Upload
ngodiep
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user i
KONFLIK PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
(PAUD)
( Studi eksploratif tentang konflik pemangku kepentingan dalam pelaksanaan program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Sinar Pelangi di Kelurahan
Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta )
Disusun Guna Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Sosial Jurusan Ilmu Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
Oleh:
SINUNG REJEKI
D 0306057
JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
PERSETUJUAN
Disetujui Untuk Dipertahankan di Hadapan Panitia Ujian Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Dosen Pembimbing Skripsi
Drs. Argyo Demartoto, M.si NIP. 19650825 199203 1 003
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
PENGESAHAN
Skripsi ini telah diterima dan disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Hari :
Tanggal :
Panitia Penguji
Disahkan Oleh :
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan
Drs. H. Supriyadi SN, SU NIP. 195301 28 198103 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
MOTTO
Jangan pernah takut dan jangan pernah menyesal
Semua yang Alloh tetapkan adalah demi kebaikan hamba-Nya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan diri, kupersembahkan Karya ini kepada :
♫ Heru Sutarto, bapak yang telah mengorbankan waktu dan hidupnya demi masa depanku
♫ Pawestri Mitayani S.si, mbak ku yang selalu ada untukku
♫ Masku, ibu dan adik baruku yang senantiasa memberi semangat
dan ♫ Para Pembaca yang tertarik untuk mempelajari tulisan ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Konflik
Pemangku Kepentingan Dalam Pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD)” ( Studi eksploratif tentang konflik pemangku kepentingan dalam
pelaksanaan program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)Sinar Pelangi di Kelurahan
Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta). Penulis menyadari bahwa
tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, maka penyusunan skripsi ini tidak
akan terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini penulis menghaturkan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat Bapak Drs. Argyo
Demartoto, M.si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah dengan sabar
memberikan arahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Dalam kesempatan
ini pula, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Supriyadi SN, SU selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ibu Dra. Hj. Trisni Utami, M.Si selaku Ketua Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ibu Dra. Suyatmi, MS selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan
pengarahan bagi penulis selama belajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Seluruh dosen pengajar yang telah begitu banyak membekali ilmu pengetahuan
kepada penulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
5. Seluruh staf dan karyawan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sebelas Maret Surakarta atas segala bantuan dan pelayanan akademik yang
diberikan kepada penulis.
6. Keluargaku yang sangat mengasihiku, yang telah memberikan dukungan secara
materiil maupun immateriil sehingga penulis dapat melangkah sampai sejauh ini.
7. Iin Suryaningsih, Novita Ayudi Hermanto, Indah Werdiningrum yang selalu
menjadi sahabat terbaik.
8. Teman- teman Jurusan Sosiologi dan saudara seperjuangan di LKI yang secara
langsung atau tidak langsung memberikan motivasi kepada penulis.
9. Seluruh informan beserta semua pihak yang telah membantu dalam menyusun
skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas budi baik dan amal mereka yang tiada tara dan
anugerah yang berlipat ganda atas jasa yang tiada ternilai harganya. Dan akhirnya
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Surakarta, Januari 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………... i
HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………….. iii
HALAMAN MOTTO ………………………………………………….. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………... v
KATA PENGANTAR …………………………………………………. vi
DAFTAR ISI …………………………………………………………… viii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………… x
DAFTAR BAGAN …………………………………………………….. xi
DAFTAR MATRIK…………………………………………………...... xii
HALAMAN ABSTRAK……………………………………………….. xiii
HALAMAN ABSTRACT………..……………………………………… xiv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………....... 1 B. Perumusan Masalah………………………………………......... 9 C. Tujuan Penelitian…………………………………………......... 10 D. Manfaat Penelitian…………………………………………..…. 10 E. Tinjauan Pustaka……………………………………………..… 11 F. Penelitian Terdahulu yang Menjadi Acuan………………… ….. 16 G. Kerangka Pemikiran………………………………………....…. 18 H. Metode Penelitian…………………………………………..….. 22
1. Lokasi Penelitian …………...………………….………. …. 22 2. Jenis Penelitian…………………………………...……..…. 22 3. Sumber Data…………………………………………….…. 23 4. Teknik Pengumpulan Data………………………………… 24 5. Teknik Pengambilan sampel………………………………... 25 6. Validitas Data……………………………………………… 26 7. Teknik Analisa Data ………………………………………. 27
BAB II. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Berdiri PAUD Sinar Pelangi…………………………. 29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
B. Lokasi PAUD Sinar Pelangi………………………………….. 31 C. Visi, Misi dan Tujuan PAUD Sinar Pelangi…….……………. 32 D. Kondisi Sarana dan Prasarana PAUD Sinar Pelanggi….……. 34 E. Struktur Organisasi PAUD Sinar Pelangi …………………… 36
F. Sumber Pendanaan PAUD Sinar Pelangi…………………….. 37 G. Prosedur Penerimaan Anak Didik PAUD Sinar Pelangi……… 37 H. Anak Didik PAUD Sinar Pelangi……………………………... 37 I. Kegiatan Anak Didik PAUD Sinar Pelangi……………………. 40 J. Pola Pengklasifikasian anak didik PAUD Sinar Pelangi……….. 42 K. Metode Pembelajaran PAUD Sinar Pelangi………………….... 42
BAB III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN………………………………………….. 44
1. Profil Informan…………………………………………… 44 2. Peran atau Dukungan Pemangku Kepentingan di PAUD
Sinar Pelangi………………………………………………. 50 3. Konflik yang Terjadi di PAUD Sinar Pelangi……………. 63
a. Konflik yang terjadi antara pengelola dengan Pemerintah Keluraha………………………………… 63
b. Konflik yang terjadi antara pengelola dengan masyarakat sekitar yang beragama Islam…………… 65
c. Konflik yang terjadi antara pengelola dengan Orang tua Murid …………………………………….. 70
d. Konflik yang terjadi antara pengelola dan Donatur………………………………………………. 72
B. PEMBAHASAN ………………………………………...…… 77
BAB IV. PENUTUP A. KESIMPULAN……………………………………………. 82 B. IMPLIKASI
1. Implikasi Empiris ……………………………………… 83 2. Implikasi Teoritis ……………………………………… 84 3. Implikasi Metodologis ………………………………… 84
C. SARAN…………………………………………………… 86
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 88 LAMPIRAN- LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Daftar Usia Anak PAUD Sinar Pelangi……………………… 38
Tabel 2. Daftar Nama Anak Didik PAUD Sinar Pelangi ……………… 39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
DAFTAR BAGAN
Skema 1. Kerangka Pemikiran ………………………………………….. 21
Skema 2. Struktur Organisasi PAUD Sinar Pelangi …………………….. 36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xii
DAFTAR MATRIKS
Matrik III. 1 Profil Informan………………………. ……..……… 50
Matrik III. 2 Peran dan Dukungan dari Pemangku Kepentingan di
PAUD Sinar Pelangi ……………………………….…
62
Matrik III. 3.1 Tanggapan Informan terhadap konflik yang terjadi
antara pengelola dengan Pemerintah…………………..
64
Matrik III. 3.2 Tanggapan Informan terhadap konflik yang terjadi
antara pengelola dengan masyarakat…………………..
68
Matrik III. 3.3 Tanggapan Informan terhadap konflik yang terjadi
antara pengelola dengan orang tua murid..…………..
71
Matrik III. 3. 4 Tanggapan Informan terhadap konflik yang terjadi
antara pengelola dengan donatur….…………………..
74
Matrik III. 4 Konflik yang terjadi di PAUD Sinar Pelangi…………. 76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiii
ABSTRAK
SINUNG REJEKI, D0306057, Konflik Pemangku Kepentingan Dalam Pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ( Studi eksploratif tentang konflik pemangku kepentingan dalam pelaksanaan program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Sinar Pelangi Di Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konflik yang terjadi antar pemangku kepentingan dalam pelaksanaan program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Sinar Pelangi di Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksploratif kualitatif. Dalam
penelitian ini sampel yang diambil sebanyak 10 (sepuluh) orang, dengan perincian sebagai berikut: 1 (satu) orang Pengelola PAUD, 1 (satu) orang anggota masyarakat, 1 (satu) orang donatur. 1 (satu) orang anggota Tim Pemantau PAUD tingkat Kota, 1 (satu) orang staff Kelurahan, 1 (satu) orang dari PKK, 1 (satu) orang wali murid yang pernah menitipkan anaknya di PAUD Sinar Pelangi, 3 (tiga) orang wali murid PAUD Sinar Pelangi. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi berperan pasif dan dokumentasi, sedangkan pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling. Informan yang diambil adalah merupakan informan yang memiliki latar belakang yang sesuai dengan kebutuhan peneliti.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat konflik yang terjadi antara dua
kelompok dengan kepentingan yang berbeda. Kelompok kepentingan pertama mempunyai keinginan agar PAUD Sinar Pelangi tutup dan tidak beroperasi kembali, kelompok ini terdiri dari beberapa orang anggota masyarakat sekitar PAUD sinar Pelangi yang beragama Islam. Kelompok kepentingan yang kedua terdiri dari pengelola dan orangtua murid yang menginginkan PAUD Sinar Pelangi tetap berjalan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiv
ABSTRACT SINUNG REJEKI, D0306057, Stakeholder Conflict in Progress Program Early Childhood Education (PAUD) (explorative study about conflict of stakeholders in the implementation of Early Childhood Education (PAUD) Sinar Pelangi At Semanggi Semanggi Subdistrict, Pasar Kliwon District Of Surakarta City), Script Faculty of Social Science and Political Science, Sebelas Maret University, 2011. This study aims to identify conflicts between stakeholders in the implementation of Early Childhood Education program (PAUD) Sinar Pelangi in Semanggi Subdistrict, Pasar Kliwon District Of Surakarta City. This research is a type of exploratory qualitative research. In this study samples was 10 (ten) persons, with details as follows: 1 (one) Management of PAUD, 1 (one) member of society, 1 (one) of the donor. 1 (one) member of the Monitoring Team City early childhood level, 1 (one) District staff, 1 (one) out of the PKK, 1 (one) of parents who never leave their children in early childhood Sinar Pelangi, 3 (three) persons guardian Light Rain Early Childhood students. Techniques of collecting data through in-depth interviews, observation and documentation passive role, whereas sampling of research conducted with a purposive sampling technique. Informants are taken is an informant who has a background in accordance with the needs of researchers. The results showed that there is conflict between the two groups with different interests. The first interest group has the desire for early childhood Sinar Pelangi closed and not operated again, this group consisted of some community members about early childhood Rainbow rays as Muslim. The second interest group composed of managers and parents who want early childhood Rainbow Rays keep it running
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Indonesia berkomitmen dalam menindaklanjuti deklarasi A World
Fit For Children yang diterjemahkan ke dalam Program Nasional Bagi Anak
Indonesia (PNBAI) 2015. PNBAI 2015 mencakup 4 (empat) bidang pokok
yaitu: promosi hidup sehat; penyediaan pendidikan berkualitas; perlindungan
terhadap perlakuan salah; eksploitasi dan kekerasan; serta, memerangi
HIV/AIDS. Untuk mempercepat pelaksanaan PNBAI 2015, Kementerian Negara
Pemberdayaan Perempuan bersama sektor pemerintah terkait, organisasi
masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat mengembangkan model Kota
Layak Anak, yaitu kota yang didalamnya telah meramu semangat untuk
memberikan perlindungan terhadap anak sebagai kegiatan atau upaya untuk
menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya dalam proses pembangunan
berkelanjutan.
Inisiatif Kota Layak Anak (KLA) yang dikembangkan oleh
UNICEF merujuk pada hasil penelitian Kevin Lynch mengenai “Children’s
Perception of the Environment” di Melbourne, Warsawa, Salta dan Mexico City
tahun 1971- 1975. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan yang terbaik
untuk anak adalah yang mempunyai kelompok yang kuat secara fisik dan sosial,
kelompok yang mempunyai aturan yang jelas dan tegas, kelompok yang
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 2
memberi kesempatan pada anak, dan kelompok yang mempunyai fasilitas
pendidikan yang memberi kesempatan anak untuk mempelajari dan menyelidiki
lingkungan dan dunia mereka. Dari penelitian inilah kemudian dikembangkan
berbagai indikator untuk mengukur suatu wilayah/ kawasan ramah terhadap anak
atau belum.
KLA kemudian diperkenalkan oleh UNICEF bersama UNHABITAT
Pada United Nations General Assembly Special Session on Children (UN-GASS)
tahun 2002 yang mendeklarasikan World fit for Children. Pada paragraf 13
pembukaan menegaskan bahwa anak dan remaja harus mempunyai tempat
tinggal yang layak, terlibat dalam proses pengambilan keputusan baik di kota
maupun komunitas, dan penting untuk terpenuhinya kebutuhan dan peran anak
dalam bermain di komunitasnya. Istilah Ramah Anak kemudian lahir di
Indonesia menandai sebuah kondisi dimana masyarakat diajak bersama- sama
lebih memperhatikan, mengakomodir dan memenuhi hak-hak anak.
Model Kota Layak Anak dikembangkan dengan pertimbangan
bahwa 43,24% anak Indonesia tinggal di perkotaan (UNICEF, 2007) dengan
pertumbuhan sekitar 4,4% diperkirakan pada tahun 2025, sekitar 60% anak
Indonesia tinggal di kota. Permasalahan anak di kota mendapat perhatian
tersendiri mengingat belakangan banyak berkembang berbagai perlakuan tak
layak terhadap anak seperti kekerasan, kelaparan dan gizi buruk, penyakit
endemik, kenakalan anak, eksploitasi anak berupa pelacuran, trafficking, pekerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 3
anak dan kondisi traumatis, serta tidak mendapatkan kesempatan memperoleh
pendidikan.
Untuk mempercepat terwujudnya pengembangan Kota Layak Anak
(KLA), Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan menjadikan model KLA
ini sebagai prioritas program dalam bidang kesejahteraan dan perlindungan anak
dengan menetapkan 7 (tujuh) aspek penting dalam pengembangan KLA yaitu :
1. Kesehatan
2. Pendidikan
3. Sosial
4. Hak Sipil dan Partisipasi
5. Perlindungan Hukum
6. Perlindungan Ketenagakerjaan
7. Infrastruktur
Salah satu aspek terpenting dalam perkembangan hidup anak yaitu
aspek pendidikan dan sosialisasi anak. Pada usia 0-6 tahun merupakan masa
emas bagi pertumbuhan anak. Aneka stimulus yang diberikan pada masa itu
akan meningkatkan daya pikir dan kreativitas anak. Karena itu, beberapa tahun
terakhir ini bermunculan "sekolah" yang diperuntukkan bagi anak di bawah usia
4 tahun yang akrab disebut pre school.
Berikut kutipan dari sebuah jurnal yang berisikan pentingnya
pendidikan anak sejak usia dini terutama sebagai sarana untuk mengenalkan
anak pada lingkungan sosial:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 4
Usia dini yang lazim diartikan pada kisaran 0-6 tahun memang
merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan
pengembangan intelegensi seorang anak. Sudah banyak penelitian yang
membuktikan pada usia tersebut anak-anak memiliki tingkat intelegensi atau
kecerdasan paling optimal.
Tujuan utama pendidikan usia dini adalah memfasilitasi
pertumbuhan dan perkembangan anak sejak awal yang meliputi aspek fisik,
psikis, dan sosial secara menyeluruh. Dengan begitu anak diharapkan lebih siap
untuk belajar lebih lanjut. Bukan hanya belajar secara akademik di sekolah,
melainkan juga sosial, emosional, dan moral di semua lingkungan. (Tri Subeno.
2009)
Dengan diadakannya pendidikan sejak dini, maka kualitas generasi
muda akan lebih optimal. Namun, tak semua anak Indonesia dapat menikmati
pre school akibat mahalnya biaya pendidikan yang harus ditanggung orang tua.
Belajar dari pengalaman itu, maka dikembangkan satu Program Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) berbasis masyarakat. Program PAUD berbasis
masyarakat yang diupayakan secara mandiri merupakan satu upaya mengatasi
kendala dana bagi anak dari keluarga tidak mampu untuk dapat menikmati
rangsangan dalam pendidikan sejak usia dini.
Pendidikan anak usia dini sebenarnya menjadi kebutuhan anak,
terutama yang tinggal di perumahan sempit, dengan fasilitas yang kurang
mampu mendukung proses tumbuh kembang anak. Misalnya, anak yang tinggal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 5
di rumah dengan satu kamar tidur dan satu ruang tamu. Mereka jadi tidak
mengenal dengan perbendaharaan kata- kata kamar bermain, ruang keluarga
atau kamar belajar. Yang ada dibenak mereka hanya kamar tidur dan ruang
tamu saja. Dengan kata lain, perbendaharaan kata mereka terbatas atau jadi
miskin kata-kata. Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan dengan biaya
murah, karena perangkat pendidikannya bisa dibuat sendiri dan tidak membeli
produk impor yang harganya jutaan. Sehingga, biaya pendidikan yang dipungut
ke orang tuanya tidak terlalu mahal.
