12
1 KONSEP DIRI MAHASISWA PEROKOK DI UNIVERSITAS INDONESIA Saetia Listiana 1 , Tuti Nuraini 2 1.Saetia Listiana: Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Email: [email protected] 2. Tuti Nuraini, Skp., M. Biomed: Dosen Keilmuan Dasar Keperawatan dan Keperawatan Dasar Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Depok, Jawa Barat – 16424 Abstrak Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok antara lain faktor sosiodemografi, yaitu perilaku dan kebiasaan merokok keluarga dan teman, sikap dan keyakinan (beliefs) terhadap rokok, faktor kepribadian seperti konsep diri, citra diri (self image), locus of control, serta faktor perilaku (behavioral variables). Konsep diri adalah persepsi individu mengenai dirinya sendiri yang berisi kumpulan keyakinan dan perasaan individu terhapad dirinya, mengandung aspek deskriptif dan evaluatif, dan dibentuk melalui pengalaman dan interpretasi individu terhadap lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran konsep diri mahasiswa perokok di Fakultas Rumpun Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Indonesia. Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional menggunakan sampel mahasiswa perokok di Fakultas Rumpun Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Indonesia yang merokok yang dipilih dengan teknik insidental (incidental sampling). Instrumen yang digunakan adalah alat ukur konsep diri untuk mahasiswa dikembangkan oleh Dewi Maulina M.Psi (2004), dosen Psikologi Eksperimen Universitas Indonesia. Hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 52,6% mahasiswa perokok memiliki konsep diri yang negatif dan 47,4% mahasiswa perokok memiliki konsep diri yang positif. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri pada mahasiswa perokok. Kata kunci: konsep diri, perilaku merokok, dewasa awal, remaja akhir, mahasiswa. Factors that influence smoking behavior among other sociodemographic factors, such as smoking behavior and family and friends, attitudes and beliefs (beliefs) on cigarettes, personality factors such as self-concept, self-image (self- image), locus of control, and behavioral factors (behavioral variables). Self-concept is the individual's perception of itself that contains a collection of individual beliefs and feelings toward him, containing descriptive and evaluative aspects, and is formed through experience and interpretation of the individual to its environment. This study aims to describe the concept of student self-smokers in the Faculty of Social Sciences and Humanities cluster of University of Indonesia. The study design was a descriptive cross-sectional approach using a sample of smokers student at the Faculty of Social Sciences and Humanities cluster of University of Indonesia who smoked were chosen by engineering incidental (incidental sampling). The instrument used is a measure of self-concept for students developed by Dewi Maulina M.Psi (2004), professor of Experimental Psychology, University of Indonesia. The results were analyzed using univariate analysis. The results showed for 52.6% of students smokers have a negative self concept, and 47.4% of students smokers have a positive self concept. Recommendations for further research is to identify the factors that influence self-concept in student smokers. Keywords: self-concept, smoking behavior, adult, Adolescence, college students. Konsep Diri..., Saetia Listiana, FIK UI, 2013

KONSEP DIRI MAHASISWA PEROKOK DI UNIVERSITAS …

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KONSEP DIRI MAHASISWA PEROKOK DI UNIVERSITAS …

1    

KONSEP DIRI MAHASISWA PEROKOK DI UNIVERSITAS INDONESIA

Saetia Listiana1, Tuti Nuraini2

1.Saetia Listiana: Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Email: [email protected]

2. Tuti Nuraini, Skp., M. Biomed: Dosen Keilmuan Dasar Keperawatan dan Keperawatan Dasar Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Depok, Jawa Barat – 16424

