Upload
stefie-thermas-thomas
View
324
Download
9
Embed Size (px)
Citation preview
FILOSOFI KEHIDUPAN
Pertanyaan yang yang sering melikupi kehidupan manusia yang tidak pernah
tuntas untuk diselesaikan karena selesai satu timbul lagi yang lain selama ini,
kehidupan penuh dengan misteri bagaimana manusia menjalaninya?. Awal dari
abad ke 6 meupakan langkah awal menjawab pertanyaan tersebut dengan
merubah pola pikir MITOS dengan LOGOS (Logika), dimana sejak awal abad ke
6 para pemikir di wilayah Miletos sudah mencoba memahami dan menjelaskan
dunia dan gejalah – gejalah kehidupan tanpa bersandar pada mitos lagi,
melainkan pada hasil pemikiran yang logis (Logos). Logos berarti : kata (Tuturan,
Bahasa) atau akal budi. Karena dengan logos mereka mencari prinsip-prinsip
rasional dan objektif untuk menjelaskan keteraturan dunia dan posisi manusia
didalamnya, sejak saat itulah dimulai sejarah filsafat kuno.
Filsafat sebagai induk ilmu pelan-pelan menjadi “KURUS”, karena di tinggalkan
oleh berbagai cabang ilmu yang sebelumnya menyatu dengan Filsafat,
bagaimnapun juga sekarang terdapat wilayah tertentu yang belum mampu
digarap oleh ilmu lain kecuali oleh filsafat. Wilayah tersebut antara lain: nilai
(Velue), entah nilai barang maupun nilai hidup. Hal tersebut membuat filsafat
tetap menjadi ilmu yang belum btergantikan peranannya, karena menggantikan
sesuatu dengan bantuan akal budi untuk mengetahui sesuatu yang terdalam dari
sesuatu itu tetap menjadi wilayah garapan filsafat.
Filsafat sebagai pengetahuan yang sistematis, metode dan koheren¸tentang
seluruh kenyataan dari sisi yang paling terdalam, disebut sistematis karena :
pengetahuan yang diperoleh merupakan sesuatu keseluruhan yang terpadu,
metodis karena menggunakan penalaran tertentu yaitu penalaran yang logis dan
Koheren karena setiap bagian merupakan rangkaian yang paling bersesuaian.
Yang menjadi objek kajian adalah seluruh kenyataan, sedangkan segi
pandangnya adalah segi yang paling mendalam. Dalam filsafat baarat, aspek
terdalam itu sering diterangkan sebagai “per ultimas causas”. Filsafat bertugas
menyelidiki sebab-sebab terakhir dari kenyataan.
TAHAPAN KEHIDUPAN
Bagaimana kehidupan itu bermula? Teilhard de Chardin seorang ahli dari Prancis
membedakan 3 fase dalam evolusi bumi yaitu :
1
1. Fase geosfeer
Sering juga di sebut fase Pra-hidup yakni bagaimana terjadinhya matahari
dan sembilan planet
2. Fase Kehidupan atau Biosfer
Fase kehidupan mulai tampak dalam sel-sel, unit kehidupan yang terkecil.
Maka kehidupan cepat merata ke seluruh permukaan bumi.
3. Fase Pikiran atau Noosfeer
Fase ini diawali dari suatu peranyaan mendasar “Bagaimana Kehidupan itu
berlangsgung?” pertanyaan tersebut akan dijawab dengana membandingkan
aantara sesuatu yang memiliki kehidupan dengan sesuatu yang tidaak
memiliki kehidupan, dan antara makhluk hidup dengan mesin.
Dalam fase ini faktor terpenting adalah karakter umum makluk hidup dimana
dalam mengimplementasikan gagasan hidup tersebut lebih nyata pada
sisinya masing-masing.
Mengenai tahapan kehidupan seorang ahli biologi rusia yang bernama Oparin
menyatakan bahwa “mengapa molekul-molekul makhluk hidup tersusun
menyusun struktur ini-struktur ini ?, jawabannya adalah karena struktur-struktur
inilah yang dituntut oleh tujuan kehidupan, dan tujuan itu adalah demi kebaikan
yang seharmonis mungkin dari makhluk hidup dan spesiesnya.
Lebih lanjut oparin menambahkan bahwa :
1. Kehidupan itu berlangsung dalam suatu proses yang terus menerus bekerja,
berjuang dan menjadi sesuatu yang bermanfaat.
