62
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Anak tidak memisahkan antara dan bekerja.Bagi anak bermain merupakan seluruh aktivitas anak termasuk bekerja, kesenangannya, dan merupakan metode bagaimana mereka mengenal dunia.Bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan suatu kebutuhan seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih, danlain-lain.Anak memerlukan berbagai variasi mainan untuk kesehatan fisik, mental dan perkembangan emosinya.Melalui bermain anak tidak hanya menstiluasi anak tidak hanya menstimulasi perkembangan otot-ototnya, tetapi lebih dari itu.Anak tidak sekedar melompat, melempar atau berlari.Tetapi mereka bermain dengan menggunakan seluruh emosinya, perasaannya dan pikirannya.Kesenangan merupakan salah satu elemen pokok dalam bermain. Anak akan bermain selama aktivitas tersebut mengiburnya. Pada saat mereka bosan, mereka akan berhenti bermain. Bermain bukan berarti membuang-buang waktu, juga bukan berarti membuat si anak menjadi sibuk sementara orang tuanya mengerjakan pekerjaannya sendiri. Tetapi anak akan menemukan kekuatan dan kelemahannya sendiri, minatnya, cara menyelesaikan tugas-tugas dalam bermain, dan lain-lain. Bermain adalah unsure yang penting untuk perkembangan anak baik fisik, emosi, mental, intelektual, kreativitas dan social. Anak yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain akan

KONSEP BERMAIN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

konsep bermain, Keperawatan anak

Citation preview

BAB I

PENDAHULUANA. Latar belakang

Anak tidak memisahkan antara dan bekerja.Bagi anak bermain merupakan seluruh aktivitas anak termasuk bekerja, kesenangannya, dan merupakan metode bagaimana mereka mengenal dunia.Bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan suatu kebutuhan seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih, danlain-lain.Anak memerlukan berbagai variasi mainan untuk kesehatan fisik, mental dan perkembangan emosinya.Melalui bermain anak tidak hanya menstiluasi anak tidak hanya menstimulasi perkembangan otot-ototnya, tetapi lebih dari itu.Anak tidak sekedar melompat, melempar atau berlari.Tetapi mereka bermain dengan menggunakan seluruh emosinya, perasaannya dan pikirannya.Kesenangan merupakan salah satu elemen pokok dalam bermain. Anak akan bermain selama aktivitas tersebut mengiburnya. Pada saat mereka bosan, mereka akan berhenti bermain.Bermain bukan berarti membuang-buang waktu, juga bukan berarti membuat si anak menjadi sibuk sementara orang tuanya mengerjakan pekerjaannya sendiri. Tetapi anak akan menemukan kekuatan dan kelemahannya sendiri, minatnya, cara menyelesaikan tugas-tugas dalam bermain, dan lain-lain. Bermain adalah unsure yang penting untuk perkembangan anak baik fisik, emosi, mental, intelektual, kreativitas dan social. Anak yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain.

B. Rumusan masalah1. Apa yang dimaksud dengan bermain ?2. Apa saja fungsi dari bermain ?3. Apa saja klasifikasi dari bermain ?4. Apa karakteristik dari bermain ?5. Apa saja faktor yang mempengaruhi proses bermain ?6. Apa alat permainan edukatif ?C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian bermain2. Untuk mengetahui fungsi dari bermain3. Untuk mengetahui klasifikasi dari bermain4. Untuk mengetahui karakteristik dari bermain5. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi proses bermain6. Untuk mengetahui alat permainan edukatifBAB II

PEMBAHASAN

1. Defenisi Bermain Bermain adalah salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan salah satu alat paling penting untuk menatalaksanakan stres karena hospitalisasi menimbulkan krisis dalam kehidupan anak, dan karena situasi tersebut sering disertai stress berlebihan, maka anak-anak perlu bermain untuk mengeluarkan rasa takut dan cemas yang mereka alami sebagai alat koping dalam menghadapi stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).

Bermain sama dengan bekerja pada orang dewasa, dan merupakan aspek terpenting dalam kehidupan anak serta merupakan satu cara yang paling efektif menurunkan stres pada anak dan penting untuk mensejahterakan mental dan emosional anak (Champbel & Glaser, 1995 dikutip oleh Supartini, 2004).

Bermain dapat dijadikan sebagai suatu terapi karena berfokus pada kebutuhan anak untuk mengekspresikan diri mereka melalui penggunaan mainan dalam aktivitas bermain dan dapat juga digunakan untuk membantu anak mengerti tentang penyakitnya (Mc. Guiness, 2001).

Bermain meripakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan atau kepuasan. Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan sosial, dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak-anak akan berkata-kata (berkomunikasi), belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dilakukannya, dan mengenal waktu, jarak, serta suara ( Wong, 2000).

2. Tujuan Bermain a. Utuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada saat sakit anak mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan. Walaupun demikian, selama anak dirawat di rumah sakit, kegiatan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan masih harus tetap dilanjutkan untuk menjaga kesinambunganya.b. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi, serta ide-idenya. Seperti telah diuraikan diatas, pada saat sakit dan dirawat di rumah sakit, anak mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan. Pada anak yang belum dapat mengekspresikannya secara verbal, permainan adalah media yang sangat efektif untuk mengekspresikannya.c. Mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah. Permainan akan menstimulasi daya pikir, imajinasi, dan fantasinya untuk menciptakan sesuatu seperti yang ada dalam pikirannya. Pada saat melakukan permainan, anak juga akan dihadapkan pada masalah dalam konteks permainannya, semakin lama ia bermain dan semakin tertantang untuk dapat menyelesaikan dengan baik.d. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan dirawat di rumah sakit. Stres yang dialami anak saat dirawat di rumah sakit tidak dapat dihindarkan sebagai mana juga yang di alami orang tuanya. Untuk itu yang penting adalah bagaimana mnyiapkan anak dan orang tua untuk dapat beradaptasi dengan stresor yang dialaminya di rumah sakit secara efektif. Pemainan adalah media yang efektif untuk beradaptasi karena telah terbukti dapat menurunkan rasa cemas, takut, nyeri, dan marah.

3. Fungsi Bermain Anak bermain pada dasarnya agar ia memperoleh kesenangan, sehingga tidak akan merasa jenuh. Bermain tidak sekedar mengisi waktu tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makan, perawatan dan cinta kasih. Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan sensoris-motorik, perkembangan sosial, perkembangan kreativitas, perkembangan kesadaran diri, perkembangan moral dan bermain sebagai terapi (Soetjiningsih, 1995).

a. Perkembangan Sensoris-motorik

Pada saat melakukan permainan aktivitas sensoris-motoris merupakan komponen terbesar yang digunakan anak sehingga kemampuan penginderaan anak dimulai meningkat dengan adanya stimulasi-stimulasi yang diterima anak seperti: stimulasi visual, stimulasi pendengaran, stimulasi taktil (sentuhan) dan stimulasi kinetik. b. Perkembangan Intelektual (Kognitif)

Pada saat bermain, anak melakukan eksplorasi dan memanipulasi segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya, terutama mengenal warna, bentuk, ukuran, tekstur dan membedakan objek.

c. Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial ditandai dengan kemampuan berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar memberi dan menerima. Bermain dengan orang lain akan membantu anak untuk mengembangkan hubungan sosial dan belajar memecahkan masalah dari hubungan sosial dan belajar memecahkan masalah dari hubungan tersebut.

d. Perkembangan Kreativitas

Dimana melalui kegiatan bermain anak akan belajar mengembangkan kemampuannya dan mencoba merealisasikan ide-idenya.

e. Perkembangan Kesadaran diri

Melalui bermain anak akan mengembangkan kemampuannya dan membandingkannya dengan orang lain dan menguji kemampuannya dengan mencoba peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap orang lain.

f. Perkembangan Moral

Anak mempelajari nilai yang benar dan salah dari lingkungan, terutama dari orang tua dan guru. Dengan melakukan aktivitas bermain, anak akan

Universitas Sumatera Utara

mendapat kesempatan untuk menerapkan nilai-nilai tersebut sehingga dapat diterima di lingkungannya dan dapat menyesuaikan diri dengan aturan-aturan kelompok yang ada dalam lingkungannya. g. Bermain sebagai Terapi

Pada saat anak dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan seperti : marah, takut, cemas, sedih dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa stresor yang ada di lingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stres yang dialaminya karena dengan melakukan permainan, anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi).

4. Kategori Bermain 1. Bermain aktif

Dalam bermain aktif, kesenangan timbul dari apa yang dilakukan anak, apakah dalam bentuk kesenangan bermain alat misalnya mewarnai gambar, melipat kertas origami, puzzle dan menempel gambar. Bermain aktif juga dapat dilakukan dengan bermain peran misalnya bermain dokter-dokteran dan bermain dengan menebak kata (Hurlock, 1998).2. Bermain pasif

Dalam bermain pasif, hiburan atau kesenangan diperoleh dari kegiatan orang lain. Pemain menghabiskan sedikit energi, anak hanya menikmati temannya bermain atau menonton televisi dan membaca buku. Bermain tanpa mengeluarkan.banyak tenaga, tetapi kesenangannya hampir sama dengan bermain aktif (Hurlock, 1998). 5. Klasifikasi Permainan Menurut Wong (1999), bahwa permainan dapat diklasifikasikan: Berdasarkan isinya

a. Bermain afektif sosial (social affective play).

