18
KONSTRUKSI TEORI AKUNTANSI Suatu disiplin ilmu dapat dipandang sebagai pengetahuan ilmiah apabila disiplin tersebut memiliki status keilmuan yang jelas. Hal ini dikarenakan status keilmuan yang jelas akan memperkokoh keberadaaan atau eksistensi ilmu itu sendiri, manakala disiplin tersebut mendapat pengujian secara ilmiah. Status keilmuan suatu disiplin, menunjukkan kesiapan disiplin ilmu tersebut untuk diuji secara empiris. Teori akuntansi berisi keseluruhan analisis dan komponennya yang menjadi sumber acuan untuk menjelaskan dan memprediksi gejala atau peristiwa dalam akuntansi. Seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang saling berkaitan secara sistematis yang diajukan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena atau fakta. Seperangkat hipotesis tersebut merupakan hasil penelitian dengan menggunakan metode ilmiah tertentu. Dengan demikian, status teori akuntansi akan menjadi ilmiah setara dengan pengertian teori dalam astronomi, ekonomika, fisika , biologi dan sebagainya. Akuntansi dapat dipandang sebagai praktek dan teori, hal ini pada akhirnya dapat bermanfaat pada berbagai bidang karena laporan keuangan digunakan sebagai dasar dalm pengambil keputusan. Akuntansi yang dipraktikkan dalam suatu wilayah negara merupakan suatu hasil rancangan dan pengembangan untuk mencapai suatu tujuan sosial tertentu. Praktik akuntansi tersebut tentu dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, seperti faktor social, ekonomi, politis, dsb. dan hal itu menyebabkan praktik akuntansi dalam suatu wilayah negara

KONSTRUKSI TEORI AKUNTANSI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

accounting theiry construction

Citation preview

Page 1: KONSTRUKSI TEORI AKUNTANSI

KONSTRUKSI TEORI AKUNTANSI

Suatu disiplin ilmu dapat dipandang sebagai pengetahuan ilmiah apabila disiplin tersebut

memiliki status keilmuan yang jelas. Hal ini dikarenakan status keilmuan yang jelas akan

memperkokoh keberadaaan atau eksistensi ilmu itu sendiri, manakala disiplin tersebut

mendapat pengujian secara ilmiah. Status keilmuan suatu disiplin, menunjukkan kesiapan

disiplin ilmu tersebut untuk diuji secara empiris. Teori akuntansi berisi keseluruhan analisis

dan komponennya yang menjadi sumber acuan untuk menjelaskan dan memprediksi gejala

atau peristiwa dalam akuntansi. Seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang saling

berkaitan secara sistematis yang diajukan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena atau

fakta. Seperangkat hipotesis tersebut merupakan hasil penelitian dengan menggunakan

metode ilmiah tertentu. Dengan demikian, status teori akuntansi akan menjadi ilmiah setara

dengan pengertian teori dalam astronomi, ekonomika, fisika , biologi dan sebagainya.

Akuntansi dapat dipandang sebagai praktek dan teori, hal ini pada akhirnya dapat bermanfaat

pada berbagai bidang karena laporan keuangan digunakan sebagai dasar dalm pengambil

keputusan. Akuntansi yang dipraktikkan dalam suatu wilayah negara merupakan suatu hasil

rancangan dan pengembangan untuk mencapai suatu tujuan sosial tertentu. Praktik akuntansi

tersebut tentu dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, seperti faktor social, ekonomi,

politis, dsb. dan hal itu menyebabkan praktik akuntansi dalam suatu wilayah negara tertentu

bisa tidak sama dengan praktik akuntansi di negara lainnya.Untuk melaksanakan suatu

praktek yang baik, tidak cukup hanya mempelajari akuntansi secara praktik. Karena dibalik

praktik akuntansi terdapat berbagai gagasan, asumsi dasar, konsep, penjelasan, dsb, yang

semuanya terangkum dalam teori akuntansi.