2. Kehidupan yang ada pada setiap makhluk hidup mempunyai tujuan, dengan
kata lain keberadaan makhluk hidup termasuk manusia dan itu tidak
kebetulan saja.
KONSEP HAKIKAT HIDUP MANUSIA
Terdiri dari 3 konsep hakikat dasar yaitu : Menerima, memberi dan berbagi
1. Menerima
Manusia terlahir kemudian menggunakan seluruh potensi dirinya untuk menerima
sesuatu (ikhlas), itulah hal pertama yang didapatkan manusia, "
manusia pada hakikatnya menerima
2
2. Memberi
Manusia berkembang dengan mengikuti waktu, dimasa itu manusia mulai
mengumpulkan semua pengalamanyang diterima semasa perkembangannya,
karena hakikat manusia yang selalu menerima, di waktu yang samamanusia
sadar bahwa dirinya tidak sendiri, di saat aku memberikan senyuman karena
kebaikan (ikhlas), di waktuyang sama aku akan berjumpa dengan banyak
senyuman, "manusia pada hakikatnya memberi
3. Berbagi
Terakhir, dengan kedua hakikat tersebut secara tidak langsung manusia selalu
berbagi, kehidupan ada karena adayang mener ima dan ada yang
member i , secara sadar ( ikh las) , set iap waktu manus ia se la lu
mener ima danmemberi, manusia menggunaka seluruh potensinya untuk
menerima dan disaat yang sama manusia memberikanseluruh potensinya untuk
kelangsungan hidup, "manusia pada hakikatnya berbagi"
Kesimpulan
"Disaat aku menggabungkan ketiga hakikat dasar, aku akan berjumpa dengan
satu kata yang selalu melekat padatiap hakikat dasar, kata itu adalah "ikhlas",
sederhana"
PENGERTIAN HAKIKAT MANUSIA
Hakekat manusia adalah sebagai berikut :
1. Makhluk yang memi l ik i tenga da lam yang dapat
menggerakkan h idupnya untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya.
2. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah
laku intelektual dan sosial.
3. yang mampu mengarahkan d i r inya ke tu juan yang pos i t i f
mampu mengatur dan mengont ro l d i r inya dan mampu
menentukan nasibnya.
4. Makhluk yang da lam proses menjad i berkembang dan terus
berkembang t idak pernah se lesa i ( tuntas) selama hidupnya.
5. I n d i v i d u y a n g d a l a m h i d u p n y a s e l a l u m e l i b a t k a n
d i r i n y a d a l a m u s a h a u n t u k m e w u j u d k a n
3
d i r i n y a sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik
untuk ditempati
6. Suatu keberadaan yang berpotens i yang perwujudanya
merupakan ketakterdugaan dengan potens i yang tak terbatas
7. Makhluk Tuhan yang berar t i ia ada lah makhluk yang
mengandung kemungkinan ba ik dan jahat .
8. I n d i v i d u y a n g s a n g a t d i p e n g a r u h i o l e h l i n g k u n g a n
t e r u t a m a l i n g k u n g a n s o s i a l , b a h k a n i a t i d a k
b i s a berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup
di dalam lingkungan sosial.
Manusia Menurut Pandangan Ilmiah dan Filsafat
Dalam pandangan klasik dan rasional tentang manusia faktanya manusia adalah
makhluk yang berakal. Menurut Plato akal adalah alat untuk mengarahkan budi
pekerti. Aristoteles juga berpendapat bahwa akal manusia adalah kekuatan
yang ter t ingg i dar i j iwa dan merupakan kebanggaan dan
keagungan manusia . Manus ia menurut pandangan i lmu
Ant ropolog i ada lah homo sapien. Pandangan ant ropolog i budaya
manusia adalah organismesos io budaya. Pandangan i lmu
ps iko log i manus ia adalah ind iv idu yang be la jar . Pandangan i lmu
sos io log i manus ia adalah animal sociale (b inatang yang
bermasyarakat ) . Menurut Ar is to te les i lmu po l i t ika manus ia sebagai
animal politicon (b inatang yang h idup berpo l i t ik ) . Pandangan i lmu
ekonomi manus ia adalah Animal econominicus (binatang yang terus
berusaha memperoleh kemakmuran materiil). Manusia menurut pandangan
filsafat manusia adalah:
1. Manusia seutuhnya (animal symbolicum).
2. Hewan yang mempunyai kemampuan menggunakan simbol-simbol untuk
menyatakan pikiran sebagaimilik manusia yang unik (animal rationale).
