63
11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), produksi adalah bidang yang terus berkembang selaras dengan perkembangan teknologi, dimana produksi memiliki suatu jalinan hubungan timbal-balik (dua arah) yang sangat erat dengan teknologi, dimana produksi dan teknologi saling membutuhkan. Sistem produksi merupakan sistem integral yang mempunyai komponen struktural dan fungsional, dan memiliki beberapa karakteristik berikut: Mempunyai komponen-komponen atau elemen-elemen yang saling berkaitan satu sama lain dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Mempunyai tujuan yang mendasari keberadaanya, yaitu menghasilkan produk (barang dan/atau jasa) berkualitas yang dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar. Mempunyai aktivitas berupa proses transformasi nilai tambah input menjadi output secara efektif dan efisien. Mempunyai mekanisme yang mengendalikan pengoperasiannya, berupa optimalisasi pengalokasian sumber-sumber daya. Proses dalam sistem produksi dapat didefinisikan sebagai integrasi sekuensial dari lingkungan, guna menghasilkan nilai tambah bagi produk agar dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar. Definisi lain dari proses adalah suatu kumpulan tugas yang

LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

  • Upload
    vophuc

  • View
    249

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

11

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi

Menurut Gaspersz (2008, p.3), produksi adalah bidang yang terus berkembang

selaras dengan perkembangan teknologi, dimana produksi memiliki suatu jalinan

hubungan timbal-balik (dua arah) yang sangat erat dengan teknologi, dimana produksi

dan teknologi saling membutuhkan. Sistem produksi merupakan sistem integral yang

mempunyai komponen struktural dan fungsional, dan memiliki beberapa karakteristik

berikut:

• Mempunyai komponen-komponen atau elemen-elemen yang saling

berkaitan satu sama lain dan membentuk satu kesatuan yang utuh.

• Mempunyai tujuan yang mendasari keberadaanya, yaitu menghasilkan

produk (barang dan/atau jasa) berkualitas yang dapat dijual dengan harga

kompetitif di pasar.

• Mempunyai aktivitas berupa proses transformasi nilai tambah input menjadi

output secara efektif dan efisien.

• Mempunyai mekanisme yang mengendalikan pengoperasiannya, berupa

optimalisasi pengalokasian sumber-sumber daya.

Proses dalam sistem produksi dapat didefinisikan sebagai integrasi sekuensial

dari lingkungan, guna menghasilkan nilai tambah bagi produk agar dapat dijual dengan

harga kompetitif di pasar. Definisi lain dari proses adalah suatu kumpulan tugas yang

Page 2: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

12

dikaitkan melalui suatu aliran material dan informasi yang mentransformasikan berbagai

input kedalam output yang bermanfaat atau bernilai tambah tinggi.

Secara skematis sederhana, sistem produksi dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Skema Sistem Produksi

Sedangkan menurut O`Brien Baroto (2002, p.13) produksi adalah suatu proses

pengubahan bahan baku menjadi produk jadi. Sistem produksi adalah sekumpulan

aktivitas untuk membuat suatu produk, dimana dalam pembuatan ini melibatkan tenaga

kerja, bahan baku, mesin, energi, informasi, modal dan tindakan manajemen. Dalam

praktik, aktivitas dalam system produksi ini dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori,

yaitu “Proses Produksi” dan “Perencanaan dan Pengendalian Produksi (Production

Planning and Control/PPC)”. Proses produksi adalah aktivitas bagaimana membuat

Page 3: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

13

produk jadi dari bahan baku yang melibatkan mesin, energy, pengetahuan teknis, dan

lain-lain dan perencanaan dan pengendalian produksi (PPC) merupakan aktivitas

bagaimana mengelola proses produksi tersebut.

2.2 Manajemen Permintaan

Menurut Vincent Gaspersz (2008, p.71), pada dasarnya manajemen permintaan

(demand management) didefinisikan sebagai suatu fungsi pengelolaan dari semua

permintaan produk untuk menjamin bahwa penyusunan jadwal induk (master schedule)

mengetahui dan menyadari semua permintaan produk itu. Secara garis besar aktivitas-

aktivitas dalam manajemen permintaan dapat dikategorikan ke dalam dua aktivitas

utama, pelayanan pesanan (order service), dan peramalan (forecasting).

2.3 Peramalan

Aktivitas peramalan merupakan suatu fungsi bisnis yang berusaha

memperkirakan penjualan dan penggunaan produk sehingga produk-produk itu dapat

dibuat dalam kuantitas yang tepat (Gaspersz, 2001, p.71)

Peramalan (forecasting) adalah seni dan ilmu memprediksi peristiwa-peristiwa

masa depan (Render & Heizer, 2001, p.46)

Page 4: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

14

2.3.1 Horizon Waktu Permalan

Menurut Render dan Heizer (2001, p.46) dalam melakukan peramalan biasanya

akan dikelompokkan oleh horizon waktu masa depan yang mendasarinya dan terdapat

tiga kategori berdasarkan horizon waktunya, yaitu :

• Peramalan jangka pendek,

Rentang waktunya mencapai satu tahun tetapi umunya kurang dari tiga

bulan. Peramalan jangka pendek umumnya digunakan untuk merencanakan

pembelian, penjadwalan kerja, jumlah tenaga kerja, penugasan, dan tingkat

produksi.

• Peramalan jangka menengah,

Permalan jangka menengah biasanya berjalan tiga bulan hingga tiga tahun.

Peramalan ini samgat bermanfaat dalam perencanaan penjualan dan

penganggaran produksi, kas, dan menganalisa berbagai rencana operasi.

• Peramalan jangka panjang,

Rentang waktunya biasanya tiga tahun atau lebih, digunakan dalam

merencanakan produk baru, pengeluaran modal, lokasi fasilitas, atau

ekspansi dan penelitian serta pengembangan.

Masing-masing dari kategori peramalan tersebut memiliki karakteristik

tersendiri, dimana untuk jangka pendek memilikim karakteristik dilakukan secara teratur

dan berulang, menggunakan data internal (harian atau mingguan), menggunakan teknik

kuantitatif, dan dilakukan secara terperinci untuk banyak item atau stock keeping units

(SKUs) (Gaspersz, 2001, p.76)

Page 5: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

15

Sedangkan peramalan jangka menengah memiliki karakteristik bersifat

periodical (data bulanan atau triwulan), menggunakan teknik kualitatif dan kuantitatif,

dilakukan oleh manajemen menengah (middle management), dan dilakukan terhadap

kelompok produk atau famili dari produk (product family) (Gaspersz, 2001, p.76)

Untuk peramalan jangka panjang memiliki karakteristik dilakukannya analisis

satu kali (one-time analysis), lebih banyak berdasarkan pertimbangan manajemen

puncak, lebih banyak menggunakan data eksternal (triwulan atau tahunan), dilakukan

oleh manajemen puncak (top mangement), dan dilakukan terhadap beberapa produk atau

famili dari produk (peoduct family) (Gaspersz, 2001, p.75)

2.3.2 Metode Peramalan

Menurut Baroto (2002, p.27) untuk membuat metode peramalan, harus

menggunakan suatu metode tertentu. Pada dasarnya, semua metode peramalan memiliki

ide sama, yaitu menggunakan data masa lalu untuk memperkirakan atau

memproyeksikan data di masa yang akan datang. Berdasarkan tekniknya, metode

peramalan dapat dikategorikan ke dalam dua metode, yaitu :

• Metode Kualitatif,

Menurut Teguh Baroto (2002, p.27), metode kualitatif biasanya digunakan

bila tidak ada atau sedikit data masa lalu tersedia. Dalam metode ini,

pendapat pakar dan prediksi mereka dijadikan dasar untuk menetapkan

permintaan yang akan datang. Berdasarkan Heizer dan Render (2001, p.48)

dalam peramalan kualitatif terdapat lima metode yang berbeda, antara lain

Page 6: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

16

juri dari opini eksekutif, gabungan armada penjualan, metode Delphi,

survey pasar konsumen, dan pendekatan naïf.

• Metode Kuantitatif,

Menurut Teguh Baroto (2002, p.27), pada metode ini, suatu set data

historis (masa lalu) digunakan untuk mengekstrapolasi (meramalkan)

permintaan masa depan. Ada dua kelompok besar metode kuantitatif,

antara lain metode ‘Time Series’ dan metode ‘Nontime Series’(‘Structural

Models’).

2.3.2.1 Metode Time Series

Metode time series adalah metode peramalan secara kuantitatif dengan

menggunakan waktu sebagai dasar peramalan. Secara umum, permintaan pada masa

yang akan datang dipengaruhi oleh waktu. Untuk membuat suatu peramalan diperlukan

data historis (masa lalu) permintaan. Data inilah yang akan dianalisis dengan

menggunakan parameter waktu sebagai dasar analisis (Baroto, 2002, p.30). Dimana

dalam pengidentifikasian pola datanya dapat dilakukan dengan cara visual atau dengan

mata. (Yulianto,2006, p.22)

Menurut Baroto (2002, p.31) dalam time series terdapat empat jenis pola

permintaan, yaitu:

• Pola Trend

Pola trend adalah bila data permintaan menunjukkan pola kecenderungan

gerakan penurunan atau kenaikan jangka panjang. Data yang kelihatannya

berfluktuasi apabila dilihat pada rentang waktu yang panjang dapat ditarik

Page 7: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

17

suaru garis maya. Metode peramalan yang sesuai adalah regresi linear,

exponential smoothing, double exponential smoothing.

Gambar 2.2 Fluktuasi Permintaan Berpola Trend

• Pola Musiman

Bila data yang kelihatanya berfluktuasi, namun fluktuasi tersebut akan

terlihat berulang dalam suatu interval waktu tertentu, maka data tersebut

berpola musiman. Disebut pola musiman karena permintaan ini biasanya

dipengaruhi oleh musim sehingga biasanya interval perulangan data ini

adalah satu tahun. Metode peramalan yang sesuai dengan pola musiman

adalah metode winter, moving average, weight moving average.