Abstrak

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok antara lain faktor sosiodemografi, yaitu perilaku dan kebiasaan merokok keluarga dan teman, sikap dan keyakinan (beliefs) terhadap rokok, faktor kepribadian seperti konsep diri, citra diri (self image), locus of control, serta faktor perilaku (behavioral variables). Konsep diri adalah persepsi individu mengenai dirinya sendiri yang berisi kumpulan keyakinan dan perasaan individu terhapad dirinya, mengandung aspek deskriptif dan evaluatif, dan dibentuk melalui pengalaman dan interpretasi individu terhadap lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran konsep diri mahasiswa perokok di Fakultas Rumpun Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Indonesia. Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional menggunakan sampel mahasiswa perokok di Fakultas Rumpun Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Indonesia yang merokok yang dipilih dengan teknik insidental (incidental sampling). Instrumen yang digunakan adalah alat ukur konsep diri untuk mahasiswa dikembangkan oleh Dewi Maulina M.Psi (2004), dosen Psikologi Eksperimen Universitas Indonesia. Hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 52,6% mahasiswa perokok memiliki konsep diri yang negatif dan 47,4% mahasiswa perokok memiliki konsep diri yang positif. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri pada mahasiswa perokok. Kata kunci: konsep diri, perilaku merokok, dewasa awal, remaja akhir, mahasiswa. Factors that influence smoking behavior among other sociodemographic factors, such as smoking behavior and family and friends, attitudes and beliefs (beliefs) on cigarettes, personality factors such as self-concept, self-image (self-image), locus of control, and behavioral factors (behavioral variables). Self-concept is the individual's perception of itself that contains a collection of individual beliefs and feelings toward him, containing descriptive and evaluative aspects, and is formed through experience and interpretation of the individual to its environment. This study aims to describe the concept of student self-smokers in the Faculty of Social Sciences and Humanities cluster of University of Indonesia. The study design was a descriptive cross-sectional approach using a sample of smokers student at the Faculty of Social Sciences and Humanities cluster of University of Indonesia who smoked were chosen by engineering incidental (incidental sampling). The instrument used is a measure of self-concept for students developed by Dewi Maulina M.Psi (2004), professor of Experimental Psychology, University of Indonesia. The results were analyzed using univariate analysis. The results showed for 52.6% of students smokers have a negative self concept, and 47.4% of students smokers have a positive self concept. Recommendations for further research is to identify the factors that influence self-concept in student smokers.

Keywords: self-concept, smoking behavior, adult, Adolescence, college students.

Konsep Diri..., Saetia Listiana, FIK UI, 2013

Page 2: KONSEP DIRI MAHASISWA PEROKOK DI UNIVERSITAS …

2    

Universitas Indonesia      

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Rokok adalah gulungan tembakau kering

yang bersalut daun nipah (kertas, daun

jagung, daun tembakau dan sebagainya).

Merokok adalah menghisap asap gulungan

tembakau yang telah dibakar pada ujungnya.

merokok kadang juga memakai alat perantara

atau pemegang rokok yang disebut pipa

(Depdiknas RI, 2001).

Jurnlah perokok dari tahun ke tahun tetap

meningkat, terutama di negara berkembang.

Laporan WHO menyatakan bahwa di negara-

negara berkembang jumlah perokok

meningkat sebesar 2,1% pertahunnya dan

menempatkan Indonesia pada posisi ketiga

dunia dengan perokok terbanyak setelah Cina

dan India. Setiap hari lebih dari 40% perokok

menghisap antara 10-20 batang rokok sehari

dan sekitar 90% diantaranya merokok dalam

ruangan. Lebih dari 50% dari jumlah perokok

tersebut di atas mulai merokok pada usla l5-

19 tahun (Depkes RI, 2000).

Di Indonesia, 67,4% pria dan 4,5% wanita

yang terdiri dari 36,1% dari populasi (61,4

juta) saat ini menggunakan tembakau.

Penggunaan tembakau yang lebih menonjol di

daerah pedesaan (39,1%) dibandingkan

dengan daerah perkotaan (33,0%). Prevalensi

merokok adalah 67,0% (57,6 juta) di antara

laki-laki dan 2,7% (2,3 juta) di kalangan

wanita. Di antara populasi orang dewasa,

56,7% dari pria dewasa (57,6 juta), 1,8% dari

wanita dewasa (1,6 juta) dan 29,2% secara

keseluruhan (50,3juta) adalah perokok setiap

hari (Global Adult Tobacco Survey: Indonesia

Report 2011).

Pada tahun 2000, terjadi sekitar 4,8 juta kasus

kematian prematur di seluruh dunia yang

diakibatkan oleh kebiasaan merokok. Angka

rata-rata itu diambil dari sedikitnya 3,9 juta

sampai 5,9 juta kasus kematian akibat rokok.

Dari 4,8 juta kematian itu, 2,4 juta kematian

terjadi di negara-negara yang sedang

berkembang dan 2,4 juta lainnya di sejumlah

negara industri maju (Jaya, 2009).

Menurut Brigham salah satu faktor yang

mempengaruhi perilaku dan sikap merokok

pada remaja adalah konsep diri. Konsep diri

akan menentukan perilaku seseorang

termasuk perilaku merokok. Menurut Ulfatun

Hasanah dalam penelitiannya yang berjudul

Hubngan antara konsep diri dan sikap

terhadap perilaku merokok pada remaja

perokok, ada hubungan negatif antara konsep

diri dan sikap terhadap perilaku merokok

pada remaja perokok. Semakin tinggi atau

baik konsep diri yang dimiliki remaja maka

semakin rendah atau negatif sikap terhadap

perilaku merokoknya dan semakin rendah

atau buruk konsep diri remaja maka semakin

Konsep Diri..., Saetia Listiana, FIK UI, 2013

Page 3: KONSEP DIRI MAHASISWA PEROKOK DI UNIVERSITAS …

3    

Universitas Indonesia      

tinggi atau positif sikap terhadap perilaku

merokoknya (Hasanah, 2011).