Permainan ini adalah adanya hubungan interpersonal yang menyenangkan antara anak dan orang lain. Misalnya, bayi akan mendapat kesenangan dan kepuasan dari hubungan yang menyenangkan dengan orangtua atau orang lain. Permainan yang biasa dilakukan adalah cilukba, berbicara sambil tersenyum/tertawa atau sekedar memberikan tangan pada bayi untuk menggenggamnya tetapi dengan diiringi berbicara sambil tersenyum dan tertawa. b. Bermain untuk senang-senang (sense of pleasure play) Permainan ini menggunakan alat yang bisa menimbulkan rasa senang pada anak dan biasanya mengasyikkan. Misalnya, dengan menggunakan pasir, anak akan membuat gunung-gunung atau benda-benda apa saja yang dapat dibentuk dengan pasir. Bisa juga dengan menggunakan air anak akan melakukan bermacam-macam permainan seperti memindahkan air ke botol, bak atau tempat lain. c. Permainan ketrampilan (skill play) Permainan ini akan menimbulkan keterampilan anak, khususnya motorik kasar dan halu. Misalnya, bayi akan terampil akan memegang benda-benda kecil, memindahkan benda dari satu tempat ke tempat lain dan anak akan terampil naik. sepeda. Jadi keterampilan tersebut diperoleh melalui pengulangan kegiatan permainan yang dilakukan. d. Permainan simbolik atau pura-pura (dramatic play role) Permainan anak ini yang memainkan peran orang lain melalui permainannya. Anak berceloteh sambil berpakaian meniru orang dewasa. Misalnya, ibu guru, ibunya, ayahnya, kakaknya yang sebagai yang ia ingin ditiru. Apabila anak bermain dengan temannya, akan terjadi percakapan di antara mereka tentang peran orang yang mereka tiru. Permainan ini penting untuk memproses/mengidentifikasi anak terhadap peran tertentu. Berdasarkan jenis permainan (Supatini, 2004): a. Permainan (Games) Yaitu jenis permainan dengan alat tertentu yang menggunakan perhitungan atau skor. Permainan ini bisa dilakukan oleh anak sendiri atau dengan temannya. Banyak sekali jenis permainan ini yang dimulai dari sifat tradisional maupun moderen seperti ular tangga, congklak, puzzle dan lain-lain. b. Permainan yang hanya memperhatikan saja (unoccupied behaviour) Pada saat tertentu, anak sering terlibat mondar-mandir, tersenyum, tertawa, jinjit-jinjit, bungkuk-bungkuk, memainkan kursi, meja atau apa saja yang ada di sekelilingnya. Anak melamun, sibuk dengan bajunya atau benda lain. Jadi sebenarnya anak tidak memainkan alat permainan tertentu dan situasi atau objek yang ada di sekelilingnya yang digunakan sebagai alat permainan. Anak memusatkan perhatian pada segala sesuatu yang menarik perhatiannya. Peran ini berbeda dibandingkan dengan onlooker, dimana anak aktif mengamati aktivitas anak lain. Berdasarkan karakteristik sosial a. Solitary play. Di mulai dari bayi bayi (toddler) dan merupakan jenis permainan sendiri atau independent walaupun ada orang lain di sekitarnya. Hal ini karena keterbatasan sosial, ketrampilan fisik dan kognitif. b. Pararel play. Dilakukan oleh suatu kelompok anak balita atau prasekolah yang masing-masing mempunyai permainan yang sama tetapi satu sama lainnya tidak ada interaksi dan tidak saling tergantung. Dan karakteristik khusus pada usia toddler. c. Associative play. Permainan kelompok dengan tanpa tujuan kelompok. Yang mulai dari usia toddler dan dilanjutkan sampai usia prasekolah dan merupakan permainan dimana anak dalam kelompok dengan aktivitas yang sama tetapi belum terorganisir secara formal. d. Cooperative play. Suatu permainan yang terorganisir dalam kelompok, ada tujuan kelompok dan ada memimpin yang di mulai dari usia prasekolah. Permainan ini dilakukan pada usia sekolah dan remaja. e. Onlooker play. Anak melihat atau mengobservasi permainan orang lain tetapi tidak ikut bermain, walaupun anak dapat menanyakan permainan itu dan biasanya dimulai pada usia toddler. Therapeutic play. Merupakan pedoman bagi tenaga tim kesehatan, khususnya untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikososial anak selama hospitalisasi. Dapat membantu mengurangi stres, memberikan instruksi dan perbaikan

6. Karakteristik bermaina. Pertama, bermain dilakukan secaravoluntir. Bermain yang dilakukan secara sula rela tanpa paksaan atau tekanan dari orang lain.b. Kedua, bermain ituspontan. Bermain kapan pun mereka mau.c. Ketiga,kegiatan lebih bermain lebihberorientasi pada prosesdari pada terhadap hasil atau akhir kegiatan. Fokus dalam bermain adalah melakukan aktivitas bermain itu sendiri, bukan hasil atau akhir dari kegiatannyad. Keempat,bermain didorong oleh motivasiintrinsik. Maksudnya, yang mendorong anak untuk melakukan kegiatan bermain tersebut adalah kegiatannya itu sendiri, bukan faktor-faktor luar yang bersifat ekstrinsik. Misalnya didorong orang tua, untuk mendapatkan hadiah,dll.e. Kelima,bermain itu pada dasarnyamenyenangkan. Bermain bisa memberikan perasaan-perasaan positif bagi para pelakunya. Artinya semakin aktivitas itu menyenangkan, maka hal tersebut semakin merupakan bermain.f. Keenam,bermain itu bersifataktif. Bermain memerlukan keterlibatan aktif dari para pelakunya.g. Ketujuh,bermainfleksibel. Dengan ciri ini berarti anak yang bermain memiliki kebebasan untuk memilih jenis kegiatan yang ingin dilakukannya.h. Dengan tujuh karakteristik di atas, secara sederhana bermain dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan secaravoluntir, spontan, terfokus pada proses, didorong oleh motivasi intrinsik, menyenangkan, aktifdanfleksibel.7. Prinsip dalam Aktivitas Bermainkemampuan fisiologis (Vessey & Mohan, 1990 dikutip oleh Supartini, 2004). Permainan dengan menggunakan alat-alat medik dapat menurunkan kecemasan dan untuk pengajaran perawatan diri. Pengajaran dengan melalui permainan dan harus diawasi seperti: menggunakan boneka sebagai alat peraga untuk melakukan kegiatan bermain seperti memperagakan dan melakukan gambar-gambar seperti pasang gips, injeksi, memasang infus dan sebagainya.

Menurut Soetjiningsih (1995), agar anak-anak dapat bermain dengan maksimal, maka diperlukan hal-hal seperti: a. Ekstra energi, untuk bermain diperlukan energi ekstra. Anak-anak yang sakit kecil kemungkinan untuk melakukan permainan.

b. Waktu, anak harus mempunyai waktu yang cukup untuk bermain sehingga stimulus yang diberikan dapat optimal.

c. Alat permainan, untuk bermain alat permainan harus disesuaikan dengan usia dan tahap perkembangan anak serta memiliki unsur edukatif bagi anak.

d. Ruang untuk bermain, bermain dapat dilakukan di mana saja, di ruang tamu, halaman, bahkan di tempat tidur.

e. Pengetahuan cara bermain, dengan mengetahui cara bermain maka anak akan lebih terarah dan pengetahuan anak akan lebih berkembang dalam menggunakan alat permainan tersebut.

f. Teman bermain, teman bermain diperlukan untuk mengembangkan sosialisasi anak dan membantu anak dalam menghadapi perbedaan. Bila permainan

8. Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain dilakukan bersama dengan orangtua, maka hubungan orangtua dan anak menjadi lebih akrab.

Menurut Supartini (2004), ada beberapa faktor yang mempengaruhi anak dalam bermain yaitu: a. Tahap perkembangan anak, aktivitas bermain yang tepat dilakukan anak yaitu harus sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak, karena pada dasarnya permainan adalah alat stimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak.

b. Status kesehatan anak, untuk melakukan aktivitas bermain diperlukan energi bukan berarti anak tidak perlu bermain pada saat anak sedang sakit.

c. Jenis kelamin anak, semua alat permainan dapat digunakan oleh anak laki-laki atau anak perempuan untuk mengembangkan daya pikir, imajinasi, kreativitas dan kemampuan sosial anak. Akan tetapi, permainan adalah salah satu alat untuk membantu anak mengenal identitas diri.

d. Lingkungan yang mendukung, dapat menstimulasi imajinasi anak dan kreativitas anak dalam bermain.

e. Alat dan jenis permainan yang cocok, harus sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak.9. Fungsi Bermain di rumah sakit Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh seorang anak bila bermain dilaksanakan di suatu rumah sakit, antara lain: a). Memfasilitasi situasi yang tidak familiar, b). Memberi kesempatan untuk membuat keputusan dan kontrol, c).

