9
DEFINISI AQIDAH Aqidah menurut bahasa berasal dari kata al -Aqdu yang berarti ikatan, at-Tautsiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-Ihkamu artinya mengokohkan/ menetapkan, dan ar-rabthu biquwwah yang berarti mengikat dengan kuat.[ Lisaanul Arab (IX/311:) karya Ibnu Manzhur (wafat th. 711 H) Rahimahullah dan Mujamul Wasiith (II/614:)]. Sedangkan menurut istilah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikitpun bagi orang yang meyakininya.Jadi, Aqidah Islamiyah adalah: Keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepada-Nya, beriman kepada Malaikat-Malaikat-Nya, Rasul-Rasul-Nya, Kitab-Kitab-Nya, hari akhir, taqdir baik dan buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang sudah shahih tentang Prinsip- Prinsip Agama (Ushuluddin), perkara- perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma’ (kon-sensus) dari Salafush Shalih, serta seluruh berita-berita pasti, baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah ditetapkan menurut al-Qur-an dan as- Sunnah yang shahih serta ijma’ Salafush Shalih.( Lihat Buhuuts fii Aqiidah Ahlis Sunnah wal Jamaaah (hal. 11-12) oleh Dr. Nashir bin Abdil Kariem al-Aqil, cet. II, Daarul Ashimah-1419 H, Aqiidah Ahlis Sunnah wal Jamaaah (hal. 13-14) karya Syaikh Muhammad bin Ibrahim al-Hamd dan Mujmal Ushuul Ahlis Sunnah wal Jamaaah fil Aqiidah oleh Dr. Nashir bin Abdil Kariem al-Aqil) Aqidah bisa disebut pula dengan Tauhid.Kalimat Tauhid adalah LAILAHAILLALLAH(tidak ada sesembahan yang diberhak diberibadahi dengan benar kecuali Allah) Kalimat Tauhid memiliki 2 rukun: 1.Nafi- artinya Menepikan/Menolak,maksudnya adalah menolak semua sesembahan ini diambil dari kalimat LAILAHA 2.Isbat-artinya penetapan,maksudnya menetapkan 1 Tuhan yang berhakdiberibah=dahi dengan benar yaitu hanya Allah ini diambil dari kalimat ILLALLAH Syarat Tauhid: 1.ilmu- 2.yakin 3.ikhlas 4.jujur 5.cinta 6.Patuh 7.Menerima dan tidak menolak Setelah dari tadi berbicara tentang tauhid terus,Lantas apakahitu Tauhid?. Tauhid secara umum yaitu mengesakan Allah dengan apa yang menjadi kekhususan Dirinya.Sedangkan secara khusus Tauhid terbagi menjadi 3: 1.Tauhid Rububiyah Tauhid Rububiyyah berarti mentauhidkan segala apa yang dikerjakan Allah Subhanahu wa Ta’ala baik mencipta, memberi rizki menghidupkan dan mematikan serta bahwasanya Dia adalah Raja, Penguasa dan Yang mengatur segala sesuatu. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman. “Artinya : Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah. Mahasuci Allah, Rabb semesta alam.” *Al -A’raaf: 54+ Allah Azza wa Jalla berfirman:

Konsep Aqidah Islam

Embed Size (px)

Citation preview

7/22/2019 Konsep Aqidah Islam

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-aqidah-islam 1/9

DEFINISI AQIDAHAqidah menurut bahasa berasal dari kata al-Aqdu yang berarti ikatan, at-Tautsiqu yang

berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-Ihkamu artinya mengokohkan/ menetapkan, danar-rabthu biquwwah yang berarti mengikat dengan kuat.[ Lisaanul Arab (IX/311:) karya IbnuManzhur (wafat th. 711 H) Rahimahullah dan Mujamul Wasiith (II/614:)].

