gaji dan otoritas orang-orang yang memiliki

kekuasaan – sangat berhubungan dengan gagasan Weber tentang birokrasi. Namun,

penerimaan ini tidak datang begitu saj karena konflik sering terjadi dari erbedaan antara

keyakinan pribadi pegawai dan pemikiran organisasi.

Identitas. Identifikasi (identification) terjadi ketika individu menyadari dasar mereka.

Kita terhubung dengan idividu sebagai teman berbagi sesuatu yang sama; dan semakin kita

berbagi dengan orang lain, semakin besar identifikasi antara kita.

Pada saat yang sama, identifikasi kita membentuk siapa kita, identitas kita. Jalur dua

arah ini disebutkan dalam teori sebagai dualitas identitas identifikasi (identity-identification

duality). Tompkins dan Cheney yakin bahwa proses identifikasi identitas bersifat

struktrasional.Dengan kata lai, dalam proses pencarian afiliasi denga orang lain, tanpa disadari

kita menciptakan susunan yang akan memengaruhi identitas kita.

Ketika dicapai sejumlah identifikasi tertentu, entime organisasi memungkinkan adanya

kendali konsertif. Entime merupakan sebuah alat retorik yang digunakan untuk menarik audiens

dalam proses pemikiran pengacara. Dalam organisasi, para anggota adalah semaam audiens

yang mencapai kesimpulan tertentu berdasarkan pada dasar pemikiran implisit bersama.

Kendali konserfatif adalah salah satu mekanisme yang digunakan oleh organisasi untuk

mengatur banyak identitas. Organisasi yang kompleks saat uni tidak memiliki gambaran tunggal

dengan ketertarikan tunggal yang sesuai. Namun, ini merupakan sebuah sistem interaksi yang

kompleks, kadang-kdang bertentangan, identitas, dan komunikasi organisasi harus dapat

mengatasi situasi majemuk ini. Organisasi harus memiliki sebuah cara untuk menarik individu

dengan semua ketertarikan variabel mereka ke dalam sebuah identifikasi umum dengan

organisasi. Perbedaan identitas, atau bahkan pertentangan, dapat ditangani jika setidaknya ada

keseluruhan identifikasi dengan organisasi sebagai sebuah kesatuan. Kadang-kadang, organisasi

harus berubah yang berarti mengubah identitas, bukan mempertahankannya, organisasi harus

menciptakan sebuah identitas, bukan mempertahankannya, organisasi harus menciptakan

sebuah identitas baru yang sebagian didasarkan pada ketertarikan dari bagian dasar

keanggotaannya. Karena alasan ini, kemajukan dan perbedaan yang tidak terkendali tidak dapat

14 | P a g e

Page 15: Komunikasi Dan Jaringan Organisasi

ditoleransi oleh sebuah organisasi, maka kendali konservatif melalui identifikasi sangat penting.

Salah satu faktor pemersatu dari sebuah organisasi dapat berupa budayanya, dan kita akan

menelusuri sebuah teori dengan fous pada hal ini selanjutnya.

4. THE CULTURAL TRADITION (HM 382)

John van Maanen dan Stephen Barley menggarisbawahi empat “bidang” budaya

organisasi. Bidang yang pertama, konteks ekologi (ecological context), adalah dunia fisik,

termasuk lokasi, wktu dan ejarah, dan konteks sosial yang di dalamnya organisasi berjalan.

Bidang kedua, terdiri ata jaringanm atau Iinteraksi diferensial (differential interaction) Ketiga,

pemahaman kolektif (collective understanding). Ini merupakan “isi” dari budaya – gagasan, cita-

cita, nilai dan kegiatan. Keempat, ada kegiatan atau tindakan individu, yang mendasari bidang

individu (individual domain). Beberapa organisasi yang besar terdiri atas sebuah budaya

tunggal. Dalam sebagian besar masalah, subkultur yang terkait dengan kelompok tertentu akan

muncul. Dalam sebagian besar masaah, subkultur yang terkait engan kelompok tertentu akan

muncul.

15 | P a g e