8
 Blognya Mahasiswa BK :)  Senin, 29 April 2013 TES KRAEPLIN BAB I PENDAHULUAN A. Sejarah Test Kraeplin Tes kraepelin diciptakan oleh seorang psikiater jerman bernama Emilie kraepelin pada tahun 1856    1926. Alat tes ini terlahir karena adanya dasar pemikiran dari faktor-faktor yang khas pada sensori sederhana, sensori motor, perseptual dan tingkah laku. Pada mulanya merupakan tes kepribadian. Namun dalam pekembangannya telah berubah menjadi tes bakat, dengan cara merubah tekanan skoring dan interpretasi. Satu hal yang perlu anda ketahui bahwa alat tes ini akan mengungkap beberapa faktor bakat diantaranya: kecepatan, ketelitian, keajegan, dan ketahanan kerja di dalam tekanan. Emil Kraepelin dilahirkan pada tanggal 15 Pebruari 1856 di Neustrelitz dan wafat pada tanggal 7 Oktober 1926 di Munich. Ia menajdi dokter di Wurzburg tahun 1878, lalu menjadi dokter di rumah sakit jiwa Munich. Pada tahun 1882 ia pindah ke Leipzig untuk bekerja dengan Wundt yang pernah menjadi kawannya semasa mahasiswa. Dari tahun 1903 sampai meninggalnya, ia menjadi profesor psikiatri di klinik psikiatri di Munich dan sekaligus menjadi direktur klinik tersebut. Emil Kraepelin adalah psikiatris yang mempelajari gambaran dan klasifikasi penyakit-  penyakit kejiwaan, yang akhirnya menjadi dasar penggolongan penyakit-penyakit kejiwaan yang disebut sebagai Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM), diterbitkan oleh American Psychiatric Association (APA). Emil Kraepelin percaya bahwa jika klasifikasi gejala-

kraepelin

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asd

Citation preview

  • Blognya Mahasiswa BK :)

    Senin, 29 April 2013

    TES KRAEPLIN

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Sejarah Test Kraeplin

    Tes kraepelin diciptakan oleh seorang psikiater jerman bernama Emilie kraepelin pada

    tahun 1856 1926. Alat tes ini terlahir karena adanya dasar pemikiran dari faktor-faktor yang

    khas pada sensori sederhana, sensori motor, perseptual dan tingkah laku. Pada mulanya

    merupakan tes kepribadian. Namun dalam pekembangannya telah berubah menjadi tes bakat,

    dengan cara merubah tekanan skoring dan interpretasi. Satu hal yang perlu anda ketahui bahwa

    alat tes ini akan mengungkap beberapa faktor bakat diantaranya: kecepatan, ketelitian, keajegan,

    dan ketahanan kerja di dalam tekanan. Emil Kraepelin dilahirkan pada tanggal 15 Pebruari 1856

    di Neustrelitz dan wafat pada tanggal 7 Oktober 1926 di Munich. Ia menajdi dokter di Wurzburg

    tahun 1878, lalu menjadi dokter di rumah sakit jiwa Munich. Pada tahun 1882 ia pindah ke

    Leipzig untuk bekerja dengan Wundt yang pernah menjadi kawannya semasa mahasiswa. Dari

    tahun 1903 sampai meninggalnya, ia menjadi profesor psikiatri di klinik psikiatri di Munich dan

    sekaligus menjadi direktur klinik tersebut.

    Emil Kraepelin adalah psikiatris yang mempelajari gambaran dan klasifikasi penyakit-

    penyakit kejiwaan, yang akhirnya menjadi dasar penggolongan penyakit-penyakit kejiwaan yang

    disebut sebagai Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM), diterbitkan oleh

    American Psychiatric Association (APA). Emil Kraepelin percaya bahwa jika klasifikasi gejala-

  • gejala penyakit kejiwaan dapat diidentifikasi maka asal usul dan penyebab penyakit kejiwaan

    tersebut akan lebih mudah diteliti.

    Kraepelin menjadi terkenal terutama karena penggolongannya mengenai penyakit

    kejiwaan yang disebut psikosis. Ia membagi psikosis dalam dua golongan utama yaitu dimentia

    praecox dan psikosis manic-depresif. Dimentia praecox merupakan gejala awal dari penyakit

    kejiwaan yang disebut schizophrenia. Kraepelin juga dikenal sebagai tokoh yang pertama kali

    menggunakan metode psikologi pada pemeriksaan psikiatri, antara lain menggunakan test

    psikologi untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan kejiwaan. Salah satu test yang

    diciptakannya di kenal dengan nama test Kraepelin. Test tersebut banyak digunakan oleh para

    sarjana psikologi di Indonesia pada era tahun 1980an.