Sedangkan menurut istilah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguansedikitpun bagi orang yang meyakininya.Jadi, Aqidah Islamiyah adalah: Keimanan yang teguh danbersifat pasti kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhiddan taat kepada-Nya, beriman kepada Malaikat-Malaikat-Nya, Rasul-Rasul-Nya, Kitab-Kitab-Nya, hariakhir, taqdir baik dan buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang sudah shahih tentang Prinsip-Prinsip Agama (Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma’

(kon-sensus) dari Salafush Shalih, serta seluruh berita-berita pasti, baik secara ilmiah maupun secaraamaliyah yang telah ditetapkan menurut al-Qur-an dan as-Sunnah yang shahih serta ijma’ Salafush

Shalih.( Lihat Buhuuts fii Aqiidah Ahlis Sunnah wal Jamaaah (hal. 11-12) oleh Dr. Nashir bin AbdilKariem al-Aqil, cet. II, Daarul Ashimah-1419 H, Aqiidah Ahlis Sunnah wal Jamaaah (hal. 13-14) karyaSyaikh Muhammad bin Ibrahim al-Hamd dan Mujmal Ushuul Ahlis Sunnah wal Jamaaah fil Aqiidah

oleh Dr. Nashir bin Abdil Kariem al-Aqil)Aqidah bisa disebut pula dengan Tauhid.Kalimat Tauhid adalah LAILAHAILLALLAH(tidak adasesembahan yang diberhak diberibadahi dengan benar kecuali Allah)

Kalimat Tauhid memiliki 2 rukun:1.Nafi- artinya Menepikan/Menolak,maksudnya adalah menolak semua sesembahan ini diambil darikalimat LAILAHA2.Isbat-artinya penetapan,maksudnya menetapkan 1 Tuhan yang berhakdiberibah=dahi denganbenar yaitu hanya Allah ini diambil dari kalimat ILLALLAH

Syarat Tauhid:

1.ilmu-2.yakin3.ikhlas4.jujur5.cinta6.Patuh7.Menerima dan tidak menolak

Setelah dari tadi berbicara tentang tauhid terus,Lantas apakahitu Tauhid?.Tauhid secara umum yaitu mengesakan Allah dengan apa yang menjadi kekhususan

Dirinya.Sedangkan secara khusus Tauhid terbagi menjadi 3:

1.Tauhid RububiyahTauhid Rububiyyah berarti mentauhidkan segala apa yang dikerjakan Allah Subhanahu wa

Ta’ala baik mencipta, memberi rizki menghidupkan dan mematikan serta bahwasanya Dia adalah

Raja, Penguasa dan Yang mengatur segala sesuatu.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

“Artinya : Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah. Mahasuci Allah, Rabbsemesta alam.” *Al-A’raaf: 54+ 

Allah Azza wa Jalla berfirman:

7/22/2019 Konsep Aqidah Islam

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-aqidah-islam 2/9

“Artinya : ...Yang (berbuat) demikian itulah Allah Rabb-mu, kepunyaanNya-lah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah, tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari.”*

Faathir: 13]

Orang musyrikin juga mengakui tentang sifat Rububiyyah Allah. Sebagaimana firman Allah

Subhanahu wa Ta’ala 

“Artinya : Katakanlah: ‘Siapakah yang memberi rizki kepadamu, dari langit dan bumi, atau siapakah

yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yanghidup dari yang mati dan yang mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatursegala urusan.’ Maka, mereka men- jawab: ‘Allah.’ Maka, katakanlah: ‘Mengapa kamu tidak bertaqwa (kepada-Nya)?’ Maka, (Dzat yang demikian) itulah Allah Rabb kamu yang sebenarnya,

maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka, bagaimanakah kamudipalingkan (dari kebenaran)" [Yunus: 31-32]

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala 

“Artinya : Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka: ‘Siapakah yang menciptakan langit dan

bumi,’ niscaya mereka akan menjawab: ‘Semuanya diciptakan oleh Yang Mahaperkasa lagi Maha-mengetahui"[Az-Zukhruuf: 9][ Lihat juga QS. Al-Mu’minuun: 84-89, lihat juga ayat-ayat lain.]