Meskipun anak baru berusia satu tahun, mereka sudah bisa
diperkenalkan dengan lingkungan belajar sekaligus bermain, sebelum memasuki
lingkungan sekolah. Jadi di dalam PAUD pendidikannya tidak sama dengan
taman kanak-kanak atau sekolah dasar yang mulai diperkenalkan huruf-huruf
atau angka.
Pendidikan anak usia dini dapat dilakukan sendiri oleh para ibu di
rumah, hal itu mungkin saja dapat dilakukan bila kualitas pendidikan sang ibu
memenuhi kriteria untuk itu. Tapi persoalannya, pendidikan anak usia dini tak
sekedar melatih kemampuan kognitif anak tetapi juga bersosialisasi dengan
lingkungan. Karena biasanya keluarga masa kini hanya punya dua anak. Dan itu
sangat berbeda bila anak bergaul dengan lingkungannya di dalam kelompok
belajar.
Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan jenjang pendidikan
prasekolah untuk anak usia 0-6 tahun yang memiliki tujuan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 6
mengembangkan potensi yang dimiliki anak sesuai bakat dan talenta melalui
kurikulum pendidikan yang bersifat tutorial. Lembaga ini menjadi media
pendorong tumbuh-kembang anak sesuai tahapan usia dengan mengutamakan
unsur kegembiraan, permainan, dan kreasi berpikir bebas.
Saat ini banyak lembaga sosial atau yayasan pendidikan, yang
menyelenggarakan pendidikan anak usia dini diberbagai wilayah. Meskipun
demikian, disadari atau tidak, pendirian PAUD, baik berupa playgroup, TK,
maupun Raudhatul Athfal, dan sebagainya lebih didorong oleh motivasi
ekonomi. Di tengah arus komersialisasi pendidikan institusi ini tampak sebagai
“alat ekonomi” untuk menarik laba sang pemilik. Tidak mengherankan di
berbagai kota besar bermunculan institusi penyelenggara PAUD yang
menawarkan berbagai fasilitas, metode pendidikan, serta segala keunggulan
yang tentu saja harus ditebus orang tua siswa dalam bentuk sumbangan (biaya)
pendidikan yang mahal.
Berikut kutipan dari sebuah jurnal yang menyatakan mahalnya
biaya pendidikan usia dini formal. Sehingga perlu adanya PAUD non formal
agar dapat diakses oleh anak dari keluarga yang termasuk dalam ekonomi
bawah:
Persoalan yang muncul adalah PAUD yang formal seperti TK
masih lebih banyak dinikmati oleh anak-anak dari masyarakat kelas menengah
ke atas. Realitas seperti itu terjadi karena biaya pendidikan di TK tergolong
mahal, apalagi di TK yang menerapkan sistem fullday school. Dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 7
demikian, anak-anak dari lapisan masyarakat bawah kehilangan akses untuk
memasuki PAUD formal. Karena itu, yang mendesak untuk dilakukan adalah
menggalakkan PAUD nonformal seperti kelompok bermain, tempat penitipan
anak, dan pengasuhan di rumah.. Pemanfaatan jalur nonformal dan informal
tersebut, menurut saya, akan menambah akses bagi masyarakat luas untuk
memasukkan anak-anaknya ke dalam PAUD. (Bahtiar, 2009)
Berikut kutipan dua jurnal internasional yang berisikan bahwa anak
dari keluarga miskin akan lebih susah mengakses pendidikan dibanding dengan
anak-anak dari keluarga mampu:
Socioeconomic factors.Children from families that are better off economically and socially are more likely to be enrolled than are children from families with few resources or that are part of groups discriminated against socially. Although this statement is logical and comes from a general literature review, in evaluation reports prepared for the World Education Forum almost no attempt was made to present hard data showing how enrollment is related to economic or social status (ROBERT G. MYERS Gale Encyclopedia of Education) Faktor sosial ekonomi. Anak-anak dari keluarga yang lebih baik secara ekonomi dan sosial lebih berpeluang untuk mendaftarkan diri daripada anak-anak dari keluarga dengan sumber daya yang sedikit (miskin) yang merupakan bagian dari kelompok pinggiran. Meskipun pernyataan ini logis dan berasal dari tinjauan literatur umum, dalam laporan evaluasi dipersiapkan untuk Forum Pendidikan Dunia hampir tidak ada usaha untuk menyajikan data nyata yang menunjukkan bagaimana pendaftaran terkait dengan status ekonomi atau sosial Furthermore, within districts, the poor get the worst of all of these inequities. Children from poor families start school later, complete fewer years of schooling, and have higher dropout and repetition rates. These children also have lower rates of participation in early childhood education and development services. Lagipula, di dalam daerah, yang miskin mendapat yang terburuk dari semua ini inequas. Anak-Anak dari keluarga-keluarga miskin terlambat memulai sekolah,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 8
kemudian putus sekolah, dan harus mengulang. Anak-Anak ini juga mempunyai tingkat keikutsertaan yang rendah dalam pendidikan anak usia dini dan pengembangan jasa. (NAEYC 1994. 64 Early Childhood Education and Development in Indonesia)
Tidak ketinggalan di tengah inflasi partisipasi publik dalam
penyelenggaraan pendidikan anak usia dini sesuai amanat Undang-undang
Nomor 20 Tahun 2003, diberbagai wilayah, terutama di Surakarta bermunculan
institusi penyelenggara PAUD bersifat sosial. Institusi penyelenggara yang
bersifat sosial umumnya didirikan oleh komunitas pro-edukasi atau oleh
pemerintah lokal. Banyak institusi penyelenggara yang didirikan oleh kalangan
organisasi non-pemerintah dan elemen civil society dengan sasaran komunitas
dampak (beneficiaries community) adalah anak-anak usia prasekolah dari
keluarga miskin.
Sebuah iktikad pelayanan sosial di bidang pendidikan dasar yang
tanpa menarik biaya sepeser pun dari orang tua siswa atau dengan menarik
biaya seminimal mungkin. Dukungan dari lembaga donor atau unit
penggalangan dana, menjadikan aktivitas pendidikan anak usia dini bagi
keluarga miskin bisa terselenggara secara berkelanjutan.
Partisipasi multipihak pada penyelenggaraan pendidikan usia dini
bagi masyarakat miskin memiliki beberapa ciri sosial. Pertama,
diselenggarakan di wilayah tinggal para siswa usia dini. Wilayah edukasi
berbasis kampung (teritori tinggal) anak yang mengikuti fasilitas pendidikan
anak usia dini. Kedua, dikelola dalam konsep public voluntary, dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 9
melibatkan partisipasi multipihak. Karena itu ada kerja sama untuk memajukan
proses pendidikan anak usia dini. Ketiga, lebih mengedepankan aspek
pembelajaran yang mendorong penguatan aspek solidaritas sosial dalam ranah
peningkatan psikomotorik siswa anak usia prasekolah.
Di Kota Surakarta institusi PAUD berbasis kampung pada
umumnya berada di wilayah pinggiran kota yang didiami masyarakat urban
yang biasanya berprofesi sebagai pekerja informal. Sayangnya berbagai institusi
penyelenggara PAUD yang bervisi sosial, untuk kepentingan masyarakat
kurang mampu (miskin) masih memiliki kekurangan. Kekurangan itu meliputi:
fasilitas atau infrastruktur kegiatan baik berupa bangunan yang semi permanen,
alat peraga-permainan yang ala kadarnya, sampai model kurikulum
pembelajaran yang belum inovatif. Tenaga pendidik institusi penyelenggara
PAUD berbasis kampung, juga merupakan tenaga honorer tanpa pendidikan
keahlian. Meski demikian kompetensi mereka tidak diragukan dalam mendidik
anak-anak usia dini. Sebenarnya jika ada respons kreatif dari pemegang
kebijakan anggaran pendidikan institusi PAUD yang berfungsi sosial
seharusnya berhak mendapatkan alokasi anggaran sesuai kebutuhan. Lagipula,
saat ini ada goodwill dari pemerintah pusat/ daerah untuk mengalokasikan 20
persen dana APBN/APBD untuk sektor pendidikan. Meski dalam implementasi
masih terkendala kebijakan birokrasi.
B. PERUMUSAN MASALAH
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 10
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan di
atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
“Bagaimanakah konflik pemangku kepentingan dalam pelaksanaan
program PAUD institusi Sinar Pelangi di Kelurahan Semanggi Kecamatan Pasar
Kliwon Kota Surakarta?”
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kepentingan pemerintah, dan lembaga sosial/ lembaga
donor dalam pola relasi dengan Pemangku Kepentingan PAUD Sinar Pelangi
di Kelurahan Semanggi Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta.
2. Untuk mengetahui kepentingan masyarakat dan wali murid dalam pola relasi
dengan Pemangku Kepentingan PAUD Sinar Pelangi di Kelurahan Semanggi
Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta.
3. Untuk mengetahui jenis atau tipe- tipe konflik antar pemangku kepentingan
dalam pelaksanaan program PAUD Sinar Pelangi di Kelurahan Semanggi
Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab konflik antar pemangku
kepentingan dalam pelaksanaan program PAUD Sinar Pelangi di Kelurahan
Semanggi Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 11
5. Untuk mengetahui resolusi yang diambil dalam upaya menyelesaikan konflik
antar pemangku kepentingan dalam pelaksanaan program PAUD Sinar
Pelangi di Kelurahan Semanggi Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta.
D. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Memberi sumbangan dan sekaligus ikut memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan khususnya bagi ilmu Sosiologi.
2. Dapat digunakan sebagai titik tolak untuk melakukan penelitian secara lebih
mendalam.
3. Menjadi referensi dalam pengembangan proses pendidikan usia dini
khususnya PAUD Sinar Pelangi di Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar
Kliwon Kota Surakarta.
E. TINJAUAN PUSTAKA
1. Teori Yang Digunakan
Dalam karya Dahrendorf (1958, 1959), pendirian teori konflik dan
teori fungsional disejajarkan. Menurut Dahrendorf dan teoritisi lainnya,
setiap masyarakat setiap saat tunduk pada proses perubahan. Teoritisi konflik
melihat pertikaian dan konflik dalam sistem sosial, berbagai elemen
kemasyarakatan menyumbang terhadap disintegrasi dan perubahan. Teoritisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 12
konflik melihat apa pun keteraturan yang terdapat dalam masyarakat berasal
dari pemaksaan terhadap anggotanya oleh mereka yang berada diatas. Teori
ini juga menekankan pada peran kekuasaan dalam mempertahankan
ketertiban dalam masyarakat. Teori konflik harus menguji konflik
kepentingan dan penggunaan kekerasan yang mengikat masyarakat bersama
dihadapan tekanan itu.
Menurut Dahrendorf, ada dua kelompok konflik yang dapat
terbentuk di dalam setiap asosiasi. Kelompok yang memegang posisi otoritas
dan kelompok subordinat yang mempunyai kepentingan tertentu “yang arah
dan substansinya saling bertentangan”. Konsep kunci dalam teori konflik
Dahrendorf adalah kepentingan. (Ritzer dan Goodman, 2007: 153-154)
Menurut Dahrendorf, teori konflik bertujuan mengatasi watak yang
secara dominan bersifat arbiter dari peristiwa-peristiwa sejarah yang tidak
dapat dijelaskan, dengan menurunkan peristiwa-peristiwa tersebut dari
elemen-elemen struktur sosial. Dengan kata lain, menjelaskan proses-proses
tertentu dengan penyajian yang bersifat ramalan. Koflik antar buruh dan
majikan memang memerlukan penjelasan tetapi yang lebih penting ialah
menunjukkan bukti bahwa konflik yang demikian didasari oleh susunan-
susunan struktur tertentu, yang oleh karenanya di manapun cenderung
melahirkan susunan struktur sebagaimana yang telah ada. Dengan demikian
yang menjadi tugas sisiologi ialah melihat hubungan konflik dengan struktur
sosial tertentu dan bukan menganggapnya berhubungan dengan variabel-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 13
variabel psikologi (“sifat-sifat agresif”) atau variabel historis deskriptif
(masuknya orang negro ke amerika serikat) atau unsur kebetulan (Poloma,
2005 : 129).
Teori konflik berorientasi ke studi struktur dan institusi sosial.
Dalam karya Dahrendorf, teoritisi konflik lainnya, setiap masyarakat tunduk
pada proses perubahan. Teoritisi konflik juga melihat pertikaian dan konflik
dalam sistem sosial. Teoritisi konflik juga melihat berbagai elemen
kemasyarakatan menyumbang terhadap disintegrasi dan perubahan. (Ritzer
dan Goodman, 2003 : 153).
Dahrendorf membedakan golongan yang terlibat konflik itu atas
dua tipe. Pertama kelompok semu (Quasi Group) dan kelompok kepentingan.
Kelompok semu merupakan kumpulan dari para pemegang kekuasaan atau
jabatan dengan kepentingan yang sama yang terbentuk karena munculnya
kelompok kepentingan. Sedangkan kelompok yang kedua yakni kelompok
kepentingan terbentuk dari kelompok semu yang lebih luas. Kelompok
kepentingan ini mempunyai struktur, organisasi, program, tujuan serta
anggota yang jelas. Kelompok kepentingan inilah yang menjadi sumber
nyata timbulnya konflik dalam masyarakat. (Ritzer, 2004 : 27)
Kedua kelompok ini dilukiskan oleh Dahrendorf seperti berikut :
“Mode perilaku yang sama adalah karakteristik dari kelompok kepentingan
yang direkrut dari kelompok semu yang lebih besar. Kelompok kepentingan
adalah kelompok dalam pengertian sosiologi yang ketat; dan kelompok ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 14
adalah agen riil dari konflik kelompok. Kelompok ini mempunyai struktur,
bentuk organisasi tujuan atau program dan anggota perorangan. Dari
berbagai jenis kelompok kepentingan itulah muncul kelompok konflik atau
kelompok yang terlibat dalam konflik aktual (Ritzer dan Goodman, 2003 :
156).
Kondisi-kondisi tersebut, kepemimpinan, ideologi, kebebasan
politik yang minimal, komunikasi internal merupakan prasyarat dasar untuk
pembentukan kelompok-kelompok konflik. Dengan demikian berarti bahwa
apabila salah satu dari elemen-elemen tersebut tidak ada diantara para
anggota suatau kelompok semu, maka suatu kelompok konflik tidak akan
terbentuk. Kondisi-kondisi ini juga harus diingat sebagai variabel- variabel
yang mungkin mempunyai nilai yang berbeda dalam kelompok konflik yang
berbeda. Disamping itu, diluar tingkat minimal yang diperlukan untuk
pembentukan kelompok konflik, peminpin-pemimpin dan idiologi- idiologi
mungkin sangat berbeda menurut kemampuannya untuk menggerakkan dan
merangsang tindakan kelompok kolektif. Begitu pula dengan tingkat
kebebasan politik eksternal serta tingkat komunikasi antar anggota dalam
suatu kelompok konflik dan intensitas serta frekuensinya mungkin berbeda-
beda antara kelompok konflik satu dengan kelompok konflik lainnya.
(Demartoto, 2007 : 80)
Dahrendorf menyatakan bahwa segera setelah kelompok konflik
muncul, kelompok itu melakukan tindakan yang menyebabkan perubahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 15
dalam struktur sosial. Bila konflik itu hebat, perubahan yang terjadi adalah
radikal. Bila konflik disertai tindakan kekerasan, akan terjadi perubahan
struktur secara tiba-tiba. Apapun ciri konflik, sosiologi harus membiasakan
diri dengan hubungan antara konflik dan perubahan maupun dengan
hubungan antara konfik dan status quo (Ritzer dan Goodman, 2003 : 157).
Fungsi konflik menurut Dahendorf adalah
a. Membantu membersihkan suasana yang sedang kacau
b. Katub penyelamat (proses / salah satu sikap serta ide) yang berfungsi
dalam permusuhan
c. Keagresifan dalam konflik yang realitas (dalam kekecewaan) dan konflik
tidak realitas (dalam kebutuhan untuk meredakan ketegangan) mungkin
terakumulasi dalam proses interaksi lain sebelum ketegangan dalam
situasi konflik diredakan
d. Konflik tidak selalu berakhir dengan rasa permusuhan
e. Konflik dapat dipakai sebagai indikator kekuatan dan stabilitas suatu
hubungan
f. Konflik dengan berbagai outgroup dapat memperkuat kohesi (hubungan
atau kerjasama) internal suatu kelompok (Dahrendorf, 1986 : 255-259).
Seperti halnya konsensus dan konflik adalah sebuah realitas sosial.
Teori konflik Dahrendorf adalah mata rantai antara konflik dan perubahan
sosial yang mengabaikan norma- norma dan nilai-nilai.
Menurut Marx “kepentingan” selalu dipandang dari segi materialnya saja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 16
tetapi sebenarnya menurut Dahrendorf “kepentingan” selalu memiliki suatu
harapan- harapan. Dalam memegang peran penguasa seseorang tersebut akan
bertindak demi keuntungan organisasi sebagai suatu keseluruhan dan dalam
kepentingan untuk mempertahankan kekuasaan (Ritzer dan Goodman, 2003 :
153-154).
