32
GAMBARAN RISIKO BUNUH DIRI PADA MAHASISWA BARU DI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA OLEH : Ns. Putu Ayu Emmy Savitri Karin, S.Kep. Departemen Keperawatan Kesehatan Jiwa PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2017

GAMBARAN RISIKO BUNUH DIRI PADA MAHASISWA BARU …

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: GAMBARAN RISIKO BUNUH DIRI PADA MAHASISWA BARU …

GAMBARAN RISIKO BUNUH DIRI PADA MAHASISWA

BARU DI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

OLEH :

Ns. Putu Ayu Emmy Savitri Karin, S.Kep.

Departemen Keperawatan Kesehatan Jiwa

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2017

Page 2: GAMBARAN RISIKO BUNUH DIRI PADA MAHASISWA BARU …

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

rahmatNya penelitian kami yang berjudul “Gambaran Risiko Bunuh Diri pada

Mahasiswa Baru di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran

Universitas Udayana” dapat diselesaikan pada waktunya.

Penelitian ini tidak akan berjalan dengan lancar tanpa adanya dukungan dari

berbagai pihak. Untuk itu melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1) Prof. dr. Ketut Tirtayasa, MS.AIF. Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang telah memberikan ijin untuk

melakukan penelitian di lingkungan PSIK FK Unud.

2) Seluruh mahasiswa Angkatan 2016 Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang bersedia menjadi responden

pada penelitian ini.

Penulis menyadari dalam hasil penelitian ini banyak terdapat kekurangan.

Peneliti tetap berharap agar hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi

pembaca.

Kritik dan saran dari penelitian ini sangat diharapkan untuk perbaikan dan

penyempurnaan pada penelitian selanjutnya. Untuk itu peneliti ucapkan terima

kasih.

Denpasar, 24 April 2017

Peneliti

Page 3: GAMBARAN RISIKO BUNUH DIRI PADA MAHASISWA BARU …

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR .............................................................. ii

DAFTAR ISI .............................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................... 2

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................... 2

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Resiko Bunuh Diri ............................................................... 4

2.2 Remaja ............................................................... 5

2.3 Mahasiswa Baru ............................................................... 8

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ............................................................. 10

3.2 Waktu dan Lokasi ............................................................ 10

3.3 Populasi dan Sampel ............................................................. 10

3.4 Kriteria Inklusi ............................................................. 10

3.5 Kriteria Ekslusi ............................................................. 11

3.6 Proses Pengumpulan Data ............................................................. 11

3.7 Pengolahan Data ............................................................. 12

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Mahasiswa Baru

Angkatan 2016 PSIK FK Unud

............................................................. 13

4.2 Gambaran Resiko Bunuh diri Pada

Mahasiswa Baru PSIK FK Unud

............................................................. 13

4.1.1 Gambaran Resiko Bunuh diri

Pada Mahasiswa Baru PSIK FK Unud

berdasarkan Usia

............................................................. 14

Page 4: GAMBARAN RISIKO BUNUH DIRI PADA MAHASISWA BARU …

iv

4.1.2 Gambaran Resiko Bunuh diri

Pada Mahasiswa Baru PSIK FK Unud

berdasarkan Jenis Kelamin

............................................................. 16

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan ............................................................. 19

5.2 Saran ............................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 21

LAMPIRAN

DOKUMENTASI

Page 5: GAMBARAN RISIKO BUNUH DIRI PADA MAHASISWA BARU …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Remaja merupakan salah satu populasi terbesar didunia. Masa remaja

adalah masa transisi dimana seseorang belum dikatakan dewasa namun bukan

anak-anak (Stuart, 2013). Menurut World Health Organization (WHO) tahun

2015, masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak-

kanak dan masa dewasa, berlangsung antara usia 10 sampai 19 tahun. Remaja

akan menghadapi berbagai persoalan kehidupan selama proses pendewasaan.

Dalam menghadapi persoalan tersebut, masing-masing individu mempunyai

cara yang berbeda sehingga dapat memunculkan berbagai gangguan suasana

perasaan. Satu sisi, remaja ingin bebas dan mandiri, lepas dari pengaruh

orang tua, disisi lain remaja tetap membutuhkan bantuan, dukungan

perlindungan orang tuanya (Aulia, 2016). Sehingga remaja merupakan salah

satu kelompok resiko untuk terjadinya bunuh diri.

Remaja dengan karakter yang ingin bebas dan mandiri serta lepas dari

pengaruh orang tua dapat dialami para rentan usia 18 – 20 tahun ketika mulai

berorientasi ke lingkungan universitas dan menjadi mahasiswa baru.

Memasuki dunia kuliah merupakan suatu perubahan besar pada hidup

seseorang khususnya mahasiswa baru. Hal ini terkait dengan penyesuaian

yang merupakan masalah berat yang harus dihadapi individu ketika memasuki

dunia kuliah. Penyesuaian diperlukan karena adanya perubahan pada

kehidupan individu terutama dalam hal beban belajar yang berbeda dengan

masa sekolah, adanya evaluasi belajar dengan Indeks Prestasi Komulatif,

perbedaan situasi dalam hal proses belajar mengajar, jumlah teman yang

banyak dan menuntutnya untuk bersaing, individualis, serta kompetisi. Hal ini

dapat menjadi pemicu adanya stress di kalangan mahasiswa baru. Stres yang

dialami oleh mahasiswa memberikan dampak yang negatif pada kondisi fisik

dan psikis seseorang. Dampak tersebut dapat berupa gejala fisiologis,

emosional, kognitif, hubunganinterpersonal, dan organisasional (Rice, dalam

Safaria, 2005). Dampak stres yang dialami oleh mahasiswa sering kali berupa

Page 6: GAMBARAN RISIKO BUNUH DIRI PADA MAHASISWA BARU …

2

tingkah laku yang negatif seperti merokok, meminum minuman keras,

mengkonsumsi junk food, dan bunuh diri.

Risiko bunuh diri adalah resiko untuk mencederai diri sendiri yang

dapat mengancam kehidupan. Banyak faktor risiko bunuh diri pada remaja.