Kaum musyrikin mengakui bahwasanya hanya Allah semata Pencipta segala sesuatu, Pemberi rezeki,Yang memiliki langit dan bumi, dan Yang mengatur alam semesta, namun mereka juga menetapkanberhala-berhala yang mereka anggap sebagai penolong, yang mereka bertawasul dengannya(berhala tersebut) dan menjadikan mereka pemberi syafa’at, sebagaimana yang disebutkan dalam

beberapa ayat. [Lihat QS. Yunus: 18, az-Zumar: 3, 43-44]

Dengan perbuatan tersebut, mereka tetap dalam keadaan musyrik, sebagaimana firman AllahSubhanahu wa Ta’ala 

"Artinya : Dan sebagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaanmempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain ).” *Yusuf: 106+ 

Sebagian ulama Salaf(terdahulu) berkata: “Jika kalian tanya pada mereka : ‘Siapa yang menciptakan

langit dan bumi ?’ Mereka pasti menjawab: ‘Allah.’ Walaupun demikian mereka tetap saja

menyembah kepada selain-Nya.” *Disebutkan oleh Ibnu Katsir dari Ibnu ‘Abbas, Mujahid, ‘Atha’,

Ikrimah, asy-Sya’bi, Qatadah dan lainnya. Lihat Fat-hul Majiid Syarh Kitabit Tauhiid (hal. 39-40)tahqiq Dr. Walid bin ‘Abdirrahman bin Muhammad al-Furaiyan.]

2.Tauhid UluhiyahTauhid Uluhiyah artinya, mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala melalui segala pekerjaan

hamba, yang dengan cara itu mereka bisa mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala

apabila hal itu disyari’atkan oleh-Nya, seperti berdo’a, khauf (takut), raja’ (harap), mahabbah (cinta),dzabh (penyembelihan), bernadzar, isti’anah (minta pertolongan), isthighotsah (minta pertolongan

di saat sulit), isti’adzah (meminta perlindungan) dan segala apa yang disyari’atkan dan diperintahkan

Allah Azza wa Jalla dengan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Semua ibadah ini danlainnya harus dilakukan hanya kepada Allah semata dan ikhlas karena-Nya. Dan tidak boleh ibadahtersebut dipalingkan kepada selain Allah.

Sungguh Allah tidak akan ridha bila dipersekutukan dengan sesuatu apapun. Bila ibadah tersebutdipalingkan kepada selain Allah, maka pelakunya jatuh kepada Syirkun Akbar (syirik yang besar) dan

7/22/2019 Konsep Aqidah Islam

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-aqidah-islam 3/9

tidak diampuni dosanya. [Lihat An-Nisaa: 48, 116+ *Disebutkan oleh Ibnu Katsir dari Ibnu ‘Abbas,

Mujahid, ‘Atha’, Ikrimah, asy-Sya’bi, Qatadah dan lainnya. Lihat Fathul Majiid Syarh Kitabit Tauhiid

(hal. 39-40) tahqiq Dr. Walid bin ‘Abdirrahman bin Muhammad al-Furaiyan.]

AlIlah artinya al-Ma’luh, yaitu sesuatu yang disembah dengan penuh kecintaan serta pengagungan. 

Allah Azza wa Jalla berfirman:“Dan Rabb-mu adalah Allah Yang Maha Esa, tidak ada sesem-bahan yang haq melainkan Dia. YangMahapemurah lagi Maha-penyayang” *Al-Baqarah: 163]

Berkata Syaikh al-‘Allamah ‘Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di Rahimahullah (wafat th. 1376 H):“Bahwasanya Allah itu tunggal Dzat-Nya, Nama-Nama, Sifat-Sifat dan perbuatan-Nya. Tidak adasekutu bagi-Nya, baik dalam Dzat-Nya, Nama-Nama, Sifat-Sifat-Nya. Tidak ada yang sama dengan-Nya, tidak ada yang sebanding, tidak ada yang setara dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Tidak ada yangmencipta dan mengatur alam semesta ini kecuali hanya Allah. Apabila demikian, maka Dia adalahsatu-satunya yang berhak untuk diibadahi. Tidak boleh Dia disekutukan dengan seorang pun darimakhluk-Nya[Lihat Min Ushuuli ‘Aqiidah Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah dan Aqidatut Tauhiid (hal. 36)

oleh Dr. Shalih al-Fauzan, Fathul Majiid Syarah Kitabut Tauhiid dan al-Ushuul ats-Tsalaatsah (TigaLandasan Utama).]

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman. 