 

Terjadi kenaikan yang cukup signifikan dari

rata-rata frekuensi merokok di kalangan

mahasiswa di tahun 2009, yakni 24,5%

mahasiswa dan 2,3% mahasiswi (Dimyati,

2011). Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk

meneliti gambaran konsep diri pada

mahasiswa perokok di Universitas Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Peringatan tentang bahaya merokok sudah

banyak dilakukan oleh berbagai pihak

terutama di indonesia, namun angka orang

dengan merokok dan angka kematian akibat

rokok masih cukup tinggi. Sikap dan perilaku

merokok dipengaruhi oleh konsep diri yang

dimiliki perokok tersebut. Konsep diri

memiliki peranan yang cukup penting bagi

seseorang untuk memutuskan akan merokok

atau memilih untuk meninggalkan rokok.

Penelitian-penelitian sebelumnya berfokus

pada usia remaja atau anak sekolah. Padahal

angka perokok pada kalangan mahasiswa

terus bertambah setiap tahunnya.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana karakteristik pada mahasiswa

perokok di Universitas Indonesia?

2. Bagaimana gambaran konsep diri pada

mahasiswa perokok di Universitas

Indonesia?

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah deskriptif dengan

menggunakan metode survei. Metode survei

yang dimaksud adalah mengumpulkan data

dengan menggunakan kuesioner.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua

mahasiswa perokok di Fakultas Rumpun Ilmu

Sosial dan Humaniora Universitas Indonesia.

Jumlah sampel minimal yang diambil

berdasarkan perhitungan rumus estimasi

proporsi: ! = !!/!∝!! !!!!!

Dari rumus tersebut, jumlah sampel yang

diperoleh untuk diteliti adalah 76 orang.

Jumlah sampel ditambah 10% untuk

mengantisipasi kesalahan dalam pengambilan

data. Jadi total sampel yang diteliti adalah 84

orang.

C. Etika Penelitian

Menurut Notoatmodjo (2003), masalah etika

dalam penelitian keperawatan, yaitu:

1. Informed Consent (lembar persetujuan)

Lembar persetujuan merupakan kesepakatan

antara peneliti dan responden.

2. Anonymity (tanpa nama)

Peneliti tidak mencantumkan nama responden

agar menjaga kerahasiaan responden. Namun,

Konsep Diri..., Saetia Listiana, FIK UI, 2013

Page 4: KONSEP DIRI MAHASISWA PEROKOK DI UNIVERSITAS …

4    

Universitas Indonesia      

cukup dengan mencantumkan kode nomor

atau inisial nama.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Peneliti harus bertanggung jawab atas data-

data yang dikumpulkan. Seluruh informasi

yang diberikan oleh responden harus dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti dan hanya

digunakan untuk kepentingan penelitian saja.

D. Metode Pengumpulan Data

Alat yang digunakan dalam pengumpulan

data adalah kuesioner untuk mengukur konsep

diri pada mahasiswa yang disusun oleh Dewi

Maulina, Mpsi . Cara pengumpulan data

adalah dengan mengurus surat ijin dari

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Indonesia. Setelah itu, peneliti memilih

responden yang sesuai dengan kriteria.

Sebelum responden mengisi, peneliti

memberikan penjelasan tentang cara

pengisian kuesioner dan responden diminta

untuk menandatangani lembar persetujuan.

Setelah itu, responden dipersilahkan untuk

mengisi kuesioner. Setelah responden selesai

mengisinya, peneliti mengumpulkan kembali

kuesioner tersebut dan memeriksa

kelengkapannya. Setelah itu, penelita

berpamitan dan tidak lupa mengucapkan

terima kasih dan memberikan souvenir.

E. Pengolahan dan Analisa Data

Setelah semua data terkumpul, peneliti

melakukan pengolahan data sebagai berikut:

1. Editing Saat kuesioner dikumpulkan,

peneliti memeriksa kelengkapan jawaban,

kejelasan makna, relevansi jawaban, dan

konsistensi jawaban.

2. Coding, Setiap kuesioner diberi kode 1

sampai 76. Pada variabel jenis kelamin,

laki-laki diberi kode 1, perempuan diberi

kode 2. Variabel fakultas diberi kode 1

untuk FIB, 2 untuk FISIP, 3 untuk Fpsi, 4

untuk FE, 5 untuk FH. Variabel jumlah

rokok yang dihisap 1 untuk kurang dari 4

batang rokok, 2 untuk 4-15batang rokok,

3 untuk > 15 batang rokok. Variabel jenis

rokok yang dikonsumsi diberi kode 1

untuk rokok kretek tanpa filter, 2 untuk

rokok kretek dengan filter, 3 untuk rokok

putih. Untuk skala konsep diri mahasiswa,

item-item terbagi dalam pernyataan

favourable dan unfavourable. Untuk

pernyataan-pernyataan favourabel,

penyekoran dilakukan dengan cara

memberikan nilai 6 pada jawaban sangat

sesuai berturut-turut hingga nilai 1 pada

jawaban sangat tidak sesuai. Sebaliknya,

pada pernyataan-pernyataan unfavourable,

penyekoran dilakukan dengan memberi

nilai 6 pada jawaban sangat tidak sesuai

berturut-turut hingga nilai 1 pada jawaban

sangat sesuai.

