KONSEP Spondylitis

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/7/2019 KONSEP Spondylitis

    1/10

    Spondylitis

    Spondilitis tuberculosa adalah infeksi yang sifatnya kronis berupa infeksi granulomatosis di

    sebabkan oleh kuman spesifik yaitu mycubacterium tuberculosa yang mengenai tulang vertebra

    (Abdurrahman, et al 1994; 144 )

    Etiologi

    Spondilitis tuberkulosa merupakan suatu tuberkulosis tulang yang sifatnya sekunder dari TBC

    tempat lain di tubuh. Penyebarannya secara hematogen, di duga terjadinya penyakit tersebut sering karena

    penyebaran hematogen dari infeksi traktus urinarius melalui pleksus Batson. Infeksi TBC vertebra di

    tandai dengan proses destruksi tulang progresif tetapi lambat di bagian depan (anterior vertebral body).

    Penyebaran dari jaringan yang mengalami pengejuan akan menghalangi proses pembentukan tulang

    sehingga berbentuk "tuberculos squestra". Sedang jaringan granulasi TBC akan penetrasi ke korteks dan

    terbentuk abses para vertebral yang dapat menjalar ke atas / bawah lewat ligamentum longitudinal anterior

    dan posterior. Sedang diskus Intervertebralis oleh karena avaskular lebih resisten tetapi akan mengalami

    dehidrasi dan terjadi penyempitan oleh karena dirusak jaringan granulasi TBC. Kerusakan progresif

    bagian anterior vertebra akan menimbulkan kiposis.

    Manifestasi klinis

    Keluhan utama pada klien Spodilitis tuberkulosa terdapat nyeri pada punggung bagian bawah.

    Pada awal dapat dijumpai nyeri radikuler yang mengelilingi dada atau perut. Nyeri dirasakan meningkat

    pada malam hari dan bertambah berat terutama pada saat pergerakan tulang belakang. Selain adanya

    keluhan utama tersebut klien bisa mengeluh, nafsu makan menurun, badan terasa lemah, sumer-sumer

    (Jawa) , keringat dingin dan penurunan berat badan.

    Pemeriksaan Penunjang

    A. Pemeriksaan laboratorium

    1) Pemeriksaan darah lengkap :leukositosis, LED meningkat

    2) Uji mantoux (+) TB

    3) Uji kultur : biakan batkeri

    4) Biopsi, jaringan granulasi atau kelenjar limfe regional

    5) Pemeriksaan hispatologis : dapat ditemukan tuberkel

  • 8/7/2019 KONSEP Spondylitis

    2/10

    B. Pemeriksaan Radiologis

    a) Foto toraks / X ray

    b) Pemeriksaan foto dengan zat kontras

    c) Foto polos vertebra

    d) Pemeriksaan mielografi

    e) CT scan atau CT dengan mielografi

    f) MRI

    Hasil pemeriksaan medik dan laboratorium.

    a. Radiologi

    - Terlihat gambaran distruksi vertebra terutama bagian anterior, sangat jarang

    menyerang area posterior.

    - Terdapat penyempitan diskus.

    - Gambaran abses para vertebral ( fusi form ).

    b. Laboratorium

    - Laju endap darah meningkat

    c. Tes tuberkulin.

    - Reaksi tuberkulin biasanya positif.

    Komplikasi

    Komplikasi dari spondilitis tuberkulosis yang paling serius adalah Potts

    paraplegia yang apabila muncul pada stadium awal disebabkan tekanan ekstradural oleh

    pus maupun sequester, atau invasi jaringan granulasi pada medula spinalis dan bila

    muncul pada stadium lanjut disebabkan oleh terbentuknya fibrosis dari jaringan granulasi

    atau perlekatan tulang (ankilosing) di atas kanalis spinalis.

    Mielografi dan MRI sangatlah bermanfaat untuk membedakan penyebab

    paraplegi ini. Paraplegi yang disebabkan oleh tekanan ekstradural oleh pus ataupun

    sequester membutuhkan tindakan operatif dengan cara dekompresi medulla spinalis dan

    saraf.