“Artinya : Allah menyatakan bahwa tidak ada yang berhak disembah dengan benar selain Dia, Yangmenegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan demikian).Tidak ada yang berhak disembah dengan benar selain-Nya, Yang Maha-perkasa lagi Mahabijaksana”

*Ali ‘Imran: 18]

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman mengenai Lata, Uzza dan Manat yang disebut sebagai tuhan,

namun tidak diberi hak Uluhiyah:

“Artinya : Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapakmu mengada-adakannya,Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun untuk (menyembah)nya...”*An-Najm: 23]

Setiap sesuatu yang disembah selain Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah bathil, dalilnya adalah firman

Allah Azza wa Jalla.

“Artinya : (Kuasa Allah) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah, Dia-lah Yang Haq dansesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah, itulah yang bathil, dan sesungguhnyaAllah, Dia-lah Yang Mahatinggi lagi Mahabesar” *Al-Hajj: 62]

Allah Azza wa Jalla juga berfirman tentang Nabi Yusuf “alaihis Sallam yang berkata kepada keduatemannya di penjara:

“Artinya : Hai kedua temanku dalam penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Mahaesa lagi Mahaperkasa? Kamu tidak menyembah selain Allah,kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allahtidak menurunkan suatu keterangan pun tentang nama-nama itu…”*Yusuf: 39-40]

Oleh karena itu para Rasul ‘Alaihimus Salam berkata kepada kaumnya agar beribadah hanya kepada

Allah saja[Lihat Taisirul Kariimir Rahmaan fii Tafsiiri Kalaamil Mannaan (hal. 63, cet. Mak-tabah al-Ma’arif , 1420 H).]

7/22/2019 Konsep Aqidah Islam

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-aqidah-islam 4/9

“Artinya : Sembahlah Allah olehmu sekalian, sekali-kali tidak ada sesem-bahan yang haq selaindaripada-Nya. Maka, mengapa kamu tidak bertaqwa (kepada-Nya)” * Al-Mukminuun: 32]

Orang-orang musyrik tetap saja mengingkarinya. Mereka masih saja mengambil sesembahan selainAllah Subhanahu wa Ta’ala. Mereka menyembah, meminta bantuan dan pertolongan kepada tuhan-

tuhan itu dengan menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala . 

Pengambilan tuhan-tuhan yang dilakukan oleh orang-orang musyrik ini telah dibatalkan oleh AllahSubhanahu wa Ta’ala dengan dua bukti. 

Pertama.Tuhan-tuhan yang diambil itu tidak mempunyai keistimewaan Uluhiyah sedikit pun, karena merekaadalah makhluk, tidak dapat menciptakan, tidak dapat menarik kemanfaatan, tidak dapat menolakbahaya, tidak dapat menghidupkan dan mematikan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: 

“Artinya :Mereka mengambil tuhan-tuhan selain daripada-Nya (untuk disembah), yang tuhan-tuhanitu tidak menciptakan apapun, bahkan mereka sendiri diciptakan dan tidak kuasa untuk (menolak)sesuatu kemudharatan dari dirinya dan tidak (pula untuk mengam-bil) sesuatu kemanfaatan pun dan(juga) tidak kuasa mematikan, menghidupkan dan tidak (pula) membangkitkan.” *Al-Fur-qaan: 3]

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: 

“Artinya : Katakanlah: ‘Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai tuhan) selain Allah. Mereka tidak

memiliki (kekuasaan) seberat dzarrah pun di langit dan di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatusaham pun dalam (penciptaan) langit. Dan bumi dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yang

menjadi pembantu bagi-Nya.’ Dan tiadalah berguna syafaat di sisi Allah, melainkan bagi orang yangtelah diizinkan-Nya memperoleh syafaat..” *Saba’: 22-23]

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: 

“Artinya : Apakah mereka mempersekutukan (Allah dengan) berhala-berhala yang tidak dapatmenciptakan sesuatu pun? Sedangkan berhala-berhala itu tidak mampu memberi pertolongankepada penyembah-penyembahnya dan kepada dirinya sendiri pun berhala-berhala itu tidak dapatmemberi pertolongan.” *Al-A’raaf: 191-192]

Apabila keadaan tuhan-tuhan itu demikian, maka sungguh sangat bodoh, bathil dan zhalim apabila

menjadikan mereka sebagai ilah dan tempat meminta pertolongan.