Teori akuntansi sendiri merupakan suatu pengetahuan yang menjelaskan mengapa praktik

akuntansi berjalan seperti yang ada sekarang, dalam artian perbedaan praktek akuntansi antar

Negara (keanekaragaman akuntansi). Pada awal prakteknya bahkan sampai beberapa tahun

kemudian tidak ada teori akuntansi. Oleh karena itu, selama tidak adanya struktur teori

akuntansi formal maka yang terjadi adalah banyaknya alternatif metode pencatatan yang

berlaku dalam praktiknya, semua diizinkan sehingga menimbulkan kebingungan masyarakat.

Teori merupakan kristalisasi dari fenomena empiris yang terjadi yang digambarkan dalam

bentuk dalil – dalil dan disajikan dalam bentuk kalimat – kalimat pendek yang berlaku secara

umum. Teori akuntansi dapat bermanfaat apabila rumusan teori itu dapat dijadikan sebagai

alat untuk meramalkan apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Teori Akuntansi

Page 2: KONSTRUKSI TEORI AKUNTANSI

dapat memberikan penjelasan mengenai praktik akuntansi, menjawab dan menjelaskan semua

fenomena yang melatarbelakangi penerapan suatu metode dalam praktik akuntansi.

Teori dapat didefinisikan sebagai hasil pemikiran yang didasarkan atas metode ilmiah atau

logika. Teori terdiri dari dua bagian. Pertama, Asumsi – asumsi klasik termasuk definisi

variabel – variabelnya dan logika yang menghubungkan antara variabel tersebut. Kedua,

himpunan hipotesis – hipotesis yang penting. Sedangkan hipotesis merupakan anggapan awal

dari fenomena atau masalah yang akan di analisis. Tujuan dari Teori Akuntansi adalah

menjelaskan dan meramalkan praktik akuntansi.

Teori Akuntansi adalah konsep, definisi, serta dalil yang menyajikan secara sistematis

gambaran fenomena akuntansi yang menjelaskan hubungan antarvariabel dengan variabel

lainnya dalam struktur akuntansi dengan maksud dapat menjelaskan dan meramalkan

fenomena yang akan muncul. Hendriksen menilai teori akuntansi sebagai satu susunan

prinsip umum yang memberikan kerangka acuan yang umum dari mana praktik akuntansi

dinilai. Teori akuntansi yang dirumuskan tidak akan mampu mengikuti perkembangan

ekonomi, sosial teknologi dan ilmu pengetahuan yang demikian cepat. Chamberr (1994) dan

Golberg (1984) berpendapat bahwa akuntansi dikembangkan dari model spesifik bukannya

dikembangkan secara sitematik dari teori yang terstruktur. Oleh karena itu preskripsi

akuntansi dikembangkan untuk memecahkan masalah – masalah khusus. Secara umum,

fungsi utama dari Teori Akuntansi adalah untuk memberikan kerangka pengembangan ide –

ide baru dan membantu proses pemilihan akuntansi.

Menurut belkoi, tidak ada teori akuntansi yang lengkap pada setiap kurun waktu. Oleh karena

itu teori akuntansi harus juga mencakup semua literatur akuntansi yang memberikan

pendekatan yang berbeda-beda satu sama lain. Teori akuntansi merupakan instrument yang

sangat penting dalam menyusun dan memverifikasi prinsip akuntansi yang digunakan dalam

menyusun laporan keuangan untuk disajikan kepada para pemakainya.

Godfrey dkk (1992) membuat periodisasi akuntansi sebagai berikut :

·         Pre-teory (1942-1800)

·         General scientific period (1800-1955)

·         Normatife period (1956-1970)

·         Specific scientific period ( 1970- sekarang)

Dalam literatur dikenal beberapa pendekatan dalam merumuskan teori akuntansi, pendekatan

dalam peranan teori akuntansi menurut belkoui sebagai berikut :

Page 3: KONSTRUKSI TEORI AKUNTANSI

Pendekatan informal

·         Pendekatan informal di bagi dalam pendekatan non – teoritis. Pendekatan non teoritis

berupa pendekatan pragmatis dan pendekatan otoriter, pendekatan pragmatis terdiri dari

penyusunan teori yang ditandai dengan penyesuaian terhadap praktik sesungguhnya yang

bermanfaat untuk memberi saran solusi praktis, sedangkan pendekatan otoriter dalam

penyusunan teori akuntansi yang umumnya digunakan oleh organisasi profesi terdiri dari

penyajian sejumlah praktik-praktik akuntansi

Pendekatan otoriter. Dalam metode ini yang dirumuskan teori akuntansi adalah

organisasi profesi yang mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang mengatur praktek

akuntansi.

