71
L L A A P P O O R R A A N N A A K K U U N N T T A A B B I I L L I I T T A A S S K K I I N N E E R R J J A A K K E E M M E E N N T T E E R R I I A A N N A A G G A A M M A A T T A A H H U U N N 2 2 0 0 1 1 3 3 KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2014

LAAPPOOORRR AAANNN U … · dengan indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur kinerja tersebut sebanyak 21 indikator kinerja, dengan ikhtisar atas kinerja Kementerian Agama Tahun

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

LLLAAAPPPOOORRRAAANNN AAAKKKUUUNNNTTTAAABBBIIILLLIIITTTAAASSS KKKIIINNNEEERRRJJJAAA KKKEEEMMMEEENNNTTTEEERRRIIIAAANNN AAAGGGAAAMMMAAA TTTAAAHHHUUUNNN 222000111333

KKEEMMEENNTTEERRIIAANN AAGGAAMMAA TTAAHHUUNN 22001144

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

iii

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i

DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL................................................................................................................ iv

DAFTAR GRAFIK.............................................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR............................................................................................................ vi

RINGKASAN EKSEKUTIF................................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................

1.1. Latar Belakang............................................................................................

1.2. Maksud dan Tujuan....................................................................................

1.3. Kedudukan, Tugas dan Fungsi...................................................................

1.4. Profil SDM Kementerian Agama ..............................................................

1.5. Sistematika Penyajian................................................................................

1

1

1

1

9

12

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA................................................

2.1. RPJMN 2010-2014.....................................................................................

2.2. Rencana Strategis......................................................................................

13

13

15

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ..............................................................................

3.1. Pengelolaan Data Kinerja ..........................................................................

3.2. Capaian Indikator Kinerja ..........................................................................

3.3. Analisis Capaian Kinerja............................................................................

27

27

27

30

BAB IV PENUTUP ......................................................................................................... 59

LAMPIRAN:

I. Rencana Kinerja Tahunan

II. Penetapan Kinerja

III. Pengukuran Kinerja

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Data Pegawai Berdasarkan Agama

Tabel 2 Penetapan Kinerja Kementerian Agama

Tabel 3 Kriteria Pengukuran Indeks dan Persentase

Tabel 4 Tingkat Capaian Kinerja Kementerian Agama Tahun 2013

Tabel 5 Capaian Sasaran Strategis 1

Tabel 6 Capaian Sasaran Strategis 2

Tabel 7 Capaian Sasaran Strategis 3

Tabel 8 Capaian Sasaran Strategis 4

Tabel 9 Hasil Survei Badan Pusat Statistik (BPS)Terhadap kepuasan Jemaah Haji

Tahun 2010 – 2013

Tabel 10 Capaian Sasaran Strategis 5

Tabel 11 Penambahan/Pengurangan Struktur Tingkat Kanwil

Tabel 12 Penambahan/Pengurangan Struktur Tingkat Kab/Kota

Tabel 13 Perkembangan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Tahun 2012

Tabel 14 Perkembangan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Tahun 2013

Tabel 15 Realisasasi Anggaran Per Program Tahun Anggaran 2013

Tabel 16 Realisasi Anggaran Per Belanja Tahun 2013

Tabel 17 Perbandingan Realisasi Anggaran Per Program Tahun 2012 dan 2013

Tabel 18 Anggaran Dalam Rangka Pencapaian Sasaran Strategis Kementerian

Agama Tahun2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

v

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 Data Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin

Grafik 2 Data Pegawai Berdasarkan Golongan

Grafik 3 Data Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Grafik 4 Data Pegawai Berdasarkan Usia

Grafik 5 Data Pegawai Berdasarkan Jabatan

Grafik 6 Data Penyuluh Semua Agama Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2013

Grafik 7 Perbandingan Kondisi dan Kebutuhan Rumah Ibadah

Grafik 8 Perkembangan Perolehan Zakat

Grafik 9 Perkembangan Partisipasi Umat dalam Kegiatan MTQ

Grafik 10 Perkembangan APK Lembaga Pendidikan Islam

Grafik 11 Perbandingan Tingkat Kelulusan Madrasah dan Sekolah Umum

Grafik 12 Penurunan Penjatuhan Hukuman Disiplin Pegawai

Grafik 13 Persentase Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Tahun 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Organisasi Kementerian Agama

Gambar 2 Foto Menag Suryadharma Ali memberikan sambutan pada acara Silaturahmi & Pembinaan Penyuluh Agama Non PNS se-Jawa Barat

Gambar 3 Foto Menag Suryadharma Ali memberikan Sambutan saat Bersilaturahim dan Berdialog dengan Tokoh dan Pemuka Lintas Agama Provinsi Kalimantan Tengah

Gambar 4 Foto Kemenag Rangkul Eks Ahmadiyah Kuningan dengan Dakwah dan Kewirausahaan

Gambar 5 Foto Mantan Presiden B.J. Habibie memberikan ceramah pada Inspiring Speech yang diadakan MAN IC Gorontalo dengan tema Mata Air Kearifan dari Guru Bangsa, Gorontalo

Gambar 6 Foto Menteri Agama didampingi Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah menerimaPenghargaan Internasional dari World Hajj And Umrah Convention (WHUC) London United Kingdom berupa “Hajj Excellence Award 2013”

Gambar 7 Foto Menteri Agama didampingi Wakil Menteri Agama dan Sekretaris Jenderal menyerahkan Penghargaan Pemerintah atas keberhasilan Kementerian Agama dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan tahun 2012 dengan capaian standar tertinggi kepada perwakilan Unit Eselon I Pusat, Kepala Kanwil, dan Pimpinan Perguruan Tinggi Agama dalam Acara Rakernas Kementerian Agama Tahun 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

vii

A. Pendahuluan

Salah satu wujud dari penerapan good governance pada suatu instansi pemerintah

adalah akuntabilitas yang merupakan bentuk pertanggungjawaban instansi atas tugas

dan fungsi yang diemban instansi tersebut. Kementerian Agama sebagai instansi

pemerintah mempunyai kewajiban melaksanakan tugas dan fungsinya secara

akuntabel, yang ditandai dengan penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP) kepada Presiden. LAKIP ini menyajikan capaiankinerja

Kementerian Agama selama satu tahun berdasarkan pada pencapaian sasaran

strategis yang ditetapkan dalam penetapan kinerja Kementerian Agama.

Proses penyusunan LAKIP Kementerian Agama Tahun 2013,seperti yang telah

diamanatkan dalam Inpres No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (AKIP), dan dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan

Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dilakukan

melalui perancangan kinerja, pengumpulan dan pengukuran data kinerja, dan

penyusunan laporan kinerja.

Selain fungsi akuntabilitas, LAKIP ini secara internal untuk memenuhi kebutuhan

Kementerian Agama dalam melakukan analisis dan evaluasi kinerja sebagai upaya

peningkatan kinerja organisasi secara menyeluruh dan berkelanjutan, dan secara

eksternal sebagai umpan balik untuk memperbaiki kinerja Kementerian Agama dimasa

yang akan datang.

B. Laporan Akuntabilitas Kinerja

Secara umum, LAKIP Kementerian Agama Tahun 2013 ini menyajikan dan

mengungkapkan pencapaian kinerja 5 (lima) sasaran strategis yang telah ditetapkan,

dengan indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur kinerja tersebut sebanyak

21 indikator kinerja, dengan ikhtisar atas kinerja Kementerian Agama Tahun 2013

sebagai berikut:

1. Perencanaan dan Penetapan Kinerja

Sebagai upaya pengukuran kinerja terhadap capaian sasaran strategis yang telah ditetapkan Keputusan Menteri Agama Nomor 52 Tahun 2013 tentang Indikator Kinerja Utama Kementerian Agama, ditetapkan penetapan kinerja sebagai berikut:

Penetapan Kinerja Kementerian Agama

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target

1.

Terwujudnya suatu

kondisi keberagamaan

masyarakat yang

dinamis dan mampu

mendukung percepatan

pembangunan nasional

1. Indeks kualitas bimbingan

terhadap masyarakat umat

beragama

50

2. Indeks kualitas pelayanan

terhadap masyarakat umat

beragama

47

RINGKASAN EKSEKUTIF

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

viii

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target

3. Indeks kualitas pemberdayaan

umat beragama 37

4. Indeks kualitas pengembangan

potensi umat Islam 41

2.

Terwujudnya kehidupan

harmoni intern dan antar

umat beragama sebagai

pilar kerukunan nasional

1. Jumlah Sekretariat Bersama Forum

Kerukunan Umat Beragama (FKUB)

yang dibentuk

15

Lembaga

2. Pemulihan Pasca konflik 1 Kegiatan

3.

Terwujudnya pelayanan

pendidikan yang merata,

bermutu, dan berdaya

saing, serta mampu

memperkuat jati diri

bangsa

1. APK Lembaga Pendidikan

Islam:

Madrasah Ibtidaiyah 13,60 %

Madrasah Tsanawiyah 20,78 %

Madrasah Aliyah 7,30 %

Perguruan Tinggi Agama Islam 2,89 %

2. APMLembaga Pendidikan

Islam:

Madrasah Ibtidaiyah 10.61%

Madrasah Tsanawiyah 14.88%

Madrasah Aliyah 6.59%

Perguruan Tinggi Agama Islam 2.59%

3. Rerata Nasional Nilai UN 8.25

4.

Tercapainya tingkat

kepuasan jamaah dalam

berbagai bidang

pelayanan dan

pengelolaan dana haji

untuk sebesar-besarnya

bagi kesejahteraan umat

1. Indeks kualitas pembinaan haji 60

2. Indeks kualitas pelayanan haji 60

3. Indeks kualitas pengembangan

informasi haji

60

4. Indeks kualitas pembinaan haji 60

5.

Terwujudnya

penyelenggaraan

birokrasi yang efektif,

efisien, dan akuntabel,

serta tersedianya

aparatur pelayanan

keagamaan yang

profesional

1. Persentase SDM berkinerja

sangat baik

50%

2. Persentse ketersediaan SPM &

SPO

90%

3. Predikat opini Laporan

Keuangan Kementerian Agama

Wajar Tanpa Pengecualian

(WTP).

WTP

4. Jumlah unit organisasi yang

disempurnakan

33

provinsi

5. Persentase Penurunan

Pelanggaran dan

Penyimpangan

10%

6. Persentase tindak lanjut temuan

yang berhasil diselesaikan.

95%

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

ix

2. Akuntabilitas Kinerja

Tolok ukur keberhasilan sasaran strategis Kementerian Agama memang tidak

seluruhnya dapat dituangkan dalam grafik dan angka-angka, karena dari lima

sasaran strategis yang ingin dicapai Kementerian Agama sebagaimana telah

ditetapkan dalam Renstra 2010-2014, tiga diantaranya mencakup dimensi

pembangunan manusia dan perubahan perilakumasyarakat yang membutuhkan

proses dan waktu dalam pencapaiannya.

Dalam rangka akuntabilitas kinerja Kementerian Agama, pengukuran terhadap

masing-masing indikator didasarkan pada satuan ukurnya, baik berupa indeks,

persentase, maupun berupa jumlah. Adapun kriteria pengukuran dengan indeks

dan persentase adalah sebagai berikut:

Kriteria Pengukuran Indeks dan Persentase

No Kategori Rentang Nilai Kode

1 Sangat Baik >100 Biru

2 Baik 80–100 Hijau

3 Cukup 50–79 Kuning

4 Kurang <50 Merah

Berdasarkan pengukuran dan kriteria di atas, tingkat capaian kinerja sasaran strategis Kementerian Agama Tahun 2013 adalah sebesar 114,85%(sangat baik) dengan rincian sebagai berikut:

a. Sasaran Strategis 1: Terwujudnya suatu kondisi keberagamaan masyarakat yang dinamis dan mampu mendukung percepatan pembangunan nasional

Indikator Kinerja Target Realisas

i % Kategori

1. Indeks kualitas bimbingan

terhadap masyarakat umat

beragama

50 63,00 126% Sangat

Baik

2. Indeks kualitas pelayanan

terhadap masyarakat umat

beragama

47 52,72 112,17

%

Sangat

Baik

3. Indeks kualitas pemberdayaan

umat beragama

37 29,60 79,49% Cukup

4. Indeks kualitas

pengembangan potensi

umat beragama

41 24,82 60,54% Cukup

Rata-rata capaian kinerja Sasaran Strategis 1 94,55 Baik

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

x

b. Sasaran Strategis 2: Terwujudnya kehidupan harmoni inter dan antar umat beragama sebagai pilar kerukunan nasional

Indikator Kinerja Target Realisas

i % Kategori

1. Jumlah Sekretariat

Bersama Forum Kerukunan

Umat Beragama (FKUB)

yang dibentuk;

15

lembaga

15

lembaga

100% Baik

2. Pemulihan Pasca konflik 1

kegiatan

2

kegiatan

200% Sangat

Baik

Rata-rata capaian kinerja Sasaran Strategis 2 150% Sangat

Baik

c. Sasaran Strategis 3: Terwujudnya pelayanan pendidikan yang merata, bermutu, dan berdaya saing, serta mampu memperkuat jati diri bangsa

Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori

1. APK Lembaga Pendidikan

Islam

- MI 13,60% 12,33% 90,66 Baik

- MTs 20,78% 21,19% 101,97

Sangat

Baik

- MA 7,35% 7,88% 107,21 Sangat

Baik

- PTAI 2,89% 2,91% 100,69 Sangat

Baik

2. APM Lembaga Pendidikan

Islam

- MI 10,61 10,20 96,14 Baik

- MTs 14,88 16,36 109,95 Sangat

Baik

- MA 6,59 5,34 81,03 Baik

- PTAI 2,59% 2,60% 100,39 Sangat

Baik

3. Rerata Nasional Nilai UN 8,25% 7,085% 85,88 Baik

Rata-rata capaian kinerja Sasaran Strategis 3 97,10 Baik

d. Sasaran Strategis 4: Tercapainya tingkat kepuasan jamaah dalam berbagai bidang pelayanan dan pengelolaan dana haji untuk sebesar-besarnya bagi kesejahteraan umat

Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori

1. Indeks Kualitas Pembi-

naan haji

60 84,94 141,57 Sangat

Baik

2. Indeks Kualitas Pela-

yanan haji

60 81,34 135,57 Sangat

Baik

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

xi

Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori

3. Indeks Kualitas Pengem-

bangan Informasi Haji

60 82,69 137,82 Sangat

Baik

4. Indeks Kualitas Pembi-

naan Umrah

60 63,33 105,55 Sangat

Baik

Rata-rata capaian kinerja Sasaran Strategis 4 130,13 Sangat

Baik

e. Sasaran Strategis 5: Terwujudnya penyelenggaraan birokrasi yang efektif, efisien, dan akuntabel, serta tersedianya aparatur pelayanan keagamaan yang profesional

Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori

1. % SDM berkinerja

sangat baik

50% 39% 78,00 Cukup

2. Persentse ketersediaan

SPM & SPO

90% 80% 88,89 Baik

3. Predikat opini Laporan

Keuangan Kementerian

Agama Wajar Tanpa

Pengecualian (WTP).

WTP WTP

(DPP)

95,00 Baik

4. Jumlah unit organisasi

yang disempurnakan

33

provinsi

33

provinsi

100 Baik

5. Tingkat Pelanggaran dan

Penyimpangan

10% 1,66% 183,40 Sangat

Baik

6. Persentase tindak lanjut

temuan yang berhasil

diselesaikan.

95% 66% 69,47 Cukup

Rata-rata capaian kinerja Sasaran Strategis 5 105,39% Sangat

Baik

Rata-rata capaian kinerja 114,85% Sangat

Baik

Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja Kementerian Agama sebesar

114,85% (sangat baik). Capain tersebut jauh lebih baik jika dibandingkan dengan

rata-rata capain tahun 2011 sebesar 92%. Dan tahun 2012 sebesar 100,94%.

Kerukunan umat beragama adalah fokus utama dalam pembangunan bidang

agama, capaian sasaran terwujudnya kehidupan harmoni inter dan antar umat

beragama sebagai pilar kerukunan nasional pada tahun 2013 sebesar 150%

adalah merupakan keberhasilan yang sangat diharapkan.

Potensi yang mendukung capaian kinerja ini antara lain pemberdayaan Forum

Kerukunan Umat Beragama (FKUB) baik tingkat provinsi maupun Kab/Kota dan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

xii

telah berdirinya 15 (lima belas) Sekretariat Bersama FKUB. Keberhasilan

pemulihan pasca konflik yang terjadi di Surabaya dan Gorontalo realisasi yang

tak kalah penting dalam mendukung pencapaian kinerja Kementerian Agama

khususnya bidang kerukunan umat beragama.