3. Hewan yang mempunyai kemampuan untuk menggunakan simbol-simbol
untuk mengkomunikasikan pikirannya (animal sociale).
4. H e w a n y a n g m e m p u n y a i k e m a m p u a n m e n g g u n a k a n
s i m b o l - s i m b o l u n t u k m e n a l a r d a n m e n y a d a r i sebagai
pribadi yang menalar.
4
5. Hewan yang mempunyai kemampuan menggunakan s imbol -
s imbol untuk mengkombinas ikan unsur- unsur yang menghasilkan
suatu yang kreatif.
6. Hewan yang mempunyai kemampuan menggunakan s imbol -
s imbol maka dapat mengadakan perbedaan moral.
7. Hewan yang mempunyai kemampuan menggunakan simbol-simbol
dapat menyadari diri sendiri sebagai pribadi.
Sifat-sifat manusia yang demikian harus dipahami oleh para pelaku
pendidikan sebagai dasar pengembangan proses pendidikan guna
mencapai hasil sebagaimana diharapkan baik untuk masa depan peserta didik itu
sendirimaupun untuk pembangunan secara luas.
Manusia sebagai Makhluk Individu
Setiap insan yang dilahirkan tentunya mempunyai pribadi yang berbeda atau
menjadi dirinya sendiri, sekalipunsanak kembar. Itulah uniknya manusia. Karena
dengan adanya individulitas itu setiap orang memiliki kehendak, perasaan, cita-
cita, kecenderungan, semangat, daya tahan yang berbeda. Kesanggupan untuk
memikul tanggung jawab sendiri merupakan ciri yang sangat essensial dari
adanya individualitas pada diri setiap insan.
Mengenal perbedaan individual murid ini sangat penting bagi guru, yaitu guru
dapat menyikapi siswa dengancara tertentu dalam proses pembelajaran. Guru
tidak bisa memperlakukan siswa secara seragam. Keunikan siswahendaknya
dihadapi dengan cara-cara yang beragam guna mencapai efektifitas
pembelajaran.
Menurut Oxendine dalam (Tim Dosen TEP, 2005) bahwa perbedaan
individualitas setiap insan nampak secarakhusus pada aspek sebagai berikut
1. Perbedaan fisik: usia, tingkat dan berat badan, jenis kelamin,
pendengaran, penglihatan, kemampuan bertindak.
2. Perbedaan sosial: status ekonomi,agama, hubungan keluarga,
suku.
5
3. Perbedaan kepribadian: watak, motif, minat dan sikap.
4 . Pe rbedaan kecakapan a tau kepanda ian
Sifat-sifat keindividualitasan setiap insan perlu ditumbuhkembangkan
melalui pendidikan agar bisa menjadikenya taan , d i s i n i pend id i kan
be r fungs i memban tu pese r ta d i d i k un tuk memben tuk
kep r i bad ianya a tau keindividualannya. Sebagai makhluk individu, manusia
memerlukan pola tingkah lak yang bukan merupakan tindakan instingtif, dan
hal ini hanya bisa diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman
belajar. Pendidikan harus mengembangkan peserta didik agar mampu
menolong dirinya sendiri.Pendidik hanya menunjukan jalan dan
memberikan motivasi bagaimana cara memperoleh sesuatu dalam
mengembangkan dirinya. Artinya bahwa dalam proses pendidikan itu yang aktif
bukan hanya pendidik tetapi juga peserta didik. Proses pendidikan adalah
tindakan bersama, berlangsung dalam suatu pergaulan timbal balik,yang juga
memperhatikan kepribadian tiap peserta didik, kesefahaman,keserasian,
kebersamaan antara pendidik dan peserta didik untuk menumbuhkan rasa
saling percaya dan ini merupakan dasar untuk menumbuhkan
kewibawaan pendidik. Pendidikan adalah suatu hak fundamental, maka
masyarakat mempunyai kewajiban untuk memberikan kesempatan
pendidikan yang diimplikasikan oleh hak itu. Pendidikan merupakan
tanggung jawab bersama antara keluarga, pemerintah dan masyarakat. Dilain
pihak dikatan bahwa pendidikan berhubungan untuk ”dapat membangun diri
sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa”.
