20
FILOSOFI KEHIDUPAN Pertanyaan yang yang sering melikupi kehidupan manusia yang tidak pernah tuntas untuk diselesaikan karena selesai satu timbul lagi yang lain selama ini, kehidupan penuh dengan misteri bagaimana manusia menjalaninya?. Awal dari abad ke 6 meupakan langkah awal menjawab pertanyaan tersebut dengan merubah pola pikir MITOS dengan LOGOS (Logika), dimana sejak awal abad ke 6 para pemikir di wilayah Miletos sudah mencoba memahami dan menjelaskan dunia dan gejalah – gejalah kehidupan tanpa bersandar pada mitos lagi, melainkan pada hasil pemikiran yang logis (Logos). Logos berarti : kata (Tuturan, Bahasa) atau akal budi. Karena dengan logos mereka mencari prinsip-prinsip rasional dan objektif untuk menjelaskan keteraturan dunia dan posisi manusia didalamnya, sejak saat itulah dimulai sejarah filsafat kuno. Filsafat sebagai induk ilmu pelan-pelan menjadi “KURUS”, karena di tinggalkan oleh berbagai cabang ilmu yang sebelumnya menyatu dengan Filsafat, bagaimnapun juga sekarang terdapat wilayah tertentu yang belum mampu digarap oleh ilmu lain kecuali oleh filsafat. Wilayah tersebut antara lain: nilai (Velue), entah nilai barang maupun nilai hidup. Hal tersebut membuat filsafat tetap menjadi ilmu yang belum btergantikan peranannya, karena menggantikan sesuatu dengan bantuan akal budi untuk mengetahui sesuatu yang terdalam dari sesuatu itu tetap menjadi wilayah garapan filsafat. Filsafat sebagai pengetahuan yang sistematis, metode dan koheren¸tentang seluruh kenyataan dari sisi yang paling 1

Konsep Hakikat Hidup Manusia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Konsep Hakikat Hidup Manusia

FILOSOFI KEHIDUPAN

Pertanyaan yang yang sering melikupi kehidupan manusia yang tidak pernah

tuntas untuk diselesaikan karena selesai satu timbul lagi yang lain selama ini,

kehidupan penuh dengan misteri bagaimana manusia menjalaninya?. Awal dari

abad ke 6 meupakan langkah awal menjawab pertanyaan tersebut dengan

merubah pola pikir MITOS dengan LOGOS (Logika), dimana sejak awal abad ke

6 para pemikir di wilayah Miletos sudah mencoba memahami dan menjelaskan

dunia dan gejalah – gejalah kehidupan tanpa bersandar pada mitos lagi,

melainkan pada hasil pemikiran yang logis (Logos). Logos berarti : kata (Tuturan,

Bahasa) atau akal budi. Karena dengan logos mereka mencari prinsip-prinsip

rasional dan objektif untuk menjelaskan keteraturan dunia dan posisi manusia

didalamnya, sejak saat itulah dimulai sejarah filsafat kuno.

Filsafat sebagai induk ilmu pelan-pelan menjadi “KURUS”, karena di tinggalkan

oleh berbagai cabang ilmu yang sebelumnya menyatu dengan Filsafat,

bagaimnapun juga sekarang terdapat wilayah tertentu yang belum mampu

digarap oleh ilmu lain kecuali oleh filsafat. Wilayah tersebut antara lain: nilai

(Velue), entah nilai barang maupun nilai hidup. Hal tersebut membuat filsafat

tetap menjadi ilmu yang belum btergantikan peranannya, karena menggantikan

sesuatu dengan bantuan akal budi untuk mengetahui sesuatu yang terdalam dari

sesuatu itu tetap menjadi wilayah garapan filsafat.

Filsafat sebagai pengetahuan yang sistematis, metode dan koheren¸tentang

seluruh kenyataan dari sisi yang paling terdalam, disebut sistematis karena :

pengetahuan yang diperoleh merupakan sesuatu keseluruhan yang terpadu,

metodis karena menggunakan penalaran tertentu yaitu penalaran yang logis dan

Koheren karena setiap bagian merupakan rangkaian yang paling bersesuaian.