Kedua:Sebenarnya orang-orang musyrik mengakui bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah satu-satunyaRabb, Pencipta, yang di tangan-Nya kekuasaan segala sesuatu. Mereka juga mengakui bahwa hanyaDia-lah yang dapat melindungi dan tidak ada yang dapat melin-dungi-Nya. Ini mengharuskanpengesaan Uluhiyyah (penghambaan), seperti mereka mengesakan Rububiyah (ketuhanan) Allah.Tauhid Rububiyah mengharuskan adanya konsekuensi untuk me-laksanakan Tauhid Uluhiyah(beribadah hanya kepada Allah saja).

“Artinya : Hai manusia, sembahlah Rabb-mu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yangsebelummu, agar kamu bertaqwa. Dia-lah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu danlangit sebagai atap. Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu

7/22/2019 Konsep Aqidah Islam

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-aqidah-islam 5/9

segala buah-buahan sebagai rizki untukmu, karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutubagi Allah, padahal kamu mengetahui”*Al-Baqarah: 21-22]

3.Tauhid Asma’ wa ash-ShifatTauhid Asma’ wa ash-Shifat adalah menetapkan apa-apa yang Allah telah tetapkan atas diri-

Nya dan telah ditetapkan Rasul-Nya Shallallahu alaihi wa sallam untuk-Nya, tanpa tahrif[Tahrif atauta'wil yaitu merubah lafazh Nama dan Sifat, atau merubah maknanya, atau menyelewengkan dari

makna yang sebenarnya] dan ta'thil[Ta'thil yaitu menghilangkan dan menafikan Sifat-Sifat Allah

atau mengingkari seluruh atau sebagian Sifat-Sifat Allah Subhanahu wa Ta'ala. Perbedaan antara tahrif dan ta'thil ialah, bahwa ta'thil itu mengingkari atau menafikan makna yangsebenarnya yang dikandung oleh suatu nash dari al-Qur'an atau hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, sedangkan tahrif ialah, merubah lafazh atau makna, dari makna yang sebenarnya yangterkandung dalam nash tersebut] serta tanpa takyif[Takyif yaitu menerangkan keadaan yang ada

 padanya sifat atau mempertanyakan: "Bagaimana Sifat Allah itu?". Atau menentukan bahwa SifatAllah itu hakekatnya begini, seperti menanyakan: "Bagaimana Allah bersemayam?" Dan yangsepertinya, karena berbicara tentang sifat sama juga berbicara tentang dzat. Sebagaimana Allah Azza

wa Jalla mempunyai Dzat yang kita tidak mengetahui kaifiyatnya. Dan hanya Allah Azza wa Jalla yangmengetahui dan kita wajib mengimani tentang hakikat maknanya] dan tamtsil[Tamtsil sama denganTasybih, yaitu mempersamakan atau menyerupakan Sifat Allah Azza wa Jalla dengan makhluk-Nya.Lihat Syarah Aqidah al-Wasithiyah (I/86-100) oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, SyarahAqidah al-Wasithiyah (hal 66-69) oleh Syaikh Muhammad Khalil Hirras, Tahqiq Alawiy as-Saqqaf, at-Tanbiihat al-Lathifah ala Mahtawat alaihil Aqidah al-Wasithiyah (hal 15-18) oleh SyaikhAbdurrahman bin Nashir as-Sa'di, tahqiq Syaikh Abdul Aziz bin Bazz, al-Kawaasyif al-Jaliyyah anMa'anil Wasithiyah oleh Syaikh Abdul Aziz as-Salman.]. Menetapkan tanpa tamtsil, menyucikantanpa ta'thil, menetapkan semua Sifat-Sifat Allah dan menafikan persamaan Sifat-Sifat Allah denganmakhluk-Nya"

Firman Allah Subhanahu wa Ta¡'ala:

"Artinya : Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya. Dan Dia-lah Yang Mahamendengar lagiMahamelihat [Asy-Syuura':11]

Lafazh ayat : "Tidak ada yang serupa dengan-Nya" merupakan bantahan kepada golongan yangmenyamakan Sifat-Sifat Allah dengan makhluk-Nya.

Sedangkan lafazh ayat : "Dan Dia Mahamen-dengar lagi Mahamelihat" adalah bantahan kepadaorang-orang yang menafikan/mengingkari Sifat-Sifat Allah.

