7
Gambar 2.1 (sumber: Buditjahjono S) Gambaran klinik KSB bervariasi, Lever membagi KSB menjadi 5 bentuk: 1. Nodulo-ulseratif, termasuk ulkus rodens 2. Berpigmen 3. Morfea atau fibrosing atau sklerosing 4. Superfisial 5. Fibroepitelioma. 1. Tipe Nodulo-Ulseratif Merupakan jenis yang paling sering dijumpai. Lesi biasanya tampak sebagai lesi tunggal. Paling sering mengenai wajah, terutama pipi, lipat nasolabial, dahi, dan tepi kelopak mata. Pada awalnya tampak papul atau nodul kecil, transparan

KSS 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kss

Citation preview

Gambar 2.1(sumber: Buditjahjono S)Gambaran klinik KSB bervariasi, Lever membagi KSB menjadi 5 bentuk:1. Nodulo-ulseratif, termasuk ulkus rodens2. Berpigmen 3. Morfea atau fibrosing atau sklerosing4. Superfisial5. Fibroepitelioma.1. Tipe Nodulo-UlseratifMerupakan jenis yang paling sering dijumpai. Lesi biasanya tampak sebagai lesi tunggal. Paling sering mengenai wajah, terutama pipi, lipat nasolabial, dahi, dan tepi kelopak mata. Pada awalnya tampak papul atau nodul kecil, transparan seperti mutiara, berdiameter kurang dari 2 cm, dengan tepi meninggi. \

Gambar 2.2 (Sumber: Fitzpatrick TB.)Permukaannya tampak mengkilat, sering dijumpai adanya telengiektasia, dan kadang-kadang dengan skuama yang halus atau krusta tipis. Berwarna seperti mutiara, kadang-kadang seperti kulit normal sampai eritema pucat. Lesi membesar secara perlahan dan suatu saat bagian tengah lesi menjadi cekung, meninggalkan tepi yang meninggi keras. Jika terabaikan, lesi-lesi ini akan mengalami ulserasi (disebut ulkus rodent), dengan dekstruksi jaringan disekitarnya.2. Tipe BerpigmenGambaran klinisnya sama dengan tipe nodulo ulceratif. Bedanya, pada jenis ini berwarna coklat, atau hitam berbintik-bontik atau homogen yang secara klinis dapat menyerupai melanoma.

Gambar 2.3 (Sumber: Fitzpatrick TB)3. Tipe Morfea atau Fibrosing atau SklerosingBiasanya terjadi pada kepala dan leher, lesi tampak sebagai plak sklerotik yang cekung, berwarna putih kekuningan, dengan batas tidak jelas. Pertumbuhan perifer diikuti oleh perluasan sklerotik di tengahnya.

Gambar 2.4 (Sumber: Fitzpatrick TB.)4. Tipe SuperfisialLesi biasanya multiple, mengenai badan. Secaran klinis tampak sebagai plak transparan, eritematosa sampai berpigmen terang, berbentuk oval sampai irreguler dengan tepi berbatas tegas, sedikit meninggi, seperti benang atau kawat atau kawat. Biasanya dihubungkan dengan ingesti arsenik kronik.

Gambar 2.6(sumber: Fitzpatrick TB.)5. Tipe Fibroepithelial.Paling sering terjadi pada punggung bawah. Secara klinis, lesi berupa papul kecil yang tidak bertangkai atau bertangkai pendek, dengan permukaan halus dengan warna yang bervariasi. Sindrom Epitelioma Sel Basal NevoidDikenal pula sebagai sindrom Gorli-goltz. Merupakan kelainan autosomal dominan dengan penetrasi yang bervariasi, ditandai oleh 5 gejala mayor:1. KSB multiple yang terjadi pada usia muda.2. Cekungan-cekungan pada telapak tangan dan telapak kaki.3. Kelainan pada tulang, terutama tulang rusuk.4. Kista pada tulang rahang.5. Kalsifikasi ektopik dari falks serebri dan struktur lainnya.Disamping gejala mayor ini, dijumpai banyak kelainan sistem organ multiple, yang berhubungan dengan sindroma ini.

Multiple Nodular Palmar Pits Gambar 2.7 (Sumber: Fitzpatrick TB.) Nevus Sel Basal Unilateral LinierMerupakan jenis yang sangat jarang dijumpai. Lesi berupa nodul dan komedo, dengan daerah atropi bentuk striae, distribusi zosteriformis atau linier, unilateral. Lesi biasa dijumpai sejak lahir, dan lesi ini tidak meluas dengan meningkatnya usia. Sindrom BazexSindroma ini digambarkan pertama kalinya oleh Bazex, diturunkan secara dominan dengan ciri khas:1. Atrofoderma folikuler, yang ditandai oleh folikuler yang terbuka lebar, seperti ice pick marks, terutama pada ekstremitas.2. Epitelioma sel basal kecil, multiple pada wajah, biasanya timbul pertama kali saat remaja atau awal dewasa. Namun kadang-kadang dapat juga timbul pada akhir masa anak-anak.Di samping itu dapat pula di jumpai anhidrosis lokal atau hipohidrosis generalisata, hipotrikosis kongenital pada kulit kepala dan daerah lainnya.

Penatalaksanaan KSB bertujuan untuk mendapatkan kesembuhan dengan hasil kosmetik yang baikserta hasil fungsional yang efektif. Dalam menentukan cara penatalaksanaan KSB, banyak hal yang perlu diperhatikan, baik dari faktor tumornya maupun pasiennya. Faktor tumor yang perlu di perhatikan adalah tipe tumor, ukuran, lokasi, sifat pertumbuhan, dan apakah merupakan tumor primer atau rekurens. Sedangkan faktor pasien yang perlu di pertimbangkan adalah usia, riwayat penyakit lain, faktor psikologis dan riwayat pengobatan.Secara garis besar, penatalaksanaan KSB di golongkan dalam 2 kelompok yaitu dengan pembedahan dan tanpa pembedahan. Pembedahan dapat di lakukan dengan cara eksisi dengan menggunakan skapel, bedah mikrografik Mohs, kuretase dan elektrodesikasi jika diameter tumor kurang dari 0,5cm, bedah beku, serta bedah laser. Penatalaksanaan tanpa pembedahan dilakukan dengan cara radioterapi jika ukuran tumor 0,5-kurang dari 8cm, interferon intralesi, kemotrapi, pemberian retinoid dan foto dinamik (Handayani. 1999).KomplikasiDestruksi pada jaringan bawah kulit sampai tulang. Jarang sekali metastasis ke organ lain (berbeda dengan karsinoma lainnya)Prognosis Pengobatan pada KSB primer memberikan angka kesembuhan sekitar 95% sedangkan pada KSB rekuren sekitar 92%. Pengobatan pada KSB rekuren lebih sulit dari pada KSB primer, dan angka kekambuhan setelah di lakukan prosedur yang ke dua adalah tinggi.