Upload
yudha-e
View
257
Download
17
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Â
Citation preview
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 ii
Kata Pengantar
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT kami ucapkan, atas berkah dan rahmat-
Nyalah LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
(LAKIP) BADAN INVESTASI DAN PROMOSI ACEH TAHUN ANGGARAN
2014 dapat diselesaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kemudian, tak lupa kita
sampaikan Shalawat dan Salam kehadirat Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah
membimbing umatnya dari alam jahiliyah ke alam yang penuh dengan ilmu
pengetahuaan.
LAKIP Tahun 2014 merupakan laporan pelaksanaan semua program dan kegiatan
yang tercantum dalam Dokumen Pelaksana Anggaran Satuan Kerja Perangkat Aceh
(DPA-SKPA) tahun 2014 yang berisi realisasi dan analisis terhadap kinerja Badan
Investasi dan Promosi. Laporan ini dapat dijadikan pertimbangan untuk pembuatan
kebijakan atau rencana kerja di tahun-tahun berikutnya agar visi dan misi organisasi
tercapai.
Kami mengucapkan ribuan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kelancaran tugas-tugas Badan Investasi dan Promosi selama ini. Semoga
kerjasama yang baik tetap terpelihara di masa yang akan datang.
Banda Aceh, 13 Februari 2015
KEPALA BADAN INVESTASI DAN PROMOSI
Ir. Iskandar, M.Sc
Pembina Utama Madya
NIP. 19600229 198603 1 003
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 iii
Daftar Isi
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
RINGKASAN EKSEKUTIF ....................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi ................................................. 3
C. Struktur Organisasi ................................................................................ 4
D. Aspek Strategis ...................................................................................... 5
E. Sistematika Penyajian ............................................................................ 5
BAB II PERENCANAAN KINERJA ...................................................................... 8
A. Rencana Strategis 2012 - 2017 ................................................................ 8
B. Perjanjian Kinerja .................................................................................. 9
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ................................................................... 11
A. Capaian Kinerja Organisasi .................................................................. 11
B. Realisasi Anggaran ................................................................................. 43
BAB IV PENUTUP .................................................................................................... 46
A. Simpulan .................................................................................................. 46
B. Saran ....................................................................................................... 46
LAMPIRAN
Lampiran I – Indikator Kinerja Utama (IKU).
Lampiran II – Perjanjian Kinerja Tahun 2014
Lampiran III – Matriks Pengukuran Kinerja Badan Investasi dan Promosi
Tahun Anggaran 2014.
Lampiran IV – Jadwal Kerja Badan Investasi dan Promosi Aceh Tahun 2014.
Lampiran V – Dokumentasi Foto dan Berita Kegiatan Tahun 2014.
Lampiran VI – Rekam Jejak P2K-APBA.
Lampiran VII – Data Operasional Pusdatin Tahun 2014
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 iv
Ringkasan Eksekutif
Badan Investasi dan Promosi mempunyai kedudukan dan peran strategis dalam
melaksanakan prioritas ketujuh RPJMN 2010-2014 yaitu perbaikan iklim investasi dan
usaha. Untuk itu, seluruh program kerja Badan Investasi dan Promosi didasarkan pada
tujuan, sasaran strategis dan target kinerja yang telah ditetapkan pada Rencana Strategis
(Renstra) Badan Investasi dan Promosi tahun 2012-2017 secara konsisten, terus menerus
dan berkesinambungan sebagai terjemahan dari Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Aceh (RPJMA) Tahun 2012-2017.
Secara keseluruhan, tingkat pencapaian kinerja Badan Investasi dan Promosi pada
tahun 2014 adalah sebesar 93,84%.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa telah terjadi peningkatan realisasi
investasi di Aceh selama tahun 2014. Realisasi PMA dan PMDN adalah sebesar Rp 6,226
triliun, atau mengalami peningkatan sebesar 22,31 persen dibandingkan dengan tahun
2013 yang hanya sebesar Rp 5,091 triliun. Ini melampaui target yang dicanangkan dalam
Renstra Badan Investasi dan Promosi Aceh 2012-2017.
Data tahun 2014 menunjukkan bahwa terjadi serapan tenaga kerja Indonesia
sebanyak 19.912 orang pada 197 proyek/perusahaan, baik PMA maupun PMDN, yang
tersebar pada hampir seluruh kabupatenupaten/kota di Aceh.
Untuk investasi baru di tahun 2014, sebanyak 58 perusahaan/proyek mulai
membuka usaha di Aceh dengan komitmen investasi sebesar Rp 23.472.861.900.000,-
atau menurun 7,79% dari rencana investasi tahun 2013 sebesar Rp 25.455.911.680.000,-.
Rincian capaian kinerja masing-masing indikator kinerja utama (IKU) dapat
diilustrasikan dalam tabel berikut.
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 v
Tabel Pengukuran Kinerja Badan Investasi dan Promosi Aceh Tahun 2014
Untuk anggaran, pagu untuk Badan Investasi dan Promosi pada tahun 2014
adalah sebesar Rp 21.949.722.043,- (dua puluh satu miliar sembilan ratus empat puluh
sembilan juta tujuh ratus dua puluh dua ribu empat puluh tiga rupiah). Sedangkan
realisasinya per 31 Desember 2014 adalah Rp 20.597.137.390,- (dua puluh miliar lima
ratus sembilan puluh tujuh juta seratus tiga puluh tujuh ribu tiga ratus sembilan puluh
rupiah) atau 93,84% dari pagu anggaran. Kinerja ini dinilai oleh Tim Pengendali dan
Percepatan Kegiatan (P2K) APBA sebagai prestasi yang sangat bagus (kategori biru).
Sasaran Strategis
16.1 Jumlah nilai realisasi
investasi (PMDN/PMA)
2,300,000,000,000 Rupiah 6,226,851,054,556 Rupiah 270.73 %
16.2 Rasio daya serap tenaga
kerja
1:140 Rasio 1:101 Rasio 72.14 %
16.3 Persentase kenaikan nilai
rencana investasi
15 % 287.41 % 1916.04 %
16.4 Jumlah Perusahaan yang
Mendapat Persetujuan (Izin)
Penanaman Modal
72 Prsh 58 Prsh 80.56 %
Indikator Kinerja Target Realisasi
Persentase
Tingkat Capaian
Target (%)
Meningkatnya Investasi
Dalam Negeri dan Investasi
Asing
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penanaman modal atau investasi adalah salah-satu penggerak utama
pertumbuhan ekonomi suatu negara. Tantangannya adalah bagaimana meningkatkan
minat calon-calon penanam modal (investor) dalam negeri dan luar negeri (asing)
untuk menanamkan modalnya di suatu daerah. Upaya ini dipengaruhi oleh berbagai
faktor, yaitu kepastian hukum, stabilitas politik dan keamanan, dan kebijakan
pemerintah. Faktor-faktor ini dalam lima tahun ke depan masih memerlukan
perhatian khusus dalam rangka meningkatkan investasi di Aceh. Perhatian ini perlu
direncanakan, dilaksanakan, dipantau, dan dievaluasi setiap tahun.
Kepastian hukum sangat dibutuhkan dalam upaya menarik minat calon-calon
penanam modal (investor). Ini ditandai oleh keselarasan regulasi bidang penanaman
modal, baik di tingkat nasional maupun daerah. Sebaliknya, produk-produk hukum
yang tumpang-tindih atau saling bertentangan akan membingungkan dan menyulitkan
calon-calon penanam modal (investor) dalam menjalankan dan mengembangkan
usahanya. Karena itu, pembenahan legislasi bidang penanaman modal perlu terus
dilakukan.
Faktor lain yang tidak kalah penting adalah stabilitas politik dan keamanan.
Dari pelaksanaan tugas di bidang penanaman modal pada tahun-tahun sebelumnya
dapat disimpulkan bahwa salah-satu penyebab tidak kondusifnya iklim investasi di
Aceh adalah karena masih belum adanya pemahaman yang sama dari masyarakat
akan arti pentingnya investasi bagi pemulihan ekonomi dan penciptaan lapangan
kerja. Ini ditandai oleh adanya gangguan-gangguan dari sebagian masyarakat; harga
tanah yang tidak rasional; serta penolakan lainnya yang menyebabkan calon-calon
penanam modal (investor) tidak dapat melakukan kegiatan investasi atau perluasan
usaha di Provinsi Aceh. Karena faktor ini tidak dapat langsung dikendalikan oleh
Badan Nasional/Daerah Bidang Penanaman Modal, diperlukan koordinasi aktif
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 2
dengan Kepolisian, Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah di tingkat
Desa/Kampung hingga dengan masyarakat luas secara berkesinambungan. Bahkan,
peran masyarakat melalui partai politik nasional dan lokal di Aceh menjadi begitu
penting pasca MoU Helsinki yang diimplementasikan melalui Undang-Undang No,
11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.
Hal ketiga yang menjadi faktor utama bagi kegiatan penanaman modal adalah
kebijakan pemerintah. Prinsip dasarnya adalah bahwa kegiatan penanaman modal
akan semakin besar kualitas dan kuantitasnya jika pemerintah mempermudah
perizinan dan pelayanan lain di bidang penanaman modal. Karena itu, upaya
perbaikan regulasi untuk meningkatkan minat calon-calon penanam modal (investor)
baru terus dilakukan berdasarkan masukan dari dunia usaha dan belajar dari
pengalaman negara lain.
Sebagaimana telah dilakukan dalam lima tahun terakhir, berbagai investasi di
Aceh perlu didorong untuk terus berkembang, baik investasi berfasilitas, investasi
non-fasilitas, investasi rumah tangga, maupun investasi pemerintah. Investasi pihak
swasta perlu ditumbuhkembangkan karena investasi dari pemerintah sangat terbatas
dan hanya pada sektor non-profit yang tidak diminati oleh pihak swasta, seperti
penyediaan sarana dan prasarana umum (infrastruktur). Selain itu, peningkatan
kualitas dan kuantitas tenaga kerja lokal untuk mengisi pasar tenaga kerja lokal juga
dilakukan secara beriringan agar kegiatan penanaman modal di Aceh dapat betul-
betul dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Dengan lahirnya Undang-undang Pemerintahan Aceh No. 11 Tahun 2006 dan
terbentuknya pemerintahan yang lebih otonom, maka Pemerintah Aceh melalui
Badan Investasi dan Promosi Aceh dapat bertugas lebih mandiri untuk melaksanakan
penyusunan perencanaan Penanaman Modal secara makro; mengidentifikasi potensi
unggulan daerah; melakukan kegiatan promosi potensi daerah; menyusun regulasi
perizinan penanaman modal; sekaligus melakukan pengendalian dan pengawasan
serta kerjasama dalam bidang penanaman modal.
Untuk tercapainya peningkatan investasi di Provinsi Aceh, perlu dibuat suatu
acuan dalam pelaksanaan tugas Badan Investasi dan Promosi Aceh, sehingga potensi
daerah dapat dijadikan sebagai sumber peningkatan pendapatan daerah dan
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 3
pendapatan untuk kesejahteraan masyarakat. Acuan yang digunakan adalah dalam
bentuk Rencana Strategis (Renstra) yang menggambarkan Visi, Misi, Tujuan,
Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan Badan Investasi dan Promosi
Aceh.
Rencana Strategis Badan Investasi dan Promosi Aceh kemudian diwujudkan
dengan berbagai program dan kegiatan setiap tahun selama lima tahun. Tahun 2014
adalah tahun kedua pelaksanaan Rencana Strategis 2012-2017 Badan Investasi dan
Promosi yang perlu dilaporkan akuntabilitasnya melalui suatu Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
B. Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi
Berdasarkan Qanun No. 5 Tahun 2007 Bagian Keenam tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Dinas, Lembaga Teknis Daerah, dan Lembaga Daerah
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam; Badan Investasi dan Promosi Aceh mempunyai
tugas umum Pemerintahan dan Pembangunan di bidang pengembangan investasi dan
promosi berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Untuk melaksanakan tugas di atas, Badan Investasi dan Promosi Aceh
memiliki fungsi:
1. Pelaksanaan urusan ketatausahaan Badan;
2. Penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang;
3. Penyusunan dan perumusan kebijakan teknis di bidang investasi dan promosi;
4. Peningkatan keterpaduan penyusunan rencana dan program antar instansi terkait
di daerah di bidang investasi dan promosi;
5. Pemberian rekomendasi, perizinan, pendaftaran perusahaan dan pelaksanaan
pelayanan umum lintas kabupatenupaten/kota di bidang investasi dan promosi;
6. Pembinaan dan pengembangan investasi dan promosi;
7. Pemantauan dan pengawasan operasional pelaksanaan investasi;
8. Promosi, informasi dan pameran bagi upaya pengembangan investasi; dan
9. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis badan (UPTB).
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 4
Untuk menyelenggarakan fungsi dimaksud, Badan Investasi dan Promosi
Aceh mempunyai kewenangan:
1. Menyediakan dukungan pengembangan kawasan investasi;
2. Merencanakan dan mengendalikan pembangunan secara makro di bidang investasi
dan promosi;
3. Melaksanakan pelatihan bidang investasi;
4. Melakukan kerjasama dalam bidang investasi dengan Kabupaten/Kota;
5. Melaksanakan pembinaan sumber daya manusia di bidang pengelolaan pasar;
6. Melaksanakan promosi dan menyelenggarakan pameran, kerjasama luar negeri bagi
keperluan investasi serta mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan investasi dan
promosi; dan
7. Menyediakan dukungan fasilitas pengembangan kawasan investasi serta
merencanakan kawasan investasi.
C. Struktur Organisasi
Semua tugas, fungsi, dan kewenangan yang disebutukan di atas dikelola
melalui struktur organisasi berikut:
1. Kepala Badan;
2. Sekretariat;
3. Bidang Program dan Pelaporan;
4. Bidang Promosi;
5. Bidang Perizinan;
6. Bidang Pengembangan Investasi;
Selain struktur formal di atas, Badan Investasi dan Promosi Aceh juga
membentuk Pusat Data dan Informasi (PUSDATIN) Investasi Aceh yang berfungsi
sebagai pengumpul, penyimpan, pengolah, dan penyebar data dan informasi yang
diterbitkan oleh Perangkat Daerah Provinsi bidang Penanaman Modal (PDPPM) di
Aceh ini.
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 5
D. Aspek Strategis
Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 telah menetapkan 11 prioritas
nasional yaitu
1. Reformasi birokrasi dan tata kelola;
2. Pendidikan;
3. Kesehatan;
4. Penanggulangan kemiskinan;
5. Ketahanan pangan;
6. Infrastruktur;
7. Iklim investasi dan usaha;
8. Energi;
9. Lingkungan hidup dan penanganan bencana;
10. Daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan paska konflik; serta
11. Kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi.
Mengacu pada poin ketujuh di atas dapat dilihat bahwa peran strategis Badan
Investasi dan Promosi Aceh yang dalam bidang penanaman modal untuk mewujudkan
iklim investasi dan usaha sebagai prioritas yang direncanakan dalam jangka waktu
lima tahun (jangka menengah).
E. Sistematika Penyajian
Pada dasarnya laporan akuntabilitas ini memberikan penjelasan mengenai
pencapaian kinerja Badan Investasi dan Promosi Aceh selama Tahun 2014. Capaian
kinerja (performance results) tersebut diperbandingkan dengan Penetapan Kinerja
(performance agreement) Tahun 2014 sebagai tolok ukur keberhasilan Tahunan
organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan
memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi
perbaikan kinerja di masa datang.
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 6
Sistematika penyajian LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh Tahun 2014
berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan
Kinerja dan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dengan mengambil contoh
praktis pada LAKIP Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara tahun 2011.
Adapun sistematika penyajian laporan ini adalah sebagai berikut :
● Bab I – Pendahuluan, menyajikan penjelasan umum organisasi, dengan
penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama
(strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi.
● Bab II – Perencanaan Kinerja, menguraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian
kinerja tahun 2014.
● Bab III – Akuntabilitas Kinerja.
A. Capaian Kinerja Organisasi
Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap
pernyataan kinerja sasaran strategis Organisasi sesuai dengan hasil
pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran
strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut:
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini
dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan
target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan
strategis organisasi;
4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional
(BKPM);
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan
kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan;
6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;
7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun
kegagalan pencapaian pernyataan kinerja).
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 7
B. Realisasi Anggaran
Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran sesuai dengan dokumen
perjanjian kinerja guna mewujudkan kinerja organisasi.
● Bab IV Penutup, menguraikan simpulan umum atas capaian kinerja
organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan
organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.
● Lampiran.
1. Perjanjian Kinerja.
2. Lain-lain yang dianggap perlu.
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 8
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. Rencana Strategis Tahun 2012-2017
Rencana Strategis (Renstra) Badan Investasi dan Promosi Aceh merupakan
perencanaan jangka menengah yang berisi tentang gambaran sasaran atau kondisi hasil
yang akan dicapai dalam kurun waktu lima tahun beserta strategi yang akan dilakukan
untuk mencapai sasaran sesuai dengan tugas, fungsi dan peran yang diamanahkan
kepadanya.
Penyusunan Renstra 2012-2017 Badan Investasi dan Promosi Aceh mengacu pada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Aceh tahun 2012-2017, khususnya
terkait dengan prioritas pembangunan bidang penanaman modal. Karena RPJMA 2012-
2017 baru ditetapkan pada Desember 2013, beberapa penyesuaian dilakukan terhadap
Renstra tersebut. Secara ringkas, subtansi Renstra 2012-2017 Badan Investasi dan
Promosi Aceh dapat diilustrasikan sebagai berikut:
1. Visi
Visi Badan Investasi dan Promosi Aceh adalah “Aceh Menjadi Salah-Satu Daerah
Investasi Utama Tahun 2017”.
2. Misi
Dalam rangka mewujudkan visinya, Badan Investasi dan Promosi Aceh
menetapkan tiga misi, yaitu:
a. Meningkatkan Percepatan Reformasi Birokrasi Bidang Penanaman Modal;
b. Membentuk Citra Aceh sebagai Daerah Tujuan Utama Investasi;
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 9
c. Melaksanakan Integrasi Perencanaan dan Pengendalian Penanaman Modal dengan
Pemerintah, Pemerintah Aceh, Pemerintah Kabupaten/Kota, Swasta, Perbankan dan
Masyarakat.
Berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan, Badan Investasi dan Promosi Aceh
menetapkan tiga (3) tujuan yang akan dicapai oleh organisasi dalam jangka waktu sampai
tahun 2017, yaitu :
1. Meningkatkan efektifitas promosi dan kualitas pelayanan penanaman modal.
2. Meningkatkan iklim investasi dan realisasi investasi.
3. Meningkatkan kualitas perencanaan bidang penanaman modal.
Setelah tujuan ditetapkan, kemudian ditentukan pula sasaran yang akan ditempuh
agar tujuan dimaksud dapat tercapai. Adapun sasaran jangka menengah dari Badan
Investasi dan Promosi Aceh adalah :
1. Meningkatnya jumlah penanam modal.
2. Meningkatnya realisasi investasi.
3. Tercapainya perencanaan bidang penanaman modal yang komprehensif.
B. Perjanjian Kinerja
Di antara sasaran dan indikator kinerja di atas, terdapat sasaran yang strategis dan
Indikator Kinerja Utama (IKU) yang menjadi bagian dari Perjanjian Kinerja Kepala
Badan Investasi dan Promosi Aceh kepada Gubernur Aceh. IKU ini adalah ukuran
keberhasilan organisasi dalam mencapai sasaran strategis organisasi. Penetapan IKU
telah mengacu pada Renstra Badan Investasi dan Promosi Aceh serta RPJMA tahun
2012-2017.
Adapun Sasaran Strategis dan IKU Badan Investasi dan Promosi Aceh adalah
sebagai berikut:
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 10
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama
1 Meningkatnya jumlah
penanaman modal.
Jumlah nilai realisasi investasi.
Persentase kenaikan nilai realisasi investasi.
Rasio daya serap tenaga kerja.
2 Meningkatnya realisasi
investasi. Jumlah perusahaan yang mendapat
persetujuan (izin) penanaman modal.
Jumlah nilai rencana investasi.
Persentase kenaikan nilai rencana investasi.
Tabel 2.1. Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Investasi dan Promosi.
Untuk Tahun Anggaran 2014, Kepala Badan Investasi dan Promosi Aceh telah
menandatangani Perjanjian Kinerja sebagaimana dimuat dalam Lampiran I mengikuti
Rencana Strategis 2012-2017. Isinya adalah sebagaimana ditunjukkan tabel 2.2. di bawah
ini.
Sasaran 1: Meningkatnya jumlah penanaman modal.
Jumlah Perusahaan yang mendapat persetujuan
(izin) penanaman modal 72 Perusahaan
Rasio daya serap tenaga kerja 1:140
Jumlah nilai realisasi investasi. 2.300.000.000.000 rupiah
Sasaran 2: Meningkatnya realisasi investasi.
Jumlah nilai rencana investasi. 7.302.500.000.000 rupiah
Persentasi kenaikan nilai rencana investasi. 15 %
Tabel 2.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2014 pada Badan Investasi dan Promosi Aceh.
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 11
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi
Pengukuran tingkat capaian kinerja Badan Investasi dan Promosi Aceh tahun
2014 dilakukan dengan cara:
1. Membandingkan antara target dengan realisasinya.
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan
tahun lalu dan beberapa tahun terakhir.
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka
menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi.
4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional dari BKPM.;
Adapun capaian realisasi Perjanjian Kinerja tahun 2014 Badan Investasi dan
Promosi Aceh adalah sebagaimana tertuang dalam Tabel 3.1. Secara kumulatif, realisasi
PMA dan PMDN pada tahun 2014 sebesar Rp 6,226 triliun, atau mengalami peningkatan
sebesar 22,31 persen dibandingkan dengan tahun 2013 yang hanya sebesar Rp 5,091
triliun. Ini melampaui target yang dicanangkan dalam Renstra Badan Investasi dan
Promosi Aceh 2012-2017.
Sasaran Indikator Sasaran Target Realisasi
Persentase
Tingkat Capaian
Target (%)
1. Jumlah Perusahaan yang
mendapat persetujuan (izin)
penanaman modal.
72 Perusahaan 58 Perusahaan 80.56
2. Rasio daya serap tenaga kerja. 1:140 1:101 72.14
3. Jumlah nilai realisasi investasi. 2.300.000.000.000
rupiah
6.226.851.054.556
rupiah
270.73
1. Jumlah nilai rencana investasi. 7.302.500.000.000
rupiah
23.472.861.900.000
rupiah
321.44
2. Persentasi kenaikan nilai
rencana investasi.
15% -7.79% -51.93
Sasaran 2:
Meningkatnya
realisasi
investasi.
Sasaran 1:
Meningkatnya
jumlah
penanaman
modal.
Tabel 3.1 Capaian Realisasi Perjanjian Kinerja tahun 2014
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 12
Gambar 3.1 menunjukkan perkembangan yang terjadi pada tahun 2014
dibandingkan dengan empat tahun sebelumnya serta posisi relatif pencapaian
target lima tahunan Rencana Strategis 2012-2017 pada tahun kedua ini.
Gambar 3.1. Perkembangan Realisasi Investasi Aceh hingga Tahun 2014
Peningkatan realisasi investasi pada tahun 2014 menunjukkan bahwa iklim
investasi semakin membaik. Kepatuhan perusahaan dalam menyampaikan
Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) juga semakin meningkat. Seiring
dengan itu, permasalahan penanaman modal terus diupayakan penyelesaiannya
melalui forum taskforce yang melibatkan pemerintah pusat, provinsi maupun
Kabupaten/Kota.
Realisasi investasi yang terus mengalami peningkatan ini diharapkan dapat
membuka lapangan kerja seluas-luasnya untuk mengatasi pengangguran dan
mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi Aceh. Data tahun 2014
menunjukkan bahwa terjadi serapan tenaga kerja Indonesia sebanyak 19.912
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 13
orang pada 197 proyek/perusahaan, baik PMA maupun PMDN, yang tersebar
pada hampir seluruh kabupatenupaten/kota di Aceh.
Rasio tenaga kerja mengalami penurunan karena tahun 2014 banyak perusahaan
jasa yang menyampaikan laporannya, untuk perusahaan sektor jasa dan sektor
perdagangan penggunaan tenaga kerja relatif lebih kecil, sementara sektor
perkebunan banyak menyerap tenaga kerja.
Untuk investasi baru di tahun 2014, sebanyak 58 perusahaan/proyek mulai
membuka usaha di Aceh dengan komitmen investasi sebesar
Rp 23.472.861.900.000,- atau menurun (7.79)% dari tahun 2013 dimana total
nilai rencana investasi PMA dan PMDN Rp 25.455.911.680.000,-. Yang
selanjutnya perlu dilakukan adalah melakukan pembinaan dan pendampingan
agar mereka mendapat izin-izin turunan di daerah sehingga semakin cepat
melakukan realisasi investasi.
Jika dilihat catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI dalam hal
realisasi investasi, maka dapat diketahui bahwa pada Triwulan IV-2014, untuk
PMDN, Aceh berada pada peringkat ke-8 dengan realisasi Rp 1.900,6 (Rp juta)
dari 52 proyek. Sedangkan untuk PMA, Aceh berada pada peringkat ke-30
dengan realisasi USD 12,8 (USD ribu) dari 38 proyek.
BKPM juga menyebutkan bahwa secara keseluruhan, pada tahun 2014 Aceh
berada pada peringkat ke-9 untuk PMDN dengan realisasi Rp 5.110,3 (Rp juta)
dari 75 proyek. Sedangkan untuk PMA, Aceh berada pada peringkat ke-29
dengan realisasi USD 31,1 (USD ribu) dari 49 proyek. Jadi, total realisasi
Investasi Aceh Tahun 2014 adalah sebesar Rp 5.436.850.000 dan ini berarti
mencapai target yang telah ditetapkan BKPM untuk Aceh, yaitu Rp 5,4 Triliun.
Perbedaan pencatatan realisasi antara BKPM dan Badan Investasi dan Promosi
disebabkan oleh teknik pencatatan yang berbeda. BKPM mencatat secara
elektronik dengan aplikasi web SPIPISE (Sistem Pelayanan Informasi dan
Perizinan Investasi secara Elektronik), sementara Badan Investasi dan Promosi
Aceh mencatat secara manual.
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 14
Dalam database SPIPISE hanya tersedia perusahaan yang memiliki perizinan
penanaman modal. Sedangkan perusahaan yang tidak memiliki perizinan
penanaman modal juga diwajibkan untuk melapor secara manual Laporan
Kegiatan Penanaman Modal (LKPM), tetapi dokumen perizinan daerah harus
disampaikan kepada Pusdatin BKPM, lalu Pusdatin memasukkan dalam database
SPIPISE. Untuk memasukkan database perizinan ke dalam SPIPISE
membutuhkan waktu relatif lama, terjadi jeda sekitar satu triwulan, bahkan
hingga satu tahun. Karena itu, urgensi penerapan SPIPISE oleh PTSP
Kabupaten/ Kota sangat diperlukan. Saat ini baru PTSP provinsi (BP2T) dan
beberapa Kabupaten/ Kota saja yang menerapkan SPIPISE perizinan oleh PTSP,
padahal amanah RPJMN 2010-2014 diharapkan PTSP Kabupaten/Kota segera
menerapkan SPIPISE perizinan.
Di sisi lain, sebagian perusahaan yang berkantor pusat di Jakarta mengirim
langsung LKPM kepada BKPM, tetapi tidak ditembuskan kepada Badan
Investasi dan Promosi Aceh. Sebagian lagi perusahaan hanya menyampaikan
LKPM kepada provinsi dan Kabupaten/ Kota, tetapi tidak menyampaikan ke
BKPM.
Patut diketahui bahwa Badan Investasi dan Promosi Aceh selalu melakukan
konsolidasi data realisasi tiap triwulan, sehingga selisih pencatatan semakin
mengecil.
Beberapa fakta menarik lain yang terjadi pada tahun 2014 adalah sebagai berikut.
Ada 197 proyek/ perusahaan yang melakukan realisasi investasi di Aceh,
dan sebanyak 146 proyek atau 74 % di antaranya adalah PMDN.
Kabupaten Aceh Tengah adalah lokasi favorit investor asing dengan total
PMA sebanyak 7 proyek/perusahaan.
Kabupaten Aceh Tengah adalah lokasi favorit investor dalam negeri
dengan total PMDN sebanyak 20 buah.
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 15
PMDN dengan realisasi investasi total tertinggi, yaitu Rp 1.2 Triliun
adalah PT. PLN (persero) UIP I (PLTA Peusangan) dengan lokasi proyek
di Kabupaten Aceh Tengah
PMA dengan realisasi investasi total tertinggi, yaitu USD 7,6 juta, adalah
PT. Kamadhenu Ventures Indonesia dengan lokasi proyek di Kabupaten
Aceh Tengah
Bidang usaha Listrik, gas dan air memiliki realisasi investasi tertinggi
dengan total nilai Rp 2,27 Triliun (PMDN Rp 2,25 Triliun dan PMA Rp
14,72 Miliar).
Tantangan ke depan adalah bagaimana meningkatkan realisasi investasi asing
dan domestik dengan menyederhanakan prosedur perizinan dan memperkuat
kelembagaan penanaman modal dan PTSP. Demikian pula pengembangan
agroindustri, infrastruktur pelabuhan dan jalan tembus, serta pengembangan
pariwisata menjadi prioritas penanganan yang memerlukan dukungan segenap
lapisan masyarakat. Selain itu, diperlukan peningkatan peran pemerintah provinsi
dan Kabupaten/Kota agar dapat mendukung program prioritas pemerintah pusat
melalui sektor listrik, infrastruktur, dan kemaritiman.
Di bawah ini disajikan uraian lengkap pelaksanaan 7 (tujuh) program utama oleh
Badan Investasi dan Promosi Aceh dalam rangka meningkatkan pembangunan
Aceh melalui bidang Penanaman Modal. Pada beberapa kegiatan disajikan:
1. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan
kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan;
2. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya. dan
3. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun
kegagalan pencapaian pernyataan kinerja).
Di samping itu, pada beberapa kegiatan diberikan juga solusi/rekomendasi
kegiatan yang perlu dilakukan pada tahun anggaran berikutnya.
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 16
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Secara umum, kebutuhan administrasi kantor pada tahun anggaran 2014 telah
terpenuhi dan membuat tugas-tugas bidang penanaman modal dapat
dilaksanakan dengan baik.
a. Kegiatan Penyediaan Jasa Surat Menyurat
Pelaksanaan :
Kegiatan ini meliputi pengiriman surat-surat dinas, belanja perangko,
materai dan benda-benda pos lainnya serta pengiriman paket dinas. Dana
yang dianggarkan adalah sebesar Rp 51.800.000,- dan dapat direalisasikan
sebesar Rp 48.278.070,- atau 93,20%. Hasil yang dapat dicapai adalah
100% kebutuhan perangko, materai dan pengiriman barang cetakan dalam
dan luar negeri dapat dipenuhi.
b. Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi Sumber Daya Air dan Listrik
Pelaksanaan :
Kegiatan ini meliputi pembayaran jasa rekening telepon 7 saluran, biaya air
PDAM dan biaya rekening listrik kantor. Jangka waktu 12 bln Listrik; 12
blnTelepon; 12 bln Jasa Air. Dana yang dianggarkan adalah sebesar Rp
401.800.000,- dan dapat direalisasikan sebesar Rp 312.192.797 atau
77,70%. Hasil yang dapat dicapai adalah 100% kebutuhan pembayaran
listrik, telepon, dan air dapat dipenuhi.
c. Kegiatan Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
Pelaksanaan :
Kegiatan ini meliputi pembayaran honorarium pegawai honorer/tidak tetap
dan pembelian peralatan kebersihan dan bahan kebersihan kantor. Dana
yang dianggarkan adalah sebesar Rp 23.035.000,- dan dapat direalisasikan
sebesar Rp 23.034.000,- atau 99,99%. Hasil yang dapat dicapai adalah 1
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 17
(satu) unit gedung Badan Investasi dan Promosi dengan luasan lantai/lahan
yang dikelola adalah Lt 1 = 1135m2; Lt 2 = 1135m2; dan halaman =
385m2 yang masuk pemeliharaan atau 100% dari yang direncanakan.
d. Kegiatan Penyediaan Alat Tulis Kantor
Pelaksanaan :
Kegiatan ini meliputi belanja alat tulis kantor. Dana yang dianggarkan
adalah sebesar Rp 72.420.750,- dan dapat direalisasikan sebesar Rp
72.418.000,- atau 99,99%. Hasil yang dapat dicapai adalah 100%
kebutuhan alat tulis kantor dapat terpenuhi.
e. Kegiatan Penyediaan Barang Cetakan & Penggandaan
Pelaksanaan :
Kegiatan ini meliputi pencetakan dokumen-dokumen dinas dan foto copy
surat-surat dan blangko kedinasan. Dana yang dianggarkan adalah sebesar
Rp 102.400.000,- dan dapat direalisasikan sebesar Rp 100.867.000,- atau
98,50%. Hasil yang dapat dicapai adalah 100% barang cetakan dan
penggandaan dapat dipenuhi.
f. Kegiatan Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan
Bangunan Kantor
Pelaksanaan :
Kegiatan ini meliputi pembelian alat-alat listrik dan elektronik (lampu pijar
battery kering). Dana yang dianggarkan adalah sebesar Rp 21.246.000,-
dan dapat direalisasikan sebesar Rp 21.245.000,- atau 99,99%. Hasil yang
dapat dicapai adalah 100% alat-alat listrik dan elektronik yang dibutuhkan
dapat tersedia.
g. Kegiatan Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor
Pelaksanaan :
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 18
Kegiatan ini meliputi honorarium tim pengadaan/pemeriksaan barang dan
jasa, biaya dekorasi dan spanduk untuk keperluan hari-hari besar dan biaya
publikasi media cetak. Dana yang dianggarkan adalah sebesar Rp
1.528.510.000,- dan dapat direalisasikan sebesar Rp 1.527.680.000,- atau
99,95%. Hasil yang dapat dicapai adalah tersedia Mesin Hitung Uang 1
Unit, UPS 1 Unit, Laptop 2 Unit, Komputer 1 Unit, Sofa 1 Unit, Kursi 3
Unit, AC 6 Unit, AC Portable 3 Unit, Printer 8 Unit, Meja 15 Unit, Mesin
Fax 1 Unit, LED TV 1 Unit atau 100% dari yang direncanakan.
h. Kegiatan Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-
Undangan
Pelaksanaan :
Kegiatan ini meliputi belanja surat kabar/majalah (Serambi
Indonesia;Kompas; Waspada;Majalah Tempo) buku-buku sebagai sumber
informasi dan peraturan yang ada. Dana yang dianggarkan adalah sebesar
Rp 25.000.000,- dan dapat direalisasikan sebesar Rp 24.510.000,- atau
98,04%. Hasil yang dapat dicapai adalah 100% kebutuhan koran, majalah,
buku perundang-undangan dapat dipenuhi dengan baik.
i. Kegiatan Penyediaan Makanan dan Minuman
Pelaksanaan :
Kegiatan ini meliputi penyediaan makanan dan minuman keperluan rapat
dan untuk tamu. Dana yang dianggarkan adalah sebesar Rp 100.700.000,-
dan dapat direalisasikan sebesar Rp 58.862.000,- atau 58,45%. Hasil yang
dapat dicapai adalah pelayanan makan minum rapat dan tamu dapat
dilaksanakan dengan baik sesuai kebutuhan atau 100% dari yang
direncanakan.
j. Kegiatan Rapat-Rapat Koordinasi & Konsultasi ke Luar Daerah
Pelaksanaan :
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 19
Kegiatan ini meliputi rapat-rapat koordinasi & konsultasi ke luar daerah.
Dana yang dianggarkan adalah sebesar Rp 204.450.000,- dan dapat
direalisasikan sebesar Rp 202.801.300,- atau 99,19%. Dari target 24 orang
keikutsertaan rapat koordinasi dan konsultasi di luar daerah, hasil yang
dapat dihadiri dari target 24 orang dapat dilaksanakan dengan baik sesuai
kebutuhan atau 100% dari yang direncanakan.
k. Kegiatan Peningkatan Pelayanan Administrasi Perkantoran
Pelaksanaan :
Kegiatan ini meliputi peningkatan pelayanan administrasi perkantoran.
Dana yang dianggarkan adalah sebesar Rp 430.300.000,- dan dapat
direalisasikan sebesar Rp 428.700.000,- atau 99,63%. Hasil yang dapat
dicapai adalah Ketersedianya pegawai kontrak dapat dilaksanakan dengan
baik sesuai kebutuhan atau 100% dari yang direncanakan.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Secara umum, kebutuhan sarana dan prasarana aparatur pada tahun 2014 telah
terpenuhi dan membuat tugas-tugas bidang penanaman modal dapat
dilaksanakan dengan baik.
a. Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional
Pelaksanaan :
Kegiatan ini meliputi pembelian suku cadang mobil dinas, pembelian
suku cadang roda-2, pembelian bahan bakar dan pelumas mobil dan
kendaraan roda-2, belanja Surat Tanda Kendaraan Bermotor (STNK)
mobil dan kendaraan roda-2. Dana yang dianggarkan adalah sebesar Rp
187.660.000,- dan dapat direalisasikan sebesar Rp 179.365.607,- atau
95,58%. Hasil yang dapat dicapai adalah 6 unit roda empat dan 4 unit
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 20
roda dua dapat dirawat dan dioperasikan dengan baik atau 100% dari
yang direncanakan.
b. Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor
Pelaksanaan :
Kegiatan ini meliputi jasa service peralatan dan perlengkapan kantor.
Dana yang dianggarkan adalah sebesar Rp 193.000.000,- dan dapat
direalisasikan sebesar Rp 192.854.000,- atau 99,92%. Hasil yang dapat
dicapai adalah beberapa item perlengkapan kantor, yaitu AC 25 unit;
komputer 20 unit; mesin genset 1 unit; mesin fotocopy 2 unit dapat
dirawat dan digunakan sesuai fungsinya. Capaian realisasi kegiatan ini
adalah 100% dari yang direncanakan.
c. Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Taman, Tempat Parkir dan
Halaman Kantor
Pelaksanaan :
Kegiatan ini meliputi pemeliharaan taman, tempat parkir dan halaman
kantor. Dana yang dianggarkan adalah sebesar Rp 50.000.000,- dan
direalisasikan sebesar Rp 50.000.000,- atau 100%. Hasil yang dapat
dicapai adalah terpeliharanya taman, tempat parkir, dan halaman kantor
dengan baik atau 100% dari yang direncanakan.
d. Kegiatan Rehabilitasi Sedang/Berat Rumah Gedung Kantor
Pelaksanaan :
Kegiatan ini terdiri dari 4 paket pekerjaan rehabilitasi terhadap gedung
kantor, terutama pada bagian-bagian yang telah rusak atau tidak dapat
digunakan sebagaimana fungsinya. Dana yang dianggarkan adalah
sebesar Rp 690.200.000,- dan dapat direalisasikan sebesar Rp
679.246.000,- atau 98,41%. Hasil yang dapat dicapai adalah
rehab/penataan interior ruang sekretaris, ruang perizinan, ruang promosi,
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 21
dan pembuatan mushalla Badan Investasi dan Promosi dapat dirawat agar
berfungsi dengan baik atau 100% dari yang direncanakan.