Yang menjadi objek kajian adalah seluruh kenyataan, sedangkan segi

pandangnya adalah segi yang paling mendalam. Dalam filsafat baarat, aspek

terdalam itu sering diterangkan sebagai “per ultimas causas”. Filsafat bertugas

menyelidiki sebab-sebab terakhir dari kenyataan.

TAHAPAN KEHIDUPAN

Bagaimana kehidupan itu bermula? Teilhard de Chardin seorang ahli dari Prancis

membedakan 3 fase dalam evolusi bumi yaitu :

1

Page 2: Konsep Hakikat Hidup Manusia

1. Fase geosfeer

Sering juga di sebut fase Pra-hidup yakni bagaimana terjadinhya matahari

dan sembilan planet

2. Fase Kehidupan atau Biosfer

Fase kehidupan mulai tampak dalam sel-sel, unit kehidupan yang terkecil.

Maka kehidupan cepat merata ke seluruh permukaan bumi.

3. Fase Pikiran atau Noosfeer

Fase ini diawali dari suatu peranyaan mendasar “Bagaimana Kehidupan itu

berlangsgung?” pertanyaan tersebut akan dijawab dengana membandingkan

aantara sesuatu yang memiliki kehidupan dengan sesuatu yang tidaak

memiliki kehidupan, dan antara makhluk hidup dengan mesin.

Dalam fase ini faktor terpenting adalah karakter umum makluk hidup dimana

dalam mengimplementasikan gagasan hidup tersebut lebih nyata pada

sisinya masing-masing.

Mengenai tahapan kehidupan seorang ahli biologi rusia yang bernama Oparin

menyatakan bahwa “mengapa molekul-molekul makhluk hidup tersusun

menyusun struktur ini-struktur ini ?, jawabannya adalah karena struktur-struktur

inilah yang dituntut oleh tujuan kehidupan, dan tujuan itu adalah demi kebaikan

yang seharmonis mungkin dari makhluk hidup dan spesiesnya.

Lebih lanjut oparin menambahkan bahwa :

1. Kehidupan itu berlangsung dalam suatu proses yang terus menerus bekerja,

berjuang dan menjadi sesuatu yang bermanfaat.

2. Kehidupan yang ada pada setiap makhluk hidup mempunyai tujuan, dengan

kata lain keberadaan makhluk hidup termasuk manusia dan itu tidak

kebetulan saja.

KONSEP HAKIKAT HIDUP MANUSIA

Terdiri dari 3 konsep hakikat dasar yaitu : Menerima, memberi dan berbagi

1. Menerima

Manusia terlahir kemudian menggunakan seluruh potensi dirinya untuk menerima

sesuatu (ikhlas), itulah hal pertama yang didapatkan manusia, "

manusia pada hakikatnya menerima

2

Page 3: Konsep Hakikat Hidup Manusia

2. Memberi

Manusia berkembang dengan mengikuti waktu, dimasa itu manusia mulai

mengumpulkan semua pengalamanyang diterima semasa perkembangannya,

karena hakikat manusia yang selalu menerima, di waktu yang samamanusia

sadar bahwa dirinya tidak sendiri, di saat aku memberikan senyuman karena

kebaikan (ikhlas), di waktuyang sama aku akan berjumpa dengan banyak

senyuman, "manusia pada hakikatnya memberi

3. Berbagi

Terakhir, dengan kedua hakikat tersebut secara tidak langsung manusia selalu

berbagi, kehidupan ada karena adayang mener ima dan ada yang

member i , secara sadar ( ikh las) , set iap waktu manus ia se la lu

mener ima danmemberi, manusia menggunaka seluruh potensinya untuk

menerima dan disaat yang sama manusia memberikanseluruh potensinya untuk

kelangsungan hidup, "manusia pada hakikatnya berbagi"

Kesimpulan

"Disaat aku menggabungkan ketiga hakikat dasar, aku akan berjumpa dengan

satu kata yang selalu melekat padatiap hakikat dasar, kata itu adalah "ikhlas",

sederhana"

PENGERTIAN HAKIKAT MANUSIA

Hakekat manusia adalah sebagai berikut :

1. Makhluk yang memi l ik i tenga da lam yang dapat

menggerakkan h idupnya untuk memenuhi kebutuhan-

kebutuhannya.

2. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah

laku intelektual dan sosial.

3. yang mampu mengarahkan d i r inya ke tu juan yang pos i t i f

mampu mengatur dan mengont ro l d i r inya dan mampu

menentukan nasibnya.

4. Makhluk yang da lam proses menjad i berkembang dan terus

berkembang t idak pernah se lesa i ( tuntas) selama hidupnya.

5. I n d i v i d u y a n g d a l a m h i d u p n y a s e l a l u m e l i b a t k a n

d i r i n y a d a l a m u s a h a u n t u k m e w u j u d k a n

3

Page 4: Konsep Hakikat Hidup Manusia

d i r i n y a sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik

untuk ditempati

6. Suatu keberadaan yang berpotens i yang perwujudanya

merupakan ketakterdugaan dengan potens i yang tak terbatas

7. Makhluk Tuhan yang berar t i ia ada lah makhluk yang

mengandung kemungkinan ba ik dan jahat .

8. I n d i v i d u y a n g s a n g a t d i p e n g a r u h i o l e h l i n g k u n g a n

t e r u t a m a l i n g k u n g a n s o s i a l , b a h k a n i a t i d a k

b i s a  berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup

di dalam lingkungan sosial.

Manusia Menurut Pandangan Ilmiah dan Filsafat

Dalam pandangan klasik dan rasional tentang manusia faktanya manusia adalah

makhluk yang berakal. Menurut Plato akal adalah alat untuk mengarahkan budi

pekerti. Aristoteles juga berpendapat bahwa akal manusia adalah kekuatan

yang ter t ingg i dar i j iwa dan merupakan kebanggaan dan

keagungan manusia . Manus ia menurut  pandangan i lmu

Ant ropolog i ada lah homo sapien. Pandangan ant ropolog i budaya

manusia adalah organismesos io budaya. Pandangan i lmu

ps iko log i manus ia adalah ind iv idu yang be la jar . Pandangan i lmu

sos io log i manus ia adalah animal sociale (b inatang yang

bermasyarakat ) . Menurut Ar is to te les i lmu po l i t ika manus ia sebagai

animal politicon (b inatang yang h idup berpo l i t ik ) . Pandangan i lmu

ekonomi manus ia adalah Animal  econominicus (binatang yang terus

berusaha memperoleh kemakmuran materiil). Manusia menurut pandangan

filsafat manusia adalah:

1. Manusia seutuhnya (animal symbolicum).

2. Hewan yang mempunyai kemampuan menggunakan simbol-simbol untuk

menyatakan pikiran sebagaimilik manusia yang unik (animal rationale).

3. Hewan yang mempunyai kemampuan untuk menggunakan simbol-simbol

untuk mengkomunikasikan pikirannya (animal sociale).

4. H e w a n y a n g m e m p u n y a i k e m a m p u a n m e n g g u n a k a n

s i m b o l - s i m b o l u n t u k m e n a l a r d a n m e n y a d a r i sebagai

pribadi yang menalar.

4

Page 5: Konsep Hakikat Hidup Manusia

5. Hewan yang mempunyai kemampuan menggunakan s imbol -

s imbol untuk mengkombinas ikan unsur- unsur yang menghasilkan

suatu yang kreatif.

6. Hewan yang mempunyai kemampuan menggunakan s imbol -

s imbol maka dapat mengadakan perbedaan moral.

7. Hewan yang mempunyai kemampuan menggunakan simbol-simbol

dapat menyadari diri sendiri sebagai  pribadi.

Sifat-sifat manusia yang demikian harus dipahami oleh para pelaku

pendidikan sebagai dasar pengembangan proses pendidikan guna

mencapai hasil sebagaimana diharapkan baik untuk masa depan peserta didik itu

sendirimaupun untuk pembangunan secara luas.

