Konsep Dan Teori Model Keperawatan

Embed Size (px)

Citation preview

KONSEP DAN TEORI MODEL KEPERAWATAN

BAB I

PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Abraham Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada tahun 1908 dan wafat pada tahun 1970 dalam usia 62 tahun. Maslow dibesarkan dalam keluarga Yahudi dan merupakan anak tertua dari tujuh bersaudara. Masa muda Maslow berjalan dengan tidak menyenangkan karena hubungannya yang buruk dengan kedua orangtuanya. Semasa kanak-kanak dan remaja Maslow merasa bahwa dirinya amat menderita dengan perlakuan orangtuanya, terutama ibunya.

Keluarga Maslow amat berharap bahwa ia dapat meraih sukses melalui dunia pendidikan. Untuk menyenangkan kemauan ayahnya, Maslow sempat belajar di bidang Hukum tetapi kemudian tidak dilanjutkannya. Ia akhirnya mengambil bidang studi psikologi di University of Wisconsin, dimana ia memperoleh gelar Bachelor tahun 1930, Master tahun 1931, dan Ph.D pada tahun 1934.Abraham Maslow adalah seorang psikolog beraliran humanistik. Ia melahirkan sebuah hirarki yang menjabarkan kebutuhan dasar manusia yang kemudian ia bagi menjadi lima tingkatan, The Hierarchy of Human Needs. Sebagai anak imigran yang berasal dari keluarga Yahudi, ia tidak mengalami indahnya masa kecil ataupun bermain dengan teman sebayanya disekolah. Ia pernah berkata Pada saat itu, saya hanyalah anak Yahudi kecil yang berada dilingkungan bukan Yahudi, hampir sama seperti seorang anak negro yang bersekolah di sekolah orang kulit putih. Saya sangat terisolasi dan tidak bahagia. Saya tumbuh diperpustakaan dan diantara buku-buku, tanpa teman.Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin.

Mungkin itu pula sebabnya ia meninggalkan studi hukumnya di City College of New York dan beralih mempelajari psikologi. Ia mendapatkan gelar Bachelor (1930), Master (1931) dan PhD (1934) di bidang psikologi di University of Wisconsin, disini pula ia bertemu dengan Profesor Hary Harlow yang kemudian menjadi mentornya. Ketika di Universitas ini, ia melakukan penelitian tentang perilaku dominan dan seksualitas primata, kemudian penelitian tersebut ia lanjutkan di Columbia University, dimana ia bertemu dengan Alfred Adler (salah seorang pengikut awal Sigmund Freud) yang kemudian menjadi mentornya pula.

Selama 14 tahun (1937-1951) Maslow bekerja sebagai pengajar di Brooklyn College. Pada periode ini ia bertemu dengan beberapa orang intelektual Eropa yang pada saat itu berimigrasi ke Amerika Serikat, Brooklyn khususnya. Ia bertemu dengan dua orang yang ia sebut sebagai wonderful human beings di New York, mereka adalah Ruth Benedict yang merupakan antropolog dan Max Wertheimer seorang psikolog yang menganut aliran Gestalt. Maslow sangat mengagumi dua individu ini sehingga ia membuat catatan-catatan atas observasi yang ia lakukan terhadap perilaku dan kehidupan mereka. Catatan-catatan ini pula yang pada akhirnya menjadi landasan pemikiran baginya untuk melakukan penelitian mengenai kesehatan mental dan potensi yang dimiliki oleh manusia. Ia banyak menulis mengenai subjek tersebut, ia meminjam ide-ide dari psikolog lain namun tidak memasukannya begitu saja, ia justru memberikan banyak sekali tambahan terhadap ide-ide tersebut terutama konsep hirarki kebutuhan dasar manusia, meta needs, aktualisasi diri, dan peak experiences.

Hasil pemikiran Maslow atas observasi dan penelitian yang ia lakukan membuat dirinya semakin mantap menjadi psikolog aliran humanistik, ia bahkan menjadi pemimpin dari sekolah-sekolah psikologi aliran humanistik yang bermunculan pada tahun 1950an sampai 1960an. Third Force, begitu ia sebut aliran humanistik, merupakan tentangan terhadap aliran behaviourisme dan psikoanalisis. Aliran ini secara eksplisit memberikan perhatian pada dimensi manusia dari psikologi dan konteks manusia dalam pengembangan teori psikologis. Maslow mempunyai pemikiran yang sangat murni dan berbeda dari psikolog-psikolog lain yang pada saat itu lebih berfokus pada abnormalitas dan penyakit. Ia mengembangkan sebuah psikologi yang berkaitan dengan potensi terbaik dan tertinggi yang dimiliki oleh manusia, hingga pada tahun 1967 ia dinobatkan sebagai Humanist of The Year oleh The American Humanist Association.