Page 8: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

18

Gambar 2.3 Fluktuasi Permintaan Berpola Musiman

• Pola Siklikal

Pola siklikal adalah bila fluktuasi permintaan secara jangka panjang

membentuk pola sibusoid atau gelombang atau siklus. Pola siklikal mirip

dengan pola musiman. Pola musiman tidak harus berbentuk gelombang,

bentuknya dapat bervariasi, namun waktunya berulang setiap

tahunnya(umumnya). Pola siklikal bentuknya selalu mirip gelombang

sinusoid. Metode peramalan yang sesuai dengan pola silikal adalah metode

moving average, weight moving average exponential smoothing.

Page 9: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

19

Gambar 2.4 Fluktuasi Permintaan Berpola Siklikal

• Pola Eratik/Random

Pola eratik(random) adalah bila fluktuasi adata permintaan dalam jangka

panjang tidak dapat digambarkan oleh ketiga pola lainnya. Fluktuasi

permintaan bersifat acak ata tidak jelas. Tidak ada metode permalan yang

direkomendasikan untuk pola ini.

Gambar 2.5 Fluktuasi Permintaan Berpola Eratik/Random

Page 10: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

20

Menurut Teguh Baroto (2002, p.31), prosedur peramalan dengan metode time

series adalah sebagai berikut :

• Tentukan pola data permintaan. Dilakukan dengan cara memplotkan data

secara grafis dan menyimpulkan apakah data itu berpola trend, musiman,

siklikal, eratik/random.

• Mencoba beberapa metode time series yang sesuai dengan pola permintaan

tersebut untuk melakukan peramalan. Pada setiap metode, sebaiknya

dilakukan peramalan dengan parameter yang berbeda.

• Mengevaluasi tingkat kesalahan masing-masing metode yang telah dicoba.

Tingkat kesalahan diukur dengan kriteria MSE, MAPE, atau lainnya.

Sebaiknya nilai tingkat kesalahan (Apakah MSE, MAPE) ditentukan

terlebih dulu. Tidak ada ketentuan mengenai berapa tingkat kesalahan

maksimal dalam peramalan.

• Memilih metode peramalan terbaik di antara metode yang dicoba. Metode

terbaik adalah metode yang memberikan tingkat kesalahan terkecil

dibandingkan metode lainnya dan tingkat kesalahan tersebut di bawah

batas tingkat kesalahan yang telah diterapkan.

• Melakukan permalan permintaan dengan metode terbaik yang dipilih.

2.3.2.2 Metode Moving Average

Menurut Nasution (2003, p.35), Moving average diperoleh dengan merata-rata

permintaan berdasarkan beberapa data masa lalu yang terbaru. Tujuan utama dari

penggunaan teknik MA ini adalah untuk mengurangi atau menghilangkan variasi acak

permintaan dalam hubungannya dengan waktu. Tujuan ini dicapai dengan merata-

Page 11: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

21

ratakan beberapa nilai data secara bersama-sama, dan menggunakan nilai rata-rata

tersebut sebagai ramalan permintaan untuk periode yang akan datang. Disebut rata-rata

bergerak karena begitu setiap data actual permintaan baru deret waktu tersedia, maka

data aktual permintaan yang paling terdahulu akan dikeluarkan dari perhitungan.

Berdasarkan Gaspersz (2008, p.87), persamaan MA adalah :

2.3.2.3 Metode Weight Moving Average

Menurut Gaspersz (2001, p.92) metode Weight Moving Average (Rata-rata

Bergerak Terbobot), lebih respontif terhadap perubahan, karena data dari periode yang

baru biasanya diberi bobot lebih besar dengan persamaan :

2.3.2.4 Metode Winter

Menurut Nasution (2003, p.41), Metode winter adalah salah satu teknik

exponential smoothing, dimana data permintaan bersifat musiman dan mempunyai trend.

Pada dasarnya metode winter berdasarkan tiga persamaan pemulusan yaitu satu

persamaan untuk unsur penyesuaian stasioner, satu persamaan untuk unsur penyesuaian

trend, dan satu persamaan untuk unsur penyesuaian musiman. Salah satu masalah dalam

Page 12: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

22

metode winter adalah penentuan nilai-nilai α, β, γ yang akan meminimumkan MSE dan

MAPE. Persamaan metode Winter :

• Pemulusan Tunggal :

• Pemulusan Trend :

• Pemulusan Musiman :

• Peramalan :

Keterangan :

Page 13: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

23

2.3.3 Ukuran Akurasi Hasil Peramalan

Berdasarkan Nasution (2003, p.35), ukuran hasil peramalan yang merupakan

ukuran kesalahan peramalan merupakan ukuran tentang tingkat perbedaan antara hasil

peramalan dengan permintaan yang sebenarnya terjadi. Ada 4 ukuran yang biasa

digunakan, yaitu :

• Rata-rata Deviasi Mutlak (Mean Absolute Deviation = MAD)

MAD merupakan rata-rata kesalahan mutlak selama periode tertentu tanpa

memperhatikan apakah hasil peramalan lebih besar atau kecil dibandingkna

kenyataanya. Secara matematisMAD dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :

A = Permintaan aktual pada periode – t

Ft = Permalan permintaan (forecast) pada periode – t

n = Jumlah periode peramalan yang terlibat

• Rata-rata Kuadrat Kesalahan(Mean Square Error = MSE)

MSE dihitung dengan menjumlahkan kuadrat semua kesalahan peramalan

pada setiap periode dan membaginya dengan jumlah periode peramalan.

Secara matematis, MSE dirumuskan sebagai berikut :

Page 14: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

24

• Rata-rata Kesalahan Peramalan(Mean Forecast Error = MFE)

MFE sangat efektif untuk mengetahui apakah suatu hasil peramalan selama

periode tertentu terlalu tinggi atau rendah. Bila hasil peramalan tidak bias,

maka nilai MFE akan mendekati nol. MFE dihitung dengna menjumlahkan

semua kesalahan permalan selama periode peramalan dan membaginya

dengan jumlah periode peramalan. Secara sistematis, MFE dinyatakan

sebagai berikut :

• Rata-rata Persentase Kesalahan(Mean Absolute Percentage Error =

MAPE)

MAPE merupakan ukuran kesalahan relatif. MAPE biasanya lebih berarti

dibandingkan MAD karena MAPE meyatakan persentase kesalahan hasil

peramalan terhadap permintaan aktual selama periode tertentu yang akan

memberikan informasi persentase kesalahan terlalu tinggi atau rendah.

Secara sistematis, MAPE dinyatakan sebagai berikut :

2.4 Capacity

Capacity atau kapasitas merupakan batas atas dari apa yang bisa dilakukan

oleh unit operasi, dimana bisa mengacu pada jumlah produksi produk yang dapat

Page 15: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

25

dilakukan. Serta merupakan dasar dari keputusan yang harus diambil oleh perusahaan

karena kritikal bagi perusahaan. Sebab mempunyai dampak pada kemampuan

perusahaan untuk memenuhi permintaan yang akan datang. (Stevenson , 2009, p.187)

Menurut Stevenson (2009, p.188) fungsi dari kapasitas sendiri terbagi menjadi

dua yaitu:

• Design capacity

Merupakan jumlah maksimum dari kapasitas produksi, proses atau

fasilitas dalam kondisi ideal.

• Effective capacity

Merupakan design capacity selain waktu pegawai dan maintance.

Dimana dari kedua fungsi tersebut didapatkan perhitungan untuk efficiency dan

utilazition untuk mengukur kapasitas produksi perusahaan. Agar mengetahui apakah

sudah baik atau belum. ( Stevenson , 2009, p.188)

Selain itu, berdasarkan Stevenson (2009, p.188), terdapat beberapa faktor yang

dapat mendeterminasikan keefektifan kapasitas, yaitu:

• Facilities

Besar dan kapasitas fasiltas yang dimiliki oleh perusahaan seperti lokasi,

desain, lingkungan dan layout fasilitas.

Page 16: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

26

• Product and service factor

Desain dari produk dan jasa, dimana apakah produk yang diproduksi

memiliki perbedaan yang signifikan atau tidak.

• Process factor

Kemampuan proses perusahaan untuk memproduksi produk perusahaan,

dapat berupa dari segi kualitas atau kuantitas.

• Human factor

Mengenai pekerjaan yang harus dilakukan, pengalaman, keterampilan,

desain, gaji dan motivasi pegawai.

• Policy factor

Kebijakan daripada management perusahaan.

• Operational factor

Pengaturan penjadwalan untuk jadwal produksi, maintance, peralatan

yang rusak dan material.

• Supply chain factor

Mengenai supply yang diterima oleh perusahaan yang apakah akan

mempengaruhi kapasitas atau tidak.

• External factor

Faktor luar seperti standar produk, peraturan keselamatan, standar

pengaturan polusi atau limbah hasil produk yang akan mempengaruhi

kapasitas produksi.