    Komplikasi lain yang mungkin terjadi adalah ruptur dari abses paravertebra

    torakal ke dalam pleura sehingga menyebabkan empiema tuberkulosis, sedangkan pada

  • 8/7/2019 KONSEP Spondylitis

    3/10

    vertebra lumbal maka nanah akan turun ke otot iliopsoas membentuk psoas abses yang

    merupakan cold abscess.

    Dampak Masalah

    a)Terhadap Individu.

    Sebagai orang sakit, khusus klien spondilitis tuberkolosa akan mengalami

    suatau perubahan, baik iru bio, psiko sosial dan spiritual yang akan selalu

    menimbulkan dampak yang di karenakan baik itu oleh proses penyakit ataupun

    pengobatan dan perawatan oelh karena adanya perubahan tersebut akan

    mempengaruhi pola - pola fungsi kesehatan antara lain :

    1. Pola nutrisi dan metabolisme.

    Akibat proses penyakitnya klien merasakan tubuhnya menjadi lemah dan

    anoreksia, sedangkan kebutuhan metabolisme tubuh semakin meningkat

    sehingga klien akan mengalami gangguan pada status nutrisinya.

    2. Pola aktifitas.

    Sehubungan dengan adanya kelemahan fisik nyeri pada punggung menyebabkan

    klien membatasi aktifitas fisik dan berkurangnya kemampuan dalam

    melaksanakan aktifitas fisik tersebut.

    3. Pola persepsi dan konsep diri.

    Klien dengan Spondilitis teberkulosa seringkali merasa malu terhadap bentuk

    tubuhnya dan kadang - kadang mengisolasi diri.

    b)Dampak terhadap keluarga.

    Dalam sebuah keluarga, jika salah satu anggota keluarga sakit, maka yang

    lain akan merasakan akibatnya yang akan mempengaruhi atau merubah segala

    kondisi aktivitas rutin dalam keluarga itu.

    PENATALAKSANAAN

    Penatalaksanaan spondilitis tuberkulosis ditujukan untuk eradikasi infeksi ,

    memberikan stabilitas pada tulang belakang dan menghentikan atau memperbaiki kifosis.

    Kriteria kesembuhan sebagian besar ditekankan pada tercapainya favourable status yang

    didefenisikan sebagai pasien dapat beraktifitas penuh tanpa membutuhkan kemoterapi

  • 8/7/2019 KONSEP Spondylitis

    4/10

    atau tindakan bedah lanjutan, tidak adanya keterlibatan system saraf pusat , focus infeksi

    yang tenang secara klinis maupun secara radiologis. (3,4,7)

    Pada prinsipnya pengobatan tuberkulosis tulang belakang harus dilakukan

    sesegera mungkin untuk menghentikan progresivitas penyakit serta mencegah paraplegia.

    Prinsip pengobatan paraplegia Pott sebagai berikut :

    1. Pemberian obat antituberkulosis

    2. Dekompresi medulla spinalis

    3. Menghilangkan/ menyingkirkan produk infeksi

    4. Stabilisasi vertebra dengan graft tulang (bone graft)

    Pengobatan terdiri atas :

    1. Terapi konservatif berupa:

    a. Tirah baring (bed rest)

    b. Memberi korset yang mencegah gerakan vertebra /membatasi gerak vertebra

    c. Memperbaiki keadaan umum penderita

    d. Pengobatan antituberkulosa

    Standar pengobatan di indonesia berdasarkan program P2TB paru adalah :

    Kategori 1

    Untuk penderita baru BTA (+) dan BTA(-)/rontgen (+), diberikan dalam 2 tahap ;

    Tahap 1 : Rifampisin 450 mg, Etambutol 750 mg, INH 300 mg dan Pirazinamid

    1.500 mg. Obat ini diberikan setiap hari selama 2 bulan pertama (60 kali).

    Tahap 2: Rifampisin 450 mg, INH 600 mg, diberikan 3 kali seminggu

    (intermitten) selama 4 bulan (54 kali).

