45
LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH

DAERAH PROVINSI

Page 2: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

DAFTAR PEMERINTAH DAERAH PROVINSI PELAKSANA PPRG

1. NANGGROE ACEH DARUSSALAM .......................................................................... 3

2. SUMATERA UTARA .................................................................................................... 5

3. JAMBI ............................................................................................................................. 7

4. SUMATERA SELATAN .................................................................................................. 11

5. LAMPUNG ................................................................................................................... 13

6. BANGKA BELITUNG ..................................................................................................... 15

7. BANTEN ....................................................................................................................... 17

8. D.K.I. JAKARTA .......................................................................................................... 19

9. DI YOGYAKARTA ...................................................................................................... 22

10. JAWA TIMUR .............................................................................................................. 24

11. KALIMANTAN UTARA ............................................................................................. 27

12. KALIMANTAN TENGAH .......................................................................................... 29

13. KALIMANTAN TIMUR .............................................................................................. 32

14. KALIMANTAN SELATAN ......................................................................................... 34

15. SULAWESI SELATAN ................................................................................................ 36

16. SULAWESI TENGGARA ............................................................................................ 38

17. BALI .............................................................................................................................. 40

18. NUSA TENGGARA BARAT ....................................................................................... 43

Page 3: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI PELAKSANA PPRG

PEMDA PROVINSI 1. NANGGROE ACEH DARUSSALAM %

SKPD UNIT KERJA TERLIBAT

1. Dinas Perkebunan 2. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 3. Dinas Kesehatan 4. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Telekomunikasi 5. Dinas Ketenagakerjaan 6. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

(BPPPA) 7. Badan Kepegawaian, Diklat Aceh 8. Badan Pembinaan dan Pendidikan Dayah (BPPD) 9. Badan Investasi dan Promosi (BIP) 10. Sekretariat Daerah (Sekda) 11. Keurukon Katibul Wali

3,75 4,5 0,5

3,67 5,67 6,92

2 2

2,88 2

1,5 KUESIONER A – Umum DESKRIPSI I. PEMAHAMAN

STRANAS - Umumnya SKPD responden memahami Stranas PPRG

- Stranas PPRG untuk: mempercepat PUG sesuai dengan

rencana pembangunan jangka menengah Nasional (RPJM). Tujuan dari Stranas PPRG agar rencana pembangunan lebih terarah, sistematis dan sinergis serta berkelanjutan baik ditingkat nasional maupun di daerah.

- Pemahaman didapatkan dari: sosialisasi, pelatihan, media cetak dan online.

10 (90,91)

10 (90,91)

10 (90,91)

II. KOMITMEN - Hanya separuh responden (Perhub, Naker, BPPPA, dan Sekda) yang mengetahui ada Peraturan Gubernur Aceh No. 6 Tahun 2014 tentang pedoman perencanaan dan penganggaran responsif gender pada setiap SKPA.

- Peraturan gubernur tersebut disosialisasikan kepada: Pejabat Eselon III dan IV Bentuk kegiatan : Pelatihan Penguatan PUG dan PPRG/TOT untuk Perencanaan pada SKPA. Namun hanya sebagian Dinas dan Badan yang menyatakan mendapatkan sosialisasi/pelatihan tersebut.

9 (81,82)

6 (54,55)

III. KEBIJAKAN Hanya Dinas Perhub dan BPPPA yang menyatakan ada isu gender dalam rentra SKPD-nya. Khususnya BPPPA menyatakan bahwa isu gender termuat pada bagian misi, tujuan dan sasaran, strategi dan kebijakan.

Hanya Dinas Perkebunan, Dinas Perhub dan BPPPA yang menyatakan isu gender termuat dalam Rencana Kerja Tahunan SKPD-nya. Dinas Perkebunan pada bagian Pendahuluan; Dinas Perhub pada bagian Arah Kebijakan, Sasaran, dan Indikator; dan BPPPA pada Tujuan, Sasaran, Program dan Kegiatan.

Menurut BPPPA, Pedoman Pelaksanaan/Petunjuk Teknis/sejenisnya terkait PPRG, sudah disosialisasikan kepada kepada SKPK Kab/Kota dan SKPA melalui kegiatan Workshop dan Pelatihan.

Namun, beberapa SKPD responden seperti Dinas Kesehatan,

4 (36,36)

3 (27,27)

6 (54,55)

Page 4: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

Dinas Perhub, Badan Kepegawaian dan Diklat Aceh, serta Badan Pembinaan dan Diklat Aceh belum mengetahui tentang sosialisasi dan pelatihan tersebut.

IV. KELEMBAGAAN Menurut responden BPPPA, sudah ada Surat Keputusan Gubernur Aceh No. 050/698/2014 Tentang Pembentukan Kelompok Kerja PUG Aceh Tahun 2014.

Namun, semua SKPD lainnya memberikan respon Tidak ada/Belum ada Pokja PUG yang disahkan Pimpinan.

Dinas Kebudpar, Dinas Naker, dan BPPPA menyatakan memiliki Fokal Poin Gender. Dinas Naker menjelaskan bahwa ada 10 SKPA yang memiliki Fokal Poin Gender. Dinas Kebudpar pada level Kabid, Kasi, Staf.

FPG tersebut mendapatkan pelatihan PUG (walaupun belum sepenuhnya paham).

2 (18,18)

3 (27,27)

3 (27,27)

V. SUMBERDAYA MANUSIA

Fasilitator hanya ada di BPPPA. Tidak ada penjelasan berapa jumlahnya dan apakah meningkat jumlahnya.

Tim Pelaksana (SDM) PUG dan PPRG hanya ada pada Dinas Naker, BPPPA, dan BIP.

Tim Pelaksana tersebut sudah mendapatkan pelatihan namun tidak reguler.

SDM di Satker yang mampu melaksanakan PUG dan PPRG hanya ada di BPPPA. SKPD lainnya belum ada.

Materi PUG/PPRG diterbitkan oleh BPPPA. SKPD lainnya menyatakan belum ada.

4 (36,36)

3 (27,27)

3 (27,27)

1 (9,09)

2 (18,18)

VI. DANA Semua SKPD kecuali BPPPA belum memiliki alokasi anggaran penunjang pelaksanaan PUG/PPRG. Adapun BPPPA menyatakan bahwa anggaran yang tersedia hanya terbatas dipelaksanaan PUG/ PPRG secara bertahap dan perlu adanya perhatian untuk penambahan Anggaran pada APBN.

Lembar ARG hanya dibuat oleh Dinas Budpar, Dinas Naker, dan BPPPA.

3 (27,27)

3 (27,27)

VII. DATA TERPILAH MENURUT JENIS KELAMIN

Dinas Kesehatan, Dinas Naker, dan BPPPA memiliki kebijakan penyediaan data terpilah.

Dinas Kebudpar menyatakan ada data terpilah sektor, namun belum lengkap.

BPPPA sendiri menyatakan belum pernah melakukan pendataan terpilah per sektor.

3 (27,27)

3 (27,27)

VIII. ALAT ANALISIS GENDER

Dinas Kebudpar, Dinas Perhub, Dinas Naker, dan BPPPA telah menggunakan alat analisisi gender (GAP).

Dinas Komintel, Dinas Naker, dan BPPPA menyatakan telah melakukan perencanaan dengan menggunakan analisis gender.

Tidak ada satupun SKPD yang memiliki piranti monev untuk PUG dan PPRG, termasuk BPPPA.

4 (36,36)

3 (27,27)

0

IX. PARTISIPASI MASYARAKAT

Hanya Dinas Naker dan BPPPA yang melibatkan masyarakat dalam pelaksanaan PUG/PPRG, baik sebagai fasilitator maupun narasumber.

2 (18,18)

KENDALA YANG DIHADAPI

Masih terbatasnya SDM yang memahami PPRG dan PUG; Budget yang terbatas dalam peningkatan dan

pengembangan SDM PPRG dan PUG, salah satu bentuk pelaksanaan kegiatannyaBimtek, dll;

Page 5: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

Beberapa kegiatan tidakmemiliki data terpilah yang pasti; Sering bergantinya SDM yangditunjuk sebagai Focal

PointGender; Belum adanya follow-up khusus PPRG dan PUG dalam

internal SKPA, sehingga komitmen dan konsistensi PUG belum menjadi skala Prioritas instansi.

Seringnya mutasi pejabat UPAYA PENANGANAN KENDALA

Melakukan pendataan terpilah ketika proses kegiatan berjalan

Berperan aktif mengirim peserta untuk mengikuti Bimtek/Sosialisas

Menyiapkan SDM untuk pelaksanaan PUG/PPRG (salah satunya dgn pelatihan)

INNOVASI YANG SUDAH DILAKUKAN

Pelatihan SDM Responsif Gender Akan melakukan Roadshow atau membuat kelas belajar

pada SKPA untuk mempercepat mengatasi kesulitan pada SKPA.

HARAPAN KE DEPAN Karena Provinsi Aceh diberi kewenangan khusus untuk mengatur pemerintahan berlandaskan syari'at Islam, maka seyogyanya penerapan PPRG ini juga turut memperhatikan dan mengadopsi nilai-nilai Islam sebagai nilai luhur yang menjadi nafas kehidupan masyarakat Aceh.

Perlu adanya Juknis yang jelas terutama di bidang teknis, spt perkebunan terkait pelaksanaan PUG/PPRG

Perlu dilakukan Pelatihan, Workshop kepada SKPA secara rutin, sehingga dapat diaplikasikan dalam program/kegiatan.

Perlu turunnya Tim Khusus ke masing-masing SKPA utk dapat memberikan pemahaman yang lebih khusus dan detail.

Lebh sering melakukan rakor penguatan 4 Driver dengan

tugas dan fungsi driver K/L/Provinsi, Kab/Kota.

Lebih banyak penguatan atau pendampingan bagi perencana

di SPKD.

Bappenas membuat rapat koordinasi dengan Bappeda Provnsi dan Kab/Kota selaku ketua pokja terhadap pelaksana PUG/PPRGs di Daerah

REKOMENDASI Kajian khusus penerapan PPRG secara Islami dan hasilnya di-advokasi-kan pada Pimpinan Pemda NAD

Penerapan PPRG dan analisis gender sebaiknya ditekankan dalam perencanaan Renstra, Renja dan anggaran SKPD.

SKPD juga sebaiknya didorong untuk melakukan analisis gender pada setiap kegiatan yang dilaksanakan

Pelatihan reguler mengenai PUG dan PPRG

PEMDA PROVINSI 2. SUMATERA UTARA SKPD

UNIT KERJA TERLIBAT

1. Dinas PNFI dan PAUD 2. Inspektorat

6,21 7,04

KUESIONER A – Umum

Page 6: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

DESKRIPSI I. PEMAHAMAN

STRANAS - SKPD responden mengetahui Stranas PPRG - Stranas PPRG: i) Program pemerintah untuk percepatan PUG

dan untuk pencapaian pemerintahan yang baik; ii) Keadilan setara gender bagi laki-laki dan perempuan.

- Pemahaman didapatkan dari: sosialisasi, regulasi, workshop analisis GAP dan GBS K/L Pengarah

2

2

2

II. KOMITMEN - SK Gubernur Sumatera Utara No. 188.44/778/KPTS/2013 tanggal 08 Oktober 2013 Tentang Sekretariat Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender Prov Sumut.

- Peraturan gubernur tersebut disosialisasikan kepada: Pejabat dan staf, serta guru-guru. Kegiatan sosialisasi, bimtek, workshop, dan rapat.

2

2 III. KEBIJAKAN Renstra:

- Inspektorat: isu gender tercantum pada Pendahuluan, Analisis situasi, Arahan Kebijakan, Sasaran, Indikator.

- Dinas PNFI-PAUD: isu gender tercantum pada Sasaran Program. Dalam Renstra isu gender tercantum pada Arah Kebijakan

Renja Tahunan: - Inspektorat: isu gender tercantum pada Pendahuluan,

Analisis situasi, Arahan Kebijakan, Sasaran, Indikator. - Dinas PNFI-PAUD: isu gender tercantum pada Arah

Kebijakan Pedoman Pelaksanaan/Juknis disosialisasikan kepada: - Inspektorat: Inspektorat Kabupaten/Kota dalam bentuk

Bimbingan Teknis dan Sosialisasi. - Dinas PNFI-PAUD: Para SKPD di Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara (Biro PP, Bapeda, Disdiksu, Biro Keuangan)

2

2

2

IV. KELEMBAGAAN Sudah ada Pokja PUG. Inspektorat sebagai anggota dan Bappeda sebagai Ketua Pokja.

FPG: SK Inspektorat Provinsi Sumut No. Itprovsu. 127/U/Tahun 2016. FPG berada di level Irban dan Sekretariat (Kasubag. Perencanaan).

FPG Inspektorat sudah mendapatkan pelatihan

2

2

1 V. SUMBERDAYA

MANUSIA Fasilitator ada di kedua SKPD. Tidak ada penjelasan berapa

jumlahnya. Jumlahnya meningkat di Inspektorat. Tim Pelaksana (SDM) PUG dan PPRG hanya ada pada

Inspektorat. Tim Pelaksana tersebut sudah mendapatkan pelatihan

namun tidak reguler. SDM di Satker yang mampu melaksanakan PUG dan PPRG

ada di kedua SKPD. Data mengenai jumlah pelaksana PUG/PPRG terdapat di Bappeda selaku ketua dan Biro PPAKB selaku sekretaris. namun sayangnya kedua SKPD penggerak tersebut tidak mengembalikan kuesioner kepada Bappenas.

Materi PUG/PPRG dalam bentuk paparan untuk pelatihan.

2

1

1

0

2

2

VI. DANA Kedua SKPD sudah memiliki alokasi anggaran penunjang pelaksanaan PUG/PPRG. Alokasinya untuk konsultasi ke pusat, sosialisasi PUG bidang pendidikan.

Lembar ARG sudah dibuat oleh kedua SKPD. Inspektorat: TA

2

Page 7: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

2014, 2015, 2016 2 VII. DATA TERPILAH

MENURUT JENIS KELAMIN

Kedua SKPD memiliki data terpilah: data kepegawaian, pelatihan, dan profil pendidikan.

Data gender terdapat di Bappeda dan Biro PPPAKB selaku ketua dsan sekertaris Pokja PUG dan PPRG

2

0

VIII. ALAT ANALISIS GENDER

Kedua SKPD telah menggunakan alat analisisi gender (GAP). Kedua SKPD sudah melampirkan dokumen analisis gender Hanya Inspektorat yang memiliki piranti monev (Program

Kerja Pengawasan Tahunan-PKPT 2016)

2 2 1

IX. PARTISIPASI MASYARAKAT

Kedua SKPD melibatkan unsur masyarakat dalam pelaksanaan PUG dan PPRG, sebagai narasumber maupun peserta sosialisasi dan workshop.

2

KENDALA YANG DIHADAPI

Ketidaktahuan dan keinginan pemangku kebijakan dalam pelaksanaan PPRG masih kurang.

Pendanaan untuk PUG yang sangat minim

Antusias daripada para stokeholder untuk mensukseskan PUG masih rendah.

UPAYA PENANGANAN KENDALA

Melaksanakan sosialisasi Tetap membuat perencanaan dan mengalokasikan anggaran

untuk kegiatan PUG

Berusaha semaksimal mungkin mensosialisasikan pentingnya PUG bidang pendidikan kepada para stakeholder

INNOVASI YANG SUDAH DILAKUKAN

Merekomendasikan kepada SKPD untuk dapat melaksanakan PPRG.

HARAPAN KE DEPAN Menyarankan pemangku kebijakan mengikuti sosialisasi PPRG agar lebih memahami.

Agar para pengelola PUG (K/L) bergerak melalukan sosialisasi secara gencar kepada Gubernur dan SKPD

REKOMENDASI Setiap SKPD sebaiknya menunjuk Fokal Poin Gender untuk setiap unit kerja eselon 3

Penerapan PPRG dan analisis gender sebaiknya ditekankan dalam perencanaan Renstra, Renja dan anggaran SKPD.