'Itiqad(keyakinan) Ahlus Sunnah dalam masalah Sifat Allah Subhanhu wa Ta'ala didasari atas duaprinsip:

Pertama.Bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta'ala wajib disucikan dari semua sifat-sifat kurang secara mutlak,seperti ngantuk, tidur, lemah, bodoh, mati, dan lainnya.

Kedua.Allah mempunyai sifat-sifat yang sempurna yang tidak ada kekurangan sedikit pun juga, tidak adasesuatu pun dari makhluk yang menyamai Sifat-Sifat Allah.[ Lihat Minhajus Sunnah (II/111, 523),tahqiq Dr. Muhammad Rasyad Salim]

Ahlus Sunnah wal Jama¡'ah tidak menolak sifat-sifat yang disebutkan Allah untuk Diri-Nya, tidak

7/22/2019 Konsep Aqidah Islam

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-aqidah-islam 6/9

menyelewengkan kalam Allah Subhanahu wa Ta'ala dari kedudukan yang semestinya, tidakmengingkari tentang Asma' (Nama-Nama) dan ayat-ayatNya, tidak menanyakan tentang bagaimanaSifat Allah, serta tidak pula mempersamakan Sifat-Nya dengan sifat makhluk-Nya.

Ahlus Sunnah wal Jama'ah mengimani bahwa Allah Azza wa Jalla tidak sama dengan sesuatu apapun

 juga. Hal itu karena tidak ada yang serupa, setara dan tidak ada yang sebanding dengan-Nya Azza waJalla, serta Allah tidak dapat diqiaskan dengan makhluk-Nya.

Yang demikian itu dikarenakan hanya Allah Azza wa Jalla sajalah yang lebih tahu akan Diri-Nya danselain Diri-Nya. Dialah yang lebih benar firman-Nya, dan lebih baik Kalam-Nya daripada seluruhmakhluk-Nya, kemudian para Rasul-Nya adalah orang-orang yang benar, jujur, dan juga yangdibenarkan sabdanya. Berbeda dengan orang-orang yang mengatakan terhadap Allah Azza wa Jallaapa yang tidak mereka ketahui, karena itu Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Artinya : Mahasuci Rabb-mu, yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan. Dankesejahteraan dilimpahkan atas para Rasul, dan segala puji bagi Allah Rabb sekalian alam. [Ash-

Shaffat: 180-182]

Allah Jalla Jalaluhu dalam ayat ini mensucikan diri-Nya, dari apa yang disifatkan untuk-Nya olehpenentang-penentang para Rasul-Nya. Kemudian Allah Azza wa jalla melimpahkan salam sejahterakepada para Rasul, karena bersihnya perkataan mereka dari hal-hal yang mengurangi dan menodaikeagungan Sifat Allah.[ Lihat at-Tanbiihaat al-Lathiifah hal. 15-16]

Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam menuturkan Sifat dan Asma'Nya, memadukan antara an-Nafyu walItsbat (menolak dan menetapkan)[ Maksudnya, Allah memadukan kedua hal ini ketika menjelaskanSifat-Sifat-Nya dalam al-Qur-an. Tidak hanya menggunakan Nafyu saja atau Itsbat saja.

Nafyu (penolakan) dalam al-Qur'an secara garis besarnya menolak adanya kesamaan ataukeserupaan antara Allah dengan makhluk-Nya, baik dalam Dzat maupun sifat, serta menolak adanyasifat tercela dan tidak sempurna bagi Allah. Dan nafyu bukanlah semata-mata menolak, tetapipenolakan yang di dalamnya terkandung suatu penetapan sifat kesempurnaan bagi Allah, misalnyadisebutkan dalam al-Qur'an bahwa Allah tidak mengantuk dan tidak tidur, maka ini menunjukkansifat hidup yang sempurna bagi Allah.Itsbat (penetapan), yaitu menetapkan Sifat Allah yang mujmal (global), seperti pujian dankesempurnaan yang mutlak bagi Allah dan juga menetapkan Sifat-Sifat Allah yang rinci seperti ilmu-Nya, kekuasaan-Nya, hikmah-Nya, rahmat-Nya dan yang seperti itu. (Lihat Syarh al-Aqiidah al-Wasithiyyah oleh Khalil Hirras, tahqiq Alwiy as-Saqqaf, hal. 76-78).+ Maka Ahlus Sunnah wal Jama’ahtidak menyimpang dari ajaran yang dibawa oleh para Rasul, karena itu adalah jalan yang lurus (ash-

Shiraathal Mustaqiim), jalan orang-orang yang Allah karuniai nikmat, yaitu jalannya para Nabi,shiddiqin, syuhada dan shalihin[Lihat QS. An-Nisaa¡' 69 dan at-Tanbiihaat al-Lathiifah hal. 19-20]

Termasuk konsep aqidah isalam adalah setelah manusia mengtauhidkan Allah maka tidak berbuatkesyirikan kepada Allah.