Menurut Stuart (2013) faktor risiko bunuh diri pada remaja diantaranya adalah

faktor psikologis, faktor keluarga, faktor lingkungan, faktor biologis, perilaku

bunuh diri sebelumnya dan orientasi seksual. Menurut Leenars dalam Corr

(2003) mengidentifikasi tiga bentuk penjelasan psikologis mengenai bunuh

diri yaitu kehilangan seseorang atau objek yang diinginkan, perilaku destruktif

pada diri sendiri, depresi keputusasaan, dan penilaian terhadap diri, situasi

sekarang, dunia, dan masa depan. Menurut WHO pada 2010 melaporkan

angka bunuh diri di Indonesia mencapai 1,6 hingga 1,8 per 100.000

jiwa. Berdasarkan data dari Polda Bali selama tahun 2014, terjadi 120 kasus

bunuh diri. Artinya, hampir tiap tiga hari terjadi satu kasus bunuh diri. Jumlah

kasus pada 2014 meningkat jika dibandingkan pada tahun sebelumnya, 2013

dengan 95 kasus yang kebanyakan terjadi pada remaja (Muhajir, 2015).

Berdasarkan paparan yang telah dijelaskan maka peneliti tertarik melakukan

penelitian untuk mengetahui “Gambaran Risiko Bunuh Diri Pada Mahasiswa

Baru di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas

Udayana”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan maka dapat dirumuskan

permasalahan bagaimanakah gambaran risiko bunuh diri pada mahasiswa baru

di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitan

Udayana ?

Page 7: GAMBARAN RISIKO BUNUH DIRI PADA MAHASISWA BARU …

3

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan di atas maka tujuan

dari penelitian ini terdiri dari :

1.3.1 Tujuan Umum

1. Untuk mengetahui gambaran risiko bunuh diri pada mahasiswa

baru di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran

Universitan Udayana.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui resiko bunuh diri pada mahasiswa baru di

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran

Universitas Udayana berdasarkan usia.

2. Untuk mengetahui resiko bunuh diri mahasiswa pada mahasiswa

baru di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran

Universitas Udayana berdasarkan jenis kelamin.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang terlibat dalam

pengembangan pelayanan keperawatan khususnya keperawatan jiwa di

komunitas. Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat

bagi :

1.4.1. Manfaat Aplikatif

Penelitan diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi dan

masukan positif bagi petugas pelayanan keperawatan khususnya

keperawatan jiwa khususnya pada komunitas remaja. Penelitian ini

juga dapat memberikan informasi serta meningkatkan pengetahuan

pada remaja mengenai risiko bunuh diri yang dapat disebabkan

karena beberapa faktor sehingga kasus bunuh diri pada remaja

dapat diminimalisir.

1.4.2. Manfaat Keilmuan

Penelitian ini diharapkan dapat menambah keilmuan keperawatan

jiwa dalam mengembangkan langkah awal untuk identifikasi pada

Page 8: GAMBARAN RISIKO BUNUH DIRI PADA MAHASISWA BARU …

4

pencegahan resiko bunuh diri remaja dikomunitas serta menjadi

acuan untuk penelitian dalam lingkup yang lebih luas.

Page 9: GAMBARAN RISIKO BUNUH DIRI PADA MAHASISWA BARU …

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Resiko Bunuh Diri

Dalam Encyclopedia Britannica, bunuh diri didefinisikan sebagai usaha

seorang untuk mengakhiri hidupnya dengan cara suka rela atau senagaja

(Husain, 2005). Sedangkan menurut Kartono (2008) bunuh diri diartikan

sebagai suatu jalan untuk mengatasi mascam – macam kesulitan pribadi,

misalnya berupa rasa kesepian, dendam, takut, kesulitasn fisik, dan lain –

lain. Bunuh diri juga dapat diartikan sebagai tindakan agresif yang merusak

diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan. Bunuh diri merupakan

keputusan terakhir dari individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi

(Captain, 2008). Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dijelaskan,

maka dapat disimpulkan pengertian bunuh diri adalah usaha seseorang untuk

menyakiti dirinya sendiri dengan tujuan untuk meniadakan atau

menghilangkan nyawanya sendiri, hal ini biasanya dilakukan atas dasar

motivasi – motivasi tertentu seperti menyelesaikan permasalahan yang

dihadapi.

Proses terjadinya bunuh diri dimulai dari adanya isyarat bunuh diri yang

ditunjukkan dengan berperilaku secara tidak langsung ingin bunuh diri,

misalnya dengan mengatakan “Tolong jaga anak-anak karena saya akan

pergi jauh!” atau “Segala sesuatu akan lebih baik tanpa saya.” Pada kondisi

ini pasien mungkin sudah memiliki ide untuk mengakhiri hidupnya, tetapi

tidak disertai dengan ancaman dan percobaan bunuh diri. Selanjutnya adalah

adanya ancaman bunuh diri biasanya diucapkan oleh pasien, yang berisi

keinginan untuk mati disertai dengan rencana untuk mengakhiri kehidupan

dan persiapan alat untuk melaksanakan rencana tersebut. Secara aktif pasien

telah memikirkan rencana bunuh diri, tetapi tidak disertai dengan percobaan

bunuh diri. Tahap terakhir adalah adanya percobaan bunuh diri yaitu

tindakan pasien mencederai atau melukai diri untuk mengakhiri

kehidupannya.

Page 10: GAMBARAN RISIKO BUNUH DIRI PADA MAHASISWA BARU …

6

Metode yang digunakan untuk seserang melakukan percobaan bunuh diri

pada umumnya selain memiliki fungsi untuk mengakhiri hidup juga memiliki

makna tersendiri seperti motif atau harapan yang mendasari. Metode yang

digunakan dapat berupa gantung diri, melukai diri dengan benda tajam seperti

memotong urat nadi, menusuk atau menembak dirinya sendiri, menelan racun

atau obat sampai over dosis, menjatuhkan diri dari gedung tinggi, membakar

diri, menabrakkan diri, dan lain – lain (Kartono, 2008).

Prevalensi orang yang mengalami resiko bunuh diri cenderung mengalami

gangguan mental emosional, secara Nasional dalam riset tahun 2013 adalah

6,0% (37.728 orang dari subjek yang dianalisis). Sementara dari laporan

kepolisian Indonesia tahun 2012 dan 2013 terdapat 981 dan 921 kasus

kematian karena bunuh diri. Dari Komisi Nasional Perlindungan Anak

Indonesia (KPAI), laporan pertengahan tahun 2012 ada 20 kasus anak bunuh

diri dengan usia termuda 13 tahun. Dari data diatas terlihat masih tingginya

kejadian bunuh diri terutama pada usia remaja. Sementara untuk Provinsi

Bali, jumlah orang yang mengalami gangguan mental emosional dengan

resiko bunuh diri tergolong rendah dengan prevalensi sebesar 1,2% yang

berarti lebih rendah daripada angka Nasional. Prevalensi gangguan mental

emosional tinggi didapatkan mulai umur 15 tahun (Depkes RI, 2013).

