127
1

Lap Tutorial 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hvh

Citation preview

Laporan Hasil Diskusi Tutorial

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan Laporan Tutorial Pertama sebagai suatu laporan atas hasil diskusi kami yang berkaitan dengan kegiatan tutorial pada Blok 7 semester 3 ini.

Nasib David Beckham di tangan tim medis Real Madrid merupakan judul dari kegiatan tutorial pertama ini. Di sini kami membahas masalah yang berkaitan dengan anatomi, histology, fisiologi, dari system muskuloskeletal. Serta kami juga membahas mengenai mekanisme bergerak,regenerasi system musculoskeletal saat mengalami cedera, dan fisioterapi.

Kami mohon maaf jika dalam laporan ini terdapat banyak kekurangan dalam menggali semua aspek yang menyangkut segala hal yang berhubungan dengan skenario pertama ini serta Learning Objective yang kami cari. Karena ini semua disebabkan oleh keterbatasan kami sebagai manusia. Tetapi, kami berharap laporan ini dapat memberi pengetahuan serta manfaat kepada pembaca

Mataram, September 2008

Kelompok 1 DAFTAR ISI

CONCEPT MAP

SKENARIO 1

NASIB DAVID BECKAM DI TANGAN

TIM MEDIS REAL MADRID

David Beckham, seorang pemain sepakbola profesional yang sangat terkenal amun rentan cedera. Pada pertandingan terakhir yang mempertemukan Real Madrid dengan FC Barcelona di Santiago Bernebou, David Beckham mengalami cedera pada angkle joint sinistra sehingga nyeri saat berjalan dan edema pada kaki kirinya. Hal ini terjadi karena bertabrakan di tengah lapangan saat berebut bola dengan Ronaldinho. Sementara itu, Ronaldinho mengalami fraktur pada regio antebrachii dextra serta robekan pada musculus gastrocnemius dextra sehingga memerlukan pembedahan. Setelah tiga minggu menjalani pemeriksaan dan perawatan tim medis, David Beckham diperkirakan bisa tampil kembali membela Real Madrid. Ia dinyatakan pulih dari cedera namun masih diharuskan menjalani fisioterapi untuk menguatkan serta mengembalikan kekuatan dan metabolisme ototnya.LEARNING OBJECTIVES

1. Anatomi, Histologi, Fisiologo system musculoskeletal2. Metabolisme energy untuk kontraksi otot (normal, cedera, setelah cedera)

3. Kompensasi dan regenerasi musculoskeletal

4. Jenis-jenis, proses, dan mekanisme fisioterapi

5. Proses pembedahan

6. Efek cedera (sehingga harus dipulihkan)

7. Terapi-terapi untuk cedera

8. Jenis-jenis cedera musculoskeletal

ANATOMI SISTEM MUSKULOSKELETAL

SKELETAL SYSTEMTulang axial terdapat di sepamjang axis longitudinal [Pusat gravitasi tubuh], terdiri dari:

1. Cranium

2. Columna vertebrae

3. Cavum thorax

APPENDICULAR SKELETON

Otot appendikular terdiri dari:

Upper limbs dan pectorale girdle

Lower limbs dan pelvic girdle

UPPER LIMBS DAN PECTORAL GIRDLE

Pectoral Girdle

Terdiri atas dua pasang tulang yaitu scapula dan clavicula.1. SCAPULA

Terdapat acromion process yang memiliki tiga fungsi: Untuk membentuk pelindung shoulder joint

Untuk membentuk tempat perlekatan dengan clavicula

Untuk tempat menempelnya beberapa otot bahu. Terdapat glenoid cavity, yang terletak superolateral yang berartikulasi dengan head of humerus.

2. CLAVICULA Adalah tulang panjang dengan lengkungan sigmoid yang berbentuk huruf S. Ujung lateral scapula berartikulasi dengan processus acromion, sedang ujung medialnya dengan manubrium sterni.

Arm

Terdiri atas satu tulang, yaitu Humerus.Forearms

Memiliki 2 tulang, yaitu Ulna dan Radius.1. Ulna

Pada ujung proksimalnya terdapat permukaan artikular berbentuk huruf C yang disebut trochlear, atau semilunar notch yang cocok dengan trochlea humerus.2. Radius Ujung proksimal radius adalah Head of Radius. Berbentuk konkav dan berartikulasi dengan capitulum humerus.

Radial tuberosity adalah tempat di mana otot regio brachium bagian anterior menempel, seperti biceps brachii.

Wrist

Tersusun atas delapan carpal bones yang tersusun atas 2 baris, masing-masing 4 tulang. Convex pada bagian posterior dan concav pada bagian anterior.

Hand

Terdiri dari tulang carpal, 5 tulang metacarpal, dan 5 digits (phalanges proximal, media, dan distal kecuali pada ibu jari, hanya terdiri atas phalanges proximal dan distal).

PELVIC GIRDLE DAN LOWER LIMBS

Pelvic GirdlePelvic Girdle, terdiri dari tulang panggul atau coxae bagian kiri dan kanan.Setiap coxae terbentuk dari fusi 3 buah tulang selama proses pertumbuhan:1. ilium

2. ischium3. pubis ischial tuberosityFemur

Memiliki bagian menonjol berbentuk bulat, yaitu head of femur, yang berartikulasi dengan acetabulum.

Pada bagian distal, femur memiliki medial condyles dan lateral condyles, yang berartikulasi dengan tibia.

Leg

Terdiri atas 2 buah tulang, yaitu tibia dan fibula1. Tibia

Menopang sebagian besar beban bagian regio cruris.

Bagian ujung proksimalnya memiliki medial condyles dan lateral condyles, yang berartikulasi dengan condyles of the femur.

2. Fibula

Tidak berartikulasi dengan femur, namun memiliki suatu kepala bagian proksimal yang berartikulasi dengan tibia. Ujung distal fibula sedikit melebar dan terdapat lateral malleolus untuk membentuk dinding lateral ankle joint.

Foot Pars proksimal terdiri tujuh tarsal bones Talus atau tulang pergelangan kaki, yang berartikulasi dengan tibia dan fibula untuk membentuk ankle joint. Calcaneus terletak pada bagian inferior talus. Metatarsals dan phalanges pada bagian kaki serupa pada bagian manus.ARTICULAR SYSTEM (ARTHROLOGY)

Sendi adalah titik pertemuan antara dua atau lebih tulang antara kartilago dan tulang atau antara gigi dan tulang.

Klasifikasi sendi berdasarkan fungsinya:

1. Synarthrosis

pergerakannya tidak ada (minimal).

Contohnya: Sutures, gigi, Epiphyseal plates, 1st rib dan costal cart

2. Amphiarthrosis

Pergerakannya sedikit

Contohnnya: Distal Tibia/fibula, Intervertebral discs, Pubic symphysis

3. Diarthrosis

Pergerakannya besar atau bebas

Contohnya: Glenohumeral joint ,Knee joint, TMJ

Jenis sendi berdasarkan strukturnya:

1) Cartilagenous

tipenya: Synchondrosis, Symphysis

contohnya: epiphyseal plates of long bones, costosternal joints, pubic symphysis, intervertebral discs

2) Fibrous

tipenya: Sutures, contohnya: skull sutures

Syndesmoses, contohnya: Distal Tibia/fibula

Gomphosis, contohnya: Teeth in sockets3) Synovial

Contohnya: hip, knee, tarsal joints, interphalangeal joints, joints between articular processes of cervical to lumbar vertebrae.