Universitas Sumatera Utara

Membantu untuk mengurangi stres terhadap perpisahan, d).Memberi kesempatan untuk mempelajari tentang fungsi dan bagian tubuh, e).Memperbaiki konsep-konsep yang salah tentang penggunaan dan tujuan peralatan dan prosedur medis, f).Memberi peralihan dan relaksasi, g).Membantu anak untuk merasa aman dalam lingkungan yang asing, h). Memberikan cara untuk mengurangi tekanan dan untuk mengekspresikan perasaan, i). Menganjurkan untuk berinteraksi dan mengembangkan sikap-sikap yang positif terhadap orang lain, j). Memberikan cara untuk mengekspresikan ide kreatif dan minat, k). Memberi cara mencapai tujuan-tujuan terapeutik (Wong ,1996). 10. Bermain berdasarkan kelompok usia anakApabila ditinjau dari kelompok usia anak, jenis permainan dapat dibagi menjadi permainan untuk bayi, toddler, pra sekolah, sekolah, dan anak usia remaja.

1. Anak usia bayi

Permainan untuk anak usia bayi dibagi menjadi bayi usia 0-3 bulan, 4-6 bulan, dan 7-9 bulan. Karakteristik permainan anak usia bayi adalah sense of pleasure play.

2. Anak usia toddler ( > 1 tahun-3 tahun )

Anak usia toddler ini menunjukan karakteristik yang khas, yaitu banyak bergerak, tidak bisa diam, dan mulai mengembangkan otonomi dan kemampuannya untuk dapat mandiri. Jenis permainan yang tepat dipilih untuk anak usia toddler adalah solitary play (usia 1-2 tahun) dan parallel play (2-3 tahun). Jenis alat permainan yang tepat diberikan adalah boneka, kereta api, truk, sepeda roda 3, alat masak, alat menggambar, bola, pasir, tanah liat, dan lilin warna warni yang dapat di bentuk benda macam-macam.

3. Anak usia pra sekolah ( 3- 6 tahun )Anak usia pra sekolah ini mempunyai kemampuan motorik kasar dan halus yang lebih matang dari pada anak usia toddler. Jenis permainannya adalah associative play, dramatis play, dan skill play.Jenis alat permainan yang tepat diberikan pada anak, misalnya sepeda, mobil-mobilan, alat olahraga, berenang, dan permainan balok-balok besar.

4. Anak usia sekolah ( 6-12 tahun )

Kamampuan social anak usia sekolah semakin meningkat. Mereka lebih mampu bekerja sama dengan teman sepermainannya. Sering kali pergaulan dengan teman menjadi tempat belajar mengenal norma baik atau buruk. Karakteristik permainan untuk anak usia sekolah dibedakan menurut jenis kelaminnya. Anak laki-laki lebih tepat jika diberikan mainan jenis mekanik yang akan menstimulasi kemampuan kreatifitasnya dalam berkreasi sebagai seorang laki-laki, misalnya mobil-mobilan. Anak perempuan lebih tepat diberikan permainan yang dapat menstimulasinya untuk mengembangkan perasaan, pemikiran, dan sikapnya dalam menjalankan peran sebagai seorang perempuan, misalnya alat untuk memasak dan boneka.

5. Anak usia remaja ( 13-18 tahun )

Anak remaja berada dalam fase peralihan, yaitu di satu sisi akan meninggalkan masa anak-anak dan disisi lain masuk pada usia dewasa dan bertindak sebagai individu. Oleh Karena itu, dikatakan bahwa anak remaja akan mengalami krisis identitas dan apabila tidak sukses melewatinya, anak akan mencari kompensasi pada hal yang berbahaya, seperti mengonsumsi obat-obat terlarang, minuman keras, dan atau seks bebas. Melihat karakteristik anak remaja demikian, mereka perlu mengisi kegiatan yang konstruktif, misalnya dengan melakukan permainan berbagai macam olahraga, mendengarkan, dan atau bermain music serta melakukan kegiatan organisasi remaja yang positif, seperti kelompok basket, sepak bola, karang taruna, dan lain-lain. Alat permainan yang tepat bisa berupa berbagai macam alat olahraga, alat music, dan alat gambar atau lukis.Karakteristik bermain lainnya seperti: bermain menjadi lebih terorganisir dan aturannya dan ada yang memimpin, mempunyai kesadaran terhadap aturan main, tingkat yang lebih tinggi yaitu keterampilan berpikir dan mulai olah raga kompetitif. Contoh permainan dan aktivitas seperti: perminan tebak-tebakan, menggambar, koleksi, peran aktivitas seksual (memasak dan lainnya), permainan fisik, permainan kompetitif, membaca, video game, radio dan TV serta bermain sepeda (Suriadi, 2006).

11. Alat permainan edukatifa. Alat Permainan EdukatifAlat permainan edukatif adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai sarana atau peralatan untuk bermain yang mengandung nilai pendidikan (edukatif) dan dapat mengembangkan seluruh kemampuan anak.

APE dapat berupa apa saja yang ada di sekeliling kita, misalnya: sapu, piring, gelas, sendok plastik, tutup panci, bangku kecil, dan lain-lain. Tetapi yang dimaksud dalam modul ini adalah APE yang dibuat sendiri dari bahan-bahan yang sudah tidak terpakai lagi atau bahan-bahan yang mudah didapat disekitar kita.

Persyaratan Alat Permainan Edukatif (APE) adalah :

1. Mengandung nilai pendidikan

2. Aman atau tidak berbahaya bagi anak

3. Menarik dilihat dari warna dan bentuknya

4. Sesuai dengan minat dan taraf perkembangan anak

5. Sederhana, murah, dan mudah diperoleh.

6. Awet tidak mudah rusak dan mudah pemeliharaannya

7. Ukuran dan bentuknya sesuai dengan usia anak

8. Berfungsi mengembangkan kreatifitas dan kecerdasan anak

b. Alat Permainan Edukatif (APE) sebagai Sarana BermainParadigma proses pembelajaran yang terjadi pada saat ini yaitu belajar sambil bermain. Para pakar sepakat bahwa pendidikan anak usia dini berlangsung sejalan dengan bermain, karena bermain adalah realisasi dari perkembangan diri dari kehidupan anak. Anak dapat tumbuh dan berkembang melalui berbagai kegiatan yang dilakukan anak pada waktu bermain dan melalui pengalaman dari panca indera anak.Anak dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya melalui bermain.Secara tidak sadar bayi telah dapat mengabsorsi stimulus lingkungannya. Selanjutnya dengan bertambahnya usia anak dapat dengan sadar menyerap stimulus lingkungan dan mulai dapat mengorganisasikan serta melakukan generalisasi terhadap pengalaman yang diperoleh.

Manfaat Bermain Bagi AnakBermain adalah:

a. Sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai positif bagi anak.

b. Tidak memiliki tujuan ekstrinsik, namun motivasinya lebih bersifat intrinsik.

c. Bersifat spontan dan sukarela

d. Melibatkan peran serta aktif anak

e. Memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan kreati fitas, kemampuan memecahkan masalah, belajar bahasa, perkembangan sosial, disiplin, mengendalikan emosi dan sebagainya.

f. Bermain merupakan kegiatan utama yang dilakukan anak dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya.

g. Bermain untuk anak merupakan dasar untuk belajar. Dalam bermain anak dapat merasakan/mencicipi rasa, menyentuh segala macam obyek yang ditemukan.

h. Anak bermain dengan menggunakan seluruh panca inderanya

i. Disaat bermain semua aspek fisik, sosial, emosional, kognitif, dan bahasa anak digunakan secara aktif.

j. Disaat bermain anak membangun konsep dirinya.

k. Disaat bermain anak membangun ketrampilan hidupnya (Life Skill).l. Bermain yang baik apabila dilakukan atas inisiatif dan kepu-tusan anak sendiri yang didukung oleh Pendidik atau orang dewasa.m. Bermain akan bermakna bagi anak apabila terencana, tertata lingkungannya dan diberikan pijakan oleh Pendidik atau orang dewasa sehingga dapat mengembangkan semua kemampuan anak.n. Perkembangan sosial anak dalam bermain meliputi perilaku tidak peduli, perilaku menonton, bermain sendiri, bermain berdampingan, bermain bersama dan bekerjasama (Vygotsky).

c. Fungsi bermain bagi tumbuh kembang anak adalah :

a. Mempertahankan keseimbangan fisik, intelegensia, sosial-emosional, bahasa dan komunikasi.

b. Menghayati berbagai pengalaman yang diperoleh melalui kehidupan sehari-hari.

c. Mengantisipasi peran yang akan dijalankan anak dimasa yang akan datang.

d. Menyempurnakan berbagai kemampuan melalui berbagai ketrampilan fisik, intelegensia, sosial-emosional, bahasa dan komunikasi secara holistik, dan

e. Pembentukan perilaku positif dalam hal pembiasaan. kemampuan atau potensi anakAda 8 macam kemampuan atau potensi yang terdapat dalam diri anak ketika anak sedang belajar tentang dunianya. Setiap kemampuan dapat distimulasi dengan cara yang berbeda. Kedelapan kemampuan tersebut adalah:

1. Kemampuan Verbal (linguistic intelligence): dapat berkembang bila distimulasi melalui membaca, menulis, berdiskusi, bercerita. Mereka bermain dengan kata-kata.

2. Kemampuan Logika-matematik (togico-mathematical intelligence):dapat distimulasi melalui menghitung, membedakan bentuk, analisa data. Mereka bermain dengan benda-benda.