Manusia sebagai Makhluk Individu

Setiap insan yang dilahirkan tentunya mempunyai pribadi yang berbeda atau

menjadi dirinya sendiri, sekalipunsanak kembar. Itulah uniknya manusia. Karena

dengan adanya individulitas itu setiap orang memiliki kehendak, perasaan, cita-

cita, kecenderungan, semangat, daya tahan yang berbeda. Kesanggupan untuk

memikul tanggung jawab sendiri merupakan ciri yang sangat essensial dari

adanya individualitas pada diri setiap insan.

Mengenal perbedaan individual murid ini sangat penting bagi guru, yaitu guru

dapat menyikapi siswa dengancara tertentu dalam proses pembelajaran. Guru

tidak bisa memperlakukan siswa secara seragam. Keunikan siswahendaknya

dihadapi dengan cara-cara yang beragam guna mencapai efektifitas

pembelajaran.

Menurut Oxendine dalam (Tim Dosen TEP, 2005) bahwa perbedaan

individualitas setiap insan nampak secarakhusus pada aspek sebagai berikut

1. Perbedaan fisik: usia, tingkat dan berat badan, jenis kelamin,

pendengaran, penglihatan, kemampuan bertindak.

2. Perbedaan sosial: status ekonomi,agama, hubungan keluarga,

suku.

5

Page 6: Konsep Hakikat Hidup Manusia

3. Perbedaan kepribadian: watak, motif, minat dan sikap.

4 . Pe rbedaan kecakapan a tau kepanda ian

Sifat-sifat keindividualitasan setiap insan perlu ditumbuhkembangkan

melalui pendidikan agar bisa menjadikenya taan , d i s i n i pend id i kan

be r fungs i memban tu pese r ta d i d i k un tuk memben tuk

kep r i bad ianya a tau keindividualannya. Sebagai makhluk individu, manusia

memerlukan pola tingkah lak yang bukan merupakan tindakan instingtif, dan

hal ini hanya bisa diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman

belajar. Pendidikan harus mengembangkan peserta didik agar mampu

menolong dirinya sendiri.Pendidik hanya menunjukan jalan dan

memberikan motivasi bagaimana cara memperoleh sesuatu dalam

mengembangkan dirinya. Artinya bahwa dalam proses pendidikan itu yang aktif

bukan hanya pendidik tetapi juga peserta didik. Proses pendidikan adalah

tindakan bersama, berlangsung dalam suatu pergaulan timbal balik,yang juga

memperhatikan kepribadian tiap peserta didik, kesefahaman,keserasian,

kebersamaan antara pendidik dan peserta didik untuk menumbuhkan rasa

saling percaya dan ini merupakan dasar untuk menumbuhkan

kewibawaan pendidik. Pendidikan adalah suatu hak fundamental, maka

masyarakat mempunyai kewajiban untuk memberikan kesempatan

pendidikan yang diimplikasikan oleh hak itu. Pendidikan merupakan

tanggung jawab bersama antara keluarga, pemerintah dan masyarakat. Dilain

pihak dikatan bahwa pendidikan berhubungan untuk ”dapat membangun diri

sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa”.

Manusia sebagai Makhluk Sosial

Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia

tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Sebagai

makhluk sosial karena manusia menjalankan peranannya dengan

menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan pemikiran dan

perasaanya. Manusia tidak dapat menyadari individualitas, kecuali melalui

medium kehidupan sosial.

6

Page 7: Konsep Hakikat Hidup Manusia

Manisfestasi manusia sebagai makhluk sosial, nampak pada kenyataan bahwa

tidak pernah ada manusia yang mampu menjalani kehidupan ini tanpa bantuan

orang lain.

Kesadaran manusia sebagai makhluk sosial, justru memberikan rasa

tanggungjawab untuk mengayomi individu yang jauh lebih ”lemah” dari pada

wujud sosial yang ”besar” dan ”kuat”. Kehidupan sosial, kebersamaan, baik itu

non formal (masyarakat) maupun dalam bentuk-bentuk formal (institusi, negara)

dengan wibawanya wajib mengayomi individu.

Esensi manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya adalah

kesadaran manusia tentang status dan posisi dirinya adalah kehidupan

bersama, serta bagaimana tanggungjawab dan kewajibannya di dalam

kebersamaan.