Page 17: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

27

2.5 Supply Chain Management

Supply chain merupakan urutan dalam perusahaan dimana fasilitas, fungsi dan

kegiatannya terlibat dalam memproduksi dan mengirimkan produk atau jasa. Pada

bagian fasilitas, hal yang terlibat adalah gudang, retail outlets, dan kantor. Untuk fungsi

dan kegiatan, yang terlibat adalah peramalan (forecasting), pembelian, inventory

management, penjadwalan, produksi dan customer service. Sedangkan supply chain

management adalah koordinasi strategi fungsi bisnis dalam organisasi bisnis dan supply

chain di dalamnya bertujuan mengintegrasi supply management dan demand

management.(Stevenson , 2009, p.511)

Menurut Stevenson (2009, p.516) dalam bisnis juga tidak jarang perusahaan

meningkatkan penggunaan outsourcing dan mengejar peluang di luar pasar domestik

sehingga supply chain yang dimiliki perusahaan menjadi global. Tetapi dengan

membuat supply chain menjadi global, tingkat kompleksitas dari supply chain menjadi

meningkat pula dimana terdapat bagian yang tidak ada atau dapat dibiarkan pada pasar

domestic, seperti bahasa, mata uang dan budaya yang berbeda. Hal ini menyebabkan

diperlukannya informasi yang berkualitas, sebab akan mempengaruhi perencanaan

produksi, material, sales dan operasi. (Gustavsson & Wanstrom, 2008, p.334)

Menurut Stevenson (2009, p.516) secara umum , management perusahaan

memiliki tanggung jawab secara legal, eknomi dan etis dalam supply chain. Secara

spesifik, bagian yang menjadi tanggung jawab dari perusahaan mencangkup strategi,

taktik dan operasi. Pada tanngung jawab strategi, hal ini meliputi, supply chain strategy

Page 18: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

28

alligment, network configuration, information technology, product and service, capacity

planning, strategic partnership, distribution strategy, dan uncertainly and risk reduction.

Untuk tanggung jawab taktikal, hal ini meliputi, forecasting sourcing, operation

planning, managing inventory, transportation planning, dan collaboration. Untuk

tanggung jawab operasional, hal ini meliputi, scheduling, receiving, transforming, order

fulfilling, managing inventory, shipping, information sharing, dan controlling.

2.6 Aggregate Planning

Aggregate planning atau perencanaan agregat merupakan perencanaan produksi

jangka menengah. Dimana horizon perencanaannya berkisar antara 1 bulan sampai 24

bulan atau 1 tahun hingga 3 tahun. Horizon tersebut tergantung pada karakteristik

produk dan jangka waktu produksi dan disesuaikan dengan periode peramalan. Dengan

tujuan meneyusun suatu perencanaan produksi untuk memnuhi permintaan pada waktu

yang tepat dengan menggunakan sumber-sumber atau alternatif yang tersedia dan

meminimalkan biaya. Perencanaan agregat merupakan langkah pertama dalam

perencanaan produksi yang akan dipakai untuk penyusunan jadwal induk produksi.

(Baroto, 2002, p.98)

2.6.1 Aggregate Planning Strategy

Menurut Render dan Heizer (2006, p. 506) untuk memenuhi permintaan

peramalan biasanya dilakukan penyesuaian dalam perencanaan agregat untuk tingkat

produksi, tingkat pekerjaan, tingkat persediaan dan variable yang dapat dikontrol lainya.

Tetapi untuk lebih memudahkannya, hal tersebut dibagi mejadi tiga perencanaan strategi

Page 19: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

29

yaitu capacity option, demand option dan mixing option to develop plan. (Render &

Heizer, 2006, p. 508)

Menurut Stevenson (9009, p.619) dalam pemilihan strategi yang akan digunakan

terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan seperti, kebijakan perusahaan, fleksibilitas dan

biaya. Dimana untuk kebijakan perusahaan akan membatasi pilihan yang bisa dipilih.

(Pan, 1995, p.4)

2.6.1.1 Capacity Option

Menurut Render dan Heizer (2006, p.508) pada startegi perencanaan agregat

untuk capacity option, perusahaan dapat memilih pilihan dasar sebagai berikut:

• Changing inventory level

Manager dapat meningkatkan persediaan (inventory) pada saat periode

permintaan rendah untuk memenuhi permintaan pada saat periode

permintaan tinggi.

• Varying workforce size by hiring or layoff

Cara lain untuk memnuhi permintaan dengan cara menyewa pegawai baru

atau memberhentikan pegawai lama untuk memnyesuaikan tingkat produksi.

• Varying production rates through overtime or idle time

Terkadang, mungkin untuk memakai jumlah pegawai dengan tetap dengan

cara mengvariasikan jumlah jam kerja. Seperti mengurangi jumlah jam kerja

pada saat permintaan rendah dan menaikkannya pada saat permintaan tinggi.

• Subcontracting

Page 20: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

30

Perusahaan dapat secara sementara memenuhi jumlah permintaan dengan

melakukan subkontrak pada saat musim permintaan tinggi.

• Using part time worker

Terutama pada perusahaan yang berada pada bagian pelayanan. Dimana

pekerja part time dapat memnuhi kebutuhan untuk pekerjaan yang tidak

harus memiliki keterampilan (unskilled labor).

2.6.1.2 Demand Option

Menurut Stevenson (2009, p.616) pada startegi perencanaan agregat untuk

demand option, perusahaan dapat memilih pilihan dasar sebagai berikut:

• Pricing

Memberikan harga merupakan strategi yang sering digunakan dengan cara

memberikan harga yang berbeda untuk setiap permintaan pada periode

tertentu.

• Promotion

Dilakukan dengan iklan atau jenis promosi lainnya seperti melakukan

penawaran secara langsung.

• Back order

Perusahaan dapat memindahkan permintaan ke periode lainnya dengan

menggunakan back order, tetapi produk akan dikirimkan pada periode

berikutnya dari periode permintaan.

• New demand

Page 21: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

31

Banyak perusahaan mengalami masalah dengan menyediakan pelayanan

atau produk pada saat permintaan tinggi tetapi juga tidak seimbang. Maka

dari itu harus dilakukan kombinasi terhadap produk atau pelayanan yang

disediakan.

2.6.1.3 Mixing Option to Develop Plan.

Menurut Render dan Heizer (2006, p.511) pada startegi perencanaan agregat

untuk Mixing Option to Develop Plan, perusahaan dapat memilih pilihan dasar sebagai

berikut:

• Chase strategy

Merupakan usaha untuk mencapai tingkat hasil untuk setiap periode sama

dengan peramalan permintaan untuk periode tersebut.

• Level strategy

Level strategy atau level scheduling dimana perencanaan agregat pada

produksi perhari sama untuk setiap periode. (Pan & Kleiner, 1995, p.4)

2.7 Master Production Schedule (MPS)

Menurut Nasution (2003, p95), perencanaan produksi menyatakan ukuran

agregat dan output manufaktur suatu perusahaan. Implementasi dari perencanaan

produksi ini membutuhkan suatu pendisagregasian perencanaan produk agregat ke

dalam perencaaan untuk masing-masing produk individual. MPS merupakan pernyataan

akhir mengenai “berapa” banyak item-item akhir yang harus diproduksi dan “kapan”

harus diproduksi. Tujuan dari MPS adalah mewujudkan perencanaan agregat menjadi

suatu perencanaan terpisah untuk masing-masing item individual. Selain itu, MPS juga

Page 22: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

32

dapat mengevaluasi jadwal-jadwal alternative dalam kebutuhan kapasitas, menyediakan

input untuk sistem MRP dan membantu manajer produksi untuk menghasilkan prioritas-

prioritas untuk penjadwalan produksi. Bentuk model dari MPS sendiri tidak ada patokan

dimana setiap perusahaan memliki MPS yang berbeda dengan model MPS biasanya.

(Segerstedt,2006, p.3595)

Tabel 2.1 Contoh MPS

Item No : : Description :

Lead Time : : Safety Stock :

On Hand : : Demand Time Fences :

Lot Size : : Planning Time Fences :

Past Due

Time Period (Month)

1 2 3 4 5 6

Forecast

Customer Order Project Available Balance

Available to Promise

Master Schedule Keterangan :

• Item No. :

Menyatakan kode komponen atau material yang dirakit.

• Lead Time :

Waktu (banyaknya periode) yang dibutuhkan untuk memproduksi atau

membeli suatu item.

• On Hand :

Posisi inventori awal yang secara fiisik tersedia dalam stock, yang

merupakan kuantitas dari item yang ada dalam stock.

• Lot Size :

Page 23: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

33

Kuantitas dari item yang biasanya dipesan dari pabrik atau pemasok. Sering

disebut juga sebagai kuantitas pesanan (order quantity) atau ukuran batch -

(Batch Size).

• Safety Stock :

Stock tambahan dari item yang direncanakan untuk berada dalam inventori

yang dijadikan sebagai stok pengaman guna mengatasi fluktuasi dalam

ramalan penjualan, pesanan-pesanan pelanggan dalam waktu singkat (short-

term customer order), penyerahan item untuk pengisian kembali inventori,

dan lain-lain.

• Demand Time Fences (DTF) :

Periode mendatang dari MPS dimana dalam periode ini perubahan-

perubahan terhadap MPS tidak diijinkan atau tidak diterima karena

menimbulkan kerugian biaya yang besar akibat ketidaksesuaian atau

kekacauan jadwal.

• Planning Time Fences(PTF) :

Periode mendatang dari MPS dimana dalam periode ini perubahan-

perubahan terhadap MPS dievaluasi guna mencegah ketidaksesuaian atau

kekacauan jadwal yang akan menimbulkan kerugian dalam biaya.

• Forecast :

Merupakan rencana penjualan atau peramalan penjualan untuk item yang

dijadwalkan.

• Customer Order :

Merupakan pesanan-pesanan yang diterima dan bersifat pasti (certain).

Page 24: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

34

• Project Available Balance(PAB) :

Merupakan proyeksi on-hand inventory dari waktuke waktu selama horizon

perencanaan MPS, yang menunjukkan status inventori yang diproyeksikan

pada akhir dari setiap periode waktu dalam horizon perencanaan MPS.

• Available to Promise(ATP) :

Nilai ATP memberikan informasi tentang berapa banyak item atau produk

tertentu yang dijadwalkan pada periode waktu itu tersedia untuk pesanan

pelanggan, sehingga berdasarkan informasi ini bagian pemasaran dapat

membuat janji yang tepat kepada pelanggan. ATP juga dapat dihitung secara

kumulatif untuk memberikan informasi tentang cumulative ATP pada

periode tertentu.

• Master Schedule (MS) :

Merupakan jadwal produksi atau manufakturing yang diantisipasi

(Anticipated Manufacturing Schedule) untuk item tertentu.

