Upload
adi-purnomo
View
42
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
KTI
Citation preview
Tonsilitis Kronis yang Diindikasikan Tonsilektomi 2013
ARTIKEL ILMIAH
Karakteristik Penderita Tonsilitis Kronis
Yang Diindikasikan Tonsilektomi
Di RSUD Raden Mattaher Jambi
disusun oleh:
Rts. Vivit Sapitri
G1A109040
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2012/2013
Tonsilitis Kronis yang Diindikasikan Tonsilektomi 2013
Vivit Sapitri*, Yunaldi**, Umi Rahayu
*Mahasiswi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Jambi
**Dosen Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok FKIK UNJA
*** Dosen Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok FKIK UNJA
Alamat Korespondensi: Vivit Saptiri, FKIK UNJA, Jambi, E-mail: [email protected]
Abstrak
Tujuan: Mengetahui karakteristik penderita tonsilitis kronis yang diindikasikan untuk
tonsilektomi. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif prospektif dengan
pendekatan observasi. Pengambilan data menggunakan wawancara dalam bentuk daftar tilik
(check list). Hasil: Dari 30 orang, ditemukan penderita tonsilitis kronis yang diindikasikan
tomsilektomi terbanyak pada rentang usia antara 5-14 tahun yaitu 15 orang (50%), jenis
kelamin terbanyak adalah perempuan yaitu 17 orang (56,7%), semua keluhan utamanya
adalah nyeri pada tenggorok/ sakit menelan sebanyak 30 orang (100%), indikasi
tonsilektomi terbanyak adalah indikasi relatif sebanyak 22 orang (73,3%). Kesimpulan:
Penderita tonsilitis kronis yang diindikasikan tonsilektomi dengan rentang usia 5-14 tahun
dengan rasio perempuan lebih banyak, keluhan utama berupa nyeri pada tenggorok/ sakit
menelan, dan indikasi tonsilektominya berupa indikasi relatif yaitu terjadi 3 episode atau
lebih infeksi tonsil pertahun dengan terapi antibiotik adekuat.
Kata kunci: Tonsilitis kronis; karakteristik demografis; keluhan utama; indikasi
tonsilektomi
Karakteristik Penderita Tonsilitis Kronis
Yang Diindikasikan Tonsilektomi
Di RSUD Raden Mattaher Jambi
Rts. Vivit Sapitri
Fakultas Kedokteran Ilmu Kesehatan Universitas Jambi
Tonsilitis Kronis yang Diindikasikan Tonsilektomi 2013
PENDAHULUAN
Tonsilitis kronis merupakan
penyakit yang paling sering terjadi dari
seluruh penyakit THT. Berdasarkan data
epidemiologi penyakit THT di tujuh
provinsi di Indonesia, prevalensi tonsilitis
kronis 3,8% tertinggi setelah
nasofaringitis akut 4,6%. Insiden tonsilitis
kronis di RS Dr. Kariadi Semarang
23,36% dan 47% diantaranya pada usia 6-
15 tahun.1 Sedangkan penelitian di RSUP
Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
jumlah kunjungan baru dengan tonsilitis
kronis mulai Juni 2008-Mei 2009
sebanyak 63 orang.2 Tonsilitis kronis
merupakan penyakit yang terjadi di
tenggorokan terutama terjadi pada
kelompok usia muda.
