Upload
fatma-risda-hidayanti
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/17/2019 Komunitas SGD Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/komunitas-sgd-lansia 1/30
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usia lanjut sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap
perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang sudah
mencapai usia lanjut tersebut dan merupakan kenyataan yang tidak dapat
dihalangi (Stanley, 2006). Secara individu, pada usia diatas tahun terjadi proses
penuaan secara alamiah yang nantinya akan menimbulkan masalah !isik, mental,
sosial, ekonomi, dan psikologis. Salah satu masalah kesehatan yang perlu
mendapatkan perhatian serius pada masa usia lanjut adalah osteoporosis.
"steoporosis adalah penyakit metabolik tulang yang mempunyai si!at#si!at
khas berupa massa tulang yang rendah disertai mikroarsitektur tulang dan
penurunan kualitas jaringan tulang yang akhirnya dapat menimbulkan kerapuhan
tulang dan menyebabkan !raktur. "steoporosis disebut sebagai silent desease
karena proses kepadatan tulang bekurang secara perlahan dan berlangsung secara
progresi! selama bertahun#tahun tanpa disadari disertai tanpa adanya gejala.
$ahkan pasien "steopororsis yang dapat diidenti!ikasi setelah terjadi !raktur
hanya kurang dari 2% (&osman, 200'). enderita "steoporosis beresiko
mengalami !raktur yang meningkatkan beban sosioekonomi berupa peraatan
biaya yang besar. Selain itu juga menyebabkan kecacatan, ketergantungan pada
orang lain yang menyebabkan gangguan aktivitas hidup, !ungsi sosial, dan
gangguan psikologis sehingga terjadi penurunan kualitas hidup bahkan sampai
menyebabkan kematian. *esiko kematian bagi pria yang menderita "steoporosis
sama dengan orang yang menderita kanker prostat. Sedangkan resiko kematian bagi anita sama dengan orang yang menderita kanker payudara bahkan lebih
tinggi dari orang yang menderita kanker rahim (+andra, 200').
enyakit kerapuhan tulang ini melanda seluruh dunia dan telah
melumpuhkan jutaan orang. akta dari lembaga National Osteoporosis
Foundation di -merika menunjukkan hasil yang memprihatinkan. ebih dari /.
juta orang di -merika menderita tulang patah setiap tahunnya yang diakibatkan
oleh osteoporosis dan hampir 1 juta orang lainnya diperkirakan mengalami
1
8/17/2019 Komunitas SGD Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/komunitas-sgd-lansia 2/30
kerendahan densitas tulang (kerapuhan tulang) yang mengakibatkan mereka
berada dalam kondisi terancam menderita osteoporosis (&lupster, 200').
nternational "steoporosis oundation (") mencatat 20% pasien patah tulang
"steoporosis meninggal dalam aktu satu tahun. Sepertiga diantaranya harus
terus berbaring di tempat tidur, sepertiga lainnya harus dapat dibantu untuk dapat
berdiri dan berjalan. 3anya sepertiga yang dapat sembuh dan beraktivitas optimal
(Suryati, - 4uraini, 2006).
revalensi "steoporosis di ndonesia sudah mencapai /',5%. $erdasarkan
hasil analisis data resiko osteoporosis oleh uslitbang i7i 8epkes bekerja sama
dengan onterra $rand ndonesia yang dipublikasikan tahun 2006 menyatakan 2
dari orang ndonesia memiliki resiko "steoporosis. 3al ini juga didukung oleh
ndonesian 9hite aper yang dikeluarkan oleh erhimpunan osteoporosis
ndonesia (erosi) pada tahun 2005 yaitu "steoporosis pada anita yang berusia
di atas 0 tahun mencapai 2,% dan pada pria di usia diatas 0 tahun mencapai
2:,:. Secara keseluruhan percepatan proses penyakit "steoporosis pada anita
sebesar :0% dan pria 20% (;inropa, 20/).
Usia bertambah dan tingkat kesegaran jasmani akan menurun. Untuk
mengatasi masalah tersebut, lansia dengan osteoporosis perlu melakukan latihan
kebugaran !isik, salah satunya adalah dengan senam osteoporosis. emberian
senam osteoporosis pada lanjut usia dimulai dengan intensitas dan aktu yang
ringan kemudian meningkat secara perlahan#lahan serta tidak bersi!at
kompetiti!<bertanding. Senam osteoporosis bagi lanjut usia mempunyai man!aat
besar karena dapat meningkatkan kemampuan aerobik yaitu akan meningkatkan
aliran darah dan volume pasokan darah yang membaa oksigen ke organ#organ
tubuh terutama ke organ otak. 3al ini didukung oleh penelitian selama /0 tahun pada pria lanjut usia berdasarkan data dari inlandia, talia dan $elanda oleh
tentang hubungan akti!itas !isik dengan penurunan kogniti!. enelitian tersebut
menyimpulkan baha penurunan !rekuensi, intensitas dan durasi akti!itas akan
mempercepat proses penurunan !ungsi kogniti! (=arolina, 200').
2
8/17/2019 Komunitas SGD Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/komunitas-sgd-lansia 3/30
1.2 Rumusan Masalah
*umusan masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah >
/) $agaimana konsep lanjut usia ?
2) $agaimana konsep osteoporosis promosi kesehatan ?) $agaimana konsep promosi kesehatan ?
1) $agaimana konsep senam osteoporosis ?
1.3 Tujuan
+ujuan pembuatan makalah ini adalah @
/) ;engetahui konsep lanjut usia.
2) ;engetahui konsep osteoporosis.
) ;engetahui konsep promosi kesehatan.
1) ;engetahui konsep senam osteoporosis.