Cartilaginous Joint -- SynchondrosisTulang dihubungkan oleh kartilago hialin

Contohnya:

rib attachment to sternumepiphyseal plate pada anak mengikat epiphysis dan diaphysis Cartilaginous Joint Symphysis

dua tulang dihubungkan fibrokartilago

contohnya: pubic symphysis dan intervertebral discs Hanya memungkinkan sedikit pergerakanFibrous Joint -- Sutures

Immovable fibrous joints mengikat skull bones satu dengan yang lainFibrous Joint Gomphoses

Fibrous Joint Syndesmosis

dua tulang diikat oleh ligament - interosseus membrane

fibrous joints yang paling nudah pergerakannya

Interosseus membranes menyatukan radius ke ulna dan tibia ke fibula

Synovial Joint

Persendian dimana dua tulang dipisahkan oleh ruangan yang disebut joint cavity. Pergerakan pada jenis persendian ini bebas.

Tipe sendi synovial

Ball-and-Socket Joints

head of humerus berartikulasi dengan glenoid cavity dari scapula

head of femur berartikulasi dengan acetabulum of hip bone

Multiaxial joint

Condyloid (ellipsoid) Joints

radiocarpal joint of the wrist

metacarpophalangeal joints pada basis jari

Biaxial joints

Saddle Joints

trapeziometacarpal joint pada basis thumb

Biaxial joint

Gliding Joints

Limited monoaxial joint

Merupakan amphiarthroses

Hinge Joints

ulna dan humerus at elbow joint

femur dan tibia di knee joint

finger dan toe joints

Monoaxial joint

Pivot Joints

First bone rotates on its longitudinal axis relative to the other

atlantoaxial joint (dens and atlas)

proximal radioulnar joint memungkinkan radius selama pronation dan supination

Upper Limb

Beberapa persendian yang ada di upper limb antara lain:

The Humeroscapular Joint

merupakan persendian yang paling bebas pergerakannya

diperkuat oleh lgament dan tendon glenohumeral (superior, middle, inferior), coracohumeral,transverse humeral dan biceps tendon merupakan stabilator sendi joint

didukung oleh rotator cuff musculature supraspinatus, infraspinatus, teres minor dan subscapularis,

Shoulder Joint

Ligament utama melewati bagian depan dari shoulder joint dan tidak ada ligament ayor atau otot yang berasosiasi dengan sisi inferior.

Elbow Joint

Humeroulnar dan humeroradial joint diperkuat oleh collateral ligaments. Lower limb

Beberapa persendian di upper limb antara lain:

The Coaxal (hip) Joint

Head of femur berartikulasi dengan acetabulum

Joint capsule diperkuat oleh ligaments

pubofemoral ischiofemoral iliofemoral

The Knee Joint

patellofemoral = gliding joint

tibiofemoral = gliding dengan sedikit rotasi and kemungkinan gliding pada posisi fleksi

Joint capsule anteriorly terdiri dari patellar ligament dan extensions dari quadriceps femoris tendon

Capsule diperkuat oleh extracapsular dan intracapsular ligaments

Anterior dan posterior cruciate ligaments lmembatasipergeseran anterior dan posterior

Medial (tibial) and lateral (fibular) collateral ligaments mencegah rotasi dari kaki terekstensi

Ankle Joint

MIOLOGI SISTEM MUSKULOSKELETALTipetipe otot

Bentuk-bentuk otot

Upper limb

a. Musculus pectoralis (anterior thoracoappendicullar muscle)

4 otot pectoralis menggerakkan cingulum membri superiosis (cingulum pectorale) dan mempunyai tempat lekat pada dinding thorax.

M. pectoralis major, m.pectoralis minor, m.subclavius, dan m. serratus anterior

b. Musculus thoracoappendicular Posterior dan scapulohumeral

Superficial (cervico-) posterior thoracoappendicullar (extrinsic shoulder) muscles: trapezius dan latissimus dorsi

Deep posterior (cervico-) thoracoappendicullar (extrinsic shoulder) muscles: levator scapulae dan rhomboids

Scapulohumeral (intrinsic shoul;der) muscles: deltoid, terres major, dan 4 rotator cuff muscles (supraspinatus, infraspinatus, teres minor, dan subscapularis)

c. Musculus brachii (muscles of arm)

1. Kompartemen anterior (3 fleksor): musculus biceps brachii, brachialis, dan coracobrachialis

2. kompartemen posterior (1 ekstensor): triceps brachii

d. Musculus antebrachii (muscles of Forearm)

e. Muscles of Wrist, hand, and finger

Lower limb

a. Regio Gluteal

M. gluteus (maximus, medius, minimus) sebagai otot ekstensor dan abductor paha pada articulation coxae

Sekelompok otot kecil (m.piriformis, m.obturator internus, 2 m. gamelli, m. quadratus femoris) sebagai otot eksorotator paha articulation coxae

b. Regio Femoris

Terbagi dalam 3 kompartemen oleh septum intermuscular dari fascia lata.

1. Kompartemen Anterior

M. iliapsoas: terdiri dari musculus psoas mayor dan m.iliacus

M. tensor fascia latae: sebuah otot fusiform (berbentuk kumparan) yang menyerupai tali pegangan (straplike) dan terdapat pada sisi lateral paha, terbungkus dalam lembar ganda fascia latae

M.pectineus: berbentuk segiempat, pipih, berperan dalam aduksi paha

M. sartorius: otot paling superficial pada paha anterior M. quadriceps femoris: otot ekstensor tungkai bawah pada articulation genue yang menutupi bagian femur anterior, medial, dan lateral. Terdiri dari musculus rectus femoris (anterior), m.vastus lateralis (lateral), m.vastus medialis (medial), dan m.vastus intermedius (di sebelah dalam m.rectus femoris, antara m.vastus medialis dan m.vastus lateralis)

2. Kompartemen Medial

M. adductor longus: paling anterior

M. adductor brevis

M. adductor magnus

M. gracilis

M. obturator externus

Trigonum Femorale

Ligamentum inguinal (proksimal) M. adductor longus (medial)

M. sartorius (medial)

3. Kompartemen Posterior (hamstring muscle)

M. bicepsfemoris

M. femitendineus

M. semimembranosus

c. Regio Cruris

Kompartemen anterior (dorsofleksor sendi pergelangan kaki dan fleksor jari-jari kaki)

M. tibialis anterior

M. extensor hallucis longus

M. extensor digitalis longus

M. fibularis (peroneus) tertius

Kompertemen Lateral

M. fibularis (peroneus) longus

M. fibularis (peroneus) brevis

Kompartemen Posterior

1. pars superficialis

m. gastrocnemius dan m. soleus membentuk triceps surae, memiliki tendon lekat bersama pada calcaneus (tentdon calcaneus Acholes)

m. Plantaris2. pars profunda

m. popliteus

m.fleksor hallucis longus

m.fleksor digitorum longus

m.tibialis posterior

d. Regio Pedis

Terdapat 4 lapis otot

Terdapat dua bidang neurovskular (sebuah bidang superficial antara lapis otot pertama dan lapis otot kedua, dan sebuah bidang profunda antara lapis otot ketiga dan lapis otot keempat)

Pada dorsum pedis terdapat m. ekstensor digitorum brevis dan m. ekstensor hallucis brevis

HISTOLOGI SISTEM MUSKULOSKELETALHISTOLOGI TULANG Berdasarkan perbandingan jumlah matriks dan jumlah rongga (spaces), tulang dibedakan menjadi tulang spongiosa dan tulang kompakta.

Tulang spongiosa terdiri dari trabekula, yaitu bentukan tulang yang langsing, tidak teratur, bercabang, dan saling berhungan membentuk anyaman. Celah-celah diantara anyaman ini ditempati oleh sumsum tulang.

Tulang kompakta jumlah dan ukuran rongga lebil kecil dari tulang spongiosa, serta jumlah bahan padat lebih banyak.