2.2 Remaja

Remaja merupakan salah satu populasi terbesar didunia. Masa remaja

adalah masa transisi dimana seseorang belum dikatakan dewasa namun bukan

anak-anak (Stuart, 2013 dalam Aulia, N. 2016). Menurut World Health

Organization (WHO) tahun 2015, masa remaja merupakan suatu fase

perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, berlangsung

antara usia 10 sampai 19 tahun. Remaja merupakan suatu periode

perkembangan transisi antara masa anak-anak dan dewasa yang diikuti oleh

perubahan biologis, kognitif dan sosioemosional.

Banyak perubahan terjadi pada fase remaja. Menurut Huang, et. Al (2007)

pada masa remaja, banyak terjadi perubahan biologis, psikologis, maupun

sosial. Tetapi umumnya proses pematangan fisik terjadi lebih cepat dari

Page 11: GAMBARAN RISIKO BUNUH DIRI PADA MAHASISWA BARU …

7

proses pematangan kejiwaan. Remaja harus menghadapi perubahan fisik,

kognitif dan emosional yang dapat menimbulkan stress dan memicu perilaku

unik pada remaja. Sehingga, remaja diharapkan mampu menghadapi

perubahan yang terjadi (Stuart, 2013 dalam Aulia, N. 2016).

Menurut Stuart (2013) faktor risiko bunuh diri pada remaja diantaranya

terdiri dari faktor psikologis, faktor keluarga, faktor lingkungan, faktor

biologis, perilaku bunuh diri sebelumnya dan orientasi seksual. Risiko bunuh

diri pada remaja juga dipengaruhi oleh perkembangan jiwa remaja dengan

beberapa faktor diantaranya sebagai berikut.

1. Lingkungan Keluarga

Pola asuh orang tua akan memberikan dampak pada perkembangan jiwa

remaja. Contohnya orang tua yang ototriter akan membuat anak menjadi

penakut, tidak memiliki rasa percaya diri, merasa tidak berharga sehingga

proses sosialisasi menjadi terganggu atau orang tua yang berambisi dan

terlalu menuntut anak-anaknya akan mengakibatkan anak cenderung

mengalami frustasi, takut gagal, dan merasa tidak berharga.

2. Lingkungan Sekolah

Kedisiplinan, suasana saat belajar, tidak adanya pengendalian diri dan

bimbingan guru akan mempengaruhi perilaku remaja. Sekolah harus

menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kegiatan belajar mengajar

karena umumnya orang tua menaruh harapan besar pada pendidikan

disekolah.

3. Lingkungan Teman Sebaya

Remaja lebih sering menghabiskan waktu dengan teman sebayanya

sehingga sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku teman

sebaya lebih besar pengaruhnya dari pada keluarga. Selain itu didalam

pergaulan remaja norma yang berlaku bukan norma biasa dipakai oleh

orang dewasa tetapi norma yang ditetapkan oleh lingkungan kelompok

remaja tersebut. Sehingga sangat berbahaya pada perkembangan jiwa

remaja jika sebuah kelompok remaja mengembangkan nilai negatif seperti

mencoba minum alkohol, rokok atau zat adiktif lainnya.

Page 12: GAMBARAN RISIKO BUNUH DIRI PADA MAHASISWA BARU …

8

4. Lingkungan Masyarakat

Sosial budaya dan pengaruh media massa akan mempengaruhi kejiwaan

remaja. Kebudayaan memberikan pedoman arah, persetujuan,

pengingkaran, dukungan, kasih sayang dan perasaan aman pada remaja

tetapi mereka juga memiliki keinginan untuk mandiri yang berbeda dari

tolak ukur orang dewasa. Sehingga mereka membuat kebudayaan sendiri

yang berbeda dari kebudayaan masyarakat pada umumnya. Kebudayaan

ini dikenal dengan budaya anak muda (young culture). Nilai yang

dominan dalam budaya anak muda adalah keunggulan dalam olah raga,

disenangi teman, senang hura-hura, senang pesta, tidak dianggap

pengecut dan sebagainya (Tim Penulis Poltekkes Depkes Jakarta I, 2012).

Menurut Santrock (2008) terdapat tanda – tanda awal dari bunuh diri

khususnya pada remaja yaitu sebagai berikut.

a. Mengancam akan bunuh diri, misalnya “aku berharap mati saja”,

“keluarga pasti akan lebih baik kalau aku tidak ada”, “aku tidak punya

apa – apa yang membuatku tetap hidup”.

b. Sudah pernah mencoba bunuh diri sebelumnya, sekecil apapun empat dari

lima orang yang melakukan bunuh diri sebelumnya telah melakukan

sedikitnya satu percobaan bunuh diri.

c. Tersirat unsur – unsur kematian dalam musik, seni, dan tulisan – tulisan

pribadinya.

d. Kehilangan anggota keluarga, binatang pelirahaan, atau pacar akibat

kematian, diabaikan, atau putusnya suatu hubungan.

e. Adanya gangguan dalam keluarga, seperti tidak memiliki pekerjaan,

penyakit yang serius, pindah, perceraian.

f. Adanya gangguan tidur, kebersihan diri, dan kebiasaan makan.

g. Menurunnya nilai – nilai di sekolah dan hilangnya minat terhadap sekolah

atau kegiatan yang sebelumnya dianggap penting.

h. Perubahan pola tingkah laku yang dramatis, misalnya remaja senang sekali

berteman dan berkumpul dengan banyak orang berubah menjadi pemalu

dan menarik diri.

i. Perasaan murung, tidak berdaya, dan putus asa yang mendalam.

Page 13: GAMBARAN RISIKO BUNUH DIRI PADA MAHASISWA BARU …

9

j. Menarik diri dari anggota keluarga dan teman, merasa disingkirkan oleh

orang yang berarti bagi dirinya.

k. Serangkaian kecelakaan atau tingkah laku beresiko yang tidak terencana

seperti penyalahgunaan alkohol dan obat – obatan, mengabaikan

keselamatan diri, menerima tanggapan yang berbahaya.