    Kategori 2

    Untuk penderita BTA(+) yang sudah pernah minum obat selama sebulan,

    termasuk penderita dengan BTA (+) yang kambuh/gagal yang diberikan dalam 2

    tahap yaitu :

    o Tahap I diberikan Streptomisin 750 mg , INH 300 mg, Rifampisin 450 mg,

    Pirazinamid 1500mg dan Etambutol 750 mg. Obat ini diberikan setiap hari

    , Streptomisin injeksi hanya 2 bulan pertama (60 kali) dan obat lainnya

    selama 3 bulan (90 kali).

  • 8/7/2019 KONSEP Spondylitis

    5/10

    o Tahap 2 diberikan INH 600 mg, Rifampisin 450 mg dan Etambutol 1250

    mg. Obat diberikan 3 kali seminggu (intermitten) selama 5 bulan (66 kali).

    Kriteria penghentian pengobatan yaitu apabila keadaan umum penderita

    bertambah baik, laju endap darah menurun dan menetap, gejala-gejala

    klinis berupa nyeri dan spasme berkurang serta gambaran radiologik

    ditemukan adanya union pada vertebra.(1,3)

    2. Terapi operatif

    Bedah Kostotransversektomi yang dilakukan berupa debrideman dan penggantian korpus

    vertebra yang rusak dengan tulang spongiosa/kortiko spongiosa.

    Indikasi operasi yaitu:

    y Bila dengan terapi konservatif setelah pengobatan kemoterapi 3-6 bulan tidak

    terjadi perbaikan paraplegia atau malah semakin berat. Biasanya tiga minggu

    sebelum tindakan operasi dilakukan, setiap spondilitis tuberkulosa diberikan obat

    tuberkulostatik.

    y Adanya abses yang besar sehingga diperlukan drainase abses secara terbuka dan

    sekaligus debrideman serta bone graft.

    y Abses besar segmen servikal pada pasien dengan obstruksi saluran respirasi .

    y Pada pemeriksaan radiologis baik dengan foto polos, mielografi ataupun

    pemeriksaan CT dan MRI ditemukan adanya penekanan langsung pada medulla

    spinalis.

    Walaupun pengobatan kemoterapi merupakan pengobatan utama bagi penderita

    tuberkulosis tulang belakang, namun tindakan operatif masih memegang peranan

    penting dalam beberapa hal, yaitu bila terdapat cold abses (abses dingin), lesi

    tuberkulosa, paraplegia dan kifosis progresif atau hernasi tulang atau diskus pada

    kanalis neuralis.(1,2,3,4)

    Abses Dingin (Cold Abses)

    Cold abses yang kecil tidak memerlukan tindakan operatif oleh karena dapat terjadi

    resorbsi spontan dengan pemberian tuberkulostatik. Pada abses yang besar dilakukan

    drainase bedah. Ada tiga cara menghilangkan lesi tuberkulosa, yaitu:

    a. Debrideman fokal

    b. Kosto-transveresektomi

  • 8/7/2019 KONSEP Spondylitis

    6/10

    c. Debrideman fokal radikal yang disertai bone graft di bagian depan.

    Paraplegia

    Penanganan yang dapat dilakukan pada paraplegia, yaitu:

    a. Pengobatan dengan kemoterapi semata-mata

    b. Laminektomi

    c. Kosto-transveresektomi

    d. Operasi radikal

    e. Osteotomi pada tulang baji secara tertutup dari belakang

    Operasi kifosis

    Operasi kifosis dilakukan bila terjadi deformitas yang hebat,. Kifosis mempunyai

    tendensi untuk bertambah berat terutama pada anak-anak. Tindakan operatif dapat berupa

    fusi posterior atau melalui operasi radikal.

    Pencegahan

    Vaksin Bacillus Calmette-Guerin (BCG) merupakan suatu strain Mycobacterium

    bovis yang dilemahkan sehingga virulensinya berkurang. BCG akan menstimulasi

    immunitas, meningkatkan daya tahan tubuh tanpa menimbulkan hal-hal yang

    membahayakan. Vaksinasi ini bersifat aman tetapi efektifitas untuk pencegahannya masih

    kontroversial.

    Percobaan terkontrol di beberapa negara Barat, dimana sebagian besar

    anakanaknya cukup gizi, BCG telah menunjukkan efek proteksi pada sekitar 80% anak

    selama 15 tahun setelah pemberian sebelum timbulnya infeksi pertama. Akan tetapi

    percobaan lain dengan tipe percobaan yang sama di Amerika dan India telah gagal

    menunjukkan keuntungan pemberian BCG. Sejumlah kecil penelitian pada bayi di negara

    miskin menunjukkan adanya efek proteksi terutama terhadap kondisi tuberkulosa milier

    dan meningitis tuberkulosa. Pada tahun 1978, The Joint Tuberculosis Committee

    merekomendasikan vaksinasi BCG pada seluruh orang yang uji tuberkulinnya negatif dan

    pada seluruh bayi yang baru lahir pada populasi immigran di Inggris(Glassroth et al.

    1980)(2,10).

    Saat ini WHO dan International Union Against Tuberculosis and Lung Disease

    tetap menyarankan pemberian BCG pada semua infant sebagai suatu yang rutin pada

  • 8/7/2019 KONSEP Spondylitis

    7/10

    negara-negara dengan prevalensi tuberkulosa tinggi (kecuali pada beberapa kasus seperti

    pada AIDS aktif).

    Dosis normal vaksinasi ini 0,05 ml untuk neonatus dan bayi sedangkan 0,1 ml

    untuk anak yang lebih besar dan dewasa. Oleh karena efek utama dari vaksinasi bayi

    adalah untuk memproteksi anak dan biasanya anak dengan tuberkulosis primer biasanya

    tidak infeksius, maka BCG hanya mempunyai sedikit efek dalam mengurangi jumlah

    infeksi pada orang dewasa. Untuk mengurangi insidensinya di kelompok orang dewasa

    maka yang 22 lebih penting adalah terapi yang baik terhadap seluruh pasien dengan

    sputum berbasil tahan asam (BTA) positif karena hanya bentuk inilah yang mudah

    menular. Diperlukan kontrol yang efektif dari infeksi tuberkulosa di populasi masyarakat

    sehingga seluruh kontak tuberkulosa harus diteliti dan diterapi.

    Selain BCG, pemberian terapi profilaksis dengan INH berdosis harian

    5mg/kg/hari selama 1 tahun juga telah dapat dibuktikan mengurangi resiko infeksi

    tuberkulosa(2,10).

    PENANGANAN NYERI

    1. Manajemen nyeri non farmakologik.

    Pendekatan non farmakologik biasanya menggunakan terapi perilaku (hipnotis,

    biofeedback), pelemas otot/relaksasi,akupuntur, terapi kognitif (distraksi),

    restrukturisasi kognisi, imajinasi dan terapi fisik.

    Nyeri bukan hanya unik karena sangat berbeda satu dengan yang lainnya mengingat

    sifatnya yang individual, termasuk dalam penanganannya pun kita seringkali

    menemukan keunikan tersebut, baik itu yang memang dapat kita terima dengan kajian

    logika maupun yang sama sekali tidak bisa kita nalar walaupun kita telah berusaha

    memaksakan untuk menalarkannya.

    2. Manajemen nyeri dengan pendekatan farmakologik

    Ada tiga kelompok utama obat yang digunakan untuk menangani rasa nyeri :

    a. Analgetika golongan non narkotika

    b. Analgetika golongan narkotika

    c. Adjuvan

  • 8/7/2019 KONSEP Spondylitis

    8/10

    3. Prosedur invasive

    Prosedur invasif yang biasanya dilakukan adalah dengan memasukan opioid ke

    dalam ruang epidural atau subarakhnoid melalui intraspinal, cra ini dapat memberikan

    efek analgesik yang kuat tetapi dosisnya lebih sedikit. Prosedur invasif yang lain

    adalah blok saraf, stimulasi spinal, pembedahan (rhizotomy,cordotomy) teknik

    stimulasi, stimulasi columna dorsalis.

    Tujuan dari manajemen nyeri adalah menjaga pasien anda dalam kondisi

    senyaman mungkin. Manajemen nyeri yang baik memerlukan kerjasama tim yang

    baik, antara pasien, dokter, perawat dan staf lain yang memberikan pelayanan

    kesehatan bagi pasien tersebut.

    BAGAIMANA MELAKUKAN MONITORING TINGKAT NYERI?

    Nol (0) adalah tidak ada nyeri, 10 adalah sangat nyeri. Orang dengan perasaan

    nyeri yang sedang berkisar pada skala rata-rata 4. Jika nyeri dirasakan berat, rata-rata

    intensitasnya berkisar pada skala 6-7.

    Skala nyeri

    0-1 Tidak ada nyeri

    2-3 Nyeri ringan

    4-5 Nyeri sedang

    6-7 Nyeri berat

    8-9 Nyeri sangat berat

    10 Nyeri yang tidak tertahankan

    KAPAN MULAI MEMBANTU UNTUK MENGATASI NYERI?

    Katakan pada pasien anda untuk mengatakan pada siapapun dalam tim kesehatan

    yang menangani pasien anda segera saat nyeri dirasakan. Pengobatan yang cepat

    adalah sangat penting, jangan tunggu sampai sakit menjadi berat.

    Saat pasien anda melaporkan nyeri, tanyakan:

    y Di lokasi mana nyeri dirasakany Kapan nyeri mulai dirasakan

  • 8/7/2019 KONSEP Spondylitis

    9/10

    y Apa yeng dapat membuat nyeri menjadi lebih ringan dan menjadi lebihberat dirasakan

    y Bagaimana nyeri yang dirasakan, apakah terasa tajam, tumpul, sepertiterbakar, seperti tertindih benda berat

    y Catat semua hal penting yang dikatakan pasien, karena ini adalah hal yangpenting.

    Perawat dapat membantu dengan memandu untuk relaksasi, meditasi,

    ataupun berdoa. Relaksasi adalah satu sudut yang sangat membantu untuk

    menangani nyeri.

    Pengobatan tidak selalu dapat menolong untuk mengatasi nyeri. Ingat,

    akan banyak tipe dan jenis obat yang berbeda akan digunakan selama anda dirawat

    dirumah sakit.

    Saat ini marak dikembangkan terapi tambahan untuk mengatasi nyeri, seperti:

    y Kompres hangat/dinginy Lartihan nafas dalamy Musiky Aromatherapiy Reikiy Imajinasi terbimbingy Hipnosis

    LATIHAN RELAKSASI

    Ambil posisi senyaman mungkin, jangan silangkan tangan dan kaki anda.

    Mulailah dengan konsentrasi untuk menarik anafas dalam

    Jika pikiran anda terpecah, kembalilah dengan konsentrasi pada nafas anda

    Jadikan diri anda menyadari dan merasakan irama nafas andaRasakan setiap tarikan nafas anda melalui seluruh tubuh anda, memberikan energi

    yang dapat membantu menyembuhkan diri anda

    Saat anda menghembuskan nafas, lepaskan ketegangan diri anda, lepaskan semua

    keluhan anda.

  • 8/7/2019 KONSEP Spondylitis

    10/10

    Lemaskan seluruh serat otot anda mulai dari atas, kepala anda menjadi lemas dan

    relaks, turunkan kebawah keleher anda, kedua tangan, dada, dan punggung anda.

    Lanjutkan untuk melemaskan serat otot paha nada, betis dan kaki anda.

    Hal ini akan menjadikan diri anda menjadi relaks lebih dalam, kenyamanan anda

    mulai anda rasakan lebih baik.

    Anda dapat mulai membayangkan hal yang dapat membuat anda lebih senang dan

    nyaman, lanjutkan dengan lebih menikmati kondisi tersebut, resapi dan hayati, dan

    nikmati lebih mendalam.

    Kondisi relaks dan nyaman ini dapat anda rasakan dan anda dapatkan kapanpun

    anda menginginkannya.

    http://www.kuliah-keperawatan.co.cc/2009/04/spondilitis.html

    Rasjad C. 2003. Spondilitis Tuberkulosa dalam Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Ed.II.

    Makassar: Bintang Lamumpatue.