Upload
duongdat
View
240
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA
NOMOR : 14.1/SE/DC/2007 TANGGAL : 22 AGUSTUS 2007
TENTANG
TATA LAKSANA DAN TATA HUBUNGAN KERJA
ANTAR UNIT DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DAFTAR ISI
BAB I UMUM . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
A. Tugas Pokok dan Fungsi . . . . . . . . . . 1 B. Maksud, Tujuan dan Tindak Lanjut . . 2
C. Penerapan Manajemen Risiko . . . . . . 3
D.Monitoring Evaluasi dan Supervisi . . . . 3
BAB II PELAKSANAAN FUNGSI PENYUSUNAN KEBIJAKAN, PROGRAM DAN ANGGARAN
SERTA EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DIBIDANG CIPTA KARYA . . . . . . . . . . . . 4 A. HUBUNGAN KERJA DALAM PELAKSANAAN FUNGSI PENYUSUNAN KEBIJAKAN, PROGRAM DAN ANGGARAN SERTA EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
A.1. Penyusunan Rencana Strategis (Renstra)
DJCK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4 A.2. Penyusunan Rencana Kerja (Renja)
Ditjen Cipta Karya . . . . . . . . . . . . . . 9 A.3. Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran (RKA-KL) Direktorat Jenderal Cipta Karya . . . . . . . . . . . . 15
A.4. Penyusunan Daftar Isian Pelaksana-
An Anggaran (DIPA) DJCK . . . . . . . . 18 A.5. Penyusunan Evaluasi Kinerja . . . . . . 22
B. HUBUNGAN KERJA DALAM PELAKSANAAN
FUNGSI PEMBINAAN TEKNIS DAN PENYU-
SUNAN NSPM UNTUK AIR MINUM, AIR LIMBAH, PERSAMPAHAN DAN FASOS-FASUM
LAINNYA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 26
DAFTAR ISI
B. HUBUNGAN KERJA DALAM PELAKSANAAN
FUNGSI PEMBINAAN TEKNIS DAN PENYU- SUNAN NSPM UNTUK AIR MINUM, AIR
LIMBAH, PERSAMPAHAN DAN FASOS-FASUM LAINNYA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 26
B.1. Penyusunan Undang-Undang Tentang Norma (N) Bidang Cipta Karya . . . . . . . . 26
B.2. Penyusunan Standar (S) . . . . . . . . . . . . 32 B.3. Penyusunan Undang-Undang Tentang
Pedoman dan Manual (PM) Bidang Cipta
Karya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 37
C. HUBUNGAN KERJA DALAM PELAKSANAAN FUNGSI FASILITASI PEMBANGUNAN DAN
PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR PERMU- KIMAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN . . . . 43
D. HUBUNGAN KERJA DALAM PELAKSANAAN FUNGSI PENGEMBANGAN SISTEM PEMBIA-
YAAN DAN POLA INVESTASI AIR MINUM DAN SANITASI MELALUI KERJASAMA PEME
RINTAH, DUNIA USAHA DAN MASYARAKAT
SERTA STANDARISASI BIDANG PERMUKIMAN AIR MINUM, PENYEHATAN LINGKUNGAN
PERMUKIMAN, DAN TATA BANGUNAN . . . 48
DAFTAR ISI
E. HUBUNGAN KERJA DALAM PELAKSANAAN
FUNGSI PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM BAGI PENGEMBANGAN
KAWASAN PERUMAHAN RAKYAT . . . . . . 53
F. HUBUNGAN KERJA DALAM PELAKSANAAN
FUNGSI FASILITASI PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN DALAM RANGKA
PEREMAJAAN KAWASAN . . . . . . . . . . . . 57
G. HUBUNGAN KERJA DALAM PELAKSANAAN
FUNGSI PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN UNTUK KAWASAN KUMUH/
NELAYAN, PERDESAAN, DAERAH PERBATASAN DAN KAWASAN TERPENCIL
DAN PULAU-PULAU KECIL . . . . . . . . . . . 61
H. HUBUNGAN KERJA DALAM PELAKSANAAN
FUNGSI PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI BAGI MASYARAKAT MISKIN DAN
RAWAN AIR MINUM . . . . . . . . . . . . . . . 66
I. HUBUNGAN KERJA DALAM PELAKSANAAN
FUNGSI PEMBINAAN TEKNIS DAN PENGAWA SAN PEMBANGUNAN GEDUNG, DAN PENGE-
LOLAAN BANGUNAN GEDUNG DAN RUMAH NEGARA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 70
DAFTAR ISI
I.1.Pembinaan Teknis dan Fasilitasi Penyelengga
raan Bangunan Gedung dan Penataan Lingku ngan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 70
I.2.Pembinaan Teknis dan Fasilitasi Penataan
Dan Revitalisasi Bangunan Kawasan
Bersejarah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 75
I.3.Pembinaan Teknis dan Pemberdayaan Komu
nitas Serta Pengembangan Keswadayaan
Masyarakat Dalam Penataan Lingkungan . . 80
I.4.Pembinaan dan Bantuan Teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Tangga. . . 85
J. HUBUNGAN KERJA DALAM PELAKSANAAN
FUNGSI PENANGGULANGAN DARURAT DAN
PERBAIKAN KERUSAKAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN AKIBAT BENCANA ALAM DAN
KERUSUHAN SOSIAL . . . . . . . . . . . . . . . . . 89
K. HUBUNGAN KERJA DALAM PELAKSANAAN
FUNGSI PELAKSANAAN URUSAN ADMINIS TRASI DIREKTORAT JENDERAL DAN PEMBER
DAYAAN KAPASITAS KELEMBAGAAN DAN SDM BIDANG CIPTA KARYA . . . . . . . . . . . . . . . . 93
DAFTAR ISI
L. HUBUNGAN KERJA DALAM PELAKSANAAN
SISTEM INFORMASI DILINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA . . 98
Lampiran Surat Edaran Dirjen. Cipta Karya Nomor : 14.1/SE/DC/2007 Tanggal : 22 Agustus 2007
BAGIAN PERTAMA URAIAN TATA LAKSANA DAN TATA HUBUNGAN KERJA ANTAR UNIT
DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
BAB I UMUM
A. TUGAS POKOK & FUNGSI
Berdasarkan PERMENPU No. 286 tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pekerjaan Umum, telah ditetapkan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Cipta Karya yaitu : 1. penyusunan kebijakan, program & anggaran, serta evaluasi kinerja pembangunan bidang
Cipta Karya. 2. pembinaan teknis dan penyusunan NSPM untuk air minum, air limbah, persampahan,
drainase, terminal, pasar dan fasos-fasum lainnya. 3. fasilitasi pembangunan dan pengelolaan infrastruktur permukiman perkotaan dan
perdesaan. 4. pengembangan sistem pembiayaan dan pola investasi air minum dan sanitasi melalui
kerjasama pemerintah, dunia usaha dan masyarakat, serta standarisasi bidang permukiman, air minum, penyehatan lingkungan permukiman, dan tata bangunan.
5. penyediaan infrastruktur PU bagi pengembangan kawasan perumahan rakyat. 6. fasilitasi pembangunan rumah susun dalam rangka peremajaan kawasan. 7. penyediaan infrastruktur pemukiman untuk kawasan kumuh/nelayan, perdesaan, daerah
perbatasan, kawasan terpencil, dan pulau-pulau kecil. 8. penyediaan air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin dan rawan air. 9. pembinaan teknis dan pengawasan pembangunan bangunan gedung, dan pengelolaan
bangunan gedung dan rumah negara. 10. penanggulangan darurat dan perbaikan kerusakan infrastruktur permukiman akibat
bencana alam dan kerusuhan sosial. 11. pelakasaan urusan administrasi Direktorat Jenderal dan pemberdayaan kapasitas
kelembagaan & SDM bidang Cipta Karya. Pelaksanaan Fungsi diatas dibagi habis kepada setiap unit kerja di lingkungan Drektorat Jenderal Cipta Karya yang terdiri dari :
1. Sekretariat Direktorat Jenderal. 2. Direktorat Bina Program; 3. Direktorat Pengembangan Permukiman; 4. Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan; 5. Direktorat Pengelolaan Air Minum; 6. Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan dan Permukiman;
Karena sifatnya yang sektoral maka tidak setiap fungsi hanya dilakukan oleh satu unit kerja, tetapi terdapat satu fungsi seperti fungsi Pembinaan Teknis dan Penyusun NSPM (Norma Standar Pedoman Manual) dilakukan oleh semua unit kerja sesuai dengan Sektor/Substansinya masing-masing.
B. MAKSUD, TUJUAN DAN TINDAK LANJUT
Disadari bahwa pelaksanaan Fungsi-Fungsi tersebut memerlukan pengaturan lebih lanjut. Oleh sebab itu perlu dibuat Tata Laksana dan Tata Hubungan Kerja Antar Unit Kerja, yang dimaksudkan untuk memberikan kejelasan serta mengurangi tumpang tindih (over lapping) kegiatan antar unit Eselon II, sehingga pelaksanaan tugas dan fungsi dapat berjalan efektif dan efisien, serta transparan dan akuntabel. Hal-hal yang menyangkut Tata Laksana dan Tata Hubungan Kerja yang memerlukan pengaturan lebih lanjut ditetapkan oleh pejabat eselon 2 yang bertanggung jawab pada fungsi tersebut yang memerlukan pengaturan yang lebih detail.
C. PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO
Setiap unit kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya wajib melakukan pengukuran/penaksiran risiko atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Metodologi dan teknik penerapan manajemen risiko akan diatur lebih lanjut dalam buku pedoman yang terpisah.
D. MONITORING EVALUASI DAN SUPERVISI
Monitoring Evaluasi adalah kegiatan monitoring yang dilakukan oleh fihak/unit lain dalam mengevaluasi atas hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan.
Supervisi adalah kegiatan yang dilakukan oleh unit kerja yang bersangkutan guna menjaga mutu kualitas pekerjaan serta sesuai prosedur pelaksanaan. Supervisi merupakan
tugas melekat dari setiap unit kerja.
BAB II
PELAKSANAAN FUNGSI PENYUSUNAN KEBIJAKAN PROGRAM DAN ANGGARAN SERTA EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DI BIDANG CIPTA KARYA
A. HUBUNGAN KERJA DALAM PELAKSANAAN FUNGSI PENYUSUNAN KEBIJAKAN,
PROGRAM DAN ANGGARAN SERTA EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA.
A.1. PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT JENDERAL
CIPTA KARYA. 1). Pengertian
Rencana strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya, yang selanjutnya disebut Renstra DJCK adalah Rencana Strategis yang memuat kebijakan dan program-program yang dilaksanakan Direktorat Jenderal Cipta Karya. Sedangkan rancangan renstra Direktorat Jenderal Cipta Karya yang selanjutnya disebut Ranrenstra DJCK adalah Konsep atau rancangan yang disiapkan oleh masing-masing eselon 2 sebagai bahan masukan Cipta Karya. Bahan masukan rancangan renstra adalah Prgoram dan Rencana kegiatan yang merupakan kebijakan masing-masing sektor yang akan dilaksanakan dalam menghadapi tantangan pelaksanaan pembangunan.
2). Unit Kerja Terkait
Dalam penyusunan Ranrenstra DJCK unit kerja yang terkait adalah seluruh unit kerja eselon 2 di lingkungan DJCK. yang meliputi Direktorat Teknis, Direktorat Bina Program, dan Sekretariat DJCK. Tugas masing-masing unit eselon 2 dalam penyusunan Ranrenstra DJCK adalah sebagai berikut :
a. Direktorat Bina Program sebagai penanggungjawab utama kegiatan penyusunan Ranrenstra DJCK
b. Direktorat teknis dan Sekretariat DJCK memberikan masukan berupa materi ( program & kegiatan ) untuk Direktorat Bina Program dalam penyusunan Ranrenstra DJCK, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi/sektor masing-masing.
Berkaitan dalam kegiatan penyusunan Ranrenstra DJCK, Direktur Jenderal Cipta Karya, berkewajiban untuk:
a. Memberikan arahan. b. Melakukan reviu rancangan renstra. c. Menetapkan rancangan Renstra Direktorat. d. Menyampaikan rancangan Renstra Direktorat Jenderal ke Menteri.
3). Jadual Waktu
Direktorat Bina Program menyusun dan menyampaikan jadual waktu penyusunan Ranrenstra DJCK kepada unit kerja eselon 2 di lingkungan DJCK, dan melaporkannya kepada Dirjen CK. Unit kerja eselon 2 wajib menepati waktu sesuai jadual yang telah ditetapkan.
4). Supervisi, dan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Renstra DJCK
Direktur dan Sekretaris Direktorat Jenderal melakukan supervisi atas pelaksanaan Renstra DJCK yang menjadi tanggungjawabnya selama proses pelaksanaan Renstra DJCK, guna mengetahui pencapaian kinerja program masing-masing, sesuai dengan yang telah ditetapkan Direktur Jenderal.
Laporan Supervisi disampaikan kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Direktorat Bina Program. Direktorat Bina Program melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan Renstra Direktorat Jenderal, untuk mengetahui pencapaian kinerja program yang telah ditetapkan Direktur Jenderal Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan selama proses pelaksanaan Renstra DJCK. Laporan Monitoring dan Evaluasi disampaikan kepada Direktur Jenderal. Metodologi dan Teknik Supervisi dan Monev akan diatur lebih lanjut oleh Direktorat Bina Program.
5). Reviu Renstra Direktorat Jenderal Direktorat Bina Program melakukan revieu pada tahun ke tiga atas hasil pelasksanaan renstra. Laporan hasil reviu disampaikan kepada Dirjen untuk diteruskan kepada Menteri. Revisi dapat dilakukan dengan memperhatikan hasil reviu, laporan supervisi, dan laporan hasil Monev. Pelaksanaan revisi dikoordinasikan oleh Direktorat Bina Program dengan memperhatikan tahapan – tahapan penyusunan Rancangan Renstra dalam pedoman ini.
6). Sosialisasi Renstra DJCK Sosialisasi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya dilaksanakan oleh Direktorat Bina Program berkoordinasi dengan Sekretaris Direktorat Jenderal Sosialisasi dilaksanakan pada seluruh jajaran manajemen, staf dan Pemangku Kepentingan Direktorat Jenderal Cipta Karya.
7) Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Rancangan Renstra a. Direktorat Bina Program mempersiapkan arahan Direktur Jenderal Cipta Karya
untuk penyusunan Renstra Direktorat Jenderal Cipta Karya untuk 5 (lima) tahun kedepan dengan acuan : - Hasil evaluasi kinerja pembangunan bidang Cipta Karya, - Data Kondisi infrastruktur bidang Cipta Karya sampai dengan tahun terakhir, - Petunjuk Departemen Pekerjaan Umum untuk penyusunan rancangan
Renstra Departemen Pekerjaan Umum yang berisi Rancangan Awal RPJM Nasional dari Bappenas sebagai pelaksanaan Undang-Undang RPJP Nasional.
b. Arahan yang disusun oleh Direktorat Bina Program disampaikan kepada Ditjen
untuk dimintakan persetujuan, dan disampaikan kepada Direktorat Teknis dan Sekretariat DJCK.
c. Direktorat Teknis dan Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya menyusun
masukan rancangan Renstra masing-masing sektor/substantif. Dalam menyusun masukan mengacu pada arahan Direktur Jenderal Cipta Karya. Masukan tersebut paling lambat satu minggu setelah diterimanya arahan Direktur Jenderal Cipta Karya dan disampaikan kepada Direktorat Bina
Program. d. Direktorat Bina Program menyelenggarakan pembahasan intern bersama-sama
dengan Direktorat Teknis dan Sekretariat Direktorat di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya untuk merumuskan dan menyepakati usulan masing-masing Direktorat Teknis dan Sekretariat DJCK menjadi Ranrenstra DJCK.
e. Direktorat Bina Program menyusun Ranrenstra yang telah disepakati untuk
dimintakan persetujuan Direktur Jenderal Cipta Karya.
f. Setelah Ranrenstra disetujui Direktur Jenderal, Direktorat Bina Program menyampaikan rancangan Renstra Direktorat Jenderal Cipta Karya kepada Departemen Pekerjaan Umum sebagai masukan penyusunan Ranrenstra Departemen Pekerjaan Umum selambat-lambatnya satu minggu setelah pembahasan intern.
g. Ranrenstra DJCK akan diproses Departemen Pekerjaan Umum menjadi Ranrenstra Departemen Pekerjaan Umum untuk selanjutnya diproses menjadi RPJM Nasional dan ditetapkan dengan Peraturan Presiden.
h. Apabila dianggap Ranrenstra DJCK belum sesuai dan atau memadai,
Departemen Pekerjaan Umum akan mengembalikan Ranrenstra DJCK, dengan petunjuk dan arahan penyesuaian.
i. Direktorat Bina Program mempersiapkan arahan Direktur Jenderal Cipta Karya
untuk penyesuaian Rancangan Renstra Direktorat Jenderal Cipta Karya, sesuai dengan petunjuk Departemen Pekerjaan Umum tentang Penyesuaian Rancangan Renstra Departemen Pekerjaan Umum sebagai bahan Renstra Departemen Pekerjaan Umum, yang merupakan pelaksanaan Peraturan Presiden tentang RPJM Nasional.
j. Direktorat Teknis dan Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya menyusun
masukan untuk penyesuaian rancangan Renstra Direktorat Jenderal Cipta Karya, yang diselesaikan selambat-lambatnya satu minggu setelah pengarahan Direktur Jenderal Cipta Karya.
k. Direktorat Bina Program menyelenggarakan pembahasan intern di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya untuk penyesuaian rancangan Renstra Direktorat Jenderal Cipta Karya.
l. Selanjutnya rumusan hasil kesepakatan Penyesuaian Ranrenstra Direktorat
Jenderal Cipta Karya disampaikan ke Departemen Pekerjaan Umum untuk diproses menjadi Rancangan Renstra Departemen Pekerjaan Umum.
m. Ranrenstra Dep PU yang telah disetujui dalam MUSRENBANG dan ditetapkan
menjadi RPJMN menjadi dasar penetapan Renstra Departemen PU yang selanjutnya menjadi dasar penetapan Renstra DJCK.
A.2. PENYUSUNAN RENCANA KERJA (RENJA) DITJEN. CIPTA KARYA. 1) Pengertian
Rencana Kerja (Renja) Direktorat Jenderal Cipta Karya, yang selanjutnya disebut Renja DJCK adalah rencana kerja tahunan. Sedangkan Rancangan Awal Rencana Kerja Direktorat Jenderal Cipta Karya yang
selanjutnya disebut Ranrenja DJCK adalah usulan program dan kegiatan dengan berbasis kinerja, kerangka pengeluaran jangka menengah dan penganggaran terpadu sektor/subtansi.
2) Unit Kerja Terkait Dalam penyusunan Ranrenja DJCK unit kerja yang terkait adalah seluruh unit kerja eselon 2 di lingkungan DJCK. yang meliputi Direktorat Teknis, Direktorat Bina Program, dan Sekretariat DJCK. Tugas masing-masing unit eselon 2 dalam penyusunan Ranrenja DJCK adalah sebagai berikut : a. Direktorat Bina Program sebagai penanggungjawab utama kegiatan penyusunan
Ranrenja DJCK. b. Direktorat teknis dan Sekditjen CK memberikan masukan dalam kegiatan
penyusunan Ranrenja DJCK sesuai dengan tugas pokok dan fungsi/sektor masing-masing.
Berkaitan dalam kegiatan penyusunan Ranrenja DJCK, Direktur Jenderal Cipta Karya, berkewajiban untuk ; a. Memberikan arahan b. Menetapkan rancangan Renja Direktorat Jenderal c. Menyampaikan rancangan Renja Direktorat Jenderal ke Menteri
3) Jadual Waktu Dalam proses penyusunan Ranrenja DJCK, Direktorat Bina Program menyusun dan menyampaikan jadual waktu ke unit eselon 2 di lingkungan DJCK, dan melaporkannya kepada Dirjen CK.
4) Supervisi, dan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Renja DJCK Direktur dan Sekretaris Direktorat Jenderal melakukan supervisi atas pelaksanaan Renja DJCK yang menjadi tanggungjawabnya selama proses pelaksanaan Renja DJCK, guna mengetahui pencapaian kinerja program masing-masing, sesuai dengan yang telah ditetapkan Direktur Jenderal. Laporan Supervisi disampaikan kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Direktorat Bina Program. Direktorat Bina Program melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan Renja DJCK, untuk mengetahui pencapaian kinerja program yang telah ditetapkan Direktur Jenderal. Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan selama proses pelaksanaan Renja DJCK. Laporan Monitoring dan Evaluasi disampaikan kepada Direktur Jenderal. Metodologi dan Teknik Supervisi dan Monev akan diatur lebih lanjut oleh Direktorat Bina Program.
5) Reviu Renja DJCK Direktorat Bina Program melakukan revieu pada tahun ke tiga atas hasil pelasksanaan renstra. Laporan hasil reviu disampaikan kepada Dirjen untuk diteruskan kepada Menteri. Revisi dapat dilakukan dengan memperhatikan hasil reviu, laporan supervisi, dan laporan hasil Monev. Pelaksanaan revisi dikoordinasikan oleh Direktorat Bina Program dengan
memperhatikan tahapan – tahapan penyusunan rancangan renja dalam pedoman ini.
6) Penerapan Manajemen Risiko Setiap unit kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya wajib melakukan pengukuran/penaksiran risiko atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.
7) Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Rancangan Renja
a. Berdasarkan pada Renst a Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat Bina Program, Direktorat Teknis dan Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya menyiapkan usulan program dan kegiatan bagi masing-masing unit kerjanya yang berbasis kinerja, serta kerangka pengeluaran jangka menengah dan penganggaran terpadu sektor/substantif untuk penyusunan rancangan awal Rencana Kerja Pemerintah (RKP).
r
,
r
Proses penyiapan usulan program dan kegiatan dapat dilakukan melalui rapat kerja dan atau usulan dari unit-unit kerja terkait3.
b. Direktorat Bina Program merangkum dan melakukan pembahasan intern Direktorat Jenderal atas usulan program dan kegiatan sektor/substantif dari setiap unit kerja sebagai rancangan awal RKP Direktorat Jenderal Cipta Karya. Hasil pembahasan disampaikan pada Direktur Jenderal Cipta Karya untukditetapkan sebagai rancangan awal RKP dan selanjutnya disampaikan ke Departemen Pekerjaan Umum untuk dirangkum menjadi usulan rancangan awal RKP Departemen Pekerjaan Umum. Rancangan awal RKP Departemen Pekerjaan Umum akan diproses di Bappenas yang hasilnya berupa RKP Nasional.
c. Direktorat Bina Program mempersiapkan arahan Direktur Jenderal Cipta Karya
untuk penyusunan Renja DJCK dengan acuan Petunjuk Departemen Pekerjaan Umum mengenai penyusunan Renja Departemen PU yang telah disesuaikan dengan SEB Menteri Perencanaan dan Pembangunan dan Menteri Keuangan mengenai prioritas pembangunan dan pagu indikatif.
d. Direktorat Teknis dan Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya menyusun
masukan untuk Renja DJCK dan menyampaikan masukan tersebut kepada Direktorat Bina Program selambat-lambatnya satu minggu setelah arahan Direktur Jenderal Cipta Karya diterima.
e. Direktorat Bina Program menyelenggarakan pembahasan intern di lingkungan
Direktorat Jenderal Cipta Karya untuk penyusunan Renja DJCK. f. Direktorat Bina Program selambat-lambatnya satu minggu setelah pembahasan
intern menyampaikan hasil rumusan Renja DJCK kepada Direktur Jenderal Cipta Karya untuk selanjutnya disampaikan kepada Departemen Pekerjaan Umum guna diproses lebih lanjut menjadi Renja Departemen Pekerjaan Umum yang hasilnya merupakan masukan untuk penyusunan penetapan Peraturan Presiden tentang RKP.
Direktorat Bina Program bertanggungjawab atas seluruh proses kegiatan ini, dan memberikan informasi kepada Direktur Jenderal Cipta Karya atas kendala yang timbul dan atau keterlambatan dalam proses penyusunan Renja DJCK pada setiap tahap.
a. Berdasarkan pada Renst a Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat Bina Program, Direktorat Teknis dan Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya
menyiapkan usulan program dan kegiatan bagi masing-masing unit kerjanya yang berbasis kinerja, serta kerangka pengeluaran jangka menengah dan penganggaran terpadu sektor/substantif untuk penyusunan rancangan awal Rencana Kerja Pemerintah (RKP).
b. Direktorat Bina Program merangkum usulan sektor/substantif dari setiap unit
kerja sebagai rancangan awal RKP Direktorat Jenderal Cipta Karya, untukditetapkan Direktur Jenderal Cipta Karya, dan selanjutnya disampaikan ke Departemen Pekerjaan Umum untuk dirangkum menjadi usulan rancangan awal RKP Departemen Pekerjaan Umum.
,
Rancangan awal RKP Departemen Pekerjaan Umum akan diproses di Bappenas yang hasilnya berupa Rancangan Awal RKP Nasional dan sebagai bahan penyusunan petunjuk Departemen Pekerjaan Umum untuk penyusunan Renja Departemen Pekerjaan Umum dengan acuan SEB Menteri Perencanaan dan Pembangunan dan Menteri Keuangan mengenai prioritas pembangunan dan pagu indikatif.
c. Direktorat Bina Program mempersiapkan arahan Direktur Jenderal Cipta Karya untuk penyusunan Renja DJCK dengan acuan Petunjuk Departemen Pekerjaan Umum mengenai penyusunan Renja Departemen PU yang telah disesuaikan dengan SEB Menteri Perencanaan dan Pembangunan dan Menteri Keuangan.
d. Direktorat Teknis dan Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya menyusun
masukan untuk Renja DJCK dan menyampaikan masukan tersebut kepada Direktorat Bina Program selambat-lambatnya satu minggu setelah arahan Direktur Jenderal Cipta Karya diterima.
e. Direktorat Bina Program menyelenggarakan pembahasan intern di lingkungan
Direktorat Jenderal Cipta Karya untuk penyusunan Renja DJCK. f. Direktorat Bina Program selambat-lambatnya satu minggu setelah pembahasan
intern menyampaikan hasil rumusan Renja DJCK kepada Direktur Jenderal Cipta Karya untuk selanjutnya disampaikan kepada Departemen Pekerjaan Umum guna diproses lebih lanjut menjadi Renja Departemen Pekerjaan Umum yang hasilnya merupakan masukan untuk penyusunan penetapan Peraturan Presiden tentang RKP.
Direktorat Bina Program bertanggungjawab atas seluruh proses kegiatan ini, dan memberikan informasi kepada Direktur Jenderal Cipta Karya atas kendala yang timbul dan atau keterlambatan dalam proses penyusunan Renja DJCK pada setiap tahap.
