Lap Tutorial Blok1.1-3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tutorial

Citation preview

LAPORAN TUTORIALBLOK 1.1 PENGANTAR PENDIDIKAN DOKTERKELOMPOK 25

Tutor: dr. Yuniar Lestari, M.KesKetua: Putri DamayantiSekretaris: Ratih Gusma Pratiwi Hasna Metisya

Anggota : Felicia Octofinna Humaira Ulfa Herman Mitra Nofembri Y Putri Damayanti Rori Syahnidep Satia Bima A/P Karappiah Tiara Ledita Zaki Mahmudi Dasril

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS ANDALAS2012MODUL 3SKENARIO 3 : PASIEN MANA YANG HARUS DIDAHULUKAN?

Dokter Bion, dokter jaga IGD RS malam itu mendahulukan memeriksa seorang lelaki setengah baya yang tampak pucat, kurus, sangat lemah dan mengalami batuk darah. Sementara pada tempat tidur yang lain terlihat pasien lelaki muda dengan demam namun terlihat masih cukup kuat.Pasien setengah baya ini ditemani oleh anak perempuannya. Dokter melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Kemudian menyarankan pemeriksaan Hb dan darah rutin lainnya termasuk foto rontgen thorak. Dalam anamnesis diketahui pasien sudah berobat sebelumnya ke dokter baru yang ada dikampungnya, namun merasa tidak puas, karena menurut anak perempuannya dokter tersebut hanya menyarankan minum obat dengan teratur, dan memberikan resep, tanpa keterangan tentang penyakitnya. Dokter baru itu tidak memasang papan praktek sehingga nama dokter tersebuttidak diketahui pasien. Dokter Bion tersenyum, sambil teringat akan sumpah dokter dan bagaimana ia harus berlaku dengan sejawatnya tersebut serta hak dan kewajiban dokter juga pasien. Sambil menunggu hasil pemeriksaan labor dan rontgen, dr. Bion kemudian menghampiri pasien kecelakaan yang baru masuk dengan kesadaran menurun dan tampak pendarahan dikepalanya. Dokter diprotes oleh keluarga pasien demam yang sudah dari tadi menunggu. Namun dr. Bion menyatakan pada perawat, ia harus menolong pasien yang lebih parah, karena prinsip non maleficence sambil meminta perawat menjelaskan kepada keluarga pasien demam tesebut. Keluarga pasien menyatakan mereka bisa menuntut secara hukum. Kemudian membawa pasien keluar IGD tersebut.Hasil pemeriksaan pasien hemaptoe adalah Hb 6 gr/dl dan gambaran rontgrn TB paru dupleks. Dokter memberi penjelasan kepada pasien bahwa nanti harus dilakukan transfusi darah serta pengobatan khusus yang menjadi program pemerintah dan hak penderita TB paru, sambil meminta perawat menyiapkan formulir informed consent.Teman dr. Bion sedang melakukan penelitian saat itu berada di IGD, namun dr. Bion mengingatkan bahwa pasien ini mungkin saja dijadikan subjek penelitian setelah berada di bangsal, sesuai dengan etika penelitian yang seharusnya.Sebagai mahasiswa kedokteran, bagaiman saudara menjelaskan fenomena pasien dan dokterpada skenario di atas?

MODUL 3SKENARIO 3 : PASIEN MANA YANG HARUS DIDAHULUKAN?