DEFINISI SYIRIK

Syirik yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam Rububiyyah dan Uluhiyyah AllahSubhanahu wa Ta'ala. Umumnya menyekutukan dalam Uluhiyyah Allah, yaitu hal-hal yangmerupakan kekhususan bagi Allah, seperti berdo'a kepada selain Allah disamping berdo'a kepadaAllah, atau memalingkan suatu bentuk ibadah seperti menyembelih (kurban), bernadzar, berdo'adan sebagainya kepada selainNya.

7/22/2019 Konsep Aqidah Islam

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-aqidah-islam 7/9

 Karena itu, barangsiapa menyembah selain Allah berarti ia meletakkan ibadah tidak pada tempatnyadan memberikannya kepada yang tidak berhak, dan itu merupakan kezhaliman yang paling besar.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

"Artinya : Sesungguhnya menyekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar"[Luqman: 13]

Allah tidak akan mengampuni orang yang berbuat syirik kepadaNya, jika ia meninggal dunia dalamkemusyrikannya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

"Artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosayang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan

Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar".[An-Nisaa': 48]

Surga-pun Diharamkan Atas Orang Musyrik.Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

"Artinya : Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allahmengharamkan Surga kepadanya, dan tempatnya ialah Neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zhalimitu seorang penolong pun"[ Al-Maa'idah: 72]

Syirik Menghapuskan Pahala Segala Amal Kebaikan.

Allah Azza wa Jalla berfirman.

"Artinya : Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yangtelah mereka kerjakan"[Al-An'aam: 88]

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.

"Artinya : Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (Nabi-Nabi) sebelummu: "Jikakamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapus amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi"[Az-Zumar: 65]

Orang Musyrik Itu Halal Darah Dan Hartanya.Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

"Artinya : ...Maka bunuhlah orang-orang musyirikin dimana saja kamu jumpai mereka, dantangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah di tempat pengintaian..."[At-Taubah: 5]

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya : Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tiadasesembahan yang haq melainkan Allah dan bahwa Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, danmembayar zakat. Jika mereka telah melakukan hal tersebut, maka darah dan harta mereka akulindungi kecuali dengan hak Islam dan hisab mereka ada pada Allah Azza wa jalla"[ HR. Al-Bukhari(no. 25) dan Muslim (no. 22), dari Shahabat Ibnu ‘Umar Radhiyallahu 'anhuma+ 

7/22/2019 Konsep Aqidah Islam

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-aqidah-islam 8/9

 Syirik adalah dosa besar yang paling besar, kezhaliman yang paling zhalim dan kemungkaran yangpaling mungkar.

JENIS-JENIS SYIRIK

Syirik Ada Dua Jenis : Syirik Besar dan Syirik Kecil.

[1]. Syirik BesarSyirik besar bisa mengeluarkan pelakunya dari agama Islam dan menjadikannya kekal di dalamNeraka, jika ia meninggal dunia dan belum bertaubat daripadanya.

Syirik besar adalah memalingkan sesuatu bentuk ibadah kepada selain Allah, seperti berdo'a kepadaselain Allah atau mendekatkan diri kepadanya dengan penyembelihan kurban atau nadzar untukselain Allah, baik untuk kuburan, jin atau syaitan, atau mengharap sesuatu selain Allah, yang tidakkuasa memberikan manfaat maupun mudharat.

Syirik Besar Itu Ada Empat Macam.

[a]. Syirik Do'a, yaitu di samping dia berdo'a kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, ia juga berdo'akepada selainNya. [Lihat QS. Al-Ankabut: 65]

[b]. Syirik Niat, Keinginan dan Tujuan, yaitu ia menunjukkan suatu ibadah untuk selain AllahSubhanahu wa Ta'ala [Lihat QS. Huud: 15-16]

[c]. Syirik Ketaatan, yaitu mentaati kepada selain Allah dalam hal maksiyat kepada Allah [Lihat QS.