Pada tulang pipa, bagian diafisis sebagian besar terdiri dari tulang kompakta mengelilingi sumsum. Sedangkan bagian epifisis terdiri dari tulang spongisa dibungkus selapis tulang kompakta, rongga pada tulang spongiosa berhubungan langsung dengan sumsum tulang.

Pada tulang pipih, 2 lapis tulang kompakta melapisi selapis tulang spongiosa (diploe).

Pada tulang irregular, tulang spongiosa dibungkus tulang kompakta.

Cirri utama tulang (osteo) secara mikroskopik adalah susunannya yang lamellar (subtantia intersel yang mengalamiperkapuran) atau berlais-lapis (lamel-lamel).

Tiap tulang kecuali bagian sendinya dibungkus jaringan ikat khusus yang disebut periosteum. Pada bagian dalam terdapat endosteum yang membatasi rongga dan celah sumsum. Matriks tulang:

Bersifat asidofilik, tersusun berlapis-lapis, tebalnya 5-7 mikron.

Matriks tulang terdiri dari 35% komponen organik yaitu kolagen dan proteoglikan, serta 65% material inorganik (mineral). Kolagen pada tulang merupakan kolagen jaringan ikat yang mirip kolagen tipe I jaringan ikat longgar berfungsi dalam fleksibilitas tulang. Mineral yang terdapat pada tulang adalah kristal kalsium fosfat (hidroksiapatit) [Ca10(PO4)6(OH)2].

Sel- sel tulang

sel osteoprogenitor berbentuk gelendong, inti pucat, memanjang, dan sitoplasma jarang. Sel ini merupakan stem sel. Sel osteoprogenitor terdapat di dalam periosteum, endosteum, dan saluran vaskular tulang kompakta. Ada 2 jenis sel osteoprogenitor yaitu preosteoblas dengan jumlah retikulum sarkoplasma sedikit dan preosteoklas dengan jumlah mitokondria dan ribosom banyak.

osteoblas bentuk sel: dari koboid hingga piramidal atau seringkali berupa lembaran utuh menyerupai epitel; inti besar, memiliki satu nukleolu; retikulum sarkoplasma luas; banyak ribosom; sitoplasma sangat basofilik dikarenakan adanya nukleoprotein (untuk sintesis material organik matriks). Osteoblas ditemukan pada permukaan tulang.

Kolagen dan proteoglikan yang diproduksi osteoblas di eksositosis dengan vesikel badab Golgi. Selain itu diproduksi juga vesikel yang mengakumulasikan Ca2+, PO42- dan enzim fosfatase alkalin. Semuanya berperan dalam kalsifikasi tulang.

Osteoblas mempunyai tonjolan-tonjolan sitoplasma mirip jari yang menjulur ke dalam matriks yang sedang dibentukdan berhubungan dengan tonjolan-tonjolan sitoplasma osteoblas yang berdekatan. Osteosit ( merupakan osteoblas yang terpendam dalam matriks; sitoplasmanya basofil ringan, intinya terpulas gelap; terdapat gap junction atau maculae communicantes yaitu tempat bertemunya tonjolan sitoplasma dalam kanalikuli. Tonjolan ini pada orang dewasa sebagian besar telah ditarik kembali, tetapi kanalikuli tetap ada untuk aliran metabolit dari darah dan osteosit. Kanalikuli tidak mengandung serat. Osteosit ini relative tidak aktif. Tempat (suatu ruang) dimana osteosit berada disebut lacuna.

Osteoklas ( berfungsi untuk resorpsi.

Sel raksasa, inti banyak, sitoplasmanya mengandung vakuol-vakuol, terdapat dekat permukaan tulang, seringkali dalam lekukan dangkal yang dikenal sebagai lacuna howship . osteoklas berasal dari sel-sel mononuklir (monosit) sumsum tulang hemapoietik.

Osteoklas mengeluarkan kolagenase dan enzim proteolitik lain yang menyebabkan matriks tulang melepaskan substansi dasar yang mengapur.

Arsitektur tulang

Tulang spongiosa terdiri atas trabekula yang terdiri atas lamel-lamel dan padanya terdapat lacuna dan sistem kanalikuli tang saling berhubungan. Pada prenatal dan penyembuhan fraktur serat kolagen teranyam tidak teratur (woven bone).

Tulang kompakta lamelnya tersusun teratur. Terdapat saluran Havers yang saling bebas berhubungan melalui saluran serong atau melintang. Dari periosteum dan endosteum masuk saluran Volkmann (saluran nutrisi) secara tegak lurus ke dalam tulang dan berhubungan dengan saluran Havers.Setiap saluran Havers dikelilingi 5 20 lamel konsentris. Lamel, sel-sel, dan saluran pusatnya membentuk sistem Havers atau osteon. Kanalikuli sistem havers akan berhubungan langsung dengan saluran Havers. Celah diantara sistem HAvers diisi oleh lamel interstitial . pada permukaan tepi luar dan dalam tulang, dipandang dari rongga sumsum, terdapat lamel-lamel yang berjalan sejajar dengan permukaan dan melingkar terhadap sumbu panjang tulang, dikenal sebagai lamel general luar dan dalam.

Selain serat kolagen pada lamel, terdapat pula berkas kolagen kasar, serat Sharpey, pada lapisan luar tulang, berjalan dari periosteum ke lamel general luar dan lamel interstitial (tidak terdapat pada sistem Havers dan lamel general dalam). Fungsi serat ini untuk menahan periosteum secara erat pada tulang dan banyak terdapat pada insersi ligament dan tendo.

Histologi SendiSendi ialah tempat bertemu 2 atau 3 unsur rangka, baik tulang/tulang rawan

Jenis :

1. Sendi Temporer : terdapat selama masa pertumbuhan, menghilang bila petumbuhan berhenti dan epifisis menyatu dengan bagian batang

2. Sendi Permanen

Jenis sendi berdasarkan susunannya :

1. Sendi fibrosa (disatukan oleh jaringan ikat padat fibrosa)

Macam-macamnya :

Sutura : Bila penyatuannya sangat kuat, hanya terdapat di tengkorak. Sendi ini tidak permanen, karena dapat diganti dengan tulang di kemudian hari

Sindesmosis : Bila disatukan oleh jaringan ikat fibrosa yang lebih banyak dari sutura

Ex :sendi radioulnar, sendi tibiofibular

Gomfosis : Bila jaringan fibrosa penyatu membentuk membran periodontal

Ex : pada gigi dalam maksila dan mandibula

2. Sendi tulang rawan / sendi kartilaginosa sekunder

Permukaan tulang yang berhadapan dilapisi lembar-lembar tulang rawan hialin yang dipersatukan oleh lempeng fibrokartilago

Ex : simfisis, diskus

3. Sendi Sinovia

Tulang-tulang ditahan menjadi 1 oleh simpai sendi dan permukaan yang berhadapan dilapisi tulang rawan sendi (C. Hialin atau C. Fibrosa hanya pada fosa glenoid dan acetabulum)

Simpai sendi, lapisan luarnya ialah jaringan ikat padat kolagen yang menyatu dengan periosteum yang membungkus tulang dan di beberapa tempat menebal membentuk ligamen sendi.

Lapis dalam simpai (membran sinovia), membatasi rongga sendi, mengandung kapiler lebar.

Jenis sel sinovia :

- Sel A/M : paling banyak, mirip makrofag (fagositosis aktif), sitoplasmanya banyak

mengandung mitokondria, vesikel mikropinositik, lisosom, aparat Golgi

- Sel B/F : kurang berkembang, menyerupai fibroblas, RE granular sangat luas

Membran sinovial sering menjulur ke dalam rongga sendi berupa lipatan kasar/vili sinovia, dan dapat menonjol keluar menembus lapis luar simpai di antara tendo dan otot membentuk saku yang disebut bursa.