A.3. PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN (RKA-KL) DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
1) Pengertian Rencana Kerja dan Anggaran ( RKAKL ) Direktorat Jenderal Cipta Karya, yang
selanjutnya disebut RKAKL DJCK adalah Rencana Kerja Rinci yang memuat kegiatan berdasarkan kebijakan dan program-program yang dilaksanakan
Direktorat Jenderal Cipta Karya. 2) Unit Kerja Terkait Dalam penyusunan RKAKL DJCK unit kerja yang terkait adalah seluruh unit kerja
eselon 2 di lingkungan DJCK. yang meliputi Direktorat Teknis, Direktorat Bina Program, dan Sekretariat DJCK.
Tugas masing-masing unit eselon 2 dalam penyusunan RKAKL DJCK adalah sebagai berikut:
Direktorat Bina Program sebagai koordinator/penanggungjawab utama kegiatan penyusunan RKAKL DJCK
Direktorat teknis dan Sekretariat DJCK memberikan masukan dalam kegiatan penyusunan RKAKL DJCK sesuai dengan tugas pokok dan fungsi/sektor
masing-masing. Berkaitan dalam kegiatan penyusunan RKAKL DJCK, Direktur Jenderal Cipta Karya,
berkewajiban untuk; Memberikan arahan, Melakukan reviu RKAKL dan Menetapkan / menyetujui RKAKL.
3) Jadual Waktu Dalam proses penyusunan RKAKL DJCK, Direktorat Bina Program menyusun dan
menyampaikan jadual waktu ke unit eselon 2 di lingkungan DJCK, dan melaporkannya kepada Direktur Jenderal Cipta Karya..
4) Supervisi, dan Monitoring dan Evaluasi (Monev) RKAKL DJCK Direktur dan Sekretaris Direktorat Jenderal melakukan supervisi atas pelaksanaan
RKAKL masing masing yang menjadi tanggungjawabnya selama proses pelaksanaan RKAKL DJCK, guna mengetahui pencapaian kinerja program masing-masing, sesuai dengan yang telah ditetapkan Direktur Jenderal.
Laporan Supervisi disampaikan kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada
Direktorat Bina Program. Direktorat Bina Program melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan
Penyusunan RKAKL Direktorat Jenderal, untuk mengetahui pencapaian kinerja program yang telah ditetapkan Direktur Jenderal
Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan selama proses pelaksanaan RKAKL DJCK.
Laporan Monitoring dan Evaluasi disampaikan kepada Direktur Jenderal. Metodologi dan Teknik Supervisi dan Monev akan diatur lebih lanjut oleh Direktorat
Bina Program. 5) Reviu / revisi RKAKL Direktorat Jenderal Revisi dapat dilakukan dengan memperhatikan hasil reviu, laporan supervisi, dan
laporan hasil Monev. Pelaksanaan revisi dikoordinasikan oleh Direktorat Bina Program dengan
memperhatikan tahapan – tahapan yang telah ditetapkan dalam pedoman ini dan pedoman penyusunan RKAKL
6) Sosialisasi RKAKL DJCK Sosialisasi RKAKL Direktorat Jenderal Cipta Karya dilaksanakan oleh Direktorat Bina
Program berkoordinasi dengan Sekretariat Direktorat Jenderal
Sosialisasi dilaksanakan pada seluruh jajaran manajemen, staf dan Pemangku Kepentingan Direktorat Jenderal Cipta Karya.
7) Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RKAKL : a. Direktorat Bina Program mempersiapkan arahan Direktur Jenderal Cipta Karya
untuk penyusunan RKA-KL DJCK atas dasar : - Hasil evaluasi kinerja tahun lalu - Masukan dari daerah - Renja Direktorat Jenderal Cipta Karya - Petunjuk Departemen untuk penyusunan RKA-KL Departemen Pekerjaan
Umum yang berisi SE Menteri Keuangan tentang pagu sementara dan standar biaya.
b. Direktorat Bina Program, Direktorat Teknis dan Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya menyusun masukan untuk penyusunan RKA-KL DJCK bagi unit kerjanya masing-masing, dan harus diselesaikan selambat-lambatnya satu minggu setelah arahan Direktur Jenderal Cipta Karya, dan disampaikan kepada Direktorat Bina Program.
c. Direktorat Bina Program menyelenggarakan pembahasan intern di
lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya untuk memperoleh kesepakatan dalam penyusunan RKA-KL DJCK. Hasil kesepakatan dalam pembahasan internini disampaikan kepada Direktur Jenderal Cipta Karya.
d. Selambat-lambatnya satu minggu setelah pembahasan intern, hasil rumusan
RKA-KL DJCK yang telah disepakati, ditetapkan oleh Direktur Jenderal Cipta Karya, dan disampaikan kepada Departemen Pekerjaan Umum untuk diproses menjadi RKA-KL Departemen Pekerjaan Umum yang hasilnya merupakan bahan pembahasan RKA-KL dengan DPR.
A.4. PENYUSUNAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA.
1) Pengertian
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran ( DIPA ) Direktorat Jenderal Cipta Karya, yang selanjutnya disebut DIPA DJCK adalah DIPA yang memuat kebijakan dan program-program yang dilaksanakan Direktorat Jenderal Cipta Karya. Sedangkan DIPA Direktorat Jenderal Cipta Karya yang selanjutnya disebut DIPA DJCK adalah Konsep atau rancangan yang disiapkan oleh masing-masing eselon 2 sebagai bahan masukan Cipta Karya. Bahan masukan DIPA adalah Program dan Rencana kegiatan yang merupakan kebijakan masing-masing sektor yang akan dilaksanakan dalam menghadapi tantangan pelaksanaan pembangunan.
2) Unit Kerja Terkait Dalam penyusunan DIPA DJCK unit kerja yang terkait adalah seluruh unit kerja eselon 2 di lingkungan DJCK. yang meliputi Direktorat Teknis, Direktorat Bina Program, dan Sekretariat DJCK. Tugas masing-masing unit eselon 2 dalam penyusunan DIPA DJCK adalah sebagai berikut: a. Direktorat Bina Program sebagai penanggungjawab utama kegiatan
penyusunan DIPA DJCK b. Direktorat teknis dan Sekditjen CK memberikan masukan dalam kegiatan
penyusunan DIPA DJCK sesuai dengan tugas pokok dan fungsi/sektor masing-masing.
Berkaitan dalam kegiatan penyusunan DIPA DJCK, Direktur Jenderal Cipta Karya, berkewajiban untuk; a. Memberikan arahan b. Melakukan reviu prioritas kegiatan
3) Jadual Waktu Dalam proses penyusunan DIPA DJCK, Direktorat Bina Program menyusun dan menyampaikan jadual waktu ke unit eselon 2 di lingkungan DJCK, dan melaporkannya kepada Direktur Jenderal Cipta Kaarya.
4) Supervisi, dan Monitoring dan Evaluasi (Monev) DIPA DJCK Direktur dan Sekretaris Direktorat Jenderal melakukan supervisi atas pelaksanaan DIPA DJCK yang menjadi tanggungjawabnya selama proses pelaksanaan DIPA DJCK, guna mengetahui pencapaian kinerja program masing-masing, sesuai dengan yang telah ditetapkan Direktur Jenderal. Laporan Supervisi disampaikan kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Direktorat Bina Program. Direktorat Bina Program melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan DIPA Direktorat Jenderal, untuk mengetahui pencapaian kinerja program yang telah ditetapkan Direktur Jenderal Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan selama proses pelaksanaan DIPA DJCK. Laporan Monitoring dan Evaluasi disampaikan kepada Direktur Jenderal. Metodologi dan Teknik Supervisi dan Monev akan diatur lebih lanjut oleh Direktorat Bina Program.
5) Reviu DIPA Direktorat Jenderal Direktorat Bina Program melakukan reviu pada tahun ke tiga atas hasil pelaksanaan DIPA. Laporan hasil reviu disampaikan kepada Dirjen untuk diteruskan kepada Menteri. Revisi dapat dilakukan dengan memperhatikan hasil reviu, laporan supervisi, dan laporan hasil Monev. Pelaksanaan revisi dikoordinasikan oleh Direktorat Bina Program dengan memperhatikan tahapan – tahapan penyusunan rancangan DIPA dalam pedoman ini.
6) Sosialisasi DIPA DJCK Sosialisasi DIPA Direktorat Jenderal Cipta Karya dilaksanakan oleh Direktorat Bina Program berkoordinasi dengan Sekretariat Direktorat Jenderal Sosialisasi dilaksanakan pada seluruh jajaran manajemen, staf dan Pemangku Kepentingan Direktorat Jenderal Cipta Karya.
7) Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan DIPA
a. Direktorat Bina Program mempersiapkan arahan Direktur Jenderal Cipta
Karya untuk penyusunan DIPA DJCK atas dasar : - DIPA Direktorat Jenderal Cipta Karya.
- Petunjuk Departemen Pekerjaan Umum untuk penyusunan DIPA di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum yang berisi Kepres tentang rincian APBN sebagai hasil pembahasan dan disetujui oleh DPR.
b. Berdasarkan arahan Direktur Jenderal Cipta Karya, Direktorat Bina Program,
Direktorat Teknik dan Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya melakukan penyusunan DIPA sektor/substantif bagi unit kerjanya, untuk masukan DIPA DJCK dan harus diselesaikan selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah arahan Direktur Jenderal Cipta Karya dan disampaikan kepada Direktorat Bina Program.
c. Direktorat Bina Program menyelenggarakan pembahasan intern di
lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya untuk memperoleh kesepakatan dalam penyusunan usulan DIPA DJCK dan dimintakan persetujuannya kepada Direktur Jenderal Cipta Karya.
d. Direktorat Bina Program selambat-lambatnya satu minggu setelah
pembahasan intern, hasil rumusan DIPA DJCK yang telah disepakati dan disetujui oleh Direktur Jenderal Cipta Karya tersebut, disampaikan kepada Departemen Pekerjaan Umum untuk diproses menjadi DIPA-DIPA di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum selanjutnya untuk mendapat pengesahan.
e. Direktorat Bina Program, setelah menerima DIPA yang telah disahkan,
selambat-lambatnya 1 (satu) minggu, menyampaikan DIPA tersebut ke Direktorat Teknis dan Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya untuk bahan penyusunan masukan Penetapan Kinerja (PK) masing-masing unit eselon 2.
f. Dengan persetujuan Direktur Jenderal Cipta Karya, Direktorat Bina Program
melaksanakan penyusunan Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya, yang selanjutnya disampaikan ke Departemen Pekerjaan Umum untuk diproses intern Departemen Pekerjaan Umum dalam rangka Penetapan Kinerja eselon 1.
g. Masing-masing unit eselon 2, disamping melakukan penyusunan Penetapan
Kinerja, juga melakukan penyusunan Petunjuk Operasional (PO), yang selanjutnya disampaikan kepada Direktorat Bina Program, untuk diproses pengesahan oleh Direktur Jenderal Cipta Karya.
h. Direktorat Bina Program menyampaikan PO yang telah disahkan Direktur
Jenderal Cipta Karya kepada semua unit eselon II di lingkungan Ditjen.Cipta Karya.
A.5. PENYUSUNAN EVALUASI KINERJA. Dasar Penyusunan Evaluasi Kinerja : - Undang-undang No.25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional, - Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah - Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian/Lembaga.
1) Pengertian Penyusunan Evaluasi Kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya, yang selanjutnya
disebut Penyusunan Evaluasi Kinerja DJCK adalah Penyusunan Evaluasi Kinerja yang memuat kebijakan dan program-program yang dilaksanakan Direktorat Jenderal Cipta Karya.
Bahan masukan Penyusunan Evaluasi Kinerja adalah Prgoram dan Penyusunan Evaluasi Kinerja kegiatan yang merupakan kebijakan masing-masing sektor yang akan dilaksanakan dalam menghadapi tantangan pelaksanaan pembangunan.
2) Unit Kerja Terkait
Dalam penyusunan Penyusunan Evaluasi Kinerja DJCK unit kerja yang terkait adalah seluruh unit kerja eselon 2 di lingkungan DJCK. yang meliputi Direktorat Teknis, Direktorat Bina Program, dan Sekretariat DJCK. Tugas masing-masing unit eselon 2 dalam Penyusunan Evaluasi Kinerja DJCK adalah sebagai berikut: a. Direktorat Bina Program sebagai penanggungjawab utama kegiatan
penyusunan Penyusunan Evaluasi Kinerja DJCK b. Direktorat teknis dan Sekditjen CK memberikan masukan dalam kegiatan
penyusunan Penyusunan Evaluasi Kinerja DJCK sesuai dengan tugas pokok dan fungsi/sektor masing-masing.
3) Jadual Waktu
Dalam proses penyusunan Penyusunan Evaluasi Kinerja DJCK, Direktorat Bina Program menyusun dan menyampaikan jadual waktu ke unit eselon 2 di lingkungan DJCK, dan melaporkannya kepada Dirjen CK.
4) Supervisi, dan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Penyusunan Evaluasi Kinerja DJCK Direktur dan Sekretaris Direktorat Jenderal melakukan supervisi atas pelaksanaan Penyusunan Evaluasi Kinerja DJCK yang menjadi tanggungjawabnya selama proses pelaksanaan Renstra DJCK, guna mengetahui pencapaian kinerja program masing-masing, sesuai dengan yang telah ditetapkan Direktur Jenderal. Laporan Supervisi disampaikan kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Direktorat Bina Program. Direktorat Bina Program melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan Penyusunan Evaluasi Kinerja Direktorat Jenderal, untuk mengetahui pencapaian kinerja program yang telah ditetapkan Direktur Jenderal. Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan selama proses pelaksanaan Renstra DJCK. Laporan Monitoring dan Evaluasi disampaikan kepada Direktur Jenderal. Metodologi dan Teknik Supervisi dan Monev akan diatur lebih lanjut oleh Direktorat Bina Program.
5) Reviu Penyusunan Evaluasi Kinerja Direktorat Jenderal Direktorat Bina Program melakukan revieu pada tahun ke tiga atas hasil pelaksanaan Penyusunan Evaluasi Kinerja. Laporan hasil reviu disampaikan kepada Dirjen untuk diteruskan kepada Menteri.
Revisi dapat dilakukan dengan memperhatikan hasil reviu, laporan Penyusunan Evaluasi Kinerja, dan laporan hasil Monev. Pelaksanaan revisi dikoordinasikan oleh Direktorat Bina Program dengan memperhatikan tahapan – tahapan penyusunan Penyusunan Evaluasi Kinerja dalam pedoman ini.
6) Sosialisasi Penyusunan Evaluasi Kinerja DJCK Sosialisasi Penyusunan Evaluasi Kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya dilaksanakan oleh Direktorat Bina Program berkoordinasi dengan Sekretariat Direktorat Jenderal Sosialisasi dilaksanakan pada seluruh jajaran manajemen, staf dan Pemangku Kepentingan Direktorat Jenderal Cipta Karya.
7) Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Penyusunan Evaluasi Kinerja a. Direktorat Bina Program merumuskan sistim evaluasi kinerja yang mengacu
pada Rencana Aksi Nasional Penetapan Kinerja (RANPEKA). b. Masing-masing Unit Eselon 2 melaksanakan penyusunan kinerja bulanan dan
tahunan atas dasar hasil pelaksanaan DIPA/RKA-KL serta mengacu pada Penetapan Kinerja (PK) yang telah ditandatangani oleh Sekretaris Direktorat Jenderal dan Direktur masing-masing (Kinerja bulanan dibuat setiap awal bulan sampai dengan tengah bulan, Kinerja tahunan dibuat setiap bulan Januari tahun berikutnya).
c. Direktorat Jenderal Cipta Karya atas dasar Laporan Kinerja Bulanan dan
Tahunan masing-masing unit Eselon 2 melakukan penyusunan Laporan Evaluasi Kinerja Triwulan dan Tahunan Direktorat Jenderal Cipta Karya. Evaluasi Kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya yang berisi penilaian tentang pencapaian sasaran, tujuan dan kinerja berdasarkan indikator dan sasaran kinerja yang tercantum dalam dokumen rencana pembangunan (DIPA) yang mencakup masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak.
d. Sesuai dengan Laporan Evaluasi Kinerja bulanan dan tahunan Direktorat Jenderal Cipta Karya yang disampaikan oleh Direktorat Bina Program, masing-masing unit eselon 2 menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tingkat unit eselon 2 sesuai Instruksi Presiden RI No.7 tahun 1999, sebagai wujud pertanggungjawaban instansi Pemerintah secara berjenjang dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber dan pelaksanaan kebijakan.
e. Direktorat Bina Program merangkum LAKIP unit eselon 2 menjadi LAKIP Direktorat Jenderal Cipta Karya setelah mendapat persetujuan Direktur Jenderal Cipta Karya dan disampaikan kepada Departemen Pekerjaan Umum untuk bahan penyusunan LAKIP Departemen Pekerjaan Umum (LAKIP Direktorat Jenderal Cipta Karya disampaikan ke Departemen Pekerjaan Umum paling lambat dalam bulan Maret tahun berikutnya).
B. HUBUNGAN KERJA DALAM PELAKSANAAN FUNGSI PEMBINAAN TEKNIS DAN PENYUSUNAN NSPM UNTUK AIR MINUM, AIR LIMBAH, PERSAMPAHAN, DRAINASE, TERMINAL, PASAR DAN FASOS – FASUM LAINNYA.
B.1. PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG TENTANG NORMA (N) BIDANG CIPTA KARYA
1) Pengertian Norma Direktorat Jenderal Cipta Karya, yang selanjutnya disebut Norma DJCK adalah Aturan umum yang menjadi acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di Direktorat Jenderal Cipta Karya. Bahan masukan norma adalah Program dan Rencana kegiatan yang merupakan kebijakan masing-masing sektor yang akan dilaksanakan dalam menghadapi tantangan pelaksanaan pembangunan.
2) Unit Kerja Terkait
Dalam penyusunan Norma DJCK unit kerja yang terkait adalah seluruh unit kerja eselon 2 di lingkungan DJCK. yang meliputi Direktorat Teknis, Direktorat Bina Program, dan Sekretariat DJCK. Tugas masing-masing unit eselon 2 dalam penyusunan Norma DJCK adalah sebagai berikut : a. Direktorat Bina Program sebagai penanggungjawab utama kegiatan
penyusunan norma DJCK; b. Direktorat teknis dan Sekretariat DJCK memberikan masukan dalam
kegiatan penyusunan norma DJCK sesuai dengan tugas pokok dan fungsi/sektor masing-masing; Berkaitan dalam kegiatan penyusunan norma DJCK, Direktur Jenderal Cipta Karya, berkewajiban untuk : 1. Memberikan arahan; 2. Melakukan reviu rancangan norma; 3. Menetapkan rancangan norma Direktorat; 4. Menyampaikan rancangan norma Direktorat Jenderal ke Menteri.
3) Jadual Waktu Dalam proses penyusunan norma DJCK, Direktorat Bina Program menyusun
dan menyampaikan jadual waktu ke unit eselon 2 di lingkungan DJCK, dan melaporkannya kepada Dirjen CK.
4) Supervisi, dan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Norma DJCK Direktur dan Sekretaris Direktorat Jenderal melakukan supervisi atas
pelaksanaan Norma DJCK yang menjadi tanggungjawabnya selama proses pelaksanaan Norma DJCK, guna mengetahui pencapaian kinerja program masing-masing, sesuai dengan yang telah ditetapkan Direktur Jenderal.
Laporan Supervisi disampaikan kepada Direktur Jenderal dengan tembusan
kepada Direktorat Bina Program. Direktorat Bina Program melakukan monitoring dan evaluasi atas
pelaksanaan Norma berdasarkan Renstra Direktorat Jenderal, untuk mengetahui pencapaian kinerja program yang telah ditetapkan Direktur Jenderal Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan selama proses pelaksanaan Norma DJCK. Laporan Monitoring dan Evaluasi disampaikan kepada Direktur Jenderal. Metodologi dan Teknik Supervisi dan Monev akan diatur lebih lanjut oleh Direktorat Bina Program.
5) Reviu Norma Direktorat Jenderal Direktorat Bina Program melakukan revieu pada tahun ke tiga atas hasil
pelasksanaan norma. Laporan hasil reviu disampaikan kepada Dirjen untuk diteruskan kepada
Menteri. Revisi dapat dilakukan dengan memperhatikan hasil reviu, laporan supervisi,
dan laporan hasil Monev. Pelaksanaan revisi dikoordinasikan oleh Direktorat Bina Program dengan
memperhatikan tahapan – tahapan penyusunan rancangan norma dalam pedoman ini.
6) Sosialisasi Norma DJCK Sosialisasi Norma Direktorat Jenderal Cipta Karya dilaksanakan oleh
Direktorat Bina Program berkoordinasi dengan Sekretariat Direktorat Jenderal
Sosialisasi dilaksanakan pada seluruh jajaran manajemen, staf dan Pemangku Kepentingan Direktorat Jenderal Cipta Karya.
7) Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Rancangan Norma :
a. Direktorat Bina Program/Direktorat Bina Teknis menyusun Naskah Akademis RUU bidang Cipta Karya dengan mengacu Program Legislasi Nasional sebagai payung sistem per-UU-an Nasional.
b. Naskah Akademis RUU bidang Cipta Karya yang telah disetujui oleh Direktur Jenderal Cipta Karya diproses ke Departemen Pekerjaan Umum untuk mendapatkan persetujuan Menteri Pekerjaan Umum.
c. Naskah Akademis RUU bidang Cipta Karya setelah diproses di tingkat Departemen Pekerjaan Umum dan telah disetujui oleh Menteri Pekerjaan Umum kemudian ditelaah bersama dengan Menteri Hukum dan HAM dalam rangka mendapat telaah hukum dari menteri yang paling bertanggung jawab baik secara teknis maupun substansi hukum.
d. Dokumen berupa Naskah Akademis yang telah mengacu kepada Prolegnas dan telah disetujui oleh Menteri Pekerjaan Umum serta telah mendapat telaah dari Menteri Hukum dan HAM selanjutnya digunakan sebagai dasar oleh Direktorat Bina Program / Direktorat Teknis untuk menyusun Konsep Awal RUU bidang Cipta Karya.
e. Konsep Awal RUU bidang Cipta Karya kemudian dimintakan telaah hukum dari Sekretariat DJCK sesuai standar yang berlaku di lingkungan DJCK / Departemen Pekerjaan Umum.
f. Konsep Awal RUU bidang Cipta Karya yang telah berformat hukum kemudian dibahas di lingkungan internal DJCK untuk memperoleh masukan substansi teknis dari Direktorat terkait di lingkungan Ditjen Cipta Karya.
g. Konsep Awal RUU bidang Cipta Karya yang telah mendapat muatan hukum dan substansi teknis ke-Cipta Karya-an disampaikan ke Departemen Pekerjaan Umum cq Biro Hukum agar melakukan
penyiapan, pengolahan, dan perumusan RUU tentang Norma ke-Cipta Karya-an.
h. Paralel dengan butir g diatas Departemen Pekerjaan Umum selaku Pemerakarsa penyusunan UU tentang Norma ke-Cipta Karya-an kemudian membentuk Panitia Antar Departemen.
i. Panitia Antar Departemen yang telah terbentuk kemudian melakukan penelitian, penyesuaian dan perumusan RUU tentang Norma ke-Cipta Karya-an yang menghasilkan Rumusan Konsep RUU tentang Norma ke-Cipta Karya-an.
j. Guna mendapatkan masukan dari masyarakat, Departemen Pekerjaan Umum menyebarluaskan Konsep RUU tentang Norma bidang ke-Cipta Karya-an yang kemudian oleh Panitia Antar Departemen dilakukan penyempurnaan dengan mengakomodasi masukan yang diperoleh dari masyarakat.
k. Departemen Pekerjaan Umum menyampaikan Konsep RUU tentang Norma ke-Cipta Karya-an yang telah disempurnakan kepada Menteri/Pim. Lembaga terkait untuk memperoleh pertimbangan dan paraf persetujuannya.
l. Konsep RUU tentang Norma ke-Cipta Karya-an yang telah mendapat paraf persetujuan dari Menteri/Pim. Lembaga terkait kemudian oleh Menteri Pekerjaan Umum diajukan kepada Presiden guna mendapat persetujuan/diproses lebih lanjut.
m. Bila telah menyetujui Konsep RUU tentang Norma ke-Cipta Karya-an yang diajukan, maka Presiden selanjutnya menyampaikan kepada DPR guna dilakukan pembahasan.
n. Proses pembahasan RUU tentang Norma ke-Cipta Karya-an di DPR melibatkan instansi terkait (Menteri Hukum dan HAM/mewakili Presiden dan Pemrakarsa/selaku nara sumber) kemudian melahirkan Undang-Undang tentang Norma ke-Cipta Karya-an.
o. Undang-Undang tentang Norma ke-Cipta Karya-an kemudian diundangkan sesuai prosedur yang berlaku, sementara itu di lingkungan Ditjen Cipta Karya melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
Direktorat Bina Program : Menyelenggarakan koordinasi dan sekaligus melakukan penyuluhan/ sosialisasi/diseminasi Undang Undang tentang Norma ke-Cipta Karya-an kepada kelompok sasaran (target groups) yang berkompeten berdasarkan sistem koordinasi yang telah disusunnya. Direktorat Teknis : Melakukan penyusuluhan/sosialisasi/deseminasi Undang-Undang tentang Norma ke-Cipta Karya-an kepada kelompok sasaran (target groups) yang berkompeten berdasarkan sistem koordinasi yang telah disusun Direktorat Bina Program. Setditjen.Cipta Karya : Menyelenggarakan dokumentasi Hukum dan UU tentang Norma ke-Cipta
Karya-an secara sistematis kedalam kelompok NSPM DJCK, serta melakukan penyuluhan/ sosialisasi/deseminasi tentang Norma ke-CK-an kepada kelompok sasaran (target groups) yang berkompeten berdasarkan sistem koordinasi yang telah disusun Direktorat Bina Program.
B.2. PENYUSUNAN STANDAR (S) 1) Pengertian
Standar Direktorat Jenderal Cipta Karya, yang selanjutnya disebut Standar DJCK adalah Aturan umum yang menjadi acuan dalam pelaksanaan pekerjaan berupa Standar / SNI di Direktorat Jenderal Cipta Karya. Bahan masukan Standar adalah Prgoram dan kegiatan yang merupakan kebijakan masing-masing sektor yang akan dilaksanakan dalam menghadapi tantangan pelaksanaan pembangunan.
