11
1 KURIKULUM 2013 dan PENILAIAN DIRI Meri Fuji Siahaan Universitas Pelita Harapan-Fakultas Ilmu Pendidikan Tangerang-Lippo Karawaci [email protected] Abstrak Salah satu landasan filosofis kurikulum 2013 adalah experimentalism and socia untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berfikir reflektif bagi sosial dan masyarakat. Berfikir reflektif adalah suatu keterampilan yang melibatka apa yang telah terjadi. Keterampilan ini dapat dilatih dengan menerapkan assessment) yaitu dengan mengumpulkan informasi tentang kelebihan dan kekurangan pencapaian kompetensi tertentu dan kemudian merencanakan serta menerapkan Kompetensi yang dapat dinilai tidak hanya mencakup kompetensi sikap namun mencakup pengetahuan dan keterampilan. Dengan demikian penilaian diri merupakan ele formatif. Paper ini akan mendeskripsikan tentang bagaimana mengaplikasikan penila dari beberapa penelitian tentang kegunaannya bagi siswa. Kata kunci: kurikulum 2013, penilaian diri, penilaian formatif

KURIKULUM 2013 dan PENILAIAN DIRI - lppm.uph.edulppm.uph.edu/en/component/wmmscientifics/mscientific/158/66-media... · evaluasi proses dan hasil belajar. ... penilaian formatif memiliki

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KURIKULUM 2013 dan PENILAIAN DIRI - lppm.uph.edulppm.uph.edu/en/component/wmmscientifics/mscientific/158/66-media... · evaluasi proses dan hasil belajar. ... penilaian formatif memiliki

1

KURIKULUM 2013 dan PENILAIAN DIRI Meri Fuji Siahaan

Universitas Pelita Harapan-Fakultas Ilmu Pendidikan Tangerang-Lippo Karawaci

[email protected] Abstrak

Salah satu landasan filosofis kurikulum 2013 adalah experimentalism and social reconstructivism untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berfikir reflektif bagi penyelesian masalah sosial dan masyarakat. Berfikir reflektif adalah suatu keterampilan yang melibatkan penilaian terhadap apa yang telah terjadi. Keterampilan ini dapat dilatih dengan menerapkan teknik penilaian diri (self-assessment) yaitu dengan mengumpulkan informasi tentang kelebihan dan kekurangan dirinya dalam pencapaian kompetensi tertentu dan kemudian merencanakan serta menerapkan strategi perbaikan. Kompetensi yang dapat dinilai tidak hanya mencakup kompetensi sikap namun mencakup kompetensi pengetahuan dan keterampilan. Dengan demikian penilaian diri merupakan elemen kunci penilaian formatif. Paper ini akan mendeskripsikan tentang bagaimana mengaplikasikan penilaian diri dan review dari beberapa penelitian tentang kegunaannya bagi siswa. Kata kunci: kurikulum 2013, penilaian diri, penilaian formatif

Page 2: KURIKULUM 2013 dan PENILAIAN DIRI - lppm.uph.edulppm.uph.edu/en/component/wmmscientifics/mscientific/158/66-media... · evaluasi proses dan hasil belajar. ... penilaian formatif memiliki

2

PENDAHULUAN

Salah satu indikator kompetensi pedagogik guru menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesi Nomor 16 tahun 2007 adalah menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. Indikator tersebut dijabarkan lebih detail lagi yaitu; guru menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar serta menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan.

Penyelenggaraan penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara berimbang, sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI no.66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Pada salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI tersebut juga dijelaskan bahwa salah satu teknik penilaian kompetensi sikap adalah penilaian diri dengan menggunakan instrument berupa lembar penilaian diri. Penilaian diri (self-assessment) adalah teknik penilaian dimana siswa melakukan proses memonitor dan mengevaluasi pikiran dan tindakan mereka sendiri ketika belajar, dan mengidentifikasi strategi-strategi yang dapat mengembangkan pemahaman dan keterampilan mereka (McMillan & Hearn, 2008). Penilaian diri terjadi ketika siswa menilai kompetensinya sendiri untuk kemudian menentukan strategi-strategi perbaikan sehubungan dengan kesenjangan yang ditemukan antara kompetensi yang mereka miliki dan kompetensi yang diharapkan terhadap mereka. Teknik penilaian diri dapat dilakukan bukan hanya untuk menilai kompetensi sikap namun juga kognitif dan keterampilan.