3. Entry, peneliti memasukkan semua data

ke dalam komputer dan mengolahnya

dengan menggunakan software komputer.

Konsep Diri..., Saetia Listiana, FIK UI, 2013

Page 5: KONSEP DIRI MAHASISWA PEROKOK DI UNIVERSITAS …

5    

Universitas Indonesia      

4. Cleaning, yaitu kegiatan memeriksa

kembali pada data yang sudah

dimasukkan ke dalam komputer untuk

diperiksa ada kesalahan atau tidak

sehingga dapat diminimalisir (Hastono,

2007).

Setelah data tersebut diolah, langkah

selanjutnya adalah menganalisis data. Analisis

yang digunakan oleh peneliti adalah analisis

univariat. Analisis univariat dalam penelitian

ini adalah menggambarkan data demografi

responden dengan uji proporsi, gambaran

perilaku merokok (Tipe perokok, jenis rokok,

jenis perokok) dengan uji perokok, dan

gambaran konsep diri mahasiswa perokok

dengan uji proporsi.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Hasil penelitian disajikan dalam bentuk

analisis univariat yang meliputi gambaran

karakteristik responden (distribusi jenis

kelamin dan usia), gambaran perokok

(distribusi tipe perokok, jenis rokok, dan jenis

perokok), serta gambaran konsep diri

mahasiswa perokok..

A. Karakteristik Responden berdasarkan

Jenis Kelamin

Tabel1 Distribusi Frekuensi Responden

berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase(%)

Laki-Laki 67 88,2

Perempuan 9 11,8

Tabel 1 menunjukkan perokok di Fakultas

Rumpun Ilmu Sosial dan Humaniora lebih

banyak laki-laki daripada perempuan.

Sebanyak 88,2 % perokok di Fakultas

Rumpun Ilmu Sosial dan Humaniora adalah

laki-laki. Sisanya, 11,8 % perokok di fakultas

tersebut adalah perempuan. Hal ini

memperlihatkan bahwa mayoritas mahasiswa

perokok di fakultas tersebut adalah laki-laki.

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Mahasiswa FKM UI, Kartika

Anggun dan Bayu Kurnia, mengenai

Hubungan dan Sikap Mahasiswa UI terhadap

Perilaku Merokok di Lingkungan kampus

pada tahun 2009 dengan 65 responden

mahasiswa UI yang sedang merokok pada 8

fakultas (Fasilkom, FH, FIB, FISIP, Fpsi, FE,

FKM, dan FT). Penelitian ini sama-sama

menunjukkan bahwa mahasiswa laki-laki

yang merokok lebih banyak dari mahasiswa

perempuan yang merokok, dimana 77%

mahasiswa perokok adalah laki-laki dan 23%

mahasiswa perokok adalah perempuan.

Dalam penggunaan rokok, peneliti

mendapatkan angka mahasiswa laki-laki yang

merokok jauh lebih tinggi dibandingkan

dengan mahasiswa perempuan yang merokok.

Selama masa pengumpulan data, peneliti

mengamati banyak mahasiswa perokok

perempuan yang menyembunyikan perilaku

Konsep Diri..., Saetia Listiana, FIK UI, 2013

Page 6: KONSEP DIRI MAHASISWA PEROKOK DI UNIVERSITAS …

6    

Universitas Indonesia      

mereka di tempat umum karena norma gender

yang masih dianut oleh masyarakat seperti

stigma perempuan yang merokok adalah

perempuan yang tidak baik.

Menurut Brahmana dalam penelitiannya yang

berjudul Gambaran Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Wanita muda dalam Merokok

pada tahun 2009, Faktor-faktor yang menjadi

pendorong bagi wanita dewasa muda untuk

mengkonsumsi rokok baik jenis lights

maupun non lights adalah adanya keinginan

untuk diterima dan menjadi bagian dari

kelompok teman sebaya, salah satu orang tua

juga merokok (khususnya ibu), keinginan

yang kuat untuk mencoba merokok, iklan

rokok yang dianggap menarik sehingga

memunculkan keinginan untuk mencoba,

memiliki sikap positif terhadap perilaku

merokok, serta tidak percaya bahwa merokok

dapat membahayakan kesehatan mereka.

umumnya mereka (wanita dewasa muda

perokok) sudah mengetahui dampak negatif

yang dapat timbul dari merokok. Namun

ternyata dampak negatif tersebut tidak

dipedulikan oleh mereka, karena menurut

mereka pada saat ini dampak tersebut tidak

dialami secara nyata.

B. Karakteristik Responden berdasarkan

Usia

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden

berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Persentase(%)

18-20 Tahun

21-24 Tahun

40

36

52,6

47,4

Tabel 2 menunjukkan bahwa lebih dari

setengah responden perokok merupakan

remaja akhir pada rentang usia 18-20 tahun

yaitu sebanyak 40 orang (52,6 %). Sebanyak

36 orang (47,4 %) perokok berada pada

tingkatan usia dewasa awal dengan rentang

usia 21-24 tahun. Dari kedua rentang usia

perokok tersebut, responden masih masuk

dalam kategori mahasiswa, yaitu dengan

rentang 18-24 tahun. Mahasiswa dengan

rentang usia 18-24 tahun merupakan rentang

usia dengan prevalensi mulai merokok setiap

hari paling banyak. Menurut hasil Riskesdas

2010, kelompok umur 15-24 tahun rata-rata

mulai merokok setiap hari pada usia 15-19

tahun (64,7%) dan 20-24 tahun (9,7%).

C. Gambaran Perokok berdasarkan Tipe

Perokok

Tipe perokok responden dilihat dari

banyaknya jumlah rokok yang dikonsumsi

dalam satu hari. Perokok ringan adalah

perokok yang mengkonsumsi rokok kurang

dari 4 batang dalam satu harinya. Perokok

sedang merupakan perokok yang

mengkonsumsi rokok antara 5 sampai 15

batang dalam sehari. Sedangkan perokok

berat adalah perokok yang mengkonsumsi

lebih dari 15 batang rokok dalam sehari.

Konsep Diri..., Saetia Listiana, FIK UI, 2013

Page 7: KONSEP DIRI MAHASISWA PEROKOK DI UNIVERSITAS …

7    

Universitas Indonesia      

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden

berdasarkan Tipe Perokok

Tipe Perokok Frekuensi Persentase (%)

Perokok ringan

Perokok sedang

Perokok berat

18

33

25

23,7

43,4

32,9

Dari hasil penelitian didapatkan jumlah

terbanyak perokok di Fakultas Rumpun Ilmu

Sosial dan Humaniora adalah perokok sedang

(43,4%). Sebanyak 32,9% perokok termasuk

dalam kategori perokok berat. Jumlah terkecil

(23,7%) adalah perokok ringan. Hasil ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan

Maziyyatul Fuadah, mahasiswa FIK, di tahun

2011 pada mahasiswa UNJ. Penelitian dengan

judul Gambaran Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Perilaku Merokok pada

Mahasiswa Laki-Laki Fakultas Teknik UNJ

angkatan 2009 ini menunjukkan 55,1%

responden termasuk tipe perokok sedang,

31,6% responden termasuk dalam perokok

ringan, 13,3 % responden termasuk tipe

perokok berat. Dari kedua penelitian tersebut,

hasil penelitian sama-sama menunjukkan tipe

perokok terbanyak adalah perokok sedang,

namun jumlah mahasiswa perokok berat pada

penelitian yang dilakukan di UI lebih banyak

daripada jumlah mahasiswa perokok berat di

UNJ.

D. Gambaran Perokok berdasarkan Jenis

rokok

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden

berdasarkan Tipe Perokok

Jenis Rokok Persentase (%)

Rokok kretek non filter

Rokok kretek dengan filter

Rokok putih

Total

16

51

55

100

Dari total responden perokok, 51%

mahasiswa mengkonsumsi rokok kretek

dengan filter. Rokok putih menjadi terbanyak

kedua yang dikonsumsi oleh 33% mahasiswa

perokok di Fakultas Rumpun Ilmu Sosial dan

Humaniora. Sisanya, sebanyak 16 %

mahasiswa mengkonsumsi rokok kretek

nonfilter. Hasil penelitian ini bertolak

belakang dengan penelitian yang dilakukan

oleh Pandu Pasa pada tahun 2010. Hasil dari

penelitian yang berjudul Analisis Tingkat

Kepuasan Perokok terhadap Rokok jenis LTN

(Low Tar Nicotine) adalah mayoritas

responden (61,6%) berusia 18-25 tahun

mengkonsumsi rokok jenis LTN (Low Tar

Nicotine) atau yang lebih banyak dikenal

dengan rokok putih. Perbedaan ini disebabkan

oleh perbedaan karakteristik tipe perokok

yang menjadi responden pada masing-masing

penelitian. Dalam penelitian ini, mayoritas

mahasiswa perokok memiliki tingkat

ketergantungan sedang sampai berat sehingga

mahasiswa perokok ini cenderung lebih

menyukai produk rokok dengan kadar tar dan

Konsep Diri..., Saetia Listiana, FIK UI, 2013

Page 8: KONSEP DIRI MAHASISWA PEROKOK DI UNIVERSITAS …

8    

Universitas Indonesia      

nikotin yang lebih tinggi dari rokok putih

seperti produk rokok kretek dengan filter.

E. Gambaran Perokok berdasarkan Jenis

Perokok

Sebanyak 27% mahasiswa merokok pada

saat mereka sedang dalam keadaan tertekan

atau stress (Stressed Out Smoker). Tipe ini

hanya merokok saat mereka sedang dalam

keadaan tertekan atau stress dan

merokoklah yang menjadi obat penghilang

rasa stress tersebut. Mahasiswa termasuk

dalam kelompok usia produktif, dimana

masih mempunyai tanggung jawab dalam

perkuliahan. Mahasiswa dihadapkan dengan

tugas-tugas kuliah dan dealine pengumpulan

tugas yang memungkinkan menjadi pemicu

stres. Oleh karena itu, alasan terbanyak

mahasiswa merokok adalah ketika mereka

sedang stress atau tertekan.

Sebanyak 26% responden mahasiswa

perokok pernah mencoba untuk berhenti

merokok dan gagal, sehingga merokok

kembali menjadi sebuah kebiasaan. Tipe

perokok ini selalu berkata bahwa rokok

yang sedang ia hisap adalah rokok untuk

yang terakhir kalinya. Perokok jenis ini

paling banyak dijumpai di FISIP dan FH.

Sebanyak 12% mahasiswa adalah Social

Smoker yaitu perokok yang merokok di saat-

saat tertentu seperti saat pesta, di malam

hari, atau hanya di akhir pekan saja. Perokok

jenis ini tidak menganggap dirinya sebagai

perokok rutin atau harian. Biasanya jenis

perokok ini tidak kecanduan dengan rokok

dan masih bisa mengsubtitusi (mengganti)

kebiasaan merokoknya dengan kebiasaan lain

seperti mengunyah permen karet.

Sebanyak 12% mahasiswa merupakan Rebel

Smoker yaitu perokok yang menganggap

merokok merupakan suatu lambang

kebebasan, dan perokok tersebut merasa puas

dianggap sebagai sosok yang melanggar

aturan. Perokok jenis ini mengetahui dampak

negatif yang ditimbulkan dari merokok,

namun mereka tetap melakukan kebiasaannya

karena menurut mereka pada saat ini dampak

tersebut tidak dialami secara nyata

(Brahmana, 2009). Perokok jenis ini

merasakan kepuasan tersendiri ketika mereka

merokok dan mengetahui mereka telah

melakukan hal yang salah ataupun melanggar

aturan.

Sebanyak 11% responden mahasiswa

perokok tidak pernah mencoba untuk berhenti

merokok. Mereka tidak peduli jika mereka

sedang merusak kesehatan sendiri serta juga

tidak memedulikan apa yang orang-orang

pikirkan terhadap mereka. Karena mereka

sudah mencintai rokok dan tidak bisa

membayangkan hidup tanpa itu.

Sebanyak 8% mahasiswa merokok secara

diam-diam (Sneaky Smoker), jenis perokok ini

banyak dijumpai di FISIP. Tipe perokok

Konsep Diri..., Saetia Listiana, FIK UI, 2013

Page 9: KONSEP DIRI MAHASISWA PEROKOK DI UNIVERSITAS …

9    

Universitas Indonesia      

sembunyi-sembunyi ini terjadi karena

mereka merasa malu sehingga biasanya

merokok pada saat tidak ada teman atau

keluarga di sekitar mereka. 4% mahasiswa

perokok merokok untuk menjaga berat

badannya (Skinny Smoker), jenis perokok ini

hanya di temukan di FIB .

F. Gambaran Konsep Diri Mahasiswa

Perokok

Dari hasil pengolahan data, sebanyak 40

mahasiswa perokok memiliki konsep diri

yang negatif (52,6%) sedangkan 47,4%

mahasiswa perokok lainnya memilki konsep

diri yang positif.

Tabel 5 Distibusi Konsep Diri Mahasiswa Perokok

Konsep Diri Frekuensi Persentase (%)

Negatif

Positif

40

38

52,6

47,4

Individu yang memiliki konsep diri memiliki

karakteristik diantaranya perasaan bahwa

dirinya berharga, berkompetensi dan percaya

diri. Memiliki kemampuan untuk

memodifikasi nilai-nilai dan prinsip-prinsip

hidup sesuai dengan pengalaman baru yang

didapatkannya, tidak mengalami

kekhawatiran terhadap masa lalu dan masa

yang akan datang. Memiliki kepercayaan diri

untuk menyelesaikan masalah-masalah hidup,

meskipun dihadapkan pada kegagalan, dapat

menerima diri dan merasa bahwa dirinya

berharga seperti orang lain, sensitif terhadap

kebutuhan orang lain

Individu yang memiliki konsep diri yang

negatif memiliki karakteristik diantaranya

merasa bahwa dirinya inferior, tidak berharga,

tidak memiliki kemampuan dan perasaan

tidak aman. Sangat peka terhadap kritik,

karena kritik dipandang sebagai bukti lebih

lanjut mengenai inferioritasnya. Sikap yang

hiperkritis digunakan untuk mempertahankan

citra diri yang kurang mantap dan

mengalihkannya pada kekurangan-

kekurangan yang dimiliki orang lain. Setiap

kegagalan-kegagalan yang dialaminya

dianggap sebagai bagian dari rencana

tersembunyi dari orang lain dan kesalahan

cenderung dilimpahkan pada orang lain.

Dalam hal ini, mereka sulit untuk mengakui

kelemahan dan kegagalan. Sering

menunjukkan respon yang berlebihan

terhadap pujian dari orang lain. Menunjukkan

sikap mengasingkan diri, malu-malu, dan

tidak minat terhadap persaingan

Dalam penelitian ini, konsep diri akademik

dibagi ke dalam tiga subranah, yaitu verbal,

komputer, dan bahasa inggris. Pengukuran

ketiga subranah yang terdapat di dalam

konsep diri akademik mengacu pada batasan

konsep diri akademik dalam penelitian ini

yaitu persepsi individu mengenai

kemampuannya dalam belajar di lingkungan

akademik. Sebanyak 51,3% mahasiswa

Konsep Diri..., Saetia Listiana, FIK UI, 2013

Page 10: KONSEP DIRI MAHASISWA PEROKOK DI UNIVERSITAS …

10    

Universitas Indonesia      

perokok memiliki konsep diri akademik yang

negatif.

Terdapat tiga subranah yang diukur dalam

konsep diri sosial, yaitu hubungan dengan

teman sebaya, keluarga, dan figur otoritas.

Sebanyak 50% mahasiswa perokok memiliki

konsep diri sosial yang positif.

Dalam alat ukur konsep diri mahasiswa ini,

pengukuran terhadap konsep diri emosional

menggunakan batasan pengertian konsep diri

sosial dalam penelitian ini, yaitu persepsi

individu mengenai keadaan-keadaan

perasaannya yang akan mempengaruhi pola

reaksinya dalam menghadapi suatu situasi.

Sebanyak 50% mahasiswa perokok memiliki

konsep diri emosional yang positif.

Pengukuran konsep diri fisik dibagi ke dalam

dua subranah yang sesuai dengan model

hirarki konsep diri oleh Shavelson yaitu

kemampuan fisik dan penampilan fisik.

Sebanyak 55,3 % mahasiswa perokok

memiliki konsep diri fisik yang positif.

Mahasiwa perokok cenderung berpersepsi

positif terhadap dirinya sebagai seorang

perokok. Sisanya, sebanyak 44,7% mahasiswa

perokok memiliki konsep diri fisik yang

negatif.

KESIMPULAN

Hasil penelitian “Gambaran Konsep Diri

Mahasiswa Perokok di Fakultas Rumpun

Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas

Indonesia menunjukan sebagian besar konsep

diri mahasiswa perokok masih negatif

(52,6%). Lebih dari setengah (88,2%)

mahasiswa perokok berjenis kelamin laki-

laki. Sebanyak 43,4% mahasiswa perokok

rata-rata menghabiskan 4-15 batang rokok

dalam satu hari. Jenis rokok yang paling

banyak dikonsumsi mahasiswa perokok

adalah rokok kretek dengan filter sebanyak

51%. Sebanyak 27% mahasiswa merokok

ketika mereka sedang dalam keadaan stres

dan tertekan.

Adapun saran yang dapat peneliti sampaikan

adalah sebagai berikut:

Saran untuk pelayanan keperawatan yang ada

di Universitas Indonesia, baik Rumah Sakit

maupun klinik mahasiswa, harus berperan

lebih aktif lagi dalam memberikan

menyuluhan mengenai tembakau. Salah

satunya adalah dengan mensosialisasikan dan

memperbanyak kawasan tanpa rokok (KTR)

di setiap kawasan kampus UI. Mahasiswa-

mahasiswa Fakultas Rumpun Ilmu Kesehatan

pun bisa turut andil dalam menjadikan UI

sebagai kawasan tanpa asap rokok. Upaya-

upaya tersebut diharapkan dapat mengurangi

penggunaan tembakau (rokok) di tempat

umum (kampus UI). Pengurangan

penggunaan tembakau di empat umum

diharapkan bisa jadi langkah awal bagi

mahasiswa perokok untuk mengurani

Konsep Diri..., Saetia Listiana, FIK UI, 2013

Page 11: KONSEP DIRI MAHASISWA PEROKOK DI UNIVERSITAS …

11    

Universitas Indonesia      

kebiasaan merokoknya, bahkan bisa jadi

langkah awal untuk mulai berhenti merokok.

Pendidikan keperawatan perlu memberikan

bekal lebih dalam lagi terkait materi

komunikasi yang disesuaikan dengan konsep

diri agregat tertentu, misalnya mahasiswa

perokok. Pembekalan ini bisa dalam bentuk

pembelajaran dalam mata kuliah maupun

pelatihan serta praktik-praktik di lapangan

(masyarakat). Penyuluhan-penyulahan yang

telah dilakukan cenderung kurang efektif

untuk mengurangi jumlah perokok di

kawasan UI salah satu sebabnya karena

komunikasi yang digunakan kurang tepat

dalam menyampaikan pesan tersebut kepada

mahasiswa perokok. Cara dan teknik

berkomunikasi yang baik harus disesuaikan

dengan karakteristik penerima informasi

tersebut. Karakteristik penerima informasi

salah satunya dapat diketahui melalui konsep

diri dari perokok tersebut.

Penelitian

Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya

instrumen penelitian bisa dibuat lebih singkat

tanpa harus mengurangi dimensi-dimensi

yang diukur. Selain itu, uji validitas,

reliabilitas, dan keterbacaan juga sangat

diperlukan agar datanya pun menjadi lebih

valid. Penelitian ini bisa menjadi awal untuk

studi-studi analisis selanjutnya yang lebih

mendalam, misalnya dengan penambahan

karakteristik responden, studi komperatif,

analisis faktor-faktor yang mempengaruhi,

maupun mencari hubungan antar variabelny

UCAPAN TERIMA KASIH

saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dewi Irawaty, M.A., Ph.D, selaku

Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Indonesia.

2. Ibu Tuti Nuraini, SKp., M.Biomed, selaku

dosen pembimbing.

3. Ibu Kuntarti, SKp., M.Biomed, selaku

koordinator mata ajar tugas.

4. Orang tua saya, mama Malikasna Lubis

S.Pd., dan Mpa Saepudin, , saya tidak

akan berhenti untuk membuat kalian

bangga.

5. Sahabat-sahabat, Najat, Choirun Nisa

Umam, Dita Nur Hidayah, Asma

Muthmainah, Laily Agustiani, Evie

Kemala Dewi, Raditha.

6. Seluruh teman-teman FIK UI angkatan

2009 yang MANDIRI.

7. Pasukan Marching Band Madah Bahana

Universitas Indonesia proyek TIMBC

2012.

REFERENSI

Amelia, A. (2009). Gambaran perilaku merokok pada remaja laki-laki. Skripsi. Medan: Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

Azkiyati, Ade Maya. (2012). Hubungan konsep diri dengan harga diri remaja laki-laki yang merokok di SMK Putra

Konsep Diri..., Saetia Listiana, FIK UI, 2013

Page 12: KONSEP DIRI MAHASISWA PEROKOK DI UNIVERSITAS …

12    

Universitas Indonesia      

Bangsa .Skripsi. Depok : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.

Badan penelitian dan pengembangan kesehatan KEMENKES RI. (2010). Riset kesehatan dasar 2010. Juni 18, 2013. http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/buku_laporan/lapnas_riskesdas2010/Laporan_riskesdas_2010.pdf.  

Fuadah, M. (2011). Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada mahasiswa laki-laki Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta angkatan 2009. Skripsi. Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan UI.

Hastono, S.P. (2007). Analisis data kesehatan. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Kuncoro. (2007). Rokok dan bahayanya. Diunduh pada 8 Maret 2013 dari http://www.kompas.com/read/artikel/rokok_dan_bahayanya.html.

Maulina, Dewi. (2004). Pengembangan Alat Ukur Konsep Diri pada Mahasiswa. Tesis. Depok : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Pasa Pandu Analisis Tingkat Kepuasan Perokok terhadap rokok Jenis LTN (Low Tar Nicotine) di Surabaya Timur http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-12366-Paper.pdf  

Santrock, J.W. (2007). Remaja. Edisi ke-11. (Widyasinta, Benedictine, Penerjemah). Jakarta: Penerbit Erlanga.

Konsep Diri..., Saetia Listiana, FIK UI, 2013