Dokter Bion, dokter jaga IGD RS malam itu mendahulukan memeriksa seorang lelaki setengah baya yang tampak pucat, kurus, sangat lemah dan mengalami batuk darah. Sementara pada tempat tidur yang lain terlihat pasien lelaki muda dengan demam namun terlihat masih cukup kuat. Pasien setengah baya ini ditemani oleh anak perempuannya. Dokter melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Kemudian menyarankan pemeriksaan Hb dan darah rutin lainnya termasuk foto rontgen thorak. Dalam anamnesis diketahui pasien sudah berobat sebelumnya ke dokter baru yang ada dikampungnya, namun merasa tidak puas, karena menurut anak perempuannya dokter tersebut hanya menyarankan minum obat dengan teratur, dan memberikan resep, tanpa keterangan tentang penyakitnya. Dokter baru itu tidak memasang papan praktek sehingga nama dokter tersebut tidak diketahui pasien. Dokter Bion tersenyum, sambil teringat akan sumpah dokter dan bagaimana ia harus berlaku dengan sejawatnya tersebut serta hak dan kewajiban dokter juga pasien. Sambil menunggu hasil pemeriksaan labor dan rontgen, dr. Bion kemudian menghampiri pasien kecelakaan yang baru masuk dengan kesadaran menurun dan tampak pendarahan dikepalanya. Dokter diprotes oleh keluarga pasien demam yang sudah dari tadi menunggu. Namun dr. Bion menyatakan pada perawat, ia harus menolong pasien yang lebih parah, karena prinsip non maleficence sambil meminta perawat menjelaskan kepada keluarga pasien demam tesebut. Keluarga pasien menyatakan mereka bisa menuntut secara hukum. Kemudian membawa pasien keluar IGD tersebut.Hasil pemeriksaan pasien hemaptoe adalah Hb 6 gr/dl dan gambaran rontgrn TB parudupleks. Dokter memberi penjelasan kepada pasien bahwa nanti harus dilakukan transfusi darah serta pengobatan khusus yang menjadi program pemerintah dan hak penderita TB paru, sambil meminta perawat menyiapkan formulir informed consent.Teman dr. Bion sedang melakukan penelitian saat itu berada di IGD, namun dr. Bion mengingatkan bahwa pasien ini mungkin saja dijadikan subjek penelitian setelah berada di bangsal, sesuai dengan etika penelitian yang seharusnya. Sebagai mahasiswa kedokteran, bagaiman saudara menjelaskan fenomena pasien dan dokter pada skenario di atas?

I. TERMINOLOGI1. Non maleficence: Prinsip yang tidak merugikan pasien atau membahayakan pasien dan meminimalisasi resiko fisik, psikologis, dan sebagainya.2. Hemaptoe: Batuk darah3. Informed Consent: surat persetujuan yang diberikan pasien setelah mendapat informasi dari dokter untuk melakukan tindakan medis oleh dokter atau ihak rumah sakit.4. Anamnesis: pengumpulan data atau informasi oleh dokter terhadap keluhan pasien yang juga merupakan tahap awal sebelum melakukan pemeriksaan fisik.5. Bangsal: suatu tempat opname di RS ddengan penyakit yang sama6. Rontgen: pemeriksaaan radiologi serta merupakan satuan pengukuran radiasi ion di udara (berupa snar gamma dan alfa)7. Thorax: bagian tubuh yang meliputi tulang dada, uas tulang belakang dan tulang rusuk.8. Pemeriksaan fisik: tahap lanjut setelah melakukan anamnesis.9. Sumpah dokter: sumpah yang diikrarkan mahasiswa/i kedokteran ketika tamat dan akan menjadi dokter .10. IGD: tempat dilakukan pertolongan pertama terhadap pasien.11. TB paru: Tuberkulosis yang menyerang paru.

II. IDENTIFIKASI MASALAH1. Bagaimana dokter harus berlaku dengan teman sejawatnya?2. Bagaimana dokter memprioritaskan pasien ?3. Bagaimana etika penelitian yang sebenarnya?4. Mengapa dokter perlu memprioritaskan pasien ?5. Mengapa di IGD pasien belum bisa dijadikan sebagai subjek penelitian ?6. Mengapa dokter menerapkan prinsip non-maleficence ?7. Bagaimana hak-kewajiban seorang dokter dan pasien ?8. Apa saja etka kedokteran yang diterapkan ?9. Bagaimana pihak RS menjelaskan kepada keluarga pasien tentang penundaaan pemeriksaan ?10. Bagaimana sikap seorang dokter ketika ia di protes keluarga pasien atau menyelesaikan konflik ?11. Bagaimana pelanggaran etika kedokteran dan apa saja sanksinya ?12. Mengapa seorang dokter harus mengikrarkan sumpah dokter ?13. Apa UU yang mengatur praktik kedokteran di Indonesia ?14. Apa hukum yang mendasari pasien bisa menuntut seorang dokter ?15. Apa yang harus dilakukan seorang dokter baru sebelum membuka praktek ?