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Kegiatan ini meliputi tertib dan disiplin pakaian aparatur, hasil yang dapat
dicapai adalah meningkatnya tertib dan disiplin pakaian aparatur dengan
baik atau 100% dari yang direncanakan.
a. Kegiatan Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya
Pelaksanaan :
Kegiatan ini meliputi Pakaian dinas harian, linmas, pakaian satpam, dan
pakaian tenaga kontrak. Dana yang dianggarkan adalah sebesar Rp
85.000.000,- dan direalisasikan sebesar Rp 85.000.000,- atau 100%. Hasil
yang dapat dicapai adalah Tersedianya pakaian dinas harian, linmas,
pakaian satpam, dan pakaian tenaga kontrak sebanyak 162 stel dengan
baik atau 100% dari yang direncanakan.
b. Kegiatan Pengadaan Pakaian KORPRI
Pelaksanaan :
Kegiatan ini meliputi pengadaan pakaian dinas KORPRI. Dana yang
dianggarkan adalah sebesar Rp 29.000.000,- dan direalisasikan sebesar
Rp 29.000.000,- atau 100%. Hasil yang dapat dicapai adalah Tersedianya
pakaian dinas KORPRI sebanyak 58 stel dengan baik atau 100% dari
yang direncanakan.
c. Kegiatan Pengadaan Pakaian Khusus Hari-Hari Tertentu
Pelaksanaan :
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 22
Kegiatan ini meliputi pengadaan pakaian batik motif Aceh. Dana yang
dianggarkan adalah sebesar Rp 29.000.000,- dan direalisasikan sebesar
Rp 29.000.000,- atau 100%. Hasil yang dapat dicapai adalah Tersedianya
pakaian batik motif Aceh sebanyak 58 stel dengan baik atau 100% dari
yang direncanakan.
4. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
Program ini dapat dikatakan berhasil dalam meningkatkan realisasi investasi
PMA dan PMDN pada tahun 2014 sebanyak Rp 6.226.851.054.556,- dimana
pada tahun 2013 realisasi investasi Rp 5.091.120.831.697,- sehingga tingkat
pertumbuhan PMA dan PMDN pada tahun 2014 sebanyak 22,31 %. Nilai
realisasi investasi tersebut didapat dari kegiatan pemantauan ke perusahaan-
perusahaan di Kabupaten/Kota se-Aceh melalui Laporan Kegiatan Penanaman
Modal (LKPM).
Minat investasi pada tahun 2014 sebanyak PMA 66 perusahaan/proyek,
PMDN 18 perusahaan/proyek, dimana 39 PMDN dan 19 PMA telah mendapat
persetujuan Izin Persetujuan (IP) pada tahun 2014.
Selain itu, program ini dapat dikatakan berhasil dalam meningkatkan realisasi
investasi sebesar 6,226 triliun di akhir tahun 2014 karena telah melampaui
ketetapan target investasi.
Di lain pihak, kegiatan promosi perlu diperbaiki kualitasnya dengan strategi
membuat buku detailed planed yang menawarkan langsung proyek-proyek
investasi baik infrastruktur maupun pengolahan komoditas unggulan.
Keikutsertaan pada forum bisnis juga berubah dari sekedar peserta suatu event
menjadi sebagai pembicara.
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 23
a. Kegiatan Pengawasan dan Evaluasi Kinerja dan Aparatur Badan
Penanaman Modal Daerah
Kegiatan ini meliputi penguatan kelembagaan IPMK dan PTSP, evaluasi
kinerja aparatur Penanaman Modal, menghadiri undangan rapat dan
pembinaan bidang Penanaman Modal pada Kabupaten/Kota, dan
mendampingi tamu BKPM/Instansi terkait & investor.
Pelaksanaan:
Koordinasi dengan aparatur di daerah sebanyak 6 kali dari 1 kali yang
direncakan, dalam rangka Pegawasan dan evaluasi kinerja dan
aparatur Badan Penanaman Modal pada Kabupaten/Kota.
Cetak buku Analisis Jabatan & Angka Beban Kerja sebanyak 35 buku
dari 70 buku yang direncanakan.
Cetak Buku Agenda Kerja Badan Investasi dan Promosi Aceh Tahun
2014 sebanyak 35 buah dari 200 buku yang direncanakan.
Dana yang dianggarkan untuk Kegiatan Pengawasan dan Evaluasi Kinerja
dan Aparatur Badan Penanaman Modal Daerah adalah Rp 456.958.600,-
dan dapat direalisasikan sebesar Rp 441.356.977,-. Kegiatan ini dapat
direalisasikan 96,59% dari yang direncanakan.
b. Kegiatan Peningkatan Kegiatan Pemantauan, Pembinaan dan
Pengawasan Pelaksanaan Penanaman Modal
Pelaksanaan :
Yang dilaksanakan dalam kegiatan ini adalah:
Pemantauan realisasi pelaksanaan penanaman modal baik PMDN
maupun PMA dari sumber dana APBA untuk dalam daerah, realisasi 8
kali dan luar daerah realisasi 3 kali. Dan untuk menghadiri rapat,
BIMTEK, dan konsultasi luar daerah realisasi 9 kali.
Pemantauan realisasi pelaksanaan penanaman modal baik PMDN
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 24
maupun PMA dari sumber dana dekonsentrasi (APBN) untuk dalam
daerah realisasi 34 kali, dan pemantauan dalam daerah realisasi 3 kali.
Dan untuk menghadiri rapat, konsultasi, dan konsolidasi luar daerah
realisasi 5 kali.
Pengawasan kepada perusahaan yang memiliki permasalahan
penanaman modal, target 1 kali pengawasan, terlaksana 2 kali, capaian
200%.
Bimbingan Teknis Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal yang
diikuti oleh Instansi Teknis dan Perusahaan. Dengan peserta 40 orang
dari 40 orang yang ditargetkan (capaian 100%).
Rapat Koordinasi Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal
ditargetkan sebanyak 1 kali, realisasi 1 kali (100%)
Rapat Koordinasi dengan instansi teknis dan kabupaten/ kota
ditargetkan 3 kali, realisasi 3 kali, capaian 100%
Rapat konsinyering realisasi pelaksanaan penanaman modal (APBN)
ditargetan 2 kali, realisasi 2 kali (100%)
Rapat fasilitasi penyelesaian permasalahan penanaman modal
(Taskforce) target 2 kali, realisasi 2 kali (100%)
Publikasi informasi terkait Laporan kegiatan Penanaman Modal
(LKPM). Kegiatan ini meliputi iklan pengumuman di media cetak
tentang kewajiban perusahaan untuk menyampaikan LKPM
sebagaimana amanah dari Perka BKPM No. 3 Tahun 2012 tentang
Pedoman dan Tatacara Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal.
Dari target 2 kali, dapat diaksanakan sebanyak 3 kali (capaian 150%).
Dari hasil pemantauan data realisasi LKPM yang disampaikan tahun 2014,
jumlah realisasi perusahaan/ proyek mencapai 197 proyek, dengan PMDN
146 proyek dan PMA 51 proyek, dengan total realisasi investasi PMA dan
PMDN sebesar Rp 6.226.851.054.556. Hasil ini menunjukkan bahwa
kegiatan pemantauan mengalami perbaikan yang sangat signifikan.
Pembinaan dan pemantauan yang dilakukan serta pelaporan LKPM
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 25
melalui email telah meningkatkan kepatuhan perusahaan untuk
menyampaikan LKPM.
Jumlah serapan tenaga kerja tahun 2014 sebanyak 20.038 orang dengan
penggunaan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) 19. 922 orang dan Tenaga
Kerja Asing (TKA) 116 orang.
Dari jumlah perusahaan dan tenaga kerja dapat diketahui bahwa rasio
penyerapan tenaga kerja adalah 1:102.
Dana yang dianggarkan untuk Kegiatan Peningkatan Pemantauan,
Pembinaan dan Pengawasan Pelaksanaan Penanaman Modal yang
bersumber dari APBA adalah sebesar Rp 511.240.000,- dan dapat
direalisasikan sebesar Rp 478.789.123,- atau 93,65%.
Permasalahan :
● Banyak perusahaan yang belum patuh melaporkan LKPM secara tepat
waktu dan berkesinambungan, alamat perusahaan sering berubah tapi
tidak dilaporkan, dokumen perusahaan tidak tersedia di lokasi proyek,
sehingga menyulitkan perolehan data dan informasi di lokasi, serta
wakil perusahaan yang dihubungi masih belum semua mengetahui
perkembangan realisasi investasi perusahaannya.
● Perusahaan masih sedikit yang menyampaikan LKPM melalui
SPIPISE, padahal sebagian sudah mendapatkan kode akses.
● Instansi penanaman modal Kabupaten/Kota belum melakukan
koordinasi secara optimal dengan perusahan yang berada dilokasi
masing-masing. Masih sedikit dari Instansi penanaman modal
Kabupaten/Kota yang melaksanakan kegiatan pembinaan dan
pengendalian pelaksanaan penanaman modal.
● Instansi teknis provinsi dan Kabupaten/Kota belum sepenuhnya
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 26
menindaklanjuti hasil rapat taskforce. Tim Taskforce belum
melakukan kunjungan lapangan.
● Tenaga evaluasi LKPM masih kurang, baik dari segi jumlah maupun
kompetensinya. Demikian pula kendaraan operasional yang mampu
beroperasi di segala medan belum tersedia.
● Kapasitas tim pemantauan masih belum memadai.
● Hasil kajian belum disosialisasikan dan menyebutkan bahwa masih
terdapat kendala status tanah dalam dari sebagian dalam kawasan
industri Lhokseumawe.
Solusi :
Perlu adanya tambahan tenaga evaluasi LKPM untuk melakukan
verifikasi atas LKPM yang diterima dengan mengoptimalkan SDM
yang ada di kantor.
Perlu sistem elektronik input data LKPM yang mudah dipakai petugas
untuk mempercepat dan memperkecil kesalahan database.
Perlu adanya kendaraan yang bisa masuk ke lokasi proyek terutama
untuk proyek perkebunan dan pertambangan.
Menegur perusahaan yang tidak menyampaikan LKPM melalui Surat
Teguran dan perlu adanya sanksi sesuai ketentuan.
Perlu dilakukan komunikasi dan koordinasi dengan kantor pusat, dan
setiap perusahaan yang berinvestasi di Aceh agar membuka kantor di
Aceh.
Perlu diberi pembinaan kepada perusahaan agar menyampaikan
kewajibannya untuk mengirimkan LKPM secara berkesinambungan
dan benar sesuai ketentuan.
Kuantitas dan kualitas tim verifikasi dan evaluasi laporan kegiatan
penanaman modal belum memadai.
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 27
Perlu digalakkan investasi yang padat karya (lebih banyak
menggunakan tenaga kerja), sehingga lebih banyak lapangan kerja
baru yang tersedia untuk menurunkan tingkat pengangguran.
Kualitas pemantauan perlu ditingkatkan dengan pembinaan kepada
aparatur tenaga pemantauan realisasi penanaman modal provinsi dan
Kabupaten/Kota.
Diharapkan perusahaan dapat melaporkan permasalahan yang dihadapi
dan realisasi importasi mesin, sehingga menjadi bahan dasar dalam
melakukan pengawasan.
Pembinaan kepada perusahaan harus terus dilakukan, dan diharapkan
perusahaan dapat mengisi sendiri LKPM melalui SPIPISE.
Rapat koordinasi harus dihadiri oleh pengambil kebijakan, baik dari
instansi terkait maupun dari perusahaan agar pengambilan kebijakan
dapat segera diambil untuk menjadi solusi bagi masalah yang sedang
dihadapi.
Perlu peningkatan kerjasama, konsolidasi dengan pemerintah pusat
dan daerah mengenai data dan informasi realisasi investasi yang
disampaikan perusahaan.
Perlu meningkatkan sosialisasi Kebijakan dan Strategi Pengendalian
Pelaksanaan Realisasi Penanaman Modal bagi PDKPM dan instansi
teknis Kabupaten/Kota.
Diharapkan instansi teknis provinsi dan Kabupaten/Kota dapat
menindaklanjuti secara optimal permasalahan perusahaan seperti
masalah lahan, regulasi teknis, dll.
Tim Taskforce perlu turun ke lapangan untuk mengetahui persis
permasalahan yang dihadapi perusahaan dan masyarakat setempat.
Publikasi tentang LKPM dapat dilakukan setiap triwulan dengan
dengan memasukkan jumlah perusahaan yang belum menyampaikan
LKPM dan yang tidak aktif.
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 28
Diharapkan hasil kajian dapat disosialisasikan kepada pihak-pihak
terkait. Pemerintah Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara dapat
menyelesaikan status lahan yang belum siap pakai.
c. Kegiatan Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia Guna
Peningkatan Pelayanan Investasi
Kegiatan ini meliputi honorarium non PNS, belanja barang dan jasa,
makan minum dan perjalanan dinas dalam/luar daerah dalam rangka
bimbingan ketentuan/kebijakan penanaman modal.
Pelaksanaan :
Yang dilaksanakan dalam kegiatan ini adalah:
a. Mengikutsertakan 58 orang aparatur bidang penanaman modal dalam
kegiatan bimbingan ketentuan/kebijakan penanaman modal dari 50
orang direncanakan atau 116% dari yang direncanakan.
b. Mengikutsertakan 38 orang aparatur bidang penanaman modal dalam
kegiatan kursus-kursus singkat untuk mendukung tugas di bidang
penanaman modal dari 30 orang direncanakan atau mencapai
126,67%.
c. Keikutsertaan aparatur dalam training/seminar di luar negeri.
Kerjasama dengan Pemerintah China dalam "Human Resource
development Cooperation Program"" dengan mengirimkan staf senior
Badan Investasi dan Promosi Aceh ke China untuk mengikuti
beberapa seminar:
- Seminar Course on Tourism Industry Cooperation for China and
BIMP-EAGA in 2014.
- The 2014 Seminar on Agricultural Management for Officials of
ASEAN Countries 2014.
- Seminar on Human Resource Development
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 29
Dana yang dianggarkan untuk Kegiatan Peningkatan Kualitas
Sumberdaya Manusia guna Peningkatan Pelayanan Investasi adalah
sebesar Rp 270.610.000,- dan dapat direalisasikan sebesar Rp
266.678.400,- atau 98,55%. Kegiatan ini dapat direalisasikan 121% dari
yang direncanakan.
d. Kegiatan Peningkatan Promosi, Kerjasama Investasi dan
Pengembangan Potensi Unggulan Daerah
Pelaksanaan :
Yang dilaksanakan dalam kegiatan ini adalah:
Proyek-proyek investasi yang ditawarkan adalah sebegai berikut :
AGRO INDUSTRI:
1. Food Crops & Horticultura
1. Pabrik Pengolahan Padi (daerah potensial: Pidie, Aceh Utara,
Aceh Besar, Bireuen, Aceh Timur).
2. Industri Pengolahan Pakan Ternak dari Jagung dan kedelai
(daerah potensial: Aceh Selatan & Aceh Tenggara, Pidie,
Pidie Jaya, Aceh Utara, Aceh Tamiang, Aceh Barat dan
Aceh Tenggara).
2. Fruits & Vegetable : Pengembangan pertanian hortikultura organik
(daerah potensial: Bener Meriah).
3. Perkebunan :
1. Industri pengolahan sawit dan berbagai turunan hasil sawit
(daerah potensial: Aceh Tamiang, Aceh Singkil dan Nagan
Raya).
2. Industri Pengolahan Karet (daerah potensial: Aceh Timur,
Aceh Tamiang & Aceh Barat).
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 30
3. Industri Pengolahan dan Pengemasan Kakao (daerah
potensial: Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Tamiang, Aceh
Tenggara, dan Aceh Barat Daya).
4. Industri Pengolahan Kopi (daerah potensial: Bener Meriah,
Aceh Tengah, dan Gayo Lues).
5. Industri Pengolahan Kelapa (daerah potensial: Aceh Besar,
Bireuen & Aceh Utara).
6. Industri Pengolahani Nilam (daerah potensial: Aceh Jaya,
Gayo Lues, Aceh Selatan, dan Aceh Barat).
4. Peternakan :
1. Aceh Beef Industri (daerah potensial: Aceh Besar, Pidie,
Bener Meriah, Nagan Raya dan Aceh Tengah).
5. Perikanan :
1. International Fishing Port Lampulo, Banda Aceh.
2. Pelabuhan Ikan Idi, Aceh Timur
6. Infrastruktur dan Energi :
1. Layanan Roll-on/Roll-off Cargo Ferry Service, Langsa dan
Krueng Geukeh.
2. Geothermal Power Plant (Pembangunan Pembangkit Listrik
Tenaga Panas Bumi) di Bener Meriah.
3. Hydro Power Plant (Pembangkit Listrik Tenaga Air) -
Pembangunan infrastruktur 'Jambo Aye Multipurpose
Reservoir,' Aceh Utara.
7. Pariwisata
1. Kawasan pariwisata "Krueng Aceh River Walk," Banda
Aceh.
2. Kawasan pariwisata "Ulee Lheu Beach and Recreation,"
Banda Aceh
3. Sabang Free Port & Free Trade Zone Project (Layanan
Kawasan Perdagangan dan Pelabuhan Bebas Sabang)
4. Aceh Industrial & Trading Estate (Ladong, Aceh Besar)
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 31
Kegiatan-Kegiatan Promosi Investasi:
1. Aceh Investment Promotion (AIP) dilaksanakan di Hermes Palace
Hotel, Banda Aceh pada 20 Mei 2014 yang dihadiri oleh 330 orang
dari SKPA, DPRA, sektor swasta, Kadin, asosiasi, duta besar,
konsulat dan kamar dagang negara-negara sahabat.
Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan profil investasi Aceh
kepada calon investor, membangun komitmen bersama guna
meningkatkan image positif tentang kondisi dan situasi terkini Aceh
dan menginput hambatan dan permasalahan yang dihadapi dunia
usaha untuk segera dicarikan solusinya.
2. Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT)
merupakan kerjasama untuk meningkatkan kesejahteraan dan
pertumbuhan ekonomi terutama di daerah perbatasan di kawasan
anggota IMT-GT. Diselenggarakan di Hermes Palace Hotel, Banda
Aceh pada 11-14 September 2014. Kegiatan ini dihadiri oleh 300
orang, mulai dari menteri dan gubernur/wakil gubernur dari tiga
negara, konjen negara sahabat, SKPA, perbankan, dan pengusaha
dari tiga negara tersebut. Kegiatan yang dilaksanakan yaitu: Joint
Buisness Council (JBC), Senior Official Meeting (SOM), 11th Chief
Minister and Governors' Forum (CMGF) dan 20th Ministerial
Meeting (MM).
3. Aceh Expo dilaksanakan pada 21-25 Juni 2014. Kegiatan ini
bertujuan untuk memberikan informasi potensi investasi Aceh dan
masyarakat dapat berdialog dan bertukar pikiran mengenai iklim
investasi terkini dan tantangan yang dihadapi.
4. Gelar Potensi Investasi Daerah (GPID) di Makasar pada 10-15 Juni
2014. Kegiatan ini meliputi seminar dan forum bekerjasama dengan
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 32
BKPM. Pertemuan: Seminar Nasional Investasi. Pameran Investasi
daerah dan One on One Meeting:
a. Uni European - Trade and Cooperation, membahas potensi
terkait sektor infrastruktur, energi terbaharukan,
pengembangan agro industri untuk memperkuat ketahanan
pangan.
b. PT. Pacific Energy Co. Ltd (Korea), Investasi Agroindustri,
pengolahan kopi dan beras di Kab Aceh tengah, dll.
c. Jeil Teknos Co. Ltd (Korea), Pembangunan industri
kapal/spare part (mencari lahan seluas150.000 m2)
5. Trade Expo yang dilaksanakan oleh BKPM dan beberapa
Kementrian lainnya mulai tanggal 8 s/d 12 Oktober 2014 di Jakarta
merupakan pameran dagang internasional terbesar di Indonesia yang
bertujuan mempromosikan potensi maupun berbagai produk dan jasa
buatan dalam negeri yang berkualitas internasional dan telah diakui
di mancanegara. Kegiatan ini meliputi Gelar Potensi Investasi
Daerah, Seminar pertemuan konsultasi, field visit ke Jababeka
Industrial Estate di Cikarang, dan one on one meeting dengan
Solartech Co. Ltd dari Korea Selatan untuk membahas potensial
solar power.
6. Pekan Raya Jakarta (6 Juni s.d 6 Juli 2014) Kegiatan ini bertujuan
memberikan informasi potensi budaya Aceh melalui UKM dari
Kabupaten/Kota.
7. Pameran Penang Fair merupakan salah satu kegiatan tahunan
promosi luar negeri. Kegiatan ini bertujuan memberikan informasi
potensi budaya Aceh melalui UKM dari Kabupaten/Kota dan
diharapkan dapat membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di
daerah melalui hasil pengrajin tradisional yang dipamerkan dalam
kegiatan ini. Selain itu, juga untuk mengetahui sejauh mana tingkat
informasi luar mengenai bagaimana ketertarikan masyarakat
mancanegara mengenai produk komoditi unggulan Aceh.
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 33
Kegiatan Kerjasama G to G:
1. Kerjasama dengan Pemerintah Malaysia
Kerjasama investasi di bidang Agro Industri antara Pemerintah Aceh
dan Kementrian Pertanian dan Industri Asas Tani Malaysia. Ada 4
(empat) proyek utama: Ekspor hasil hortikultura & budidaya di Aceh
Tengah dan Bener Meriah ke Malaysia, pembangunan pabrik pakan
ternak di Aceh, ekspor hasil perikanan dari Aceh ke Malaysia dan
Agro-Bazar Produk Malaysia di Banda Aceh.
2. Kerjasama Pemerintah Aceh dengan Pemerintah Penang (Invest
Penang) dengan fokus utama Pengembangan konektivitas di
Andaman cluster.
Kegiatan:
Pembahasan Plan Aceh-Penang dalam pertemuan Senior Official
Aceh Cooperation 2014-2016 dan Match-Making antara pengusaha
Aceh dan Pengusaha Penang yang berada di bawah Penang
Development Cooperation (PDC).
3. Kerjasama dengan Pemerintah Thailand
Pembukaan jalur udara Phuket-Sabang untuk mempercepat
pertumbuhan industri pariwisata di Sabang dan Aceh secara
keseluruhan.
Kegiatan:
1. Kunjungan kerja ke Thailand dan pertemuan dengan Deputy
Permanent Secretary of Ministry of Interior (27 Oktober 2014)
dan Gubernur Phuket (28 Oktober 2014).
2. Draft MoU terkait framework kerjasama antara Pemerintah Aceh
dan Gubernur Phuket serta usulan penandatanganan MoU pada
Maret 2015.
3. Pemerintah Aceh mengajak PT Garuda untuk
mempertimbangkan pembukaan rute penerbangan Aceh.
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 34
4. Kerjasama dengan Pemerintah Abu Dhabi
Pertemuan dengan Manajemen Mubadala Development (BUMN
Abu Dhabi) pada Juni 2014 untuk membahas pengelolaan minyak
dan gas Blok Andaman dan kemungkinan investasi di bidang agro
industry.
5. Kerjasama dengan Pemerintah Turki
Rencana kerjasama dengan Turki difokuskan pada pengembangan
kota di kedua wilayah (Twin Sister Province).
6. Kerjasama dengan Pemerintah Jerman
Kerjasama Pembangunan Rumah Sakit Nordwest-Krankeunhaus
Frankurt. Pertemuan pada Juni 2014 membahas tawaran kerjasama
telemedicine, semacam pelayanan 'second opinion' dari para pakar di
Rumah Sakit Nordwest Krakenhaus.
Kerjasama B to B :
Aceh Beef Project Tujuan: Membangun sistem supply kebutuhan
daging sapi yang efisien untuk masyarakat Aceh dan menjadikan
Aceh sebagai penghasil daging sapi halal utama di Asia Tenggara
Pembibitan dan penggemukan sapi dan dagingnya diberi label halal
untuk diekspor ke Asia Tengara, merupakan kerjasama antara
investor dari Australia, Central Meat Export, Livestock
Improvement Company dengan perusahaan daerah. Pilot project di
Aceh Besar
Kerjasama dengan Dubai Port World Pemerintah Aceh melalui
Badan Pegusahaan Kawasan Sabang (BPKS) berencana melakukan
kerjasama dengan Dubai Port World (DPW) untuk mengelola
pelabuhan Sabang.
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 35
Kegiatan: Pada September 2014, tim Pemerintah Aceh termasuk
Badan Investasi dan Promosi Aceh melakukan lawatan kerja ke
Terminal Peti Kemas, salah satu pusat operasional DPW yang
bermitra dengan PT Pelindo III dan PT Peti Kemas Surabaya.
Pertemuan antara DPW dengan BPKS dan dinas terkait
dilaksanakan di Banda Aceh pada 9 Desember 2014 dikoordinir oleh
Badan Investasi dan Promosi Aceh guna membahas pengembangan
kawasan Sabang sebagai internasional Hubport dan transhipment.
Dubai Port mempelajari peluang investasi di Sabang.
Sebagai hasil akhir: DPW telah mengkonfirmasi pada 15 Januari
2015 bahwa DPW memutuskan tidak akan menjadi marine operator
di Sabang dengan alasan proyek parameter kawasan maritim Sabang
masih belum layak dimasukkan ke dalam business development
strategy DPW.
Pengadaan Rangka Baliho 8 Kabupaten/Kota: Kabupaten Nagan
Raya, Kabupaten Aceh Jaya, Kota Sabang, Kota Langsa, Kabupaten
Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Aceh Tamiang
dan Kabupaten Aceh Tenggara. Kegiatan ini meliputi pembuatan
baliho untuk memberikan informasi mengenai potensi Aceh.
Pembuatan Multimedia Display Elektronik Investasi Sektor Sarana
infrastruktur dan energi - Ketersediaan Sarana Infrastruktur dan
Energi di Aceh dan Sektor Pariwisata dengan total 300 keping CD.
Cetak buku profil Aceh (Aceh Investment Profile) dan
Penyusunan 3 judul buku Detail Plan Profil Investasi (Kelapa Sawit,
Kopi dan Peternakan)
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 36
Cetak leaflet We Welcome You to Invest in Amazing Aceh dalam
bahasa Indonesia dan Inggris 500 lembar.
Cetak tabloid Info Investasi 37.500 eksemplar.
Pembuatan Multimedia Display Elektronik Investasi Aceh 750
Keping/Buah.
Pengadaan display elektronik investasi Aceh (LED TV 6 x 4 m) di
Banda Aceh.
Dana yang dianggarkan untuk Kegiatan Peningkatan Promosi, Kerjasama
Investasi dan Pengembangan Potensi Unggulan Daerah adalah sebesar Rp
8.740.520.458,- dan dapat direalisasikan sebesar Rp 8.072.367.270,- atau
92,35%. Kegiatan ini dapat direalisasikan 100% dari yang direncanakan.
Permasalahan :
Kabupaten/Kota belum fokus menyediakan lahan untuk kegiatan
investasi. Perencanaan kegiatan promosi investasi perlu diperbaiki,
tidak saja untuk kebutuhan operasional dan barang/jasa tapi untuk
memenuhi outcome program ini.
Waktu yang terbatas untuk membahas rencana peluang investasi
dengan calon investor di one on one meeting.
Belum semua pengrajin dari 23 Kabupaten/Kota yang potensial dapat
berpartisipasi dalam PRJ untuk mempromosikan produk unggulan.
Kerjasama dengan Pemerintah Malaysia.
Regulasi lokal tentang upah buruh dan lain-lainnya terkait aktivitas
di Pelabuhan Krueng Geukeh masih belum ditetapkan sehingga
membuat cost pengiriman produk lebih mahal dibandingkan
daerah di luar Aceh seperti Pelabuhan Belawan.
Kontinuitas hasil komoditas unggulan untuk diekspor ke Port
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 37
Klang masih belum maksimal.
Kesiapan yang belum matang dari sektor swasta di Aceh terhadap
bidang-bidang yang akan dikerjasamakan serta belum adanya
inisiatif baik.
Infrastruktur pendukung kegiatan ekspor-impor masih belum
memadai.
Untuk Aceh Beef Project, perlu restrukturisasi BUMD sebagai mitra
lokal. Sabang masih belum siap untuk dijadikan sebagai international
hub port dan shipping line. Beberapa faktor diantaranya adalah belum
adanya industri real yang beropearsi atau aktif dalam skala besar
terutama agro industri dan infrastruktur pelabuhan yang masih belum
lengkap.
Proses penetapan pihak ketiga Detail Plan Profil Investasi dilakukan
melalui lelang sehingga kualifikasi kandidat tidak bisa dinilai
kelayakannya.
Solusi :
d. Untuk proyek hydropower, perlu koordinasi intensif dengan instansi
terkait, seperti Badan Pertanahan Nasional (BPN), Perusahaan Listrik
Negara (PLN), dan berbagai SKPA sektoral, untuk mendapatkan
informasi lahan dan kecukupan energi listrik untuk industri.
e. Pemerintah Aceh perlu belajar dan meniru kebijakan positif yang telah
dipraktikkan oleh negara/daerah lain. Dalam hal pemberian insentif
nonfiskal, banyak tanah yang berstatus milik pemerintah daerah yang
dapat dimanfaatkan oleh para investor. Namun, saat ini, peraturan
kerja sama lahan, yaitu Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 2006
tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dan Permendagri
No.22 Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Tatacara Kerjasama
Daerah, dipandang belum proinvestasi.
f. Perlu diperkuat koordinasi dan kerjasama promosi investasi antara
pemerintah dengan pelaku usaha dengan mengedepankan kemitraan
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 38
dengan masyarakat.
g. Mempercepat realisasi inisiasi baru IMT-GT, konektivitas Andaman
(Phuket-Sabang) dengan koordinasi dan komunikasi yang intensif
antar Phuket-Aceh.
h. Perlu ada slot booth untuk 23 Kabupaten/Kota di PRJ
i. Diperlukan pembinaan dan pembudiyaan secara berkelanjutan
terhadap petani lokal Perlu koordinasi yang berkesinambungan antar
SKPA mengenai kerjasama investasi yang telah berjalan dan yang
masih dalam perencanaan. Badan Investasi dan Promosi Aceh perlu
menjemput bola ke dinas-dinas terkait proyek investasi sehingga
tercipta kesamaan visi dan tujuan dalam kegiatan promosi investasi
dan implementasinya
j. Perlu dikaji penggunaan pihak ketiga untuk membantu kegiatan
promosi terutama untuk memberi masukan terhadap suatu potensi
unggulan dan mengkomunikasikannya kepada calon-calon investor
potensial.
5. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan informasi prosedur regulasi
dan perizinan investasi kepada masyarakat, serta meningkatnya realisasi
investasi. Rata-rata total capain kegiatan tahun 2014 adalah 100%. Sehingga
untuk tahun kedua RPJMA 2012-2017 ini, pencapaian outcome program
adalah 72% dari target 72%.
Total nilai rencana investasi tahun 2014 yang dicatat adalah sebesar Rp
23.472.861.900.000,- atau menurun (7.79)% dari tahun 2013 dimana total
nilai rencana investasi PMA dan PMDN Rp 25.455.911.680.000,-.
a. Kegiatan Penyederhanaan Prosedur Perizinan dan Peningkatan
Pelayanan Penanaman Modal
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 39
Pelaksanaan:
1 Pemberian Izin Prinsip Penanaman Modal untuk Perusahaan PMDN
dikeluarkan oleh Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T) Aceh
dan untuk perusahaan PMA dikeluarkan oleh BKPM Pusat. Pada tahun
2014, izin yang telah diterbitkan adalah sebanyak 58
proyek/perusahaan, dengan rincian PMDN 39 proyek/perusahaan, dan
PMA 19 proyek/perusahaan.
2 Total nilai rencana investasi tahun 2014 adalah sebesar Rp.
23,472,861,900,000,- dengan rincian PMDN sebanyak 39
proyek/perusahaan dan nilai rencana sebesar Rp. 1,424,179,800,000,-
Jumlah TKI yang direncanakan adalah sebanyak 909 orang.
Sedangkan untuk perusahaan PMA, telah diterbitkan izin sebanyak 19
proyek/perusahaan dengan nilai rencana investasi sebesar Rp
22,051,682,100,000.00,- (US$ 2,100,160,200.00) dan jumlah TKI
2509 orang dan TKA 1 orang.
3 Penyusunan buku regulasi bidang penanaman modal 4 judul dari 4
judul yang direncanakan.
4 Cetak buku regulasi bidang penanaman modal. 1.250 buku dari 1.250
buku yang direncanakan.
5 Kegiatan Sosialisasi regulasi penanaman modal direncakan adalah
sebanayak 4 kali namun dapat direalisasikan 1 atau 25% dari target
yang telah direncanakan.
6 Peserta sosialisasi regulasi adalah sebesar 60 dan dapat direalisasikan
55 atau 91,66% dari target yang direncanakan.
Dana yang dianggarkan untuk Kegiatan Penyederhanaan Prosedur
Perizinan dan Peningkatan Pelayanan Penanaman Modal adalah sebesar
Rp 517.650.000,- dan dapat direalisasikan sebesar Rp 511.259.750,- atau
98,77% dengan keberhasilan kinerja sebesar 76.41%.
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 40
Permasalahan:
Perizinan PMDN yang dikeluarkan oleh Badan Pelayanan Perzinan
Terpadu (BP2T) dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)
Kabupaten/Kota tidak dilaporkan secara rutin. Yang dilaporkan
rekapitulasi saja tanpa disertai salinan lengkap dokumen perizinan
penanaman modal.
SDM, anggaran dan sarana transportasi masih kurang dari cukup
untuk melakukan tinjauan ke Kabupaten/Kota.
Solusi:
Perlu penggabungan Badan Investasi dan Promosi Aceh dan Badan
Pelayanan Perzinan Terpadu (BP2T) sesuai kebijakan Pemerintah
untuk mempercepat dan mempermudah pemberian izin dan
pengendalian LKPM. Melakukan koordinasi lebih baik lagi dengan
BP2T dan PTSP Kabupaten/Kota. Aplikasi SPIPISE agar
dilakukan perbaikan dan update secara berkala.
Melakukan koordinasi yang lebih sering lagi kepada BP2T dan
BKPM agar semua izin dan dokumen yang diterbitkan dapat
dilaporkan kepada Badan Investasi dan Promosi Aceh sesuai
dengan amanat Perka BKPM No 5 Tahun 2013 tentang Pedoman
dan Tatacara Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan Penanaman
Modal, dan direvisi dengan Peraturan Kepala BKPM RI Nomor 12
Tahun 2013 Tentang Perubahan atas Peraturan Kepala BKPM RI
Nomor 5 Tahun 2013. Menghubungi semua perusahaan baru yang
sudah mendapat IP untuk dibantu dalam pengurusan perizinan
lanjutan agar secepat mungkin dapat realisasi di Aceh.
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 41
6. Program Penyiapan Potensi Sumberdaya, Sarana dan Prasarana Daerah
Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan ketersediaan data potensi
sumberdaya, sarana dan prasarana daerah. Realisasi kegiatan mencapai
100% dari target yang direncanakan.
a. Kegiatan Kajian Potensi Sumber Daya yang terkait Investasi
Pelaksanaan :
Kegiatan ini meliputi kajian pengembangan investasi yang
dilaksanakan oleh pihak ketiga, yaitu CV. Jasa Konsultan Aceh
dengan judul “Master Plan Pengembangan Kawasan Industri
Lhokseumawe”
Hasil kajian ini menjadi bahan baru bagi kegiatan promosi investasi,
khususnya sektor pariwisata.
Dana yang dianggarkan untuk Kegiatan Kajian Potensi Sumber Daya yang
terkait Investasi adalah sebesar Rp 283.904.000,- dan dapat direalisasikan
sebesar Rp 283.904.000,- atau 100% dari target yang direncanakan. Hasil
kajian dicetak sebanyak 30 buku atau 15% dari yang direncanakan
sebanyak 200 buku dan disimpan pula dalam media digital sebanyak 50
keping atau 25% dari yang direncanakan sebanyak 200 buku.
7. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi
Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi Bidang Penanaman Modal
pada tahun kedua RPJMA 2012-2017 ini mencapai target yang direncanakan,
yaitu 72%. Ini ditunjukkan oleh keberhasilan di setiap indikator kinerja yang
hampir semuanya mencapai 100%.
Kegiatan Perencanaan Pengembangan Penanaman Modal Daerah
Pelaksanaan :
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 42
Yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah:
1. Dokumen perencanaan investasi dan laporan adalah sebanyak 200 buku
dan dapat direalisasikan sebanyak 510 buku atau 255% dari target yang
direncanakan.
2. Koordinasi perencanaan penanaman modal adalah 2 kali dan dapat
direalisasikan 1 kali atau 50% dari target yang direncanakan.
3. Koordinasi pada peserta perencanaan penanaman modal adalah sebesar 73
orang dan dapat terealisasikan sebesar 60 orang atau 82.19% dari target
yang direncanakan.
4. Sosisalisasi rencana bidang penanaman modal adalah sebesar 1 kali dan
dapat terealisasikan 1 kali atau 100% dari target yang direncanakan.
5. Sosialisasi jumlah peserta dalam rencana bidang penanaman modal adalah
sebanyak 58 orang dan dapat terealisasikan sebanyak 50 orang atau
86.20% dari target yang direncanakan.
6. Operasionalisasi Pusat Data dan Informasi (PUSDATIN) Investasi Aceh
menjadi salah-satu kegiatan utama tahun 2014. PUSDATIN dimaksudkan
untuk memenuhi kebutuhan calon investor sekaligus sebagai pelaksanaan
amanah UU Kebebasan Informasi Publik. Dimana pengunjung website
Badan Investasi dan Promosi Aceh tahun 2014 sebanyak 29.836
pengunjung meningkat 87,87% dari tahun 2013 sebanyak 15.881
pengunjung, serta pemanfaatan LED TV oleh dinas/instansi, universitas
dan Kabupaten/Kota pada tahun 2014 sebanyak 19 kali . Anggaran yang
ada digunakan untuk honorarium tim Pusdatin 12 bulan dan tenaga
kontrak Pusdatin 2 orang selama 12 bulan. Ini mencapai 100% dari yang
ditargetkan.
Dana yang dianggarkan untuk Kegiatan Perencanaan Pengembangan
Penanaman Modal Daerah adalah sebesar Rp 1.177.460.000,- dan dapat
direalisasikan sebesar Rp 1.086.264.417,- atau 92,25%. Secara umum,
100% rencana dapat direalisasikan.
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 43
Semua kegiatan yang dilaksanakan Badan Investasi dan Promosi Aceh dapat
dibaca berita pelaksanaannya pada Lampiran V.