SDM teknis di setiap SKPD juga sebaiknya didorong untuk melakukan analisis gender pada perencanaan program/kegiatan

Pelatihan reguler mengenai PUG dan PPRG

PEMDA PROVINSI 3. JAMBI SKOR SKPD

UNIT KERJA TERLIBAT

1. Dinas Pertanian 2. Dinas Kehutanan 3. Dinas Koperasi dan UMKM 4. Dinas Kelautan dan Perikanan 5. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 6. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan 7. Dinas Perindustrian dan Perdagangan 8. Dinas Perkebunan 9. Dinas Kesehatan 10. Dispenda 11. Bappeda

4,71 3,79 4,71 6,21 5,71 2,54 6,83 4,67 4,25 5,38 6,04

Page 8: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

12. BPMD dan PPT 13. Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah (Badiklatda) 14. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) 15. Badan Ketahanan Pangan (BKP) 16. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) 17. Bakasbang Pol 18. Sekretariat Daerah 19. Biro Kesra dan Masyarakat – Sekretariat Daerah 20. Biro APSDA – Sekretariat Daerah 21. Sekretariat Bakarluh 22. Sekretariat DPRD 23. KPID 24. Satuan Poksi Pamongpraja

5,46 3,13 4,38 6,92 4,83 5,71 3,17 4,71 4,92 6,83 5,58 6,5

2,25 KUESIONER A – Umum DESKRIPSI I. PEMAHAMAN

STRANAS Hanya Dinas Perkebunan yang menyatakan belum

mengetahui Stranas PPRG, namun hanya 9 SKPD dari 24 SKPD responden yang memberikan uraian atas pemahamannya.

Stranas PPRG dipahami sebagai: - Perencanaan & Kegiatan Program yang melibatkan

perempuan - Strategi Nasional percepatan Pengarus Utamaan Gender

melalui PPRG - Merupakan strategi nasional dalam upaya perencanaan

dan penganggaran responsif gender untuk meningkatkanperan gender disetiap kegiatan

- Penyusunan Strategi Nasional dimaksudkan untuk percepatan PUG dan pencapaian Good Governance agar PPRG lebih terarah, sistematis, sinergi baik di TK Nasional maupun daerah

- Mengintegrasikan gender menjadi satu dimensi integral dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas kebijakan pembangunan

- Stranas PPRGadalah strategi nasional percepatan pengarus utamaan gender melalui perencanaan dan penganggaran yang responsif gender

- Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender - Mengoptimalkan partisipasi perempuan dalam

perencanaan dan pelaksanaan pembangunan Pemahaman didapatkan dari: sosialisasi dan pelatihan dari

Bappeda dan Badan Pemberdayaan Perempuan, buku dan SK, media elektronik, surat Bappenas, internet.

23 (95,83)

9 (37,50)

8 (33,33)

II. KOMITMEN - Hampir semua SKPD responden menyatakan ada Peraturan Menteri/Gubernur tentang pelaksanaan PUG. Namun tidak satu SKPD pun memberikan uraian penjelasan.

- Hampir semua SKPD responden menyatakan bahwa Peraturan Menteri/Gubernur tersebut disosialisasikan. Tetapi tidak ada penjelasan disosialisasikan kepada siapa saja dan dalam bentuk kegiatan apa.

23 (95,83)

23

(95,83)

III. KEBIJAKAN Hanya Badiklat, Dinas Kehutanan, Dinas Peternakan, Setda, Bappeda, dan Satuan Pamongpraja yang menyatakan TIDAK

17 (70,83)

Page 9: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

ADA isu gender dalam rentra SKPD-nya. Namun SKPD yang menyatakan ADA isu gender dalam renstra-nya tidak memberikan penjelasan pada bagian mana saja isu gender termuat.

Rencana Kerja Tahunan: idem

Pedoman Pelaksanaan/Petunjuk Teknis/sejenisnya terkait PPRG: ada, tetapi tidak ada penjelasan mengenai sosialisasinya.

19 (79,17)

22 (91,67)

IV. KELEMBAGAAN Hanya BPAD, Satpol PP, dan Dispenda yang menyatakan TIDAK ADA Pokja PUG.

Hanya BPAD dan Satpol PP yang menyatakan TIDAK ADA Fokal Poin Gender.

Namun demikian semua SKPD tidak memberikan penjelasan, apakah Pokja PUG dan FPG yang dimaksud ada pada masing-masing SKPD, hanya pada tingkat Pemprov Jambi.

21 (87,50)

22 (91,67)

22 (91,67)

V. SUMBERDAYA MANUSIA

Hanya BPMD & PPT dan BKP yang menyatakan tidak ada Fasilitator PUG/PPRG, dan tanpa penjelasan.

Namun semua SKPD yang menyatakan ada Fasilitator PUG tidak memberikan penjelasan berapa jumlahnya dan apakah meningkat jumlahnya.

Hanya Dinas Kehutanan, Dinas Kebudpar, dan Badiklatda yang menyatakan tidak ada Tim Pelaksana (SDM) PUG dan PPRG, namun tanpa penjelasan.

SKPD yang menyatakan ada Tim Pelaksana (SDM) PUG/PPRG tidak memberikan penjelasan apakah SDM tersebut mendapatkan pelatihan reguler.

Sepuluh SKPD atau sekitar 42 persen SKPD responden menyatakan tidak ada pelaksana PUG di satker mereka. Namun semua SKPD tidak memberikan penjelasan mengenai hal ini.

14 SKPD atau sekitar 58 persen SKPD responden menyatakan materi PUG/PPRG materi PUG/PPRG sudah diintegrasikan dalam modul pelatihan teknis, struktural, dan fungsional.

Namun tidak satupun SKPD memberikan penjelasan atas jawaban yang diberikan.

22 (91,67)

21 (87,50)

14 (58,33)

10 (41,67)

VI. DANA Hanya 13 SKPD yang menyatakan memiliki alokasi anggaran penunjang pelaksanaan PUG/PPRG.

Namun 17 SKPD atau sekitar 70 persen SKPD responden menyatakan sudah menyusun Lembar ARG.

13 (54,17

17 (70,83)

VII. DATA TERPILAH MENURUT JENIS KELAMIN

13 SKPD menyatakan memiliki kebijakan penyediaan data terpilah.

Namun hanya 6 SKPD atau sekitar 25 persen yang memiliki data terpilah sektor yang ditangani.

13 (54,17)

6 (25,00)

VIII. ALAT ANALISIS GENDER

Hampir semua SKPD (terkecuali Dinas Peternakan, Dinas Perkebunan, BPBD, dan KPID) telah menggunakan alat analisis gender (GAP).

Tidak ada satupun SKPD yang memiliki piranti monev untuk PUG dan PPRG, kecuali BKP, namun tidak ada penjelasan lebih lanjut.

20 (83,33)

1

(4,17)

IX. PARTISIPASI MASYARAKAT

Hanya 16 orang atau sekitar 66,7 persen SKPD melibatkan masyarakat dalam pelaksanaan PUG/PPRG, baik sebagai

16 (66,67)

Page 10: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

fasilitator maupun narasumber. KENDALA YANG DIHADAPI

Pemahaman tentang PUG/PPRG masih rendah Komitmen pimpinan masih rendah dalam hal pelaksanaan

PUG dan PPRG di setiap SKPD Kelembagaan PUG masih lemah Kurangnya ketersediaan anggaran penunjang pelaksanaan

PUG/PPRG Kurangnya SDM terlatih PUG dan PPRG Kurangnya sosialisasi terhadap pejabat teknis di bidang Bidang-bidang tidak melibatkan bagian program/

perencanaan dalam pembuatan kegiatan Kurang dapat dukungan dari bidang teknis terkait data Masih rendahnya ketersediaan data terpilah dan data terkini Belum dianggapnya isu gender sebagi isu yang penting

untuk segera ditangani permasalahannya. Metode analisa yang disampaikan belum dianggap isu

gender

UPAYA PENANGANAN KENDALA

Memberikan pemahaman kepada Bidang teknis dalam upaya melaksanakan kegiatan yang responsif gender

Advokasi Konsultasi ke SKPD Penggerak yang lebih memahami

Konsep PUG/PPRG Perbanyak pelatihan PUG dan PPRG Mendorong, melibatkan serta berpartisipasi aktif dalam

menumbuhkan semangat pentingnya keterwakilan perempuan dalam berbagai bidang.

INNOVASI YANG SUDAH DILAKUKAN

Melaksanakan Kegiatan Diklat penyusunan RKA Responsif Gender

mengumpulkan kabid untuk menjalankan ARG

HARAPAN KE DEPAN Meningkatkan kembali sosialisasi, advokasi/bintek, diklat pemahaman konsep dan konsistensi pelaksanaan program/kegiatan PUG/PPRG

Sosialisasi untuk pejabat teknis di setiap bidang. Pemahaman dan pembinaan bagi bidang teknis dalam upaya

peningkatan PPRG melibatkan bidang teknis dalam rapat, sosialisasi dll agar

PUG tidak terfokus pada bagian perencanaan saja Update data terpilah Supaya ada perbaikan tingkat regulasi pemberdayaan

perempuan dalam bentuk UU dan PP

REKOMENDASI Walaupun SKPD responden Pemda Provinsi Jambi termasuk yang terbanyak dan terlengkap, namun dalam hal informasi agak minim. Sejumlah jawaban tidak dilengkapi dengan penjelasan. Advokasi, sosialisasi PUG dan PPRG pada pimpinan

SKPD Penerapan PPRG dan analisis gender sebaiknya

ditekankan dalam perencanaan Renstra, Renja dan anggaran SKPD. SKPD juga sebaiknya diwajibkan untuk melakukan analisis gender pada setiap kegiatan yang dilaksanakan

Pelatihan reguler mengenai PUG dan PPRG

Page 11: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

PEMDA PROVINSI 4. SUMATERA SELATAN % SKPD

UNIT KERJA TERLIBAT

1. Dinas Pendapatan 2. Dinas Pendidikan 3. Dinas Kehutanan 4. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura 5. Dinas Pemuda dan Olahraga 6. Dinas Perindustrian dan Perdagangan

4,17 5,58 6,83 4,46 5,33 4,83

KUESIONER A – Umum DESKRIPSI I. PEMAHAMAN

STRANAS Dari 6 SKPD responden, hanya Dinas Pendidikan yang

menyatakan belum pernah membaca tentang Stranas PPRG. Lima SKPD lainnya menyatakan memahami Stranas PPRG.

Stranas PPRG dipahami sebagai: - Strategi Nasional tentang pengarusutamaan gender guna

terselenggaranya perencanaan, penyusunan,pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan, program dan kegiatan pembangunan nasional yang perfektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi serta kewenangan masing – masing.

- Suatu strategi nasional untuk mempercepat pelaksanaan PUG melalui PPRG.

Pemahaman didapatkan dari: Dari Surat Edaran bersama 4 Kementerian, dan dari mengikuti pelatihan/sosialisasi yang dilakukan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Anak Prov. Sumsel.

5 (83,33)

5

(83,33)

6 (100)

II. KOMITMEN - Peraturan Gubernur Sumsel No. 47 Tahun 2015 tentang Panduan Teknis Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender Prov. Sumsel

- Menurut Dinas Perindag, Pergub tersebut disosialisasikan dengan langsung mengikut sertakan Bidang Teknis pada acara yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Anak.

- Namun, SKPD belum mensosialisasikan kepada pejabat / staf SKPD karena keterbatasan anggaran.

6 (100)

2

(33,33)

III. KEBIJAKAN Isu gender dalam rentra SKPD hanya pada bagian output kegiatan. Namun khusus Dinas Perindag isu gender ini belum masuk dlm Renstra SKPD karena kesulitan pada penetapan target perencanaan kegiatan sebab belum adanya data terpilah.

Rencana Kerja Tahunan: idem.

Pedoman Pelaksanaan/Petunjuk Teknis/sejenisnya terkait PPRG: ada,

tetapi tidak ada penjelasan mengenai sosialisasinya.

4 (66,67)

4 (66,67)

5 (83,33)

3 (50,00)

IV. KELEMBAGAAN Hanya Dinas Perindag yang menyatakan TIDAK ADA Pokja PUG. 5 SKPD lainnya menyebutkan Keputusan Gubernur No. 614 / KPTS / BPP-PA / 2013 tentang Pembentukan Kelompok kerja PUG Prov. Sumsel.

Hanya Dinas Pendidikan yang menyatakan TIDAK ADA Fokal

5 (83,33)

Page 12: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

Poin Gender. Namun demikian hanya separuh SKPD yang menyatakan FPG

mendapatkan pelatihan PUG.

5 (83,33)

3 (50,00)

V. SUMBERDAYA MANUSIA

Semua SKPD menyatakan sudah memiliki Fasilitator PUG/PPRG.

Namun hanya Dinas Kehutanan yang menyatakan jumlahnya meningkat.

Semua SKPD memiliki Tim Pelaksana (SDM) PUG dan PPRG.

Hanya Dinas Pendapatan menyatakan Tim Pelaksana (SDM) PUG/PPRG tidak mendapatkan pelatihan.

Hanya Dinas Pendapatan dan Dinas PORA yang menyatakan pelatihan PUG/PPRG dilakukan tidak secara reguler.

Hanya Dinas Pertanian yang menyatakan tidak memiliki SDM Satker yang mampu melaksanakan PUG dan PPRG.

Hanya separuh SKPD yang menyatakan jumlah SDM satker tsb meningkat.

Hanya Dinas Pendapatan yang menyatakan materi PUG/PPR belum terintegrasi ke dalam modul pelatihan.

6 (100)

1 (16,67)

6 (100)

5 (83,33)

4 (66,67)

5 (83,33)

3 (50,00)

5 (83,33)

VI. DANA Hanya Dinas Pendapatan dan Dinas Perindag yang menyatakan belum memiliki alokasi anggaran penunjang pelaksanaan PUG/PPRG.

Hanya Dinas Pendidikan yang menyatakan belum menyusun Lembar ARG.

4 (66,67)

5

(83,33) VII. DATA

TERPILAH MENURUT JENIS KELAMIN

Hanya Dinas Pendapatan dan Dinas Pertanian yang menyatakan belum memiliki kebijakan penyediaan data terpilah.

Hanya Dinas Pendapatan dan Dinas Pertanian yang juga menyatakan memiliki data terpilah sektor yang ditangani.

4 (66,67)

4

(66,67) VIII. ALAT ANALISIS

GENDER Semua SKPD telah menggunakan alat analisis gender (GAP).

Hanya Dinas Pertanian yang menyatakan belum melakukan

perencanaan program/kegiatan menggunakan analisis gender.

Semua SKPD menyatakan belum ada piranti monev untuk PUG dan PPRG, namun sedang dalam proses penyusunan.

6 (100)

5 (83,33)

6

(100) IX. PARTISIPASI

MASYARAKAT Hanya Dinas Pendidikan dan Dinas Kehutanan yang

melibatkan masyarakat dalam pelaksanaan PUG/PPRG, baik sebagai fasilitator maupun narasumber.

2 (33,33)

KENDALA YANG

DIHADAPI

Belum adanya komitmen dari Pengambil Kebijakan untuk melaksanakan PPRG

Kurangnya SDM yang paham dan mau melakukan analisis gender

Belum adanya kesadaran dari SDM ditingkat Esselon III dan IV pelaksanaan kegiatan dalam menyikapi isi gender

Komitmen bersama secara tegas dari badan perencanadan SKPD terkait belum ada seperti isu kemiskinan dan gas rumah kaca

Petugas yang ditugaskan tidak tetap pada orang yang sama, sehingga program sulit menyambung, SDM kurang

Stimulant terhadap pelaksanaan program/kegiatan bersifat gender masih belum efektif

Page 13: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

Kendala efisiensi anggaran sehingga sebagian kegiatan ditunda pelaksanaannya

UPAYA

PENANGANAN

KENDALA

Menambahkan keanggotaan TIM PPRG, mensosialisasikan PUG,mengikuti pegawai secara konsisten.