Pendekatan teoritis. Pendekatan teoritis meliputi deduktif, induktif, etis, sosiologis,

ekonomis dan elektik.

Teori Pragmatis

Teori pragmatis menekankan pada pengaruh laporan serta ikhtisar akuntansi terhadap

perilaku atau keputusan. Penekanan dalam perkembangan teori akuntansi adalah penerimaan

orientasi komunikasi dan pengambilan keputusan. Sasarannya pada relevansi informasi yang

dikomunikasikan kepada para pengambil keputusan dan perilaku berbagai individu atau

kelompok sebagai akibat penyajian informasi akuntansi serta pengaruh laporan dari pihak

eksternal terhadap manajemen dan pengaruh umpan balik terhadap tindakan para akuntan dan

auditor. Jadi, teori perilaku mengukur dan menilai pengaruh-pengaruh ekonomik, psikologis,

dan sosiologis dari prosedur akuntansi alternatif dan media pelaporannyaHal ini sekarang

sesuai untuk mempertimbangkan beberapa teori akuntansi dan mengklasifikasikannya sesuai

dengan diskusi umum kami dari formulasi teori pada bab 2. Tinjauan ini jauh dari lengkap

dan, dengan kebutuhan singkat.Banyak diskusi yang dikembangkan dan dibahas secara lebih

rinci pada bab-bab berikut. Tujuan utama dari bab ini adalah untuk memberikan beberapa

wawasan: bagaimana teori akuntansi secara historis telah dirumuskan.

Pendekatan Pragamatis Deskriptif

Pendekatan pragmatis deskriptif untuk konstruksi teori akuntansi merupakan sebuah

pendekatan induktif— dimana terori  tersebut didasarkan pada pengamatan terus-menerus

terhadap perilaku akuntan untuk menyalin prosedur dan prinsip-prinsip akuntansi yang

berlaku. Pendekatan deskriptif mungkin adalah metode tertua dan paling universal digunakan

dalam  konstruksi teori akuntansi. Sampai saat ini, pendekatan ini adalah cara yang populer

Page 4: KONSTRUKSI TEORI AKUNTANSI

untuk mempelajari akuntansi keterampilan akuntansi—dimana akuntan dilatih dengan cara

magang atau diberi artikel untuk berlatih akuntan.

Namun, ada beberapa kritik dari pendekatan ini untuk konstruksi teori akuntansi:

pendekatan pragmatis deskriptif tidak mencakup penilaian analisis dari kualitas

tindakan akuntan, tidak ada penilaian apakah akuntan melaporkan dengan cara

mereka seharusnya

Pendekatan ini tidak menyediakan teknik akuntansi yang ditantang. Misalnya, metode

dan teknik akuntan dan mengajarkan mereka metode dan teknik tersebut kepada para

siswa

Pendekatan pragmatis deskriptif memfokuskan perhatian pada perilaku akuntan,

bukan pada pengukuran atribut perusahaan, seperti aset, kewajiban dan keuntungan.

Pendekatan Pragmatis Psikologis

Berbeda dengan pendekatan pragmatis deskriptif, di mana teori tersebut mengamati

perilaku akuntan, pendekatan pragmatis psikologis mengamati tanggapan pengguna output

keuangan. Akuntan akan menghitung transaksi keuangan untuk menunjukkan perbedaan

sintaksis yang berguna untuk membuat laporan keuangan yang kemudian akan dipakai oleh

penggunanya. Reaksi oleh pengguna digunakan sebagai bukti bahwa laporan keuangan

bermanfaat dan berisi informasi yang relevan.