2. Definisi Konseptual
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kepentingan
didefinisikan sebagai suatu kebutuhan, keperluan yang menjadi tujuan.
(KBBI, 1988: 644). Konflik kepentingan adalah suatu keadaan sewaktu
seseorang pada posisi yang memerlukan kepercayaan. Seperti pengacara,
politikus, eksekutif atau direktur suatu perusahaan, memiliki kepentingan
profesional dan pribadi yang bersinggungan. Persinggungan kepentingan ini
dapat menyulitkan orang tersebut untuk menjalankan tugasnya. Suatu konflik
kepentingan dapat mengurangi kepercayaan terhadap seseorang atau suatu
profesi. (Lawang, 1986: 270)
Pemangku kepentingan didefinisikan sebagai pengelola,
penyelenggara, orang yang mewakili/ orang yang mempunyai keperluan atau
kebutuhan. (KBBI, 1988: 644). Pemangku kepentingan di dalam PAUD
yaitu meliputi Pemerintah, Pengelola, Donatur, Orang Tua Murid, Murid dan
Masyarakat.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 17
upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
F. Penelitian Terdahulu yang Menjadi Acuan
Penelitian yang dilakukan oleh Fatwa Nurul Hakim untuk mencapai
derajat sarjana S-1. Penelitian tentang konflik manajemen pedagang pasar
Windujenar Solo. Konflik yang terjadi di pasar Windujenar adalah konflik yang
bersifat langsung dan konflik tidak langsung. Dinamika konflik langsung terjadi
antara pedagang dengan Dinas Pengelola Pasar (DPP). Pedagang merasa pasca
revitalisasi, pasar Windujenar masih sepi pembeli. Ada kejanggalan dalam
pembagian kios, penyempitan kios dan pembagian kios pedagang yang berada di
laitai 2, serta kemasan event yang berdampak pada sepinya pembeli. Selanjutnya
DPP berkeinginan untuk merubah pasar Windujenar yang sebelumnya kotor,
kumuh dan becek, menjadi bersih, modern dan rapi.
Konflik yang bersifat langsung juga terjadi antar pedagang. Hal ini
disebabkan oleh adanya perwakilan pedagang (yang sudah ditunjuk oleh beberapa
pedagang) untuk mewakili aspirasi pedagang dalam revitalisasi pasar windujenar
tahap kedua, ada semacam keinginan dari perwakilan pedagang untuk menempati
kios yang dekat dengan akses jalan. Akhirnya hal tersebut diketahui oleh pedagang
lain, khususnya pedagang yang merasa dirugikan. Niat perwakilan pedagang itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 18
tidak tercapai karena DPP telah mempertemukan 15 SHP pembangunan tahap II
pasar Windujenar dan mengembalikan kios pedagang seperti semula.
Konflik tidak langsung yang terjadi di pasar Windujenarantara pedagang
pasar Windujenar dengan kontraktor Pasar Windujenar. Kontraktor pada dasarnya
ditunjuk oleh DPP melalui proses lelang. Konflik ini terjadi karena pedagang
merasa kontraktor dalam pembangunan pasar Windujenar dianggap tidak
professional, hal ini terbukti dengan talang saluran air pasar Windujenar sudah ada
yang bocor, padahal pasar baru selesai dibangun. Kemudian lantai keramik yang
sudah lepas, dan yang paling membuat pedagang kecewa adalah adanya tangga
yang berada di depan kios dan tangga itu sangat sempit. Pedagang mengutarakan
kekecewaannya itu kepada DPP, tetapi DPP berkilah itu karena pekerjaan
kontraktor. Pedagang pasar Windujenar jarang sekali bertemu dengan kontraktor
pembangunan pasar Windujenar Solo.
G. KERANGKA BERFIKIR
Anak usia dini (0-6 tahun) adalah sosok yang istimewa, karena diusia
inilah mereka akan menjalani suatu proses perkembangan yang sangat pesat bagi
kehidupan selanjutnya. Kepribadian dan kecerdasan sang anak dimasa anak-anak,
remaja dan dewasa juga sangat ditentukan oleh pembelajaran yang dia dapatkan
dari orang tuanya sejak usia dini. Sifat anak- anak usia dini memang unik dan
menarik. Mereka akan selalu aktif, dinamis, antusias dan selalu ingin tahu tentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 19
apa yang dilihat dan didengarnya. Mereka juga memiliki rasa ingin tahu yang
besar, memiliki sifat egosentris dan seolah- olah tidak pernah berhenti belajar.
Mereka juga sosok yang kaya dengan fantasi dan memiliki daya perhatian yang
pendek. Jadi di usia dini inilah masa- masa pembelajaran yang paling potensial
dilakukan.
Anak adalah aset bangsa yang akan menentukan masa depan bangsa
dan negara kita, sehingga perlu dibina dan dikembangkan sejak dini. Untuk
mewujudkan perkembangan yang optimal dalam membentuk sumber daya
manusia yang berkualitas, anak membutuhkan dukungan dari semua pihak seperti
orang tua, lingkungan masyarakat sekitarnya dan Negara. Hal ini sesuai dengan
hak anak, sebagaimana diatur dalam UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak. Salah satu dari hak ini adalah bahwa setiap anak berhak memperoleh
pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat
kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya. Pola asuh orangtua yang tepat
dapat mengembangkan bakat atau potensi anak, sebaliknya, jika orangtua salah
asuh anak- anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berperilaku buruk dan sulit
diterima di lingkungannya. Ketidaksensitifan orangtua terhadap kesulitan anak
bisa juga terjadi, alasan utama yang dikemukakan biasanya karena kurangnya
waktu karena orangtua bekerja di luar rumah. Pada hakikatnya belajar harus
berlangsung sepanjang hayat. Untuk menciptakan generasi yang berkualitas,
pendidikan harus dilakukan sejak usia dini dalam hal ini melalui Pendidikan Anak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 20
Usia Dini (PAUD), yaitu pendidikan yang ditujukan bagi anak sejak lahir hingga
usia 6 tahun. PAUD menjadi sangat penting mengingat potensi kecerdasan dan
dasar-dasar perilaku seseorang terbentuk pada rentang usia ini. Sedemikian
pentingnya masa ini sehingga usia dini sering disebut the golden age (usia emas).
Pada penelitian ini lokasi yang dipilih yaitu PAUD Sinar Pelangi di Kelurahan
Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta. PAUD Sinar Pelangi dapat
berjalan dengan dukungan dari berbagai pihak yang kemudian disebut sebagai
“pemangku kepentingan”. Para pemangku kepentingan tersebut antara lain: 1)
Pendiri/ Pemilik, 2) Pengajar, 3) Pemerintah, 4) Masyarakat, 5) Orang Tua Murid.
Meski demikian orientasi atau cara berfikir dari masing- masing pemangku
kepentingan di PAUD Sinar Pelangi akan mempengaruhi cara berhubungan dan
bentuk dari hubungan tersebut yang kemudian akan terlihat dalam tindakan atau
perilaku yang ditunjukkan dalam kesehariannya. Di dalam orientasi sosial
terdapat orientasi mutual antara perilaku pihak yang satu terhadap pihak yang
lain. Isinya mungkin menyangkut konflik, sikap permusuhan, daya tarik seksual,
persahabatan, kepercayaan dan lain sebagainya. Dilain pihak isinya mungkin
menyangkut pemenuhan suatu kebutuhan, pengelakan terhadap kemajuan serta
ketegasan agar menaati perjanjian dan seterusnya. (Soekanto, 2002: 64)
Dari perbedaan orientasi tersebut muncul konflik. Konflik disini tidak
berbentuk bentrokan secara fisik, akan tetapi lebih kepada tujuan- tujuan
terselubung yang menyimpang dari tujuan utama diadakannya program PAUD.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 21
Penyebabnya bermacam- macam, mulai dari kepentingan ekonomi sampai dengan
kepentingan politik. Sebagai contohnya yaitu tujuan dari pemilik dan pengajar
yang seharusnya mengabdikan diri untuk anak didik tetapi tergantikan dengan
tujuan memperoleh penghasilan untuk mencukupi kebutuhan ekonomi pribadi
mereka. Begitu pula tujuan dari pemerintah menyuplai dana untuk
mengembangkan program PAUD, tujuan itu kadang tergantikan dengan tujuan-
tujuan yang menyalahi aturan. Sebagian golongan pemerintah hanya
memanfaatkan hal ini untuk kepentingan politik, seperti pemanfaatan dalam
kampanye sebagai upaya perbaikan citra diri semata.
Dampak yang ditimbulkan dari konflik tersebut yaitu kurang
optimalnya pelaksanaan program PAUD. Untuk mengatasi permasalahan ini
hendaknya masing- masing pemangku kepentingan PAUD kembali meluruskan
niat dan tujuan awal pembentukan PAUD sesuai dengan UU Nomor 20 Tahun
2003.
PAUD sesuai dengan UU Nomor 20 Tahun 2003 yaitu suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak usia dini, tidak selayaknya
disalahgunakan. Pihak- pihak yang terkait hendaknya benar- benar tulus dalam
mendukung berkembangnya program PAUD (bukan sekedar untuk kepentingan
politik atau kepentingan pribadi, untuk mendapatkan uang semata). Wujud dari
dukungan tersebut antara lain perhatian berupa dana, waktu, tenaga, dan kegiatan-
kegiatan di luar rutinitas PAUD. Akan tetapi tetap sejalan dengan tujuan dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 22
program PAUD. Dari program PAUD ini diharapkan dapat mewujudkan sumber
daya manusia yang berkualitas.
Secara singkat kerangka berfikir diatas dapat digambarkan dalam
skema sebagai berikut:
Bagan 1.
Kerangka Berfikir
Anak Usia Dini ( 0-6 tahun ) Mempunyai Hak Memperoleh Pendidikan
Pemenuhan Hak Anak akan Pendidikan Melalui PAUD Sinar Pelangi
Proses Pelaksanaan PAUD Pemangku Kepentingan yang Terlibat: � Pengelola PAUD � Donatur � Orang Tua Murid � Pemerintah � Masyarakat
� Ada konflik anatara 2 kelompok kepentingan (kelompok yg ingin PAUD sinar Pelangi bubar dan kelompok yang ingin PAUD Sinar Pelangi tetap berjalan)
Dampak terhadap PAUD Sinar Pelangi
Resolusi konflik
Keberlangsungan PAUD Sinar Pelangi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 23
H. METODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Semanggi Kecamatan Pasar
Kliwon Kota Surakarta, karena di Kelurahan Semanggi terdapat lembaga yang
menyelenggarakan program PAUD yaitu Sinar Pelangi. Peneliti memilih
program pendidikan PAUD Sinar Pelangi di Kelurahan Semanggi dan
pendapat berbagai pemangku kepentingan yang terlibat didalamnya sebagai
tempat penelitian karena PAUD Sinar Pelangi merupakan salah satu PAUD
yang bersifat sosial yang masih tumbuh di kota Surakarta. Selain itu PAUD
Sinar Pelangi di Kelurahan Semanggi Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta
lebih mudah dijangkau oleh peneliti.
2. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, bentuk penelitian yang dipilih adalah penelitian
eksploratif. Penelitian Esploratif dilakukan bilamana peneliti tidak familiar
dengan masalah yang dia teliti. Topik yang dia teliti masih relatif baru.
Literature atau hasil penelitian yang membahas masalah tersebut masih langka.
Peneliti ibaratnya masuk hutan yang belum pernah ia masuki. Peneliti
mengidentifikasi orang- orang yang ada berdasarkan ciri- ciri sosiologis dan
perannya di dalam masyarakat. Peneliti mencatat kejadian-kejadian. Dari
kategori- kategori itu peneliti mengembangkan konsep sesuai dengan keadaan
yang ada di lapangan, atau mungkin juga merevisi konsep- konsep ilmiah yang
pernah dia peroleh di dalam literatur- literatur ilmiah. (Slamet, 2006: 7)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 24
Penelitian ini menitik beratkan pada field research atau penelitian
lapangan, namun juga tidak mengesampingkan pada studi kepustakaan atau
library research terutama dalam menyusun landasan teori.
3. Sumber Data
Di dalam penelitian ini menggunakan data yang akan dikumpulkan
dari berbagai sumber antara lain:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik dari
individu maupun perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil
pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti. Data primer yang
akan digunakan dalam penelitian ini adalah informan. Informan merupakan
orang yang dianggap mengetahui permasalahan yang akan dihadapi baik
itu permasalahan yang terjadi pada dirinya sendiri ataupun yang terjadi
pada orang lain. Adapun yang nantinya akan dijadikan informan untuk
penelitian ini adalah Pemerintah Kelurahan Semanggi, Pengelola PAUD
Sinar Pelangi, Orang Tua Murid, donatur dan Masyarakat.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah secara
lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau
pihak lain (jurnal- jurnal).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 25
4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai beikut :
a. Interview (Wawancara)
Teknik wawancara dilakukan dengan struktur yang fleksibel atau
informal guna menanyakan pendapat informan tentang suatu peristiwa
tertentu. Wawancara ini bersifat lentur dan terbuka, tidak terstruktur ketat,
tidak dalam suasana formal, dan bisa dilakukan berulang pada informan
yang sama. Untuk melakukan wawancara peneliti menggunakan Interview
Guide merupakan teknik pengumpulan data dengan melalui beberapa
daftar pertanyaan yang telah disusun terlebih dahulu oleh peneliti. Dalam
penelitian ini dilakukan secara fleksibel, artinya pertanyaan yang diajukan
kepada informan akan berkembang dan tidak hanya terpancang pada
daftar pertanyaan, karena sifat dari penelitian kualitatif yaitu semakin
banyak informasi yang diperoleh, maka akan semakin valid data yang
akan diperoleh dalam penelitian tersebut.
b. Observasi Langsung
Kegiatan observasi dapat dilakukan baik secara formal maupun
informal. Secara formal dapat diamati, secara informal dapat dilakukan
selama kunjungan dengan mengamati situasi berbagai hal. Guna menjaga
reliabilitas studi, observasi sebaiknya tidak dilakukan sekali saja, baik
dengan cara formal maupun informal. (Sutopo, 2006: 76-77). Observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 26
sebelum penelitian baik secara formal maupun informal dilakukan agar
penulis dapat menentukan sampel yang benar, supaya nantinya dapat
diperoleh hasil yang maksimal.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mencatat
arsip- arsip, surat- surat, pendapat dan dokumen lain yang mendukung
(Nawawi, 1995: 95)
5. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penarikan sampel dari populasi.
a. Populasi
Populasi adalah kumpulan unsur-unsur survei yang memiliki
spesifikasi tertentu (Slamet, 2001: 2). Berkaitan dengan penelitian ini,
maka yang menjadi populasi adalah seluruh pihak yang terkait dalam
pelaksanaan program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Sinar Pelangi
di Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasaar Kliwon, Kota Surakarta.
b. Sampel
Sampel merupakan subset atau bagian dari populasi. Tentang siapa
dan berapa jumlah sampel sangat tergantung dari informasi yang
diperlukan. (Slamet, 2001: 5). Dalam penelitian ini, sampel yang diambil
tidak mutlak jumlahnya, artinya sampel yang akan diambil disesuaikan
dengan kebutuhan data selama dilapangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 27
Adapun teknik pengambilan sampel yanng digunakan dalam
penelitian ini adalah purposive sampling (sampel bertujuan) dan maximum
variation sampling. Purposive sampling adalah dimana peneliti cenderung
memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi
sumber data yang lebih valid dan mengetahui secara mendalam
berdasarkan observasi langsung yang telah dilakukan oleh penulis.
Sedangkan maximum variation sampling ini dimaksudkan untuk bisa
menangkap atau menggambarkan tema sentral dari studi melalui informasi
yang saling silang- menyilang dari berbagai tipe responden (Slamet,2001:
25).
6. Validitas Data
Validitas membuktikan bahwa apa yang diamati sesuai dengan apa
yang ada dalam dunia kenyataan dan apakah penjelasan yang diberikan
tentang dunia kenyataan memang sesuai dengan apa yang sebenarnya terjadi.
Dalam penelitian ini akan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data ini. Denzin (1978)
membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang
memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori (Moleong,
2001: 178). Cara yang dapat diambil adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 28
1. Membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara.
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa
yang dikatakannya secara pribadi.
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang- orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang
berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang
pemerintahan.
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isu dokumen yang berkaitan.
b. Member check
Member check merupakan salah satu cara yang penting, pada
akhir wawancara juga pada saat penelitian berlangsung. peneliti
mengulangi dalam garis besarnya apa yang telah dikatakan oleh informan
dengan maksud agar dapat memperbaiki bila ada kekeliruan atau
menambah apa yang masih kurang. (Sutopo, 2006: 32)
7. Teknik Analisa Data
Dari data yang diperoleh dilapangan kemudian akan dianalisa
secara kualitatif. Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik analisa data interaktif. Dalam tahap analisa ada tiga komponen pokok
yang harus disadari sepenuhnya oleh setiap peneliti. Tiga komponen pokok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 29
tersebut adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
(Sutopo, 2006: 113)
a. Reduksi Data
Reduksi data adalah merupakan proses seleksi, pemfokusan,
penyederhanaan, dan abstraksi data (kasar) yang ada dalam field note.
Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan riset, yang dimulai
dari awal bahkan sebelum pengumpulan data dilakukan. Proses reduksi
ini terus berlangsung sampai laporan akhir penelitian selesai ditulis.
Reduksi data adalah bagian dari analisis, suatu bentuk analisis yang
mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak
penting, dan mengatur data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir
dapat dilakukan.
b. Penyajian Data
Penyajian data adalah suatu rakitan organisasi informasi yang
memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan. Dengan melihat suatu
penyajian data, peneliti akan mengerti apa yang terjadi dan
memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu pada analisa ataupun
tindakan lain berdasarkan pengertian tersebut.
c. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan proses konklusi- konklusi
yang terjadi selama pengumpulan dari data awal sampai akhir. Konklusi-
konklusi tersebut dibiarkan tetap disitu, yang pada awalnya kurang jelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 30
kemudian semakin meningkat secara eksplisit dan memiliki landasan
yang kuat. Kesimpulan akhir tidak akan terjadi sampai pengumpulan data
berakhir. Kesimpulan yang perlu diverifikasi, yang dapat berupa suatu
pengulangan yang meluncur cepat, sebagai pemikiran kedua yang timbul
melintas dalam pikiran peneliti pada waktu menulis dengan melihat
kembali sebentar pada field note. (Sutopo, 2006: 116)
BAB II
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Berdiri PAUD Sinar Pelangi
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Sinar Pelangi terletak di
Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta. PAUD
Sinar Pelangi dirintis oleh Bapak Joko Kristianto mulai tahun 2005. Pada
awalnya Bapak Joko Kristianto tertarik mendirikan PAUD, setelah beliau
mengetahui adanya program pemerintah yaitu Kota Layak Anak yang
didalamnya juga terdapat program pemenuhan hak anak khususnya hak
untuk memperoleh pendidikan sejak dini yang kemudian diwujudkan
dengan mendirikan Lembaga PAUD. Selain ketertarikan beliau terhadap
program pemerintah tersebut, pendirian PAUD Sinar Pelangi juga
didasarkan pada pengalaman masa lalu beliau yang pernah hidup dijalanan
sebagai pengamen untuk membiayai sekolahnya dulu. Bapak Joko
Kristianto melihat realitas sosial terkait dengan kehidupan jalanan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 31
amat keras dan sangat jauh dari sentuhan pendidikan yang berakibat pada
tidak terpenuhinya kesejahteraan hidup anak- anak jalanan tersebut. Pada
awalnya Bapak Joko Kristianto hanya ikut membantu menjalankan PAUD
Pelangi yang didirikan oleh Bapak Eko yang beralamat di Kelurahan
Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta. Namun dikemudian
hari justru muncul inisiatif untuk mendirikan lembaga PAUD yang
berlokasi di rumahnya yang kemudian diberi nama PAUD Sinar Pelangi.
Inisiatif ini tumbuh karena Bapak Joko Kristianto melihat perilaku sosial
budaya masyarakat sekitar rumahnya yang kurang memperhatikan
pendidikan anak sejak usia dini yang disebabkan oleh kondisi ekonomi
yang tergolong kalangan tidak mampu. Oleh karena itu kemudian Bapak
Joko Kristianto melakukan survei wilayah di sekitar tempat tinggalnya,
kemudian melakukan pemetaan daerah mana saja yang akan didatangi
untuk mensosialisasikan pentingnya pendidikan anak pada usia dini.
Setelah proses pemetaan selesai Bapak Joko kristianto mulai mendatangi
penduduk satu persatu dengan membawa brosur tentang PAUD Sinar
Pelangi yang dapat diikuti warga dengan biaya yang sangat terjangkau
yaitu biaya pendaftaran sebesar Rp.5000,- dan uang bulanan sebesar
Rp.5000,- dan ini pun tidak diwajibkan, apabila ada orangtua murid yang
merasa keberatan dengan jumlah biaya ini maka dari pihak PAUD Sinar
Pelangi memberi kebijakan untuk menggratiskan biaya tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 32
Usaha sosialisasi yang dilakukan oleh Bapak Joko Kristianto
membuahkan hasil. Masyarakat sekitar memberi respon positif terhadap
berdirinya PAUD Sinar Pelangi. Pada awalnya ada sekitar 65 wali murid
yang mendaftarkan anak-anak mereka menjadi murid PAUD Sinar
Pelangi.
Selama 1 bulan pertama, proses belajar mengajar dapat
berjalan dengan lancar, meskipun hanya dengan sarana prasarana yang
sangat terbatas. Kondisi bangunan kelas PAUD Sinar Pelangi pada saat
itu, lantainya berupa tanah yang dtimbun dengan batu kerikil, kemudian
diatasnya dibentangkan tikar sebagai alas duduk bagi murid dan pengajar.
Setelah proses belajar mengajar berjalan 1 bulan, mulai terjadi
konflik. Ada beberapa pihak yang kurang setuju dengan didirikannya
PAUD Sinar Pelangi. Ada beberapa hal yang mendasari sikap sebagian
masyarakat tersebut, diantaranya yaitu: 1) Kondisi kelas yang sangat jauh
dari standar. Banyak diantara orang tua murid yang mengeluhkan kondisi
bangunan PAUD Sinar Pelangi yang kurang layak, yang kemudian mereka
memutuskan untuk tidak lagi menitipkan putra- putri mereka di sana. 2)
Mayoritas masyarakat Kelurahan Semanggi beragama Islam, sedangkan
pendiri PAUD Sinar Pelangi bukan beragama Islam. Hal ini menyebabkan
merosotnya jumlah peminat PAUD Sinar Pelangi. Pada bulan ke 2, jumlah
muridnya merosot tajam. Yang mulanya terdiri dari 65 orang murid
menjadi 7 murid. Kemudian meningkat menjadi 25 orang murid. Jumlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 33
inipun tidak selalu penuh tiap harinya. Tiap hari murid yang masuk hanya
sekitar 15 orang anak saja.
B. Lokasi PAUD Sinar Pelangi
PAUD Sinar Pelangi ini berada di tengah- tengah pemukiman
penduduk. Di kawasan marginal pinggiran sungai Bengawan Solo. PAUD
Sinar Pelangi beralamat di Jalan Comal 7 No.7 Semanggi Mojo RT 06/V
Kelurahan Semanggi Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta
Batas- batas lokasi PAUD Sinar Pelangi adalah sebagai berikut:
1. Sebelah Selatan : Pasar Klithikan Notoharjo Semanggi
2. Sebelah Timur : Jembatan Mojo Sungai Bengawan Solo
Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar
Kliwon, Kota Surakarta
3. Sebelah Utara : Pemukiman penduduk Kelurahan Semanggi,
Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta
4. Sebelah Barat
: SMA MTA Kelurahan Semanggi, Kecamatan
Pasar Kliwon, Kota Surakarta
C. Visi , Misi dan Tujuan PAUD Sinar Pelangi
1. Visi dan Misi PAUD Sinar Pelangi adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 34
Memberikan layanan yang sebaik-baiknya kepada seluruh
lapisan masyarakat terhadap Pendidikan Anak Usia Dini untuk
memberikan karakter anak dan mengembangkan potensi kecerdasan
intelegensia anak secara maksimal, melalui peningkatan kesehatan
gizi, ketrampilan, dan nilai- nilai agama serta dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.
2. Tujuan PAUD Sinar Pelangi adalah sebagai berikut:
Tujuan dari Pendidikan Anak Usia Dini ini untuk
mengembangkan potensi anak usia dini di wilayah Kelurahan
Semanggi, melalui pertumbuhan anak terhadap kesehatan psiko,
sosial, fisik, bahasa, moral, dan nilai-nilai agama serta rangsangan
intelektual lainnya.
Adapun tujuan kegiatan PAUD Sinar Pelangi secara rinci
yaitu:
1. Tujuan Umum
1) Sebagai tempat pendidikan masyarakat yang bersifat
kebangsaan dan berwawasan nusantara, tanpa membedakan
derajat/martabat, ras/suku dan dan agama.
2) Meningkatkan mutu pemerataan layanan pendidikan bagi anak
usia dini agar kelak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan dasar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 35
3) Meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya orangtua akan
pentingnya pembinaan dan pengembangan anak usia dini.
2. Tujuan Khusus
1) Membangun perkembangan dan mencerdaskan anak usia dini.
2) Meringankan beban masyarakat yang kurang mampu untuk
tetap dapat menikmati pendidikan dengan biaya terjangkau.
3) Meningkatkan kemampuan dan kesadaran orangtua, keluarga
dan masyarakat akan pentingnya pendidikan, pembinaan dan
pengembangan anak usia dini.
D. Kondisi Sarana dan Prasarana PAUD Sinar Pelangi
Secara umum bangunan PAUD Sinar Pelangi dalam keadaan
baik tetapi kurang memenuhi syarat sebagai tempat berlangsungnya
kegiatan belajar mengajar. Karena tempatnya masih menjadi satu dengan
tempat tinggal Bapak Joko sehingga ukurannya pun sempit, yakni
berukuran sekitar 4 x 6 m2. Alas yang dipakai belajar masih beralaskan
semen dan dinding bagian depan masih batu bata serta pintu berupa
potongan triplek dan seng sehingga rawan untuk bermain anak-anak.
Dibagian dalam bangunan tidak ada pembagian ruangan
semuanya jadi satu ruangan antara ruang guru dan perpustakaan mini. Di
ruang ini terdapat 2 buah jendela, yang masing- masing belum ada
penutupnya. Belum ada kamar mandi atau WC, jika ada yang ingin buang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 36
air kecil atau besar maka dapat menggunakan kamar mandi milik
penduduk.
Fasilitas PAUD Sinar Pelangi diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Koleksi buku-buku: sains, buku cerita, bergambar, majalah, buletin
dan lain- lain
2. Tempat bermain : ayunan, prosotan
3. Alat-alat penunjang belajar mengajar :
a. Bangku : 4 buah
b. Kursi mini : 10 buah
c. Papan Tulis : 1 buah apan tulis hitam dan I buah papan
tulis putih
d. Rak dan almari : 3 buah
e. Meja guru : 1 buah
f. Kursi guru : 1 buah
g. Jam dinding : 1 buah
h. Tikar : 3 buah
Meskipun sarana penunjang belajar masih terbatas tetapi anak
didik yang belajar PAUD Sinar Pelangi itu masih tetap semangat
bersekolah. Tidak seperti sekolah-sekolah lainnya PAUD Sinar Pelangi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 37
hanya diajar oleh 1 orang guru yang merangkap sebagai Kepala Sekolah
dan guru. Karena keterbatasan dana sehingga sangat sulit untuk mencari
guru sukarelawan atau yang bekerja secara sosial. Yang aktif setiap hari
mengajar hanya Bapak Joko Kristianto, beliau mengajar dengan ikhlas
tanpa mendapatkan gaji tiap bulannya.
Dulu memang ada 1 guru perempuan yang ikut membantu
mengajar di PAUD Sinar Pelangi, tetapi karena beliau baru melahirkan
sehingga memutuskan untuk berhenti mengajar. Selain itu ada seorang
wali murid bernama ibu Siti yang kadang kala menggantikan mengajar
jika Bapak Joko Kristianto berhalangan karena ada acara yang penting.
Upaya ini dilakukan agar anak tidak kecewa karena ketika anak berangkat
dari rumah sudah mempunyai semangat namun sampai tempat belajar
tidak ada guru yang mengajar, hal ini akan mengganggu psikis anak.
E. Struktur Organisasi PAUD Sinar Pelangi
Struktur Organisasi PAUD Sinar Pelangi Kelurahan Semanggi,
Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta adalah sebagai berikut:
Bagan 2 Struktur Organisasi PAUD Sinar Pelangi Kelurahan Semanggi,
Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta
---------- ---------------
Kepala Sekolah Joko Kristianto
Komite Sekolah Yayasan / Lembaga Eko Purnomo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 38
Keterangan :
: Garis Komando
------------- : Garis Koordinasi
F. Sumber Pendanaan PAUD Sinar Pelangi
Dana bagi sebuah sekolah adalah sangat penting, terutama
untuk pengadaan sarana belajar mengajar. Meskipun dana adalah salah
satu orientasi dalam lembaga sekolah tetapi PAUD Sinar Pelangi dapat
menyiasatinya, yaitu dengan memanfaatkan barang- barang bekas yang
yang ada di sekitar.
Sumber pendanaan PAUD ini berasal dari:
1. Dana tidak tetap ( dari masyarakat, pemerintah atau instansi swasta)
2. Iuran siswa tiap bulan ( Rp 5000,- per bulan )
Guru
Siswa
Masyarakat Penjaga Sekolah
Guru
Guru Guru Siti S. Nuriyah
Guru Joko Kristiyanto
Guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 39
3. Dana kegiatan siswa (dari pihak penyelenggara kegiatan)
G. Prosedur Penerimaan Anak Didik PAUD Sinar Pelangi
Prosedur penerimaan anak didik di PAUD Sinar Pelangi yakni:
1. Usia antara 2-6 tahun
2. Mengisi formulir pendaftaran
3. Menyerahkan fotocopy AKTA kelahiran atau surat kelahiran anak
4. Membayar administrasi sebesar Rp 5.000,-
H. Anak Didik PAUD Sinar Pelangi
Anak didik PAUD Sinar Pelangi berjumlah 25 orang anak yang
berasal dari masyarakat sekitar Kelurahan Semanggi. Karena masyarakat
tersebut masih marginal sehingga hal tersebut berpengaruh juga kepada
pendidikan anak. Ketika belajar di PAUD anak masih perlu penjagaan
dari orangtua. Tetapi yang terjadi adalah orangtua lebih mementingkan
untuk mencari uang guna menafkahi keluarga sehingga mendampingi
anak sewaktu belajar menjadi suatu hal yang tidak penting lagi bagi
mereka. Padahal Dukungan orangtua menjadi faktor utama agar anak
berminat dan mau belajar.
Daftar usia anak PAUD Sinar Pelangi di Kelurahan
Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2009/ 2010
dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 40
Tabel 1 Daftar Usia Anak PAUD Sinar Pelangi di Kelurahan Semanggi,
Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2009/ 2010
Usia Laki-laki Perempuan Jumlah
2 Tahun 1 1 2
3 Tahun 4 3 7
4 Tahun 4 2 6
5 Tahun 3 3 6
6 Tahun 2 2 4
Jumlah 14 11 25
(Sumber: Buku administrasi PAUD Sinar Pelangi Tahun 2009/2010 )
Adapun daftar nama anak didik PAUD Sinar Pelangi di
Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun
2009/2010 dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini :
Tabel 2 Daftar Nama Anak Didik PAUD Sinar Pelangi di Kelurahan Semanggi,
Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2009/2010
No Nama Anak TTL Alamat
1 Adinda Setya Nugraheni Sukoharjo, 21 Desember 2005 Semanggi, RT 04/23
2 An-Nisa Azmi Wardani Surakarta, 27 Oktober 2006 Semanggi, RT 06/ 05
3 Badar Aji Pamungkas Surakarta, 15 September 2003 Semanggi, RT 04/23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 41
4 Chantika Amalia Putri Batam, 20 Juni 2005 Semanggi, RT 02/23
5 Nathazya Zahra Surakarta, 3 Desenber 1996 Semanggi, RT 01/23
6 Wulan Sari Kurnia Surakarta, 28 Oktober 2004 Semanggi, RT 01/04
7 Dimas Firmansyah Surakarta, 19 April 2006 Semanggi, RT 02/32
8 Olda Sang Brian Putra Surakarta, 15 februari 2006 Semanggi, RT 06/05
9 Rois Ahmad Al falah Surakarta, 27 Oktober 2006 Semanggi, RT 06/05
10 Muhammad Jasen Surakarta, 22 Oktober 2005 Semanggi, RT 02/23
11 Muhammad Ridwan Santoso Surakarta, 29 Juni 2005 Semanggi, RT 06/05
12 Chelsea Chandra Lamongi Surakarta, 1 Juni 2005 Semanggi, RT 07/5
13 Ornela Alfiani Surakarta, 7 November 2004 Semanggi, RT 02/23
14 Azriel Pradana Jaya Praseyta Surakarta, 21 Oktober 2006 Semanggi, RT 03/02
15 Andika Wahyu Yulianto Surakarta, 28 Juli 2008 Semanggi, RT 06/05
16 M. Yoga Widyanto Pacitan, 13 Maret 2007 Semanggi, RT 06/05
17 Vannia Ferby mellanie Sukoharjo, 25 Juni 2007 Semanggi, RT 03/05
18 Safira Kirana Gustavanie Surakarta, 2 Agustus 2007 Semanggi, RT 06/05
19 Rich Arif Hidayah Surakarta, 2 Desember 2007 Semanggi, RT 01/04
20 Fransisca Chreesna Surakarta, 23 Desember 2007 Semanggi, RT 06/05
21 Christoper Milano Yuli P Surakarta, 13 Mei 2007 Semanggi, RT 08/05
22 Rangga Reza Aldriano Surakarta, 29 Oktober 2007 Semanggi, RT 06/05
23 Ahmad Zainuri Rizki Utomo Surakarta, 13 Juli 2006 Semanggi, RT 08/05
24 Bintang Pamungkas Surakarta, 16 Desember 2004 Semanggi, RT 07/05
25 Nareth Kirana Adi Surakarta, 2 Januari 2007 Semanggi, RT 02/23
(Sumber: Buku administrasi PAUD Sinar Pelangi Tahun 2009/2010)
I. Kegiatan Anak Didik PAUD Sinar Pelangi
PAUD Sinar Pelangi dalam rangka meletakkan dasar ke-arah
perkembangan sikap, perilaku, ketrampilan dan daya cipta serta
mempersiapkan anak untuk memasuki Sekolah Dasar mengadakan
berbagai kegiatan diantaranya:
1. Melukis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 42
Kegiatan belajar menggambar merupakan salah satu bagian
dari sisi lingkup kreatif. Maka dalam kegiatan ini anak diberikan
kesempatan untuk berekspresi, sehingga anak akan mengungkapkan
perasaan keindahan, puas, senang. Ketika anak sudah menemukan
perasaan yang diinginkan, anak akan terdorong atau termotivasi untuk
lebih kreatif dalam menciptakan hal baru.
