krom KLT & Kertas

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/9/2019 krom KLT & Kertas

    1/11

    IDENTIFIKASI NILAI Rf PADA ANALISA WARNA

    DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN KROMATOGRAFI KERTAS

    A. ACARA

    Identifikasi nilai Rf pada analisa warna dengan kromatografi lapis tipis dan

    kromatografi kertas.

    B. PRINSIP

    a. kromatografi lapis tipis : memisahkan komponen-komponen atas perbedaan adsorpsi

    atau partisi oleh fasa diam yang berupa lapisan tipis dari silica gel dibawah gerakan

    fasa gerak yaitu n-hexan.

    b. kromatografi kertas : memisahkan komponen-komponen atas perbedaan adsorpsi atau

    partisi oleh fasa diam yang berupa kertas dibawah gerakan fasa gerak yaitu n-hexan.

    A. TUJUAN

    Mengetahui nilai Rf dari masing-masing warna baik pada metode kromatografi

    kertas maupun kromatografi lapis tipis.

    B. DASAR TEORI

    Kromatografi adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk bermacam-macam

    teknik pemisahan yang didasarkan atas partisi sampel diantara suatu fasa gerak yang bisa

    berupa gas ataupun cair dan fasa diam yang juga bisa berupa cairan ataupun suatu

    padatan. Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan

    kecepatan perambatan komponen dalam medium tertentu.

    Kromatografi berkembang menjadi teknik pemisahan untuk zat kimiawi dengan

    sifat yang sangat mirip, dan dapat digunakan untuk identifikasi kualitatif dan penetapan

    kuantitatif untuk zat-zat yang sudah dipisahkan. Keuntungan-keuntungan dari

    Kromatografi diantaranya :

    1. Kromatograf i merupakan metoda pemisahan yang cepat , mudah dan

    menggunakan peralatan yang murah ser ta sederhana, kecuali untuk

    kromatografi gas, hingga campuran yang kompleks dapat dipisahkan dengan

    mudah.

  • 8/9/2019 krom KLT & Kertas

    2/11

    2. Kromatografi hanya membutuhkan campuran cuplikan.yang sangat sedikit

    sekali, bahkan tidak menggunakan jumlah yang besar, disamping itu

    kromatografi pekerjaannya dapat diulang.

    a. Kromatografi Kertas

    Kromatografi kertas termasuk dalam kelompok kromatografi planar, dimana

    pemisahannya menggunakan medium pemisah dalam bentuk bidang (umumnya

    bidang datar) yaitu benuk kertas. Seluruh bentuk kromatografi memilikifase diam

    (berupa padatan atau cairan yang didukung pada padatan) dan fase gerak(cairan atau

    gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponen-komponen dari

    campuran bersama-sama. Komponen-komponen yang berbeda akan bergerak pada laju

    yang berbeda pula.

    Dalam kromatografi kertas, fase diam adalah kertas serap yang sangat seragam. Fase

    gerak adalah pelarut atau campuran pelarut yang sesuai.

    Berbagai jenis pemisahan yang sederhana dengan Kromatografi kertas telah

    dilakukan dimana proses dikenal sebagai "analisa Kapiler". Metoda-metoda ini

    sangat sesuai dengan kromatografi serapan, dan sekarang kromatografi kertas

    dipandang sebagai perkembangan dari sistem partisi. Salah satu zat padat dapat

    digunakan untuk menyokong fasa tetap yaitu bubuk selulosa.

    Pada kromatografi Kertas peralatan yang dipakai tidak perlu alat-alat yang teliti

    atau mahal. Hasil-hasil yang baik dapat diperoleh dengan peralatan dan materi-

    materi yang sangat sederhana. Senyawa-senyawa yang terpisahkan dapat

    dideteksi pada kertas dan dapat segera diidentif ikasikan. Bahkan j ika

    dikehendaki, komponen-komponen yang terpisahkan dapat diambil dari kertas

    dengan jalan memotong-motongnya, kemudian dilarutkan secara terpisah.

    b. Kromatografi Lapis Tipis (thin Layer Chromatography)

    Teknik TLC/KLT fasa diam (terutama silika, alumina, dan selulosa) dilapiskan

    di permukaan sbuah plat pendukung (umumnya dibuat dari bahan kaca atau

  • 8/9/2019 krom KLT & Kertas

    3/11

    lembaran logam Al). Bila noda telah kering plat diletakkan secara vertikal dalam

    bejana yang sesuai dengan tepi yang di bawah dicelupkan dalam fasa bergerak

    yang terpilih, maka pemisahan kromatografi penaikan akan diperoleh. Pada akhir

    perkembangan, pelarut dibiarkan menguap dari plat dan noda-noda yang terpisah

    dilokalisir dan diidentifikasi dengan cara-cara fisika dan kimia seperti yang

    digunakan dalam kromatografi kertas.