Teori Sintaksis dan semantik

Salah satu interpretasi teoritis akuntansi biaya tradisional historis adalah bahwa

sebagianbesar merupakan teori sintaksis. Penafsiran ini dapat digambarkan sebagai berikut:

systemsemantik adalah transaksi dan pertukaran tercatat dalam voucher, jurnal dan buku

besar bisnis.Hasil ini kemudian disimpulkan berdasarkan lokasi dan asumsi akuntansi biaya

historis. Sebagai contoh, kami mengasumsikan bahwa inflasi tidak akan dicatat dan nilai

pasar nilai aktiva dan kewajiban diabaikan. Kami lalu menggunakan akuntansi double-entry

dan prinsip-prinsip akuntansi biaya historis untuk menghitung laba rugi dan posisi keuangan.

Proposisi individu diverifikasi setiap kali laporan diaudit dengan memeriksa perhitungan dan

manipulasi. Dengan cara ini teori biaya historis telah dikonfirmasi berkali-kali.

Beberapa teori akuntansi mengkritik dari pendekatan ini. Mereka berpendapat bahwa teori

tersebut  memiliki konten semantik hanya atas dasar input. Tidak ada operasi empiris

independen untuk memverifikasi output yang dihitung, misalnya, keuntungan atau aset total.

Angka-angka ini tidak diamati, mereka hanya sekedar penjumlahan sederhana saldo rekening,

Page 5: KONSTRUKSI TEORI AKUNTANSI

dan proses audit ini, pada dasarnya, hanya sebuah perhitungan kembali. Proses audit

memverifikasi masukan dengan memeriksa dokumen yang digaris bawahi dan memeriksa

perhitungan matematis tapi tidak memverifikasi output akhir. Hal ini berarti bahwa bahkan

jika laporan akuntansi disusun dengan menggunakan sintaks yang sempurna, mereka

mungkin memiliki sedikit, jika ada, nilai dalam pelaksanaan.

Teori Normative

Disini akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang harus diikuti tidak peduli

apakah berlaku atau dipraktekkan sekarang atau tidak. Teori normative berusaha untuk

membenarkan tentang apa yang seharusnya dipraktekkan, misalnya pernyataan yang

menyebutkan bahwa laporan keuangan seharusnya didasarkan pada metode pengukuran

aktiva tertentu. Menurut Nelson (1973) dalam literature akuntansi teori normative sering

dinamakan teori apriori (artinya dari sebab ke akibat atau bersifat deduktif). Alasannya teori

normative bukan dihasilkandari penelitian empiris, tetapi dihasilkan dari kegiatan “semi-

research”.

Teori normative hanya menyebutkan hipotesis tentang bagaimana akuntansi

seharusnya dipraktekkan tanpa menguji hipotesis tersebut. Pada awal perkembangannya, teori

akuntansi normative belum menggunakan pendekatan investigasi, dan cenderung disusun

untuk menghasilkan postulat akuntansi.

Perumusan akuntansi normative mencapai masa keemasan pada tahun 1950 dan1960an.

Selama periode ini perumus akuntansi lebih tertarik pada rekomendasi kebijakan danapa yang

seharusnya dilakukan, bukan apa yang sekarang dipraktekkan. Pada periode tersebut, teori

normative lebih berkonsentrasi pada:

1.       Penciptaan laba sesungguhnya (true income)

Teori ini berkonsentrasi pada penciptaan pengukur tunggal yang unik dan benar untuk aktiva

dan laba. Meskipun demikian, tidak ada kesepakatan terhadap apa yang dimaksud

denganpengukur nilai dan laba yang benar.

2.       Pengambilan keputusan (decision usefulness)

Pendekatan ini menganggap bahwa tujuan dasar dari akuntansi adalah untuk membantu

proses pengambilan keputusan dengan cara menyediakan data akuntansi yang relevan atau

bermanfaat.