Tercapainya tingkat kepuasan jemaah haji dalam berbagai bidang pelayanan

sebesar 130,13%, sebagaimana dapat dilihat dari hasil survey Badan Pusat

Statistik (BPS) Tahun 2013, dimana rata-rata memuaskan berada pada nilai

82,69 meningkat jika dibandingkan tahun 2012 dengan nilai 81,32. Meskipun

tingkat kepuasan jamaah tinggi, namun Kementerian Agama sebagai

penanggungjawab penyelenggara haji merasa belum cukup puas. Untuk itu

perlu peningkatan di berbagai jenis pelayanan, khususnya petugas kloter dan

pelayan dalam beribadah hal ini dapat dilihat dari penurunan poin jika

dibandingkan tahun sebelumnya.

Sasaran strategis bidang pendidikan Islam, dimana rata-rata capaian sasaran

strategis bidang ini mencapai 97,10% jika dibandingkan tahun 2012 sebesar

119,30%, capaian sasaran ini mengalami penurunan 22,20%. Yang memicu

penurunan ini, salah satunya adalah menurunnya rata-rata nilai Ujian Nasional

pada tingkat Madrasah Tsanawiyah sebesar 1,17 poin jika dibandingkan tahun

2012, dimana pada tahun 2013 ditargetkan 8,22 hanya terealisasi 7,08.

Meskipun menurun capaian sasaran ini masih diposisi kategori baik, hal ini dapat

dilihat dari apresiasi jumlah masyarakat Indonesia yang secara kasar merasakan

jenjang pendidikan tingkat menengah, atas dan, perguruan tinggi Islam.

Sasaran terwujudnya suatu kondisi keberagamaan masyarakat yang dinamis

dan mampu mendukung percepatan pembangunan nasional dengan capaian

sebesar 94,55%, hal ini menunjukan bahwa kondisi keberagamaan di Indonesia

makin dinamis. Adapun kondisi yang dapat dilihat dalam hal ini adalah (1)

semakin meningkatnya kualitas pembimbing agama/penyuluh agama dengan

tingkat pendidikan dan latar belakang pendidikannya, (2) meningkatnya

pelayanan terhadap umat, khususnya tersedianya rumah ibadah sesuai dengan

rasio yang distandarkan, (3) meningkatnya kualitas pemberdayaan dan

pengembangan umat beragama, hal ini dapat dilihat dari peningkatan

penerimaan zakat dari tahun ke tahun serta partisipasi umat dalam ikut

berkompetisi dalam berbagai lomba baik nasional maupun internasional.

Penyelenggaraan birokrasi yang efektif, efisien, dan akuntabel, serta tersedianya

aparatur pelayanan keagamaan yang profesional telah terwujud, hal ini dapat

dilihat dari tingkat capaian sebesar 102,46% meningkat 1,52% jika dibandingkan

tahun 2012 dengan capaian sebesar 100,94%. Potensi yang mendukung

capaian sasaran ini adalah (1) tersedianya Standar Pelayanan Minimal pada

berbagai layanan, (2) penyempurnaan organisasi sesuai azas efektif dan efisien,

(3) menurunnya tingkat pelanggaran dan penyimpangan oleh aparatur, dan (4)

meningkatnya tindak lanjut hasil pemeriksaan yang dapat diselesaikan.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

xiii

C. Catatan

Secara umum sasaran strategis Kementerian Agama Tahun 2013 telah dapat

dilaksanakan dengan sangat baik, namun demikian hasil yang diperoleh masih perlu

mendapat perhatian pada masa yang akan datang, khususnya persentase berkinerja

sangat baik yang tingkat capaian targetnya baru mencapai 78%, hal ini dikarenakan

belum diimplementasikannya Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2012 tentang

Aparatur Sipil Negara secara merata pada satker/sator di lingkungan Kementerian

Agama, selain hal tersebut masih terdapat indikator yang perlu mendapat perhatian

pada masa yang akan datang, yaitu penyelesaian tindak lanjut temuan yang capaian

targetnya hanya 69,47%, serta perlunya peningkatan kinerja dalam rangka pencapaian

sasaran Renstra 2010-2014 yang berakhir pada tahun 2014.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

1

1.1. Latar Belakang

nstruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (AKIP) sebagaimana, telah mengamanatkan kepada seluruh

instansi pemerintah di tingkat pusat dan daerah, dari entitas tertinggi (instansi)

hingga unit kerja setingkat eselon II untuk menyampaikan laporan informasi

kinerja kepada instansi pada tingkat lebih tinggi secara berjenjang setiap tahun.

Kementerian Agama sebagai instansi pemerintah mempunyai kewajiban untuk

menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), kepada

Presiden melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi. Penyampaian LAKIP Tahun 2013 ini dimaksudkan sebagai perwujudan

kewajiban untuk mempertanggungjawabkan tingkat keberhasilan pencapaian sasaran

strategis yang ditetapkan dalam penetapan kinerja Kementerian Agama, yang diukur

berdasarkan Indikator Kinerja Utama (IKU) dalam Renstra 2010-2014 Kementerian

Agama selama tahun 2013. Di samping itu penyusunan LAKIP ini juga ditujukan

sebagai umpan balik untuk memperbaiki kinerja Kementerian Agama di masa yang

akan datang.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kementerian Agama tahun 2013 adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban Menteri

Agama kepada Presiden atas pengelolaan anggaran dan pelaksanaan

program/kegiatan dalam rangka mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Adapun

tujuan penyusunan LAKIP adalah untuk menilai dan mengevaluasi pencapaian kinerja

dan sasaran Kementerian Agama.

Hasil evaluasi yang dilakukan kemudian dirumuskan beberapa rekomendasi yang dapat

menjadi salah satu masukan dalam menetapkan kebijakan dan strategi yang akan

datang, sehingga dapat meningkatkan kerja Kementerian Agama.

1.3. Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2010

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama yang disempurnakan dengan

PMA Nomor 80 Tahun 2013, Kementerian Agama mempunyai tugas menyelenggarakan

BAB I

PENDAHULUAN

I

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

2

urusan pemerintahan di bidang keagamaan untuk membantu Presiden dalam

menyelenggarakan pemerintahan negara.

Dalam melaksanakan tugas, Kementerian Agama menyelenggarakan fungsi:

1) Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan dibidang keagamaan;

2) Pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional dan daerah;

3) Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab

Kementerian Agama;

4) Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian

Agama di daerah; dan

5) Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Agama;

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Kementerian Agama memiliki 10 (sepuluh)

unit eselon I sebagai berikut:

1.3.1. Sekretariat Jenderal;

1.3.2. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam;

1.3.3. Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah;

1.3.4. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam;

1.3.5. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat kristen;

1.3.6. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik;

1.3.7. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu

1.3.8. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha;

1.3.9. Inspektorat Jenderal; dan

1.3.10. Badan Penelitian dan Pengembangan serta Pendidikan dan Pelatihan.

Selain 10 (sepuluh) unit kerja Eselon I, Menteri Agama dibantu oleh 5 (lima) staf ahli

dan 2 (dua) pusat terdiri atas:

1.3.1. Staf Ahli Bidang Kehidupan Beragama;

1.3.2. Staf Ahli Bidang Kerukunan Umat Beragama;

1.3.3. Staf Ahli Bidang Lembaga Sosial Keagamaan;

1.3.4. Staf Ahli Bidang Pendidikan; dan

1.3.5. Staf Ahli Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia

1.3.1. Sekretariat Jenderal

Sekretariat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan

tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit

organisassi di lingkungan Kementerian Agama.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

3

Dalam melaksanakan tugas, Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi :

1) Koordinasi kegiatan Kementerian Agama;

2) Koordinasi penyusunan rencana dan program Kementerian Agama;

3) Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi

ketatausahaan, kepegaawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip dan

dokumentasi Kementerian Agama;

4) Pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerja sama,

dan hubungan masyarakat;

5) Koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum;

6) Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara; dan

pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Agama.

Susunan organisasi Sekretariat Jenderal terdiri atas:

1) Biro Kepegawaian

2) Biro Keuangan dan IKN

3) Biro Organisasi dan Tata Laksana

4) Biro Hukum dan KLN

5) Biro Umum

6) Pusat Kerukunan Umat Beragama

7) Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat

1.3.2. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam mempunyai tugas merumuskan dan

melaksanakan kebijakan, serta melaksanakan pengawasan penyelenggaraan

pendidikan Islam. Dalam melaksanakan tugas, Direktorat Jenderal Pendidikan

Islam menyelenggarakan fungsi:

1) Perumusan kebijakan di bidang pendidikan Islam;

2) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pendidikan Islam;

3) Pelaksanaan kebijakan di bidang pendidikan Islam yang meliputi pendidikan

madrasah, pendidikan diniyah dan pondok pesantren, pendidikan agama

Islam, serta pendidkan tinggi Islam;

4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pendidikan Islam;

5) Pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan pendidikan Islam; dan

6) Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.

Susunan organisasi Direktorat Jenderal Pendidikan Islam terdiri atas :

1) Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam

2) Direktorat Pendidikan Madrasah;

3) Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren;

4) Direktorat Pendidikan Agama Islam; dan

5) Direktorat Pendidikan Tinggi Islam.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

4

1.3.3. Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah mempunyai tugas

merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis dibidang

penyelenggaraan haji dan umrah.

Dalam melaksanakan tugas, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan

Umrah menyelenggarakan fungsi :

1) perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan haji dan umrah;

2) pelaksanaan program penyelenggaraan haji dan umrah yang meliputi

pembinaan haji dan umrah, pelayanan haji, dan pengelolaan dana haji;

3) penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria di bidang penyelenggaraan

haji dan umrah;

4) pemberian bimbingan teknis dan evaluasi penyelenggaraan haji dan umrah; dan

5) pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah.

Susunan organisasi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah

terdiri atas:

1) Sekretariat Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah;

2) Direktorat Pembinaan Haji dan Umrah;

3) Direktorat Pelayanan Haji Dalam Negeri;

4) Direktorat Pelayanan Haji Luar Negeri; dan

5) Direktorat Pengelolaan Dana Haji.

1.3.4. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam;

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam mempunyai tugas merumuskan

serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi di bidang bimbingan

masyarakat Islam.

Dalam melaksanakan, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

menyelenggarakan fungsi :

1) perumusan kebijakan di bidang bimbingan masyarakat Islam;

2) pelaksanaan program bimbingan masyarakat Islam yang meliputi urusan

Agama Islam dan pembinaan syari’ah, penerangan agama Islam,

pemberdayaan zakat, dan pemberdayaan wakaf;

3) pelaksanaan norma, standar, prosedur, kriteria di bidang bimbingan

masyarakat Islam;

4) pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang bimbingan

masyarakat Islam; dan

5) pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

5

Susunan Organisasi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam terdiri atas:

1) Sekretariat Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam;

2) Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syari’ah;

3) Direktorat Penerangan Agama Islam;

4) Direktorat Pemberdayaan Zakat; dan

5) Direktorat Pemberdayaan Wakaf.

1.3.5. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen

Direktorat Jendearal Bimbingan Masyarakat Kristen mempunyai tugas

merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang

bimbingan masyarakat Kristen.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Direktorat Jenderal

Bimbingan Masyarakat Kristen menyelenggarakan fungsi:

1) Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang bimbingan masyarakat Kristen;

2) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang bimbingan

masyarakat Kriten; dan

3) Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen.

Susunan Organisasi Direktorat Jenderal Bimbingan masyarakat Kristen

terdiri atas:

1) Sekretariat Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen;

2) Direktorat Urusan Agama Kristen; dan

3) Direktorat Pendidikan Kristen.

1.3.6. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik mempunyai tugas

merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang

bimbingan masyarakat Katolik. Dalam melaksanakan tugas, Direktorat Jenderal

Bimbingan Masyarakat Katolik menyelenggarakan fungsi:

1) perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang bimbingan masyarakat Katolik;

2) penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang bimbingan

masyarakat Katolik;

3) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang bimbingan masyarakat

Katolik;

4) Pelaksanaan administrasi direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik.

Susunan organisasi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik terdiri atas:

1) Sekretaris Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik;

2) Direktorat Urusan Agama Katolik; dan

3) Direktorat Pendidikan Agama Katolik.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

6

1.3.7. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu mempunyai tugas

merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi di bidang

bimbingan masyarakat Hindu.

Dalam melaksanakan tugas, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu

menyelenggarakan fungsi:

1) perumusan kebijakan di bidang bimbingan masyarakat Hindu;

2) pelaksanaan kebijakan di bidang bimbingan masyarakat Hindu;

3) penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang bimbingan

masyarakat Hindu;

4) pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang bimbingan masyarakat

Hindu; dan

5) pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu.

Susunan organisasi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu terdiri atas:

1) Sekretariat Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu;

2) Direktorat Urusan Agama Hindu; dan

3) Direktorat Pendidikan Hindu.

1.3.8. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha mempunyai tugas merumuskan

serta melaksanakan kebijakan di bidang bimbingan masyarakat Buddha.

Dalam melaksanakan tugas, Diretorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha

menyelenggarakan fungsi:

1) Perumusan kebijakan di bidang bimbingan masyarakat Buddha;

2) Pelaksanaan kebijakan di bidang bimbingan masyarakat Buddha;

3) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang bimbingan

masyarakat Buddha;

4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi; dan

5) Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha.

Susunan Organisasi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha terdiri atas:

1) Sekretariat Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha; dan

2) Direktorat Urusan dan Pendidikan Agama Buddha.

1.3.9. Inspektorat Jenderal

Inspektorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan pengawsan intern di

lingkungan Kementerian Agama.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

7

Dalam melaksanakan tugas, Inspektorat Jenderal menyelenggarakan fungsi:

1) perumusan kebijakan di bidang pengawasan intern di lingkungan

Kementerian Agama;

2) pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Agama

terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan,

dan kegiatan pengawasan lainnya;

3) pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri Agama;

4) penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian Agama;

dan Pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal.

Susunan organisasi Inspektorat Jenderal terdiri atas:

1) Sekretariat Inspektorat Jenderal;

2) Inspektorat Wilayah I

3) Inspektorat Wilayah II

4) Inspektorat Wilayah III

5) Inspektorat Wilayah IV

6) Inspektorat Investigasi; dan

7) Kelompok Jabatan Fungsional.

1.3.10. Badan Penelitian dan Pengembangan Serta Pendidikan Dan Pelatihan.

Badan Penelitian dan Pengembangan serta Pendidikan dan Pelatihan

mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang

keagamaan serta pendidikan dan pelatihan bagi pegawai di lingkungan

Kementerian Agama.

Dalam melaksanakan tugas, Badan Penelitian dan Pengembangan serta

Pendidikan dan Pelatihan menyelenggarakan fungsi:

1) penyusunan kebijakan, rencana dan program penelitian dan pengembangan

di bidang keagamaan serta pendidikan dan pelatihan bagi pegawai di

lingkungan Kementerian Agama;

2) pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang keagamaan serta

pendidikan dan pelatihanbagi pegawai di lingkungan Kementerian Agama;

3) pemantauan, evaluasidan dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan

pengembangan serta pendidikan dan pelatihan; dan

4) pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan serta

Pendidikan dan Pelatihan.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

8

Susunan organisasi Badan Penelitian dan Pengembangan serta Pendidikan dan

Pelatihan terdiri atas:

1) Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan serta Pendidikan dan

Pelatihan;

2) Pusat Penelitian dan Pengembangan serta Pendidikan dan Pelatihan;

3) Pusat Penelitian dan Pengembangan Lektur dan Khazanah Keagamaan;

4) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Administrasi; dan

5) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan.

Secara rinci dapatdilihat pada bagan sebagai berikut:

Gambar 1

Struktur Organisasi Kementerian Agama

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

9

1.4. Profil SDM Kementerian Agama

Jumlah pegawai di Kementerian Agama (pusat dan daerah) sampai dengan tahun 2013

mencapai 226.027 orang, dengan rincaian sebagai berikut:

1.4.1. Statistik Pegawai Berdasarkan Agama

Tabel 1

Data Pegawai Berdasarkan Agama

No Agama Jumlah Pemeluk

1 Islam 211.898

2 Kristen 7.003

3 Katolik 4.098

4 Hindu 2.290

5 Buddha 738

Jumlah 223.996

Berdasarkan Tabel1 terlihat bahwa secara nasional pegawai Kementerian Agama

paling banyak beragama Islam sebanyak 211.898 orang atau 94%, sedangkan

yang paling sedikit beragama Buddha sebanyak 738 orang atau 0,33%.

1.4.2. Statistik Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin

Grafik 1

Data Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan Grafik 1 terlihat bahwa cecara nasional pegawai Kementerian

Agama berjenis kelamin laki-laki sebanyak 115.575 orang atau 51%, dan

perempuan sebanyak 110.452 orang atau 49%.

49%51%

LAKI-LAKI PEREMPUAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

10

1.4.3. Statistik Pegawai Berdasarkan Golongan

Grafik 2

Data Pegawai Berdasarkan Golongan

Berdasarkan Grafik 2 secara nasional pegawai Kementerian Agama paling

banyak bergolongan III sebanyak 143.324 orang atau 63%, sedangkan paling

sedikit golongan I sebanyak 764 orang atau 0,34%.

1.4.4. Statistik Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Grafik 3

Data Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan Grafik 3 secara nasional Pegawai Kementerian Agama paling

banyak berpendidikan S-1 yaitu sekitar 122.272 orang, sedangkan yang paling sedikit

adalah Sekolah Dasar (SD/MI) sekitar 690 orang atau 0,31%.