Manusia sebagai Makhluk Sosial
Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia
tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Sebagai
makhluk sosial karena manusia menjalankan peranannya dengan
menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan pemikiran dan
perasaanya. Manusia tidak dapat menyadari individualitas, kecuali melalui
medium kehidupan sosial.
6
Manisfestasi manusia sebagai makhluk sosial, nampak pada kenyataan bahwa
tidak pernah ada manusia yang mampu menjalani kehidupan ini tanpa bantuan
orang lain.
Kesadaran manusia sebagai makhluk sosial, justru memberikan rasa
tanggungjawab untuk mengayomi individu yang jauh lebih ”lemah” dari pada
wujud sosial yang ”besar” dan ”kuat”. Kehidupan sosial, kebersamaan, baik itu
non formal (masyarakat) maupun dalam bentuk-bentuk formal (institusi, negara)
dengan wibawanya wajib mengayomi individu.
Esensi manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya adalah
kesadaran manusia tentang status dan posisi dirinya adalah kehidupan
bersama, serta bagaimana tanggungjawab dan kewajibannya di dalam
kebersamaan.
Hakekat manusia sebagai makhluk sosial dan politik akan membentuk hukum,
mendirikan kaidah perilaku, serta bekerja sama dalam kelompok yang lebih
besar. Dalam perkembangan ini, spesialisasi dan integrasi atau
organissai harus saling membantu. Sebab kemajuan manusia
nampaknya akan bersandar kepada kemampuan manus ia un tuk
ke r j asama da lam ke lompok yang l eb ih besa r . Ke r j asama sos ia l
me rupakan sya ra t un tuk kehidupan yang baik dalam masyarakat yang
saling membutuhkan.
Melalui pendidikan dapat dikembangkan suatu keadaan yang seimbang antara
perkembangan aspek individual,sosial, moral dan religi, agar menjadi manusia
yang bisa menjalani kehidupan bersama.
Manusia sebagai Makhluk Susila
Susila berasal dari kata su dan sila yang artinya kepantasan yang lebih
tinggi. Menurut bahasa ilmiah sering digunakan istilah etiket (persoalan
kepantasan dan kesopanan) dan etika (persoalan kebaikan). Jasi kesusilaan
selalu berhubungan dengan nilai-nilai. Pada hakekatnya manusia
memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan susila, serta
melaksanakannya sehingga dikatakan manusia itu adalah makhluk
susila. Dirjarkara mengartikan manusia susila sebagai manusia yang memiliki
7
nilai-nilai tersebut dalam perbuatan. Nilai-nilai merupakan sesuatu yang
dijunjung tinggi oleh manusia karena mengandung makna kebaikan,
keluhuran, kemuliaan dan sebagainya, sehingga dapat diyakini dan dijadikan
pedoman dalam hidup.
Hubungan dan kebersamaan dengan sesama manusialah manusia dapat hidup
dan berkembang sebagai manusia.Manusia bertindak, tidak sembarang
bertindak, melainkan mereka dapat mempertimbangkan, merancang, dan
mengarahkan tindakannya. Persoalan mengenai masalah apakah
tindakannya baik dan tidak baik, adalah persoalan tentang nilai,
persoalan norma, persoalan moral atau susila. Peran pendidikan disini
membantumengarahkan perbuatan anak dalam kehidupannya dimasa
mendatang. Dengan pendidikan pula peserta didik dapat tumbuh
kesadarannya terhadap nilai, dapat tumbuh suatu sikap untuk berbuat
dan mau berbuat selarasdengan nilai, atau berbuat selaras dengan apa yang
seharusnya diperbuat. Perbuatan yang selaras dengan nilaiitulah yang menjadi
inti dari perbuatan yang bertanggung jawab.
Pandangan manusia sebagai makhluk susila atau bermoral, bersumber
pada kepercayaan bahwa budi nuranimanusia secara apriori adalah sadar
nilai dan pengabdi norma-norma. Pendirian ini sesuai dengan analisa ilmu jiwa
dalam tentang struktur jiwa (das Es, das Ich dan das uber ich). Struktur jiwa
yang disebut das Uber Ich (super ego) yang sadar nilai esensial manusia
sebagai makhluk susila. Kesadaran susila ( sense of morality) tidak dapat
dipisahkan dengan realitas sosial, sebab adanya nilai, efektifitas nilai,
berfungsinya nilai hanya ada dida lam keh idupan sos ia l , a r t i nya
kesus i l aan a tau mora l i t as ada lah f ungs i sos ia l . T i ap hubungan
sos ia l mengandung hubungan moral. “Tiada hubungan sosial tanpa hubungan
susila, dan tiada hubungan susila tanpahubungan sosial”.