    BAB II

    ISI

    A. INSTRUMEN TEST KRAEPELIN

    1. Pengertian Tes Kraepelin

    Tes kraepelin merupakan tes yang sering digunakan dalam rekruitment karyawan. Dimana

    nantinya disuguhi lembaran kertas yang penuh berisi angka-angka dan diminta menjumlahkan

    angka diatas yang berdekatan dalam satu kolom dan menulis hasilnya di antara angka tersebut,

    kemudian sesuai dengan waktu yang telah ditentukan tester atau penguji akan meminta anda

    melanjutkan ke kolom selanjutnya sampai waktu tes berakhir. kertas tes yang berisi berbagai

    tahap penyelesaian kombinasi angka yang pada intinya akan menilai aspek kepribadian, daya

    tahan kompetensi, dan yang lainnya, kemudian hasil dalam bentuk grafis dan skor tes akan

    disesuaikan dengan kebutuhan tes makhluk / perekrut.

  • 2. Tujuan Tes Kreplin

    Tes kraepelin dimaksudkan untuk mengukur maximum performance seseorang.

    Oleh karenanya tekanan skoring dan interpretasi lebih didasarkan pada hasil test secara obyektif

    bukan pada arti proyektifnya.

    Dari hasil perhitungan obyektif, dapat diinterpretasikan 4 hal :

    1. Faktor kecepatan (speed factor)

    2. Faktor ketelitian (accuracy factor)

    3. Faktor keajekan (rithme factor)

    4. Faktor ketahanan (ausdeur factor)

    Tes kraepelin dapat digunakan untuk menentukan tipe performance seseorang, misalnya :

    Hasil penjumlahan angka yang sangat rendah, dapat mengindikasikan gejala depresi mental

    Terlalu banyak salah hitung, dapat mengindikasikan adanya distraksi mental

    Penurunan grafik secara tajam, dapat mengindikasikan epilepsi atau hilang ingatan sesaat waktu

    tes.

    Rentang ritme/grafik yang terlalu besar (antara puncak tertinggi & terendah) dapat

    mengindikasikan adanya gangguan emosional.

    3. Arah Karir

    Kecepatan Kerja (Pan-ker)

    Ditunjukkan pada berapa prestasi yang dicapai dalam mengerjakan tes. Jika hasil yang diperoleh

    testee tinggi maka arah karir yang cocok yaitu bekerja pada bidang pekerjaan kantoran,

    pekerjaan membuat jadwal, grafik, dan chart, tetapi jika hasil yang diperoleh rendah maka testee

    tersebut memiliki kecepatan yang rendah ketika bekerja.

    Ketelitian Kerja (Tin-ker)

  • Ditunjukkan pada berapa kesalahan (salah maupun terloncat) yang diperbuat dalam pengerjaan

    tes. Jika testee mendapatkan jumlah kesalahan sedikit maka testee tersebut dapat dikategorikan

    mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi, arah karir yang cocok yaitu bekerja pada bidang

    manajemen, akutansi, perpajakan, statistika, dan matematika.

    Keajegan Kerja (Jan-ker)

    Ditunjukkan pada irama kerja seseorang dalam mengerjakan tes. Untuk mengetahui keajegan

    atau sering disebut dengan kestabilan seseorang maka dengan cara menskor deret tertinggi

    dikerjakan dikurangi deret terendah yang dikerjakan. Jika hasil yang di peroleh testee tinggi,

    maka arah karir yang cocok yaitu sebagai direktur atau pimpinan perusahaan.

    Ketahanan Kerja (Han-ker)

    Ditunjukkan oleh garis ausdaner dalam mengerjakan tes. Menganalisis dari bentuk grafik yang

    dikerjakan oleh testee.

    B. SKORING, ANALISA DAN INTERPRETASI TES KREPLIN

    a. Aspek kecepatan ( Panker )

    Cara menskor adalah menjumlahkan deret-deret yang telah dikerjakan oleh testee ( dari deret ke

    1-50 ) lalu di bagi sehingga ditemukan rata-ratanya.

    x

    Rumus yang digunakan adalah : M = - - - - - - -

    N

    M = Rata-rata

    N = Jumlah deret

    x = Jumlah kerja jawaban

    Cara menganalisa adalah skor transfer ke pp ( persentil Point )

  • Interpretasi dari aspek ini, tester dapat mengetahui berapa prestasi yang dicapai dalam

    mengerjakan tes.

    b. Aspek ketelitian kerja ( Tinker )

    Cara menskor adalah menjumlahkan kesalahan menghitung dan loncatan.