Pada kebanyakan kasus, teori ini didasarkan pada konsep ekonomi klasik tentang laba dan

kemakmuran (wealth) atau konsep ekonomi pengambilan keputusan rasional. Biasanya

Page 6: KONSTRUKSI TEORI AKUNTANSI

konsep tersebut didasarkan juga pada penyesuaian rekening karena pengaruh inflasi atau nilai

pasar dari aktiva. Teori ini pada dasarnya merupakan teori pengukuran akuntansi. Teori

tersebut bersifat normative karena didasarkan pada anggapan:

Akuntansi seharusnya merupakan system pengukuran

·         Laba dan nilai dapat diukur secara tepat

·         Akuntansi keuangan bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi

·         Pasar tidak efisien (dalam pengertian ekonomi)

·         Ada beberapa pengukur laba yang unik.

Karena teori normatif dianggap merupakan pendapat pribadi yang subyrktif maka tidak bisa

diterima begitu saja, harus dapat diuji secara empiris agar memiliki dasar teori yang kuat.

Pendukung teori ini biasanya menggambarkan system akuntansi yang dihasilkan sebagai

sesuatu yang ideal, merekomendasikan penggantian system akuntansi cost histories dan

pemakaian teori normatif oleh semua pihak.

Teori Positif

Metode yang diawali dari suatu teori atau model ilmiah yang sedang berlaku atau

diterima umum. Berdasarkan teori ini, dirumuskan problem penelitian untuk mengamati

perilakuatau fenomena nyata yang tidak ada dalam teori. Kemudian dikembangkan teori

untukmenjelaskan fenomena tadi dan dilakukan penelitian secara terstruktur dan peraturan

yang standar dengan melakukan perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengumpulan

datadan pengujian statistik ilmiah. Sehingga diketahui apakah hipotesis yang dirumuskan

diterima atau tidak.

Perspective Lainnya

Pada poin ini, penulis berfokus pada apa yang dapat dilihat sebagai pendekatan yang

sangat terstruktur untuk formulasi teori—pendekatan ilmiah. Penulis mulai dengan teori yang

didasarkan pengetahuan sebelumnya atau diterima secara ‘ilmiah’ konstruksi teorinya.

Langkah selanjutnya adalah dengan menggunakan teori untuk membangun masalah

penelitian ketika kita mengamati dunia nyata perilaku yang tidak setuju dengan teori, kita

memperlakukan anomali itu sebagai masalah penelitian dan mengungkapkannya sebagai

masalah penelitian yang akan dijelaskan. Pada tahap ini, kami mengembangkan teori untuk

menjelaskan perilaku yang diamati dan menggunakan teori untuk menghasilkan hipotesis

diuji yang akan dikuatkan hanya jika teori berlaku. Kami kemudian mengikuti prosedur yang

Page 7: KONSTRUKSI TEORI AKUNTANSI

tepat dan sangat terstruktur atau ditentukan untuk pengumpulan data dan setelah

menundukkan data (biasanya) dengan teknik matematika atau statistik, kita memvalidasi atau

menolak hipotesis diuji.Pendekatan ini memiliki asumsi yang melekat lebih lanjut bahwa

melihat dunia untuk diteliti sebagai realitas obyektif yang mampu memeriksa dalam hal skala

besar atau statistik rata-rata. Jenis penelitian ini dilakukan oleh hipotesis tambahan yang

kemudian dikumpulkan .Asumsi tersirat adalah bahwa variabel diteliti memiliki beberapa

stabilitas di perusahaan, industri dan waktu.

Pendekatan ini untuk penelitian umumnya digambarkan sebagai pendekatan ‘ilmiah’

dan merupakan pendekatan yang dominan saat ini digunakan oleh para peneliti di bidang

akuntansi, khususnya di Amerika Serikat. Penting untuk dicatat bahwa itu didasarkan pada

asumsi ontologis tertentu (cara kita memandang dunia), yang menyiratkan epistemologi yang

berbeda (cara kita mengumpulkan pengetahuan) dan metodologi penelitian dan metode yang

berbeda. Hal ini, pada gilirannya, mempengaruhi jenis masalah penelitian yang diajukan dan

hipotesis yang diuji. Hal ini penting bagi para peneliti akuntansi dengan jelas mengenai

asumsi yang mendasari penelitian mereka dan untuk mempertimbangkan apakah pendekatan

penelitian alternatif yang lebih tepat. Ada sebuah tubuh literatur, yang secara bebas dicap

sebagai penelitian naturalistik, yang sangat penting dari pendekatan yang sangat terstruktur

yang diadopsi oleh peneliti ‘ilmiah’. Penulis meninjau secara singkat beberapa kritik mereka

di bagian ini.