3. Kemampuan Visual-spasial (visual-spatial intelligence): dapat distimulasi melalui kertas warna-warni, balok-balok, puzzle, menggambar, melukis, menonton film. Mereka bermain dengan imajinasi.

4. Kemampuan Musikal (musical/rhythmic intelligence): dapat distimulasi melalui bunyi-bunyian, nada, memainkan instrumen musik, tepuk tangan. Mereka bermain dengan musikdanbunyi.

5. Kemampuan kinestetik (bodily/kinesthetic intelligence): dapat distimulasi melalui menari, atletik, bergerak, pantomim. Mereka bermain dengan gerakan tubuh.

6. Kemampuan Mencintai keindahan alam (naturalist intelligence), dapat distimulasi melalui observasi lingkungan, bercocok tanam, memelihara binatang. Mereka bermain dengan tumbuhan, hewan, dan fenomena alam.

7. Kemampuan Berkawan (interpersonal intelligence): dapat disti mulasi melalui teman-teman, kerjasama peran, stimulasi konflik. Mereka bermain dengan manusia lain.

8. Kemampuan Berpikir (intrapersonal intelligence): dapat di stimu lasi melalui bekerja sendiri, membaca dalam hati. Mereka bermain dengan pikiran dan perasaan sendiri.

MACAM-MACAM PERMAINAN EDUKATIF1. MENGGAMBAR ABSTRAK(Untuk Usia 5+)

ALAT DAN BAHAN1. Kertas HVS

2. 1 buah sedotan kecil

3. Kuas

4. Palet

5. Cat air

WAKTU : 15 menit (Tentatif)

CARA BERMAIN1. Buat warna dasar pada kertas HVS.

2. Teteskan satu warna cat air pada kertas, kemudian tiup tetesan warna menggunakan sedotan.

3. Teteskan warna lain, lakukan seperti langkah ke-2.

4. Jumlah warna dan bentuk gambar disesuaikan dengan keinginan anak.

5. Apabila telah selesai, biarkan sampai cat air mengering.

6. Maka akan menghasilkan gambar abstrak yang indah.

NILAI-NILAI EDUKASITiupan pada sedotan menghasilkan udara yang bergerak.Udara yang keluar dari sedotan membuat cat bergerak dan menghasilkan objek dengan bentuk abstrak.

melatih kreatifitas anak, melatih keterampilan motorik halus, mengenal warna

2. WARNA PRIMER, SEKUNDER, DAN TERSIER

(Untuk Usia 4+)

ALAT DAN BAHAN1. Satu lembar plastik mika berwarna biru, kuning, merah

2. Gunting

3. Kertas putih

WAKTU: 5 s.d 10 menit

CARA BERMAIN1. Plastik mika digunting memanjang menjadi ukuran yang sama (lebar 2 cm).

2. Letakkan lembaran kuning dan biru di atas kertas putih, maka warna hijau akan tampak pada gabugnan kedua warna tersebut.

3. Tambahkan warna merah untuk memulai pola bujur sangkar, maka akan menghasilkan warna oranye.

4. Tambahkan lagi satu persatu lembaran sampai semua lembaran habis dan memunculkan warna yang berbeda dan berselang-seling.

NILAI-NILAI EDUKASIWarna primer terdiri atas warna merah, kuning, dan biru.Ketiga warna primer ini bisa menghasilkan warna sekunder, yaitu warna orange (sebagai hasil campuran warna merah dan kuning), ungu (sebagai hasil campuran warna merah dan biru), dan hijau (sebagai hasil campuran warna kuning dan biru. Pencampuran warna pada warna sekunder akan menghasilkan warna-warna tersier, melatih kreatifitas anak, melatih keterampilan motorik halus, mengenal warna

3. PETA LIDAH(Untuk Usia 6+)

ALAT DAN BAHAN1. Pipet

2. Larutan garam

3. Larutan kopi

4. Larutan gula

5. Perasan jeruk

6. Gelas plastik kecil untuk menyimpan masing-masing larutan

7. Kertas dan Pinsil

WAKTU: 5 menit (tergantung jumlah bahan yang digunakan)

CARA BERMAIN1. Anak bermain secara berpasangan.

2. Teteskan sedikit air gula pada lidah seorang anak, kemudian mintalah dia untuk menunjukkan letaksetiap rasa.

3. Anak yang lain menggambar peta lidah pada kertas letak setiap rasa.

4. Lanjutkan sampai semua bahan dapat dirasakan oleh lidahnya.

NILAI-NILAI EDUKASILidah hanya mengecap empat rasa di bagian yang berbeda-beda, antara lain sebagai berikut.

1. Rasa manis = Lidah bagian depan

2. Rasa asin = Lidah bagian tepi

3. Rasa asam = Lidah bagian samping

4. Rasa pahit = Lidah bagian belakang

Melatih kreatifitas anak untuk mengenal rasa

4. TEBAK AROMA

(Untuk Usia 4+)

ALAT DAN BAHAN1. Cuka

2. Garam

3. Kopi

4. Teh

5. Wewangian

6. Penutup mata

7. Wadah kecil untuk menyimpan masing-masing bahan

WAKTU: 10 s.d 15 menit (tergantung jumlah bahan yang digunakan)

CARA BERMAIN1. Anak bermain secara berpasangan.

2. Tutup mata anak yang akan menebak aroma bahan.

3. Masing-masing bahan disimpan di dalam wadah kecil.

4. Anak yang ditutup matanya diminta untuk menebak masing-masing bahan dengan terlebih dahulu mencium aromanya.

NILAI-NILAI EDUKASIHidung merupakan bagian penting untuk indera pencium yang dapat menangkap ribuan aroma. Pengetahuan yang diperoleh dari permainan ini akan semakin jelas apabila melakukan permainan Tebak Rasa dan Peta Lidah, melatih kreatifitas anak, melatih keterampilan motorik halus, mengenal aroma

5. LEBAH BERDENGUNG (RUMBLE BEE)

(untuk usia + 10 tahun)

JUMLAH PESERTA : Seluruh Peserta

WAKTU : 5 10 Menit

PERALATAN :

Gulungan kertas berisi Judul lagu anak-anak atau lagu daerah sebanyak jumlah peserta (dalam hal ini, ada beberapa judul lagu yang sama )

CARA BERMAIN Bagikan satu per satu gulungan kertas ke seluruh peserta (ingatkan agar jangan sampai ada peserta yang membuka gulungan kertas sebelum disuruh).

Setelah gulungan dibuka, minta peserta menyanyikan lagu yang ada di dalam kertas dengan cara mendengungkannya secara serempak (tanpa mengeluarkan kata-kata). Sebagai contoh, lagu "Burung Kaka tua" dinyanyikan "Hmm... hmm... hmm..... Hmm... hmm... hmm...". Sambil mendengungkan lagu tersebut, peserta diminta berkeliling mencari peserta yang lagunya sama dengan lagunya, kemudian membentuk kelompok dengan peserta tersebut.

Peserta yang tidak mendapatkan kelompoknya dihukum dengan menyanyikan lagunya keras-keras sambil berjoget ria atau hal lain yang dapat menghibur peserta lain.

CATATANPeserta tidak boleh mengetahui apa isi gulungan. kertas yang dipegangnya sampai dibuka secara bersama-sama. Setelah dibuka, masing-masing peserta tidak boleh Mengetahui judul lagu yang dimiliki peserta lain, kecuali didengungkan seperti langkak permainan ini.

NILAI-NILAI EDUKASI

Melatih kekompakan dengan teman, melatih keberanian,

6. ANIMAL GAMES

(untuk usia + 7 tahun)PESERTA: seluruh peserta

WAKTU: 5 10 menit

PERALATAN:- Penutup mata sebanyak peserta.- Lapangan yang cukup tidak berbatu, dan tidak ada pohon.

CARA BERMAIN Peserta diminta membentuk lingkaran, kemudian menutup mata mereka dengan kain yang sudah diberikan.

Setelah itu, fasilitator membisikkan nama-nama binatang ke setiap peserta. Nama binatang yang dibisikkan ada binatang yang sama dengan peserta lain dan ada yang tidak.

Setelah semua mendapat nama binatang itu, peserta diminta membunyikan suara binatang yang telah dibisikkan secara bersamaan sambil mencari teman yang sama suaranya dan membentuk kelompok dengan peserta tersebut. Oleh karena itu, permainan ini mesti dilakukan di lapangan yang datar.

Peserta yang tidak mendapatkan kelompoknya diberikan hukuman yang dapat ditentukan oleh fasilitator atau oleh peserta lain.

NILAI-NILAI EDUKASI

Melatih kekompakan dengan teman, melatih keberanian, mengenal suara binatang

7. BALON-BALON AJAIB

(Untuk Usia 4+)

ALAT DAN BAHAN1. 2 buah Balon

2. Pompa balon

3. Benang

4. Kertas yang kaku atau kertas jilid

WAKTU: 3 s.d 5 menit

CARA BERMAIN1. Pompa kedua balon sampai mengembang, ikat leher balon dengan seutas benang.