Pembentukan Focal Point dan menambah jumlah Focal Point Mengikut sertakan bidang teknis terkait dalam

pelatihan/rapat tentang PUG/PPRG Menetapkan kegiatan bidang teknis terkait untuk

melaksanakan PUG/PPRG Mulai mengumpulkan data terpilih dari bidang teknis terkait

INNOVASI YANG

SUDAH DILAKUKAN

Belum ada

HARAPAN KE

DEPAN

Usulan kegitan yang responsive gender harus sudah ditetapkan pada awal perencanaan

Pada saat sosialisasi/rapat jangan hanya perencanaan yang mengikuti tapi bidang teknis terkait harus diundang untuk meningkatkan kesadaran/keterampilan pengetahuan SDM tersebut,

Perlu komitmen lebih baik dan mekanisme yang lebih efisien. Dibuat pelatihan khusus untuk Focal Point Dilakukan sosialisasi secara continue Dilakukan pelatihan khusus untuk PUG, Ada Focal Point di

instansi. Setiap SKPD menganggarkan honor per bulannya.

REKOMENDASI Advokasi, sosialisasi PUG dan PPRG pada pimpinan SKPD Penerapan PPRG dan analisis gender sebaiknya ditekankan

dalam perencanaan Renstra, Renja dan anggaran SKPD. SKPD juga sebaiknya diwajibkan untuk melakukan analisis gender pada setiap kegiatan yang dilaksanakan

Pelatihan reguler mengenai PUG dan PPRG

PEMDA PROVINSI 5. LAMPUNG SKOR SKPD

UNIT KERJA TERLIBAT

1. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) 2. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) 3. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD)

1,67 6,71 6,46

KUESIONER A – Umum DESKRIPSI I. PEMAHAMAN

STRANAS - SKPD responden mengetahui Stranas PPRG - Stranas PPRG:Strategi Nasional PPRG melalui Perencanaan

dan Penganggaran yang responsif gender. - Pemahaman didapatkan dari: i) sosialisasi, dan

implementasi Inpres No. 9 2000 tentang PUG; ii) dari Biro PP

3

2

2

II. KOMITMEN - Perda Prov No. 10/2011 ttg PUG dalam Pembangunan Daerah

- Peraturan gubernur tersebut disosialisasikan kepada: Pejabat eselon dan staf. Dalam kegiatan Peningkatan Minat Baca Berkelanjutan dengan melibatkan partisipasi masyarakat

3 3

III. KEBIJAKAN Renstra mengandung isu/perspektif gender pada bagian: 2

Page 14: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

kegiatan, sasaran, dan indikator Renja Tahunan mengandung isu/perspektif gender pada bagian: kegiatan, sasaran, dan indikator Pedoman Pelaksanaan/Juknis disosialisasikan kepada: pejabat eselon dan staf.

2

1

IV. KELEMBAGAAN Sudah ada Pokja PUG. Namun tidak ada keterangan mengenai SK yang digunakan.

Sudah ada Fokal Poin Gender (FPG), namun tidak ada penjelasan di level apa

Tidak ada penjelasan mengenai pelatihan bagi FPG

3

3

0 V. SUMBERDAYA

MANUSIA Hanya BPLH yang menyatakan memiliki Fasilitator

PUG/PPRG, namun tidak ada penjelasan berapa jumlahnya. Tidak ada penjelasan apakah jumlah fasilitator meningkat. Hanya BPLH dan BPADyang menyatakan ada Tim Pelaksana

(SDM) PUG dan PPRG. Tim Pelaksana BPADsaja yang sudah mendapatkan

pelatihan. Tidak ada SKPD yang menyatakan adanya pelatihan reguler BPLH dan BPAD menyatakan ada SDM di Satker yang

mampu melaksanakan PUG dan PPRG; masing-masing 1 orang dan 2 orang.

Hanya BPAD yang menyatakan jumlah SDM tersebut meningkat.

Hanya BPAD yang menyatakan telah mengintegrasikan materi PUG/PPRG dalam pelatihan.

1

0 2

1 0

2

1

1

VI. DANA Hanya BPLH yang sudah memiliki alokasi anggaran penunjang pelaksanaan PUG/PPRG. Namun tidak ada penjelasan lebih lanjut.

Lembar ARG sudah dibuat oleh ketiga SKPD. Namun tidak ada penjelasan lebih lanjut.

1

3

VII. DATA TERPILAH MENURUT JENIS KELAMIN

BPLH dan BPAD memiliki data terpilah. (BPAD: data jumlah anggota dan pengunjung perpustakaan L dan P 2010-2015)

BPLH dan BPAD memiliki data terpilah tingkat kab/kota.

2

2 VIII. ALAT ANALISIS

GENDER BPLH dan BPAD telah menggunakan alat analisisi gender

(GAP). Kedua SKPD tsb sudah melakukan perencanaan

program/kegiatan dengan menggunakan analisis gender. Tidak ada SKPD yang memiliki piranti monev (tidak ada

pokja)

2

2

0

IX. PARTISIPASI MASYARAKAT

BPLH dan BPAD melibatkan unsur masyarakat dalam pelaksanaan PUG dan PPRG (BPLH: Adiwiyata Adipura, ePPLN; BPAD: taman baca bagi warga LP Tahanan).

2

KENDALA YANG DIHADAPI

Badan Kesbangpol: Tidak tercantum dalam renstra dan DPA Tahunan.

BPLH: SDM dan anggaran BPAD: tidak dianggarkan khusus

UPAYA PENANGANAN KENDALA

Badan Kesbangpol: tidak diisi BPLH: Monev BPAD: Mengusulkan anggaran khusus PPRG dan PUG

INNOVASI YANG SUDAH DILAKUKAN

HARAPAN KE DEPAN BPLH: ADM yang menguasai, diklat, bintek, anggaran

Page 15: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

REKOMENDASI Perlu peran aktif dari SKPD Penggerak untuk menguatkan komitmen melalui SK percepatan PUG melalui PPRG.

Penerapan PPRG dan analisis gender sebaiknya ditekankan dalam perencanaan Renstra, Renja dan anggaran SKPD, sehingga perencanaan kegiatan dan anggaran telah otomatis menjadi responsif gender.

Setiap SKPD sebaiknya menunjuk Fokal Poin Gender untuk setiap unit kerja eselon 3

SDM teknis di setiap SKPD juga sebaiknya didorong untuk melakukan analisis gender pada perencanaan program/kegiatan

Pelatihan reguler mengenai PUG dan PPRG. Peran Inspektorat Daerah diperkuat dalam

pelaksanaan Monev PUG/PPRG.

PEMDA PROVINSI 6. BANGKA BELITUNG SKOR SKPD

UNIT KERJA TERLIBAT

1. Dinas Pemuda dan Olahraga (PORA) 2. Dinas Pekerjaan Umum (PU) 3. Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) 4. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) 5. Badan Pendidikan dan Pelatihan (Badiklat) 6. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) 7. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa

(PMPD) 8. Sekretariat Daerah (Biro Kesra)

5 1

0,5 5,33 3,63 6,13 2,21

2,13

KUESIONER A – Umum DESKRIPSI I. PEMAHAMAN

STRANAS 5 SKPD menyatakan mengetahui tentang Stranas PPRG. 5 SKPD menjelaskan ttg Stranas PPRG:

- Strategi Nasional untuk mempercepat pelaksanaan PUG melalui PPRG.

- Kesamaan hak laki-laki dan perempuan. Pemahaman didapatkan dari:

Dinas PORA: Pada advokasi kebijakan pendanaan penganggaran responsif gender yang diadakan di BAPPEDA Kesbangpol: Idem BPAD: Rakor PPRG dan buku PPRG BPMPD: Dari program/kegiatan yang disusun bersama Bappeda

5 (62,50)

5 (62,50)

4 (50,00)

II. KOMITMEN - 5 SKPD responden hanya mengacu pada Permendagri No. 67 Th 2011 ttg Pedoman Umum Pelaksanaan PUG di Daerah. Tidak ada yang menyebutkan mengenai Perda atau Pergub.

- Permendagri tersebut disosialisasikan kepada pejabat eselon dan staf dalam bentuk sosialisasi di penyusunan GAP-GBS.

5 (62,50)

6 (75,00)

III. KEBIJAKAN Rentra SKPD tidak mengandung isu gender karena Renstra sudah tersusun terlebih dulu sebelum sosialisasi Permendagri. Kecuali BPAD yang menyatakan isu gender termuat dalam Renstra pada bagian Indikator.

Rencana Kerja Tahunan: idem, kecuali BPMPD dan BPAD.

1 (12,50)

Page 16: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

BPAD menyatakan terdapat pada bagian sasaran dan indikator.

Pedoman Pelaksanaan/Petunjuk Teknis/sejenisnya terkait PPRG: ada

Sosialisasi dilakukan pada: pejabat dan staf lingkungan SKPD atau pejabat/staf yang ditunjuk khusus untuk menangani PPRG.

2 (25,00)

6

(75,00) 6

(75,00) IV. KELEMBAGAAN SK Pokja PUG masih dalam proses pembuatan

Fokal Poin Gender sudah ada pada tingkat SKPD, namun tidak ada penjelasan mengenai mekanisme penunjukan.

Tidak ada SKPD yang menyatakan FPG mendapatkan pelatihan PUG.

0 4

(50,00) 0

V. SUMBERDAYA MANUSIA

5 SKPD menyatakan sudah memiliki Fasilitator PUG/PPRG. Namun hanya BPAD yang menyatakan jumlahnya meningkat. 4 SKPD menyatakan ada Tim Pelaksana (SDM) PUG dan PPRG. Hanya BPAD yang menyatakan Tim Pelaksana (SDM)

PUG/PPRG mendapatkan pelatihan. Hanya BPAD yang menyatakan Tim Pelaksana (SDM)

PUG/PPRG mendapatkan pelatihansecara reguler. 4 SKPD (Dinas PORA, Dinas PU, Kesbangpol, dan BPMPD)

menyatakan memiliki SDM Satker yang mampu melaksanakan PUG dan PPRG.

3 SKPD menyatakan jumlah SDM Satker tsb meningkat. Hanya Dinas PU yang menyatakan materi PUG/PPRG

terintegrasi ke dalam modul pelatihan.

5 (62,50)

1 (12,50)

4 (50,00)

1 (12,50)

1

(12,50) 4

(50,00)

3 (37,50)

1 (12,50)

VI. DANA Semua SKPD yang menyatakan memiliki alokasi anggaran penunjang pelaksanaan PUG/PPRG namun didrop/rasionalisasi pada TA 2016.

Namun hanya 4 SKPD menyatakan sudah menyusun Lembar ARG (Dinas PORA, Kesbangpol, Badiklat, BPMPD).

8 (100)

4

(50,00) VII. DATA TERPILAH

MENURUT JENIS KELAMIN

Hanya 3 SKPD menyatakan memiliki kebijakan penyediaan data terpilah (Dinas PORA, Kesbangpol, BPAD).

Hanya Dinas PORA dan Kesbangpol yangmenyatakan memiliki data terpilah sektor yang ditangani.

3 (37,50)

2 (25,00)

VIII. ALAT ANALISIS GENDER

5 SKPD menyatakanmelakukan perencanaan program/kegiatan menggunakan analisis gender.

Hanya Dinas PORA dan Kesbangpolyangmenyatakan ada piranti monev untuk PUG dan PPRG. Namun tidak ada penjelasan lebih lanjut.

5 (62,50)

2 (25,00)

IX. PARTISIPASI MASYARAKAT

Hanya BPADyang melibatkan masyarakat dalam pelaksanaan PUG/PPRG, yaitu dalam Rakor PPrG dan pelaksanaan kegiatan.

1 (12,50)

KENDALA YANG

DIHADAPI

Kurangnya sosialisasi di tingkat SKPD Rendahnya pemahaman pegawai mengenai PPRG Kurangnya sosialisasi pada lembaga2 desa dan masyarakat

desa.

UPAYA

PENANGANAN

Meningkatkan kualitas pengetahuan dan keterampilan untuk pengembangan wawasan intelektual

Page 17: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

KENDALA Pemberian materi PPRG pada kegiatan PPRG Pelaksanaan sosialisasi

INNOVASI YANG

SUDAH DILAKUKAN

Dinas PORA dan Kesbangpol: Penyusunan RKA-SKPD dilengkapi dokumen GAP dan GBS

BPAD: Absensi yang mencantumkan kolom L/P dan perlakuan disiplin kantor.

Sekda: Menyusun perencanaan kegiatan

HARAPAN KE DEPAN Badiklat: Agar memperbanyak kegiatan fasilitasi/ pelatihan di bidang PUG

Sekda: Sosialisasi/ advokasi; bimtek/diklat ttg PPRG

REKOMENDASI Perlu peran aktif dari SKPD Penggerak untuk menguatkan komitmen melalui Perda dan/atau SK Percepatan PUG melalui PPRG.

Sosialisasi PUG dan PPRG yang lebih merata pada setiap SKPD.

Penerapan PPRG dan analisis gender sebaiknya ditekankan dalam perencanaan Renstra, Renja dan anggaran SKPD, sehingga perencanaan kegiatan dan anggaran telah otomatis menjadi responsif gender.

Setiap SKPD sebaiknya menunjuk Fokal Poin Gender untuk setiap unit kerja eselon 3

SDM teknis di setiap SKPD juga sebaiknya didorong untuk melakukan analisis gender pada perencanaan program/kegiatan

Pelatihan reguler mengenai PUG dan PPRG. Peran Inspektorat Daerah diperkuat dalam pelaksanaan

Monev PUG/PPRG.

PEMDA PROVINSI 7. BANTEN SKPD

UNIT KERJA TERLIBAT

1. BAPPEDA PROVINSI 4,88

KUESIONER A – Umum DESKRIPSI I. PEMAHAMAN

STRANAS - SKPD responden mengetahui Stranas PPRG - Stranas PPRG: Strategi Nasional Percepatan Perencanaan dan

Penganggaran Responsif - Pemahaman didapatkan dari: Diklat PPRG dari Kementerian

PPPA

1

1

1 II. KOMITMEN - Ada peraturan terkait PUG namun tidak ada penjelasan apa

bentuk peraturan tersebut. (Menurut hasil evaluasi 2011 yang dilakukan Bappenas di Banten, Banten telah memiliki Peraturan Daerah Pelaksanaan PUG di Provinsi Banten. Namun nampaknya kurang tersosialisasikan)

- Peraturan gubernur tersebut disosialisasikan kepada: -

1

0 III. KEBIJAKAN - Renstra:-

- Renja Tahunan:tidak ada isu gender - Pedoman Pelaksanaan/Juknis disosialisasikan kepada:

Pedoman pelaksanaan secara umum dalam pelaksanaan APBD didalam sudah tercantum tentang pertanyaan PPRG

1 0 0

IV. KELEMBAGAAN Belum ada Tim/Pokja PUG yang disahkan Kepala Daerah. 0

Page 18: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

FPG: SK Kepala Bappeda. Tidak ada penjelasan apakah FPG sudah mendapatkan

pelatihan PUG dan PPRG

1 0

V. SUMBERDAYA MANUSIA

Ada Fasilitator, namun tidak ada penjelasan berapa jumlahnya. Tidak ada penjelasan apakah jumlahnya meningkat. Tim Pelaksana (SDM) PUG dan PPRG ada yaitu Sub-bid Kessos

Gender Bidang Sosmas Bappeda Tidak ada penjelasan apakah Tim Pelaksana tersebut sudah

mendapatkan pelatihan. Tidak ada SDM di Satker yang mampu melaksanakan PUG dan

PPRG, dan tidak ada penjelasan lebih lanjut. Materi PUG/PPRG sudah diintegrasikan dalam modul

pelatihan. Namun tidak ada penjelasan lebih lanjut tentang pelatihan teknis atau fungsional atau struktural.

2 0 1

0

0

1

VI. DANA Sudah memiliki alokasi anggaran penunjang pelaksanaan PUG/PPRG. Ada pada setiap SKPD di Sub. Bagian PEP (Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan)

Lembar ARG sudah dibuat untuk TA 2016

1

1 VII. DATA TERPILAH

MENURUT JENIS KELAMIN

Sudah memiliki kebijakan data terpilah: Statistik Gender Tahun 2012 pada BPPMD Provinsi Banten melalui dana dekon.

Banten Dalam Angka (Data Terpilah Gender) Tahun 2014 oleh BPS Provinsi Banten; Profil Banten (Data Terpilah Gender) Tahun 2015 oleh BPS Provinsi Banten; Profil Anak Tahun 2015 oleh BPS Provinsi Banten.