BAB II
TINAUAN PU!TA"A
3
8/17/2019 Komunitas SGD Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/komunitas-sgd-lansia 4/30
2.1 Lans#a
2././ engertian
anjut usia adalah suatu proses !isiologis yang tidak dapat
dihindari, ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh
beradaptasi terhadap stress di lingkungan. Undang#undang nomor
/ +ahun /'': bab / pasal / ayat 2 tentang kesejahteraan lanjut
usia, menjelaskan lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia
60 tahun keatas (erry A!endi, 200'). World Health Organization
(93") tahun 2002 membagi golongan lansia menjadi 1 yaitu usia
pertengahan (middle age) 1 #' tahun, lanjut usia (elderly) 60#51
tahun, lanjut usia tua (old ) 5#'0 tahun serta usia sangat tua (very
old ) diatas '0 tahun. 8ari de!inisi di atas dapat disimpulkan baha
lanjut usia adalah tahapan perkembangan !isiologis yang ditandai
dengan penurunan kemampuan tubuh beradaptasi terhadap stress,
perubahan dan penurunan di berbagai aspek kehidupannya,
meliputi kemampuan !isik, !ungsional serta peran sosialnya di
lingkungannya.
2./.2 erubahan Sistem +ubuh ansia+eori biologis menjelaskan jika proses menua menyebabkan
terjadinya perubahan molekuler dan seluler dalam sistem organ
utama serta kemampuan tubuh untuk ber!ungsi secara adekuat
untuk melaan penyakit. =ondisi tersebut menyebabkan terjadinya
serangkaian perubahan dalam sistem tubuh, meliputi sistem
sensoris, sistem integumen, sistem muskuloskeletal, sistem
neurologis, sistem kardiovaskuler, sistem pulmonar, sistem
endokrin, sistem renal dan urinaria, sistem gastrointestinal hingga
sistem reproduksi (Stanley, 2006).
a. Sistem ;uskuloskeletal
+ulang kehilangan kepadatannya (density) dan semakin rapuh,
ki!osis, persendian membesar dan menjadi kaku, tendon
mengerut dan mengalami sklerosis, atro!i serabut otot sehingga
gerak seseorang menjadi lambat, otot#otot kram dan menjadi
tremor (erry A!endi, 200').
4
8/17/2019 Komunitas SGD Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/komunitas-sgd-lansia 5/30
erubahan sistem muskuloskeletal pada lansia dapat di
kelompokkan berdasarkan komponen penyusunnya, meliputi @
a) Baringan penghubung (kolagen dan elastin), kolagen sebagai
pendukung utama pada kulit, tendon tulang, kartilago dan
jaringan pengikat mengalami perubahan menjadi bentangan
yang tidak teratur. erubahan pada kolagen tersebut
merupakan penyebab turunnya !leksibilitas pada lansia
sehingga menimbulkan dampak berupa nyeri, penurunan
kemampuan untuk meningkatkan kekuatan otot, kesulitan
bergerak dari duduk ke berdiri, jongkok dan berjalan dan
hambatan dalam melakukan kegiatan setiap harinya. b) =artilago, jaringan kartilago pada persendin lunak dan
mengalami granulasi dan akhirnya perukaan sendi menjadi
rata, kemudian kemampuan kartilago untuk regenerasi
berkurang dan degenerasi yang terjadi cenderung kearah
progresi!, konsekuensinya kartilago pada persendian
menjadi rentan terhadap gesekan. erubahan tersebut sering
terjadi pada sendi besar penumpu berat badan. -kibatnya
perubahan itu sendi mengalami peradangan,kekakuan,
nyeri, keterbatasan gerak dan terganggunya aktivitas sehari#
hari.
c) "tot, perubahan struktur otot pada penuaan sangat
bervariasi. enurunan jumlah dan ukuran serabut otot,
peningkatan jaringan penghubung dan jaringan lemak pada
otot mengakibatkan e!ek negati!. 8ampak perubahan
mor!ologis pada otot adalah penurunan kekuatan penurunan!leksibilitas, peningkatan aktu reaksi dan penurunan
kemampuan !ungsional otot. Untuk mencegah perubahan
lebih lanjut, dapat diberikan latihan untuk mempertahankan
mobilitas.
d) Sendi, jaringan ikat sekitar sendi seperti tendon, ligament
dan !asia mengalami penurunan elastisitas. igament dan
jaringan periarkular mengalami penurunan daya lentur dan
elastisitas. +erjadi degenerasi, erosi dan kalsi!ikasi pada
5
8/17/2019 Komunitas SGD Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/komunitas-sgd-lansia 6/30
kartilago dan kapsula sendi. Sendi kehilangan
!leksibilitasnya sehingga terjadi penurunan luas dan gerak
sendi. =elainan tersebut dapat menimbulkan gangguan
berupa bengkak, nyeri, kekakuan sendi, gangguan jalan dan
akti!itas keseharian lainnya. Upaya pencegahan kerusakan
sendi antara lain dengan memberikan tehnik perlindungan
sendi dalam beraktivitas.
2.2 $ste%&%r%s#s
2.2./ 8e!inisi
"steoporosis memiliki asal kata osteo (tulang) dan porosis
(berlubang). "steoporosis sering disebut sebagai silent killer oleh
karena terjadi secara diam dan perlahan bahkan tanpa disertai
gejala spesi!ik. "steoporosis merupakan gangguan tulang akibat
metabolik, dimana laju resorpsi tulang meningkat dan laju
pembentukan tulang menurun yang berakibat pada penurunan
massa tulang. =ehilangan kalsium dan !os!at pada tulang
menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mudah keropos sehingga
sangat rentan akan !raktur (Stockslager C Schae!!er, 200: >
9irakusumah, 2005)2.2.2 Atiologi
a. "steoporosis primer dapat diklasi!ikasikan menjadi
(Stockslager C Schae!!er, 200:) @
/. diopatik @ dapat menyerang anak#anak dan deasa
2. +ipe / (pascamenopouse) @ menyerang anita usia /
hingga 5 tahun yang merupakan akibat dari hilangnya
perlindungan estrogen terhadap tulang yang menyebabkan
hilangnya tulang trabekular dan beberapa tulang kortikal.