2. Gosokkan kedua balon ke rambut atau kain wol.

3. Angkat benang, maka kedua balon akan saling menjauh.

4. Letakkan kertas di antara kedua balon tersebut, maka kedua balon akan menempel pada kertas.

NILAI-NILAI EDUKASIListrik statis pada kedua balon menarik keduanya ke arah kertas. Jika kertas disingkirkan, listrik statis pada kedua balon tersebut akan saling menolak, sehingga keduanya akan saling menjauh.

8. SARINGAN AIR KERUH

(Untuk Usia 6+)

ALAT DAN BAHAN1. Arang

2. Pasir

3. Kerikil

4. Kertas penyaring

5. Satu botol air keruh

6. Pot bunga

7. Saringan

8. Baskom

WAKTU: 10 s.d 15menit

CARA BERMAINa. Letakkan pot bunga di atas baskom.

b. Bentangkan kertas penyaring di dasar pot bunga.

c. Masukkan arang sampai sepertiga pot, kemudian masukkan pasir.

d. Masukkan kerikil di atasnya.

e. Letakkan saringan di atas pot bunga, lalu ambil yang keruh dan tuangkan secara perlahan ke dalam saringan.

f. Tunggu sampai air melewati kerikil, pasir, arang, dan kertas penyaring.

g. Air di dalam baskom akan lebih jernih daripada sebelumnya.

NILAI-NILAI EDUKASIKetika turun hujan, air mengalir ke mata air dan sungai, sisanya diserap tanah.Dalam perjalanannya, air yang melewati bebatuan dan tanah disaring, sehingga di akhir perjalanannya air sudah bersih. Permainan ini menunjukkan kerja proses penyaringan air. Pasir dan kerikil di dalam pot menyaring kotoran kecil, arang, dan kertas penyaring menyaring partikel kotoran yang kecil, sedangkan saringan menyaring kotoran yang besar.

9. HANDS KNOT

(Untuk Usia 12 18 tahun)

PESERTA: 6 10 Orang

WAKTU: 15 20 menit

PERALATAN: -CARA BERMAIN Seluruh peserta dari satu kelompok diminta untuk bentuk lingkaran kecil.

Fasilitator yang berada di tengah-tengah lingkaran kecil itumemegang kumpulan tali sejumlah peserta di kedua ujung, nya secara memanjang.

Fasilitator meminta peserta untuk mengambil tiap ujung tali yang ada di tangan kanan fasilitator dengan tangan kanan pe-serta. Setelah semua tangan kanan peserta mengambil satu ujung tali, kemudian peserta mengambil ujung tali yang ada di tangan kiri fasilitator dengan tangan kiri peserta (sebelum diambil, tali dipelintir atau diacak terlebih dahulu oleh fasilitator).

Setelah kedua tangan masing-masing peserta memegang tali, mereka diminta untuk meregangkan tangan dan mundur beberapa langkah dengan posisi peserta masih membentuk lingkaran. Ketika mundur inilah peserta mendapati jalinan tali yang kusut di antara mereka.

Lantas peserta bertugas mengurai tali tersebut satu per satu dan membentuk lingkaran sempurna. Untuk menguraikan tali, peserta tidak diperkenankan melepaskan tali dari pegangannya dalam kondisi apa pun

NILAI-NILAI EDUKASI

Permainan ini memotivasi anak untuk belajar memecahkan masalah secara bersama-sama, saling menghargai pendapat orang lain, kekompokan dan berani mengambil keputusan

10. PERKUSI SEDERHANA

(Untuk Usia 4+)

ALAT DAN BAHAN1. 4 buah botol plastik dengan tutupnya

2. Gunting

3. Selotip berwarna

4. Klip kertas

5. Kacang hijau

6. Kelereng

7. Ketumbar dan lain lain

WAKTU : 5 menit

CARA BERMAIN1. Masukkan klip kertas, kacang hijau, kelereng, dan ketumbar ke dalam botol yang berbeda.

2. Tutup botol dengan kencang.

3. Hiasi perkusi mainan dengan selotip berwarna.

4. Mainkan perkusi, maka keempat perkusi akan menghasilkan suara yang berbeda.

NILAI-NILAI EDUKASIAlat musik perkusi menghasilkan bermacam-macam bunyi saat dipukul atau dikocok.Benturan bahan-bahan pada botol mengeluarkan suara berdenting. Dengan permainan ini, anak akan belajar mendengarkan bunyi yang berbeda yang dihasilkan oleh bahan yang berbeda. Semakin banyak anak yang terlibat dan semakin banyak variasi bahan yang digunakan, permainan ini akan semakin

11. BAWA GELAS DENGAN SATU JARI

(Untuk Remaja)

SEKILAS TENTANG PERMAINANPada permainan ini remaja akan diajak untuk bekerja sama dengan teman-temannya untuk mencapai satu tujuan. Mereka akan bertugas membawa gelas dari satu tempat ke tempat lain. Hanya saja menggunakan jari.Dan hanya satu jari. Dengan ketelitian dan ketelatenan, maka mereka harus mempertahankan gelas tersebut sampai ke garis finish yang telah ditentukan.MANFAAT PERMAINAN Melatih jiwa kerja sama pada remaja. Mengajak remaja untuk bersikapteliti dan hati-hati. Menumbuhkan kreativitas dalam melaksanakan sebuah pekerjaan. Mendorong munculnya sifat kepemimpinan pada remaja.ESTIMASI WAKTU :15 menitPRA PERMAINAN Persiapan peserta, masing-masing 5-7 orang per kelompok. Persiapan tempat outdoor di lapangan yang luas. Persiapan media permainan, fasilitator menyiapkan garis start dan garis finish dengan jarak 100 meter. Rute perjalanan singkat ini dapat dibuat berkelok-kelok dengan menggunakan tanda kapur dan sejenisnya. Persiapan alat-alat permainan: " Wadah aqua gelas plastik sebanyak 1 buah perkelompok. Air secukupnya.TAHAPAN PERMAINAN Fasilitator permainan mengisi aqua gelas dengan air hingga mencapai % bagian wadah. Peserta berdiri dan berkumpul dengan kelompokmasing-masing. Masing-masing kelompok bertugas mengantarkan air didalam gelas dari satu tempat ke tempat lain yang sudahditandai sebagai batas akhir. Mereka harus berjalan pada rute yang sudah ditentukan. Syarat permainan ini adalah: Air di dalam gelas tidak boleh tumpah. Remaja peserta harus membawa gelas tersebut secara bersama. Remaja peserta hanya boleh menggunakan satu jari untuk memindah kan gelas tersebut. Bila air dalam gelas tumpah di tengah jalan, merekaharus mengulang dari awal lagi. Bila permainan sudah selesai, berikan tepuktangan sebagai reward atas keberhasilan kelompok. Fasilitator memberikan umpan balik terhadap makna permainan yang baru saja dilakukan.CATATAN Pada permainan ini dapat dilihat bagaimana remaja mempergunakan kehati-hatiannya dalam menyelesaikan tugas. Apakah mereka berhasil mengawal air tersebut tanpa ada air yang tumpah. Apakah mereka bisa mengkoordinasi semua remaja peserta tersebut dengan baik. Akan dilihat juga siapa yang mempunyai potensi dan sifat kepemimpinan dalam permainan ini.

12. BERMAIN DENGAN KALENG

UNTUK UMUR 6 TAHUN

[Untuk Dua Orang Atau Lebih Pemain]

Kaleng aluminium cukup mudah ditemukan (misalnya kelang minuman soda) dan merupakan alat yang bagus untuk bermain.Cobalah mainkan permainan ini sebelum kaleng-kaleng Anda buang.Akan tetapi, jika tidak ingin bermain dengan benda yang menimbulkan suara berisik, gunakanlah botol plastik air minuman sebagai pengganti kaleng.

BAHAN DAN ALAT

Keleng aluminium kosong atau botol air plastik

Bola voli atau bola-bola lainnya

CARA BERMAIN

Susun atau tumpuklah 6 sampai 10 kaleng dengan bentuk piramida, seakan-akan kaleng tersebut adalah pin boling. Mintalah anak Anda berdiri satu atau setengah meter (tergantung kemampuan anak) di depan kaleng-kelang tersebut. Kemudian, gulingkan bola voli ke arah kaleng.Hitunglah berapa kaleng yang jatuh.Lakukanlah terus menerus sampai semua kaleng jatuh.Mintalah anak Anda membantu menyusun kaleng-kaleng tersebut untuk ronde selanjutnya.

VARIASI PERMAINAN

Lapisi setiap kaleng dengan kertas dan tulislah satu angka pada setiap kaleng. Tumpuklah kaleng-kaleng tersebut dan mintalah anak Anda melempar ke kaleng dengan angka tertentu, contoh, "Lemparkan bola ke kaleng nomor 5 !" Atau bagi anak yang baru belajar mengenali angka, jelaskan dengan sederhana apa yang mereka hasilkan, misal: "Lihat, kamu menjatuhkan kaleng nomor 3 dan kaleng nomor 6!"

Untuk pemain yang lebih mahir berhitung, tulislah nilai kaleng-kaleng yang berhasil mereka jatuhkan, dan mintalah agar si pemain menjumlahkannya.Anda bisa berkata, "Oke, kamu menjatuhkan kaleng nomor 3, 4, dan 7.Coba kamu hitung berapa nilai yang kamu dapat di ronde ini."