1

1

VIII. ALAT ANALISIS GENDER

Bappeda telah menggunakan alat analisisi gender GAP. Bappeda sudah melampirkan dokumen analisis gender TA

2016 Tidak ada keterangan mengenai Monev PUG/PPRG

1 1 0

IX. PARTISIPASI MASYARAKAT

Bappeda sudah melibatkan unsur masyarakat dalam pelaksanaan PUG dan PPRG, sebagai Tim Pendamping dari PSW Untirta.

1

KENDALA YANG DIHADAPI

Belum dianggap prioritas pembangunan

UPAYA PENANGANAN KENDALA

Updat kegiatan dan peraturan mengenai personil yang mengikuti diklat PPRG

INNOVASI YANG SUDAH DILAKUKAN

Kewajiban, tolok ukur kegiatan di Sub-Bag PEP setiap SKPD.

HARAPAN KE DEPAN PPRG dibuat sesederhana mungkin. REKOMENDASI Perlu peran aktif dari SKPD Penggerak untuk menguatkan

komitmen melalui SK Percepatan PUG melalui PPRG. Sosialisasi PUG dan PPRG yang lebih merata pada setiap

SKPD. Penerapan PPRG dan analisis gender sebaiknya

ditekankan dalam perencanaan Renstra, Renja dan anggaran SKPD, sehingga perencanaan kegiatan dan anggaran telah otomatis menjadi responsif gender.

Setiap SKPD sebaiknya menunjuk Fokal Poin Gender untuk setiap unit kerja eselon 3

SDM teknis di setiap SKPD juga sebaiknya didorong untuk melakukan analisis gender pada perencanaan program/kegiatan

Pelatihan reguler mengenai PUG dan PPRG.

Page 19: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

Peran Inspektorat Daerah diperkuat dalam pelaksanaan Monev PUG/PPRG.

PEMDA PROVINSI 8. D.K.I. JAKARTA SKOR SKPD

UNIT KERJA TERLIBAT

1. Dinas Kesehatan 2. Dinas KUMKMP 3. Dinas Penataan Kota 4. Dinas Perhubungan 5. Dinas Nakertrans 6. Dinas PORA 7. Dinas Pariwisata dan Budaya 8. Dinas Pariwisata dan Budaya-KPK Monas 9. Dinas KP dan Ketahanan Pangan 10. Bappeda 11. BPMPKB 12. Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah (BPAD) 13. BPLHD-Bagian Sekretariat 14. BPPBJ 15. SEKDA-Biro Org dan RB 16. SEKDA-Biro Perekonomian 17. SATPOL PP

3 2,17 0,5 0

0,5 5,21 4,92 2,67

1 0

7,54 1,33 3,29 1,67 1,46

0 5,29

KUESIONER A - Umum DESKRIPSI I. PEMAHAMAN

STRANAS - Belum atau kurang mendapat sosialisasi tentang stranas

PPRG dari instansi penggerak (13 SKPD) - Stranas PPRG dimaksudkan untuk percepatan pelaksanaan

PUG sesuai RPJMN 2010-2014, yang sekaligus menunjang pencapaian good governance, pembangunan yang berkelanjutan, serta pencapaian target-target MDGs. Strategi Nasional ini disusun agar pelaksanaan PPRG menjadi lebih terarah, sistematis, dan sinergis, baik di tingkat nasional maupun daerah (13 SKPD)

- Pemahaman didapatkan dari: i) Sosialisasi melalui workshop atau Bimtek; ii)Buku Pentunjuk Pelaksanaan yang dikeluarkan oleh Bappenas, Kemenkeu, KDN dan KPPPA yang didistribusikan oleh KPPPA (13 SKPD)

13 (76,47)

13 (76,47)

13 (76,47)

II. KOMITMEN - Ada, antara lain : 1. SE Bersama Menteri PPN /Bappenas No. 270/M.PPN/11/2012, Menteri Keu. No. SE-33/MK.02/2012, Kemdagri No. O50/4379A/SJ/2012 dan KPPPA No.46/MPP.PA/11/2012 tentang Strategi Nasional

14 (82,35)

Page 20: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

Percepatan Pug melalui PPRG; 2. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 67 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di Daerah; 3. Perda 8/2011 ttg Perlindungan Anak dan Perempuan dari Tindak Kekerasan; 4. Pergub 218/2010 ttg Gugus Tugas Pencegahan & Tindak Pidana Perdagangan Orang; 5. Kepgub 1192 / 2011 ttg Gugus Tugas Pembentukan KLA; 6. Pergub 37/2012 ttg PUG; 7. Pergub 37/2012 ttg PUG ; 8. Pergub 170/2012 ttg Perubahan Pergub 176/2010 ttg Pokja PUG

- Sudah dilakukan dalam bentuk Workshop / Sosialisasi Integrasi Gender dalam sistem Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah oleh Bapeda DKI Jakarta, dengan peserta seluruh SKPD/UKPD di DKI Jakarta

9 (52,94)

III. KEBIJAKAN Renstra mengandung isu gender pada bagian:

1. Pendahuluan hal. 3 alinea 8 dan poin tujuan 2. Gambaran pelayanan BPMPKB hal. 28 dan hal. 32 3. Isu-isu strategis hal. 38 dan 40-43 4. Telaahan Renstra hal. 49-50 5. Identifikasi permasalahan hal-55-57 6. Penentuan isu-isu strategis hal.62-63 7. Visi, misi, tujuan dan sasaran hal. 65-73 8. Program dan Kegiatan hal. 90 Renstra mengandung isu gender pada bagian: Indikator

kinerja hal. 93-95 Sudah ada pedoman Pelaksanaan/Petunjuk

Teknis/sejenisnya terkait PPRG. Pedoman belum disosialisasikan.

1. Isu Gender termuat dalam bagian arahan kebijakan, dan dilaksanakan di setiap kegiatan yang diselenggarakan.

2. Pergub No. 58 Tahun 2012 tentang Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender.

3. Kepada Pejabat Eselon IV dan Staf dalam bentuk workshop dan Advokasi

6 (35,29)

5 (29,41)

7 (41,17)

1 (5,88)

IV. KELEMBAGAAN Peraturan Gubernur Nomor 170 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Nomor 176 Tahun 2010 Tentang Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender

Focal Point Gender berada di level Subbagian Perencanaan dan Anggaran di bawah Sekretariat.

Hanya 3 SKPD yang menyatakan sudah mendapatkan pelatihan PUG.

9 (52,94)

7

(41,18) 3

(17,65) V. SUMBERDAYA

MANUSIA Sebagian SKPD menyatakan sudah memiliki Fasilitator.

Namun, hanya Dinas PORA dan BPMPKB yang menyatakan

jumlah fasilitator meningkat.

Terdapat 6 SKPD menyatakan sudah memiliki Tim Pelaksana PUG/PPRG

SDM Tim Pelaksana ini sudah mendapatkan pelatihan gender

Namun hanya Dinas PORA yang sudah melakukan pelatihan secara reguler.

Ada pada tingkat Provinsi DKI JakartaSDM Satker yang mampu melaksanakan PUG dan PPRG berjumlah 25 orang.

7 (41,17)

2 (11,76)

6

(35,29) 5

(29,41) 1

(5,88) 5

(29,41)

Page 21: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

Namun jumlah ini belum meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.

Pernah ada pelatihan yang diadakan oleh BPMPKB provinsi DKI Jakarta

2 (11,76)

3 (17,64)

VI. DANA Hanya BPMPKB yang menyatakan memiliki anggaran pendukung PUG

Hanya 2 SKPD yang menyusun Lembar ARG

1 (5,88)

11,76

VII. DATA TERPILAH MENURUT JENIS KELAMIN

Hanya 4 SKPD menyatakan ada kebijakan data terpilah.

Hanya 2 SKPD yang menyatakan ada data terpilah terkait sector (BPMPKB dan Satpol PP)

4 (23,52)

2 (11,76)

VIII. ALAT ANALISIS GENDER

GAP

Umumnya belum melakukan perencanaan program/kegiatan dengan alat analisis gender karena adanya keterbatasan sumber daya manusia dan anggaran.

Belum ada piranti untuk monev PUG/PPRG, karena kegiatan yang terkait dengan responsip kesetaraan gender (PUG/PPRG) belum dirumuskan alat ukurnya.

6 (35,29)

4 (23,52)

0

IX. PARTISIPASI MASYARAKAT

- 0

KENDALA YANG DIHADAPI

Kurang tersosialisasi muatan PUG dan PPRG, sehingga masih berupa hal asing.

Masih lemahnya pemahaman tentang isu gender khususnya di kalangan perencana ;

Masih minimnya pemahaman perencana pada masing-masing SKPD terhadap Perencanaan dan Penganggaran yang responsif Gender ;

Belum samanya persepsi/komitmen pengambil kebijakan di masing-masing SKPD tentang PPRG;

Masih lemahnya koordinasi sistem perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program/kebijakan pembangunan yang Responsif Gender oleh aparat perencana;

Masih belum optimalnya penyediaan dan penggunaan data terpilah sesuai jenis kelamin yang dimiliki daerah;

Seringnya mutasi pejabat

UPAYA PENANGANAN KENDALA

Keterbatasan SDM diatasi dengan selalu mencoba mengirim staf baru untuk mengikuti pelatihan PUG/PPRG.

Minimalisasi pembedaan kegiatan berdasarkan gender Advokasi dan pelatihan

INNOVASI YANG SUDAH DILAKUKAN

Kewajiban, tolok ukur kegiatan di Sub-Bag PEP setiap SKPD. Sebenarnya setiap kegiatan yang ada di Dinas Kesehatan,

sudah responsif gender.

HARAPAN KE DEPAN PPRG dibuat sesederhana mungkin. Sosialisasi PPRG ke SKPD yang masih kurang.

REKOMENDASI Perlu peran aktif dari SKPD Penggerak untuk menguatkan komitmen melalui SK Percepatan PUG melalui PPRG.

Sosialisasi PUG dan PPRG yang lebih merata pada setiap SKPD.

Penerapan PPRG dan analisis gender sebaiknya ditekankan dalam perencanaan Renstra, Renja dan

Page 22: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

anggaran SKPD, sehingga perencanaan kegiatan dan anggaran telah otomatis menjadi responsif gender.

Setiap SKPD sebaiknya menunjuk Fokal Poin Gender untuk setiap unit kerja eselon 3

SDM teknis di setiap SKPD juga sebaiknya didorong untuk melakukan analisis gender pada perencanaan program/kegiatan

Pelatihan reguler mengenai PUG dan PPRG. Peran Inspektorat Daerah diperkuat dalam pelaksanaan

Monev PUG/PPRG.

PEMDA PROVINSI 9. DI YOGYAKARTA SKOR SKPD

UNIT KERJA TERLIBAT

1. Dinas Pertanian 2. Dinas Tenaga Kerja 3. Dinas PU, Perumahan dan ESDM 4. Dinas Pendapatan 5. Dinas Pertanahan & Tata Ruang 6. Dinas Kesehatan 7. Dinas Sosial 8. Dinas Pendidikan, PORA 9. Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset 10. Sekretariat Daerah-BKD 11. Sekretariat Daerah-Biro Administrasi Pembangunan Pemda 12. Sekretariat Daerah-Biro Hukum Setda 13. Sekretariat Daerah-Biro Kesra dan Kemasyarakatan 14. Bappeda

6,54 4,5

5,46 4,83 2,75 5,92 5,96

8 5,83 4,58 2,08 2,71 5,96 6,71

KUESIONER A - Umum DESKRIPSI Catatan: Kuesioner diisi oleh 14 SKPD namun tanpa

penjelasan apapun, sehingga miskin informasi, kecuali Dinas PORA.

I. PEMAHAMAN STRANAS

- Sebagian besar SKPD tahu tentang Stranas PPRG

- Namun demikian, hanya Dinas PORA yang memberikan penjelasan apa yang diketahui tentang Stranas PPRG: Agar pelaksanaan PPRG menjadi lebih terarah, sistematis, dan sinergis, baik di tingkat nasional maupun daerah.

- Dinas PORA menyebutkan bahwa mengetahui Stranas PPRG dari Surat Kementerian PPN.

12 (85,71)

13 (92,86)

13 (92,86)

II. KOMITMEN - Ada SK Gubernur DIY Tahun 2014 tentang pelaksanaan PUG

- SKGubernur tersebut disosialisasikan kepada: seluruh SKPD Pemprov DIY

13 (92,86)

13 (92,86)

III. KEBIJAKAN - Renstra mengandung isu/perspektif gender pada bagian: Analisis Situasi

- Renja Tahunan mengandung isu/perspektif gender pada bagian: Analisis Situasi

- Pedoman Pelaksanaan/Juknis disosialisasikan kepada: pejabat eselon dan staf.

8 (57,14)

9 (64,28)

10 (71,43)

IV. KELEMBAGAAN Sudah ada Pokja PUG. Namun tidak ada keterangan mengenai SK yang digunakan.

14 (100)

Page 23: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

Sudah ada Fokal Poin Gender (FPG), namun tidak ada penjelasan di level apa

FPG sudah mendapatkan pelatihan PUG

12 (85,71)

1 (7,14)

V. SUMBERDAYA MANUSIA

Lebih dari separuh SKPD menyatakan memiliki Fasilitator PUG/PPRG, namun tidak ada penjelasan berapa jumlahnya.

Tidak ada penjelasan apakah jumlah fasilitator meningkat.

Separuh SKPDmenyatakan ada Tim Pelaksana (SDM) PUG dan PPRG.

Tim Pelaksanasudah mendapatkan pelatihan.

Hanya Dinas PORA yang menyatakan adanya pelatihan reguler

Lebih dari separuh SKPD menyatakan ada SDM di Satker yang mampu melaksanakan PUG dan PPRG.

Lebih dari separuh SKPD menyatakan jumlah SDM tersebut meningkat.

Hanya Bappeda, Dinas Pertanian dan Dinas PORA yang menyatakan telah mengintegrasikan materi PUG/PPRG dalam pelatihan.

10 (71,43)

1 (7,14)

8 (57,14)

1 (7,14)

1

(7,14) 9

(64,28) 9

(64,28) 3

(21,43) VI. DANA Kurang dari separuh SKPD yang sudah memiliki alokasi

anggaran penunjang pelaksanaan PUG/PPRG. Namun tidak ada penjelasan lebih lanjut.

Lembar ARG sudah dibuat oleh 9SKPD. Namun tidak ada penjelasan lebih lanjut dari 9 SKPD tersebut. Dinas PORA menjelaskan bahwa Lembar ARG-nya baru disusun, belum dianggarkan.

6 (42,86)

9

(64,28)

VII. DATA TERPILAH MENURUT JENIS KELAMIN

10 dari 14 responden menyatakan SKPD-nya telah memiliki kebijakan data terpilah.

11 dari 14responden menyatakan SKPD-nya telah memiliki data terpilah tingkat kab/kota.

10 (71,43)

11 (78,57)

VIII. ALAT ANALISIS GENDER

Sebagian besar sudah menggunakan alat analisisi gender (GAP).

Sebagian besarsudah melakukan perencanaan program/kegiatan dengan menggunakan analisis gender.

Hanya Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian, Dinas PORA dan Sekda yang memiliki piranti monev. Namun, tidak diketahui apakah piranti tersebut khusus untuk PUG/PPRG.

12 (85,71)

12 (85,71)

4 (28,57)

IX. PARTISIPASI MASYARAKAT

Umumnya SKPD sudah melibatkan unsur masyarakat dalam pelaksanaan PUG dan PPRG. Namun tidak ada penjelasan mengenai unsur masyarakat yang mana dan dalam bentuk kegiatan apa keterlibatan masyarakat tersebut.

10 (71,43)

KENDALA YANG DIHADAPI

Tidak diisi

UPAYA PENANGANAN KENDALA

Tidak diisi

INNOVASI YANG SUDAH DILAKUKAN

Tidak diisi

HARAPAN KE DEPAN Tidak diisi REKOMENDASI Integrasi materi PUG dan PPRG ke dalam modul

pelatihan teknis, struktural, dan fungsional

Page 24: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

Pelatihan khusus untuk Fasilitator SKPD

Pelatihan yang reguler terkait PUG dan PPRG untuk

menjaga kualitas kapasitas SDM pelaksana PUG dan

PPRG.

Penyusunan piranti monev PUG/PPRG

PEMDA PROVINSI 10. JAWA TIMUR SKOR SKPD

UNIT KERJA TERLIBAT

1. Dinas ESDM 2. Dinas Kehutanan 3. Dinas Kominfo 4. Dinas Sosial 5. Dinas Kesehatan 6. Dinas Perikanan dan Kelautan (DPK) 7. Dinas Nakertransduk 8. BAPPEDA 9. BPPKB 10. BPKAD 11. BAPERPUSIP 12. Sekretariat Daerah-Biro Admin Kesmas 13. Sekretariat Daerah-Biro Hukum 14. Sekretariat Daerah-Biro Humas dan Protokol 15. Sekretariat Daerah-Biro Admin Kerjasama 16. Sekretariat Daerah-Biro Organisasi

7,5 8

7,75 7,75 7,42 6,92 0,5

7,13 6,75 6,79

0 6,17 6,21 7,13 6,13 3,71

KUESIONER A - Umum DESKRIPSI I. PEMAHAMAN

STRANAS - Sebagian besar SKPD tahu tentang Stranas PPRG

- Pemahaman tentang Stranas PPRG: Stranas PPRG adalah agar

pelaksanaan PUG dalam tataran siklus pembangunan menjadi lebih terarah, sitematis dan sinergis, serta berkelanjutan, baik di tingkat nasional, maupun di tingkat daerah.

- Mengetahui Stranas PPRG dari:Sosialisasi oleh Tim Penggerak PPRG Pusat dan rapat koordinasi.

15 (93,75)

15 (93,75)

15 (93,75)

II. KOMITMEN - Ada: 1) Peraturan Gubernur No. 66 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan PUG dan Pembangunan Jawa Timur; 2) Keputusan Gubernur Jawa Timur No. 188/3/KPTS/013/2014 tentang Sekretariat PPRG;3) Surat Edaran Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Kepada Bupati/Walikota dan SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur tanggal 24 Januari 2014 No. 474.24/0200/211.3/2014 tentang Percepatan PUG melalui PPRG.

- Peraturan-peraturan tersebut disosialisasikan kepada: Kepada pejabat eselon, staf dalam bentuk workshop, rapat koordinasi.

15 (93,75)

14 (87,50)

III. KEBIJAKAN - Renstra mengandung isu/perspektif gender, namun jawaban 11

Page 25: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

penjelasan bervariasi pada bagian: Isu strategis, Visi dan Misi, Arah Kebijakan, Sasaran, Indikator. Namun SKPD yang tidak memasukkan isu gender, seperti BPKAD, mengatakan bahwa: Sesuai dengan tupoksi BPKAD, maka program dan kegiatan yang tercantum dalam Renstra BPKAD tidak secara langsung menuangkan isu gender tetapi ada kebijakan yang mendukung PUG melalui surat edaran, evaluasi RKA

- Renja Tahunan mengandung isu/perspektif gender gender, namun jawaban penjelasan bervariasi pada bagian: Isu strategis, Visi dan Misi, Arah Kebijakan, Sasaran, Indikator.

- Pedoman Pelaksanaan/Juknis disosialisasikan kepada: pejabat eselon dan staf SKPD Pemprov Jatim

(68,75)

12 (75,00)

13

(81,25) IV. KELEMBAGAAN Sudah ada Pokja PUG sesuai Keputusan Gubernur Jawa Timur

Nomor 188/115/KPTS/013/2010 tentang Kelompok Kerja Pokja PUG Provinsi Jawa Timur.

Sudah ada Fokal Poin Gender (FPG) pada sekretariat dan bidang2 SKPD

FPG sudah mendapatkan pelatihan PUG

14 (87,5)

13

(81,25) 10

(62,50) V. SUMBERDAYA

MANUSIA Sebagian besar SKPD menyatakan memiliki Fasilitator

PUG/PPRG, yaitu berasal dari SKPD Penggerak. Hanya 3 SKPD responden yang menyatakan jumlah fasilitator

meningkat. Di BPPKB meningkat dari 5 fasilitator menjadi 10 fasilitator. Namun di BPKAD jumlah fasilitator masih tetap.

Umumnya SKPD menyatakan ada Tim Pelaksana (SDM) PUG dan PPRG.

Hanya separuh SKPD yang menyatakan Tim Pelaksana PUG dan PPRG sudah mendapatkan pelatihan.

Hanya Dinas PORA yang menyatakan adanya pelatihan reguler

Sebagian besar SKPD menyatakan ada SDM di Satker yang mampu melaksanakan PUG dan PPRG.

Separuh SKPD menyatakan jumlah SDM tersebut meningkat. Menurut BPPKB, jumlah pelaksana PUG melalui PPRG meningkat, ada 71 SKPD terdiri dari : 59 SKPD dan 12 UPT Dinas Kesehatan. Setiap SKPD membentuk Tim FPG dengan SK Pimpinan SKPD. FPG inilah yang juga menjalankan fungsi sebagai pelaksana PPRG.

Kurang dari separuh SKPD menyatakan telah mengintegrasikan materi PUG/PPRG dalam pelatihan. Dinas Sosial menyatakan mengintegrasikan PUG/PPRG dalam pelatihan teknis dan struktural. BPPKB menyatakan memasukkannya dalam pelatihan teknis

13 (81,25)

3 (18,75)

14

(87,50) 9

(56,25) 6

(37,50) 12

(75,00) 8

(50,00)

7 (43,75)

VI. DANA Umumnya SKPD sudah memiliki alokasi anggaran penunjang pelaksanaan PUG/PPRG. Anggaran tersebut tercantum pada dokumen lembar ARG.

Lembar ARG sudah dibuat oleh 13 SKPD responden. Namun hanya BPPKB dan BPKAD yang melampirkan Lembar ARG.

12 (75,00)

13

(81,25) VII. DATA TERPILAH

MENURUT JENIS KELAMIN

12 dari 16 responden menyatakan SKPD-nya telah memiliki kebijakan data terpilah.

11 dari 16 responden menyatakan SKPD-nya telah memiliki data terpilah tingkat kab/kota.

12 (75,00)

11 (68,75)

VIII. ALAT ANALISIS Sebagian besar sudah menggunakan alat analisisi gender 14

Page 26: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

GENDER (GAP). Sebagian besar sudah melakukan perencanaan

program/kegiatan dengan menggunakan analisis gender. Hanya Dinas Nakertransduk dan Baperpusip yang belum menggunakan analisis gender dalam perencanaan.

Hanya Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian, Dinas PORA dan Sekda yang memiliki piranti monev. Namun, tidak diketahui apakah piranti tersebut khusus untuk PUG/PPRG.

(87,50) 14

(87,50)

11 (68,75)

IX. PARTISIPASI MASYARAKAT

Lebih dari separuh SKPD responden sudah melibatkan unsur masyarakat dalam pelaksanaan PUG dan PPRG. Melibatkan unsure seperti LSM, PT, Mitra Pembangunan, dan media, dalam kapasitas sebagai narasumber, fasilitator, dll.

11 (68,75)

KENDALA YANG DIHADAPI

Kurangnya pemahaman terkait PUG/PPRG komitmen pimpinan dan dukungan dari pegawai yang lain

dalam pengintegrasian gender dalam pembangunan. Hal ini didasari dari kurangnya pemahaman pimpinan dan pegawai yang lain terhadap PUG/PPRG. Sosialisasi PUG/PPRG yang ada biasanya hanya diikuti oleh pegawai-pegawai tertentu yang sudah sering mengikuti sosialisasi PUG/PPRG

Masih rendahnya pengumpulan data terpilah dan untuk proses perencanaan anggaran responsif gender

Seringnya terjadi mutasi/rolling. Masih banyak mendefiniskan gender identik dengan

perempuan.

UPAYA PENANGANAN KENDALA

Pada saat pelatihan/sosialisasi diusahan yang hadir lebih dari 1 orang. Melakukan transfer knowledge bila ada informasi baru

Koordinasi Konsultasi dengan Tim Penggerak Membentuk Tim FPG, sehingga meningkatkan jumlah

pegawai yang memahami PUG/PPRG. Memberikan peluang kepada pegawai perempuan untuk

mengikuti diklat, pelatihan atau sosialisasi

INNOVASI YANG SUDAH DILAKUKAN

Akan melakukan pencentangan program/kegiatan yang dianalisis gender pada aplikasi sistem infromasi perencanaan pembangunan daerah (SIPPD)

Pelatihan PUG untuk semua seksi di Dinas Kesehatan Mengususlkan kepada Badan Diklat materi PUG melalui PPRG

masuk dalam Diklatpim. Mengirim Surat Ke Kab/Kota agar mengikut sertakan

Perempuan pada Kegiatan Peningkatan SDM Menyediakan ruang laktasi, toilet difabel, dan tangga landai

(ramp)

HARAPAN KE DEPAN Memberikan contoh analisa PPRG pada program/kegiatan PPRG yang sulit untuk mendapatkan data terpilah.

Mengoptimalkan koordinasi dengan Tim Penggerak PPRG Sosialisasi PPRG dilakukan secara menyeluruh terutama bagi

pejabat eselon. Bisa juga materi PPRG dimasukkan dalam kurikulum diklat kepemimpinan

Adanya template kegiatan yang jelas dari pusat untuk daerah terkait PPRG

Meningkatkan pemahaman dan keahlian dalam analisis PUG SKPD driver diharapkan dapat melakukan sosialisasi di

Page 27: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

masing2 SKPD Diharapkan semua SKPD menyediakan data terpilah sesuai

dengan tupoksinya. Perlu adanya komitmen dari pimpinan dalam pelaksanaan

dan motivasi bagi pegawai perempuan agar lebih dapat mengembangkan diri dengan mengikuti diklat

REKOMENDASI Pemda Provinsi Jatim sudah sangat maju dalam hal pelaksanaan PUG dan PPRG. Yang masih perlu ditingkatkan adalah: Pelatihan khusus untuk Fasilitator SKPD

Pelatihan yang reguler terkait PUG dan PPRG untuk

menjaga kualitas kapasitas SDM pelaksana PUG dan

PPRG.

Pengintegrasian perspektif dan isu gender dalam

berbagai pelatihan, teknis, fungsional, dan struktural.

Penyusunan piranti monev PUG/PPRG

PEMDA PROVINSI 11. KALIMANTAN UTARA SKOR SKPD

UNIT KERJA TERLIBAT

1. Dinas ESDM 2. Dinas Kelautan dan Kehutanan (Responden 1) 3. Dinas Kelautan dan Kehutanan (Responden 2) 4. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan

Perempuan, Keluarga Berencana dan Pemerintahan Desa (BPMPPKBPD)

5. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) 6. Sekretariat Daerah (Biro Ekonomi dan Pembangunan) 7. Sekretariat Daerah (Biro Umum dan Humas)

3 0,25

0 6

2,67 0,25

0 KUESIONER A – Umum DESKRIPSI I. PEMAHAMAN

STRANAS Hanya BPMPPKBPD dan Badan Kesbangpol yang menyatakan

mengetahui tentang Stranas PPRG. Stranas PPRG: Strategi Nasional Percepatan Pengarusutamaan Gender (PUG)

melalui Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (BPMPPKBPD)

Stranas PPRG merupakan program pengintegrasian gender dalam setiap aspek kehidupan yang mendukung program kerja pemerintah yang dituangkan dalam bentuk program kegiatan dan kebijakan disertai oleh dasar hukum dan mekanisme perencanaan yg jelas, subyek, tujuan dan penganggaran yg jelas. (Badan Kesbangpol)

Pemahaman didapatkan dari: Dari pelatihan PPRG yg diadakan oleh BMPPKBDP, membaca buku Juklak PPRG, dari internet/google.

2 (28,57)

2 (28,57)

2 (28,57)

II. KOMITMEN - 3 SKPD responden hanya mengacu pada Permendagri No. 67 Th 2011 ttg Pedoman Umum Pelaksanaan PUG di Daerah. Belum ada Perda atau Pergub mengenai PUG dan PPRG karena Kalimantan Utara masih relatif baru terbentuk.

- Permendagri tersebut disosialisasikan kepada Pejabat eselon

3 (42,86)

2

(28,57)

Page 28: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

dan staf dlm pelatihan PPRG yg diselenggarakan oleh BPMPPKBDP.

III. KEBIJAKAN 4 SKPD menyatakan Rentra SKPD mengandung isu gender: - BPMPPKBPD: Tercantum pada Pendahuluan, Analisis

situasi, Arah Kebijakan, Sasaran, Indikator, dll. - Sasaran dan Indikator

Rencana Kerja Tahunan: terdapat pada bagian Arah Kebijakan, Sasaran, dan Indikator.

Pedoman Pelaksanaan/Petunjuk Teknis/sejenisnya terkait PPRG: ada; dan disosialisasikan saat pelatihan PPRG oleh BPMPPKBPD.

4 (57,14)

2 (28,57)

3 (42,86)

IV. KELEMBAGAAN SK Pokja PUG sudah ada, namun rencana kerja dan

pelaporannya belum optimal Tidak ada satupun SKPD responden yang menyatakan ada

Fokal Poin Gender. Tidak ada SKPD yang menyatakan FPG mendapatkan

pelatihan PUG.

1 (14.29)

0

0

V. SUMBERDAYA MANUSIA

Tidak ada satupun SKPD responden yang menyatakan ada Fasilitator Gender.

2 SKPD menyatakan ada Tim Pelaksana (SDM) PUG dan PPRG.

Tim Pelaksana (SDM) PUG/PPRG tersebut mendapatkan pelatihan dan secara reguler.

3 SKPD (BPMPPKBPD, Kesbangpol, dan Dinas ESDM) menyatakan memiliki SDM Satker yang mampu melaksanakan PUG dan PPRG.

Hanya BPMPPKBPD yang menyatakan jumlah SDM Satker tsb meningkat.

Hanya BPMPPKBPD yang menyatakan materi PUG/PPRG terintegrasi ke dalam modul pelatihan.

0

2 (28,57)

2 (28,57)

3 (42,86)

1

(14,29) 1

(14,29) VI. DANA Hanya BPMPPKBPD yang menyatakan memiliki alokasi

anggaran penunjang pelaksanaan PUG/PPRG namun tanpa penjelasan lebih lanjut.

Hanya BPMPPKBPD yang menyatakan sudah menyusun Lembar ARG.

1 (14,29)

1

(14,29) VII. DATA TERPILAH

MENURUT JENIS KELAMIN

Hanya BPMPPKBPD yang menyatakan memiliki kebijakan penyediaan data terpilah (Dinas PORA, Kesbangpol, BPAD). Dalam bentuk buku.

Hanya BPMPPKBPD yang menyatakan memiliki data terpilah sektor yang ditangani. Tempatnya di BAPPEDA dan BPMPPKBPD

1 (14,29)

1

(14,29)

VIII. ALAT ANALISIS GENDER

Hanya BPMPPKBPD dan Kesbangpol yang menyatakan menggunakan metode analisis gender (GAP dan PROBA)

Hanya BPMPPKBPD dan Kesbangpol yang melakukan perencanaan program/kegiatan menggunakan analisis gender.

Tiadanya piranti monev untuk PUG dan PPRG karena belum ada peraturan daerah ataupun peraturan gubernur yang mengatur mengenai PUG dan PPRG.

2 (28,57)

2 (28,57)

0

IX. PARTISIPASI MASYARAKAT

BPMPPKBPD dan Dinas ESDM melibatkan masyarakat dalam pelaksanaan PUG/PPRG, yaitu unsure LSM, perguruan tinggi, organisasi profesi dan pihak swasta (program tanggung jawab sosial).

2 (28,57)

Page 29: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

KENDALA YANG

DIHADAPI

Masih rendahnya pengetahuan SDM tentang PPRG Belum disosialisasikannya PPRG secara intensif SKPD masih dalam proses penyusunan program kerja.

UPAYA

PENANGANAN

KENDALA

Mengumpulkan data dan menganalisis data untuk menyusun program kerja terkait

Implementasi dan sosialisasi PPRG Pelatihan PPRG bagi aparatur SKPD Pemprov

INNOVASI YANG

SUDAH DILAKUKAN

Koordinasi dan advokasi ke SKPD Pemprov Memasukkan isu gender ke program kerja.