Sehubungan dengan proses yang terjadi pada penilaian diri, maka penilaian diri berfungsi sebagai penilaian formatif. Komponen kunci pada penilaian formatif adalah; bukti pengetahuan dan pemahaman siswa, umpan balik yang diberikan kepada siswa, dan melakukan perubahan terhadap cara mengajar & cara siswa belajar (Cauley & McMillan, 2010). Penilaian diri merupan teknik penilaian formatif yang efektif karena informasi yang dikumpulkan bukan hanya dari sudut pandang guru semata tetapi berkolaborasi dengan siswa dalam menilai belajarnya sendiri. Dan tidak berhenti sampai batas mengevaluasi diri saja, namun siswa terlibat dalam menemukan cara – cara untuk mengembangkan diri . Dengan demikian, siswa menjadi lebih bertanggung jawab dengan belajarnya sendiri, meningkatkan keterlibatan akademik dan motivasinya.

Oleh karena penilaian diri memiliki dampak positif dalam keberlangsungan pembelajaran, penulis menyarankan agar guru - guru meningkatkan penerapan teknik penilaian diri dalam kegiatan pembelajaran. Penulis juga menyarankan agar guru - guru diberikan lebih banyak pembekalan dalam proses pelaksanaannya.

Page 3: KURIKULUM 2013 dan PENILAIAN DIRI - lppm.uph.edulppm.uph.edu/en/component/wmmscientifics/mscientific/158/66-media... · evaluasi proses dan hasil belajar. ... penilaian formatif memiliki

3

PEMBAHASAN

A. Penilaian

Penilaian adalah proses yang berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi dari berbagai sumber tentang proses dan hasil belajar siswa (Arifin, 2013: 4). Penilaian memiliki tujuan bukan hanya untuk guru namun juga untuk siswa itu sendiri. Arikunto (2009: 6-8) menjelaskan bahwa tujuan penilaian bagi siswa adalah untuk dapat mengetahui sejauh mana siswa tersebut berhasil mengikuti pembelajaran yang diberikan oleh guru. Sedangkan bagi guru, penilaian bertujuan untuk memberikan informasi tentang penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan guru yang akan menuntun guru untuk mengambil tindakan lanjut. Race, Brown & Brenda (2005: 5-6) mendaftar beberapa alasan umum penilaian dilakukan, diantaranya adalah: menuntun siswa memeriksa seberapa baik perkembangan mereka sebagai pembelajar, menolong siswa belajar dari kesalahan dan kesulitan mereka, mengklasifikasikan pencapaian siswa, mengijinkan siswa untuk menggambarkan diri mereka sendiri bila dibandingkan dengan teman-temannya sekelas dan memberikan umpan balik kepada guru tentang keberlangsungan pengajaran.

Ditinjau dari fungsinya, penilaian dibagi atas tiga yaitu; tes diagnostik, tes yang berfungsi untuk menentukan tingkat penguasaan siswa terhadap bahan yang akan dipelajari. Tes formatif adalah tes yang berfungsi sebagai umpan-balik bagi siswa dan guru untuk menilai pelaksanaan pembelajaran. Tes sumatif bertujuan untuk menentukan posisi kemampuan siswa (Arikunto, 2009: 44-45). Marzano (2006: 8) membedakan penilaian formatif sebagai penilaian yang dilakukan selama proses pembelajaran sedangkan penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan diakhir pembelajaran.

Airasian pada Marzano (2006: 9) juga menjelaskan perbedaan penilaian formatif dan summatif. Penilaian formatif adalah penilaian yang bersifat interaktif dan dipergunakan secara utama untuk memperbaiki kegiatan atau proses belajar yang sedang berlangsung. Sementara penilaian summatif yang dilakukan diakhir pembelajaran tidak dapat digunakan untuk memperbaiki pembelajaran yang sedang berlangsung. Black dan Willian pada Marzano (2006: 9) juga menjelaskan bahwa penilaian formatif adalah semua tindakan yang dilakukan oleh guru dan/atau siswa untuk memperoleh informasi yang dapat dipergunakan sebagai umpan balik untuk memodifikasi kegiatan pengajaran dan pembelajaran. Mereka juga menambahkan bahwa penilaian formatif memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan penilaian sumatif pada pembelajaran siswa. Dengan demikian penilaian formatif harus dilakukan lebih sering, seperti yang dinyatakan oleh Drowns, Kulik pada Marzano (2006:9) bahwa frekuensi penilaian berhubungan dengan pencapaian akademik siswa.

B. Penilaian Diri

Penilaian diri merupakan salah satu contoh dari penilaian alternatif – penilaian yang didasarkan pada tugas – tugas autentik yang mendemonstrasikan kemampuan siswa berdasarkan tujuan pembelajaran, dan proses yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menilai pembelajaran mereka sendiri dan juga teman-teman mereka ( Mistar, 2011).

Page 4: KURIKULUM 2013 dan PENILAIAN DIRI - lppm.uph.edulppm.uph.edu/en/component/wmmscientifics/mscientific/158/66-media... · evaluasi proses dan hasil belajar. ... penilaian formatif memiliki

4

Andrade & Valtcheva (2009) menjelaskan penilaian diri sebagai suatu proses penilaian formatif dimana siswa melakukan refleksi terhadap kualitas pekerjaan mereka sendiri, membandingkan kualitas ketercapaian tersebut terhadap kriteria yang telah ditentukan, dan melakukan perbaikan terhadap pembelajarannya sendiri. Hal yang senada juga dikemukakan oleh Wilson & Win Jan (1998: 2) bahwa penilaian diri adalah tindakan memonitor tingkat pengetahuan sendiri, pembelajarannya, kemampuannya, pikirannya, tindakan dan strategi yang dipergunakan.

Di Amerikan Serikat dan Kanada, teknik penilaian yang sangat memiliki tujuan formatif adalah penilaian diri (Mistar, 2011). Penilaian diri memberi kesempatan yang besar kepada siswa terlibat dalam pembelajaran, membuat mereka lebih mengenali diri mereka sendiri, kompetensinya, cara mereka berfikir, strategi-strategi yang mereka telah lakukan, dan selanjutnya menentukan tujuan – tujuan yang ingin dicapai untuk meningkatkan pembelajarannya sehubungan dengan hasil refleksi dari pengenalan itu. Dengan demikian siswa dapat memahami bahwa membuat kesalahan adalah bagian dari proses belajar.

Teknik penilaian diri memerlukan keterampilan reflektif dan metakognitif. Refleksi merupakan tindakan membuat penilaian tentang apa yang telah terjadi. Sedangkan Metakognisi adalah kepekaan dan pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang tentang proses berfikirnya sendiri dan strategi-strategi yang telah dilakukannya, dan kemampuannya sendiri untuk mengevaluasi dan mengatur proses berfikirnya sendiri. Keterampilan refleksi dan metakognitif teraplikasi pada pelaksanaan penilaian diri yang dimulai dengan kepekaan terhadap proses berfikir yang kemudian dievaluasi (keterampilan reflektif) dan akhirnya ditransformasi menjadi suatu pengaturan diri (keterampilan metakognitif) (Wilson & Wing Jan: 1998: 3). Proses pemonitoran, pengevaluasian dan pengidentifikasian strategi-strategi perbaikan merupakan tiga komponen yang berlangsung secara siklus dan terus menerus dalam prosesnya.

Oscarson menunjukan bahwa penilaian diri meningkatkan kepekaan tentang belajar mereka sendiri, meningkatkan orientasi tujuan dari pembelajar itu sendiri dan memberikan dampak panjang terhadap autonomi siswa. Sementara Holec menjelaskan bahwa siswa yang bersifat autonomi memegang tanggung jawab terhadap semua hal yang berhubungan dengan belajarnya yang mencakup goal yang hendak dicapai, teknik untuk mencapai goal tersebut serta pemonitoran terhadap ketercapaian goal tersebut. Pierce juga menambahkan bahwa penilaian diri menuntun siswa untuk melakukan pembelajaran secara mandiri dengan asumsi bahwa siswa itu sendirilah yang mengetahui sejauh mana perkembangannya ( Mistar, 2011). Schunk menambahkan bahwa keterampilan metakognitif yang merupakan keterampilan pada penilaian diri berhubungan secara positif dalam meningkatkan pencapaian siswa (Andrade & Valtcheva, 2009).

C. Keefektifan Penilaian Diri

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa teknik penilaian diri tidak berhenti hanya pada pengembangan sikap dan karakter. Pengembangan sikap dan karakter pada akhirnya mempengaruhi peningkatan kompetensi keterampilan dan kompetensi kognitif. Penelitian dengan menggunakan pendekatan kajian literatur yang dilakukan oleh Farisi (2012)

Page 5: KURIKULUM 2013 dan PENILAIAN DIRI - lppm.uph.edulppm.uph.edu/en/component/wmmscientifics/mscientific/158/66-media... · evaluasi proses dan hasil belajar. ... penilaian formatif memiliki

5

menunjukkan bahwa model penilaian diri sendiri menunjukkan hasil efektif dalam pengembangan karakter di berbagai konteks, bidang kajian, institusi, negara, dan jenjang pendidikan. Penelitian tersebut juga menunjukkan respon positif siswa terhadapa model peniaian diri dimana dipandang dapat meningkatkan peringkat, kualitas kerja, motivasi dan belajar.

Studi eksperimen yang dilakukan oleh Birjandi (2010) menunjukkan bahwa penulisan jurnal sebagai teknik penilaian diri dapat meningkatkan motivasi siswa Iran dalam pelajaran bahasa Inggris. Studi kualitatif yang dilakukan terhadap mahasiswa Pendidikan Dasar di Universitas Notre Dame, Australia menunjukkan bahwa penggunaan model Authentic Self dan Peer Assessment for Learning (ASPAL Model) dapat meningkatkan autonomi siswa, keterampilan berfikir kritis, meningkatakan refleksi yang pada akhirnya memberi dampak pada peningkatan keterlibatan akademik siswa (Kearney, 2010). Studi Basnet, Basson, Hobohm & Cochrane (2012) menunjukkan bahwa penilaian diri tidak menunjukkan hasil yang akurat dan konsisten namun penilaian diri dapat mengubah perspektif psikologis siswa yang meghasilkan pengetahuan metakognitif, pembentukan pengetahuan dan pengembangan self-efficacy.

Selanjutnya Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan oleh Darla Rae Kelberlau, Lincoln & Nebraska (2006) terhadapa siswa kelas 7 & 8 SMP pada pelajaran Matematika, menerapkan penilaian diri dan membuat goal di awal pembelajaran dan membuat rata-rata pencapaiannya di setiap akhir pembelajaran. Rata-rata tersebut bertujuan untuk menolong siswa mengetahui fokus yang perlu diambil pada saat mempersiapkan tes. Hasil penelitan menunjukkan bahwa siswa bersikap realistis dengan goal mereka dan akurat dengan rata-rata penilian diri mereka sendiri. Selain itu ditemukan juga bahwa siswa memandang positif kegiatan tersebut dan merasa mereka mampu mencapai goal mereka dan dapat belajar dengan lebih baik. Penelitian lain dilakukan oleh Pisklakov, Rimal & McGuirt (2013) terhadap siswa jurusan kesehatan dan ditemukan bahwa siswa jurusan kesehatan perlu belajar tentang penilaian & evaluasi diri supaya dapat menunjukkan hasil yang baik pada saat dinilai secara eksternal ketika melakukan pelayanan kesehatan. Setiani (2011) melalui penelitiannya yang berjudul “Pengembangan Asesmen Alternatif (salah satunya adalah penilaian diri) dalam Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Realistik di Sekolah Dasar” menunjukkan bahwa penilaian diri termasuk kategori penilaian yang praktis dan efektif, dan respons siswa dan guru terhadap penerapan penilaian diri cenderung positif.

D. Strategi Penilaian Diri

Keterampilan reflektif dan metakognitif, yang merupakan proses penting yang tercakup pada teknik penilaian diri tidak terjadi begitu saja. Keterampilan tersebut dapat dikembangkan dengan menyediakan pengajaran dan pengalaman khusus kepada siswa. Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam mengembangkan keterampilan ini. Berikut adalah strategi – strategi yang dapat dilakukan guru sehubungan dengan penerapan teknik penilaian diri.

Page 6: KURIKULUM 2013 dan PENILAIAN DIRI - lppm.uph.edulppm.uph.edu/en/component/wmmscientifics/mscientific/158/66-media... · evaluasi proses dan hasil belajar. ... penilaian formatif memiliki

6

Menjadikan penilaian diri terintegrasi dengan pembelajaran. Siswa selalu diberi kesempatan untuk mengevaluasi performa mereka setelah merereka menyelesaikan suatu pembelajaran (Race, Brown & Smith, 2005: 114).

Pastikan siswa memahami nilai (value) dari penilaian diri yaitu sebagai penilaian formatif yang sangat berguna untuk memberikan informasi tentang kemajuan diri sendiri dan bukan untuk memberikan angka pada diri sendiri (Andrada & Valtcheva, 2009). Penilaian formatif memberikan kesempatan yang sangat besar bagi pelaksanaan penilaian diri, dimana bukan hanya sekedar memeriksa jawaban tetapi yang terutama adalah proses dimana siswa memonitor dan mengevaluasi pemikiran mereka serta mengidentifikasi strategi yang dapat meningkatkan pemahaman(Cauley & McMillan, 2010).

Memberikan kriteria yang jelas. Penelitian yang dilakukan oleh Andrade & Valtcheva (2009) menunjukkan bahwa penilaian diri dengan menggunakan kriteria yang jelas, dapat meningkatkan pencapaian belajar. Mcmillan & Hearn (2008) menginformasikan bahwa menyediakan kriteria penilaian melalui rubrik, skala perhitungan dan lain-lain dapat menolong siswa mengerti secara kongkrit ekspektasi yang diharapkan sehingga dapat meningkatkan pencapaian siswa. Cara lain yang dapat dilakukan guru agar siswa dapat memiliki kriteria yang jelas adalah dengan menyediakan daftar keterampilan yang diharapkan beserta kriterianya dan meminta siswa untuk merekam kemajuan mereka sendiri (Wilson & Wing Jan, 2008: 79).

Siswa , teman dan guru bekerja sama dalam menerapkan penilaian diri. Kearney (2010) mendaftar langkah-langkah penerapan model penilaian diri & penilaian teman yaitu; 1.Siswa bekerjasama dengan guru mengembangkan kriteria penilaian, 2. Guru mencontohkan bagaimana menilai berdasarkan kriteria dan menilai dengan tidak berdasarkan kriteria, 3. Teman (peer) bekerjasama memberikan penilaian pada pekerjaan temannya. Pekerjaan tersebut tidak diberi nama, 4. Siswa kemudian menilai pekerjaannnya sendiri berdasarkan penilaian yang telah mereka lakukan pada pekerjaan temannya, 5. Guru memberikan penilaian. Ketiga penilaian tersebut kemudian diakumulasikan dan dilanjutkan dengan sesi diskusi untuk memperoleh umpan balik dari teman dan guru. Cohen pada Mistar (2011) menyarankan perlunya melakukan training tentang cara melakukan penilaian diri, jika diterapkan pada kelas bahasa asing yang besar. Ross pada Mistar (2011) menyarankan 3 dimensi yang perlu diperhatikan dalam membuat training tersebut. Pertama, libatkan siswa dalam membuat rubrik sederhana. Pelibatan siswa akan mempermudah dalam beberapa hal yaitu pemilihan kalimat yang mudah dimengerti oleh siswa, menunjuk kompetensi yang akrab dengan siswa, dan mengikutsertakan performa yang dianggap penting bagi siswa. Hal ini dapat meningkatkan validaitas dan realibitas penilaian diri. Kedua, mengajarkan dan memodelkan kepada siswa bagaimana mengaplikasikan kriteria yang telah disusun bersama. Tiga, memberikan siswa umpan balik terhadap penilaian diri mereka dengan melakukan triangulasi hasil penilaian diri mereka, penilaian teman dan juga guru. Hal ini akan memberikan kepercayaan diri bagi siswa untuk menilai diri mereka sendiri. Dengan demikian konferensi dengan individu atau sekelompok siswa untuk menyelesaiakan kesenjangan nilai perlu dilakukan.

Memasukkan penilaian diri dengan portofolio siswa (Race, Brown & Smith, 2005: 146). Portofolio adalah kumpulan dari pekerjaan siswa yang bertujuan untuk memberikan gambaran perkembangan proses pada periode waktu tertentu. Penilaian diri , komentar-

Page 7: KURIKULUM 2013 dan PENILAIAN DIRI - lppm.uph.edulppm.uph.edu/en/component/wmmscientifics/mscientific/158/66-media... · evaluasi proses dan hasil belajar. ... penilaian formatif memiliki

7

komentar guru serta rekaman perkembangan siswa dapat merupakan bagian dari isi portfolio (Wilson & Wing Jan, 1998: 17).

Menyediakan pertanyaan-pertanyaan yang dapat membantu siswa melakukan refleksi terhadap pekerjaan yang telah diselesaikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa kualitas refleksi berbanding lurus dengan kualitas pertanyaan yang disediakan. Oleh karena itu guru berperan dalam menyediakan pertanyaan – pertanyaan pendorong. Berikut beberapa contoh pertanyaan untuk membantu refleksi; 1. Apa sebenarnya yang telah saya peroleh dengan melakukan tugas ini? 2. Seberapa baik saya telah mencapai tujuan pembelajaran melalui tugas ini? 3. Apakah hal lain yang telah saya peroleh dengan melakukan tugas ini? 4. Bagian manakah yang kurang dapat dicapai dengan baik? 5. Bagaimana saya akan mengerjakan tugas ini dengan berbeda jika diberi kesempatan

untuk mengulanginya? 6. Apakah tantangan yang terbesar dalam mengerjakan tugas ini? 7. Bagian apakah yang paling membosankan bagi saya dalam pengerjaan tugas ini? 8. Apakah saya merasa bahwa waktu yang saya berikan dalam mengerjakan tugas ini benar-

benar sudah baik? 9. Bagaimana penilaian ini menolong/ menghalangi motivasi saya untuk lebih belajar ? 10. Nasihat apa yang akan saya berikan kepada teman saya jika dia hendak mengerjakan

tugas yang sama? 11. Daftarkan tiga hal penting yang saya pikir saya perlu lakukan sehubungan dengan topik

yang baru dibahas ini (Race, Brown & Smith, 2005: 150 – 152). Untuk siswa Sekolah Dasar, sebaiknya pertanyaan-pertanyaan yang diberikan disajikan dengan variasi yang berbeda, misalnya, dengan menyediakan gambar-gambar pendukung yang bervariasi (Wilson & Wing Jan, 2008: 81).

Melakukan variasi dalam pelaksanaan penilaian diri (Wilson & Wing Jan, 2008: 81). Race, Brown & Smith (2005: 145-146) menyarankan untuk menggunakan penilaian diri pada kegiatan yang berbeda, misalnya, kegiatan ceramah, turorial, persiapan pameran seni dan lain - lain.

Berikut adalah kegiatan-kegiatan bervariasi yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan keterampilan penilaian diri (Wilsong & Wing Jan, 2008: 81-92);

1. POWW (Prediksi, Observasi, Wow dan Wuhh) Setiap siswa melipat sebuah kertas menjadi empat lipatan. Kolom pertama adalah kolom prediksi tentang apa yang mereka pikir akan temukan atau pelajari yang dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan. Kolom kedua, mereka merekord apa yang telah mereka perhatikan, apa yang mereka rasakan, apa yang mereka pikirkan dan pelajari dan apa yang sekarang mereka ketahui yang dapat mereka lakukan selama dan setelah kegiatan pembelajaran. Kolom ketiga dan keempat adalah daftar hal-hal positif tentang berfikir dan belajar mereka, dan apa yang mereka ingin tingkatkan.

Page 8: KURIKULUM 2013 dan PENILAIAN DIRI - lppm.uph.edulppm.uph.edu/en/component/wmmscientifics/mscientific/158/66-media... · evaluasi proses dan hasil belajar. ... penilaian formatif memiliki

8

2. Tahu dan Pikir, Belajar & Pikir (TPBP) Siswa menuliskan atau menggambarkan apa yang mereka Tahu dan dapat lakukan serta apa yang mereka Pikir tentang pengalaman belajar yang akan berlangsung. Setelah pembelajaran berlangsung, siswa menuliskan kembali atau menggambar apa yang mereka telah Pelajari dan apa yang mereka Pikir tentang belajar mereka kemudian mereka dapat membandingkan hasilnya.

3. Lingkaran Berfikir Kelompokkan siswa, maksimal terdiri atas 6 siswa. Setiap siswa memiliki peran yang berbeda, misalnya; siswa nomor 1 memiliki peran untuk menemukan apa yang telah dipelajari dan ditemukan oleh setiap siswa di dalam kelompoknya. Siswa kedua memiliki peran untuk menemukan apa yang setiap anggota kelompok dapat lakukan untuk membuat belajarnya lebih baik. Siswa nomor 3 memiliki peran untuk menemukan hal – hal apa saja yang dapat menolong setiap anggota kelompok dalam belajar dan berfikir. Siswa nomor 4 memiliki peran untuk menemukan hal – hal apa saja yang sulit dilakukan dan “mengapa” serta bagaimana mereka dapat membuat pembelajaran mereka mudah untuk selanjutnya. Siswa nomor 5 memiliki peran untuk menemukan goal apa yang telah dibuat oleh setiap siswa pada pembelajaran selanjutnya. Siswa nomor 6 memiliki peran untuk menanyakan pada setiap anggota kelompok hal – hal apa saja yang dapat membuat mereka fokus dalam berfikir dan belajar.

4. Dadu Refleksi Sediakan sebuah dadu besar yang pada setiap bagian-bagiannya tertulis pertanyaan-pertanyaan. Siswa kemudian duduk melingkar dan secara bergiliran melemparkan dadu. Kemudian mereka diminta untuk memberi jawaban berdasarkan bagian dadu yang terbuka dihadapan mereka. Pertanyaan-pertanyaannnya dapat berupa; Apa yang telah kamu pelajari, Apa yang telah menolongmu belajar, Bagaimana kamu membuktikan bahwa kamu telah mempelajarinya, Bagaimana perasaan kamu tentang pekerjaan kamu, Apa yang kamu akan kerjakan secara berbeda pada pertemuan yang selanjutnya, Apa yang kamu banggakan, mengapa. Jika diperlukan, daftar pertanyaannya dapat berupa pertanyaan spesific tentang topik yang telah dipelajari.

5. Think, Pair, Share Sediakan daftar pertanyaa-pertanyaan yanng berfokus tentang berfikir (seperti pertanyaan-pertanyaan contoh diatas) . Setiap siswa memikirkan pertanyaan tersebut kemudian membagikan hasil jawabannya dengan salah satu partnernya dan kemudian guru meminta perwakilan dari setiap partner untuk membagikan jawabannya di depan kelas

6. Refleksi Cepat Kegiatan ini dapat membantu siswa untuk mengembangkan kecepatan memberikan ide dalam waktu yang singkat (misalnya 3 menit). Akan lebih effektif jika dilakukan sesering mungkin. Refleksi dapat ditulis pada buku latihan yang memang khusus diberi tanda misalnya; “ Buku untuk berfikir” , Buku pemikiran dan penemuan”, “Buku Refleksi” dan lain - lain.

Page 9: KURIKULUM 2013 dan PENILAIAN DIRI - lppm.uph.edulppm.uph.edu/en/component/wmmscientifics/mscientific/158/66-media... · evaluasi proses dan hasil belajar. ... penilaian formatif memiliki

9

7. Medali Penilaian Diri

Siswa menilai hasil pencapaian goal berdasarkan kriteria yang telah dibuat. Jika mereka dapat mencapai semua goal mereka, mereka dapat menghadiahi diri mereka sendiri dengan medali emas. JIka mereka mencapai sebagian besar dari goal mereka, maka akan memperoleh medali perak. Jika mereka memperoleh sebagaian kecil dari goal maka akan memperoleh medali perunggu. Medali yang dimaksud dapt berupa kertas yang berbentuk medali dan siswa dapat mewarnai medali mereka dengan warna yang sesuai dengan jenis medali yang mereka peroleh.

8. Ini Buktinya Siswa duduk secara melingkar dan mengedarkan sebuah kartu dengan daftar angka kriteria pada kartu tersebut. Ketika guru mengatakan “berhenti” dan menyebutkan sebuah angka dan siswa yang memegang kartu tersebut menyatakan seberapa baik dia telah memenuhi kriteria tersebut dan apa buktinya. Prosedur tersebut diulang. Untuk alternatifnya, siswa dapat melakukan secara mandiri.

KESIMPULAN

Kurikulum 2013 mengharuskan guru-guru menerapkan teknik penilaian diri pada pembelajaran. Teknik penilaian diri melatih keterampilan reflektif dan metakognitif yang merupakan salah satu landasan filosofil kurikulum 2013. Review literatur dan beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa penilaian diri berdampak positif pada peningkatan motivasi dan pencapaian siswa. Oleh karena itu, pembekalan untuk guru-guru dalam melaksanakan penilaian diri perlu dilakukan dan atau ditingkatkan. Sehingga guru-guru memiliki kompetensi yang cukup dalam melakukan tuntutan kurikulum 2013 dan sekolah – sekolah menghasilkan siswa-siswa yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013.

Page 10: KURIKULUM 2013 dan PENILAIAN DIRI - lppm.uph.edulppm.uph.edu/en/component/wmmscientifics/mscientific/158/66-media... · evaluasi proses dan hasil belajar. ... penilaian formatif memiliki

10

DAFTAR PUSTAKA

Andrade, Heidi dan Anna Valtcheva. Promoting Learning and Achievement Through Self-Assessment. 2009. http://www.tandfonline.com/doi/pdf/10.1080/00405840802577544 (diakses 7 Februari 2014).

Arikunto, Suharsimi. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2009. Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013. Basnet, Badri, Marita Basson , Carola Hobohm dan Sandra Cochrane. Students’ self-

assessment of assignments - is it worth it? 2012. http://www.aaee.com.au/conferences/2012/documents/abstracts/aaee2012-submission-194.pdf (diakses 7 Februari 2014).

Birjandi, Parviz. “The Role of Self-assessment in Promoting Iranian EFL Learners’ Motivation.” No. 3, Vol. 3, (September 2010), www.ccsenet.org/elt (diakses 7 Februari 2014).

Cauley, Kathleen M dan James H McMillan. Formative Assessment Techniques to Support Student Motivation and Achievement. 2010. http://mydoctoraldissertationpursuit.wikispaces.com/file/view/formativetechnigues.pdf (diakses 7 Februari 2014).

Farisi, Mohammad Imam. Pengembangan Asesmen Diri Siswa (Student Self-Assessment)

sebagai Model Penilaian dan Pengembangan Karakter. 2012. http://utsurabaya.files.wordpress.com/2012/12/kin-unesa.pdf (diakses 7 Februari 2014).

Kearney, Sean. Improving Engagement: The Use of Authentic Self and Peer Assessment for learning to Enhance the Student Learning Experience. 2010. http://researchonline.nd.edu.au/cgi/viewcontent.cgi?article=1043&context=edu_conference (diakses 7 Februari 2014).

Marzano, Robert J. Classroom Assessment and Grading that Work. Virginia: ASCD, 2006. McMillan, James H dan Jessica Hearn. Student Self-Assessment. The Key to Stronger Student

Motivation and Higher Achievement. 2008. http://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ815370.pdf diakses 7 Februari 2014).

Mistar, Junaidi. A Study of the Validity and Reliability of Self-Assessment. http://conservancy.umn.edu/bitstream/60592/1/1004itn.pdf#page=1&zoom=auto,0,594 (diakses 7 Februari 2014).

Permendikbud No.67 Tahun 2013. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.

Page 11: KURIKULUM 2013 dan PENILAIAN DIRI - lppm.uph.edulppm.uph.edu/en/component/wmmscientifics/mscientific/158/66-media... · evaluasi proses dan hasil belajar. ... penilaian formatif memiliki

11

Sergey Pisklakov, Segey, Jyotsna Rimal dan Sean McGuirt. Role of Self-Evaluation and Self-Assessment in Medical Student and Resident Education. 2013. www.sciencedomain.org (diakses 7 Februari 2014).

Rae Kelberlau, Darla, Berks Lincoln dan Nebraska. The Effects of Self-Assessment on Student

Learning. 2006. http://scimath.unl.edu/MIM/files/research/BerksD.pdf (diakses 7 Februari 2014).

Setiani, Fatimah. “Pengembangan Asesmen Alternatif dalam Pembelajaran Matematika

dengan Pendekatan Realistik di Sekolah Dasar.” No. 2, (2011), http://pps.uny.ac.id/jurnal-penelitian-dan-evaluasi-pendidikan-tahun-15-nomor-2-2011 (diakses 7 Februari 2014).

Race, Phil, Sally Brown dan Brenda Smith. 500 Tips on Assessment. New York:

RoutledgeFalmer, 2005. Wilson, Jeni dan Leslie Wing Jan. Self-Assessment for Students. Proformas and Guidelines.

Armadale: Eleanor Curtain Publishing, 1998. Wilson, Jeni dan Leslie Wing Jan. Smart Thinking. Developing Reflection and Metacognition.

Carlton South Vic: Curriculum Corporation, 2008.