Jika Anda bermain dengan anak yang mempunyai umur yang berbeda-beda, Anda dapat memberi mereka tugas yang berbeda-beda atau meminta mereka bergiliran. Sebagai contoh, anak yang paling kecil menyebut sebuah angka, anak yang paling tua melakukan tugas penambahan, sedangkan yang tengah-tengah (yang sudah mengenali angka, tetapi belum bisa melakukan penambahan) dapat bertugas sebagai penyusun kaleng untuk ronde berikutnya. Anak-anak sangat menyukai panggilan/jabatan, maka Anda bisa menamai anak yang melakukan penambahan dengan nama Raja Berhitung, anak yang menyusun sebagai Menteri Penyusun, dan anak yang meiempar sebagai Panglima Pelempar.

NILAI-NILAI EDUKASI

Anak-anak mempelajari koordinasi mata-tangan dan mampu memperki-rakan berapa banyak tenaga yang dibutuhkan untuk menjatuhkan kaleng sebanyak mungkin dengan sekali lempar.Mereka belajar bagaimana menghitung angka pada kaleng yang dijatuhkan. Mereka juga belajar membantu satu sama lain dengan menyusun kaleng-kaleng setelah dimainkan, serta koordinasi yang dibutuhkan untuk menumpuk (menyusun) piramida kaleng-kaleng tersebut.

Jika Anda memainkan variasi, maka anak juga berkesempatan belajar mengenali angka dan penambahan. Jika mereka diberi tugas menumpuk kaleng berdasarkan urutan angka, misalnya dari 1-10, maka mereka juga akan mempelajari urutan angka-angka.

13. MENGINJAK EKOR

UNTUK UMUR 6 TAHUN KEATAS

[Aktivitas Berkelompok]

Permainan ini sangat berguna untuk membakar lemak dan kelebihan gula dalam tubuh anak setelah makan banyak atau pesta.

ALAT DAN BAHAN

Gunting

Benang atau tali

CARA BERMAIN

Potonglah seutas tali yang akan dijadikan "ekor" dengan panjang yang cukup, kira-kira ujung atas menempel di pinggang dan ujung bawahnya menyentuh tanah, dengan tambahan panjang kira-kira dua jengkal. Sangkutkan tali tersebut di ikat pinggang setiap pemain.Ya, ingat, disangkutkan saja, tidak diikat.

Aturan permaian ini adalah semua pemain saling mengejar untuk menginjak tali pemain lain sehingga tali tersebut jatuh dan pemain yang menginjak dapat mengambilnya. Maka, panjang tali harus cukup, bisa disangkutkan agar tidak mudah jatuh, tetapi mudah terlepas jika diinjak oleh pemain lain. Untuk anak yang tidak menggunakan ikat pinggang atau di celananya tidak ada tempat untuk menyangkutkan tali, potonglah seutas tali untuk dijadikan "sabuk" dan sangkutkan "ekor" di sabuk buatan tersebut.

Pemenang dari permainan ini adalah anak yang berhasil mendapatkan tali terbanyak dan "ekor"-nya sendiri masih tersangkut. Agar tidak ada yang "keluar" dalam permainan ini, pemain yang telah kehilangan tali pun tetap boleh bermain dan mencari "ekor" lain. Selain itu, para pemain diperbolehkan bekerja sama, yaitu bersepakat untuk mengincar tali pemain tertentu dan saling menjaga "ekor" satu sama lain.

Meskipun ada pemenang, jangan menyebutnya sebagai "Pemenang".Sebut saja pemain yang berhasil memperoleh tali terbanyak dengan "Pemilik Tali Terbanyak".Hal ini untuk menghindari titel menang (yang artinya selain dia adalah kalah), atau sebutan-sebutan lain yang dapat memengaruhi psikologi anak.

VARIASI PERMAINAN

1. Selain menggunakan tali, Anda juga dapat menggunakan pita atau kertas krep Permainan Indoor dan Outdoor Kreatif untuk Melejitkan Kecerdasan Anak

2. Pemain boleh menarik tali (atau pita atau kertas krep) selain menginjakknya

NILAI-NILAI EDUKASI

Anak belajar memperhatikan detail orang lain saat mereka melihat apakah seseorang masih punya tali untuk diinjak atau tidak. Ketika memutuskan untuk bekerja sama, mereka meningkatkan rasa kebersamaan satu sama lain dan tanggung jawab untuk saling menjaga.

Dengan permainan ini, anak-anak juga belajar meningkatkan kemampuan koordinasi kaki-mata mereka.Sama seperti koordinasi tangan-mata, koordinasi kaki-mata mengajarkan bahwa mata mereka mengarahkan posisi kaki mereka.Anak yang sering tersandung saat berjalan adalah anak yang kurang mahir dalam koordinasi tersebut.

Dalam permainan Menginjak Ekor, anak tidak hanya fokus menginjak tali anak lain, tetapi mereka juga mempelajari gerak tali saat tubuh bergerak atau bergoyang ke arah-arah tertentu.

14. MENCAMPUR KATA-KATA

UNTUK UMUR 6 TAHUN KEATAS

(Aktivitas Berkelompok)

Gelak tawa selatu membawa efek yang luar biasa. Maka, belajar sambil bermain dan bercanda akan dapat memberikan hasil tersendiri. Dalam permainan ini hasilnya adalah keceriaan yang terbangun bersama-sama.

BAHAN DAN ALAT

Daftar kata majemuk

Kertas

Pulpen atau pensil

CARA BERMAIN

Para pemain terbagi menjadi beberapa kelompok kecil atau pasangan (dua orang).Setiap kelompok diberi secarik kertas yang terdiri atas kata majemuk, seperti rumah sakit, kincir angin, atau orang tua. Masing-masing kelompok diberi sedikit waktu untuk mempelajari kata tersebut dan menemukan cara atau gerakan yang tepat untuk memberikan petunjuk yang bisa dipakai untuk menebak kata-kata majemuk tersebut Sebagai contoh, setiap anggota dapat memberikan petunjuk untuk satu bagian kata majemuk.

Jika semua kelompok telah siap, mereka dipersilakan untuk duduk. Kemudian, satu per satu menampilkan atau memperagakan petunjuk untuk kata-kata majemuk mereka melalui gerakan, dan kelompok yang lain harus menebaknya. Kata-kata majemuk yang bisa Anda gunakan ialah: daun jendela, gantungan kunci, kotak surat, papan tulis, jas hujan, air terjun, bak mandi, pesawat terbang, kapal laut, air mata, sikat gigi, anak tangga, kasur busa, sepeda motor, dan tain-lain.

NILAI-NILAI EDUKASI

Anak-anak mempelajari bahwa kata yang lebih besar (kata majemuk) terdiri dari kata-kata yang lebih kecil.Hal ini membantu mereka untuk memahami kata yang lebih besar.Permainan ini juga mengajarkan sesuatu yang luar biasa. Pertama adalah bagaimana anak mengeluarkan daya kreatifnya untuk mencari cara menyampaikan pesan ke orang lain secara non-verbal (keahlian ini akan berguna saat berkunjung ke suatu negara yang bahasanya tidak dipahami anak Anda).

Anak-anak juga akan mendapatkan pengalaman untuk tampil di muka umum. Menjadi pusat perhatian dan merasakan bahwa semua mata tertuju ke kita adalah situasi yang sangat menegangkan dan menekan.Akan tetapi, menguasai komunikasi publik adalah salah satu pendorong rasa percaya diri. Hampir tidak ada yang lebih memuaskan selain tampil di hadapan semua orang dan sukses menjalankan peran kita di sana! Memeragakan kata majemuk memberikan kesempatan kepada para pemain untuk menjadi "bintang sementara" dan merasakan kesuksesan besar semacam itu.

15. PERMAINAN BOLA RINGANUNTUK SEMUA UMUR

[untuk satu atau dua pemain]

Banyak permainan lempar bola yang tidak menggunakan bola yang keras dan cepat, sehingga risiko kecelakaan selama permainan dapat dikurangi.Salah satu tanpa bola keras dan cepat adalah permainan ini. Permaian Bola Ringan dapat dilakukan oleh anak dengan usia berapa pun, dan mereka semua dapat bermain bersama. Setiap pemain akan sibuk melempar bolanya sendiri, dan karena mereka akan sangat fokus pada apa yang mereka lakukan, mereka pun tidak akan membandingkan (merasa iri) dengan kemampuan pemain lainnya. Masing-masing pemain melakukan yang terbaik untuk diri mereka sendiri, dan usaha serta kemampuan mereka akan selalu berkembang setiap kali mereka melakukan permainan ini.

ALAT DAN BAHAN

Bola yang ringan: dapat terbuat dari tas plastik atau kertas koran, atau bola busa, scarf, atau bantal.

CARA BERMAIN

Buatlah bola yang ringan atau, lebih baik lagi, biarkan si anak yang membuatnya. Berikut beberapa pilihannya:

1. Bola Koran: remas satu atau dua lembar kertas koran sehingga membentuk bola, dan rekatkan (ikat) dengan selotip agar bentuknya tidak rusak atau berubah. Semakin banyak halaman koran yang digunakan, semakin besar bentuk bola, tentu saja.