2.3 Mahasiswa Baru

Mahasiswa baru merupakan status yang disandang oleh mahasiswa di

tahun pertama kuliahnya (rata – rata usia 18 tahun). Memasuki dunia kuliah

merupakan suatu perubahan besar pada hidup seseorang. Biasanya individu

mengalami banyak perubahan di tahun pertamanya kuliah ketika memasuki

perguruan tinggi. Hal ini terkait dengan penyesuaian yang merupakan

masalah berat yang harus dihadapi individu ketika memasuki dunia kuliah

(Melly, 2008). Penyesuaian diperlukan karena adanya perubahan pada

kehidupan individu. Selain perubahan yang terjadi dalam diri individu,

berlakunya Sistem Kredit Semester (Sistem Blok) merupakan salah satu

perubahan yang dialami oleh mahasiswa tahun pertama. Sistem ini

merupakan sistem yang digunakan untuk menyatakan beban studi peserta

didik, beban kerja dosen, pengalaman belajar, dan beban penyelenggaraan

program. Dengan demikian, sistem ini menuntut adanya tanggung jawab yang

besar pada mahasiswa dalam menentukan mata kuliah dan jumlah SKS yang

akan diambil. Lain halnya pada sekolah menengah atas dimana beban studi,

mata pelajaran, dan masa studi siswa sudah ditentukan. Perubahan lain terjadi

pada pola hubungana antara pengajar dengan mahasiswa. Menurut Gunarsa

(2013) pola hubungan dosen-mahasiswa sangat berbeda dibandingkan dengan

hubungan guru-siswa. Dialog langsung pada tingkat-tingkat awal jarang

dilakukan di ruangan yang mana jumlah mahasiswa biasanya besar. Perhatian

dosen terhadap mahasiswa juga lebih sedikit dibandingkan dengan perhatian

guru ke siswanya. Tuntutan akademis yang tinggi juga dirasakan oleh para

mahasiswa baru. Evaluasi hasil belajar dilakukan pada semester 2, 4, 6, 8, dan

akhir program studi. Hal ini menggambarkan bahwa pada dua semester

Page 14: GAMBARAN RISIKO BUNUH DIRI PADA MAHASISWA BARU …

10

pertama studi, mahasiswa baru dalam menghadapi berbagai perubahan juga

harus mendapatkan nilai yang baik untuk dapat bertahan di universitas.

Kondisi-kondisi yang digambarkan di atas menggambarkan bahwa pada

masa transisi ke dunia universitas merupakan masa yang sulit, dengan

banyaknya jumlah mahasiswa baru yang dilaporkan mengalami stres yang

berlebihan. Stres yang dihadapi oleh mahasiswa baru dapat berasal dari

perubahan gaya hidup (masa transisi dari SMA ke Universitas), nilai, jumlah

mata kuliah yang diambil, masalah pertemanan, cinta, rasa malu,

kecemburuan, dan persaingan antar mahasiswa yang tinggi merupakan salah

satu pemicu stres bagi mahasiswa. Stres yang dialami oleh mahasiswa

memberikan dampak yang negatif pada kondisi fisik dan psikis seseorang.

Dampak tersebut dapat berupa gejala fisiologis, emosional, kognitif,

hubungan interpersonal, dan organisasional (Rice, dalam Safaria, 2005).

Dampak stres yang dialami oleh mahasiswa sering kali berupa tingkah laku

yang negatif seperti merokok, meminum minuman keras, mengkonsumsi junk

food, dan bunuh diri. Sebagai tambahan, mahasiswa yang stres akan

berpengaruh buruk terhadap nilai Indeks Prestasi (IP) dan kesehatannya.

Page 15: GAMBARAN RISIKO BUNUH DIRI PADA MAHASISWA BARU …

11

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian non-

eksperimental dengan analisa deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan

untuk mengetahui gambaran risiko bunuh diri pada mahasiswa baru di

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

(PSIK FK Unud).

3.2 Waktu dan Lokasi

Tanggal pelaksanaanya penelitian adalah pada 25 April 2017. Penelitian

akan dilakasanakan dalam kurun waktu satu hari saja, atau kurang lebih 2

sampai 3 jam pertemuan dengan responden yaitu satu kali pertemuan. Lokasi

penelitian adalah di ruang kuliah 4.01 Gedung Timur Fakultas Kedokteran

Universitas Udayana, yang beralamat di Jalan P. B. Sudirman Denpasar.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu dan

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru Fakultas Kedokteran

Universitas Udayana.

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

populasi tersebut. Sampel penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik

random sampling pada populasi homogen. Berdasarkan ketentuan tersebut

sampel yang diambil dalam penelitian adalah keseluruhan mahasiswa baru

tahun 2016 di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran

Universitas Udayana yang berjumlah 64 orang dengan rincian mahasiswa

baru perempuan berjumlah 55 orang dan mahasiswa baru laki – laki

berjumlah 9 orang dengan retang usia 17-20 tahun.

Page 16: GAMBARAN RISIKO BUNUH DIRI PADA MAHASISWA BARU …

12

3.4 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun 2016 di

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

yang berada pada rentan usia 17 – 20 tahun serta responden tersebut

kooperatif dan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini.

Instrument penelitian yang digunakan adalah adanya data pribadi yang

berisikan identitas responden yaitu nama, umur, alamat dan pendidikan serta

kuisioner Assasment of Suicidal Intention, yaitu kuisioner untuk mengetahui

resiko bunuh diri yang sudah digunakan secara luas, memiliki 19 point

pernyataan dengan nilai 0, 1 dan 2 terhadap setiap respon yang berbeda pada

setiap pernyataan. Skor dihitung dengan cara menjumlahkan setiap nilai

dengan skor minimal 0 dan maksimal 38. Semakin tinggi skor yang didapat

menunjukkan semakin besar ide bunuh diri.

3.5 Kriteria Ekslusi

Kriteria ekskusi tidak dimasukan dalam proses penelitian ini, karena hanya

menggunakan metode analisa kuantitatif untuk mencari gambaran risiko

bunuh diri pada mahasiswa baru di Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (PSIK FK Unud).

