Kusharisupeni

Embed Size (px)

Citation preview

J Kedokter Trisakti

Vol.23 No.3

Peran status kelahiran terhadap stunting pada bayi : sebuah studi prospektifKusharisupeniDepartemen Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

ABSTRAKDi Indonesia, prevalensi stunting pada bayi dan anak masih cukup tinggi sebagai akibat asupan gizi yang tidak adekuat. Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat karena berhubungan dengan meningkatnya risiko terjadinya kesakitan, kematian, perkembangan motorik terlambat, dan terhambatnya pertumbuhan mental. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai peran status kelahiran terhadap stunting pada bayi. Studi prospektif kohor yang mengikutsertakan 720 bayi diikuti selama 12 bulan di Kecamatan Sliyeg dan Gabus Wetan, Kabupaten Indramayu. Hasil penelitian menunjukkan, pada umur 3 bulan dan 6 bulan, pada bayi laki-laki terdapat perbedaan panjang badan yang bermakna antara kelompok normal dan prematur, intra uterine growth retardation - low Ponderal index (IUGR LPI) serta intra uterine growth retardation - adequate Ponderal index (IUGR API). Untuk bayi perempuan terdapat perbedaan panjang badan yang bermakna antara kelompok normal dan prematur; selain itu juga terdapat perbedaan panjang badan yang bermakna antara kelompok IUGR API dan IUGR LPI. Pada umur 12 bulan, pada bayi laki-laki terdapat perbedaan panjang badan yang bermakna antara kelompok normal dan prematur, IUGR API serta IUGR LPI, sedangkan untuk bayi perempuan terdapat perbedaan panjang badan yang bermakna antara kelompok normal dan prematur serta IUGR API. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa risiko relatif growth faltering lebih besar pada bayi yang telah mengalami growth faltering sebelumnya. Semua kelompok status kelahiran berkontribusi terhadap terjadinya stunting pada umur 12 bulan; kontribusi terbesar dari kelompok IUGR API dan terkecil kelompok normal. Kata kunci: Stunting, berat lahir, panjang badan, lama gestasi, bayi

The role of birth status on stunting in infants : a prospective studyABSTRACTIn Indonesia, many infants and young children have an inadequate nutritonal status reflected by high prevalence of stunting. Stunting indicates a public health problem because of its association with an increased risk of morbidity, mortality, and delayed motor development. A cohort prospective studi was conducted to evaluate the role of birth status on stunting in infants. Seven hundred and twenty newborn were able to be measured at birth in two Subdistricts Sliyeg and Gabus Wetan, Indramayu Regency. This study showed, that at 3 and 6 months of age, there was a significant difference for boys between the mean of length of the normal group and the preterm, intra uterine growth retardation - low Ponderal index (IUGR LPI), and intra uterine growth retardation - adequate Ponderal index (IUGR API) groups. In girls there was a significant difference between the length of the normal group and preterm, and the IUGR group. At 12 months of age there was a significant difference for boys between the normal and the preterm, IUGR API and the IUGR LPI groups. For the girls there was a significant difference between the normal group and the preterm and between the normal group and the IUGR API. The relative risk for growth faltering was greater in those infants who have had falter previously and there was no catch up growth of the low birth weight group. All groups of birth status contributed on stunting at 12 months of age, the greatest with the IUGR API group, and normal group the lowest. Key words: Stunting, birth weight, length, gestation, infants