Page 25: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

35

2.8 Pengertian Sistem Informasi

Sistem Informasi (SI) adalah suatu kombinasi yang terorganisir dari manusia,

software, hardware, jaringan komunikasi dan sumber daya data yang mengumpulkan,

mentransformasikan, serta menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi

(McLeod,2001,p.4).

Sebuah Sistem Informasi (SI) juga dapat berupa kombinasi teratur dari manusia,

software, hardware, jaringan komunikasi dan sumber data yang mengumpulkan dan

menyebarkan informasi didalam suatu organisasi (O’Brien, 2003,p.7).

Maka Sistem Informasi (SI) merupakan elemen-elemen yang saling berkaitan

dengan menggunakan sumber daya untuk mengolah masukkan berupa data menjadi

keluaran berupa informasi, sehingga berguna bagi pihak yang membutuhkannya.

2.9 Analysis and Design Objects

Identitas dari analisis object membantu bagaimana user membedakan object

yang satu dengan yang lain di dalam konteks. Serta bagaimana object yang satu

mengenali object yang lain sehingga dapat mengaksesnya. Dalam analisis, behavior

objeck dapat diekspresikan dengan event yang dilakukan. Pada desain, analisis dan

desain object mendeskripsikan duah hal yang berbeda. object analisis mendeskripsikan

fenomena diluar sistem, contohnya seperti orang dan benda yang mana biasanya dapat

berdiri sendiri (independen). object desain mendeskripsikan fenomena dala sistem yang

Page 26: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

36

dapat dikontrol. Behavior dari object yang dideskripsikan sebagai operasi untuk di

jalankan oleh komputer. (Mathiassen et al., 2000, p.5)

2.10 System Development Life Cycle (SDLC)

Proyek merupakan sebuah kegiatan yang direncanakan yang memiliki awal dan

akhir, serta menghasilkan sebuah hasil atau produk yang diharapkan. Untuk sebuah

proyek pengembangan sistem dapat sukses, para pengembang sistem diharuskan

memiliki sebuah perencanaan untuk di ikuti. Sebuah kunci atau panduan, fundamental

konsep dalam pengembangan sistem informasi adalah System Development Life Cycle

atau disingkat SDLC. (Satzinger et al., 2005, p.38)

Dalam siklus hidup dari sistem informasi, pertama-tama diharuskan mengandung

sebuah ide, lalu dilanjutkan dengan desain, di bangun dan kemudian dijalankan selama

pengembangan proyek dan pada akhirnya dimasukkan ke dalam proses dan digunakan

untuk mendukung proses bisnis. (Satzinger et al., 2005, p.39)

SDLC merupakan salah satu teknik yang berguna untuk mengklasifikasikan

sistem secara komprehensif untuk melihat apakah sistem lebih kearah prediktif atau

adaptif. Dalam pendekatan prediktif pada SDLC, pendekatan dilakukan dengan

mengansumsikan bahwa pengembangan pryek dapat direncanakan dan diatur lebih

lanjut serta sisten informasi yang baru ini dapat dikembangkan sejalan dengan rencana.

Untuk pendekatan adaptif pada SDLC, digunakan saat kebutuhan pasti dari sistem atau

kebutuhan user tidak dapat dimengerti dengan baik. (Satzinger et al., 2005, p.39)

Page 27: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

37

Dalam pengembangan SDLC sendiri terdapat beberapa aktivitas yaitu, project

planning, analysis, design, implementation dan support phase. Untuk fase aktivitas dan

tujuan dalam SDLC dapat dilihat pada gambar 2.5 dan tabel 2.2. (Satzinger et al., 2005,

p.40)

Gambar 2.6 Aktivitas dalam SDLC

Tabel 2.2 Fase dan Tujuan dari SLDC

SDLC Phase Tujuan

Project Planning Mengidentifikasi cakupan dari sistem baru, memastikan

bahwa proyek layak untuk dijalankan, mengembangkna

jadwal, perencanaan sumber daya, dan biaya untuk proyek.

Analysis Memahami dan mendokumentasikan dengan detil

kebutuhan bisnis dan proses dari sistem baru.

Design Mendesain solusi berdasarkan kebutuhan sistem informasi

yang didefinisikan dan keputusan yang dibuat dalam

analisis.

Implementation Membuat, menguji, mengimplementasikan sistem

informasi yang baik dan melatih user untuk menggunakan

sistem baru agar dapat menggunakanya dengan baik dan

mencapai tujuan yang diharapkan berdasarkan pada

kegunaan sistem.

Support Membuat sistem tetap berjalan produkstif dari awal dan

sepanjang usia dari sistem tersebut.

Page 28: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

38

2.11 The Unified Process Life Cycle

Berdasarkan pada kebutuhan atas pengulangan dalam pengembangan sistem,

seperti aktivitas analisis, desain, dan implementasi, sebuah model SDLC baru telah

digunakan untuk membuat perencanaan dan melakukan pengaturan menjadi lebih mudah.

Pada Unified Process Life Cycle, terdapat satu atau lebih iterasi yang mengikutsertakan

analisis, desain, dan implementasi dari sistem yang terbagi menjadi empat fase. Empat

fase dari Unified Process Life Cycle adalah inception, elaboration, construction dan

transition. (Satzinger et al., 2005, p.45)

Inception phase, merupakan fase seperti pada fase perencanaan pada berbagai

projeck, pada fase ini manajer proyek mengembangkan dan menyempurnakan cara atau

sudut pandang untuk sistem baru untuk melihat bagaimana meningkatkan operasi dan

menyelesaikan masalah yang ada. Pada fase ini, biasanya diselesaikan dalam sati iterasi,

bagian dari sistem asli atau awalnya dapat didesai, implementasi dan di uji. (Satzinger et

al., 2005, p.46)

Elaboration phase, pada fase ini, beberapa iterasi terlibat didalamnya dan pada

iterasi awal, biasanya telah menyelesaikan identifikasi dand definisi dari kebutuhan

sistem. Fase ini jugs menyelesaikan analisis, desain, dan implememntasi pusat arsitektur

dari sistem. (Satzinger et al., 2005, p.46)

Page 29: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

39

Construction phase, pada fase ini juga melibatkan beberapa iterasi yang

melanjutkan desain dan implentasi dari sistem. Dalam pengerjaanya, mungkin

memasukkan pengendalian detil sistem seperti validasi data, meningkat user interface,

memperbaiki fungsi dan menyelesaikan bantuan dari fungsi sistem. (Satzinger et al.,

2005, p.46)

Transition phase, pada fase transisi satu atau beberapa iterasi akhir melibatkan

pengguna akhir dan pengjuian berbeda dan sistem dibuat siap untuk operasi. Ketika

sistem dalam operasi, maka sistem perlu didukung dan diperbaiki. (Satzinger et al., 2005,

p.47)

2.12 Unified Modeling Language (UML)

Unified Modeling Language merupakan sebuah standar model yang bentuk dan

notasinya dikembangkan untuk mengembangkan object-oriented. Pada umumnya, pada

penggambaran diagram, notasi yang digunakan untuk menunjukkan, menggambarkan

model didefinisikan dengan UML.Dengan menggunakan UML para analis dan user

mampu untuk mengerti berbagai variasi diagram yang digunakan untuk mengembakan

sistem proyek tersebut. (Satzinger et al., 2005, p.48)

2.13 Unified Process

Menurut Satzinger et al. (2005, p.55) pada pengembangannya Unified Process

memiliki enam aktfitas utama, yaitu:

• Pemodelan Bisnis

Page 30: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

40

Tujuannya adalah untuk memahami dan mengkomunikasikan lingkungan

nyata dari bisnis yang akan menggunakan sistem yang baru.

• Kebutuhan

Tujuannya adalah memahami dan mengdokumentasikan kebutuhan bisnis

dan kebutuhan proses untuk sistem yang baru.

• Desain

Tujuannya adalah untuk menggambarkan sistem solusi berdasarkan pada

kebutuhan sebelumnya yang telah didefinisikan.

• Implementasi

Pada tahap ini melibatkan permenuhan atas komponen ynag dibutuhkan oleh

sistem.

• Pengujian

Tahap ini berguna untuk melakukan pengujian terhadap sistem yang telah di

buat atau dibangun, apakah sudah berfungsi dengan baik atau tidak.

• Pemasangan dan Penggunaan

Pada Tahap ini memiliki aktivitas untuk memastikan bahwa sistem yang di

bangun dapat digunakan untuk kegiatan operasional.

Agar dapat menyelesaikan pengembangan sebuah sistem, tim proyek diharuskan

memahami lingkungan bisnis atau pemodelan bisnis, mendefinisikan kebutuhan dari

sistem atau kebutuhan, mendesain solusi untuk sistem untuk kebutuhan atau desain,

menulis dan mengintegrasikan kode dalam computer yang akan membuat sistem dapat

Page 31: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

41

berjalan dengan baik atau implementasi. Kemudian melakukan pengujian dari sitem atau

pengujian dan setelah selesai maka sistem tersebut di uji kepada user untuk melakukan

kegiatab operasionalnya atau pemasangan dan penggunaan. (Satzinger et al., 2005, p.55)

2.14 Object Oriented Analysis and Design (OOAD)

Berdasarkan Mathiassen et al. (2000,p135) Object Oriented Analysis and Design

(OOAD) adalah metode untuk menganalisis dan merancang sistem dengan pendekatan

berorientasi object. Object sendiri diartikan sebagai suatu entitas yang memiliki identitas,

state, dan behavior.

Pada analisa, identitas dari sebuah object menjelaskan bagaimana user

membedakannya dari object lain, dan behavior object digambarkan melalui event yang

dilakukannya. Sedangkan pada perancangan, identitas sebuah object digambarkan

dengan cara bagaimana object lain mengenalinya sehingga dapat diakses, dan behavior

object digunkan dengan operation yang dapat dilakukan object tersebut dan dapat

mempengaruhi object lainnya dalam sistem.