    Bila dibandingkan dengan kromatografi kertas, metoda Iapisan tipis mempunyai

    keuntungan, yaitu membutuhkan waktu yang lebih cepat dan diperoleh

    pemisahan yang lebih baik. Waktu rata-rata untuk kromatografi lapisan tipis

    dengan panjang 10 cm pada silika gel adalah sekitar 20 - 30 menit (tergantung

    dari sifat fasa bergerak), sedangkan pemisahan yang sama dengan memerlukan

    waktu dua jam. Untuk pemisahan-pemisahan secara kualitatif pada plat yang

    kecil memerlukan waktu sekitar 5 menit.

    Hasil pemisahan yang baik ternyata bahwa penyerap dalam kromatografi lapisan

    tipis mempunyai kapasitas yang lebih besar bila dibandingkan dengan kertas.

    Keuntungan dari sistem serapan ialah dapat digunakan untuk memisahkan

    senyawa-senyawa yang sifatnya hidrofobi, seperti lipida-lipida dan hidrokarbon,

    di mana hal ini sukar dikerjakan dengan kertas. Sekarang pemisahan dengan

    lapisan tipis banyak digunakan dalam kimia organik dan beberapa dalam kimia

    anorganik. Lokasi dari senyawa-senyawa yang terpisah pada lapisan tipis

    dikerjakan seperti pada kertas, tetapi pereaksi-pereaksi yang lebih reaktif seperti

    asam sulfat dapat digunakan pada lapisan tipis, dengan catatan bahwa materi

    lapisan tipis adalah senyawa yang tak bereaksi seperti silika gel atau alumina.

    A. ALAT DAN BAHAN

    Alat :

    1. Kromatografi Kertas

    kertas saring (fasa diam)

    bejana

  • 8/9/2019 krom KLT & Kertas

    4/11

    penggaris

    beaker glass

    penangas air

    spatula

    corong

    batang pengaduk

    mortar

    1. Kromatografi Lapis Tipis

    kaca preparat kecil

    kaca preparat besar (20x20 cm)

    beaker glass

    neraca

    spatula

    kaca arloji

    gelas ukur

    pipet tetes

    penyuntik sampel

    penangas air

    corong

    batang pengaduk

    mortar

    Bahan :

    1. Kromatografi Kertas

    n-Hexane (fasa gerak)

    Kloroform

    daun menir

    1. Kromatografi Lapis Tipis

  • 8/9/2019 krom KLT & Kertas

    5/11

    n-Hexane (fasa gerak)

    Kloroform

    silica gel (bahan penyerap)

    bunga bouganvile

    A. PROSEDUR

    a. Pembuatan lapisan tipis kecil

    1. 2 gelas mikroskop yang dilekatkan satu sama lain dicelupkan dalam bubur silica

    gel (bubur silica gel dibuat dengan mencampurkannya dengan kloroform yang

    diaduk sampai homogen).

    2. Setelah dicelupkan diangkat kembali, biarkan hingga kering di udara. Setelah

    kering bagian sisi yang terletak di sebelah dalam dari masing-masing gelas

    dibersihkan dengan kertas kering.

    a. Pembuatan lapisan tipis besar

    1. Timbang silika gel sebanyak 12 gram, tambah air sebanyak 27 ml diaduk sampai

    homogen, air yang digunakan adalah aquadest.

    2. Tuangkan pada gelas mikroskop besar, 20x20 cm dan usahakan mendapatkan

    tebal permukaan yang serata mungkin dengan mengetep-ngetepnya diatas gabus.

    3. Plat gelas yang telah dilapisi silika gel dikeringkan untuk diaktifkan dengan jalan

    memanaskan dalam oven dengan suhu 100C selam 30 menit, makin lama makin

    baik.

    a. Pembuatan cuplikan

    Dipakai zat dari tumbuhan, misalnya kunir, daun atau bunga-bungaan, dapat juga zat

    organik yang tak berwarna.