2. Bola Plastik: masukkan beberapa kantong plastik dalam sebuah kantong plastik, dan padatkan. Ikat erat-erat dengan menggunakan bagian pegangan kantong plastik (ikatkan sesuka Anda asalkan plastik tersebut dapat berbentuk bola).

3. Scarf: selain dapat digunakan untuk permainan melempar, scarf juga mempunyai daya jatuh yang rendah setelah dilempar ke udara {akan jatuh dalam tempo yang lebih iambat), sehingga pemain mempunyai waktu tambahan untuk bersiap-siap menangkap.

4. Bantal, scarf, dan boneka kain sangat mudah untuk ditangkap dan mempermudah belajar cara menangkap dengan satu tangan.

Setelah semua pemain memegang bola ringan, gunakan instruksi di bawah ini dan berikan kesempatan kepada para pemain untuk mencobanya.

1. Lempar rendah dan tangkap dengan dua tangan.

2. Lempar setinggi mungkin dan tangkap dengan dua tangan.

3. Lempar bola ke atas dan tepuk tangan sebelum menangkapnya. Tepuk tangan dua kali. Tepuk tangan tiga kali.

4. Tempatkan bola di kepala Anda. Bungkukkan kepala Anda dan tangkap bolanya.

5. Tangkap bola dengan berdiri di atas satu kaki.

6. Mulai dengan lemparan rendah dan tangkap dengan satu tangan, tangan yang dominan.

7. Tangkap dengan tangan yang non-dominan, masukkan tangan yang dominan ke saku atau belakang badan.

8. Tangkap bota dengan posisi tangan di bawah pundak dan bentuk telapak tangan seperti gelas (mangkuk).

9. Tangkap bola dengan posisi tangan di atas pundak.

10. Tangkap bola dengan satu mata tertutup. Lalu tangkap bola dengan kedua mata tertutup.

11. Lempar bola setinggi mungkin, lari membentuk Nngkaran, dan tangkap bola tersebut.

12. Lemparkan bola sambil berbaring, lalu berdiri untuk menangkapnya. Lemparkan bola sambil berdiri, lalu tangkap dalam posisi berbaring.

13. Berjalanlah sambil memantul-mantulkan bola di udara dengan menggunakan tangan.

14. Lemparkan bola sejauh mungkin. Sejauh mana pemain dapat melempar bola? Dapatkan pemain melempar lebih jauh di percobaan selanjutnya?

NILAI-NILAI EDUKASI

Permainan ini melatih koordinasi mata-tangan pada anak.Lihatlah anak yang masih kecil saat mereka melempar bola. Anda akan menemukan bahwa matanya melihat ke suatu arah, tetapi tangannya melempar ke arah lain, la belum mengetahui bahwa matanyalah yang mengarahkan pergerakan tangan dan "melihat apa yang dikerjakan" akan membantunya. Mempelajari koordinasi mata-tangan akan sangat berguna saat menulis, meletakkan barang yang kecil ke dalam suatu bentuk yang rumit, atau membuat takaran yang pas untuk suatu resep makanan yang rumit. Saat kia mengarahkan otak dan melihat dengan mata kita, kita akan mampu menyelesaikan apapun yangkita mau dengan menggunakan tangan

15. PINCANGAN (ENGKLEK) HURUF

UNTUK USIA + 6 TAHUN

[Untuk Satu Atau Dua Pemain]

Pincangan atau demprak atau engklek (Jawa) adalah jenis permainan yang biasa dimainkan oleh anak-anak.Karena barangkali anak-anak telah akrab dengan permainan ini, Anda dapat lebih mudah mengembangkannya sebagai ajang berlatih menggunakan huruf.

BAHAN DAN ALAT

Selotip atau kapur atau tongkat

Pecahan genting, batu, atau kantong biji-bijian

CARA BERMAIN

Buatlah gambar kotak-kotak di tanah sebagai ajang bermain pincangan, dengan bentuk sesuka Anda.Anda dapat membuatnya di dalam rumah di lantai dengan menggunakan selotip, atau di luar rumah di tanah dengan menggunakan tongkat, di aspal atau semen dengan menggunakan kapur.Lalu dalam kotak-kotak itu tuliskan beraneka huruf, besar maupun kecil.

Mintalah setiap pemain melemparkan pecahan genting/batu/ kantong kain kecil (berisi biji-bijian atau lainnya) ke kotak yang Anda tunjuk. Kemudian, si pelempar harus melompat ke semua huruf lain sambil menyebutkan huruf yang ia lompati (ia injak), menuju huruf yang dilempar dan mengambil batu atau kantong kain tersebut. Lalu lompat hingga kotak terakhir dan kembali ke titik awal.

VARIASI PERMAINAN

Anda dapat menggunakan kotak main pincangan yang biasa, atau Anda dapat mengubah polanya sesuai dengan kemampuan dan keinginan para pemain. Beberapa kemungkinan:

Melompat jauh dari titik awal sampai huruf yang ditunjuk.

Melompat hanya di huruf-huruf besar atau hanya di huruf-huruf kecil aja.

NILAI-NILAI EDUKASI

Anak-anak akan mulai belajar mengenali huruf dan membedakan huruf besardan kecil. Mereka juga mempelajari keseimbangan saat melompat, dan melatih kemampuan motorik saat melompat dari satu kotak ke kotak lain.

16. PERMAINAN MELOMPAT BENTUK :

UNTUK SEMUA UMUR

( Untuk Dua Pemain Atau Lebih )

Dalam permainan ini tidak ada yang gagal dan pasti semua anak akan menyukainya. Permainan ini juga kaya variasi.Permainan dapat dibuat mudah; dapat dibuat menantang; dan dapat membantu anak untuk mempelajari bentuk, angka, huruf, dan warna.

BAHAN DAN ALAT

Kertas koran atau kertas folio atau kertas berbentuk

Spidol atau krayon

Selotip

Alat pilihan: gunting

CARA BERMAIN

Ambil 6 sampai 9 halaman kertas koran. Lipat halaman-halaman tersebut pada bagian tengahnya, dan buatlah sebuah bentuk pada setiap halaman dengan menggunakan spidol atau krayon.Atau, Anda dapat memotong masing-masing halaman dengan bentuk tertentu.Mulailah dengan bentuk yang umum, yakni lingkaran, kotak, segitiga, dan bintang.Atau jika Anda mempunyai anak sudah besar, tambahkan bentuk seperti pentagonal, oktagonal, dan heksagonal.

Rekatkan masing-masing koran dengan menggunakan selotip ke lantai, satu per satu secara berurutan, membentuk garis vertikal. (semakin banyak kertas yang Anda gunakan, maka permainan akan semakin sulit). Mulailah dengan melompat ke depan dari satu bentuk ke bentuk yang lain, ajaklah anak-anak untuk mengikuti Anda. Sebutkanlah dengan keras bentuk kertas yang Anda injak.Ulangi beberapa kali, mulailah selalu dari bentuk yang pertama, lalu lompat dan injak masing-masing bentuk tersebut satu per satu sampai pada bentuk yang terakhir.

Kemudian, sebutkanlah nama-nama bentuk yang berbeda dan anak-anak harus melompat dan menginjak bentuk-bentuk yang Anda sebutkan tersebut.Untuk anak yang masih kecil, gunakanlah instruksi yang pendek.misalnya "Lompatlah dari bentuk kotak ke bentuk lingkaran!". Untuk anak yang sudah besar, buatlah instruksi yang agak panjang, seperti "Lompatlah dari bentuk lingkaran ke bentuk segitiga, lalu ke bentuk segi enaml".

Apabila Anda ingin meningkatkan kemampuan anak dalam mengingat, atau ingin membuat permainan ini menjadi lebih menarik untuk anak yang sudah besar, buatlah instruksi yang semakin sulit, seperti "Langkahkan kakimu ke bintang, lalu berjinjitlah ke bentuk segi empat, dan lompat empat kali di atas lingkaran."Atau, "Lompatlah dengan gaya menyamping ke segiempat dan mundurlah ke segitiga, lalu lompatilah, tiga bentuk di depanmu dan injaklah segilima."Atau "Lompatlah dengan, kaki kirimu ke bentuk segiempat, kemudian lompat sambil berputar ke bentuk segienam."

VARIASI PERMAINAN

Selain menggunakan kertas koran untuk membentuk suatu bentuk, Anda dapat membuat kertas warna-warni, atau kertas dengan tulisan angka atau huruf.

NILAI-NILAI EDUKASI

Banyak hal yang didapat dari permainan ini.Anak-anak belajar untuk mengenali bentuk (atau warna atau huruf atau angka).Anak-anak juga belajar untuk menyeimbangkan badan melalui aktivitas fisik melompat. Mereka juga belajar menggerakkan badan dengan berbagai macam cara dan gaya. Saat Anda meminta para pemain mengikuti rangkaian instruksi Anda, di saat yang sama anak-anak meningkatkan kemampuan daya ingat mereka-kemampuan mereka untuk mendengar, mengingat, dan mengaplikasikannya.

17. HULA HOOP RACE

(Untuk Remaja)

PESERTA : 1 atau 2Waktu : 15 20 menit

ALAT DAN BAHAN : Hula hoop

CARA BERMAIN

Seluruh peserta dari setiap kelompok berbaris bermain dan berpegangan tangan. Tugasnya adalah mengalirkan hula hoop dari orang pertama sampai orang terakhir dan dibalikkan kembali dengan cara yang sama menuju orang pertama melalui seluruh anggota badan tanpa pegangan tangann terlepas. Jika terlepas, maka dinyatakan fault dan harus mengulang dari awal.