Abraham Maslow menjadi Profesor psikologi di Brandeis University pada tahun 1951 sampai dengan 1969. Ia kemudian menghabiskan masa pensiunnya di California dan wafat pada usia 62 tahun karena serangan jantung pada tanggal 08 Juni 1970, setahun setelah ia mengalami penyakit tersebut.

1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana lima kebutuhan dasar manusia menurut Maslow?2. Bagaimana konsep dasar keperawatan menurut Abraham Maslow?1.3 Maksud dan Tujuan

1. Mengetahui lima kebutuhan dasar manusia menurut Maslow.2. Mengetahui konsep dasar keperawatan menurut Abraham Maslow.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Lima Kebutuhan Dasar Manusia Menurut Maslow

Menurut Abraham Maslow manusia mempunyai lima kebutuhan yang membentuk tingkatan-tingkatan atau disebut juga hirarki dari yang paling penting hingga yang tidak penting dan dari yang mudah hingga yang sulit untuk dicapai atau didapat. Motivasi manusia sangat dipengaruhi oleh kebutuhan mendasar yang perlu dipenuhi.

Kebutuhan maslow harus memenuhi kebutuhan yang paling penting dahulu kemudian meningkat ke yang tidak terlalu penting. Untuk dapat merasakan nikmat suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan yang berada pada tingkat di bawahnya.

Lima (5) kebutuhan dasar Maslow - disusun berdasarkan kebutuhan yang paling penting hingga yang tidak terlalu krusial :

1.Kebutuhan Fisiologis

Contohnya adalah : Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.

2. Kebutuhan Keamanan dan KeselamatanContoh seperti : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan lain sebagainya.

3. Kebutuhan SosialMisalnya adalah : memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.

4. Kebutuhan PenghargaanContoh : pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.

5. Kebutuhan Aktualisasi DiriAdalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan minatnya.

Kebutuhan-kebutuhan yang disebut pertama (fisiologis) dan kedua (keamanan) kadang-kadang diklasifikasikan dengan cara lain, misalnya dengan menggolongkannya sebagai kebutuhan primer, sedangkan yang lainnya dikenal pula dengan klasifikasi kebutuhan sekunder. Terlepas dari cara membuat klasifikasi kebutuhan manusia itu, yang jelas adalah bahwa sifat, jenis dan intensitas kebutuhan manusia berbeda satu orang dengan yang lainnya karena manusia merupakan individu yang unik. Juga jelas bahwa kebutuhan manusia itu tidak hanya bersifat materi, akan tetapi bersifat pskologikal, mental, intelektual dan bahkan juga spiritual.Menarik pula untuk dicatat bahwa dengan makin banyaknya organisasi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat dan makin mendalamnya pemahaman tentang unsur manusia dalam kehidupan organisasional, teori klasik Maslow semakin dipergunakan, bahkan dikatakan mengalami koreksi. Penyempurnaan atau koreksi tersebut terutama diarahkan pada konsep hierarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow. Istilah hierarki dapat diartikan sebagai tingkatan. Atau secara analogi berarti anak tangga. Logikanya ialah bahwa menaiki suatu tangga berarti dimulai dengan anak tangga yang pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Jika konsep tersebut diaplikasikan pada pemuasan kebutuhan manusia, berarti seseorang tidak akan berusaha memuaskan kebutuhan tingkat kedua,- dalam hal ini keamanan- sebelum kebutuhan tingkat pertama yaitu sandang, pangan, dan papan terpenuhi; yang ketiga tidak akan diusahakan pemuasan sebelum seseorang merasa aman, demikian pula seterusnya.Berangkat dari kenyataan bahwa pemahaman tentang berbagai kebutuhan manusia makin mendalam penyempurnaan dan koreksi dirasakan bukan hanya tepat, akan tetapi juga memang diperlukan karena pengalaman menunjukkan bahwa usaha pemuasan berbagai kebutuhan manusia berlangsung secara simultan. Artinya, sambil memuaskan kebutuhan fisik, seseorang pada waktu yang bersamaan ingin menikmati rasa aman, merasa dihargai, memerlukan teman serta ingin berkembang.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lebih tepat apabila berbagai kebutuhan manusia digolongkan sebagai rangkaian dan bukan sebagai hierarki. Dalam hubungan ini, perlu ditekankan bahwa :1. Kebutuhan yang satu saat sudah terpenuhi sangat mungkin akan timbul lagi di waktu yang akan datang;2. Pemuasaan berbagai kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan fisik, bisa bergeser dari pendekatan kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam pemuasannya.3. Berbagai kebutuhan tersebut tidak akan mencapai titik jenuh dalam arti tibanya suatu kondisi dalam mana seseorang tidak lagi dapat berbuat sesuatu dalam pemenuhan kebutuhan itu.Kendati pemikiran Maslow tentang teori kebutuhan ini tampak lebih bersifat teoritis, namun telah memberikan fundasi dan mengilhami bagi pengembangan teori-teori motivasi yang berorientasi pada kebutuhan berikutnya yang lebih bersifat aplikatif.. Kebutuhan yang bersifat fisiologis (lahiriyah). Manifestasi kebutuhan ini terlihat dalam tiga hal pokok, sandang, pangan dan papan. Bagi karyawan, kebutuhan akan gaji, uang lembur, perangsang, hadiah-hadiah dan fasilitas lainnya seperti rumah, kendaraan dll. Menjadi motif dasar dari seseorang mau bekerja, menjadi efektif dan dapat memberikan produktivitas yang tinggi bagi organisasi.