    1. Kunir, daun atau bunga dipotong-potong dan dilumatkan sampai halus dengan

    lumping porselen dan diekstrak dengan pelarut organik, contoh : kloroform atau

    pelarut lain.

    2. Ekstrak disaring ambil bagian yang terlarut dalam kloroform kemudian diuapkan

    sehingga diperoleh larutan yang pekat.

    a. Pembuatan kromatogram

    1. Diatas lapisan tipis, teteskan zat yang akan dikromatografikan dengan pipa kapiler

    pada jarak kira-kira 1 cm dari bagian bawah kaca. Untuk plat yang kecil noda

  • 8/9/2019 krom KLT & Kertas

    6/11

    berupa titik, sedangkan untuk plat besar 20x20 cm berupa deretan titik-titik

    sehingga membentuk garis, biarkan beberapa saat hingga kering.

    2. Lapisan tipis yang mengandung cuplikan dimasukkan dalam satu bejana yang

    berisi fasa gerak, untuk lapisan tipis yang kecil dapat ditempatkan dalam gelas

    piala bagian yang mengandung cuplikan dicelupkan dalam fasa gerak, noda

    jangan sampai tercelup dalam fasa gerak.

    3. Setelah fasa gerak naik sampai hampir ujung atas lapisan, lapisan tipis diambil

    dari bejana atau gelas piala. Untuk plat kecil batas fasa bergerak dan noda-noda

    diberi tanda biarakan kering di udara.

    4. Untuk mengetahui lokasi noda (bila tidak terlihat) maka setelah lapisan tipis kecil

    kering dimasukkan dalam gelas piala yang di dalamnya diberi Kristal iod.

    5. Tentukan harga Rf untuk lapisan tipis kecil.

    6. Penanganan plat besar selanjutnya bila dikehendaki untuk mendapatkan hasil

    pemisahan maka pita-pita yang merupakan komponen-komponen senyawa

    masing-masing dikeruk dan dikumpulkan secara terpisah, tiap-tiap bagian dicuci

    dengan kloroform yang kemudian perlu di uji lebih lanjut dengan menggunakan

    lapisan tipis untuk mengetahui apakah masing-masing bagian marupakan

    komponen tunggal atau masih merupakan campuran.

    A. DATA HASIL PENGAMATAN

    1. Kromatografi Kertas

    Jarak yang

    ditempuh pelarut(cm)

    Jarak yang ditempuh senyawa (cm)

    Hijau (Klorofil) Kuning Orange

    15 7,5 11,5 15,1

    Nilai Rf = Jarak yang ditempuh senyawa : jarak yang ditempuh pelarut

  • 8/9/2019 krom KLT & Kertas

    7/11

    hijau (klorofil)

    Rf = 7,5 : 15

    = 0,5 cm

    Kuning

    Rf = 11,5 : 15

    = 0,76 cm

    Orange

    Rf = 15,1 : 15

    = 1,0067 cm

    1. Kromatografi Lapis Tipis

    Jarak yang ditempuh pelarut (cm) Jarak yang ditempuh senyawa (cm)

    6,5 2,4

    Nilai Rf = jarak yang ditempuh senyawa : jarak yang ditempuh pelarut

    = 2,4 : 6,5

    = 0,3692 cm

    A. PEMBAHASAN

    a. Kromatografi Lapis Tipis (Thin Layer Chromatography)

    Sampel yang dipergunakan dalam analisa KLT adalah bunga bouganvile,

    bunganya berwarna merah muda. bunga ini diekstrak dengan menggunakan

    kloroform terlebih dahulu sebelum dipergunakan untuk analisa.

    Penanganan sampel yang pertama adalah memisahkan bunga yang akan dieksrak

    dengan daun dan ranting dari tanaman asalnya, saat praktikum jumlah dari bunga

    yang akan diekstrak adalah secukupnya (sekitar segenggam tangan), setelah

    dibersihkan bunga dipotong-potong dan kemudian dihaluskan secara manual dengan

  • 8/9/2019 krom KLT & Kertas

    8/11

    menggunakan mortar. Setelah cukup halus, kemudian tambahkan kloroform untuk

    mengekstrak zat-zat warna yang larut dengan pelarut organik yang terkandung dalam

    sample.