3.6 Proses Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dalam beberapa

tahap yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Prosedur tersebut

dijabarkan pada halaman berikut :

3.6.1 Tahap Persiapan. Tahap ini peneliti mempersiapkan instrument yang

akan digunakan pada penelitian. Pada tahapan ini peneliti juga

melakukan koordinasi pada koorditator tingkat mahasiswa Program

Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

tahun 2016. Penelitian dilakukan setelah mendapat persetujuan.

3.6.2 Tahap Pelaksanaan. Setelah mendapatkan izin melakukan penelitian.

Peneliti memberikan penjelasan pada responden mengenai tujuan,

manfaat, gambaran singkat, peran yang diharapkan dari responden dan

Page 17: GAMBARAN RISIKO BUNUH DIRI PADA MAHASISWA BARU …

13

konsekuensi dari penelitian. Peneliti kemudian memberikan lembar

Informed consent untuk ditandatangani oleh responden yang bersedia

ikut serta dalam penelitian. Peneliti meminta kepada responden untuk

mengisi kuisioner Assasment of Suicidal Intention. Data dikumpulkan

pada hari Selasa, 25 April 2017. Hasil pengukuran faktor risiko bunuh

diri diolah dan diinterpretasikan sesuai tujuan penelitian.

3.7 Pengolahan Data

Proses pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini pada saat

kuisioner telah terkumpul seluruhnya. Kuisioner diolah menggunakan

tahapan-tahapan editing, coding, scoring processing dan cleaning. Proses

editing dilakukan dengan memeriksa isian kuisioner yang telah diisi oleh

sampel untuk menilai kelengkapan isian dan jawaban. Coding dilakukan

dengan memberi kode khusus pada tiap responden dan jawaban yang dipilih.

Scoring dilakukan dengan memberikan nilai pada jawaban dari masing –

masing poin pada kuisioner. Processing dilakukan dengan mengolah data

pada program komputer. Cleaning dilakukan dengan memeriksa kembali

kebenaran data yang telah dimasukkan kedalam komputer. Hasil disajikan

dalam bentuk tabel maupun grafik serta data disajikan secara deskriptif.

Page 18: GAMBARAN RISIKO BUNUH DIRI PADA MAHASISWA BARU …

14

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Mahasiswa Baru Angkatan 2016 PSIK FK Unud

Variabel karakteristik responden terdiri dari dua sub variabel yaitu usia

dan jenis kelamin. Kedua sub variabel merupakan data kategori yang

dianalisis dengan proporsi. Secara terinci, hasil dapat dilihat pada tabel 4.1

berikut ini :

Tabel 4.1 Karakteristik Mahasiswa Baru Angkatan 2016 PSIK FK Unud (n=60)

No. Karakteristik Responden Kategori f %

1 Berdasarkan Usia a) Remaja Awal

b) Remaja Akhir

0

60

0%

100%

2 Berdasarkan Jenis Kelamin a) Laki – Laki

b) Perempuan

9%

51%

15%

85%

Tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa karakteristik mahasiswa baru

angkatan 2016 di PSIK FK Unud berdasarkan usia hampir seluruhnya berada

pada kelompok usia remaja awal sedangkan untuk karekteristik jenis kelamin

sebagian besar remaja adalah perempuan.

4.2 Gambaran Resiko Bunuh diri Pada Mahasiswa Baru PSIK FK Unud

Variabel risiko bunuh diri pada mahasiswa baru merupakan data kategori

yang dianalisis dalam penelitian ini. Hasil penelitian dari gambaran resiko

bunuh diri pada mahasiswa baru angkatan 2016 PSIK FK Unud dapat dilihat

pada tabel 4.2 berikut ini :

Tabel 4.2 Gambaran Resiko Bunuh Diri pada Mahasiswa Baru PSIK FK

Unud (n=60)

Variabel Kategori f %

Resiko Bunuh Diri Resiko Tinggi

Resiko Rendah

1

59

1,67%

98,3%

Page 19: GAMBARAN RISIKO BUNUH DIRI PADA MAHASISWA BARU …

15

Berdasarkan hasil penelitian pada table 4.2 menggambarkan bahwa pada

mahasiswa baru PSIK FK Unud angkatan 2016 memiliki resiko bunuh diri

dalam kategori Resiko Rendah.

Hasil penelitian ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Elizabeth

Hurlock (2001: 248), mahasiswa dalam perkembangannya termasuk dalam

masa remaja akhir yang merupakan masa – masa bermasalah. Hal ini

disebabkan pada tahap ini remaja harus bersiap untuk memasuki fase dewasa

awal. Mahasiswa akan banyak mendapatkan peran, tugas dan kewajiban yang

baru, dan berbeda dari sebelumnya. Baik laki-laki maupun wanita berupaya

menemukan bidang pekerjaan yang sesuai dengan minat dan karirnya. Hal ini

berarti bahwa mahasiswa akan mengalami berbagai masalah baru di dalam

masa transisi untuk benar-benar menjadi dewasa. Tekanan yang dialami

individu akibat masalah-masalah yang timbul dalam tugas perkembangan

itulah yang menjadi salah satu faktor pemicu kecenderungan bunuh diri pada

mahasiswa. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Riyadi

(2004) di Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya,

terdapat 38 mahasiswa dari 365 subjek penelitian yang memiliki

kecenderungan untuk berperilaku bunuh diri. Dari data tersebut dapat dilihat

bahwa walaupun prosentasinya hanya sekitar 10%, tetapi jumlah tersebut

termasuk cukup banyak sehingga kecenderungan bunuh diri sangat penting

untuk diperhatikan terutama pada kaum mahasiswa.

4.2.1 Gambaran Resiko Bunuh diri Pada Mahasiswa Baru PSIK FK

Unud berdasarkan Usia

Variabel risiko bunuh diri pada mahasiswa baru angkatan 2016

PSIK FK Unud berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 4.2.1

berikut ini :

Page 20: GAMBARAN RISIKO BUNUH DIRI PADA MAHASISWA BARU …

16

Tabel 4.2.1 Gambaran Resiko Bunuh Diri pada Mahasiswa Baru PSIK FK

Unud berdasarkan Usia (n=60)

Karakteristik

Responden

(Usia)

Kategori f %

17 tahun Resiko Tinggi 0 0%

Resiko Rendah 1 1,7%

18 tahun Resiko Tinggi 0 0%

Resiko Rendah 23 38,3%

19 tahun Resiko Tinggi 1 1,7%

Resiko Rendah 28 46,6%

20 tahun Resiko Tinggi 0 0%

Resiko Rendah 7 11,7%

Berdasarkan tabel di atas, distribusi mahasisiwa baru

berdasarkan usia terbanyak adalah pada usia 19 tahun (29 orang),

dilanjutkan dengan usia 18 tahun (23 tahun), 20 tahun (7 orang),

dan 17 tahun (1 orang).

Distribusi mahasiswa baru yang mengalami resiko tinggi

bunuh diri pada usia 17 tahun sebanyak 0% (tidak ada) sedangkan

yang mengalami resiko rendah sebanyak 1,7% (1 orang).

Mahasiswa baru yang berusia 18 tahun yang mengalami resiko

tinggi bunuh diri sebanyak 0% (tidak ada) sedangkan yang

mengalami resiko rendah adalah sebesar 38,3% (23 orang).

Distribusi mahasiswa baru yang mengalami resiko tinggi bunuh

diri pada usia 19 tahun adalah sebesar 1,7% (1 orang) sedangkan

yang beresiko rendah adalah sebesar 46,6% (28 orang). Kemudian

pada rentan usia terakhir adalah pada usia 20 tahun responden yang

memiliki resiko tinggi bunuh diri sebesar 0% (tidak ada) dan yang

memiliki resiko rendah sebesar 11,7% (7 orang).

Apabila ditinjau dari segi usia, resiko bunuh diri meningkat

sejalan dengan bertambahnya usia, kurvanya merupakan garis lurus

Page 21: GAMBARAN RISIKO BUNUH DIRI PADA MAHASISWA BARU …

17

yang mendaki. Menurut Jerome dalam Riyadi (2004) angka bunuh

diri berbanding lurus dengan kenaikan usia, angka bunuh diri yang

meningkat pada usia muda yaitu antara 15-24 tahun. Sedangkan

hasil Penelitian lain yang dilakukan oleh Maniam dalam Aulia

(2014) di Malaysia diperkiraan prevalensi untuk ide bunuh diri,

rencana dan upaya bunuh diri masing-masing adalah 1,7% , 0,9%

dan 0,5%. Usia 16-24 tahun memiliki risiko yang lebih tinggi dari

perilaku terhadap bunuh diri.

Pada penelitian ini responden berada pada usia remaja akhir

dimana pada umumnya ketika remaja memasuki fase ini mereka

memiliki emosi yang kuat dan beberapa remaja berprilaku impulsif.

Pada masa remaja akhir saat mengetahui mereka melakukan hal

yang salah, banyak dari remaja yang kurang memiliki kemampuan

penalaran untuk memperkirakan konsekuensi dari tindakan yang

berisiko. Sama seperti adanya ide bunuh diri sehingga dapat timbul

adanya resiko bunuh diri pada remaja.

4.2.2 Gambaran Resiko Bunuh diri Pada Mahasiswa Baru PSIK FK

Unud berdasarkan Jenis Kelamin

Variabel risiko bunuh diri pada mahasiswa baru angkatan 2016

PSIK FK Unud berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel

4.2.2 berikut ini :

Tabel 4.2.2 Gambaran Resiko Bunuh Diri pada Mahasiswa Baru PSIK FK

Unud berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik

Responden

(Jenis Kelamin)

Kategori f %

Laki – Laki

(n=9)

Resiko Tinggi 0 0%

Resiko Rendah 9 100%

Perempuan

(n=51)

Resiko Tinggi 1 1,96%

Resiko Rendah 50 98,04%

Page 22: GAMBARAN RISIKO BUNUH DIRI PADA MAHASISWA BARU …

18

Berdasarkan tabel di atas, distribusi mahasiswa baru

berdasarkan jenis kelamin tebanyak adalah perempuan (51 orang)

dan jumlah laki – laki sebanyak 9 orang.

Distribusi mahasiswa baru yang mengalami resiko tinggi

bunuh diri berdasarkan jenis kelamin perempuan yang memiliki

resiko tinggi sebesar 1,96% (1 orang) sedangkan dengan resiko

rendah sebesar 98,04% (50 orang). Untuk jenis kelamin laki – laki

untuk resiko tinggi sebesar 0% (tidak ada) dan untuk resiko rendah

sebesar 100% (9 orang).

Apabila ditinjau dari jenis kelamin, laki laki menunjukkan

peluang untuk melakukan bunuh diri (commit suicide) empat kali

lebih banyak dari perempuan. Tetapi peluang bagi perempuan

untuk melakukan percobaan bunuh diri (attempt suicide) empat kali

lebih banyak dari laki laki (Steinberg, 1999). Sedangkan

berdasarkan hasil penelitian Bertera dalam Aulia (2014) sikap yang

menggambarkan ide bunuh diri pada perempuan lebih terlihat.

Remaja laki-laki cenderung untuk mengekspresikan masalah

emosional dalam bentuk agresivitas yang merupakan bentuk dari

perilaku mencederai diri secara tidak langsung dan perilaku

antisosial lainnya sementara perempuan cenderung

menginternalisasi masalah dan menjadi depresi yang berujung pada

ide bunuh diri.

Setiap individu pasti pernah mengalami masalah dan

kegagalan dalam kehidupannya, namun respon terhadap kegagalan

tersebut seringkali ditanggapi dengan respon yang negatif oleh

beberapa individu, seperti putus harapan dan depresi yang

kemudian mengarah kepada perilaku bunuh diri. Tindakan tersebut

tidak lepas dari tinggi rendahnya penilaian seseorang terhadap

dirinya sendiri. Hal ini diungkapkan oleh Lefton (2001) yang

menyatakan bahwa setiap orang mempunyai kecenderungan untuk

bunuh diri, tergantung pada seberapa besar penilaian seseorang

terhadap dirinya sendiri. Sedangkan menurut Nicholas Emler

Page 23: GAMBARAN RISIKO BUNUH DIRI PADA MAHASISWA BARU …

19

dalam Riyadi (2004) rendahnya harga diri yang dimiliki seseorang

merupakan pencetus faktor resiko terjadinya usaha untuk bunuh

diri dan keinginan untuk bunuh diri. Penilaian terhadap diri sendiri

seringkali disebut dengan harga diri. Harga diri menunjuk kepada

perasaan dasar kita tentang kelayakan dan nilai, pengetahuan

eksistensial tentang kapasitas mencintai dan sebagai objek

kecintaan orang lain. Harga diri juga dapat digunakan sebagai

penilaian atau evaluasi seseorang terhadap dirinya sendiri, bahwa

yang bersangkutan dapat mengerjakan sesuatu, bahwa dirinya

adalah orang yang berharga, dan orang yang mampu.