B. Realisasi Anggaran
Badan Investasi dan Promosi Aceh melaksanakan 7 (tujuh) program utama pada
Tahun Anggaran 2014 dengan dukungan berbagai kegiatan. Ini merupakan
bagian dari pencapaian target Rencana Strategis 2012-2017. Beberapa kegiatan
tidak dianggarkan karena menyesuaikan dengan kebutuhan bidang penanaman
modal pada tahun kedua RPJM Aceh 2012-2017 ini.
Pagu Anggaran Tahun 2014 adalah sebesar Rp 21.949.722.043,- (dua puluh
satu miliar sembilan ratus empat puluh sembilan juta tujuh ratus dua puluh dua
ribu empat puluh tiga rupiah). Sedangkan realisasinya per 31 Desember 2014
adalah sebesar Rp 20.597.137.390,- (dua puluh miliar lima ratus sembilan
puluh tujuh juta seratus tiga puluh tujuh ribu tiga ratus sembilan puluh rupiah)
atau 93,84% dari pagu anggaran. Kinerja ini dinilai oleh Tim Pengendali dan
Percepatan Kegiatan (P2K) APBA sebagai prestasi yang sangat bagus (kategori
biru). Rinciannya dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut.
No Uraian Anggaran
(Rp)
Realisasi
Anggaran
(Rp)
%
1 Realisasi Pendapatan Negara
- Penerimaan Pajak Nihil Nihil
- Penerimaan Negara Bukan Pajak Nihil Nihil
- Penerimaan Hibah Nihil Nihil
2 Realisasi Belanja SKPA
A Belanja Tidak Langsung
- Belanja Pegawai 5.765.857.235 5.391.463.679 93,51
B Belanja Langsung
- Belanja Pegawai 880.660.000 849.310.000 96,44
- Belanja Barang dan Jasa 13.865.254.808 12.919.243.711 93,18
- Belanja Modal 1.437.950.000 1.437.120.000 99,94
Tabel 3.2 Tabel Realisasi Pendapatan dan Belanja Tahun Anggaran 2014
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 44
Rincian realisasi keuangan dan fisik program/kegiatan Badan Investasi dan
Promosi Aceh tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 3.3 di bawah ini.
NO Program /Kegiatan
Alokasi
Anggaran
(Rp)
Realisasi
Anggaran
(Rp)
Keuangan
(%) Fisik
(%)
A Program Pelayanan Admininstrasi
Perkantoran.
2,961,661,750 2,820,588,167 95.24 100
1 Kegiatan Penyediaan Jasa Surat Menyurat. 51,800,000 48,278,070 93.20 100
2 Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi
Sumber Daya Air dan Listrik.
401,800,000 312,192,797 77.70 100
3 Kegiatan Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor. 23,035,000 23,034,000 99.99 100
4 Kegiatan Penyediaan Alat Tulis Kantor. 72,420,750 72,418,000 99.99 100
5 Kegiatan Penyediaan Barang Cetakan &
Penggandaan.
102,400,000 100,867,000 98.50 100
6 Kegiatan Penyediaan Komponen Instalasi
Listrik/Penerangan Bangunan Kantor.
21,246,000 21,245,000 99.99 100
7 Kegiatan Penyediaan peralatan dan
perlengkapan kantor.
1,528,510,000 1,527,680,000 99.95 100
8 Kegiatan Penyediaan Bahan Bacaan dan
Peraturan Perundang-Undangan.
25,000,000 24,510,000 98.04 100
9 Kegiatan Penyediaan Makanan dan Minuman. 100,700,000 58,862,000 58.45 100
10 Kegiatan Rapat-rapat Koordinasi &
Konsultasi ke Luar Daerah.
204,450,000 202,801,300 99.19 100
Kegiatan Penyediaan Jasa Keamanan Kantor. Tidak dialokasikan pada tahun 2014
11 Kegiatan Peningkatan Pelayanan Administrasi
Perkantoran.
430,300,000 428,700,000 99.63 100
B Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur.
1,120,860,000 1,101,465,607 98.27 100
Kegiatan Pengadaan Peralatan Studio dan
Komunikasi.
Tidak dialokasikan pada tahun 2014
12 Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala
Kendaraan Dinas/ Operasional.
187,660,000 179,365,607 95.58 100
13 Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala
Perlengkapan Gedung Kantor.
193,000,000 192,854,000 99.92 100
14 Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Taman,
Tempat Parkir dan Halaman Kantor.
50,000,000 50,000,000 100.00 100
15 Kegiatan Rehabilitasi sedang/berat rumah
gedung Kantor.
690,200,000 679,246,000 98.41 100
C Program Peningkatan Disiplin Aparatur 143,000,000 143,000,000 100.00 100
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 45
16 Kegiatan Pengadaan Pakaian Dinas Beserta
Perlengkapannya.
85,000,000 85,000,000 100.00 100
17 Kegiatan Pengadaan Pakaian KORPRI. 29,000,000 29,000,000 100.00 100
18 Kegiatan Pengadaan Pakaian Khusus Hari-
Hari Tertentu.
29,000,000 29,000,000 100.00 100
D Program Peningkatan Promosi dan
Kerjasama Investasi.
9,979,329,058 9,259,191,770 93.00 62.50
19 Kegiatan Pengawasan dan Evaluasi Kinerja
dan Aparatur Badan Penanaman Modal
Daerah.
456,958,600 441,356,977 96.59 600
20 Kegiatan Peningkatan Kegiatan Pemantauan,
Pembinaan, dan Pengawasan Pelaksanaan
Penanaman Modal.
511,240,000 478,789,123 93.65 250
21 Kegiatan Peningkatan Kualitas Sumberdaya
Manusia guna Peningkatan Pelayanan
Investasi.
270,610,000 266,678,400 98.55 116
22 Kegiatan Peningkatan Promosi, Kerjasama
Investasi dan Pengembangan Potensi
Unggulan Daerah.
8,740,520,458 8,072,367,270 92.35 100
E Program Peningkatan Iklim Investasi dan
Realisasi Investasi.
517,650,000 511,259,750 98.77 100
23 Kegiatan Penyederhanaan Prosedur Perizinan
dan Peningkatan Pelayanan Penanaman
Modal.
517,650,000 511,259,750 98.77 80.56
F Program Penyiapan Potensi Sumberdaya,
Sarana dan Prasarana Daerah.
283,904,000 283,904,000 100.00 100
24 Kegiatan Kajian Potensi Sumber Daya yang
terkait Investasi.
283,904,000 283,904,000 100.00 100
G Program Perencanaan Pembangunan
Ekonomi.
1,177,460,000 1,086,264,417 92.25 100
25 Kegiatan Perencanaan Pengembangan
Penanaman Modal.
144,390,000 132,402,000 91.70 100
Tabel 3.3. Realisasi Anggaran Badan Investasi dan Promosi Aceh Tahun 2014
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 46
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
1. Badan Investasi dan Promosi merupakan instansi Pemerintah Aceh yang
diberikan tugas, tanggungjawab dan amanah untuk melakukan perumusan
kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan bidang penanaman modal.
2. Dalam melaksanakan tugasnya, Badan Investasi dan Promosi berlandaskan pada
tujuan, sasaran dan program kerja yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Aceh (RPJMA) Tahun 2012-2017 dan Rencana Strategis
Badan Investasi dan Promosi tahun 2012-2017.
3. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Investasi dan
Promosi Tahun 2014 ini menyajikan berbagai keberhasilan maupun kegagalan
capaian strategis yang tercermin dalam capaian indikator kinerja, terutama
Indikator Kinerja Utama (IKU) berdasarkan visi, misi, tujuan dan sasaran.
4. Hasil capaian kinerja sasaran yang ditetapkan secara umum dapat memenuhi
target dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Meskipun demikian,
berbagai kebijakan dan program perlu ditelaah untuk mencapai cita-cita
pembangunan yaitu kesejahteraan masyarakat.
B. Saran
1. LAKIP sebagai salah-satu laporan evaluasi perlu dijadikan salah-satu sumber
pertimbangan pembuatan kebijakan dan program di tahun 2014 dan tahun-tahun
sesudahnya agar meningkatkan kualitas dan manfaat kegiatan-kegiatan
pemerintah untuk kesejahteraan masyarakat.
2. SAKIP sebagai sebuah sistem evaluasi perlu dijadikan sebagai ukuran kinerja
organisasi pemerintah secara nyata dan akuntabel, dengan menerapkan fungsi
reward and punishment yang tegas dan ketat.
LAKIP Badan Investasi dan Promosi Aceh 2014 47
Lampiran
Lampiran I – Indikator Kinerja Utama (IKU).
Lampiran II – Perjanjian Kinerja Tahun 2014
Lampiran III – Matriks Pengukuran Kinerja Badan Investasi dan Promosi
Tahun Anggaran 2014.
Lampiran IV – Jadwal Kerja Badan Investasi dan Promosi Aceh Tahun 2014.
Lampiran V – Dokumentasi Foto dan Berita Kegiatan Tahun 2014.
Lampiran VI – Rekam Jejak P2K-APBA.
Lampiran VII – Data Operasional Pusdatin Tahun 2014
Lampiran I – Indikator Kinerja Utama
(IKU)
Lampiran II – Perjanjian
Kinerja Tahun 2014
Pelaksanaan Permasalahan Substansi KegiatanPermasalahan Kecukupan
SDM/Anggaran/SaranaSolusi
1 2 3 4 5 6 7
Program Pelayanan
Admininstrasi
Perkantoran.
Secara umum, kebutuhan administrasi kantor pada Tahun
Anggaran 2014 terpenuhi dan membuat tugas-tugas bidang
penanaman modal dapat dilaksanakan dengan baik.
Masih belum tersedia beberapa
kebutuhan, antara lain:
pengurus/imam mushalla, papan
struktur organisasi, papan nama
ruang/bidang, papan nama pejabat
eselon dan pegawai, papan visi dan
misi, papan pengumuman, papan
informasi dan papan denah kantor.
Perlu disediakan 1 orang pengurus mushalla, 1 papan
struktur organisasi, 1 papan untuk informasi, 1 papan
pengumuman, 1 papan pada masing-masing bidang, dan
papan nama untuk semua pejabat/pegawai.
Kegiatan
Penyediaan Jasa
Surat Menyurat.
Kegiatan ini meliputi pengiriman surat-surat dinas, belanja
perangko, materai dan benda-benda pos lainnya serta
pengiriman paket dinas jangka waktu 12 bln.
Caraka/pengantar surat yang
menangani masalah pengiriman
surat dan pengiriman paket dinas
belum terpenuhi sesuai kebutuhan.
Penambahan 1 (satu) orang caraka/pengantar surat.
Kegiatan
Penyediaan Jasa
Komunikasi Sumber
Daya Air dan Listrik.
Kegiatan ini meliputi pembayaran jasa rekening telepon 7
saluran, biaya air PDAM dan biaya rekening listrik kantor.
Jangka waktu 12 bln Listrik; 12 bln Telepon; 12 bln Jasa Air.
Kegiatan
Penyediaan Jasa
Kebersihan Kantor.
Kegiatan ini meliputi pembayaran honorarium pegawai
honorer/tidak tetap dan pembelian peralatan kebersihan dan
bahan kebersihan kantor. Luasan lantai/lahan yang dikelola
adalah Lt 1 = 1135m2; Lt 2 = 1135m2; dan halaman = 385m2.
Kegiatan
Penyediaan Alat
Tulis Kantor.
Kegiatan ini meliputi belanja alat tulis kantor.
Kegiatan
Penyediaan Barang
Cetakan &
Penggandaan.
Kegiatan ini meliputi pencetakan dokumen-dokumen dinas
dan foto copy surat-surat dan blangko kedinasan.
Sasaran 1:
Terlayaninya
Kebutuhan
Administrasi
Perkantoran.
Kondisi Awal
RPJMA Tahun 2012
MATRIKS PENILAIAN KINERJA BADAN INVESTASI DAN PROMOSI Tahun Anggaran 2014
Sasaran Program /Kegiatan
Evaluasi
FORM 2
1
Pelaksanaan Permasalahan Substansi KegiatanPermasalahan Kecukupan
SDM/Anggaran/SaranaSolusi
1 2 3 4 5 6 7
Sasaran 1:
Terlayaninya
Kebutuhan
Administrasi
Perkantoran.
Kondisi Awal
RPJMA Tahun 2012Sasaran Program /Kegiatan
Evaluasi
Kegiatan
Penyediaan
Komponen Instalasi
Listrik/Penerangan
Bangunan Kantor.
Kegiatan ini meliputi pembelian alat-alat listrik dan elektronik
(lampu pijar batere kering).
Mesin genset yang sekarang ada
tidak mencukupi daya untuk
menghidupkan listrik sesuai dengan
kebutuhan kantor pada saat terjadi
pemadaman listrik oleh PLN.
Pengadaan 1 (satu) mesin genset yang baru sesuai dengan
kebutuhan kantor dengan fasilitas hidup secara otomatis jika
listrik PLN mati.
Kegiatan
Penyediaan
peralatan dan
perlengkapan
kantor.
Kegiatan ini meliputi pengadaan barang dan honorarium tim
pengadaan/pemeriksaan barang dan jasa.
Belum semua ruang Kepala
Bidang/Sekretaris memiliki televisi.
Begitu pula lemari-lemari kerja ada
yang tidak layak lagi untuk
digunakan.
Pengadaan TV baru dan lemari baru di setiap ruang pejabat
kantor.
Kegiatan
Penyediaan Bahan
Bacaan dan
Peraturan
Perundang-
Undangan.
Kegiatan ini meliputi belanja surat kabar/majalah (Serambi
Indonesia;
Kompas; Waspada;
Majalah Tempo; The jakarta Post; dan Bisnis Indonesia) buku-
buku sebagai sumber informasi dan peraturan yang ada.
Kegiatan
Penyediaan
Makanan dan
Minuman.
Kegiatan ini meliputi penyediaan makanan dan minuman
keperluan rapat dan untuk tamu. Direncanakan sebanyak
2.675 OK (orang kerja).
Kegiatan Rapat-
rapat Koordinasi &
Konsultasi ke Luar
Daerah.
Kegiatan ini meliputi pertemuan di dalam dan luar daerah
dalam rangka koordinasi dan konsultasi, 24 orang
bimtek/kursus singkat/diklat.
Kegiatan
Penyediaan Jasa
Keamanan Kantor.
Tidak dialokasikan pada Tahun Anggaran 2014
Rata-rata capaian kinerja pada Sasaran 1
Sasaran 2:
Peningkatan
Sarana dan
Prasarana
Aparatur.
Program
Peningkatan Sarana
dan Prasarana
Aparatur.
Secara umum, kebutuhan sarana dan prasarana aparatur
pada tahun 2014 terpenuhi dan membuat tugas-tugas
bidang penanaman modal dapat dilaksanakan dengan baik.
Toilet kurang memadai, parkir
kendaraan roda empat kurang
memadai, tidak ada penampungan
air (polytank), pipa air banyak yang
bocor, serta kurang armada
kenderaan dinas untuk menjemput
tamu dan kegiatan lapangan.
Rehap/perbaikan toilet, perbaikan atau penambahan tempat
parkir, penambahan 1 (satu) polytank ukuran besar, ganti
jaringan air yang baru, penambahan 1 (satu) kendaraan dinas
ukuran besar khusus tamu, dan penambahan 2 (dua)
kendaraan double cabin untuk kegiatan lapangan.
2
Pelaksanaan Permasalahan Substansi KegiatanPermasalahan Kecukupan
SDM/Anggaran/SaranaSolusi
1 2 3 4 5 6 7
Sasaran 1:
Terlayaninya
Kebutuhan
Administrasi
Perkantoran.
Kondisi Awal
RPJMA Tahun 2012Sasaran Program /Kegiatan
Evaluasi
Kegiatan Pengadaan
Peralatan Studio
dan Komunikasi.
Kegiatan ini berupa pengadaan alat-alat studio dan komputer
untuk Pusdatin Badan Investasi dan Promosi Aceh.
Kegiatan
Pemeliharaan
Rutin/Berkala
Kendaraan Dinas/
Operasional.
Kegiatan ini meliputi: pembelian suku cadang mobil dinas,
pembelian suku cadang roda dua, pembelian bahan bakar
dan pelumas mobil dan kenderaan roda dua, belanja Surat
Tanda Kenderaan Bermotor (STNK) mobil dan kendaraan
roda dua serta pengiriman 2 unit mobil hibah BKPM.
Perbaikan dan pembelian suku cadang masih belum
memenuhi kebutuhan.
Anggaran untuk
perbaikan/pembelian suku cadang
mobil/kendaraan dinas tidak
mencukupi.
Penambahan anggaran untuk perbaikan/pembelian suku
cadang kendaraan setidaknya sebesar Rp.100.000.000,-
Kegiatan
Pemeliharaan
Rutin/Berkala
Perlengkapan
Gedung Kantor.
Kegiatan ini meliputi jasa service peralatan dan
perlengkapan.
Kegiatan
Pemeliharaan
Rutin/Berkala
Taman, Tempat
Parkir dan Halaman
Kantor.
Tidak dialokasikan pada Tahun Anggaran 2014
Kegiatan
Rehabilitasi
sedang/berat
rumah gedung
Kantor.
Kegiatan ini terdiri dari 4 paket pekerjaan rehabilitasi
terhadap gedung kantor, terutama pada bagian-bagian yang
telah rusak atau tidak dapat digunakan sebagaimana
fungsinya.
Rata-rata capaian kinerja pada Sasaran 2
3
Pelaksanaan Permasalahan Substansi KegiatanPermasalahan Kecukupan
SDM/Anggaran/SaranaSolusi
1 2 3 4 5 6 7
Sasaran 1:
Terlayaninya
Kebutuhan
Administrasi
Perkantoran.
Kondisi Awal
RPJMA Tahun 2012Sasaran Program /Kegiatan
Evaluasi
Sasaran 3:
Meningkatnya
jumlah penanam
modal.
Program
Peningkatan
Promosi dan
Kerjasama
Investasi.
105 Perusahaan Minat investasi pada tahun 2014 yaitu: PMA 66, PMDN 18
Sebanyak 39 PMDN dan 19 PMA telah mendapat
persetujuan Izin Persetujuan (IP) pada tahun 2014.
Selain itu, program ini dapat dikatakan berhasil
meningkatkan realisasi investasi sebesar 6,2 triliun di akhir
tahun 2014 karena telah melampaui ketetapan target
investasi.
Di lain pihak, kegiatan promosi diperbaiki kualitasnya
dengan strategi membuat buku detailed planed yang
menawarkan langsung proyek-proyek investasi baik
infrastruktur maupun pengolahan komoditas unggulan.
Keikutsertaan pada forum bisnis juga berubah dari sekedar
peserta suatu event menjadi sebagai pembicara.
Kurang koordinasi antar bidang/sektor/SKPA terkait
sehingga terkesan masing-masing SKPA berjalan
sendiri dalam implementasi program kegiatan
investasi.
Kurangnya SDM yang pro investasi terutama di
instansi terkait di kabupaten/kota.
Layanan terhadap calon investor di instansi terkait
Kabupaten/kota masih belum terfokus secara
maksimal.
Kurangnya pemahaman masyarakat akan pentingnya
investasi serta manfaatnya bagi peningkatan
ekonomi.
Pemantauan Kegiatan Penanaman Modal belum
dilaksanakan secara maksimal
SDM bidang promosi perlu
ditambah untuk mendukung
pelayanan.
Kepada calon investor agar yakin
untuk berinvestasi di Aceh.
Juga perlu kerjasama dengan
berbagai elemen masyarakat yang
potensial untuk mendukung
promosi investasi.
Anggaran promosi perlu ditambah
untuk melaksanakan promosi
secara sistematis & professional.
Sarana promosi perlu ditingkatkan
untuk mendukung kegiatan
promosi agar lebih professional.
Perlunya pembenahan pola koordinasi antara
bidang/sektor/SKPA terkait.
Penyiapan SDM yang pro-investasi. Semua aparatur
pemerintah, baik pada instansi terkait di provinsi maupun di
kabupaten/kota, hingga ke gampong, harus memiliki
wawasan, persepsi serta komitmen yang sama akan
pentingnya investasi, dan memberikan pelayanan terbaik
kepada calon investor.
Penguatan kelembagaan investasi di kabupaten/kota. Jika
saat ini lembaga yang menangani investasi di daerah masih
berada di bawah instansi lain seprti BAPPEDA, maupun
Bagian Ekonomi, ke depan diharapkan semua
kabupaten/kota dapat membentuk lembaga khusus bidang
koordinasi penanaman modal, agar pelayanan kepada calon
investor dapat optimal.
Perlunya sosialisasi tentang investasi kepada masyarakat
secara umum untuk memahami pentingnya investasi agar
senantiasa mendukung dan ikut serta menjaga keamanan
dan kenyamanan berinvestasi di Aceh.
Hal yang diperbaiki adalah kegiatan pemantauan ke
perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan pengiriman
Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM).
Kegiatan
Pengawasan dan
Evaluasi Kinerja dan
Aparatur Badan
Penanaman Modal
Daerah.
Kegiatan ini meliputi penguatan kelembagaan IPMK dan
PTSP, evaluasi kinerja aparatur Penanaman Modal,
menghadiri undangan rapat dan pembinaan bidang
Penanaman Modal pada Kabupaten/Kota, dan mendampingi
tamu BKPM/Instansi terkait & investor.
Kegiatan ini meliputi cetak buku analisis jabatan & angka
beban kerja.
Kegiatan ini meliputi cetak Buku Agenda Kerja Badan
Investasi dan Promosi Aceh Tahun 2014.
Kualitas cetakan masih belum memuaskan. Kualitas pencetakan dan kertas perlu ditingkatkan. Informasi
yang ada di dalam buku agenda perlu diperbaharui.
4
Pelaksanaan Permasalahan Substansi KegiatanPermasalahan Kecukupan
SDM/Anggaran/SaranaSolusi
1 2 3 4 5 6 7
Sasaran 1:
Terlayaninya
Kebutuhan
Administrasi
Perkantoran.
Kondisi Awal
RPJMA Tahun 2012Sasaran Program /Kegiatan
Evaluasi
Kegiatan
Peningkatan
Kegiatan
Pemantauan,
Pembinaan, dan
Pengawasan
Pelaksanaan
Penanaman Modal.
Melalui informasi dari Laporan Kegiatan Penanaman Modal
(LKPM) yang dihimpun, ada 200 perusahaan/ proyek yang
dapat dicatat realisasi nilai investasinya, dengan rincian:
PMDN 145 perusahaan/ proyek dan PMA 55 perusahaan/
proyek. Nilai realisasi PMDN sebesar Rp 5.889.239.205.118,
sedangkan PMA sebesar Rp 854.076.298.050
Banyak perusahaan yang belum patuh melaporkan
LKPM secara tepat waktu dan berkesinambungan,
alamat perusahaan sering berubah tapi tidak
dilaporkan, dokumen perusahaan tidak tersedia di
lokasi proyek, sehingga menyulitkan perolehan data
dan informasi di lokasi, serta wakil perusahaan yang
dihubungi masih belum semua mengetahui
perkembangan realisasi investasi perusahaannya.
Tenaga evaluasi LKPM masih
kurang, baik dari segi jumlah
maupun kompetensinya. Demikian
pula kendaraan operasional yang
mampu beroperasi di segala medan
belum ada.
Perlu adanya tambahan tenaga evaluasi LKPM untuk
melakukan verifikasi atas LKPM yang diterima dengan
mengoptimalkan SDM yang ada di kantor. Perlu sistem
elektronik input data LKPM yang mudah dipakai petugas
untuk mempercepat dan memperkecil kesalahan data base.
Perlu adanya kendaraan yang bisa masuk ke lokasi proyek
terutama untuk proyek perkebunan dan pertambangan.
Menegur perusahaan yang tidak menyampaikan LKPM
melalui Surat Teguran dan perlu adanya sanksi sesuai
ketentuan. Perlu dilakukan komunikasi dan koordinasi
dengan kantor pusat, dan setiap perusahaan yang
berinvestasi di Aceh agar membuka kantor di Aceh. Perlu
diberi pembinaan kepada perusahaan agar menyampaikan
kewajibannya untuk mengirimkan LKPM secara
berkesinambungan dan benar sesuai ketentuan.
Melakukan pemantauan 49 kali, pengawasan 4 kali,
selebihnya untuk menghadiri rapat-rapat.
Perlu dilakukan komunikasi dan koordinasi dengan kantor
pusat PMA/PMDN agar membuka kantornya di Aceh.
Penciptaan kawasan industri akan memudahkan komunikasi
dan koordinasi dengan PMA/PMDN. Perlu diberi pembinaan
kepada perusahaan agar menyampaikan kewajibannya untuk
mengirimkan LKPM secara berkesinambungan dan benar
sesuai ketentuan.
Melakukan pemantauan 134 kali, selebihnya untuk mengikuti
rapat-rapat dan konsolidasi data (dalam dan luar daerah)
Jumlah serapan tenaga kerja tahun 2014 sebanyak 13.811
orang dengan penggunaan Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
13.689 orang dan Tenaga Kerja Asing (TKA) 122 orang.
Perlu digalakkan investasi yang padat karya (lebih banyak
menggunakan tenaga kerja), sehingga lebih banyak lapangan
kerja baru yang tersedia untuk menurunkan tingkat
pengangguran.
Kegiatan ini (APBA) meliputi pemantauan kepada perusahaan
baik PMDN maupun PMA di 8 Kabupaten/Kota (Aceh Barat,
Aceh Jaya, Pidie Jaya, Bener Meriah, Lhokseumawe, Aceh
Singkil, Aceh Tamiang, Aceh Pidie)
Kapasitas tim pemantauan masih
belum memadai.
Kualitas pemantauan perlu ditingkatkan dengan pembinaan
kepada aparatur tenaga pemantauan realisasi penanaman
modal provinsi dan kab/kota.
Kegiatan ini (APBN) meliputi pemantauan kepada perusahaan
baik PMDN maupun PMA di 20 Kabupaten/Kota (Kecuali Kab.
Aceh Tenggara, Gayo Lues, dan Simelue)
5
Pelaksanaan Permasalahan Substansi KegiatanPermasalahan Kecukupan
SDM/Anggaran/SaranaSolusi
1 2 3 4 5 6 7
Sasaran 1:
Terlayaninya
Kebutuhan
Administrasi
Perkantoran.
Kondisi Awal
RPJMA Tahun 2012Sasaran Program /Kegiatan
Evaluasi
Kegiatan ini meliputi pengawasan kepada perusahaan yang
memiliki permasalahan dalam realisasi pelaksanaan
penanaman modal
Diharapkan perusahaan dapat melaporkan permasalahan
yang dihadapi dan realisasi importasi mesin, sehingga
menjadi bahan dasar dalam melakukan pengawasan.
Kegiatan ini meliputi Bimbingan Teknis SPIPISE LKPM bagi
perusahaan yang diikuti oleh Perusahaan.
Perusahaan masih sedikit yang menyampaikan LKPM
melalui SPIPISE, padahal sebagian sudah
mendapatkan kode akses.
Pembinaan kepada perusahaan harus terus dilakukan, dan
diharapkan perusahaan dapat mengisi sendiri LKPM melalui
SPIPISE.
Kegiatan ini meliputi Rapat Koordinasi Pengendalian
Pelaksanaan Penanaman Modal, Rapat Koordinasi dengan
Instansi Teknis dan Kabupaten/ Kota di Provinsi Aceh yang
diikuti oleh Instansi Teknis dan Penanaman Modal se-Aceh.
Instansi penanaman modal belum melakukan
koordinasi optimal dengan perusahan yang berda di
lokasi masing-masing. Masih sedikit dari Instansi
penanaman modal kab/ kota yang melaksanakan
kegiatan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan
penanaman modal.
Rapat koordinasi harus dihadiri oleh pengambil kebijakan,
baik dari instansi terkait maupun dari perusahaan agar
pengambilan kebijakan dapat segera diambil untuk menjadi
solusi bagi masalah yang sedang dihadapi. Perlu peningkatan
kerjasama, konsolidasi dengan pemerintah pusat dan daerah
mengenai data dan informasi realisasi investasi yang
disampaikan perusahaan. Perlu meningkatkan sosialisasi
Kebijakan dan Strategi Pengendalian Pelaksanaan Realisasi
Penanaman Modal bagi PDKPM dan instansi teknis
Kabupaten/Kota.
Pembentukan satuan tugas (Tim Taskforce) . Kegiatan rapat
taskforce pertama telah memfasilitasi permasalahan
perusahaan PT. Kamadhenu Ventures Indonesia dan PT.
Mandum Payah Tamita. Kegiatan taskforce kedua, yaitu
memfasilitasi permasalahan PT. Velcan Ilthabi Hydropower,
PT. Ingako Energy, PT. Agrabudi Jasa Bersama, PT. Senagan
Coco Lestari, PLTU Nagan Raya, PLTA Peusangan.
Instansi teknis provinsi dan kab/ kota belum
sepenuhnya menindaklanjuti hasil rapat taskforce .
Tim Taskforce belum melakukan kunjungan lapangan.
Diharapkan instansi teknis provinsi dan kab/kota dapat
menindaklanjuti secara optimal permasalahan perusahaan
seperti masalah lahan, regulasi teknis, dll. Tim Taskforce
perlu turun ke lapangan untuk mengetahui persis
permasalahan yang dihadapi perusahaan dan masyarakat
setempat.
Kegiatan ini meliputi iklan pengumuman di media cetak
tentang kewajiban perusahaan untuk menyampaikan LKPM
sebagaimana amanah dari Perka BKPM No. 3 Tahun 2012
tentang Pedoman dan Tatacara Pengendalian Pelaksanaan
Penanaman Modal.
Sarana web
investasi.acehprov.go.id dan media
publikasi LED telah digunakan untuk
mempublikasikan hal-hal terkait
LKPM. Media elektronik ini tidak
saja mudah diakses publik tapi juga
lebih efisien.
Publikasi tentang LKPM dapat dilakukan setiap triwulan
dengan dengan memasukkan jumlah perusahaan yang belum
menyampaikan LKPM dan yang tidak aktif.
Kegiatan ini meliputi pemantauan dan pengawasan kepada
perusahaan baik PMDN maupun PMA di 9 Kabupaten/Kota
(Aceh Barat, Aceh Tengah, Aceh Selatan, Aceh Besar, Pidie,
Sabang, Bener Meriah, Lhokseumawe, dan Aceh Tamiang).
6
Pelaksanaan Permasalahan Substansi KegiatanPermasalahan Kecukupan
SDM/Anggaran/SaranaSolusi
1 2 3 4 5 6 7
Sasaran 1:
Terlayaninya
Kebutuhan
Administrasi
Perkantoran.
Kondisi Awal
RPJMA Tahun 2012Sasaran Program /Kegiatan
Evaluasi
Kegiatan ini meliputi pengawasan kepada perusahaan
terhadap fasilitas (keringanan bea importasi mesin) yang
pernah diterima dari pemerintah yaitu PT Beurata Subur
Persada dan PT Potensi Bumi Sakti.
Kegiatan ini meliputi Bimbingan Teknis Pengendalian
Pelaksanaan Penanaman Modal yang diikuti oleh Instansi
Teknis dan Perusahaan.
Kegiatan ini meliputi Rapat Koordinasi Pengendalian
Pelaksanaan Penanaman Modal di Wilayah Timur dan di
Wilayah Barat yang diikuti oleh Instansi Teknis dan
Perusahaan di wilayah timur dan wilayah barat provinsi Aceh.
Rapat koordinasi harus dihadiri oleh pengambil kebijakan,
baik dari instansi terkait maupun dari perusahaan agar
pengambilan kebijakan dapat segera diambil untuk menjadi
solusi bagi masalah yang sedang dihadapi. Perlu peningkatan
kerjasama, konsolidasi dengan pemerintah pusat dan daerah,
mengenai data dan informasi realisasi investasi yang
disampaikan perusahaan. Perlu meningkatkan sosialisasi
Kebijakan dan Strategi Pengendalian Pelaksanaan Realisasi
Penanaman Modal bagi PDKPM dan instansi teknis
Kabupaten/Kota.
Pembentukan satuan tugas (Taskforce) untuk menyelesaikan
persoalan-persoalan yang dihadapi perusahaan penanaman
modal di Aceh. Taskforce terdiri dari unsur Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM), Badan Investasi dan Promosi
Aceh, serta instansi Pemerintah terkait lainnya, baik dari
pusat maupun daerah. Tahun 2013 memfasilitasi
permasalahan perusahan PT Sabang Mirae Energy, dan
Perusahaan group Vogo (PT. Vogo Kora, PT. Vogo Blessing
Aha, PT. Vogo Kora Utama, PT. Vogo Kora Indonesia, PT. Vogo
PDPA Permina, dan PT. Vogo PDPA Permata). Perusahaan
diberi tenggang waktu selama 1 bulan untuk menindaklanjuti
hasil permasalahan yang dibahas bersama.
7
Pelaksanaan Permasalahan Substansi KegiatanPermasalahan Kecukupan
SDM/Anggaran/SaranaSolusi
1 2 3 4 5 6 7
Sasaran 1:
Terlayaninya
Kebutuhan
Administrasi
Perkantoran.
Kondisi Awal
RPJMA Tahun 2012Sasaran Program /Kegiatan
Evaluasi
Kegiatan ini meliputi iklan pengumuman di media cetak
tentang kewajiban perusahaan untuk menyampaikan LKPM
sebagaimana amanah dari Perka BKPM No. 3 Tahun 2012
tentang Pedoman dan Tatacara Pengendalian Pelaksanaan
Penanaman Modal.
Sarana web
investasi.acehprov.go.id dan media
publikasi LED telah digunakan untuk
mempublikasikan hal-hal terkait
LKPM. Media elektronik ini tidak
saja mudah diakses publik tapi juga
lebih efisien.
Publikasi tentang LKPM dapat dilakukan satu kali dengan
dengan memasukkan jumlah perusahaan yang belum
menyampaikan LKPM dan yang tidak aktif.
Kegiatan Kajian
Potensi Sumber
Daya yang terkait
dengan Investasi.
Kajian dilakukan bersama dengan pihak ketiga, jasa
konsultansi, yaitu CV. Jasa Lingkungan Aceh, Judulnya adalah
“Master Plan Pengembangan Kawasan Industri
Lhokseumawe.” Hasil kajian ini menjadi bahan bagi
pengembangan kawasan industri di Aceh
Hasil kajian belum disosialisasikan. Hasil kajian
menyebutkan bahwa masih ada kendala status tanah
dalam dari sebagian dalam kawasan industri
Lhokseumawe
Diharapkan hasil kajian dapat disosialisasikan kepada pihak-
pihak terkait. Pemerintah Kota Lhokseumawe dan Aceh
Utara dapat menyelesaikan status lahan yang belum siap
pakai.
Kegiatan
Peningkatan
Kualitas
Sumberdaya
Manusia guna
Peningkatan
Pelayanan Investasi.
Kegiatan ini meliputi honorarium non PNS, belanja barang
dan jasa, makan minum dan perjalanan dinas dalam/luar
daerah dalam rangka bimbingan ketentuan/kebijakan
penanaman modal.
Kegiatan ini meliputi keikutsertaan aparatur dalam
training/seminar di luar negeri.
Kegiatan: Kerjasama dengan Pemerintah China dalam
"Human Resource development Cooperation Program"
dengan mengirimkan staf senior BIP ke China untuk
mengikuti beberapa seminar:
- Seminar Course on Tourism Industry Cooperation for China
and BIMP-EAGA in 2014 - The 2014 Seminar on Agricultural
Management for Officials of ASEAN Countries - 2014
- Seminar on Human Resource Development
8
Pelaksanaan Permasalahan Substansi KegiatanPermasalahan Kecukupan
SDM/Anggaran/SaranaSolusi
1 2 3 4 5 6 7
Sasaran 1:
Terlayaninya
Kebutuhan
Administrasi
Perkantoran.
Kondisi Awal
RPJMA Tahun 2012Sasaran Program /Kegiatan
Evaluasi
Kegiatan
Peningkatan
Promosi, Kerjasama
Investasi dan
Pengembangan
Potensi Unggulan
Daerah.
Proyek-proyek investasi yang ditawarkan adalah sebagai
berikut:
1). AGRO INDUSTRI:
1.1. Food Crops & Horticultura a. Pabrik Pengolahan Padi
(daerah potensial: Pidie, Aceh Utara, Aceh Besar, Bireuen,
Aceh Timur). b. Industri Pengolahan Pakan Ternak dari Jagung
dan kedelai (daerah potensial: Aceh Selatan & Aceh
Tenggara, Pidie, Pidie Jaya, Aceh Utara, Aceh Tamiang, Aceh
Barat dan Aceh Tenggara).
1.2 Fruits & Vegetable a. Pengembangan
pertanianhortikultura organik (daerah potensial: Bener
Meriah).
1.3 Perkebunan
a. Industri pengolahan sawit dan berbagai turunan hasil sawit
(daerah potensial: Aceh Tamiang, Aceh Singkil dan Nagan
Raya). b. Industri
Pengolahan Karet (daerah potensial: Aceh Timur, Aceh
Tamiang & Aceh Barat).
c. Industri Pengolahan dan Pengemasan Kakao (daerah
potensial: Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Tamiang, Aceh Tenggara,
dan Aceh Barat Daya.
d. Industri Pengolahan Kopi (daerah potensial: Bener Meriah,
Aceh Tengah, dan Gayo Lues).
e. Industri Pengolahan Kelapa (daerah potensial: Aceh Besar,
Bireuen & Aceh Utara)
f. Industri Pengolahani Nilam (daerah potensial: Aceh Jaya,
Kabupaten/Kota belum fokus menyediakan lahan
untuk kegiatan investasi. Perencanaan kegiatan
promosi investasi perlu diperbaiki, tidak saja untuk
kebutuhan operasional dan barang/jasa tapi untuk
memenuhi outcome program ini.
Untuk proyek hydropower, perlu koordinasi intensif dengan
instansi terkait, seperti Badan Pertanahan
Nasional (BPN), Perusahaan Listrik Negara (PLN), dan
berbagai SKPA sektoral, untuk mendapatkan informasi lahan
dan kecukupan energi listrik untuk industri.
Pemerintah Aceh perlu belajar dan meniru kebijakan positif
yang telah dipraktikkan oleh negara/daerah lain. Dalam hal
pemberian insentif nonfiskal, banyak tanah yang berstatus
milik pemerintah daerah yang dapat dimanfaatkan oleh para
investor. Namun, saat ini, peraturan kerja sama lahan, yaitu
Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah dan Permendagri No.22 Tahun
2009 tentang Petunjuk Teknis Tatacara Kerjasama Daerah,
dipandang belum proinvestasi.
1.4 Peternakan a. Aceh Beef Industri (daerah potensial: Aceh
Besar, Pidie, Bener Meriah, Nagan Raya dan Aceh Tengah).
1.5. Perikanan
a.International Fishing Port Lampulo, Banda Aceh.
b. Pelabuhan Ikan Idi, Aceh Timur
9
Pelaksanaan Permasalahan Substansi KegiatanPermasalahan Kecukupan
SDM/Anggaran/SaranaSolusi
1 2 3 4 5 6 7
Sasaran 1:
Terlayaninya
Kebutuhan
Administrasi
Perkantoran.