III. ANALISA MASALAH 1. Yakni dengan cara saling menghargai, tidak saling menjatuhkan, serta menganggap dan memperlakukan teman sejawat seperti diri sendiri.2. Sesuai dengan tingkat keparahan pasien, dimana seorang dokter mampu melihat mana pasien yang benar-benar membutuhkan pertolongan pertama dan segera memprioritaskannya (untuk ditangani).3. Tidak menjadikan pasien sebagai bahan percobaan.4. Hal ini dilakukan untuk meyelamatkan pasien serta meminimalisasi dan menghindari resiko fisik, resiko psikologis si pasien.5. Hal ini disebabkan karena setiap pasien yang berada di IGD adlah pasien dengan keadaan yang sangat darurat. Oleh sebab itu, setiap pasien yang berada di IGD harus di beri pertolongan pertama, informed consent pada saat itu belum dibutuhkan mengingat dalam dalam memprioritaskan pasien ada 4 KDB. Sehingga pada saat itu yang terpenting adalah memberikan pertolongna pertama. Setelah di ruang rawat inap barulah pasien menjadi subjek.6. Prinsip non maleficence adalah prinsip dimana seorang dokter harus melakukan tindakan yang tidak merugikan dan meminimalisasi resiko fisik dari si pasien. Jika seorang dokter tidak memiliki prinsip ini maka pasien bisa menjadi tambah parah penyakitnya atau jauh lebih membahayakan keadaan pasien, karena dokter dianggap lalai mengerjakan kewajibannya sebagai dokter.7. Learning objective8. Hal ini dilakukan karena mengingat tujuan utama pasien yang datang ke dokter untuk disembuhkan. Oleh sebab itu seorang dokter harus mampu untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang tidak perlu dan membahayakan pasien. Serta berusaha meminimalisasi resiko fisik, resiko psikologis, dan sebagainya.9. Learning objective 10. Learning objective 11. Memberikan penjelasan secara langsung oleh dokter dengan cara yag santun dan sopan.12. Mendengarkan terlebih dahulu dengan sabar keluhan atau protesan keluarga pasien setelah itu baru mulai untuk menjelaskan mengapa kita (sebagai dokter) melakukan hal seperti itu yang membuat kita (sebagai dokter) diprotes. Berikan pemahaman.13. Sanksinya hanya berupa teguran dan binaan. Namun jika pelanggarannya cukup berat dan melenceng dari etika kedokteran seperti membuka paktek aborsi maka sanksinya jauh lebih berat yakni berhubungan langsung dengan hukum.14. Hal ini wajib diikrarkan karena ini merupakan ikatan langsung antara dokter dengan Tuhan yang nantinya akan menjadi pedoman atau landasan dalam melakukan sesuatu.15. Mengurus surat izin dan mengetahui perlengkapan yang dibutuhkan seorang dokter dalam praktek.

IV. ETIKA PENELITIANETIKA KEDOKTERANUUSANKSIPELANGGARANSKEMAKEWAJIBANTEMAN SEJAWATHAKKEPUTUSANPRIORITASPASIENDOKTERKODE ETIK KEDOKTERANSUMPAH DOKTER

V. TUJUAN PEMBELAJARAN1. Mahasiswa mampu menjelaskan Undang-undang (UU) praktik kedokteran di Indonesia.2. Mahasiswa mampu menjelaskan hak dan kewajiban dari dokter dan pasien.3. Mahasiswa mampu menjelaskan kode etik kedokteran Indonesia (KODEKI).4. Mahasiswa mampu menjelaskan sumpah dokter.5. Mahasiswa mampu menjelaskan pelanggaran dan sanksi etika kedokteran.6. Mahasiswa mampu menjelaskan dasar seorang dokter memprioritaskan pasien7. Mahasiswa mampu menjelaskan etika penelitian.8. Mahas iswa mampu menjelaskan dasar atau syarat seorang dokter dalam melakukan praktik.9. Mahasiswa mampu menjelaskan cara seorang dokter dalam menyelesaikan konflik dengan pasien10. Mahasiswa mampu menjelaskan etika kedokteran.11. Mahasiswa mampu menjelaskan informed consent.12. Mahasiswa mampu menjelaskan HAM dan kesehatan.