Kodrat manusia sebagai makhluk susila dapat hidup aktif-kreatif, sadar
diri dan sadar lingkungan, makaintervensi pendidikan bukan hanya sekedar
penanaman kebiasaan atau latihan namun juga memerlukan motivasidan
pemb inaan ka ta ha t i a t au ha t i nu ran i yang ke lak akan
memben tuk sua tu kepu tusan . O leh ka rena i t u pendidikan harus
mampu menciptakan manusia susila, dengan mengusahakan peserta didik
8
menjadi manusia pendukung norma, kaidah, dan nilai-nilai susila dan sosial yang
dijunjung tinggi oleh masyarakatnya.
Pentingnya mengetahui dan menerapkan secara nyata norma,nilai dan
kaidah masyarakat dalam kehidupansehari-hari mempunyai beberapa
alasan, antara lain:
1. Untuk kepentingan dirinya sendiri sebagai individu
Setiap individu harus dapat menyesuaikan terhadap kehidupan dan
bertingkah laku sesuai norma, nilai, danka idah yang be r l aku
pada masya raka t , aga r i nd i v i du t e r sebu t merasa aman ,
d i t e r ima da lam ke lompok masyarakat tersebut.
2. Untuk kepentingan stabilitas kehidupan masyarakat itu sendiri
Dalam kehidupan bermasyarakat tentunya memiliki aturan yang
berupa norma, nilai dan kaidah sosial yangmengatur tingkah laku
individu yang bergabung didalamya. Norma, nilai dan kaidah sosial tersebut
merupakanhasil persetujuan bersama demi untuk dilaksanakan
dalam kehidupan bersama, demi untuk mencapai tujuan bersama.
Manusia sebagai Makhluk Keberagamaan
Manusia adalah makhluk beragama, dalam arti bahwa mereka percaya dan/atau
menyembah Tuha, melakukanritual (ibadah) atau upacara-upacara. Suatu
fenomena bahwa manusia menyembah, berdoa, menyesali diri danminta ampun
kepada sesuatu yang ghaib, walaupun kemudian ada yang menjadi agnostic
(tidak mau tahu akanadanya Tuhan) atau atheis (mengingkari adanya
Tuhan). Mereka cenderung untuk mengganti Tuhan yang bersifat pribadi
seperti negara, ras, proses alam, pengabdian total untuk mencari kebenaran
atau ideal-ideal yang lain.
Hubungan pribadi manusia dengan Tuhan lebih bersifat trasendental,
karena hubungan ini lebih banyak melibatkan rohani pribadi manusia
yang bersifat perseorangan. Dengan adanya agama maka manusia
mulaimenganutnya. Beragama merupakan kebutuhan manusia karena manusia
adalah makhluk yang lemah sehinggamemerlukan tempat bertopang.
9
Manusia memerlukan agama demi keselamatan hidupnya. Manusia
dapatmenghayati agama melalui proses pendidikan agama, penanaman sikap
dan kebiasaan dalam beragama dimulais e d i n i m u n g k i n , m e s k i p u n
m a s i h t e r b a t a s p a d a l a t i h a n k e b i a s a a n ( habit formation) .
T e t a p i s e b a g a i pengembangan pengkajian lebih lanjut tentunya tidak
dapat diserahkan hanya kepada satu pihak sekolah saja atau orang tua saja
melainkan keduannya harus berperan. Oleh karena itu dimasukkannya kurikulum
pendidikanagama di sekolah-sekolah.
Tugas pendidikan yaitu membina pribadi manusia untuk mengerti, memahami,
menghayati, dan mengamalkan aspek-aspek religi dalam menjalani kehidupan
sehari-hari. Selaras dengan pandangan manusia sebagai makhluk beragama,
maka menggali nilai-nilai yang melandasi pendidikan itu hendaknya
memperhatikan nilai-nilai yang bersumber pada Tuhan Yang Maha Esa dengan
meyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akherat.