Kondisi Awal
RPJMA Tahun 2012Sasaran Program /Kegiatan
Evaluasi
2). INFRASTRUCTURE & ENERGI
a.Layanan Roll-on/Roll-off Cargo Ferry Service, Langsa dan
Krueng Geukeh
b.Geothermal Power Plant (Pembangunan Pembangkit Listrik
Tenaga Panas Bumi), Bener Meriah
c. Hydro Power Plant (Pembangkit Listrik Tenaga Air) -
Pembangunan infrastruktur 'Jambo Aye Multipurpose
Reservoir,' Aceh Utara.
3). PARIWISATA
a. Kawasan pariwisata "Krueng Aceh River Walk," Banda
Aceh. b. Kawasan pariwisata "Ulee Lheu
Beach and Recreation," Banda Aceh.
4) Sabang Free Port & Free Trade Zone Project (Layanan
Kawasan Perdagangan dan Pelabuhan Bebas Sabang)
5) Aceh Industrial & Trading Estate (Ladong, Aceh Besar)
Kegiatan-Kegiatan Promosi Investasi:
1. Aceh Investment Promotion (AIP) dilaksanakan di Hermes
Palace Hotel, Banda Aceh pada 20 Mei 2014 yang dihadiri
oleh 330 orang dari SKPA, DPRA, sektor swasta, Kadin,
asosiasi, duta besar, konsulat dan chamber of comerse
negara sahabat.
Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan profil investasi
Aceh kepada calon investor, membangun komitmen bersama
guna meningkatkan image positif tentang kondisi dan situasi
terkini Aceh dan menginput hambatan dan permasalahan
yang dihadapi dunia usaha untuk segera dicarikan solusinya.2. Indonesia-Malaysia-Thailand -Growth Triangle (IMT-GT)
merupakan kerjasama untuk meningkatkan kesejahteraan
dan pertumbuhan ekonomi terutama di daerah perbatasan
di kawasan anggota IMT-GT. Diselenggarakan di Hermes
Palace Hotel, Banda Aceh pada 11-14 September 2014.
Kegiatan ini dIhadiri oleh 300 orang, mulai dari menteri dan
gubernur/wakil gubernur dari 3 negara, konjen negara
sahabat, SKPA, perbankan, dan pengusaha dari tiga negara
tersebut. Kegiatan yang dilaksanakan yaitu: Joint Buisness
Council (JBC), Senior Official Meeting (SOM), 11th Chief
Minister and Governors' Forum (CMGF) dan 20th Ministerial
Meeting (MM).
Inisiasi baru masih dalam tahap perencanaan. Perlu diperkuat koordinasi dan kerjasama promosi investasi
antara pemerintah dengan pelaku usaha dengan
mengedepankan kemitraan dengan masyarakat
Mempercepat realisasi inisiasi baru IMT-GT, konektivitas
Andaman (Phuket-Sabang) dengan koordinasi dan
komunikasi yang intensif antar Phuket-Aceh.
10
Pelaksanaan Permasalahan Substansi KegiatanPermasalahan Kecukupan
SDM/Anggaran/SaranaSolusi
1 2 3 4 5 6 7
Sasaran 1:
Terlayaninya
Kebutuhan
Administrasi
Perkantoran.
Kondisi Awal
RPJMA Tahun 2012Sasaran Program /Kegiatan
Evaluasi
3. Aceh Expo dilaksanakan pada 21-25 Juni 2014. Kegiatan ini
bertujuan untuk memberikan informasi potensi investasi
Aceh dan masyarakat dapat berdialog dan bertukar pikiran
mengenai iklim investasi terkini dan tantangan yang dihadapi.
4. Gelar Potensi Investasi Daerah (GPID) di Makasar pada 10-
15 Juni 2014. Kegiatan ini meliputi seminar dan forum
bekerjasama dengan BKPM. Pertemuan: Seminar Nasional
Investasi. Pameran Investasi daerah dan One on One
Meeting: 1) Uni European - Trade and Cooperation,
membahas potensi terkait sektor infrastruktur, energi
terbaharukan, pengembangan agro industri untuk
memperkuat ketahanan pangan 2) PT. Pacific Energy Co. Ltd
(Korea), Investasi Agroindustri, pengolahan kopi dan beras di
Kab Aceh tengah, dll 3) Jeil Teknos Co. Ltd (Korea),
Pembangunan industri kapal/spare part (mencari lahan
seluas150.000 m2)5. Trade Expo yang dilaksanakan oleh BKPM dan beberapa
Kementrian lainnya mulai tanggal 8 s/d 12 Oktober 2014 di
Jakarta merupakan pameran dagang internasional terbesar di
Indonesia yang bertujuan mempromosikan potensi maupun
berbagai produk dan jasa buatan dalam negeri yang
berkualitas internasional dan telah diakui di mancanegara.
Kegiatan ini meliputi Gelar Potensi Investasi Daerah, Seminar
pertemuan konsultasi, field visit ke Jababeka Industrial Estate
di Cikarang, dan one on one meeting dengan Solartech Co.
Ltd dari Korea Selatan untuk membahas potensial solar
power.
Waktu yang terbatas untuk membahas rencana
peluang investasi dengan calon investor di one on one
meeting
Pekan Raya Jakarta (6 Juni s.d 6 Juli 2014) Kegiatan ini
bertujuan memberikan informasi potensi budaya Aceh
melalui UKM dari Kabupaten/Kota.
Belum semua pengrajin dari 23 kab/kota yang
potensial dapat berpartisipasi dalam PRJ untuk
mempromosikan produk unggulan.
Perlu ada slot booth untuk 23 kab/kota di PRJ
Pameran Penang Fair merupakan salah satu kegiatan
tahunan promosi luar negeri. Kegiatan ini bertujuan
memberikan informasi potensi budaya Aceh melalui UKM
dari Kabupaten/Kota dan diharapkan dapat membantu
meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah melalui hasil
pengrajin tradisional yang dipamerkan dalam kegiatan ini.
Selain itu, juga untuk mengetahui sejauh mana tingkat
informasi luar mengenai bagaimana ketertarikan masyarakat
mancanegara mengenai produk komoditi unggulan Aceh.
11
Pelaksanaan Permasalahan Substansi KegiatanPermasalahan Kecukupan
SDM/Anggaran/SaranaSolusi
1 2 3 4 5 6 7
Sasaran 1:
Terlayaninya
Kebutuhan
Administrasi
Perkantoran.
Kondisi Awal
RPJMA Tahun 2012Sasaran Program /Kegiatan
Evaluasi
KEGIATAN KERJASAMA G TO G
A. KERJASAMA DENGAN PEMERINTAH MALAYSIA
1. Kerjasama investasi di bidang Agro Industri antara
Pemerintah Aceh dan Kementrian Pertanian dan Industri Asas
Tani Malaysia. Ada 4 (empat) proyek
utama: Ekspor
hasil hortikultura & budidaya di Aceh Tengah dan Bener
Meriah ke Malaysia, pembangunan pabrik pakan ternak di
Aceh, ekspor hasil perikanan dari Aceh ke Malaysia dan Agro-
Bazar Produk Malaysia di Banda Aceh
2. Kerjasama Pemerintah Aceh dengan Pemerintah Penang
(Invest Penang) dengan fokus utama Pengembangan
konektivitas di Andaman cluster
Kegiatan: - Pembahasan Plan Aceh-Penang dalam pertemuan
Senior Official Aceh Cooperation 2014-2016 dan Match-
Making antara pengusaha Aceh dan Pengusaha Penang yang
berada di bawah Penang Development Cooperation (PDC).
Kendala: 1. Kerjasama dengan Pemerintah Malaysia
- Regulasi lokal tentang upah buruh dan lain-lainnya
terkait aktivitas di Pelabuhan Krueng Geukeh masih
belum ditetapkan sehingga membuat cost pengiriman
produk lebih mahal dibandingkan daerah di luar Aceh
seperti Pelabuhan Belawan.
- Kontinuitas hasil komoditas unggulan untuk diekspor
ke Port Klang masih belum maksimal.
- kesiapan yang belum matang dari sektor swasta di
Aceh terhadap bidang-bidang yang akan
dikerjasamakan serta belum adanya inisiatif baik
-Infrastruktur pendukung kegiatan ekspor-impor
masih belum memadai.
Diperlukan pembinaan dan pembudiyaan secara
berkelanjutan terhadap petani lokal
Perlu koordinasi yang berkesinambungan antar SKPA
mengenai kerjasama investasi yang telah berjalan dan yang
masih dalam perencanaan.
BIP perlu menjemput bola ke dinas-dinas terkait proyek
investasi sehingga tercipta kesamaan visi dan tujuan dalam
kegiatan promosi investasi dan implementasinya
B. KERJASAMA DENGAN PEMERINTAH THAILAND
Pembukaan jalur udara Phuket-Sabang untuk mempercepat
pertumbuhan industri pariwisata di Sabang dan Aceh secara
keseluruhan.
Kegiatan:
- Kunjungan kerja ke Thailand dan pertemuan dengan Deputy
Permanent Secretary of Ministry of Interior (27 Oktober
2014) dan Gubernur Phuket (28 Oktober 2014)
- Draft MoU terkait framework kerjasama antara Pemerintah
Aceh dan Gubernur Phuket serta usulan penandatanganan
MoU pada Maret 2015
- Pemerintah Aceh mengajak PT Garuda untuk
mempertimbangkan pembukaan rute penerbangan Aceh-
Phuket C.
KERJASAMA DENGAN PEMERINTAH ABU DHABI
Pertemuan dengan Manajemen Mubadala Development
(BUMN Abu Dhabi) pada Juni 2014 untuk membahas
pengelolaan minyak dan gas Blok Andaman dan kemungkinan
investasi di bidang agro industri.
D. KERJASAMA DENGAN PEMERINTAH TURKI
Rencana kerjasama dengan Turki difokuskan pada
pengembangan kota di kedua wilayah (Twin Sister Province).
Untuk Aceh Beef Project, perlu restrukturisasi BUMD
sebagai mitra lokal. Sabang masih belum siap untuk
dijadikan sebagai international hub port dan shipping
line. Beberapa faktor diantaranya adalah belum
adanya industri real yang beropearsi atau aktif dalam
skala besar terutama agro industri dan infrastruktur
pelabuhan yang masih belum lengkap.
12
Pelaksanaan Permasalahan Substansi KegiatanPermasalahan Kecukupan
SDM/Anggaran/SaranaSolusi
1 2 3 4 5 6 7
Sasaran 1:
Terlayaninya
Kebutuhan
Administrasi
Perkantoran.
Kondisi Awal
RPJMA Tahun 2012Sasaran Program /Kegiatan
Evaluasi
E. KERJASAMA DENGAN PEMERINTAH JERMAN Kerjasama
Pembangunan Rumah Sakit Nordwest-Krankeunhaus
Frankurt. Pertemuan pada Juni 2014 membahas tawaran
kerjasama telemedicine, semacam pelayanan 'second
opinion' dari para pakar di Rumah Sakit Nordwest
Krakenhaus.
KERJASAMA B TO B
1. ACEH Beef Project Tujuan: Membangun sistem supply
kebutuhan daging sapi yang efisien untuk masyarakat Aceh
dan menjadikan Aceh sebagai penghasil daging sapi halal
utama di Asia Tenggara Pembibitan dan penggemukan sapi
dan dagingnya diberi label halal untuk diekspor ke Asia
Tengara, merupakan kerjasama antara investor dari Australia,
Central Meat Export, Livestock Improvement Company
dengan perusahaan daerah. Pilot project di Aceh Besar
2. Kerjasama dengan Dubai Port World
Pemerintah Aceh melalui Badan Pegusahaan Kawasan Sabang
(BPKS) berencana melakukan kerjasama dengan Dubai Port
World (DPW) untuk mengelola pelabuhan Sabang.
Pada September 2014, tim Pemerintah Aceh termasuk BIP
melakukan lawatan kerja ke Terminal Peti Kemas, salah satu
pusat operasional DPW yang bermitra dengan PT Pelindo III
dan PT Peti Kemas Surabaya. Pertemuan antara DPW dengan
BPKS dan dinas terkait dilaksanakan di Banda Aceh pada 9
Desember 2014 dikoordinir oleh BIP guna membahas
pengembangan kawasan Sabang sebagai internasional
Hubport dan transhipment. Dubai Port mempelajari peluang
investasi di Sabang.
Sebagai hasil akhir: DPW telah mengkonfirmasi pada 15
Januari 2015 bahwa DPW memutuskan tidak akan menjadi
marine operator di Sabang dengan alasan proyek parameter
kawasan maritim Sabang masih belum layak dimasukkan ke
dalam business development strategy DPW.
Pengadaan Rangka Baliho 8 Kabupaten/Kota: Kabupaten
Nagan Raya, Kabupaten Aceh Jaya, Kota Sabang, Kota Langsa,
Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah,
Kabupaten Aceh Tamiang dan Kabupaten Aceh Tenggara.
Kegiatan ini meliputi pembuatan baliho untuk memberikan
informasi mengenai potensi Aceh.
Pembuatan Multimedia Display Elektronik Investasi
Sektor Sarana infrastruktur dan energi - Ketersediaan Sarana
Infrastruktur dan Energi di Aceh dan Sektor Pariwisata
dengan total 300 keping CD.
13
Pelaksanaan Permasalahan Substansi KegiatanPermasalahan Kecukupan
SDM/Anggaran/SaranaSolusi
1 2 3 4 5 6 7
Sasaran 1:
Terlayaninya
Kebutuhan
Administrasi
Perkantoran.
Kondisi Awal
RPJMA Tahun 2012Sasaran Program /Kegiatan
Evaluasi
Cetak buku profil Aceh (Aceh Investment Profile) dan
Penyusunan 3 buku Detail Plan Profil Investasi (Kelapa Sawit,
Kopi dan Peternakan).
Proses penetapan pihak ketiga dilakukan melalui
lelang sehingga kualifikasi kandidat tidak bisa dinilai
kelayakannya.
Perlu dikaji penggunaan pihak ketiga untuk membantu
kegiatan promosi terutama untuk memberi masukan
terhadap suatu potensi unggulan dan
mengkomunikasikannya kepada calon-calon investor
potensial.
Cetak Leaflet We Welcome You to Invest in Amazing Aceh
dalam bahasa Inggris
Cetak tabloid info investasi (2 edisi)
Pengadaan display elektronik investasi Aceh (LED TV 6 x 4 m)
di Banda Aceh.
Rata-rata capaian kinerja pada Sasaran 3
Sasaran 4:
Meningkatnya
realisasi
investasi.
Program
Peningkatan Iklim
Investasi dan
Realisasi Investasi.
60% Rata-rata total capaian kegiatan tahun 2013 adalah 76,4%.
Sehingga untuk tahun pertama RPJMA 2012-2017 ini,
pencapaian outcome program adalah 50.43% dari target
66%.Kegiatan
Penyederhanaan
Prosedur Perizinan
dan Peningkatan
Pelayanan
Penanaman Modal.
Rp 1,269,203,702,854 Pemberian Izin Prinsip Penanaman Modal untuk Perusahaan
PMDN dikeluarkan oleh Badan Pelayanan Perizinan Terpadu
(BP2T) Aceh dan PTSP Kab/Kota dan untuk perusahaan PMA
dikeluarkan oleh BKPM Pusat dan BPKS Sabang. Pada tahun
2014, izin yang telah diterbitkan adalah sebanyak 48 buah,
dengan rincian PMDN 29 buah, dan PMA 19 buah.
Perizinan PMDN yang dikeluarkan oleh BP2T dan PTSP
Kab/Kota tidak dilaporkan secara rutin. Yang
dilaporkan rekapitulasi saja tanpa disertai salinan
lengkap dokumen perizinan penanaman modal
SDM, anggaran dan sarana
transportasi masih kurang dari
cukup untuk melakukan tinjauan ke
Kabupaten/Kota.
Perlu penggabungan BIP dan BP2T sesuai kebijakan
Pemerintah untuk mempercepat dan mempermudah
pemberian izin dan pengendalian LKPM. Melakukan
koordinasi lebih baik lagi dengan BP2T dan PTSP kab/Kota.
Aplikasi SPIPISE agar dilakukan perbaikan dan update secara
berkala.
Total nilai rencana investasi tahun 2014 adalah sebesar Rp.
23,472,861,900,000 , dengan rincian PMDN sebanyak 39 buah
perusahaan dan nilai rencana sebesar Rp.1,421,179,800,000,-
. Jumlah TKI yang direncanakan adalah sebanyak 909 orang.
Sedangkan untuk perusahaan PMA, telah diterbitkan izin
sebanyak 19 buah perusahaan dengan nilai rencana investasi
sebesar Rp 22,051,682,100,000,- (US$ 2,100,160,200.00) dan
jumlah TKI 2509 orang dan TKA 1 orang.
Melakukan koordinasi yang lebih sering lagi kepada BP2T dan
BKPM agar semua izin dan dokumen yang diterbitkan dapat
dilaporkan kepada Badan Investasi dan Promosi Aceh sesuai
dengan amanat Perka BKPM No 5 Tahun 2013 tentang
Pedoman dan Tatacara Pelayanan Perizinan dan Non
Perizinan Penanaman Modal, dan direvisi dengan Peraturan
Kepala BKPM RI Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Perubahan
atas Peraturan Kepala BKPM RI Nomor 5 Tahun 2013.
Menghubungi semua perusahaan baru yang sudah mendapat
IP untuk dibantu dalam pengurusan perizinan lanjutan agar
secepat mungkin dapat realisasi di Aceh.
Nilai rencana investasi tahun 2014 adalah Rp
6.133.436.193.Sedangkan tahun 2014 adalah Rp
25.783.037.600.000. Jadi terjadi kenaikan nilai rencana
investasi sebesar 320.37 %.
14
Pelaksanaan Permasalahan Substansi KegiatanPermasalahan Kecukupan
SDM/Anggaran/SaranaSolusi
1 2 3 4 5 6 7
Sasaran 1:
Terlayaninya
Kebutuhan
Administrasi
Perkantoran.
Kondisi Awal
RPJMA Tahun 2012Sasaran Program /Kegiatan
Evaluasi
- Cetak Buku Peraturan Kepala BKPM Nomor 12 tahun 2013
tentang Tata Cara Perizinan dan Non Perizinan Penanaman
Modal sebanyak 200 buah dengan anggaran Rp. 15.000.000,-
- Cetak Buku Saku Perizinan Penanaman Modal sebanyak 250
buah dengan anggaran Rp. 8.750.000.
- Cetak Buku Perpres No. 39 Tahun 2014 Tentang Daftar
Bidang Usaha tang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka
dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal sebanyak
200 buah dengan anggaran Rp. 10.000.000.
- Cetak Buku Informasi Investasi Aceh sebanyak 300 buah
dengan anggaran Rp. 15.000.000.
- Cetak Leaflet Permit License Mechanism of Investment in
Aceh sebanyak 300 buah dengan anggaran Rp. 6.000.000.
- Seminar Penyederhaan Perizinan Penanaman Modal dengan
jumlah peserta sebanyak 55 orang.
Peserta Sosialisasi terdiri dari PDPPM, PDKPM
Kabupaten/Kota, BP2T, PTSP Kabupaten/Kota dan Instansi
terkait.
Program Penyiapan
Potensi
Sumberdaya,
Sarana dan
Prasarana Daerah.
40%
Kegiatan Kajian
Potensi Sumber
Daya yang terkait
Investasi.
Tidak dialokasikan pada Tahun Anggaran 2013.
Rata-rata capaian kinerja pada Sasaran 4
15
Pelaksanaan Permasalahan Substansi KegiatanPermasalahan Kecukupan
SDM/Anggaran/SaranaSolusi
1 2 3 4 5 6 7
Sasaran 1:
Terlayaninya
Kebutuhan
Administrasi
Perkantoran.
Kondisi Awal
RPJMA Tahun 2012Sasaran Program /Kegiatan
Evaluasi
Sasaran 5:
Tercapainya
perencanaan
bidang
penanaman
modal yang
komprehensif.
Program
Perencanaan
Pembangunan
Ekonomi.
40% Perencanaan pembangunan ekonomi bidang penanaman
modal pada tahun pertama RPJMA 2012-2017 ini mencapai
target yang direncanakan. Ini ditunjukkan oleh keberhasilan
di setiap indikator kinerja yang hampir semuanya mencapai
100%. Hasil yang paling penting adalah keluarnya Peraturan
Gubernur Nomor 96 tentang Rencana Umum Penanaman
Modal Aceh (RUPMA) yang merupakan perbaikan terhadap
RUPMA sebelumnya. Selain itu, keluarnya Peraturan
Gubernur Nomor 97 tentang Kawasan Perhatian Investasi
(KPI) Aceh yang menjadi landasan awal koordinasi
perencanaan dan penyiapan kawasan investasi di Aceh.
Kegiatan
Perencanaan
Pengembangan
Penanaman Modal.
Penyusunan dan pencetakan dokumen perencanaan investasi
dan laporan, yaitu RENSTRA di awal RPJMA, RENJA, RKA, DPA,
LAKIP, LKPJ dan Laporan Monitoring dan Evaluasi Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Penanaman Modal se-Aceh
di beberapa Kabupaten/Kota.
Kegiatan ini meliputi Rapat Perencanaan Penanaman Modal
Se- Aceh, tim aplikasi SIPKD, dan Monitoring dan Evaluasi
Standar Pelayanan Minimal (SPM) se-Aceh di beberapa
Kabupaten/Kota.Kegiatan ini meliputi Sosialisasi Rencana Umum Penanaman
Modal (RUPM) Aceh, narasumber, pembaca doa, moderator,
notulensi, seminar kit, dekorasi dan dokumentasi, perjalanan
dinas luar daerah Dalam Rangka Rapat, Pertemuan, Seminar,
Singkronisasi Program/Kegiatan, Data, KP3MR, KP3MN,
MP3EI, Workshop GPID.
Operasionalisasi Pusat Data dan Informasi (Pusdatin)
Investasi Aceh menjadi salah-satu kegiatan utama tahun
mulai tahun 2013. Pusdatin dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan calon investor sekaligus sebagai pelaksanaan
amanah UU Kebebasan Informasi Publik. Anggaran yang ada
digunakan untuk honorarium tim Pusdatin 6 bulan dan
tenaga kontrak Pusdatin 2 orang selama 12 bulan.
Rata-rata capaian kinerja pada Sasaran 5
Rata-rata capaian kinerja keseluruhan
Banda Aceh, Januari 2015
Kepala Badan Investasi dan Promosi
Ir. Iskandar, M.Sc
Pembina Utama Madya
NIP. 19600229 198603 1 003
16
Target Realisasi % Target Realisasi % TargetRealisasi s.d
2014% % Target Realisasi % Target
Realisasi s.d.
2014%
1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 16 17 18 19 20 21 22
Program Pelayanan
Admininstrasi
Perkantoran.
Meningkatnya
kinerja instansi
penanaman
modal.
1,270,656,360 1,182,535,688 93.06 2,961,661,750 2,820,588,167 95.24 8,827,800,000 4,003,123,855 45.35 100 % 100 % 100 100% 100% 100 13 kegiatan 13 kegiatan 100
Kegiatan
Penyediaan Jasa
Surat Menyurat.
Persentase
pemenuhan
kebutuhan
perangko, materai
dan pengiriman
barang cetakan
dalam dan luar
negeri.
16,600,000 9,033,914 54.42 51,800,000 48,278,070 93.20 100 % 100 % 100 100% 100% 100
Kegiatan
Penyediaan Jasa
Komunikasi Sumber
Daya Air dan Listrik.
Persentase
pelunasan
pembayaran listrik,
telepon, dan air.
292,620,960 246,551,274 84.26 401,800,000 312,192,797 77.70 100 % 100 % 100 100% 100% 100
Kegiatan
Penyediaan Jasa
Kebersihan Kantor.
Jumlah gedung
kantor yang masuk
pemeliharaan.
100,000,000 99,948,000 99.95 23,035,000 23,034,000 100.00 1 unit 1 unit 100 1 Unit 1 unit 100
Kegiatan
Penyediaan Alat
Tulis Kantor.
Persentase
ketersediaan
kebutuhan alat
tulis kantor.
80,850,000 80,847,000 99,55 72,420,750 72,418,000 100.00 100 % 100 % 100 100% 100% 100
Kegiatan
Penyediaan Barang
Cetakan &
Penggandaan.
Persentase
ketersediaan
barang cetakan
dan penggandaan.
100,117,400 100,111,000 99.99 102,400,000 100,867,000 98.50 100 % 100 % 100 100% 100% 100
Kegiatan
Penyediaan
Komponen Instalasi
Listrik/Penerangan
Bangunan Kantor.
Persentase
ketersediaan alat-
alat listrik dan
elektronik yang
dibutuhkan.
20,000,000 19,972,500 99.86 21,246,000 21,245,000 100.00 100 % 100 % 100 100% 100% 100
14 15
Sasaran 1:
Terlayaninya
Kebutuhan
Administrasi
Perkantoran.
Lampiran III - Matriks Pengukuran Kinerja 2014
MATRIKS PENGUKURAN KINERJA BADAN INVESTASI DAN PROMOSI TAHUN ANGGARAN 2014
Sasaran Program /Kegiatan Indikator Kinerja
Keuangan Fisik
2013 2014 Renstra 2012-2017 2013 2014 Renstra 2012-2017
Target Realisasi
FORM 1
1
Target Realisasi % Target Realisasi % TargetRealisasi s.d
2014% % Target Realisasi % Target
Realisasi s.d.
2014%
1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 16 17 18 19 20 21 2214 15
Sasaran Program /Kegiatan Indikator Kinerja
Keuangan Fisik
2013 2014 Renstra 2012-2017 2013 2014 Renstra 2012-2017
Target Realisasi
Kegiatan
Penyediaan
peralatan dan
perlengkapan
kantor.
Jumlah peralatan
dan perlengkapan
kantor yang masuk
pengadaan baru.
257,874,000 250,719,000 97.23 1,528,510,000 1,527,680,000 99.95 100 Mesin Hitung Uang
1 Unit;UPS 1
Unit;;Laptop 2
Unit;Komputer 1
Unit;Sofa 1
Unit;Kursi 13
Unit;AC 6 Unit;AC
Portable 3
Unit;Printer 8
Unit;Meja 15
Unit;Mesin Fax 1
Unit;LED TV 1 Unit;
Mesin Hitung Uang 1
Unit;UPS 1
Unit;Laptop 2
Unit;Komputer 1
Unit;Sofa 1 Unit;Kursi
13 Unit;AC 6 Unit;AC
Portable 3
Unit;Printer 8
Unit;Meja 15
Unit;Mesin Fax 1
Unit;LED TV 1 Unit;
100
Kegiatan
Penyediaan Bahan
Bacaan dan
Peraturan
Perundang-
Undangan.
Persentase
ketersediaan
koran, majalah,
buku perundang-
undangan.
23,500,000 23,080,000 98.21 25,000,000 24,510,000 98.04 100 % 100 % 100 100% 100% 100
Kegiatan
Penyediaan
Makanan dan
Minuman.
Persentase
pelayanan makan
minum rapat dan
tamu.
56,194,000 36,667,000 65.25 100,700,000 58,862,000 58.45 100 % 100 % 100 100% 100% 100
Kegiatan Rapat-
rapat Koordinasi &
Konsultasi ke Luar
Daerah.
Jumlah aparatur
dalam
keikutsertaan
koordinasi dan
konsultasi di luar
daerah yang
dihadiri.
236,000,000 235,306,000 99.71 204,450,000 202,801,300 99.19 26 orang 31 orang 119.23 24 24 100
Kegiatan
Penyediaan Jasa
Keamanan Kantor.
Persentase
ketersediaan
pegawai non PNS
dan tenaga
keamanan kantor.
86,900,000 80,300,000 92.41 100 % 100 % 100
Kegiatan
Peningkatan
Pelayanan
Administrasi
Perkantoran.
Persentase
ketersediaan
pegawai kontrak.
430,300,000 428,700,000 99.63 100 % 100 % 100 100% 100%
Rata-rata capaian kinerja pada Sasaran 1 89.13 93.15 45.35 101.60 100 100
AC 5 unit;
Komputer/Laptop 5 unit;
Printer 4
unit; lemari 3 unit, TV 1
unit, proyektor 1 unit,
Kamera/tustel 2 unit;
AC 5 unit;
Komputer/Laptop
5 unit; Printer 4
unit; lemari 3 unit,
TV 1 unit,
proyektor 1 Unit,
Kamera/tustel 2
unit;
2
Target Realisasi % Target Realisasi % TargetRealisasi s.d
2014% % Target Realisasi % Target
Realisasi s.d.
2014%
1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 16 17 18 19 20 21 2214 15
Sasaran Program /Kegiatan Indikator Kinerja
Keuangan Fisik
2013 2014 Renstra 2012-2017 2013 2014 Renstra 2012-2017
Target Realisasi
Program
Peningkatan Sarana
dan Prasarana
Aparatur.
Meningkatnya
ketersediaan sarana
dan prasarana
pendukung kinerja
aparatur penanaman
modal.
836,321,000 820,986,776 98.17 1,120,860,000 1,101,465,607 98.27 6,879,621,000 1,922,452,383 27.94 100 5 Kegiatan 8 Kegiatan 5 Kegiatan 8 Kegiatan 160
Kegiatan
Pengadaan
Peralatan Studio
dan Komunikasi.
Jumlah alat-alat
studio dan
komputer untuk
Pusdatin Badan
Investasi dan
Promosi Aceh
296,840,000 288,140,000 97.07 100 Kamera 1
Unit;Recorder 1
Unit;
Kamera 1
Unit;Recorder 1 Unit;
Kegiatan
Pemeliharaan
Rutin/Berkala
Kendaraan Dinas/
Operasional.
Jumlah kendaraan
dinas / operasional
dalam keadaan
baik.
105,000,000 100,519,776 95.73 187,660,000 179,365,607 95.58 100 6 unit roda empat,
4 unit roda dua;
6 unit roda empat, 4
unit roda dua;
100
Kegiatan
Pemeliharaan
Rutin/Berkala
Perlengkapan
Gedung Kantor.
Jumlah
perlengkapan
kantor yang masuk
pemeliharaan.
80,000,000 79,809,000 99.76 193,000,000 192,854,000 99.92 100 25 Unit AC, 20 Unit
Komputer, 1 Unit
mesin Genset, 2
Unit Mesin
Fotocopy
25 Unit AC, 20 Unit
Komputer, 1 Unit
mesin Genset, 2 Unit
Mesin Fotocopy
100
Kegiatan
Pemeliharaan
Rutin/Berkala
Taman, Tempat
Parkir dan Halaman
Kantor.
Presentase
pemeliharaan
taman, tempat
parkir dan
halaman.
50,000,000 50,000,000 100.00 1 Paket 1 Paket 100
Kegiatan
Rehabilitasi
sedang/berat
rumah gedung
Kantor.
Jumlah gedung
kantor yang
direhab.
354,481,000 352,518,000 99.45 690,200,000 679,246,000 98.41 100 Ruang Sekretaris;
Ruang Perizinan;
Ruang Promosi;
Mushalla;
Ruang Sekretaris;
Ruang Perizinan;
Ruang Promosi;
Mushalla;
100
Program
Peningkatan
Disiplin Aparatur
Meningkatnya
tertib dan disiplin
pakaian aparatur.
143,000,000 143,000,000 100.00 100% 100% 100
6 unit roda empat, 4 unit
roda dua;
6 unit roda empat,
4 unit roda dua;
AC 25 unit; komputer 15
unit; mesin generator 1
unit;
AC 25 unit;
komputer 15 unit;
mesin generator 1
unit;
Ruang pimpinan/ruang
tamu lantai I dan II, Ruang
bidang, Ruang Pusdatin
Ruang
pimpinan/ruang
tamu lantai I dan
II, Ruang bidang,
Ruang Pusdatin
Sasaran 2:
Peningkatan
Sarana dan
Prasarana
Aparatur.
4 Kegiatan 4 Kegiatan
2 led tv 60 inci; 2 led tv 40
inci; 2 pc desktop; 1
laptop; 1 printer; 2 tablet;
2 UPS; 1 paket peralatan
jaringan; 1 paket
software/program; 3 meja
1 kursi kerja;
2 led tv 60 inci; 2
led tv 40 inci; 2 pc
desktop; 1 laptop;
1 printer; 2 tablet;
2 UPS; 1 paket
peralatan jaringan;
1 paket
software/program;
3 meja 1 kursi
kerja;
3
Target Realisasi % Target Realisasi % TargetRealisasi s.d
2014% % Target Realisasi % Target
Realisasi s.d.
2014%
1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 16 17 18 19 20 21 2214 15
Sasaran Program /Kegiatan Indikator Kinerja
Keuangan Fisik
2013 2014 Renstra 2012-2017 2013 2014 Renstra 2012-2017
Target Realisasi
Kegiatan
Pengadaan Pakaian
Dinas Beserta
Perlengkapannya.
Jumlah pakaian
dinas harian,
Linmas, pakaian
satpam, dan
pakaian tenaga
kontrak.
85,000,000 85,000,000 100.00 162 Stel 162 Stel 100
Kegiatan
Pengadaan Pakaian
KORPRI.
Jumlah pakaian
dinas KORPRI.
29,000,000 29,000,000 100.00 58 Stel 58 Stel 100
Kegiatan
Pengadaan Pakaian
Khusus Hari-Hari
Tertentu.
Jumlah pakaian
batik motif Aceh.
29,000,000 29,000,000 100.00 58 Stel 58 Stel 100
Rata-rata capaian kinerja pada Sasaran 2 98.00 99.24 27.94 100 100 160
Sasaran 3:
Meningkatnya
jumlah
penanam
modal.
Program
Peningkatan
Promosi dan
Kerjasama
Investasi.
Meningkatnya
minat investasi
yang tercermin
pada jumlah
permohonan izin
investasi.
6,402,183,100 6,286,014,166 98.19 9,979,329,058 9,259,191,770 93 50,839,064,833 15,545,205,936 30.58 60.87 80 Perusahaan 84 Perusahaan 62.50 466 Perusahaan 126 Perusahaan 27.04
Kegiatan
Pengawasan dan
Evaluasi Kinerja dan
Aparatur Badan
Penanaman Modal
Daerah.
Jumlah frekuensi
pengawasan ke
kabupaten/kota.
112,700,000 112,208,733 99.56 456,958,600 441,356,977 96.59 1 kali 5 kali 500 1 kali 6 kali 600
Jumlah Buku
Analisis Jabatan &
Angka Beban Kerja.
70 buku 70 buku 100 70 buku 35 buku 50
Jumlah Buku
Agenda Kerja
Badan Investasi
dan Promosi Aceh
Tahun 2014.
200 buku 295 buku 147.5 200 buku 35 buku 17.5
Kegiatan
Peningkatan
Kegiatan
Pemantauan,
Pembinaan, dan
Pengawasan
Pelaksanaan
Penanaman Modal.
Jumlah penanam
modal asing/dalam
negeri yang
melaporkan LKPM.
460,400,000 431,550,833 93.73 511,240,000 478,789,123 93.65 69 perusa
haan
139 perusah
aan
201.45 80 200 250 466 339 72.75
500,000,000 463,972,300 92.79
APBN APBN
69 Perusahaan 42 Perusahaan
4
Target Realisasi % Target Realisasi % TargetRealisasi s.d
2014% % Target Realisasi % Target
Realisasi s.d.
2014%
1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 16 17 18 19 20 21 2214 15
Sasaran Program /Kegiatan Indikator Kinerja
Keuangan Fisik
2013 2014 Renstra 2012-2017 2013 2014 Renstra 2012-2017
Target Realisasi
Jumlah nilai
realisasi investasi.
2,000,000,000,000 rupiah 254.56 2,300,000,000,000 6,226,851,054,556 270.73 4,022,714,000,000 11,317,971,886,439 281.35
Persentase
kenaikan nilai
realisasi investasi.
15 % 155 % 1,030 15 % 170.73 % 1,953 15 181 1209
Rasio daya serap
tenaga kerja.
1:130 1:157 121 1:140 1:101 73 1:140 1:102 73
Frekuensi
pemantauan
perusahaan
penanaman modal.
263,006,000 127,384,333 48 248,490,000 233,870,500 94 7 kali 9 kali 129 31 49 158
393,162,000 372,868,800 95 29 134 462
APBN APBN
Frekuensi
pengawasan
perusahaan
penanaman modal.
14,619,500 14,619,500 100 1 kali 1 kali 100 1 2 200
Jumlah peserta
bimbingan teknis
Pengendalian
Pelaksanaan
Penanaman
Modal.
47,239,000 42,470,400 89.91 64,500,000 50,750,600 79 35 orang 32 orang 91.43 40 40 100
Frekuensi
koordinasi
pengendalian
pelaksanaan
penanaman modal.
80,255,000 77,898,300 97.06 81,150,000 73,780,600 90.92 2 kali 2 kali 100 6 6 100
Frekuensi fasilitasi
penyelesaian
permasalahan
perusahaan
penanaman modal.
25,200,000 21,450,000 85 61,450,000 41,675,000 68 1 kali 1 kali 100 1 2 200
Frekuensi publikasi
informasi terkait
LKPM.
30,000,000 29,937,600 99.79 44,810,400 30,069,600 67.10 2 kali 1 kali 50 2 3 150
Jumlah talkshow
investasi.
5,091,120,831,883
5
Target Realisasi % Target Realisasi % TargetRealisasi s.d
2014% % Target Realisasi % Target
Realisasi s.d.
2014%
1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 16 17 18 19 20 21 2214 15
Sasaran Program /Kegiatan Indikator Kinerja
Keuangan Fisik
2013 2014 Renstra 2012-2017 2013 2014 Renstra 2012-2017
Target Realisasi
Jumlah penerima
penghargaan
investasi.
Kegiatan
Peningkatan
Kualitas
Sumberdaya
Manusia guna
Peningkatan
Pelayanan Investasi.
Jumlah peserta
Bimbingan
Ketentuan/
Kebijakan
Pelaksanaan
Penanaman
Modal.
519,000,000 515,207,301 99.27 270,610,000 266,678,400 98.55 40 orang 40 orang 100 50 58 116
Jumlah peserta
kursus-kursus
singkat.
20 orang 31 orang 155 30 38 126.67
Kegiatan
Peningkatan
Promosi, Kerjasama
Investasi dan
Pengembangan
Potensi Unggulan
Daerah.
Jumlah proyek
investasi yang
ditawarkan
5,310,083,100 5,227,047,299 98 8,740,520,458 8,072,367,270 92 15 proyek 18 proyek 120 15 15 100
Jumlah kegiatan
promosi investasi.
3,431,945,555 3,376,580,674 98 6,381,667,458 5,762,495,260 90 14 kali 16 kali 114 20 20 100
Jumlah judul buku
profil proyek
investasi.
656,637,545 631,248,000 96 926,353,000 926,353,000 100 1 judul 4 judul 400 5 judul 5 judul 100
Jumlah leaflet
promosi.
