14
KONSEP FRAKTUR Fraktur merupakan istilah dari hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan, baik bersifat total maupun sebagian. Secara ringkas dan umum, fraktur adalah patah tulang yang disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik. Kekuatan dan sudut tenaga fisik, keadaan tulang itu sendiri, serta jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi lengkap atau tidak lengkap. Fraktur lengkap terjadi apabila seluruh patah tulang, sedangkan pada fraktur yyang tidak lengkap tidak melibatkan seluruh ketebalan tulang. Pada beberapa keadaan trauma muskuloskeletal, fraktur dan dislokasi terjadi bersaman. Hal ini terjadi apabila disamping kehilangan hubungan yang normal antar kedua permukaan tulang disertai pula fraktur. PROSES FRAKTUR Pada beberapa keadaan, kebanyakan proses fraktur terjadi karena kegagalan tulang menahan tekanan terutama tekanan membengkok, memutar, dan tarikan. Trauma muskuloskeletal yag bisa menjadi fraktur dapat juga dibagi menjadi trauma langsung dan trauma tidak langsung. Trauma langsung Trauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan terjadi pada daerah tekanan. Fraktur yang terjadi biasanya bersifat komunikatif dan jaringan lunak ikut mengalami kerusakan. Trauma tidak Trauma tidak langsung merupakan suatu

KONSEP FRAKTUR

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KONSEP FRAKTUR

KONSEP FRAKTUR

Fraktur merupakan istilah dari hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan, baik

bersifat total maupun sebagian. Secara ringkas dan umum, fraktur adalah patah tulang yang

disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik. Kekuatan dan sudut tenaga fisik, keadaan tulang itu

sendiri, serta jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi

lengkap atau tidak lengkap.

Fraktur lengkap terjadi apabila seluruh patah tulang, sedangkan pada fraktur yyang

tidak lengkap tidak melibatkan seluruh ketebalan tulang. Pada beberapa keadaan trauma

muskuloskeletal, fraktur dan dislokasi terjadi bersaman. Hal ini terjadi apabila disamping

kehilangan hubungan yang normal antar kedua permukaan tulang disertai pula fraktur.

PROSES FRAKTUR

Pada beberapa keadaan, kebanyakan proses fraktur terjadi karena kegagalan tulang

menahan tekanan terutama tekanan membengkok, memutar, dan tarikan. Trauma

muskuloskeletal yag bisa menjadi fraktur dapat juga dibagi menjadi trauma langsung dan

trauma tidak langsung.

Trauma langsung Trauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang

dan terjadi pada daerah tekanan. Fraktur yang terjadi biasanya

bersifat komunikatif dan jaringan lunak ikut mengalami

kerusakan.

Trauma tidak langsung Trauma tidak langsung merupakan suatu kondisi trauma

dihantarkan ke daerah fraktur. Misalnya, jatuh dengan tangan

ekstensi dapat menyebabkan frakttur pada klavikula. Pada

keadaan ini biasanya jaringan lunak tetap utuh.

Tabel 1. Proses fraktur

Fraktur juga bisa terjadi akibat adanya tekanan yang berlebih dibandingkan kemampun tlang

dalam menahan tekanan. Tekanan yang terjadi pada tulang dapat berupa hal-hal berikut :

1. Tekanan berputar yang menyebabkan fraktr bersifat spiral atau oblik

2. Tekanan membengkok yang menyebabkan fraktur transversal

Page 2: KONSEP FRAKTUR

3. Tekanan sepanjang aksis tulang yang dapat menyebabkan fraktur impaksi,dislokasi,

atau fraktur dislokasi

4. Kompresi ventrikal dapat menyebabkan fraktur kominutif tau memecah, misalnya

pada badan vetebra, talus, atau fraktur buckle pada anak- anak

5. Trauma langsung disertai dengan resistensi pada satu jarak tertentu akan

menyebabkan frakur oblik atau fraktur Z

6. Fraktur remuk ( brust fracture)

7. Trauma karena tarikan pada ligamen atau tendon akan menarik sebagai tulang.

KLASIFIKASI FRAKTUR

Klasifikasi fraktur dapat dibagi dalam klsifikasi penyebab, klasifikasi jenis, klasifikasi

klinis, dan klasifikasi radiologis.