Kelompok yang dinyatakan menang adalah kelompok yang terlebih dahulu menyelesaikan tugasnya.

Setelah itu, dilanjutkan dengan sesi kedua. Pada sesi ini peserta membelakangi rekan sekelompoknya, tangan kanan dijulurkan ke belakang melalui kedua kaki dan tangan kiri memegang tangan kanan rekan yang ada di depannya.BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan

Bermain adalah salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan salah satu alat paling penting untuk menatalaksanakan stres karena hospitalisasi menimbulkan krisis dalam kehidupan anak, dan karena situasi tersebut sering disertai stress berlebihan, maka anak-anak perlu bermain untuk mengeluarkan rasa takut dan cemas yang mereka alami sebagai alat koping dalam menghadapi stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).

Fungsi Bermain Anak bermain pada dasarnya agar ia memperoleh kesenangan, sehingga tidak akan merasa jenuh. Bermain tidak sekedar mengisi waktu tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makan, perawatan dan cinta kasih. Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan sensoris-motorik, perkembangan sosial, perkembangan kreativitas, perkembangan kesadaran diri, perkembangan moral dan bermain sebagai terapi (Soetjiningsih, 1995).

Perkembangan Sensoris-motorik

Perkembangan Intelektual (Kognitif)

Perkembangan Sosial

Perkembangan Kreativitas

Perkembangan Kesadaran diri

Perkembangan Moral

Bermain sebagai Terapi

Klasifikasi Permainan Menurut Wong (1999), bahwa permainan dapat diklasifikasikan: Berdasarkan isinya

a. Bermain afektif sosial (social affective play).

Permainan ini adalah adanya hubungan interpersonal yang menyenangkan antara anak dan orang lain. Misalnya, bayi akan mendapat kesenangan dan kepuasan dari hubungan yang menyenangkan dengan orangtua atau orang lain. Permainan yang biasa dilakukan adalah cilukba, berbicara sambil tersenyum/tertawa atau sekedar memberikan tangan pada bayi untuk menggenggamnya tetapi dengan diiringi berbicara sambil tersenyum dan tertawa. b. Bermain untuk senang-senang (sense of pleasure play) Permainan ini menggunakan alat yang bisa menimbulkan rasa senang pada anak dan biasanya mengasyikkan. Misalnya, dengan menggunakan pasir, anak akan membuat gunung-gunung atau benda-benda apa saja yang dapat dibentuk dengan pasir. Bisa juga dengan menggunakan air anak akan melakukan bermacam-macam permainan seperti memindahkan air ke botol, bak atau tempat lain. c. Permainan ketrampilan (skill play) Permainan ini akan menimbulkan keterampilan anak, khususnya motorik kasar dan halu. Misalnya, bayi akan terampil akan memegang benda-benda kecil, memindahkan benda dari satu tempat ke tempat lain dan anak akan terampil naik. sepeda. Jadi keterampilan tersebut diperoleh melalui pengulangan kegiatan permainan yang dilakukan. d. Permainan simbolik atau pura-pura (dramatic play role) Permainan anak ini yang memainkan peran orang lain melalui permainannya. Anak berceloteh sambil berpakaian meniru orang dewasa. Misalnya, ibu guru, ibunya, ayahnya, kakaknya yang sebagai yang ia ingin ditiru. Apabila anak bermain dengan temannya, akan terjadi percakapan di antara mereka tentang peran orang yang mereka tiru. Permainan ini penting untuk memproses/mengidentifikasi anak terhadap peran tertentu. Berdasarkan jenis permainan (Supatini, 2004): a. Permainan (Games) Yaitu jenis permainan dengan alat tertentu yang menggunakan perhitungan atau skor. Permainan ini bisa dilakukan oleh anak sendiri atau dengan temannya. Banyak sekali jenis permainan ini yang dimulai dari sifat tradisional maupun moderen seperti ular tangga, congklak, puzzle dan lain-lain. b. Permainan yang hanya memperhatikan saja (unoccupied behaviour) Pada saat tertentu, anak sering terlibat mondar-mandir, tersenyum, tertawa, jinjit-jinjit, bungkuk-bungkuk, memainkan kursi, meja atau apa saja yang ada di sekelilingnya. Anak melamun, sibuk dengan bajunya atau benda lain. Jadi sebenarnya anak tidak memainkan alat permainan tertentu dan situasi atau objek yang ada di sekelilingnya yang digunakan sebagai alat permainan. Anak memusatkan perhatian pada segala sesuatu yang menarik perhatiannya. Peran ini berbeda dibandingkan dengan onlooker, dimana anak aktif mengamati aktivitas anak lain. Berdasarkan karakteristik sosial f. Solitary play. Di mulai dari bayi bayi (toddler) dan merupakan jenis permainan sendiri atau independent walaupun ada orang lain di sekitarnya. Hal ini karena keterbatasan sosial, ketrampilan fisik dan kognitif. g. Pararel play. Dilakukan oleh suatu kelompok anak balita atau prasekolah yang masing-masing mempunyai permainan yang sama tetapi satu sama lainnya tidak ada interaksi dan tidak saling tergantung. Dan karakteristik khusus pada usia toddler. h. Associative play. Permainan kelompok dengan tanpa tujuan kelompok. Yang mulai dari usia toddler dan dilanjutkan sampai usia prasekolah dan merupakan permainan dimana anak dalam kelompok dengan aktivitas yang sama tetapi belum terorganisir secara formal. i. Cooperative play. Suatu permainan yang terorganisir dalam kelompok, ada tujuan kelompok dan ada memimpin yang di mulai dari usia prasekolah. Permainan ini dilakukan pada usia sekolah dan remaja. j. Onlooker play. Anak melihat atau mengobservasi permainan orang lain tetapi tidak ikut bermain, walaupun anak dapat menanyakan permainan itu dan biasanya dimulai pada usia toddler. Therapeutic play. Merupakan pedoman bagi tenaga tim kesehatan, khususnya untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikososial anak selama hospitalisasi. Dapat membantu mengurangi stres, memberikan instruksi dan perbaikan1. Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain dilakukan bersama dengan orangtua, maka hubungan orangtua dan anak menjadi lebih akrab.

Menurut Supartini (2004), ada beberapa faktor yang mempengaruhi anak dalam bermain yaitu: a. Tahap perkembangan anak, aktivitas bermain yang tepat dilakukan anak yaitu harus sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak, karena pada dasarnya permainan adalah alat stimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak.

b. Status kesehatan anak, untuk melakukan aktivitas bermain diperlukan energi bukan berarti anak tidak perlu bermain pada saat anak sedang sakit.

c. Jenis kelamin anak, semua alat permainan dapat digunakan oleh anak laki-laki atau anak perempuan untuk mengembangkan daya pikir, imajinasi, kreativitas dan kemampuan sosial anak. Akan tetapi, permainan adalah salah satu alat untuk membantu anak mengenal identitas diri.

d. Lingkungan yang mendukung, dapat menstimulasi imajinasi anak dan kreativitas anak dalam bermain.

e. Alat dan jenis permainan yang cocok, harus sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak.Alat Permainan EdukatifAlat permainan edukatif adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai sarana atau peralatan untuk bermain yang mengandung nilai pendidikan (edukatif) dan dapat mengembangkan seluruh kemampuan anak.

APE dapat berupa apa saja yang ada di sekeliling kita, misalnya: sapu, piring, gelas, sendok plastik, tutup panci, bangku kecil, dan lain-lain. Tetapi yang dimaksud dalam modul ini adalah APE yang dibuat sendiri dari bahan-bahan yang sudah tidak terpakai lagi atau bahan-bahan yang mudah didapat disekitar kita.B. Saran

Pola asuh sangat menentukan kualitas anak kelak, baik prestasi, keberhasilan, dapat menghadapai tantangan, maupun dapat menyikapi berbagai masalah dalam hidup. Oleh karena itu, pola asuh yang diterapkan orang tua harus disesuaikan dengan usia maupun kebutuhan anak. Periode bermain dapat membantu stimulasi perkembangan kognitif anak dan efektif sebagai proses sosialisasi primer. Sehingga peran orang tua dan khususnya perawat yang menangani kasus anak dalam memodifikasi konsep bermain agar sesuai dengan usia maupun kebutuhan anak sangat diperlukan agar dapat membentuk karakter dan kepribadian anak yang baik serta menimbulkan kondisi psikologis yang menyenangkan bagi anak.

DAFTAR PUSTAKA

Supartini, yupi. 2004. Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta. EGC.

Saeful Zaman dyan R.Helmi Gibasa Team. 2010. Games Kreatif Pilihan Untuk Meningkatkan Potensi Diri & Kelompok. Jakarta: Gagas Media

Mirza Jamal.2010 Permainan Indoor dan Outdoor Kreatif Untuk Melejitkan Kecerdasan Anak. Yogyakata : Titan.

Tina Dahlan. 2010 Games Sains Kreatif & Menyenangkan Untuk Meningkatkan Potensi dan Kecerdasan Anak.Jakarta : Kawan Pustaka