GOL I, 764

GOL II, 39,594

GOL III, 143,324

GOL IV, 42,345

-

50,000

100,000

150,000

690 684 23,272 28,962

122,272

17,500 1,495

DATA PEGAWAI BERDASARKAN PENDIDIKAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

11

1.4.5. Statistik Berdasarkan Usia

Grafik 4

Data Pegawai Berdasarkan Usia

Berdasarkan grafik 4 terlihat bahwa secara nasional Kementrian Agama paling

banyak berusia antara 40 s.d 49 tahun sekitar 105.758 orang atau 46,79%

sedangkan yang paling sedikit berusia dibawah 24 tahun yaitu sekitar 127

orang atau 0,06%

1.4.6. StatistikPegawai Berdasarkan Jabatan

Grafik 5

Data Pegawai Berdasarkan Jabatan

127 7,205

77,308

105,758

30,516

5,113

-

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

< 24 th 24 - 29 th 30 - 39 th 40 - 49 th 50 - 57 th > 57 th

DATA PEGAWAI BERDASARKAN USIA

9,794

47,505

9,925

140,936

5,177 6,078 4,534 2,078 -

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

140,000

160,000

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

12

Berdasarkan grafik 5 terlihat bahwa secara nasional Pegawai Kementerian

Agama paling banyak jabatan fungsional sebagai Guru yaitu sekitar 140.936

orang atau 62%, lainnya adalah gabungan dari beberapa jabatan fungsional di

Kementerian Agama yang jumlah pegawainnya masih minim. Jabatan fungsional

tersebut adalah analis kepegawaian sebanyak 354 orang, widyaiswara 345

orang, Perencana 307 orang, Pustakawan 257 orang, Auditor 172 orang ,

Pranata komputer sebanyak 146 orang, Arsiparis 40 orang Pranata Humas 133

orang, Peneliti 146 orang , Litkayasa 42 orang , Dokter 34 orang, statisi 10

orang dan perawat 10 orang.

1.5. Sistematika Penyajian

LAKIP Kementerian Agama Tahun 2013 mengacu kepada Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010

tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akutabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah.

Secara umum LAKIP menginformasikan capaian kinerja Kementerian Agama selama

tahun 2013,yang membandingkan capaian Kinerja (Performance Results) 2013 dengan

Penetapan Kinerja (Performance Plan) Kementerian Agama Tahun 2012 sebagai tolok

ukur keberhasilan tahunan organisasi,dengan sistematika penyajian sebagai berikut:

1.5.1. Ikhtisar Eksekutif, pada bagian ini berisi ringkasan secara menyeluruh LAKIP

Kementerian Agama.

1.5.2. Bab I Pendahuluan, pada bab ini berisi latar belakang, maksud dan tujuan,

kedudukan, tugas pokok dan fungsi.

1.5.3. Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, pada bab ini berisi perencanaan

strategis Kementerian Agama 2010-2014 dan penetapan kinerja tahun 2013.

1.5.4. Bab III Akuntabilitas Kinerja, pada bab ini berisi hasil pengukuran kinerja,

evaluasi dan analisis capaian kinerja, serta akuntabilitas keuangan Kementerian

Agama tahun 2013.

1.5.6. Bab IV Penutup, pada bab ini disajikan kesimpulan menyeluruh dan LAKIP

Kementerian Agama dan rekomendasi perbaikan kinerja ke depan.

1.5.7. Lampiran

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

13

alah satu misi berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional adalah Mewujudkan

masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab

berdasarkan falsafah Pancasila. Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk

mewujudkan misi tersebut adalah dengan memperkuat jati diri dan karakter bangsa melalui

pendidikan yang bertujuan membentuk manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, mematuhi aturan hukum, memelihara kerukunan internal dan antar umat beragama,

melaksanakan interaksi antar budaya, mengembangkan modal sosial, menerapkan nilai-nilai

luhur budaya bangsa, dan memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dalam rangka

memantapkan landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa.

2.1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014

RPJMN 2010-2014 merupakan tahap kedua dari rencana pembangunan jangka

panjang tahun 2005-2025, yang ditujukan untuk lebih memantapkan penataan kembali

Indonesia di segala bidang dengan menekankan upaya peningkatan kualitas sumber

daya manusia termasuk pengembangan kemampuan ilmu dan teknologi serta

penguatan daya saing perekonomian. Berkaitan dengan hal tersebut telah ditetapkan

kerangka Visi Indonesia 2014 yaitu “Terwujudnya Indonesia Yang Sejahtera,

Demokratis, dan Berkeadilan”

Visi Indonesia 2014 kemudian dijabarkan di dalam misi pembangunan 2010-2014, yang

diarahkan untuk mewujudkan Indonesia yang lebih sejahtera, aman dan damai dan

meletakkan fondasi yang lebih kuat bagi Indonesia yang adil dan demokratis.

Dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional 2009-2014, pemerintah

menetapkan lima agenda utama pembangunan nasional tahun 2009-2014, yaitu:

1. Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat

2. Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan

3. Penegakan Pilar Demokrasi

4. Penegakkan Hukum dan Pemberantasan Korupsi

5. Pembangunan yang Inklusif dan Berkeadilan

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

S

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

14

Kelima agenda tersebut memiliki prioritas yang dirumuskan dalam bentuk sasaran

pembangunan nasional 2010-2014, yaitu:

1. Sasaran Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan

2. Sasaran Perkuatan Pembangunan Demokrasi

3. Sasaran Program Penegakan Hukum

Selanjutnya berdasarkan visi, misi, agenda utama, dan sasaran pembangunan nasional

tersebut, pemerintah menetapkan 11 (sebelas) Program Prioritas Nasional yaitu:

1. reformasi birokrasi dan tata kelola

2. pendidikan

3. kesehatan

4. penanggulangan kemiskinan

5. ketahanan pangan

6. infrastruktur

7. iklim investasi dan usaha

8. energi

9. lingkungan hidup dan bencana

10. daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pasca konflik

11. kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi

Selanjutnya disusun pula rencana kerja yang bersifat lintas bidang. Kebijakan lintas

bidang ini akan menjadi sebuah rangkaian kebijakan antar bidang yang terpadu meliputi

prioritas, fokus prioritas serta kegiatan prioritas bidang untuk menyelesaikan

permasalahan pembangunan yang semakin kompleks. Berkaitan dengan hal ini telah

ditetapkan 9 (sembilan) bidang pembangunan yaitu:

1. Bidang Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama

2. Bidang Ekonomi

3. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

4. Bidang Sarana dan Prasarana

5. Bidang Politik

6. Bidang Pertahanan dan Keamanan

7. Bidang Hukum dan Aparatur

8. Bidang Wilayah danTata ruang

9. Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

Dari 9 (sembilan) bidang pembangunan terdapat bidang yang terkait dengan tugas dan

fungsi Kementerian Agama yaitu Bidang Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

15

dengan sasaran yang akan dicapai yaitu “Peningkatan Kualitas Kehidupan

Beragama” yang dilakukan melalui empat fokus agenda prioritas, sebagai berikut :

1. Peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan agama

2. Peningkatan kualitas kerukunan umat beragama

3. Peningkatan kualitas pelayanan kehidupan beragama

4. Pelaksanaan ibadah haji yang tertib dan lancar

Fokus prioritas pembangunan bidang agama di atas selanjutnya didukung melalui:

1. peningkatan kualitas manajemen dan tata kelola pembangunan bidang agama;

2. peningkatan sistem informasi dan pelayanan publik;

3. peningkatan penelitian dan pengembangan pembangunan bidang agama;

4. peningkatan pendidikan dan pelatihan; dan

5. peningkatan koordinasi dan kerjasama lintas bidang, lintas sektor, lintas program,

lintas pelaku, dan lintas kementerian/lembaga (K/L).

2.2. Rencana Strategis

Dalam rangka mencapai fokus prioritas bidang agama, maka Kementerian Agama

menetapkan Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Strategis

Kementerian Agama Tahun 2010-2014, sebagai berikut:

2.2.1 Visi dan Misi

Visi pembangunan bidang agama tahun 2010-2014 adalah “Terwujudnya

Masyarakat Indonesia yang Taat Beragama, Rukun, Cerdas, Mandiri dan

Sejahtera Lahir dan Batin”. Untuk mewujudkan visi pembangunan bidang

agama tersebut, maka ditetapkan misi Kementerian Agama, yaitu:

1. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama

2. Meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama

3. Meningkatkan kualitas raudhatul athfal, madrasah, perguruan tinggi agama,

pendidikan agama dan pendidikan keagamaan

4. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji

5. Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang bersih dan berwibawa.

2.2.2 Tujuan dan Sasaran Strategis

Tujuan pembangunan bidang agama tahun 2010-2014 yang ingin dicapai

Kementerian Agama adalah “Terwujudnya masyarakat Indonesia yang

beragama, maju, sejahtera, dan cerdas, serta saling menghormati antar pemeluk

agama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dalam

wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)”.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

16

Sasaran strategis pembangunan bidang agama tahun 2010-2014 berdasarkan

tujuan yang akan dicapai adalah:

1. Terwujudnya suatu kondisi keberagamaan masyarakat yang dinamis dan

mampu mendukung percepatan pembangunan nasional, melalui beberapa

aspek antara lain:

1) Meningkatnya pemahaman dan perilaku keagamaan umat beragama

yang seimbang, moderat dan inklusif.

2) Meningkatnya motivasi dan partisipasi umat beragama dalam

pembangunan nasional.

3) Menurunnya aliran sempalan dan tindakan kekerasan yang

mengatasnamakan agama.

4) Meningkatnya kualitas pribadi umat beragama yang berakhlak mulia

dan beretika.

5) Meningkatnya harkat dan martabat umat beragama dalam membangun

jati diri bangsa.

6) Meningkatnya peran umat beragama dalam membangun harmoni

antar peradaban.

7) Meningkatnya pemberdayaan potensi ekonomi keagamaan.

8) Menguatnya sinergi kebijakan dalam pengelolaan potensi

ekonomi keagamaan.

9) Meningkatnya akses umat beragama terhadap sumberdaya ekonomi

keagamaan dalam upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejateraan

umat beragama.

10) Meningkatnya peran dan kualitas penyuluh agama.

11) Meningkatnya pelayanan administrasi keagamaan sesuai dengan SPO

(Standar Prosedur Operasional).

2. Terwujudnya kehidupan harmoni intern dan antar umat beragama sebagai

pilar kerukunan nasional, melalui beberapa aspek, antara lain:

1) Meningkatnya dialog dan kerjasama antar umat beragama dalam rangka

memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.

2) Meningkatnya peran Indonesia dalam dialog lintas agama di

dunia Internasional.

3) Meningkatnya harmoni intern dan antar umat beragama.

4) Berdirinya Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di setiap

Kabupaten/Kota.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

17

5) Berkembangnya pemahaman keagamaan masyarakat berwawasan

multikultural, gender, dan HAM.

6) Tersedianya program siaga dini pencegahan konflik umat beragama.

3. Terwujudnya pelayanan pendidikan yang merata, bermutu dan berdaya saing,

serta mampu memperkuat jati diri bangsa, melalui beberapa aspek antara lain:

1) Meningkatnya akses masyarakat terhadap pendidikan anak usia dini berbasis

keagamaan yang bermutu (RA, BA, TA, TPA, TPQ dan sejenisnya).

2) Meningkatnya akses masyarakat terhadap Madrasah Ibtidaiyah (MI),

Madrasah Tsanawiyah (MTs), Pesantren Salafiyah Ula dan Pesantren

Salafiyah Wustho yang bermutu.

3) Meningkatnya akses masyarakat terhadap Madrasah Aliyah (MA) dan

pesantren salafiyah ulya bermutu.

4) Terwujudnya Madrasah Aliyah bertaraf internasional di setiap provinsi.

5) Meningkatnya akses masyarakat terhadap pendidikan tinggi agama

6) Meningkatnya mutu dan daya saing pendidikan tinggi agama.

7) Tersedianya ma’had al jami’ah pada Perguruan Tinggi Islam Negeri.

8) Tercapainya Standar Nasional Pendidikan (SNP) bagi satuan pendidikan

agama dan pendidikan keagamaan.

9) Tersedianya Ma’had Aly pada pondok pesantren

10) Tersedianya layanan pendidikan nonformal (Paket A, B, dan C) serta

pendidikan vokasional pada pondok pesantren

11) Meningkatnya mutu pengelolaan dan layanan pendidikan pesantren dan

pendidikan diniyah.

12) Meningkatnya mutu pendidikan agama di sekolah.

13) Meningkatnya mutu, profesionalitas dan kesejahteraan pendidik dan

tenaga kependidikan.

14) Meningkatnya mutu pengelolaan pendidikan agama dan pendidikan

keagamaan.

15) Terwujudnya pesantren sebagai pusat pendidikan dan pemberdayaan

ekonomi umat.

16) Tersedianya layanan pendidikan madrasah satu atap dan pesantren

terpadu di wilayah perbatasan atau daerah khusus.

17) Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

agama dan pendidikan keagamaan.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

18

4. Tercapainya tingkat kepuasan jamaah dalam berbagai bidang pelayanan dan

pengelolaan dana haji untuk sebesar-besarnya bagi kesejahteraan umat,

melalui beberapa aspek antara lain:

1) Terwujudnya jemaah haji mandiri

2) Terwujudnya petugas profesional dan dedikatif

3) Terwujudnya standar pelayanan minimal pada seluruh komponen

pelayanan haji

4) Terwujudnya sistem informasi yang handal

5) Terwujudnya dukungan manajemen yang menyeluruh dalam

penyelenggaraan haji

6) Tersedianya peraturan perundang-undangan yang memadai

7) Meningkatnya pengelolaan dana haji

5. Terwujudnya penyelenggaraan birokrasi yang efektif, efisien, dan akuntabel,

serta tersedianya aparatur pelayanan keagamaan yang profesional:

1) Terwujudnya reformasi birokrasi secara menyeluruh.

2) Meningkatnya jumlah aparatur yang mengikuti diklat.

3) Terwujudnya laporan keuangan Kementerian Agama dengan opini Wajar

Tanpa Pengecualian (WTP)

4) Terwujunya struktur organisasi instasi pusat dan instansi vertikal

Kementerian Agama yang sesuai dengan tuntutan perkembangan.

5) Menurunya jumlah dan nilai temuan hasil pemeriksaan BPK, BPKP dan

Inspektorat Jenderal.

6) Meningkatnya recovery, revaluasi, pemanfaatan, dan kualitas

pengelolaan aset.

7) Terbangunnya rintisan e-government dalam rangka efektivitas dan

efisiensi pelayanan.

8) Meningkatnya kualitas aparatur sumberdaya manusia melalui sistem

rekrutmen, penempatan dan pembinaan yang profesional.

9) Terbangunnya sistem informasi dan komunikasi yang efektif dan efisien.

10) Meningkatnya pemanfaatan hasil-hasil penelitian sebagai basis kebijakan.

11) Terbangunnya citra positif Kementerian Agama sebagai institusi

Pemerintah yang bersih dan berwibawa.

2.2.3 Indikator Kinerja Utama

Dalam rangka mengukur kinerja capaian terhadap sasaran strategis yang telah

ditetapkan, maka disusun Indikator Kinerja Utama Kementerian Agama untuk

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

19

jangka menengah. Berkaitan dengan upaya pengukuran kinerja Tahun Anggaran

2013, maka diterbitkan Keputusan Menteri Agama Nomor 52 Tahun 2013

tentang Indikator Kinerja Utama Kementerian Agama, sebagai berikut:

2.2.3.1. Sasaran strategis 1:

1. Indeks kualitas bimbingan terhadap masyarakat umat beragama

2. Indeks kualitas pelayanan terhadap masyarakat umat beragama

3. Indeks kualitas pemberdayaan umat beragama

4. Indeks kualitas pengembangan potensi umat beragama

2.2.3.2. Sasaran strategis 2

1. Jumlah Sekretariat Bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)

yang dibentuk;

2. Pemulihan Pasca konflik

2.2.3.3. Sasaran strategis 3

1. APK Lembaga Pendidikan Islam (MI, MTs, MA, PTAI)

2. APM Lembaga Pendidikan Islam (MI, MTs, MA, PTAI)

3. Rerata Nasional Nilai Ujian Nasional (UN)

2.2.3.4. Sasaran strategis 4

1. Indeks kualitas pembinaan haji

2. Indeks kualitas pelayanan haji

3. Indeks kualitas pengembangan informasi haji

4. Indeks kualitas pembinaan umrah

2.2.3.5. Sasaran strategis 5

1. Persentase SDM berkinerja sangat baik

2. Persentase ketersediaan SPM & SPO

3. Predikat opini Laporan Keuangan Kementerian Agama Wajar Tanpa

Pengecualian (WTP)

4. Jumlah unit organisasi yang disempurnakan

5. Persentase penurunan pelanggaran dan penyimpangan

6. Persentase tindak lanjut temuan yang berhasil diselesaikan

2.2.4 Rencana Kinerja Tahunan

Rencana Kinerja Tahunan merupakan upaya untuk menerjemahkan rencana

strategis ke dalam dokumen perencanaan tahunan. Rencana Kinerja Tahunan

Kementerian Agama Tahun Anggaran 2013 ini merupakan periode keempat dari

rencana strategis 2010-2014.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

20

2.2.5 Penetapan Kinerja Kementerian Agama Tahun 2013

Sebagai penjabaran dari sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan

bidang agama telah ditetapkan target-target sasaran IKU yang tertuang didalam

Penetapan Kinerja (PK) tahun 2013 yang telah disepakati/diperjanjikan, yaitu:

Tabel 2

Penetapan Kinerja Kementerian Agama

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target

1.