Kebutuhan keamanan dan ke-selamatan kerja (Safety Needs) Kebutuhan ini mengarah kepada rasa keamanan, ketentraman dan jaminan seseorang dalam kedudukannya, jabatan-nya, wewenangnya dan tanggung jawabnya sebagai karyawan. Dia dapat bekerja dengan antusias dan penuh produktivitas bila dirasakan adanya jaminan formal atas kedudukan dan wewenangnya.Kebutuhan sosial (Social Needs).

Kebutuhan akan kasih sayang dan bersahabat (kerjasama) dalam kelompok kerja atau antar kelompok. Kebutuhan akan diikutsertakan, mening-katkan relasi dengan pihakpihak yang diperlukan dan tumbuhnya rasa kebersamaan termasuk adanya sense of belonging dalam organisasi.

Kebutuhan akan prestasi (Esteem Needs).

Kebutuhan akan kedudukan dan promosi dibidang kepegawaian. Kebutuhan akan simbul-simbul dalam statusnya seseorang serta prestise yang ditampilkannya.

Kebutuhan mempertinggi kapisitas kerja (Self actualization).Setiap orang ingin mengembangkan kapasitas kerjanya dengan baik. Hal ini merupakan kebutuhan untuk mewujudkan segala kemampuan (kebolehannya) dan seringkali nampak pada hal-hal yang sesuai untuk mencapai citra dan cita diri seseorang. Dalam motivasi kerja pada tingkat ini diperlukan kemampuan manajemen untuk dapat mensinkronisasikan antara cita diri dan cita organisasi untuk dapat melahirkan hasil produktivitas organisasi yang lebih tinggi.

2.2 Konsep Dasar Keperawatan menurut Abraham MaslowDunia kesehatan khususnya keperawatan sangat dekat hubungannya dengan teori yang dicetuskan oleh Abraham Maslow. Dimana tugas seorang perawat adalah menolong atau dengan kata lain membantu memenuhi kebutuhan dasar orang lain. Tanggung jawab perawat erat kaitanya dengan tugas-tugas perawat. Peran penting perawat adalah memberikan pelayanan perawatan (care) atau memberikan perawatan (caring). Tugas perawat bukan untuk mengobati (cure). Dalam pelaksanaan tugas di lapangan adakalanya perawat melakukan tugas dari profesi lain seperti dokter, farmasi, ahli gizi, atau fisioterapi. Untuk tugas-tugas yang bukan tugas perawat seperti pemberian obat maka tanggung jawab tersebut seringkali dikaitkan dengan siapa yang memberikan tugas tersebut atau dengan siapa ia berkolaborasi. Dalam kasus kesalahan pemberian obat maka perawat harus turut bertanggung-jawab, meskipun tanggung jawab utama ada pada pemberi tugas atau atasan perawat, dalam istilah etika dikenal dengan Respondeath Superior. Istilah tersebut merujuk pada tanggung jawab atasan terhadap perilaku salah yang dibuat bawahannya sebagai akibat dari kesalahan dalam pendelegasian. Dalam pandangan Etika penting sekali memahami tugas perawat agar mampu memahami tanggung jawabnya. Perawat perlu memahami konsep kebutuhan dasar manusia. Konsep Kebutuhan dasar yang paling terkenal salah satunya menurut Maslow sebagai berikut :