POTENSI MANUSIA
Manusia dikaruniai fasilitas istimewa dan tidak dimiliki makhluk lain yaitu berupa
akal. Dengan akal, Tuhanmemberi tugas untuk mengatur, mengelola,
memberdayakan dan menjaga kelestarian alam. Manusia
jugad ibe r i kan ke leb ihan ya i t u r asa , ka rsa , c i p ta , ka rya , dan
ha t i nu ran i . Da r i semua ke leb ihan t e r sebu t b i sa dikembangkan
kedalam potensi-potensi yang bersumber dari cipta, yaitu potensi
intelektual atau intelectual quontien (IQ). Potensi dari rasa, yakni potensi
emosional atau emosional quontien (EQ) dan potensi spiritual atau spiritual
quontien (SQ). Sedangkan potensi yang bersumber dari karsa adalah potensi
ketahanmalangan atau adversity quontien (AQ) dan potensi vokasional quontien
(VQ).
Dengan IQ, manusia mampu menyatakan benar dan salah berdasarkan
intelektual. Kita mampu menghitung,membuat konstruksi bangunan,
meyusun program. Dengan EQ, manusia mampu mengendalikan
amarah,memiliki rasa iba, kasih sayang, tanggung jawab, kerjasama
dn kesenia (estetika). Dengan adanya EQ makamuncul sikap sabar,
lemah lembut ataupun sebaliknya. Dengan SQ, manusia membedakan mana
yang baik danyang buruk. Potensi ini sangat terkait dengan etika atau
10
nilai-nilai moral, baik dan buruk, serta nilai-nilai keagamaan. Dengan AQ,
manusia mampu menghadapi berbagai hambatan dan tantangan hidup. Dengan
adanyain i muncu l s i kap t abah , t angguh , memi l i k i daya j uang
dan k rea t i f i t as . Dengan VQ, manus ia mampu dan cenderung pada
bidang-bidang ketrampilan atau kejuruan. Misalnya bidang olahraga, kesenian,
dan teknik. Pada hakekatnya, kedua potensi AQ dan VQ merupakan
manisfestasi dari berbagai potensi diri yang direalisasikan dalam tindakan.
Berikut akan dideskripsikan bagaimana potensi-potensi itu berproses pada diri
manusia. Potensi pikir, awal dari proses pengembangan diri manusia.
Contoh, seorang pelukis ingin membuat sebuah gambar yang
menarik menurut pendiriannya. Dia punyai ide atau pikiran wujud benda yang
mau dilukis, katakanlah gambar wanita.Setelah ide itu muncul dan pikiran
mulai berproses, selanjutnya dia menilai secara psikologis (rasa)
bahwamodel gambar wanita yang mau dilukis itu cocok, indah, dan menarik.
Berikutnya muncul kehendak (rasa) untuk mewujudkan keinginan membuat
lukisan wanita itu. Kehendak akan muncul dan ingin diwujudkan apabila
hasil penilaian psikologis (rasa) cocok dengan selera sang pelukis. Selanjutnya,
ketika pada diri manusia sudah adakehendak untuk mewujudkan lukisan
wanita, daya cipta muncul bagaimana memulai dan
menggambarkanmodel lukisan yang diinginkan. Hasil dari daya cipta
ditunjukkan dengan wujud nyata, yakni yang berupa luk i san wan i t a
sebaga imana yang d ibayangkannya . Ka rena manus ia ada lah
mah luk be re t i ka , t e rmasuk pelukisnya juga mahluk etika, maka
karya cipta manuisa itu harus mengandung nilai etika. Tidak
semaunya pelukis itu membuat lukisan apapun tanpa mempertimbangkan etika.
Kalau tidak, walaupun karya ciptanya bisaditerima orang lain, itu sangat terbatas.
Tetapi jika etika sosial dan keagamaan menjadi dasar dari semua karyacipta
manusia akan sangat memungkinkan untuk diterima oleh lebih banyak orang dan
lebih abadi. Inilah fungsidaripada potensi hati nurani dalam diri manusia, yang
berfungsi sebagai penyeleksi dan memberi penerangan pada setiap karya cipta
manusia.