Juga menghasilkan cairan sinovia : hasil dialisis plasma darah dan limf, mengandung musin (asam hialuronat terikat protein). Fungsi : pelumas dan nutritif untuk sel tulang rawan sendi

Rongga sendi terbagi sebagian / seluruhnya (terkadang) oleh diskus intra-artikular.

Histologi Otot Otot Skeletal Tiap otot terbungkus selapis jaringan ikat agak padat yang disebut epimisium.

Di dalamnya terdapat serat-serat otot yang tersusun di dalam berkas atau fasikulus.

Masing-masing berkas diselubungi jaringan ikat tipis, yaitu perimisium.

Panjang serat otot + 1 40 mm, dan berdiameter + 10-100 mikron.

Dalam suatu serat terdapat banyak inti, sekitar 35 inti tiap mm panjang serat otot.

Terdapat Sarkolema yang merupakan membran tipis tanpa struktur yang membungkus serat.

Sarkolema berisi filamen silindris yaitu Miofibril.

Sarkolema pada bagian dekat inti juga banyak mengandung sarkosom-sarkosom, aparat golgi, sejumlah butir lipid, dan glikogen.

Otot Jantung

Otot jantung bersifat involunter, berkontraksi secara ritmis dan automatis.

Hanya terdapat pada lapisan miokard dan dinding pembuluh darah besar yang secara langsung berhubungan dengan jantung.

Terdapat suatu satuan linear yang terdiri atas sejumlah sel otot jantung yang terikat end-to-end yaitu Diskus Interkalaris.

Di antara serat-serat otot terdapat jaringa ikat halus yaitu Endomisisum.

Terbungskus suatu sarkolem tipis, serupa pada otot skeletal.

Terdapat sarkoplasma dengan banyak mitokondria.

Struktur Halus:

Miofilamen mengandung aktin dan miosin yang sama dengan yang terdapat pada otot skeletal dan memeperlihatkan struktur yang sama, namun pengelompokan miofilamin menjadi miofibril tidak sesempurna otot skeletal.

Tubul T Merupakan invaginasi dari sarkolema, dan merupakan perpanjangan dari ruang ekstraseluler.

Diskus Interkalaris Merupakan batas suatu kelompok sel yang khusus. Melintasi serat-serat otot dalam bentuk tangga yang mempunyai bagian transversal dan longitudinal. Terdapat pula banyak Intermediate Junction atau fascia adherens, dan Gap Junction atau neksus pada bagian yang memanjang.

Otot Polos Merupakan jenis otot involunter.

Terutama tedapat pada bagian visceral, membentuk bagian kontraktil.

Otot-otot ini terdapat pada sistem pernapasan, sistem urinaria, dan sistem reproduksi.

Struktur Halus

Pada sarkoplasma sekitar inti, terdapat mitokondria, sejumlah elemen dar retikulum granular dan ribosom-ribosom bebas, suatu aparat golgi kecil, glikogen dan sedikit titik-titik lipid.

Serat-seerat retikuler dan elastin mengisi celah-celah interseluler sempit.

MEKANISME KONTRAKSI OTOT RANGKA

A. Secara Umum:

1. Potensial aksi pada saraf motorik sampai ke ujung neuromuscular.

2. Di ujung saraf, asetilkolin disekresikan dalam jumlah sedikit.

3. Asetilkolin bekerja di area setempat pada membrane serat otot untuk membuka banyak saluran bergerbang asetilkolin.

4. Saluran asetilkolin yang terbuka memungkikan ion Na mengalir ke dalam membrane serat otot pada titik terminal saraf sehingga akan timbul potensial aksi dalam serat otot.

5. Potensial aksi kemudian menjalar di sepanjang serat otot.

6. Potensial aksi kemudian menimbulkan sepolarisasi membrane yang kemudian menyebabkan reticulum sarkoplasma mengeluarkan ion Ca ke myofibril.

7. Ion Ca dalam myofibril menimbulkan pergerakan filament aktin dan myosin yang menyebabkan kontraksi otot.

8. Kurang dari satu detik kemudian, ion Ca dilepas dan dikembalikan ke reticulum sarkoplasma sampai ada potensial aksi selanjutnya.B. Filamen Kontraktil

1. Aktin:

Tersusun atas:

Molekul globular G aktin:

Memiliki 1 molekul ADP yang digunakan untuk berinteraksi dengan jembatan silang myosin.

Memiliki sisi aktif tenpat berikatan dengan kepala miosin

2 rantai fibrous actin (F aktin)

Membentukuntai ganda double helix yang setiap perputarannya terdiri atas 13 G aktin.

Terdiri atas 200 G aktin

Tropomyosin

Tropomiosin menutup sisi aktif di 7 G aktin pada setiap pilin double helix sehingga sisi aktifnya tidak dapat berikatan dengan myosin dan terjadi relaksasi otot.

Troponin

Troponin I: berafinitas tinggi terhadap aktin

Troponin T: berafinitas tinggi terhadap tropomiosin.

Troponin C: berafinitas tinggi terhadap ion Ca

Bagian dasar filament aktin disisipkan dengan kuat ke lempeng Z, sedangkan ujung lainnya menonjol ke dalam sarkomer yang berdekatan dan berada di ruang antar molekul.

2. Miosin

Memiliki 2 rantai berat yang saling berpilin dengan kepala menonjol di setiap ujungnya.

Memiliki 2 rantai ringan pada setiap kepala Bagian penting:

Bagian kepala dapat berikatan dengan sisi aktif aktin membentuk cross bridges.

Bagian kepala menempel pada bagian berpilin oleh lengan.

Bagian kepala memiliki aktivitas ATPase untuk menghasilkan energy untuk membengkokkan lengan saat kontraksi sehingga filament aktin bergerak.

Dibentuk oleh 200 atau lebih filament miosin tunggal.

C. Mekanisme Kontraksi dan relaksasi Otot Secara Molekular

1. Sebuah potensial aksi diproduksi di neuromuscular junction yang berjalan sepanjang sarkolema otot lurik, menyebabkan depolarisasi menyebar di sepanjang membrane tubulus T.

2. Depolarisasi pada tubulus T menyebabkan terbukanya voltage-gated Ca channels dan meningkatkan permeabilitas RS terhadap Ca, sehingga Ca keluar ke sarkoplasma.

3. Ca dalam sarkoplasma kemudian berikatan dengan protein troponin menyebabkan tropomiosin bergeser sehingga sisi aktif G aktin terbuka.

4. Kepala myosin kemudian berikatan dengan sisi aktif aktin membentuk cross-bridges dan kepala myosin melepas 1 molekul fosfat.

5. Energi di kepala myosin digunakan untuk menggerakkan kepala myosin menyebabkan aktin bergerak, dan ADP dilepaskan dari kepala myosin.

6. Kedua Z disk pada sarkomer saling mendekat, sehingga mempersempit H zone.

7. Sebuah molekul ATP berikatan dengan kepala myosin menyebabkan myosin melepaskan ikatan dengan sisi aktif aktin.

8. ATP dipecah menjadi ADP dan fosfat, namun masih berikatan dengan kepala myosin.

9. Bila Ca masih melekat pada troponin, maka cross-bridges akan terbentuk kembali, namun bila Ca sudah tidak melekat, terjadi fase relaksasi.

EKSITASI KONTRAKSI OTOT RANGKAHUBUNGAN NEUROMUSCULAR

Serat otot rangka disarafi oleh serat saraf besar dari motoneuron dari medula spinalis => serat-serat saraf bercabang beberapa kali => merangsang beberapa ratus serat otot rangka => ujung-ujungnya membuat sambungan neuromuscular => ketika serat otot mendekati pertengahan serat => potensial aksi serat menjalar dalanm 2 arah menuju ujung-ujung serat otot.