HARAPAN KE DEPAN Maksud dan tujuan (Stranas) PPRG harus jelas Perlunya pematangan dan kesatuan suara dari semua SKPD

dan Pemprov utk mewujudkan program ini dalam bentuk kegiatan pendidikan dan pelatihan serta aksi lapangan yang termanajemen dengan baik.

Perlu adanya kebijakan untuk menentukan standar dalam melaksanakan/ sosialisasikan kegiatan SKPD ttg porsi maksimal dan minimal dalam kesetaraan gender

REKOMENDASI Pemda Provinsi Kalimantan Utara relatif baru terbentuk, sehingga belum banyak yang sudah dilakukan terkait PUG dan PPRG. Perlu peran aktif dari SKPD Penggerak untuk

menguatkan komitmen melalui Perda dan/atau SK Percepatan PUG melalui PPRG.

Sosialisasi PUG dan PPRG yang lebih merata pada setiap SKPD.

Penerapan PPRG dan analisis gender sebaiknya ditekankan dalam perencanaan Renstra, Renja dan anggaran SKPD, sehingga perencanaan kegiatan dan anggaran telah otomatis menjadi responsif gender.

Setiap SKPD sebaiknya menunjuk Fokal Poin Gender untuk setiap unit kerja eselon 3

SDM teknis di setiap SKPD juga sebaiknya didorong untuk melakukan analisis gender pada perencanaan program/kegiatan

Pelatihan reguler mengenai PUG dan PPRG. Peran Inspektorat Daerah diperkuat dalam pelaksanaan

Monev PUG/PPRG.

PEMDA PROVINSI 12. KALIMANTAN TENGAH SKOR SKPD

UNIT KERJA TERLIBAT

1. Dinas Pora 2. Dinas Sosial 3. Dinas PU 4. Dinas Pertambangan dan Energi 5. Dinas Pendapatan Daerah 6. Dinas Perindustrian dan Perdagangan 7. Dinas Pendidikan 8. Dinas Kesehatan 9. Badan Diklat Prov 10. Badan Penanaman Modal Daerah dan Perizinan 11. Badan Perpustakaan

4,08 6,04 2,17 5,79

0 4,63

0 2,33

0 0,5

0,83

Page 30: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

12. Sekretariat Daerah (Biro Organisasi) 13. Sekretariat Daerah (Biro Keuangan) 14. Sekretariat Daerah (Biro Hukum) 15. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 16. Inspektorat Prov* 17. Badan PPPAKB* 18. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah* * Tidak mengembalikan kuesioner, sehingga data diolah dari Lembar ARG dan GAP yang diterima Bappenas.

4,58 2,42 1,17 6,04 2,17 2,17 2,67

KUESIONER A - Umum DESKRIPSI I. PEMAHAMAN

STRANAS Sebagian besar SKPD responden menyatakan mengetahui

tentang Stranas PPRG. Stranas PPRG: Percepatan pelaksanaan pengarusutamaan

gender sesuai RPJMN 2010-2014, yang sekaligus menunjang pencapaian kepemerintahan yang baik (good governance), pembangunan yang berkelanjutan, serta pencapaian target2 MDGs. Stranas ini disusun agar PUG menjadi lebih terarah, sistematis dan sinergis, baik di tingkat nasional maupun daerah.

Pemahaman didapatkan dari: sosialisasi dan pelatihan ARG oleh Bappeda dan BP3AKB, rapat pembentukan fokal poin, buku panduan PPRG 2013, buku Stranas PPRG Bappenas, koran dan televisi

13 (72,22)

10 (55,56)

10 (55,56)

II. KOMITMEN - Perda Prov Kalteng No. 4 Th 2004 ttg PUG dalam Pembangunan Daerah di Prov Kalteng; Permendagri No. 67 tahun 2011; SEB Stranas PPRG Tahun 2012; dan Peraturan Gubernur No. 69 Tahun 2013

- Permendagri tersebut disosialisasikan kepada Semua SKPD; dalam bentuk sosialisasi PUG dan PPRG

8 (44,44)

7 (38,89)

III. KEBIJAKAN Hanya 5 SKPD menyatakan Rentra SKPD mengandung isu gender pada bagian Analisis situasi, sasaran, dan indikator - Dinas Kesehatan: Renstra Dinkes (2010-2015) dibuat

sebelum ada kebijakan PPRG. Renstra 2016-2021 masih dalam proses (Bab II Gambaran Pelayanan Dinkes)

Hanya 6 dari 18 SKPD responden yang menyatakan Rencana Kerja Tahunan sudah mengandung isu/perspektif gender, pada bagian Analisis situasi, Arah Kebijakan, Sasaran, dan Indikator.

Pedoman Pelaksanaan/Petunjuk Teknis/sejenisnya terkait PPRG: ada; dan disosialisasikan oleh BP3AKB ke semua SKPD.

5 (27,77)

6 (33,33)

5 (27,77)

IV. KELEMBAGAAN SK Pokja PUG sudah ada, dimana Kepala Bappeda sebagai Ketua Pokja.

Fokal Poin Gender ada di setiap SKPD, pada level Bidang/eselon 3.

Sekda, Sekwan, Dinas PORA dan Dinas Sosial menyatakan FPG mendapatkan pelatihan PUG.

6 (33,33)

11 (61,11)

4 (22,22)

V. SUMBERDAYA MANUSIA

Hanya Dinas Sosial, Dinas PORA dan Dinas Tambang-Energi menyatakan ada Fasilitator Gender, di BP3AKB.

Hanya Dinas PORA yang menyatakan jumlah Fasilitator meningkat.

3 (16,67)

1 (5,56)

Page 31: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

Hanya Dinas Sosial, Dinas Tambang-Energi, Dinas Perindag, dan Sekwan yang menyatakan memiliki Tim Pelaksana (SDM) PUG dan PPRG.

Hanya Dinas Tambang-Energi yang menyatakan Tim Pelaksana (SDM) PUG/PPRG tersebut mendapatkan pelatihan dan secara reguler.

Hanya Dinas Sosial, Dinas Tambang-Energi, Dinas Perindag, dan Sekwan yang menyatakan memiliki SDM Satker yang mampu melaksanakan PUG dan PPRG.

Hanya Dinas Sosial dan Sekwan yang menyatakan jumlah SDM Satker tsb meningkat.

Hanya Dinas Sosial dan Dinas Tambang-Energi yang menyatakan materi PUG/PPRG terintegrasi ke dalam modul pelatihan (teknis).

4 (22,22)

1

(5,56)

4 (22,22)

2

(11,11) 2

(11,11)

VI. DANA Hampir separuh dari SKPD responden menyatakan memiliki alokasi anggaran penunjang pelaksanaan PUG/PPRG. Dana tersebut untuk sosialisasi, advokasi, koordinasi, dan pelatihan.

Separuh dari SKPD responden menyatakan sudah menyusun Lembar ARG TA 2015, dan sudah menyampaikan lampirannya.

8 (44,44)

10 (55,56)

VII. DATA TERPILAH MENURUT JENIS KELAMIN

Separuh SKPD responden menyatakan memiliki kebijakan penyediaan data terpilah: data anggota dan pegawai DPRD, data pejabat struktural, fungsional, dan staf Pemprov, data peserta sosialisasi, dll.

Hanya Dinas Tambang-Energi, Dinas Perindag, Dinas Kesehatan, dan Bappeda yang menyatakan memiliki data terpilah sektor yang ditangani: Data pendidikan, kesehatan, kemiskinan, dll.

9 (50,00)

4 (22,22)

VIII. ALAT ANALISIS GENDER

Separuh dari 18 SKPD responden menyatakan menggunakan metode analisis gender GAP

Kurang dari separuh SKPD responden melakukan perencanaan program/kegiatan menggunakan analisis gender.

Hanya Dinas Tambang-Energi dan Sekwan yang menyatakan sudah mempunyai piranti monev untuk PUG dan PPRG, namun tidak ada penjelasan lebih lanjut. Adapun SKPD yang menyatakan belum mempunyai piranti Monev disebabkan karena belum dianggarkan penyusunannya.

9 (50,00)

8 (44,44)

2

(11,11)

IX. PARTISIPASI MASYARAKAT

Sekda, Sekwan, Dinas PORA dan Dinas Sosial melibatkan masyarakat dalam pelaksanaan PUG/PPRG, yaitu unsur LSM, perguruan tinggi, organisasi profesi dan pihak swasta (program tanggung jawab sosial).

4 (22,22)

KENDALA YANG

DIHADAPI

Banyak yang belum memahami kesetaraan gender Belum ada konsekuensinya terhadap pihak yang tidak

melakukan PPRG Krn tidak sesuai dengan Tupoksi SKPD, sehingga sulit untuk

membuat Program/ keg yang berkaitan dengan PUG/PPRG. Masih kurangnya tenaga yang menguasai PUG/PPRG

UPAYA PENANGANAN

KENDALA

Peningkatan Pokja, peningkatan kapasitas pelaksana PUG dan koordinasi intensif antar stakeholder dalam pelaksanaan PUG/PPRG

Pengusulan kegiatan dalam program yang ada

Page 32: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

Melakukan sosisalisasi secara intern maupun antar partisipan PUG

INNOVASI YANG

SUDAH DILAKUKAN

Meningkatkan informasi tentang manfaat perempuan mengikuti kegiatan wirausaha (Dinas PORA)

Melakukan sosialisasi bagi pejabat eselon 3 dan 4 (Dinas Sosial)

Selalu berkoordinasi dengan BP3AKB untuk menyerap informasi ttg PUG di instansi (Sekwan)

HARAPAN KE DEPAN Bila diadakan sosialisasi/pelatihan, agar Sekwan disertakan Adanya Perda dan Pergub yang mengatur tentang PUG dan

PPRG di tingkat SKPD. Penguatan Political Will

REKOMENDASI Perlu peran aktif dari SKPD Penggerak untuk menguatkan komitmen melalui Perda dan/atau SK Percepatan PUG melalui PPRG.

Sosialisasi PUG dan PPRG yang lebih merata pada setiap SKPD.

Penerapan PPRG dan analisis gender sebaiknya ditekankan dalam perencanaan Renstra, Renja dan anggaran SKPD, sehingga perencanaan kegiatan dan anggaran telah otomatis menjadi responsif gender.

Setiap SKPD sebaiknya menunjuk Fokal Poin Gender untuk setiap unit kerja eselon 3

SDM teknis di setiap SKPD juga sebaiknya didorong untuk melakukan analisis gender pada perencanaan program/kegiatan

Pelatihan reguler mengenai PUG dan PPRG. Peran Inspektorat Daerah diperkuat dalam pelaksanaan

Monev PUG/PPRG.

PEMDA PROVINSI 13. KALIMANTAN TIMUR SKOR SKPD

UNIT KERJA TERLIBAT

1. Dinas Nakertrans 2. Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB 3. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 4. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa

6,83 7,42 6,29 3,54

KUESIONER A - Umum DESKRIPSI PEMAHAMAN STRANAS

Semua SKPD responden menyatakan mengetahui tentang Stranas PPRG.

Stranas PPRG dipahami merupakan SE dari 4 menteri yang

mengatur tentang penerapan PUG di daerah yang memuat

komitmen PPRG.

Penyusunan Penganggaran Program/Kegiatan berbasis Responsif gender

Pemahaman didapatkan dari: sosialisasi dan pelatihan ARG oleh Bappeda dan BP3AKB, Bappenas, dan Kementerian PPPA

I. KOMITMEN - Perda Nomor 2 Tahun 2016 tentang PUG Dalam Pembangunan Daerah; Permendagri No. 67 tahun 2011; SEB Stranas PPRG Tahun 2012

4 (100)

Page 33: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

- Sosialisasi dilakukan kepada anggota DPRD, SKPD, Perguruan Tinggi, LSM Pemerhati Perempuan, Organisasi Wanita

4 (100)

II. KEBIJAKAN Semua SKPD responden menyatakan Rentra dan Renja Tahunan mengandung isu gender

Pedoman Pelaksanaan/Petunjuk Teknis/sejenisnya terkait PPRG: ada Peraturan Gubernur Nomor 61 Tahun 2012 tentang Penerapan PUG dalam Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kaltim

Disosialisasikan oleh BP3AKB ke semua SKPD.

4 (100)

4 (100)

3 (75)

III. KELEMBAGAAN SK Gubernur No. 260/k.235/2010 Tentang Pembentukan dan Susunan Keanggotaan Pokja PUG Prov. Kaltim

Fokal Poin Gender ada di setiap SKPD pada level eselon 4.

Sekda, Sekwan, Dinas PORA dan Dinas Sosial menyatakan FPG mendapatkan pelatihan PUG.

4 (100)

3 (61,11)

4 (100)

IV. SUMBERDAYA MANUSIA

Hanya BPMPD menyatakan belum ada Fasilitator Gender.

Semua menyatakan memiliki Tim Pelaksana (SDM) PUG dan PPRG dan terlatih.

Hanya BPPKB yang menyatakan Tim Pelaksana (SDM)

PUG/PPRG tersebut mendapatkan pelatihan secara reguler. Hanya Dinas Nakertrans yang menyatakan tidak memiliki

SDM Satker yang mampu melaksanakan PUG dan PPRG. Hanya Bappeda dan Disnakertrans yang menyatakan materi

PUG/PPRG terintegrasi ke dalam modul pelatihan.

3 (75)

4 (100)

4 (100)

1 (25)

3 (75)

2 (11,11)

V. DANA Semua SKPD responden menyatakan memiliki alokasi anggaran penunjang pelaksanaan PUG/PPRG. Dana tersebut untuk sosialisasi, advokasi, koordinasi, dan pelatihan.

Semua SKPD responden menyatakan sudah menyusun Lembar ARG, dan sudah menyampaikan lampirannya.

4 (100)

4

(100) VI. DATA TERPILAH

MENURUT JENIS KELAMIN

Semua SKPD responden menyatakan memiliki kebijakan penyediaan data terpilahSK Gubernur Kaltim Nomor 463/K.660/2013 tentang Pembentukan Forum Data Terpilah SKPD Provinsi Kaltim.

Hanya BPMPD yang menyatakan belum memiliki data sektoral terpilah menurut jenis kelamin.

4 (100)

3 (100)

VII. ALAT ANALISIS GENDER

Semua SKPD responden melakukan perencanaan program/kegiatan menggunakan analisis gender.

Hanya Bappeda dan Disnakertrans yang menyatakan sudah mempunyai piranti monev untuk PUG dan PPRG. Bappeda menggunakan aplikasi Tim Evaluasi Percepatan Penyerapan Realisasi Anggaran (TEPRA).

4 (100)

2 (50)

VIII. PARTISIPASI MASYARAKAT

BPPKB dan Dinakertrans melibatkan masyarakat dalam pelaksanaan PUG/PPRG, yaitu unsur LSM, perguruan tinggi, dan pihak swasta.

2 (50)

KENDALA YANG

DIHADAPI

Pemahaman tentang PUG belum merata di Lingkungan SKPD termasuk internal Bappeda

Masih lemahnya komitmen pimpinan dalam penerapan PPRG

Lemahnya koordinasi kelembagaan dan jejaring PUG

Page 34: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

Padatnya Agenda dan Tugas2 Bappeda di luar PUG setiap tahunnya

Mutasi PNS yang menangani Gender Belum adanya data pilah untuk beberapa sektor Ada keengganan dari relawan ketenagakerjaan melaporkan

permasalahan terkait hak-hak perempuan UPAYA PENANGANAN

KENDALA

Peningkatan Pokja, peningkatan kapasitas pelaksana PUG dan koordinasi intensif antar stakeholder dalam pelaksanaan PUG/PPRG

Pengusulan kegiatan dalam program yang ada Melakukan sosisalisasi secara intern maupun antar

partisipan PUG

INNOVASI YANG

SUDAH DILAKUKAN

Memanfaatkan teknologi informasi untuk pelaksanaan PPRG dan monev PPRG

HARAPAN KE DEPAN Mengingat kesibukan Ketua Pokja PUG diharapkan Sekretaris Pokja PUG perlu ditingkatkan porsi kewenangannya sehingga akan lebih memacu PPRG yang lebih berkualitas

Focal Point sebaiknya berada pada level pejabat minimal eselon III

Perlu lebih ditingkatkan lagi penyamanaan persepsi di tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota terkait penerapan PPRG dalam pembangunan

Perlu ditingkatkan koordinasi pada tingka pusat K/L terkait sehingga pada gilirannya ke daerah tidak terjadi perbedaan persepsi

Hendaknya tim Prnggerak PPRG terlibat langsung dalam asistensi pnyusunan rencana, penganggaran dan evaluasi.