Data morbiditas pada anak yang
menderita tonsilitis kronis menurut
Survey Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) pada umur 5-14 tahun menempati
urutan kelima (10,5% laki-laki dan 13,7%
perempuan). Hasil pemeriksaan pada
anak-anak dan dewasa menunjukkan total
penyakit pada telinga hidung dan
tenggorokan berjumlah 190-230 per 1.000
penduduk dan didapati 38,4% diantaranya
merupakan penderita penyakit tonsilitis
kronis.3
Tonsilektomi merupakan prosedur
operasi yang praktis dan aman untuk
pengobatan untuk tonsilitis kronis. Di
Indonesia, data nasional mengenai jumlah
operasi tonsilektomi atau
tonsiloadenoidektomi belum ada. Namun
data yang didapatkan dari RSUPN Cipto
Mangunkusumo Jakarta selama lima
tahun terakhir (1999-2003) menunjukkan
kecendrungan penurunan jumlah operasi
tonsilektomi. Fenomena ini juga terlihat
pada jumlah operasi tonsilektomi dengan
puncak kenaikan pada tahun kedua (275
kasus) dan terus menurun sampai tahun
2003 (152 kasus). Sedangkan data dari
Rumah Sakit Fatmawati dalam tiga tahun
terakhir (2002-2004) menunjukkan
kecendrungan kenaikan jumlah operasi
tonsilektomi dan penurunan jumlah
operasi tonsiloadenoidektomi.4
Dari data RSUD Raden Mattaher
Jambi diketahui jumlah penderita
tonsillitis kronis pada tahun 2010
berjumlah 978 dari 1365 jumlah
kunjungan dan pada tahun 2011
berjumlah 789 dari 1144 jumlah
kunjungan, sedangkan tonsilitis yang
diindikasikan tonsilektomi pada tahun
2010 berjumlah 44 orang dan data pada
tahun 2011 berjumlah 58 orang. Ada
peningkatan jumlah penderita tonsilitis
kronis yang diindikasikan tonsilektomi
pada tahun 2010-2011 di RSUD Raden
Mattaher Jambi.5
Tonsilitis kronis masih menjadi
masalah kesehatan utama dalam bidang
THT sehingga dalam penatalaksanaannya
Tonsilitis Kronis yang Diindikasikan Tonsilektomi 2013
tonsilektomi menjadi pilihan yang terbaik
dan harus sesuai dengan indikasi, baik
indikasi absolut maupun indikasi relatif
pada setiap pasien berbeda-beda.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka
peneliti tertarik untuk meneliti tentang
karakteristik penderita tonsilitis kronis
yang diindikasikan tonsilektomi di bagian
THT di RSUD Raden Mattaher Jambi.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitan
deskriptif prospektif yang bertujuan untuk
membuat gambaran tentang suatu keadaan
yang secara objektif, serta dengan cara
pendekatan observasi. Penelitian
dilakukan di bagian THT RSUD Raden
Mattaher Jambi.
Pada penelitian ini digunakan total
sampling yaitu semua pasien yang berobat
ke poliklinik THT di RSUD Raden
Mattaher Jambi pada bulan Mei-Juli 2013.
Sampel penelitian yaitu yang memenuhi
kriteria inklusi meliputi: semua penderita
tonsilitis kronis yang diindikasikan
tonsilektomi dan bersedia ikut dalam
penelitian ini. Kriteria ekslusi meliputi:
penderita tonsilitis kronis yang
diindikasikan tonsilektomi yang usianya <
5 tahun, penderita tonsilitis kronis yang
disertai KP aktif, penyakit jantung, dan
diabetes mellitus sehingga tidak bisa
dilakukan tonsilektomi.
Penelitian ini dilakukan dengan
pengumpulan data melalui anamnesis
(wawancara) menggunakan check list
yang ditujukan pada penderita atau
kepada orang tua/wali penderita.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Selama penelitian yang
berlangsung dari bulan Mei-Juli 2013
diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Karakteristik Sosiodemografis
a) Distribusi penderita menurut Usia
Tabel 4.1 Disribusi Penderita Menurut
Usia
Kelompok
Usia
(Tahun)
Jumlah Persentase
(%)
5-14 15 50
>14-24 9 30
>24-44 6 20
>44-64 0 0
Total 30 100
Berdasarkan uraian tabel 4.1 diatas dapat
diketahui bahwa penderita tonsilitis kronis
yang diindikasikan tonsilektomi
terbanyak adalah usia antara 5-14 tahun
sebanyak 15 orang (50%).
Tonsilitis Kronis yang Diindikasikan Tonsilektomi 2013
b) Distribusi penderita menurut jenis
kelamin
Tabel 4.2 Distribusi Penderita Menurut
Jenis Kelamin
Jenis
kelamin
Jumlah Persentase
(%)
Laki-laki 13 43,3
Perempuan 17 56,7
Total 30 100
Berdasarkan uraian tabel 4.2 diatas dapat
diketahui bahwa penderita tonsilitis kronis
yang diindikasikan tonsilektomi
perempuan lebih banyak dibandingkan
jumlah pasien laki-laki, yaitu perempuan
sebanyak 17 orang (56,7%).