raktur vertebra dan pergelangan tangan juga sangat
mungkin terjadi
. +ipe 2 (senil) @ menyerang anita usia 50 hingga : tahun
yang menyebabkan hilangnya tulang trabekular dan
beberapa tulang kortikal yang diikuti !raktur humerus
proksimal, tibia proksimal, leher !emural dan pelvis.
b. "steoporosis sekunder @ dapat terjadi sebagai akibat konsumsi
steroid, heparin dan konsumsi alkohol dalam jangka aktu
6
8/17/2019 Komunitas SGD Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/komunitas-sgd-lansia 7/30
yang lama. enyebab lainnya meliputi imobilisasi tulang pada
hemiplegi, malnutrisi, artritis reumatoid, penyakit hati,
malabsorpsi de!isiensi vitamin &, intoleransi laktosa,
hipertiroidisme, osteogenesis imper!ekta, dan penyakit &hysing
2.2. encegahan
a. encegahan rimer
encegahan primer adalah upaya terbaik, paling murah dan mudah.
a) =alsium
=alsium dibutuhkan untuk mineralisasi tulang, sehingga
menjadi kuat. ;akanan yang cukup mengandung kalsium
adalah sayuran hijau, jeruk, citrun, susu, keju, yoghurt. b) atihan atau -ktivitas isik ( Exercise Therappy)
atihan !isik harus ada unsur pembebanan pada tubuh atau
anggota gerak dan penekanan pada tulang, seperti berjalan,
jogging, aerobik, atau naik turun tangga. atihan yang sangat
berlebihan sangat tidak dianjurkan karena dapat mengganggu
menstruasi (menjadi amenorrhea) karena akan meningkatkan
massa tulang.
c) +erapi atihahn atau atihan yang 8ianjurkan
Balan dan berenang dianjurkan setiap hari 0 menit. =alau
sudah cukup terlatih, latihan dapat ditingkatkan dengan jarak
yang lebih jauh, tetapi aktu yang sama serta bersepeda
dengan mengikuti pedoman untuk tiap#tiap individu, termasuk
postur, beban, tingginya dudukan, tahanan dan kecepatannya.
d) 3indari aktor#!aktor sebagai berikut@
;enurunkan absorpsi kalsium, meningkatkan pengrusakan
tulang, atau mengganggu pembentukan tulang, seperti
merokok, peminum alkohol, pemberian obat seperti
kortikosteroid maka suplemen kalsium harus ditambahkan.
b. encegahan Sekunder
a) =onsumsi =alsium. enurunan masa tulang terjadi pada anita
menopause yang asupan kalsiumnya kurang dari 100mg<hari.
7
8/17/2019 Komunitas SGD Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/komunitas-sgd-lansia 8/30
b) Astrogen *epleacement +herapy (A*+) atau +erapi Sulih
3ormon (+S3). Semua anita pada saat menopause
mempunyao resiko osteoporosis, karenanya dianjurkan
pemakaian *+ pada mereka yang tak ada kontraindiksi.
c) atihan. atihan !isik bagi penderita osteoporosis, bersi!at
spesi!ik dan individual, memperhatikan berat ringannya
osteoporosis sehingga perlu mendapat supervise dari tenaga
medis<!isioterapi individu per individu.
d) ntervensi !isioterapi secara spesi!ik berdasarkan kajian
problematik.
e) =alsitonin. $ekerja menghambat pengeroposan tulang dan
diindikasikan untuk pasien yang tidak dapat menggunakan *+.
!) Ditamin 8 yang !ungsi utamanya untuk membantu penyerapan
kalsium diusus.
'. Pen'egahan Ters#er
Setelah pasien mengalami !raktur osteoporosis, jangan dibiarkan
berbaring terlalu lama. Sejak aal peraatan disusun rencana
pergerakan, mulai dari pergerakan pasi! sampai akti! dan ber!ungsi
mandiri.
2.3 Pr%m%s# "esehatan Lans#a
a. engertian romosi =esehatan
romosi kesehatan adalah usaha atau kegiatan untuk membantu individu,
kelompok, dan masyarakat dalam meningkatkan kemampuan baik
pengetahuan, sikap, maupun keterampilan untuk mencapai hidup sehat
secara optimal. (4otoatmodjo, 20/2).
b. +ujuan romosi =esehatan
+ujuan promosi kesehatan secara umum yaitu untuk mengubah
perilaku individu atau masyarakat dalam bidang kesehatan. Selain hal
tersebut, tujuan pendidikan kesehatan menurut 4otoatmodjo (20/2)
ialah @
8
8/17/2019 Komunitas SGD Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/komunitas-sgd-lansia 9/30
/) ;enjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai di masyarakat.
2) ;enolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok
mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.
) ;endorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana
pelayanan kesehatan yang ada
c. Sasaran romosi =esehatan
Sasaran promosi kesehatan menurut 4otoatmodjo (20/2), adalah
sebagi berikut @
/) Sasaran primer
;asyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala
upaya pendidikan atau promosi kesehatan sesuai dengan permasalah
kesehatan maka sasaranini dapat dikelompokkan menjadi kepalakeluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui
untuk masalah =- (=esehatan bu dan -nak), anak sekolah untuk
kesehatan remaja dan sebagainya. Upaya promosi kesehatan yang
dilakukan terhadap sasaran primer ini selalu dengan strategi
pemberdayaan masyarakat.
2) Sasaran sekunder
ara tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat istiadat dan
sebagainya disebut sebagai sasaran seunder karena dengan
memberikan pendidikan kesehatan kepada kepala kelompok ini
diharapkan untuk selanjutnya kelompok ini akanm memberikan
pendidikan kesehatan kepada masyarakat sekitarnya.
) Sasaran tersier
ara pembuat keputusan atau perilaku atau penentu kebijkan
baik ditingkat pusat maupun daerah adalah sasaran tersier pendidikan
kesehatan, dengan kebijakan#kebijakan atau keputusan yang
dikeluarkan oleh kelompok ini akan mempunyai dampak terhadap
perilaku pada tokoh masyarakat (sasaran sekunder) dan juga ke
masyarakat umum (sasaran primer).
d. ;etode romosi =esehatan
Untuk mencapai hasil yang optimal, pendidikan kesehatan
memerlukan metode yang tepat. ;etode pendidikan kesehatan
disesuaikan dengan sasaran yang akan di berikan pendidikan kesehatan.
Sasaran kelompok maka metodenya harus berbeda dengan sasaran massa
9
8/17/2019 Komunitas SGD Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/komunitas-sgd-lansia 10/30
dan sasaran individual, dan begitu pula dengan sebaliknya (4otoatmodjo,
20/2).
;enurut 4otoatmodjo (20/2) metode pendidikan individual dapat
dibagi menjadi @ /) bimbingan dan penyuluhan, 2) aancara. ;etode
pendidikan kelompok dibagi menjadi @ /) kelompok besar dengan metode
ceramah dan seminar, 2) kelompok kecil dengan metode diskusi
kelompok, curah pendapat, bola salju, kelompok#kelompok kecil,
bermain peran, dan permainan simulasi. ;etode pendidikan massa
meliputi @ ceramah umum, berbincang#bincang, simulasi, tulisan#tulisan
di majalah atau koran, dan billboard.
e. ;edia romosi =esehatan
;edia penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk
menampilkan pesan in!ormasi yang ingin disampaikan oleh komunikator
sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya
diharapkan dapat berubah perilakunya ke arah positi! terhadap kesehatan.
enyuluhan kesehatan tak dapat lepas dari media karena melalui media,
pesan yang disampaikan dapat lebih menarik dan dipahami, sehingga
sasaran dapat mempelajari pesan tersebut sehingga sampai memutuskan
untuk mengadopsinya ke perilaku yang positi!. +ujuan atau alasan
mengapa media sangat diperlukan di dalam pelaksanaan penyuluhan
kesehatan antara lain adalah @
/) ;edia dapat mempermudah penyampaian in!ormasi.
2) ;edia dapat menghindari kesalahan persepsi.
) ;edia dapat memperjelas in!ormasi.
1) ;edia dapat mempermudah pengertian.
) ;edia dapat mengurangi komunikasi verbalistik.
6) ;edia dapat menampilkan objek yang tidak dapat ditangkap dengan
mata.
5) ;edia dapat memperlancar komunikasi.
$erdasarkan !ungsinya sebagai penyaluran pesan kesehatan, media
ini dibagi menjadi yakni @
/) ;edia cetak
;edia ini mengutamakan pesan#pesan visual, biasanya terdiri dari
gambaran sejumlah kata, gambar atau !oto dalam tata arna. Eang
termasuk dalam media ini adalah booklet, lea!let, !lyer (selebaran),
10
8/17/2019 Komunitas SGD Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/komunitas-sgd-lansia 11/30
!lip chart (lembar balik), rubric atau tulisan pada surat kabar atau
majalah, poster, !oto yang mengungkapkan in!ormasi kesehatan. -da
beberapa kelebihan media cetak antara lain tahan lama, mencakup
banyak orang, biaya rendah, dapat dibaa kemana#mana, tidak perlu
listrik, mempermudah pemahaman dan dapat meningkatkan gairah
belajar. ;edia cetak memiliki kelemahan yaitu tidak dapat
menstimulir e!ek gerak dan e!ek suara dan mudah terlipat.
2) ;edia elektronik
;edia ini merupakan media yang bergerak dan dinamis, dapat dilihat
dan didengar dan penyampaiannya melalui alat bantu elektronika.
Eang termasuk dalam media ini adalah televisi, radio, video !ilm,
cassette, &8, D&8. Seperti halnya media cetak, media elektronik ini
memiliki kelebihan antara lain lebih mudah dipahami,
lebih menarik, sudah dikenal masyarakat, bertatap muka, mengikut
sertakan seluruh panca indera, penyajiannya dapat dikendalikan dan
diulang#ulang serta jangkauannya lebih besar. =elemahan dari media
ini adalah biayanya lebih tinggi, sedikit rumit, perlu listrik dan alat
canggih untuk produksinya, perlu persiapan matang, peralatan selalu
berkembang dan berubah, perlu keterampilan penyimpanan dan
keterampilan untuk mengoperasikannya.
) ;edia luar ruang
;edia menyampaikan pesannya di luar ruang, bisa melalui media
cetak maupun elektronik misalnya papan reklame, spanduk, pameran,
banner dan televisi layar lebar. =elebihan dari media ini adalah lebih
mudah dipahami, lebih menarik, sebagai in!ormasi umum dan
hiburan, bertatap muka, mengikut sertakan seluruh panca indera,
penyajian dapat dikendalikan dan jangkauannya relati!
besar.=elemahan dari media ini adalah biaya lebih tinggi, sedikit
rumit, perlu alat canggih untuk produksinya, persiapan matang,
peralatan selalu berkembang dan berubah, memerlukan keterampilan
penyimpanan dan keterampilan untuk mengoperasikannya.;edia
penyuluhan kesehatan yang baik adalah media yang mampu
memberikan in!ormasi atau pesan#pesan kesehatan yang sesuai
11
8/17/2019 Komunitas SGD Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/komunitas-sgd-lansia 12/30
dengan tingkat penerimaan sasaran, sehingga sasaran mau dan mampu
untuk mengubah perilaku sesuai dengan pesan yang disampaikan.