2) Unit Kerja Terkait Dalam penyusunan Standar DJCK unit kerja yang terkait adalah seluruh unit kerja eselon 2 di lingkungan DJCK. yang meliputi Direktorat Teknis, Direktorat Bina Program, dan Sekretariat DJCK. Tugas masing-masing unit eselon 2 dalam penyusunan Standar DJCK adalah sebagai berikut : a. Direktorat Teknis yang membidangi sebagai penanggungjawab utama
kegiatan penyusunan Standar DJCK b. Direktorat dan Sekretariat DJCK memberikan masukan dalam kegiatan
penyusunan Standar DJCK sesuai dengan tugas pokok dan fungsi/sektor masing-masing.
c. Berkaitan dalam kegiatan penyusunan Standar DJCK, Direktur Jenderal Cipta Karya, berkewajiban untuk : 1. Memberikan arahan 2. Melakukan reviu rancangan standar 3. Menetapkan rancangan Standar Direktorat 4. Menyampaikan rancangan Standar Direktorat Jenderal ke Menteri
3) Jadual Waktu
Dalam proses penyusunan Standar DJCK, Direktorat Teknis yang membidangi menyusun dan menyampaikan jadual waktu ke unit eselon 2 di lingkungan DJCK, dan melaporkannya kepada Dirjen CK.
4) Supervisi, dan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Standar DJCK
Direktur dan Sekretaris Direktorat Jenderal melakukan supervisi atas pelaksanaan Standar DJCK yang menjadi tanggungjawabnya selama proses pelaksanaan Standar DJCK, guna mengetahui pencapaian kinerja program masing-masing, sesuai dengan yang telah ditetapkan Direktur Jenderal. Laporan Supervisi disampaikan kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Direktorat Bina Program. Direktorat dan Sekretariat melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan Standar Direktorat Jenderal, untuk mengetahui pencapaian kinerja program yang telah ditetapkan Direktur Jenderal Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan selama proses pelaksanaan Standar DJCK. Laporan Monitoring dan Evaluasi disampaikan kepada Direktur Jenderal.
Metodologi dan Teknik Supervisi dan Monev akan diatur lebih lanjut oleh Direktorat Teknis yang membidangi.
5) Reviu Standar Direktorat Jenderal
Direktorat Teknis yang membidangi dapat melakukan reviu atas hasil pelasksanaan standar.
Laporan hasil reviu disampaikan kepada Dirjen untuk diteruskan kepada Menteri. Revisi dapat dilakukan dengan memperhatikan hasil reviu, laporan supervisi, dan laporan hasil Monev. Pelaksanaan revisi dikoordinasikan oleh Direktorat Bina Program dengan memperhatikan tahapan – tahapan penyusunan rancangan standar dalam pedoman ini.
6) Sosialisasi Standar DJCK Sosialisasi Standar Direktorat Jenderal Cipta Karya dilaksanakan oleh Direktorat Teknis ybs berkoordinasi dengan Sekretariat Direktorat Jenderal Sosialisasi dilaksanakan pada seluruh jajaran manajemen, staf dan Pemangku Kepentingan Direktorat Jenderal Cipta Karya.
7) Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Standar : a. Direktorat Bina Program sesuai kewenangannya menyusun program
kebutuhan akan Standar (S) bidang Cipta Karya berdasarkan hasil inventarisasi dan analisis yang dilakukan.
b. Program kebutuhan Standar bidang Cipta Karya yang telah tersusun selanjutnya oleh Direktorat Bina Program disampaikan kepada Direktorat Teknis agar digunakan sebagai dasar penyusunan Konsep Awal Standar bidang Cipta Karya.
c. Konsep Awal Standar bidang Cipta Karya sebagai hasil kegiatan penyusunan yang dilakukan oleh Direktorat Teknis disampaikan kepada Sekretariat Direktorat Jenderal guna memperoleh/dilakukan telaah hukum sesuai format hukum yang benar dan standar.
d. Direktorat Teknis melakukan pembahasan internal dengan mengundang Direktorat terkait di lingkungan DJCK dalam rangka mendapatkan masukan substansi teknis demi penyempurnaan konsep secara teknis.
e. Konsep Standar bidang Cipta Karya yang telah mendapat muatan hokum
dan penyempurnaan/masukan substansi teknis yang diperlukan, ditetapkan sebagai konsep final untuk kemudian dilakukan pembahasan internal di tingkat Departemen Pekerjaan Umum guna memperoleh masukan/sinkronisasi/harmonisasi teknis dari unit/unit terkait di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum.
f. Pararel dengan pembahasan internal Departemen Pekerjaan Umum, Konsep Standar bidang Cipta Karya juga disampaikan kepada Badan Standarisasi Nasional (BSN) guna dilakukan perumusan SNI bidang Cipta
Karya sesuai prosedur yang berlaku.
g. Proses penyusunan SNI bidang Cipta Karya di tingkat BSN dilakukan dengan melalui kegiatan rapat-rapat yang meliputi: Rapat Pembahasan (oleh Gugus Tugas), Rapat Prakonsessus (oleh Sub Panitia Teknis/Sub Pantek), Rapat Konsensus (oleh Pantek), dan Rapat Pantek (oleh Panitia Teknis) yang diprakarsai dan dikoordinasikan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN).
h. Hasil pembahasan di tingkat BSN ditetapkan sebagai Standar Nasional Indonesia oleh Badan Standarisasi Nasional, dan oleh Menteri Pekerjaan Umum sebagai Standar Nasional Indonesia bidang Cipta Karya melalui penerbitan Keputusan /Peraturan Menteri Pekerjaan Umum untuk Standar bidang Cipta Karya.
i. Direktorat Bina Program menyelenggarakan koordinasi dalam penyuluhan/sosialisasi/ diseminasi Standar bidang Cipta Karya.
j. Sekretariat Ditjen menyelenggarakan dokumentasi hukum dan per-UU-an (Standar/S) bidang Cipta Karya secara sistematis dalam kelompok dokumentasi NSPM.
k. Direktorat Bina Program, Direktorat Teknis, dan Sekretariat Ditjen kemudian secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri melakukan penyuluhan/sosialisasi/diseminasi Standar (S) bidang Cipta Karya kepada kelompok sasaran (target groups) yang dianggap berkompeten, berdasarkan sistem koordinasi yang telah disusun Direktorat. Bina Program.
B.3. PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEDOMAN DAN MANUAL (PM) BIDANG CIPTA KARYA 1) Pengertian
Pedoman dan Manual Direktorat Jenderal Cipta Karya, yang selanjutnya disebut Pedoman Manual DJCK adalah Aturan yang bersifat Teknis dan berlaku umum yang menjadi acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di Direktorat Jenderal Cipta Karya. Bahan masukan Pedoman Manual adalah Prgoram dan kegiatan yang merupakan kebijakan masing-masing sektor yang akan dilaksanakan dalam menghadapi tantangan pelaksanaan pembangunan. Bahan masukan Pedoman Manual adalah Prgoram dan kegiatan yang merupakan kebijakan masing-masing sektor yang akan dilaksanakan dalam menghadapi tantangan pelaksanaan pembangunan.
2) Unit Kerja Terkait
Dalam penyusunan Pedoman Manual DJCK unit kerja yang terkait adalah seluruh unit kerja eselon 2 di lingkungan DJCK. yang meliputi Direktorat Teknis, Direktorat Bina Program, dan Sekretariat DJCK. Tugas masing-masing unit eselon 2 dalam penyusunan Pedoman Manual DJCK adalah sebagai berikut : a. Direktorat Teknis ynag membidangi sebagai penanggungjawab utama
kegiatan penyusunan Pedoman Manual DJCK. b. Direktorat dan Sekditjen CK memberikan masukan dalam kegiatan
penyusunan Pedoman Manual DJCK sesuai dengan tugas pokok dan fungsi/sektor masing-masing.
Berkaitan dalam kegiatan penyusunan Pedoman Manual DJCK, Direktur Jenderal Cipta Karya, berkewajiban untuk : a. Memberikan arahan. b. Melakukan reviu rancangan pedoman manual. c. Menetapkan rancangan pedoman manual Direktorat. d. Menyampaikan rancangan pedoman manual Direktorat ke Menteri
3) Jadual Waktu Dalam proses penyusunan pedoman manual DJCK, Direktorat Teknis yang membidangi menyusun dan menyampaikan jadual waktu ke unit eselon 2 di lingkungan DJCK, dan melaporkannya kepada Dirjen CK.
4) Supervisi, dan Monitoring dan Evaluasi (Monev) pedoman manual DJCK
Direktur dan Sekretaris Direktorat Jenderal melakukan supervisi atas pelaksanaan Pedoman Manual DJCK yang menjadi tanggungjawabnya selama proses pelaksanaan Pedoman Manual DJCK, guna mengetahui pencapaian kinerja program masing-masing, sesuai dengan yang telah ditetapkan Direktur Jenderal. Laporan Supervisi disampaikan kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Direktorat Bina Program.
Direktorat dan Sekkretariat DJCK melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan Pedoman Manual Direktorat Jenderal, untuk mengetahui pencapaian kinerja program yang telah ditetapkan Direktur Jenderal. Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan selama proses pelaksanaan Pedoman Manual DJCK. Laporan Monitoring dan Evaluasi disampaikan kepada Direktur Jenderal.
Metodologi dan Teknik Supervisi dan Monev akan diatur lebih lanjut oleh Direktorat Teknis yang membidangi.
5) Reviu Pedoman Manual Direktorat Jenderal Direktorat Teknis ybs dapat melakukan reviu atas hasil pelaksanaan pedoman manual. Laporan hasil reviu disampaikan kepada Dirjen untuk diteruskan kepada Menteri. Revisi dapat dilakukan dengan memperhatikan hasil reviu, laporan supervisi, dan laporan hasil Monev.
6) Sosialisasi Pedoman Manual DJCK Sosialisasi Pedoman Manual Direktorat Jenderal Cipta Karya dilaksanakan oleh Direktorat Bina Program berkoordinasi dengan Sekretaris Direktorat Jenderal Sosialisasi dilaksanakan pada seluruh jajaran manajemen, staf dan Pemangku Kepentingan Direktorat Jenderal Cipta Karya.
7) Pelaksanaan Kegiatan Pedoman dan Manual (PM) Bidang Cipta Karya a. Direktorat Bina Program/Direktorat Bina Teknis menyusun Naskah Akademis
Peraturan Per-UU-an bidang Cipta Karya dengan mengacu Program Legislasi Nasional sebagai payung sistem per-UU-an Nasional.
b. Naskah Akademis Peraturan Per-UU-an bidang Cipta Karya yang telah disetujui oleh Direktur Jenderal Cipta Karya diproses ke Departemen
Pekerjaan Umum untuk mendapatkan persetujuan Menteri Pekerjaan Umum. c. Naskah Akademis Peraturan Per-UU-an bidang Cipta Karya setelah diproses
di tingkat Departemen Pekerjaan Umum dan telah disetujui oleh Menteri Pekerjaan Umum kemudian ditelaah bersama dengan Menteri Hukum dan HAM dalam rangka mendapat telaah hukum dari menteri yang paling bertanggung jawab baik secara teknis maupun substansi hukum.
d. Dokumen berupa Naskah Akademis yang telah mengacu kepada Prolegnas dan telah disetujui oleh Menteri Pekerjaan Umum serta telah mendapat telaah dari Menteri Hukum dan HAM selanjutnya digunakan sebagai dasar oleh Direktorat Bina Program / Direktorat Teknis untuk menyusun Konsep Awal Peraturan Per-UU-an bidang Cipta Karya.
e. Konsep Awal Peraturan Per-UU-an bidang Cipta Karya kemudian dimintakan telaah hukum dari Sekretariat DJCK sesuai standar yang berlaku di lingkungan DJCK / Departemen Pekerjaan Umum.
f. Konsep Awal Peraturan Per-UU-an bidang Cipta Karya yang telah berformat hukum kemudian dibahas di lingkungan internal DJCK untuk memperoleh masukan substansi teknis dari Direktorat terkait di lingkungan Ditjen Cipta Karya.
g. Konsep Awal Peraturan Per-UU-an bidang Cipta Karya yang telah mendapat muatan hukum dan substansi teknis ke-CK-an disampaikan ke Departemen Pekerjaan Umum cq Biro Hukum agar melakukan penyiapan, pengolahan, dan perumusan Peraturan Per-UU-an tentang Pedoman dan Manual ke-CK-an.
h. Paralel dengan butir g diatas Departemen Pekerjaan Umum selaku Pemrakara penyusunan Peraturan Per-UU-an tentang Pedoman dan Manual ke-CK-an kemudian membentuk Panitia Antar Departemen.
i. Panitia Antar Departemen yang telah terbentuk selanjutnya melakukan penelitian, penyesuaian dan perumusan Peraturan Per-UU-an tentang Pedoman dan Manual ke-CK-an yang menghasilkan Rumusan Konsep Peraturan Per-UU-an tentang Pedoman dan Manual ke-CK-an.
j. Guna mendapatkan masukan dari masyarakat, Departemen Pekerjaan Umum menyebarluaskan Konsep Peraturan Per-UU-an tentang Pedoman dan Manual bidang ke-CK-an yang kemudian oleh Panitia Antar Departemen dilakukan penyempurnaan dengan mengakomodasi masukan yang diperoleh dari masyarakat.
k. Departemen Pekerjaan Umum menyampaikan Konsep Peraturan Per-UU-an tentang Pedoman dan Manual ke-CK-an yang telah disempurnakan kepada Menteri/Pim. Lembaga terkait untuk memperoleh pertimbangan dan paraf persetujuannya.
l. Konsep Peraturan Per-UU-an tentang Pedoman dan Manual ke-CK-an yang telah mendapat parat persetujuan dari Menteri/Pim. Lembaga terkait kemudian oleh Menteri Pekerjaan Umum diajukan kepada Presiden guna mendapat persetujuan/penetapan oleh Presiden.
m. Proses penetapan Presiden terhadap Konsep Peraturan Per-UU-an tentang
Pedoman dan Manual ke-CK-an menjadi Peraturan Pemerintah / Peraturan Presiden tentang Pedoman dan Manual ke-CK-an.
n. Peraturan Pemerintah / Peraturan Presiden tentang Pedoman dan Manual ke-CK-an kemudian diberlakukan sesuai prosedur yang berlaku, dan di lingkungan Ditjen Cipta Karya dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: Direktorat Bina Program : Menyelenggarakan koordinasi dan sekaligus melakukan penyuluhan /sosialisasi/deseminasi Peraturan Pemerintah/Peraturan Presiden tentang Pedoman dan Manual ke-CK-an kepada kelompok sasaran (target groups) yang berkompeten berdasarkan sistem koordinasi yang telah disusun. Direktorat Teknis : Melakukan penyusuluhan/sosialisasi/deseminasi Peraturan Pemerintah/ Peraturann Presiden tentang Pedoman dan Manual ke-CK-an kepada kelompok sasaran (target groups) yang berkompeten berdasarkan sistem koordinasi yang telah disusun Direktorat Bina Program. Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya : Menyelenggarakan dokumentasi Hukum/UU/ Peraturan Pemerintah/ Peraturan Presiden tentang Pedoman dan Manual ke-CK-an secara sistematis kedalam kelompok NSPM DJCK, serta melakukan penyuluhan/sosialisasi/deseminasi Peraturan Pemerintah/Peraturan Presiden tentang Pedoman dan Manual ke-CK-an kepada kelompok sasaran (target groups) yang berkompeten berdasarkan sistem koordinasi yang telah disusun Direktorat Bina Program.
C. HUBUNGAN KERJA DALAM PELAKSANAAN FUNGSI FASILITASI PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN INFRASTUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN.
1) Pengertian
Fungsi Fasilitas Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Permukiman Perkotaan dan Perdesaan Direktorat Jenderal Cipta Karya, yang selanjutnya disebut Fungsi Fasilitasi DJCK adalah kebijakan dan program-program yang dapat berisikan kegiatan yang dilaksanakan Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam memfasilitasi pembangunan didaerah. Bahan masukan Hubungan Kerja dalam Pelaksanaan Fungsi Fasilitas Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Permukiman Perkotaan dan Perdesaan Direktorat Jenderal Cipta Karya adalah kegiatan yang merupakan kebijakan masing-masing sektor yang akan dilaksanakan dalam menghadapi tantangan pelaksanaan pembangunan.
2) Unit Kerja Terkait
Dalam Hubungan Kerja dalam Pelaksanaan Fungsi Fasilitasi ini unit kerja yang terkait adalah seluruh unit kerja eselon 2 di lingkungan DJCK. yang meliputi Direktorat Teknis, Direktorat Bina Program, dan Sekretariat DJCK. Tugas masing-masing unit eselon 2 dalam Hubungan Kerja dalam Pelaksanaan Fungsi Fasilitasi adalah sebagai berikut :
a. Direktorat Bina Program sebagai penanggungjawab utama kegiatan penyusunan Hubungan Kerja dalam Pelaksanaan Fungsi Fasilitasi Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Permukiman Perkotaan dan Perdesaan Direktorat Jenderal Cipta Karya DJCK
b. Direktorat teknis dan Sekretariat DJCK memberikan masukan dalam kegiatan
penyusunan Hubungan Kerja dalam Pelaksanaan Fungsi Fasilitas Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Permukiman Perkotaan dan Perdesaan Direktorat Jenderal Cipta Karya sesuai dengan tugas pokok dan fungsi/sektor masing-masing.
c. Berkaitan dalam kegiatan penyusunan Hubungan Kerja dalam Pelaksanaan
Fungsi Fasilitas Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Permukiman Perkotaan dan Perdesaan Direktorat Jenderal Cipta Karya , Direktur Jenderal Cipta Karya, berkewajiban untuk : a. Memberikan arahan; b. Melakukan reviu Hubungan Kerja dalam Pelaksanaan Fungsi Fasilitas
Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Permukiman Perkotaan dan Perdesaan Direktorat Jenderal Cipta Karya Menetapkan rancangan Renstra Direktorat;
c. Menyampaikan rancangan Hubungan Kerja dalam Pelaksanaan Fungsi Fasilitas Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Permukiman Perkotaan dan Perdesaan Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktorat ke Menteri.
3) Jadual Waktu
Dalam proses penyusunan Hubungan Kerja dalam Pelaksanaan Fungsi Fasilitasi Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Permukiman Perkotaan dan Perdesaan Direktorat Jenderal Cipta Karya DJCK, Direktorat Bina Program menyusun dan menyampaikan jadual waktu ke unit eselon 2 di lingkungan DJCK, dan melaporkannya kepada Direktur Jenderal Cipta Karya.
4) Supervisi, dan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Hubungan Kerja dalam Pelaksanaan Fungsi Fasilitasi Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Permukiman Perkotaan dan Perdesaan Direktorat Jenderal Cipta Karya DJCK Direktur dan Sekretaris Direktorat Jenderal melakukan supervisi atas pelaksanaan Hubungan Kerja dalam Pelaksanaan Fungsi Fasilitasi Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Permukiman Perkotaan dan Perdesaan Direktorat Jenderal Cipta Karya DJCK yang menjadi tanggungjawabnya selama proses pelaksanaan Renstra DJCK, guna mengetahui pencapaian kinerja program masing-masing, sesuai dengan yang telah ditetapkan Direktur Jenderal. Laporan Supervisi disampaikan kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Direktorat Bina Program.
Direktorat Bina Program melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan Hubungan Kerja dalam Pelaksanaan Fungsi Fasilitasi Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Permukiman Perkotaan dan Perdesaan Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktorat Jenderal, untuk mengetahui pencapaian kinerja program yang telah ditetapkan Direktur Jenderal
Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan selama proses pelaksanaan Hubungan Kerja dalam Pelaksanaan Fungsi Fasilitasi Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur
Permukiman Perkotaan dan Perdesaan Direktorat Jenderal Cipta Karya DJCK. Laporan Monitoring dan Evaluasi disampaikan kepada Direktur Jenderal. Metodologi dan Teknik Supervisi dan Monev akan diatur lebih lanjut oleh Direktorat Bina Program.
5) Reviu Hubungan Kerja dalam Pelaksanaan Fungsi Fasilitasi Pembangunan dan
Pengelolaan Infrastruktur Permukiman Perkotaan dan Perdesaan Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktorat Jenderal Direktorat Bina Program melakukan revieu pada tahun ke tiga atas hasil pelasksanaan Hubungan Kerja dalam Pelaksanaan Fungsi Fasilitasi Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Permukiman Perkotaan dan Perdesaan Direktorat Jenderal Cipta Karya. Laporan hasil reviu disampaikan kepada Dirjen untuk diteruskan kepada Menteri. Revisi dapat dilakukan dengan memperhatikan hasil reviu, laporan supervisi, dan laporan hasil Monev. Pelaksanaan revisi dikoordinasikan oleh Direktorat Bina Program dengan memperhatikan tahapan – tahapan penyusunan rancangan Hubungan Kerja dalam Pelaksanaan Fungsi Fasilitasi Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Permukiman Perkotaan dan Perdesaan Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam pedoman ini.
6) Sosialisasi Fungsi Fasilitasi DJCK
Sosialisasi Hubungan Kerja dalam Pelaksanaan Fungsi Fasilitasi Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Permukiman Perkotaan dan Perdesaan Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktorat Jenderal Cipta Karya dilaksanakan oleh Direktorat Bina Program berkoordinasi dengan Sekretaris Direktorat Jenderal. Sosialisasi dilaksanakan pada seluruh jajaran manajemen, staf dan Pemangku Kepentingan Direktorat Jenderal Cipta Karya.
7) Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Hubungan Kerja dalam Pelaksanaan Fungsi Fasilitasi Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Permukiman Perkotaan dan Perdesaan Direktorat Jenderal Cipta Karya :
a. Direktorat Pengembangan Permukiman berdasarkan Renstra/Renja/RKA-KL dan DIPA DJCK melaksanakan penyusunan rencana pengembangan kawasan permukiman di perkotaan dan di perdesaan, dan Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan menyusun rencana penataan bangunan dan lingkungannya.
b. Direktorat Pengembangan Air Minum dan Direktorat Pengembangan PLP mengacu pada Renstra/Renja/RKA-KL dan DIPA Direktorat Jenderal Cipta Karya serta atas dasar rencana kedua Direktorat tersebut, melaksanakan penyusunan rencana pengembangan sistem penyediaan air minum dan PLP perkotaan dan perdesaan.
c. Direktorat Pengembangan Air Minum dan Direktorat Pengembangan PLP dalam menunjang Direktorat Pengembangan Permukiman dalam pengembangan kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan khusus kawasan metopolitan mempersiapkan bantuan teknis pengembangan prasarana dan sarana sistem
penyediaan air minum dan PLP.
d. Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya mengacu pada Renstra/Renja/RKA-AL dan DIPA DJCK mempersiapkan bantuan Hukum dan Administrasi.
e. Direktorat Pengembangan Permukiman menyelenggarakan pembinaan teknik dan koordinasi bantuan teknik pengembangan prasarana dan sarana kawasan metropolitan dengan bantuan teknis dari Direktorat Pengembangan Air Minum dan Direktorat Pengembangan PLP serta bantuan dukungan Administrasi dan Hukum dari Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya.
f. Direktorat Pengembangan Air Minum dan Direktorat Pengembangan PLP menyelenggaraan fasilitasi pembangunan dan pengelolaan sistem penyediaan air minum dan PLP perkotan dan perdesaan dengan dukungan adminstrasi dan Hukum dari Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya.
g. Direktorat Pengembangan Permukiman melaksanakan monitoring dan evaluasi pembinaan teknis dan koordinasi bantuan teknik pengembangan prasarana dan sarana kawasan metropolitan.
h. Direktorat Pengembangan Air Minum dan Direktorat Pengembangan PLP melaksanakan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan fasilitasi pembangunan dan pengelolaan sistem penyediaan air minum dan PLP perkotaan dan perdesaan.
i. Direktorat Pengembangan Permukiman menyusun laporan monitoring dan evaluasi pembinaan teknis serta koordinasi bantuan teknik pengembangan prasarana dan sarana kawasan metropolitan, selanjutnya sebagai bahan proses laporan evaluasi kinerja.
j. Direktorat Pengembangan Air Minum dan Direktorat Pengembangan PLP menyusun laporan pelaksanaan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan fasilitasi pembangunan dan pengelolaan sistem penyediaan air minum dan PLP perkotaan dan perdesaan, selanjutnya disampaikan kepada Direktorat Bina Program sebagai bahan proses laporan evaluasi kinerja.
D. HUBUNGAN KERJA DALAM PELAKSANAAN FUNGSI PENGEMBANGAN SISTEM PEMBIAYAAN DAN POLA INVESTASI AIR MINUM DAN SANITASI MELALUI KERJASAMA PEMERINTAH, DUNIA USAHA DAN MASYARAKAT SERTA STANDARISASI BIDANG PERMUKIMAN, AIR MINUM, PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN, DAN TATA BANGUNAN. 1) Pengertian Pengembangan Sistem Pembiayaan dan Pola Investasi Air Minum dan Sanitasi melalui
Kerjasama Pemerintah, Dunia Usaha dan Masyarakat serta Standarusasi Bidang Permukiman, air Minum, Penyehatan Lingkungan Permukiman Direktorat Jenderal Cipta Karya, yang selanjutnya disebut Fungsi Pengembangan Sistem Pembiayaandan Pola Investasi adalah Pola Pembiayaan dan Investasi yang memuat kebijakan dan program-program yang dilaksanakan tentang pola Pembiayaan dan Investasi Direktorat Jenderal Cipta Karya.
Bahan masukan fungsi ini adalah Prgoram dan Rencana kegiatan yang merupakan
kebijakan masing-masing sektor yang akan dilaksanakan dalam menghadapi tantangan
pelaksanaan pembangunan.
2) Unit Kerja Terkait Dalam penyusunan Fungsi Pengembangan Sistem Pembiayaan dan Pola
Investasi DJCK unit kerja yang terkait adalah seluruh unit kerja eselon 2 di lingkungan DJCK. yang meliputi Direktorat Teknis, Direktorat Bina Program, dan Sekretariat DJCK.
Tugas masing-masing unit eselon 2 dalam penyusunan Ranrenstra DJCK adalah sebagai berikut: a. Direktorat Teknis ybs dan Bina Program sebagai penanggungjawab utama kegiatan
Fungsi Pengembangan Sistem Pembiayaan dan Pola Investasi DJCK b. Direktorat teknis dan Sekditjen CK memberikan masukan dalam kegiatan
penyusunan Pengembangan Sistem Pembiayaan dan Pola Investasi DJCK sesuai dengan tugas pokok dan fungsi/sektor masing-masing.
c. Berkaitan dalam kegiatan penyusunan Pengembangan Sistem Pembiayaan dan Pola Investasi DJCK, Direktur Jenderal Cipta Karya, berkewajiban untuk; 1. Memberikan arahan. 2. Melakukan reviu. 3. Menetapkan hasil reviu. d. Menyampaikan / menetapkan Pengembangan Sistem Pembiayaan dan
Pola Investas ke Menteri
3) Jadual Waktu Dalam proses penyusunan Pengembangan Sistem Pembiayaan dan Pola
Investasi , Direktorat Bina Program menyusun dan menyampaikan jadual waktu ke unit eselon 2 di lingkungan DJCK, dan melaporkannya kepada Dirjen CK.