VI. MENGUMPULKAN INFORMASI

VII. UJI INFORMASI1. Mahasiswa mampu menjelaskan Undang-undang (UU) praktik kedokteran di Indonesia.Praktik kedokteran merupakan inti dari berbagai kegiatan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan yang harus dilakukan dokter yang memiliki etik, norma yang tinggi, keahlian, dan kewenangan yang secara terus-menerus harus ditingkatkan mutunya melalui pendidikan, pelatihan berkelanjutan, sertifikasi, dan sebagainya.UU yang mengatur praktik kedokteran tersebut ialah UU nomor 29 tahun 2004 yang diundangkan pada tanggal 6 Oktober 2004 di Jakarta. Yang terdiri dari 12 BAB dan 88 pasal. Pada setiap BAB akan dijelaskan baik defenisi praktik kedokteran, ketentuan pidana, dan sebagainya. Namun yang menjelaskan secara detail tentang UU Praktik Kedokteran terdapat pada ; Pasal 75 ayat 1 Setiap dr, drg yang dengan sengaja melakukan praktik kedokteran tanpa memiliki STR dapat dipidana penjara paling lama 3 (tiga) th atau denda paling banyak Seratus juta rupiah Pasal 76 Setiap dr, drg yang dengan sengaja melakukan praktik kedokteran tanpa memiliki SIP dapat dipidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda paling banyak Seratus juta rupiah. Pasal 79 Setiap dr, drg yang dengan sengaja tidak memasang papan nama, membuat rekam medis dan tidak memenuhi kewajiban dapat dipidana dengan penjara paling lama 1 th atau denda paling banyak Lima puluh juta rupiah.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan hak dan kewajiban dari dokter dan pasien.Berdasarkan UU no. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran pasal 50 dan 51, yaitu ; Hak dan Kewajiban Dokter Hak Dokter 1) .Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dengan standar profesi dan standar prosedur operasional;2) Memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur operasional;3) Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya; dan4) Menerima imbalan jasa.

Kewajiban Dokter 1) Memberikan pelayanan medis sesuai dengan stanadr profesi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien;2) Merujuk pasien kedokter atau kedokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kamampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan;3) Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia;4) Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya; dan5) Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi.

Kewajiban dan hak pasien Hak Pasien 1. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagaimana dimaksud dalam pasal 45 ayat (3), yaitu :a) Diagnosis dan tata cara tindakan medis;b) Tujuan tindakan medis yang dilakukan;c) Alternatif tindakan lain dan resikonya;d) Risiko dan komplikasi yang mukin terjadi; dane) Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.2) Meminta pendapat dokter lain;3) Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;4) Menolak tindakan medis; dan5) Mendapat isi rekam medis. Kewajiban Pasien 1) Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya;2) Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter;3) Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan;4) Memberikan imbalan atas pelayanan yang diterima.

3. Mahasiswa mampu menjelaskan kode etik kedokteran Indonesia (KODEKI).Kode etik kedokteran indonesia merupakan pedoman bagi dokter Indonesia anggota IDI dalam melaksanakan praktek kedokteran. Tertuang dalam SK PB IDI no 221/PB/A.4/04/2002 tanggal 19 April 2002 tentang penerapan Kode Etik Kedokteran Indonesia.Kode Etik Kedokteran Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1969 dalam Musyawarah Kerja Susila Kedokteran Indonesia. Dan sebagai bahan rujukan yang dipergunakan pada saat itu adalah Kode Etik Kedokteran Internadional yang telah disempurnakan pada tahun 1968 melalui Muktamar Ikatan Dokter Sedunia ke 22, yang kemudian disempurnakan lagi pada MuKerNas IDI XIII tahun 1983.KODEKI terumuskan dalam bentuk 17 pasal yang terbagi menjadi 4 poin besar, yaitu ;- kewajiban umum (pasal 1, pasal 2, pasal 3, pasal 4, pasal 5, pasal 6, pasal 7, pasal 8, dan pasal 9).- kewajiban dokter terhadap pasien (pasal 10, pasal 11, pasal 12, dan pasal 13).- kewajiban dokter terhadap teman sejawat (pasal 14 dan pasal 15).- kewajiban dokter terhadap diri sendiri (pasal 16 dan pasal 17).