!. =onsep romosi =esehatan ada ansia
romosi kesehatan dan proteksi kesehatan adalah dua elemen
pencegahan primer. romosi kesehatan menekankan pada upaya
membantu masyarakat mengubah gaya hidup mereka dan bergerak
menuju kondisi kesehatan yang optimum sedangkan !okus proteksi
kesehatan adalah melindungi individu dari penyakit dan cedera dengan
memberikan imunisasi dan menurunkan pemajanan terhadap agens
karsinogenik toksin dan hal F hal yang membahayakan kesehatan di
lingkungan sekitar. =onsep kesehatan lansia harus ditinjau kembali dalam
upaya merencanakan intervensi promosi kesehatan. ilner dan 9illiams
(/''5) mende!inisikan kesehatan lansia sebagai kemampuan lansia untuk
hidup dan ber!ungsi secara e!ekti! dalam masyarakat serta untuk
menumbuhkan rasa percaya diri dan otonomi sampai pada tahap
maksimum, tidak hanya terbebas dari penyakit. -pabila dibandingkan
dengan kelompok usia lainnya di -merika lansia lebih akti! dalam
mencari in!ormasi mengenai kesehatan dan mempunyai kemauan untuk
mempertahankan kesehatan dan kemandirinya. romosi kesehatan harus
benar F benar ber!okus pada perilaku beresiko yang dapat dimodi!ikasi
yang disesuaikan dengan masalah kesehatan utama menurut usia
(US833S, /'':). Secara umum, pelayanan kesehatan untuk lansia
memiliki tiga tujuan @
/) ;eningkatkan kemampuan !ungsional
2) ;emperpanjang usia hidup
) ;eningkatkan dan menurunkan penderita ( "G;alley dan $lakeney,
/''1 )
8alam memaksimalkan promosi kesehatan lansia di komunitas
dibutuhkan suatu pendekatan multiaspek. +arget intervensi harus
mengarah pada individu dan keluarga serta kelompok dan komunitas.
2.( !enam $ste%&%r%s#s
a. engertian senam osteoporosis
Senam osteoporosis yaitu kegiatan yang merangsang kekuatan otot, tulang
dan latihan yang biasanya ditambah beberapa bentuk permainan#
permainan untuk meningkatkan koordinasi, keseimbangan dan kelenturan.
12
8/17/2019 Komunitas SGD Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/komunitas-sgd-lansia 13/30
Senam osteoporosis merupakan kombinasi beberapa jenis latihan yang
bersi!at aerobik dengan benturan ringan, latihan kekuatan dengan
menggunakan beban di kedua tangan, latihan keseimbangan dan latihan
perna!asan.
b. rinsip olahraga secara umum pada lansia @
/. emanasan harus lebih lama (/0#/ menit), gerakan lebih santai,
menggerakkan seluruh sendi dan otot, tetapi pada dasarnya lebih
perlahan dengan beban yang lebih ringan
2. atihan otot (/#20 menit) untuk meningkatkan kekuatan otot, latihan
dilakukan dengan beban ringan atau tanpa beban tetapi menambahkan
gerakan
. atihan aerobic (0#60 menit). atihan paling sederhana adalah jalankaki km<jam
1. endinginan (/0#/ menit)
c. +ujuan Senam
+ujuan senam osteoporosis adalah untuk mengurangi atau melakukan
pencegahan terhadap pengeroposan tulang. Upaya ini perlu dilakukan
secara teratur agara mendapat hasil yang maksimal serta dapat
mengurangi risiko yang mungkin terjadi.Senam osteoporosis dapat
dikatakan senam yang bersi!at individual, karena intensitasnya
bergantung pada kemampuan masing#masing orang. Sebelum melakukan
senam ini sebaiknya melakukan konsultasi kepada dokter.
d. +ahap Senam
-da beberapa tahap dalam senam osteoporosis, yakni pra senam, senam,
dan pasca senam.
/. ada pra senam dilakukan pemeriksaan riayat penyakit dan cidera,
tingkat aktivitas !isik, kekuatan dan keseimbangan otot, dan tes
kardiovaskuler meliputi pemeriksaan tekanan darah, denyut nadi.
enderita hipertensi memiliki keterbatasan untuk melakukan gerakan
tertentu dan tidak diperkenankan menggunakan alat.
2. ada tahap senam dilakukan dengan posisi duduk di kursi, bisa
menggunakan alat berupa tongkat atau beban, matras pada saat posisi
berbaring. Senam dilakukan pada posisi duduk karena ada bagian
tulang yang mudah rapuh dan patah pada manusia yaitu bagian
pergelangan tangan, tulang belakang, serta paha atas.
13
8/17/2019 Komunitas SGD Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/komunitas-sgd-lansia 14/30
e. rinsip Senam "steoporosis
/. atihan beban dan latihan daya tahan. atihan beban terdiri dari
beberapa gerakan yang melatih kekuatan tulang dalam gerakan teratur
namun dinamis. ungsinya adalah mengembalikan respon sara! dan
tulang sehingga mampu bergerak secara alami. $esarnya beban
tergantung dari kemampuan !isik seseorang secara berbeda.
2. atihan daya tahan dijalankan dalam bentuk aerobic low impact .
=emampuan tiap orang berbeda dan harus dikonsultasikan terlebih
dulu sebelum menjalankan senam. eserta sebaiknya berlatih secara
bertahap untuk menghindari cidera dari gerakan !isik yang berlebih
dan terburu#buru.
. emanasan dilakukan selam /0 menit dengan jalan di tempat atau
duduk, gerakkan bahu, siku, tangan, kaki, lutut, pinggung. =emudian
lakukan peregangan menit. akukan secara lembut, hati#hati, dan
bertahap.
1. atihan inti sekitar 20 menit merupakan kumpulan gerak bersi!at
ritmis atau berirama agak cepat. Utamakan gerakan, tarikan, dan
tekanan pada daerah yang sering mengalami osteoporosis seperti
tulang pungging, paha, panggul, dan pergelangan tangan. atihan
beban dengan bantal pasir, dumbbell, atau apa saja yang dapat
digenggam dengan berat :00#/000 gram untuk satu tangan.