4) Supervisi, dan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Direktur dan Sekretaris Direktorat Jenderal melakukan supervisi atas pelaksanaan
Pengembangan Sistem Pembiayaan dan Pola Investasi yang menjadi tanggungjawabnya selama proses pelaksanaannya, guna mengetahui pencapaian kinerja program masing-masing, sesuai dengan yang telah ditetapkan Direktur Jenderal.
Laporan Supervisi disampaikan kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada
Direktorat Bina Program. Direktorat Bina Program melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaannya,
untuk mengetahui pencapaian kinerja program yang telah ditetapkan Direktur Jenderal Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan selama proses pelaksanaan Pengembangan
Sistem Pembiayaan dan Pola Investasi. Laporan Monitoring dan Evaluasi disampaikan kepada Direktur Jenderal.
Metodologi dan Teknik Supervisi dan Monev akan diatur lebih lanjut oleh Direktorat
Bina Program. 5) Reviu Pengembangan Sistem Pembiayaan dan Pola Investasi. Direktorat Bina Program melakukan dapat melakukan revieu pada tahun ke tiga atas
hasil pelasksanaan Pengembangan Sistem Pembiayaan dan Pola Investasi. Laporan hasil reviu disampaikan kepada Dirjen untuk diteruskan kepada Menteri. Revisi dapat dilakukan dengan memperhatikan hasil reviu, laporan supervisi, dan laporan hasil Monev.
Pelaksanaan revisi dikoordinasikan oleh Direktorat Bina Program dengan memperhatikan tahapan – tahapan penyusunan Pengembangan Sistem Pembiayaan dan Pola Investasi dalam pedoman ini.
6) Sosialisasi Pengembangan Sistem Pembiayaan dan Pola Investasi. Sosialisasi dilaksanakan oleh Direktorat Bina Program berkoordinasi dengan Sekretariat Direktorat Jenderal Sosialisasi dilaksanakan pada seluruh jajaran manajemen, staf dan Pemangku Kepentingan Direktorat Jenderal Cipta Karya.
7) Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Pengembangan Sistem Pembiayaan dan Pola
Investasi.
a. Direktorat Bina Program menyusun Kebijakan Program dan Anggaran mengenai sistem pembiayaan dan pola investasi air dan sanitasi, dengan mengakomodasi masukan Jakstra khususnya bidang air minum dari BP2SPAM.
b. Direktorat Pengembangan Air Minum dan Direktorat Pengembangan PLP melakukan kajian berupa studi kelayakan yang dikaitkan dengan pengembangan sistem pembiayaan bidang Air Minum dan PLP dengan mengacu Renstra/Jakstra yang telah dihasilkan pada butir a diatas.
c. Direktorat Bina Program dengan Renstra/Jakstra yang telah disusun selanjutnya menindaklanjuti dengan menyusun program investasi bidang Air Minum & PLP.
d. Direktorat Bina Program menyusun pola investasi bidang Air Minum & PLP dengan masukan dari Direktorat Air Minum & PLP berupa Sistim Pembiayaan yang dihasilkan dari kegiatan penyusunan FS sebelumnya.
e. Direktorat Pengembangan Air Minum dan Direktorat Pengembangan PLP melakukan bimbingan teknis kepada Daerah dalam rangka mempersiapkan rencana investasi Daerah dengan bahan masukan pola investasi bidang Air Minum & PLP dari Direktorat Bina Program.
f. Dengan memperoleh bimbingan teknis dari Direktorat Pengembangan Air Minum & Direktorat Pengembangan PLP, Daerah melakukan proses penyiapan Rencana Investasi bidang Air Minum & PLP.
g. Direktorat Bina Program mencari dan memperoleh informasi peluang investasi luar negeri bidang Air Minum & PLP, sedangkan Direktorat Pengembangan Air Minum & PPLP mencari dan memperoleh informasi peluang investasi bidang Air Minum & PLP di dalam negeri.
h. Direktorat Pengembangan Air Minum & PPLP berdasarkan peluang investasi yang diperoleh baik dari luar negeri maupun dalam negeri, menginformasikan kepada Daerah agar melakukan kegiatan-kegiatan yang diperlukan sebagai upaya tercapainya kontrak investasi dengan investor luar/dalam negeri.
i. Bila terjadi komitmen dengan investor luar/dalam negeri yang berlanjut dengan kontrak investasi antara investor dengan Daerah : - Direktorat Bina Program memberikan bantuan mediasi & negosiasi antara
Daerah dengan investor luar negeri. - Direktorat Pengembangan Air Minum & PLP memberikan bantuan mediasi &
negosiasi antara Daerah dengan investor dalam negeri. - Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya memberikan bantuan hukum dalam
negosiasi/penyiapan kontrak investasi antara Daerah dengan investor.
E. HUBUNGAN KERJA DALAM PELAKSANAAN FUNGSI PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM BAGI PENGEMBANGAN KAWASAN PERUMAHAN RAKYAT.
1) Pengertian
Penyediaan Infrastruktur PU Bag Pengembangan Kawasan Perumahan Rakyat, yang selanjutnya disebut Penyediaan Infrastruktur PU Bagi Perumahan Rakyat adalah Penyediaan infrastruktur dasar PU bagi pengembangan kawasan perumahan rakyat. Dalam pelaksanaan pekerjaan di Direktorat Jenderal Cipta Karya.
i
i
Bahan masukannya adalah Prgoram dan Rencana kegiatan yang merupakan kebijakan masing-masing sektor yang akan dilaksanakan dalam menghadapi tantangan pelaksanaan pembangunan.
2) Unit Kerja Terkait
Dalam Penyediaan Infrastruktur PU Bagi Pengembangan Kawasan Perumahan Rakyat, unit kerja yang terkait adalah seluruh unit kerja eselon 2 di lingkungan DJCK. yang meliputi Direktorat Teknis, Direktorat Bina Program, dan Sekretariat DJCK. Tugas masing-masing unit eselon 2 dalam penyusunan Standar DJCK adalah sebagai berikut : a. Direktorat Teknis yang membidangi sebagai penanggungjawab utama kegiatan
Penyediaan Infrastruktur PU Bagi Pengembangan Kawasan Perumahan Rakyat .
b. Direktorat dan Sekretariat DJCK memberikan masukan dalam kegiatanPenyediaan Infrastruktur PU Bagi Pengembangan Kawasan Perumahan Rakyat sesuai dengan tugas pokok dan fungsi/sektor masing-masing.
c. Berkaitan dalam kegiatan fungsi ini, Direktur Jenderal Cipta Karya, berkewajiban untuk: 1. Memberikan arahan. 2. Melakukan reviu jika diiperlukan. 3. Menetapkan kebijakannya. 4. Menyampaikan ketetapannya ke Menteri.
3) Jadual Waktu
Dalam proses Penyediaan Infrastruktur PU Bagi Pengembangan Kawasan Perumahan Rakyat DJCK, Direktorat Teknis yang membidangi menyusun dan menyampaikan jadual waktu ke unit eselon 2 di lingkungan DJCK, dan melaporkannya kepada Dirjen CK.
4) Supervisi, dan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Penyediaan Infrastruktur PU
Bagi Pengembangan Kawasan Perumahan Rakyat ; Direktur dan Sekretaris Direktorat Jenderal melakukan supervisi atas pelaksanaan Penyediaan Infrastruktur PU Bag Pengembangan Kawasan Perumahan Rakyat yang menjadi tanggungjawabnya selama proses pelaksanaan , guna mengetahui pencapaian kinerja program masing-masing, sesuai dengan yang telah ditetapkan Direktur Jenderal.
Laporan Supervisi disampaikan kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Direktorat Bina Program. Direktorat dan Sekretaris melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan
Penyediaan Infrastruktur PU Bag Pengembangan Kawasan Perumahan Rakyat , untuk mengetahui pencapaian kinerja program yang telah ditetapkan Direktur Jenderal
i
i
i
Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan selama proses pelaksanaan kegiatan. Laporan Monitoring dan Evaluasi disampaikan kepada Direktur Jenderal. Metodologi dan Teknik Supervisi dan Monev akan diatur lebih lanjut oleh Direktorat Bina Program dan Direktorat Teknis yang membidangi.
5) Reviu Penyediaan Infrastruktur PU Bagi Pengembangan Kawasan
Perumahan Rakyat .l Direktorat Teknis yang membidangi dapat melakukan reviu atas hasil pelaksanaan Kegiatan pelaksanaan fungsi ini.
Laporan hasil reviu disampaikan kepada Dirjen untuk diteruskan kepada Menteri.
Revisi dapat dilakukan dengan memperhatikan hasil reviu, laporan supervisi, dan laporan hasil Monev. Pelaksanaan revisi dikoordinasikan oleh Direktorat Bina Program dengan memperhatikan tahapan – tahapan penyusunan rancangan PenyediaanInfrastruktur PU Bagi Pengembangan Kawasan Perumahan Rakyat dalam pedoman ini.
6) Sosialisasi Penyediaan Infrastruktur PU Bag Pengembangan Kawasan Perumahan Rakyat . Sosialisasi Kegiatan dilaksanakan oleh Direktorat Teknis ybs berkoordinasi dengan Sekretaris Direktorat Jenderal dan Direktorat Bina Program. Sosialisasi dilaksanakan pada seluruh jajaran manajemen, staf dan Pemangku Kepentingan Direktorat Jenderal Cipta Karya.
7) Pelaksanaan Kegiatan Penyediaan Infrastruktur PU Bag Pengembangan Kawasan Perumahan Rakyat :
a. Direktorat Pengembangan Permukiman melaksanakan penyusunan rencana penyediaan infrastrukur Pekerjaan Umum bagi pengembangan kawasan perumahan rakyat sesuai dengan Renstra/Renja/RKA-KL/DIPA DJCK.
b. Bersamaan dengan itu Direktorat Penataan Bangunan melaksanakan pula penyusunan rencana penataan bangunan dan lingkungan bagi pengembangan kawasan perumahan rakyat.
c. Direktorat Teknis (Pengembangan Air Minum dan Pengembangan PLP) atas dasar a dan b diatas melaksanakan penyusunan rencana pengembangan sistim penyediaan air minum dan PLP bagi pengembangan kawasan perumahan rakyat.
d. Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya sesuai dengan Renstra/Renja/RKA-KL/DIPA DJCK mempersiapkan dukungan administrasi dan hukum bagi pengembangan kawasan perumahan rakyat.
e. Direktorat Pengembangan Permukiman menyelenggarakan, monitoring dan evaluasi pembinaan teknik dan koordinasi fasilitasi penyediaan infrastruktur Pekerjaan Umum bagi pengembangan kawasan perumahan rakyat dengan masukan dari Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya berupa dukungan administrasi dan hukum serta dari Direktorat Teknis (Pengembangan Air Minum dan Pengembangan PLP) berupa sistim penyediaan air minum dan PLP.
f. Direktorat Teknis (Pengembangan Air Minum dan Pengembangan PLP)
menyelenggarakan, monitoring dan evaluasi fasilitasi penyediaan air minum dan PLP bagi kawasan perumahan rakyat.
g. Direktorat Pengembangan Permukiman melakukan penyusunan laporan monitoring dan evaluasi pembinaan teknik dan koordinai fasilitasi penyediaan infrastruktur Pekerjaan Umum bagi pengembangan kawasan perumahan rakyat, selanjutnya laporan tersebut disampaikan kepada Direktorat Bina Program untuk proses penyusunan laporan Evaluasi Kinerja
h. Direktorat Teknis ( Pengembangan Air Minum dan Pengembangan PLP )
melakukan penyusunan laporan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan fasilitasi penyedian air minum dan PLP bagi pengembangan kawasan perumahan rakyat, selanjutnya laporan tersebut disampaikan kepada Direktorat Bina Program untuk proses penyusunan laporan Evaluasi Kinerja
F. HUBUNGAN KERJA DALAM PELAKSANAAN FUNGSI FASILITASI PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN DALAM RANGKA PEREMAJAAN KAWASAN. 1) Pengertian
Fasilitasi Pembangunan Rumah Susun dalam Peremajaan Kawasan, yang selanjutnya disebut Pembangunan Rumah Susun dalam Peremajaan Kawasan adalah Fungsi Fasilitasi Pembangunan Rumah Susun dalam Peremajaan Kawasan yang merupakan kebijakan dan program-program yang dilaksanakan Direktorat Jenderal Cipta Karya. Bahan masukan Pembangunan Rumah Susun dalam Peremajaan Kawasan adalah Prgoram dan Rencana kegiatan yang merupakan kebijakan masing-masing sektor yang akan dilaksanakan dalam menghadapi tantangan pelaksanaan pembangunan.
2) Unit Kerja Terkait
Dalam Pembangunan Rumah Susun dalam Peremajaan Kawasan , unit kerja yang terkait adalah seluruh unit kerja eselon 2 di lingkungan DJCK. yang meliputi Direktorat Teknis, Direktorat Bina Program, dan Sekretariat DJCK. Tugas masing-masing unit eselon 2 dalam Pembangunan Rumah Susun dalam Peremajaan Kawasan adalah sebagai berikut: a. Direktorat Teknis yang membidangi / Dit. Bangkim sebagai penanggungjawab
utama kegiatan penyusunan Pembangunan Rumah Susun dalam Peremajaan Kawasan
b. Direktorat lainnya dan Sekditjen CK memberikan masukan dalam kegiatan Pembangunan Rumah Susun dalam Peremajaan Kawasan , sesuai dengan tugas pokok dan fungsi/sektor masing-masing.
c. Berkaitan dalam kegiatan Pembangunan Rumah Susun dalam Peremajaan Kawasan , Direktur Jenderal Cipta Karya, berkewajiban untuk;
d. Memberikan arahan e. Melakukan reviu f. Menetapkan kebijakan nya g. enyampaikan kebijakan Direktorat ybs ke Menteri M
3) Jadual Waktu Dalam proses Pembangunan Rumah Susun dalam Peremajaan Kawasan , Direktorat Bangkim menyusun dan menyampaikan jadual waktu ke unit eselon 2 di lingkungan DJCK, dan melaporkannya kepada Dirjen CK.
4) Supervisi, dan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Renstra DJCK
Direktur dan Sekretaris Direktorat Jenderal melakukan supervisi atas pelaksanaan Pembangunan Rumah Susun dalam Peremajaan Kawasan ,yang menjadi tanggungjawabnya selama proses pelaksanaan , guna mengetahui pencapaian kinerja program masing-masing, sesuai dengan yang telah ditetapkan Direktur Jenderal. Laporan Supervisi disampaikan kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Direktorat Bina Program. Direktorat Bangkim melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan Pembangunan Rumah Susun dalam Peremajaan Kawasan, untuk mengetahui pencapaian kinerja program yang telah ditetapkan Direktur Jenderal Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan selama proses pelaksanaan Pembangunan Rumah Susun dalam Peremajaan Kawasan . Laporan Monitoring dan Evaluasi disampaikan kepada Direktur Jenderal. Metodologi dan Teknik Supervisi dan Monev akan diatur lebih lanjut oleh Direktorat Pengembangan Permukiman ( Bangkim )..
5) Reviu Pembangunan Rumah Susun dalam Peremajaan Kawasan.l
Direktorat Bangkim dapat melakukan revieu atas hasil pelasksanaan kegiatan Pembangunan Rumah Susun dalam Peremajaan Kawasan.
Laporan hasil reviu disampaikan kepada Dirjen untuk diteruskan kepada Menteri.
Revisi dapat dilakukan dengan memperhatikan hasil reviu, laporan supervisi, dan laporan hasil Monev.
Pelaksanaan revisi dikoordinasikan oleh Direktorat Bangkim dengan memperhatikan tahapan – tahapan penyusunan rancangan renstra dalam pedoman ini.
6) Sosialisasi Pembangunan Rumah Susun dalam Peremajaan Kawasan.
Sosialisasi Pembangunan Rumah Susun dalam Peremajaan Kawasan, dilaksanakan oleh Direktorat Bangkim berkoordinasi dengan Sekretaris Direktorat Jenderal Sosialisasi dilaksanakan pada seluruh jajaran manajemen, staf dan Pemangku Kepentingan Direktorat Jenderal Cipta Karya.
7) Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Rumah Susun dalam Peremajaan Kawasan ;
a. Direktorat Pengembangan Permukiman melaksanakan penyusunan rencana pengembangan fasilitasi pembangunan rumah susun dalam rangka peremajaan kawasan yang mengacu pada Renstra/Renja/RKA-KL/DIPA DJCK.
b. Bersamaan dengan itu Direktorat Penataan Bangunan melaksanakan pula penyusunan rencana penataan bangunan dan lingkungan untuk fasilitasi pembangunan rumah susun dalam rangka peremajaan kawasan yang mengacu pada Renstra/Renja/RKA-KL/DIPA DJCK
c. Direktorat Teknis (Pengembangan Air Minum dan Pengembangan PLP) atas dasar butir a dan b diatas melaksanakan penyusunan rencana pengembangan sistim penyediaan air minum dan PLP bagi pembangunan rumah susun dalam rangka peremajaan kawasan mengacu pada Renstra/Renja/RKA-KL/DIPA DJCK
d. Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya sesuai dengan Renstra/Renja/RKA-KL/DIPA DJCK mempersiapkan dukungan administrasi dan hukum bagi fasilitasi pembangunan rumah susun dalam rangka peremajaan kawasan.
e. Direktorat Pengembangan Permukiman menyelenggarakan monitoring dan
evaluasi pembinaan teknik dan koordinasi fasilitasi penyediaan infrastruktur Pekerjaan Umum fasilitasi pembangunan rumah susun dalam rangka peremajaan kawasan mengacu pada Renstra/Renja/RKA-KL/DIPA DJCK.
f. Direktorat Teknis (Pengembangan Air Minum dan Pengembangan PLP) menyelenggarakan, monitoring dan evaluasi fasilitasi penyediaan air minum dan PLP bagi kawasan perumahan rakyat.
g. Direktorat Pengembangan Permukiman melakukan penyusunan laporan monitoring dan evaluasi pembinaan teknik dan koordinai fasilitasi penyediaan infrastruktur Pekerjaan Umum bagi pengembangan kawasan perumahan rakyat, selanjutnya laporan tersebut disampaikan kepada Direktorat Bina Program untuk proses penyusunan laporan Evaluasi Kinerja
h. Direktorat Teknis ( Pengembangan Air Minum dan Pengembangan PLP ) melakukan penyusunan laporan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan fasilitasi penyediaan air minum dan PLP bagi pengembangan kawasan perumahan rakyat, selanjutnya laporan tersebut disampaikan kepada Direktorat Bina Program untuk proses penyusunan laporan Evaluasi Kinerja
G. HUBUNGAN KERJA DALAM PELAKSANAAN FUNGSI PENYEDIAAN
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN UNTUK KAWASAN KUMUH/NELAYAN, PERDESAAN, DAERAH PERBATASAN DAN KAWASAN TERPENCIL DAN PULAU-PULAU KECIL. 1) Pengertian
Penyediaan Infrastruktur Permukiman untuk Kawasan Kumuh/Nelayan,Perdesaan, Daerah Perbatasan dan Kawasan Terpencil dan Pulau Pulau Kecil, adalah Fungsi Penyediaan Infrastruktur Permukiman untuk Kawasan Kumuh/Nelayan,Perdesaan, Daerah Perbatasan dan Kawasan Terpencil dan Pulau Pulau Kecil yang juga memuat kebijakan dan program-program yang dilaksanakan Direktorat Jenderal Cipta Karya. Bahan masukan kegiatan ini adalah Prgoram dan Rencana kegiatan yang merupakan kebijakan masing-masing sektor yang akan dilaksanakan dalam menghadapi tantangan pelaksanaan pembangunan.
2) Unit Kerja Terkait
Dalam Penyediaan Infrastruktur Permukiman untuk Kawasan Kumuh/Nelayan,Perdesaan, Daerah Perbatasan dan Kawasan Terpencil dan Pulau Pulau Kecil unit kerja yang terkait adalah seluruh unit kerja eselon 2 di lingkungan DJCK. yang meliputi Direktorat Teknis, Direktorat Bina Program, dan Sekretariat DJCK. Tugas masing-masing unit eselon 2 dalam Penyediaan Infrastruktur Permukiman untuk Kawasan Kumuh/Nelayan,Perdesaan, Daerah Perbatasan dan Kawasan Terpencil dan Pulau Pulau Kecil adalah sebagai berikut :
a. Direktorat Teknis yang membidangi sebagai penanggungjawab utama kegiatan penyusunan Penyediaan Infrastruktur Permukiman untuk Kawasan Kumuh/Nelayan,Perdesaan, Daerah Perbatasan dan Kawasan Terpencil dan Pulau Pulau Kecil .
b. Direktorat lainnya dan Sekditjen CK memberikan masukan dalam kegiatan pelaksanaan fungsi ini sesuai dengan tugas pokok dan fungsi/sektor masing-masing.
c. Berkaitan dalam kegiatan Penyediaan Infrastruktur Permukiman untuk Kawasan
Kumuh/Nelayan, Perdesaan, Daerah Perbatasan dan Kawasan Terpencil dan Pulau Pulau Kecil , Direktur Jenderal Cipta Karya, berkewajiban untuk : 1) Memberikan arahan, 2) Melakukan reviu , 3) Menetapkan kebijakan, 4) Menyampaikan ketetapan kebijakan Direktorat ybs ke Menteri.
3). Jadual Waktu Dalam proses Penyediaan Infrastruktur Permukiman untuk Kawasan Kumuh/Nelayan,Perdesaan, Daerah Perbatasan dan Kawasan Terpencil dan Pulau Pulau Kecil , Direktorat Teknis yang membidangi menyusun dan menyampaikan jadual waktu ke unit eselon 2 di lingkungan DJCK, dan melaporkannya kepada Dirjen CK.
4) Supervisi, dan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Penyediaan Infrastruktur Permukiman untuk Kawasan Kumuh/ Nelayan Perdesaan Daerah Perbatasan dan , , Kawasan Terpencil dan Pulau Pulau Kecil
Direktur dan Sekretaris Direktorat Jenderal melakukan supervisi atas pelaksanaan kegiatan ini yang menjadi tanggungjawabnya selama proses pelaksanaan kegiatan, guna mengetahui pencapaian kinerja program masing-masing, sesuai dengan yang telah ditetapkan Direktur Jenderal.
Laporan Supervisi disampaikan kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Direktorat Bina Program. Direktorat dan Sekretariat melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan kegiatan ini, untuk mengetahui pencapaian kinerja program yang telah ditetapkan Direktur Jenderal Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan selama proses pelaksanaan kegiatan. Laporan Monitoring dan Evaluasi disampaikan kepada Direktur Jenderal. Metodologi dan Teknik Supervisi dan Monev akan diatur lebih lanjut oleh Direktorat Bina Program.
5). Reviu Penyediaan Infrastruktur Permukiman untuk Kawasan
Kumuh/Nelayan,Perdesaan, Daerah Perbatasan dan Kawasan Terpencil dan Pulau Pulau Kecil l Direktorat Teknis yang mmembidangi dapat melakukan revieu atas hasil pelasksanaan kegiatan ini. Laporan hasil reviu disampaikan kepada Dirjen untuk diteruskan kepada Menteri. Revisi dapat dilakukan dengan memperhatikan hasil reviu, laporan supervisi, dan laporan hasil Monev. Pelaksanaan revisi dikoordinasikan oleh Direktorat Teknis yang membidangi dengan memperhatikan tahapan – tahapan penyusunan kegiatan dalam pedoman ini.
6). Sosialisasi Penyediaan Infrastruktur Permukiman untuk Kawasan
Kumuh/Nelayan,Perdesaan, Daerah Perbatasan dan Kawasan Terpencil dan Pulau Pulau Kecil . Sosialisasi kegiatan dilaksanakan oleh Direktorat Teknis yang membidangi berkoordinasi dengan Sekretaris Direktorat Jenderal. Sosialisasi dilaksanakan pada seluruh jajaran manajemen, staf dan Pemangku Kepentingan Direktorat Jenderal Cipta Karya.
7). Pelaksanaan Penyediaan Infrastruktur Permukiman untuk Kawasan
Kumuh/Nelayan,Perdesaan, Daerah Perbatasan dan Kawasan Terpencil dan Pulau Pulau Kecil :
a. Direktorat Pengembangan Air Minum dan Direktorat Pengembangan PLP melakukan penyusunan rencana integrasi penyelenggaraan penyediaan air minum dan rencana penyediaan sanitasi bagi masyarakat miskin dan rawan air dengan mengacu pada Renstra/Renja/RKA-KL/DIPA DJCK.
b. Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya mempersiapkan dukungan administrasi
dan hukum dalam rangka penyediaan air minum dan rencana penyediaan sanitasi bagi masyarakat miskin dan rawan air dengan mengacu pada Renstra/Renja/RKA-KL/DIPA DJCK.
c.Direktorat Pengembangan Permukiman menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan
penyediaan air minum dan rencana penyediaan sanitasi bagi masyarakat miskin dan rawan air dengan mengacu pada Renstra/Renja/RKA-KL/DIPA DJCK.
d. Pengembangan Air Minum dan Direktorat Pengembangan PLP menyelenggarakan
fasilitasi pembangunan, monitoring dan evaluasi penyediaan air minum dan penyediaan sanitasi bagi masyarakat miskin dan rawan air.
e. Direktorat Pengembangan Permukiman melakukan monitoring dan evaluasi
penyelenggaraan pembangunan penyediaan air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin dan rawan air.
f. Direktorat Pengembangan Air Minum dan Direktorat Pengembangan PLP
melakukan penyusunan laporan penyelenggaraan fasilitasi pembangunan, monitoring dan evaluasi penyediaan air minum dan penyediaan sanitasi bagi masyarakat miskin dan rawan air, selanjutnya disampaikan kepada Direktorat Bina Program untuk diproses dalam penyusunan laporan evaluasi kinerja pembangunan Direktorat Jenderal Cipta Karya.
g. Direktorat Pengembangan Permukiman melakukan penyusunan laporan
penyelenggaraan fasilitasi pembangunan, monitoring dan evaluasi penyediaan air minum dan penyediaan sanitasi bagi masyarakat miskin dan rawan air, selanjutnya disampaikan kepada Direktorat Bina Program untuk diproses dalam penyusunan laporan evaluasi kinerja pembangunan Direktorat Jenderal Cipta Karya.
H HUBUNGAN KERJA DALAM PELAKSANAAN FUNGSI PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI BAGI MASYARAKAT MISKIN DAN RAWAN AIR MINUM.
1. Pengertian Penyediaan Air Minum dan Sanitasi bagi Masyarakat Miskin dan Rawan Air Minum adalah Kegiatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi bagi Masyarakat Miskin dan Rawan Air Minum yang juga memuat kebijakan dan program-program yang dilaksanakan Direktorat Jenderal Cipta Karya. Bahan masukan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi bagi Masyarakat Miskin dan Rawan Air Minum adalah Prgoram dan Rencana kegiatan yang merupakan kebijakan masing-masing sektor yang akan dilaksanakan dalam menghadapi tantangan pelaksanaan pembangunan.