Hakekat manusia sebagai makhluk sosial dan politik akan membentuk hukum,

mendirikan kaidah perilaku, serta bekerja sama dalam kelompok yang lebih

besar. Dalam perkembangan ini, spesialisasi dan integrasi atau

organissai harus saling membantu. Sebab kemajuan manusia

nampaknya akan bersandar kepada kemampuan manus ia un tuk

ke r j asama da lam ke lompok yang l eb ih besa r . Ke r j asama sos ia l

me rupakan sya ra t un tuk   kehidupan yang baik dalam masyarakat yang

saling membutuhkan.

Melalui pendidikan dapat dikembangkan suatu keadaan yang seimbang antara

perkembangan aspek individual,sosial, moral dan religi, agar menjadi manusia

yang bisa menjalani kehidupan bersama.

Manusia sebagai Makhluk Susila

Susila berasal dari kata  su dan sila yang artinya kepantasan yang lebih

tinggi. Menurut bahasa ilmiah sering digunakan istilah etiket (persoalan

kepantasan dan kesopanan) dan etika (persoalan kebaikan). Jasi kesusilaan

selalu berhubungan dengan nilai-nilai. Pada hakekatnya manusia

memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan susila, serta

melaksanakannya sehingga dikatakan manusia itu adalah makhluk

susila. Dirjarkara mengartikan manusia susila sebagai manusia yang memiliki

7

Page 8: Konsep Hakikat Hidup Manusia

nilai-nilai tersebut dalam perbuatan. Nilai-nilai merupakan sesuatu yang

dijunjung tinggi oleh manusia karena mengandung makna kebaikan,

keluhuran, kemuliaan dan sebagainya, sehingga dapat diyakini dan dijadikan

pedoman dalam hidup.

Hubungan dan kebersamaan dengan sesama manusialah manusia dapat hidup

dan berkembang sebagai manusia.Manusia bertindak, tidak sembarang

bertindak, melainkan mereka dapat mempertimbangkan, merancang, dan

mengarahkan tindakannya. Persoalan mengenai masalah apakah

tindakannya baik dan tidak baik, adalah  persoalan tentang nilai,

persoalan norma, persoalan moral atau susila. Peran pendidikan disini

membantumengarahkan perbuatan anak dalam kehidupannya dimasa

mendatang. Dengan pendidikan pula peserta didik dapat tumbuh

kesadarannya terhadap nilai, dapat tumbuh suatu sikap untuk berbuat

dan mau berbuat selarasdengan nilai, atau berbuat selaras dengan apa yang

seharusnya diperbuat. Perbuatan yang selaras dengan nilaiitulah yang menjadi

inti dari perbuatan yang bertanggung jawab.

Pandangan manusia sebagai makhluk susila atau bermoral, bersumber

pada kepercayaan bahwa budi nuranimanusia secara apriori adalah sadar

nilai dan pengabdi norma-norma. Pendirian ini sesuai dengan analisa ilmu jiwa

dalam tentang struktur jiwa (das Es, das Ich dan das uber ich). Struktur jiwa

yang disebut das Uber Ich (super ego) yang sadar nilai esensial manusia

sebagai makhluk susila. Kesadaran susila ( sense of morality) tidak dapat

dipisahkan dengan realitas sosial, sebab adanya nilai, efektifitas nilai,

berfungsinya nilai hanya ada dida lam keh idupan sos ia l , a r t i nya

kesus i l aan a tau mora l i t as ada lah f ungs i sos ia l . T i ap hubungan

sos ia l mengandung hubungan moral. “Tiada hubungan sosial tanpa hubungan

susila, dan tiada hubungan susila tanpahubungan sosial”.

Kodrat manusia sebagai makhluk susila dapat hidup aktif-kreatif, sadar

diri dan sadar lingkungan, makaintervensi pendidikan bukan hanya sekedar

penanaman kebiasaan atau latihan namun juga memerlukan motivasidan

pemb inaan ka ta ha t i a t au ha t i nu ran i yang ke lak akan

memben tuk sua tu kepu tusan . O leh ka rena i t u  pendidikan harus

mampu menciptakan manusia susila, dengan mengusahakan peserta didik

8

Page 9: Konsep Hakikat Hidup Manusia

menjadi manusia pendukung norma, kaidah, dan nilai-nilai susila dan sosial yang

dijunjung tinggi oleh masyarakatnya.