A. Klasifikasi Penyebab

1. Frktur traumatik

Disebabkan oleh truma yang tiba-tiba mengenai tulng dengan kekuatan yang besar.

Tulang tidak mampu menahan trauma tersebut sehigga terjadi fraktur.

2. Fraktur patologis

Disebabkan oleh kelemahan tulang sebelumnya akibat kelainan patologis di dalam

tulang. Fraktur patologis terjadi pada daerah- daerah tulang yang telah menjadi lemah

karena tumor atau proses patologis linnya. Tulang sering kali menunjukan penurunan

densitas. Penyebab yang paling sering dari fraktur- fraktur semacam ini adalah tumor,

baik primer maupun metastasis

3. Fraktur stres

Disebabkan oleh trauma yang terus menerus pada suatu tempat tertentu.

B. Klasifikasi Jenis Fraktur

1. Fraktur terbuka

2. Fraktur tertutup

3. Fraktur kompresi

4. Fraktur stres

5. Fraktur avulsa

6. Greenstick fracture ( fraktur lentuk atau salah satu tulang patah sedangkan sisi lainnya

membengkok )

Page 3: KONSEP FRAKTUR

7. Fraktur transversal

8. Fraktur kominutif ( tulang pecah menjadi beberapa fragmen )

9. Fraktur impaksi ( sebagai fragmen tulang masuk ke dalam tulang lainnya )

C. Klasifikasi Klinis

Manifestasi dari kelainan akibat trauma pada tulan bervariasi. Klinis yang didapatkan

akan memberikan gambaran pada kelainan tulang.secara umum keadaan patah tulang secara

klinis dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Fraktur tertutup ( close fracture)

Fraktur dimana kulit tidak ditembus oleh fragmen tulangg sehingga lokasi fraktur

tidak tercemar oleh lingkungan atau tidak mempunyai hubungan dengan dunia luar.

2. Fraktur terbuka

Fraktur yang mempunyai hubungan dengan dunia luar melalui luka pada kulit dan

jaringan lunak, dapat bebbentuk dari dalam (from withiin ) atau dari luar ( from

without).

3. Fraktur dengan komplikasi (complicated fracture)

fraktur yang disertai dengan komplikasi misalnya mal-union, delayed union, non-

unio, serta infeksi tulang.

D. Klasifikasi Radiologis

Klasifikasi fraktur berdasarkn penilaian radiologis yaitu penilaian lokalisasi/ letak

fraktur, diafisial, metafisial, intraartikular dan fraktur dengan disloksasi. Estimasi penilaian

pada konfigurasi atau sudut patah dari suatu fraktur dapt dibedakan.

PENYEMBUHAN FRAKTUR

Terdapat beberapa faktor yang bisa menentukan lama penyembuhan fraktur. Setiap

faktor akan memberikan pengaruh penting terhadap proses penyembuhan. Faktor yang bisa

menurunkan proses penyembuhan frakyur pada pasien harus dikenali sebagai parameter dasar

untuk pemberian intervensi selanjutnya yang lebih komprehensif. P nyembuhan fraaktur

berkisar antara tiga minggu sampai empat bulan. Waktu penyembuhan pada anak secara

kasar separuh waktu penyembuhan daripada dewasa.

Page 4: KONSEP FRAKTUR

Faktor Deskripsi

Umur Waktu penyembuhan tulang pada anak-anak jauh lebih cepat daripada

orang dewasa. Hal ini terutama disebabkan karena aktivitas proses

osteogenesis pada periosteum dan endosteum,serta proses remodeling

tulang. Pada bayi proses penyembuhan sangat cepat dan aktif, namun

kemampuan ini makin berkurang apabila umur bertambah

Lokalisasi dan

konfigurasi

fraktur

Lokalisasi fraktur memegang peranan penting. Fraktur metafisis

penyembuhannya lebih cepat daripada diafisis. Di samping itu konfigurasi

fraaktur seperti fraktur transversal lebih lambat penyembuhannya

dibandingkan dengan fraktur oblik karena kontak yang lebih baik.