73

Kusharisupeni

Status kelahiran dan stunting pada bayi

PENDAHULUAN Seperti di negara-negara berkembang lain, pendek [stunting = retardasi pertumbuhan linier dengan defisit dalam panjang badan sebesar -2Z atau lebih menurut baku rujukan pertumbuhan World Health Organization/National Center for Health Statistics (WHO/NCHS)] di Indonesia merupakan hal yang umum terjadi. Prevalensi stunting pada bayi dan anak-anak masih cukup tinggi sebagai akibat asupan gizi yang tidak adekuat.(1) Stunting disebabkan oleh kumulasi episode stres yang sudah berlangsung lama (misalnya infeksi dan asupan makanan yang buruk), yang kemudian tidak terimbangi oleh catch up growth (kejar tumbuh). Hal ini mengakibatkan menurunnya pertumbuhan apabila dibandingkan dengan anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang mendukung. Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat karena berhubungan dengan meningkatnya risiko terjadinya kesakitan dan kematian, perkembangan motorik terlambat, dan terhambatnya pertumbuhan mental.(2) Oleh karena itu, stunting merupakan indikator sensitif untuk sosioekonomi yang buruk dan prediktor untuk morbiditas serta mortalitas jangka panjang. Sementara berkembang konsensus tentang sebab-sebab dan konsekuensi stunting. Perdebatan terus berlanjut tentang apakah faktor genetik atau lingkungan yang lebih berpengaruh terhadap pertumbuhan, dan kriteria yang harus dipergunakan untuk mendefinisikan stunting pada kelompok populasi yang berbeda. Sebuah studi yang dilakukan di Indonesia pada anak-anak pra-sekolah menunjukkan status sosioekonomi berpengaruh terhadap pertumbuhan anak. (3) Penemuan ini mendukung perlunya satu standar pertumbuhan untuk semua kelompok ras dan etnis.(4) Di pihak lain ada pendapat yang menyatakan bahwa gen mempunyai peran terhadap variasi ukuran tubuh antar individu dalam suatu kelompok etnis, dan gen ini mempunyai pengaruh yang kuat pada pertumbuhan dalam beberapa tahun pertama kehidupan.(5) Berdasarkan berat lahir dan lama gestasi, bayi lahir dapat dikategorikan ke dalam: i) normal, ii) prematur, dan iii) intra uterine growth retardation 74

(IUGR) yang terdiri dari dua kelompok yaitu adequate Ponderal index (API) dan low Ponderal index (LPI). Perkembangan bayi IUGR, bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan masa kehamilan genap bulan (37 minggu), yaitu IUGR API dan IUGR LPI berhubungan dengan karakteristik lahir.(6) BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500 g.(7) Perbedaan pertumbuhan kedua kelompok ini tergantung pada waktu terjadinya kurang gizi dalam kehamilan. Pada kelompok API, kurang gizi terjadi sejak permulaan kehamilan, sedangkan pada kelompok LPI hanya pada trimester ketiga kehamilan. Oleh karena itu baik berat maupun panjang badan lahir kelompok API terkena dampaknya (kurus dan pendek), sedangkan dampak pada kelompok LPI terlihat hanya pada berat lahir (kurus) dan kurang terlihat pada panjang badan lahir. Berbeda dengan bayi prematur, yang juga termasuk BBLR tetapi dengan umur kehamilan = 37 minggu/ = 2500 gram), prematur (bayi dengan umur kehamilan < 37 minggu dengan berat lahir < 2500 gram), IUGR API (bayi genap bulan dengan berat lahir < 2500 gram dengan indeks Ponderal yang adekuat) dan IUGR LPI (bayi genap bulan dengan beat lahir < 2500 gram dengan indeks Ponderal rendah); analisis multivariat digunakan untuk mengetahui faktor penentu pertumbuhan linier. 75

Kusharisupeni

Status kelahiran dan stunting pada bayi

Tabel 1. Rata-rata panjang badan (cm) bayi laki-laki menurut status kelahiran dan umur (bulan)

* IUGR LPI = intra uterine growth retardation - low Ponderal index ** IUGR API = intra uterine growth retardation - adequate Ponderal index HASIL Kohor sebanyak 720 bayi diikuti sejak lahir hingga umur 12 bulan. Berdasarkan berat lahir dan lama kehamilan maka 516 (71,7%) termasuk status kelahiran normal, 63 bayi (8,7%) prematur dan 141 (19,6%) IUGR. Dari masing-masing kelompok berurutan 246 laki-laki dan 270 perempuan; 27 laki-laki dan 36 perempuan; 65 laki-laki dan 76 perempuan. Dua ratus empat (28,3%) bayi dalam penelitian ini termasuk dalam BBLR, 63 (30,9%) lahir prematur, 54 (26,5%) lahir IUGR LPI dan 87 (42,6%) lahir IUGR API. Berat dan panjang lahir Rata-rata berat lahir untuk status kelahiran normal, prematur dan IUGR berurutan 3 kg, 2,1 kg dan 2,2 kg. Dengan menggunakan indeks Ponderal dari Rohrer diperoleh cut off point untuk kelompok IUGR sebesar 2,45. Dengan demikian >= 2,45 termasuk kelompok IUGR LPI dan