Terwujudnya suatu

kondisi keberagamaan

masyarakat yang dinamis

dan mampu mendukung

percepatan

pembangunan nasional

1. Indeks kualitas bimbingan terhadap

masyarakat umat beragama 50

2. Indeks kualitas pelayanan terhadap

masyarakat umat beragama 47

3. Indeks kualitas pemberdayaan umat

beragama 37

4. Indeks kualitas pengembangan

potensi umat Islam 41

2.

Terwujudnya kehidupan

harmoni intern dan antar

umat beragama sebagai

pilar kerukunan nasional

1. Jumlah Sekretariat Bersama Forum

Kerukunan Umat Beragama (FKUB)

yang dibentuk

15

Lembaga

2. Pemulihan Pasca konflik

1

Kegiatan

3.

Terwujudnya pelayanan

pendidikan yang merata,

bermutu, dan berdaya

saing, serta mampu

memperkuat jati diri

bangsa

1. APK Lembaga Pendidikan Islam:

Madrasah Ibtidaiyah 13,60 %

Madrasah Tsanawiyah 20,78 %

Madrasah Aliyah 7,30 %

Perguruan Tinggi Agama Islam 2,89 %

2. APM Lembaga Pendidikan Islam:

Madrasah Ibtidaiyah 10.61%

Madrasah Tsanawiyah 14.88%

Madrasah Aliyah 6.59%

Perguruan Tinggi Agama Islam 2.59%

3. Rerata Nasional Nilai UN 8.25

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

21

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target

4.

Tercapainya tingkat

kepuasan jamaah dalam

berbagai bidang

pelayanan dan

pengelolaan dana haji

untuk sebesar-besarnya

bagi kesejahteraan umat

1. Indeks kualitas pembinaan haji 60

2. Indeks kualitas pelayanan haji 60

3. Indeks kualitas pengembangan

informasi haji

60

4. Indeks kualitas pembinaan haji 60

5.

Terwujudnya

penyelenggaraan

birokrasi yang efektif,

efisien, dan akuntabel,

serta tersedianya

aparatur pelayanan

keagamaan yang

profesional

1. Persentase SDM berkinerja sangat

baik

50%

2. Persentse ketersediaan SPM &

SPO

90%

3. Predikat opini Laporan Keuangan

Kementerian Agama Wajar Tanpa

Pengecualian (WTP).

WTP

4. Jumlah unit organisasi yang

disempurnakan

33

provinsi

5. Persentase Penurunan Pelanggaran

dan Penyimpangan

10%

6. Persentase tindak lanjut temuan

yang berhasil diselesaikan.

95%

Dalam Penentapan Kinerja Kementerian Agama tahun 2013 didukung oleh 11

(sebelas) program sebagai berikut:

1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

Tujuan program ini adalah meningkatnya koordinasi pelaksanaan tugas dan

fungsi, pembinaan, serta pemberian dukungan manajemen kepada semua

unit organisasi di lingkungan Kementerian Agama mulai dari tingkat pusat

sampai daerah. Sasarannya adalah peningkatan kualitas penyelenggaraan

koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan dan pemberian dukungan

administrasi kepada semua unit organisasi sehingga dapat meningkatkan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

22

kinerja keseluruhan Kementerian Agama. Untuk mencapai tujuan tersebut,

kegiatan yang dilaksanakan adalah:

1) Pembinaan Administrasi Perencanaan.

2) Pembinaan Administrasi Kepegawaian.

3) Pembinaan Administrasi Keuangan dan BMN.

4) Pembinaan Administrasi Organisasi &Tata Laksana.

5) Pembinaan Administrasi Hukum & KLN.

6) Pembinaan Administrasi Umum.

7) Pembinaan Administrasi Pusat Kerukunan Hidup Umat Beragama.

8) Pembinaan Kerukunan Hidup Umat Beragama.

9) Pembinaan Pendidikan Agama dan Keagamaan Khonghucu.

10) Pembinaan Administrasi Informasi Keagamaan dan Kehumasan.

11) Pembinaan Administrasi Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI).

12) Pembinaan Administrasi Misi Haji Indonesia.

13) Pembinaan Administrasi Kantor Wilayah Provinsi dan Kantor

Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

Unit kerja penanggung jawab program adalah Sekretariat Jenderal dengan

jumlah pagu anggaran yang dialokasikan tahun 2013 sebesar

Rp1.789.454.502.000,00.

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara

Tujuan program ini adalah meningkatkan mutu dan penyediaan sarana dan

prasarana penunjang pelayanan tugas dan fungsi unit-unit organisasi

Kementerian Agama. Sasaran yang hendak dicapai adalah peningkatan

mutu sarana dan prasarana yang dapat mendukung fungsi pelayanan bagi

unit-unit organisasi Kementerian Agama. Untuk mencapai tujuan tersebut,

kegiatan prioritas yang dilaksanakan adalah penyediaan dan pemeliharaan

sarana dan prasarana aparatur.

Unit kerja penanggung jawab program adalah Sekretariat Jenderal dengan

jumlah pagu anggaran yang dialokasikan tahun 2013 sebesar

Rp144.022.738.000,00

3. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur

Tujuan program ini adalah meningkatkan kinerja aparatur Kementerian

Agama melalui penyelenggaraan pengawasan yang efektif. Sasaran yang

hendak dicapai adalah Pertama, meningkatnya ketaatan aparatur

Kementerian Agama terhadap peraturan perundang-undangan. Kedua,

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

23

meningkatnya mutu kinerja aparatur dan satuan organisasi/satuan kerja

(Sator/Satker). Ketiga, meningkatnya akuntabilitas kinerja Sator/Satker.

Untuk mencapai tujuan tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah:

1) Pengawasan Fungsional pada Inspektur Wilayah I dengan wilayah kerja

pada 2 Unit Eselon I Pusat dan 6 Kantor Wilayah Provinsi.

2) Pengawasan Fungsional pada Inspektur Wilayah II dengan wilayah

kerja pada 2 Unit Eselon I Pusat dan 6 Kantor Wilayah Provinsi.

3) Pengawasan Fungsional pada Inspektur Wilayah III dengan wilayah

kerja pada 2 Unit Eselon I Pusat dan 6 Kantor Wilayah Provinsi.

4) Pengawasan Fungsional pada Inspektur Wilayah IV dengan wilayah

kerja pada 2 Unit Eselon I Pusat dan 6 Kantor Wilayah Provinsi.

5) Pengawasan Fungsional pada Inspektur Wilayah V dengan wilayah

kerja pada 2 Unit Eselon I Pusat dan 7 Kantor Wilayah Provinsi.

Unit kerja penanggung jawab program adalah Inspektorat Jenderal dengan

jumlah pagu anggaran yang dialokasikan tahun 2013 sebesar

Rp148.539.939.000,00.

4. Program Penelitian Pengembangan dan Pendidikan Pelatihan

Tujuan program ini adalah: 1) Menyediakan data dan informasi keagamaan

melalui kegiatan penelitian dan pengembangan sebagai landasan bagi

perumusan kebijakan pembangunan bidang agama; 2) Meningkatkan

kualitas aparatur Kementerian Agama melalui pendidikan dan pelatihan

untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi. Sasarannya

adalah peningkatan pemanfaatan hasil penelitian bagi perumusan kebijakan

pembangunan agama, dan akses masyarakat. Untuk mencapai tujuan

tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah:

1) Penelitian dan Pengembangan Kehidupan Keagamaan.

2) Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Agama dan pendidikan

keagamaan.

3) Penelitian dan Pengembangan Lektur dan Khazanah Keagamaan.

4) Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Administrasi.

5) Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis Keagamaan.

6) Pentashihan, pengkajian, dan pemeliharaan Mushaf Al-Qur’an.

Unit kerja penanggung jawab program adalah Badan Penelitian dan

Pengembangan serta Pendidikan dan Pelatihan dengan jumlah pagu anggaran

yang dialokasikan tahun 2013 sebesar Rp482.782.241.000,00

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

24

5. Program Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah

Tujuan program ini adalah meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah

haji dan umrah dengan sasaran peningkatan kualitas pembinaan,

pelayanan, dan pengembangan sistem informasi haji dan umrah. Untuk

mencapai tujuan tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah:

a) Pembinaan Haji dan Umrah.

b) Pelayanan Haji dan Umrah.

c) Pengelolaan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dan Umrah.

Unit kerja penanggung jawab program adalah Direktorat Jenderal

Penyelenggaraan Haji dan Umrah dengan jumlah pagu anggaran yang

dialokasikan tahun 2013 sebesar Rp565.120.016.000,00.

6. Program Pendidikan Islam

Tujuan program ini adalah meningkatkan akses, mutu, relevansi dan daya

saing serta tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan Pendidikan Islam.

Sasarannya adalah peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka

Partisipasi Murni (APM) pada Lembaga Pendidikan Islam. Untuk mencapai

tujuan tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah:

1) Peningkatan Akses dan Mutu Madrasah Ibtidaiyah.

2) Peningkatan Akses dan Mutu Madrasah Tsanawiyah.

3) Peningkatan Akses dan Mutu Madrasah Aliyah.

4) Penyediaan Subsidi Pendidikan Madrasah Bermutu.

5) Peningkatan Mutu dan Kesejahteraan Pendidik dan Tenaga

Kependidikan Madrasah.

6) Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan Tinggi Islam.

7) Penyediaan Subsidi Pendidikan Tinggi Islam Bermutu.

8) Peningkatan Mutu dan Kesejahteraan Pendidik dan Tenaga

Kependidikan Pendidikan Tinggi Islam.

9) Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan Keagamaan Islam.

10) Penyediaan Subsidi Pendidikan Keagamaan Islam Bermutu.

11) Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan Agama Islam pada Sekolah.

12) Peningkatan Mutu dan Kesejahteraan Pendidik dan Pengawas

Pendidikan Agama Islam.

Unit kerja penanggung jawab program adalah Direktorat Jenderal Pendidikan

Islam dengan jumlah pagu anggaran yang dialokasikan tahun 2013 sebesar

Rp37.229.583.490.000,00.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

25

7. Program Bimbingan Masyarakat Islam

Tujuan program ini adalah terselenggaranya pembinaan dan pelayanan

bimbingan masyarakat Islam, baik menyangkut sumber daya manusia,

manajemen, maupun sarana (media) pembinaan dan pelayanan.

Sasarannya adalah peningkatan kualitas bimbingan, pelayanan,

pemberdayaan dan pengembangan potensi umat. Untuk mencapai tujuan

tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah:

1) Pengelolaan Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah.

2) Pengelolaan dan Pembinaan Penerangan Agama Islam.

3) Pengelolaan dan Pembinaan Pemberdayaan Zakat.

4) Pengelolaan dan Pembinaan Pemberdayaan Wakaf.

Unit kerja penanggung jawab program adalah Direktorat Jenderal Bimbingan

Masyarakat Islam dengan jumlah pagu anggaran yang dialokasikan tahun 2013

sebesar Rp3.034.498.369.000,00.

8. Program Bimbingan Masyarakat Kristen

Tujuan program ini adalah terselenggaranya bimbingan, pelayanan pendidikan

masyarakat Kristen. Sasarannya adalah peningkatan kualitas bimbingan,

pelayanan pendidikan, pemberdayaan dan pengembangan potensi umat.

Untuk mencapai tujuan tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah:

1) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen.

2) Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Agama Kristen.

3) Pengelolaan dan Pembinaan Pendidikan Kristen.

Unit kerja penanggung jawab program adalah Direktorat Jenderal Bimbingan

Masyarakat Kristen dengan jumlah pagu anggaran yang dialokasikan tahun

2013 sebesar Rp1.042.627.061.000,00.

9. Program Bimbingan Masyarakat Katolik

Tujuan program ini adalah mewujudkan bimbingan dan pendidikan agama

Katolik, dengan sasaran yang hendak dicapai adalah terwujudnya mayarakat

Katolik yang seratus persen Katolik dan seratus persen Pancasilais dalam

Negara Kesatuan yang berbhinneka tunggal ika. Untuk mencapai tujuan

tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah:

1) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat

Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

26

2) Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Agama Katolik.

3) Pengelolaan dan Pembinaan Pendidikan Katolik.

Unit kerja penanggung jawab program adalah Direktorat Jenderal Bimbingan

Masyarakat Katolik dengan jumlah pagu anggaran yang dialokasikan tahun

2013 sebesar Rp571.968.129.000,00.

10. Program Bimbingan Masyarakat Hindu

Tujuan program ini adalah terlaksananya dukungan manajemen, bimbingan

dan pendidikan Hindu. Sasaran yang hendak dicapai adalah terwujudnya

peningkatan signifikan kinerja yang menjamin transparansi, akuntabilitas,

kenaikan ketaatan beribadat dan kecerdasan serta sikap peserta didik

pendidikan agama Hindu. Untuk mencapai tujuan tersebut, kegiatan yang

dilaksanakan adalah:

1) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu.

2) Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Agama Hindu.

3) Pengelolaan dan Pembinaan Pendidikan Hindu.

Unit kerja penanggung jawab program adalah Direktorat Jenderal Bimbingan

Masyarakat Hindu dengan jumlah pagu anggaran yang dialokasikan tahun

2013 sebesar Rp617.863.859.000,00.

11. Program Bimbingan Masyarakat Buddha

Tujuan program ini adalah terwujudnya penyelenggaraan dan kebijakan

teknis dibidang masyarakat Buddha dan pendidikan agama Buddha.

Sasarannya adalah peningkatankualitas bimbingan, pelayanan,

pemberdayaan, pengembangan potensi umat; dan pengembangan

pendidikan agama dan pendidikan keagamaan Buddha. Untuk mencapai

tujuan tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah:

1) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha.

2) Pembinaan dan Pelayanan Keagamaan dan Pendidikan Buddha serta

Pelayanan Teknis Lainnya.

Unit kerja penanggung jawab program adalah Direktorat Jenderal Bimbingan

Masyarakat Buddha dengan jumlah pagu anggaran yang dialokasikan tahun

2013 sebesar Rp228.086.230.000,00.

Total anggaran sebesar Rp45.554.356.574.000,00.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

27

3.1. Pengelolaan Data Kinerja

alam rangka mempertanggungjawabkan kinerja Kementerian Agama,

dilakukan pengukuran terhadap masing-masing indikator berdasarkan satuan

ukurnya masing-masing, yaitu:

3.1.1. Pengukuran indikator yang dinyatakan dalam satuan indeks, maka dilakukan

dengan merumuskan data perubahan berdasarkan tahun berjalan dibagi dengan

tahun konstan yang ditetapkan yaitu 2010 sebagai awal pelaksanaan rencana

strategis.

3.1.2. Indikator yang dinyatakan dalam persentase diukur berdasarkan nilai tertimbang

antara output yang dibagi dengan kuantitas subjek yang menjadi sasaran

program/kegiatan, misalnya jumlah peserta, jumlah partisipan atau pendaftar

pada layanan yang disediakan oleh Kementerian Agama.

3.1.3. Kriteria Pengukuran Indeks dan Persentase

Tabel 3

Kriteria Pengukuran Indeks dan Persentase

No Kategori Rentang Nilai Kode

1 Sangat Baik >100 Biru

2 Baik 80–100 Hijau

3 Cukup 50–79 Kuning

4 Kurang <50 Merah

3.1.4. Indikator yang dinyatakan dalam satuan jumlah, maka pengukuran dilakukan

berdasarkan realisasi jumlah capaian dari kegiatan yang dilaksanakan.

Terkait dengan pengumpulan data dilakukan melalui dua metode, yaitu: 1) dilakukan

secara konvensional berdasarkan laporan yang diberikan oleh masing-masing Unit

Eselon I di lingkungan Kementerian Agama, 2) dilakukan melalui survei yang dilakukan

atau melibatkan pihak ketiga, dalam hal ini Ditjen Penyelenggaraan Haji melibatkan

BPS untuk mengukur persentase kepuasan jamaah haji.

3.2. Capaian Kinerja Tahun 2013

Tolok ukur keberhasilan sasaran strategis Kementerian Agama memang tidak

seluruhnya dapat dituangkan dalam grafik dan angka-angka. Dari lima sasaran strategis

yang ingin dicapai Kementerian Agama sebagaimana telah ditetapkan dalam Renstra

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

D

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

28

2010-2014, tiga diantaranya mencakup dimensi pembangunan manusia dan perubahan

perilaku masyarakat yang membutuhkan proses dan waktu dalam pencapaiannya.