KODEKI juga disusun berdasarkan enam azas etika kedokteran, yakni ; Azas otonomi pasien ( Principle of respect to the patients autonomy). Azas kejujuran (Principle of veracity). Azas tidak merugikan (Principle of non maleficence). Azas manfaat (Principle of beneficence). Azas kerahasiaan (Principle of confidentiality) . Azas keadilan (Principle of justice).4. Mahasiswa mampu menjelaskan sumpah dokter.Sumpah dokter merupakan adalah sumpah yang dibacakan oleh seseorang yang akan menjalani profesi dokter Indonesia secara resmi. Sumpah Dokter Indonesia didasarkan atas Deklarasi Jenewa (1948) yang isinya menyempurnakan Sumpah Hippokrates.Lafal Sumpah Dokter Indonesia pertama kali digunakan pada 1959 dan diberikan kedudukan hukum dengan Peraturan Pemerintah No.69 Tahun 1960. Sumpah mengalami perbaikan pada 1983 dan 1993.Berikut adalah lafal sumpah dokter ;1. Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan;2. Saya akan memberikan kepada guru-guru saya penghormatan dan pernyataan terima kasih yang selayaknya;3. Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang berhormat dan bermoral tinggi, sesuai dengan martabat pekerjaan saya;4. Kesehatan penderita senantiasa akan saya utamakan;5. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan karena keilmuan saya sebagai dokter;6. Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur jabatan kedokteran;7. Saya akan memperlakukan teman sejawat saya sebagai mana saya sendiri ingin diperlakukan;8. Dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita, saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian, atau kedudukan sosial;9. Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan;10. Sekalipun diancam, saya tidak akan mempergunakan pengetahuan kedokteran saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan hukum perikemanusiaan;11. Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan dengan mempertaruhkan kehormatan diri saya.

5. Mahasiswa mampu menjelaskan pelanggaran dan sanksi etika kedokteran. Pelanggaran etik dapat dibagi menjadi 2 ;a. Pelanggaran etik murni. Menarik imbalan jasa yang tidak wajar. Mengambil ahli pasien tanpa persetujuan teman sejawat. Memuji diri sendiri. Pelayanan yang diskriminatif. Kolusi dengan perusahaan farmasi. Tidak mengikuti pendidikan berkesinambungan. Mengabaikan kesehatan diri sendiri.b. Pelanggaran etikolegal Pelayanan kedokteran di bawah standar. Menerbitkan keterangan palsu. Melakukan tindakan medic bertentangan dengan hukum. Melakukan tindakan medic tanpa indikasi. Pelecehan seksual. Membocorkan rahasia pasien. Sansksi pelanggaran etik kedokteran; Berupa teguran. Berupa sanksi hukum. Skorsing atau pemecatan dari keanggotaan profesi. Penundaan kenaikan gaji atau pangkat. Penurunan gaji atau pangkat.Yang menyelesaikan pelanggaran etik adalah MKDKI yang dibentuk IDI.

6. Mahasiswa mampu menjelaskan dasar seorang dokter memprioritaskan pasien.Dalam memprioritaskan pasien, seorang dokter berlandaskan 4 Kaidah Dasar Bioetika (KDB), yaitu ;1. Tindakan berbuat baik (beneficence)Semua tindakan dokter yang dilakukan terhadap pasien harus bermanfaat bagi pasien untuk mengurangi penderitaan atau memperpanjang hidupnya.2. Tidak merugikan (non-maleficence)Dokter berpedoman primun non nocere (first of all do no harm), tidak melakukan tindakan yang tidak perlu, dan mengutamakan tindakan yang tidak merugikan pasien, serta mengupayakan supaya resiko fisik, resiko psikologik maupun resiko sosial akibat tindakan tersebut seminimal mungkin.3. Keadilan (justice)Dokter harus berlaku adil, dan tidak berat sebelah pada waktu merawat pasien. 4. Otonomi (self determination)Pasien mempunyai kebebasan untuk mengetahui serta memutuskan apa yang akan dilakukan terhadapnya, dan untuk ini perlu diberikan informasi yang cukup. Pasien berhak untuk dihormati pendapat dan keputusannya, dan tidak boleh dipaksa, untuk ini perlu ada informed concent .

7. Mahasiswa mampu menjelaskan etika penelitian.Ada 4 prinsip dasar di dalam melakukan etika penelitian ; Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity) Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian (respect for privacy and confidentiality) Keadilan dan inklusivitas (respect for justice and inclusiveness) Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harms and benefits) Serta ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan penelitian, yaitu; Kejujuran Obyektivitas Integritas Ketelitian Keterbukaan Penghargaan terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) Penghargaan terhadap kerahasiaan Publikasi yang terpercaya Pembinaan yang konstruktif. Penghargaan terhadap kolega atau rekan kerja. Tanggung jawab sosial Tidak melakukan diskriminasi. Kompetensi. Legalias. Mengutamakan keselamatan manusia.