2. Menulis
Kegiatan menulis ini melatih kesabaran dan ketelitian anak
dalam menggerakkan tangan. Anak akan lebih luwes menulis jikalau si
anak sering dilatih dan dibina untuk menggerakkan tangan, seperti
membentuk lingkaran, persegi panjang dan sebagainya. Lama
kelamaan anak akan bisa membuat huruf ataupun angka.
3. Membaca
Kegiatan belajar membaca bagi anak sangat penting.
Membaca untuk anak didik PAUD dimulai dari melafalkan benda-
benda yang ada disekitar mereka atau yang pernah mereka jumpai.
4. Menyanyi
Dunia anak selain bermain adalah menyanyi. Anak akan
sangat suka jika menyanyi dengan diiringi tepuk tangan. Seperti anak
di PAUD, menyanyi adalah kegiatan untuk merefleksikan pikiran
karena lelah belajar. Tidak hanya suara yang diucapkan tetapi disini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 43
anak PAUD dituntut untuk berkonsentrasi terhadap petunjuk yang
diberikan guru. Sehingga meskipun hanya menyanyi tetapi sisi edukasi
masih ada. Dengan menyanyi anak akan sedikit demi sedikit mengolah
otaknya untuk belajar menghafal.
5. Jalan-jalan
Kegiatan jalan-jalan ini dilaksanakan hari Sabtu atau disebut
dengan Sabtu ceria. Anak-anak belajar di luar ruangan PAUD Sinar
Pelangi
6. Makan Bersama
Kegiatan ini biasa dilakukan sebulan sekali pada hari Jum’at
minggu pertama, dengan cara iuran dari orangtua murid. Dalam hal ini
yang memasak makanan adalah orangtua murid. Kegiatan ini tidak
bisa dilakukan seminggu sekali karena keterbatasan dana selain itu
mayoritas masyarakat adalah kaum marginal sehingga kegiatan makan
bersama hanya dilakukan sebulan sekali.
Pembelajaran atau kegiatan anak didik di PAUD Sinar
Pelangi berlangsung dari hari Senin sampai Sabtu. Kegiatan yang
diajarkanpun masih berkisar tentang lingkungan sekitar.
J. Pola pengklasifikasian anak didik PAUD Sinar Pelangi
Proses belajar mengajar anak PAUD Sinar Pelangi dilakukan
dengan memakai shif pagi dan siang. Untuk anak usia 2-3 tahun yang
biasa disebut kelompok A masuk pada pukul 08.00-09.30 WIB, sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 44
untuk anak usia 4-6 tahun disebut kelompok B masuk pada pukul 09.30-
11.00 WIB. Hal ini dilakukan agar guru bisa menyeimbangkan
pembelajaran sesuai usia anak.
K. Metode Pembelajaran PAUD Sinar Pelangi
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pendidikan transisi
dari pendidikan keluarga ke pendidikan sekolah. Oleh sebab itu
pendidikan anak usia dini bertujuan untuk membantu perkembangan
pendidikan anak-anak usia 2-6 tahun menuju ke jenjang pendidikan
selanjutnya. PAUD bukanlah sekolah dengan aturan yang ketat tetapi di
sini adalah tempat untuk bermain anak-anak yang mengandung nilai
edukasi. Pada usia 2-6 tahun bermain adalah kegiatan yang
menyenangkan. Bermain adalah dunia anak-anak.
Metode pembelajaran yang digunakan oleh PAUD Sinar
Pelangi adalah bermain sambil belajar dengan menggunakan Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) dengan memadukan nilai kecerdasan
intelektual (IQ), Kecerdasan Emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual
(SQ) secara seimbang serta kurikulum BCCT (Beyond Centre and Circle
Time). Kurikulum berbasis kompetensi adalah kurikulum atau program
kegiatan belajar yang disusun berdasarkan karakteristik anak, bakat,
minat, kemampuan dan cara belajar anak. Guru menyajikan materi-materi
pembelajaran dan memberikan stimulus-stimulus yang sesuai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 45
karakteristik anak sehingga guru akan mengetahui bakat, minat serta
kemampuan tiap-tiap anak serta mengetahui perkembangannya selama
belajar di PAUD. Guru PAUD Sinar Pelangi tidak memaksakan kehendak
anak untuk bereksperimen atau berkreasi. Karena jika anak di kekang atau
diberi aturan yang memaksa, anak akan semakin melawan kepada guru
dan akan berpengaruh pada psikologi dan inteligensi anak sehingga
hasilnya terhadap perkembangan anak menjadi tidak baik. Dalam
penerapan metode BCCT, guru mengajak anak didik untuk bermain,
bernyanyi, bertepuk tangan atau kegiatan ringan lainnya. Hal ini bertujuan
untuk mengalihkan perhatian anak dari permasalahan di rumah dan agar
anak menjadi bersemangat dalam belajar. Menu pembelajaran yang
diajarkan di PAUD Sinar Pelangi diantaranya adalah :
a. Pengetahuan Umum, meliputi : Agama, Bahasa, Daya Pikir,
Ketrampilan dan Jasmani
b. Program Khusus, meliputi : Kemandirian , Kedisiplinan,
Kesopanan, Kerajinan,
Kebersihan, Kebiasaan dan Berdoa
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 46
A. HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini penulis akan menyajikan hasil penelitian
beserta dengan pembahasannya.
1. Profil Informan
Informan adalah orang yang dianggap mengetahui
permasalahan yang akan dihadapi dan bersedia memberikan
informasi yang dibutuhkan. Informan dalam penelitian ini adalah
orang yang tahu dan dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan peneliti baik lisan maupun tertulis, guna mengetahui
konflik yang terjadi antar pemangku kepentingan PAUD Sinar
Pelangi di Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota
Surakarta. Adapun profil sepuluh informan yang penulis
wawancarai adalah sebagai berikut:
a. Bapak Joko Kristiyanto
Bapak Joko Kristiyanto merupakan informan
pertama yang diwawancarai. Bapak Joko Kristiyanto berusia 34
tahun. Beliau adalah Kepala Sekolah di PAUD Sinar Pelangi
Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta.
Selain itu beliau juga menjabat sebagai guru. Riwayat
pendidikan beliau yaitu SD Kanisius Semanggi, SMP N 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 47
Surakarta, STM N 2 Surakarta. Profesi lain beliau adalah
sebagai desainer bangunan.
Alasan Bapak Joko Kristiyanto mendirikan PAUD,
setelah beliau mengetahui adanya program pemerintah yaitu
Kota Layak Anak yang didalamnya juga terdapat program
pemenuhan hak anak khususnya hak untuk memperoleh
pendidikan sejak dini yang kemudian diwujudkan dengan
mendirikan Lembaga PAUD. Selain ketertarikan beliau
terhadap program pemerintah tersebut, pendirian PAUD Sinar
Pelangi juga didasarkan pada pengalaman masa lalu beliau yang
pernah hidup dijalanan sebagai pengamen untuk membiayai
sekolahnya dulu. Bapak Joko Kristiyanto melihat realitas sosial
terkait dengan kehidupan jalanan yang amat keras dan sangat
jauh dari sentuhan pendidikan yang berakibat pada tidak
terpenuhinya kesejahteraan hidup anak-anak jalanan tersebut.
Pada awalnya Bapak Joko Kristiyanto hanya ikut membantu
menjalankan PAUD Pelangi yang didirikan oleh Bapak Eko
yang beralamat di Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar
Kliwon, Kota Surakarta. Namun dikemudian hari justru muncul
inisiatif untuk mendirikan lembaga PAUD yang berlokasi
dirumahnya yang kemudian diberi nama PAUD Sinar Pelangi.
Inisiatif ini tumbuh karena Bapak Joko Kristiyanto melihat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 48
perilaku sosial budaya masyarakat sekitar rumahnya yang
kurang memperhatikan pendidikan anak sejak usia dini yang
disebabkan oleh kondisi ekonomi yang tergolong kalangan tidak
mampu.
b. Ibu Siti Sinta Nuriyah
Ibu Siti Sinta Nuriyah merupakan informan kedua.
Ibu Siti Sinta Nuriyah berusia 31 tahun dan bekerja sebagai
wiraswasta, membuka warung kelontong kecil- kecilan di teras
rumahnya. Suami Ibu Siti Sinta Nuriyah yaitu Bapak Basuki
Muhammad Nurhadi bekerja sebagai Guru Agama. Di PAUD
Sinar Pelangi Ibu Siti Sinta Nuriyah merupakan orang tua
murid, akan tetapi terkadang beliau juga ikut membantu
mengajar. Ibu Siti Sinta Nuriyah membantu mengajar di PAUD
Sinar Pelangi pada waktu Bapak Joko Kristiyanto mempunyai
kegiatan lain yang waktunya bersamaan dengan jam belajar di
PAUD. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Bapak
Joko Kristiyanto, yaitu:
“…Saya terkadang digantikan oleh Ibu Siti, contohnya waktu saya diundang rapat tentang PAUD dengan Kecamatan, atau saat ada undangan yang berkaitan dengan PAUD…” (22 Juni 2010)
Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Siti Sinta Nuriyah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 49
“… iya kadang kala saya menggantikan Pak Joko ngajar anak- anak. Tapi tidak sering, Cuma saat Pak Joko ada keperluan penting saja…” (13 Juli 2010)
c. Ibu Sulastri
Ibu Sulastri adalah informan ketiga. Ibu Sulastri
adalah orang tua salah satu murid PAUD Sinar Pelangi. Usia
Ibu Sulastri yaitu 50 tahun dan beragama Kristen. Ibu Sulastri
berperan sebagai ibu rumah tangga. Pendidikan terakhir Ibu
Sulastri yaitu SD. Ibu Sulastri mempunyai 6 orang anak. Suami
Ibu Sulastri bernama Walijo, pekerjaan beliau sebagai tukang
becak.
d. Bapak Agus
Bapak Agus adalah informan ke dua yang
diwawancarai. Beliau berusia 32 tahun. Kesehariannya bekerja
sebagai pedagang pong-pongan di beberapa SD. Beliau
merupakan orang tua murid dari anak yang bernama Wulan.
Wulan merupakan salah satu murid di PAUD Sinar Pelangi
yang sekarang ini sudah lulus dan melanjutkan ke Sekolah
Dasar (SD). Istri Bapak Agus bernama Ibu Sri Sumiyati yang
bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Bapak Agus
menyekolahkan anaknya di PAUD Sinar Pelangi karena ingin
agar anaknya mempunyai bekal jika nantinya melanjutkan ke
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 50
pendidikan Sekolah Dasar (SD). Sehingga ketika akan
melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya, anak lebih bisa
mengikuti pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang
berlaku. Selain itu, tawaran sekolah gratis yang ada di PAUD
Sinar Pelangi juga menjadi salah satu faktor anak disekolahkan
di tempat tersebut.
e. Ibu Ari
Ibu Ari adalah seorang ibu rumah tangga yang saat
ini berusia 21 tahun. Ibu Ari tinggal bersama dengan suami dan
seorang anak laki- lakinya. Rumah Ibu Ari berada di seberang
jalan depan PAUD Sinar Pelangi. Pendidikan terakhir Ibu Ari
adalah Pondok Ulul Albab, setara dengan pendidikan SMA.
Disini beliau merupakan informan dari pihak masyarakat
umum. Ibu Ari menjelaskan bahwa dulu pada saat awal berdiri,
PAUD Sinar Pelangi memang memiliki banyak murid. Tapi
setelah berjalan kira- kira sebulan, banyak orang tua murid
yang tidak jadi menitipkan anaknya di PAUD Sinar Pelangi.
f. Ibu Tini
Ibu Tini adalah informan yang dulunya pernah
menitipkan anaknya Di PAUD Sinar Pelangi selama beberapa
bulan. Ibu Tini bekerja sebagai buruh pengrajin kok.
Pendidikan terakhir Ibu Tini adalah kelas 3 SD. Suami Ibu Tini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 51
bernama Bapak Ngadiyo, bekerja sebagai buruh di Pasar Wesi
Semanggi.
g. Komang
Komang merupakan informan ke tujuh yang
diwawancarai. Komang saat ini berusia 24 tahun, beragama
Kristen. Komang merupakan salah satu mahasiswa dari
Universitas Setia Budi (USB) yang telah melakukan KKN di
PAUD Sinar Pelangi.
h. Bapak Eko
Bapak Eko merupakan informan ke delapan yang
diwawancarai. Bapak Eko saat ini berusia 34 tahun, beragama
Kristen. Bapak Eko merupakan pendiri PAUD Pelangi yang
berlokasi di Kelurahan Sangkrah, dan juga berperan sebagai
Pembina tingkat Kota.
i. Bapak Haryo Suharno.
Bapak Haryo Suharno merupakan informan yang ke
Sembilan yang diwawancarai. Bapak Haryo Suharno berusia
55 tahundan saat ini menjabat Seksi Pemberdayaan Masyarakat
di Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota
Surakarta.
j. Ibu Sri Mukanah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 52
Ibu Sri Mukanah merupakan informan kesepuluh
yang diwawancarai. Ibu Sri Mukanah berusia 58 tahun, dan
beragama Islam. Ibu Sri Mukanah merupakan Ketua PKK RT
07, RW V Keluran Semanggi Kecamatan Pasar Kliwon Kota
Surakarta. Pekerjaan Ibu Sri Mukanah yaitu penjahit.
Matrik III. 1
Profil Informan
No Nama Umur Pendidikan terakhir
Status/ Kedudukan
1 Bapak Joko Kristiyanto
34 SMA Pendiri, Pengelola dan Pendidik
2 Ibu Siti Sinta Nuriyah
31 SMA Orang tua Murid dan Guru Bantu
3 Ibu Sulastri 50 SD Orang tua murid 4 Bapak Agus 32 SD Orang tua murid 5 Ibu Ari 21 SMA Masyarakat 6 Ibu Tini SD Orang tua murid 7 Komang 24 SMA Donatur 8 Bapak Eko 34 SMA Pembina tingkat
Kota 9 Bapak Haryo
Suharno 55 SMA Seksi
Pemberdayaan Masyarakat
10 Ibu Sri Mukanah 58 SMK Ketua PKK RT 07 RW V, Semanggi
(Sumber : Data Primer Diolah, Oktober 2010)
2. Peran atau Dukungan Pemangku Kepentingan di PAUD Sinar
Pelangi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 53
a. Peran dan Dukungan Pendiri PAUD Sinar Pelangi
PAUD Sinar Pelangi didirikan dengan tujuan
mengembangkan potensi anak sejak dini, sehingga diharapkan
dapat pula memberi pendidikan pada keluarga anak tersebut dan
masyarakat menjadi tanggap terhadap kondisi sosial sekitar
khususnya di Kelurahan Semanggi. Peran pengelola yaitu
mengelola dan mengembangkan PAUD Sinar Pelangi sesuai
dengan tujuannya.
Bapak Joko Kristyanto selain berperan sebagai
pendiri, juga merangkap sebagai guru di PAUD Sinar Pelangi.
Bapak Joko Kristiyanto merelakan bagian depan rumahnya
untuk dijadikan ruang kelas PAUD Sinar Pelangi, dan halaman
rumahnya disulap menjadi taman bermain dengan fasilitas satu
buah prosotan dan satu buah ayunan yang masing- masing
merupakan sumbangan dari iuran teman- teman Bapak Joko
Kristiyanto di PAUD Sangkrah yang berperan sebagai Guru
Kejar Paket A.