Gambar 1. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia Menurut Abraham Maslow.

Berdasarkan konsep kebutuhan dasar tersebut, perawat memegang tanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan dasar klien. Perawat diharapkan memandang klien sebagai mahluk unik yang komprehensif dalam memberikan perawatan. Komprehensif artinya dalam memenuhi kebutuhan dasar klien, tidak hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan fisiknya atau psikologisnya saja, tetapi semua aspek menjadi tanggung jawab perawat. sebagai contoh ketika merawat klien fraktur perawat tidak hanya memenuhi kebutuhan istirahat, rasa nyaman dan terhindar dari nyeri (sleep and comport need), tetapi memandang klien sebagai mahluk utuh yang berdampak pada gangguan psikologisnya seperti cemas, takut, sedih, terasing sebagai dampak dari fraktur, atau masalah-masalah sosial seperti (tidak bisa bekerja, rindu pada keluarga, terpisah dari teman, sampai masalah spiritual seperti berburuk sangka pada Allah, tidak mau berdoa dan perasaan berdosa. (Iyus Yosep, SKp., MSi)BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan

Teori kebutuhan Abraham Maslow atau disebut dengan hirarki kebutuhan ada lima yaitu Kebutuhan dasar atau fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan cinta dan kasih saying, kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan maslow harus memenuhi kebutuhan yang paling penting dahulu kemudian meningkat ke yang tidak terlalu penting. Untuk dapat merasakan nikmat suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan yang berada pada tingkat di bawahnya.

Dunia kesehatan khususnya keperawatan sangat dekat hubungannya dengan teori yang dicetuskan oleh Abraham Maslow. Dimana tugas seorang perawat adalah menolong atau dengan kata lain membantu memenuhi kebutuhan dasar orang lain. Etika penting sekali memahami tugas perawat agar mampu memahami tanggung jawabnya. Perawat perlu memahami konsep kebutuhan dasar manusia. Konsep Kebutuhan dasar yang paling terkenal salah satunya menurut Maslow. Berdasarkan konsep kebutuhan dasar tersebut, perawat memegang tanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan dasar klien. Perawat diharapkan memandang klien sebagai mahluk unik yang komprehensif dalam memberikan perawatan.3.2 Kritik dan Saran

KritikTeori Maslow tentang hierarki kenutuhan dasar manusia perlu mendapat koreksi dan penyempurnaan karena seiring dengan perkembangan jaman dan pola pikir manusia teori hierarki yang menempatkan pemenuhan kebutuhan sebagai tingkatan dan bukan rangkaian kurang tepat untuk diaplikasikan dalam kehidupan manusia.

Saran

Perawat dalam menjalankan tanggung jawabnya selain berpegang pada konsep lima kebutuhan dasar manusia menurut Maslow juga perlu menyesuaikan dengan waktu dan kebutuhan pasien karena teori Maslow tentang hierarki kebutuhan dasar manusia jika diterapkan secara penuh pada pasien akan berdampak kurang baik karena pada hakikatnya kebutuhan dasar manusia merupakan rangkaian dan bukan tingkatan. DAFTAR PUSTAKA

Iyus Yosep, SKp., MSi, Tanggung Jawab (responsibility) dan Tanggung gugat (accountability perawat dalam sudut pandang etikhttp://winddyasih.wordpress.com/2009/05/11/siapakah-abraham-maslow/www.wikipedia.comhttp://organisasi.org/teori_hierarki_kebutuhan_maslow_abraham_maslow_ilmu_ekonomiPAGE 10