2. Karakteristik Keluhan Utama
4.3 Distribusi Penderita Menurut Keluhan
Utama
Keluhan Utama Jumlah Persentase
(%)
Nyeri pada
tenggorok/ sakit
saat menelan
30 100
Halitosis 0 0
Malaise 0 0
Sakit pasa sendi
dan kadang ada
demam
0 0
Total 30 100
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa
penderita tonsilitis kronis yang
diindikasikan tonsilektomi yaitu semua
keluhan utamanya adalah nyeri pada
tenggorok/ sakit menelan sebanyak 30
orang (100%).
3. Karakteristik Indikasi Tonsilektomi
a) Distribusi Indikasi Absolut
Tabel 4.4 Disribusi Indikasi Absolut
Indikasi Absolut Jumlah Presentase
(%)
Pembesaran
tonsil yang
menyebabkan
obstruksi saluran
napas, disfagia
berat, sleep apnea
5 16,7
Rhinitis dan
sinusitis kronis 2 6,7
Hipertrofi tonsil
unilateral 1 3,3
Total 8 26,7
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa
penderita tonsilitis kronis yang
diindikasikan tonsilektomi sebagai
indikasi absolut yang terbanyak adalah
pembesaran tonsil yang menyebabkan
obstruksi saluran napas, disfagia berat,
sleep apnea sebanyak 5 orang (16,7%).
Tonsilitis Kronis yang Diindikasikan Tonsilektomi 2013
b) Distribusi Indikasi Relatif
Tabel 4.5 Distribusi Indikasi Relatif
Indikasi Relatif Jumlah Persentase
(%)
Terjadi 3 episode/
> infeksi tonsil
pertahun dengan
terapi antibiotik
adekuat
21 70
Halitosis 1 3,3
Otitis media efusi
atau otitis media
supuratif
0 0
Total 22 73,3
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa
penderita tonsilitis kronis yang
diindikasikan tonsilektomi sebagai
indikasi relatif yang terbanyak adalah
terjadi 3 episode atau lebih infeksi tonsil
pertahun dengan terapi antibiotik adekuat
sebanyak 21 orang (70%).
Indikasi tonsilektomi terbanyak
adalah indikasi relatif sebanyak 22 orang
(73,3%) dan indikasi absolute sebanyak 8
orang (26,7%).
PEMBAHASAN
1. Karakteristik Sosiodemografis
a) Pembahasan Usia
Berdasarkan hasil penelitian usia paling
banyak 5-14 tahun sebanyak 15 orang
(50%).
Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian G Raju, Esther Mary Selvam
(2012) di Bangladesh, yang mendapatkan
distribusi terbanyak pada usia 1-10
tahun.6 Penelitian Farokah di kota
Semarang usia yang terbanyak yaitu pada
usia 8 tahun (69,8%).
Dan insiden
tonsilitis kronis di RS Dr. Kariadi
Semarang di antaranya pada usia 6-15
tahun (23,36% dan 47%).1
Terlihat bahwa jumlah kunjungan
pasien anak banyak yang menderita
tonsilitis kronis yang diindikasikan
tonsilektomi. Hal ini dikarenakan pada
anak usia tersebut memiliki sistem
kekabalan yang belum sempurna sehingga
mudah untuk terinfeksi mikroorganisme,
dan pada anak sering menderita infeksi
saluran pernapasan akut atau karena
Tonsilitis Kronis yang Diindikasikan Tonsilektomi 2013
tonsilitis akut yang tidak diobati dengan
tepat atau dibiarkan saja.
b) Pembahasan jenis kelamin
Berdasarkan hasil penelitian jenis kelamin
paling banyak adalah perempuan
sebanyak 17 orang (56,7%).
Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian Farokah di kota Semarang jenis
kelamin yang terbanyak yaitu pada
perempuan (51,2%).1
Pada penelitian
yang berbeda yang dilakukan oleh J
Alison Glover (2008) The Incidence of
Tonsillectomy in School children,
insiden terbanyak pada jenis kelamin laki-
laki (58,2%).7 Dan pada penelitian L. M.