. endinginan dilakukan dengan mengulangi gerakan peregangan
seperti pada aal pemanasan, dan lakukan gerakan menarik napas dan
buang napas secara teratur. Bika memungkinkan lakukan senam lantai
kira#kira /0 menit yang merupakan gabungan gerakan peregangan,
penguatan, dan koordinasi. akukan dengan lembut dan perlahan
dalam posisi nyaman, rileks, dan napas yang teratur.6. asca senam dilakukan pemeriksaan tanda#tanda vital meliputi nadi,
pernapasan, dan tekanan darah.
5. Senam osteoporosis sebaiknya dilakukan secara teratur dengan
!rekuensi # kali seminggu. Setiap latihan sekitar 20#0 menit.
Senam dilakukan dengan intensitas rendah kemudian meningkat
bertahap sesuai kemampuan peserta senam. Senam sebaiknya
dikombinasikan dengan olahraga lain secara bergantian, misalnya hari
14
8/17/2019 Komunitas SGD Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/komunitas-sgd-lansia 15/30
pertama senam, hari kedua jalan kaki, hari ketiga senam, hari keempat
jalan kaki, hari kelima senam, hari keenam dan ketujuh istirahat.
:. Balan kaki dapat pula mencegah osteoporosis. Balan kaki lebih banyak
memberi tekanan pada sumbu tulang. =etika kita berjalan, tulang
tungkai baah, tungkai atas, tulang paha dan tulang betis akan saling
bertemu dan mendorong satu sama lain. Sementara itu telapak kaki
akan menjejak lantai dan lututnya tertekan oleh tulang paha.
=emudian tulang paha akan ditekan tulang panggul, sehingga tulang#
tulang tersebut menjadi lebih padat karena menjadi satu sumbu. Bika
rutin melakukan latihan !isik itu, maka osteoporosis pun bisa dicegah.
4amun jika sudah terkena osteoporosis maka latihan ini akan menjagaagar kondisi tidak semakin parah.
!. arangan atihan
atihan yang tidak boleh dilakukan penderita osteoporosis @
/. atihan atau aktivitas !isik yang berisiko benturan atau pembebanan
berlebih pada tulang punggung karena akan menambah risiko patah
tulang punggung. 3indari latihan berupa lompatan, senam aerobic,
dan ogging
2. atihan atau aktivitas !isik yang mengharuskan membungkuk ke
depan dengan punggung melengkung karena dapat mengakibatkan
cidera ruas tulang belakang. +idak boleh melakukan sit up, meraih jari
kaki, dll
. atihan atau aktivitas !isik yang mengharuskan menggerakkan kaki ke
samping atau menyilangkan badan dengan beban karena
meningkatkan risiko patah tulang pinggul
g. -njuran latihan penderita osteoporosis @
/. Balan kaki secara teratur 1.km<jam selama 0 menit, lima kali dalamseminggu
2. atihan beban untuk kekuatan otot, yaitu dengan mengangkat
dumbbell kecil untuk menguatkan pinggul, paha, punggung, lengan,
dan bahu
. atihan meningkatkan keseimbangan dan kesigapan
1. atihan melengkungkan punggung ke belakang, dapat dilakukan
dengan duduk di kursi, dengan atau tanpa penahan untuk menguatkan
15
8/17/2019 Komunitas SGD Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/komunitas-sgd-lansia 16/30
otot yang menahan punggung agar tetap tegak mengurangi
kemungkinan bungkuk
h. atihan di rumah
/. Stretching
a. ;enundukkan kepala
8uduk di bangku dengan punggung tegak. etakkan kedua
telapak tangan di belakang telinga. 8orong kepala dengan
bantuan telapak tangan ke baah hingga otot leher terasa teregang
maksimal. akukan gerakan ini perlahan agar tidak cedera dan
tahan : hitungan.
b. ;engangkat kepala
8uduk di bangku dengan punggung tegak. Satukan telapak tangan
dan letakkan di baah bahu. 8orong kepala ke atas secara
perlahan, tahan : hitungan
16
8/17/2019 Komunitas SGD Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/komunitas-sgd-lansia 17/30
c. ;enengokkan kepala ke kanan kiri
8uduk di bangku dengan punggung tegak. Secara perlahan,tengokkan kepala ke kiri, tahan : hitungan, ganti menengok ke
kanan dengan hitungan yang sama.
17
8/17/2019 Komunitas SGD Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/komunitas-sgd-lansia 18/30
d. atahkan leher
8uduk di bangku dengan punggung tegak. -ngkat tangan kanan
ke atas dan letakkan di atas kuping kiri. Secara perlahan, patahkan
leher ke kanan dengan bantuan tangan kanan, tahan : hitungan.
=embali ke posisi semula. akukan hal yang sama untuk arah kiri
dengan hitungan yang sama pula.
e. "tot $icep
8uduk di kursi dengan punggung tegak. ipat tangan kanan ke
samping dalam dan tahan dengan tangan kiri. 8orong secara
perlahan tangan kanan dengan bantuan tangan kiri. +ahan :
hitungan dan gantilah dengan tangan lainnya.
!. "tot +ricep
18
8/17/2019 Komunitas SGD Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/komunitas-sgd-lansia 19/30
8uduk di kursi dengan punggung tegak. -ngkat dan lipat tangan
kanan sebatas siku ke belakang dan tahan dengan tangan kiri.
8orong tangan kanan ke baah secara perlahan dengan bantuan
tangan kiri hingga otot tricep teras tertarik. +ahan : hitungan dan
ganti dengan tangan lainnya.
2. nti
a. !eg Extension
8uduk di bangku dengan punggung tegak dan gunakan beban pada
pergelangan kaki. etakkan kedua tangan di atas paha dan angkat
kaki kanan ke atas dengan lutut ditekuk (a).
antas luruskan kaki kanan ke depan.(b). akukan gerakan : kali
dan gantilah dengan kaki lain. ;asing#masing gerakan dilakukan
sebanyak tiga set. +arget @ utut.