2. Unit Kerja Terkait
Dalam Penyediaan Air Minum dan Sanitasi bagi Masyarakat Miskin dan Rawan Air Minum, unit kerja yang terkait adalah seluruh unit kerja eselon 2 di lingkungan DJCK. yang meliputi Direktorat Teknis, Direktorat Bina Program, dan Sekretariat DJCK. Tugas masing-masing unit eselon 2 dalam penyusunan Ranrenstra DJCK adalah sebagai berikut: a. Direktorat Pengembangan Air Minum ( PAM ) sebagai penanggungjawab
utama kegiatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi bagi Masyarakat Miskin dan Rawan Air Minum ,
b. Direktorat teknis lainnya dan Sekditjen CK memberikan masukan dalam kegiatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi bagi Masyarakat Miskin dan Rawan Air Minum sesuai dengan tugas pokok dan fungsi/sektor masing-masing.
Berkaitan dalam kegiatan penyusunan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi bagi Masyarakat Miskin dan Rawan Air Minum , Direktur Jenderal Cipta Karya, berkewajiban untuk: a. Memberikan arahan b. Melakukan reviu pengembangan air minum c. Menetapkan rancangan kebijakan pengembangan air minum, d. Menyampaikan rancangan tsb ke Menteri
3. Jadual Waktu
Dalam proses Penyediaan Air Minum dan Sanitasi bagi Masyarakat Miskin dan Rawan Air Minum , Direktorat Pengembangan Air Minum menyusun dan menyampaikan jadual waktu ke unit eselon 2 di lingkungan DJCK, dan melaporkannya kepada Dirjen CK.
4. Supervisi, dan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Penyediaan Air Minum dan
Sanitasi bagi Masyarakat Miskin dan Rawan Air Minum , Direktur terkait dan Sekretaris Direktorat Jenderal melakukan supervisi atas pelaksanaan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi bagi Masyarakat Miskin dan Rawan Air Minum yang menjadi tanggungjawabnya selama proses pelaksanaan kegiatan, guna mengetahui pencapaian kinerja program masing-masing, sesuai dengan yang telah ditetapkan Direktur Jenderal. Laporan Supervisi disampaikan kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Direktorat Bina Program. Direktorat Pengembangan Air Minum melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi bagi Masyarakat Miskin dan Rawan Air Minum , untuk mengetahui pencapaian kinerja program yang telah ditetapkan Direktur Jenderal Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan selama proses pelaksanaan Penyediaan AirMinum dan Sanitasi bagi Masyarakat Miskin dan Rawan Air Minum .
r
Laporan Monitoring dan Evaluasi disampaikan kepada Direktur Jenderal. Metodologi dan Teknik Supervisi dan Monev akan diatur lebih lanjut oleh Direktorat Pengembangan Air Minum.
5. Reviu Penyediaan Air Minum dan Sanitasi bagi Masyarakat Miskin dan Rawan Ai Minum . Direktorat Pengem,bangan Air Minum dapat melakukan revieu atas hasil pelasksanaan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi bagi Masyarakat Miskin dan
Rawan Air Minum .
Laporan hasil reviu disampaikan kepada Dirjen untuk diteruskan kepada Menteri. Revisi dapat dilakukan dengan memperhatikan hasil reviu, laporan supervisi, dan laporan hasil Monev. Pelaksanaan revisi dikoordinasikan oleh Direktorat Pengembangan Air Minum dengan memperhatikan tahapan – tahapan kegiatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi bagi Masyarakat Miskin dan Rawan Air Minum dalam pedoman ini.
6. Sosialisasi Penyediaan Air Minum dan Sanitasi bagi Masyarakat Miskin dan Rawan
Air Minum Sosialisasi Penyediaan Air Minum dan Sanitasi bagi Masyarakat Miskin dan Rawan Air Minum dilaksanakan oleh Direktorat Pengembangan Air Minum berkoordinasi dengan Sekretaris Direktorat Jenderal. Sosialisasi dilaksanakan pada seluruh jajaran manajemen, staf dan Pemangku Kepentingan Direktorat Jenderal Cipta Karya.
7. Pelaksanaan Kegiatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi bagi Masyarakat Miskindan Rawan Air Minum ;
a. Direktorat Pengembangan Air Minum dan Direktorat Pengembangan PLP melakukan penyusunan rencana integrasi penyelenggaraan penyediaan air minum dan rencana penyediaan sanitasi bagi masyarakat miskin dan rawan air dengan mengacu pada Renstra/Renja/RKA-KL/DIPA DJCK.
b. Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya mempersiapkan dukungan
administrasi dan hukum dalam rangka penyediaan air minum dan rencana penyediaan sanitasi bagi masyarakat miskin dan rawan air dengan mengacu pada Renstra/Renja/RKA-KL/DIPA DJCK.
c. Direktorat Pengembangan Permukiman menyelenggarakan koordinasi
pelaksanaan penyediaan air minum dan rencana penyediaan sanitasi bagi masyarakat miskin dan rawan air dengan mengacu pada Renstra/Renja/RKA-KL/DIPA DJCK.
d. Direktorat Pengembangan Air Minum dan Direktorat Pengembangan PLP menyelenggarakan fasilitasi pembangunan, monitoring dan evaluasi penyediaan air minum dan penyediaan sanitasi bagi masyarakat miskin dan rawan air.
e. Direktorat Pengembangan Permukiman melakukan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pembangunan penyediaan air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin dan rawan air.
f. Direktorat Pengembangan Air Minum dan Direktorat Pengembangan PLP
melakukan penyusunan laporan penyelenggaraan fasilitasi pembangunan, monitoring dan evaluasi penyediaan air minum dan penyediaan sanitasi bagi masyarakat miskin dan rawan air, selanjutnya disampaikan kepada Direktorat Bina Program untuk diproses dalam penyusunan laporan evaluasi kinerja pembangunan Direktorat Jenderal Cipta Karya.
g. Direktorat Pengembangan Permukiman melakukan penyusunan laporan penyelenggaraan fasilitasi pembangunan, monitoring dan evaluasi penyediaan air minum dan penyediaan sanitasi bagi masyarakat miskin dan
rawan air, selanjutnya disampaikan kepada Direktorat Bina Program untuk diproses dalam penyusunan laporan evaluasi kinerja pembangunan Direktorat Jenderal Cipta Karya.
I. HUBUNGAN KERJA DALAM PELAKSANAAN FUNGSI PEMBINAAN TEKNIS DAN
PENGAWASAN PEMBANGUNAN GEDUNG, DAN PENGELOLAAN BANGUNAN GEDUNG DAN RUMAH NEGARA.
I.1. PEMBINAAN TEKNIS DAN FASILITASI PENYELENGGARAAN BANGUNAN
GEDUNG DAN PENATAAN LINGKUNGAN. 1. Pengertian
Pembinaan Teknis dan Fasilitasi Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Penataan Lingkungan adalah kegiatan bantuan teknis dan fasilitasi penyelenggaran bangunan gedung dan penataan lingkungan serta memuat kebijakan dan program- program yang dilaksanakan Direktorat Jenderal Cipta Karya.
Bahan masukan Pembinaan Teknis dan Fasilitasi Penyelenggaraan Bangunan
Gedung dan Penataan Lingkungan adalah Prgoram dan Rencana, kegiatan yang merupakan kebijakan masing-masing sektor yang akan dilaksanakan dalam menghadapi tantangan pelaksanaan pembangunan.
2. Unit Kerja Terkait Dalam Pembinaan Teknis dan Fasilitasi Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan
Penataan Lingkungan unit kerja yang terkait adalah seluruh unit kerja eselon 2 di lingkungan DJCK. yang meliputi Direktorat Teknis, Direktorat Bina Program, dan Sekretariat DJCK.
Tugas masing-masing unit eselon 2 dalam penyusunan Ranrenstra DJCK adalah
sebagai berikut : a. Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan sebagai penanggung jawab
utama kegiatan Pembinaan Teknis dan Fasilitasi Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Penataan Lingkungan ,
b. Direktorat lainnya dan Sekditjen CK memberikan masukan dalam kegiatan Pembinaan Teknis dan Fasilitasi Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Penataan Lingkungan , sesuai dengan tugas pokok dan fungsi/sektor masing-masing.
Berkaitan dalam kegiatan penyusunan Ranrenstra DJCK, Direktur Jenderal Cipta Karya, berkewajiban untuk; 1. Memberikan arahan. 2. Melakukan reviu kegiatan. c. Menetapkan rancangan kegiatan d. Menyampaikan ketetapan kegiatan ke Menteri
3. Jadual Waktu Dalam proses Pembinaan Teknis dan Fasilitasi Penyelenggaraan Bangunan Gedung
dan Penataan Lingkungan , Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan menyusun dan menyampaikan jadual waktu ke unit eselon 2 di lingkungan DJCK, dan melaporkannya kepada Dirjen CK.
4. Supervisi, dan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Pembinaan Teknis dan Fasilitasi
Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Penataan Lingkungan
Direktur dan Sekretaris Direktorat Jenderal melakukan supervisi atas pelaksanaan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya selama proses pelaksanaan Bintek tsb, guna mengetahui pencapaian kinerja program masing-masing, sesuai dengan yang telah ditetapkan Direktur Jenderal.
Laporan Supervisi disampaikan kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Direktorat Bina Program. Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan kegiatan Bintek tsb, untuk mengetahui pencapaian kinerja program yang telah ditetapkan Direktur Jenderal Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan selama proses pelaksanaan PembinaanTeknis dan Fasilitasi Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Penataan Lingkungan . Laporan Monitoring dan Evaluasi disampaikan kepada Direktur Jenderal.
Metodologi dan Teknik Supervisi dan Monev akan diatur lebih lanjut oleh Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan.
5. Reviu Pembinaan Teknis dan Fasilitasi Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan
Penataan Lingkungan l Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan dapat melakukan revieu atas hasil
pelaksanaan kegiatan Bintek ini. Laporan hasil reviu disampaikan kepada Dirjen untuk diteruskan kepada Menteri. Revisi dapat dilakukan dengan memperhatikan hasil reviu, laporan supervisi, dan laporan hasil Monev. Pelaksanaan revisi dikoordinasikan oleh Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan dengan memperhatikan tahapan – tahapan kegiatan Bintek tsb dalam pedoman ini.
6. Sosialisasi Pembinaan Teknis dan Fasilitasi Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan
Penataan Lingkungan . Sosialisasi Pembinaan Teknis dan Fasilitasi Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan
Penataan Lingkungan dilaksanakan oleh Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan berkoordinasi dengan Sekretaris Direktorat Jenderal
Sosialisasi dilaksanakan pada seluruh jajaran manajemen, staf dan Pemangku Kepentingan Direktorat Jenderal Cipta Karya.
7. Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan Teknis dan Fasilitasi Penyelenggaraan Bangunan
Gedung dan Penataan Lingkungan ; a. Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan melakukan penyusunan strategi dan rencana pembinaan teknis dan fasilitasi penyelenggaraan bangunan gedung dan penataan lingkungan yang mengacu pada Renstra/Renja/RKA-KL/DIPA DJCK dan hasilnya disampaikan kepada Direktorat Teknis dan Setditjen. Cipta Karya untuk mendapatkan masukan/dukungan.
b. Direktorat Teknis lainnya melakukan persiapan dukungan metode, bintek dan rancang bangun sistim sesuai kompetensi Direktorat untuk pembinaan teknis dan fasilitasi penyelenggaraan bangunan gedung dan penataan lingkungan yang mengacu pada Renstra/Renja/RKA-KL/DIPA DJCK, strategi dan rencana Direktorat Penataan Bangunan dan lingkungan tersebut diatas.
c. Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya melakukan persiapan bantuan hukum dan administrasi untuk pembinaan teknis dan fasilitasi penyelenggaraan bangunan gedung dan penataan lingkungan yang mengacu pada Renstra/Renja/RKA-KL/DIPA DJCK.
d. Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan menyelenggarakan koordinasi
pelaksanaan pembinaan teknis dan fasilitasi penyelenggaraan bangunan gedung dan penataan lingkungan
e. Direktorat Teknis melakukan pelaksanaan pembangunan infrastruktur sesuai
kompetensi Direktorat untuk pembinaan teknis dan fasilitasi penyelenggaraan bangunan gedung dan penataan lingkungan.
f. Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan melakukan monitoring dan
evaluasi pelaksanaan pembinaan teknis dan fasilitasi penyelenggaraan bangunan gedung dan penataan lingkungan.
g. Direktorat Teknis melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembangunan
infrastruktur sesuai kompetensi Direktorat untuk pembinaan teknis dan fasilitasi penyelenggaraan bangunan gedung dan penataan lingkungan.
h. Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan melakukan penyusunan
laporan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembinaan teknis dan fasilitasi penyelenggaraan bangunan gedung dan penataan lingkungan.
i. i. Selanjutnya disampaikan kepada Direktorat Bina Program untuk proses Laporan
Evaluasi Kinerja. j. Direktorat Teknis melakukan penyusunan Laporan Monitoring dan evaluasi
pelaksanaan pembangunan infrastruktur sesuai kompetensi Direktorat untuk pembinaan teknis dan fasilitasi penyelenggaraan bangunan gedung dan penataan lingkungan.
k. Selanjutnya disampaikan kepada Direktorat Bina Program untuk proses Laporan
Evaluasi Kinerja.
I.2 PEMBINAAN TEKNIS DAN FASILITASI PENATAAN DAN REVITALISASI
BANGUNAN/KAWASAN BERSEJARAH. 1. Pengertian Pembinaan Teknis dan Fasilitasi Penataan dan Revitalisasi Bangunan / Kawasan
Bersejarah adalah Kegiatan Pembinaan Teknis dan Fasilitasi Bangunan/ Kawasan yang juga memuat kebijakan dan program-program yang dilaksanakan Direktorat Jenderal Cipta Karya.
Bahan masukan kegiatan Bintek ini adalah Prgoram dan Rencana kegiatan yang merupakan kebijakan masing-masing sektor yang akan dilaksanakan dalam menghadapi tantangan pelaksanaan pembangunan.
2. Unit Kerja Terkait Dalam Pembinaan Teknis dan Fasilitasi Penyelenggaraan Bangunan Gedung
dan Penataan Lingkungan unit kerja yang terkait adalah seluruh unit kerja eselon 2 di lingkungan DJCK. yang meliputi Direktorat Teknis, Direktorat Bina Program, dan Sekretariat DJCK.
Tugas masing-masing unit eselon 2 dalam penyusunan Pembinaan Teknis dan Fasilitasi Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Penataan Lingkungan adalah sebagai berikut:
a. Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan sebagai penanggungjawab utama kegiatan penyusunan kegiatan Bintek ini b. Direktorat teknis lainnya dan Sekditjen CK memberikan masukan dalam
kegiatan Bintek ini sesuai dengan tugas pokok dan fungsi/sektor masing-masing.
Berkaitan dalam kegiatan penyusunan Ranrenstra DJCK, Direktur Jenderal Cipta Karya, berkewajiban untuk : a. Memberikan arahan b. Melakukan reviu kegiatan c. Menetapkan kegiatan Bintek ini d. Menyampaikan ketetapan tsb ke Menteri
3. Jadual Waktu Dalam Pembinaan Teknis dan Fasilitasi Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Penataan Lingkungan , Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan menyusun dan menyampaikan jadual waktu ke unit eselon 2 di lingkungan DJCK, dan melaporkannya kepada Dirjen CK.
4. Supervisi, dan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Pembinaan Teknis dan Fasilitasi Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Penataan Lingkungan Direktur dan Sekretaris Direktorat Jenderal melakukan supervisi atas pelaksanaan Bintek yang menjadi tanggungjawabnya selama proses pelaksanaan kegiatan, guna mengetahui pencapaian kinerja program masing-masing, sesuai dengan yang telah ditetapkan Direktur Jenderal. Laporan Supervisi disampaikan kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Direktorat Bina Program. Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan Bintek tsb, untuk mengetahui pencapaian kinerja program yang telah ditetapkan Direktur Jenderal Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan selama proses pelaksanaan Bintek Laporan Monitoring dan Evaluasi disampaikan kepada Direktur Jenderal. Metodologi dan Teknik Supervisi dan Monev akan diatur lebih lanjut oleh Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan..
5. Reviu Pembinaan Teknis dan Fasilitasi Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Penataan Lingkunganl Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan dapat melakukan revieu atas hasil pelasksanaan renstra. Laporan hasil reviu disampaikan kepada Dirjen untuk diteruskan kepada Menteri. Revisi dapat dilakukan dengan memperhatikan hasil reviu, laporan supervisi, dan laporan hasil Monev. Pelaksanaan revisi dikoordinasikan oleh Direktorat Penataan Bangunban dan Lingkungan dengan memperhatikan tahapan – tahapan pelaksanaan kegiatan Bintek dalam pedoman ini.
6. Sosialisasi Pembinaan Teknis dan Fasilitasi Penyelenggaraan Bangunan Gedung
dan Penataan Lingkungan Sosialisasi Pembinaan Teknis dan Fasilitasi Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Penataan Lingkungan dilaksanakan oleh Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan berkoordinasi dengan Sekretaris Direktorat Jenderal Sosialisasi dilaksanakan pada seluruh jajaran manajemen, staf dan Pemangku Kepentingan Direktorat Jenderal Cipta Karya.
7. Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan Teknis dan Fasilitasi Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Penataan Lingkungan ;
a. Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan melakukan penyusunan
strategi dan rencana pembinaan teknis dan fasilitasi Penataan dan Revitalisasi Bangunan/Kawasan bersejarah yang mengacu pada Renstra/Renja/RKA-KL/DIPA DJCK.
b. Direktorat Teknis lainnya atas dasar strategi dan rencana tersebut huruf a
melakukan persiapan dukungan metode, bintek dan rancang bangun sistim sesuai kompetensi Direktorat untuk pembinaan teknis dan fasilitasi penyelenggaraan bangunan gedung dan penataan lingkungan dengan mengacu pada Renstra/Renja/RKA-KL/DIPA DJCK.
c. Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya atas dasar strategi dan rencana
tersebut huruf a melakukan persiapan bantuan hukum dan administrasi untuk pembinaan teknis dan fasilitasi Penataan dan Revitalisasi Bangunan/Kawasan bersejarah dengan mengacu pada Renstra/Renja/RKA-KL/DIPA DJCK.
d. Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan atas dasar masukan dari
Direktorat Teknis dan Setditjen. Cipta Karya menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan pembinaan teknis dan fasilitasi Penataan dan Revitalisasi Bangunan/Kawasan bersejarah.
e. Direktorat Teknis melakukan pelaksanaan pembangunan infrastruktur sesuai
kompetensi Direktorat untuk pembinaan teknis dan fasilitasi Penataan dan Revitalisasi Bangunan/Kawasan bersejarah.
f. Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan melakukan monitoring dan
evaluasi pelaksanaan pembinaan teknis dan fasilitasi Penataan dan Revitalisasi Bangunan/Kawasan bersejarah.
g. Direktorat Teknis melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
pembangunan infrastruktur sesuai kompetensi Direktorat untuk pembinaan teknis dan fasilitasi Penataan dan Revitalisasi Bangunan/Kawasan bersejarah.
h. Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan melakukan penyusunan
laporan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembinaan teknis dan fasilitasi Penataan dan Revitalisasi Bangunan/Kawasan bersejarah.
Selanjutnya disampaikan kepada Direktorat Bina Program untuk proses Laporan Evaluasi Kinerja.
i. Direktorat Teknis melakukan penyusunan Laporan Monitoring dan evaluasi
pelaksanaan pembangunan infrastruktur sesuai kompetensi Direktorat untuk
pembinaan teknis dan fasilitasi Penataan dan Revitalisasi Bangunan/Kawasan bersejarah.
Selanjutnya disampaikan kepada Direktorat Bina Program untuk proses Laporan Evaluasi Kinerja.
I.3 PEMBINAAN TEKNIS DAN PEMBERDAYAAN KOMUNITAS SERTA
PENGEMBANGAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN LINGKUNGAN. 1. Pengertian
Pembinaan teknis dan Pemberdayaan Komunitas serta Pengembangan Kswadayaan Masyarakat dalam Pena aan Lingkungan adalah Pembinaan teknis kepada masyarakat dalam penataan lingkungan yang juga memuat kebijakan dan program-program yang dilaksanakan Direktorat Jenderal Cipta Karya.
t
Bahan masukan Bintek ini adalah Prgoram dan Rencana kegiatan yang merupakan kebijakan masing-masing sektor yang akan dilaksanakan dalam menghadapi tantangan pelaksanaan pembangunan.
2. Unit Kerja Terkait Dalam Pembinaan teknis dan Pemberdayaan Komunitas serta Pengembangan Kswadayaan Masyarakat dalam Penataan Lingkungan ,unit kerja yang terkait adalah seluruh unit kerja eselon 2 di lingkungan DJCK. yang meliputi Direktorat Teknis, Direktorat Bina Program, dan Sekretariat DJCK. Tugas masing-masing unit eselon 2 dalam penyusunan Pembinaan teknis dan Pemberdayaan Komunitas serta Pengembangan Kswadayaan Masyarakat dalam Penataan Lingkungan adalah sebagai berikut: a. Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan sebagai penanggungjawab
utama kegiatan Bintek ini. b. Direktorat teknis lainnya dan Sekditjen CK memberikan masukan dalam
kegiatan Bintek ini sesuai dengan tugas pokok dan fungsi/sektor masing-masing.
Berkaitan dalam kegiatan penyusunan Ranrenstra DJCK, Direktur Jenderal Cipta Karya, berkewajiban untuk : a. Memberikan arahan b. Melakukan reviu kegiatan c. Menetapkan kegiatan Bintek d. Menyampaikan ketetapan Bintek tsb ke Menteri
3. Jadual Waktu Dalam proses Pembinaan teknis dan Pemberdayaan Komunitas serta Pengembangan Kswadayaan Masyarakat dalam Penataan Lingkungan , Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan menyusun dan menyampaikan jadual waktu ke unit eselon 2 di lingkungan DJCK, dan melaporkannya kepada Dirjen CK.
4. Supervisi, dan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Bintek ; Direktur dan Sekretaris Direktorat Jenderal melakukan supervisi atas pelaksanaan Pembinaan teknis dan Pemberdayaan Komunitas serta Pengembangan Kswadayaan Masyarakat dalam Penataan Lingkungan yang menjadi tanggungjawabnya selama proses pelaksanaan Bintek, guna mengetahui
pencapaian kinerja program masing-masing, sesuai dengan yang telah ditetapkan Direktur Jenderal. Laporan Supervisi disampaikan kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Direktorat Bina Program. Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan Bintek tsb, untuk mengetahui pencapaian kinerja program yang telah ditetapkan Direktur Jenderal. Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan selama proses pelaksanaan Bintek. Laporan Monitoring dan Evaluasi disampaikan kepada Direktur Jenderal. Metodologi dan Teknik Supervisi dan Monev akan diatur lebih lanjut oleh Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan.
5. Reviu Pembinaan teknis dan Pemberdayaan Komunitas ser a Pengembangan t
rt t
Swadayaan Masyarakat dalam Penataan Lingkungan ;l Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan dapat melakukan revieu atas hasil pelasksanaan renstra. Laporan hasil reviu disampaikan kepada Dirjen untuk diteruskan kepada Menteri. Revisi dapat dilakukan dengan memperhatikan hasil reviu, laporan supervisi, dan laporan hasil Monev. Pelaksanaan revisi dikoordinasikan oleh Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan dengan memperhatikan tahapan – tahapan kegiatan Bintek dalam pedoman ini.
6. Sosialisasi Pembinaan teknis dan Pemberdayaan Komunitas serta Pengembangan Keswadayaan Masyarakat dalam Penataan Lingkungan
Sosialisasi Bintek ini dilaksanakan oleh Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan berkoordinasi dengan Sekretaris Direktorat Jenderal Sosialisasi dilaksanakan pada seluruh jajaran manajemen, staf dan Pemangku Kepentingan Direktorat Jenderal Cipta Karya.
7. Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan teknis dan Pemberdayaan Komunitas se ta Pengembangan Kswadayaan Masyaraka dalam Pena aan Lingkungan ; a. Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan melakukan penyusunan
strategi dan rencana pembinaan teknis dan Pemberdayaan Komunitas serta Pengembangan Keswadayaan Masyarakat dalam Penataan Lingkungan mengacu pada Renstra/Renja/RKA-KL/DIPA DJCK.
b. Direktorat Teknis lainnya atas dasar strategi dan rencana tersebut diatas huruf a diatas melakukan persiapan dukungan metode, bintek dan rancang bangun sistim sesuai kompetensi Direktorat untuk pembinaan teknis dan Pemberdayaan Komunitas serta Pengembangan Keswadayaan Masyarakat dalam Penataan Lingkungan mengacu pada Renstra/Renja/RKA-KL/DIPA DJCK.
c. Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya atas dasar strategi dan rencana
tersebut huruf a melakukan persiapan bantuan hukum dan administrasi
untuk pembinaan teknis dan Pemberdayaan Komunitas serta Pengembangan Keswadayaan Masyarakat dalam Penataan Lingkungan mengacu pada Renstra/Renja/RKA-KL/DIPA DJCK.
d. Masyarakat peduli penataan lingkungan sebagai Stakeholders membentuk kelompok untuk berpatisipasi dalam pembinaan teknis penataan lingkungan.
e. Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan menyelenggarakan
koordinasi pelaksanaan pembinaan teknis dan Pemberdayaan Komunitas serta Pengembangan Keswadayaan Masyarakat dalam Penataan Lingkungan.
f. Direktorat Teknis melakukan pelaksanaan pembangunan infrastruktur sesuai kompetensi Direktorat untuk pembinaan teknis dan Pemberdayaan Komunitas serta Pengembangan Keswadayaan Masyarakat dalam Penataan Lingkungan.
g. Direktorat Penataan Banguna dan Lingkungan melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembinaan teknis dan Pemberdayaan Komunitas serta Pengembangan Keswadayaan Masyarakat dalam Penataan Lingkungan .
h. Direktorat Teknis melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pemabanguna infrastruktur sesuai kompetensi Direktorat untuk pembinaan teknis dan Pemberdayaan Komunitas serta Pengembangan Keswadayaan Masyarakat dalam Penataan Lingkungan.
i. Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan melakukan penyusunan laporan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembinaan teknis Pemberdayaan Komunitas serta Pengembangan Keswadayaan Masyarakat dalam Penataan Lingkungan. Selanjutnya disampaikan kepada Direktorat Bina Program untuk proses Laporan Evaluasi Kinerja.
j. Direktorat Teknis melakukan penyusunan Laporan Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembangunan infrastruktur sesuai kompetensi Direktorat dalam rangka pembinaan teknis dan Pemberdayaan Komunitas serta Pengembangan Keswadayaan Masyarakat dalam Penataan Lingkungan. Selanjutnya disampaikan kepada Direktorat Bina Program untuk proses Laporan Evaluasi Kinerja.