Neuromuscular => serat saraf yang bercabang => kompleks terminal cabang saraf => invaginasi ke dalam serat otot (diluar membran) => terminal akson memiliki banyak mitokondria yang menyediakan energi untuk sintesis transmiter perangsang (asetilkolin)

Asetilkolinesterase => merusak asetilkolin

Impuls saraf => sambungan neuromuscular => potensial aksi (depolarisasi) menyebar ke seluruh terminal => saluran kalsium bergerbang voltase terbuka => difusi ion kalsium ke bagian dalam terminal => ion Ca menarik vesikel asetilkolin ke membran saraf => asetilkolin keluar ke celah saraf dengan eksositosis.

Kompleks reseptor => 5 protein subunit : 2 protein alfa dan masing-masing 1 protein beta, delta. Dan gamma.

Saluran akan terbuka jika 2 molekul asetilkolin melekat secara berurutan pada dua protein subunit alfa.

Asetilkolin => diameter besar => memungkinkan ion (+) masuk : Na, K, dan Ca.

Lebih banyak ion Na yang mengalir melalui saluran asetilkolin karena :

Hanya ada 2 ion utama yang cukup besar memberi pengruh muatan kuat (Na di cairan ekstraseluler; K di intraseluler)

Nilai potensial (-) pada bagian dalam membran otot menarik ion-ion Na ke dalam serat

Kesemuanya menimbulkan perubahan potensial setempat pada membran serat-serat otot (potensial kempeng akhir) => potensial aksi => kontraksi otot

PEMBUANGAN ASETILKOLIN

Asetikolin dibuang dengan 2 cara :

1. Dihancurkan oleh enzim asetilkolinesterase

2. Difusi keluar dari ruang sinaptik dan tidak lagi tersedia untuk bekerja pada serat otot

Kesemuanya mencegah perangsangan otot kembali dan dipulihkan dari potensial aksi.

POTENSIAL AKSI

Untuk menimbulkan kontraksi => arus listrik harus menembus ke semua miofibril yang terpisah => dicapai melalui penyebarab di sepanjang tubulus transversus (tubulus T) => yang berjalan dari satu sisi ke sisi yang lain => retikulum sarkoplasmik segera melepas ion-ion Ca ke semua miofibril => kontraksi (mekanisme eksitasi-kontraksi)

RETIKULUM SARKOPLASMA

Tubulus vesikuler => mempunyai ion-ion Ca dalam konsentrasi tinggi dilepas jika potensial aksi terjadi di tubulus T yang berdekatab => ion Ca yang dilepaskan berdifusi ke myofibril yang berdekatan, tempat ion Ca berikatan kuat dengan Troponin C sehingga akan kontraksi.

Kontraksi otot berlangsung => selama konsentrasi ion-ion Ca myofibril tetap tinggi => jika potensial aksi berhenti => pompa Ca yang ada di dinding retikulum sarkoplasma (yang terus - menerus aktif) => akan memompa ion-ion Ca keluar dari myofibril kembali ke tubulus sarkoplasma.

Retikulum sarkoplasma => memiliki protein bernama calsequestrin yang berguna mengikat Ca 40x lebih banyak dari ikatan ionik sehingga mengikat ion Ca lebih banyak.

Pemindahan Ca ke dalam retikulum => pengosongan total ion-ion Ca dalam cairan myofibril => konsentrasi ion Ca dalam derajat rendah (kecuali sesaat setelah potensial aksi).

Perangsangan penuh sistem tubulus T-retikulum sarkoplasma => akan banyak ion Ca yang dilepas => untuk meningkatkan konsenrrasinya dalam myofibril sampai sekian molar konsentrasi => lalu ion akan dikosongkan lagi. Pulsasi Ca dalam serat otot rangka berbeda-beda, tergantung komposisi dan sifat serat ototnya, tapi pada umumnya terjadi 1/20 detik.

METABOLISME OTOT

A. OTOT MELAKSANAKAN TRANSDUKSI ENERGI KIMIA MENJADI ENERGI MEKANIS

Otot merupakan transduser (mesin) biokimiawi utama yang mengubah energi potensial (kimia) menjadi energi kinetic (mekanis). Otot, yaitu jaringan tunggal yang terbesar di dalam tubuh manusia ,membentuk kurang dari 25% massa tubuh pada waktu lahir , lebih dari 40% pada usia dewasa muda dan kurang dari 30% pada orang dewasa yang lebih tua.

Sebuah transduser kimia-mekanisyang efektif harus memenuhi bebrapa persyaratan

1. Harus ada pasokan energi kimia yang konstan. Dalam otot vetebrata, ATP dan kreatin fosfat memasok energi kimia

2. Harus ada sarana untuk mengatur aktivitas mekanis-yaitu kecepatan, lama dan kekuatan konstraksinya pada otot.

3. Mesisn tersebut harus dihubungkan dengan operator , suatu persyaratan yang dalam system biologic dipenuhi oleh system saraf

4. Harus ada cara untuk mengembalikan mesisn tersebut kepada keadaan semula.B. SARKOPLASMA SEL OTOT MENGANDUNG ATP, FOSFOKREATIN DAN ENZIM GLIKOLISIS

Otot lurik (skeletal muscle) tersusun dari sel serabut otot multinukleus yang dikelilingi oleh membran plasma yang bisa dirangsang oleh arus listrik, yaitu sarkolema.sebuah sel serabut otot , yang dapat memanjang mengikuti seluruh panjang otot, mengandung berkas sejumlah myofibril yang tersusun pararel dan terbenam di dalam cairan intrasel yang dinamakan sarkoplasma. Di dalam cairan ini terdapat glikogen, senyawa ATP berenergi tinggi serta serta fosfokreatin dan sejumlah enzim yang diperlukan untuk glikolisis.C. PEMEBENTUKAN ENERGI

ATP yang diperlukan sebagai sumber energi konstan untuk siklus kontraksi-relaksasi otot yang dapat dihasilkan

a) Melalui glikolisis dengan menggunakan glukosa darah atau glikogen otot

b) Melalui fosforilasi oksidatif

c) Dari kreatin fosfat

d) Dari 2 molekul ADP dalam sebuah reaksi yang dikatalisis oleh enzim adenilil kinase

Jumlah ATP dalam otot skeletal hanya cukup untuk menghasilkan energi untuk kontarksi selama 1-2 detik sehingga ATP harus selalu diperbaharui dari satu atau lebih sumber diatas menurut keadaan metaboliknya. Karena itu terdapat dua tipe serabut yang berbeda dalam otot skeletal, yaitu tipe yang satu aktif dalam kondisi aerob dan tipe lainnya dalam keaadaan anaerob, dan penggunaan setiap sumber energi dalam taraf yang berlainanSarkoplasma otot skeletal mengandung simpanan glikogen yang besar dan terletak dalam granul di dekat pita I. pelepasan glukosa dari glikogen bergantung pada enzim glikogen fosforilase otot yang spesifik, yang diaktifkan oleh ion kalsium, epinefrin dan AMP. Untuk menghasilkan glukosa 6-fosfat bagi keperluan glikolisis dalam otot skeletal, enzim glikogen fosforilase b harus diaktifkan dahulu menjadi fosforilase a lewat reaksi fosforilasi oleh enzim fosforilase b kinase. Ion kalsium akan meningkatkan aktivasi enzim fosforilase b kinase yang juga melalui reaksi fosforilasi. Jadi, ion kalsium akan meningkatkan konstraksi otot maupun mengaktifkan sebuah lintasan untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan. Hormon epinefrin juga mengaktifkan glikogenolisis di dalam otot. AMP yang diproduksi melalui pemecahan ADP selama terjadi latihan otot dapat pula mengaktifkan enzim fosforilase b tanpa menimbulkan reaksi fosforilasi.