Kritik pertama adalah bahwa penelitian skala besar statistik cenderung menyatukan

segala hal bersama-sama. Hipotesis yang didasarkan pada penggunaan harga pasar saham

atau survei membuat banyak penelitian akuntansi jauh dari dunia praktisi dan sepadan dengan

keprihatinan mereka. Fokus penelitian naturalis dikemukakan sebagai lebih tepat untuk

memperoleh pengetahuan tentang perilaku akuntansi dalam pengaturan dasarnya. Idenya

adalah bahwa kita melakukan penelitian secara sealamiah mungkin. Pendekatan ini memiliki

dua implikasi. Pertama, kita tidak memiliki asumsi atau teori yang terbentuk sebelumnya.

Kedua, kita berfokus pada masalah perusahaan tertentu. Hal ini dilakukan dengan mengambil

pendekatan penelitian fleksibel menggunakan pengamatan dekat dan menempatkan kurang

penekanan pada analisis matematika, pemodelan, uji statistik, survei dan tes laboratorium.

Cara biasa untuk melakukan penelitian naturalistic adalah dengan menggunakan studi kasus

individu dan kerja lapangan lebih rinci. Jenis penelitian ini jauh lebih kecil/mikro dalam

perspektif karena itu bertujuan untuk memecahkan masalah individu yang mungkin

perusahaan tertentu.Oleh karena itu, hasilnya mungkin lebih sulit untuk menggeneralisasi.

Page 8: KONSTRUKSI TEORI AKUNTANSI

Pendekatan naturalistik dapat dibandingkan dengan penelitian ilmiah ‘akuntansi’,

yang lebih rentan terhadap menggabungkan hasil dari pengujian sejumlah hipotesis dalam

rangka membentuk ‘teori umum akuntansi’. Penelitian naturalistik dimulai dari situasi

spesifik dunia nyata, tujuan utama adalah untuk menjawab pertanyaan: “Apa yang terjadi di

sini?”, Bukan untuk memberikan kondisi yang dapat digeneralisasikan untuk segmen

masyarakat luas.

Pendekatan studi kasus dipandang oleh beberapa peneliti sebagai pemenuhan terbaik

peran menjelajahi masalah penelitian untuk penelitian naturalistik. Sebagai contoh:

Situasi di mana tidak layak untuk mengembangkan model teoritis sebelum pengamatan

empiris, alternatif terbaik berikutnya (pendekatan eksplorasi) dapat diikuti.

Tomkins dan Groves tidak setuju dengan pandangan ini. Mereka melihat pendekatan

penelitian naturalistik sebagai lebih tepat untuk asumsi ontologis yang berbeda. Perbedaan

asumsi ontologis menyiratkan gaya penelitian yang berbeda dan mempengaruhi pertanyaan

penelitian diajukan dan diselidiki. Sebagai contoh, kita dapat melihat akuntansi sebagai

konstruksi sosial. Kita mungkin ingin memahami apa citra diri yang orang pegang, atau apa

yang mendasari asumsi yang mempertahankan pandangan bahwa, atau bagian apa peran

persepsi ini dalam mengendalikan cara mereka melakukan peran mereka sehari-hari. Ini

adalah jenis pertanyaan yang mungkin akan diteliti menggunakan ontologi subjektif.

Untuk lebih menjelaskan ontologi dan gaya penelitian yang berbeda yang dapat

digunakan,  penulis mempertimbangkan artikel Tomkins dan Groves dan klasifikasi Morgan

dan Smircich yang mereka gunakan. Pertama, mereka mendaftarkan 6 klasifikasi  sifat dunia

sosial (lihat tabel 2.1).