Pentingnya mengetahui dan menerapkan secara nyata norma,nilai dan

kaidah masyarakat dalam kehidupansehari-hari mempunyai beberapa

alasan, antara lain:

1. Untuk kepentingan dirinya sendiri sebagai individu

Setiap individu harus dapat menyesuaikan terhadap kehidupan dan

bertingkah laku sesuai norma, nilai, danka idah yang be r l aku

pada masya raka t , aga r i nd i v i du t e r sebu t merasa aman ,

d i t e r ima da lam ke lompok  masyarakat tersebut.

2. Untuk kepentingan stabilitas kehidupan masyarakat itu sendiri

Dalam kehidupan bermasyarakat tentunya memiliki aturan yang

berupa norma, nilai dan kaidah sosial yangmengatur tingkah laku

individu yang bergabung didalamya. Norma, nilai dan kaidah sosial tersebut

merupakanhasil persetujuan bersama demi untuk dilaksanakan

dalam kehidupan bersama, demi untuk mencapai tujuan  bersama.

Manusia sebagai Makhluk Keberagamaan

Manusia adalah makhluk beragama, dalam arti bahwa mereka percaya dan/atau

menyembah Tuha, melakukanritual (ibadah) atau upacara-upacara. Suatu

fenomena bahwa manusia menyembah, berdoa, menyesali diri danminta ampun

kepada sesuatu yang ghaib, walaupun kemudian ada yang menjadi agnostic

(tidak mau tahu akanadanya Tuhan) atau atheis (mengingkari adanya

Tuhan). Mereka cenderung untuk mengganti Tuhan yang  bersifat pribadi

seperti negara, ras, proses alam, pengabdian total untuk mencari kebenaran

atau ideal-ideal yang lain.

Hubungan pribadi manusia dengan Tuhan lebih bersifat trasendental,

karena hubungan ini lebih banyak melibatkan rohani pribadi manusia

yang bersifat perseorangan. Dengan adanya agama maka manusia

mulaimenganutnya. Beragama merupakan kebutuhan manusia karena manusia

adalah makhluk yang lemah sehinggamemerlukan tempat bertopang.

9

Page 10: Konsep Hakikat Hidup Manusia

Manusia memerlukan agama demi keselamatan hidupnya. Manusia

dapatmenghayati agama melalui proses pendidikan agama, penanaman sikap

dan kebiasaan dalam beragama dimulais e d i n i m u n g k i n , m e s k i p u n

m a s i h t e r b a t a s p a d a l a t i h a n k e b i a s a a n ( habit formation) .

T e t a p i s e b a g a i  pengembangan pengkajian lebih lanjut tentunya tidak

dapat diserahkan hanya kepada satu pihak sekolah saja atau orang tua saja

melainkan keduannya harus berperan. Oleh karena itu dimasukkannya kurikulum

pendidikanagama di sekolah-sekolah.

Tugas pendidikan yaitu membina pribadi manusia untuk mengerti, memahami,

menghayati, dan mengamalkan aspek-aspek religi dalam menjalani kehidupan

sehari-hari. Selaras dengan pandangan manusia sebagai makhluk  beragama,

maka menggali nilai-nilai yang melandasi pendidikan itu hendaknya

memperhatikan nilai-nilai yang bersumber pada Tuhan Yang Maha Esa dengan

meyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akherat.

POTENSI MANUSIA

Manusia dikaruniai fasilitas istimewa dan tidak dimiliki makhluk lain yaitu berupa

akal. Dengan akal, Tuhanmemberi tugas untuk mengatur, mengelola,

memberdayakan dan menjaga kelestarian alam. Manusia

jugad ibe r i kan ke leb ihan ya i t u r asa , ka rsa , c i p ta , ka rya , dan

ha t i nu ran i . Da r i semua ke leb ihan t e r sebu t b i sa dikembangkan

kedalam potensi-potensi yang bersumber dari cipta, yaitu potensi

intelektual atau intelectual quontien (IQ). Potensi dari rasa, yakni potensi

emosional atau emosional quontien (EQ) dan potensi spiritual atau spiritual

quontien (SQ). Sedangkan potensi yang bersumber dari karsa adalah potensi

ketahanmalangan atau adversity quontien (AQ) dan potensi vokasional quontien

(VQ).