Namun demikian pengukuran tingkat capaian kinerja Kementerian Agama tahun 2013

telah dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator

sasaran yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Kementerian Agama Tahun

2013 dengan realisasinya. Tingkat capaian kinerja Kementerian Agama Tahun 2013

berdasarkan hasil pengukurannya dapat diilustrasikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4

Tingkat Capaian Kinerja Kementerian Agama Tahun 2013

Sasaran Strategis 1

Terwujudnya suatu kondisi keberagamaan masyarakat yang dinamis dan

mampu mendukung percepatan pembangunan nasional

Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori

1. Indeks kualitas bimbingan

terhadap masyarakat umat

beragama

50 63,00 126% Sangat

Baik

2. Indeks kualitas pelayanan

terhadap masyarakat umat

beragama

47 52,72 112,17% Sangat

Baik

3. Indeks kualitas

pemberdayaan umat

beragama

37 29,60 79,49% Cukup

4. Indeks kualitas

pengembangan potensi umat

beragama

41 24,82 60,54% Cukup

Rata-rata capaian kinerja Sasaran Strategis 1 94,55 Baik

Sasaran Strategis 2

Terwujudnya kehidupan harmoni inter dan antar umat beragama sebagai pilar

kerukunan nasional

Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori

1. Jumlah Sekretariat Bersama Forum Kerukunan Umat Ber-agama (FKUB) yang dibentuk;

15 lembaga 15 lembaga 100% Baik

2. Pemulihan Pasca konflik 1 kegiatan 2 kegiatan 200% Sangat

Baik

Rata-rata capaian kinerja Sasaran Strategis 2 150% Sangat

Baik

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

29

Sasaran Strategis 3

Terwujudnya pelayanan pendidikan yang merata, bermutu, dan berdaya saing,

serta mampu memperkuat jati diri bangsa

Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori

1. APK Lembaga Pendidikan

Islam

- MI 13,60% 12,33% 90,66 Baik

- MTs 20,78% 21,19% 101,97

Sangat

Baik

- MA 7,35% 7,88% 107,21 Sangat

Baik

- PTAI 2,89% 2,91% 100,69 Sangat

Baik

2. APM Lembaga Pendidikan

Islam

- MI 10,61 10,20 96,14 Baik

- MTs 14,88 16,36 109,95 Sangat

Baik

- MA 6,59 5,34 81,03 Baik

- PTAI 2,59% 2,60% 100,39 Sangat

Baik

3. Rerata Nasional Nilai UN 8,25% 7,085% 85,88 Baik

Rata-rata capaian kinerja Sasaran Strategis 3 97,10 Baik

Sasaran Strategis 4

Tercapainya tingkat kepuasan jamaah dalam berbagai bidang pelayanan dan

pengelolaan dana haji untuk sebesar-besarnya bagi kesejahteraan umat

Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori

1. Indeks Kualitas Pembinaan

haji

60 84,94 141,57 Sangat

Baik

2. Indeks Kualitas Pelayanan

haji

60 81,34 135,57 Sangat

Baik

3 Indeks Kualitas Pengembang-

an Informasi Haji

60 82,69 137,82 Sangat

Baik

4 Indeks Kualitas Pembinaan

Umrah

60 63,33 105,55 Sangat

Baik

Rata-rata capaian kinerja Sasaran Strategis 4 130,13 Sangat

Baik

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

30

Sasaran Strategis 5

Terwujudnya penyelenggaraan birokrasi yang efektif, efisien, dan akuntabel,

serta tersedianya aparatur pelayanan keagamaan yang profesional

Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori

1. Persentase SDM berkinerja

sangat baik

50% 39% 78,00 Cukup

2. Persentse ketersediaan SPM

& SPO

90% 80% 88,89 Baik

3. Predikat opini Laporan Keu-

angan Kementerian Agama

Wajar Tanpa Pengecualian

(WTP).

WTP WTP

(DPP)

95,00 Baik

4. Jumlah unit organisasi yang

disempurnakan

33

provinsi

33

provinsi

100 Baik

5. Tingkat Pelanggaran dan

Penyimpangan

10% 1,66% 183,40 Sangat

Baik

6. Persentase tindak lanjut

temuan yang berhasil

diselesaikan.

95% 66% 69,47 Cukup

Rata-rata capaian kinerja Sasaran Strategis 5 102,46% Sangat

Baik

Rata-rata capaian kinerja 114,85% Sangat

Baik

3.3. Analisis Capaian Kinerja

3.3.1. Sasaran Strategis 1

Terwujudnya suatu kondisi keberagamaan masyarakat yang dinamis dan

mampu mendukung percepatan pembangunan nasional

Capaian target kinerja atas sasaran strategis ini sebesar 99,20 %dapat ditandai

dengan: (1) semakin meningkatnya pemahaman, dan perilaku keagamaan umat

beragama; (2) meningkatnya motivasi dan partisipasi umat beragama dalam

pembangunan nasional; (3) menurunnya aliran sempalan dan tindakan

kekerasanyang mengatasnamakan agama; (4) meningkatnya peran dan kualitas

penyuluh agama; dan (5) meningkatnya pemberdayaan potensi ekonomi

keagamaan.

Keberhasilan capaian target kinerja atas sasaran ini diindikasikan dengan (empat)

indikator kinerja berikut ini:

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

31

Tabel 5

Capaian Sasaran Strategis 1

No Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori

1 Indeks kualitas bimbingan

terhadap masyarakat umat

beragama

50 55,95 111,90 Sangat

Baik

2 Indeks kualitas pelayanan

terhadap masyarakat umat

beragama

47 52.60 111,91 Sangat

Baik

3 Indeks kualitas pemberdayaan

umat beragama

37 29,41 79,49 Cukup

4 Indeks kualitas pengembangan

potensi umat beragama

41 24,82 93,53 Baik

Rata-rata capaian kinerja Sasaran Strategis 1 99,20 Baik

Capaian target kinerja sasaran strategis 1 (satu) yaitu terwujudnya suatu kondisi

keberagamaan masyarakat yang dinamis dan mampu mendukung percepatan

pembangunan nasional tahun 2013 sudah cukup baik yaitu 99,20%. Dari 4 (empat)

indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur keberhasilan capaian sasaran

strategis ini semuanya tercapai dengan baik yaitu diatas 90%, indikator capaian

tertinggi terdapat pada kualitas pelayanan terhadap masyarakat umat beragama

yaitu 97,11%, sedang terendah pada indeks kualitas pemberdayaan umat beragama

dengan capain target sebesar 90,65%.

Gambar 2

Menag Suryadharma Ali memberikan sambutan pada acara Silaturahmi & Pembinaan

Penyuluh Agama Non PNS se-Jawa Barat., Rabu (05/06)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

32

3.3.1.1. Indeks kualitas bimbingan terhadap masyarakat umat beragama

Indeks kualitas bimbingan terhadap masyarakat umat beragama tercapai sebesar

63 atau 126% dari yang semula ditargetkan sebesar 50. Jika dibandingkan tahun

2012 mencapai 96,56%, capaian indikator kinerja ini mengalami peningkatan

sebesar 26,44%. Adapun alat ukur yang dipergunakan untuk mengukur capaian

adalah peningkatan jumlah penyuluh agama yang semakin berkualitas dari tahun

ke tahun. Hal ini dilihat dari jumlah penyuluh agama sebanyak 91.798 orang,

57.833 atau 63% berlatar belakang pendidikan S1 dan Pondok Pesantren.

Keberhasilan tingkat capaian indikator kinera ini juga didukung oleh (1) peningkatan

kegiatan untuk meningkatkan kualitas kinerja penyuluh agama. Dalam hal ini

Kementerian Agama telah melakukan kegiatan peningkatan kinerja penyuluh

agama yang melibatkan 4.161 orang penyuluh agama dari seluruh Indonesia, (2)

memberikan beasiswa sebagai bentuk apresiasi positif untuk peningkatan kapasitas

SDM bagi penyuluh agama; (3) memberikan kendaraan operasional terhadap

penyuluh berprestasi; (4) menaikkan insentif/honor bagi penyuluh agama.

Grafik 6

Data Penyuluh Semua Agama Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2013

3.3.1.2. Indeks kualitas pelayanan terhadap masyarakat umat beragama

Pelayanan keagamaan merupakan bagian dari pelaksanaan kewajiban

konstitusional pemerintah dalam memberikan dukungan dan fasilitasbagi

pemenuhan hak beragama masyarakat. Realisasi Indek Indeks kualitas pelayanan

terhadap masyarakat umat beragama tahun 2013 adalah 52,60 dari target yang

telah ditetapkan sebesar 47, sehingga nilai capaian kinerja indeks ini sebesar

112,91% (sangat baik).

Realisasi target indikator kinerja indeks kualitas pelayanan terhadap masyarakat

umat beragama ini diukur dengan rata-rata rasio jumlah rumah ibadah sebanyak

818.154 unit dibanding jumlah umat sebanyak 258.438.813 orang dengan rasio

1%

18%

6%

30%

45%

S2

S1

D3

SLTA

Ponpes

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

33

1:90, serta dengan penerapan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dengan

Menteri Dalam Negeri Nomor 8 dan Nomor 9 Tahun 2006 Tentang Pendirian

Rumah Ibadah yang optimal.

Capaian target indikator kinerja ini didukung juga dengan peningkatan jumlah rumah

ibadah dari tahun 2010 hingga 2013, yang dapat diilustrasikan sebagai berikut:

Grafik 7

Perbandingan Kondisi dan Kebutuhan Rumah Ibadah

Alat ukur lain yang digunakan untuk mengukur realisasi target indikator ini adalah

rasio jumlah KUA sebanyak 5.382KUA dengan 6.994 kecamatan.

Secara keseluruhan rumah ibadah yang dapat dimanfaatkan oleh umat sejak tahun

2010 sebanyak 760.242 unit menjadi 818.154 unit pada tahun 2013.

3.3.1.3. Indeks Kualitas Pemberdayaan Umat Beragama

Realisasi indek kualitas pemberdayaan umat beragama tahun 2013 adalah 37,05

dari target yang telah ditetapkan sebesar 37, sehingga nilai capaian kinerja indeks

ini sebesar 100,14% (sangat baik).

Jika dibandingkan capaian target tahun 2012 sebesar 90,65% capain tahun ini

mengalami kenaikan sebesar 9,49%. Alat ukur yang dipergunakan dalam

penghitungan realisasi target indikator kinerja ini adalah jumlah peningkatan

penerimaan zakat tahun 2012 sebesar Rp295.737.596.664,00 dibandingkan

dengan tahun 2013 Rp1.700.000.000.000,00, serta realisasi pemberian wakaf

produktif kepada 188 lokasi pemberdayaan wakaf produktif.

2,301,957

272,222

67,754 114,194 106,414

720,293

61,796 8,049 24,753 3,263

-

500,000

1,000,000

1,500,000

2,000,000

2,500,000

Islam Kristen Katolik Hindu Buddha

Kebutuhan Rumah Ibadah Rumah Ibadah yang Ada

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

34

Grafik 8

Perkembangan Perolehan Zakat

3.3.1.4. Indeks Kualitas Pengembangan Potensi Umat

Realisasi indikator pada indeks pengembangan potensi umat beragama tahun 2013

adalah 37,05 dari target yang telah ditetapkan sebesar 41, sehingga nilai capaian

kinerja pada indikator tersebut sebesar 91,00% (baik).

Dibandingkan tahun 2012 sebesar 93,53% dari target 34, capaian target indikator

kinerja indeks kualitas pengembangan potensi umat beragama tahun ini mengalami

penurunan sebesar 2,53%, namun jika dilihat tingkat capaian indikator kinerja pada

tahun 2013 sudah tercapai dengan baik. Adapun alat yang digunakan dalam

pengukuran realisasi target indikator tersebut adalah peningkatan jumlah partisipasi

peserta MTQ tahun 2010 berjumlah 1.222 orang, tahun 2012 berjumlah 1.194 dan

meningkat pada tahun 2013 berjumlah 1.398. Tingkat capaian ini juga didukung

oleh partisipasi 5.497 umat kristen dalam kegiatan PESPARAWI, 378 umat Katolik

dalam kegiatan Pagelaran Musik Liturgi Propinsi Gerejawi, 2.012 umat Hindu dalam

kegiatan Utsawa Dharma Gita, dan 1.050 umat Budha dalam kegiatan

Swayamwara Tripitaka Gatha.

Grafik 9

Perkembangan Partisipasi Umat dalam Kegiatan MTQ

-

500,000,000,000.00

1,000,000,000,000.00

1,500,000,000,000.00

2,000,000,000,000.00

2,500,000,000,000.00

2010 2011 2012 2013

Perolehan Zakat

1222 1194 1194

1398

2010 2011 2012 2013

Partisipasi Umat dalam Kegiatan MTQ

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

35

3.3.2. Sasaran Strategis 2

Terwujudnya kehidupan harmoni inter dan antar umat beragama sebagai pilar

kerukunan nasional

Gambar 3

Menag Suryadharma Ali memberikan Sambutan saat Bersilaturahim dan Berdialog dengan

Tokoh dan Pemuka Lintas Agama Provinsi Kalimantan Tengah, Palangkaraya

Capaian target kinerja atas sasaran strategis ini sebesar 150%ditandai dengan:

(1) berdirinya Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di setiap Kabupaten/Kota

dan (2) tersediannya program siaga dini pencegahan konflik umat beragama.

Indikasi keberhasilan capaian target kinerja atas sasaran strategis tersebut adalah:

Tabel 6

Capaian Sasaran Strategis 2

A

n

a

Capaian target kinerja sasaran strategis 2 (dua) yaitu Terwujudnya kehidupan

harmoni inter dan antar umat beragama sebagai pilar kerukunan nasional tahun 2013

sangat memuaskan yaitu 100%, karena 2 (dua) indikator kinerja yang digunakan

untuk mengukur keberhasilan capaian sasaran strategis ini keduanya mencapai

No Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori

1. Jumlah Sekretariat Bersama Fo-

rum Kerukunan Umat Beragama

(FKUB) yang dibentuk

15

lembaga

15

lembaga

100% Baik

2. Pemulihan Pasca konflik 1 kegiatan 2 kegiatan 200% Sangat

Baik

Rata-rata capaian kinerja Sasaran Strategis 2 150%

Sangat

Baik

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

36

target yang sudah ditetapkan yaitu 100%. Hal ini didukung dengan telah berdirinya

33 Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi dan 383 FKUB Kab/Kota

serta telah tersedianya 15 lembaga sekretariat bersama FKUB.

Analisis atas capaian indikator-indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut:

3.3.2.1. Jumlah Sekretariat Bersama Forum Kerukunan Umat Beragama

Dalam rangka mewujudkan kehidupan harmoni intern dan antar umat beragama

sebagai pilar kerukunan nasional dan dalam upaya meningkatkan kerukunan umat

beragama telah dilakukan antara lain melalui penerbitan, sosialisasi, dan

implementasi Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor

9 dan 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil

Kepala Daerah dalam pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan

Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadah. Sejak

penerbitan Peraturan Bersama tersebut, telah berdiri 33 Forum Kerukunan Umat

Beragama (FKUB) Provinsi dan 383 FKUB Kabupaten/Kota. Dalam rangka

mendukung operasional FKUB yang ada disetiap provinsi, Kementerian Agama

pada tahun 2013 telah menetapkan target 15 Sekretariat Bersama FKUB (tercapai

100%). Jika dibandingkan dengancapaian target indikator kinerja ini sama dengan

tahun 2012.

3.3.2.2. Pemulihan Pasca Konflik

Gambar 4

Kemenag Rangkul Eks Ahmadiyah Kuningan dengan Dakwah dan Kewirausahaan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

37

Penyelesaian konflik merupakan aspek paling penting dan strategis bagi

Kementerian Agama yang hadir sebagai representasi pemerintah melalui kegiatan

intervensi terhadap konflik berlatar belakang agama. Konflik sosial di Indonesia

memiliki bermacam karakteristik, satu dari sekian karakteristik konflik itu adalah

peristiwa sosial dengan berlatar belakang keyakinan, kepercayaan yang seringkali

memuncak sampai pada peristiwa kekerasan. Peran Kementerian Agama dianggap

cukup vital dalam hal mengelola konflik berlatar belakang agama karena seringkali

menyulitkan negara dalam hal mengambil sikap.

Pada Tahun Anggaran 2013, Kementerian Agama menargetkan 1 paket kegiatan

pemulihan pasca konflik sebagai tahap akhir dari penanganan konflik. Paket kegiatan

tersebut merupakan serangkaian proses pengelolaan konflik berlatar belakang

agama yang dimulai dengan perumusan konsepsi penangan konflik berbasiskan

data, pengumpulan data kembali tentang stakeholders, workshop, rekonsiliasi

sampai dengan normalisasi hubungan antar pihak yang mengalami benturan.