Bapak Joko Kristiyanto mengabdikan sebagian besar
waktunya untuk mengelola PAUD Sinar Pelangi, mulai dari
menyediakan perlengkapan belajar mengajar, mencari donatur,
melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai PAUD
Sinar Pelangi dan mengajar mulai dari pukul 08.00- 11.00 WIB.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 54
Bapak Joko Kristiyanto sering mengikuti pelatihan keterampilan
guru PAUD demi meningkatkan kualitasnya dalam mengelola
dan mengajar PAUD Sinar Pelangi. Pelatihan- pelatihan
tersebut antara lain:
1) Pembahasan kurikulum PAUD yang bertempat di Hotel Lor
In pada bulan Mei 2010. Acara ini diadakan oleh Disdikpora
tingkat Propinsi Jawa Tengah.
2) Pelatihan penyelenggaraan PAUD bertempat di gedung
GWO (Gabungan Organisasi Wanita), pada bulan Juni
2010. Acara ini diadakan oleh Disdikpora Kota Surakarta.
b. Peran dan Dukungan Orang Tua Murid
Di dalam dunia pendidikan peran orang tua murid
sangat penting bagi keberlangsungan sebuah sekolah, terutama
dalam pemberian dana secara rutin, sehingga proses belajar
mengajar dapat berjalan sebagaimana mestinya. Di PAUD Sinar
Pelangi orang tua murid berkewajiban membayar uang sekolah
setiap bulannya sebesar Rp.5.000,-. Namun jumlah ini tidak
mengikat bagi orang tua yang tidak sanggup membayarnya. Hal
ini sesuai dengan pernyataan dari Bapak Joko Kristiyanto dan
ibu Siti Sinta Nuriyah.
Berikut pernyataan dari Bapak Joko Kristiyanto:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 55
“…sebenarnya orang tua murid dengan saya telah membuat kesepakatan untuk membayar Rp.5000,- tiap bulannya. Tapi saya sendiri tidak mewajibkannya, karena saya mengerti bagi sebagian orang tua murid hal ini dirasa agak berat. Saya kembalikan lagi kepada kesadaran masing- masing…” (22 Juni 2010)
Pernyataan dari ibu Siti Sinta Nuriyah:
“…tiap bulannya Rp 5.000,- ini sangat ringan, karena anak dsana dididik sama seperti sekolah umum…” ( 13 Juli 2010 )
Pernyataan yang sedikit berbeda diungkapkan oleh
ibu Sulastri:
“…iya awalnya memang tiap bulan Rp 5.000,- tapi terakhir- terakhir jadi Rp 7.000,-. Lha soalnya ibu-ibu kasihan sama Pak Joko, ada murid yang tidak membayar sama sekali dari awal sampe akhir. Jadi buat nambahin itu…” ( 26 Juli 2010)
Selain biaya rutin tiap bulan, orang tua murid juga
diwajibkan membeli 3 pasang seragam dengan total biaya Rp.
30.000,- dan Rp 20.000,; untuk pengambilan ijazah.
Berikut pernyataan dari Bapak Joko Kristiyanto:
“…ibu- ibu juga minta supaya ada seragam. Trus kami sepakat untuk mengadakan 3 pasang seragam dengan biaya Rp 30.000,-. Selain itu kami juga membebankan biaya Rp 20.000,- untuk biaya mengganti Print ijazah…” ( 26 Juli 2010 )
Berikut per/nyataan dari Ibu Siti Sinta Nuriyah:
“…seragam ada 3 pasang, harganya Rp 30.000,- trus waktu lulus bayar Rp 20.000,- untuk ganti ngeprint Ijazah. Kebetulan punya Rois anak saya Namanya salah satu huruf, trus akhirnya saya minta diprint ulang. Jadi bayar lagi Rp.20.000,-. Tapi tidak apa-apa, kalau ada kesalahan itu kan wajar…” ( 30 Juli 2010 )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 56
Berikut pernyataan dari Ibu Sulastri:
“…selain SPP tiap bulan, kemarin diminta membayar lagi Rp 30.000,- trus dikasih seragam 3 pasang. Trus kan anak saya Badar ini kan sudah lulus jadi harus mbayar lagi Rp 20.000,- untuk ngambil ijazah…” ( 26 Juli 2010 )
Selain dukungan dana, peran orang tua murid juga
sangat penting dalam pendampingan belajar anak saat di rumah.
Suatu proses pendidikan tidak akan berhasil dengan maksimal
tanpa keterlibatan dari orang tua. Kebanyakan orang tua murid
beranggapan bahwa anak sudah cukup untuk belajar pada waktu
berada di sekolah. Hal ini yang menyebabkan anak kurang
menguasai pelajaran yang dia dapat di sekolah. Peran orang tua
dalam membantu anak untuk belajar di rumah sangatlah
penting. Karena sebagian besar waktu anak dihabiskan dirumah,
sehingga lingkungan sekitar sangat besar pengaruhnya untuk
perkembangan anak. Anak yang didampingi oleh orang tua
untuk mengulang pelajaran saat di rumah akan lebih baik
perkembangannya dibanding dengan anak yang hanya
mendapatkan pelajaran dari sekolah saja.
Keterlibatan para orangtua murid di PAUD Sinar
Pelangi selama ini tergolong baik. Semua anak didik berangkat
sekolah diantar oleh orang tua ataupun nenek mereka. Hampir
50% orang tua murid menunggui anaknya untuk belajar dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 57
bermain di PAUD Sinar Pelangi, artinya bahwa para orang tua
masih peduli dengan perkembangan anak. Tetapi ada juga
sebagian orang tua yang lebih memprioritaskan untuk bekerja
mencukupi kebutuhan keluarga dibanding dengan menemani
anak belajar. Pada umumnya pekerjaan orang tua murid PAUD
Sinar Pelangi adalah sebagai buruh, ada yang menjadi buruh
membuat kok, pembantu rumah tangga, dan hanya sebagai ibu
rumah tangga sehingga tidak dapat menyokong penghasilan
sang suami. Keterlibatan orang tua dipengaruhi oleh faktor
ekonomi orang tua murid serta kurangnya pendidikan yang
dimiliki oleh orang tua. Latar belakang pendidikan orang tua
didik banyak yang tidak menamatkan Sekolah Dasar.
Ada sebagian orang tua yang menyadari pentingnya
mendampingi anak belajar di rumah. Orang tua didik dengan
tipe ini biasanya menyediakan waktu untuk mendampingi anak
belajar setiap hari. Mereka mempunyai rasa kekhawatiran
bahwa anaknya akan mengalami kesulitan saat di sekolah,
apabila tidak mengulang pelajaran di rumah. Anak didik yang
memiliki orang tua dengan tipe seperti ini biasanya akan
mengalami kemajuan yang lebih dibanding anak didik yang
tidak didampingi orang tua. Sedangkan anak didik tanpa
pendampingan orang tua biasanya akan sedikit tertinggal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 58
Berikut pernyataan dari Bapak Joko Kristiyanto:
“… memang yang sangat penting bagi perkembangan murid itu ya saat mereka di rumah. Jadi murid yang didamping dan diarahkan sewaktu belajar oleh orang tua akan lebih cepat mengerti, dibanding dengan anak yang hanya mendapat pelajaran dari sekolah saja. Karena seperti yang kita ketahui bahwa waktu yang dimiliki anak itu lebih banyak di habiskan di rumah. Kalu di sekolah paling cuma 2 jam. Saya rasa kalu hanya mengandalkan sekolah saja tidak cukup. Bahkan kurang sekali…” ( 22 Juni 2010)
Hal ini didukung pernyataan dari Ibu Siti Sinta
Nuryah sebagai berikut:
“…setiap hari saya juga meluangkan waktu untuk mendampingi anak belajar. Tapi paling hanya sebentar saja, kalau anak sudah mulai jenuh, ya berhenti atau disudahi gitu, karena kalau dipaksain kasian anaknya juga. Untuk waktunya juga disesuaikan dengan keinginan anak. Kadang sore setelah mandi. Kadang habis sholat magrib gitu… ” ( 13 Juli 2010 )
Sedangkan pernyataan dari Ibu Sulastri adalah sebagai berikut: “…ya, saya kadang- kadang ikut membantu belajar. Tapi kadang- kadang saja, kan dapat PR nya juga jarang…”. ( 26 Juli 2010 )
c. Peran dan Dukungan Pemerintah
Peran dan dukungan dari pemerintah sangat
dibutuhkan dalam proses berjalannya sebuah PAUD. Bentuk
dukungan dari pemerintah yaitu dengan pemberian dana untuk
pengembangan fasilitas PAUD, memberikan guru bantu bila
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 59
diperlukan, mengirimkan Tim Pemantau dan Pembina tingkat
Desa/ Kelurahan.
Tim Pemantau dipilih dan diangkat oleh Tim
Pembina dari tingkat Desa/ Kelurahan. Tim Pemantau minimal
beranggotakan 2 orang. Tim Pemantau melakukan pemantauan
PAUD minimal satu bulan sekali. Tim pemantau berkewajiban
melaporkan hasil pantauan kepada tim pembina tingkat Desa/
Kelurahan yang diadakan setiap 6 bulan sekali yaitu bulan Juli
dan Januari.
Pembina tingkat Desa/ Kelurahan minimal harus
beranggotakan 6 orang yang terdiri dari unsur Desa/ Lurah,
PKK Desa, Tokoh Agama/ Tokoh Masyarakat, Donatur dan
wakil orangtua. Tugas Pembina tingkat Desa/ Kelurahan yaitu
memfasilitasi kegiatan PAUD, membina kelangsungan PAUD,
melakukan pertemuan sekurang-kurangnya 6 bulan sekali
(Bulan Juli dan Bulan Januari) untuk mendengarkan dan
menindaklanjuti laporan dari Tim Pemantau.
Untuk sementara bantuan yang berasal dari pihak
pemerinah belum ada. Pihak Kelurahan Semanggi menyatakan
bahwa tidak ada anggaran dari Kelurahan untuk program
PAUD, pemberian dana untuk Program PAUD merupakan
kebijaksanaan langsung dari tingkat Kota. Jadi jika sebuah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 60
PAUD ingin mendapatkan bantuan dana maka bisa langsung
mengajukan permohonan ke tingkat kota, sedangkan Kelurahan
hanya memberi surat tembusan saja. Untuk pengadaan Tim
Pembina dan juga Tim Pemantau, pihak Kelurahan
menyatakan bahwa semuanya ditunjuk dari tingkat Kota,
karena tidak ada penunjukan dari tingkat Kota sehingga pihak
Kelurahan Semanggi juga tidak mengadakan pembentukan
Tim Pembina dan Tim Pemantau.
Berikut pernyataan dari Bapak Haryo Suharno Seksi
Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Semanggi:
“… Kelurahan tidak punya dana untuk PAUD, permohonan langsung bisa dimasukkan ke Kota, Kelurahan hanya member tembusan saja, begitu juga soal Tim Pemantau dan Tim Pembina. Yang berwenang membentuk itu ya Pemerintah Kota…” (31 Desember 2010)
Hal ini senada dengan pernyataan dari Ibu Sri
Mukanah Ketua PKK RT 07 RW V Kelurahan Semanggi,
sebagai berikut:
“… untuk bantuan dana kan yang memberi dari Kota, kelurahan kan Cuma member ijin saja…” (31 Desember 2010)
Dari pihak PKK Semanggi sendiri telah mengadakan
kerjasama dengan PAUD Sinar Pelangi, yaitu pengadaan
Posyandu untuk anak-anak balita (bawah lima tahun).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 61
Posyandu ini dilaksanakan rutin setiap tanggal 19, bertempat di
PAUD Sinar Pelangi. Kegiatannya yaitu berupa menimbang
berat badan dan pembarian makanan tambahan (PMT).
d. Peran dan Dukungan Donatur
PAUD Sinar Pelangi merupakan lembaga
pendidikan non pemerintah, jadi kehadiran donatur dirasa
sangat penting. Sumber dana yang utama yaitu dari orang tua
murid, berupa biaya bulanan sebesar Rp.5000,- uang untuk
pembelian 3 pasang seragam sebesar Rp. 30.000,- dan uang
pengambilan ijazah sebesar Rp.20.000,-. Diakhir tahun ajaran
diadakan study tour yang diikuti sebagian murid beserta orang
tua yang dilaksanakan pada tanggal tertentu dengan tujuan ke
taman wisata Ndayu Park yang berlokasi di Sragen. Orang tua
murid dibebani biaya sebesar Rp 50.000,- (untuk 1 orang tua
dan 1 anak) jumlah ini sudah mencakup biaya transportasi,
biaya masuk area wisata, dan biaya makan siang tanpa
mengikuti Program Out Bound.
Berikut pernyataan dari Bapak Joko Kristiyanto:
“…masing- masing orang tua telah menyepakati biaya sejumlah Rp 50.000,- untuk acara ke Ndayu ini. Awalnya saya tawari dulu mau ikut yang ada paket out bound-nya atau ga gitu. Yang pake paket out bound biayanya mahal yang ga pake lebih murah …”
(26 Juli 2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 62
Selain dari orang tua murid PAUD Sinar Pelangi
juga mendapat bantuan dari pihak lain. Bantuan itu berupa
perlengkapan, karena Bapak Joko Kristiyanto tidak mau
menerima bantuan berupa uang. Bapak Joko Kristiyanto
beranggapan apabila bantuan yang diberikan berupa uang,
maka akan menimbulkan prasangka kurang baik dari
masyarakat.
Berikut pernyataan Bapak Joko Kristiyanto:
“…saya tidak mau menerima bantuan berupa uang, lebih baik berupa barang saja. Karena yang saya takutkan nanti akan timbul prasangka- prasangka yang kurang baik…” ( 22 Juni 2010 )
Menurut Bapak Joko Kristiyanto, bantuan tersebut
yaitu berupa sebuah ayunan dan sebuah prosotan dari dana
iuran teman- teman guru Kejar Paket A di PAUD Pelangi
Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta.
Bantuan lainnya yaitu berupa pengadaan kegiatan sikat gigi
bersama dan minum susu kedelai bersama yang diadakan oleh
mahasiswa yang sedang mengadakan KKN (Kuliah Kerja
Nyata) dari Universitas Setia Budi Surakarta. Dari kegiatan ini
diharapkan anak- anak mendapat pelajaran tentang pentingnya
menjaga kesehatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 63
Berikut pernyataan dari Komang salah satu
mahasiswa Universitas Setia Budi yang melakukan KKN di
PAUD Sinar Pelangi :
“…Kegiatan gosok gigi ini bertujuan agar anak lebih mandiri dan bisa bertanggung jawab terhadap kesehatan yang dimilikinya…” ( 22 Juli 2010 )
Hal ini didukung pernyataan dari Bapak Joko
Kristiyanto sebagai berikut:
“…kemarin ada acara gosok gigi bersama dan minum susu kedelai bersama di PAUD Sinar Pelangi, yang mengadakan yaitu mahasiswa dari USB. Kami sangat senang sekali. Karena kegiatan- kegiatan semacam ini memang baik sekali untuk menanamkan kemandirian anak. Kami juga berterimakasih sekali kepada pihak penyelenggara atas bantuannya. Karena sebenarnya PAUD Sinar Pelangi memang pengen sekali mengadakan kegiatan semacam ini, tapi belum bisa karena tidak ada biaya…” ( 13 Juli 2010 )
Sementara itu pernyataan dari Ibu Sulastri adalah
sebagai berikut:
“…dulu ada acara gosok gigi bersama dan minum susu gratis. Anak- anak seneng banget. Saya juga seneng, kan anak- anak jadi tahu cara gosok gigi sendiri…” ( 26 Juli 2010 )
Didukung pernyataan dari Ibu Siti Sinta Nuriyah,
xsebagai berikut:
“… iya dulu ada acara gosok gigibersama dan minum susu bareng. Anak- anak seneng sekaloi, soalnya waktu pulang mereka dapat sikat yang gagange ada bonekanya itu loh…”(30 Juli 2010)
Bantuan berupa pengadaan kegiatan semacam ini
sangat diperlukan oleh PAUD Sinar Pelangi. Mengingat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 64
kegiatan semacam ini sangat penting untuk perkembangan
anak. Di PAUD lain yang memiliki dana berkecukupan dapat
melaksanakan kegiatan semacam ini secara rutin. Sedangkan
untuk PAUD Sinar Pelangi bisa menyelenggarakan acara
seperti ini dengan adanya donatur dari luar.
Matrik III. 2
Peran dan dukungan dari pemangku kepentingan di PAUD
Sinar Pelangi
No. Pemangku kepentingan di PAUD
Sinar Pelangi
Peran dan dukungan terhadap PAUD Sinar Pelangi
1 Pendiri 1. Merelakan sebagian rumah untuk dijadikan ruang kelas PAUD Sinar Pelangi
2. Halaman rumah dijadikan sebagai taman bermain.
3. Mengabdikan sebagian waktunya untuk mengelola PAUD sinar Pelangi, mulai dari menyediakan perlengkapan belajar mengajar, mencari donatur, melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai PAUD Sinar Pelangi.