Berdasarkan Satzinger et al. (2005,p.60) pendekatan berbasis object adalah

sebuah pendekatan pengembangan sistem yang melihat sistem informasi sebagai

sekelompok object yang saling berinteraksi dan berkerja sama untuk menyelesaikan

suatu kegiatan. Object itu sendiri berarti sebuah benda dalam sistem kmouter yang

merespon terhadap sebuah pesan.

Page 32: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

42

Maka daripada itu, pendekatan berbasis object melihat sistem informasi sebagai

sekumpulan object yang saling berinteraksi, Object Oriented Analysis (OOA)

mendefinisikan semua tipe object yang dibutuhkan oleh user untuk berkerja dan

menunjukan bahwa interaksi dengan user dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu

pekerjaan. Object Oriented Design (OOD) medefinisikan semua tipe dari object penting

untuk mengkomunikasikan orang dengan sistem yang menunjukkan bagaimana object

berinterkasi untuk menyelesaikan masalah. Object Oriented Programming (OOP) terdiri

atas pernyataan tertulis dalam bahasa pemograman untuk mendefinisikan setiap tipe

object. (Satzinger et al., 2005, p.60)

2.15 Konsep Object Oriented Analysis and Design (OOAD)

Dalam Object Oriented Analysis and Design (OOAD) terdapat tiga konsep dasar,

yaitu:

• Encapsulation

Merupakan pembungkusan beberapa item menjadi sebuah unit (Whitten et

al., 2004,p.432). Maksudnya yaitu menjadikan atribut dan perilaku dari

object menjadi satu kesatuan. Sehingga cara untuk mengakses informasi dari

object tersebut akan melalui perilakunya.

• Inheritance

Merupakan konsep dimana methods atau atribut dari sebuah class object

dapat diturunkan atau digunakan kembali oleh class object lainnya (Whitten

et al.,2004,p.434). Maka dengan demikian sebuah class baru dapat terbentuk

Page 33: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

43

dengan memiliki sifat yang sama dengan kelas induknya sekaligus sifat

individu dari class itu sendiri.

• Polymorphism

Merupakan konsep dimana sebuah object dapat memiliki berbagai bentuk,

artinya adalah object yang berbeda dapat menanggapi sebuah pesan dengan

berbagai cara atau metode yang berbeda (Whitten et al.,2004,p.438).

2.16 Keuntungan dan Kelemahan OOAD

Berdasarkan Mathiassen et al. (2000,p.5) keutungan dalam menggunakan

Object Oriented Analysis and Design (OOAD) adalah :

• Object Oriented Analysis and Design (OOAD) memberikan informasi yang

jelas mengenai context sistem.

• Object Oriented Analysis and Design (OOAD) berhubugan erat dengan

analisa berorientasi object, user interface berorientasi object, dan

pemrograman berorientasi object.

• Object Oriented Analysis and Design (OOAD) dapat endukung dalam

menangani data dalam jumlah besar dan mendistribusikannya ke seluruh

bagian organisasi atau perusahaan.

Kelemahan dari Object Oriented Analysis and Design (OOAD) menurut McLeod

(2001,p615) adalah:

• Memerlukan waktu yang lama untuk memperoleh pegalaman pengembangan.

Page 34: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

44

• Kesulitan metodologi untuk menjelaskan sistem bisnis yang rumit.

• Kurangnya pilihan peralatan pengembangan yang khusus disesuaikan untuk

sistem bisnis.

2.17 Aktivitas Utama Object Oriented Analysis and Design (OOAD)

Berdasarkan Mathiassen et al. (2000,p.14) bahwa terdapat empat aktivitas utama

dalam analisis dan perancangan berorientasi object seperti yang digambarkan berikut ini.

Gambar 2.7 Aktivitas Utama dalam OOAD

Page 35: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

45

2.17.1 Analisis Problem Domain

Problem Domaindalam perencanaanya terdiri atas apa yang dihadapi oleh

user dan kapan mereka melakukan perkerjaan, seperti order, penjadwalan dan apa ynag

dibutuhkan sebagai bagian dari sistem. (Satzinger et al., 2005, p.178)

Tipe data yang dibutuhkan untuk disimpan juga merupakan aspek penting

yang dibutuhkan dalam pemenuhan kenutuhan sistem informasi. Dalam pendekatan

object-oriented, hal ini adalah object yang berinteraksi dengan sistem.

Mengidentifikasikan dan memahami tipe data dalam problem domain merupakan kunci

awal ketika mendefinisikan kebutuhan. (Satzinger et al., 2005, p.178)

Analisis problem domain befokus pada informasi apa yang harus disediakan

dalam sistem. Penyediaan informasi ini penting dalam aktifitas analisis karena model

problem domain menyediakan sebuah bahasa yang mengekespresikan kebutuhan sistem.

Pada pengembangnya, prinsip pertama yang harus dikembangkan adalah memodelkan

dunia nyata sesuai dengan sudeut pandang dari calon user. (Mathiassen et al., 2000,

p.45)

Tujuan utamanya sendiri adalah untuk mengembangkan suatu model. Dengan

adanya sebuah model yang baik, maka model tersebut dapat mendesain dan

mengimplementasikan sistem yang dapat memproses, komunikasi, dan menampilkan

informasi mengenai problem domain. (Mathiassen et al., 2000, p.46)

Problem Domain sendiri terbagi tasa tiga aktifitas. Pertama melakukan

penentuan object, classes dan events yang menjadi elemen dari model problem domain.

Kedua, membuat model berfokus pada struktur hubungan antara object dan classes yang

Page 36: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

46

dipilih. Hal ini untuk mereprentasikan sebuah pergerakan dari object ke tingkat model.

Ketiga, berfokus pada property object dynamic, merepresantikan sebuah pergerakan

kembali ke tingkatan object. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.8 berikut.

(Mathiassen et al., 2000, p.40)

Gambar 2.8 Model Aktivitas dalam Problem Domain

2.17.1.1 System Definition

System definition merupakan sebuah deskripsi singkatan dari sistem komputer

yang dieksepresikan dalam bahasa natural. Dimana mengekespresikan properti dasar

untuk pengembangan dan penggunaan dari sistem. Hal ini menjelaskan mengenai sistem

dalam konteks, informasi apa yang shearusnya terkandung didalamnya, fungsi yang

harus disediakan, dimana harus digunakan dan kondisi pengembangan seperti apa yang

harus diterapkan. System definition diharuskan singkat dan tepat serta mengandung

sebagian besar dasar keputusan mengenai sistem yang ada. Membuat sebuah formulasi

Page 37: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

47

yang singkat dan tepat, menyediakan gambaran umum dan membuat hal ini mudah

untuk membandingkan berbagai alternative yang ada. (Mathiassen et al., 2000, p.24)

2.17.1.1.1 Rich Picture

Rich Picture merupakan sebuah gambaran tidak formal yang menampilkan

pemahaman sebuah situasi oleh ilustator. Dimana befokus pada beberapa aspek penting

pada suatu situasi dan memberikan deskripsi secara luas mangenai situasi yang

memungkinkan beberapa interpretasi alternative. (Mathiassen et al., 2000, p.26)

2.17.1.1.2 Sistem Definisi

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.39) kritreria dari FACTOR terdiri atas

enam bagian, yaitu:

• Functionality

Fungsi sistem yang mendukung tugas application domain.

• Application Domain

Bagian dari organisasi yang melaukan kegiatan administrasi, monitor, dan

mengendalikan problem domain.

• Conditions

Kondisi yang dibutuhkna untuk mengembangkan dan menggunakan

sistem.

• Technology

Page 38: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

48

Teknologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem dan sistem akan

dijalankan.

• Objects

object utama dalam problem domain.

• Responsibility

Tanggung jawab sistem secara umum dalam hubungannya dengan konteks

sistem tersebut.

Kriteria dalam FACTOR dapat digunakan untuk mendukung pengembangan

system-definition, tetapi harus dilakukan dengan hati-hati dan mempertimbangkan

bagaimana setiap elemen dari sistem diformulasikan. Serta untuk memulai sebuah

definisi untuk mendeskripsikan sistem dan menggunakan kriteria tersebut untuk melihat

bagaimana system-definition yang ada memuaskan keenam factor tersebut. (Mathiassen

et al., 2000, p.40)

2.17.1.1.3 Activity Diagram

Setelah mendapatkan informasi mengenai proses bisnis dengan melakukan

wawancara dengan user dan observasi proses yang ada, maka langkah selanjutnya

adalah dokumentasi. Salah satu teknik untuk menangkap informasi ada dengan

menggunakan diagram, dimana digunakan untuk mendeskripsikan alur kerja atau

workflow dari sistem yang baru. (Satzinger et al., 2005, p.144)

Workflow merupakan urutan langkah proses untuk menyelesaikan sebuah

transaksi bisnis, dimana bisa berupa bentuk sederhana atau kompleks. Sebuah workflow

Page 39: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

49

yang kompleks terdiri atas puluhan atau ratusan proses dan mungkin mengikutsertakan

partisipan dari berbagai bagian dalam organisasi. Berbeda dengan workflow yang

sederhana yang dapat diubah, dilhat dan diperiksa lebih mudah dengan user. Salah satu

keuntungan menggunakan diagram dan model adalah diagram tersebut menjadi alat

komunikasi yang berguna untuk berkomunikasi antara tim proyek dan user. (Satzinger et

al., 2005, p.144)

Metodologi yang digunakan untuk penggambaran proses bisnis biasanya

adalah dengan menggunakan flowchart atau activity diagram. Activity diagram

merupakan sebuah diagram workflow sederhana yang mendeskripsikan berbagai

kegiatan dari user, dan siapa saja yang melakukan aktivitas tersebut serta urutannya.