I.4. PEMBINAAN DAN BANTUAN TEKNIS PENGELOLAAN BANGUNAN GEDUNG DAN RUMAH NEGARA. 1. Pengertian Pembinaan dan Bantuan teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah
Negara, adalah Kegiatan Pembinaan dan Bantek tentang Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara kepada masyarakat luas ( Pemerintah,Swasta,Masyarakat ) yang juga memuat kebijakan dan program-program yang dilaksanakan Direktorat Jenderal Cipta Karya.
Bahan masukan Pembinaan dan Bantek ini adalah Prgoram dan Rencana
kegiatan yang merupakan kebijakan masing-masing sektor yang akan dilaksanakan dalam menghadapi tantangan pelaksanaan pembangunan.
2. Unit Kerja Terkait Dalam Pembinaan dan Bantuan teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan
Rumah Negara, unit kerja yang terkait adalah seluruh unit kerja eselon 2 di lingkungan DJCK. yang meliputi Direktorat Teknis, Direktorat Bina Program, dan Sekretariat DJCK.
Tugas masing-masing unit eselon 2 dalam Pembinaan dan Bantuan teknis
Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara adalah sebagai berikut: a. Direktorat Penataaan Bangunan dan Lingkungan sebagai penanggungjawab
utama kegiatan Pembinaan dan Bantek ini. b. Direktorat teknis lainnya dan Sekditjen CK memberikan masukan dalam
kegiatan Pembinaan dan Bantek ini, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi/sektor masing-masing.
Berkaitan dalam kegiatan Pembinaan dan Bantuan teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara , Direktur Jenderal Cipta Karya, berkewajiban untuk; a. Memberikan arahan b. Melakukan reviu kegiatan, c. Menetapkan kegiatan Direktorat d. Menyampaikan ketetapan Pembinaan dan Bantek Direktorat ke Menteri
3. Jadual Waktu Dalam proses Pembinaan dan Bantuan teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan
Rumah Negara DJCK, Direktorat penataan Bangunan dan Lingkungan menyusun dan menyampaikan jadual waktu ke unit eselon 2 di lingkungan DJCK, dan melaporkannya kepada Dirjen CK.
4. Supervisi, dan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Pembinaan dan Bantek. Direktur dan Sekretaris Direktorat Jenderal melakukan supervisi atas pelaksanaan Pembinaan dan Bantek yang menjadi tanggungjawabnya selama proses pelaksanaan kegiatan, guna mengetahui pencapaian kinerja program masing-masing, sesuai dengan yang telah ditetapkan Direktur Jenderal. Laporan Supervisi disampaikan kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Direktorat Bina Program. Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan Pembinaan dan Bantek tsb, untuk mengetahui pencapaian kinerja program yang telah ditetapkan Direktur Jenderal Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan selama proses pelaksanaan kegiatan. Laporan Monitoring dan Evaluasi disampaikan kepada Direktur Jenderal. Metodologi dan Teknik Supervisi dan Monev akan diatur lebih lanjut oleh Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan.
5. Reviu Pembinaan dan Bantuan teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara .l Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan dapat melakukan revieu atas hasil pelasksanaan Pembinaan dan Bantek. Laporan hasil reviu disampaikan kepada Dirjen untuk diteruskan kepada Menteri. Revisi dapat dilakukan dengan memperhatikan hasil reviu, laporan supervisi, dan laporan hasil Monev. Pelaksanaan revisi dikoordinasikan oleh Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan dengan memperhatikan tahapan – tahapan penyusunan kegiatan dalam pedoman ini.
6. Sosialisasi Pembinaan dan Bantuan teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara.
Sosialisasi Pembinaan dan Bantuan teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara, dilaksanakan oleh Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan berkoordinasi dengan Sekretaris Direktorat Jenderal Sosialisasi dilaksanakan pada seluruh jajaran manajemen, staf dan Pemangku Kepentingan Direktorat Jenderal Cipta Karya.
7. Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan dan Bantuan teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara. Ketentuan : Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000, bahwa pembina teknis pengelolaan fisik Bangunan Gedung dan rumah Negara menjadi kewenangan dan tanggungjawab Menteri yang membidangi bidang Pekerjaan Umum.
a. Atas dasar DIPA-DIPA Instansi Pemerintah Pusat di Jakarta yang mempunyai
kegiatan pembangunan gedung dan rumah negara maka Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan melakukan penyusunan strategi dan rencana pembinaan dan bantuan teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah negara mengacu pada Renstra/Renja/RKA-AL/DIPA DJCK.
b. Direktorat Teknis lainnya atas dasar huruf a diatas membantu memberikan masukan/dukungan metode, bintek dan rancang bangun sistim sesuai kompetensi Direktorat untuk pembinaan dan bantuan teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah negara.
c. Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya melakukan persiapan bantuan hukum dan administrasi untuk pembinaan dan bantuan teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah negara.
d. Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan menyelenggarakan mobilisasi dalam pembinaan dan bantuan teknis pelaksanaan pengelolaan pembangunan bangunan gedung dan rumah negara.
e. Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan mobilisasi dalam pembinaan dan bantuan teknis pelaksanaan pengelolaan pembangunan bangunan gedung dan rumah negara.
f. Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan melakukan penyusunan laporan monitoring dan evaluasi pelaksanaan mobilisasi dalam pembinaan dan bantuan teknis pelaksanaan pengelolaan pembangunan bangunan gedung dan rumah negara. Selanjutnya disampaikan kepada Direktorat Bina Program untuk proses Laporan Evaluasi Kinerja.
J. HUBUNGAN KERJA DALAM PELAKSANAAN FUNGSI PENANGGULANGAN
DARURAT DAN PERBAIKAN KERUSAKAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN AKIBAT BENCANA ALAM DAN KERUSUHAN SOSIAL. 1. Pengertian
Penanggulangan Darurat dan Perbaikan Kerusakan Infrastruktur Permukiman Akibat Bencana Alam dan Kerusuhan Sosial adalah Kegiatan tanggap darurat bidang Cipta Karya yang juga memuat kebijakan dan program-program yang dilaksanakan Direktorat Jenderal Cipta Karya.
Bahan masukan kegiatan/pelaksanaan Penanggulangan Darurat dan Perbaikan
Kerusakan Infrastruktur Permukiman Akibat Bencana Alam dan Kerusuhan Sosial adalah Prgoram dan Rencana kegiatan, penetapan kegiatan pelaksanaan yang merupakan kebijakan masing-masing sektor yang akan dilaksanakan dalam menghadapi tantangan pelaksanaan pembangunan.
2. Unit Kerja Terkait Dalam penanganan Penanggulangan Darurat dan Perbaikan Kerusakan
Infrastruktur Permukiman Akibat Bencana Alam dan Kerusuhan Sosial unit kerja yang terkait adalah seluruh unit kerja eselon 2 di lingkungan DJCK. yang meliputi Direktorat Teknis, Direktorat Bina Program, dan Sekretariat DJCK.
Tugas masing-masing unit eselon 2 dalam penanganan Penanggulangan Darurat dan Perbaikan Kerusakan Infrastruktur Permukiman Akibat Bencana Alam dan Kerusuhan Sosial adalah sebagai berikut: a. Direktorat Teknis yang membidangi sebagai penanggungjawab utama kegiatan
penangan Penanggulangan Darurat dan Perbaikan Kerusakan Infrastruktur Permukiman Akibat Bencana Alam dan Kerusuhan Sosial
b. Direktorat teknis lainnya dan Sekditjen CK memberikan masukan dalam kegiatan penanganan tanggap darurat ini sesuai dengan tugas pokok dan fungsi/sektor masing-masing.
Berkaitan dalam kegiatan Tanggap Darurat ini, Direktur Jenderal Cipta Karya, berkewajiban untuk; a. Memberikan arahan penanganan b. Melakukan supervisi c. Menyiapkan penetapan d. Menyampaikan rancangan penetapan status darurat ke Menteri/yg berwenang.
3. Jadual Waktu
Dalam proses penanganan tanggap darurat, Direktorat Teknis yang membidangi berkoordinasi dengan Sekretaris Ditjen, menyusun dan menyampaikan jadual waktu ke unit eselon 2 di lingkungan DJCK, dan melaporkannya kepada Dirjen CK.
4. Supervisi, dan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Penanganan Tanggap Darurat. Direktur dan Sekretaris Direktorat Jenderal melakukan supervisi atas pelaksanaan penanganan tanggap darurat yang menjadi tanggungjawabnya selama proses pelaksanaannya, guna mengetahui pencapaian kinerja program masing-masing, sesuai dengan yang telah ditetapkan Direktur Jenderal.
Laporan Supervisi disampaikan kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Direktorat Bina Program. Direktorat Teknis yang membidangi melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaannya, untuk mengetahui pencapaian kinerja program yang telah ditetapkan Direktur Jenderal Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan selama proses pelaksanaan kegiatan. Laporan Monitoring dan Evaluasi disampaikan kepada Direktur Jenderal. Metodologi dan Teknik Supervisi dan Monev akan diatur lebih lanjut oleh Direktorat Teknis yang membidangi dan koodinasi dgn Setditjen Cipta Karya.
5. Reviu Penanggulangan Darurat dan Perbaikan Kerusakan Infrastruktur
Permukiman Akibat Bencana Alam dan Kerusuhan Sosial .l Direktorat yang membidangi dgn koordinasi Setditjen. dapat melakukan revieu
atas hasil pelaksanaan tanggap darurat. Laporan hasil reviu disampaikan kepada Dirjen untuk diteruskan kepada Menteri. Revisi dapat dilakukan dengan memperhatikan hasil reviu, laporan supervisi, dan laporan hasil Monev. Pelaksanaan revisi dikoordinasikan oleh Sekretaris Dirjen. Cipta Karya memperhatikan tahapan – tahapan penyusunan rancangan renstra dalam pedoman ini.
a. Sosialisasi Penanganan Penanggulangan Darurat dan Perbaikan Kerusakan
Infrastruktur Permukiman Akibat Bencana Alam dan Kerusuhan Sosial . Sosialisasi penanganan Tanggap Darurat Direktorat Jenderal Cipta Karya,
dilaksanakan oleh Direktorat Teknis yang membidangi berkoordinasi dengan Sekretaris Direktorat Jenderal
Sosialisasi dilaksanakan pada seluruh jajaran manajemen, staf dan Pemangku Kepentingan Direktorat Jenderal Cipta Karya.
7. Pelaksanaan Kegiatan Penanggulangan Darurat dan Perbaikan Kerusakan
Infrastruktur Permukiman Akibat Bencana Alam dan Kerusuhan Sosial ; a. Direktur Jenderal Cipta Karya membentuk Posko/Tim Koordinasi
Penanggulangan Darurat dibawah pembinaan Sekretaris Direktorat Jenderal Cipta Karya yang bertugas untuk melaksanakan koordinasi penanganan dan pengadministrasian penanggulangan darurat yang menjadi tanggung jawab dan kewenangan Direktur Jenderal Cipta Karya.
b. Sekretaris Direktorat Jenderal Cipta Karya selaku Ketua Tim Koordinasi
penanggulangan darurat melaksanakan koordinasi dengan Direktorat Teknis mulai dari perencanaan, persiapan pelaksanaan, pelaksanaan pembangunan, monitoring dan evaluasi kegiatan.
c. Sekretaris Direktorat Jenderal Cipta Karya dengan dukungan anggaran dan
masukan dari Direktorat Teknis (Bangkim, Taba, Air Minum, PLP) menyelenggarakan koordinasi perumusan strategi dan rencana tindak lanjut. Penanggulangan darurat.
d. Selanjutnya mengintegrasikan strategi, rencana tindak dan anggaran
penanggulangan darurat dalam forum koordinasi rencana tindak instansi lain melalui Satkorlak Departemen Pekerjaan Umum.
e. Direktorat Teknis (Bangkim, Penataan Bangunan dan Lingkungan, Air Minum,
PLP) melaksanakan penanggulangan darurat. f. Sekretaris Direktorat Jenderal Cipta Karya melakukan koordinasi pelaksanaan
penanggulangan darurat yang diintegrasikan pada koordinasi pelaksanaan penanggulangan darurat dengan instansi lain melalui Satkorlak Departemen Pekerjaan Umum.
g. Sekretaris Direktorat Jenderal Cipta Karya melaksanakan koordinasi monitoring
dan evaluasi pelaksanaan penanggulangan darurat serta menerima masukan pelaksanaan penanggulangan darurat yang dilaksanakan oleh instansi lain melalui Laporan Satkorlak Departemen Pekerjaan Umum.
h. Sekretaris Direktorat Jenderal Cipta Karya menyelenggarakan penyusunan
Laporan Monitoring dan Evaluasi penanggulangan darurat selanjutnya disampaikan kepada Departemen Pekerjaan Umum untuk diproses lebih lanjut.
K. HUBUNGAN KERJA DALAM PELAKSANAAN FUNGSI PELAKSANAAN URUSAN
ADMINISTRASI DIREKTORAT JENDERAL DAN PEMBERDAYAAN KAPASITAS KELEMBAGAAN DAN SDM BIDANG CIPTA KARYA. 1. Pengertian
Pelaksanaan Urusan Administrasi Direktorat Jenderal dan Pemberdayaan Kapasitas Kelembagaan dan SDM bidang Cipta Karya adalah Rencana dan Kegiatan Pelaksanaan Urusan Administrasi Direktorat Jenderal dan Pemberdayaan Kapasitas Kelembagaan dan SDM bidang Cipta Karya serta memuat kebijakan dan program-program yang dilaksanakan Direktorat Jenderal Cipta Karya. Bahan masukan fungsi ini adalah Prgoram dan Rencana kegiatan yang merupakan kebijakan masing-masing sektor yang akan dilaksanakan dalam menghadapi tantangan pelaksanaan pembangunan.
2. Unit Kerja Terkait
Dalam Pelaksanaan Urusan Administrasi Direktorat Jenderal dan Pemberdayaan Kapasitas Kelembagaan dan SDM bidang Cipta Karya , unit kerja yang terkait adalah seluruh unit kerja eselon 2 di lingkungan DJCK. yang meliputi Direktorat Teknis, Direktorat Bina Program, dan Sekretariat DJCK. Tugas masing-masing unit eselon 2 dalam Pelaksanaan Urusan Administrasi Direktorat Jenderal dan Pemberdayaan Kapasitas Kelembagaan dan SDM bidang Cipta Karya adalah sebagai berikut: a. Setditjen Cipta Karya sebagai penanggungjawab utama kegiatan fungsi ini b. Direktorat teknis dan Dit.Bina Program memberikan masukan dalam kegiatan
Pelaksanaan Urusan Administrasi Direktorat Jenderal dan Pemberdayaan Kapasitas Kelembagaan dan SDM bidang Cipta Karya sesuai dengan tugas pokok dan fungsi/sektor masing-masing.
Berkaitan dalam kegiatan fungsi tsb, Direktur Jenderal Cipta Karya, berkewajiban untuk : a. Memberikan arahan b. Melakukan reviu rancangan c. Menetapkan rancangan d. Menyampaikan rancangan ke Menteri
3. Jadual Waktu
Dalam proses Pelaksanaan Urusan Administrasi Direktorat Jenderal dan Pemberdayaan Kapasitas Kelembagaan dan SDM bidang Cipta Karya , Setditjen.Cipta Karya menyusun dan menyampaikan jadual waktu ke unit eselon 2 di lingkungan DJCK, dan melaporkannya kepada Dirjen CK.
4. Supervisi, dan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Pelaksanaan Urusan Administrasi
Direktorat Jenderal dan Pemberdayaan Kapasitas Kelembagaan dan SDM bidang Cipta Karya. Sekretaris Direktorat Jenderal melakukan supervisi atas pelaksanaan kegiatan ini yang menjadi tanggungjawabnya selama proses pelaksanaannya, guna mengetahui pencapaian kinerja program masing-masing, sesuai dengan yang telah ditetapkan Direktur Jenderal.
Laporan Supervisi disampaikan kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada selurah Eselon 2.
Sekretaris Direktorat Jenderal melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan kegiatannya, untuk mengetahui pencapaian kinerja program yang telah ditetapkan Direktur Jenderal Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan selama proses pelaksanaan Renstra DJCK. Laporan Monitoring dan Evaluasi disampaikan kepada Direktur Jenderal. Metodologi dan Teknik Supervisi dan Monev akan diatur lebih lanjut oleh Sekretaris Direktorat Jenderal.
5. Reviu Pelaksanaan Urusan Administrasi Direktorat Jenderal dan Pemberdayaan Kapasitas Kelembagaan dan SDM bidang Cipta Karya .l Sekretaris Direktorat Jenderal dapat melakukan revieu atas hasil pelasksanaan kegiatan. Laporan hasil reviu disampaikan kepada Dirjen untuk diteruskan kepada Menteri. Revisi dapat dilakukan dengan memperhatikan hasil reviu, laporan supervisi, dan laporan hasil Monev. Pelaksanaan revisi dikoordinasikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal dengan memperhatikan tahapan – tahapan penyusunan rancangan renstra dalam pedoman ini.
6. Sosialisasi Pelaksanaan Urusan Administrasi Direktorat Jenderal dan Pemberdayaan Kapasitas Kelembagaan dan SDM bidang Cipta Karya . Sosialisasi Rencana / Kegiatan dilaksanakan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal berkoordinasi dengan Unit terkait.l Sosialisasi dilaksanakan pada seluruh jajaran manajemen, staf dan Pemangku Kepentingan Direktorat Jenderal Cipta Karya.
7. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan Urusan Administrasi Direktorat Jenderal dan
Pemberdayaan Kapasitas Kelembagaan dan SDM bidang Cipta Karya . a. Sekretariat Direktorat Jenderal melaksanakan analisa jabatan struktural
Direktorat Jenderal Cipta Karya dan fungsional pendukung fungsi-fungsi teknis Direktorat Jenderal Cipta Karya dengan acuan Renstra/Renja/RKA-KL/DIPA.
b. Direktorat Bina Program melakukan analisa model kelembagaan dan kompetensi
bidang pemograman dengan masukan berupa standar kompetensi jabatan dari Badan Nasional Sertifikasi, profesi, asosiasi profesi dan sebgainya yang mengacu pada Renstra/Renja/RKA-KL/DIPA
c. Direktorat Teknis melakukan analisa model kelembagaan dan kompetensi
jabatan bidang masing-masing Direktorat Teknis dengan masukan berupa standar kompetensi jabatan dari Badan Nasional Sertifikasi, profesi, asosiasi profesi dan sebagainya yang mengacu pada Renstra/Renja/RKA-KL/DIPA.
d. Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya melakukan pembakuan deskripsi dan
spesifikasi jabatan (kompetensi jabatan). Direktorat Bina Program melakukan pembakuan kompetensi jabatan bidang
pemograman. Direktorat Teknis melakukan pembakuan kompetensi jabatan masing- masing
bidang Direktorat Teknis.
e. Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya menyelenggarakan identifikasi kesenjangan kwalitas SDM Direktorat Jenderal Cipta Karya melalui masukan bakuan kompetensi jabatan dari Direktorat Bina Program dan Direktorat Teknis.
f. Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya menyelenggarakan koordinasi
perumusan modul (materi dan metode) peningkatan kemampuan SDM Direktorat Jenderal Cipta Karya. Direktorat Bina Program dan Direktorat Teknis masing-masing melakukan perumusan modul (materi dan metode) peningkatan kemampuan SDM dibidang masing-masing substantif.
g. Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya melakukan penyusunan program
peningkatan kemampuan dan pengembangan karir SDM Direktorat Jenderal CK h. Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya menyelenggarakan peningkatan
kemampuan dan pengembangan karir SDM Direktorat Jenderal Cipta Karya. Dokumen penyelenggaraan peningkatan kemampuan SDM Direktorat Jenderal
Cipta Karya disampaikan kepada Dit Bina Program untuk bahan penyelenggaraan Knowledge Management Unit dalam bentuk informasi kepustakaan dan informasi digital.
Laporan Penyelenggaraan Peningkatan Kemampuan SDM Direktorat Jenderal Cipta Karya disampaikan kepada Direktorat Bina Program untuk disusum menjadi Laporan Evaluasi Peningkatan Kemampuan SDM Direktorat Jenderal Cipta Karya.
Hasil Penyelenggaran Peningkatan Kemampuan SDM Direktorat Jenderal Cipta Karya dipergunakan sebagai bahan pengembangan karir dalam kepangkatan dan mutasi.
L. HUBUNGAN KERJA DALAM PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 1. Pengertian
Sistem Informasi dilingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya adalah Kegiatan / Program Sistem informasi Ditjen. Cipta Karya serta memuat kebijakan dan program-program yang dilaksanakan Direktorat Jenderal Cipta Karya. Bahan masukan kegiatan ini adalah Prgoram dan Rencana / kegiatan yang merupakan kebijakan masing-masing sektor yang akan dilaksanakan dalam menghadapi tantangan pelaksanaan pembangunan.
2. Unit Kerja Terkait
Dalam pelaksanaan kegiatan Sistem Informasi dilingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya, unit kerja yang terkait adalah seluruh unit kerja eselon 2 di lingkungan DJCK. yang meliputi Direktorat Teknis, Direktorat Bina Program, dan Sekretariat DJCK. Tugas masing-masing unit eselon 2 dalam pelaksanaan kegiatan Sistem Informasi dilingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya adalah sebagai berikut: a. Direktorat Bina Program sebagai penanggungjawab utama kegiatan penyusunan
Sistem Informasi dilingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya . b. Direktorat teknis dan Sekditjen CK memberikan masukan dalam kegiatan
penyusunan masukan kegiatan ini sesuai dengan tugas pokok dan fungsi/sektor masing-masing.
Berkaitan dalam kegiatan Sistem Informasi dilingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya , Direktur Jenderal Cipta Karya, berkewajiban untuk; a. Memberikan arahan b. Melakukan reviu rancangan c. Menetapkan rancangan
d. Menyampaikan rancangan Direktorat ke Menteri
3. Jadual Waktu Dalam penanganan kegiatan Sistem Informasi dilingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat Bina Program menyusun dan menyampaikan jadual waktu ke unit eselon 2 di lingkungan DJCK, dan melaporkannya kepada Dirjen CK.
4. Supervisi, dan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Sistem Informasi dilingkungan
Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktur dan Sekretaris Direktorat Jenderal melakukan supervisi atas pelaksanaan Sistem Informasi dilingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya yang menjadi tanggungjawabnya selama proses pelaksanaan kegiatan ini, guna mengetahui pencapaian kinerja program masing-masing, sesuai dengan yang telah ditetapkan Direktur Jenderal. Laporan Supervisi disampaikan kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Sekretaris Direktorat Jenderal Cipta Karya. Direktorat Bina Program melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan kegiatan inil, untuk mengetahui pencapaian kinerja program yang telah ditetapkan Direktur Jenderal Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan selama proses pelaksanaan kegiatan. Laporan Monitoring dan Evaluasi disampaikan kepada Direktur Jenderal. Metodologi dan Teknik Supervisi dan Monev akan diatur lebih lanjut oleh Direktorat Bina Program.
5. Reviu Penanganan Sistem Informasi dilingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya .l Direktorat Bina Program dapat melakukan revieu atas hasil pelasksanaan Sistem Informasi dilingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya . Laporan hasil reviu disampaikan kepada Dirjen untuk diteruskan kepada Menteri. Revisi dapat dilakukan dengan memperhatikan hasil reviu, laporan supervisi, dan laporan hasil Monev. Pelaksanaan revisi dikoordinasikan oleh Direktorat Bina Program dengan memperhatikan tahapan – tahapan penyusunan Sistem Informasi dilingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam pedoman ini.
6. Sosialisasi Sistem Informasi dilingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya .
Sosialisasi Sistem Informasi dilingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya dilaksanakan oleh Direktorat Bina Program berkoordinasi dengan Sekretaris Direktorat Jenderal Sosialisasi dilaksanakan pada seluruh jajaran manajemen, staf dan Pemangku Kepentingan Direktorat Jenderal Cipta Karya.
7. Pelaksanaan Kegiatan Sistem Informasi dilingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya a. Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Kasubag TU) masing-masing
subdirektorat/bagian menyiapkan data-data terbaru dan mengirimkan ke Kasubdit/Kabag. Data-data tersebut harus selalu diupdate maksimal 1 bulan Data terbaru tersebut kemudian dikirimkan ke Kasubdit/Kabag masing-masing.
b. Kasubdit/Kabag harus memeriksa data yang dikirimkan oleh Kasubag TU dan
bertanggungjawab atas kebenaran data tersebut. Data yang sudah diperiksa dan benar harus ditandatangani oleh Kasubdit/Kabag, dan dikirimkan kembali ke Kasubag TU.
c. Kasubag TU diharuskan menyimpan data yang sudah ditandatangani oleh
Kasubdit/Kabag dan mengirimkan data tersebut ke Koordinator Sistem Informasi masing-masing Direktorat/Setditjen.
d. Koordinator Sistem Informasi masing-masing Direktorat/Setditjen mengkoordinir
dan mengumpulkan semua data yang ada. Koordinator Sistem Informasi Direktorat/ Setditjen sebaiknya mengadakan rapat pembahasan data dengan Kasubdit/Kabag untuk memutuskan kebenaran data.
e. Koordinator Sistem Informasi Direktorat/Setditjen mengirimkan data hasil
pembahasan ke masing-masing Direktur/Setditjen untuk diperiksa dan disetujui. f. Direktur/Setditjen memeriksa data yang dikirimkan oleh Koordinator Sistem
Informasi Direktorat/Setditjen dan bertanggungjawab atas kebenaran data tersebut. Data yang sudah diperiksa dan benar harus ditandatangani oleh Direktur/Setditjen dan dikirimkan kembali ke Koordinator Sistem Informasi Direktorat/Setditjen.
g. Koordinator Sistem Informasi Direktorat/Setditjen memasukkan data yang sudah
ditandatangani oleh masing-masing Direktur/Setditjen ke database dan intranet di masing-masing Direktorat/Setditjen.
h. Koordinator Sistem Informasi Direktorat/Setditjen mengirimkan data ke
Koordinator Sistem Informasi Direktorat Jenderal Cipta Karya.
i. Koordinator Sistem Informasi Direktorat Jenderal Cipta mengkoordinir dan mengumpulkan semua data yang ada. Koordinator Sistem Informasi Direktorat Jenderal Cipta Karya sebaiknya mengadakan rapat pembahasan data dengan Direktur/Setditjen untuk memutuskan kebenaran data.
j. Koordinator sistim informasi Direktorat / Setditjen memproses data menjadi informasi
k. Koordinator Sistem Informasi Direktorat Jenderal mengirimkan informasi hasil pembahasan ke Direktur Jenderal Cipta Karya untuk diperiksa dan ditandatangani dan Direktur Jenderal Cipta Karya memeriksa informasi yang dikirimkan oleh Koordinator Sistem Informasi Direktur Jenderal Cipta Karya dan bertanggungjawab atas kebenaran informasi tersebut. Informasi yang sudah diperiksa dan benar harus ditandatangani oleh Direktur Jenderal Cipta Karya dan dikirimkan kembali ke Koordinator Sistem Informasi Direktorat Jenderal Cipta Karya.
l. Koordinator Sistem Informasi Direktorat Jenderal Cipta Karya memasukkan data
dan informasi yang sudah ditandatangani Direktur Jenderal Cipta Karya ke database dan intranet Direktorat Jenderal Cipta Karya.
m. Koordinator Sistem Informasi Direktorat Jenderal Cipta Karya mengirimkan
informasi ke Pusat Data Departemen Pekerjaan Umum.
- 55 -
- 55 -
-1-
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
INSTANSI LUAR
DEPARTEMEN PU
DIT. TEKNIS/ SET.DITJEN DIT.BINA PROGRAM
Petunjuk Dep. PU untuk Penyusunan
/Penyesuaian Rancangan Renstra
Dep.PU
Penyiapan Arahan Dirjen.Cipta Karya untuk penyusunan/ Penyesuaian
Rancangan Renstra Ditjen.Cipta Karya dan dimintakan persetujuan
Dirjen
Arahan Dirjen. Cipta Karya untuk Penyusunan/Penyesuaian
Rancangan Renstra
Ditjen. Cipta Karya
Penyusunan/Penyesuaian Masukan untuk Rancangan Renstra Ditjen.Cipta Karya (diselesaikan dalam batas
waktu yang ditetapkan
Dit.Bina Program)
Pembahasan Intern Ditjen.Cipta Karya untuk Penyusunan/ Penyesuaian Rancangan
Renstra Ditjen.Cipta Karya
Penyusunan/Penyesuaian Rancangan Renstra
Ditjen.Cipta Karya dan dimintakan
persetujuan Dirjen
Penyampaian Rancangan Renstra Ditjen.Cipta Karya
kepada Dep. PU untuk masukan penyusunan Rancangan Renstra
Dep.PU (disampaikan ke Departemen PU dalam batas waktu
yang ditetapkan Departemen PU)
A. HUBUNGAN KERJA DALAM PENYUSUNAN KEBIJAKAN, PROGRAM DAN ANGGARAN SERTA EVALUASI
INERJA PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA.
A-1. PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI (RENSTRA) DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
Proses Intern
Dep.PU
Proses di luar Dep.PU :
- Musrenbang
Perpres
RPJM Nasional Ran
Renstra Dep.PU
Penyusunan/Penyesuaian Masukan untuk Rancangan
Renstra Ditjen.Cipta Karya
Undang-Undang
RPJP Nasional
Hasil Evaluasi Kinerja
Pembangunan
bidang CK
Data Kondisi Infrastruktur
bidang CK
Masukan Rancangan
Renstra Dit.BP
BAGIAN KEDUA BAGAN ALUR HUBUNGAN KERJA ANTAR UNIT
DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
Sesuai Tidak
Masukan Ranrenstra masing-masing
sektor
Ranrenstra
DJCK
Renstra
Dep.PU
ya
A
A
Ranrenstra/Renstra
Ditjen.Cipta Karya
Selesai
A-1. PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
A-1. PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI (RENSTRA) DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
Rancangan Awal RPJM Nasional
(dari Bappenas)
-2-
DEPARTEMEN PU
Petunjuk Dep. PU
untuk Penyusunan Renja Dep.PU
A. HUBUNGAN KERJA DALAM PENYUSUNAN KEBIJAKAN, PROGRAM DAN ANGGARAN SERTA EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA. A-2. HUBUNGAN KERJA DALAM PENYUSUNAN RENCANA KERJA (RENJA ) DITJEN CIPTA KARYA
Renstra Dep.PU
Proses Intern
Dep.PU
Renja Dep.PU
Penyusunan usulan Dep.PU utk
rancangan awal RKP
Usulan Dep.PU utk
rancangan awal RKP
INSTANSI LUAR
Perpres RKP
SEB Prioritas
Pemb. & Pagu Indikatif
(dari Men.Peren.&
Men.Keu)
Proses Musrenbang
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIT.TEKNIS/SET.DITJEN DIT.BINA PROGRAM
Penyiapan Arahan
Dirjen.Cipta Karya untuk
Penyusunan Renja Ditjen. Cipta Karya
Arahan Dirjen. Cipta Karya
untuk Penyusunan Renja Ditjen. Cipta Karya
Penyusunan Masukan
untuk Renja
Ditjen.Cipta Karya
(diselesaikan dalam
batas waktu yang
ditetapkan Dit.Bina
Program)
Renja Ditjen.Cipta Karya
Penyampaian Renja
Ditjen.Cipta Karya
kepada Dep. PU menjadi
bagian Renja Dep. PU
(disampaikan ke
Departemen PU dalam
batas waktu yang
ditetapkan Departemen
PU)
Renstra DJCK
Penyusunan Masukan
untuk Renja
Ditjen.Cipta Karya
Penyusunan
Renja
Ditjen.Cipta Karya
Pembahasan Intern
Ditjen.Cipta Karya untuk
Penyusunan Renja
Ditjen.Cipta Karya
Penyusunan usulan Dit.Bina Prog. utk
rancangan awal RKP
Penyusunan usulan sektor untuk
rancangan awal RKP
Pembahasan intern DJCK untuk
menyusun rancangan
awal RKP
Usulan Dit.BP utk
rancangan awal RKP
Masukan usulan sektor
utk rancangan awal RKP
Usulan DJCK utk rancangan awal
RKP
Masukan untuk Renja
Ditjen.CK Masukan untuk Renja
Ditjen.CK
Proses Bappenas
Rancangan Awal RKP Nasional
-3-
INSTANSI LUAR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PU
DIT. TEKNIS / SET.DITJEN DIT.BINA PROGRAM
Petunjuk Dep. PU untuk Penyusunan
/Revisi RKA-KL
Dep.PU
Penyiapan Arahan Dirjen untuk Penyusunan/Revisi RKA-KL DJCK &
dimin-takan persetujuan Dirjen.
Ditjen. Cipta Karya
Arahan Dirjen. Cipta Karya untuk Penyusunan /Revisi
RKA-KL Ditjen. Cipta Karya
Penyusunan Masukan untuk RKA-KL/Revisi
RKA-KL DJCK (diselesaikan dalam batas
waktu yang ditetapkan
Dit.Bina Program)
Penyusunan Masukan untuk RKA-KL/Revisi RKA-KL
DJCK
Pembahasan Intern Ditjen.Cipta Karya untuk
Penyusunan/Revisi RKA-KL
Ditjen.Cipta Karya
Penyusunan RKA-KL /Revisi RKA-KL & dimin-takan
persetujuan Dirjen
RKA-KL/Revisi RKA-KL
Ditjen.Cipta Karya
SE Men.Keu ttg.
Pagu Sementara
A. HUBUNGAN KERJA DALAM PENYUSUNAN KEBIJAKAN, PROGRAM DAN ANGGARAN SERTA EVALUASI
KINERJA PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
A-3. PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN (RKA-KL ) DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
Standar Biaya
(dari Men.Keu)
Proses Intern
Dep.PU
RKA-KL/Revisi RKA-KL Dep.PU
Perpres RKP
Pembahasan Kebijakan Umum
& Prioritas
Anggaran dg DPR
Pembahasan RKA-KL dengan
DPR Penyampaian RKA-KL /Revisi RKA-KL DJCK
kpd Dep.PU untuk masukan penyusunan
RKA-KL Dep.PU (disampaikan ke Departemen PU
dalam batas waktu yang ditetapkan
Departemen PU)
Hasil Evaluasi Kinerja Tahun
lalu
Masukan
Daerah
Renja DJCK
Renja Dep.PU
Masukan untuk RKA-KL
/Revisi RKA-KL DJCK
Masukan untuk RKA-KL
/Revisi RKA-KL DJCK
Setuju?
Selesai Ya
Tidak
-4-
INSTANSI LUAR
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DEPARTEMEN PU DIT. TEKNIS/ SET.DITJEN DIT.BINA PROGRAM
Petunjuk Dep. PU
untuk Penyusunan
DIPA di
lingkungan
Departemen PU
Penyusunan Masukan
untuk DIPA
Ditjen.Cipta Karya
Penyusunan DIPA dan dimintakan
persetujuan Dirjen.
DIPA
Ditjen.Cipta Karya
Penyampaian DIPA Ditjen.Cipta Karya
kpd Dep.PU untuk pengesahan DIPA
(disampaikan ke Departemen PU dalam batas waktu yang ditetapkan Departemen PU)
A. HUBUNGAN KERJA DALAM PENYUSUNAN KEBIJAKAN, PROGRAM DAN ANGGARAN SERTA EVALUASI
KINERJA PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA.
A- 4. PENYUSUNAN DIPA DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
Keppres ttg
Rincian
APBN
Proses Pengesahan
DIPA
Surat Penge- sahan DIPA
DIPA yang telah
disahkan
RKA-KL hasil
pembahasan dengan DPR
Pembahasan Intern Ditjen.Cipta Karya untuk
Penyusunan DIPA
Ditjen.Cipta Karya
Proses Intern
Dep.PU
Arahan Dirjen.Cipta Karya untuk Penyusunan DIPA
Ditjen. Cipta Karya
Penyiapan Arahan Dirjen untuk Penyusunan DIPA
dan dimintakan pesetujuan
Dirjen.
RKA-KL DJCK
Masukan untuk DIPA
Ditjen.Cipta Karya
Masukan untuk DIPA
Ditjen.Cipta Karya
Penyusunan Masukan
untuk DIPA
Ditjen.Cipta Karya
(diselesaikan dalam
batas waktu yang ditetapkan Dit.Bina
Program)
Lanjut Lanjut
DIPA-DIPA di lingkungan
Dep.PU
-5-
DITJEN.CIPTA KARYA
INSTANSI LUAR
DIT. TEKNIS/SET.DITJEN DIT. BINA PROGRAM
DEPARTEMEN PU.
Penyusunan Petunjuk Operasional
(PO)
PO-PO di lingkungan
Ditjen.Cipta Karya
Penyusunan
Masukan untuk PO
Penyusunan Masukan PK (Penetapan
Kinerja)
Dokumen Penetapan Kinerja
Eselon I
Masukan PK
DIPA yang telah
disahkan
Proses Intern Dep.PU
Penetapan PK Es.I
Penyusunan
Masukan untuk PO
Masukan utk penyusunan PO
PO-PO di lingkungan
Ditjen.Cipta Karya
Penyusunan Masukan PK (Penetapan
Kinerja)
Masukan PK
Penyusunan
PK DJCK
PK DJCK
Masukan utk penyusunan PO
Penyampaian DIPA yang telah disahkan ke Dit.Teknis dan
Set.Ditjen
Lanjutan A-4. : PENYUSUNAN DIPA DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
Lanjutan Lanjutan
-6-
A. HUBUNGAN KERJA DALAM PENYUSUNAN KEBIJAKAN, PROGRAM DAN ANGGARAN SERTA EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA.
A-5. PENYUSUNAN EVALUASI KINERJA
Sekretariat DJCK Dit.Bina Program
Merumuskan Sistem
evaluasi kinerja
Direktorat Teknis
Pembuatan Laporan
Kinerja Bulanan dan
Tahunan
Laporan kinerja
Bulanan dan
Tahunan
Pembuatan Laporan Kinerja Bulanan dan
Tahunan
Laporan kinerja
Bulanan dan
Tahunan
Laporan kinerja
Bulanan dan
Tahunan
Laporan evaluasi kinerja tri wulan dan
tahunan
Penyusunan
LAKIP DJCK
LAKIP DJCK
Melakukan
Evaluasi Kinerja
Pelaksanaan
DIPA/RKA-KL
Pembuatan Laporan Kinerja Bulanan dan
Tahunan
Penyusunan
LAKIP Es. II Penyusunan
LAKIP Es. II
Sistem Pelaporan dan
Evaluasi Kinerja
Pelaksanaan
DIPA/RKA-KL
Pelaksanaan DIPA/RKA-KL
RANPK (Rencana Aksi Nasional
Penetapan Kinerja)
Penyusunan
LAKIP Es. II
LAKIP Es. II
LAKIP Es. II
LAKIP ES. II
Pelaksana-
an DIPA/ RKA-KL
Daerah
-7-
Dep.PU Instansi Lain Set. Ditjen Dit. Bina Program/Dit. Teknis
Perumusan Naskah Akademis RUU Bid. Cipta Karya (Norma Bid. Cipta
Karya)
Konsep Awal RUU
bidang Cipta Karya
Konsep RUU bidang Cipta Karya (yang telah dibahas
internal DJCK)
B. HUBUNGAN KERJA DALAM PELAKSANAAN FUNGSI PEMBINAAN TEKNIS DAN PENYUSUNAN NSPM UNTUK AIR MINUM, AIR LIMBAH, PERSAMPAHAN, DRAINASE, T ERMINAL, PASAR DAN FASOS-FASUM LAINNYA
Pemberian telahaan hukum atas konsep awal
RUU bid. CK
Persetujuan Men.PU
atas Naskah Akademis
Penyusunan Konsep Awal RUU bid. CK
Pembahasan Konsep Internal DJCK untuk memperoleh masukan
penyempurnaan
Masukan
PROLEGNAS
B-1. PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG TENTANG NORMA (N) BIDANG CIPTA KARYA
Penyiapan, Pengolahan,
dan Perumusan RUU tentang Norma ke -CK-
an oleh Biro Hukum
Konsep RUU bid CK yang telah dibahas Internal Dep. PU
Pembentukan Panitia antar departemen oleh Pemrakarsa /
Menteri PU
Panitia antar departemen ( 30 hari )
Penelitian, Penyesuaian dan Perumusan RUU
tentang Norma ke - CK
- an oleh panitia antar Departemen
Naskah Akademis
yang telah ditelaah bersama
antara Men.PU
dan Men Hukum & HAM
lanjut
Rumusan Konsep
RUU tentang norma ke-CK-an
Naskah Akademis RUU bd. CK (yg.telah disetujui
Dirjen.CK)
Proses persetujuan Menteri PU
Penelaahan Menteri
Hukum dan
HAM atas Naskah
Akademis
-8-
Dep.PU Instansi Lain Set. Ditjen Dit. Bina Program/Dit. Teknis
Panitia antar departemen menyempurnakan Konsep
RUU bd ke- CK- an berdasarkan masukan dari
masyarakat
Penyampaian Konsep RUU tentang Norma Ke- CK- an yang telah disempurnakan
kepada Menteri untuk memperoleh pertimbangan
dan paraf persetujuan
Paraf Persetujuan Menteri/Lembaga
terkait
Pengajuan Konsep RUU tentang Norma Ke- CK- an oleh Men.PU kepada
Presiden
Presiden menyampaikan RUU
tentang Norma Ke- CK-
an kepada DPR
Pembahasan RUU tentang norma Ke- CK-
an di DPR
UU tentang Norma Ke- CK- an
Menyelenggarakan koordinasi dalam penyuluhan/sosialisasi
UU tentang Norma Ke- CK- an
Penyelenggaraan dokumentasi Hukum/ UU tentang Norma
Ke- CK- an
Penyuluhan /Sosialiasi/Deseminasi UU
tentang Norma Ke- CK- an
Penyuluhan/Sosiali
sasi /Deseminasi UU tentang Norma
Ke- CK- an
lanjutan
Penyebarluasan Konsep RUU bd. Ke-CK-an
kepada Masyarakat oleh Dep.PU
Masukan dari
Masyarakat
Lanjutan B-1. : PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG TENTANG NORMA (N) BIDANG CIPTA KARYA
Konsep RUU bd. Ke-CK-an yang telah disempurnakan
berdasarkan masukan masyarakat
-9-
Dep.PU Instansi Lain Set. Ditjen Direktorat Teknis
Konsep Awal Standar (S )
Bidang Cipta Karya
Konsep Standar ( S ) Bidang Cipta Karya (yang telah dibahas
internal DJCK)
Penyelenggaraan
dokumentasi hukum
dan peraturan
perundang-undangan
(Standar/S) bidang CK
Penyuluhan/ Sosialisasi/
Desiminasi Standar (S)
bid. Cipta Karya
Penyuluhan/Sosiali sasi Desiminasi
Standar (S) bidang
Cipta Karya
Standar(S)
Nasional
Indonesia Bid.
Cipta Karya
Pemberian telaahaan
hukum atas konsep
awal Standar ( S ) bid.
CK
Penyusunan Konsep Awal Standar ( S ) Bidang Cipta
Karya
Pembahasan Konsep
Internal DJCK untuk memperoleh masukan
penyempurnaan Perumusan SNI
bid. CK oleh
Badan
Standarisasi
Nasional
(BSN)
Keputusan/ Peraturan Menteri PU untuk Standar
bid. Cipta Karya
Dit. Bina Program
Program Kebutuhan Standar ( S )
Bidang Cipta Karya
Penyusunan Program
Kebutuhan
Standar ( S ) Bid. Cipta
Karya
Pembahasan Internal
Dep. PU
B-2. PENYUSUNAN STANDAR (S) BIDANG CIPTA KARYA
Menyelenggarakan koordinasi
dalam penyuluhan/sosialisasi/ desiminasi Standar (S)
bid. Cipta Karya
Penyuluhan/ Sosialisasi/
Desiminasi Standar (S)
bid. Cipta Karya
B. HUBUNGAN KERJA DALAM PELAKSANAAN FUNGSI PEMBINAAN TEKNIS DAN PENYUSUNAN NSPM UNTUK AIR
MINUM, AIR LIMBAH, PERSAMPAHAN, DRAINASE, T ERMINAL, PASAR DAN FASOS-FASUM LAINNYA
-10-
Dep.PU Instansi Lain Set. Ditjen Dit. Bina Program/Dit. Teknis
Perumusan Naskah Akademis
Peraturan Perundang-Undangan
tentang Pedoman/Manual (PM)
Bid. Cipta Karya
Naskah Akademis Peraturan
Perundang-undangan ( PM)
bidang Cipta Karya
(yg.telah disetujui Dirjen.CK)
Konsep Awal Peraturan Perundang-undangan
(PM) bidang Cipta Karya
Konsep Peraturan
Perundang-undangan (PM)
bidang Cipta Karya
(yang telah dibahas
internal DJCK)
Proses
persetujuan
Menteri PU
Pemberian telahaan
hukum atas konsep
awal peraturan
perundang-undangan
(PM) bid. CK
Persetujuan
Men.PU atas
Naskah Akademis
Penyusunan Konsep Awal
Peraturan Perundang-undangan (PM) bid. CK
Pembahasan Konsep
Internal DJCK untuk
memperoleh masukan
penyempurnaan
Masukan
PROLEGNAS
B-3. PENYUSUNAN PERATURAN PER-UU-AN TENTANG PEDOMAN DAN MANUAL ( PM ) BIDANG CIPTA KARYA
Penyiapan, Pengolahan ,
dan Perumusan Peraturan
Perundangan tentang
Pedoman & Manual ke-
CK-an oleh Biro Hukum
(pembahasan internal
Dep PU)
Pembentukan Panitia antar departemen oleh
Pemrakarsa / Menteri
Panitia antar departemen ( 30 hari )
Penelitian dan Penyesuaian
dan Perumusan Konsep
Peraturan Per-UU-an (beserta
penjelesannya) bd.
ke-CK-an oleh Panitia antar
Departemen
lanjut
Rumusan Konsep
Peraturan Per-UU-an
(PM) bd. Ke-CK-an
(beserta penjelasannya)
Penelaahan
Men.Hukum
& HAM atas
Naskah
Akademis
Naskah Akademis yang
telah ditelaah bersama antara
Men.PU dan Men.Hukum &
HAM
B. HUBUNGAN KERJA DALAM PELAKSANAAN FUNGSI PEMBINAAN TEKNIS DAN PENYUSUNAN
NSPM UNTUK AIR MINUM, AIR LIMBAH, PERSAMPAHAN, DRAINASE, T ERMINAL, PASAR DAN
FASOS-FASUM
LAINNYA
Konsep Peraturan Per-
UU-an bid CK yang
telah dibahas Internal
Dep. PU
-11-
Dep.PU Instansi Lain Set. Ditjen Dit. Bina Program/Dit. Teknis
Lanjutan B-3. : Penyusunan Peraturan Per-UU-an tentang Pedoman dan Manual ( PM) Bidang Cipta Karya
Penyebarluasan Konsep
Peraturan Per-UU-an bd
ke-CK-an kepada
masyarakat oleh Dep.PU
Penyampaian konsep Peraturan Per-UU-an bd. Ke- CK- an yang telah disempurnakan oleh
Dep.Pu kepada Menteri/Pim. Lembaga
terkait untuk memperoleh pertimbangan dan
persetujuan
Paraf Persetujuan
Menteri/Pim.