  

Tabel 2.1. Enam dasar asumsi ontologism

Kategori Asumsi

1. Realitas sebagai struktur kongkrit

2. Realitas sebagai proses konkrit

3. Realitas sebagai bidang informasi kontekstual

4. Realitas sebagai wacana simbolik

5. Realitas sebagai konstruksi social

6. Realitas sebagai imajinasi manusia

Page 9: KONSTRUKSI TEORI AKUNTANSI

Source: G. Morgan, ‘Accounting As Reality Construction: Towards a New Epistemolosy for

Accounting Practice’, Accounting Organizations and Society, Vol. 13, No. 5 (1988), pp. 477-

85.

Kategori 1-6 adalah cara alternatif untuk melihat dunia. Kategori 1 adalah pandangan

objektivis yang ketat dari dunia. Kategori 1 mengasumsikan bahwa dunia nyata dan stabil,

kategori 6 memandang dunia sebagai tidak stabil dan manusia-spesifik. Untuk kategori 1-3,

lebih tepat untuk menggunakan pendekatan ilmiah. Dengan pengamatan dan pengukuran

yang tepat, diasumsikan bahwa seseorang sudah tersedia, stabil dan biasanya sangat

sederhana yang berkaitan dengan subset terisolasi dan kecil dari dunia sosial yang dapat

digunakan untuk prediksi yang akurat.

Untuk kategori 4-6, Tomkins dan Gruves menunjukkan bahwa penelitian naturalistik

atau eksplorasi lebih tepat.3 Ini kategori umumnya diberi label sebagai ‘interaksionis

simbolis’. Interactionists simbolis melihat dunia mereka sebagai salah satu di mana orang

membentuk kesan mereka sendiri yang terpisah melalui proses interaksi manusia dan

negosiasi. Mereka percaya bahwa aksi sosial dan interaksi hanya mungkin melalui pertukaran

interpretasi berbagi 'label' yang melekat pada orang-orang, hal-hal dan situasi. Realitas tidak

diwujudkan dalam aturan penafsiran sendiri, tetapi hanya dalam arti bahwa hasil dari

interpretasi masyarakat terhadap situasi dan peristiwa yang mereka alami. 

Seperti yang telah penulis catat sebelumnya, asumsi ontologis yang penulis buat

menyiratkan pendekatan epistemologis yang berbeda dan metode penelitian tertentu. ini pada

gilirannya mempengaruhi jenis masalah penelitian yang diminta dan hipotesis yang diuji.

Untuk membantu memahami hal ini, penulis menyajikan perbandingan pendekatan ilmiah

dan alamiah dalam tabel 2.2.

Scientific research Naturalistic research

Asumsi Ontologis ·         Realitas objektif dan

konkret.

·         Akuntansi adalah

realitas objektif yang terpisah

dari peneliti.

·         Realitas dikonstruksi

secara sosial dan diproduksi

dari imajinasi manusia.

·         Akuntansi dibangun

dari realitas.

Pendekatan Epistimologis ·         Satu demi kemajuan

pengetahuan

·         reduksionisme

·         Holistik

·         Kompleksitas dunia

tidak dapat diselesaikan

Page 10: KONSTRUKSI TEORI AKUNTANSI

·         Pengujian hipotesis

individual

·         Mampu generalisasi

Hukum

dengan reduksionisme

·         Hukum Kerumitan

yang tak Teruraikan

Metodologi ·         Tersusun

·         Sebelum teoritis dasar

·         Empiris validasi atau

ekstensi

·         Tidak terstruktur

·         Tidak ada teori

sebelumnya

Metode ·         Sintaksis model

formulasi

·         Empiris induksi untuk

membentuk hipotesis

·         Sesuai metode statistic

·         Studi kasus

·         Eksplorasi oleh

fleksibilitas

·         Pengalaman peristiwa

individu

Pendekatan ilmiah diterapkan untuk akuntansi

Kesalahpahaman tujuan

Banyak kesalahpahaman tentang upaya untuk menerapkan pendekatan ilmiah untuk

akuntansi. Beberapa percaya bahwa upaya ini adalah untuk membuat para ilmuwan keluar

dari praktisi akuntansi. Pandangan ini bukanlah tujuan dari pendekatan. Seorang ilmuwan

adalah salah satu yang menggunakan metode ilmiah dan, oleh karena itu, terutama peneliti.