(Satzinger et al., 2005, p.144)

Gambar 2.9 Symbol Activity Diagram

Page 40: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

50

Pada gambar 2.9 merupakan symbol dasar yang digunakan pada activity

diagram. Bentuk oval medeskripsikan aktivitas individual dalam workflow. Gambar

panah menunjukkan urutan antara kegiatan. Bulatan hitam merupakan notasi awal dan

akhir dari sebuah workflow. Bentuk permata berarti sebuah keputusan dimana proses itu

akan berlanjut ke satu aktivitas atau aktivitas yang lain. Garis tebal hitam disebut dengan

synchronation bar digunakan untuk memecah kegiatan atau menggabungkan beberapa

kegiatan. Swinlane menunjukkan siapa yang melakukan aktivitas tersebut. (Satzinger et

al., 2005, p.145)

Dapat dilihat juga bawah activity diagram berfokus pada urutan dari aktivitas.

Diagram ini jelas dan mudah dimengerti. Pada kenyataanya salahs atu kekuatan dari

menggunakan activity diagram adalah mendokumentasikan workflow yang miudah

dimengerti oleh user.dalam pembuatanya, hal pertama yang dilakukan adalah

mengidentifikasi agen untuk membuat swinlane yang sesuai. Kemudian mengikuti

langkah-langkah dan membuat bentuk oval untuk setiap aktivitasnya. Selanjutnya

menghubungkan oval tersebut dengan tanda panah untuk menunjukkan arah dari

workflow. (Satzinger et al., 2005, p.146)

2.17.1.2 Event dan Use cases

Use cases merupakan sebuah aktivitas yang dilakukan sistem yang pada

umunya merupakan respon terhadap permintaan dari user. Berbagai teknik

direkomendasikan untuk mengidentifikasi use case. Salah satu pendekatannya adalah

dengan membuat catatan semua user dan memikirkan apa saja yang mereka butuhkan

dari sistem untuk mendukung perkerjaan mereka. Cara kedua adalah dengan memulai

Page 41: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

51

dari sistem yang ada dan membuat catatan kebutuhan semua sistem yang telah

dimasukkan dan menambahkan beberapa fungsi yang dikehendaki user. Salah satu cara

atau panduan yang paling mendalam untuk mengidentifikasi use case disebut dengan

event decomposition techniuque. (Satzinger et al., 2005, p.166)

Event decomposition techniuque, merupakan sebuah teknik yang pertama-

tama berfokus pada event yang dibutuhkan oleh sistem untuk merespon dan melihat

bagaimana sistem dapat memberikan respon (use case sistem). (Satzinger et al., 2005,

p.167)

Pentingnya konsep dari event untuk mendefinisikan kebutuhan sistem

dikenalkan untuk analisis struktur modern ketika konsep ini diadaptasikan pada waktu

nyata pada sekitar tahun 1980. Sistem ini dibutuhkan untuk bereaksi cepat untuk event

yang ada pada lingkungan. Pada dasarnya terdapat tiga buah tipe event yaitu, external,

temporal, dan state event. External event merupakan event yang terjadi diluar sistem

oleh external agent. External agent merupakan seseorang atau bagian dari organisasi

yang memberikan atau menerima data dari sistem akan tetapi bukanlah user dari sistem

secara langsung. Temporal event, merupakan sebuah event yang terjadi sebagai hasil

telah sampainya waktu yang ditentukan. State event merupakan sebuah event yang

terjadi ketika sesuatu terjadi dalam sistem yang memicu proses. (Satzinger et al., 2005,

p.168)

2.17.1.3 Classes

Object dapat dideskripikan sebagai sebuah class dibandingkan sebuah

individual. Class sangat membantu untuk memahami object dan sangat penting untuk

Page 42: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

52

pendeskripsian object dibandingkan dengan menjelaskan object masing-masing. Maka

akan lebih baik bila mengembangkan sebuah object bersama untuk semua object yang

ada dalam class yang sama. Class sendiri memiliki pengertian sebagai berikut,sebuah

deskripsi dari sekumpulan object yang memiliki struktur yang sama, pola, behavior, dan

atribut. (Mathiassen et al., 2000, p.4)

Aktivitas dari class terdiri atas tiga kegiatan utaman yaitu, abstraksi,

klasifikasi dan pemilihan. Fenomena problem domain diabstraksikan dengan melihat

problem domain sebagai object dan class. Lalu object dan class diklasifikasikan dan

memilih class dan event yang mana akan mempertahankan informasi dalam sistem.

Classes merupakan hal pertama yang mendefinisikan dan membatasi problem domain.

Setiap class dapat dikarakterisasikan berdasarkan sekumpulan event. (Mathiassen et al.,

2000, p.49)

2.17.1.3.1 Klasifikasi dari Object dan Events

Dalam proses anlisis, sebuah object merupakan abstraksi dari sebuah

fenomena di dalam sistem kontes seperti pelanggan. Object mengekspresikan sudut

pandang user secara nyata. Orang tertentu adalah pelanggan dan orang tersebut akan

diperlakukan sebagai sebuah entitas tunggak dengan identitas, state, dan behavior yang

spesifik, dimana seorang pelanggan dapat menjadi object desain. Dalam desain, object

pelanggan akan merepresentasikan bagian dari sejarah orang tertentu dan state selama

berada dalam sistem, serta membuat berbagai operasi yang dapat dilakukan sistem

dengan object lainnya. Dengan menggunakan object tersebut, sistem dapat mengatur dan

menyimpan data pelanggan secara spesifik. (Mathiassen et al., 2000, p.4)

Page 43: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

53

Pada klasifikasi aktivitas, object terfokus pada apa yang dikerjakan oleh user

dengan tujuan untuk menciptaan dan memilih abstraksi yang bersangkutan. Dalam

klasifikasi aktifitas ini memliliki tiga prinsip dasar utama. Pertama, klasifikasi object di

dalam problem domain. Kedua, karakrterisasikan object berdasarkan event. Ketiga,

memiliki pemikiran yang terbuka tetapi kritis. (Mathiassen, 2000, p.50)

Berdasarkan Mathiassen et al. (200, p.4) dalam OOAD, yang menjadi dasar

utama adalah sebuah object. Dalam proses analisa, untuk mengorganisasikan

pemahaman akan konteks dari sebuah sistem maka akan digunakan object. Dalam psoes

desain, object digunakan untuk pemahaman dan mendeskripsikan sistem itu sendiri.

Sedangkan object sendiri berarti sebuah entitqas dengan identitas, state, dan behavior.

(Mathiassen wt al., 2000, p.50)

Event sendiri mengspesifikasikan kualitas dari sebuah object dalam problem

domain. Event memiliki pengertian sebagai sebuah kejadian instant atau cepat yang

melibatkan satu atau lebih object. Event juga merupakan sebuah abstraksi dari aktivitas

problem domain atau proses yang dijalankan, dirasakan oleh satu atau lebih object.

(Mathiassen et al., 2000, p.51)

Untuk mengidentifikasi dan mengenali semua object dan event yang ada agar

dapat dimasukkan ke dalam sebuah model problem domain yang relevan maka object

tersebut dikelompokkan atas beberapa class. Dimana memiliki pengertian sebagai

sebuah deskripsi sekumpulan object yang berbagi struktur, behavioral pattern, dan

atribut. (Mathiassen et al., 2000, p.53)

2.17.1.3.2 Menetukan Class

Page 44: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

54

Melakukan pemilihan class merupakan hal yang paling pertama dan paling

dasar dari sebuah blok bangunan untuk problem domain. Untuk mendapatkan kandidat

class, sebaiknya menggunakan nama yang mudah dibaca, original dalam problem

domain dan mewakili sebuah contoh. (Mathiassen et al., 2000, p.53)

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.61) dalam memilih class, class tersebut

harus dapat menjawab pertanyaan sebagai berikut:

• Apakah bisa mengidentifikasikan sebuah object dari class tersebut?

• Apakah class tersebut mengandung informasi yang unik?

• Apakah class tersebut dapat mewakili beberapa object?

• Apakah class tersebut memiliki beberapa event yang sesuai dan dapat

dijalankan?

Sedangkan menurut Satzinger et al. (2005, p. 179) terdapat beberapa panduan

umum yang dapat diikuti untuk membantu analisis dalam membuat daftar sumber

informasi yang mana sistem perlu untuk menyimpannya. Beberapa prosedur yang ada

berguna untuk diikuti adalah dengan mendaftarkan semua kata benda yang disebutkan

oleh user ketika membicarakan sebuah sistem. Untuk membuat daftarnya bisa digunakan

dengan cara pertama yaitu, menggunakan event table serta informasi mengenai setiap

event dan identifikasi setiap kata benda. Kedua, menggunakan informasi lainnya yang

berasal dari sistem, prosedur, laporan yang sudah ada. Ketiga, menentukan apakah kata

benda tersebut perlu disimpan atau tidak. Dimana dilanjutkan dengan mengasosiasikan

atau mencari hubungan antara object dan kemudian infomaris spesifik atau atribut dari

object tersebut. (Satzinger et al., 2005, p.181)

Page 45: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

55

2.17.1.4 Event Table

Informasi yang penting dalam use case adalah respon yang diberikan sistem

untuk setiap event yang ada. Dimana informasi ini dimasukkan ke dalam event table

yang terdiri dari baris dan kolom yang akan mereprentasikan event dan detil dari event

yang ada. Setiap baris dari event table menyimpan informasi mengenai satu event dan

use case-nya. Setiap kolom dalam tabel menunjukkan informasi penting event dan use

case-nya. Untuk contohnya dapat dilihat pada gambar 2.10 berikut ini. (Satzinger et al.,

2005, p.181)

Event Trigger Cource Use Case Response Destination

Customer

want to

check item

availability

Item

inquiry

Customer Look up

item

availability

Item

availability

details

Customer

Gambar 2.10 Event Table

The event that

cause the system

to do something

Trigger: How does the system

know the event occurred? For

external events, the trigger is

data entering system.