    Cara menganalisa adalah skor ditransfer ke PP ( Persentil Poin )

    Interpretasi dari aspek ini, tester dapat mengetahui berapa kesalahan (salah dan loncatan) yang

    diperbuat dalam mengerjakan bagaimana kualitas dan konsentrasi kerja testee. Jika testee

    memperoleh Raw score < 8, maka skor ini menunjukkan bahwa testee memiliki tingkat ketelitian

    yang tinggi, konsentrasi yang baik, dan kualitas kerja yang baik. Jika testee memperoleh Raw

    score >, maka skor ini menunjukan testee bersikap tidak teliti, ceroboh, atau kurang

    berkonsentrasi dalam bekerja.

    c. Aspek keajegan / kestabilan kerja ( Janker )

    Cara menskor adalah deret yang tertinggi yand dikerjakan dikurangi deret terendah yang di

    kerjakan.

    Rumusnya adalah : X = Dt Dr

    Cara menganalisa adalah skor transfer ke PP ( Persentil Poin)

    Interpretasi dari aspek ini adalah, tester dapat melihat yang ditunjukkan dengan irama kerja

    seseorang di dalam mengerjakan tes. Stabilitas emosi adalah orang yang bisa beradaptasi dengan

    lingkungan sekitar. Ketika dihadapkan pada suatu permasalahan, tidak mengekspresikan

    emosinya dengan berlebih-lebihan seperti berteriak sekencang-kencangnya, memukul, dan

    marah-marah. Orang stabil emosinya bisa menyeimbangkan antara kebutuhan fisik dan psikis..

    Jika testee memperoleh Raw 8, maka skor ini menunjukkan bahwa testee cenderung memilik

  • emosi yang tidak stabil. Jika testee memperoleh Raw < 8, maka skor ini menunjukkan bahwa

    testee cenderung memiliki emosi yang stabil.

    d. Aspek ketahanan kerja ( Hanker )

    Cara menskor adalah membuat titik setiap pekerjan yang diselesaikan kemudian digaris

    penghubung antara titikderet 1-50 sehingga terbentuk grafik.

    Cara analisa lihat bentuk grafik

    Interpretasi dari aspek ini adalah, tester dapat melihat bagaimana daya tahan testee terhadap

    situasi menekan ( stres ). Dari grafik, tester juga dapat melihat bagaimana ketahanan kerja testee.

    Jika grafik tinggi dan cenderung stabil, maka ketahanan kerja testee cenderung tinggi. Jika grafik

    rendah, maka ketahan kerja testee cenderung rendah. Jika grafik menanjak, maka motivasi testee

    dalam mengahadapi situasi menekan dan motivasi berprestasi semakin besar. Jika grafik

    menurun, maka motivasi testee dalam menghadapi situasi menekan dan motivasi berprestasi

    semakin rendah

    Individu dikatakan memiliki performance kerja yang baik jika dalam rentang waktu yang

    lama, dalam situasi menekan ( stresfull ) mampu menampilkan unjuk kerja yang cepat, teliti, dan

    stabil.

    C. SKOR DAN PERSENTIL POIN

    a. Ketelitian Kerja

    Salah PERSENTIL POIN KLASIFIKASI

    0 99 Tinggi

    1-2 95 Tinggi

  • 3-5 90 Tinggi

    6-11 75 Sedang

    12-22 50 Sedang

    23-30 25 Rendah

    31 10 Rendah

    b. Kestabilan

    Skor PERSENTIL POIN KLASIFIKASI

    4 99 Tinggi

    5-6 95 Tinggi

    7-8 90 Tinggi

    9-10 75 Sedang

    11-12 50 Sedang

    13-14 25 Rendah

    15 10 Rendah

    c. Kecepatan

    Skor PERSENTIL POIN KLASIFIKASI

    8 10 Rendah

    9-10 25 Rendah

    11-12 50 Sedang

  • 13-14 75 Sedang

    15 90 Tinggi

    16 95 Tinggi

    17 99 Tinggi

    D. TIPS MENGERJAKAN TEST KRAEPELIN

    1. Yang paling penting dalam mengerjakan test ini adalah konsentrasi. Test ini sangat

    menguras energi, usahakan untuk tidak blank dalam mengerjakan test ini.

    2. Usahakan jumlah angka yang terjawab di masing-masing kolom stabil. Jangan

    memaksakan diri untuk menjawab di kolom-kolom awal sehingga kewalahan di pertengahan

    hingga akhir kolom sehingga terbentuk kurva yang zig-zag atau menurun. Kendalikan diri

    dengan patokan penjumlahan sesuai dengan kemampuan anda. Anda tidak perlu menyelesaikan

    semua penjumlahan sampai ujung atas untuk masing-masing kolom. Usahakan mematok lebih

    dari 12 perhitungan dan tetap stabil untuk setiap kolomnya.

    3. usahakan jangan terus mengerjakan kolom yang sudah habis waktunya karena akan

    menghabiskan waktu yang disediakan untuk kolom berikutnya dan pasti akan memberikan hasil

    yang jelek di kolom berikutnya.