    Jumlah kloroform yang ditambahkan secukupnya atau sampai sampel terbenam

    dengan pelarut, hal ini dimamaksudkan agar zat-zat warna yang terkandung dalam

    sampel dapat terekstrak dengan maksimal. hasil ekstraksi dari bunga bouganvile ini

    berwarna hijau muda transparan.

    hasil ekstraksi kemudian dipanaskan untuk menguapkan pelarut organiknya,

    karena plearut organic menguap pada suhu dibawah 100oC sehingga proses

    pemanasan dilakukan diatas penangas air untuk memghindari kemungkinan

    terjadinya pemansan yang terlalu tinggi hingga hasil ekstraksi yang dipanaskan

    menjadi kering.

    Dalam KLT, fasa diam yang dipergunakan adalah terutama silica gel, alumina dan

    selulosa. Menurut teori jika fasa diam yang dipergunakan adalah silica gel, maka

    pelarut yang dipergunakan adalah aquadest, akan tetapi saat praktikum, pelarut yang

    dipergunakan untuk melarutkan silica gel adalah pelarut organic yaitu kloroform.

    dibandingkan dengan aquadest kloroform merupakan pelarut yang mudah menguap

    sehingga plat yang sudah dilapisi dengan bubur silica gel, tidak perlu mengalami

    proses pengaktifan cukup dibiarkan di udara terbuka sampai kering.

    Plat gelas yang dipergunakan pada saat praktikum berukuran kecil (gelas preparat/

    mikroskop slide), sebelum dipergunakan plat tersebut terlebih dahulu dibersihkan

    dengan menggunakan tisu yang dibasahi dengan alcohol 70%. Setelah dibersihkan

    plat tersebut kemudian dikeringkan.

    Proses pelapisan plat dengan bubur silica gel dilakukan diatas plat gelas kaca

    berukuran besar (20 x 20 cm) Karena permukaannnya rata. plat kecil yang dilapisi

    dengan bubur silica gel diletakan berdampingan dan bagian pinggirnya saling

    menempel sehingga permukaannya saling berhadapan ke atas.

    Dalam 1 kali proses pelapisan, plat yang dilapisi ada 2. bagian pinggir luar plat

    ditahan dengan menggunakan gelas preparat yang lain sebanyak 2 tumpuk,.

    Kemudian bubur silica gel ditungkan diatas permukaan plat dan bagian atasnya

    didorong dengan kaca preparat yang lain, karena terdapat penahan sebanyak 2

    tumpuk maka hal ini akan membuat tinggi lapisan bubur silica gel menjadi rata saat

  • 8/9/2019 krom KLT & Kertas

    9/11

    didorong dengan kaca preparat, hal ini dilakukan untuk menghindari kemungkinan

    terjadinya permukaan plat yang dilapisi tidak rata dan bergelombang sehingga akan

    mempengaruhi pemisahan padat saat pengambangan gerakan fasa gerak tidak

    sempurna atau alirannya terganggu. proses ini harus dilakukan secepat mungkin,

    karena silica gel yang dilarutkan dengan kloroform cepat sekali mengering.

    setelah plat sudah dilapisi selanjutnya dibiarkan kering, proses pengeringannya

    cukup cepat karena pelarut yang dipergunakan untuk menglarutkan silica gel adalah

    kloroform, jika menggunakan pelarut aquadest, silica gel diatas plat membutuhkan

    waktu yang lebih lama untuk kering sehingga harus dikeringkan didalam oven

    terlebih dahulu untuk mempercepat proses pengeringannya.

    silica gel yang sudah kering diatas plat tersebut kemudian ditetesi dengan sampel,

    proses penetesan sampel ini sulit sekali dilakukan, selain jumlah sampel yang harus

    diteteskan sedikit sekali, juga karena silica gel kering diatas plat tersebut tidak dapat

    menyerap sampel. setelah sampel diteteskan dengan menggunakan alat suntik,

    selanjutnya plat dimasukan kedalam beaker glass yang berisi fasa gerak dan ditutup

    dengan platik wrap, fasa gerak yang dipergunakan saat praktikum adalah n-hexane.

    plat dimasukan kedalam beaker glass dengan posisi berdiri, sehingga jumlah fasa

    gerak didalam beaker glass tidak boleh melebihi tinggi sampel yang diteteskan diatas

    plat. kemudian ditutup kembali, saat praktikum noda sampel yang berhasil diteteskan

    dengan baik diatas plat hanya 1, dan nodanya berwarna hijau yang diperkirakan

    klorofil.