2 Guru 1. Merelakan sebagian waktu yaitu dari pukul 08.00-11.00 WIB untuk mengajar di PAUD sinar Pelangi
2. Mengikuti berbagai pelatihan keterampilan guru PAUD demi meningkatkan kualitas sebagai guru.
3 Orang tua murid 1. Pemberian dana rutin 2. Mendampingi anak belajar di
rumah 4 Pemerintah 1. Tidak ada dukungan dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 65
pemerintah karena memang belum ada ijin pendirian PAUD Sinar Pelangi secara resmi dari Pemerintah.
2. Kerjasama dengan PKK Kelurahan Semanggi dengan kegiatan pemberian makanan tambahan (MPT).
5 Donatur Pengadaan kegiatan gosok gigi bersama dan minum susu bersama.
(Sumber: Data Primer Diolah Oktober 2010)
3. Konflik yang Terjadi di PAUD Sinar Pelangi
a. Konflik yang Terjadi antara Pengelola dengan Pemerintah
Kelurahan.
1) Penyebab konflik
Penyebab dari munculnya konflik antara pengelola
dengan pemerintah ini adalah karena PAUD Sinar Pelangi
tidak mendapat bantuan dari pemerintah.
2) Pihak yang berkonflik.
Pihak yang terlibat dalam konflik ini adalah
pengelola PAUD Sinar Pelangi dengan pihak Pemerintah
Kelurahan Semanggi.
3) Dinamika konflik
Pihak PAUD Sinar Pelangi pernah mengajukan
proposal pengajuan permohonan bantuan ketingkat
Kelurahan akan tetapi tidak ada tanggapan. Pihak pengelola
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 66
beranggapan pihak Kelurahan tidak mau merespon karena
ada permainan di sana. Pihak Pengelola mengatakan bahwa
PAUD yang mendapatkan bantuan adalah PAUD yang
dikelola oleh orang-orang yang mempunyai hubungan
dekat dengan Pemerintah, yang tidak dekat dengan
Pemerintah maka kesempatan mendapat bantuan sangat
kecil. Berikut pendapat informan mengenai hal tersebut.
Matrik III. 3.1
Tanggapan informan terhadap konflik yang terjadi antara
pengelola dengan Pemerintah.
No. Status Informan Tanggapan/ Pendapat 1 Pengelola “Didalamnya pasti ada sebuah
permainan. Untuk pAUD yang mendapat bantuan, pasti PAUD yang dikelola oleh orang- orang yang dekat dengan birokrasi”
2 Orang tua Murid “biasanya kalau yang punya sudah dekat dengan pemerintah, pasti mudah dapat bantuannya”
3 Orang tua Murid “kalau dekat dengan pemerintah pasti mudah mendapat bantuan, yang ga dekat ya susah dapatnya”
4 Orang tua Murid “Yang dekat dengan pemerintah memang lebih mudah, kalau yang ga dekat bisa dapat bantuan juga tapi pasti susah, saingannya banyak”
5 Orang tua dari murid yang dulu pernah belajar di PAUD Sinar Pelangi
“yang dekat pemerintah lebih mudah dapat bantuan, yang ga dekat ya sulit”
6 Masyarakat “bisa jadi yang dekat dengan pemerintah lebih mudah memperoleh bantuan, karena mereka juga lebih dulu mendapat informasinya”
7 Donatur “PAUD manasaja bisa mengakses bantuan dari pemerintah, tapi memang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 67
yang lebih dulu mendapat info pasti orang- orang yang dekat dengan pemerintah”
8 Tim Pemantau PAUD Surakarta
“PAUD manapun mempunyai kesempatan yang sama untuk mengakses bantuan dari Pemerintah, tinggal PAUD tersebut lolos seleksi atau tidak”
9 Pegawai Kelurahan “PAUD mana saja bisa mendapatkan bantuan, tapi mengajukannya langsung ke tingkat Kota bukan ke Kelurahan”
10 PKK “itu kewenangan dari pihak pemerintah, PAUD yang mendapat bantuan adalah PAUD yang layak, karena pasti sudah diseleksi dulu oleh pihak Pemerintah”
(Sumber: Data Primer Diolah Oktober 2010)
4). Dampak terhadap PAUD
Dampak konflik ini terhadap PAUD Sinar Pelangi
adalah kurangnya tenaga pengajar akibat pengelola tidak dapat
membayar tenaga pengajar tersebut. fasilitas yang ada kurang
memadai. Pengelola juga menarik iuran rutin tiap bulan, pdahal
konsep awal PAUD Sinar Pelangi adalah PAUD gratis. Hal ini
mengakibatkan banyak masyarakat yang tidak tertarik
mendaftarkan anak mereka ke PAUD Sinar Pelangi.
5). Resolusi Konflik
Sebagai resolusi yang diambil yaitu, Bapak Joko
Kristiyanto selaku pengelola PAUD Sinar Pelangi, dating ke
Kelurahan dan menanyakan kembali bagaimana mekanisme
pengajuan permohonan bantuan. Pihak Kelurahan
menyatakan bahwa permohonan bantuan langsung bisa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 68
diajukan ke Pemerintah tingkat kota. Dengan demikian
konflik dapat diseleselesaikan.
b. Konflik yang Terjadi antara Pengelola dengan Masyarakat
Sekitar yang beragama Islam.
1) Penyebab konflik
Adanya isu yang dihembuskan oleh sebagian
anggota masyarakat Semanggi, bahwa PAUD Sinar Pelangi
merupakan PAUD dengan memberi pelajaran tentang
agama tertentu.
2) Pihak yang berkonflik.
Pihak yang terlibat dalam konflik ini adalah
pengelola PAUD Sinar Pelangi dengan pihak anggota
Masyarakat sekitar PAUD yang beragama Islam.
3) Dinamika konflik
PAUD Sinar Pelangi akan berjalan dengan baik
apabila dapat diterima oleh masyarakat sekitar. Apabila
masyarakat ikut aktif memajukan PAUD Sinar Pelangi,
yaitu dengan mempercayakan anak mereka di PAUD Sinar
Pelangi maka cita-cita PAUD Sinar Pelangi akan terwujud.
Cita-cita tersebut yaitu mengembangkan potensi anak usia
dini di Kelurahan Semanggi, sehingga akan memberikan
pendidikan ditingkat keluarga yang selanjutnya akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 69
terwujud masyarakat yang sadar dan tanggap akan
lingkungan sosial sekitar.
Namun saat ini sebagian masyarakat belum dapat
menerima kehadiran PAUD Sinar Pelangi. Hal ini
disebabkan oleh sebagian masyarakat menganggap bahwa
PAUD Sinar Pelangi mempunyai tujuan khusus yaitu
penyebaran agama Kristen, sehingga banyak anggota
masyarakat yang tidak jadi menitipkan anak mereka di
PAUD Sinar Pelangi. Dari adanya isu yang berkembang di
sebagian anggota masyarakat Semanggi, sempat terjadi
ketegangan antara Ibu Siti Sinta Nuriyah (orangtua dari
murid yang bernama Rois) dengan Bapak Joko Kristianto
selaku pengelola. Hal ini terjadi saat Ibu Siti mendapati
anaknya pulang membawa pulang sebuah salip. Resolusi
yang diambil adalah Ibu Siti meminta penjelasan tentang
hal tersebut kepada Bapak Joko. Bapak Joko menjelaskan
bahwa itu hanya mainan dari anaknya, tidak ada maksud
apapun. Ibu Siti mau menerima penjelasan dari Bapak
Joko, sehingga konflik tersebut dapat diselesaikan saat itu
juga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 70
Berikut Matrik tanggapan dari informan mengenai hal
tersebut:
Matrik III. 3.2 Tanggapan informan terhadap konflik yang terjadi antara
pengelola dengan masyarakat No. Status Informan Tanggapan/ Pendapat 1 Pengelola “banyak orangtua murid yang tidak jadi menitipkan anak
mereka karena mengira PAUD ini adalah tempat penyebaran agama Kristen, padahal ini tidak benar”
2 Orang tua Murid dengan agama Islam
“materi yang diajarkan sama seperti sekolah lain, jadi orang-orang tidak menyekolahkan anak mereka di sini karena memilih tempat lain yang fasilitasnya lebih baik, bukan karena faktor agama ”
3 Orang tua Murid dengan agama Islam
“materi yang diajarkan sama seperti sekolah lain,jadi orang-orang tidak menyekolahkan anak mereka di sini bukan karena Agama”
4 Orang tua Murid dengan agama katolik
“banyak yang bilang PAUD ini ajaran Kristen jadi banyak yang anaknya dikeluarkan dari sini”
5 Orang tua dari murid yang dulu pernah belajar di PAUD Sinar Pelangi beragama Islam
“saya mengeluarkan anak saya dari sana karena gurunya diganti, bukan karena agama”
6 Masyarakat “banyak orangtua yang mengeluarkan anak mereka dari PAUD Sinar Pelangi karena prmiliknya orang Kristen, mereka memindahkan anak mereka ke PAUD umum atau PAUD yang Islam”
7 Donatur “karena idiologi yang dipegang oleh orangtua murid kuat, jadi mereka memindahkan anak mereka ke PAUD yang sepaham dengan mereka, tapi di PAUD Sinar Pelangi sebenarnya materi yang diajarkan masih umum tidak menjurus pada agama tertentu”
8 Tim Pemantau PAUD Surakarta
“bukan masalah agama, tapi karena kurangnya sosialisasi dan fasilitas yang tidak memadai menjadi faktor utama masyarakat tidak mempercayakan anak mereka di PAUD Sinar Pelangi ”
9 Pegawai Kelurahan
“PAUD Sinar Pelangi itu kan PAUD umum. Tapi ada juga warga yang memang lebih memilih PAUD yang Islam ketimbang PAUD umum, karena ada ajaran agamanya ”
10 PKK “PAUD Sinar Pelangi termasuk PAUD umum, kalau ada masyarakat yang tidak menitipkan karena masalah agama itu cuma sebagian kecil, mereka yang terlalu fanatic saja”
(Sumber: Data Primer Diolah Oktober 2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 71
4) Dampak terhadap PAUD
Masyarakat banyak yang ragu untuk menitipkan
anak mereka di PAUD Sinar Pelangi. Hal ini
mengakibatkan jumlah murid di PAUD Sinar Pelangi tidak
berkembang.
5) Resolusi konflik
Usaha yang di lakukan oleh pihak pengelola dalam
meredam konflik ini yaitu dengan memberi pengertian
bahwa materi yang diajarkan di PAUD Sinar Pelangi
adalah materi umum, tidak ada ajaran agama khusus
apapun, yang ada hanya pelajaran mengenai keragaman
agama yang ada di Indonesia, serta penanaman tentang
pentingnya sikap toleransi terhadap pemeluk agama lain.
Upaya yang dilakukan oleh pengelola memang
membuahkan hasil, jumlah murid yang mendaftar mulai
bertambah, seiring dengan meningkatnya rasa kepercayaan
masyarakat terhadap PAUD. akan tetapi masih ada
sebagian anggota masyarakat yang belum
mempercayainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 72
c. Konflik yang Terjadi antara Pengelola dengan Orang Tua
Murid.
1) Penyebab konflik
Penyebab terjadinya konflik ini adalah Bapak
Agus selaku orangtua dari murid yang bernama Wulan
tidak mau membayar iuran rutin yang ditarik oleh PAUD
Sinar Pelangi.
2) Pihak yang berkonflik.
Pihak yang terlibat dalam konflik ini adalah
pengelola PAUD Sinar Pelangi dengan Bapak Agus
(orangtua dari murid yang bernama Wulan).
3) Dinamika konflik.
Konflik ini terjadi ketika Bapak Agus tidak mau
membayar iuran rutin, dengan alas an bahwa PAUD Sinar
Pelangi merupakan PAUD gratis, sehingga menganggap
iuran tersebut tidak wajib. Sedang dari pihak pengelola
berharap semua orang tua murid membayar iuran rutin
untuk menunjang biaya belajar mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 73
Matrik III. 3. 3
Tanggapan informan terhadap konflik yang terjadi antara
pengelola dengan orangtua murid
No. Status Informan Tanggapan/ Pendapat 1 Pengelola “sebenarnya iuran ini memang tidak wajib
tapi kalau orangtua murid tersebut mampu membayar, kami berharap mereka membeyar untuk kelancaran proses belajar mengajar”
2 Orang tua Murid “saya rasa tiap orangtua murid harus menyadari kalau iuran itu sangat membantu anak-anak dalam belajar. Kalau ada orang tua murid yang tidak mau membayar berarti kesadarannya kurang”
3 Orang tua Murid yang tidak membayar iuran
“dari awal kan PAUD ini gratis, jadi seharusnyha tidak ada iuran dalam bentuk apapun”
4 Orang tua Murid “PAUD ini memang gratis, tapi kan kondisinya sangat kekurangan, jadi sebagai orangtua murid sadar dan membayar iuran agar bisa membantu beli alat-alat yang digunakan dalam belajar”
5 Orang tua murid yang dulu pernah belajar di PAUD Sinar Pelangi
“seharusnya masing-masing orangtua sadar kalau iuran itu untuk kepentingan anak-anak. Lagipula jumlahnya juga ringan.”
6 Masyarakat “itu kesadaran dari masing-masing orangtua murid”
7 Donatur “itu kesadaran dari masing-masing orang tua murid”
8 Tim Pemantau PAUD Surakarta
“bisa jadi orangtua murid tidak mampu membayar iuran tersebut, tapi misalkan dia sebenarnya mampu tapi tapi tidak mau membayar, berarti kesadarannya kurang ”
9 Pegawai Kelurahan “itu kesadaran dari masing-masing orang tua murid”
10 PKK “itu kesadaran dari masing-masing orang tua murid”
(Sumber: Data Primer Diolah Oktober 2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 74
4) Dampak
Dampak yang timbul dari konflik ini adalah
pembiayaan untuk proses belajar mengajar yang awalnya
telah diperhitungkan menjadi tidak tepat, dan pengelola
sering menggunakan uang pribadi untuk memenuhi
kekurangan tersebut.
5) Resolusi
Upaya penyelesaian yang diambail yaitu, Bapak
Joko selaku pengelola mendatangi Bapak Agus dan
membicararakan perihal iuran yang ditarik untuk
pembiayaan proses belajar mengajar. Bapak agus tetap
tidak mau membayar iuran tersebut, karena sejak awal
Bapak Agus mendaftarkan anaknya ke PAUD Sinar
Pelangi, PAUD tersebut merupakan PAUD gratis, sehingga
iuran tersebut dianggap tidak wajib. Akhirnya pengelola
mengiklaskan masalah ini, meski sebelumnya sempat
menjadi pergunjingan masyarakat di sekitar PAUD Sinar
Pelangi.
d. Konflik antara Pengelola dan Donatur
1) Penyebab konflik
Penyebab konflik ini adalah kekecewaan yang di
rasakan oleh Bapak Joko selaku pengelola PAUD Sinar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 75
Pelangi karena kerja sama dengan Universitas Setia Budi
tidak dapat berlanjut.
2) Pihak yang berkonflik.
Pihak yang terlibat dalam konflik ini adalah
pengelola PAUD Sinar Pelangi dengan pihak Universitas
Setia Budi sebagai Donatur.
3) Dinamika Konflik
Universitas Setia Budi merupakan salah satu
donatur di PAUD Sinar Pelangi. Mahasiswa- mahasiswa
USB yang melakukan KKN di PAUD Sinar Pelangi
memberikan bantuan dengan menyelenggarakan kegiatan
sikat gigi dan minum susu bersama. Dari pihak mahasiswa
USB memilih PAUD Sinar Pelangi karena mendapat
bagian untuk tempat KKN di Kelurahan Semanggi. Pihak
mahasiswa USB berencana melakukan kegiatan saat itu
saja karena untuk memenuhi tugas dari kampus mereka,
dan mereka tidak ada rencana untuk melakukan kegiatan di
PAUD Sinar Pelangi untuk waktu yang akan datang. Pihak
pengelola berharap bahwa USB memilih PAUD Sinar
Pelangi karena melihat kondisi PAUD Sinar Pelangi dan
berharap akan diadakan kerjasama lagi. Berikut pendapat
dari informan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 76
Matrik III. 3. 4
Tanggapan informan terhadap konflik yang terjadi antara
pengelola dengan donatur
No. Status Informan Tanggapan/ Pendapat 1 Pengelola “diharapkan setelah kegiatan ini
tetap ada kerjasama lagi dengan USB, tapi ternyata kemarin kami meminta bantuan untuk mengadakan kegiatan semacam ini lagi, tapi tidak ada respon dari pihak USB”
2 Orang tua Murid “itu hak dari donatur tapi semoga diadakan lagi kegiatan semacam ini, dengan donatur lain”
3 Orang tua Murid “kalau donatur tidak mau kerjasama lagi ya itu hak mereka”
4 Orang tua Murid “dengan adanya kegiatan kemarin, kami sudah cukup senang, jd kalau donatur tidak mau bekerjasama lagi juga tidak apa-apa”
5 Orang tua murid yang dulu pernah belajar di PAUD Sinar Pelangi
“itu hak dari donatur”
6 Masyarakat “itu semua jadi hak donatur sendiri, kalau pengelola menghendaki ada kerjasama lagi ya harus pintar-pintar melobi”
7 Donatur “memang sementara ini belum ada rencana kegiatan apapun di PAAUD Sinar Pelangi, kemarin memang sempat diajak buat kegiatan lagi, tapi kali lum ada waktu, jadi tidak bisa membantu”
8 Tim Pemantau PAUD Surakarta
“donatur member sumbangan tentu dengan berbagai pertimbangan, untuk bisa mengajak donatur bekerjasama kembali, tergantung bagaoimana kita mendekati donatur tersebut ”
(Sumber: Data Primer Diolah Oktober 2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 77
4) Dampak terhadap PAUD Sinar Pelangi
Konflik ini tidak berimbas kepada
keberlangsungan PAUD Sinar Pelangi.