Paulson, C. J MacArthur, etc (Agustus
2011) di USA menyatakan distribusi
terbanyak pada jenis kelamin laki-laki
(56,52%).8
2. Pembahasan keluhan utama
Berdasarkan hasil penelitian semua
keluhan utamanya adalah nyeri pada
tenggorok/ sakit menelan sebanyak 30
orang (100%).
Hasil penelitian ini sesuai dengan
SIGN (Scottish Intercollegiate Guidelines
Network) April 2010, keluhan utama yang
sering pada penderita tonsilitis kronis
yang diindikasikan tonsilektomi adalah
nyeri tenggorokan sebanyak 58,3% per
1.000 population.9 Dan pada penelitian J
Alison Glover (2008) The Incidence of
Tonsillectomy in School children,
insiden yang lebih tinggi adalah nyeri
tenggorokan.7
3. Karakteristik Indikasi Tonsilektomi
a) Distribusi Indikasi Absolut
Berdasarkan hasil penelitian indikasi
absolut yang tertinggi atau terbanyak
adalah pembesaran tonsil yang
menyebabkan obstruksi saluran napas,
disfagia berat dan sleep apnea sebanyak
16,7%.
Tonsilitis Kronis yang Diindikasikan Tonsilektomi 2013
Hasil penelitian ini sesuai dengan
Indication for Tonsillectomy and
Adenotonsillectomy in Children (A joint
Position paper of the Paediatrics & Child
Health Division of The Royal
Australasian College of Physicians and
The Australian Society of Otolaryngology
Head and Neck Surgery. Juli, 2008),
indikasi absolut yang terbanyak adalah
obstruksi saluran napas dan sleep apnea.10
b) Distribusi Indikasi Relatif
Berdasarkan hasil penelitian indikasi
relatif yang terbanyak adalah terjadi 3
episode atau lebih infeksi tonsil pertahun
dengan terapi antibiotik adekuat sebanyak
70%.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian Reginal F. Baugh, MD, etc
dalam Clinical Practice Guideline:
Tonsillectomy in Children (American
Academy of Otolaryngology- Head and
Neck Surgery), indikasi relatif terbanyak
adalah infeksi tenggorokan berulang jika
sudah ada kurang dari 7 episode per tahun
dalam 2 tahun terakhir atau kurang dari 5
episode per tahun dalam 3 tahun
terakhir.11
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil observasi
selama periode penelitian, angka kejadian
tonsilitis kronis yang diindikasikan
tonsilektomi di RSUD Raden Mattaher
Jambi bulan Mei-Juli 2013 sebanyak 30
pasien.
1) Berdasarkan karakteristik
sosiodemografis penderita
tonsilitis kronis yang
diindikasikan tonsilektomi di
RSUD Raden Mattaher Jambi di
dapatkan distribusi terbanyak
pada kelompok usia 5-14 tahun
sebesar 50%, pada distribusi
kelompok jenis kelamin
terbanyak adalah perempuan
sebesar 56,7%.
Tonsilitis Kronis yang Diindikasikan Tonsilektomi 2013
2) Berdasarkan karakteristik
keluhan utama penderita
tonsilitis kronis yang
diindikasikan tonsilektomi di
RSUD Raden Mattaher Jambi di
dapatkan bahwa semua keluhan
utamnya adalah nyeri tenggorok/
sakit menelan sebanyak 100%
3) Berdasarkan karakteristik
indikasi tonsilektomi penderita
tonsilitis kronis yang
diindikasikan tonsilektomi di
RSUD Raden Mattaher Jambi di
dapatkan distribusi terbanyak
dengan indikasi relatif, terjadi 3
episode/> infeksi tonsil pertahun
dengan terapi antibiotik adekuat
sebesar 73,3%.
SARAN
1) Dapat menambah informasi
tentang tonsilitis kronis serta
indikasi untuk dilakukannya
tindakan tonsilektomi sehingga
dapat bermanfaat dalam
penanganan tonsilitis kronis.
2) Dapat menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai tonsilitis kronis
yang diindikasin tonsilektomi.
3) Dapat menjadi masukan untuk
melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai karakteristik penderita
tonsilitis kronis yang diindikasikan
tonsilektomi.