Berdasarkan data pelaksanan kegiatan terhadap pemulihan konflik, maka

tergambarkan capaian target pasca konflik sebesar 200%, dari target yang telah

ditetapkan 1 kegiatan dan terselesaikan melebihi target yaitu pemulihan pasca

konflik di 2 wilayah provinsi di Surabaya dan Gorontalo. Jika dibandingkan tahun

2012 capaian indikator kinerja tersebut mengalami peningkatan sebesar 100%. Alat

ukur yang dipergunakan untuk mengukur capaian adalah jumlah pemulihan pasca

konfilk yang terselesaikan dari target yang telah ditetapkan.

Sebagai gambaran data keadaan sosial keagamaan dan potensi konflik di

Indonesia, berikut sampel atas indeks kerukunan umat beragama di dua provinsi

hasil penelitian Badan Litbang dan Diklat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

untuk provinsi Gorontalo indeks kerukunan beragama 3,06, kategori tinggi,

dengan indeks setiap kabupaten sebagai berikut: Kota Gorontalo 3,21, kabupaten

Gorontalo 3,04, Pohuwato 2,9, Boalemo 3,05 dan Gorontalo Utara 3,08. Sementara

Sulawesi Barat indeks yang dicapai 3,0 juga kategori baik dengan indeks tiap

kabupaten sebagai berikut; Mamuju Utara 2,91, Mamuju 3.03, Majene 2,85,

Polewali Mandar 2,94 dan Mamasa 3,27.

3.3.3. Sasaran Strategis 3

Terwujudnya pelayanan pendidikan yang merata, bermutu, dan berdaya saing,

serta mampu memperkuat jati diri bangsa

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

38

Gambar 5

Mantan Presiden B.J. Habibie memberikan ceramah pada Inspiring Speech yang diadakan MAN IC

Gorontalo dengan tema Mata Air Kearifan dari Guru Bangsa, Gorontalo, Minggu (02/03)

Capaian target kinerja atas sasaran strategis ini sebesar 150% yang ditandai

dengan (1) meningkatnya akses masyarakat terhadap pendidikan madrasah, (2)

meningkatnya akses masyarakat terhadap pendidikan tinggi agama dan (3)

meningkatnya mutu pengelolaan pendidikan agama dan pendidikan keagamaan.

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut:

Tabel 7

Capaian Sasaran Strategis 3

No Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori

1 APK Lembaga Pendidikan Islam

- MI 13,60% 12,33% 90,66% Baik

- MTs. 20,78% 21,19% 101,97% Sangat

Baik

- MA 7,35% 7,88% 107,21% Sangat

Baik

- PTAI 2,89% 2,97% 100,69% Sangat

Baik

2 APM Lembaga Pendidikan Islam

- MI 10,61% 10,20% 96,14% Baik

- MTs. 14,88% 16,36% 109,95% Sangat

Baik

- MA 6,59% 5,37% 81,03% Baik

- PTAI 2,59% 2,60% 100,39% Sangat

Baik

3 Rerata Nasional Nilai UN 8.25 7,85 85,88% Baik

Rata-rata capaian kinerja Sasaran Strategis 3 97,10% Baik

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

39

Capaian kinerja atas sasaran strategis 3 (tiga) yaitu terwujudnya pelayanan

pendidikan yang merata, bermutu, dan berdaya saing, serta mampu memperkuat jati

diri bangsa tahun 2013 tercapai sebesar 97,10%. Hal ini diperoleh dari 3 (tiga)

indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur keberhasilan capaian sasaran

strategis tersebut, diantaranya dengan capaian melebihi target, yang ditunjukkan

dengan indikator kinerja APK pada MTs, MA, PTAI.Sedangkan untuk APK pada

MItidak mencapai target yang telah ditetapkan. Capaian indikator kinerja APK

tersebut diukur dengan membandingkan: (1) 3.200.459 siswa MI dan 25.965.261 jiwa

penduduk usia 7-12 tahun, (2) 2.745.022 siswa MTs dan 12.954.328 jiwa penduduk

usia 13-15 tahun, (3) 1.059.814 siswa MA dan 13.449.416 jiwa penduduk usia 16-18

tahun, dan (4) 617.200 mahasiswa dan 21.609.622 jiwa penduduk usia 19-23 tahun.

Adapun indikator kinerja APM yang melebihi target ditunjukan pada MTs, PTAI dan

lainnya tidak mencapai target yang telah ditetapkan. Capaian indikator kinerja APM

tersebut diukur dengan membandingkan: (1) 2.648.456 siswa MI usia 7-12 tahun dan

25.965.261 jiwa penduduk usia 7-12 tahun, (2) 2.119.328 siswa MTs usia 13-15

tahun dan 12.954.328 jiwa penduduk usia 13-15 tahun, (3) 718.199 siswa MA usia

16-18 tahun dan 13.449.416 jiwa penduduk usia 16-18 tahun, dan (4) 551.450

mahasiswa usia 19-23 tahun dan 21.609.622 jiwa penduduk usia 19-23 tahun.

Sedangkan indikator kinerja untuk Rerata Nilai Ujian Nasional (UN) diukur dari

jumlah rata-rata nilai ujian nasional hasil UN tahun 2013 untuk jenjang pendidikan

MTs dan MA.

Analisis atas capaian indikator-indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut:

3.3.3.1. APK Lembaga Pendidikan Islam

Realisasi Angka Partisipasi Kasar (APK) pada Lembaga Pendidikan Islam tahun

2013 pada jenjang pendidikan MTs, MA dan PTAI melebihi target yang telah

ditetapkan masing-masing yaitu sebesar 0,02%, 0,07% dan 0,01, sehingga tingkat

capaian target indikator ini untuk MTs sebesar 101,97%, MA sebesar 107,21% dan

PTAI sebesar 100,69%. Hal ini mengindikasikan bahwa apresiasi jumlah

masyarakat Indonesia yang secara kasar merasakan jenjang pendidikan tinggi

pada Lembaga Pendidikan Islam mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Hanya

saja, APK pada Lembaga Pendidikan Islam tahun 2013 pada jenjang pendidikan

dasar terutama MI. Namun hal ini mengindikasikan bahwa apresiasi masyarakat

Indonesia yang merasakan jenjang pendidikan dasar belum mencapai target yang

telah ditetapkan dikarenakan adanya kecenderungan sebagian masyarakat untuk

memilih SD Islam Terpadu yang tidak dikelola oleh Kementerian Agama dari pada MI.

Secara umum pengukuran ini menandakan bahwa ada kenaikan pemerataan

pendidikan di seluruh wilayah Indonesia khususnya pada pendidikan umum dan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

40

keagamaan yang dikelola oleh Kementerian Agama terkecuali pada Persentase

Kota ber-APK 95% yang dikarenakan secara umum banyak sekolah-sekolah

terpadu yang didirikan pada kota-kota besar sehingga mengurangi minat

masyarakat untuk melanjutkan pendidikan pada lembaga pendidikan yang dikelola

oleh Kementerian Agama.

Grafik 10

Perkembangan APK Lembaga Pendidikan Islam

3.3.3.2. APM Lembaga pendidikan Islam

Realisasi Angka Partisipasi Masar (APM) pada Lembaga Pendidikan Islam tahun

2013 pada jenjang pendidikan MTs dan PTAI melebihi target yang telah ditetapkan

masing-masing sebesar 0,10% dan 0,0039, sehingga tingkat capaian target

indikator ini untuk MTs sebesar 109,95% dan PTAI sebesar 100,39%.

Hal ini menandakan bahwa selain animo masyarakat Indonesia yang semakin

besar untuk merasakan jenjang pendidikan tinggi terutama pada PTAI juga

dikarenakan semakin bersaing dan berkualitasnya pengelolaan pendidikan tinggi

yang dikelola oleh Kementerian Agama.

3.3.3.3. Rerata Nasional Nilai Ujian Nasional

Terkait dengan perkembangan kualitas peserta didik yang diukur dari capaian

target dari realisasi Rerata Nasional Nilai UN adalah sebesar 7,085 meskipun

masih dibawah target yang telah ditetapkan sebesar 8,25 dengan capain targetnya

sebesar 85,88%, namun lebih tinggi 0,03 dibanding rerata nilai UN pada SMP dan

SMA sebesar 7,05. Secara umum persentase kelulusan peserta ujian nasional

jenjang MTs dan MA menduduki peringkat lebih tinggi dibanding persentase

11

18.7

6.87

11.36

19.5

7.28

11.62

19.59

7.61

12.33

21.19

7.88

MI MTs MA

ANGKA PARTISIPASI KASAR

2010 2011 2012 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

41

kelulusan peserta ujian nasional jenjang SMP dan SMA. Hal tersebut ditunjukkan

pada tingkat kelulusan MTs 99,73% sedangkan SMP 99,56%, tingkat kelulusan MA

99,59% sedangkan SMA 99,51%.

Grafik 11

Perbandingan Tingkat Kelulusan Madrasah dan Sekolah Umum

3.3.4. Sasaran Strategis 4

Tercapainya tingkat kepuasan jamaah dalam berbagai bidang pelayanan dan

pengelolaan dana haji untuk sebesar-besarnya bagi kesejahteraan umat

Gambar 6

Menteri Agama didampingi Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah menerimaPenghargaan

Internasional dari World Hajj And Umrah Convention (WHUC) London United Kingdom berupa

“Hajj Excellence Award 2013”

Tingkat Kelulusan

99.73

99.56 99.59

99.51

TINGKAT KELULUSAN MADRASAH DIBANDING SEKOLAH UMUMTAHUN AJARAN 2012/2013

MTs SMP MA SMA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

42

Capaian target kinerja atas sasaran strategis ini sebesar 130,13% ditandai

dengan (1) meningkatnya profesionalisme petugas; (2) meningkatnya penerapan

standar pelayan minimal pelayanan haji, dan (3) meningkatnya sistem informasi

yang handal.

Peningkatan mutu penyelenggaraan Ibadah haji harus mencakup aspek pembinaan,

pelayanan, dan perlindungan bagi jamaah haji sesuai dengan UU Nomor 13 Tahun

2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji. Untuk mengukur kinerja

penyelenggaraan, perlu survei dan penelitian yang teratur, profesional dan dapat

dipertanggungjawaban sehingga terpenuhi klausal 8.2.1 Sistem Manajemen Mutu

(SMM) ISO 9001:2008 mengenai pemantauan dan pengukuran kepuasan

pelanggan. Tujuan dari survei adalah: (1) mengetahui kesenjangan antara tingkat

kepuasan dan tingkat harapan jamaah haji terhadap mutu dan pelayanan yang

diberikan oleh pihak penyelenggara haji, dan (2) mengetahui kepuasan jemaah haji

sebagai salah satu pengukuran performance/kinerja dari sistem Manajemen Mutu di

Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag. Dalam proses survei kepuasan

jamaah haji digunakan metodologi pengumpulan data melalui: (1) kuesioner, (2)

wawancara, dan (3) observasi sedangkan desain sampling yang digunakan: (1)

desain sampling menggunakan stratified one stage cluster sampling, (2) sampel

didesain untuk mengestimasi angka di level nasional, (3) margin of error ditetapkan

sebesar 5 persen, dan (4) dari 12.800 responden terpilih, kuesioner yang masuk dan

layak olah sebanyak 8.628 kuesioner (response rate 67.41 persen).

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut:

Tabel 8

Capaian Sasaran Strategis 4

No Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori

1 Indeks kualitas pembinaan

haji

60 84.94 141.57% Sangat

Baik

2 Indeks kualitas pelayanan

haji

60 81.34 135.57% Sangat

Baik

3 Indeks kualitas pengem-

bangan informasi haji

60 82.69 137.82% Sangat

Baik

4 Indeks pembinaan umrah 60 63.33 105.55% Sangat

Baik

Rata-rata capaian kinerja Sasaran Strategis 4 130.13% Sangat

Baik

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

43

Analisis pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut:

Capaian target kinerja sasaran strategis 4 (empat) yaitu tercapainya tingkat

kepuasan jamaah dalam berbagai bidang pelayanan dan pengelolaan dana haji

untuk sebesar-besarnya bagi kesejahteraan umat tahun 2013 sangat memuaskan

yaitu tercapai 130,13%, dimana Seluruh indikator kinerja yang digunakan untuk

mengukur keberhasilan capaian sasaran strategis ini melebihi target yang telah

ditetapkan.

Analisis atas capaian indikator-indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut:

3.3.4.1. Indeks Kualitas Pembinaan Haji

Capaian indeks kualitas pembinaan haji tahun 2013 berdasarkan hasil survei BPS

terhadap kepuasan jamaah haji pada petugas kloter dan non kloter sebesar 84,96

atau 141,60% dari target yang telah ditetapkan sebesar 60. Jika dibandingkan

dengan capaian tahun 2012 petugas nonkloter mengalami kenaikan sebesar 1,85.

Kenaikan angka tersebut diperoleh dari survei terhadap kemampuan petugas

dalam berkomunikasi dan penguasaan bahasa sesuai daerah asal jamaah haji dan

kegiatan capacity dan character building kepada seluruh non kloter melalui

pelatihan ESQ dan pelatihan teknis lainnya. Sedangkan untuk petugas kloter

mengalami penurunan sebesar 2,59. Penurunan tersebut disebabkan kurangnya

koordinasi para ketua rombongan (karom) dan ketua regu (karu) serta minimnya

petugas kloter ke kamar-kamar pemondokan jamaah haji,sehingga permasalahan-

permasalahan yang di hadapi jamaah haji kurang memperoleh respon yang

cepatdan faktor kemampuan dan keterampilan ketua kloter dalam memimpin,

melayani, dan mengelola kloter serta faktor kepedulian dan rasa empati petugas

kloter dalam melayani jamaah haji.

Hal ini mengindikasikan bahwa penyelenggaraan ibadah haji sebagai salah satu

program prioritas yang sering diposisikan sebagai salah satu indikator kunci

Kementerian Agama telah berjalan cukup stabil, hal ini dapat dilihat dari:

(1) Tersedianya dukungan manajemen administrasi pembinaan haji, antara lain:

penyusunan beberapa dokumen standar, yaitu dokumen standar bimbingan

Jemaah, pembinaan petugas, pembinaan haji, dan pembinaan umrah, selain

itu tersedianya modul/materi pembinaan berupa buku manasik bagi jamaah haji

dan penyediaan audio visual berupa VCD bimbingan manasik haji.

(2) Efektifitas Pelaksanaan Bimbingan manasik haji, dapat dilihat dari pelaksanaan

dilapangan antara lain menyelenggarakan kegiatan bimbingan mansik haji bagi

jemaah haji yang dilaksanakan di tingkat kecamatan melalui KUA dan ditingkat

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

44

kabupaten/Kota melalui kantor kementerian Agama Kabupaten/Kota dengan jumlah

bimbingan sebanyak 7 kali pertemuan di KUA dan 3 kali pertemuan di Kankemenag.

(3) Penyiapan petugas haji dilakukan melalui pola rekrutmen secara ketat baik di

daerah maupun pusat termasuk di Arab Saudi. Proses rekrutmen petugas

melibatkan lembaga psikologi dan dalam pelaksanaan diawasi langsung oleh

Inspektorat Jenderal Kementerian Agama, setelah melalui tahap penyeleksian,

bagi petugas yang lulus seleksi selanjutnya mengikuti pelatihan dan

pembekalan Petugas Haji sehingga tersedianya Petugas haji yang pofesional.

(4) Pembinaan dan pengawasan kepada KBIH dan PIHK yang semakin meningkat,

hal ini dapat dilihat dari upaya Kementerian Agama yang sudah dilakukan antara

lain: (1) pelaksanaan program akreditasi bagi 1160 Kelompok Bimbingan Ibadah

Haji (KBIH) dan pemeringkatan travel bagi 251 Penyelenggara Ibadah Haji

Khusus (PIHK), (2) Dalam rangka melindungi jemaah haji khusus, Kementerian

Agama telah melakukan langkah-langkah penyempurnaan diberbagai sisi, mulai

dari peningkatan tatakelola dan pengawasan PIHK hingga sanksi penutupan

usaha bagi travel yang melanggar aturan.