At-Taubah: 31]

[d]. Syirik Mahabbah (Kecintaan), yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal kecintaan.[Lihat QS. Al-Baqarah: 165]

[2]. Syirik KecilSyirik kecil tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam, tetapi ia mengurangi tauhid danmerupakan wasilah (perantara) kepada syirik besar.

Syirik Kecil Ada Dua Macam.

[a]. Syirik Zhahir (Nyata), yaitu syirik kecil yang dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Dalam bentukucapan misalnya, bersumpah dengan nama selain Allah.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya : Barangsiapa bersumpah dengan nama selain Allah, maka ia telah berbuat kufur atausyirik"[ HR. At-Tirmidzi (no. 1535) dan al-Hakim (I/18, IV/297), Ahmad (II/34, 69, 86) dari Abdullahbin Umar Radhiyallahu 'anhuma. Al-Hakim berkata: “Hadits ini shahih menurut syarat al-Bukharidan Muslim.― Dan disepakati oleh adz-Dzahabi]

Qutailah Radhiyallahuma menuturkan bahwa ada seorang Yahudi yang datang kepada NabiShallallahu 'alaihi wa sallam, dan berkata: "Sesungguhnya kamu sekalian melakukan perbuatansyirik. Kamu mengucapkan: "Atas kehendak Allah dan kehendakmu" dan mengucapkan: "Demi

7/22/2019 Konsep Aqidah Islam

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-aqidah-islam 9/9

Ka'bah". Maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan para Shahabat apabila hendakbersumpah supaya mengucapkan, "Demi Allah Pemilik Ka'bah" dan mengucapkan: "Atas kehendakAllah kemudian atas kehendakmu"[ Lihat HR. An-Nasa'i (VII/6) dan Amalul Yaum wal Lailah no. 992,al-Hafizh Ibnu Hajar Rahimahullah berkata dalam al-Ishaabah (IV/389): 'Hadits ini shahih, dariQutailah Radhiyallahu 'anhuma, wanita dari Juhainah Radhiyallahu anha. Lihat Fat-hul Majiid Syarh

Kitabit Tauhid (bab 41 dan 43), lihat juga di Silsilah al-Ahaadits as-Shahiihah (no. 2042)]

Syirik dalam bentuk ucapan, yaitu perkataan."Kalau bukan karena kehendak Allah dan kehendak fulan"Ucapan tersebut salah, dan yang benar adalah."Kalau bukan karena kehendak Allah, kemudian karena kehendak si fulan"

Kata (kemudian) menunjukkan tertib berurutan, yang berarti menjadikan kehendak hambamengikuti kehendak Allah.[ Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla dalam surat at-Takwir: 29]

[b]. Syirik Khafi (Tersembunyi), yaitu syirik dalam hal keinginan dan niat, seperti riya' (ingin dipuji

orang) dan sum'ah (ingin didengar orang) dan lainnya.

Rasulullah Shallallahu ¡¥alaihi wa sallam bersabda.

"Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil. "Mereka (para Shahabat)bertanya: "Apakah syirik kecil itu, ya Rasulullah?" .Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab:"Yaitu riya'"[ HR. Ahmad (V/428-429) dari Shahabat Mahmud bin Labid Radhiyallahu 'anhu. BerkataImam al-Haitsami di dalam Majma'uz Zawaa'ij (I/102): "Rawi-rawinya shahih". Dan diriwayatkan jugaoleh ath-Thabrani dalam Mu'jamul Kabiir (no. 4301), dari Shahabat Rafi¡' bin Khadiij Radhiyallahu'anhu. Imam al-Haitsami dalam Majma'uz Zawaa-ij (X/222) berkata: "Rawi-rawinya shahih" Danhadits ini dihasankan oleh Ibnu Hajar al-Atsqalani dalam Bulughul Maram. Dishahihkan juga oleh

Syaikh Ahmad Muham-mad Syakir dalam tahqiq Musnad Imam Ahmad (no. 23521 dan 23526)]

Demikianlah pembahasan mengenai konsep Aqidah islam.Semoga bermanfaat