19
8/17/2019 Komunitas SGD Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/komunitas-sgd-lansia 20/30
b. oer $ack Strengthening ith $all
+erlentang di matras dengan kedua kaki diletakkan di atas
stanbility ball, sedangkan kedua tangan lurus di samping tubuh (a).
Secara perlahan angkat pantat dan tahan : hitungan, lantas kembali
ke posisi semula (b). akukan gerakan ini tiga kali. +arget @ "tot
aha $elakang.
c. eg &url
asang beban pada pergelangan kaki kemudian tengkurap di atas
matras, dengan kaki kiri ditekuk sedikit ke atas. =edua tangan
disatukan dan letakkan di baah dagu (a). -ngkat dan tekuk kaki
kiri sebatas lutut mendekati pantat. +ahan : hitungan dan kembali
ke posisi semula. anti dengan kaki lainnya dengan gerakan dan
20
8/17/2019 Komunitas SGD Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/komunitas-sgd-lansia 21/30
hitungan yang sama. akukan gerakan untuk masing#masing kaki
sebanyak tiga kali. +arget@ =ekuatan aha 8epan.
d. eg ress 9ith *ubbe
8uduk di matras dengan punggung tegak. =aki kiri lurus,
sedangkan kaki kanan ditekuk ke atas dan dikalungkan rubber
berukuran panjang dengan bagian diletakkan pada telapak kaki.
=edua tangan memegang ujung rubber (a). uruskan kaki kanan,
tahan : hitungan dan kembali ke posisi semula (b). ganti dengan
kaki lain dan lakukan gerakan yang sama serta hitungan yang sama
pula.
21
8/17/2019 Komunitas SGD Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/komunitas-sgd-lansia 22/30
e. $ack up ree
+engkurap di matras dengan kedua kaki lurus sejajar lantai dan
dibuka selebar bahu. +ekuk kedua tangan sebatas siku dan dibuka
lebar ke samping dada. -ngkat kaki dan tangan secara bersamaan,
tahan : hitungan dan kembali ke posisi semula. akukan gerakan
ini tiga kali.
!. nner +high ith $all
8uduk di bangku dengan punggung tegak. etakkan pressure ball
di antara kedua paha. +ekan bola tersebut dengan paha. akukan
gerakan ini : kali sebanyak set. +arget @ "tot aha 8alam
22
8/17/2019 Komunitas SGD Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/komunitas-sgd-lansia 23/30
g. enguatan otot @
$erkonsentrasi pada bagian punggung, bahu, lengan, dan kaki
bagian atas. Bika menggunakan alat#alat senam atau olah raga @
a) Umumnya tidak menggunakan lebih dari dua alat bantu pada
otot yang sama
b) ;ulailah dengan satu alat yang diulang #/2 kali tergantung
kekuatan otot masing#masing peserta
c) +ambahkan beban seringan mungkin
23
8/17/2019 Komunitas SGD Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/komunitas-sgd-lansia 24/30
BAB 3
PENUTUP
1.1 "es#m&ulan
"steoporosis merupakan ancaman terbesar bagi lansia. "steoporosis
dapat berdampak pada tubuh lansia mulai dari nyeri sendi hingga
tergangguanya "ctivity #aily !iving $"#!%. ni menunjukan untuk
memberikan pendidikan kesehatan dan pencegahan penyakit pada lansia
haruslah dengan metode yang tepat agar lansia mudah mengerti dan dapat
mudah melakukan perilaku yang sehat.
"leh karena inilah penggunaan metode ceramah dan simulasi dalam
promosi kesehatan pada lansia sangatlah tepat karena metode ceramah ini
merupakan suatu metode pemberian pendidikan kesehatan yang sangat
mudah di tangkap oleh lansia, selain itu diberikan juga simulasi dimana
metode ini lansia tidak hanya melihat namun juga mengikuti setiap gerakan
yang diinstruksikan sehingga lansia dapat mudah melakukan serta mengingat
gerakan F gerakannya.
1.2 !aran
Sebaiknya senam osteoporosis menjadi kegiatan yang rutin pada
lansia agar lansia lebih sehat dan bugar. Sebaiknya senam tidak hanya di
lakukan saat kegiatan posyandu saja, namun juga dapat di lakukan di rumah
bersama kelurga agar lansia lebih termotivasi dalam melakukan senam.
DA)TAR PU!TA"A
24
8/17/2019 Komunitas SGD Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/komunitas-sgd-lansia 25/30
&osman, elicia. 200'. Osteoporosis & 'anduan !engkap agar Tulang "nda Tetap
(ehat . Eogyakarta @ $#irst.
=arolina, ;aha sari. 200'. Hubungan 'engetahuan dan 'encegahan
Osteoporosis yang #ilakukan !ansia di )ecamatan *edan (elayang+
;edan @ Universitas Sumatera Utara akultas =edokteran Burusan lmu
=eperaatan. (online)
;inropa, -ida. 20/. Faktor,Faktor -ang .erhubungan #engan /esiko
Osteoporosis 'ada !ansia #i )enagarian "pi,"pi Wilayah )era
'uskesmas 'asar .aru )ecamatan .ayang )abupaten 'esisir (elatan
Tahun 0123+ adang @ Stikes ;ercubaktijaya. ("nline)
Stanley, ;. 2006. .uku "ar )eperawatan 4erontik+ Adisi 2. Bakarta @ A&.
+andra, 3ans. 200'. (egala (esuatu -ang harus "nda )etahui Tentang
Osteoporosis5 *engenal5 *engatasi dan *encegah Tulang )eropos.
Bakarta@ramedia ustaka Utama
&osman, . (200'). Osteoporosis5 'anduan !engkap untuk )esehatan Tulang
"nda+ Bakarta@ $entang ustaka.
Santoso, 3., C smail, 3. (200'). *emahami )risis !anut 6sia+ Bakarta@ unung
;ulia.