Pergeseran

awal fraktur

Pada fraktur yang tidak bergeser dimana periosteum tidak bergeser, maka

penyembuhannya dua kali lipat dibandingkan pada fraktur yang bergeser

Vaskularisasi

pada kedua

fragmen

Apabila kedua fragmen mempunyi vaskularisasi yang baik,

penyembuhannya biasanya tanpa komplikasi. Namun, apabila salah satu

sisi fraktur vaskularisasinya buruk, maka akan menghambat atau bahkan

tidak terjadi tautan yang dikenal dengan non-union.

Reduksi serta

imobilisasi

Reposisi fraktur akan memberikan kemungkinan untuk vaskularisasi yang

lebih baik dalam bentuk asalnya. Imobilisasi yang sempurna akan

mencegah pergerakan dan kerusakan pembuluh darah yang akan

mengganggu dalam penyembuhan fraaktur

Waktu

imobilisasi

Jika imobilisasi tidak dilakukan sesuai waktu penyembuhan sebelum

terjadi tautan (union), maka kemungkinan terjadinya non-union sangat

besar

Ruangan di

antara kedua

framen serta

interposisi oleh

jaringan lunak

Jika ditemukan interposisi jaringan baik berupa periosteum maupun otot

atau jaringan fibrosa lainnya, maka akan menghambat vaskularisasi kedua

ujung fraktur

Faktor

addanya

Infeksi dan keganansan akan memperpanjang proses inflamasi lokal yag

Page 5: KONSEP FRAKTUR

infeksi dann

keganasan

lokal

akan menghambat proses penyembuhan dari fraktur

Cairan sinovia Pada persendian, dimana terdapat cairan sinovia, merupakan hambatan

dalam penyembuhan fraktur

Gerakan aktif

dan pasif pada

anggota gerak

Gerakan aktif dan pasif pada anggota gerak akan meningkatkan

vaskularisasi daerah fraktur tetapi gerakan yang dilakuakan pada daerah

fraktur tanpa imobilisasi yang baik juga akan mengganggu vskularisasi

Nutrisi Asupan nutrisi yang optimal dapt memberikan sulai kebutuhan protein

untuk proses perbaikan.pertumbuhan tulang menjadi lebih dinamis bila

ditunjang dengan asupan yang optimal

Vitamin D Vitamin D mempengaruhi deposisi dan absorpsi tilang. Vitamin D dalam

jumlah besar dapat menyebabkan absorpsi tulang seperti yang terlihat pada

kadar hormon paratiroid yang tinggi. Vitamin D dalam jumlah yang

sedikit akan membantu klasifikasi tulang ( membantu kerja hormone

paratiroid), antara lain dengan meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfat

oleh usus halus

Tabel 2. Faktor- faktor penyembuan fraktur

KOMPLIKASI FRAKTUR

Secara umum komplikasi fraktur terdiri atas komplikasi awal dan komplikasi lama.

Komplikasi awal

1. Syok

Syok terjadi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya permeabilitas

kapileryang bisa menyababkan menurunnya oksigenasi. Hal ini biasanya terjadi pada

fraktur. Pada beberapa kondisi tertentu, syok neurogenik sering terjadi pada fraktur

femur karena rasa sakit yang hebat pada pasien.

2. Kerusakan arteri

Page 6: KONSEP FRAKTUR

Pecahnya alteri karena trauma biasanya ditandai oleh tidak adanya nadi, CRT

menurun, sianosis bagian distal, hematoma yang lebar, serta dingin pada externitas

yang disebabkan oleh tindakan emergency pembidaia, perubahan posisi pada yang

sakit, tindakan reduksi, dan pembedahan.