REKOMENDASI Perlu peran aktif dari SKPD Penggerak untuk menguatkan komitmen melalui Perda dan/atau SK Percepatan PUG melalui PPRG.

Sosialisasi PUG dan PPRG yang lebih merata pada setiap SKPD.

Setiap SKPD sebaiknya menunjuk Fokal Poin Gender untuk setiap unit kerja eselon 3

SDM teknis di setiap SKPD juga sebaiknya didorong untuk melakukan analisis gender pada perencanaan program/kegiatan

Pelatihan reguler mengenai PUG dan PPRG. Peran Inspektorat Daerah diperkuat dalam pelaksanaan

Monev PUG/PPRG.

PEMDA PROVINSI 14. KALIMANTAN SELATAN SKOR SKPD

UNIT KERJA TERLIBAT

Dinas Perkebunan 2,58

KUESIONER A – Umum DESKRIPSI I. PEMAHAMAN

STRANAS - SKPD responden mengetahui Stranas PPRG - Menurut responden, Stranas PPRG adalah Strategi Nasional

1 1

Page 35: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

tentang Perencanaan dan Penganggaran yang responsif gender

- Pemahaman didapatkan dari: Pelatihan BP3A

1

II. KOMITMEN - Ada Peraturan terkait PUG namun tidak dijelaskan apa bentuk peraturan tersebut.

- Peraturan tersebut sudah disosialisasikan dalam pelatihan PPRG oleh BP3A

1

1

III. KEBIJAKAN - Renstra tidak mengandung isu gender. - Renja Tahunan tidak mengandung isu gender - Belum ada Pedoman Pelaksanaan/Juknis PPRG yang

disosialisasikan

0 0 0

IV. KELEMBAGAAN Belum ada Tim/Pokja PUG yang disahkan Kepala Daerah (Belum ada penugasan oleh pimpinan SKPD melalui SK Penugasan).

Sudah ada Fokal Poin Gender, di level staf pelaksana (namun tidak dijelaskan penunjukkan FPG dilakukan secara formal dengan SK atau secara informal pemberian tugas adhoc oleh atasan)

FPG sudah mendapatkan pelatihan PUG dan PPRG dari BP3A

0

1

1 V. SUMBERDAYA

MANUSIA Belum ada fasilitator, karena belum ada penugasan resmi

melalui SK atasan SKPD Belum ada Tim Pelaksana (SDM) PUG dan PPRG. Namun tidak

ada penjelasan lebih lanjut. Sudah ada SDM Satker yang mampu melaksanakan PUG dan

PPRG Jumlah SDM Satker yang mampu melaksanakan PUG dan PPRG

meningkat menjadi 17 orang Materi PUG dan PPRG belum diintegrasikan dalam modul

pelatihan teknis, struktural, maupun fungsional, sebab belum dimasukkan dalam anggaran.

0

0

1

1

0

VI. DANA Belum memiliki alokasi anggaran penunjang pelaksanaan PUG/PPRG, sebab belum dimasukkan dalam anggaran.

Lembar ARG belum dibuat sebab belum dimasukkan dalam anggaran.

0

0

VII. DATA TERPILAH MENURUT JENIS KELAMIN

Belum memiliki kebijakan data terpilah, sebab PUG dan PPRG belum masuk dalam pelaksanaan kegiatan.

Belum ada data terpilah sektoral.

0

0 VIII. ALAT ANALISIS

GENDER Dinas Perkebunan telah menggunakan alat analisisi gender

GAP. Juga sudah menyusun contoh dokumen analisis gender Namun belum ada piranti Monev PUG/PPRG karena PUG dan

PPRG belum dimasukkan ke dalam anggaran kegiatan.

1 1

0

IX. PARTISIPASI MASYARAKAT

Dinas Perkebunan belum melibatkan unsur masyarakat dalam pelaksanaan PUG dan PPRG, sebab PPRG belum dilaksanakan dalam penganggaran kegiatan yang sebenarnya. Hanya sampai pada latihan analisa GAP dan GBS saja. Belum ditindaklanjuti.

0

KENDALA YANG DIHADAPI

Analisa PUG tidak ditindaklanjuti pemangku kebijakan anggaran.

UPAYA PENANGANAN KENDALA

Tidak diisi

INNOVASI YANG Tidak diisi

Page 36: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

SUDAH DILAKUKAN HARAPAN KE DEPAN Pimpinan SKPD sebaiknya mempertimbangkan analisa GAP

dan GBS dalam pembuatan anggaran

REKOMENDASI Menimbang kurangnya informasi terkait SKPD lainnya, maka rekomendasi berikut lebih merupakan rekomendasi umum berdasarkan informasi dari kuesioner A yang diisi oleh responden dari Bappeda. Walaupun responden Bappeda mengisi dengan banyak merujuk pada laporan BPPKB, namun BPPKB sendiri tidak mengembalikan kuesioner A. Dengan demikian tidak dapat dikonfirmasikan informasi tersebut. Perlu peran aktif dari SKPD Penggerak untuk menguatkan

komitmen melalui SK Percepatan PUG melalui PPRG. Sosialisasi PUG dan PPRG yang lebih merata pada setiap

SKPD. Penerapan PPRG dan analisis gender sebaiknya

ditekankan dalam perencanaan Renstra, Renja dan anggaran SKPD, sehingga perencanaan kegiatan dan anggaran telah otomatis menjadi responsif gender.

Setiap SKPD sebaiknya menunjuk Fokal Poin Gender untuk setiap unit kerja eselon 3

SDM teknis di setiap SKPD juga sebaiknya didorong untuk melakukan analisis gender pada perencanaan program/kegiatan

Pelatihan reguler mengenai PUG dan PPRG. Peran Inspektorat Daerah diperkuat dalam pelaksanaan

Monev PUG/PPRG.

PEMDA PROVINSI 15. SULAWESI SELATAN SKOR SKPD

UNIT KERJA TERLIBAT

BAPPEDA 6,17

KUESIONER A – Umum DESKRIPSI I. PEMAHAMAN

STRANAS - SKPD responden mengetahui Stranas PPRG - Menurut responden, Stranas PPRG adalah Proses penyusunan

anggaran dalam PMK untuk Pemda - Pemahaman didapatkan dari: Sosialisasi PPRG dari

Kementerian PPPA

1 1

1

II. KOMITMEN - Peraturan terkait PUG yang disebutkan adalah Surat Edaran terkait Stranas PPRG.

- Peraturan gubernur tersebut sudah disosialisasikan.

1

1 III. KEBIJAKAN - Renstra:- Dimasukkan dalam RPJMD Sulsel pada bagian Arah

Kebijakan - Renja Tahunan mengandung isu gender pada bagian: Arah

kebijakan, Sasaran, dan Indikator - Belum ada Pedoman Pelaksanaan/Juknis PPRG yang

disosialisasikan

1

1

0

IV. KELEMBAGAAN Tim/Pokja PUG yang disahkan Kepala Daerah (dari laporan BPPKB).

Sudah ada Fokal Poin Gender (menurut pelaporan BPPKB)

1

Page 37: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

Tidak ada penjelasan apakah FPG sudah mendapatkan pelatihan PUG dan PPRG

1 0

V. SUMBERDAYA MANUSIA

Dikosongkan (tidak diisi oleh responden Bappeda) 0

VI. DANA Sudah memiliki alokasi anggaran penunjang pelaksanaan PUG/PPRG (informasi melalui pelaporan BPPKB)

Lembar ARG sudah dibuat (informasi melalui pelaporan BPPKB)

1

1 VII. DATA TERPILAH

MENURUT JENIS KELAMIN

Sudah memiliki kebijakan data terpilah: Buku Statistik Gender. Sudah ada data terpilah sektoral di BPPKB

1 1

VIII. ALAT ANALISIS GENDER

Bappeda telah menggunakan alat analisisi gender GAP. Bappeda sudah melampirkan dokumen analisis gender melalui

pelaporan BPPKB Monev PUG/PPRG melalui pelaporan BPPKB

1 1

1 IX. PARTISIPASI

MASYARAKAT Bappeda sudah melibatkan unsur masyarakat dalam

pelaksanaan PUG dan PPRG, melalui pelaporan BPPKB (???) 1

KENDALA YANG DIHADAPI

Kurang koordinasi dan terbatasnya anggaran.

UPAYA PENANGANAN KENDALA

Ditingkatkannya koordinasi

INNOVASI YANG SUDAH DILAKUKAN

Tidak diisi

HARAPAN KE DEPAN Kuantitas dan kualitas SDM yang terbatas, dan stabilitas anggaran yang memadai dari pusat.

REKOMENDASI Menimbang kurangnya informasi terkait SKPD lainnya, maka rekomendasi berikut lebih merupakan rekomendasi umum berdasarkan informasi dari kuesioner A yang diisi oleh responden dari Bappeda. Walaupun responden Bappeda mengisi dengan banyak merujuk pada laporan BPPKB, namun BPPKB sendiri tidak mengembalikan kuesioner A. Dengan demikian tidak dapat dikonfirmasikan informasi tersebut. Perlu peran aktif dari SKPD Penggerak untuk menguatkan

komitmen melalui SK Percepatan PUG melalui PPRG. Sosialisasi PUG dan PPRG yang lebih merata pada setiap

SKPD. Penerapan PPRG dan analisis gender sebaiknya

ditekankan dalam perencanaan Renstra, Renja dan anggaran SKPD, sehingga perencanaan kegiatan dan anggaran telah otomatis menjadi responsif gender.

Setiap SKPD sebaiknya menunjuk Fokal Poin Gender untuk setiap unit kerja eselon 3

SDM teknis di setiap SKPD juga sebaiknya didorong untuk melakukan analisis gender pada perencanaan program/kegiatan

Pelatihan reguler mengenai PUG dan PPRG. Peran Inspektorat Daerah diperkuat dalam pelaksanaan

Monev PUG/PPRG.

Page 38: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

PEMDA PROVINSI 16. SULAWESI TENGGARA SKOR SKPD

UNIT KERJA TERLIBAT

1. Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) 2. Dinas Kesehatan 3. Dinas Koperasi 4. Dinas Pemuda dan Olahraga (PORA) 5. Dinas Perkebunan 6. Dinas Pertanian dan Peternakan 7. Dinas Sosial 8. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) 9. Bappeda 10. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

(BP3A) 11. Badan Diklat 12. Badan Ketahanan Pangan 13. BKPM Daerah dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu 14. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) 15. Satpol PP

0 3,17 4,17 3,42 0,5 0

0,25 2,25 5,75 5,96

2,21 4,54 4,58 0,83 2,5

KUESIONER A – Umum DESKRIPSI I. PEMAHAMAN

STRANAS Lebih dari separuh SKPD responden menyatakan sudah

mengetahui tentang Stranas PPRG. Stranas PPRG: Stranas PPRG adalah: i) Stranas PPRG

bertujuan agar pelaksanaan PUG dalam Pembangunan menjadi lebih terarah, sistematis, sinergis, berkelanjutan baik ditingkat nasional maupun di daerah; ii) Untuk percepatan Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender sesuai rencana pembagunan jangka menengah nasional (RPJMN); dan ii) Penganggaran kinerja yang sesuai antara uang, kebijakan dan tujuan.

Pemahaman didapatkan dari: Dari Sosialisasi KPPPA, pelatihan PPRG, referensi di mesia cetak, dan internet.

10 (66,67)

10 (66,67)

10 (66,67)

II. KOMITMEN Perda Prov. Sultra No. 9 tahun 2013 tentang pengarusutamaan gender dalam pembangunan daerah.

Perda tersebut disosialisasikan, namun tidak ada satupun SKPD yang memberikan penjelasan mengenai kepada siapa dan dalam bentuk kegiatan apa dan oleh siapa.

9 (60,00)

9 (60,00)

III. KEBIJAKAN Kurang dari separuh SKPD responden menyatakan Rentra SKPD mengandung isu gender. Namun tidak ada satupun yang memberikan penjelasan pada bagian mana.

Lebih dari separuh SKPD responden menyatakan Rencana Kerja Tahunan mengandung isu/perspektif gender, dan terdapat pada bagian: Indikator.

Hanya Bappeda, BP3A, dan Satpol PP menyatakan ada Pedoman Pelaksanaan/Petunjuk Teknis/sejenisnya terkait PPRG. Namun tidak penjelasan lebih lanjut apakah disosialisasikan, kepada siapa dan oleh siapa.

6 (40,00)

9

(60,00)

3 (20,00)

IV. KELEMBAGAAN Kurang dari separuh SKPD responden menyatakan ada Tim/Pokja PUG yang sudah disahkan oleh Kepala Daerah. Namun tidak ada penjelasan dalam bentuk apa dan di tingkat mana.

Separuh dari SKPD responden menyatakan ada Fokal Poin

6 (40.00)

8

Page 39: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

Gender. Namun tidak ada penjelasan apakah terdapat pada setiap SKPD atau pada level apa, dan bagaimana penunjukan dilakukan (formal atau informal).

(53,33)

V. SUMBERDAYA MANUSIA

Kurang dari separuh SKPD responden menyatakan ada Fasilitator Gender. Namun tidak ada penjelasan apakah jumlah tersebut meningkat

Sebagian SKPD menyatakan ada Tim Pelaksana (SDM) PUG dan PPRG.

Hanya Bappeda dan Badan Ketahanan Pangan yang menyatakan memiliki SDM Satker yang mampu melaksanakan PUG dan PPRG.

Kurang dari separuh SKPD menyatakan materi PUG/PPRG terintegrasi ke dalam modul pelatihan. Namun tidak ada penjelasan lebih lanjut.

6 (40,00)

5

(33,33) 2

(13,33)

4 (26,67)

VI. DANA Hanya 5 yang menyatakan memiliki alokasi anggaran penunjang pelaksanaan PUG/PPRG. Tidak ada keterangan lebih lanjut.

Hanya BP3A dan BKPN Daerah yang menyatakan sudah menyusun Lembar ARG. Namun tidak ada keterangan lebih lanjut.

5 (33,33)

2

(13,33)

VII. DATA TERPILAH MENURUT JENIS KELAMIN

Separuh SKPD responden menyatakan memiliki kebijakan penyediaan data terpilah. Namun tidak ada keterangan lebih lanjut.

Kurang dari separuh SKPD responden menyatakan memiliki data terpilah sektor yang ditangani.

7 (46,67)

5

(33,33) VIII. ALAT ANALISIS

GENDER Kurang dari separuh SKPD responden menyatakan

menggunakan metode analisis gender GAP Hampir separuh SKPD responden melakukan perencanaan

program/kegiatan menggunakan analisis gender. Belum ada piranti monev untuk PUG dan PPRG pada semua

SKPD responden.

5 (33,33)

6 (40,00)

2 (13,33)

IX. PARTISIPASI MASYARAKAT

Hampir separuh SKPD responden melibatkan masyarakat dalam pelaksanaan PUG/PPRG.

6 (40,00)

KENDALA YANG

DIHADAPI

Belum adanya dukungan regulasi pada tataran SK Gubernur, Pergub atau Perda yang mendorong kongkrit PUG/PPRG.

Rendahnya pemahaman pemangku kepentingan tentang PUG/PPRG.

Terbatasnya alokasi anggaran untuk peningkatan kapasitas SDM pelaksana PUG/PPRG

Belum optimalnya stakeholder dalam memaksimalkan pelaksanaan PUG/PPRG.

Tidak ada punishment apabila SKPD tidak melaksanakan PUG/PPRG.

UPAYA

PENANGANAN

KENDALA

Meningkatkan pemahaman para pemangku kepentingan tentang PUG/PPRG2) Melaksanakan capaticy building/peningkatan kapasitas SDM PUG/PPRG secara reguler.