8. Mahasiswa mampu menjelaskan dasar atau syarat bagi seorang dokter dalam melakukan praktik.Syarat atau dasar seorang dokter untuk membuka praktik ialah harus memiliki Surat Izin Praktik (SIP). Untuk mendapatkan SIP, seorang dokter harus memiliki Surat Tanda Registrasi (STR). Memiliki tempat praktik. Rekomendasi organisasi profesi.

9. Mahasiswa mampu menjelaskan cara seorang dokter dalam menyelesaikan konflik dengan pasien.Ada 2 cara dalam menyelesaikan konflik yang terjadi, yaitu; Secara hukum jika konflik tersebut berhubungan dengan pelanggaran etikolegal atau pelanggaran yang merugikan pasien dalam tingkat berat seperti malpraktek, aborsi illegal, dan sebagainya yang bertentangan dengan hokum dank ode etik kedokteran. Biasanya masalah seperti itu akan terjerat hukum dan diselesaikan di meja hijau. Seperti malpraktek yang akan diberi sanksi sesuai pasal 359, pasal 360, dan pasal 361 KUHP. Secara non-hukum biasanya penyelesaian konflik secara non-hukum berupa teguran, nasihat, bahkan penundaan gaji atau pangkat. Hal ini adalah bertujuan untuk mendidik seorang dokter tersebut agar tidak melakukan kesalahan yang sama di masa yang akan datang.

10. Mahasiswa mampu menjelaskan etika kedokteran.Pendidikan etik kedokteran merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan profesi kedokteran yang merupakan bentuk pendidikan profesional. Terdapat dua sistem etik yang diterapkan di kedokteran, yaitu : 1. Deontological ethical system, duty oriented ethical system, absolutisme, formalisme : adalah etik yang berorientasi kepada kewajiban dan larangan yang telah digariskan Tuhan/agama. Sistem etik yang menganggap bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini sudah ditetapkan dan tidak berubah. 2. Teleological ethical system, consequence oriented ethical system, revitalisme, utilitarianisme : etik yang berorientasi kepada tujuan atau akibat yang timbul. Sistem etik yang mengangap bahwa segala sesuatu di dunia ini merupakan proses dan selalu berubah, sehingga etik dan moral juga akan berubah sesuai dengan perubahan keadaan yang terjadi. Terdapat 6 azas dalam etika kedokteran ;1. Azas menghormati otonomi pasien (Principle of respect to the patients autonomy).Pasien mempunyai kebebasan untuk mengetahui serta memutuskan apa yang akan dilakukan terhadapnya, dan untuk ini perlu diberikan informasi yang cukup. Pasien berhak untuk dihormati pendapat dan keputusannya, dan tidak boleh dipaksa, untuk ini perlu ada informed concent .2. Azas kejujuran (Principle of veracity).Dokter hendaknya mengatakan hal yang sebenarnya secara jujur apa yang terjadi, apa yang akan dilakukan serta akibat/risiko yang dapat terjadi. Informasi yang diberikan hendaknya disesuaikan dengan tingkat pendidikan pasien. Selain jujur kepada pasien seorang dokter juga harus jujur kepada dirinya sendiri. 3. Azas tidak merugikan (Principle of non maleficence) Dokter berpedoman primun non nocere (first of all do no harm), tidak melakukan tindakan yang tidak perlu, dan mengutamakan tindakan yang tidak merugikan pasien, serta mengupayakan supaya resiko fisik, resiko psikologik maupun resiko sosial akibat tindakan tersebut seminimal mungkin. 4. Azas manfaat (Principle of beneficence).Semua tindakan dokter yang dilakukan terhadap pasien harus bermanfaat bagi pasien untuk mengurangi penderitaan atau memperpanjang hidupnya. Untuk ini dokter diwajibkan membuat rencana perawatan/tindakan yang berlandaskan pengetahuan yang sahih dan dapat berlaku secara umum, kesejahteraan pasien perlu mendapat perhatian yang utama. Risiko yang mungkin timbul dikurangi sampai seminimal mungkin dan memaksimalkan manfaat bagi pasien. 5. Azas kerahasiaan (Principle of confidentiality).Dokter harus menjaga kerahasiaan penderita, meskipun penderita telah meninggal. 6. Azas keadilan (Principle of justice).Dokter harus berlaku adil, dan tidak berat sebelah pada waktu merawat pasien. Seorang dokter juga harus mampu memiliki sikap etika yang berupa ; Belas kasih. Berkempeten. Otonomi.