Dalam keadaan aerob ,otot mengasilkan ATP terutama lewat fosforilasi oksidatif. Sintesis ATP lewat fosforilasi oksidatif memerlukan pasokan oksigen. Otot yang sangat membutuhkan oksigen sebagai akibat dari kontarksi yang terus-menerus akan menyimpan oksigen dalam bentuk moietas heme dari myoglobin. Karena moietas heme , otot yang mengandung myoglobin akan berwarna merah sementara otot yang kurang atau tidak mengandung myoglobin berwarna putih. Glukosa yang berasal dari glukosa darahatau dari glikogen endogen, dan asam lemak yang berasal dari triasilgliserol pada jaringan adiposa, merupakan substrat utama yang digunakan bagi metabolisme aerob dalam otot.

Kreatin fosfat merupakan simpanan energi yang utama di otot. Kreatin fosfat mencegah deplesi ATP yang cepat dengan menyediakan fosfat energi tinggi yang siap digunakan untuk menghasilkan kembali ATP dari ADP. Kreatin fosfat terbentuk dari ATP dan kreatin pada saat otot berada dalam keadaan relaksasi dan kebutuhan akan ATP tidak begitu besar. Enzim yang mengkatalis fosforilasi kreati adalah kretain kinase(CK), yaitu enzim spesifik otot yang dalam klinik digunakan untuk mendeteksi penyakit otot yanga kut atau kronis.Adenilil kinase melakukan interkonversi adenosin mono-,di- dan trifosfat. Adenilil kinase megkatalisis pembentukan satu molekul ATP dan satu molekul AMP dari dua molekul ATP. Reaksi ini dirangkaikan dengan hidrolisis ATP oleh miosin ATPase pada saat kontraksi otot. AMP yang dihasilkan di atas dapat mengalami deaminase oleh enzim AMP deaminase dengan membentuk IMP dan ammonia

AMP + H2OIMP +NH3

Jadi, otot merupakan sumber ammonia yang akan dikeluarkan lewat siklus urea dalam hepar. Enzim 5-nukleotidase dapat juga bekerja pada AMP , sehingga menyebabkan hidrolisis fosfat dan menghasilkan adenosin

AMP + H2OAdenosin + Pi

Adenosin bekerja sebagai vasodilator yang meningkatkan aliran darah dan pasokan nutrient pada otot. Selanjutnya, adenosin merupakan substrat bagi enzim adenosin deminase yang menghasilkan inosin dan ammonia

Adenosin + H2OInosin + NH3

AMP, Pi, dan NH3 yang terbentuk selama berbagai reaksi di atas berlangsung akan mengaktifkan enzim fozfofruktokinase-1 (PFK-1) sehingga meningkatkan laju glikolisis dalam otot yang sedang melakukan gerakan cepat seperti pada saat lari cepat.

Secara umum metabolisme otot dapat digambarkan sebagai berikut

Otot rangka berfungsi dalam keadaan aerob(istirahat) dan anaerob(missal,lari,sprint), sehingga glikolisis aerob maupun anaerob, keduanya bekerja menurut keadaan.

Otot rangka mengandung myoglobin sebagai tempat simpanan oksigen

Otot rangka mengandung berbagai tipe serabut yang terutama disesuaikan dengan keadaan anaerob (serabut kedut cepat) dan aerob (serabut kedut lambat) Aktin, miosin, tropomyosin, kompleks troponin (TpT,TpI,dan TpC), ATP, dan ion kalsium merupakan unsure penting sehubungan dengan kontraksi

Ca2+ ATPase, saluran pelepasan ion kalsium, dan kalsekuestrin adalah protein yang terlibat dalam berbagai aspek metabolisme ion kalsium di dalam otot

Insulin bekerja pada otot rangka untuk meningkatkan ambilan glukosa

Dalam keadaan kenyang, sebagian besar glukosa digunakan untuk menyintesis glikogen, yang bekerja sebagai tempat penyimpanan glukosa untuk digunakan pada latihan fisik; preloading dengan glukosa digunakan oleh beberapa atlet lari jarak jauh untuk membnagun simpanan glikogen

Epinefrin menstimulasi glikogenolisis dalam otot rangka, sedangkan glucagon tidak, karena tidak ada reseptornya

Otot rangka tidak dapat berperan langsung pada glukosa darah karena tidak memilki glukosa 6-fosfatase

Laktat yang dihasilkan metabolisme anaerob pada otot rangka akan dibawa ke hati, yang digunakan untuk menyintesis glukosa yang kemudian dapat kembali ke dalam otot (siklus Cori)

Otot rangka mengandung fosfokreatin, yang bekerja sebagai cadangan energi untuk keperluan jangka pendek(sekunder)

Asam lemak bebas dalam plasma merupakan sumber energi utama, khususnya pada lari marathon dan kelparan yang lama

Otot rangka dapat menggunakan badan keton selama kelaparan

Otot rangka adalah tapak utama metabolisme asam amino rantai bercabang, yang digunakan sebagai sumber energi Proteolisis otot selama kelaparan akan memasok asam-asam amino untuk gluconeogenesis

Asam amino utama yang dikeluarkan dari otot adalah alanin(ditujukan terutama untuk gluconeogenesis di hati dan melakukan sebagian siklus glukosa-alanin) dan glutamin (ditujukan terutama untuk usus dan ginjal)

Regenerasi Tulang

Sesudah patah tulang terdapat perdarahan dari pembuluh darah yang sobek dan pembekuan.Fibroblas yang berkembang dan kapiler darah memasuki bekuan darah dan membentuk jaringan granulasi,yaitu prokalus.Jaringan granulasi menjadi jaringan fibrosa padat dan kemudian berubah menjadi massa tulang rawan.Massa ini merupakan kalus temporer yang mempersatukan tulang-tulang yang patah.Osteoblas berkembang dari periosteum dan endosteum dan meletakkan tulang spongiosa yang secara progresif menggantikan tulang rawan kalus temporer dengan cara serupa osifikasi endokondral .Bagian yang menyatukan patah tulang itu terdiri atas tulang.Kalus tulang ini,yang semula spongiosa, mengalami reorganisasi menjadi tulang kompakta dan kelebihan tulang akan akan diresorpsi.

Urutan pembentukan kalus setelah cedera tulang menggambarkan sifat multipotennnya sel periosteum dan endosteum.Setelah cedera, macam deferensiasi sel yang akan terjadi tergantung pada persendian pembuluh darah.Pada mulanya pendarahan daerah itu (periosteum dan endosteum ) tidak baik,artinya kurang pembuluh darahnya,dan sel-sel berkembang ke jurusan fibroblas dan kondroblas.Setelah masuknya pembuluh-pembuluh darah,terbentuk osteoblas.

Penyembuhan patah tulang

Pada permulaan akan terjadi pendarahan di patahan tulang (karena putusnya pembuluh darah pada tulang periosteum).

FASE HEMATOMA

Hematum ini menjadi pertumbuhan sel jaringan fibrosis dan vaskuler hingga hematom berubah menjadi jaringan fibrosis dengan kapiler di dalamnya. Jaringan ini menyebabkan fragmen tulang saling menempel. Jaringan yang menempelkan tulang sama dengan kalus fibrosa yang disebutkan sebagai FASE JARINGAN FIBROSIS.