30,000,000 30,000,000 100 7,500,000 7,500,000 100 2000 lembar 2000 lembar 100 500 500 100
Jumlah tabloid. 24,000,000 24,000,000 100 150,000,000 150,000,000 100 24000 eksem
plar
24000 eksempl
ar
100 37,500 37,500 100
Jumlah buku
peluang investasi.
37,500,000 37,500,000 100 500 buah 500 buah 100
Jumlah display
elektronik investasi
dan promosi.
900,000,000 898,178,000 99.80 1,200,000,000 1,151,019,010 96 1 buah 1 buah 100 1 1 100
Jumlah lokasi rak
display investasi
dan promosi.
30,000,000 29,600,000 98.67 2 lokasi 2 lokasi 100
Jumlah media
penyimpan digital
bahan promosi.
200,000,000 199,940,625 99.97 75,000,000 75,000,000 100 110 keping 110 keping 100 750 750 100
Rata-rata capaian kinerja pada Sasaran 3 94.37 91.87 30.58 183.91 240.31 408.99
6
Target Realisasi % Target Realisasi % TargetRealisasi s.d
2014% % Target Realisasi % Target
Realisasi s.d.
2014%
1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 16 17 18 19 20 21 2214 15
Sasaran Program /Kegiatan Indikator Kinerja
Keuangan Fisik
2013 2014 Renstra 2012-2017 2013 2014 Renstra 2012-2017
Target Realisasi
Sasaran 4:
Meningkatnya
realisasi
investasi.
Program
Peningkatan Iklim
Investasi dan
Realisasi Investasi.
Meningkatnya
informasi
prosedur. regulasi
dan perizinan
investasi kepada
masyarakat, serta
meningkatnya
realisasi investasi.
313,420,000 302,126,550 96.39 517,650,000 511,259,750 98.77 7,450,708,733 813,386,300 10.92 66 % 50.43 % 76.41 72 72 100.00
Kegiatan
Penyederhanaan
Prosedur Perizinan
dan Peningkatan
Pelayanan
Penanaman Modal.
Jumlah
perusahaan yang
mendapat
persetujuan (izin)
penanaman
modal.
313,420,000 302,126,550 96.39 517,650,000 511,259,750 98.77 72 perusa
haan
42 perusah
aan
58.33 72 58 80.56
Jumlah nilai
rencana investasi.
6,350,000,000,000 rupiah 96.59 7,302,500,000,000 23,472,861,900,000 321.44 42,814,720,937,500 29,606,298,093,666 69.15
Persentase
kenaikan nilai
rencana investasi.
15 % 53.79 % 358.60 15 % 382.70 % 2546.7 1255 -31 -2.46
Jumlah judul buku
regulasi bidang
penanaman modal.
3 judul 2 judul 66.67 4 4 100
Jumlah buku
regulasi bidang
penanaman modal.
900 buku 600 buku 66.67 1,250 1,250 100
Frekuensi
sosialisasi regulasi
penanaman modal.
4 kali 1 kali 25 4 1 25
Jumlah peserta
sosialisasi regulasi
penanaman modal.
200 orang 50 orang 25 60 55 91.667
Program Penyiapan
Potensi
Sumberdaya,
Sarana dan
Prasarana Daerah.
Meningkatnya
ketersediaan data
potensi
sumberdaya,
sarana dan
prasarana daerah.
273,450,000 263,413,200 96.33 283,904,000 283,904,000 100 7,782,899,866 547,317,200 7.03 56 % 62 % 110.71 62 62 100 80 62 77.5
Kegiatan Kajian
Potensi Sumber
Daya yang terkait
Investasi.
Jumlah kajian
perencanaan
kawasan investasi.
273,450,000 263,413,200 96.33 1 kajian 1 kajian 100
6,133,436,193,666
7
Target Realisasi % Target Realisasi % TargetRealisasi s.d
2014% % Target Realisasi % Target
Realisasi s.d.
2014%
1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 16 17 18 19 20 21 2214 15
Sasaran Program /Kegiatan Indikator Kinerja
Keuangan Fisik
2013 2014 Renstra 2012-2017 2013 2014 Renstra 2012-2017
Target Realisasi
Jumlah kajian
pengembangan
investasi.
283,904,000 283,904,000 100 kajian kajian 1 1 100
Jumlah buku hasil
kajian kawasan
investasi.
200 buku 200 buku 100 200 30 15
Jumlah media
penyimpan data
elektronik hasil
kajian.
200 keping
/ buah
200 keping/
buah
100 200 50 25
Frekuensi
sosialisasi hasil
kajian investasi.
kali kali
Rata-rata capaian kinerja pada Sasaran 4 96.35 99.59 7.03 100.69 318.67 48.06
Sasaran 5:
Tercapainya
perencanaan
bidang
penanaman
modal yang
komprehensif
.
Program
Perencanaan
Pembangunan
Ekonomi.
Meningkatnya
perencanaan
pembangunan
ekonomi bidang
penanaman
modal.
774,787,000 755,485,767 97.51 1,177,460,000 1,086,264,417 92.25 11,756,325,230 1,841,750,184 15.67 48 % 56 % 116.67 56 56 100 80 56 70
Kegiatan
Perencanaan
Pengembangan
Penanaman Modal.
Jumlah Dokumen
Perencanaan
Investasi dan
Laporan.
31,732,000 31,501,600 99.27 144,390,000.00 132,402,000.00 91.70 200 buku 479 buku 239.5 200 510 255
Jumlah judul buku
data/panduan
investasi.
1 judul 0 judul 0
Jumlah buku
data/panduan
investasi.
150 buku 0 buku 0
Frekuensi
Koordinasi
Perencanaan
Penanaman
Modal.
366,395,000 350,619,584 96 373,885,000 352,601,709 94 2 kali 1 kali 50 2 1 50
8
Target Realisasi % Target Realisasi % TargetRealisasi s.d
2014% % Target Realisasi % Target
Realisasi s.d.
2014%
1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 16 17 18 19 20 21 2214 15
Sasaran Program /Kegiatan Indikator Kinerja
Keuangan Fisik
2013 2014 Renstra 2012-2017 2013 2014 Renstra 2012-2017
Target Realisasi
Jumlah peserta
koordinasi
perencanaan
penanaman modal.
66,350,000 49,079,500 73.97 110 orang 85 Orang 77.273 73 60 82.192
Frekuensi
sosialisasi rencana
bidang penanaman
modal.
277,060,000 273,964,584 98.88 373,885,000 352,601,709 94.31 1 kali 1 kali 100 1 1 100
Jumlah peserta
sosialisasi rencana
bidang penanaman
modal.
66,350,000 49,079,500 73.97 65 orang 50 Orang 76.92 58 50 86.207
Jumlah pusat data
dan informasi
investasi.
75,600,000 75,600,000 100 152,600,000 150,500,000 99 1 unit 1 unit 100 1 1 100
Jumlah website. 24,000,000 23,800,000 99.17 1 buah 1 buah 100
Rata-rata capaian kinerja pada Sasaran 5 98.60 87.81 15.67 83 112 70
Rata-rata capaian kinerja keseluruhan 95.29 94.33 25.31 113.77 174.24 157.41
Banda Aceh, Januari 2015
Kepala Badan Investasi dan Promosi
Ir. Iskandar, M.Sc
Pembina Utama Madya
NIP. 19600229 198603 1 003
9
TEMPAT
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
ISekretariat
127 Hotel
222
Serba guna
310
The Pade
48
The Pade
511 5 4 4
Oproom BIP
6
20 24 25
Oproom BIP
III
Sekretariat
720 Hotel
8
- Pembahasan Substansi Kehutanan dengan
920
Hermes Palace
1021
Saripan Pacific
1110-12 Australia
12 Amerika
13 JIE EXPO
14
- Pelaksanaan JBC IMT-GTSabang
- Pelaksanaan SOM IMTGT Hermes Palace
- Pelaksanaan CMGF IMT-GT Hermes Palace
- Pelaksanaan MM IMT-GT Hermes Palace
15
- Kerjasama Invest penang 17-19
Penang
- Kerjasama Kawasan Andaman Cluster
16Penang
Pengembanga
n
PENANGGUN
G JAWAB
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN BADAN INVESTASI DAN PROMOSI ACEH TAHUN 2014
NO PROGRAM/ KEGIATANJANUARI PEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI
II Peningkatan Kegiatan Pemantauan,
Pembinaan dan Pengawasan Pelaksanaan
Penanaman Modal
Rapat Kerja Penguatan Kelembagaan Bidang
Penanaman Modal Kab/Kota
Rapat Koordinasi Penanaman Modal Se-Aceh
AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER
IV Peningkatan Promosi, Kerjasama Investasi
dan Pengembangan Potensi Unggulan Promosi
Rapat Koordinasi Pengendalian Pelaksanaan
Penanaman Modal
Peningkatan Kualitas SDM guna Peningkatan
Pelayanan Investasi
Aceh Investment Promotian di Banda Aceh
Aceh Investment Promotion di Jakarta
Marketing Investment Indonesia (MII) di
Eropa/Asia/Australia
Marketing Investment Indonesia (MII) di
Amerika
Pekan Raya Jakarta (PRJ) di Jakarta
Pelaksanaan Kegiatan IMT-GT ke 20 Di Aceh
Kerjasama Kawasan Asia
Penang Fair
28 Mei-02 Juni
6 Juni s.d 7 Juli
01 s.d 31
22
s.
d
26
Sosialisasi Bidang Penanaman Modal bagi Camat
Se-Aceh
Pelatihan dan Kursus-kursus Singkat
Pengawasan dan Evaluasi Kinerja dan
Aparatur Badan Penanaman Modal Daerah
Rapat Taskforce Fasilitasi Penyelesaian
Permasalahan Perusahaan
Rapat Koordinasi Dengan Instansi teknis dan
Kab/Kota
Bimbingan Tekhnis SPIPISE LKPM bagi
Perusahaan
BADAN INVESTASI DAN PROMOSI ACEH
TEMPAT
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
PENANGGUN
G JAWABNO PROGRAM/ KEGIATAN
JANUARI PEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER
Perizinan
175
The Pade
1813
The Pade
1911
Hermes Palace
20 Oproom BIP
2130
The Pade
22 Oproom BIP
2312
Dishubkom
IR. ISKANDAR, M.Sc Fuadi, SE
Kepala BIP Aceh Kabid Program dan Pelaporan
Drs. H. M. Ali Alfata, MM Syarifah Zulfa, SESekretaris BIP Provinsi Aceh Kabid Pengembangan Investasi
Ir. Nety Muharni, MURP Ir. Jonny
Kabid Promosi Kabid Perizinan6.
5.2.
3.
VI Perencanaan Pengembangan Penanaman
Modal
PENGESAHAN JADWAL KERJA BIP ACEH TAHUN 2014
V Penyederhanaan Prosedur Perizinan dan
Peningkatan Pelayanan Penanaman Modal
Program dan
Pelaporan
Sosialisasi Regulasi Perizinan Penanaman Modal
Seminar Penyederhanaan Perizinan Penanaman
Modal
4.1.
Banda Aceh, 03 Februari 2014
03 februari s.d 02 juni
Peyusunan Pergub Kawasan Perhatian Investasi
(KPI) Aceh
Revisi Pergub Rencana Umum Penanaman
Modal (RUPM) Aceh
03 Februari s.d 02 Agustus
Rapat Koordinasi Perencanaan Penanaman
Modal
Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Kawasan
Perhatian Investasi -MP3EI
Sosialisasi Sistem Informasi Potensi Investasi
Daerah Aceh
1
Lampiran IV : Dokumentasi Foto dan Berita Kegiatan Tahun 2014
Berikut ini adalah dokumentasi foto dan berita kegiatan Badan Investasi dan promosi Aceh tahun
2014. Dapat juga dibaca di http://www.investasi.acehprov.go.id.
Gambar 1 : Tim Pemantau Ikuti Bimtek
Banda Aceh, kamis ( 9/1/2014) Jika melihat realisasi Investasi pada tahun 2013 sebanyak
Rp. 5,4 T sedikit menggembirakan dibanding 2012 hanya 2 T, maka target realisasi investasi
yang di tetapkan BKPM tahun 2014 untuk Aceh sebesar Rp. 7,4 Triliun membuat Badan
Investasi dan Promosi Aceh mengadakan pelatihan Bimtek Pengendalian Pelasanaan Penanaman
Modal untuk aparatur Badan Investasi dan Promosi Aceh bertempat di oproom.
Selain untuk meningkatkan kapasitas Sumber daya Manusia di BIP, pelatihan ini juga
bertujuan membentuk tim pemantauan 2014, Ir. Iskandar, M. Sc sebagai kepala Badan Investasi
dan Promosi Aceh mengatakan “tim ini diharapkan dapat mengidentifikasi masalah dan solusi
pelaksanaan penanaman modal dengan cepat dan tepat, memfasilitasi masalah yang dihadapi
perusahaan dan melakukan pengawasan pelaksanaan penanaman modal yang dijalankan oleh
perusahaan”. LKPM sangat erat kaitannya dengan perizinan yang telah dikeluarkan, dan tugas
berikutnya yang harus dilakukan adalah melakukan pemetaan perkembangan perusahaan
dilapangan sesuai izin yang dikeluarkan.
Ruang lingkup pengendalian penanaman modal itu sendiri berupa pemantauan,
pembinaan dan pengawasan. Pentingnya penguasaan SDM untuk tim monitoring yang akan
mengunjungi atau perusahaan, ini dikarenakan realisasi penanaman modal yang harus dicapai
perbulan saja harus bisa tercapai 616 Milyar dari yang ditargetkan.
LKPM sangat bermanfaat untuk bahan rekomendasi kebijakan, melakukan pengawasan,
pendataan, pertimbangan permohonan, bimbingan berdasarkan pemantauan yang dilakukan.
diharapkan dengan telah diadakannya pelatihan pengendalian pelaksanaan penanaman modal
realisasi penanaman modal dapat meningkat sesuai yang diharapkan ujar Syarifah Zulfa selaku
Kabid Pengembangan Investasi
2
Gambar 2: Peluang Bagi Pelabuhan Krueng Geukueh, Banda Aceh
Banda Aceh, Rabu (22 Januari 2014), Pintana Grup dari Australia kembali tertarik
dengan potensi pengembangan investasi di Aceh. Pada rapat kali ini, Pintana Group yang
diwakili Funky Intan difasilitasi oleh Badan Investasi dan Promosi Aceh untuk bertemu Dinas
terkait, BUMD Pembangunan Daerah Aceh Utara dan Pihak yang berwenang pada Pelabuhan
Krueng Geukueh.
Pertemuan pada hari rabu (22/1/2014) adalah awal pembahasan ketertarikan investor asal
Australia ini untuk bekerja sama dalam pengembangan Pelabuhan Krueng Geukueh. Funky
mengemukakan keinginannya untuk berinvestasi dengan skala besar pada pengembangan segala
sektor penunjang untuk pelabuhan di Utara Aceh ini, mulai dari pelatihan petani untuk
menunjang produktifitas , proses pengolahan (industri) sampai dengan ekspor.
Ada beberapa kendala terkait sarana dan prasarana pelabuhan krueng geukueh, seperti
gudang untuk barang import belum tersedia, pendingin dan crane, diharapkan investor bisa
merangkul secara keseluruhan demi tercapainya pelabuhan Krueng Geukueh yang aktif dan
bermanfaat untuk masyarakat Aceh sebagaimana diimpikan oleh semua pihak.
Pemerintah Aceh Utara yang diwakili Mehrabsyah menyambut baik dengan apa yang
dikemukakan oleh Pintana Group untuk pengembangan Krueng Geukuh dan apapun yang
dibutuhkan akan dibantu demi teralisasinya keinginan investor, lain halnya dengan A. Wahab
Abdullah dari BUMD Aceh Utara sangat antusias dengan menyediakan lahan yang dibutuhkan.
Selanjutnya Pemerintah kabupaten mempelajari proposal dari Pintana Group lebih lanjut, jika
menemukan kesepakatan maka akan dilanjutkan proses survey dari investor sebagai bentuk
keseriusan bagi kedua belah pihak.
Eksport & Import Krueng Geukueh pun dilirik Pintana
Banda Aceh ( Rabu, 22/1/2014) pertemuan kesekian kali dengan Pintana group hari ini
melibatkan instansi terkait di Aceh Utara yang berkaitan dengan Pelabuhan Krueng Geukueh.
Ruang rapat 1 BIP menjadi tempat pertemuan dilakukan, dengan dipimpin oleh kabid Promosi
BIP Netty Muharni koordinasi berjalan sempurna.
Ada beberapa kendala terkait sarana dan prasarana pelabuhan krueng geukueh, seperti
gudang untuk barang import belum tersedia, pendingin dan crane.
3
Pihak pintana digawangi oleh Funky Intan,
Selanjutnya Pemerintah kabupaten mempelajari proposal dari Pintana Group lebih lanjut,
jika menemukan kesepakatan maka akan dilanjutkan proses survey dari investor sebagai bentuk
keseriusan bagi kedua belah pihak.
Gambar 3 : PT. Nafasindo Berniat Perluas Bisnis di Aceh
Banda Aceh, Kamis (23 Januari 2014). Berawal dari pertemuan IMT-GT pada tahun
1995 di Medan, PT. Nafasindo dari Malaysia melakukan penanaman modal ke wilayah Aceh
dengan jenis investasi perkebunan kelapa sawit dan pengolahannya. Setelah hampir 20 tahun
menjadi salah satu mitra investasi di Aceh, kini PT. Nafasindo kembali akan memperluas
pengembangan bisnis dengan potensi yang ada di wilayah Aceh.
Berniat memiliki jalur bisnis baru di Aceh setelah kelapa sawit dan pabrik pengolahan
yang sudah berkembang, membuat para pesohor PT. Nafasindo ini mengajak Pemerintah Aceh
untuk mendiskusikan keinginan mereka. Melalui koordinasi Badan Investasi dan Promosi Aceh,
rapat dengan investor negeri jiran ini berlangsung di Pendopo Gubernur Aceh pada Kamis
(23/1/14).
Gubernur menyampaikan secara garis besar keadaan investasi Aceh yang sudah menggeliat
pasca konflik dan Tsunami yang melanda Aceh beberapa tahun silam. Penawaran yang diberikan
Gubernur mencakup berbagai aspek potensial di Aceh.
Peryataan Gubernur ini diperkuat dengan berbagai argumen dari Dinas terkait yang hadir
seperti Dinas Perkebunan (Ir. Said Sahifan) mengemukakan sangat terbuka bagi investor untuk
melanjutkan pola yang sudah dijalankan mereka beberapa tahun terakhir ini guna kesejahteraan
petani di Aceh. Bak gayung bersambut, Dinas Pertanian pun mengemukakan masih adanya
potensi pangan yang perlu peningkatan seperti Padi, Jagung dan Kedelai bagi para investor, balai
pembenihan tersedia untuk benih padi dan hortikultura, bibit unggul pun sangat diperlukan untuk
meningkatnya produksi dibidang pertanian.
Selain itu, perwakilan dari Dinas Perikanan mengutarakan kebersediaan untuk investor
dalam mengembangkan Pelabuhan Perikanan Lampulo karena setelah diresmikan beberapa
4
minggu yang lalu, baru dua investor yang bersedia antara lain pabrik pengalengan ikan dan
pengolahan rumput laut. “Masih terdapat 36% peluang investasi perikanan di Aceh” imbuhnya.
Setali tiga uang dengan Dinas Perikanan, dari Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan juga
menyampaikan harapan mereka kepada PT. Nafasindo untuk mendorong terpenuhinya pangan
seperti telur dan daging sapi yang masih meroket harganya karena keterbatasannya, ungkap DR.
Ir. M. Yunus, M.Sc selaku Kepala Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan ini.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Aceh (BAPPEDA) yang diwakili oleh Martunis turut
memuluskan peryataan dari berbagai instansi dalam menyambut hangat investor negeri Malaysia
untuk mengembangkan investor yang memang sudah ada di Aceh. Menurutnya “Aceh memiliki
aset unggulan yang perlu di eksplore seperti susu kedelai karena konsumsi di Aceh tinggi tapi
tidak memiliki pabrik sehingga harus di eskpor dari Malaysia, padahal jika diproduksi disini
tentu menguntungkan” ujarnya.
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Daerah (Bapedalda) menyampaikan
perihal pentingnya menjaga lingkungan melalui program produk yang dihasilkan dari usaha
(investasi) tentu harus berlabel “ECO” yang artinya tidak merusak lingkungan dan aman.
Badan Investasi dan Promosi Aceh (BIP Aceh), Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu
(BP2T), dan seluruh SKPA berkolaborasi untuk siap mendukung PT. Nafasindo dalam
mengembangkan investasi Aceh. Diakhir pertemuan ini pihak Nafasindo memberi tanggapan
bahwa mereka akan mendiskusikan secara intern untuk menentukan potensi apa yang akan
mereka pilih sebagai investasi berikutnya dan meminta Gubernur menunjuk sebagai perantara
antara Pemerintah Aceh dan PT. Nafasindo.
Gubernur menunjuk Badan Investasi dan Promosi Aceh menjembatani hubungan kedua
belah pihak dan sekaligus menutup pertemuan pada hari ini dengan sangat bersahaja.
Gambar 4 : Niat Pemerintah China ber-investasi di Aceh
Banda Aceh ( Jumat, 14/2/2014) Kunjungan Investor China disambut baik oleh, Kepala
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Safwan, perwakilan Kapet dihadiri oleh Salahuddin serta
Kabid Promosi BIP Aceh Netty Muharni perbincangan hangat mengalir begitu saja mereka
5
mengungkap ketertarikan Pemerintah Cina untuk berkomitmen bekerjasama dengan pemerintah
Aceh, pertemuan berlangsung di Ruang Rapat 1 Badan Investasi dan Promosi Aceh.
Pembicaraan sebelumnya telah mereka lakukan dengan gubernur Aceh, mereka juga telah
mengirimkan surat kepada Zaini Abdullah selaku gub Aceh, respon baik diberikan oleh
gubernur, ujar Francis Foo managing director pada perusahaan Apex Development (S) PTE
LTD. Niat untuk berinvestasi tiga bidang diantaranya Minyak dan gas dengan jumlah investasi
sekitar 400 T, Kawasan industri mereka inginkan lahan lebih kurang 500 Ha dan Pertambangan.
Mr. Poniman Lo mengatakan Pihak pemerintah China bersama dengan sekotar 60 orang
pengusaha China pada maret mendatang telah merencanakan untuk mengunjungi Aceh, untuk
membahas rencana investasi mereka secara lebih detail.
Safwan mengatakan akan menelusuri surat yang dikirimkan dari pihak investor kepada
gubernur, karna akan diadakan rapat internal untuk membahas beberapa investasi yang
diinginkan.
Penyediaan lahan untuk kawasan industry telah disediakan di ladong sebesar 52 Ha , jika
diperlukan penambahan luas area tersebut akan dibicarakan kembali demikian ujar Salahuddin.
Di akhir pertemuan Netty meminta kepada Mr. Foo untuk mengirimkan surat
pemberitahuan akan kedatangan sejumlah perwakilan dari pemerintah dan pengusaha China,
agar dapat dipersiapkan pertemuan dengan sempurna.
Gambar 5 : Action Plan Kopi Aceh
Banda Aceh ( Rabu, 19/2/2014) rapat pembahasan pengembangan komoditas Kopi Aceh
dibuka oleh Kepala Badan Investasi dan Promosi Aceh Iskandar, berlangsung di ruang rapat 1
BIP Aceh, hadir di dalam pertemuan tersebut Deputi Promosi Badan Koordinasi Penanaman
Modal RI Dr. Ir. Himawan Hariyoga, M. Sc, Kementrian Perdagangan di wakili oleh Oke
6
Nirwan, Dipl. Ing serta para bupati central penghasil kopi, seperti Aceh Tengah, Bener Meriah,
Gayo Lues dan Pidie, SKPA dan pengusaha yang turut hadir juga.
Pertemuan sangat interaktif Iskandar memaparkan beberapa materi mengenai
pengembangan komoditas kopi gayo di Uni Eropa, pertemuan ini merupakan follow up event di
Brussels- Belgia, pertemuan Gubernur Aceh dengan Dubes RI untuk Belgia pada acara
Marketing Investment Indonesia (MII) Juni 2013, hasil pertemuan tersebut dilaporkan ke
Presiden SBY pada Agustus 2013. Bantuan yang diharapkan Pemerintah Aceh kepada Dubes RI
untuk Belgia adalah pembangunan pusat penelitian kopi, pengembangan agro industry kopi,
mempromosikan kopi gayo sebagai kopi terbaik didunia dan mensosialisasikan kepemilikan
sertifikasi Geographical Indication (GI) oleh masyarakat Gayo.
Menurut Oke Nirwan ini merupakan langkah awal yang tepat, apa yang direncanakan
Aceh sejalan dengan rencana nasional bekerjasama dengan world bank kami akan
mengembangkan kopi Indonesia, tujuannya awal adalah supaya kopi Aceh dikenal oleh pasar
internasional. Ada yang unik demikian ujar Oke biasanya yang dijual adalah produk tetapi di
Aceh berbeda cita rasa yang dipromosikan, karena jika rasa sudah di kenal maka produk pun
akan dicari. Oke pun menjelaskan beberapa rencana jangka pendek dan panjang, beliau berharap
Pemerintah Aceh lebih proaktif dengan menyelenggarakan event berskala international dengan
mengundang buyer dan satu hal lagi yang terpenting kesiapan untuk pameran dan pembenahan
pasca pameran.
Deputi Promosi BKPM mengapresiasi dengan iklim investasi di Aceh, karena menurut
nya Aceh paling sering berpartisipasi dalam event yang digelar baik di luar negeri maupun dalam
negeri. Beberapa point penting yang dijabarkan beliau investasi adalah cara yang efektif untuk
pembangunan ekonomi, kita patut bangga karna Indonesia sekarang menjadi tujuan utama para
investor mengalahkan Cina dan India. Himawan menyebutkan BKPM akan selalu siap
membantu baik dalam action plan dan promosi dan agar lebih fokus untuk pemasaran domestik.
Bupati Bener Meriah mengeluhkan fluktuasi harga kopi, Ruslan Abdul Gani
menyebutkan agar pelabuhan Krueng Geukueh bisa dimaksimalkan dan beliau juga
mengharapkan untuk fokus didalam negeri karana pangsa pasarnya lebih banyak.
Perwakilan dari bupati Aceh Tengah M. Syukri menyebutkan GI belum didaftarkan di
perjanjian perdagangan yang ada di Eropa, syukri berujar Surat Keterangan Asal (SKA) apa bisa
dilimpahkan ke kabupaten/kota sehingga bisa lebih mudah dengan packing dan eksport, sistem
resi gudang dan pasar lelang juga menjadi prioritas Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah, beliau
pun sepakat dengan Himawan dan Ruslan bahwa fokus untuk pemasaran didalam negeri perlu
ditingkatkan.
Gayo Mountain telah didaftarkan oleh Belanda demikian petikan Kakanwil Hukum &
HAM Aceh tetapi masa berlaku pendaftaran mereka telah habis pada tahun 2010, jadi jika ingin
mendaftarkan sudah bisa atas kepemilikan kopi gayo tersebut, dalam waktu dekat diharapkan
segera membentuk tim kecil untuk bertemu pada Maret 2014 untuk pendaftaran tersebut.
Pada akhir pertemuan Oke Nirwan mengomentari tiga point; pertama apa keuntungan GI,
kedua mengundang investor dan resi gudang yang harus diperbaiki managementnya. Himawan
menambahkan jangan dilupakan pasar domestik, aspek budidaya diperkuat sekaligus
kelembagaannya dan identitas atau branding sangat diperlukan. Setelah semuanya memberikan
masukan dan saran, Iskandar pun menutup pertemuan tersebut karena dilanjutkan dengan field
7
visit kepelabuhan perikanan Lampulo, tujuan berikutnya ke kawasan Industri Ladong, pelabuhan
Malahayati dan peternakan sapi milik PT. Lamora Kuta Malaka, Deputi Promosi BKPM RI dan
rombongan disambut hangat oleh masing-masing leader kawasan investasi tersebut.
Gambar 6 : Lawatan Menteri Pertanian Malaysia
Banda Aceh, Sabtu (1 Maret 2014). Setelah melakukan pertemuan PT. Nafasindo dengan
Gubernur Aceh pada (24/1/2014) di Pendopo Gubernur. Hari ini PT. Nafasindo meresmikan
kantor wilayah cabang di Banda Aceh. Peresmian dihadiri oleh YB Dato’ Sri Ismail Sabri Bin
Yaakob sebagai Menteri Pertanian dan Industri Asas Tani dari Malaysia, komisaris serta direktur
utama PT. Nafasindo beserta rombongan.
Rombongan dari Malaysia ini, tiba di Bandara Internasional SIM pada Sabtu pagi,
bersamaan dengan Gubernur Zaini Abdullah dan Kepala Badan Investasi dan Promosi (BIP)
Aceh, Ir. Iskandar, M.Sc. Selain untuk meresmikan kantor Perwakilan PT. Nafasindo, lawatan
ini juga untuk mengunjungi beberapa industri di Aceh seperti peternakan, kilang padi, Pelabuhan
dan Kawasan industri.
Perusahan yang sudah tujuh belas tahun berinvestasi di bidang kelapa sawit di daerah
Aceh Singkil datang untuk menunjukkan keseriusaanya dalam melebarkan investasi di Aceh
khususnya bidang pertanian, peternakan dan perikanan. Menteri Pertanian dan industri Asas Tani
Malaysia ini sangat bersyukur atas peresmian kantor Nafas di Banda Aceh dengan nama PT.
Nafasindo, “ini semua terwujud berkat dukungan dari gubernur Aceh dan saya sangat berterima
kasih atas itu serta atas sambutan yang luar biasa ini” ujarnya.
Selain Ir. Iskandar, Ibu Raihanah (Kadis perikanan dan kelautan Aceh), Ir. H. H. Yunus
(Kadis Kesehartan hewan dan Peternakan) dalam kesempatan tersebut turut mendampingi
Menteri dan rombongan.
Selanjutnya setelah melakukan peresmian kantor tempat pertama yang dikunjungi adalah
wilyah Peternakan ayam GRD Farm di Blang Bintang Aceh Besar. Beliau melihat langsung
proses pembuatan pakan ayam, sarana kadang ayam yang cukup luas serta bertanya peluang
investasi yang sesuai untuk mengembangkan peternakan ayam di Aceh.
8
Kemudian rombongan dari Negara tetangga ini juga mengunjungi Kilang Padi di Blang
Bintang untuk melihat langsung kondisi pengolahan beras dan gabah. Menteri juga mengatakan
ketertarikkannya bekerjasama dalam sektor pabrik padi.
Untuk menutup sesi terakhir kunjungan lapangan hari ini maka langsung bertolak ke
Peternakan Sapi PT. Leumona Kutra Malaka di Aceh Besar. Menteri sangat antusias melihat
peternakan dan diharapkan bisa terwujud investasi yang diharapkan terutama di sector
peternakan sapi.
Gambar 7 : Menteri Kelautan dan Perikanan Peusijuek Kapal Nelayan
Banda Aceh ( Sabtu/ 8/3/2014) Pelabuhan Internasional Perikanan Lampulo hari ini
kembali dikunjungi oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Bapak Sharif Cicip Sutardjo,
didampingi Gubernur Aceh, Ketua DPRA, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Kepala Badan
Investasi dan Promosi Aceh serta SKPA terkait, BKKBN, Plt Walikota Banda Aceh dan Nelayan
Aceh secara keseluruhan. Kunjungannya selain dalam rangka peluncuran kapal 30 Gt dan 40 Gt,
pencanangan Peningkatan Kehidupan Nelayan (PKN) juga menjadi agenda pak Menteri.
Gubernur Aceh dalam sambutannya“ keluarga nelayan Aceh sangat bahagia dengan
adanya pencanangan PKN, diharapkan dapat mengentaskan kemiskinan, mampu mendorong
kemandirian serta kesejahteraan bagi nelayan” ujar Zaini Abdullah.
Dalam pidato singkatnya sang menteri mengatakan Indonesia akan menjadi negara
dengan pertumbuhan ekonomi terbesar ke-7 pada tahun 2030 karna empat faktor, pertama sektor
perikanan, pertanian, oil & gas dan Jasa. Setelah sambutan selesai bapak menteri langsung
melihat lokasi program PKN PPI Panteraja , masih didalam area pelabuhan lampulo Menteri,
Gubernur Aceh besera Ibu Niazah meresmikan pameran ikan hias milik SUPM Ladong,
peusijueuk kapal bantuan gubernur Aceh kepada nelayan menjadi penutup kunjungannya hari
ini. Semoga dengan adanya kapal ini dapat menambah pendapatan para nelayan sehingga
terciptanya kesejahteraan bagi para nelayan tutup sang Menteri.
9
Gambar 8 : Silahturahmi Dubes Malaysia untuk Indonesia
Banda Aceh, Jum’at (14 Maret 2014). Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Dato’ Seri
Zahrain Mohamed Hashim beserta Istri, para Penasihat Kedutaan Bidang PDRM, bidang
Pelancongan, Bidang Ekonomi, Bidang MARA, Bidang Promosi Pendidikan yang di dampingi
Atase Pendidikan, Atase Imigrasi, Atase Buruh serta Atase Kastam beserta seluruh rombongan
mengunjungi Aceh pada Jum’at hingga Minggu (14-16/3/2014).
Rombongan tiba di Bandara SIM pada Jum’at pukul 11.00WIB dan langsung bertolak ke
Mesjid Raya Baiturrahman untuk melaksanakan shalat Jum’at bersama Gubernur dan jajaran
Pemerintah Aceh. Setelah itu rombongan langsung menuju Pendopo Gubernur guna memenuhi
jamuan makan siang Gubernur Aceh.
Pada pukul 14.00 WIB rombongan dari Malaysia ini didaulat untuk bertemu dengan
jajaran Pemerintah Aceh yaitu Badan Investasi dan Promosi Aceh, Dinas Kelautan dan
Perikanan, Dinas Peternakan Hewan dan Kesehatan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, BP2T,
KAPET dan lain-lain, Ucapan selamat datang Ke Aceh bagi rombongan dari Jakarta dan Medan
ini disampaikan oleh Gubernur.
Bak gayung bersambut, Dubes turut membalas hangat sambutan dari Gubenur dengan
mengatakan Aceh memiliki ikatan semenjak Aceh dengan Kerajaan termashur nya. Dato’
mengatakan ingin melakukan kerjasama dengan Aceh di bidang perdagangan karena untuk tahun
2013 Aceh- Malaysia minim hanya 5 juta USD, sedangkan Indonesia secara keseluruhan dengan
Malaysia tergolong besar yaitu 21 Milyar USD.
“Event Asean Economy Community (AEC) merupakan ajang yang bagus untuk
meningkatkan ekonomi masing-masing Negara, karena anggota kebanyakan dari Indonesia-
Malaysia”, ujar Dato’ sebelum menutup acara ramah tamah siang ini.
10
Gambar 9 : Aceh-Malaysia Business Forum
Gubernur Aceh mengatakan dalam sambutannya bahwa Aceh siap dalam segala bidang
untuk menerima investasi, terlebih Aceh memiliki potensi yang kaya dan infrakstruktur yang
sudah memadai, dan Malaysia diharapkan mengajak para pengusahanya untuk dapat berinvestasi
di Aceh. Dubes mengutarakan bahwa ingin meningkatkan kerjasama perdagangan dengan Aceh
karena dibandingkan daerah lain di Indonesia, hubungan perdagangan dengan Aceh tergolong
rendah. Padahal Aceh berada dijalur yang strategis dengan Malaysia. Kesiapan Pelabuhan
menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan perdagangan antara negeri serumpun ini.
Dubes juga menyatakan ketertarikan terhadap potensi besar yang dimiliki Aceh setelah
mendengarkan paparan dari Kepala Badan Investasi dan Promosi Aceh, Iskandar, yang
menjelaskan detailed plan project investasi Aceh. Banyak proyek yang menjadi unggulan di
Aceh yang ditawarkan Aceh. Sebelumnya, Dubes juga telah mendengar dari Menteri Pertanian
dan Industri Asas Tani Malaysia (kunjungan dua minggu lalu) mengenai potensi yang
ditawarkan Aceh kepada Malaysia, sehingga muncul keinginan yang besar untuk bekerjasama
dalam ekspor impor perdagangan.
Acara yang didaulat oleh Badan Investasi dan Promosi Aceh ini turut mengundang
beberapa kepala SKPA terkait dan pihak swasta guna berdialog langsung dengan pihak Kedubes
yang bertolak dari Jakarta dan Medan tersebut. Kunjungan beberapa hari ini diharapkan
membuka peluang bagi investasi lain yang dapat mengikuti jejak PT. Nafasindo yang telah lebih
dulu berkecimpung ber-investasi Aceh. Pertemuan ramah tamah ini memberikan kesan positif
bagi kedua belah pihak sehingga pihak Kedutaan Besar Malaysia untuk Indonesia ini berniat
mengajak para pengusaha Malaysia menyambangi Aceh sebagai tujuan investasi dan juga
dengan berlandaskan hubungan baik kedua belah pihak sejak zaman Kesultanan dulu.
Kunjungan Lampulo
Pagi harinya, rombongan Kedutaan Besar ini bertolak menuju Pelabuhan Perikanan
Lampulo untuk melihat langsung kehidupan pelabuhan yang digadang-gadang menjadi
pelabuhan bertaraf internasional ini. Kunjungan yang didampingi oleh Kepala Badan Investasi
dan Promosi Aceh beserta Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh bersama dengan Para
Panglima Laot menyambut rombongan Dubes dengan sangat ramah. Berinteraksi dengan para
Panglima laot mengenai kondisi penangkapan ikan dan pengelolaan hasil tangkap hingga
berbicara mengenai kebijakan dalam pengelolaan hasil tangkap serta kesejahteraan nelayan
11
lokal. “Saat ini secara keseluruhan jumlah Nelayan Aceh 106.000 jiwa dan untuk wilayah lokal
berjumlah 7000 jiwa” ujar Raihanah selaku Kadis DKP Aceh.
Menurut Dato’, jumlah ini cukup fantastis, Dubes berharap kedepannya Aceh dapat
memiliki sarana penangkapan ikan yang lebih modern dan canggih (seperti di Negara lain)
sehingga memudahkan para nelayan dan dapat meningkatkan kesejahteraan Ekonomi Aceh.
Panglima Laot juga menuturkan kesiapan mereka menerima investor yang benar-benar serius
untuk memajukan masyarakat Aceh dan membantu para nelayan Aceh. Dubes berharap dapat
mengunjungi Aceh lagi ke depannya, dan segera menindaklanjuti hasil dari kunjungan ini.
Taiwan tawarkan Teknologi Perikanan dan Pertanian
Banda Aceh, Jum’at (28 Maret 2014) Investor dari Taiwan menyambangi Aceh untuk
berinvestasi di bidang teknologi budidaya udang dan ikan, teknologi ini telah diperkenalkan ke
beberapa Negara luar Taiwan dan telah mendapat sambutan baik, di Aceh ada tiga point penting
yang membuat investor tertarik pertama budidaya udang dan ikan, Ikan Laut ( bidang perikanan),
kedua teknologi padi ( pertanian) dan terakhir tentang budidaya tumbuhan herbal.