Dengan IQ, manusia mampu menyatakan benar dan salah berdasarkan

intelektual. Kita mampu menghitung,membuat konstruksi bangunan,

meyusun program. Dengan EQ, manusia mampu mengendalikan

amarah,memiliki rasa iba, kasih sayang, tanggung jawab, kerjasama

dn kesenia (estetika). Dengan adanya EQ makamuncul sikap sabar,

lemah lembut ataupun sebaliknya. Dengan SQ, manusia membedakan mana

yang baik danyang buruk. Potensi ini sangat terkait dengan etika atau

10

Page 11: Konsep Hakikat Hidup Manusia

nilai-nilai moral, baik dan buruk, serta nilai-nilai keagamaan. Dengan AQ,

manusia mampu menghadapi berbagai hambatan dan tantangan hidup. Dengan

adanyain i muncu l s i kap t abah , t angguh , memi l i k i daya j uang

dan k rea t i f i t as . Dengan VQ, manus ia mampu dan cenderung pada

bidang-bidang ketrampilan atau kejuruan. Misalnya bidang olahraga, kesenian,

dan teknik. Pada hakekatnya, kedua potensi AQ dan VQ merupakan

manisfestasi dari berbagai potensi diri yang direalisasikan dalam tindakan.

Berikut akan dideskripsikan bagaimana potensi-potensi itu berproses pada diri

manusia. Potensi pikir, awal dari proses pengembangan diri manusia.

Contoh, seorang pelukis ingin membuat sebuah gambar yang

menarik menurut pendiriannya. Dia punyai ide atau pikiran wujud benda yang

mau dilukis, katakanlah gambar wanita.Setelah ide itu muncul dan pikiran

mulai berproses, selanjutnya dia menilai secara psikologis (rasa)

bahwamodel gambar wanita yang mau dilukis itu cocok, indah, dan menarik.

Berikutnya muncul kehendak (rasa) untuk mewujudkan keinginan membuat

lukisan wanita itu. Kehendak akan muncul dan ingin diwujudkan apabila

hasil penilaian psikologis (rasa) cocok dengan selera sang pelukis. Selanjutnya,

ketika pada diri manusia sudah adakehendak untuk mewujudkan lukisan

wanita, daya cipta muncul bagaimana memulai dan

menggambarkanmodel lukisan yang diinginkan. Hasil dari daya cipta

ditunjukkan dengan wujud nyata, yakni yang berupa luk i san wan i t a

sebaga imana yang d ibayangkannya . Ka rena manus ia ada lah

mah luk be re t i ka , t e rmasuk    pelukisnya juga mahluk etika, maka

karya cipta manuisa itu harus mengandung nilai etika. Tidak

semaunya pelukis itu membuat lukisan apapun tanpa mempertimbangkan etika.

Kalau tidak, walaupun karya ciptanya bisaditerima orang lain, itu sangat terbatas.

Tetapi jika etika sosial dan keagamaan menjadi dasar dari semua karyacipta

manusia akan sangat memungkinkan untuk diterima oleh lebih banyak orang dan

lebih abadi. Inilah fungsidaripada potensi hati nurani dalam diri manusia, yang

berfungsi sebagai penyeleksi dan memberi penerangan pada setiap karya cipta

manusia.

FILOSOFI TAKDIR

11

Page 12: Konsep Hakikat Hidup Manusia

Masalah takdir telah dibicarakan sejak 333-263 SM oleh filsafat kaum stoa,

dimana kaum stoa memiliki pengaruh yang sangat kuat pada zaman itu, kata

stoa diambil dari kata Yunani “stoa poikile” . menurut mereka bahwa segala

sesuatu yang ada di muka bumi telah ditetapkan oleh Sang Penciptanya dimana

hukum takdir berlaku bahwa semua yang ada di jagat raya ini tidak bisa luput dari

keberlangsungan dan hukum itu mutlak menurut mereka. Sehingga untuk

mencapai kearmonisan dan keselarasan dalam menjalani takdir maka Zenon

merancang ajaran etikanya agar makhluk hidup bisa menjadikannya sebagai

pedoman.