    dari hasil praktikum tersebut maka jarak yang ditempuh pelarut n-hexane dalam

    KLT adalah 6,5 cm, dan jarak yang ditempuh senyawa yang terbawa oleh pelarut

    adalah 2,4 cm. dari data tersebut maka harga Rf-nya adalah 0,3692 cm.

    b. Kromatografi kertas

    sampel yang dipergunakan berbeda dengan sampel pada KLT, pada kromatografi

    kertas sampel yang dipergunakan yaitu daun menir yang berwana dominan hijau

    dengan bintik merah dan kuning.

    proses preparasi sampel pada kromatografi kertas sama dengan preparasi sampel

    pada KLT, yaitu sampel dihaluskan dengan menggunakan mortar, ditambahkan

  • 8/9/2019 krom KLT & Kertas

    10/11

    pelarut kloroform kemudian dipanaskan diatas penangas air sampai sampel

    mengental.

    pada kromatografi kertas, fasa diam yang dipergunakan adalah kertas yang sangat

    beragam dan saat praktikum dipergunakan kertas saring yang dipotong persegi

    panjang, dengan fasa gerak pelarut organic n-hexane. tidak seperti pada KLT, pada

    kromatografi kertas prosesnya cukup cepat, selain proses penetesan sampel tidak

    terlalu rumit, kromatografi kertas juga tidak perlu menunggu fasa diam kering untuk

    meneteskan sampel.

    sebelum noda sampel diteteskan, terlebih dahulu kertas saring diberi garis dengan

    menggunakan pensil untuk membuat jarak antara noda dengan pelarut dibawahnya,

    dan yang kedua adalah membuat tanda untuk meneteskan sampel yang berjarak 2

    cm. pada saat praktikum penetesan sampel dilakukan menggunakan tusuk gigi, saat

    penetesan noda sampel, fasa diam berada dalam posisi mendatar dan noda dibiarkan

    mengering terlebih dahulu sebelum dimasukan kedalam bejana yang berisi fasa gerak.

    penetesan noda yang terlalu banyak harus dihindari, karena kelebihan setiap

    komponen akan menyebabkan tidak akan tercapainya kesetimbangan partisi selama

    ia bergerak, hingga ia akan mengakibatkan terjadinya kedudukan atau lokasi yang

    kabur.

    setelah noda sampel mengering, kertas dimasukan kedalam bejana sudah jenuh

    dengan fasa gerak yaitu n-hexane, kertas saring berisi noda yang sudah kering

    tersebut diposisikan tegak berdiri dan bagian bawahnya terbenam dalam fasa gerak.

    metoda yang dipakai dalam kromatografi kertas ini adalah metoda penaikan, yaitu

    kertas dicelupkan hingga ujung di mana aliran mulai bergerak terletak sedikit di

    atas permukaan dari pelarut dan pelarut naik melalui serat-serat dari kertas oleh

    gaya kapiler. kertas sebagai serat-serat selulosa dengan lapisan yang sangat tipis dari

    molekul-molekul air yang berikatan pada permukaan. Interaksi ini dengan air

    merupakan efek yang sangat penting selama pengerjaan kromatografi kertas.

    noda-noda yang naik dari sampel daun menir ini terdiri dari 3 warna, yaitu hijau,

    kuning dan orange. jarak yang ditempuh dari masing-masing warna adalah hijau 7,5

    cm; warna kuning 11,5 cm; dan warna orange 15,1. sedangkan jarak yang ditempuh

    pelarut adalah 15 cm. dari data tersebut maka harga Rf untuk masing-masing warna

    adalah, warna hijau 0,5 cm; warna kuning0,76 cm; dan warna orange 1,0067 cm.

  • 8/9/2019 krom KLT & Kertas

    11/11

    harga Rf dari kromatografi kertas ini cukup tinggi, salah satu penyebabnya adalah

    penggunaan n-hexane sebagai fasa gerak, molekul-molekul polar akan memiliki

    atraksi yang tinggi untuk molekul-molekul air dan kurang untuk pelarut yang non

    polar. Molekul-molekul polar dalam campuran sampel memiliki sedikit atraksi antara

    molekul-molekul air dan molekul-molekul yang melekat pada selulosa, dan karena

    akan menghabiskan banyak waktunya untuk larut dalam pelarut yang bergerak.

    Molekul-molekul seperti ini akan bergerak sepanjang kertas diangkut oleh pelarut. hal

    inilah yang menyebabkan nilai Rf menjadi tinggi.