Use Case: What does the

system do when the event

occurred?

Destination: What

external agents get

the output ?

Source: For external

event, the external

agent is the source

Response: What

output(if any) is

produced by system?

Page 46: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

56

2.17.1.5 Structure

Aktivitas dalam sebuah struktur befokus pada hubungan antara classes dan

object. Pada aktivitas class dilakukan dengan pemilihan classes untuk pemodelan

problem domain dan mengkaraterisasikan setiap class dan event yang ada. Untuk

aktivitas struktur, pengembangannya dilakukan dengan menambahkan deskripsi dengan

hubungan structural antara object dan classes. Dimana hasil dari aktivitas struktur ini

adalah class diagram. (Mathiassen et al., 2000, p.53)

Dalam class diagram, bentuk persegi menunujukkan class dan garis

penghubung antar persegi adalah asosiasi antar class. Untuk contohnya dapat dilihat

pada gambar 2.11 berikut ini. (Satzinger et al, 2005, p.187)

Gambar 2.11 Class Diagram

Page 47: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

57

2.17.1.5.1 Struktur Object Oriented

Pada pengembangannya, pemodelan problem domain dengan struktur object

oriented menggunakan perbedaan yang mendasar dari objeck dan class. pada tingkat

object yang lebih konkrit, dapat terlihat fenomena dari sebuah problem domain sebagai

sebuah object dengan property tertentu yang menunjukkan identitas, state dan behavior

dari object tersebut. Dalam object sendiri terdapat dua jenis struktur, yaitu agregasi,

dimana akan menjelaskan hubungan antara object dan komponennya, asosiasi dimana

menjelaskan arti hubungan object. (Mathiassen et al., 2000, p.70)

Pada tingkatan class abstrak, hubungan knoseptual antara dua atau lebih class

dalam problem domain lebih diperhatikan. Class merupakan sebuah deskripsi property

dan behavioral pattern yang umumnya diantara semua object yang ada didalam grup

tersebut. Untuk mendeskripsikan hubungan konseptual antar class, maka dibagi menjadi

dua jenis struktur, yaitu generalisasi, dimana menjelaskan sebuah class yang merupakan

spesialisasi dari beberapa class yang lebih umum, dan cluster, dimana merupakan

sebuah grup dari class yang saling berhubungan. (Mathiassen et al., 2000, p.71)

Dalam aktivitas struktur sendiri terdapat tiga sub aktivitas. Pada sub aktivitas

pertama dilakukan pengkomibnasian problem domain dengan tipe struktur yang berbeda

untuk menciptakan kandidat untuk hubungan structural diantara object dan class yang

terpilih. Pada bagia kedua, dilakukan pengeksplorasian relevansi dari beberapa pola

umum untuk memperluas problem domain. Pada bagian ketiga, dilakukan

pengevaluasian dan memilih hubungan structural yang dibutuhkan dari beberapa

Page 48: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

58

kandidat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.12 berikut ini. (Mathiassen et

al., 2000, p.71)

Gambar 2.12 Sub aktivitas pemodelan struktur problem domain

2.17.1.5.2 Struktur antar Class

Menurut Satzinger et al. (2005, p.189) dalam dunia nyata terdapat dua cara

untuk memahami struktur dari problem domain yaitu:

• Generalisasi/ Spesialisasi hirarki

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.72) Struktur generalisasi merupakan

sebuah relasi antara dua atau lebih class special dan umum, dimana sebuah

class general (super class) mendeskripsikan property umum kepada

sekelompok class special (subclass). Dengan ciri khas hirakikal oleh

karena itu subclass apapun merupakan spesialisasi dari satu super class.

Selain itu, multiple inheritance atau turunan berganda dimana sebuah class

Page 49: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

59

menuruni properti dari dua atau lebih super class dapat meningkatkan

model. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 2.13 berikut ini.

(Mathiassen et al., 2000, p.74)

Gambar 2.13 Contoh Struktur Generalisasi dan Multiple Inheritance

• Whole part hirarki

Whole part merupakan cara lain untuk mensturkturisasi infomrasi dengan

mendefinisikan informasi tersebut menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.

Serta menggambarkan hubungan yang telah teridentifikasi dalam

pembuatan asosiasi antar object dan komponen. Dalam whole part sendiri

terdapat dua tipe yaitu, agregrasi dna komposisi. Agresasi digunakan

apabila mendeskripsikan asosiasi whole part antara aggregate (whole) dan

komponennya (parts). Sedangkan komposisi digunak untuk

menggambarkan asosiasi whole part secara lebih kuat, dimana ketika

sebuah bagian sekali terasosiasi tidak bisa dipisahkan lagi. (Satzinger et al.,

2005, p.191)

2.17.1.5.3 Struktur antar Object

Page 50: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

60

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.75) terdapat dua tipe struktur object

dimana kedua struktur ini menangkap hubungan dinamis antara object di dalam problem

domain. Struktur object ini dideskripsikan dalam class diagram sebagain hubunga

structural antara dua atau lebih class. Kedua tipe struktur itu yaitu:

• Struktur Agregasi

Agregasi merupakan hubungan antara dua atau lebih object. Struktur ini

menunjukkan bahwa satu object merupakan dasar dan menjelaskan bagian

dari yang lain. Dimana menggambarkan sebuah garis antara class yang

jeseluruhan dengan bagiaanya yang diakhiri dengan bentuk permata atau

belah ketupat pada class yang memodelkan keseluruhan.Untuk jelasnya

dapat dilihat pada gambar 2.14 berikut. (Mathiassen et al., 2000, p.76)

Gambar 2.14 Contoh Struktur Agregasi

• Struktur Asosiasi

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.75) merupakan sebuah hubungan

antara dua atau lebih object tetapi dengan agregasi yang berbeda. Dimana,

yang mengasosiasikan object bukan menjelaskan property dari sebuah

object. Asosiasi memiliki pengertian hubungan antara sejumlah object.

Serta digambarkan dengan sebuah garis lurus antara class yang

Page 51: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

61

berhubungan dan mendeskripsikan multiplicity dari asosiasi sama dengan

agregasi. Selain itu tidak memiliki keterikatan yang kuat seperti agregasi

seperti gambar 2.15 berikut ini. (Mathiassen, 2000, p.75)

Gambar 2.15 Contoh Struktur Asosiasi

2.17.1.6 Behavior

Pada kenyataanya sistem selalu berhadapan dengan lingkungan yang dinamis,

maka daripada itu diperlukan pemahaman terhadap apa yang terjadi di problem domain

secara berulang-ulang. Sebuah sistem memiliki tujuan dasar untuk mendaftar,

menyimpan, dan menghasilkan informasi mengenai kejadian dalam problem domain.

Agar sistem dapat mengendalikan batasan dalam suatu event untuk dipatuhi atau

dilanggar, pemodelan problem domain harus memasukkan deskripsi dari event trace

yang mungkin dari setiap class. (Mathiassenet al., 2000, p.89)

Pada aktivitas behavior, pengembangan definisi class dalam class diagram

diperlukan untuk menambahkan deskripsi mengenai behavioral pattern dan attribute

dari setiap class. hasil dari aktivitas ini diekspresikan dalam sebuah state chart diagram

yang dapat dilihat pada gambar 2.16 berikut ini. (Mathiassen et al., 2000, p.89)

Page 52: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

62

Gambar 2.16 Contoh State chart

Sebuah object merupakan entitas dengan identitas, state, dan behavior. Pada

aktivitas class dapat dilihat behavior sederhana sebagai suatu kumpulan event yang tidak

teratur dan melibatkan sebuah object. Dalam aktivitas behavior pendeskripsian behavior

menjadi lebih akurat dengan penambahan waktu relative dari event. sebuah behavior

dari sebuah object didefinisikan dengan sebuah event trace yang menunjukan ururtan

event yang terjadi. Dimana memiliki arti sebagai sebuah urutan event yang melibatkan

object tertentu dan unik. (Mathiassen et al., 2000, p.90)

Dalam object oriented untuk analisis problem domain terletak pada objeknya

tetapi berdasarkan suatu alasan tertentu, dideskripsikan sekelompok object dengan

definisi class umum. Sehingga perulangan perlu untuk dilakukan tetapi sebagai gantinya

behavioral pattern untuk setiap object class dapat diartikan sebagai sebuah deskripsi

atas event trace yang mungkin untuk semua object dalam class. (Mathiassen et al., 2000,

p.90)

Behavioral pattern sendiri mendeskripsikan behavior umum untuk semua

object dari class. Serta untuk menghasilkan sebuah pattern digunakan contoh daripada

event trace untuk object individu dalam class. Kemudian ketika memodelkan problem

domain. dapat dibuat formulasi kebutuhan untuk data yang akan disimpan pada sistem.

Page 53: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

63

Dimana data akan dapat diakses melalui fungsi dan interface. Untuk menspesifikasikan

data digunakan attribute yang berarti sebuah proses deskriptif untuk sebuah class atau

event. aktivitas behavior memiliki empat sub aktivitas yang dapat dilihat pada gambar

2.17 berikut. (Mathiassen et al., 2000, p.92)

Gambar 2.17 Sub aktivitas pada pemodelan behavior object

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.93) behavior pattern merupakan deskripsi

yang menagkap karakter dinamis dari problem domain tanpa merincikan kenapa dan

bagaimana suatu behavior tertentu dapat terjadi. Serta sebuah behavior pattern dengan

sequence, selection, dan iteration dapat dideskripsikan menjadi komprehensif

dibadingkan ekspresi biasanya. Sequence merupakan event dalam sekelompok yang

terjadi satu demi satu yang melalui beberapa state tetapi setiat state hanya memiliki satu

event, dimana harus terjadi agar ururtannya dapat dijelaskan dengan anak panah.