Page 24: GAMBARAN RISIKO BUNUH DIRI PADA MAHASISWA BARU …

20

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh simpulan bahwa,

karakteristik dari mahasiswa baru angkatan 2016 di Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana seluruhnya terdiri

dari kelompok remaja akhir dan sebagian besar terdiri dari perempuan.

Gambaran resiko bunuh diri pada mahasiswa baru angkatan 2016 dapat

dikategorikan pada resiko rendah. Berdasarkan usia rata rata dari rentan

usia 17 – 20 tahun gambaran resiko bunuh diri pada mahasiswa baru juga

dikategorikan pada resiko rendah meski pada usia ini banyak remaja yang

kurang memiliki kemampuan penalaran untuk memperkirakan

konsekuensi dari tindakan yang berisiko. Sedangkan berdasarkan jenis

kelamin, mahasiswa baru laki – laki dikategorikan dalam resiko bunuh diri

rendah begitu juga dengan mahasiswa perempuan. Ini ini karena remaja

laki-laki cenderung untuk mengekspresikan masalah emosional dalam

bentuk agresivitas sementara perempuan cenderung menginternalisasi

masalah dan menjadi depresi yang berujung pada ide bunuh diri. Penilaian

terhadap harga diri juga dapat digunakan oleh remaja sebagai penilaian

atau evaluasi seseorang terhadap dirinya sendiri, bahwa yang bersangkutan

dapat mengerjakan sesuatu, bahwa dirinya adalah orang yang berharga,

dan orang yang mampu.

5.2 Saran

5.2.1 Institusi Pendidikan Tinggi

Diharapkan institusi khususnya pendidikan tinggi agar lebih

mengembangkan program dalam hal proses pembelajaraan agar

tetap mempertahankan minat dan bakat mahasiswanya yang

tergolong dalam fase remaja sehingga resiko bunuh diri pada

remaja tetap dalam kategori rendah.

Page 25: GAMBARAN RISIKO BUNUH DIRI PADA MAHASISWA BARU …

21

5.2.2 Remaja

Diharapkan para remaja agar tetap mengupayakan hal – hal positif

dalam menjalani kehidupan karena hal positif dapat memberikan

koping yang baik untuk dirinya. Selain itu remaja juga dapat

meningkatkan pola hubungan dengan orang tua, lingkungan sosial

yang baik, sekolah, dan spiritual untuk mencegah timbulnya ide

bunuh diri.

5.2.3 Mahasiswa Baru

Mahasiswa baru diharapkan agar tetap mempertahankan

manajeman koping yang baik dalam menghadapi lingkungan baru

sehingga tidak timbul depresi bahkan sampai menyebabkan

perilaku maladaptif yaitu bunuh diri.

Page 26: GAMBARAN RISIKO BUNUH DIRI PADA MAHASISWA BARU …

22

DAFTAR PUSTAKA

Aulia, N. (2016). Analisis Hubuungan Faktor Risiko Bunuh Diri Dengan Ide

Bunuh Diri Pada Remaja Di Kota Rengat Kabupaten Indragiri Hulu

Tahun 2016. Retrieved from:

http://scholar.unand.ac.id/13154/5/Tesis%20Lengkap%20Aulia.pdf.

Diakses pada tanggal 21 April 2017.

Captain. (2008). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran

EGC.

Depkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.

Gunarsa, S., D. (2008). Psikologi Anak: Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

Huang, K.J., et al. (2008). “Embedding Mobile Technology to Outdoor Natural

Science Learning Based on the 7E Learning Cycle”. The National

Council of the Republic of China.

Husain, S. (2005). Mengapa Harus Bunuh Diri. Jakarta: Qisthi Press.

Kartono, K., D. (2008). Kamus Psikologi. Bandung: Pionir Jaya.Koswara.

Melly. (2008). Hubungan Antara Kreativitas Dan Stres Pada Mahasiswa Tahun

Pertama Jurusan Arsitektur Universitas Indonesia. Skripsi. Program

Studi Psikologi Universitas Indonesia. Jakarta

Safaria, (2005). Autisme: Pemahaman Baru Untuk Hidup Bermakna Bagi Orang

Tua. Cetakan 1, Yogyakarta: Graha Ilmu

Stuart, G., W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 8th ed. St.

Louis: Elseveir.

Tim Penulis Poltekkes Depkes Jakarta 1. (2012). Kesehatan Remaja. Jakarta:

Salemba Medika.

Cho, Y., & Haslam, N. (2010). Suicidal Ideation and Distress Among Immigrant

Adolescents: The Role of Acculturation, Life Stress, and Social Support.

J Youth Adolescence . 39, 370–379. DOI 10.1007/s10964-009-9415-y

Page 27: GAMBARAN RISIKO BUNUH DIRI PADA MAHASISWA BARU …

23

Muhajir, A. (2015). Ironi maraknya bunuh diri di pulau surga. Retrived from:

http://balebengong.net/berita-utama/2015/02/02/ironi-maraknya-bunuh-

diri-di-pulau-surga.html. Diakses pada 13 April 2017

Nasional Geographic Indonesia. (2015). Bunuh diri diusia produktif. Retrived

from: http://nationalgeographic.co.id/berita/2015/09/bunuh-diri-di-usia-

produktif. Diakses pada 13 April 2017

Stuart, W. G. (2013). Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart Vol

1&2. Singapore : Elsevier

Page 28: GAMBARAN RISIKO BUNUH DIRI PADA MAHASISWA BARU …

24

LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Persetujuan Kesediaan Responden

SKALA PENILITIAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

No. Kuisioner :

INFORM CONSENT

Sehubungan dengan penyusunan Mini Project sebagai salah satu tugas

dalam Blok Keperawatan Jiwa pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Kedokteran Universitas Udayana, kami, Kelompok SGD 5 PSIK A Angkatan

2015, bermaksud mengadakan penilitian terkait dengan risiko bunuh diri. Kami

meminta kesediaan anda sebagai responden dalam penelitian ini. Pengisian

kuisioner akan membutuhkan waktu sekitar 15 menit. Semua informasi yang anda

berikan akan terjamin kerahasiaannya. Sebagai responden, anda berhak untuk

menolak atau berhenti dalam penelitian ini, apabila ada hal-hal yang tidak sesuai

dengan prinsip anda. Apabila anda bersdia berpartisipasi dalam penelitian ini,

silahkan mengisi data diri anda dan menandatangani pernyataan ini.