Ke dalam hematom dan jaringan fibrosis ini tumbuh sel jaringan mesenkim yang bersifat osteogenik. Sel ini akan berubah menjadi condroblas yang membentuk condroid yang merupakan bahan dasar tulang rawan. Sedang di tempat yang jauh dari patahan tulang yang vaskularisasinya lebih banyak, sel ini akan berubah menjadi osteoblas dan membentuk osteoid yang merupakan bahan dasar tulang. Condroid dan osteoid pada tahapan selanjutnya terjadi penulangan/osifikasi. Hal ini menjadikan kalus fibrosa menjjjadi kalus tulang yang dinamakan FASE PENYATUAN KLINIS.

Selanjutnya terjadi penggantian sel tulang secara berangsur oleh sel tulang yang mengatur diri sesuai dengan garis tarikan dan tekanan yang bekerja pada tulang. Lalu sel tulang ini mengatur diri secara lameral seperti tulang normal, sehingga kekuatan kalus sama dengan kekuatan tulang normal yang dinamai dengan FASE KONSOLIDASI.

Pendarahan jaringan tulang yang mencukupi untuk membentuk tulang baru (syarat mutlak penyatuan fraktur). Penyembuhan tulang pendek cepat karena pendarahan dari perios, simpai sendi dan nutrisi. Patah tulang di daerah epifisis penyembuhannya baik karena sangant kaya akan darah.

FISIOTERAPI

Teknologi Intervensi Fisiot erapi.Terapi latihan adalah salah satu modalitas fisioterapi dengan menggunakan gerak tubuh baik secara active maupun passive untuk pemeliharaan dan perbaikan kekuatan, ketahanan dan kemampuan kardiovaskuler, mobilitas dan fleksibilitas, stabilitas, rileksasi, koordinasi, keseimbangan dan kemampuan fungsional. Teknologi intervensi Fisioterapi yang dapat digunakan antara lain :

1. Positioning Dengan mengelevasikan tungkai yang sakit maka dengan posisi ini bermanfaat untuk mengurangi oedem.

2. Rileks passive movement

Merupakan gerakan yang murni berasal dari luar atau terapis tanpa disertai gerakan dari anggota tubuh pasien. Gerakan ini bertujuan untuk melatih otot secara pasif, oleh karena gerakan berasal dari luar atau terapis sehingga dengan gerak rileks passive movement ini diharapkan otot yang dilatih menjadi rilek maka menyebabkan efek pengurangan atau penurunan nyeri akibat incisi serta mencegah terjadinya keterbatasan gerak serta menjaga elastisitas otot. Mekanisme penurunan nyeri oleh gerakan rileks passive movement sebagai berikut : adanya stimulasi kinestetik berupa gerakan rileks pasif movement yang murni berasal dari luar atau terapis tanpa disertai gerakan dari anggota tubuh pasien akan merangsang muscle spindle dan organ tendo golgi dalam pengaturan motorik, fungsi dari muscle spindle adalah (1) mendeteksi perubahan panjang serabut otot,(2) mendeteksi kecepatan perubahan panjang otot, sedangkan fungsi dari organ tedo golgi adalah mendeteksi ketegangan yang bekerja pada tendo golgi saat otot berkontraksi. Dengan terstimulasinya muscle spindle dan organ tendo golgi lewat gerakan rileks passive movement akan mempengaruhi mekanisme kontraksi dan rileksasi otot, yaitu bahwa ion-ion calsium secara normal berada dalam ruang reticulum sarcoplasma. Potensial aksi menyebar lewat tubulus transversum dan melepaskan Ca 2+. Filamen-filamen actin (garis tipis) menyelip diantara filamen-filamen myosin, dan garis-garis bergerak saling mendekati. Ca 2+ kemudian dipompakan kedalam reticulum sarcoplasma dan otot kemudian mengendor. Dengan kedaaan otot yang sudah mengendor maka penurunan nyeri dapat terjadi melalui mekanisme-mekanisme sebagai berikut:

(1) Tidak ada lagi perbedaan tekanan intramuscular yang menekan nociceptor sehingga nociceptor tidak terangsang untuk menimbulkan nyeri.

(2) Dengan gerakan rileks passive movement yang berulang-ulang maka nociceptor akan beradaptasi terhadap nyeri.

Suatu sifat khusus dari semua reseptor sensoris adalah bahwa mereka beradaptasi sebagian atau sama sekali terhadap rangsang mereka setelah suatu periode waktu. Yaitu, bila suatu rangsang sensoris kontinu bekerja untuk pertama kali, mula-mula reseptor tersebut bereaksi dengan kecepatan impuls yang sangat tinggi, kemudian secara progresif makin berkurang sampai akhirnya banyak diantaranya sama sekali tidak bereaksi lagi. Hal ini dapat pula untuk menentukan dosis gerakan rileks passive movement agar dapat menstimulasi muscle spindle.

Mekanisme umum dari adaptasi dibagi dua yaitu :

(1) Sebagian adaptasi disebabkan oleh penyesuaian didalam struktur reseptor itu sendiri,

(2) Sebagian disebabkan oleh penyesuaian didalam fibril saraf terminal.

(3) Dengan mengendornya otot melalui gerakan rileks passive movement akan mempengaruhi spasme otot dan iskemi jaringan sebagai penyebab nyeri.

Spasme otot sering menimbulkan nyeri alasanya mungkin dua macam, yaitu :

(1) Otot yang sedang berkontraksi menekan pembuluh darah intramuscular dan mengurangi atau menghentikan sama sekali aliran darah,

(2) Kontraksi otot meningkatkan kecepatan metabolisme otot tersebut. Oleh karena itu , spasme otot mungkin menyebabkan iskemi otot relatif sehingga timbul nyeri iskemik yang khas.

Penyebab nyeri pada iskemik belum diketahui, salah satu penyebab nyeri pada iskemik yang diasumsikan adalah pengumpulan sejumlah besar asam laktat didalam jaringan, yang terbentuk sebagai akibat metabolisme anaerobic yang terjadi selama iskemik, tetapi, mungkin pila zat kimia lain, seperti bradikinin dan poliopeptida, terbentuk didalam jaringan karena kerusakan sel otot dan bahwa inilah, bukannya asam laktat yang merangsang ujung saraf nyeri.

3 Passive joint mobility Gerakan tubuh manusia terjadi pada persendian. Macam gerakan dan ROM tergantung dari struktur anatomi sendi, juga posisi otot yang mengontrol gerakan tadi.

Kapsular ligament yang seluruhnya terdapat didalam kapsul sendi akan memberikan penguat terhadap synovial membrane, dimana synovial membrane tadi akan mengeluarkan cairan kedalam rongga sendi yang menjamin gerakan sendi tetap licin, juga memberikan makan terhadap cartilago.

Pada kaki banyak terdapat persendian, sehingga memungkinkan kaki dapat berjalan, menyesuaikan bermacam-macam permukaan dan tampak lentur atau mengeper.

4 Active exercise

Merupakan gerakan yang dilakukan oleh otot-otot anggota tubuh itu sendiri. Gerak dalam mekanisme pengurangan nyeri dapat terjadi secara reflek dan disadari. Gerak yang dilakukan secara sadar dengan perlahan dan berusaha hingga mencapai lingkup gerak penuh dan diikuti rileksasi otot akan menghasilkan penurunan nyeri. Mekanisme gerak yang disadari dalam penurunan nyeri adalah bahwa perananan muscle spindle sangat penting dalam mekanisme ini, sama pentingnya dalam penurunan nyeri dengan menggunakan gerakan pasif. Untuk menekankan pentingnya system eferen gamma, eferen gamma adalah suatu serabut saraf kecil yang bertugas merangsang ujung-ujung serabut intrafusal agar daerah sentral berkontraksi. Orang perlu menyadari bahwa 31 persen dari semua serabut saraf motorik ke otot merupakan serabut eferen gamma, bukannya serabut motorik besar jenis A alfa. Bila sinyal dikirimkan dari korteks motorik atau dari daerah otak lain apapun ke motoneuron gamma hampir selalu terangsang pada saat bersamaan. Ini menyebabkan serabut otot ekstrafusal dan intrafusal berkontraksi pada saat yang sama.