Melaporkan dalam laporan evaluasi PUG meminta stakeholder untuk berperan aktif dalam

pelaksanaan PUG/PPRG dan memantau perkembangan pelaksanaan PUG/PPRG di SKPD terkait

INNOVASI YANG

SUDAH DILAKUKAN

Membuat kebijakan dengan dukungan alokasi anggaran untuk memenuhi kebutuhan pegawai laki-laki dan

Page 40: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

perempuan. Petugas pengamanan pengunjuk rasa, sudah berbasis

responsif gender (Satpol PP) HARAPAN KE DEPAN Pemberitahuan kepada setiap kepala SKPD untuk

menganggarkan kegiatan PPRG pada periode mendatang. Dilakukan pelatihan PPRG secara berkesinambungan Kebijakan pembangunan dari tingkat tertinggi di daerah

dalam RPJMD dapat disarankan program khusus untuk semua instansi/SKPD di daerah dapat melaksanakan pprg dan PUG. ini mengindikasikan bahwa prinsip dasar PPRG belum dipahami. Pada dasarnya PPRG tidak memerlukan program khusus atau program/kegiatan baru. Namun focus pada program prioritas yang sudah ada di dalam RPJMN/D.

Pagu anggaran diperbesar agar usulan untuk kegiatan gender dapat terakomodir. ini juga mengindikasikan kurang dipahaminya prinsip dasar PPRG. Pada dasarnya PPRG diterapkan pada program/kegiatan yang prioritas, jadi yang sudah pasti ada anggarannya. Lalu dilakukan analisis gender dan/atau memasukkan perspektif gender saat menyusun kerangka acuan dan penetapan indikatornya. Tidak perlu membuat kegiatan baru, atau memintakan anggaran baru.

Dukungan regulasi untuk memperhatikan perempuan (keterwakilan) dalam jenjang struktural.

REKOMENDASI Nampak bahwa PPRG belum merata disosialisasikan dan dilaksanakan di Pemda Provinsi Sulawesi Tenggara. Nampak SKPD yang sudah lebih maju dalam pelaksanaan PPRG hanya SKPD Penggerak (Bappeda dan BP3A). Selain itu, kuesioner A yang dikembalikan hampir semuanya tanpa penjelasan, sehingga rekapitulasi ini menjadi agak miskin informasi dan kering. Sosialisasi PUG dan PPRG yang lebih merata pada setiap

SKPD Perlu segera dibuatkan Petunjuk Pelaksanaan/Teknis

terkait PPRG dan disosialisasikan pada setiap SKPD Setiap SKPD sebaiknya menunjuk Fokal Poin Gender

untuk setiap unit kerja eselon 3 SDM teknis di setiap SKPD juga sebaiknya didorong

untuk melakukan analisis gender pada perencanaan program/kegiatan

Pelatihan reguler mengenai PUG dan PPRG. Peran Inspektorat Daerah diperkuat dalam pelaksanaan

Monev PUG/PPRG.

PEMDA PROVINSI 17. BALI SKOR SKPD

UNIT KERJA TERLIBAT

16. Dinas Pekerjaan Umum (PU) 17. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (PenPORA)

2,17 4,5

Page 41: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

18. Dinas Perkebunan dan Kehutanan 19. Dinas Koperasi UMKM 20. Bappeda 21. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) 22. Badan Diklat 23. Badan Penanaman Modal dan Perijinan (BPMI) 24. Sekretariat Daerah (Biro Perekonomian dan Pembangunan) 25. RS Bali Mandara

6,63 3,29 6,63

2 3,46 2,83

0 4,58

KUESIONER A – Umum DESKRIPSI X. PEMAHAMAN

STRANAS Hanya Setda yang menyatakan belum mengetahui tentang

Stranas PPRG. Stranas PPRG: Stranas PPRG adalah Strategi Nasional

Percepatan PUG melalui Perencanaan dan Pembangunan yang Responsif Gender (PPRG) merupakan Komitmen Nasional dengan landasan hukum dan 3 prinsip pengarusutamaan yakni ; 1. Pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan; 2. Pengarusutamaan kelola pemerintahan yang baik; 3. Pengarusutamaan gender (PUG).

Pemahaman didapatkan dari: Dari Sosialisasi KPPPA bagi pejabat yang difasilitasi oleh BP3A Provinsi Bali.

9 (90,00)

9 (90,00)

9 (90,00)

XI. KOMITMEN - Permendagri No. 67 Tahun 2011 dan SK Gubernur Bali No. 567/04-F/HK/2012 tentang Pembentukan dan Susunan Keanggotaan Pokja PUG Provinsi Bali, dan Pergub No. 23 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Rencana Aksi Daerah PUG.

- SK tersebut disosialisasikan kepada seluruh SKPD (dari Pejabat Eselon ll s.d. Eselon lV maupun Staf berupa pelatihan yg diselenggarakan oleh BP3A Bali

9 (90,00)

9 (90,00)

XII. KEBIJAKAN Separuh SKPD menyatakan Rentra SKPD mengandung isu gender pada bagian: Visi Misi, Analisis Situasi, Arah Kebijakan, Sasaran, dan Indikator.

Rencana Kerja Tahunan terdapat pada bagian: Analisis Siutasi, Sasaran, dan Indikator.

Pedoman Pelaksanaan/Petunjuk Teknis/sejenisnya terkait PPRG: ada; dan disosialisasikan oleh BP3A ke seluruh SKPD yg menangani perencanaan berupa pelatihan.

5 (50,00)

4

(40,00) 5

(50,00)

XIII. KELEMBAGAAN SK Gubernur Bali No.567/04-F/HK/2012 tentang Pembentukan dan Susunan Keanggotaan Pokja PUG Provinsi Bali.

Fokal Poin Gender ada di setiap SKPD, pada bagian perencanaan, di level eselon IV.

Kurang dari separuh SKPD menyatakan FPG sudah mendapatkan pelatihan PUG.

6 (60.00)

9

(90,00) 4

(40,00) XIV. SUMBERDAYA

MANUSIA Sebagian besar SKPD responden menyatakan ada Fasilitator

Gender, dan jumlahnya diperkirakan meningkat, sebab setiap tahun diadakan Diklat PUG dan PPRG (RS Bali Mandara)

Sebagian besar SKPD menyatakan ada Tim Pelaksana (SDM) PUG dan PPRG.

Namun, hanya 2 SKPD yang menyatakan Tim Pelaksana (SDM) PUG/PPRG tersebut mendapatkan pelatihan.

3 SKPD (Bappeda, Dinas Bun-Hut, dan Dinas KUMKM) menyatakan memiliki SDM Satker yang mampu

7 (70,00)

7

(70,00) 2

(20,00) 3

(30,00)

Page 42: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

melaksanakan PUG dan PPRG. Hanya Bappeda dan Dinas Bun-Hut yang menyatakan jumlah

SDM Satker tsb meningkat. Kurang dari separuh SKPD menyatakan materi PUG/PPRG

terintegrasi ke dalam modul pelatihan.

2

(20,00) 4

(40,00) XV. DANA Hanya BPBD dan Bappeda yang menyatakan memiliki alokasi

anggaran penunjang pelaksanaan PUG/PPRG. Dinas Hut-Bun menjelaskan belum tersedia anggaran untuk menunjang pelaksanaan pengarusutamaan gender dalam bentuk pelatihan di masing-masing SKPD

Hanya Bappeda dan Dinas Hut-Bun yang menyatakan sudah menyusun Lembar ARG. Namun tidak dilampirkan.

2 (20,00)

2 (20,00)

XVI. DATA TERPILAH MENURUT JENIS KELAMIN

Separuh SKPD responden menyatakan memiliki kebijakan penyediaan data terpilah. Adapun Dinas Hut-Bun yang belum memiliki kebijakan penyediaan data terpilah menyatakan, untuk kegiatan teknis sangat susah untuk melibatkan tenaga wanita namun kenyataannya ada keterlibatan wanita dlm pelaksanaan kegiatan di lapangan.

Hanya Bappeda, Dinas PORA, dan Dinas Hut-Bun yang menyatakan memiliki data terpilah sektor yang ditangani.

5 (50,00)

3 (30,00)

XVII. ALAT ANALISIS GENDER

Separuh SKPD responden menyatakan menggunakan metode analisis gender GAP

Hanya Dinas Hut-Bun yang melakukan perencanaan program/kegiatan menggunakan analisis gender.

Belum ada piranti monev untuk PUG dan PPRG pada semua SKPD responden.

5 (50,00)

1 (10,00)

0

XVIII. PARTISIPASI MASYARAKAT

Separuh SKPD responden melibatkan masyarakat dalam pelaksanaan PUG/PPRG, yaitu unsur LSM dan perguruan tinggi.

5 (50,00)

KENDALA YANG

DIHADAPI

Seringnya terjadi mutasi pegawai Kurangnya SDM yang khusus untuk menganalisis Keterbatasan anggaran yang dikelola SKPD Belum adanya data terpilah yang akurat Belum ada Juklak dan Juknis PUG/PPRG Belum adanya Pokja di tingkat Provinsi Kab/Kota untuk

menjaga kesinambungan program

UPAYA

PENANGANAN

KENDALA

Koordinasi Pelatihan berkala/regular

INNOVASI YANG

SUDAH DILAKUKAN

Penajaman data terpilah Peningkatan Pemahaman Pengidentifikasian program/kegiatan yang dapat diarahkan

untuk PUG Peningkatan kapasitas SDM terkait pelatihan PPRG Penyediaan Anggaran

HARAPAN KE DEPAN Agar Juklak/Juknis PPRG segera disusun dan dilengkapi dengan anggaran operasional Pokja

Perlu ada sosialisasidan koordinasi yang intensif sehingga ada pemahaman tentang PPRG

Agar adanya sangsi dari atas apabila tidak melaksanakan PPRG dan perlu adanya dukungan

Pendalaman data terpilah, kejelasan program/kegiatan di

Page 43: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

setiap sektor penyediaan anggaran Diharapkan BAPPEDA BP3A, Biro Keuangan, Inspektorat

sebagai Lembaga Drive. harus lebih aktif dalam mengerakkan lnstansi yg ada guna membuat usul rencana kegiatan sesuai dt penerapan PUG/PPRG

REKOMENDASI Nampak bahwa PPRG belum merata disosialisasikan dan dilaksanakan di Pemda Provinsi Bali. Namun, nampak juga ada SKPD yang sudah lebih maju dalam pelaksanaan PPRG. Perlu peran aktif dari SKPD Penggerak untuk

menguatkan komitmen melalui Perda dan/atau SK Percepatan PUG melalui PPRG.

Sosialisasi PUG dan PPRG yang lebih merata pada setiap SKPD.

Penerapan PPRG dan analisis gender sebaiknya ditekankan dalam perencanaan Renstra, Renja dan anggaran SKPD, sehingga perencanaan kegiatan dan anggaran telah otomatis menjadi responsif gender.

Setiap SKPD sebaiknya menunjuk Fokal Poin Gender untuk setiap unit kerja eselon 3

SDM teknis di setiap SKPD juga sebaiknya didorong untuk melakukan analisis gender pada perencanaan program/kegiatan

Pelatihan reguler mengenai PUG dan PPRG. Peran Inspektorat Daerah diperkuat dalam pelaksanaan

Monev PUG/PPRG.

PEMDA PROVINSI 18. NUSA TENGGARA BARAT SKOR SKPD

UNIT KERJA TERLIBAT

BAPPEDA Dinas Koperasi dan UKM (Sie. Pemberdayaan Koperasi)

1,71 5,21

KUESIONER A – Umum DESKRIPSI Catatan: Responden Bappeda belum tersosialisasi tentang

PPRG, sehingga rekapitulasi ini hanya merefleksikan dari responden Dinas Koperasi dan UKM.

I. PEMAHAMAN STRANAS

- SKPD responden mengetahui Stranas PPRG - Menurut responden, Stranas PPRG adalah Strategi yang

dibangun untuk rnengintegrasikan perpektif gender menjadi satu dimensi integral dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauar dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan

- Pemahaman didapatkan dari: Pedoman Pelaksaaan PUG Bidang KUMKM dari Kementerian Koperasi dan UKM Rl

1 1

1

II. KOMITMEN - Ada Peraturan terkait PUG, namun tidak ada penjelasan lebih lanjut

- Peraturan gubernur tersebut sudah disosialisasikan, namun tidak ada penjelasan mengenai kepada siapa dan dalam bentuk kegiatan apa.

1

1

Page 44: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

III. KEBIJAKAN - Renstra telah mengandung isu gender. Namun tidak ada penjelasan lebih lanjut pada bagian apa.

- Renja Tahunan tidak mengandung isu gender. - Belum ada Pedoman Pelaksanaan/Juknis PPRG yang

disosialisasikan

1

1

0 IV. KELEMBAGAAN Ada Tim/Pokja PUG yang disahkan Kepala Daerah, namun

tidak ada penjelasan lebih lanjut. Sudah ada Fokal Poin Gender, namun tidak ada penjelasan

lebih lanjut, apakah sudah mendapat pelatihan atau belum.

1

1

V. SUMBERDAYA MANUSIA

Sudah ada fasilitator, sudah ada Tim Pelaksana dan sudah ada SDM satker yang mampu melaksanakan PUG dan PPRG. Namun tidak ada penjelasan lebih lanjut apakah sudah mendapatkan pelatihan baik secara reguler ataupun tidak.

Belum mengintegrasikan isu gender/materi PUG/PPRG ke dalam modul pelatihan teknis, struktural, ataupun fungsional.

3

0

VI. DANA Sudah memiliki alokasi anggaran penunjang pelaksanaan PUG/PPRG , namun tidak ada penjelasan lebih lanjut.

Lembar ARG sudah dibuat, namun tidak ada penjelasan lebih lanjut.

1

1

VII. DATA TERPILAH MENURUT JENIS KELAMIN

Sudah memiliki kebijakan data terpilah, namun tidak ada penjelasan lebih lanjut

Sudah ada data terpilah sektoral, namun tidak ada penjelasan lebih lanjut

1

1

VIII. ALAT ANALISIS GENDER

Telah menggunakan alat analisisi gender GAP. Sudah melakukan perencanaan program/kegiatan dengan

menggunakan analisis gender. Belum memiliki piranti untuk Monev PUG/PPRG.

1 1

1 IX. PARTISIPASI

MASYARAKAT Belum melibatkan unsur masyarakat dalam pelaksanaan PUG

dan PPRG. 1

KENDALA YANG DIHADAPI

SDM yang sudah tersosialisasi terlatih belum berperan optimal

Kabupaten/Kota belum sepernuhnya memahami PUG, seringnya Mutasi Jabatan di daerah

UPAYA PENANGANAN KENDALA

Mengikutl pelatihan, berkonsultasi kepada Tim PUG SDM yang dilatih sebaiknya tidak berganti-ganti, sehingga

ilmu yang di dapat tidak terputus

INNOVASI YANG SUDAH DILAKUKAN

Upaya yang telah dilakukan adalah melaksanakan Sosialisasi PUG dan PPRG kepada Dinas Koperasi dan UKM Kab/Kota se- NTB

HARAPAN KE DEPAN PPRG masih tetap harus disosialisasikan terutama pada pejabat leves atas bisa dimasukkan dalam materi Diklat Pimpinan.

REKOMENDASI Menimbang kurangnya informasi terkait SKPD lainnya, maka rekomendasi berikut lebih merupakan rekomendasi umum berdasarkan informasi dari kuesioner A yang diisi oleh responden dari Bappeda. Walaupun responden Bappeda mengisi dengan banyak merujuk pada laporan BPPKB, namun BPPKB sendiri tidak mengembalikan kuesioner A. Dengan demikian tidak dapat dikonfirmasikan informasi tersebut. Perlu peran aktif dari SKPD Penggerak untuk

menguatkan komitmen melalui SK Percepatan PUG melalui PPRG.

Page 45: LAMPIRAN VI REKAPITULASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

Sosialisasi PUG dan PPRG yang lebih merata pada setiap SKPD.

Penerapan PPRG dan analisis gender sebaiknya ditekankan dalam perencanaan Renstra, Renja dan anggaran SKPD, sehingga perencanaan kegiatan dan anggaran telah otomatis menjadi responsif gender.

Setiap SKPD sebaiknya menunjuk Fokal Poin Gender untuk setiap unit kerja eselon 3

SDM teknis di setiap SKPD juga sebaiknya didorong untuk melakukan analisis gender pada perencanaan program/kegiatan

Pelatihan reguler mengenai PUG dan PPRG. Peran Inspektorat Daerah diperkuat dalam pelaksanaan

Monev PUG/PPRG.