3. Sindrom Kompartemen

Suatu kondisi dimana terjadi terjebaknya otot, tulang saraf, dan pembuluh darah

dalam jariingan parut akibat suatu pembengkakan dan edema atau perdarahan yang

menekan otot, saraf dan pemburuh darah. Kondisi simdrom kompartemen akibat

komplikasi faktur hanya terjadi pada fraktur yang dekat dengan persendian dan jarang

terjadi pada bagian tengah tulang. Tanda khas untuk sindrom kompartemejn adalah 5P

yaitu : pain ( nyeri lokal, paralysis ( kelumpuhan tungkai ), pallor ( pucat baguain

distal ). Parestesia tidak ada sensasi dan pulsesessness ( tidak ada denyut nadi,

perubahan nadi, perfusi yang tidak baik,dan CRT lebih dari 3 detik pada bagian distal

kaki).

4. Infeksi

Sistem pertahanan tubuh rusak bila ada tauma pada jaringan. Pada trauma ortopedik

infeksi di mulai pada kulit superfisial dan masuk ke dalam. Hal ini biasanya terjadi

pada kasus fraktur terbuka, tapi bisa juga karena penggunaan bahan lain dalam

pembedahan .

5. Avaskular nekrosis

Terjadi karena aliran darah ke tulang rusuk atau terganggu yang bisa menyebabkan

nekrosis tulang dan di awali dengan adanya Volkmanis ischemia.

6. Sindrom emboli lemak

Komplikasi serius yang sering terjadi pada kasus fratur tulang panjang FES terjadi

karena sel – sel lemak yang dihasilkan sumsum tulang kuning masuk k aliran darah

dan menyebabkan tingkat oksigen dalam darah rendag yang ditadai dengan gangguan

pernafasan, taki kardi, hipertensi,takitnea dan demam.

Komplikasi Lama

1. Delayed Union

Delayed union merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi sesuai dengan waktu

yang dibutuhkan tulang untuk sembuh atau tersambung dengan baik. Ini disebabkan

karena penurunan suplay darah ke tulang. Delayed union adalah fraktur yang tidak

sembuh setelah selang waktu 3 – 5

Page 7: KONSEP FRAKTUR

2. Non – Union

Apbila fraktur tidak sembuh dalam waktu 6-8 bulan dan tidak terjadi konsolidasi

sehingga terdapat pseudoartrosis ( snedi palsu). Pseudoartrosis dapat terjadi tanpa

infeksi tetapi dapat juga terjadi bersama infeksi yang disebut infected pseudoarthrosis

3. Mal – union

Keadaan diman fraktur sembuh pada saatnya,tetapi terdapat deformitas yang

berbentuk angulasi,varus/valgus, pemendekan, atau menyilang pada fraktur radius-

ulna.

GANGGUAN AKIBAT INFEKSI TULANG

a. Osteomielitis

Proses inflamasi akut atau kronis dari tulang dan struktur sekunder tulang

akibat dari infeksi organisme piogenik

Etiologi

Penyebab osteomielitis yang paling umum baik osteomielitis hematogen dan

osteomielitis inokulasi langsung adalah stafilococcus aureus.

Patofisiologi

Osteomielitis mungkin dilokalisasi atau mungkin menyebar melalui sumsum

tulang dan korteks periosteum. Patogen bakteri bervariasi berdasarkan usia pasien dan

mekanisme infeksi.

Hematogenous osteomielitis. Osteomielitis hematogen akut ditandai dengan

infeksi akut pada tulang disebabkan oleh perkembangbiakan bakteri dalam tulang dari

sumber yang jauh. Kondisi ini terutama terjadi pada nak-anak dimana dengan

perkembangan metafisis yang pesat dan sangat vaskular menjadi predisporasi penting

untuk perkembangbiakan bakteri.

Osteomielitis inokulasi langsung. Terjadi akibat adanya kontak langsung

antara jaringan dan bakteri pada kondisi trauma atau operasi. Mannifestasi klinis dari

osteomielitis inokulasi langsung lebih lokal daripada osteomielitis hematogen dan

cenderung melibatkan beberapa organisme.

Osteomielitis kronis merupakan kondisi yang terus menerus atau berulang,

terlepas dari penyebab awal dan mekanisme terjadinya kondisi osteomielitis.