Page 54: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

64

Selection merupakan satu dari kelompok event yang terjadi dan diekspresikan dengan

membuat kemungkinan event keluar dari state yang sama. Iteration merupakan suatu

event yang tidak terjadi atau nol sampai berulang kali atau kembali ke state awal.

(Mathiassen et al, 2000, p.94)

2.17.2 Analisis Application Domain

Pada bagian ini berfokus pada bagaimana sistem yang dituju dapat digunakan.

Dimana berguna untuk mendefinisikan kebutuhan untuk function dan interface dari

sistem. Analisis dari application domain sendiri berinteraksi dengan analisis problem

domain. Untuk menentukan urutan dalam pengerjaan kedua aktivitas utama ini

diperlukan sebuah strategi. Bila dimulai dengan menganalisa problem domain maka

untuk selanjutnya akan berfokus pada bisnis apa yang sebenarnya dijalankan

dibandingkan dengan interface dan function. (Mathiassen et al., 2000, p.115)

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.116) dalam menggambarkan sebuah model

sistem yang lebih stabil dan untuk function dan interface yang bersifat sementara, karena

jika terjadi perubahan pada model, maka function dan interface juga akan ikut berubah.

Tetapi perubahan dari function tidak harus merubah model yang ada. Sehingga dapat

dilihat bahwa kebutuhan function dan interface sering berubah, namun model jarang

berubah. Untuk pengarahan kebutuhan, dilakukan berdasarkan dua prinsip dasar.

Pertama menentukan application domain dengan use case. Kedua, dengan

berkolaborasi dengan user. Untuk aktivitas dari analisis application domain sendiri

dapat dilihat pada tabel berikut. (Mathiassen et al., 2000, p.117)

Page 55: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

65

Tabel 2.3 Aktivitas dan analisis dari Application Domain

Activity Content Concept

Usage How does the system

interact with people and

sustems in the context?

Use case and Actor

Function What are the sustems

information processing

capabilities

Function

Interfaces What are the target

systems interface

requirements?

Interface, User Interface,

and System Interface

2.17.2.1 Usage

Agar dapat digunakan, sistem harus sesuai dengan application domain. Untuk

melakukan penyesuaian ini dapat dilakukan dengan pendeskripsian actor dan use case

dari pemahaman atas aktivitas application domain. Dimana, use case menyediakan

gambaran umum daripada kebutuhan sistem berdasarkan sudut pandang user serta

landasan untuk pendefinisian dan pengevaluasian fungsi dasar dan kebutuhan interface.

(Mathiassen et al., 2000, p.119)

2.17.2.1.1 Use Case

Use case berguna untuk menganalisa application domain yang sudah ada

sehingga dapat membuat sejumlah besar detil dari informasi yang memiliki nilai untuk

pengembangan proses. Selain itu juga membantu dalam mendapatkan tingkat fokus dan

abstraksi yang relevan yang berfokus kepada user dan sistem untuk memudahkan proses.

Use case sendiri adalah pola untuk interaksi antar sistem dan actor dalam application

Page 56: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

66

domain. Actor dalam use case sendiri merupakan abstraksi dari user atau sistem lain

yang berinteraksi dengan sistem tujuan. Dimana use case menentukan semua kegunaan

dari sistem yang dituju pada application domain yang juga merupakan prinsip utama

dalam application domain. Untuk contoh dari use case dan actor dapat dilihat pada

gambar 2.18 dan tabel 2.4 berikut.(Mathiassen et al., 2000, p.119)

Tabel 2.4 Contoh Actor table

Use Case Actor

account

owner

creditor Administrator Liquidity

monitor

Payment √ √

Cash

withdrawal

Money

transfer

√ √ √

Account

Information

√ √ √

Credit

information

√ √

Registration √

Monitoring √

Error

correction

Page 57: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

67

Gambar 2.18 Contoh Use case diagram

2.17.2.1.2 Use Case Description

Menurut Satzinger et al. (2005, p.220) use case sangat membantu dalam

mengidentifikasikan berbagai proses yang user lakukan dan hal apa yang harus

didukung oleh sistem yang baru. Tetapi untuk agar lebih membantu memahami use case

diperlukan use case description. Dimana terdapat tiga tahapan dalam pembuatanya, brief,

Page 58: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

68

intermediate dan fully developed description. Brief decription digunakan untuk use

case yang sangat sederhana atau bila sistem yang dikembangkan merupakan sistem yang

kecil. Intermediate description merupakan pengembangan lanjutan dari brief

description dimana menyertakan alur dari aktivitas use case dan bila terdapat beberapa

scenario diwajibkan untuk mendeskripsikannya setiap aktivitasnya masing-masing.

Untuk fully developed description, merupakan metode dokumentasi use case yang paling

formal dan dalam pembuatanya terdapat beberapa bagian. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel 2.5 berikut. (Satzinger et al., 2005, p.221)

Tabel 2.5 Contoh Use case description

Use Case Name:

Scenario:

Triggering Event:

Brief Description:

Actors:

Related Use Cases:

Stakeholders:

Preconditions:

Postconditions:

Flow of Events: Actor System

Exception Conditions:

Page 59: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

69

2.17.2.1.3 Function

Menurut Satzinger et al. (2005, p.139) function befokus untuk membuat

bagaimana sistem dapat membantu actor dalam melakukan pekerjaanya. Dengan tujuan

menentukan kemampuan sistem dalam memproses informasi. Dimana terdapat empat

tipe dalam function, yaitu:

• Update

Fungsi ini diaktifkan oleh event problem domain dan menyebabkan

perubahan status pada model.

• Signal

Fungsi ini diaktifkan oleh perubahan status model dan menyebabkan

reaksi pada context.

• Read

Fungsi ini diaktifkan oleh kebutuhan user/actor akan informasi dan

menghasilakan sebuah tampilan sistem yang relevan.

• Compute

Fungsi ini diaktifkan oleh kebutuhan user/actor akan informasi dan berisi

perhitungan baik yang dilakukan oleh actor atau model dan menampilkan

hasil perhitungan tersebut.

Page 60: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

70

2.17.2.1.4 User Interface

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.116) user interface digunakan oleh actor

untuk melakukan interaksi dengan sistem dan menghubungkan sistem untuk semua

actor yang saling terkait dalam sistem.

Menurut Satzinger et al. (2005, p.444) user interface terdiri atas tiga aspek,

yaitu fisik, dimana merupakan alat atau hardware yang disentuh atau digunakan user

untuk menggunakan user interface, kemudian persepsi, yang merupakan hal yang

didenganr, dilihat oleh user dan yang terakhir adalah konseptual, yaitu semua hal yang

diketahui oleh user dalam menggunakan sistem. Dimana hal yang berkaitan dengan

problem domain juga termasuk kedalamnya dan dapat dimanupulasi atau digunakan

user.

2.17.2.2 Sequence Diagram

Menurut Satzinger et al. (2005, p.226) sequence diagram digunakan untuk

menggambarkan alur informasi dari sistem dan yang menuju ke sistem. Dalam

pembuatannya, digunakan sebuah gambar stik orang yang mewakili user dalam

menggunakan sistem. Pada sequence diagram ini ditunjukkan bagaimana user

berinteraksi dengan sistem dalam melakukan pemasukan data dan menghasilkan data.

Pada sequence diagram terdapat garis putus-putus yang dikenal sebagai

lifelines. Dimana merupakan sebuah pengembangan dari object secara sederhana.

Sedangkan gambar panah menunjukkan pesan yang diterima atau dikirimkan oleh actor

terhadap sistem. Dimana sebuah pesan dituliskan untuk menjelaskan pesan yang

diterima atau dikirim. Pesan yang dikembalikan oleh sistem digambarkan dengan

Page 61: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

71

gambar panah putus-putus yang menunjukkan respon dari sistem kepada pesan yang

dikirim sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat contoh sequence diagram pada

gambar 2.19 berikut. (Satzinger et al., 2005, p.228)

Gambar 2.19 Contoh Sequence Diagram

2.17.3 Architecture Design

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.176) architecture design mempunyai

fungsi sebagai kerangka kerja dalam aktivitas pengembangan sistem serta menghasilkan

struktur komponen dan proses sistem. Tujuan dari architecture design adalah untuk

menstrukturisasi sebuah sitem yang terkmputerisasi dan menjembatani kriteria-kriteria

Page 62: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

72

dengan platform yang ada. Pada pengembangannya architecture design terdiri dari tiga

aktivitas yaitu, criteria, component architecture, dan procees architecture.

Architecture design dendiri terbagi atas dua, yaitu:

• Component Architecture

Merupakan struktur sistem dari komponen-komponen yang berkaitan yang

membantu dalam pembuatan sebuah software. (Satzinger et al., 2005,

p.280)

• Process Architecture

Merupakan sebuah sistem eksekusi yang terdiri atas proses yang saling

berhubungan (Mathiassen, 2000, p.211). Dengan menggunakan dua

simblo, component symbol dan node symbol. (Satzinger et al., 2005,

p.379)

2.18 Implementation Plan

Menurut Marchewka (2010, p.364) tahap akhir dalam sebuah proyek adalah

implementation atau implementasi hasil dari sistem yang telah selesai dibuat. Dimana

untuk mengimplementasikan sistem baru tersebut dibutuhkan sebuah implementation

plan atau rencana implementasi. Dalam implementation plan terdapat tiga pendekatan

yang dapat dilakukan, yaitu:

• Direct cutover

Merupakan rencana implementasi yang dilakukan dengan langsung

mengganti sistem lama dengan sistem baru.

Page 63: LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Produksilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00006-TISI... · 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2008, p.3), ... menggunakan

73

• Parallel

Merupakan rencana implementasi yang dilakukan secara perlahan, dimana

sistem lama masih berjalan pada saat sistem baru diimplementasikan.

• Phased

Merupakan rencana implementasi yang memiliki kesamaan dengan

parallel tetapi dilakukan perbagian sistem.