3.3.4.2. Indeks Kualitas Pelayanan Haji

Capaian indeks kualitas pelayanan haji tahun 2013 berdasarkan hasil survei BPS

terhadap kepuasan pelayanan haji diantaranya pada pelayanan ibadah,

akomodasi/pemondokan, catering (Madinah & Jeddah), Transportasi, dan catering

Armina serta pelayanan umum sebesar 81,92 atau 136,53% dari target yang telah

ditetapkan sebesar 60. Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2012 sebesar 100%

maka mengalami kenaikan sebesar 36,53%. Kenaikan angka tersebut terdapat pada

jenis pelayanan akomodasi/pemondokan (0,29), catering Madinah & Jeddah (1,97),

Transportasi (8,00), dan catering Armina (4,39). Kenaikan tersebut didukung adanya:

(1) kebijakan bus antar kota (Madinah-Mekkah, Madinah-Jeddah, Mekkah-Madinah,

dan Mekkah-Jeddah) menjadikan waktu tempuh lebih cepat dan kenyamanan di

dalam bus, (2) Lancarnya proses transportasi ke Arafah-Muzdalifah-Mina (Armina)

karena kebijakan pemerintah Indonesia yang mengatur waktu keberangkatan ke

Arafah mulai tahun 2013, (3) Catering Armina menggunakan sistem nasi box yang

dimasak di dapur milik maktab di Arafah dan Mina yang menjadikan masakan tetap

segar dan terjaga kualitasnya serta dapat meminimalisasi keterlambatan pembagian

kepada jamaah, dan (4) perekruitan koki asal indonesia dan penggunaan bumbu

dapur yang diimpor langsung dari Indonesia.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

45

Sedangkan pada pelayanan ibadah dan pelayanan umum mengalami penurunan

masing-masing sebesar 1,15 dan 1,62. Penurunan tersebut disebabkan: (1)

pelebaran Masjidil Haram yang menghambat proses manasik haji dibanding

dengan jalan normal, (2) kurangnya jumlah petugas bimbingan ibadah belum

memadai di sekitar lokasi-lokasi manasik haji mengakibatkan kesulitan jamaah haji

(khususnya lansia dan non KBIH) tidak memperoleh pemecahan masalah yang

cepat, (3) call center yang disediakan kurang cepat merespon pengaduan jamaah

haji, (4) petugas haji yang membantu dalam pemeriksaan dokumen ke imigrasian di

bandara yang belum optimal, (5) belum memadainya jumlah petugas haji dan

kendaraan operasional yang berada di area-area lawan tersesat, dan (6)

penanganan koper yang kurang rapih oleh para ‘umal di bandara maupun di

pemondokan yang mengakibatkan kerusakan pada koper jamaah.

Tabel 9

Hasil Survei Badan Pusat Statistik (BPS)

Terhadap kepuasan Jemaah Haji Tahun 2010 - 2013

No Jenis Pelayanan 2010 2011 2012 2013 Perubaha

n

1. Pelayanan Petugas Kloter 88,88 88,37 88,36 85,77 -2,59

2 Pelayanan Petugas Non

Kloter (PPIH AS)

83,64 85,07 82,31 84,16 1,85

3. Pelayanan Ibadah 85,95 85,82 86,04 84,89 -1,15

4. Pelayanan

Akomodasi/Pemondokan

79,95 82,56 81,38 81,67 0,29

5. Catering (Madinah &

Jeddah)

79,83 80,46 78,24 80.21 1,97

6. Transportasi bus 76,82 77,41 74,00 82,00 8,00

7. Pelayanan Catering Armina 73,39 78,07 76,85 81,24 4,39

8. Pelayanan Umum Lainnya 83,15 82,98 83,18 81,56 -1,62

Rerata Kupasan Jemaah 81,45 83,31 81,32 82,69 1,37

3.3.4.3. Indeks Kualitas Pengembangan Informasi Haji

Capaian Indeks kualitas pengembangan Informasi Haji tahun 2013 berdasarkan

hasil survei BPS terhadap kepuasan pengembangan informasi haji di antaranya

pada pemberian informasi umum dan pengarahan kegiatan haji dan aspek

pelayanan publik bidang informasi dan komunikasi sebesar 37,05 atau 100,14%

dari target yang telah ditetapkan sebesar 37. Jika dibandingkan dengan capaian

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

46

tahun 2012 sebesar 100% maka mengalami kenaikan sebesar 0,14%. Kenaikan

tersebut didukung adanya aspek pelayanan publik bidang informasi dan komunikasi

masing-masing sebesar 0,46. Sedangkan pada pemberian informasi umum dan

pengarahan pelaksanaan kegiatan haji mengalami penurunan sebesar 0,33.

Pengembangan Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) yang

tersambung dengan BPS BPIH untuk melakukan input data pendaftar haji,

selanjutnya dilakukan pengembangan jaringannya hingga tahun 2013 menjadi

pada 26 BPS BPIH, 12 Embarkasi dan tiga Embarkasi Antara, 33 Kantor Wilayah

Kementerian Agama Provinsi, 420 Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

Mengingat belum terintegrasinya sistem informasi pendaftaran, identifikasi jemaah,

dokumen dan keuangan mengakibatkan proses rekonsiliasi dilakukan secara

manual sehingga perlu adanya pengembangan/upgrade Siskohat yang diarahkan

untuk membangun infrastruktur berbasis biometric system di seluruh Kantor

Kemenag Kabupaten/Kota yang terintegrasi dengan sistem Imigrasi. Selanjutnya

akan dilakukan restrukturisasi pengelolaan Siskohat, rekruitmen dan

pengembangan SDM, penerapan aplikasi switching untuk pengendalian setoran

awal BPIH, penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam aplikasi

Siskohat, dan migrasi data Siskohat.

Tersedianya pusat informasi haji berupa Call Center Haji yang dapat diakses

melalui nomor 500425 dan Buku Pintar Haji yang dapat diunduh melalui

www.haji.kemenag.go.id

3.3.4.4. Indeks Kualitas Pembinaan Umrah

Sesuai dengan UU nonmor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji

disebutkan bahwa masyarakat juga dilibatkan dalam penyelenggaraan ibadah haji

dan umrah. Penyelenggaraan ibadah haji dan umrah dilaksanakan oleh Biro Wisata

dengan memperoleh izin dari Kementerian Agama. Pemerintah selalu memberikan

perlindungan kepada jemaah umrah, hal ini diwujudkan dengan adanya nota

kesepakatan (MoU) antara Kementerian Agama dalam hal ini Direktorat Jenderal

Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) dengan pihak Kepolisian. Tercatat

sampai dengan tahun 2013 sebanyak 163 Penyelenggara Perjalanan Ibadah

Umrah (PPIU) telah terakreditasi. Ditjen PHU juga telah membuat road map

pembinaan umrah tahun 2013 – 2019. Pembinaan, pengawasan dan penegakan

hukum terhadap penyelenggara ibadah haji dan umrah mutlak dilakukan. Sehingga

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

47

diharapkan pembinaan umrah yang transparan, profesional dan berdaya guna dapat

terwujud.

Capaian Indeks kualitas pembinaan umrah tahun 2013 sebesar 63,33 atau

105,55% dari target yang telah ditetapkan sebesar 60. Capaian ini diukur dari

ketersediaan regulasi penyelenggaraan umrah dengan bobot 70 tercapai 100%

dengan terbitnya UU Nomor 13 Tahun 2008, upaya peningkatan mutu

penyelenggaraan umrah dengan bobot 60 tercapai 55 mengingat masih belum

tersosialisasikannya UU Nomor 13 Tahun 2008 dan pelayanan akreditasi terhadap

PPIU dengan bobot 50 tercapai 45 mengingat sampai dengan tahun 2013 baru

terdapat 163 PPIU yang terakreditasi.

Secara keseluruhan penyelenggaraan ibadah haji telah memberikan pelayanan

yang cukup maksimal, hal tersebut dapat dibuktikan dengan hasil survey BPS

sebagaimana diungkapkan di atas.

3.3.5. Sasaran Strategis 5

Terwujudnya penyelenggaraan birokrasi yang efektif, efisien, dan akuntabel,

serta tersedianya aparatur pelayanan keagamaan yang profesional

Gambar 7

Menteri Agama didampingi Wakil Menteri Agama dan Sekretaris Jenderal menyerahkan

Penghargaan Pemerintah atas keberhasilan Kementerian Agama dalam menyusun dan

menyajikan laporan keuangan tahun 2012 dengan capaian standar tertinggi kepada perwakilan

Unit Eselon I Pusat, Kepala Kanwil, dan Pimpinan Perguruan Tinggi Agama da lam Acara

Rakernas Kementerian Agama Tahun 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

48

Capaian target kinerja atas sasaran strategis ini sebesar 99,67% ditandai dengan

(1) terwujudnya reformasi birokrasi secara menyeluruh baik di tingkat pusat

maupun daerah, (2) terwujudnya laporan keuangan dengan opini WTP DPP, (3)

terwujudnya struktur organisasi instansi pusat dan instansi vertikal Kementerian

Agama, (4) meningkatnya jumlah penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan,

(5) meningkatnya kualiatas aparatur SDM melalui sistem rekruitmen, penempatan

dan pembinaan yang profesional, (6) terbangunnya sistem informasi dan

komunikasi yang efektis dan efesien.

Capaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut:

Tabel 10

Capaian Sasaran Strategis 5

No Indikator Kinerja Target Realisas

i % Kategori

1 % SDM berkinerja sangat

baik

50% 39% 78 Cukup

2 Persentse ketersediaan SPM &

SPO

90% 80% 88,89 Baik

3 Predikat opini Laporan

Keuangan Kementerian

Agama Wajar Tanpa

Pengecualian (WTP).

WTP WTP

(DPP)

95 Baik

4 Jumlah unit organisasi yang

disempurnakan

33

provinsi

33

provinsi

100 Baik

5 Tingkat Pelanggaran dan

Penyimpangan

10% 1,66% 183,4 Sangat

Baik

6 Persentase tindak lanjut

temuan yang berhasil

diselesaikan.

95% 66% 69,47 Cukup

Rata-rata capaian kinerja Sasaran Strategis 5 102,46

Sangat

Baik

Capaian target kinerja sasaran strategis 5 (lima) yaitu terwujudnya

penyelenggaraan birokrasi yang efektif, efisien, dan akuntabel, serta tersedianya

aparatur pelayanan keagamaan yang profesional tahun 2013 tercapai sebesar

102,46%, yang jika dibandingkan dengan keberhasilan tahun 2012 sebesar 91,11%

maka peningkatan sebesar 11,35%. Hai ini diperoleh dari 6 (enam) indikator kinerja

yang digunakan sebagai indikasi keberhasilan capaian sasaran strategis ini,

dimana ada dua yang mencapai target bahkan satu diantaranya yaitu indikator

tingkat pelanggaran dan penyimpangan melampaui target yang sudah ditetapkan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

49

tercapai 183,40%. Jika dibandingkan dengan keberhasilan tahun 2012 sebesar

120%. Hal ini didukung semakin meningkatnya disiplin aparatur terhadap peraturan

perundang-undangan dan meningkatnya kinerja bidang pelayanan. Capaian

terendah pada indeks tindak lanjut temuan yang berhasil diselesaikan yang capaian

targetnya hanya 69,47% walaupun tingkat capaian pada indikator ini paling rendah

namun mengalami peningkatan jika di bandingkan pada atahun 2012 sebesar 47,19%.

Analisis atas capaian indikator-indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut

3.3.5.1. Persentase SDM berkinerja sangat baik

Capaian indikator SDM berkinerja sangat baik tahun 2013 sebesar 78,00%, dari

target 50% terealisasi 39,00%. Jika dibandingkandengan capaian 2012 sebesar

97% telah mengalami penurunan sebesar 19%. Alat ukur yang digunakan adalah

penurunan indisipliner pegawai dari tahun 2012 sebanyak 120 pegawai turun

menjadi 73 pegawai pada tahun 2013. Capaian target kinerja ini juga didukung oleh

hasil pemantauan dan evaluasi kehadiran PNS di lingkungan Kementerian Agama

khususnya pasca cuti Lebaran pada 79 satuan kerja meliputi Unit Eselon I Pusat,

Kanwil Kemenag Provinsi dan Kankemenag Kab/Kota.

3.3.5.2. Persentse Ketersediaan SPM & SOP

Dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan tata kelola kepemerintahan yang

baik, maka diperlukan prosedur kerja yang ditata dengan baik pada seluruh unit

organisasi di lingkungan Kementerian Agama. Pengembangan Standar Pelayanan

Minimal (SPM) dan Standar Operasional Prosedur (SOP) sebagai kontrol kualitas,

di lingkungan Kementerian Agama hingga tahun 2013 sudah tersedia 2.399 SOP

dibanding dengan 3.694 SOP yang dibutuhkan. Hal ini adalah bukti dari pencapaian

target indikator persentase ketersediaan SPM dan SOP sebesar 80% dari target

90% dan terealisasi 89%. Sedangkan untuk menstandarkan pelayanan di

lingkungan Kementerian Agama, telah tersedia 49 dibanding 51 layanan yang

harus memiliki Standar Pelayanan Minimal (SPM) dari berbagai jenis layanan yang

tersebar pada masing-masing satuan organisasi/kerja di lingkungan Kementerian

Agama sebagaimana telah ditetapkan dalam PMA Nomor 65 Tahun 2013 tentang

Pelayanan Publik di Lingkungan Kementerian Agama. Kendala belum adanya

penyeragaman prosedur dalam menyusun SOP, akan segera menyempurnakan

PMA tentang Pedoman Penyusunan SOP.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

50

3.3.5.3. Predikat Opini Laporan Keuangan Kementerian Agama Wajar Tanpa

Pengecualian (WTP)

Laporan Keuangan Kementerian Agama tahun 2012 disusun dan disajikan dengan

capaian standar tertinggi yanitu Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) sehingga

mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) Dengan Paragraf Penjelasan

(DPP) dari BPK-RI, sehingga capaian indikator ini belum dapat dicapai sebesar

100%. Adapun penjelasan belum tercapainya 100%, adalah: (1) Penggunaan

Langsung PNBP Satker Non BLU di Luar Mekanisme APBN; (2) Kesalahan

Penganggaran Belanja; dan (3) Hasil Inventarisasi dan Penilaian Aset Tetap.

Penjelasan ini diakui oleh Kementerian Agama karena masih lemahnya sistem

perencanaan dan penganggaran dan kurangnya pemahaman dan kepatuhan

terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tekad untuk memperoleh

WTP ini juga dilakukan sangat serius, dimana dalam persiapan sejak tahun 2007

hingga sekarang Kementerian Agama sudah merekrut lebih dari 1.700 akuntan

sebagai PNS dan merekrut 1000 tenaga IT yang ditugaskan diberbagai satker

seluruh Indonesia. Namun untuk meminimalisisir kesalahan dalam penyusunan LK

Kemenag, jumlah tenaga tersebut belum seimbang dibandingkan dengan jumlah

satker yang berjumlah 4.467 satker.

Selain upaya di atas, Kementerian Agama telah mengalokasikan anggaran tahun

2014 untuk penyelenggaraan kegiatan dalam menunjang tercapainya Opini WTP,

yaitu: 1) Pembinaan Pengelola Keuangan dan BMN, 2) Pembinaan Penyusunan

Laporan Keuangan pada UAPPA-W, 3) Sosialisasi e-Monitoring Pelaksanaan

Anggaran, dan 4) Bimbingan Teknis Pengelolaan Keuangan dan BMN.

3.3.5.4. Jumlah Unit Organisasi yang Disempurnakan

Target jumlah unit organisasi yang disempurnakan pada tahun 2013 sudah tercapai

yaitu 100%, sehingga tingkat capaian targetnya 100%. Yang mengindikasikan

target indikator kinerja jumlah unit organisasi yang disempurnakan tercapai sesuai

target adalah terbitnya Keputusan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama, dimana penataan

ini dimaksudkan untuk menyesuaikan susunan organisasi dan tata kerja pada 33

Kanwil Kementerian Agama dengan susunan organisasi dan tata kerja Kementerian

Agama Pusat dengan penjelasan sebagai berikut:

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

51

Tabel 11

Penambahan/Pengurangan Struktur Tingkat Kanwil

AGAMA

BIDANG SEKSI PEMBIMAS JML

BAR

U

LAM

A +/(-)

BAR

U

LAM

A +/(-)

BAR

U

LAM

A +/(-) + (-)

Islam 146 134 12 718 652 66 5 6 (1) 78 (1)

Kristen 13 13 0 59 59 0 23 23 0 0 0

Katolik 3 3 0 12 12 0 31 31 0 0 0

Hindu 3 3 0 12 12 0 29 24 5 5 0

Buddha 0 0 0 0 0 0 31 27 4 4 0

Hindu-

Budha 0 0 0 0 0 0 0 5 (5) 0 (5)

Jumlah 165 153 12 801 735 66 119 116 3 87 (6)

Penambahan Subbag

Baru Lama +/(-)

165 152 13

Tabel 12

Penambahan/Pengurangan Struktur Tingkat Kab/Kota

AGAMA

SEKSI PENYELENGGARA JUMLAH

BARU LAMA +/(-) BARU LAMA +/(-) LAM

A +/(-)

Islam 1.767 1.703 67 443 444 (2) 67 (2)

Kristen 136 129 5 95 73 22 27 0

Katolik 75 74 0 85 83 3 3 0

Hindu 22 22 0 36 35 1 1 0

Buddha 3 3 0 35 30 4 4 0

Jumlah 2.003 1.931 72 694 665 29 102 (2)

Dengan terbentuknya susunan organisasi dan tata kerja Kanwil Kementerian

Agama Provinsi dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten yang telah

disempurnakan tersebut diharapkan semua unsur di lingkungan instansi vertikal

dapat menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik dalam

lingkungan instansi vertikal Kemenag maupun hubungan antar instansi pemerintah

pusat maupun daerah.

3.3.5.5. Tingkat Pelanggaran dan Penyimpangan

Tingkat pelanggaran dan penyimpangan pada tahun 2013 yang diharapkan hanya

10% ternyata menurun hingga 1,66%, sehingga tingkat capaian target indikator ini

mencapai 183,40%. Tingkat pelanggaran dan penyimpangan di lingkungan

Kementerian Agama yang semakin menurun dapat diukur dari perbandingan jumlah

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

52

pelanggaran dan penyimpangan tahun 2013 sebesar 73 pelanggaran pegawai

dibanding jumlah pelanggaran tahun 2012 sebesar 120 pelanggaran pegawai.

Penurunan tersebut disebabkan 1) pengendalian terhadap kedisiplinan pegawai

semakin baik, antara lain diberlakukannya sistem kehadiran dengan sidik jari (finger

print) di seluruh satuan kerja, 2) penerapan PP Nomor 53 Tahun 2010 tentang

Disiplin PNS, 3) meningkatnya peran aparat pengawasan internal pemerintah

(APIP), 4) ditetapkannya kebijakan tentang penegakan integritasantara lain

penerbitan Instruksi Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan

Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah

Birokrasi Bersih dan Melayani di lingkungan Kementerian Agama, penerbitan KMA

Nomor 91 Tahun 20134 tentang Pejabat yang Wajib Melaporkan LHKPN di

Lingkungan Kementerian Agama, dan penandatangan komitmen penerapan

pengendalian gratifikasi.

Grafik 12

Penurunan Penjatuhan Hukuman Disiplin Pegawai

3.3.5.6. Persentase Tindak Lanjut Temuan yang Berhasil Diselesaikan

Capain indikator persentase tindak lanjut temuan yang berahasil diselesaikan

sebesar 69,74% dengan target 95% terealisasi 66,00%. Capaian ini jika

dibandingkan tahun 2012 sebesar 47,19% mengalami peningkatan sebesar

22,55%. Peningkatan ini didukung dengan 1) meningkatnya komitmen para

Koordinator TLHP dalam menindaklanjuti hasil pengawasan baik internal maupun

eksternal, 2) meningkatnyabentuk koordinasi penyelesaian hasil pengawasan baik

oleh Inspektorat Jenderal maupun Sekretariat Jenderal serta masing-masing Unit

Kerja, dan 3) meningkatnya sosialisasi tentang aturan di bidang pengawasan.

244

147120

73

2010 2011 2012 2013

Jumlah Pegawai Terkena Sanksi

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

53

Kendala yang dihadapi dalam penyelesaian tindak lanjut hasi pengawasan, antara

lain 1) Frekuensi pemeriksaan/audit baik oleh APIP maupun BPK-RI meningkat

sehingga konsentrasi para Koordinator Tindak Lanjut Hasil Pengawasan terfokus pada

upaya menghadapi pelaksanaan pemeriksaan/audit dibanding waktu untuk melakukan

penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan, 2) Adanya kendala dalam penyelesaian

tindak lanjut, yang disebabkan:

(1) Masih terdapat kewajiban penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan yang

menjadi tanggung jawab pihak ketiga, antara lain penyelesaian temuan

keuangan oleh rekanan, penyelesaian aset oleh Pemda setempat, dll).

(2) Pejabat/pegawai yang bertanggung untuk menyelesaikan tindak lanjut

meninggal dunia;

(3) Perusahaan yang bertanggung untuk menyelesaikan tindak lanjut

mengalami pailit.

Gambaran tindak lanjut hasil pengawasan tahun 2012-2013 dapat dilihat pada tabel

sebagai berikut:

Tabel 13

Perkembangan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Tahun 2012

Tabel 14

Perkembangan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Tahun 2013

No Unit

Pengawasan

Jumlah Temuan Jumlah Tindak Lanjut Saldo Temuan

K Rp K Rp K Rp

1. BPK-RI Rp 139 14.312.628.160,63 52 5.137.990.802,74 87 9.174.637.357,99

USD 128.575,50 96,00 128.479,50

2. BPKP 1.364 15.726.287.115,39 756 9.537.874.938,34 608 6.188.412.177,05

3. Itjen 3391 6.063.923.089,32 1225 943.210.108,00 2166 5.120.712.981,32

Jumlah Rp 4894 36.102.838.365,34 2033 15.619.075.849,08 2861 20.483.762.516,36

%

41,54 43,26 58,46 56,74

USD

128.575,50

96,00

128.479,50

% 0,07 99,93

No Unit

Pengawasan

Jumlah Temuan Jumlah Tindak Lanjut Saldo Temuan

K Rp K Rp K Rp

1. BPK-RI Rp 111 27.632.235.176,96 97 10.356.968.226,89 14 17.275.266.953,07

USD 286,00 162,00 124,00

2. BPKP 1081 14.042.662.535,79 662 11.091.679.357,64 419 2.950.983.178,15

3. Itjen 1765 21.620.455.142,17 890 1.230.335.418,90 875 20.390.119.723,27

Jumlah Rp 2957 63,295,352,854.92 1,649 22,678,983,003.43 1308 40,616,369,851.49

USD 286,00 162,00 124,00

% Rp 55.77 35,83 44,23 64,17

% USD 56,64 43,36

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

54

Grafik 13

Persentase Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Tahun 2013

3.4. Akuntabilitas Keuangan

Dalam rangka menunjang keberhasilan capaian sasaran strategis Kementerian Agama

dan untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi, tak luput dari dukungan anggaran.

Anggaran Kementerian Agama bersumber dari APBN, Penerimaan Bukan Pajak

(PNBP), dan Hibah. Adapun rincian pagu dan realisasi anggaran Kementerian Agama

Tahun 2013 adalah sebagai berikut:

1. Pagu Anggaran Kementerian Agama Tahun 2013 adalah sebesar

Rp45.854.356.574.000,00

Dengan rincian :

a. Belanja Pegawai Rp21.342.212.004.000,00

b. Belanja Barang Rp 8.328.953.212.000,00

c. Belanja Modal Rp 3.341.372.920.000,00

d. Belanja Hibah Rp 2.500.000.000,00

e. Belanja Bantuan Sosial Rp12.839.318.438.000,00

2. Realisasi Anggaran Kementerian Agama per 31 Desember 2013 adalah

sebesarRp41.784.967.287.808,00 atau terealisasi 91,13% dari pagu anggaran,

dengan rincian :

a. Belanja Pegawai Rp20.540.495.630.549,00 (96,24%)

b. Belanja Barang Rp 7.037.285.350.734,00 (84,49%)

c. Belanja Modal Rp 2.651.827.977.846,00 (79,36%)

d. Belanja Hibah Rp 2.458.533.200.,00 (98,34%)

e. Belanja Bantuan Sosial Rp11.552.899.795.479,00 (89,98%)

100% 100% 100%87.39%

61.24%50.42%

12.61%

38.76%49.58%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

BPK RI BPKP ITJEN

TEMUAN TINDAK LANJUT SALDO

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

55

Tabel 15

Realisasasi Anggaran Per Program Tahun Anggaran 2013

No Program Anggaran Realisasi

Anggaran %

1 Program Dukungan Manajemen

dan Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya Kementerian Agama

1.789.464.502.000 1.507.788.258.341 84,26%

2 Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur Negara

Kementerian Agama

144.022.738.000 126.605.827.490 87,91%

3 Pengawasan dan Peningkatan

Akuntabilitas Aparatur

Kementerian Agama

148.539.939.000 111.133.134.295 74,82%

4 Penelitian Pengembangan dan

Pendidikan Pelatihan

Kementerian Agama

482.782.241.000 408.109.804.511 84,53%

5 Penyelenggaraan Haji dan

Umrah 565.120.016.000 472.164.959.973 83,55%

6 Pendidikan Islam 37.229.583.490.000 34.102.952.736.493 91,60%

7 Bimbingan Masyarakat Islam 3.034.498.369.000 2.782.854.014.857 91,71%

8 Bimbingan Masyarakat Kristen 1.042.627.061.000 1.023.672.503.683 98,18%

9 Bimbingan Masyarakat Katolik 571.968.128.000 541.103.960.948 94,60%

10 Bimbingan Masyarakat Hindu 617.663.859.000 528.317.481.894 85,53%

11 Bimbingan Masyarakat Budha 228.086.230.000 180.264.605.323 79,03%

Jumlah 45.854.356.574.000 41.784.967.287.808 91,13%

Tabel 16

Realisasi Anggaran Per Belanja Tahun 2013

(dalam Rupiah)

No Program Anggaran Realisasi

Anggaran %

1 Realsiasi Pendapatan

Negara

- Penerimaan Pajak 0 0 0,00

- Penerimaan Negara

Bukan Pajak 617.711.719.436 884.703.032.598 143,22

- Penerimaan Hibah

JUMLAH PENDAPATAN 617.711.719.436 884.703.032.598 143,22

2 Belanja Negara

BelanjaTransaksi Kas

Rupiah Murni 39.127.203.045.362 36.680.123.581.308 93,75

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

56

No Program Anggaran Realisasi

Anggaran %

- Belanja Pegawai 17.622.894.828.334 18.313.168.924.920 103,92

- Belanja Barang 8.251.062.282.387 6.983.716.824.960 84,64

- Belanja Modal 2.908.745.507.541 2.602.015.220.069 89,45

- Belanja Bantuan Sosial 10.344.500.427.000 8.781.222.611.359 84,89

Pinjamandan Hibah 673.350.345.423 146.517.889.243 21,75

- Belanja Pegawai 0 0 0,00

- Belanja Barang 79.439.498.423 33.911.951.523 42,69

- Belanja Modal 471.878.562.000 80.607.580.820 17,08

- Belanja Bantuan Sosial 0 0 0,00

Belanja Transaski Non Kas 0 70.186.073.689 0,00

- Belanja Pegawai Non Kas 0 0 0,00

- Belanja Barang Non Kas 0 70.096.073.689 0,00

- Belanja Modal Non Kas 0 90.000.000 0,00

- BelanjaBantuan Sosial

Non Kas 0 0 0,00

jumlah belanja (netto) 39.800.553.390.785 36.826.641.470.551 92,63

3 Belanja Negara

- Belanja Pegawai 17.622.894.828.334 18.321.622.964.216 103,96

- Belanja Barang 8.330.501.780.810 7.044.954.148.609 84,57

- Belanja Modal 3.380.624.069.641 2.683.216.610.040 79,37

- Belanja Bantuan Sosial 10.466.532.712.000 8.817.177.513.640 84,24

Jumlah Belanja (Bruto) 39.800.553.390.785 36.866.982.236.505 92,63

Tabel 17

Perbandingan Realisasi Anggaran Per Program Tahun 2012 dan 2013 (dalam Ribuan Rupiah)

No Program Tahun 2012 Tahun 2013

Pagu Realisasi % Pagu Realisasi %

1 ProgramDukungan

Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas

Teknis Lainnya Ke-

menterian Agama

1.786.718.077 1.571.318.338

87,94

1.789.464.502 1.507.788.258 84,26

2 Peningkatan Sarana

dan Prasarana

Aparatur Negara Ke-

menterian Agama

251.847.250 231.426.642 91,89 144.022.738 126.605.827 87,91

3 Pengawasan dan Pe-

ningkatan Akun-

tabilitas Aparatur Ke-

menterian Agama

132.644.850 110.235.843 83,11 148.539.939 111.133.134 74,82

4 Penelitian Pengem-

bangan dan Pen-

didikan Pelatihan Ke-

menterian Agama

504.194.312 431.295.209 85,54 482.782.241 408.109.805 84,53

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

57

No Program Tahun 2012 Tahun 2013

Pagu Realisasi % Pagu Realisasi %

5 Penyelenggaraan

Haji dan Umrah 479.760.974 402.220.807 83,84 565.120.016 472.164.960 83,55

6 Pendidikan Islam 31.825.637.653 29.484.556.967 92,64 37.229.583.490 34.102.952.736 91,60

7 Bimbingan Masya-

rakat Islam 2.721.994.364 2.652.653.631 97,45 3.034.498.369 2.782.854.015 91,71

8 Bimbingan Masya-

rakat Kristen 962.469.268 885.701.287 92,02 1.042.627.061 1.023.672.504 98,18

9 Bimbingan Masya-

rakat Katolik 532.739.205 527.695.663 99,05 571.968.128 541.103.961 94,60

10 Bimbingan Masya-

rakat Hindu 426.524.532 419.780.405 98,42 617.663.859 528.317.482 85,53

11 Bimbingan Masya-

rakat Budha 176.022.906 150.097.445 85,27 228.086.230 180.264.605 79,03

Jumlah 39.800.553.391 36.866.982.237 92,63 45.854.356.574 41.784.967.287 91,13

Tabel 18

Anggaran Dalam Rangka Pencapaian Sasaran Strategis

Kementerian Agama Tahun 2013

Sasaran Strategis Program Anggaran

Pagu Realisasi %

(1) (2) (3) (4) (5)

Sasaran Strategis 1 1. Program Bimas Islam 3.029.371.967.811 2.788.203.739.146 92,04

Terwujudnya suatu

kondisi keberagamaan

masyarakat yang

dinamis dan mampu

mendukung

percepatan

pembangunan nasional

2. Program Bimas Kristen 1.042.617.813.257 1.024.299.867.713 98,24

3. Program Bimas Katolik 573.737.041.096 541.734.365.996 94,42

4. Program Bimas Hindu 617.815.445.360 530.635.972.334 85,89

5. Program Bimas Buddha 228.609.567.442 181.280.577.406 79,30

Sasaran Strategis 2 1. Program Dukungan

Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas

Teknis Lainnya Kemen-

terian Agama

29.697.377.000 23.365.339.257 78,68

Terwujudnya

kehidupan harmoni

inter dan antar umat

beragama sebagai

pilar kerukunan nasi-

onal

Sasaran Strategis 3 1. Program Pendidikan

Islam

37.238.399.193.372 34.235.953.634.196 91,94

Terwujudnya

pelayanan pendidikan

yang merata,

bermutu, dan berdaya

saing, serta mampu

memperkuat jati diri

bangsa

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

58

Sasaran Strategis Program Anggaran

Pagu Realisasi %

Sasaran Strategis 4 1. Program

Penyelenggaraan Haji

dan Umrah

565.246.998.100 477.051.306.162 84,40

Tercapainya tingkat

kepuasan jamaah

dalam berbagai

bidang pelayanan

dan pengelolaan

dana haji untuk sebe-

sar-besarnya bagi ke-

sejahteraan umat

Sasaran Strategis 5 1. Program Dukungan

Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas

Teknis Lainnya Kemen-

terian Agama

1.759.662.818.437 1.489.871.453.977 84,67

Terwujudnya penye-

lenggaraan birokrasi

yang efektif, efisien,

dan akuntabel, serta

tersedianya aparatur

pelayanan

keagamaan yang

profesional

2. Program Peningkatan

Sarana dan Prasarana

Aparatur Negara Kemen-

terian Agama

144.016.584.160 126.763.354.290 88,02

3. Program Pengawasan

dan Peningkatan

Akuntabilitas Aparatur

Kementerian Agama

148.539.939.000 115.498.188.201 77,76

4. Program Penelitian Pe-

ngembangan dan Pendi-

dikan Pelatihan

Kementerian Agama

498.611.221.000 412.045.959.446 82,64

Jumlah 45.876.325.966 41.946.703.758 91,43

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

59

BAB IV

PENUTUP

apaian Kinerja Kementerian Agama tahun 2013 yang disampaikan dalam Laporan

Akuntabilitas Kinerja merupakan pertanggungjawaban kinerja atas amanah yang

diberikan. Secara umum berdasarkan sasaran strategis yang ingin dicapai, kinerja

Kementerian Agama dipandang baik, meskipun masih terdapat beberapa hal yang

perlu mendapat perhatian. Diharapkan LAKIP ini dapat memberikan sumbangan secara

umum tentang pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Agama melalui upaya

pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan.

Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja Kementerian Agama sebesar 114,85%

(sangat baik). Capain tersebut jauh lebih baik jika dibandingkan dengan rata-rata capain

tahun 2011 sebesar 92%. Dan tahun 2012 sebesar 100,94%. Berdsarkan hal tersebut

sasaran strategis Kementerian Agama Tahun 2013 telah dapat dilaksanakan dengan sangat

baik. Namun demikian hasil yang diperoleh masih perlu mendapat perhatian pada masa

yang akan datang, khususnya persentase berkinerja sangat baik yang tingkat capaian

targetnya baru mencapai 78%, hal ini dikarenakan belum diimplementasikannya Peraturan

Pemerintah Nomor 46 Tahun 2012 tentang Aparatur Negara Sipil secara merata pada

satker/sator di lingkungan Kementerian Agama. Selain hal tersebut masih terdapat indikator

yang perlu mendapat perhatian pada masa yang akan datang, yaitu penyelesaian tindak

lanjut temuan yang capaian targetnya hanya 69,47%, serta perlunya peningkatan kinerja

dalam rangka pencapaian sasaran Renstra 2010-2014 yang berakhir pada tahun 2014

Demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Agama tahun 2013 disusun

semoga bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta, Maret 2014

Menteri Agama

SURYADHARMA ALI

C