Profesi medis memberikan analogi yang baik dari perbedaan antara peneliti dan praktisi dan

penggunaan dan efek dari metode ilmiah.

Para peneliti medis adalah seorang ilmuwan, tetapi praktisi medis (dokter) adalah

tbukan. Yang terakhir adalah seorang teknisi, orang yang menerapkan alat-alat kedokteran.

Dia adalah orang yang profesional yang diharapkan untuk menggunakan penilaian untuk

mendiagnosis penyakit dan merekomendasikan pengobatan.Alat ‘kedokteran yang berlaku

terutama terdiri, dari pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian ilmiah oleh peneliti

medis. Namun, seperti di beberapa bidang lain, penelitianilmiah tidak menemukan semua

jawaban atas pertanyaan medis dan beberapa kesimpulan yang lain tidak persuasif.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah generalisasi, tapi praktisi dihadapkan dengan kasus-

kasus tertentu yang mungkin tidak sesuai persis dengan kesimpulan umum.

Untuk alasan ini, pertimbangan praktisi selalu diperlukan dalam menerapkan `alat

‘nya atau perdagangannya. Yang penting adalah bahwa dokter mengambil sikap ilmiah dalam

praktek – itu adalah, dia mengambil secara serius pandangan bahwa bukti untuk mendukung

Page 11: KONSTRUKSI TEORI AKUNTANSI

diagnosis  atau pengobatan adalah penting. Misalkan Anda mengalami sakit punggung dan

pergi ke dokter yang mengatakan kepada Anda bahwa Anda akan sembuh dengan meminum

satu liter air sehari. Bukankah Anda ingin tahu apakah dasar ilmiah untuk pengobatan ini

ada?

            Seorang akuntan yang percaya pada pendekatan ilmiah ingin bukti empiris dan

penjelasan logis untuk mendukung praktik akuntansi sehingga praktisi dapat

merekomendasikan metode yang paling sesuai untuk situasi yang diberikan berdasarkan bukti

ini.Orang menemukan pernyataan yang lebih meyakinkan ketika didukung secara obyektif,

bukti empiris dari pernyataan berdasarkan rasionalisasi hanya bisa diperdebatkan. Bahkan,

akuntan sering tidak yakin tentang keabsahan apa yang mereka diarahkan untuk meresepkan.

Kesalahpahaman umum  lain tentang penerapan pandangan ilmiah dalam akuntansi adalah

bahwa ‘kebenaran mutlak’ yang diinginkan, yang tentu saja tidak mungkin. Oleh karena itu

berpendapat bahwa itu adalah sia-sia untuk mencari apa yang tidak mungkin. Argumen

seperti itu didasarkan pada kesalahpahaman bahwa ilmu pengetahuan mengetahui kebenaran

mutlak.Metode ilmiah yang tidak sempurna.Ini adalah penemuan manusia untuk membantu

kami memastikan apakah pernyataan harus dianggap benar atau tidak. Struktur dari proses di

mana penentuan ini dibuat sedemikian rupa sehingga tidak ada yang dapat mengklaim

kebenaran mutlak dalam ilmu pengetahuan. Dengan demikian, kebenaran ilmiah bersifat

sementara.Sebuah pernyataan atau teori keuntungan status `kebenaran ‘hanya setelah para

ilmuwan di daerah dari mana teori berkembang memutuskan bahwa bukti cukup

persuasif.Sejarah ilmu pengetahuan mengungkapkan bahwa substitusi, penyesuaian dan

modifikasi dari teori yang dibuat terang dalam bukti baru.Misalnya, teori Newton memberi

jalan untuk teori relativitas Einstein. Dalam pandangan dari apa yang kita katakan, kita harus

memiliki konsepsi yang kurang idealis dari syarat ‘kebenaran’ dan ‘fakta, dalam ilmu

pengetahuan.