Lembaga terkait
Pengajuan Konsep
Peraturan Per-UU-an Bd
ke-CK-an oleh Men.PU
kepada Presiden
Proses penetapan
Peraturan
Pemerintah/
Peraturan Presiden
Menyelenggarakan koordinasi
dalam penyuluhan/sosialisasi
UU tentang Pedoman & Manual Ke- CK- an
Penyelenggaraan
dokumentasi Hukum/
UU tentang Pedoman &
Manual Ke- CK- an
Penyuluhan
/Sosialiasi/Deseminasi
UU tentang Pedoman & Manual
Ke- CK- an
Penyuluhan/Sosialisasi
/Deseminasi UU tentang
Pedoman & Manual Ke-
CK- an
lanjutan
Masukan dari
Masyarakat
PP/Perpres tentang
Pedoman & Manual
Ke- CK- an
Panitia Antar Departemen
menyempurnakan Konsep
Peraturan Per-UU-an bd
ke-CK-an berdasarkan masukan dari masyarakat
Konsep Peraturan Per-
UU-an bd ke-CK-an yg telah disempur
nakan berdasar
masukan masyarakat
-12-
Sekretariat Ditjen. Dit.Penataan Bangunan
dan Lingkungan
Direktorat Teknis
(Air Minum dan
PLP)
C. HUBUNGAN KERJA DALAM PELAKSANAAN FUNGSI FASILITASI PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN PERKDESAAN. MISKIN DAN RAWAN AIR
Direktorat Bina
Program
Penyusunan Rencana
Penataan Bangunan dan
Lingkungan
Dukungan Administrasi dan
Hukum
Rencana Pengembang
an Sistem Penyediaan
Air Minum dan PLP
Perkotaan dan
Perdesaan
Bantuan Teknik
Pengembangan Prasarana dan
Sarana Kawasan Metropolitan
Rencana Penataan
Bangunan dan
Lingkungan
Penyusunan rencana
Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum dan PLP Perkotaan dan
Perdesaan
Dit.Pengembangan
Permukiman
Penyusunan Rencana
Pengembangan Kawasan
Permukiman Perkotaan
dan Perdesaan
Rencana Pengembangan
Kawasan Permukiman
Perkotaan dan Perdesaan
Laporan Monitoring dan
Evaluasi Pembinaan
Teknik dan koordinasi
Bantuan Teknik
Pengembangan Prasarana
dan Sarana Kawasan
Metropolitan
Monitoring dan Evaluasi Pembinaan
Teknik dan koordinasi Bantuan Teknik
Pengembangan Prasarana dan Sarana
Kawasan Metropolitan
Penyelenggaraan Pembinaan Teknik dan
koordinasi Bantuan Teknik
Pengembangan Prasarana
dan sarana Metropolitan
Renstra Renja RKA-KL/DIPA DJCK
Penyiapa
n
Bantuan
Teknik
Pengem
bangan
Prasaran
a dan
sarana
kawasan
Metropo
litan
Penyelenggaraan
Fasilitasi
Pembangunan dan
Pengelolaan Sistem
Penyediaan AM
dan PLP Perkotaan
dan Perdesaan
Monitoring dan
Evaluasi
Penyelenggaraan
Fasilitasi
Pembangunan
dan Pengelolaan
Sistem
Penyediaan AM
dan PLP
Perkotaan dan
Perdesaan
Penyiapan Dukungan
Administrasi
dan Hukum
Proses Penyusunan Laporan Evaluasi
Kinerja Pembangunan DJCK
Laporan Evaluasi Monitoring dan
Evaluasi Penyelenggaraan
Fasilitasi Pembangunan dan Pengelolaan Sistem Penyediaan AM dan PLP Perkotaan dan
Perdesaan
-13-
Daerah Sekretariat DJCK Direktorat Teknis ( AM & PLP) Dit. Bina Program
Mencari dan
memperoleh informasi peluang investasi luar
negeri bidang Air Minum dan PLP
Sistim Pembiayaan
Pengkajian studi kelayakan
pengembangan
sistim pembiayaan
D. HUBUNGAN KERJA DALAM PELAKSANAAN FUNGSI PENGEMBANGAN SISTEM PEMBIAYAAN DAN POLA INVESTASI AIR MINUM DAN SANITASI MELALUI KERJASAMA PEMERINTAH, DUNIA USAHA DAN MASYARAKAT
Memberikan bantuan
hukum dalam
negosiasi/penyiapan
kontrak investasi
antara Daerah dengan
Investor
Menyusun pola investasi bidang Air
Minum dan PLP
Pola investasi bidang
Air Minum dan PLP
Mencari dan memperoleh informasi
peluang investasi dalam negeri bidang
Air Minum dan PLP
Memberikan bantuan mediasi & negosiasi
antara Daerah dengan
investor luar negeri
Rencana Investasi
Daerah
Proses Intern
Daerah
Proses
Intern
Daerah
dalam
persiapa
n
kontrak
investasi
Bimbingan Teknis kepada Daerah dalam Penyiapan
Rencana Investasi
BP2SPAM
Penyusunan Kebijakan,
Program dan
Anggaran
RENSTRA, Renja/ RKA-KL/DIPA
Masukan Jakstra
Penyusunan. Prog. Investasi bid. AM dan
PLP
Program Investasi
bid. AM dan PLP
Peluang Investasi luar negeri bid. Air
Minum dan PLP
Peluang Investasi dalam negeri bid. Air
Minum dan PLP
Memberikan bantuan mediasi dan negosiasi antara Daerah dengan
Investor
Menyampaikan Informasi peluang
investasi dalam & luar
negeri kepada Daerah
-14-
Sekretariat Ditjen. Dit.Penataan Bangunan dan
Lingkungan
Direktorat Teknis
(Air minum dan PLP)
E. HUBUNGAN KERJA DALAM PELAKSANAAN FUNGSI PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR PU BAGI PENGEMBANGAN KAWASAN
PERUMAHAN RAKYAT
Direktorat Bina
Program
Dukungan
Administrasi dan Hukum
Rencana Penataan
Bangunan dan
Lingkungan Bagi
Pengembangan
Kawasan Perumahan
Rakyat
Penyusunan Rencana
Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum dan
PLP bagi Pengembangan
Kawasan Perumahan Rakyat
Dit.Pengembangan
Permukiman
Penyusunan Rencana
Penyediaan
Infrastruktur PU bagi
Pengembangan
Kawasan Perumahan
Rakyat
Rencana Penyediaan
Infrastruktur PU bagi
Pengembangan
Kawasan Perumahan Rakyat
Monitoring dan Evaluasi Pembinaan Teknik dan
koordinasi Fasilitasi
Pembangunan Penyediaan Infrastruktur PU bagi Pengembangan
Kawasan Perumahan
Rakyat
Renstra
Renja
RKA-KL/DIPA
DJCK
Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan
Fasilitasi AM dan PLP
bagi Pengembangan Kawasan Perumahan
Rakyat
Penyiapan
Dukungan
Administrasi dan Hukum
Proses
Penyusunan
Laporan Evaluasi Kinerja
Rencana Pengembangan
Sistem Penyediaan Air
Minum dan PLP bagi
Pengembangan Kawasan Perumahan Rakyat
Penyelenggaraan
Pembinaan Teknik dan
koordinasi Penyediaan
Infrastruktur PU bagi
Pengembangan
Kawasan Perumahan
Rakyat
Laporan Monitoring dan Evaluasi Pembinaan
Teknik dan koordinasi
Fasilitasi Penyediaan Infrastruktur PU bagi
Pengembangan Kawasan
Perumahan Rakyat
Laporan Monitoring
dan Evaluasi
Penyelenggaraan
Fasilitasi Penyediaan
AM dan PLP bagi
Pengembangan Kawasan
Perumahan Rakyat
Penyelenggaraan
Penyediaan AM dan
PLP bagi
Pengembangan
Kawasan Perumahan
Rakyat
Penyusunan Rencana
Penataan Bangunan dan
Lingkungan Bagi
Pengembangan
Kawasan Perumahan
Rakyat
-15-
Sekretariat Ditjen. Dit.Penataan Bangunan dan
Lingkungan
Direktorat Teknis
(Air minum dan PLP)
F. HUBUNGAN KERJA DALAM PELAKSANAAN FUNGSI FASILITASI PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN DALAM RANGKA PEREMAJAAN KAWASAN
Direktorat Bina
Program
Dukungan
Administrasi dan Hukum
Laporan Evaluasi
Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan
Fasilitasi Pembangunan dan Pengelolaan Sistem
Penyediaan AM dan PLP Fasilitasi Rumah Susun
Dalam Rangka Peremajaan Kawasan
Rencana Penataan
Bangunan dan
Lingkungan untuk
Fasilitasi Pembangunan
Rumah Susun Dalam
Rangka Peremajaan Kawasan
Penyusunan Rencana
Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum
dan PLP Fasilitasi
Pembangunan Fasilitasi
Pembangunan Rumah
Susun Dalam Rangka Peremajaan Kawasan
Dit.Pengembangan
Permukiman
Penyusunan Rencana
Pengembangan
Fasilitasi Pembangunan
Rumah Susun Dalam
Rangka Peremajaan Kawasan
Rencana Pengembangan
Fasilitasi Pembangunan Fasilitasi Pembangunan Rumah Susun Dalam Rangka Peremajaan
Kawasan
Laporan Monitoring dan
Evaluasi Pembinaan
Teknik dan koordinasi
Fasilitasi Pembangunan
Fasilitasi Rumah Susun
Dalam Rangka
Peremajaan Kawasan
Monitoring dan
Evaluasi Pembinaan
Teknik dan koordinasi
Fasilitasi Pembangunan
Fasilitasi Rumah Susun
Dalam Rangka
Peremajaan Kawasan
Penyelenggaraan
Pembinaan Teknik dan
koordinasi Fasilitas
Pembangunan Fasilitasi
Rumah Susun Dalam
Rangka Peremajaan Kawasan
Renstra/Renja
RKA-KL/DIPA DJCK
Penyelenggaraan
Fasilitasi
Pembangunan dan
Pengelolaan Sistem
Penyediaan AM dan
PLP Fasilitasi
Pembangunan
Fasilitasi Rumah
Susun Dalam Rangka Peremajaan Kawasan
Penyiapan
Dukungan
Administrasi dan Hukum
Proses Penyusunan
Laporan Evaluasi Kinerja Pembangunan
DJCK
Monitoring dan
Evaluasi
Penyelenggaraan
Fasilitasi Pembangunan
dan Pengelolaan Sistem
Penyediaan AM dan
PLP Fasilitasi Rumah
Susun Dalam Rangka
Peremajaan Kawasan
Rencana
Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum
dan PLP Fasilitasi
Pembangunan Fasilitasi
Pembangunan Rumah
Susun Dalam Rangka
Peremajaan Kawasan
Penyusunan Rencana
Penataan Bangunan dan
Lingkungan untukF
asilitasi Pembangunan
Rumah Susun Dalam
Rangka Peremajaan
Kawasan
-16-
Sekretariat Ditjen. Dit.Penataan Bangunan
dan Lingkungan
Direktorat Teknis
(Air minum dan PLP)
G. HUBUNGAN KERJA DALAM PELAKSANAAN FUNGSI PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN UNTUK KAWASAN KUMUH/NELAYAN PERDESAAN, DAERAH PERBATASAN , KAWASAN TERPECIL DAN PULAU-PULAU KECIL
Direktorat Bina
Program
Dukungan
Administrasi dan
Hukum
Rencana
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
dan PLP untuk kawasan kumuh/
nelayan,perdesaan,daerah perbatasan, kawasan
terpencil, dan pulau-pulau kecil
Dit.Pengembangan
Permukiman
Penyusunan Rencana Fasilitasi Pembangunan Penyediaan Infrastruktur
Permukiman untuk
kawasan kumuh/nelayan,perdesaan,
daerah perbatasan, kawasan terpencil,dan
pulau-pulau kecil
Rencana Fasilitasi Pembangunan Penyediaan
Infrastruktur Permukiman untuk kawasan
kumuh/nelayan,perdesaan,daerah perbatasan, kawasan
terpencil,dan pulau-pulau
kecil
Laporan Monitoring dan
Evaluasi Pembinaan Teknik dan koordinasi Fasilitasi
Pembangunan Penyediaan Infrastruktur
Permukiman untuk kawasan kumuh/nelayan,perdesaan,
daerah perbatasan, kawasan
terpencil,dan pulau-pulau kecil
Monitoring dan Evaluasi
Pembinaan Teknik dan koordinasi Fasilitasi
Pembangunan Penyediaan Infrastruktur
Permukiman untuk kawasan kumuh/nelayan,perdesaan,
daerah perbatasan, kawasan terpencil,dan pulau-pulau
kecil
Penyelenggaraan Pembinaan Teknik dan
koordinasi Fasilitasi Pembangunan Penyediaan
Infrastruktur Permukiman untuk kawasan kumuh/nelayan,perdesaan,
daerah perbatasan, kawasan
terpencil,dan pulau-pulau
kecil
Renstra,
Renja/RKA-KL,
DIPA DJCK
Penyelenggaraan
Fasilitasi
Pembangunan
Penyediaan AM dan
PLP untuk kawasan
kumuh/nelayan,perdes
aan,daerah perbatasan,
kawasan terpencil,dan
pulau-pulau kecil
Penyiapan
Dukungan
Administrasi dan Hukum
Penyiapan dukungan
Bintek Penataan
Bangunan dan
Lingkungan
Dukungan Bintek
Penataan Bangunan
dan Lingkungan
Proses Penyusunan
Laporan Evaluasi Kinerja
Pembangunan
DJCK
Laporan Monitoring dan Evaluasi
Penyelenggaraan Fasilitasi Pembangunan
Penyediaan AM dan PLP untuk kawasan
kumuh/nelayan,perdesaan, daerah perbatasan,
kawasan terpencil,dan
pulau-pulau kecil
Monitoring dan Evaluasi
Penyelenggaraan Fasilitasi Pembangunan
Penyediaan AM dan PLP untuk kawasan
kumuh/nelayan,perdesaan, daerah perbatasan, kawasan terpencil,dan
pulau-pulau kecil
Penyusunan Rencana
Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum
dan PLP untuk
kawasan
kumuh/nelayan,perdes
aan,daerah perbatasan,
kawasan terpencil,dan pulau-pulau kecil
-17-
Sekretariat Ditjen. Dit. Pengembangan Air
Minum
Direktorat
Pengembangan PLP
H. HUBUNGAN KERJA DALAM PELAKSANAAN FUNGSI PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI BAGI MASYARAKAT MISKIN DAN RAWAN AIR
Direktorat Bina Program
Penyusunan Rencana
Penyediaan Air Minum
dan pengintegrasian
dengan Rencana
Penyediaan Sanitasi bagi
masyarakat miskin dan
rawan Air
Dukungan
Administrasi dan
Hukum
Rencana Penyediaan
Sanitasi (yang telah diintegrasikan dengan Rencana Penyediaan
Air Minum) bagi
masyarakat miskin dan rawan Air
Laporan Monitoring
dan Evaluasi
Penyelenggaraan
Pembangunan
Penyediaan sanitasi
bagi masyarakat
miskin dan Rawan
Air.
Rencana Penyediaan Air Minum (yang telah
diintegrasikan dengan Rencana Penyediaan
Sanitasi) bagi masyarakat miskin dan rawan Air
Penyusunan Rencana Penyediaan Sanitasi dan
pengintegrasian dengan Rencana Penyediaan Air
Minum bagi masyarakat miskin dan
rawan Air
Dit.Pengembangan
Permukiman
Renstra,
Renja/RKA-KL,
DIPA DJCK
Penyelenggaraan
Pembangunan
Penyediaan sanitasi
bagi masyarakat miskin dan rawan air
Monitoring dan
Evaluasi Penyelenggaraan
Pembangunan Penyediaan Sanitasi
bagi masyarakat miskin dan rawan air
Penyiapan
Dukungan
Administrasi dan Hukum
Penyelenggaraan
Pembangunan
Penyediaan Air Minum
bagi masyarakat miskin dan rawan air
Monitoring dan Evaluasi
Penyelenggaraan
Pembangunan
Penyediaan Air Minum
bagi masyarakat miskin
dan rawan air
Laporan Monitoring dan
Evaluasi Penyelenggaraan Pembangunan Penyediaan Air Minum bagi masyarakat
miskin dan Rawan Air.
Koordinasi
Penyelenggaraan
Pembangunan
Penyediaan Air Minum
dan Sanitasi bagi
masyarakat miskin dan
rawan air
Monitoring dan Evaluasi
Penyelenggaraan
Pembangunan
Penyediaan Air Minum
dan Sanitasi bagi
masyarakat miskin dan
rawan air
Laporan Monitoring dan
Evaluasi Penyelenggaraan
Pembangunan Penyediaan
Air Minum dan Sanitasi
bagi masyarakat miskin dan Rawan Air.
Proses Penyusunan
Laporan Evaluasi Kinerja
Pembangunan
DJCK
-18-
Sekretariat Ditjen. Direktorat Teknis lainnya
I. HUBUNGAN KERJA DALAM PELAKSANAAN FUNGSI PEMBINAAN TEHNIS DAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG, DAN PENGELOLAAN BANGUNAN GEDUNG DAN RUMAH NEGARA SANITASI BAGI MASYARAKAT MISKIN DAN RAWAN AIR
Direktorat Bina
Program
Penyiapan dukungan Metode, Bintek dan
Rancang Bangun Sistem sesuai kompetensi
Direktorat
Bantuan Hukum
dan Administrasi
Dukungan Metode, Bintek dan Rancang Bangun
Sistem sesuai kompetensi Direktorat
Dit Penataan Bangunan
dan Lingkungan.
Penyusunan Strategi dan Rencana Pembinaan Teknis
dan Fasilitasi Penyelenggaraan
Bangunan Gedung dan
Penataan Lingkungan
Strategi dan Rencana Pembinaan Teknis dan
Fasilitasi Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan
Penataan Lingkungan
Renstra Renja
RKA-KL/DIPA DJCK
Penyiapan Bantuan Hukum
dan Administrasi
Pelaksanaan Pembangunan
Infrastruktur sesuai
kompetensi Direktorat
Koordinasi Pelaksanaan Pembinaan Teknis dan
Fasilitasi Penyelenggaraan
Bangunan Gediung dan
Penataan Lingkungan
I-1. PEMBINAAN TEKNIS DAN FASILITASI PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG DAN PENATAAN LINGKUNGAN
Monitoring dan evaluasi Pelaksanaan Pembinaan
Teknis dan Fasilitasi Penyelenggaraan Bangunan
Gediung dan Penataan
Lingkungan
Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan
Pembangunan Infrastruktur sesuai
kompetensi Direktorat
Laporan Monitoring dan evaluasi Pelaksanaan Pembinaan Teknis dan
Fasilitasi Penyelenggaraan Bangunan Gediung dan Penataan Lingkungan
Laporan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan
Pembangunan Infrastruktur
sesuai kompetensi Direktorat
Proses Laporan Evaluasi
Kinerja
-19-
Sekretariat Ditjen. Direktorat Teknis lainnya Direktorat Bina
Program
Penyiapan dukungan
Metode, Bintek dan
Rancang Bangun
Sistem sesuai
kompetensi Direktorat
Bantuan Hukum
dan Administrasi
Dukungan Metode,
Bintek dan Rancang
Bangun Sistem sesuai
kompetensi Direktorat
Dit Penataan Bangunan
dan Lingkungan.
Penyusunan Strategi dan Rencana Pembinaan Teknis dan Fasilitasi
Penataan dan Revitalisasi
Bangunan/Kawasan
bersejarah
Strategi dan Rencana
Pembinaan Teknis dan
Fasilitasi Penataan dan
Revitalisasi
Bangunan/Kawasan
bersejarah
Renstra/Renja RKA-KL/DIPA DJCK
Penyiapan
Bantuan Hukum
dan Administrasi
Pelaksanaan Pembangunan
Infrastruktur sesuai kompetensi Direktorat
Koordinasi Pelaksanaan Pembinaan Teknis dan Fasilitasi Penataan dan
Revitalisasi Bangunan/Kawasan
bersejarah
I-2. PEMBINAAN TEHNIS DAN FASILITASI PENATAAN DAN REVITALISASI BANGUNAN/KAWASAN BERSEJARAH
Monitoring dan evaluasi Pelaksanaan Pembinaan
Teknis dan Fasilitasi Penataan dan Revitalisasi
Bangunan/Kawasan bersejarah
Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan
Pembangunan Infrastruktur sesuai
kompetensi Direktorat
Laporan Monitoring dan
evaluasi Pelaksanaan Pembinaan Teknis dan Fasilitasi Penataan dan Revitalisasi Bangunan/
Kawasan bersejarah
Laporan Monitoring dan
Evaluasi Pelaksanaan
Pembangunan Infrastruktur sesuai kompetensi
Direktorat
I. HUBUNGAN KERJA DALAM PELAKSANAAN FUNGSI PEMBINAAN TEHNIS DAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN
BANGUNAN GEDUNG, DAN PENGELOLAAN BANGUNAN GEDUNG DAN RUMAH NEGARA
SANITASI BAGI MASYARAKAT MISKIN DAN RAWAN AIR
Proses Laporan Evaluasi
Kinerja
-20-
Sekretariat Ditjen. Direktorat Teknis lainnya Direktorat Bina
Program
Penyiapan dukungan
Metode, Bintek dan
Rancang Bangun Sistem
sesuai kompetensi
Direktorat
Bantuan Hukum
dan Administrasi
Dit Penataan Bangunan
dan Lingkungan.
Renstra
Renja
RKA-KL/DIPA
DJCK
Penyiapan
Bantuan Hukum
dan Administrasi
Pelaksanaan
Pembangunan
Infrastruktur sesuai kompetensi Direktorat
I-3. PEMBINAAN TEKNIS DAN PEMBERDAYAAN KOMUNITAS SERTA PENGEMBANGAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN LINGKUNGAN
Monitoring dan
Evaluasi Pelaksanaan
Pembangunan
Infrastruktur sesuai
kompetensi Direktorat
Laporan Monitoring dan
evaluasi Pelaksanaan Pembinaan Teknis dan
Sosialisasi Pemberdayaan Komunitas serta
Pengembangan keswadayaan masyarakat
dalam penataan lingkungan
Laporan Monitoring dan
Evaluasi Pelaksanaan
Pembangunan
Infrastruktur sesuai kompetensi Direktorat
Stakeholder
Monitoring dan evaluasi Pelaksanaan Pembinaan
Teknis dan Sosialisasi
Pemberdayaan Komunitas serta Pengembangan
keswadayaan masyarakat dalam penataan lingkungan
Penyusunan Strategi dan Rencana Pembinaan
Teknis dan Sosialisasi Pemberdayaan Komunitas
serta Pengembangan keswadayaan masyarakat
dalam penataan
lingkungan
Strategi dan Rencana
Pembinaan Teknis dan
Sosialisasi
Pemberdayaan
Komunitas serta
Pengembangan
keswadayaan masyarakat
dalam penataan
lingkungan
Koordinasi Pelaksanaan
Pembinaan Teknis dan
Sosialisasi Pemberda yaan
Komunitas serta
Pengembangan
keswadayaan masyarakat
dalam penataan ingkungan
Masyarakat peduli
penataan lingkungan
Partisipasi Kelompok Masyarakat Peduli
Lingkungan
Kelompok Masyarakat
Peduli Lingkungan
terbentuk
Dukungan Metode,
Bintek dan Rancang
Bangun Sistem sesuai
kompetensi Direktorat
I. HUBUNGAN KERJA DALAM PELAKSANAAN FUNGSI PEMBINAAN TEHNIS DAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG, DAN PENGELOLAAN BANGUNAN GEDUNG DAN RUMAH NEGARA SANITASI BAGI MASYARAKAT MISKIN DAN RAWAN AIR
Proses Laporan
Evaluasi
Kinerja
-21-
Sekretariat Ditjen. Direktorat Teknis lainnya Direktorat Bina
Program
Penyiapan dukungan
Metode, Bintek dan
Rancang Bangun
Sistem sesuai
kompetensi Direktorat
Bantuan Hukum dan Administrasi
Dit Penataan Bangunan
dan Lingkungan.
Penyiapan Bantuan Hukum
dan Administrasi
I-4. PEMBINAAN DAN BANTUAN TEKNIS PENGELOLAAN BANGUNAN GEDUNG DAN RUMAH NEGARA
Laporan Monitoring dan
evaluasi Pelaksanaan
Mobilisasi dalam
pembinaan dan Bantuan
Teknis Pengelolaan
Bangunan Gedung dan Rumah Negara.
Instansi Pemerintah
Pusat di Jakarta
Monitoring dan evaluasi
Pelaksanaan Mobilisasi dalam pembinaan dan
Bantuan Teknis Pengelolaan Bangunan
Gedung dan Rumah Negara.
Penyusunan Strategi
dan Rencana
Pembinaan dan
Bantuan Teknis
Pengelolaan Bangunan
Gedung dan Rumah
Negara.
Strategi dan Rencana
Pembinaan dan Bantuan
Teknis Pengelolaan
Bangunan Gedung dan
Rumah Negara.
Mobilisasi dalam pembinaan dan Bantuan
Teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan
Rumah Negara.
DIPA-DIPA Instansi
Pemerintah Pusat di Jakarta
Pelaksanaan Pengelo-laan Pembangunan
Bangunan Gedung dan
Rumah Negara
Dukungan Metode,
Bintek dan Rancang
Bangun Sistem sesuai
kompetensi Direktorat
Renstra/Renja RKA-KL/DIPA DJCK
Proses
Laporan
Evaluasi
Kinerja
I. HUBUNGAN KERJA DALAM PELAKSANAAN FUNGSI PEMBINAAN TEHNIS DAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG,
DAN PENGELOLAAN BANGUNAN GEDUNG DAN RUMAH NEGARA
SANITASI BAGI MASYARAKAT MISKIN DAN RAWAN AIR
-22-
Dep.PU Dit. Teknis
(Bangkim, Taba, AM, PLP)
J. HUBUNGAN KERJA DALAM PELAKSANAAN FUNGSI PENANGGULANGAN DARURAT DAN PERBAIKAN
KERUSAKAN-KERUSAKAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN AKIBAT BENCANA ALAM DAN KERUSUHAN
SOSIAL
Direktorat Bina
Program
Sekretariat Ditjen
Strategi, Rencana Tindak & Anggaran Penanggulangan
Darurat
Dukungan
Anggaran
Koordinasi perumusan Strategi dan Rencana Tindak & Anggaran Penanggulangan
Darurat
Perumusan masukan Strategi dan Rencana Tindak
Penanggulangan Darurat
Koordinasi Rencana Tindak dengan Instansi
lain melalui
Satkorlak Dep.PU
Koordinasi Pelaksanaan
Penanggulangan
Darurat
Pelaksanaan Penanggulangan
Darurat Koordinasi Pelaksanaan
Penanggulangan
Darurat dengan
Instansi Lain
melalui Satkorlak
Dep.PU Monitoring dan
Evaluasi Pelaksanaan
Penanggulangan
Darurat
Laporan Monitoring dan Evaluasi
Penanggulangan Darurat
Proses lebih
lanjut untuk
koordinasi
dengan Instansi
Lain
-23-
Instansi Lain
Modul (Materi dan Metode)
Peningkatan Kemampuan SDM DJCK
Direktorat Bina Program
lanjut
Direktorat Teknis
Pembakuan Kompetensi Jabatan bidang masing-masing Dit.Teknis
lanjut
K. HUBUNGAN KERJA DALAM PELAKSANAAN FUNGSI URUSAN ADMINISTRASI DIREKTORAT JENDERAL DAN PEMBERDAYAAN
KAPASITAS KELEMBAGAAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA BIDANG CIPTA KARYA
Pembakuan Deskripsi & Spesifikasi
Jabatan
(Kompetensi Jabatan)
lanjut
Penyelenggaraan Analisa
Jabatan Struktural DJCK dan Fungsional pendukung fungsi-fungsi teknis Ditjen
Cipta Karya
Deskripsi Jabatan dan Spesifikasi Jabatan
(Persyaratan Pengetahuan dan keahlian)
Pembakuan
Kompetensi Jabatan bidang Pemrograman
Identifikasi kesenjangan kualitas
SDM DJCK
Penyelenggaraan identifikasi kesenjangan
kualitas SDM
Ditjen Cipta Karya
Menyelenggarakan Koordinasi perumusan
Modul (Materi dan Metode) Peningkatan Kemampuan
SDM DJCK
Renstra , Renja / RKA-KL,
DIPA
Perumusan Modul (Materi dan Metode )
Peningkatan Kemampuan SDM di bidang Pemograman
Perumusan Modul (Materi dan Metode)
Peningkatan Kemampuan
SDM di bidang kompetensi masing-masing Direktorat
Teknis
Modul (Materi dan metode )
peningkatan kemampuan SDM di bd.kompetensi
masing-masing Dit.Teknis
Modul (Materi dan metode)
peningkatan kemampuan SDM di bd. Pemograman
Analisa Model Kelembagaan dan Kompetensi Jabatan
bidang pemograman
Analisa Model Kelembagaan dan Kompetensi Jabatan bidang masing-masing
Direktorat Teknis
Model Kelembagaan dan
Kompetensi Jabatan bidang Pemrograman
Model Kelembagaan dan
Kompetensi Jabatan bidang masing-masing
Dit.Teknis
Standar Kompetensi
Jabatan dari :
Badan Nasional Sertifikasi Profesi, Asosiasi Profesi,
dlsb
Bakuan Kompetensi Jabatan
bidang masing-masing
Dit.Teknis
Bakuan Kompetensi Jabatan
bidang Pemrograman
Sekretaris Ditjen
Bakuan Deskripsi & Spesifikasi Jabatan (Bakuan Kompetensi)
-24-
Direktorat Bina Program Direktorat Teknis Sekretariat Ditjen
Laporan Evaluasi Peningkatan
Kemampuan SDM bd. CK
Laporan Penyelenggaraan
PK SDM DJCK
lanjutan lanjutan
Penyusunan Program Peningkatan
Kemampuan dan pengembangan karir
SDM DJCK
Penyelenggaraan
Peningkatan Kemampuan dan
pengembangan karir SDM DJCK
Penyelenggaraan Knowledge
Management Unit
Dokumentasi Penyelenggara
an PK SDM DJCK
Informasi Kepustakaan dan Informasi Digital
lanjutan
Program Peningkatan Kemampuan dan
pengembangan Karir SDM DJCK
Pengembangan karir dalam kepangkatan dan mutasi jabatan
SDM DJCK
INSTANSI LAIN
Pembuatan Laporan Evaluasi
Peningkatan
Kemampuan SDM
DJCK
Lanjutan K. : HUBUNGAN KERJA DALAM PELAKSANAAN FUNGSI URUSAN ADMINISTRASI DIREKTORAT JENDERAL DAN PEMBERDAYAAN KAPASITAS KELEMBAGAAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA BIDANG CIPTA KARYA
-25-
KETERANGAN :
● Koor. Sistem Informasi Dirjen Cipta Karya : Exofficio Kasubdit Data dan Informasi ● Koor. Sistem Informasi Dir. Bina Program : Exofficio Kasubdit Data dan Informasi ● Koor. Sistem Informasi Dir. Pengembangan Permukiman : Exofficio Kasubdit Perencanaan Teknis dan Pengaturan ● Koor. Sistem Informasi Dir. Penataan Bangunan dan Lingkungan : Exofficio Kasubdit Perencanaan Teknis dan Pengaturan ● Koor. Sistem Informasi Dir. Pengembangan Air Minum : Exofficio Kasubdit Perencanaan Teknis dan Pengaturan
● Koor. Sistem Informasi Dir. Pengembangan PLP : Exofficio Kasubdit Perencanaan Teknis dan Pengaturan ● Koor. Sistem Informasi Sekretariat Dirjen Cipta Karya : Exofficio Kabag Umum
Kasubag
TU
Pusdata
Dep. P.U.
Kasubdit/
Kabag
Koor S.I.
Dir/Bag
Direktur/
Seditjen Koor S.I
DJCK
Dirjen
CK
Persiapan Data
Penyimpan
an data dan
kirim data
L : HUBUNGAN KERJA DALAM PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
Periksa Data dan
Acc
Pengumpu
lan
data
Rapat Pembahasan
Data
Periksa Data
dan Acc
Penyimpanan
data dan kirim data
Pengum- pulan Data
Rapat
Pembahasan
Data
Penyimpanan
data dan kirim data
Periksa Informasi
dan Acc
Penyimpanan
Informasi
Pemprosesan Data
Menjadi
Informasi