IDENTITAS DIRI

1. Nama/Inisial : ______________________________________________

2. Usia : ____________________tahun

3. Jenis Kelamin : laki-laki/perempuan *)

4. Instansi : ______________________________________________

5. Semester : ______________________________________________

*) coret yang tidak perlu

Page 29: GAMBARAN RISIKO BUNUH DIRI PADA MAHASISWA BARU …

25

Lampiran 2. Kuisioner dengan Assasment of Suicidal Intention

Kuisioner di bawah terdiri dari 19 pernyataan. Dimohonkan untuk membaca

pernyataan dengan seksama satu per satu. Silahkan berikan tanda cek list ( ) pada

salah satu poin pernyataan yang mendeskripsikan diri anda. Diharapkan seluruh

pertanyaan diisi dengan cara yang jujur sesuai dengan diri anda.

NO ITEM RESPON POIN

1. Berapa besar harapan anda

untuk hidup?

Sedang sampai kuat

Lemah

Tidak ada

2. Berapa besar harapan anda

untuk mati?

Tidak ada

Lemah

Sedang sampai kuat

3. Berapa besar alasan anda

untuk hidup/mati?

Untuk hidup lebih besar daripada mati

Sama dengan

Untuk mati lebih besar daripada hidup

4.

Apakah anda pernah

mempunyai keinginan untuk

melakukan percobaan bunuh

diri secara aktif?

Tidak ada

Lemah

Sedang sampai kuat

5. Bagaimana tindakan anda

ketika memiliki keinginan

bunuh diri secara pasif?

Akan mengambil tindakan pencegahan

untuk menyelamatkan nyawa

Akan membiarkan kehidupan / kematian

sebagai sebuah kebetulan

Akan menghindari hal – hal yang

diperlukan untuk tetap hidup

6. Berapa lama waktu timbul

ketika anda memiliki ide/

keinginan bunuh diri?

Singkat

Lama

Berkelanjutan atau hampir terus - menerus

7. Seberapa sering anda memiliki

keinginan untuk bunuh diri?

Jarang

Sesekali

Terus – menerus

8. Bagaimana sikap anda

terhadap ide / keinginan untuk

bunuh diri?

Menolak

Tidak tentu atau berubah - ubah

Menerima

9. Apakah anda memiliki rasa

kontrol atas keinginan bunuh

diri yang ingin dilakukan?

Memiliki rasa kontrol

Tidak yakin memiliki rasa kontrol

Tidak memiliki rasa kontrol

10.

Faktor apa yang mencegah

anda untuk melakukan bunuh

diri? (mis.Keluarga, agama)

Tidak akan mencoba karena terpikir akan

faktor pencegah (keluarga atau agama)

Ada kekhawatiran akan faktor pencegah

Page 30: GAMBARAN RISIKO BUNUH DIRI PADA MAHASISWA BARU …

26

Sedikit atau tidak khawatir sama sekali

terhadap faktor pencegah bunuh diri

11.

Apa alasan anda atas usaha

bunuh diri yang ingin

dilakukan?

Untuk memanipulasi lingkungan,

mendapat perhatian, atau balas dendam

Gabungan dari keinginan untuk

mendapatkan perhatian dan keinginan

untuk lepas dari masalah

Melarikan diri, lepas dari masalah

12.

Bagaimana detail /

perencanaan usaha anda

untuk bunuh diri?

Belum dipertimbangkan

Dipertimbangkan, namun belum terlalu

detail

Sudah detail / sudah diperhitungkan

dengan matang

13.

Bagaimana metode

ketersediaan/kesempatan anda

untuk melakukan percobaan

bunuh diri?

Metode tidak tersedia atau tidak ada

kesempatan

Metode akan memakan waktu dan tenaga,

kesempatan belum tersedia

Metode dan kesempatan tersedia

Menanti ketersediaan kesempatan dimasa

yang akan dating

14.

Apakah anda yakin akan

kemampuan untuk melakukan

usaha bunuh diri?

Tidak memiliki keberanian, terlalul lemah,

takut, tidak mampu

Tidak yakin akan keberanian atau

kemampuan

Yakin akan kemampuan, berani

15. Apakah ekspektasi / antisipasi

anda atas usaha bunuh diri?

Tidak ada

Tidak pasti, tidak yakin

Ya

16. Bagaimana persiapan nyata

anda untuk melakukan usaha

bunuh diri?

Tidak ada

Telah memulai tetapi belum siap, hanya

berfikir tentang hal tersebut

Telah lengkap

17. Apakah anda sudah membuat

catatan bunuh diri?

Tidak ada

Sudah ada tapi belum selesai; baru

terpikirkan

Sudah ada dan selesai

18.

Apakah anda sudah membuat

persiapan tindakan akhir

untuk mengantisipasi

kematian? (mis. Asuransi,

wasiat)

Tidak ada

Terpikirkan untuk membuat beberapa

persiapan

Sudah memiliki rencana atau perisapan

yang matang

19.

Apabila anda memiliki ide

bunuh diri, apakah yang anda

lakukan?

Mengungkapkan ide secara terbuka

Merahasiakan ide tersebut

Berbohong dengan mengatakan benar-

benar ingin bunuh diri

Page 31: GAMBARAN RISIKO BUNUH DIRI PADA MAHASISWA BARU …

27

DOKUMENTASI

NO GAMBAR KETERANGAN

1

Suasana pembagian lembar

kuisioner pada responden

2

Suasana pengisian kuisioner oleh

responden yaitu Mahasiswa Baru

angkatan 2016 PSIK FK Unud

3

Suasana pengisian kuisioner oleh

responden yaitu Mahasiswa Baru

angkatan 2016 PSIK FK Unud

Page 32: GAMBARAN RISIKO BUNUH DIRI PADA MAHASISWA BARU …

28