PELA"!ANAAN
25
8/17/2019 Komunitas SGD Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/komunitas-sgd-lansia 26/30
!ATUAN A*ARA PEN+ULUHAN ,!AP- !ENAM $!TE$P$R$!I!
,MET$DE*ERAMAH DAN !IMULA!I-
okok $ahasan @ =esehatan =omunitas ansia
Sub okok $ahasan @ Senam ansia "steoporosisSasaran @ ansia *9 / ingkungan $aper
3ari < +anggal @ Senin "ktober 20/
9aktu @ 0:.00#0'.00 9$ (60 ;enit)
+empat @ $alai *9
-. +ujuan ntruksional Umum
Setelah mendapatkan penyeluhan dan simulasi senam osteoporosis pada
lansia diharapkan peserta dapat mengerti tentang osteoporosis dan dapat
melakukan senam osteoporosis dengan benar.
$. +ujuan ntruksional =husus
Setelah mendapatkan penyeluhan dan simulasi peserta mampu@
a. ;engerti tentang pengertian osteoporosis
b. ;engerti penyebab osteoporosis
c. ;engerti cara mencegah osteoporosis
d. Senam dengan benar.
&. ;etode
&eramah dan Simulasi Senam
8. ;edia
Simulasi
A. si ;ateri
a. engertian osteoporosis
b. &ara pencegahan osteoporosis
c. Senam lansia osteoporosis
. roses elaksanaan enyuluhan
N%Taha& /
0aktu"eg#atan
"eg#atan
PesertaPelaksana
/. enyeluhan
&eramah dan
penjelasan
cara senam
(/ menit)
;enjelaskan tentang osteoporosis,
bahaya osteoporosis, cara
pencegahannya, kemudian
menjelaskan cara dan tujuan
Simulasi Senam
/. &ara memberikan ceramah
dan penjelasan cara senam
ansia di minta duduk
;endengar asilitator
26
8/17/2019 Komunitas SGD Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/komunitas-sgd-lansia 27/30
terlebih dahulu di balai *9,
beserta dengan =ader
osyandu, kemudian peraat
menjelaskan secara sigkat
mengenai pengertian
osteoporosis, bahaya
osteoporosis dan cara
pencegahannya. Selanjutnya
setelah itu petugas
menjelaskan cara senam
kepada lansia dan kader.2. +ujuan &eramah dan
Simulasi
Setelah melakukan ceramah
peserta mampu@
a. ;engerti tentang
pengertian osteoporosis
b. ;engerti penyebab
osteoporosis
c. ;engerti cara mencegah
osteoporosis
d. Senam dengan benar.
Setelah dilakukan penjelasan
mengenai cara senam
diharapkan lansia dapat@
a. ansia mengerti
melakukan pemanasan
sebelum senam.
b. ansia mengerti
melakukan gerakan
senam dengan benar.
c. ansia mengerti cara
melakukan pendinginan
setelah senam
2. 'emanasan emanasan dilakukan dengan ;engikuti nstruktur
27
8/17/2019 Komunitas SGD Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/komunitas-sgd-lansia 28/30
( menit) gerakan F gerakan ringan yang
membuat otot#otot lebih lemas
sebelum melakukan senam,
kegiatan ini dengan melibatkan
peran kader posyandu lansia.
elaksanaan pemanasan@
/. ;emberikan instruksi gerakan
F gerakan pemanasan.
2. ansia mengikuti gerakan
pemanasan.
gerakan
pamanasan
(enam lansia
Osteoporosis$07menit%
Senam dilakukan dengan semua
peserta (lansia) mengikuti gerakaninstruktur senam.
=egiatan ini juga melibatkan
kader, agar kader posyandu juga
bisa melakukan gerakan senam.
elaksanaan senam@
/. Setelah melakukan
pemanasan, lansia tetap di
tempat kemudian mengikuti
gerakan gerakan senam
yang dilakukan oleh
instruktur.
2. Setiap lansia melihat dan
mengikuti gerakan F
gerakan senam dengan
benar.
;engikuti
gerakansenam
osteoporosi
s
nstruktur
1 'endinginan$7menit%
Setelah senam lansia selesaidilakukan, maka di lakukan
pendinginan, pada kegiatan ini
lansia di minta untuk tetap di
tempat dan memperhatikan setiap
gerakan instruktu senam dan
mengikuti setiap gerakan
pendinginan.
elaksanaan pendinginan@
;engikutigerakan
pendinginan
nstruktur
28
8/17/2019 Komunitas SGD Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/komunitas-sgd-lansia 29/30
/. Setiap lansia
memperhatikan gerakan
intruktur.
2. Setiap lansia mengikuti
gerakan instruktur saat
pendinginan.
. Setting +empat
8i aal penyuluhan lansia diminta untuk duduk dan mendengarkan ceramah.
=emudian setelah ceramah selesai dilanjutkan dengan senam, para lansiayang
di pimpin oleh salah satu peraat menjadi instruktur senam dan memimpin
senam mulai dari pemanasan sampai pendinginan.H. engorganisasian
# eraat / @ sebagai !asilitator yang menjelaskan mengenai
osteoporosis.
eraat 2 @ sebagai !asilitator<instruktur yang menjelaskan mengenai
cara senam seklaigus mejadi instruktur senam.
=ader @ membantu mengkondisikan jalanya ceramah dan simulasi
senam
ansia @ sebagai obyek yang melaksanakan senam
I. AvaluasiAvaluasi dilakukan langsung ketika senam berlangsung, apakah lansia dapat
mengikuti gerakan F gerakan senam. =emudian untuk evaluasi selanjutnya
senam di pimpin oleh kader, dan lihat apakah kader dapat menjadi instruktur
senam sesuai dengan simulasi senam yang dilakukan sebelumnya begitu juga
dengan lansianya.
29
8/17/2019 Komunitas SGD Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/komunitas-sgd-lansia 30/30