11. Mahasiswa mampu menjelaskan informed consent.Menurut PerMenKes no 290/MenKes/Per/III/2008 dan UU no 29 th 2004 Pasal 45 serta Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran KKI tahun 2008. maka Informed Consent adalah persetujuan tindakan kedokteran yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekatnya setelah mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien tersebutDefinisi operasionalnya adalah suatu pernyataan sepihak dari orang yang berhak (yaitu pasien, keluarga atau walinya) yang isinya berupa izin atau persetujuan kepada dokter untuk melakukan tindakan medik sesudah orang yang berhak tersebut diberi informasi secukupnya.Tiga elemen Informed consent 1. Threshold elementsElemen ini sebenarnya tidak tepat dianggap sebagai elemen, oleh karena sifatnya lebih ke arah syarat, yaitu pemberi consent haruslah seseorang yang kompeten (cakap). Secara hukum seseorang dianggap cakap (kompeten) apabila telah dewasa, sadar dan berada dalam keadaan mental yang tidak di bawah pengampuan. 2. Information elementsElemen ini terdiri dari dua bagian yaitu, disclosure (pengungkapan) dan understanding (pemahaman). Dalam hal ini, seberapa baik informasi harus diberikan kepada pasien, dapat dilihat dari 3 standar, yaitu :

o Standar Praktik ProfesiBahwa kewajiban memberikan informasi dan kriteria ke-adekuat-an informasi ditentukan bagaimana biasanya dilakukan dalam komunitas tenaga medis. o Standar SubyektifBahwa keputusan harus didasarkan atas nilai-nilai yang dianut oleh pasien secara pribadi, sehingga informasi yang diberikan harus memadai untuk pasien tersebut dalam membuat keputusan. o Standar pada reasonable person Standar ini merupakan hasil kompromi dari kedua standar sebelumnya, yaitu dianggap cukup apabila informasi yang diberikan telah memenuhi kebutuhan umumnya orang awam. 3. Consent elementsElemen ini terdiri dari dua bagian yaitu, voluntariness (kesukarelaan, kebebasan) dan authorization (persetujuan). Consent dapat diberikan :a. Dinyatakan (expressed)o Dinyatakan secara lisano Dinyatakan secara tertulis. b. Tidak dinyatakan (implied)Keluhan pasien tentang proses informed consent :o Bahasa yang digunakan untuk menjelaskan terlalu tekniso Perilaku dokter yang terlihat terburu-buru atau tidak perhatian, atau tidak ada waktu untuk tanya jawab. o Pasien sedang dalam keadaan stress emosional sehingga tidak mampu mencerna informasio Pasien dalam keadaan tidak sadar atau mengantuk.

Keluhan dokter tentang informed consento Pasien tidak mau diberitahu.o Pasien tak mampu memahami.o Resiko terlalu umum atau terlalu jarang terjadi.o Situasi gawat darurat atau waktu yang sempit.

12. Mahasiswa mampu menjelaskan HAM dan kesehatan.HAM merpakan seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan YME dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum dan Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia (UU No 39 Tahun 1999). Hak atas kesehatan terdapat pada UU Kesehatan RI tahun 2009 yang berbunyi Hak atas kesehatan meliputi hak untuk mendapatkan kehidupan dan pekerjaan yang sehat, hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, dan perhatian khusus terhadap kesehatan ibu dan anak.Keterkaitan kesehatan dengan Hak Asasi Manusia; Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia yang dikeluarkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa tanggal 10 Desember 1948 Pasal 25 ayat 1 dan 2 yang secara garis besar disebutkan bahwa setiap orang berhak atas taraf hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya.Hubungan kesehatan dan hak asasi manusia Tanpa kesehatan seorang tidak sederajad secara kondisional. Berkurang haknya atas hidup. Tidak dapat memeperoleh pendidikan yang baik, pekerjaan yang baik. Tidak dapat berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat. it is my aspiration that health will finally be seen not as a blessing to be wished for, but as a human right to be fought for, Kofi Annan.

Muatan UU Kesehatan tahun 2009: Salah satu upaya pembangunan kesehatan:1.Kurasi penyembuhan 2.Promotifpeningkatan derajat kesehatan 3.Prevensipencegahan 4. Rehabilitasipemulihan Keempat upaya ini bertujuan untuk mencapai keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial agar dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomis.