18
KONSEP TOKSIKOLOGI INDUSTRI Mata Kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Oleh: 1. Dian Primasari 21080110120021 2. Nadia Morica 21080110120023 3. Darundana Endro 21080110120024 4. Dalliani Utami 21080110120025 5. Zikri 21080110120026 6. Annida U. Ulya 21080110120028 7. Pratiwi Listiyaningrum 21080110120030 8. Poso Nasution 21080110110031 9. Ervan Iswahyudi 21080110141006

konsep toksikologi industri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bahan toksikologi industri teknik lingkungan UnDIP

Citation preview

Page 1: konsep toksikologi industri

KONSEP TOKSIKOLOGI INDUSTRI

Mata Kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Oleh:

1. Dian Primasari 21080110120021

2. Nadia Morica 21080110120023

3. Darundana Endro 21080110120024

4. Dalliani Utami 21080110120025

5. Zikri 21080110120026

6. Annida U. Ulya 21080110120028

7. Pratiwi Listiyaningrum 21080110120030

8. Poso Nasution 21080110110031

9. Ervan Iswahyudi 21080110141006

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

2012

Page 2: konsep toksikologi industri

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang

Maha Esa atas segenap limpahan karunia dan rahmat Nya, sehingga makalah mengenai

Konsep Toksikologi Industri dapat diselesaikan. Shalawat dan salam seoga senantiasa

terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW yang mengantarkan umat manusia menuju jalan

hidayah.

Makalah mengenai Konsep Toksikologi Industri ini berisi penjelasan antara lain

mengenai konsep toksikologi industri, bahan-bahan kimia atau beracun yang berpengaruh

terhadap kesehatan kerja, pengertian TLV hingga upaya pencegahan penyakit akibat kerja.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat ketidaksempurnaan dalam penyusunan

makalah ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami nantikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat.

Semarang, 16 Oktober 2012

Penulis

2

Page 3: konsep toksikologi industri

DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................................................i

Kata Pengantar ......................................................................................................ii

Daftar Isi ...............................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ....................................................................................1

1.2 Tujuan dan Manfaat.............................................................................1

BAB II. ISI

2.1 Konsep Toksikologi Industri...............................................................2

2.2 Bahan-bahan Kimia dan Beracun serta Pengaruhnya..........................2

2.3 Pengertian TLV (Threshold Limit Value)...........................................5

2.4 Upaya Pencegahan Penyakit................................................................6

BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan .........................................................................................8

3.2 Saran ...................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA

iii

Page 4: konsep toksikologi industri

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan salah satu instrumen bagi

perusahaan dan pekerja dalam suatu keberlangsungan perusahaan. K3 muncul sejak zaman

pra sejarah hingga akhirnya berkembang pesat di era industrialisasi dimana terdapat

berbagai usaha yang bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan status kesehatan pekerja

dengan mencegah, mengurangi hingga menghilangkan resiko kecelakaan kerja pada

tenaga kerja maupun lingkungan kerja itu sendiri.

Dalam upaya mencapai tujuan K3 perlu dipahami berbagai aspek yang

berpengaruh selama pelaksanaan K3 di lingkungan kerja. Salah satu faktor lingkungan

penyebab kecelakaan kerja adalah faktor kimia yang berdasarkan atas terdapatnya banyak

bahan kimia berbahaya hingga beracun pada suatu proses produksi di industri yang

memiliki resiko tinggi bagi pekerja. Oleh karena itu, penting untuk diketahui mengenai

toksikologi industri yang merupakan salah satu ilmu yang mempelajari bahan beracun

yang terdapat di industri atau tempat kerja dan usaha pencegahannya.

1.2 Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan adanya makalah ini untuk memberikan penjelasan mengenai konsep

toksikologi industri yang merupakan salah satu instrument dalam upaya pelaksanaan K3.

Manfaat dari penulisan makalah ini antaralain:

1. Menjadi pengantar bagi mahasiswa dalam mempelajari konsep toksikologi

industri pada upaya pelaksanaan K3,

2. Didapatkan pemahaman mengenai bahan-bahan berbahaya pada industri,

3. Mengetahui upaya pencegahan penyakit akibat kerja yang bisa dilakukan.

1

Page 5: konsep toksikologi industri

BAB II

ISI

2.1 Konsep Toksikologi Industri

Toksikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu toxicos (racun) dan logos (ilmu),

sehingga apabila didefinisikan secara luas toksikologi industri merupakan:

1. Ilmu yang mempelajari tentang efek negatif bahan kimia yang terjadi pada makhluk

hidup;

2. Ilmu yang mempelajari tentang gejala, mekanisme, penanganan dan pendeteksian bahan

racun khususnya yang berhubungan dengan manusia.

Toksikologi sendiri memiliki prinsip yakni bagaimana menjelaskan mengenai besara

jumlah yang dibutuhkan, distribusi efek dan pengaruh dari suatu zat atau bahan kimia.

Sementara itu, toksikologi industri didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari

bahan beracun yang ada di industri/tempat kerja serta mengetahui upaya pencegahan

sehingga didapat lingkungan kerja yang aman. Bahan beracun yang dimaksud dan terdapat

di tempat kerja/industri umumnya berupa zat kimia yang digunakan selama proses

produksi maupun pemeliharaan. Pengertian lain dari toksikologi industri yakni salah satu

cabang ilmu toksikologi yang menaruh perhatian pada pengaruh pemajanan bahan-bahan

yang dipakai dari sejak awal sebagai bahan baku, proses produksi, hasil produksi beserta

penanganannya terhadap tenaga kerja yang bekerja di unit produksi tersebut.

2.2 Bahan-bahan Kimia dan Beracun serta Pengaruhnya

Suatu bahan kimia akan menjadi toksik bila bahan tersebut mencapai jaringan

target dan terakumulai dalam konsentrasi tertentu. Bahan kimia memiliki tingkat bahaya

terhadap kesehatan yang terasa dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Derajat

bahan kimia tergantung pada:

Sifat fisika

Toksisitas

Bagaimana penggunaan bahan kimia tersebut

Lingkungannya

2

Page 6: konsep toksikologi industri

2.2.1 Klasifikasi Toksisitas

Sementara itu, klasifikasi toksisitas sendiri terbagi menjadi berikut:

1. Gas : tidak berbentuk, mengisi ruangan pada suhu dan tekanan normal, tidak

berbau pada konsentrasi rendah dan dapat berubah menjadi cair atau padat dengan

adanya perubahan suhu dan tekanan.

2. Uap : bentuk gas dari zat yang dalam keadaan biasa berwujud cair.

3. Debu : partikel zat padat yang terjadi oleh karena kekuatan alami.

4. Kabut : titik cairan halus di udara yang terjadi akibat kondensasi bentuk uap.

5. Fume : partikel zat padat yang terjadi oleh kondensasi bentuk gas, biasanya

setelah penguapan benda padat yang dipijarkan.

6. Asap : partikel zat karbon yang berukuran kurang dari 0,5 mikron sebagai akibat

pembakaran tidak sempurna bahan yang mengandung karbon.

7. Awan : partikel cair sebagai hasil kondensasi fase gas. Ukuran partikelnya antara

0,1 – 1 mikron.

2.2.2 Tipe Bahan Kimia dan Bahan Beracun

Terhadap tubuh, bahan-bahan kimia dapat digolongkan antara lain menjadi:

1. Bahan partikel bersifat : Perangsang (kapas, sabun, bubuk beras), Toksik (Pb, As, Mn),

Allergen (tepung sari, kapas), Fibrosis (asbes, kwarts), Menimbulkan demam (fume, Zn

O), Inert (aluminium, kapas)

2. Bahan non partikel bersifat : Asfiksan (metan, helium), Perangsang (amoniak, HCl,

H2S), Racun anorganik, organic (TEL, As H3), Mudah menguap yang : berefek

anesthesi (Trichloroetilen), merusak alat dalam (C Cl4), merusak darah (Benzene),

merusak saraf (Parathion)

Tipe bahan-bahan beracun sendiri dibagi menjadi:

1. Chemical toxicant : bahan-bahan kimia

2. Biological Toxicant : makhluk hidup

3. Bacterial toxicant : bakteri

4. Botanical toxicant : tumbuh-tumbuhan

Contoh beberapa bahan kimia beracun yang bisa terdapat di tempat kerja

3

Page 7: konsep toksikologi industri

SENYAWA LD 50 (mg/kg bb)

Gliserol 25.200

Etanol 10.300

Ethilen glikol 8.500

Asam akrilat 2.600

Hidroquinon 320

Akrilamida 170

Akrilonitril 93

Nikotin 1

Dioxin 0,001

Botulinus toxin 0,00001

Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap tingkat toksisitas bahan kimia

tersebut terhadap kesehatan kerja yaitu :

Sifat fisika dan kimia bahan

Kondisi kontak badan

Keadaan personil

Kondisi lingkungan

4

Page 8: konsep toksikologi industri

Efek dari bahan kimia yang masuk ke tubuh bervariasi. Tergantung dari organ

target, bahan kimia bisa bersifat neurotoksik (meracuni saraf), hematotoksik (meracuni

liver/hati), nefrotoksik (meracuni ginjal), hematotoksik (meracuni darah) hingga sistemik

(meracuni seluruh fungsi tubuh).

Ditinjau dari lama atau waktu timbulnya gejala, efek bahan kimia bisa terjadi

secara akut atau kronik. Efek akut terjadi pada pemajanan bahan kimia dalam waktu

singkat (kurang dari 2 minggu) pada kadar yang tinggi. Sedangkan efek kronik timbul

setelah pemajanan berulang kali selama tiga bulan atau lebih.

Tanda atau gejala yang terjadi akibat keracunan bahan kimia bisa bervariasi dari

gejala yang umum atau non spesifik dan spesifik. Untuk membedakan gejala yang spesifik

ataupun spesifik diperlukan konsultasi dan komunikasi dengan dokter. Beberapa gejala

yang ada antaralain ditunjukkan oleh:

Gejala keracunan

Gejala non spesifik, seperti pusing, mual, muntah, gemetar lemah badan,

sukar tidur, nafsu makan berkurang dan sukar berkonsentrasi.

Gejala spesifik, seperti sesak nafas, sakit perut, diare, kejang-kejang,

gangguan mental, kelumpuhan, nyeri otot, pingsan hingga koma.

2.3 Pengertian TLV (Threshold Limit Value)

Dalam toksikologi industri dikenal istilah mengenai Threshold Limit Value (TLV)

atau Nilai Ambang Batas (NAB). Konsep TLV dikembangkan oleh ACGIH (American

Conference of Govermental and Industrial Hygienist), dimana TLV atau NAB

menunjukkan batas suatu kadar bahan kimia dapat diterima oleh manusia secara fisiologis

tanpa mengalami gangguan kesehatan. Terdapat 3 macam NAB yang perlu diketahui:

1. NAB pembebanan waktu rata-rata (Time Weighted Average = TWA)

NAB pembebanan waktu didefinisikan sebagai kadar rata-rata bahan kimia di

udara ruang kerja dimana hamper semua pekerja dapat memajan secara berulang dari hari

ke hari selama 8 jam per hari tanpa menimbulkan gangguan kesehatan atau kematian.

2. NAB pemajanan singkat yang diperkenankan (Short-Term Exposure Limit = STEL)

5

Page 9: konsep toksikologi industri

Merupakan kadar tertentu zat kimia di udara ruang kerja dimana hampir semua

pekerja dapat memajan secara terus menerus dalam waktu yang singkat, yaitu tidak lebih

15 menit dan tidak lebih 4 kali per hari tanpa mengalami iritasi hebat, kerusakan

irreversible atau efek narkose.

3. Kadar tertinggi yang diperkenankan (Ceiling Value)

Merupakan kadar tertinggi bahan kimia di udara ruang kerja dimana tidak boleh

dipapar sama sekali.

NAB memiliki kegunaan antaralain:

Standar untuk perbandingan

Pedoman perencanaan proses produksi dan perencanaan teknologi pengendalian

Substitusi bahan yang kurang berbahaya

Membantu menentukan gangguan kesehatan, timbulnya penyakit dan hambatan

efisiensi kerja

Dalam kaitannya dengan Nilai Ambang Batas, terdapat pula istilah PEL

(Permissible Exposure Limit) yang merupakan kadar bahan kimia di udara yang diijinkan

untuk terpapar oleh manusia tiap harinya tanpa mengganggu kesehatan manusia tersebut.

Selain itu, bahan kimia beracun maupun berbahaya memiliki nilai Lethal Dosage yang

merupakan tingkatan racun (toxic) atau dosis yang dapat berpengaruh dan menyebabkan

kematian. Daya toksisitas suatu bahan toksik biasanya dihitung dari nilai LD50 (lethal

dose 50%) yang menggambarkan konsentrasi bahan kimia yang dapat menyebabkan

kematian sampai 50% dari jumlah hewan yang diuji. Nilai LD50 digunakan untuk

mengelompokkan dosis toksik dari bahan kimia yang baru diproduksi. Hasil dari uji LD50

dari bahan kimia biasanya bervariasi untuk setiap spesies hewan dan laboratorium penguji,

sehingga nilai LD50 tersebut biasanya hanya merupakan perkiraan.

Tingkat racun suatu bahan kimia ditentukan oleh LD50( Lethal Dose 50). Berikut

adalah tabel tingkat racun suatu bahan kimia.

Tingkat LD50 (mg/kg bb)

6

Page 10: konsep toksikologi industri

Amat sangat beracun <=1

Sangat beracun 1-50

Beracun 51-500

Agak beracun 501-5000

Praktis tak beracun 5001-15000

Relatif tidak berbahaya >15000

2.4 Upaya Pencegahan Penyakit

Dalam berbagai sumber dapat ditemukan ribuan jenis bahan kimia yang dihasilkan

oleh suatu industri. Oleh karena itu, selalu diupayakan untuk melakukan upaya berikut:

1. Survai pendahuluan untuk mengenal bahan kimia yang terdapat di industri dan

merencanakan program evaluasi risiko bahaya serta tindak lanjutnya.

2. Mengenal proses produksi dengan mempelajari alur proses mulai dari tahap awal

sampai akhir, sumber bahaya kimia dan keluhan kesehatan oleh pekerja serta

memanfaatkan indera kita untuk mengidentifikasi lingkungan kerja.

3. Mempelajari MSDS (Material Safety Data Sheet) atau Lembar Data Bahan Kimia yakni

suatu dokumen teknik yang memberikan informasi tentang komposisi karakteristik,

bahaya fisik dan potensi bahaya kesehatan cara penanganan dan penyimpanan bahan yang

aman, tindakan pertolongan pertama dan prosedur khusus lainnya.

4. Memenuhi kelengkapan fasilitas sanitasi, pelindung kerja (pakaian kerja khusus)

ataupun fasilitas PPPK yang memadai.

5. Melakukan pengawasan teknis dan medis yang cukup.

7

Page 11: konsep toksikologi industri

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :

3.1.1 Toksikologi industri merupakan ilmu yang mempelajari bahan beracun

yang ada di industri/tempat kerja serta mengetahui upaya pencegahan

sehingga didapat lingkungan kerja yang aman.

3.1.2 Toksikologi industri dalam K3 memiliki keterkaitan karena toksikologi

merupakan faktor kimia yang berpengaruh pada lingkungan kerja.

3.1.3 Penerapan K3 yang baik dapat mencegah terjadinya pemaparan bahan

beracun dan berbahaya bagi pekerja.

3.2. Saran

Seorang mahasiswa penting untuk mengetahui seluk beluk konsep toksikologi

industri karena berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja bagi tenaga kerja dan

lingkungan suatu perusahaan.

8

Page 12: konsep toksikologi industri

DAFTAR PUSTAKA

Nonimous. 2007. Toksikologi Industri. MIL UNDIP

Hidayat, Sho’im. Toksikologi Industri. FKM Unair

Suma’ur P.K.2009.Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Jakarta :

Riefmanto