Pernah saya baca sebuah artikel di dalam artikel ini menulis bahwa :

“ seringkali dalam hidup manusia ada banyak keinginan yang tifdak terwujud, ada

banyak harapan yang tidak bisa dikerjakan walaupun manusia telah berusaha

sekuat tenaga dan sebisanya, pada awalnya sih dianggap sebagai kenyataan

yang harus diterima, namun kalau hal tersebut terus berulang, maka akan timbul

pertanyaan apakan takdir identik dengan hal-hal yang tidak diharapkan saja???”

namun ketika saya berpikir secara tajam dan merasakan secara mendalam,

maka dapat saya katakan bahwa “ semua yang manusia kerjakan dalam

hidupnya tidak ada yang sia-sia karena walaupun gagal namun semuanya

menjadi pembelajaran dalam hidup, karena takdir, nasib, dan skenario kehidupan

manusia telah di tentukan oleh yang menciptakan kita (sesuai konsep

kepercayaan setiap individu), karena menurut Phyro “Manusia selalu keliru dalam

menanggapi apapun yang terjadi dalam menerus hidupnya.

Ada Peribahasa yang berbunyi “quod factum est, infactum fieri nequit” yang

berarti bila suatu peristiwa telah terjadi, tidak ada sesuatupun yang dapat

mengubahnya dan kekuasaan duniawi maupun surgawi tidak dapat

mempengaruhinya lagi.

FILOSOFI PERJUANGAN

Hidup ini berlangsung di dalam suatu proses yang terus menerus. Terus

menerus bekerja, berjuang mempertahankan hidup, bahkan dar evolusi diketahui

bahwa sebelum kehidupan. ada disemesta proses perjuang itu telah berlangsung

untuk membuahkaan kehidupan baru.

Secara sederhana, pikiran manusia dapat di kategorikan dalam dua aspek

dengan ciri dan fungsinya masing-masing:

12

Page 13: Konsep Hakikat Hidup Manusia

Pertama “Pikiran itu sendiri. Dapat dikatakan bahwa pikiran jenis pertama ini

bekerja di alam bawa sadar kita, pada wilayah kerja pikiran ini banya menyimpan

misteri” berkaitan dengan pikiran ini E.R. Hilgard mengungkapkan apa yang

disebutnya hidden observer dalam observasinya, Hilgard menentukan pada

banyak subjek yang di hipnotis bahwa sebagian dari pikiran yang tidak berada

dalam kesadaran tampaknya bertindak sebagai penonton terhadap apa yang

dialami oleh subjek yang diobservasi.

Kedua “ pikiran yang akan memahami dirinya sendiri, pikiran ini identik dengan

kata Akal, Akal Budi yang biasa dipakai untuk memahai pikiran, melalui jenis

pikiran kedua ini manusia bisa menafsirkan suatu nilai yang muncul dalam pikiran

, oleh karena itu ada kalimat : “berpikir sebelum berbicara” dari kalimat ini dapat

dikatakan bahwa hendaknya setiap manausia dapat menggunakan akal budinya

dalam mempertimbangkan baik buruknya segala sesuatu sebelum di ungkapkan.

Fungsi pikiran kgedua ini dapat juga dikatakan sebagai perilaku.

Perilaku kehidupan manusia dari lahir sampai mati diwarnai perjuangan. Lahir

saja sudah harus berjuang, apalagji setelah lahir dan berproses tumbuh dewasa,

ada ungkapan klasik yang berbunyi : “Hidup adalah perjuangan, dan perjuangan

berarti memilih, untuk memilik manusia harus memiliki pengetahuan yang

sistematis.

Perjuangan dapat dijelaskan secara singkat secara sederhana apapun yang

manusi aperoleh sekarang ini tak pernah terbayangkan sebelumnya, namun

melalui perjuangan semua yang terjadi sekarang ini terjadi, walaupun dalam

prosesnya mengalami berbagai tantangan “Trial and Eror”.

FILOSOFI AGAMA

13