UCAPAN TERIMAKASIH
1. Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Jambi Dr. dr.
H. Yuwono M.Biomed.
2. Pembantu Dekan 1 Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Jambi dr. Irawan Anasta
Putra, Sp.A
3. Pembantu Dekan 2 Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Jambi dr. Nindya Aryanty
M.Med.Edu.
4. Pembantu Dekan 3 Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Jambi dr. H. Armaidi
Darmawan, M.Epid
5. dr. H. Yunaldi, Sp.THT, sebagai
dosen pembimbing substansi atas
segala bimbingan, saran dan motivasi
yang telah diberikan selama
penyusunan skripsi penelitian ini.
6. dr. Umi Rahayu, Sp.THT, sebagai
dosen pembimbing metodologi yang
telah banyak memberikan bimbingan,
saran, serta motivasi yang telah
diberikan selama penyusunan skripsi
penelitian ini.
7. Kedua orang tua dan kakak serta
keluarga yang selalu memberikan
dorongan, perhatian, ketulusan dan
Tonsilitis Kronis yang Diindikasikan Tonsilektomi 2013
semangat yang tidak akan mungkin
dapat diganti dengan apa pun.
8. Untuk kak Amar terima kasih
dukungan, bantuan, perhatian, waktu
dan juga semangatnya.
9. Teman-teman seperjuangan angkatan
2009, atas kerja sama yang baik dan
kekompakkan selama ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Farokah. Hubungan tonsillitis kronis
dengan prestasi belajar pada siswa
kelas II sekolah dasar di kota
Semarang. Semarang. 2007 (diakses
tanggal November 2012). Diunduh
dari: URL:
http://file/tonsilitis%201/155_10Tons
ilitasKronikPrestasiBelajarKelas.html
2. Sakka Indo, Raden S, Linda K, Sutji
PR. Kadar immunoglobulin A
sekretori pada penderita tonsilitis
kronik sebelum dan setelah
tonsilektomi. Makasar. 2010 (diakses
November 2012). Diunduh dari:
URL: http://file/206.pdf
3. Nurrobbi, Kusantri. Tonsilitis kronis.
Jakarta. 2012 (diakses November
2012). Diunduh dari: URL:
http://96570032-Tonsilitis-Kronis.pdf
4. Healt Technology Assessment (HTA)
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Tonsilektomi pada anak
dan dewasa. Jakarta. 2004. Hal 1-25
(diakses tanggal 8 November 2012).
Diunduh dari:
URL:http//TonsilektomiPadaAnakda
nDewasa.pdf
5. Data RSUD Raden Mattaher Jambi.
2012
6. Raju G, Esther Mary Selvam.
Evaluation of microbial flora in
chronic tonsillitis and the role of
tonsillectomy. Bangladesh J
Otorhinolaryngol. 2012 (diakses Juli
2013). Diunduh dari:
http://www.banglajol.info/index.php/
BJO/article/view/11982/8737
7. Alison J Glover. The incidence of
tonsillectomy in school children.
2012 (diakses Juli 2013). Diunduh
dari
URL:http//InternationalJournalofEpid
emiology/article/
8. Paulson L.M, MacArthur C.J, et al.
Speech outcomes after tonsillectomy
in patients with known
velopharyngeal insufficiency. USA.
2012 (diakses Juli 2013). Diunduh
dari URL:http//article/IJO/912767
9. Scottish Intercollegiate Guidelines
Network. Management of sore throat
and indications for tonsillectomy.
Scotland. 2010 (diakses Juli 2013).
Diunduh dari
URL:http//SIGN117.pdf
10. Coates Harvey OA. Indication for
tonsillectomy and adenotonsillectomy
Tonsilitis Kronis yang Diindikasikan Tonsilektomi 2013
in children. Australian. 2008 (diakses
Juli 2013). Diunduh dari
URL:http//Final_approved_tonsillect
omy_document[1].pdf
11. Baugh Reginal F, Sanford M, et al.
Clinical practice guideline:
tonsillectomy in children. American.
2011 (diakses Juli 2013). Diunduh
dari
URL:http//otto.sagepub.com/content/
144/1_suppl/S1