5) Resolusi konflik
Untuk mengatasi konflik ini maka pengelola
menanyakan kembali perihal akankah ada kerjasama lagi
antara PAUD Sinar Pelangi dengan pihak Universitas Setia
Budi. Pihak Universitas Setia Budi menyatakan bahwa
untuk sementara belum ada rencana unutk itu. Pengelola
menerima pernyataan tersebut dan tidak berusaha untuk
memaksa pihak Universitas Setia Budi, sehingga konflik
dapat diselesaikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 78
Matrik III.4
Konflik yang terjadi di PAUD Sinar Pelangi
No Pihak yang berkonflik Konflik yang terjadi Jenis Konflik 1 Pengelola dengan
Pemerintah Adanya kesalah pahaman yang disebabkan oleh tidak adanya bantuan dari Pemerintah untuk PAUD Sinar Pelangi
Konflik individu
2 Pengelola dengan masyarakat sekitar PAUD yang beragama Islam
Adanya isu bahwa PAUD Sinar Pelangi sebagai tempat penyebaran agama Kristen
Konflik kelompok
3 Pengelola dengan orang tua murid yang tidak mau membayar iuran
Adanya kesalah pahaman tentang iuran rutin tiap bulan yang ada di PAUD Sinar Pelangi
Konflik individu
4 Pengelola dengan Donatur Adanya perbedaan kepentingan dalam penyelenggaraan kegiatan sikat gigi dan minum susu bersama secara gratis untuk siswa PAUD Sinar Pelangi
Konflik individu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 79
B. PEMBAHASAN
Dahrendorf membedakan golongan yang terlibat konflik itu
atas dua tipe. Pertama kelompok semu (Quasi Group) dan kelompok
kepentingan. Kelompok semu merupakan kumpulan dari para
pemegang kekuasaan atau jabatan dengan kepentingan yang sama
yang terbentuk karena munculnya kelompok kepentingan. Sedangkan
kelompok yang kedua yakni kelompok kepentingan terbentuk dari
kelompok semu yang lebih luas. Kelompok kepentingan ini
mempunyai struktur, organisasi, program, tujuan serta anggota yang
jelas. Kelompok kepentingan inilah yang menjadi sumber nyata
timbulnya konflik dalam masyarakat. (Ritzer, 2004 : 27)
Dalam pelaksanaan PAUD Sinar Pelangi terdapat
kelompok semu yaitu yang terdiri dari beberapa orang anggota
masyarakat Semanggi yang beragama Islam, yang sama-sama merasa
kurang nyaman dengan adanya PAUD Sinar Pelangi, karena
dihawatirkan akan menjadi wadah penyebaran agama tertentu.
Kelompok semu ini terbentuk dengan secara begitu saja
sewaktu mereka menyatakan kekhawatiran mengenai hal yang sama.
Kelompok ini selanjutnya berkembang menjadi kelompok
kepentingan. Mereka kemudian berusaha untuk mepengaruhi anggota
masyarakat lain agar tidak menitipkan anak mereka di PAUD Sinar
Pelangi. Hal ini dilakukan, ketika mereka sedang duduk-duduk santai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 80
baik dari kalangan Ibu-Ibu maupun Bapak-Bapak. Kemudian hal ini
pun pernah didengungkan ketika mereka berada dalam forum resmi
pkk ataupun pertemuan RT.
Tujuan dari kelompok ini adalah agar masyarakat tidak
menitipkan anak mereka dan mereka berharap dengan itu maka PAUD
Sinar Pelangi tidak akan memiliki murid yang banyak. Akhirnya
PAUD Sinar Pelangi tersebut harus tutup karena tidak berjalan dengan
normal. Sehingga mereka tidak perlu mengkhawatirkan lagi soal
adanya penyebaran agama tertentu di Kelurahan Semanggi tempat
mereka tinggal.
Apa yang mereka inginkan ini pada kenyataanya belum bisa
terwujud. Karena disisi lain masih ada sebagian masyarakat yang
masih mempercayakan anak mereka untuk menuntut ilmu di PAUD
Sinar Pelangi, dengan pertimbangan bahwa PAUD Sinar Pelangi
merupakan PAUD yang murah sehingga mudah diakses oleh
masyarakat dengan ekonomi lemah. Mereka juga telah membuktikan
sendiri bahwa materi yang diajarkan PAUD Sinar Pelangi adalah
umum dan yang ada hanyalah pengenalan kepada anak didik tentang
keanekaragaman Agama yang ada di Indonesia dan penanaman
perilaku toleransi terhadap pemeluk agama lain.
Di lain pihak terdapat kelompok kepentingan lain. Yaitu
kelompok kepentingan yanjg memiliki tujuan untuk tetap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 81
mempertahankan keberlangsungan PAUD Sinar Pelangi. Kelompok
kepentingan ini terdiri dari Pengelola dan orangtua murid. Pengelola
dan Orangtua murid terorganisir di dalam PAUD Sinar Pelangi.
Mereka mempunyai tujuan yang sama yaitu menginginkan agar PAUD
Sinar Pelangi tetap berjalan.
Orangtua murid merupakan sekelompok orang yang
memiliki kepentingan yang sama yaitu menitipkan anak-anak mereka
di PAUD Sinar Pelangi, dengan tujuan agar anak mereka mendapatkan
bekal yang cukup saat memasuki jenjang sekolah dasar tentunya
dengan biaya yang terjangkau. Bahkan orang tua murid juga
melakukan kesepakatan-kesepakatan untuk membantu dalam
operasional PAUD Sinar Pelangi. Kesepakatan tersebut yaitu para
orang tua murid memutuskan untuk mengadakan iuran rutin perbulan
Rp. 5.000,- dan para orang tua murid bersepakat untuk membeli
bangku sekolah agar anak-anak mereka nyaman saat belajar. Orangtua
murid memutuskan untuk membeli bangku tersebut karena mengerti
akan kondisi pengelola yang tidak mampu menyediakan karena
ketiadaan biaya.
Pengelola memiliki kepentingan untuk mewujudkan cita-
citanya yaitu mendirikan PAUD dengan biaya yang terjangkau agar
dapat diakses oleh masyarakat Semanggi khususnya yang tergolong
dalam ekonomi lemah. Dalam mengembangkan PAUD Sinar Pelangi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 82
maka pengelola melakukan usaha-usaha untuk menjaga
keberlangsungannya. Usaha yang dilakukan yaitu mensosialisasikan
terus-menerus tentang bagaimana pentingnya pendidikan untuk anak
usia dini. Sosialisasi ini dilakukan pengelola pada saat kegiatan
Posyandu, PKK dan pada saat ngobrol-ngobrol santai dengan
masyarakat sekitar.
Selain konflik yang terdiri dari kedua kelompok
kepentingan tersebut, di PAUD Sinar Pelangi juga terdapat konflik
yang terjadi antar individu. Konflik tersebut yaitu terjadi antara Ibu
Siti Sinta Nuriyah (orangtua dari murid yang bernama Rois) dengan
Bapak Joko Kristianto selaku pengelola. Hal ini terjadi saat Ibu Siti
mendapati anaknya pulang membawa pulang sebuah salip. Ibu Siti
Sinta Nuriyah mempersoalkan masalah ini karena mempertimbangkan
adanya isu penyebaran agama yang beredar di masyarakat sekitar
Semanggi. Resolusi yang diambil adalah Ibu Siti meminta penjelasan
tentang hal tersebut kepada Bapak Joko. Bapak Joko menjelaskan
bahwa itu hanya mainan dari anaknya, tidak ada maksud apapun. Ibu
Siti mau menerima penjelasan dari Bapak Joko, sehingga konflik
tersebut dapat diselesaikan saat itu juga. Konflik ini hanya melibatkan
kedua belah pihak dan tidak melibatkan kelompok apapun
Konflik individu lain yaitu konflik yang melibatkan
pengelola dengan bapak Agus (orangtua dari murid yang bernama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 83
Wulan). Konflik ini terjadi ketika Bapak Agus tidak mau membayar
iuran rutin, dengan alas an bahwa PAUD Sinar Pelangi merupakan
PAUD gratis, sehingga menganggap iuran tersebut tidak wajib.
Sedang dari pihak pengelola berharap semua orang tua murid
membayar iuran rutin untuk menunjang biaya belajar mengajar.
Upaya penyelesaian yang diambail yaitu, Bapak Joko selaku
pengelola mendatangi Bapak Agus dan membicarakan perihal iuran
yang ditarik untuk pembiayaan proses belajar mengajar. Bapak agus
tetap tidak mau membayar iuran tersebut, karena sejak awal Bapak
Agus mendaftarkan anaknya ke PAUD Sinar Pelangi, PAUD tersebut
merupakan PAUD gratis, sehingga iuran tersebut dianggap tidak
wajib. Akhirnya pengelola mengiklaskan masalah ini, meski
sebelumnya sempat menjadi pergunjingan masyarakat di sekitar
PAUD Sinar Pelangi, karena berita ini telah menyebar, dan keluarga
Bapak Agus sempat dipandang sebelah mata apabila sedang berada
dilingkungan PAUD Sinar Pelangi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 84
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan dengan judul
konflik pemangku kepentingan dalam pelaksanaan program
pendidikan anak usia dini (PAUD) Sinar Pelangi, maka dapat
disimpulkan bahwa di PAUD Sinar Pelangi terdapat konflik yang
terjadi antara dua kelompok dengan kepentingan yang berbeda.
Kelompok kepentingan pertama mempunyai keinginan agar PAUD
Sinar Pelangi tutup dan tidak beroperasi kembali, kelompok ini terdiri
dari beberapa orang anggota masyarakat sekitar PAUD sinar Pelangi
yang beragama Islam. Kelompok kepentingan yang kedua terdiri dari
pengelola dan orangtua murid yang menginginkan PAUD Sinar
Pelangi tetap berjalan
Konflik juga terjadi secara pribadi, akan tetapi konflik dapat
diselesaikan sehingga konflik tersebut tidak berlarut-larut. Konflik
yang terjadi sempat membuat PAUD Sinar Pelangi mengalami situasi
tidak dipercayai oleh masyarakat dan murid yang mendaftar hanya
sedikit. Tetapi setelah diadakan komunikasi maka konflik dapat
diselesaikan dan PAUD Sinar Pelangi tetap dapat berjalan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 85
B. IMPLIKASI
1. Implikasi Empiris
Hasil penelitian di lapangan dan pembahasan konflik
pemangku kepentingan di PAUD Sinar Pelangi yaitu konflik
berdampak pada munculnya integrasi out-group ( kelompok luar )
yaitu orang tua murid PAUD Sinar Pelangi , hal ini terbukti
dengan kerjasama yang dilakukan orang tua murid PAUD Sinar
Pelangi dalam hal menyatukan persepsi dalam menyikapi
kekurangan yang ada di PAUD Sinar Pelangi. Hal yang paling
menonjol dalam bentuk kerjasama mereka adalah saat melihat
anak-anak mereka belajar dengan hanya beralaskan tikar, mereka
rela untuk mengadakan iuran di luar iuran rutin, untuk membeli
bangku agar anak-anak mereka merasa nyaman saat belajar.
Mereka tidak menuntut pengelola untuk menyediakan bangku-
bangku tersebut karena mereka sudah memahami akan kondisi
PAUD yang memang serba kekurangan karena hingga saat ini
PAUD Sinar Pelangi belum mendapat bantuan dari pihak
Pemerintah. Itulah yang merupakan bentuk integrasi antar orang
tua murid dengan adanya konflik yang ada di PAUD Sinar Pelangi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 86
2. Implikasi Teoritis
Penelitian tentang konflik pemangku kepentingan dalam
pelaksanaan program pendidikan anak usia dini (PAUD) Sinar
Pelangi,menggunakan teori Dahrendorf. Di PAUD Sinar Pelangi
terdapat konflik yang terjadi antara dua kelompok dengan
kepentingan yang berbeda. Kelompok kepentingan yang pertama
terdiri dari beberapa orang anggota masyarakat sekitar PAUD
Sinar Pelangi, yang menginginkan PAUD Sinar Pelangi tutup dan
tidak beroperasi lagi dan kelompok kepentingan yang kedua terdiri
dari pengelola dan orangtua murid yang menginginkan PAUD
Sinar Pelangi tetap berjalan
3. Implikasi Metodologis
Bentuk dari penelitian ini adalah penelitian eksploratif
kualitatif yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk menggali
sumber yang ada. Fokus dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui konflik pemangku kepentingan dalam pelaksanaan
program pendidikan anak usia dini (PAUD) Sinar Pelangi.
Sesuai dengan metode penelitian kualitatif ini, maka
peneliti menjadi instrument penelitian dalam mencari dan
mengumpulkan data lengkap dengan keterbatasan yang dimiliki
oleh peneliti. Keterbatasan yang dimiliki peneliti antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 87
a. Kurangnya pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam bidang
pendidikan khususnya dalam metode pengajaran di PAUD
yang bertujuan untuk memberi pendidikan kepada anak usia
dini.
b. Kurang pahamnya peneliti mengenai PAUD dan pemangku
kepentingan yang ada di PAUD.
Dalam penelitian ini informan dipilih berdasarkan
purposive sampling (sampel bertujuan) dan dipilih disesuaikan
dengan derajat kebutuhan data. Dengan menggunakan teknik
tersebut terasa cukup efektif sebab peneliti dapat menemukan
informasi yang tepat dengan permasalahan penelitian. Informan
dalam penelitian ini adalah pengelola PAUD, orang tua murid,
pemerintah (Kelurahan), serta masyarakat dilingkungan sekitar.
Untuk keperluan triangulasi, peneliti menggunakan
triangulasi sumber data yang diperoleh dari tiap informan agar
mempunyai validitas tinggi. Sedangkan untuk menganalisa data,
penulis menggunakan analisa interaktif. Proses tersebut diawali
dengan pengumpulan data, karena data yang diperoleh selalu
berkembang dilapangan, maka penulis selalu membuat reduksi
data dan kajian data. Penulis membuat singkatan dan menyeleksi
data yang diperoleh dilapangan, kemudian diikuti dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 88
penyusunan sajian data yang berupa contoh atau uraian yang
sistematik.
Setelah pengumpulan data berakhir, tindakan penelitian
selanjutnya adalah menarik kesimpulan dan verifikasi berdasarkan
semua hal yang terdapat dalam penulisan reduksi data dan sajian
data. Secara metodologis, hasil penelitian ini tidak dapat dibuat
generalisai dan hanya berlaku pada lokasi penelitian. Namun dari
hasil penelitian yang ada mampu mengungkapkan realitas secara
lebih mendalam sehingga memungkinkan memberi gambaran
realitas sebagaimana adanya.
C. SARAN
Mengacu pada hasil penelitian dan kesimpulan di atas,
penulis merekomendasikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi pengelola PAUD Sinar Pelangi
a. Mengajukan permohonan bantuan ke Pemerintah, agar PAUD
Sinar Pelangi mempunyai fasilitas yang layak dan mempunyai
jumlah guru yang memadai serta mendapatkan perhatian dari
tim Pembina dan tim pemantau, sehingga PAUD Sinar Pelangi
bisa berkembang dengan baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 89
b. Melakukan pendekatan dan komunikasi secara intensif kepada
masyarakat sekitar, agar masyarakat tertarik dengan PAUD
Sinar Pelangi
2. Bagi Pemerintah
Pemerintah lebih tanggap dengan PAUD yang ada sehingga dapat
memajukan Program PAUD, dengan melakukan pendataan PAUD
yang ada di Kota Surakarta, meninjau serta melihat kondisi fisik
dan proses belajar mengajar masing-masing PAUD secara
langsung.
3. Bagi Orang tua murid
Orang tua lebih peduli dengan kewajiban yang seharusnya di
lakukan, untuk kelancaran proses belajar mengajar di PAUD Sinar
Pelangi..
4. Bagi Masyarakat
Masyarakat diharapkan mendukung program PAUD, oleh karena
itu penting bagi masyarakat untuk memperhatikan hak anak untuk
mendapatkan pendidikan sejak usia dini. Sehingga menjadi bekal
untuk pendidikan yang lebih tinggi, yang dapat digunakan sebagai
modal dalam mencari pekerjaan yang baik dengan pendapatan
yang layak sehingga kondisi masyarakat bisa lebih sejahtera.