Ruang rapat I Badan Investasi dan Promosi Aceh ( 28/3/2014) menjadi saksi lahirnya
rencana investasi dari pihak Taiwan tentunya sudah tidak perlu diragukan lagi dengan teknologi
modern mereka, dengan di hadiri beberapa instansi terkait seperti Dinas Kelautan dan Perikanan
Aceh, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Biro Ekonomi, BP2T.
Kepala Bidang Perizinan BIP Aceh Ir. Jonni menjadi pembuka rapat tersebut,
mengatakan “kami selalu terbuka untuk para investor dengan mempermudah segala perizinan
yang diperlukan”. Selanjutnya Hj. Ahmad Nizal A Desa sebagai chief executive di Ultra energy
resources SDN-BHD memaparkan “rencana investasi mereka seperti bidang budidaya udang dan
ikan mereka ingin memberikan pembekalan teknis dan teknologi kepada masyarakat setempat,
bibit yang akan di impor untuk keperluan budidaya tentunya dengan kesepakatan yang telah
disetujui oleh kedua belah pihak”.
Ahmad Nizal menjelaskan lagi tentang tuna dan ikan laut lainnya, mereka akan
menyediakan boat yang lebih besar untuk menangkap ikan sehingga ikan yang ditangkap lebih
banyak daripada saat ini, selanjutnya menyediakan tempat untuk pemroresan hasil laut yang
lebih modern dan besar. Tentu kita perlu menyambut baik akan hal ini ditanggapi oleh semua
instansi yang hadir pada dasarnya mereka merespon positif akan investasi ini. Semoga rencana
investasi ini akan terwujud demi kepentingan ekonomi rakyat Aceh secara keseluruhan .
Perikanan jadi daya tarik investor Malaysia
Banda Aceh, Selasa (1 April 2014). Selamat datang calon investor baru, kalimat ini
menjadi pembuka rencana investasi berikutnya dalam bidang perikanan untuk RH Fishery SDN.
BHD yang berasal dari Negara tetangga, Malaysia. Investor yang baru pertama kalinya
menggelar rapat dengan Badan Investasi dan Promosi (BIP) Aceh pada Selasa (1/4/14) pagi
untuk dikoordinasikan dengan Dinas kelautan dan Perikanan, Dinas Perindustrian, Perdagangan
dan Koperasi, BP2T, Bea dan Cukai Aceh serta Biro Perekonomian.
Dalam rapat yang dibuka oleh Kepala Bidang Perizinan Ir. Jonni mewakili Kepala BIP
Aceh, mengkoordinir arah pembicaraan investor untuk menfokuskan minat mereka dalam
berinvestasi di Aceh. Di awali dari tanggapan Ibu Nova A. Zuhra dari DKP Aceh yang
12
memberikan pemahaman mengenai kondisi Kelautan Aceh, Pengurusan yang sesuai peraturan
berlaku di Aceh serta kesiapan dan keseriusan dari Investor Negeri dari Jiran ini untuk Ekspor
hasil laut Aceh ke Malaysia.
Sangat penting dan yang perlu dilakukan pertama adalah memberikan proposal mengenai
profil perusahaan dan jenis investasi yang ingin dilakukan di Aceh” ujar Nova. Disperindagkop
dan Bea cukai berkesempatan untuk menjelaskan mekanisme proses yang harus dilakukan oleh
Penanaman Modal Asing (PMA) untuk mewujudkan investasi. Investor yang begerak dalam
bidang Pengalengan hasil tangkapan laut tersebut ini sebelumnya telah melakukan tinjauan
lapangan dipesisir pantai Barat Aceh untuk melihat kondisi perairan Aceh.
RH Fishery SDN. BHD perusahan yang di gawangi oleh Hashim bersaudara ini
menjelaskan mengenai infrakstruktur yang mereka miliki, mereka berkeinginan untuk
mendirikan pabrik pengalengan cumi (secara lebih spesifik). Asumsi dari Hashim bersaudara
“Malaysia memiliki laut yang kecil namun mampu mensejahterakan rakyat Malaysia, Aceh
memiliki Laut yang luas seharusnya lebih bisa mensejahterakan rakyat, untuk itu kami tertarik
mengembangkan investasi disini” ungkap salah satu juru bicara investor.
Yang penting untuk ditelisik oleh semua kalangan di Aceh adalah pertanyaan mereka
seputar keamanan yang mampu melindungi mereka dari hal-hal yang tidak dinginkan baik di
darat maupun di lautan. Pola kerjasama yang ditawarkan untuk invetasi ini akan dibahas setelah
mereka menyelesaikan kewajiban untuk pembuatan proposal yang akan dipelajari instansi
terkait.
Gambar 10 : The Aceh Business Forum 2014 Digelar: Go West! Invest in Aceh
Doto Zaini: Pemerintah Aceh Akan Berikan Berbagai Kemudahan Untuk Investor
Jakarta – The Aceh Business Forum “Go West! Invest in Aceh” digelar. Acara
monumental yang berlangsung di Four Season Hotel, Jakarta, Selasa, (15/4) ini terselenggara
13
atas inisiatif Sugeng Harjadi Syndicate dan Pemerintah Aceh. Sejumlah tokoh nasional dan duta
besar negara sahabat hadir dalam momentum ini, sebut saja Dubes Irak dan Wakil Dubes
Amerika Serikat. Dari Kementerian hadir Wakil Menteri Pariwisata RI Sapta Nirwanda, yang
juga bertindak sebagai nara sumber.
Selain itu juga hadir Staf Khusus Presiden bidang Penanggulangan Kemiskinan HS
Dillon, Mantan Menteri Tenaga Kerja Abdul Latief yang juga pemilik Pasaraya, Mantan Menteri
Keuangan Fuad Bawazier, Ketua Kadin, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofyan
Wanandi, Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) Anwar Nasution, Sekjen kementerian
Pertanian, Pengamat Ekonomi Indonesia Ichsanuddin Noersy dan sejumlah perwakilan dunia
usaha dari luar dan dalam negeri.
Sementara dari Aceh, selain Gubernur Zaini Abdullah, pula hadir Wali Nanggroe Malik
Mahmud Al Haytar, Ketua DPR Aceh Hasbi Abdullah serta sejumlah pejabat terkait lingkup
Pemerintah Aceh. Gubernur Aceh diawal sambutannya, mengucapka terimakasih dan
penghargaan kepada Bapak Kepala Staf TNI- AD Jenderal TNI Budiman yang berkenan
menjadi keynote speaker.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Zaini memberikan penjelasan dan gambaran tentang
prospek investasi yang bisa dikembangkan di Aceh. “Sebelum masuk ke masalah peluang bisnis,
saya ingin meluruskan terlebih dahulu berbagai informasi menyesatkan tentang Aceh yang
berkembang belakangan ini. Informasi itu ada menyebutkan bahwa saat ini kondisi Aceh tidak
aman,” kata Doto Zaini.
Alasannya macam-macam, jelas Gubernur, ada karena masalah penerapan syariat Islam
yang dituding melanggaran Hak Asasi Manusia, ada soal perbedaan pendapat antara Aceh dan
Pemerintah pusat soal kebijakan lokal, ada pula tuduhan soal gangguan keamanan terkait dengan
Pemilu legislatif dan Pemilu presiden.
“Isu-isu seperti ini adalah isu yang tidak mendasar. Sampai saat ini situasi di Aceh boleh
dikatakan sangat aman. Bahkan jauh lebih aman dari kota-kota besar lainnya di Indonesia,” tegas
Gubernur.
Dikatakan Gubernur Zaini, penerapan syariat islam di Aceh juga berjalan lancar. Sama
sekali tidak ada masalah dengan kebijakan ini, sebab menurutnya, syariat Islam justru menjadi
pedoman yang mendorong perdamaian Aceh lebih terjamin.
“Syariat Islam di Aceh hanya berlaku untuk masyarakat muslim. Bagi yang non muslim,
tidak ada kewajiban untuk menurutinya. Bahkan rakyat Aceh sangat melindungi warna non
muslim untuk menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya. Itu sebabnya dalam sejarah Aceh,
sama sekali tidak pernah terjadi bentrokan antar agama,” ungkapnya.
Rasa aman dan damai yang ada di Aceh juga dirasakan kalangan dunia usaha.
“Alhamdulillah, selama dua tahun terakhir, investor mulai banyak yang membuka usaha
di Aceh. Tidak hanya dari dalam negeri, investor asing pun sudah mulai menjalankan usahanya
di Aceh. Selama menjalanan aktivitas bisnisnya, para investor itu sama sekali tidak pernah
mendapat hambatan atau gangguan, apalagi Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten/kota
aktif membangun komunikasi,” kata Gubernur.
Zaini Abdullah menambahkan, Pemerintah Aceh dan seluruh jajarannya akan berada di
garis depan melindung kalangan investor manakala ada potensi gangguan yang mengusik
mereka.
14
“Yang terpenting, patuhi aturan hukum dan aktif membangun komunikasi dengan
pemerintah daerah setempat,” pinta Zaini Abdullah.
Pemerintah Aceh, kata Gubeenur juga sudah bertekad untuk menjadikan Aceh sebagai
kawasan investasi yang terbaik di wilayah Indonesia bagian barat. Ia meyakini, dengan potensi
sumber daya alam dan kondisi geografis yang dimilikinya, Aceh akan menjadi kawasan investasi
yang terbaik di masa depan.
4 (Empat) Kekuatan Utama Aceh
Gubernur Zaini Abdullah mengutarakan, setidaknya ada empat kekuatan utama Aceh
untuk dijadikan sebagai tujuan utama investasi di wilayah Indonesia bagian barat.
Pertama, letak geografisnya sangat strategis di pintu masuk selat malaka, sehingga dekat
dengan pasar-pasar potensial di Asia, Afrika, Timur tengah, dan juga benua Australia. Kedua,
Aceh memiliki beberapa undang-undang dan peraturan khusus yang pro terhadap investasi,
antara lain Undang-Undang Nomor 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh yang memberi
kewenangan kepada Aceh dalam penyelenggaraan pemerintahan.
“Kami juga memiliki qanun penanaman modal yang berpihak kepada investor. Dan
dalam waktu dekat, Insya Allah akan terbit beberapa turunan dari Undang-Undang
pemerinttahan Aceh, seperti Peraturan Pemerintah tentang Minyak dan Gas dan Peraturan soal
pengalihan masalah pertahanan yang akan menjadi kewenangan Aceh,” jelas Gubernur.
Selanjutnya, (3) Aceh memiliki kawasan pelabuhan Bebas Sabang yang ditegaskan dalam
Undang-Undang nomor 37 tahun 2000, sehingga membuat kawasan Sabang menjadi pusat
investasi ideal di masa depan.
“Kawasan ini memberikan insentif yang menarik bagi investor, seperti pembebasan bea
masuk dan pembebasan pajak, dan juga kemudahan dalam perizinan,” kata Doto Zaini
Kemudian, (4) Aceh memiliki sumber daya alam yang cukup besar. Gubernur
menjelaskan, berbagai komoditi mudah sekali didapatkan di Aceh, seperti komoditas pertanian,
sumber daya laut, dan sumber daya mineral. Ketersediaan tenaga listrik juga cukup berlimpah
karena beberapa sumber energi baru akan segera difungsikan di Aceh.
“Di samping itu, Aceh juga memiliki sumber daya manusia yang siap pakai untuk
mendukung kebutuhan investasi di daerah,” imbuhnya. Dengan semua fasilitas itu, Pemerintah
Aceh menawarkan fasilitas dan kebijakan investasi terbaik kepada para investor untuk membuka
usaha di Aceh.
“Untuk itu berbagai kemudahan investasi siap kami tawarkan, seperti percepatan
perizinan dan penyederhanaan prosedur investasi. Kami juga akan membenahi Kantor
pelayanan terpadu untuk investasi, sehingga pelayanan lebih cepat, mudah dan efektif. Kami
juga membentuk Tim Task Force untuk membantu para investor dan calon investor melakukan
studi kelayanan di lapangan,” tutup Gubernur.
15
Gambar 11 : Beberapa sektor di Aceh kembali menjadi incaran Investor asal Negeri Jiran
Banda Aceh, Rabu (25 April 2014) Kunjungan kedua ke Aceh oleh Ultra Energy
Resources SDN BHD yang di gawangi oleh Hj. Ahmad Nizal A Desa beserta Tim pada Badan
Investasi ,setelah datang pada kunjungan pertama dengan Taiwan silahkan membuka link berikut
ini, http://acehinvestment.com/news/taiwan-tawarkan-teknologi-perikanan-dan-pertanian/
(tanggal 28 Maret 2014). Rapat koordinasi rencana investasi Pertambangan, Perkebunan,
Perbankan serta Perhotelan oleh calon investor Malaysia dipimpin oleh Kabid Perizinan BIP
Aceh Jonni, beberapa instansi terkait juga turut hadir seperti Disbudpar Aceh, Distamben, Biro
ekonomi, BP2T dan Bank Indonesia.
Terlihat antusias dari pihak investor menanyakan sektor Emas dan Barite/Barium Sulfate
atau lebih dikenal didalam ilmu Kimia (BaSO4) yang ingin di investasikan kepada Dinas
Pertambangan dan Energi, perwakilan Distamben menjawab “ketentuan hukum yang berlaku
saat ini, kami sangat membutuhkan industrilisasi tambang sebagai peningkatan nilai tambah”,
“pertambangan yang tidak boleh dilakukan di pesisir pantai dan hutan lindung” demikian ujar
Sugeng.
Perhotelan dan Perbankan menjadi daya tarik untuk investor tersebut seperti “dimana
lokasi yang tepat” serta mereka turut menanyakan apakah sulit mendiirikan atau men-transfer
uang asing ke Aceh karena harus melalui Pusat/Jakarta, terlebih dahulu dan seperti apa pula
tahapan yang harus mereka di lalui ungkap Ahmad Nizal.
Bank Indonesia dihadiri oleh Zulfan menjawab bahwa tidak ada kesulitan sama sekali
asal sesuai dengan prosedur, jika untuk transfer beliau menguraikan selama ini belum ada
kendala karena banyak saat ini mengalir uang asing di Aceh, seperti kita ketahui bersama Aceh
tengah untuk pembangunan Pembangkit Listrik tenaga Air, investor asal Korea selama ini
berjalan lancar, baik itu untuk transfer sebagai pembayaran karyawan maupun material, saya rasa
tidak ada masalah untuk hal tersebut.
Terkait Hotel mereka berencana meng-upgrade hotel seperti Lido Graha di Lhokseumawe
dan beberapa hotel lain yang potensial untuk di kembangkan
Banyak kemudahan yang akan di berikan Aceh kepada investor dan segala kendala apapun itu
kami akan membantu mendampingi dan fasilitasi sampai selesai, jadi pihak investor tidak perlu
khawatir tutup Jonni mengakhiri pertemuan hari ini.
16
Gambar 12 : Doto Zaini Resmikan PT. Boswa Megalopolis
Calang, Sabtu (26 April 2014) Masyarakat Aceh khusus nya penduduk Calang dapat
bergembira karena Pabrik Kelapa Sawit milik PT. Boswa Megalopolis hari ini diresmikan
langsung oleh Gubernur Aceh Zaini Abdullah. Peresmian turut dihadiri oleh ketua DPRA Hasbi
Abdullah, Sekda Aceh Dermawan, Kepala BIP Aceh, Iskandar, M.Sc serta perangkat daerah baik
di Calang maupun kabupaten lain. Di Aceh Jaya Rombongan Gubernur disambut hangat oleh
wakil bupati Aceh Jaya serta Direktur Utama PKS Sutanto.
Dalam sambutan, orang no satu di Aceh terlebih dahulu mengucapkan selamat kepada
pimpinan dan seluruh staf yang telah terlibat atas selesainya pembangunan pabrik kelapa sawit
ini, kehadiran perusahaan ini menjadi bukti bahwa iklim investasi di Aceh semakin memikat.
Lebih lanjut Gubernur mengharapkan investasi tidak hanya dalam bidang perkebunan, sektor lain
masih terbuka lebar seperti perikanan, pertanian, keuangan.
Ada beberapa himbauan langsung oleh zaini diantaranya semua perkebunan yang ada di
Aceh agar aktif membangun kebun-kebun plasma sebagai upaya untuk memberdayakan
masyarakat, Pengalokasian anggaran untuk kegiatan Corporate social Responsibility (CSR) bagi
penguatan masyarakat jangan diabaikan, Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) harus
disampaikan tepat waktu, sehingga kita bisa mengevaluasi progress investasi yang berjalan,
khusus kepada para aparatur pemerintahan di seluruh Aceh saya menghimbau untuk memberi
kemudahan kepada dunia usaha dalam mengurus segala administrasi, terkait investasi ini jangan
sampai ada Pungli diluar ketentuan dan kepada kalangan perbankan saya menghimbau agar aktif
memberi dukungan modal kepada usaha sektor perkebunan sehingga ruang bagi pelaku usaha
dalam menggerakkan usahanya semakin terbuka lebar tutup Gubernur asal Pidie dengan
tegasnya.
Reporter Badan Investasi sempat wawancara Hasbi Abdullah terkait peresmian tersebut “
Saya sangat bahagia dengan adanya CPO, sehingga masyarakat tidak perlu menjual kelapa sawit
ke Medan, karna Pt. Boswa sudah bisa menampung kelapa sawit” ujar beliau.
Mill Manager Mahyudin beserta Direktur Sutanto turut mendampingi rombongan untuk
melihat aktifitas pabrik secara keseluruhan, menyebutkan “masyarakat dekat pabrik dan seluruh
17
Aceh sekarang sudah bisa menjual karna PKS akan menampung dengan harga saat ini 1.850 per
kilo”.
Semoga dengan diresmikan PKS dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat Aceh dan
membuka jalan untuk investor lain untuk segera masuk ke Aceh, sehingga Aceh maju di segala
sektor seperti harapan semua pihak.
Persiapan Matang, Investor Datang
Banda Aceh, Selasa (6 Mei 2014). Kedatangan tamu Pemerintah Aceh merupakan
sesuatu hal yang lumrah namun setiap tamu yang hadir punya kekhasan masing-masing. Setiap
kali mereka sudah menyinggahi Provinsi Aceh, tentu membawa harapan baik bagi daerah yang
sedang gencarnya mencari investor untuk menanamkan modal. Tak terkecuali dari belahan bumi
mana sang investor datang. Setelah lalu lalang dan bertemu banyak pihak penting di Aceh, tamu
dari negeri serumpun ini siap bertolak kembali ke Negara asalnya Penang-Malaysia. Dato’ Mohd
Rashid Hasnon, Dato’ Lie Ka Chun, Miss Lulilian dan Sazhanah, pada Jum’at (25/4/2014)
bersiap kembali melalui Bandara SIM Banda Aceh.
Sambil menunggu keberangkatan, masing-masing bersantai di ruang tunggu Bandara
SIM. Saat itulah saya mengambil kesempatan untuk bisa ngobrol langsung dengan mereka secara
terpisah. Dato’ Mohd Rashid Hasnon selaku Timbalan Ketua Menteri I Pulau Pinang masih
melaksanakan sholat Jum’at di sekitar Bandara, sehingga saya tidak dapat berbicara langsung.
Kemudian perhatian saya teralih pada sosok yang terlihat sedang duduk dan memegang majalah
adalah Dato’ Lie Ka Chun yang merupakan penasehat invest Penang, sepertinya tidak terlalu
sibuk untuk diajak ngobrol. Ketika saya mengutarakan niat untuk mewawancarai beliau,
langsung mendapat sambutan baik. Tidak perlu terlalu banyak mukadimah, bapak paruh baya ini
sepertinya sudah cukup nyaman dengan tema wawancara yang akan kita bicarakan.
Mengulas kembali potret panjang perjalanan invest Penang yang berawal di tahun 2010,
merupakan sebuah trobosan yang diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Singkatnya, menciptakan berbagai trobosan peningkatan perekonomian antar kedua belah pihak
yang sudha dibina harmonis. Setelah melalukan berbagai hal pada fase pertama perjanjian, maka
tiba limit waktu menetukan keberlanjutan program kerjasama tersebut. Setelah MoU kedua
dirilis di penang beberapa waktu lalu, tugas selanjutnya yang sudah menanti adalah
melaksanakan isi dari kerjasama fase kedua.
Dato’ lie Ka Chun bercerita singkat mengenai kerjasama yang pernah dijalin pada
beberapa tahun silam. Salah satu hal penting mengenai kerjasama dan ingin terus ditingkatkan
adalah “program intensif magang bagi putra-putri Aceh” ujarnya. Menurut pria berkulit putih ini,
jika ingin mendatangkan investor bidang pariwisata, bentuk dahulu tenaga kerja yang terampil.
“jika sudah mampu memberikan pelayanan yang prima terhadap tamu atau wisatawan maka akan
menjadi awal yang baik untuk perkembangan pariwisata Aceh”. Pada dasarnya walaupun
memiliki banyak potensi wisata tapi jika para wisatawan tidak nyaman dari segi pelayanan tentu
hal ini akan mengurungkan niat calon wisatawan lainnya untuk berwisata ke Serambi Mekkah
ini.
18
Tidak perlu muluk-muluk dan terlalu jauh berimajinasi untuk menciptakan infrakstruktur
nomor wahid seperti hotel berbintang, resort dan lain-lain, cukup diawali dengan home stay dari
penduduk di Aceh sendiri. Toh sangat mungkin hal ini sekaligus meningkatkan perekonomian
masyarakat sekitar. Selanjutnya yang terpeting yaitu hadirnya SDM kompeten untuk memberi
kenyamanan pelayanan. Untuk itu, kami siap menerima jika ada anak Aceh yang magang
(program intensif) di Penang untuk berlatih ilmu pelayanan, nantinya siswa akan belajar pada
hotel-hotel di Penang. Tujuannya agar pelajar mendapat pengalaman untuk mendapat
pemahaman pengendalian hotel dan sudah pasti pelajar diberikan fasilitas yang cukup ketika
menimba ilmu di Penang. Yang penting adalah menemukan perwakilan pelajar yang tepat untuk
mendapat pengalaman pekerjaan di Penang agar program ini sempurna. Untuk itu pertemuan
dengan pihak Univesitas di Aceh sudah barang tentu untuk tidaklanjutnya.
Dato’ Lie Ka Chun menjelaskan bahwa program intensif pada kerjasama invest Penang
yang pernah dilaksanakan sudah pernah ada pelajar yang dilatih, sehingga untuk rencana
kedepannya hanya perlu sedikit peningkatan saja. Melihat potensi Aceh untuk mengembangkan
sektor pariwisata sangat besar, apa lagi jika pengelolaaan kerjasama antara investor Penang dan
Pemerintah aceh maupun swasta terjalin dengan baik. Asumsinya adalah kerjasama ini
menghasilkan “win-win” saling menguntungkan kedua belah pihak. Para agen atau travel
pariwisata kedua wilayah bekerjasama, misalnya dengan menawarkan turis Penang untuk
mengujungi Aceh juga. Keberhasilan pariwisata bukan hanya terletak pada kekayaan potensi
yang dimiliki sebuah wilayah semata namun berdasarkan kenyamanan dan mengerti kemauan
wisatawan ketika berada di wilayah tersebut.
Di tempat yang sama, saya juga sempat berbincang dengan General Manager Invest
Penang, Miss Lulilian yang didamipingi stafnya, Sazhanah. Miss Lulilian yang saat itu tampil
santai mengurai jawaban yang cukup cerdas. Tidak jauh berbeda dengan sang Dato’, Miss
Lulilian ini menjelaskan bahwa untuk mendapatkan investor sebenarnya tidak perlu terlalu sulit.
Kunci adalah pada daerah itu sendiri dan apa yang ditawarkan pada calon wisatwan ini. Sebut
saja jika investasi pariwisata yang menjadi sorotan penting, selain dari lokasi yang strategis,
objek-objek wisata yang sangat menarik, kemudian fasilitas penunjang apa saja yang ada di
sekitar lokasi investasi, serta kekhasan apa yang menjadikan Aceh layak dipilih investor untuk
menanamkan modalnya.
Wisatawan yang datang ke Aceh untuk berllibur tentunya mencari apa saja hal
pendukung seperti kuliner yang menjadi cirri khas, tempat-tempat untuk memanjakan diri seperti
spa dan lain-lain, pusat oleh-oleh yang lebih terpadu, atau fasilitas pendukung yang lengkap
untuk bersantai. Apalagi Aceh cukup kaya dengan hasil pertanian, tentu menjadi daya tarik
lainnya. Untuk dapat memaksimalkan perkembangan sebuah daerah, tentu dilakukan proses
bertahap sama seperti yang dijalani Penang, sedikit-sedikit baru maju seperti sekarang ini.
Dimulai dari teknologi standar, dengan fasilitas infrakstruktur standar dan memperkerjakan
masyarakat lokal yang tentunya sudah diberi keterampilan, sehingga setelah 40 tahun barulah
Penang menuai hasil seperti sekarang. Hal ini dapat dicontoh oleh Aceh.
Untuk mewujudkan itu semua, sudah pasti butuh investor yang menamkan modalnya,
oleh karena itu untuk mendatangkan investor semua pihak harus mendukung. Terutama
pemerintah yang harus memberikan kemudahan dan insetif, misalnya dengan membebaskan
pajak tanah selama beberapa tahun dan memberi informasi akurat tentang jumlah wisatawan
19
yang pernah berkunjung, ini adalah salah satu strategi mumpuni. Pada dasarnya investor juga
pemilih, memilih dimana kenyamanan dan keuntungan lebih besar jika ada dua pilihan wilayah
untuk menanamkan modal. Strategi promosinya adalah apa yang kita berikan pada investor
sehingga mereka akan memilih Aceh untuk berinvestasi. Menutup obrolan siang itu, miss
Lulilian memberikan contoh mengapa sebuah daerah dipilih untuk investasi. Kematangan
menjadi kunci sebuah peluang itu terlihat lebih nyata untuk diwujudkan. Mari kita berbenah diri
sebelum mengundang sang investor baru.
Evaluasi dan Capaian Pusdatin BIP Aceh
Banda Aceh, Kamis (8 Mei 2014) Pusat Data dan Informasi Badan Investasi Aceh telah
mencapai usia lebih dari satu tahun, sejak diresmikan pada Maret 2013 silam. Masih perlu
banyak pembenahan untuk mencapai target lebih tinggi. Dibuka oleh Kepala Bidang Program
dan Pelaporan (Fuadi,SE), dan dipimpin Kepala BIP Aceh, Iskandar, diadakan rapat evaluasi dan
capaian yang telah diraih Pusdatin BIP Aceh. Ikut serta dalam rapat tersebut antara lain
Sekretaris BIP Aceh, Kepala Bidang dan anggota Pusdatin BIP Aceh.
Iskandar mengapresiasi apa yang telah diraih oleh Pusdatin dan mengharapkan
selanjutnya dapat menciptakan inovasi dan terobosan baru untuk Pusdatin. Setiap Bidang wajib
mendukung dengan menyampaikan bahan dan kegiatan demi tercapainya target untuk dapat
peringkat pertama dalam kategori Komisi Informasi Aceh (KIA).
LED (Light-Emitting Diode) dan WEB merupakan produk yang dihasilkan oleh Pusdatin.
Sejauh ini LED sudah menampilkan banyak video dan Ucapan selamat atau seruan dari
Pemerintah Aceh serta Paduka Yang Mulia Malik Mahmud Al- Haytar. Arif Arham selaku
penanggung jawab Pusdatin menyarankan Website khusus informasi Investasi sedangkan LED
bisa lebih terbuka untuk umum dengan merangkul berbagai informasi dari dinas lain agar terlihat
banyak hal yang ditampilkan tentang Aceh secara menyeluruh.
Pencapaian gemilang yang diraih Pusdatin mengenai peningkatan pengunjung yang luar
biasa di bandingkan tahun 2012 hanya sebanyak 491 pengunjung, sedangkan 2013 mencapai
15.881 pengunjung. Pada awal Mei 2014 sudah mencapai 10.731 sungguh angka yang
fantastatis, tidak menutup kemungkinan pengunjung akan terus meningkat. Jumlah pengunjung
Web BIP Aceh bukan hanya berasal dari Negara Indonesia tapi berbagai Negara lain, hal ini
terlihat top 25 negara, seperti Amerika dan China dan Negara-negara lain yang menyusul
dibawahnya.
Prestasi yang dicapai dengan usia belia adalah Terbaik ke-2 informasi wajib disediakan
dan diumumkan berkala serta Terbaik ke-3 kategori informasi wajib disediakan setiap saat.
Semoga dengan adanya evaluasi hari ini pusdatin dapat lebih baik dan mendapatkan prestasi
lainnya.
20
Gambar 13 : Calon Investor dari Seoul Meninjau Potensi di Aceh Selatan
Banda Aceh, Jumat (9 Mei 2014) Berbagai Potensi di Aceh dipaparkan oleh Iskandar
selaku kepala BIP Aceh dihadapan calon investor asal Korea Selatan di Badan Investasi dan
Promosi Aceh (9/5/2014). Kim Eung Kyo selaku Ceo DSK Engineering, Co, Ltd sangat tertarik
akan hal tersebut dan hari ini ditemani Wakil Bupati Aceh Selatan Kamarsyah, S. Sos, MM
mereka akan meninjau langsung lokasi dan Potensi yang ada di Aceh Selata
Jika melihat Korea Selatan dulu (masa perang) tidak pernah terfikirkan akan bisa semaju
sekarang, tidak ada sumber daya alam sama sekali, tetapi setelah perang usai negara yang ber-
ibukota Seoul, sekarang bisa menjadi negara maju dengan pertumbuhan ekonomi dan sumber
daya manusia yang meningkat jauh urai Kim Eung Kyo. Maka dari itu niat mereka ingin
membangun Aceh dan bertukar ide serta visi untuk membangun Aceh dengan Pemerintah Korea
Selatan, dengan pengalaman tantangan pembangunan Korea saat itu, sehingga Aceh juga bisa
maju.
21
Gambar 14 : Tiga Perusahaan yang terkendala Realisasi Investasi
Banda Aceh, Senin (19 Mei 2014) Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan investasi di
Aceh Badan Investasi dan Promosi (BIP) Aceh memfasilitasi Perusahaan yang mengalami
kendala dalam merealisasikan investasi dan terkendala dalam persiapan persyaratan yang harus
dipenuhi dari daerah yang blm siap. Agar permasalahan yang dihadapi oleh pihak perusahaan
bisa terselesaikan diadakan Taskforce Penyelesaian Permasalahan Perusahaan di ruang rapat I
BIP Aceh (19/5/2014).
Setelah mendapatkan izin untuk melakukan realisasi investasi di Aceh, Penanaman
Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) bukan artinya langsung
menghasilkan realisasi. Kendala yang muncul dapat terjadi seperti masalah perizinan dan
lainnya, untuk itu BIP Aceh bersama BKPM RI memfasilitasi tiga perusahaan yang mengalami
kendala tersebut. Perusahaan ini antara lain PT. Kamadhenu Ventures Indonesia, PT. Mandum
Payah Tamita, dan PT. Angsa Emas Putera Aceh.
Ketiga perusahaan ini difasilitasi dengan instansi terkait Bappeda Aceh Tengah, Bappeda
Provinsi, Dinas Perkebunan, BP2T serta BKPM dan Dirjen Perkebunan Pusat. Berbagai kendala
yang dihadapi oleh PT. Kamandhenu Ventures Indonesia yang bergerak di bidang perkebunan
tebu dan industri gula pasir diantaranya terkendala dalam pengurusan rekomendasi dari
Kementerian untuk mendapatkan izin prinsip penanaman modal.
PT. Mandum Payah Tamita bidang Perkebunan Kelapa sawit terpadu dengan
pengolahannya menjadi minyak sawit (CPO) dan inti terkendala tidak melaksanakan kegiatan
sesuai izin yang telah diterbitkan dan belum menyampaikan LKPM. Berbeda halnya dengan PT.
Angsa Emas Putera Aceh bidang Pembibitan dan Budidaya Tanaman Kentang, kendala yang
dihadapi hutan lindung yang belum dibebaskan lahannya.
Rapat yang dipimpin oleh Kabid Pengembangan Investasi Syarifah Zulfa berlangsung
alot, karena hanya satu perusahaan yang menghadiri yaitu PT. Angsa Emas Putera Aceh. Dua
perusahaan lainnya tidak menghadiri sehingga belum dapat dibahas secara langsung untuk
langkah pemecahan permasalahannya.
22
Gambar 15 : KFW Bank Jerman Siap Kucurkan Tambahan Dana Untuk Persiapan
Pembangunan Rumah Sakit Regional di Aceh
Senin (02/06/2014) di kantor pusat KfW di Frankfur, Jerman. Pendanaan ini ditujukan
untuk membantu persiapan konstruksi rumah sakit dan puskesmas, peningkatan sumber daya
manusia bidang kesehatan, serta persiapan tender proyek.
Dalam pertemuan ini Gubernur Zaini menjelaskan status negosisasi antara Pemerintah
Aceh dan Pemerintah Pusat. Saat ini Presiden Republik Indonesia telah memerintahkan Menteri
PPN dan Sekretaris Kabinet untuk segera memasukkan project ini kedalam Blue Book.
Selanjutnya Gubernur Zaini juga menjelaskan bahwa, Pemerintah Aceh telah menyediakan lahan
di 5 kabupaten/kota untuk pembangunan rumah sakit regional dan juga lahan untuk
pembangunan pusat kesehatan lainnya. Jika Pembangunan Rumah Sakit Regional dan Pusat
Kesehatan Masyarakat ini dapat masuk ke Blue Book pada tahun 2014, Perencanaan seperti
Feasibility Study dan DED dapat dilaksanakan pada tahun 2014 dan Pembangunan akan dimulai
pada awal 2015.
Penasehat Gubernur Aceh Dr. Phillipp Stokoe, menjelaskan secara rinci tahap-tahap
persiapan yang telah dilakukan dan rencana pelaksanaan kedepan, termasuk langkah-langkah
yang perlu diambil segera untuk pendanaan tahap persiapan. Pihak KfW menyambut baik
perkembangan ini dan menyetujui pendanaan untuk persiapan pembangunan sebesar €250.000,-
Pertemuan sesi selanjutnya membahas status pengelolaan Geothermal di Selawah Agam.
Sebagaimana diketahui bahwa Pemerintah Jerman telah menyediakan pendanaan untuk
eksplorasi panas bumi di kawasan Seulawah ini. Dari hasil tender terbuka, Pertaminan dan
Pemerintah Aceh yang diwakili oleh PDPA akan membangun PLTP secara bersama di lokasi
tersebut.
Penasehat Gubernur bidang energi, M. Abdullah menjelaskan bahwa status negosiasi
Share Holder Agreement (SHA) antara Pertamina dan PDPA sudah final. Dokumen hasil
negosiasi masih dalam pembahasan internal Pemerintah Aceh. Gubernur Aceh segera
mendorong penyelesaian akhir SHA untuk dapat ditandatangani oleh kedua pihak.
Pembahasan sesi selanjutnya adalah mengenai rencana kerjasama konservasi ekosistem
Leuser. Iskandar, Kepala Badan Investasi dan Promosi Aceh, menjawab berbagai persoalan yang
ditanyakan oleh Kfw seputar isu-isu manajemen pengelolaan dana, serta isu lingkungan terkait
konversi lahan kawasan KEL dalam RTRW Aceh. Masih diperlukan kerangka acuan yang lebih
jelas mengenai sistem manajemen pengelolaan anggaran sebelum dana dikucurkan oleh KfW
23
kepada pemerintah Aceh untuk memastikan bahwa pengelolaan dana transparan dan tepat
sasaran.
Pertemuan yang berlangsung alot tersebut, dihadiri oleh pejabat Kfw Dr. Christine
Heimburger (Director East Asia and Pacific, Patric Shirzadi (Head of Energy Division), Dr.
Marlis Sieburger (Head of Health Division), Dieter Schulze-Vornhagen (country manager
Indonesia) dan beberapa pejabat terkait lainnya.
Sebelum pertemuan dengan Kfw, delegasi Aceh melakukan kunjungan ke Nordwest-
Krankenhaus Frankfurt, dan diterima oleh Tim dokter Rumah Sakit tersebut. Pertemuan
membahas tawaran kerjasama telemedicine, suatu sistem komunikasi jarak jauh antar para
dokter untuk membahas penanganan pasien, semacam pelayanan “second opinion”, dari para
pakar di Rumah Sakit Nordwest Krakenhaus untuk para dokter di negara lain. Brunei
Darussalam dan beberapa Rumah Sakit di Malaysia telah memulai program ini.
Doto Zaini membahas beberapa peluang kerjasama dengan rumah sakit ini, terkait soft
loan dari Kfw Bank. Dr. Phillipp Stokoe dan M. Yani (penasehat Gubernur bidang kesehatan),
menyarankan beberapa peluang yang dapat dikerjasamakan diantaranya pengiriman tenaga
medis dan dokter untuk magang di rumah sakit ini, kerjasama penanganan penyakit stroke dan
kanker di rumah sakit di Aceh, serta kemungkinan pelayanan jasa tele-medicine. (dilaporkan
oleh Netty Muharni, Kabid Promosi Badan Investasi dan Promosi Aceh).
Kunjungan Delegasi Uni-Eropa
Banda Aceh, Selasa (17 Juni 2014). Gubernur Aceh doto Zaini Abdullah menerima
delegasi dari Uni-Eropa seperti Jerman, Swedia, Denmark dan lain-lain, bertempat di Pendopo
Gubernur Aceh pada Selasa (17/6/14).Gubernur membuka pertemuan pagi ini dengan memberi
gambaran mengenai keadaa Aceh pasca konflik dan tsunami. Gubernur juga menceritakan
pembangunan Aceh yang semakin meningkat disetiap tahunnya.
Pada pertemuan kali ini delegasi mendengarkan beberapa penjelasan dari beberapa SKPA
terkait yang hadir seperti bidang investasi dan regulasi yang dijabarkan oleh Iskandar Kepala
Badan Investasi dan Promosi Aceh, pendidikan oleh Suraiya IT adalah wakil kepala lembaga
pengembangan sumber daya manusia. Sektor pariwisata dari Bagian Pariwisata Provinsi dan
topik terhangat mengenai isu Syariah Islam di Aceh, karena selama ini berita Syariah Islam di
Aceh menjadi sebuah momok bagi masyarakat non muslimnasional maunpun internasional yang
berkunjung ke tanah rencong ini.
Pertemuan sangat interaktif dengan pertanyaan yang lebih terfokus pada bidang
pendidikan dan Syariah. Keingintahuan mereka mengenai implementasi syariah yang ada di
Aceh dan lain . Kepala Dinas Syariah islam menjelaskan dengan rincibagaimana islam
diterapkan di Aceh adalah islam yang sangat bersahabat sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad
SAW berdasarkan Al-quran dan hadist, bukan islam seperti garis keras atau Taliban. Islam di
Aceh hanya berlaku untuk muslim dan tidak berlaku untuk non-muslim, syariah yang diterapkan
juga untuk kebaikan penduduk Aceh dalam hal moral, etika, ekonomi dsb.
Suraiya juga menjelaskan bahwa pendidikan di Aceh masih minim, tetapi ada beberapa
orang yang dikirim ke beberapa negara untuk menempuh pendidikan lanjutan bidang kesehatan
seperti untuk bidang dokter. Pemerintah Aceh mengirim mahasiswa ke banyak negara, berbagai
24
bidang, kesehatan, teknik, ekonomi, politik, dll Pembicaraan yang berlangsung hangat tersebut
diakhiri dengan sangat bersahaja.
Rakor Pengendalian Penanaman Modal
Banda Aceh, Rabu (25 Juni 2014) Rapat koordinasi mengenai Pengendalian Penanaman
Modal tahun 2014 di gelar di The Pade Hotel (25/6/2014), acara ini diselenggarakan oleh Badan
Investasi dan Promosi (BIP) Aceh. Narasumber yang hadir dari Kementerian Energi dan Sumber
daya mineral yaitu Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Krisdanyolan Simarmata,
Kasubdit Wilayah I Aceh, Sumbar dan Sumut Kedeputian Dalaks BKPM RI Muhammad
Subehan; Ir.Mahdinur Kepala bidang pertambangan mineral, batu bara dan panas bumi Dinas
Pertambangan dan Energi Aceh; dan Kepala Bidang Pengembangan Investasi (BIP) Aceh,
Syarifah Zulfa.
“Indonesia memiliki banyak sumber daya mineral dan energi namun hanya dieksploitasi
dan dijual secara mentah. Ekspor barang mentah dari Aceh keluar sudah berlangsung sangat
lama, seharusnya Indonesia dapat melakukan inovasi teknologi agar mampu mengolah sumber
daya mineral dan energi sendiri sebelum diekspor. Seperti mendirikan smelter di Aceh” hal ini
disampaikan oleh Krisdanyolan dalam paparannya.
Selain itu disampaikan pula mengenai tantangan dan peluang investasi pertambangan di
Aceh disamping keunggulan dan jenis-jenis pertambangan yang juga dijelaskan oleh pemateri
pertama. Setali tiga uang dengan penjelasan pertama, Mahdinur turut menjelaskan tatanan letak
geografis pertambangan di Aceh dan potensi terbentuknya mineral dan batu bara. Ketentuan
untuk eksplorasi pertambangan oleh investor di Aceh dan mengenai kendala dalam
pembangunan smelter di Aceh. “deposit mineral bijih besi dari masing-masing pemegang IUP
OP masih terbatas, dan ketersesiaan energi listrik dan infrastruktur belum mendukung untuk
memenuhi kebutuhan pabrik smelter di Aceh, karena itu perlu adanya kajian kelayakan terhadap
pembangunan pabrik smelter di Aceh” ujar Mahdinur.
Mengenai proses perizinan investasi tambang, disampaikan secara teknis oleh pemateri
dari BKPM. Mengenai penyampaian LKPM dan kendala serta proses untuk memperoleh izin
sebagai syarat mutlak melakukan investasi. Dan diakhir sesi, Syarifah Zulfa selaku Kepala
Bidang pengembangan Investasi pun mengemukakan Pemerintah sebagai fasilitator dalam
investasi, serta menekankan pentingnya melaporkan LKPM bagi setiap perusahaan.
Diskusi menjadi penutup rangkaian acara rapat koordinasi Pengendalian Pelaksanaan
Penanaman Modal. Peserta terlihat antusias dari banyaknya pertanyaan dari para pengusaha
sektor pertambangan yang menghadapi beberapa kendala terkait perizinan dan yang belum
menyampaikan LKPM. PT. Mifa Bersaudara mengeluhkan proses perizinan yang sering
tumpang tindih dan proses birokrasi yang cukup berbelit.
Penutupan acara ini dilakukan oleh Kepala Bidang Pengembangan Investasi mewakili
Kepala BIP Aceh.
25
Konsolidasi Data; Rencana dan Realisasi Investasi
Banda Aceh, Kamis (26 Juni 2014) Dalam rangka pencapaian target realisasi investasi
tahun 2014 sebesar 5,4 Trilliun, Badan Investasi dan Promosi Aceh menggelar Rapat
Konsolidasi Data Realisasi Pelaksanaan Penanaman Modal tahun 2014 dengan Instansi
Penanaman Modal se Aceh di The Pade Hotel (26/6/2014). Rapat ini merupakan salah satu cara
yang ditempuh oleh BIP untuk mencapat target realisasi yaitu dengan menyamakan dan
mengsinkronkan data rencana investasi dan data realisasi investasi kondisi Triwulan I – 2014 dan
persiapan pelaporan LKPM Triwulan II dan Semester I – 2014.
Kepala BIP Iskandar dalam sambutannya “Semua pihak diharapkan untuk fokus dalam
mengejar angka-angka realisasi investasi, karena angka ini merupakan kunci untuk menghitung
pertumbuhan ekonomi. Ia menambahkan berbagai upaya terus ditempuh sebagai upaya mengejar
target realisasi investasi dan yang paling penting untuk diperhatikan adalah usaha untuk
meningkatkan sumber daya manusia”. Aceh mendapat peringkat 6 terbesar realisasi investasi, Ia
berharap bahwa untuk tahun 2015 Aceh bisa menduduki peringkat ke 3. “Pihaknya optimis
dengan kerjasama semua pihak target ini bisa tercapai sehingga pada tahun 2017 Aceh bisa
mendapat peringkat pertama untuk jumlah nilai realisasi terbesar di Indonesia” ujar orang no satu
di BIP.
Syarifah Zulfa selaku Kepala bidang Pengembangan Investasi mengatakan “menurut
Perka No. 5/2013 proses perizinan harus dipermudah dan diseragamkan baik dalam waktu proses
penerbitan perizinan, cara penilaian permohonan dan penyeragaman format produk perizinan
yang diterbitkan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah investor dalam mengurus semua
perizinan dan tidak membingungkan bagi investor”.
Pemerintah memberikan banyak kemudahan kepada investor seperti fasilitas fiskal (
pembebasan bea masuk atas impor mesin, barang dan bahan), fasilitas non fiskal (API-P,
RPTKA, IMTA), Insentif dan lainnya. Dengan demikian investor dapat merealisasikan nilai
rencana investasinya di Aceh tanpa ada hambatan ujar Syarifah.
Setiap instansi penanaman modal kab/kota untuk menyampaikan berapa nilai realisasi
yang telah dicapai di masing-masing kab/kota dan menyamakan data rencana dan realisasi
investasi antara daerah dengan provinsi. Dari semua kab/kota yang hadir Lhokseumawe
termasuk daerah yang paling banyak mendapatkan LKPM dari perusahaan namun belum
diteruskan ke Badan Investasi dan Promosi Aceh.
Konselor Ekonomi Kedutaan France ingin mengetahui regulasi investasi di Aceh
Banda Aceh, Kamis (26 Juni 2014) Pertemuan dengan konselor ekonomi asal Perancis di
Jakarta berlangsung hangat di Ruang Rapat I Badan Investasi dan Promosi Aceh dengan instansi
terkait serta BPKS dan perwakilan PT. Lafarge cement Indonesia.
E. Bouleteou tertarik akan potensi di Aceh serta menanyakan bagaimana tahapan untuk
memulai usaha di Aceh serta regulasinya dan kemudahan apa yang diberikan oleh Pemerintah
Aceh yang berbeda dari daerah lain di Indonesia, E. Bouleteou datang dalam rangka persiapan
kedatangan duta besar Prancis untuk Indonesia di Aceh beberapa waktu yang akan datang
dimana rencana nya akan mengajak pengusaha asal negara dimana menara Eifel berdiri megah.
26
Ada 3 priotas dalam rangka pembahasan lanjutan dengan kunjungan Duta besar Perancis
untuk Indonesia pada bulan oktober 2014 kepada Pemerintah aceh yaitu pertama public private
patnership pembangunan jaringan kereta api Aceh kedua pelabuhan freeport dan free trade zone
dan ketiga pengembangan investasi cement di wilayah Laweung Pidie.
Kepala bidang Promosi BIP Aceh memaparkan potensi dan peluang investasi serta
regulasi dan kemudahan yang bisa menarik para investor asal ibukota Paris pun begitu dengan
kepala BIP Aceh Iskandar menguatkan paparan yang disuguhkan. Fauzi kepala BPKS sabang
juga memaparkan tentang pulau indah sabang, sektor pariwisata baik darat maupun laut masih
natural dan sangat luar biasa potensi yang bisa di explore.
Konsolidasi Data; Rencana dan Realisasi Investasi
Banda Aceh, Kamis (26 Juni 2014) Dalam rangka pencapaian target realisasi investasi
tahun 2014 sebesar 5,4 Trilliun, Badan Investasi dan Promosi Aceh menggelar Rapat
Konsolidasi Data Realisasi Pelaksanaan Penanaman Modal tahun 2014 dengan Instansi
Penanaman Modal se Aceh di The Pade Hotel (26/6/2014). Rapat ini merupakan salah satu cara
yang ditempuh oleh BIP untuk mencapat target realisasi yaitu dengan menyamakan dan
mengsinkronkan data rencana investasi dan data realisasi investasi kondisi Triwulan I – 2014 dan
persiapan pelaporan LKPM Triwulan II dan Semester I – 2014.
Kepala BIP Iskandar dalam sambutannya “Semua pihak diharapkan untuk fokus dalam
mengejar angka-angka realisasi investasi, karena angka ini merupakan kunci untuk menghitung
pertumbuhan ekonomi. Ia menambahkan berbagai upaya terus ditempuh sebagai upaya mengejar
target realisasi investasi dan yang paling penting untuk diperhatikan adalah usaha untuk
meningkatkan sumber daya manusia”. Aceh mendapat peringkat 6 terbesar realisasi investasi, Ia
berharap bahwa untuk tahun 2015 Aceh bisa menduduki peringkat ke 3. “Pihaknya optimis
dengan kerjasama semua pihak target ini bisa tercapai sehingga pada tahun 2017 Aceh bisa
mendapat peringkat pertama untuk jumlah nilai realisasi terbesar di Indonesia” ujar orang no satu
di BIP.
Syarifah Zulfa selaku Kepala bidang Pengembangan Investasi mengatakan “menurut
Perka No. 5/2013 proses perizinan harus dipermudah dan diseragamkan baik dalam waktu proses
penerbitan perizinan, cara penilaian permohonan dan penyeragaman format produk perizinan
yang diterbitkan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah investor dalam mengurus semua
perizinan dan tidak membingungkan bagi investor”.
Pemerintah memberikan banyak kemudahan kepada investor seperti fasilitas fiskal (
pembebasan bea masuk atas impor mesin, barang dan bahan), fasilitas non fiskal (API-P,
RPTKA, IMTA), Insentif dan lainnya. Dengan demikian investor dapat merealisasikan nilai
rencana investasinya di Aceh tanpa ada hambatan ujar Syarifah.
Setiap instansi penanaman modal kab/kota untuk menyampaikan berapa nilai realisasi
yang telah dicapai di masing-masing kab/kota dan menyamakan data rencana dan realisasi
investasi antara daerah dengan provinsi. Dari semua kab/kota yang hadir Lhokseumawe
termasuk daerah yang paling banyak mendapatkan LKPM dari perusahaan namun belum
diteruskan ke Badan Investasi dan Promosi Aceh.
27
IMT-GT : Working Group SDM
Banda Aceh (Rabu/ 16/7/2014). Pertemuan pertama sesi Working Group bidang Sumber
Daya Manusia untuk IMT-GT September nanti, dilakukan di Dinas Pendidikan Aceh(16/4/2014).
Turut hadir dalam rapat ini adalah DInas terkait yang membidangi SDM antara lain sebagai
leader adalah Dinas Pendidikan, Dinas Ketenagakerjaan dan Mobilitas Penduduk Aceh, Unsyiah
dan Badan Investasi dan Promosi (BIP) Aceh.
Program yang ditawarkan dan dikembangkan pada acara puncak IMT-GT berupa
pertukaran tenaga kerja tidak hanya level SMK, tetapi juga Universitas bahkan magister.
Mengaktifkan kembali University Network yang telah vakum beberapa tahun, karena hal
tersebut sangat berguna untuk Economic ASEAN 2015 mendatang. Mengaitkan setiap Fakultas
di Unsyiah untuk dilibatkan seperti Teknik untuk infrastruktur, sains Fakultas MIPA, pertanian
dan sebagainya.
BIP Aceh mengatakan pentingnya standarisasi tenaga kerja di ketiga negara untuk
disamakan. Ketiga negara dalam IMT GT (Indonesia, Malaysia, Thailand) nantinya setiap tenaga
kerja memiliki sertifikat dapat bekerja dinegara-negara tersebut dan diakui kemampuannya.
Selain itu, pelatihan menulis juga diperlukan untuk mengembangkan kemampuan siswa
dalam mengapresiasikan Metode ujian yang sering diterapkan di Indonesia adalah choice
sehingga anak didik kita terlalu minim penalarannya. Hal penting selanjutnya adalah bukan
hanya kita yang belajar atau mengikuti pelatihan diluar tetapi guru atau siswa/mahasiswa juga
dapat magang di Aceh.
Disnakermobduk mengajukan proposal program untuk menjadi bahan dalam working
grup yang akan digelar nanti, diantaranya pelatihan keterampilan lulusan SMA, kewirausahaan,
kerjasama magang tenaga kerja terampil dan kemitraan lahan kawasan transmigrasi.
Gambar 16 : Konektivitas Transportasi Kawasan Andaman Jadi Isu Penting IMT-GT
MENKO Ekonomi Republik Indonesia, Chairul Tanjung mengajak seluruh investor asing
untuk terus meningkatkan investasinya di Aceh. Ini karena Aceh dianggap sudah membuka
pintu investasi yang selebar-lebarnya bagi investor asing yang ingin masuk ke daerah ini. “Saya
28
harap kepada investor atau pengusaha yang ingin berinvestasi bisa datang ke Aceh karena
Gubernur Aceh, Pak Zaini Abdullah akan menerima Anda semuanya dengan senang hati,” ujar
Chairul tanjung dalam temu pers, Minggu 14 September 2014.
“Kita berharap setelah selesainya pertemuan ini kita dapat melakukannya sekarang dan
tidak berbicara banyak lagi,” ujar Chairul Tanjung lagi.
Dalam pertemuan itu juga, Chairul Tanjung mengapresiasi penuh terhadap kinerja
Gubernur Aceh Zaini Abdullah yang turut berperan aktif selama pelaksanaan IMT-GT, 11-14
September 2014.
“Kita patut bersyukur karena Gubernur Aceh berani mengambil langkah bijak untuk
mengundang para anggota delegasi dari Malaysia dan Thailand untuk mengadakan pertemuan di
Aceh. Ini menandakan adanya komitmen dan kepedulian besar Gubernur Aceh dalam usahanya
untuk meningkatkan taraf perekonomian masyarakat Aceh,” ujar Chairul Tanjung.
Menurutnya, dengan dilaksanakannya acara IMT-GT di Aceh akan mampu mendorong
bagi para pengusaha Aceh untuk semakin mengembangkan sektor ekonomi kreatif di daerahnya.
Chairul juga menambahkan, semua program yang ada di IMT-GT secara otomatis akan
lebih berperan penting dalam meningkatkan kerjasama antara ketiga negara ini dengan harapan
tidak mempersempit ruang gerak bagi para investor yang ingin melakukan investasi ke Aceh.
“Kita berharap apa yang dibutuhkan dan diharapkan oleh ketiga negara ini dalam upaya
meningkatkan kerjasama di bidang usaha, baik sektor perdagangan, investasi serta sektor
pariwisata (tourism) dapat terlaksana dengan mudah dan tanpa hambatan administrasi apapun,”
ujarnya.
Gambar17 : Dubes Australia Sambangi Aceh
Banda Aceh, Minggu (28 September 2014) Mr.Greg Moriarty Duta Besar Australia untuk
Indonesia berkunjung ke Aceh dalam rangka untuk mendampingi Harry Lawson calon Investor
asal negeri Kangguru untuk berinvestasi di bidang peternakan serta melihat kondisi Aceh terkini
pasca Tsunami dan bertemu dengan alumni penerima beasiswa Australia di Aceh.
Dalam pertemuan terbatas di Pendopo Gubernur Aceh (28/9/2014) tampak Greg sangat
menikmati kunjungan nya ke Aceh. Serta sangat antusias dengan perkembangan Aceh sekarang,
kondisi semakin kondusif dan pertumbuhan perekonomian membaik begitu ujarnya, hubungan
29
antara Ausralian dan Aceh sudah terjalin sejak Tsunami melanda 10 tahun terakhir, Australia
turut membantu rekontruksi Aceh untuk bangkit dari musibah dahsyat yang melanda.
Greg berharap hubungan Indonesia dan Australia bisa terjalin baik, begitu juga dengan
Aceh seperti yang telah dilakukan selama ini. Kepada Gubernur: Greg menanyakan bagaimana
situasi Aceh terkini, infrastruktur, dan apa yang telah dicapai Aceh hingga saat ini. Kepala Badan
Investasi Iskandar dalam kesempatan tersebut memaparkan potensi Peternakan yang ada di
Aceh.
Pertemuan hangat tersebut ditutup dengan penyerahan cendera mata dari kedua pihak.
Gambar 18 : Mr. Greg Moriarty; Dukung Project Aceh Beef Development Industry
Banda Aceh, Selasa (30 September 2014) Badan Investasi dan Promosi Aceh
berkesempatan dikunjungi oleh Ambassador of Australian for Indonesia H.E Greg Moriarty
disela-sela jadwal yang begitu padat, Iskandar sebagai tuan rumah menyambut hangat
kedatangan Dubes asal negeara yang memiliki suku asli aborogin tersebut. Ruang rapat I menjadi
tempat pertemuan dilaksanakan dengan agenda membahas kelanjutan Proyek Aceh Beef
Development Industry dengan para pelaku usaha di sektor swasta; Livestock Improvement
Company, Central Meat Exsports, PT. Investa Holding dan PT. Peternakan Sapi Aceh
Ada beberapa point penting yang menjadi hasil pertemuan bahwa Duta besar Australia
pertama akan mendukung capacity building, selanjutnya peningkatan sumber daya manusia
dengan mengirim petani dari Aceh ke Australia dan bisa sebaliknya dan yang terakhir
mendukung penguatan bisnis to bisnis untuk para investor yang sudah tertarik untuk berinvestasi
di Aceh.
Menurut beliau memang sudah pernah ada orang-orang Indonesia yang dikirimkan untuk
magang tepatnya di Australia bagian utara, tidak menutup kemungkinan petani Aceh akan
menyusul untuk magang demi kemajuan Aceh.
Netty Muharni Kepala Bidang Promosi BIP dalam waktu singkat mempersentasikan detil
menjelaskan bisnis model project Aceh Beef yang melibatkan nucleus dan plasma seperti yang
30
selama ini diajukan oleh Pemerintah Aceh dan Mr. Moriarty sangat mendukung akan hal tersebut
dan tentunya Project Aceh Beef Development Industry yang melibatkan langsung calon investor
Australia Harry Lawson.
Seminar Detailed Plan Pelabuhan Perikanan Idi
Banda Aceh, Rabu (15 Oktober 2014). Bertempat di ruang rapat I Badan Investasi dan
Promosi Aceh pada hari ini (15/10/2014) digelar Penyusunan Detail Plan Pelabuhan Perikanan di
Kawasan Aceh Timur. Workshop dipimpin oleh Kepala Bidang perizinan BIP Aceh, Ir. Jonni
dan dihadiri oleh SKPA terkait diantaranya Dinas Perikanan Aceh, Dinas Perikanan Aceh Timur,
UPTD Idi dan Dinas Perhubungan Aceh.
Selama dua jam lebih acara ini berlangsung, banyak masukan dan saran yang diberikan
peserta kepada tim ahli untuk menyempurnakan Detail Plan Pelabuhan Perikanan Idi. Untuk
perbaikan draft akhir yang sudah dipaparkan, dibutuhkan data terbaru karena data yang disajikan
tidak update, terlihat dari sample data yang digunakan masih dari tahun 2012, ujar salah satu
peserta.
Selain itu, berbagai masukan pun berdatangan dari SKPA lainnya dan peserta dari BIP
Aceh seperti meminta agar tim kembali mengkaji data lebih dalam agar lebih relevan
perkembangannya seperti di Pelabuhan Perikanan Lampulo. Mengingat Pelabuhan di Idi
merupakan salah satu terbesar di Aceh, disamping Pelabuhan Lampulo Banda Aceh dan
Pelabuhan di Labuhan Haji., serta lebih baik lagi jika mengkaji peluang-peluang investasi di Idi,
seperti pabrik es, pengolahan ikan, perbaikan kapal serta detail Infrastruktur yang tersedia
Penting juga dilakukan oleh tim ahli untuk berkoordinasi dengan Pemkab Aceh Timur
supaya data dan hasil yang diperoleh tidak tumpang tindih dengan masterplan yang sudah
digodok Pemkab Aceh Timur.
Pengusaha Pulau Pinang dan Aceh sepakati busines to busines bidang Logistik
Banda Aceh, Kamis (16 Oktober 2014). Pertemuan pembahasan kerjasama investasi dan
perdagangan antara Pemerintah Aceh dan Negeri Pulau Pinang berlangsung di gedung
Serbaguna kantor Gubernur Aceh (16/10/2014). Hadir dalam kesempatan rapat tersebut TYT
Tun Dato' Seri Utama Dr. Haji Abdul Rahman bin Haji Abbas yang di -Pertua Negeri Pulang
Pinang, tidak seperti 9 negeri lain,’Raja’ bagi negeri pulau pinang disandang oleh Yang Di-
Pertua Negeri atau Tuan Yang Terutama (TYT) dan kalau dulu dikenali sebagai Gabenor,
bersama beliau hadir dengan berbagai bidang pengusaha dari Malaysia seperti pengusaha Kopi,
Penerbanagn Firefly, Kakao dan lainnya, dari Pemerintah Aceh diwakili oleh Sekretaris Daerah
Aceh Drs. Dermawan, Kepala Badan Badan Investasi dan Promosi Aceh, BPKS, SKPA terkait
serta pengusaha Aceh yang juga turut hadir dalam pertemuan tersebut.
Rapat ini bertujuan untuk meninjak lanjuti mengenai kerjasama antara Pemerintah Aceh
dan negeri Pulau Pinang dibuktikan dengan Mou Pemerintah Aceh dengan Negeri Pulau Pinang,
dimana dari pengusaha Malaysia oleh Dato’ Haji Mohd Sabree bin Abdullah dan dari pihak
31
pengusaha Aceh Teuku Zulkiram langsung dihadapan Sekretaris daerah Aceh dan dihadapan
petinggi dari Negeri Pulau Pinang.
Pemerintah Aceh pada saat ini sedang menfokuskan pada tiga hal yaitu Pertanian yang
arti yang sangat luas, Infrastruktur dan energi serta Pariwisata Islami yang gencar di promosikan.
Setelah paparan yang sangat apik dari Iskandar kepala BIP Aceh serta Kepala Bidang Promosi
BIP Aceh Netty Muharni tentang peluang inbestasi yang masih terbuka lebar di Aceh ternyata
sangat menarik minat para calon investor dari negeri serumpun.
Ini dapat dilihat dari antusias mereka ingin mengekspor kopi langsung dari Aceh, karena
yang selama ini diketahui oleh mereka kopi Gayo tersebut adalah kopi Mandarin. Dengan
kedatangan mereka kemari bisa terbuka peluang di beberapa sector seperti kopi, konektifitas laut
dan udara serta hal-hal lain ang bisa menguntungkan kedua belah pihak.
Salah satu pengusaha Malaysia mengatakan bahwa selama ini mereka mengimpor kopi
sebanyak 80 ton perbulan dari berbagai Negara dan kebutuhan kopi mereka pertahun adalah
sebanyak 1000 ton dan keingan pengusaha asal negeri jiran tersebut bisa langsung mengekspor
kopi yang berasal dari Aceh yang sudah terkenal kualitas terbaik di dunia.
Pertemuan persahabatan ini ditutup dengan rangkaian foto bersama dan kita berharap ada
tindakan yang konkrit setelah pertemuan ini dilakukan.
TYT Tun Dato' Seri Utama Dr. Haji Abdul Rahman bin Haji Abbas dalam wawancara
ekslusif dengan reporter Badan Investasi mengatakan bahwa ia baru pertama kali ke Aceh dan
setelah melihat “Aceh mempunyai masa depan yang bagus untuk berkembang jauh dari Pulau
Pinang” ujarnya. Saya datang ke Aceh ingin melihat secara langsung bagaimana pertumbuhan
ekonomi Aceh sekarang dan perkembangan nya sangat luar biasa lanjut sosok yang masih
terlihat bugar diusia yang sangat senja. “Aceh tidak bisa terpisah dengan Malaysia bila melihat
sejarah masalalu, dan pada masa muda saya beliau pernah membuat kajian tentang ulama
Kharismatik Aceh Hamzah Fansuri dan ulama lainnya” tutupnya diakhir wawancara.
Gambar 19 : Pembahasan Action Plan: Air dan Sea Connectivity serta
Potential Reverse Investment Aceh- Malaysia
32
Banda Aceh, Jumat (17 Oktober 2014). Rapat Koordinasi Percepatan Action plan hari ini
(17/10/2014) yang dipimpin oleh Kepala Badan Investasi dan Promosi Aceh Iskandar
berlangsung di ruang rapat I BIP Aceh, dengan dihadiri oleh pihak-pihak yang sangat terkait
diantaranya hadir langsung Perwakilan dari beberapa deputi Kementerian Perekonomian RI,
Ruslan Abdul Gani Bupati Bener, Sekretaris Daerah Aceh Besar Zulkifli Ahmad, General
Manager PT. Garuda Indonesia Aceh Nano Setiawan, BPKS, Direktur Pelindo Bidang SDM dan
Umum PT. Pelindo M. Hamied Wijaya, disertai Manager Pelindo Malahayati dan Krueng
Geukuh, BPKS serta SKPA terkait seperti Dinas Perhubungan, Bappeda dll.
Action plan air connectivity (konektifitas udara) antara Banda Aceh- Sabang- Krabi-
Phuket dan Langkawi Malaysia sedang dalam pembahasan yang membutuhkan banyak masukan
dan saran demi terwujud nya hal yang telah dirancang. Beberapa point penting untuk
dilaksanakan segera adalah pembahasan dengan operator penerbangan untuk pembukaan
penerbangan Sabang Phuket/Krabi sesegera mungkin, termasuk opsi melakukan charter flight
atau subsidi penerbangan pada tahap awal pembukaan penerbangan. Untuk sea connectivity
(konektifitas laut) antara Krueng Geukuh- Malahayati-Sabang-Ranong-Penang serta Port Klang
pembahasan difokuskan pada jalur pelayaran Krueng Geukuh Port Klang dan Penang, untuk
menyelesaikan beberapa persoalan dasar seperti ketersediaan infrastruktur dan saranan
pelabuhan, kesiapan aparatur dan masyarakat, serta kesiapan komoditas ekspor di Aceh. Action
Plan yang disusun sangat komprehensif ini dipaparkan oleh Kepala bidang Promosi Netty
Muharni dan mendapat respon positif dan masukan dari berbagai pihak yang mendukung
kegiatan ini.
Begitupun dengan hal yang disampaikan oleh Kepala Bidang Pengembangan Investasi
Syarifah Zulfa mengenai potential reverse investment dilakukan kunjungan Menteri Pertanian
dan Industri Azas Tani Malaysia Ke Aceh YB Dato' Seri Ismail Sabri bin Yaacob serta
kunjungan balasan dari Gubernur Aceh dr. Zaini Abdullah ke Malaysia pada awal tahun ini,
pertemuan ini disusul beberapa lawatan tim teknis dari kedua belah pihak serta yang paling anyar
adalah pembahasan program kerjasama ini dalam IMT-GT di Banda Aceh 11 s.d 14 September
2014 lalu dari rangkaian pertemuan tersebut telah disepakati kerjasama dibidang perdagangan
sayur mayur dan buah-buahan dari Aceh ke Malaysia, rencana pembukaan agrobazar produk
Malaysia di Aceh serta rencana pembukaan pabrik pakan ternak di Aceh Besar dan Aceh Utara.
Berbagai pihak sepenuhnya mendukung action plan dengan membenahi beberapa bagian
yang belum sempurna seperti pelindo yang mengatakan sedang melengkapi sarana pelabuhan
dan akan selesai akhir tahun ini. Begitupun dengan Garuda Indonesia berharap sesegera mungkin
melakukan pertemuan dengan operator penerbangan yang ada di Aceh serta dengan CIQ dan
Pemkot Sabang, dan mengharapkan agar Gubernur segera menyurati Dirut Garuda untuk
dukungan pembukaan Rute baru ini.
Inti pertemuan yang dilakukan hari ini adalah harus adanya kesiapan dari bebagai pihak
untuk mewujudkan apa yang telah direncanakan baik itu masyarakatnya, SDM serta sarana dan
prasarana standar Internasional tidak bisa terwujud jika hanya satu pihak yang bekerja dan paling
konkrit adalah semua pihak bisa focus, juga perlu direbranding Sabang Diving Paradise. Sudah
siapkan Aceh menerima kunjungan dari turis dari berbagai belahan dunia??? Dan Kemajuan dari
berbagai sektor Pertanian dan Industi.
33
Koordinasi Kab/kota Untuk sinkronkan realisasi Investasi TW III
Banda Aceh, Selasa (28 Oktober 2014). Data Realisasi Investasi dari Badan Investasi dan
Promosi (BIP) Aceh berbeda dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Pusat
dikarenakan Perusahaan tidak melaporkan LKPM secara online melalui SPIPISE. Hal ini
bermuara pada tidak singkronnya data yang dimiliki BIP Aceh dengan data yang tersedia di
masing-masing Kabupaten/Kota.
Oleh karena itu, BIP Aceh mengundang Kabupaten/kota bagian penanaman modal dan
PTSP untuk hadir mengikuti Rapat Koordinasi Realisasi Penanaman Modal, pada hari Selasa
(28/10/2014). Bertempat di Ruang Rapat I BIP Aceh. Turut hadir dari Aceh Selatan, Aceh Jaya,
Kota Banda Aceh, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Timur dari Bagian
Ekonomi Pemda daerah masing serta PTSP.
Rapat dibuka oleh Kepala Bidang Program dan Pelaporan, Fuadi, yang
mengkonfirmasikan Perpres No. 97 Tahun 2014 tentang Penggabungan Kelembagaan. Paling
lambat 2015 program telah selesai dan 2016 awal sudah digabungkan. Hal ini dilakukan untuk
mempermudah perusahaan untuk pengurusan hal-hal mengenai investasi dan realisasinya.
Beberapa Kabupaten/kota yang hadir menyampaikan banyak perusahaan yang sudah aktif
tetapi kurang melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat bahkan ada yang
berkoordinasi langsung ke BIP atau BKPM. Selain itu, beberapa perusahaan ada yang sudah
tidak aktif lagi dan sudah dicabut izin operasionalnya karena tidak ada realisasi atau kendala
lainnya.
Pada triwulan I, realisasi investasi cukup baik karena penyampaian LKPM yang dipatuhi
oleh perusahaan. Pada triwulan II mengalami peningkatan dalam penyampaian LKPM dari
perusahaan PMA maupun PMDN. Namun memasuki triwulan III, penyampaian LKPM kembali
menurun sehingga dianggap perlu bantuan pemerintah daerah untuk menyampaikan kewajiban
memberikan LKPM dari perusahaan Kabupaten/Kota masing-masing. Agar target realisasi
investasi 5,4 T untuk Aceh tercapai pada tahun ini.
Detailed Plan Peternakan Bener Meriah
Banda Aceh, Jumat (7 November 2014). Setelah beberapa waktu lalu Badan Investasi dan
Promosi Aceh dibawah naungan Kepala Bidang Promosi Netty Muharni mengadakan Detail
Plan Kelapa sawit di Nagan Raya http://acehinvestment.com/news/workshop-kelapa-sawit-di-
nagan-raya/?lang=in Detail Plan komoditi kopi di Aceh Tengah
http://acehinvestment.com/news/bip-adakan-seminar-detailed-plan-komoditi-kopi/?lang=in
Detail Plan Peternakan Sapi di Aceh Besar dan Pidie http://acehinvestment.com/news/workshop-
detailed-plan-peternakan-aceh-besar-dan-pidie/?lang=in (red; baca berita sebelumnya di website
BIP Aceh) serta yang paling anyar hari ini bertempat di Ruang Rapat I (7/11/2014) Badan
Investasi dan Promosi Aceh rapat yang di pimpin oleh kepala Bidang Perizinan Jonni diadakan
Penyusunan detail plan Peternakan Sapi Kawasan Bener Meriah oleh narasumber dari PT.
Benua Rasa Consultant dan dihadiri oleh SKPA terkait.
34
Dari pemaparan yang dipaparkan oleh tim ahli Dr. M. Dawod, MP, M.Si yang juga
seorang Dosen, ada beberapa masalah sektor peternakan sapi di Aceh diantaranya pola
pemeliharaan yang salah sehingga inbreeding, tidak adanya regulasi yang ketat tentang
pengeluaran sapi bibit, kebiasaan masyarakat menjual ternak lebih unggul sehingga stok indukan
semakin habis dan adopsi teknologi peternakan oleh masyarakat tergolong rendah. Lebih lanjut
dijelaskan pula gambaran umum serta potensi lahan yang tersedia di Bener Meriah.
Berbagai masukan disampaikan demi kesempurnaan detail plan karena masih terlihat
gambaran umum sekali sangat tidak sesuai dengan yang diharapkan, Irmawati mengatakan tidak
ditampilkan hitungan bisnis yang real yang dibutuhkan oleh investor, Zulkifli H. Paloh setuju
dengan hal seperti dikemukakan pembari masukan sebelumnya akan tetapi menambahkan data
yang disuguhkan oleh ti ahli masih memakai data lama, tidak update dan lahan yang ditampilkan
belum diketahui apakah punya masyarakat tau pemerintah dan bagaimana jika investor datang
dan model kerjasama. Rapat ditutup dengan berbagai masukan untuk tim ahli.
Gambar 20 : Keseriusan Pemerintah Membantu Investor Perikanan
di Pelabuhan Lampulo
Banda Aceh, Selasa (11 November 2014). PT. Aceh Lampulo Jaya Bahari (ALJB) yang
dipimpin oleh Husein, diundang pada rapat koordinasi percepatan realisasi investasi pabrik
perikanan di Lampulo Banda Aceh. Rapat didaulat oleh BIP Aceh pada Selasa, (11/11/2014)
yang bertempat di Oproom BIP Aceh. Dalam kesempatan tersebut hadir Kepala Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Safwan, dan juga instansi terkait lainnya seperti Bappeda, PLN,
Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh, UPTD Lampulo, dan PDAM Tirta Daroy.
Rapat ini diselenggarakan untuk membuktikan kesungguhan Pemerintah Aceh dalam
mempermudah kendala yang dihadapi oleh para investor yang telah menanamkan modalnya di
Aceh. Husein, mengungkapkan beberapa kendala yang dihadapi PT. ALJB, yaitu Status Lahan,
karena fasilitas sudah dibangun tetapi lahan belum jelas karena realisasi yang sudah dikeluarkan
untuk investasi tersebut sudah berkisar 22,5 Milyar nilainya sangat jauh diatas rencana awal 14
Milyar.
35
Kendala lainnya, listrik 850 MW yang belum tersedia hingga saat ini, akses jalan belum
memadai serta mengenai pembayaran sewa lahan untuk ditunda karena saat ini belum dapat
berproduksi.
Beberapa hal yang menjadi kendala seperti yang diuraikan oleh investor diatas,ditanggapi
oleh Fanny, dari Dinas Kelautan dan Perikanan, “Sertifikat lahan sudah selesai dengan status hak
pakai, selanjutnya sedang dalam pengurusan untuk hak penggunaan agar investor yang lain bisa
mendirikan bangunan” ujarnya.
Kepala UPTD Lampulo, T.Nurmahdi, menyampaikan Masterplan Kawasan lampulo akan
ditata kembali oleh Dinas kelautan dan Perikanan Aceh untuk lebih memudahkan dalam
marketing kepada calon investor lainnya.
Dari perwakilan PLN mengemukakan bahwa “memang benar potensi listrik di Aceh saat
lah besar tetapi belum di olah”, imbuhnya. Sehingga transmisi belum bisa dibangun (karena
permasalahan lahan juga) masalah PLN seperti itu belum bisa mewujudkan permintaan 850 MW,
tetapi PLN mengajukan beberapa tahapan untuk pemenuhan listrik yaitu 240 – 345 – 555 – 850
MW. Hal ini disetujui oleh calon investor untuk dapat segera merealisasikan investasinya,
wlauapun untuk tahap berproduksi tidak 100% terlebih dahulu.
Safwan, selaku Kadis Perindustrian dan Perdagangan Aceh menambahkan bahwa
perbaikan jalan akan di selesaikan pada tahun 2015 dan pabrik pengolahan tepung ikan juga akan
dianggarkan pada tahun 2015.
Diakhir pertemuan Husein mengatakan bahwa saat ini mereka membutuhkan Putra dan
putri terbaik Aceh untuk di training di Medan sebagai operator pabrik PT. Lampulo Jaya Bahari.
SDM yang handal sangat diperlukan dan ini merupakan kesempatan kerja luar biasa untuk
meningkatkan perekonomian daerah Aceh.
Gambar 21 : BIP Aceh dikunjungi Dubes France
Banda Aceh, Kamis (27 November 2014). Badan Investasi dan Promosi (BIP) Aceh
menerima kunjungan Duta Besar Perancis untuk Indonesia Mme Corinne Breuze di Ruang Rapat
36
I BIP Aceh. Kunjungan berlangsung pada pukul 08.30 wib, Kamis (27/11/2014), dipimpin oleh
Iskandar Kepala BIP Aceh. Acara ini dihadiri oleh SKPA terkait seperti BPKS, Asperai, Ceo
Lafarge, Dishubkomintel, Dishut, Distamben, Biro Ekonomi Setda Aceh.
Rombongan Delegasi Perancis tersebut terdiri dari pengusaha dari berbagai bidang,
seperti M. Maurice Dres, Alstom – bidang transportasi dan komunikasi, M. Jacques Rebaudo,
Velcan Energy – bidang infrastruktur, M. Alain Symoens, In Vivo – bidang Development
durable, M. Patrice Brun, Egis – bidang transportasi, pembangunan, air, M. Armand
Steinmeyer, Tauzia – bidang perhotelan, untuk melihat peluang kerjasama dengan kita (Aceh).
Kunjungan kali ini beragendakan pengenalan potensi Aceh, dan melihat peluang
kerjasama yang mungkin dapat dijalin antara Pemerintah Aceh dengan pihak Perancis. Para
delegasi yang dari negara yang terkenal dengan menara Eiffel nya ini, mengemukakan bahwa
sebelumnya sudah ada beberapa perusahaan mereka di Aceh seperti Bener Meriah dan Aceh
Barat.
Kunjungan berlangsung 2 jam ini, ditutup dengan pemberian cendera mata dari Kepala
BIP Aceh, dan foto bersama. Nanti malam dijadwalkan rombongan delegasi Perancis ini akan
diterima di Pendopo Gubernur.
Gambar 22 : BIP Fasilitasi Permasalahan Perusahaan di Aceh
Banda Aceh, Rabu (03 Desember 2014). Beberapa Perusahaan yang terkendala dalam realisasi
Investasi di Aceh dipertemukan dalam forum taskforce pada Badan Investasi dan Promosi Aceh,
ruang rapat I menjadi tempat pertemuan tersebut dilangsungkan (3/12/2014) dengan
mengundang narasumber dari Instansi terkait seperti Dinas Pertambangan dan Energi, Badan
Pertanahan Nasional, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh serta instansi terkait lainnya
serta turut hadir BPKM RI.
Berikut diantara Perusahaan yang bermasalah PT. Velcan Ilthaby Hydropower, PT. Ingako
Energy, PLTU Nagan Raya, PLTA Peusangan, Agrabudi Jasa Bersama, Senagan Coco Lestari.
37
Rapat yang di pimpin oleh Kepala Bidang Pengembangan Investasi Syarifah Zulfa diharapkan
bisa menyelesaikan permasalahan yang selama ini menjadi kendala perusahaan sehingga terunda
realisasi investasi.
Seperti halnya kendala yang dihadapi perusahaan PT. Velcan Ilthaby Hydropower bidang
pembangkit tenaga listrik tenaga air yang bertempat di Bener Meriah, perusahaan milik mantan
anak orang no satu di Indonesia BJ. Habibi terkendala penggunaan air permukaan yang
terlampau tinggi pajak sebesar 700, 00/kwh untuk Aceh, mereka membandingkan dengan
Sumatera Utara hanya 75, 00/kwh. Terkendala dengan Qanun Aceh Nomor 2 Tahun 2012
tentang pajak Aceh begitu pun halnya yang dialami PT. Ingako Energy.
Dinas Kekayaan Aceh menjawab atas apa yang dikemukakan oleh kedua perusahaan tersebut
bahwa sudah menerima surat dari perusahan dan telah melakukan studi banding ke Jawa Timur
sehingga keluarlah revisi atas pergub 39 Tahun 2013 yaitu no. 52 Tahun 2014 untuk 101 MgW
dibebankan sebesar 75 rupiah sedangkan dibawah itu dikenakan 7,5/Kwh
PLTU Nagan Raya terkendala perizinan dan pembebasan tanah untuk pembangunan tower
ternyata sudah tidak terkendala lagi permasalahan karena telah selesai ungkap Jamal Musda
Kasubbag Investasi dan Promosi Bagian Perekonomian dan Investasi Aceh Barat . Sedangkan
PLTA Peusangan berterimakasih kepala Badan Investasi dan Promosi Aceh yang telah
mengadakan forum seperti ini, mereka (perusahaan, red) mengungkapkan bahwa tanah masih
dalam sengketa sehingga belum bisa didirikan tower karena diklaim menjadi 2 (dua) pemilik
serta masyarakat setempat yang menanyakan kenapa perekrutan tenaga kerja tidak transparan di
walayah tersebut karena jalur kerja perusahaan ini adalah Aceh Tengah – Bener Meriah dan
Bireuen. Serta apa keuntungan bagi mereka (masyarakat)
Ini di karenakan kurang sosialisasi saja kepada masyarakat ujar peserta forum taskforce, jika
proyek tersebut selesai maka kebutuhan listrik yang dihasilkan itu 88 MW sedangkan kebutuhan
listrik Aceh Tengah 18 MW sangat mungkin untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Lain halnya dengan PT. Agrabudi Jasa Bersama kesulitan mencari rute jalan pengangkutan
(hauling road) batu bara dari lokasi tambang menuju pelabuhan karena kondisi daerah berawa
dan banyak melewati pemukiman penduduk demikian urai Kris Maharta. Pun demikian Pemda
Aceh barat telah mencari jalan keluar agar perusahan tersebut bekerja sama business to business
dengan PT. Mifa bersaudara untuk jalan dan pelabuhan.
Dan perusahan terakhir yang difasilitasi permasalahan adalah PT. Senagan Coco Lestari dihadiri
oleh Komisaris Utama El- Syahnal mengungkapkan bahwa izin yang terkaendala akan segera
selesai dalam waktu dekat. Rapat ditutup dengan permasalahan yang telah mendapat jalan keluar,
dengan demikian tidak ada lagi kendala yang dihadapi oleh perusahan untuk meningkatkan
realisasi investasi sesuai rencana investasi sperti yang telah teruang didalam izin prinsip awal.
38
Gambar 23 : Audiensi Revisi RUPM
Banda Aceh, Jum’at (05 Desember 2014). Peraturan Gubernur tentang Rencana Umum
Penanaman Modal (RUPM) merupakan dokumen jangka panjang untuk pembangunan Aceh
yang berkesinambungan dan terkonektivitas. Pergub RUPM pada tahun 2014 ini mengalami
revisi sebagai bentuk penyempurnaan. Setelah draft revisi selesai dikerjakan oleh tim ahli maka
tiba saatnya untuk melakukan audiensi dengan SKPA terkait.
Audiensi dilaksanakan di ruang rapat I Badan Investasi dan Promosi (BIP) Aceh pada Jum’at
(5/12/2014). Audiensi yang dimulai pada pukul 09.00 Wib, dibuka oleh Sekretaris BIP Aceh, M.
Ali Alfata. Dalam sambutan Kepala BIP Aceh yang dibacakan, RUPM ini diharapkan dapat
nebjadi alat sinergisitas perencanaan Penanaman Modal di Aceh. Acara ini berlangsung cukup
interaktif dengan berbagai masukan,ide, dan penambahan dari perwakilan SKPA yang hadir.
Menurut beberapa SKPA yang hadir seperti dari Dinas Perhubungan Aceh, Dinas Pertambangan
dan Energi Aceh, Dinas Perkebunan Aceh, Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan, Bank
Indonesia, KAPET dan lain-lain. Dari Dinas Perhubungan sendiri menyatakan bahwa belum
tergambar jelas apa mengenai sektor perhubungan dalam RUPM ini. Ditambahkan oleh KAPET
yang memberikan arahan agar revisi RUPM ini disingkronkan dalam bentuk perundang-
undangan.
Beberapa menilai bahwa revisi ini harus jauh lebih bagus dari yang pertama, namun masih perlu
beberapa hal yang perlu dipertajam seperti data yang lebih di update. Dari Dinas Perkebunan,
disampaikan untuk dijelaskan bagaimana potensi investasi perkebunan dalam RUPM. Dinas
Pertambangan dan Energi member masukan mengenai nilai investasi tambang yang belum sesuai
dengan data kami.
RUPMA pada dasarnya dirancang berdasarkan rangkuman dari RUPMK, tetapi sejauh ini hanya
beberapa Kab/kota yang telah membuat draf tersebut sehingga belum menyeluruh hal yang harus
nya lengkap di dalam revisi RUPMA. Jika merujuk pada RPJM yang telah ada sangat berbeda
dengan hasil analisis pada ahli seperti sample Bener Meriah didalam RPJM daerah tersebut
39
cocok untuk kopi, berbeda dengan pendapat para ahli daerah tersebut cocok untuk kopi hanya
dalam jangka waktu 2-3 tahun saja, lebih tepat jika ditanam pisang karena tanah diwilayah
tersebut gambut, sama halnya dengan Aceh Jaya daerah terbut yang digadang tepat untuk
tumbuhan Nilam ternyata tidak tepat sama sekali setelah diteliti tanah tersebut.
Banyak hal yang belum tercakup didalam revisi seperti diungkapkan oleh Syafruddin Chan dari
BPKS Sabang, Aceh ini terlalu istimewa seharusnya zero tax dan kemudahan lainnya di sabang
juga dicantumkan, audiensi ditutup oleh moderator Arif Arham dengan berbagai masukan untuk
kesempurnaan RUPMA dari peserta.
Gambar 24 : Finalisasi Pergub KPI dengan Biro Hukum Aceh
Banda Aceh (Senin/ 08/12/2014). Rancangan penyusunan Peraturan Gubernur tentang
Kawasan Perhatian Investasi (KPI) hari ini dilakukan finalisasi dengan Biro Hukum Setda Aceh,
ruang Taskforce Biro hukum Lt. II Kantor Gubernur Aceh (8/12/2014)tempat dimana acara
tersebut berlangsung, dengan dihadiri oleh tim penyusun Pergub, Kepala bidang Program dan
Pelaporan Fuadi serta rapat dibuka oleh Sulaiman selaku Kasubbag pergub tepat pukul 9.30
WIB.
“Pergub KPI ini dirancang untuk meningkatkan penanaman modal di Aceh, karena ini adalah
cara yang efektif dan strategis” urai Kepala Subbidang evaluasi dan pelaporan Badan Investasi
dan Promosi Aceh Arif Arham.
Lebih jauh Asrul selaku tim penyusun pergub mengungkapkan “ Kawasan Perhatian
Investasi yang tertuang ada prioritas dan potensial. Kawasan Aceh Tamiang dan Lampulo
disebut sebagai Prioritas sedangkan Kawasan Ladong, Krueng Geukueh, Melaboh dan
Subulussalam sebagai kawasan potensial.
Melalui pendekatan kawasan hulu dan hilir terhadap sentra-sentra produksi komoditas
unggulan yang ada di Aceh, maka di tetapkan visi KPI Aceh yaitu menjadikan Aceh sebagai
tujuan investasi unggulan agro industry yang berkelanjutan.
40
Diharapkan dengan berlakunya Pergub KPI akan meningkatkan penanaman Modal di
Aceh, rapat ditutup dengan selesainya bedah pergub dengan biro hukum serta pengambilan
nomor untuk pergub tersebut.
Gambar 25 : RUPM Aceh 2012 di ganti menjadi RUPM Aceh 2014
Banda Aceh, Senin (08 Desember 2014). Setelah melaksanakan rapat audiensi dengan
seluruh instansi terkait, mengenai revisi dari Peraturan Gubernur Rencana Umum Penanaman
Modal (Pergub RUPM) Aceh, di Oproom BIP Aceh pada Jum’at (5/12/2014). maka pada Senin
(8/12/2014) dilaksanakanlah rapat pembahasan draft akhir revisi dari Pergub RUMP Aceh, yang
bertempat di Biro Hukum.
Hasil dari pembahasan yang berlangsung selama lebih dari tiga jam ini, menyimpulkan
bahwa akan dihapuskannya pergub RUPM Aceh tahun 2012, namun diperbaharui dengan dan
disempurnakan isinya menjadi pergub RUPM Aceh tahun 2014. Hasil kajian dari Pergub RUPM
Aceh yang baru ini akan menggantikan isi pergub RUPM Aceh sebelumnya, akan tetapi judul
dari pergub ini tetap sama.
Pembahasan draft akhir ini dipimpin oleh drs. Sulaiman, selaku Kepala Sub Bagian
Peraturan Gubernur dengan diikuti staf dari Biro Hukum Setda Aceh. Dari BIP Aceh mewakili
Kepala Bidang program dan Pelaporan, Fuadi, SE; serta Arif Arham selaku Kasubbid. Evaluasi
dan Pelaporan. Perwakilan tim ahli yang hadir antara lain Jen Surya dan Khairul Amri.
Pergub RUPM Aceh yang baru ini telah dikaji tim ahli selama lebih dari tujuh bulan
hingga dinyatakan selesai menjadi draft akhir. Masukan dan saran dari peserta pembahasan
menjadi bagian penting dari tim untuk menambah, mengurangi dan melengkapi pasal demi pasal
dari pergub ini untuk mencapai kesempurnaan.
Draft akhir dari pergub ini telah banyak mengalami perubahan dari yang telah disahkan
pada tahun 2012, dan dipandang lebih kaya serta mendalam isinya setelah di revisi. Pembahasan
ditutup dengan proses pembubuhan paraf dari BIP Aceh untuk selanjutnya akan diserahkan ke
biro umum sebagai proses penomoran dari Pergub RUPM Aceh yang baru tersebut.
41
Gambar 26 : KIA : BIP Juara
Banda Aceh, Kamis (11 Desember 2014). BIP Aceh juara 1! Kalimat ini menjadi sebuah
kado indah dipenghujung tahun 2014. BIP menjadi salah-satu instansi Pemerintah yang dinilai
memiliki skor tertinggi dalam melaksanakan keterbukaan informasi publik dan mendorong
partisipasi dan meningkatkan pelayanan informasi publik. Penghargaan ini diserahkan kepada
Kepala BIP Aceh oleh Komisi Informasi Aceh (KIA), pada Kamis (11/12/2014), di Aula Sultan
Selim II Aceh Community Center, Banda Aceh.
Pada tahun 2013 yang lalu, BIP Aceh dinyatakan sebagai terbaik ke-2 untuk kategori
yang sama. Jadi, pada tahun ini terjadi peningkatan prestasi kinerja oleh Pusat Data dan
Informasi (Pusdatin) Investasi BIP Aceh. Menyusul di posisi terbaik dua adalah Dinas Kesehatan
dan diposisi tiga adalah Badan Kesatuan Bangsa Perlindungan Masyarakat dan Politik.
Perangkat Pusdatin BIP Aceh turut hadir antara lain Kepala BIP Aceh Iskandar selaku
Pengarah, Arif Arham selaku Pejabat Pengelola Data dan Informasi (PPID), Yudha Elfransyah
selaku Pengelola Data dan Sistem Informasi, serta dua wartawati pengolah data dan informasi,
yaitu Ayu Mutia J. dan Fadliana.
Diusia yang masih sangat belia, 2 tahun pasca terbentuknya Pusdatin, beberapa hal lain
yang sudah diraih seperti kecepatan dalam mengupdate berita dan data di website. Informasi
terbaru yang disajikan dalam web Pusdatin BIP mampu meraih perhatian pengunjung website
tidak kurang dari 50% lebih tinggi dari tahun pertama peluncurannya.
42
Semoga penghargaan ini membawa dampak dan respon positif dari semua kalangan dan
Pusdatin BIP Aceh bertekad untuk mempertahankan kiprahnya sebagai salah satu instansi
dengan keterbukaan informasi publik dan memberikan pelayan terbaik mengenai informasi
publik dan ini lah bukti transparansi yang kita berikan kepada publik.
Terimakasih tak terhingga kepada seluruh tim dari hulu ke hilir yang sangat solid dalam
bekerja dengan keras cerdas demi tersedianya informasi yang dapat dibaca semua kalangan.
Finalisasi Pergub KPI dengan Biro Hukum Aceh
Banda Aceh (Senin/ 08/12/2014). Rancangan penyusunan Peraturan Gubernur tentang
Kawasan Perhatian Investasi (KPI) hari ini dilakukan finalisasi dengan Biro Hukum Setda Aceh,
ruang Taskforce Biro hukum Lt. II Kantor Gubernur Aceh (8/12/2014)tempat dimana acara
tersebut berlangsung, dengan dihadiri oleh tim penyusun Pergub, Kepala bidang Program dan
Pelaporan Fuadi serta rapat dibuka oleh Sulaiman selaku Kasubbag pergub tepat pukul 9.30
WIB.
“Pergub KPI ini dirancang untuk meningkatkan penanaman modal di Aceh, karena ini
adalah cara yang efektif dan strategis” urai Kepala Subbidang evaluasi dan pelaporan Badan
Investasi dan Promosi Aceh Arif Arham.
Lebih jauh Asrul selaku tim penyusun pergub mengungkapkan “ Kawasan Perhatian
Investasi yang tertuang ada prioritas dan potensial. Kawasan Aceh Tamiang dan Lampulo
disebut sebagai Prioritas sedangkan Kawasan Ladong, Krueng Geukueh, Melaboh dan
Subulussalam sebagai kawasan potensial.
Melalui pendekatan kawasan hulu dan hilir terhadap sentra-sentra produksi komoditas
unggulan yang ada di Aceh, maka di tetapkan visi KPI Aceh yaitu menjadikan Aceh sebagai
tujuan investasi unggulan agro industry yang berkelanjutan.
Diharapkan dengan berlakunya Pergub KPI akan meningkatkan penanaman Modal di
Aceh, rapat ditutup dengan selesainya bedah pergub dengan biro hukum serta pengambilan
nomor untuk pergub tersebut.
43
Gambar 27 : Ombudsman RI; BIP Zona Hijau
Banda Aceh, Rabu (21 Januari 2015). Penyerahan piagam penghargaan Ombudsman
Republik Indonesia terhadap kepatuhan Pemerintah Daerah dalam melaksanakan UUD No. 25
Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Bertempat di Gedung Serbaguna (21/01/2015) acara
tersebut berlangsung, dengan dihadiri berbagai elemen baik dari akademika tampak terlihat
Rektor Unsyiah Syamsurizal, perwakilan berbagai SKPA, Sekda Aceh Drs. Dermawan, serta
orang no satu di Aceh doto Zaini.
Penyampaian hasil survey kepatuhan pelayanan publik dibacakan oleh Dr. Taqwaddin,
M.S selaku kepala Ombudsman Perwakilan RI Aceh, ombudsman melakukan survey
“Bagaimanakah kepatuhan Pemerintah Aceh kepada publik?” setelah survey dilakukan bahwa
terdapat peningkatan dari beberapa SKPA tahun lalu mendapat zona kuning sekarang berada di
Zona Hijau. Ombudsman melakukan “program intervensi” untuk meningkatkan standar
pelayanan publik seperti; Standar Opresional Prosedur (SOP), penetapan, pelayanan pubik, dan
diberlakukannya SOP tersebut.
Hasil dari program intervensi maka pada tahun ini ada 8 SKPA yang masuk zona Hijau
diantaranya Badan Investasi dan Promosi Aceh (BIP), Dinas Tenaga Kerja, Dinas Kesehatan,
RSUZA, Dinas Pendidikan Aceh, Dinas Sosial Aceh, Dinas Perhubungan Aceh dan Disperindag
dengan perbandingan nilai yang tidak terlampau jauh ujar Taqwaddin. Selanjutnya Iskandar
Kepala BIP Aceh menerima langsung piagam Unit Layanan Pengendalian dan Promosi Badan
Penanaman Modal dan Investasi Aceh, yang diserahkan oleh kepala Ombudsman begitupun
halnya dengan ke-tujuh SKPA diterima oleh perwakilan masing-masing.
Gubernur Aceh dalam pidatonya menyampaikan bahwa mengapresiasi Ombudsman
selaku lembaga yang patuh kepada Pemerintah, telah melakukan survey kepatuhan pelayanan
publik kepada Pemerintah Aceh. Lebih lanjut Gubernur menghimbau dengan tegas kepada
SKPA untuk segera membenahi diri bagi yang belum memiliki rapor bagus. Karena pemerintah
Aceh ingin mewujudkan Good governance and Clean government. Acara ditutup dengan
penyerahan piagam penghargaan kepada Pemerintah Aceh dimana langsung diterima oleh Zaini
Abdullah.
1
NAMA PAKET : SKPA :
KPA :
Alamat :
ALAMAT : Bandara Sultan Iskandar Muda Banda Aceh
1. :
A. YANG MENGUSULKAN 2. :
- NAMA 3. :
- JABATAN 4. :
- LEGALITAS :
B. YANG MEMBUAT SPESIFIKASI
- NAMA 1. :
- JABATAN 2. : Pengguna Anggaran Badan Investasi dan Promosi Aceh
- LEGALITAS : 3. : Jl. A. yani No.39 Banda Aceh
C. YANG BERTANGGUNG JAWAB SECARA TEKNIS
Keterangan
No No
1. Budi Cahyadi, S.sos Badan Investasi dan Promosi Aceh
2. M. Gade, ST Badan Investasi dan Promosi Aceh
3. Arisandi, S.Kom Badan Investasi dan Promosi Aceh
4. Hermi Suhendri Badan Investasi dan Promosi Aceh
5. Didit Mohd. Nur Badan Investasi dan Promosi Aceh
1. Nama Perusahaan : CV. Tumbuh Sejahtera2. Alamat Perusahaan : Jl.Belibis Lr.Sekolah No.2A Link. Labui Gp.Ateuk Pahlawan Kec. Baiturrahman Kota Banda Aceh
3. Nomor Kontrak : 01/SP/BIP/2014
4. Nilai Kontrak : Rp.
5. Waktu (Tanggal) : 120 Hari (Tgl 25 April 2014 s/d 25 Agt 2014)6. Nama Pimpinan : Hadi Miswar
7. Sumber Dana : APBA
: Kuasa Pengguna Anggaran
: Drs. H. M. Ali Alfata, MM
: Drs. H. M. Ali Alfata, MM
: Kuasa Pengguna Anggaran
Ir. Iskandar, M.Sc
Baighaqi, ST
Drs. H. M. Ali Alfata, MM
Taufiq, S.Sos
Ir. Iskandar, M.Sc
2.
Nama
REKAM JEJAK KEGIATAN NON KONSTRUKSI
TIM PROVISIONAL HAND OVER (PHO)Nama
Created by P2K-APBA
PENGGUNA / PENERIMANama
Jabatan
Alamat
FUNGSI
PEMERINTAH ACEH - APBA 2014
Pengadaan Display Elektronik Investasi (LED TV)
di Aceh Besar/Banda Aceh
Nama PA
Instansi Asal
No Keahlian Teknis Kesiapan Operasional PENGELOLA TEKNIS1.
4.
3.
100% BERBAGAI SISI
BADAN INVESTASI DAN PROMOSI ACEH
BADAN INVESTASI DAN PROMOSI ACEH
JL. A. YANI NO.39 BANDA ACEH
ALAT 0518.A.34
F2
Nama Bendahara
Nama KPA
Nama PPTK
RIWAYAT PENGADAAN
Nama Instansi Asal
PENGELOLA ANGGARAN SKPA
KONDISI 100%
PROVISIONAL HAND OVER (PHO) HASIL AKHIR
Tanggal 25 Agustus 2014
LED TV Nomor 030.05/BA-STP/57/2014
PELAKSANA
1,135,535,000
5.
Lampiran V – Rekam Jejak P2K-APBA
2
NAMA PAKET : SKPA :
KPA :
Alamat :
ALAMAT : Desa ------------------------ Kec. ------------------------ Paket Provinsi
1. : Ir. Iskandar, M.SC
2. : Baihaqi, ST
3. : Drs.H. M. Ali Alfata, MM
4. : Junaidi, SE
1. : Ir. Iskandar, M.SC
2. : kepala Badan Investasi dan Promosi Aceh
3. : Jl. A. yani No.39 Banda Aceh
No No
1. Budi Cahyadi, S.sos Badan Investasi dan Promosi Aceh
2. M. Gade, ST Badan Investasi dan Promosi Aceh
3. Arisandi, S.Kom Badan Investasi dan Promosi Aceh
4. Hermi Suhendri Badan Investasi dan Promosi Aceh
5. Didit Mohd. Nur Badan Investasi dan Promosi Aceh
1. Nama Perusahaan : CV. AGRI UTAMA KONSULTAN2. Alamat Perusahaan : Jl. Utama Utama Rukoh No.81-B Gampong Rukoh Kec. Syiah Kuala, Kota Banda Aceh
3. Nomor Kontrak : 020/PR/05/SPK/2014 tanggal 20 Juni 2014
4. Nilai Kontrak : Rp. 194.040.000
5. Waktu (Tanggal) : 90 Hari (Tgl 20 Juni s/d 17 September 2014)6. Nama Pimpinan : Hendro Saputra
7. Sumber Dana : APBA
KONSULTANSI
KONDISI 100%
Nama
Jabatan
Nama KPA
Nama PPTK
PENGGUNA / PENERIMA
Alamat
PENGELOLA TEKNIS TIM PROVISIONAL HAND OVER (PHO)Nama Instansi Asal Nama Instansi Asal
PENGELOLA ANGGARAN SKPA
0518.A.34
F5
Nama PA
Nama Bendahara
REKAM JEJAK KEGIATAN NON KONSTRUKSIFUNGSI
PEMERINTAH ACEH - APBA 2014
Penyusunan Rencana Detail Profil Proyek (Detail plan of
Aceh Investment Project Profile) Komoditi Kopi Gayo di
Aceh Tengah/Gayo Lues/Bener Meriah
Created by P2K-APBA
BADAN INVESTASI DAN PROMOSI ACEH
Badan Investasi dan Promosi Aceh
Jl. Ahmad Yani No.39 Banda Aceh Telp.(0651) 23170, Fax (0651) 23171
PROVISIONAL HAND OVER (PHO) HASIL AKHIR
Tanggal 17 September 2014
Buku Nomor 030.5/60 /BA-STP/2014
PELAKSANA
3
NAMA PAKET : SKPA :
KPA :
Alamat :
ALAMAT : Desa ------------------------ Kec. ------------------------ Paket Provinsi
1. : Ir. Iskandar, M.SC
2. : Baihaqi, ST
3. : Drs.H. M. Ali Alfata, MM
4. : Junaidi, SE
1. : Ir. Iskandar, M.SC
2. : kepala Badan Investasi dan Promosi Aceh
3. : Jl. A. yani No.39 Banda Aceh
No No
1. Budi Cahyadi, S.sos Badan Investasi dan Promosi Aceh
2. M. Gade, ST Badan Investasi dan Promosi Aceh
3. Arisandi, S.Kom Badan Investasi dan Promosi Aceh
4. Hermi Suhendri Badan Investasi dan Promosi Aceh
5. Didit Mohd. Nur Badan Investasi dan Promosi Aceh
1. Nama Perusahaan : PT. YUSTA MARGARAYA2. Alamat Perusahaan : Jl. Mars Selatan No.11A (P97) Margahayu Raya Bandaung 40286
3. Nomor Kontrak : 020/PR/07/SPK/2014 tanggal 20 Juni 2014
4. Nilai Kontrak : Rp. 194.040.000172.287.000
5. Waktu (Tanggal) : 90 Hari (Tgl 20 juni s/d 17 September 2014)6. Nama Pimpinan : Anreva Chlodiana, SS
7. Sumber Dana : APBA
Created by P2K-APBA
Penyusunan Rencana Detail Profil Proyek (Detail plan of
Aceh Investment Project Profile)Peternakan kawasan
Aceh besar dan Pidie
BADAN INVESTASI DAN PROMOSI ACEH
Badan Investasi dan Promosi Aceh
Jl. Ahmad Yani No.39 Banda Aceh Telp.(0651) 23170, Fax (0651) 23171
KONSULTANSI
REKAM JEJAK KEGIATAN NON KONSTRUKSIFUNGSI 0518.A.34
F5 PEMERINTAH ACEH - APBA 2014
Nama PPTK
PENGGUNA / PENERIMANama
Jabatan
Alamat
KONDISI 100%PENGELOLA ANGGARAN SKPA
Nama PA
Nama Bendahara
Nama KPA
PENGELOLA TEKNIS TIM PROVISIONAL HAND OVER (PHO)Nama Instansi Asal Nama Instansi Asal
PELAKSANA
PROVISIONAL HAND OVER (PHO) HASIL AKHIR
Tanggal 15 September 2014
Buku Nomor 030.5/60.h /BA-STP/2014
4
NAMA PAKET : SKPA :
KPA :
Alamat :
ALAMAT : Desa ------------------------ Kec. ------------------------ Paket Provinsi
1. : Ir. Iskandar, M.SC
2. : Baihaqi, ST
3. : Drs.H. M. Ali Alfata, MM
4. : Junaidi, SE
1. : Ir. Iskandar, M.SC
2. : kepala Badan Investasi dan Promosi Aceh
3. : Jl. A. yani No.39 Banda Aceh
No No
1. Budi Cahyadi, S.sos Badan Investasi dan Promosi Aceh
2. M. Gade, ST Badan Investasi dan Promosi Aceh
3. Arisandi, S.Kom Badan Investasi dan Promosi Aceh
4. Hermi Suhendri Badan Investasi dan Promosi Aceh
5. Didit Mohd. Nur Badan Investasi dan Promosi Aceh
1. Nama Perusahaan : CV. BENUA RASA CONSULTAN2. Alamat Perusahaan : Jl.Tgk Dilhong 1 Kec. Banda raya Banda Aceh
3. Nomor Kontrak : 020/PR/05/SPK/2014 tgl 20 Juni 2014
4. Nilai Kontrak : Rp. 194.040.000174.134.000
5. Waktu (Tanggal) : 90 Hari (Tgl 20 juni s/d 17 September 2014)6. Nama Pimpinan : Yusri, SE, M.Si
7. Sumber Dana : APBA
Created by P2K-APBA
Penyusunan Rencana Detail Profil Proyek (Detail plan of
Aceh Investment Project Profile) Peternakan Sapi
Kawasan Bener Meriah
BADAN INVESTASI DAN PROMOSI ACEH
Badan Investasi dan Promosi Aceh
Jl. Ahmad Yani No.39 Banda Aceh Telp.(0651) 23170, Fax (0651) 23171
KONSULTANSI
REKAM JEJAK KEGIATAN NON KONSTRUKSIFUNGSI 0518.A.34
F5 PEMERINTAH ACEH - APBA 2014
Nama PPTK
PENGGUNA / PENERIMANama
Jabatan
Alamat
KONDISI 100%PENGELOLA ANGGARAN SKPA
Nama PA
Nama Bendahara
Nama KPA
PENGELOLA TEKNIS TIM PROVISIONAL HAND OVER (PHO)Nama Instansi Asal Nama Instansi Asal
PELAKSANA
PROVISIONAL HAND OVER (PHO) HASIL AKHIR
Tanggal 16-Sep-14
Buku Nomor 030.5/ /BA-STP/2014
5
NAMA PAKET : SKPA :
KPA :
Alamat :
ALAMAT : Desa ------------------------ Kec. ------------------------ Paket Provinsi
1. : Ir. Iskandar, M.SC
2. : Baihaqi, ST
3. : Drs.H. M. Ali Alfata, MM
4. : Junaidi, SE
1. : Ir. Iskandar, M.SC
2. : kepala Badan Investasi dan Promosi Aceh
3. : Jl. A. yani No.39 Banda Aceh
No No
1. Budi Cahyadi, S.sos Badan Investasi dan Promosi Aceh
2. M. Gade, ST Badan Investasi dan Promosi Aceh
3. Arisandi, S.Kom Badan Investasi dan Promosi Aceh
4. Hermi Suhendri Badan Investasi dan Promosi Aceh
5. Didit Mohd. Nur Badan Investasi dan Promosi Aceh
1. Nama Perusahaan : PT. ARIA RIPTA SARANA2. Alamat Perusahaan : Jl. Tanjung Raya No.21 Antapani Bandung 12093
3. Nomor Kontrak : 020/PR/SPK/06/2014 tanggal 20 Juni 2014
4. Nilai Kontrak : Rp. 194.040.000
5. Waktu (Tanggal) : 90 Hari (Tgl 20 juni s/d 17 September 2014)6. Nama Pimpinan : Ir. Muchdar Umar, M.Si
7. Sumber Dana : APBA
Created by P2K-APBA
Penyusunan Rencana Detail Profil Proyek (Detail plan of
Aceh Investment Project Profile)Kawasan Perikanan Idi
Aceh Timur
BADAN INVESTASI DAN PROMOSI ACEH
Badan Investasi dan Promosi Aceh
Jl. Ahmad Yani No.39 Banda Aceh Telp.(0651) 23170, Fax (0651) 23171
KONSULTANSI
REKAM JEJAK KEGIATAN NON KONSTRUKSIFUNGSI 0518.A.34
F5 PEMERINTAH ACEH - APBA 2014
Nama PPTK
PENGGUNA / PENERIMANama
Jabatan
Alamat
KONDISI 100%PENGELOLA ANGGARAN SKPA
Nama PA
Nama Bendahara
Nama KPA
PENGELOLA TEKNIS TIM PROVISIONAL HAND OVER (PHO)Nama Instansi Asal Nama Instansi Asal
PELAKSANA
PROVISIONAL HAND OVER (PHO) HASIL AKHIR
Tanggal 15 September 2014
Buku Nomor 030.5/60.i /BA-STP/2014
6
NAMA PAKET : SKPA :
KPA :
Alamat :
ALAMAT : Desa ------------------------ Kec. ------------------------ Paket Provinsi
1. : Ir. Iskandar, M.SC
2. : Baihaqi, ST
3. : Drs.H. M. Ali Alfata, MM
4. : Junaidi, SE
1. : Ir. Iskandar, M.SC
2. : kepala Badan Investasi dan Promosi Aceh
3. : Jl. A. yani No.39 Banda Aceh
No No
1. Budi Cahyadi, S.sos Badan Investasi dan Promosi Aceh
2. M. Gade, ST Badan Investasi dan Promosi Aceh
3. Arisandi, S.Kom Badan Investasi dan Promosi Aceh
4. Hermi Suhendri Badan Investasi dan Promosi Aceh
5. Didit Mohd. Nur Badan Investasi dan Promosi Aceh
1. Nama Perusahaan : CV. JASA LINGKUNGAN ACEH2. Alamat Perusahaan : Jl. Amaliah No.101 Peuniti Kec. Baiturrahman Banda Aceh
3. Nomor Kontrak : 02/SP/PI/06/2014 tgl 23 Juni 2014
4. Nilai Kontrak : Rp. 194.040.000283.904.000
5. Waktu (Tanggal) : 120 Hari (Tgl 23 Juni s/d 20 Oktober 2014)6. Nama Pimpinan : Kasturi, ST,MT
7. Sumber Dana : APBA
Created by P2K-APBA
Master Plan Pengembangan Kawasan
Industri Lhokseumawe
BADAN INVESTASI DAN PROMOSI ACEH
Badan Investasi dan Promosi Aceh
Jl. Ahmad Yani No.39 Banda Aceh Telp.(0651) 23170, Fax (0651) 23171
KONSULTANSI
REKAM JEJAK KEGIATAN NON KONSTRUKSIFUNGSI 0518.A.34
F5 PEMERINTAH ACEH - APBA 2014
Nama PPTK
PENGGUNA / PENERIMANama
Jabatan
Alamat
KONDISI 100%PENGELOLA ANGGARAN SKPA
Nama PA
Nama Bendahara
Nama KPA
PENGELOLA TEKNIS TIM PROVISIONAL HAND OVER (PHO)Nama Instansi Asal Nama Instansi Asal
sedang memperbaiki laporan ahir
PELAKSANA
PROVISIONAL HAND OVER (PHO) HASIL AKHIR
Tanggal
Buku Nomor 030.5/ /BA-STP/2014
7
NAMA PAKET : SKPA :
KPA :
Alamat :
ALAMAT : Desa ------------------------ Kec. ------------------------ Paket Provinsi
1. : Ir. Iskandar, M.SC
2. : Baihaqi, ST
3. : Drs.H. M. Ali Alfata, MM
4. : Junaidi, SE
1. : Ir. Iskandar, M.SC
2. : kepala Badan Investasi dan Promosi Aceh
3. : Jl. A. yani No.39 Banda Aceh
No No
1. Budi Cahyadi, S.sos Badan Investasi dan Promosi Aceh
2. M. Gade, ST Badan Investasi dan Promosi Aceh
3. Arisandi, S.Kom Badan Investasi dan Promosi Aceh
4. Hermi Suhendri Badan Investasi dan Promosi Aceh
5. Didit Mohd. Nur Badan Investasi dan Promosi Aceh
1. Nama Perusahaan : CV. AGRI UTAMA KONSULTAN2. Alamat Perusahaan : Jl. Utama Utama Rukoh No.81-B Gampong Rukoh Kec. Syiah Kuala, Kota Banda Aceh
3. Nomor Kontrak : 020/PR/ADD/01/2014 TANGGAL 08 Agustus 2014
4. Nilai Kontrak : Rp. 193.380.000
5. Waktu (Tanggal) : 104 Hari (Tgl 13 Mei s/d 25 Agustus 2014)6. Nama Pimpinan : Hendro Saputra
7. Sumber Dana : APBA
Created by P2K-APBA
Penyusunan Rencana Detail Profil Proyek (Detail plan of
Aceh Investment Project Profile) KomoditiKelapa Sawit
di Nagan Raya
BADAN INVESTASI DAN PROMOSI ACEH
Badan Investasi dan Promosi Aceh
Jl. Ahmad Yani No.39 Banda Aceh Telp.(0651) 23170, Fax (0651) 23171
KONSULTANSI
REKAM JEJAK KEGIATAN NON KONSTRUKSIFUNGSI 0518.A.34
F5 PEMERINTAH ACEH - APBA 2014
Nama PPTK
PENGGUNA / PENERIMANama
Jabatan
Alamat
KONDISI 100%PENGELOLA ANGGARAN SKPA
Nama PA
Nama Bendahara
Nama KPA
PENGELOLA TEKNIS TIM PROVISIONAL HAND OVER (PHO)Nama Instansi Asal Nama Instansi Asal
PELAKSANA
PROVISIONAL HAND OVER (PHO) HASIL AKHIR
Tanggal 25 Agustus 2014
Buku Nomor 030.5/ 85 /BASTP/2014
Statistik Website Badan Investasi dan Promosi Aceh
(http://www.acehinvestment.com) Tahun 2014
Lampiran VII – Data Operasional Pusdatin Tahun 2014
Data Pemanfaatan LED TV (Lokasi Sp.Surabaya - Banda Aceh dan Bandara Sultan Iskandar Muda) Tahun 2014
No. Nama Instansi/Lembaga Nama Kegiatan Tanggal
1 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh Publikasi Disperindag Aceh 3/3/2014
2 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh 10th Tsunami 3/12/2014
3 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sabang Festival Sabang Fair 7/6/2014
4 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sabang Zikir Akbar 7/6/2014
5 Polda Aceh Seruan Polda Aceh 8/4/2014
6 BPKS Sabang Rakor BPKS 10/3/2014
7 Dinas Perkebunan Aceh IICS 2014 14/11/2014
8 Walinanggroe Ucapan Jamaah Haji 17/09/2014
9 Unsyiah Seminar Psikologi 17/10/2014
10 Dinas PU Banda Aceh Pembangunan Flyover 18/11/2014
11 Humas Setda Aceh Damai Aceh 9 19/08/2014
12 BPLUH Publikasi BPLUH 22/07/2014
13 Humas Kota Banda Aceh Ucapan Hari Raya Idul Fitri 23/07/2014
14 Inspektorat Aceh Ucapan Hari Raya Idul Fitri 24/07/2014
15 PemKab Bireuen Ucapan Hari Raya Idul Fitri 24/07/2014
16 Korpri Aceh MTQ Korpri 24/07/2014
17 Walinanggroe Tahun Baru Islam 24/10/2014
18 Humas Setda Aceh Hardikda 27/08/2014
19 Walinanggroe Seruan Walinanggroe 28/04/2014