FILOSOFI TAKDIR
11
Masalah takdir telah dibicarakan sejak 333-263 SM oleh filsafat kaum stoa,
dimana kaum stoa memiliki pengaruh yang sangat kuat pada zaman itu, kata
stoa diambil dari kata Yunani “stoa poikile” . menurut mereka bahwa segala
sesuatu yang ada di muka bumi telah ditetapkan oleh Sang Penciptanya dimana
hukum takdir berlaku bahwa semua yang ada di jagat raya ini tidak bisa luput dari
keberlangsungan dan hukum itu mutlak menurut mereka. Sehingga untuk
mencapai kearmonisan dan keselarasan dalam menjalani takdir maka Zenon
merancang ajaran etikanya agar makhluk hidup bisa menjadikannya sebagai
pedoman.
Pernah saya baca sebuah artikel di dalam artikel ini menulis bahwa :
“ seringkali dalam hidup manusia ada banyak keinginan yang tifdak terwujud, ada
banyak harapan yang tidak bisa dikerjakan walaupun manusia telah berusaha
sekuat tenaga dan sebisanya, pada awalnya sih dianggap sebagai kenyataan
yang harus diterima, namun kalau hal tersebut terus berulang, maka akan timbul
pertanyaan apakan takdir identik dengan hal-hal yang tidak diharapkan saja???”
namun ketika saya berpikir secara tajam dan merasakan secara mendalam,
maka dapat saya katakan bahwa “ semua yang manusia kerjakan dalam
hidupnya tidak ada yang sia-sia karena walaupun gagal namun semuanya
menjadi pembelajaran dalam hidup, karena takdir, nasib, dan skenario kehidupan
manusia telah di tentukan oleh yang menciptakan kita (sesuai konsep
kepercayaan setiap individu), karena menurut Phyro “Manusia selalu keliru dalam
menanggapi apapun yang terjadi dalam menerus hidupnya.
Ada Peribahasa yang berbunyi “quod factum est, infactum fieri nequit” yang
berarti bila suatu peristiwa telah terjadi, tidak ada sesuatupun yang dapat
mengubahnya dan kekuasaan duniawi maupun surgawi tidak dapat
mempengaruhinya lagi.
FILOSOFI PERJUANGAN
Hidup ini berlangsung di dalam suatu proses yang terus menerus. Terus
menerus bekerja, berjuang mempertahankan hidup, bahkan dar evolusi diketahui
bahwa sebelum kehidupan. ada disemesta proses perjuang itu telah berlangsung
untuk membuahkaan kehidupan baru.
Secara sederhana, pikiran manusia dapat di kategorikan dalam dua aspek
dengan ciri dan fungsinya masing-masing:
12
Pertama “Pikiran itu sendiri. Dapat dikatakan bahwa pikiran jenis pertama ini
bekerja di alam bawa sadar kita, pada wilayah kerja pikiran ini banya menyimpan
misteri” berkaitan dengan pikiran ini E.R. Hilgard mengungkapkan apa yang
disebutnya hidden observer dalam observasinya, Hilgard menentukan pada
banyak subjek yang di hipnotis bahwa sebagian dari pikiran yang tidak berada
dalam kesadaran tampaknya bertindak sebagai penonton terhadap apa yang
dialami oleh subjek yang diobservasi.
Kedua “ pikiran yang akan memahami dirinya sendiri, pikiran ini identik dengan
kata Akal, Akal Budi yang biasa dipakai untuk memahai pikiran, melalui jenis
pikiran kedua ini manusia bisa menafsirkan suatu nilai yang muncul dalam pikiran
, oleh karena itu ada kalimat : “berpikir sebelum berbicara” dari kalimat ini dapat
dikatakan bahwa hendaknya setiap manausia dapat menggunakan akal budinya
dalam mempertimbangkan baik buruknya segala sesuatu sebelum di ungkapkan.
Fungsi pikiran kgedua ini dapat juga dikatakan sebagai perilaku.
Perilaku kehidupan manusia dari lahir sampai mati diwarnai perjuangan. Lahir
saja sudah harus berjuang, apalagji setelah lahir dan berproses tumbuh dewasa,
ada ungkapan klasik yang berbunyi : “Hidup adalah perjuangan, dan perjuangan
berarti memilih, untuk memilik manusia harus memiliki pengetahuan yang
sistematis.
Perjuangan dapat dijelaskan secara singkat secara sederhana apapun yang
manusi aperoleh sekarang ini tak pernah terbayangkan sebelumnya, namun
melalui perjuangan semua yang terjadi sekarang ini terjadi, walaupun dalam
prosesnya mengalami berbagai tantangan “Trial and Eror”.
FILOSOFI AGAMA
13