Page 8: KONSEP FRAKTUR

Kondisi osteomielitis pada kondisi klinik bisa trejadi dengan adanya riwayat

pernah mengalami fraktur terbuka, riwayat pembedahan dengan pemasangan fiksasi

interna.ada berbagai predisposisi yang meningkatkan resiko osteomielitis, meliputi

tidak adekuatnya nutrisi dan higienis, faktor imunitas dan virulensi kuman, serta

adanya port de entree dari luka terbuka.

Proses selanjutnya terjadi hipereemi dan edema di daerah metafisis disertai

pembentukan pus. Terbentuknya pus dalam tulang dimana jaringan tulang tidak dapat

berekspansi akan menyebabkan tekanan dalam tulang bertambah. Peninggian tekanan

dalam tulang mengakinatkan terganggunya sirkulasi dan timbul trombosis pada

pembuluh darah tulang dan akhirnya menyebabkan nekrosis tulang. Di samping

proses yag disebutkan di atas pembentukan tulang baru yang ekstensif terjadi pada

bagian dalam periosteum sepanjang diafisis sehingga terbentuk suatu jaringan

sekuestrum. Apabila pus menembus tulang, maka terjadi pengaliran pus (discharge)

keluar melalui lubang yang diebut kloaka atau melalui sinus pada jaringan lunak dan

kulit. Pada tahap selanjtnya penyakit akan berkembang menjadi osteomielitis kronis.

Pada daerah tulang kanselosa,infeksi dapat terlokalisasi, serta diliputi oleh jaringan

fibrosa yang membentuk abses tulang kronis.

Pengkajian fokus

Kaji kronologis dari onset keluhan yang terjadi pada lesi terbentuknya

osteomielitis. Sering didapatkan adanya keluhan meliputi nyeri lokal, adanya

kerusakan jaringan lunak dengan disertai keluarnya pus dari kloaka, deformitas pada

tungkai, sampai hambatan mobilitas fisisk.

Kaji adanya respon inflamasi sistemis. Sering di dapatkan adanya malaise,

demam, dan kelemahan fisik respons dari peningkatan laju metabolisme, serta

penurunan aspan nutrisi menyebabkan klien terlihat kurus akibat ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan.

Look, tungkai bawah didapatkan adanya luka kronis dengan terbentunya kloaka

disertai adanya pus dan bau yang khas.

Feel, adanya keluhan nyeri tekan (tenderness).

Move, Gangguan pergerakan pada kaki, kadanga didapatkan gangguan pergerakan

sendi kaki karena pembengkakkan sendi dan gangguan bertambah berat bila

Page 9: KONSEP FRAKTUR

terjadi spasme lokal. Gangguan pergerakan sendi juga dapat disebabkan oleh

efusi sendi atau infeksi sendi (artritis sepsis).

Pengkajian Diagnostik

1. Pada pemeriksaan darah rutin didapatkan adanya peningkatan kadar leukosit,

LED, dan protein C-reaktif.

2. Pemeriksaan kultur sangat diperlukan untuk pemberian atimikroba yang rasional.

3. Pemeriksaan foto polos akan didapatkan adanya sekuestrum pada tulang tibia dan

fibula atau destruksi tulang akibat adanya nekrosis dari tulang yang mengalami

osteomielitis.

Penatalaksanaan

1. Analgesik untuk menghilangkan nyeri

2. Pemberian cairan intravena dan kalau perlu transfusi darah

3. Istirahat lokal dengan bidai atau traksi

4. Pemberian antibiotik secepatnya sesuai dengan penyebab utama yaitu

stafilococcus aureus sambil menunggu hasil biakan kuman.

5. Drainase bidah.apabila setelah 24 jam pengobatan lokal dan sistemis antibiotik

gagal (tidak ada perbaikan keadaan umum), maka dapat dipertimbangkan

drainase tekanan intaoseus, di samping itu pus digunakan sebagai bahan untuk

biakan kuman. Drainase dilakukan selama beberapa hari dengan menggunakan

cairan NaCL dan dengan antibiotik.

Komplikasi

1. Abses tulang

2. Abses paravetebral

3. Bakterimia/sepsis

4. Fraktur

5. Lepasnya inplant prostetik

6. selulitis