Tujuan mengkontraksikan serabut muscle spindle pada saat bersamaan dengan kontraksi serabut otot rangka besar mungkin ada dua macam :

(1) mencegah muscle spindle menentang kontraksi otot,

(2) mempertahankan sifat responsif muscle spindle terhadap peredaman dan beban yang tepat dengan tidak menghiraukan perubahan panjang otot.

Dengan bekerjanya muscle spindle secara sadar dan optimal maka dengan mekanisme adaptasi dan rileksasi akan menimbulkan penurunan nyeri.

Active exercise terdiri dari assisted exercise, free active exercise dan resited active exercise. Assisted exercise dapat mengurangi nyeri karena merangsang rileksasi propioseptif. Resisted active exercise dapat meningkatkan tekanan otot, dimana latihan ini akan meningkatkan rekruitment motor unit-motor unit sehingga akan semakin banyak melibatkan komponen otot yang bekerja, dapat dilakukan dengan peningkatan secara bertahap beban atau tahanan yang diberikan dengan penurunan frekuensi pengulangan. Mekanime peningkatan kekuatan otot melalui gerakan resisted active execise adalah dengan adanya irradiasi atau over flow reaction akan mempengaruhi rangsangan terhadap motor unit, motor unit merupakan suatu neuron dan group otot yang disarafinya. Komponen-komponen serabut otot akan berkontraksi bila motor unit tersebut diaktifir dengan memberikan rangsangan pada cell (AHC)nya. Jadi kekuatan kontraksi otot ditentukan motor unitnya, otot akan berkontraksi secara kuat bila otot tersebut semakin banyak menerima rangsangan motor unitnya. Karena otot terdiri dari serabut-serabut dengan motor unit yang mensyarafinya, maka kontraksi otot secara keseluruhan tergantung dari jumlah motor unit yang mengaktifir otot tersebut pada saat itu. Jumlah motor unit yang besar akan menimbulkan kontraksi otot yang kuat, sedangkan kontraksi otot yang lemah hanya membutuhkan keaktifan motor unit relatif lebih sedikit.

5. Latihan jalan

Aspek terpenting pada penderita fraktur tungkai bawah adalah kemampuan berjalan ,latihan yang yang dilaksanakan adalah ambulasi non weight bearing, dengan menggunakan alat bantu berupa 2 buah kruk, caranya kedua kruk dilangkahkan kemudian diikuti kaki yang sehat sementara kaki yang sakit menggantung. Syarat berjalan dengan alat Bantu (1) Otot-otot lengan harus kuat, (2) Harus mempertahankan keseimbangan dalam posisi berdiri dengan alat bantu, (3) Bisa berdiri lama minimal 15 menit.

Penatalaksanaan fisioterapi pada fraktur dengan pemasangan illizarov

Ilizarov, Bone lengthening, Bone distraction osteogenesis atau Callotaxis adalah suatu istilah yang sama dalam program pemanjangan tulang. Ilizarov dikembangkan pertama kali oleh seorang dari Siberia Rusia yang bernama Gabriel Abramovich Ilizarov. Ilizarov adalah suatu alat eksternal fiksasi yang berfungsi untuk menjaga agar tidak terjadi pergeseran tulang dan untuk membantu dalam proses pemanjangan tulang (Ismail Maryanto, 2003).

Indikasi pemasangan Ilizarov : (1) Menyamakan panjang lengan atau tungkai yang tidak sama, (2) Menyamakan dan menumbuhkan daerah tulang yang hilang akibat patah tulang terbuka yang hilang, (3) Membuang tulang yang infeksi dan diisi dengan cara menumbuhkan tulang yang sehat, (4) Menambah tinggi badan,baca selengkapnya.

Kontra indikasi pemasangan Ilizarov : (1) Open fraktur dengan soft tissue yang perlu penanganan lanjut yang lebih baik bila dipasang single planar fiksator, (2) Fraktur intra artikuler yang perlu ORIF, (3) Simple fraktur (bisa dengan pemasangan plate and screw nail wire), (3) Fraktur pada anak (fresh).

Prosedur pemutaran Ilizarov : (1) Pada rod (batang berulir) diameter 8 mm pemutaran penuh satu lingkaran (360) setara dengan pergerakan 1,2 mm,(2) Pada rod 6 mm setara dengan 1 mm, (3) Proses pemanjangan tulang dalam sehari maksimal 1 mm dan dibagi dalam beberapa kali siklus pemutaran.

Kekurangan dari system Ilizarov adalah (1) Waktu operasi lama, (2) Perawatan lama perlu kerja sama yang baik dengan pasien, (3) Nyeri, (4) Potensial terjadi gangguan neurovaskuler, (5) Penderita harus kontrol secara teratur, (6) Siap secara psikologis bagi pemakainya, (7) Kaku Sendi.

RADIOLOGI DIAGNOSTIK

Fraktur

Bila secara klinis ada atau diduga ada fraktur, maka harus dibuat 2 foto tulang yang bersangkutan. Sebaiknya dibuat foto anteroposterior (AP) dan lateral. Bila kedua proyeksi ini tidak dapat dibuat karena keadaan pasien yang tidak mengizinkan, maka dibuat 2 proyeksi yang tegak lurus satu sama lain.

Bila hanya 1 proyeksi yang dibuat, ada kemungkinan fraktur tidak dapat dilihat. Kadang diperlukan proyeksi khusus, misalnya proyeksi aksial, bila ada fraktur pada femur proksimal atau humerus proksimal.

Hal-hal yang Harus Diperhatikan Pada Pemeriksaan Foto Roentgen

Ada atau tidak fraktur

Lokasi

Tipe / jenis fraktur dan kedudukan fragmen

Struktur tulang ( biasa, patologik)

Bila dekat / pada persendian

Ada atau tidak dislokasi

Ada atau tidak fraktur epifisis

Adakah pelebaran sela sendi karena efusi ke dalam rongga sendi

Pemeriksaan Radiologik Selanjutnya

Yaitu untuk kontrol :

Segera setelah reposisi untuk menilai kedudukan fragmen. Bila dilakukan reposisi terbuka perlu diperhatikan kedudukan pen intramedular ( kadang-kadang pen menembus tulang ), plate dan screw (kadang-kadang screw lepas).

Pemeriksaan periodik untuk menilai penyembuhan fraktur Pembentukan callus

Konsolidasi

Remodelling ; terutama pada anak-anak

Adanya komplikasi

Komplikasi Pada Fraktur yang Dapat Dilihat Pada Foto Roentgen

Adalah :

Osteomielitis : terutama pada fraktur terbuka

Nekrosis avaskular : hilangnya atau terputusnya supply darah pada suatu bagian tulang sehingga menyebabkan kematian tulang tersebut. Sesuai dengan anatomi avaskular tersebut, maka nekrosis avaskular pascatrauma sering terjadi pada kaput femoris yaitu pada fraktur kolum femoris, pada navikulare manus, dan talus.

Non-union : biasanya karena immobilisasi tidak sempurna. Juga bila ada interposisi jaringan di antara fragmen-fragmen tulang. Radiologis terlihat adanya sklerosis pada ujung-ujung fragmen sekitar fraktur dan garis patah menetap.

Delayed-union : umumnya terjadi pada :

Orang-orang tua karena aktivitas osteoblas menurun

Distraksi fragmen-fragmen tulang karena reposisi kurang baik, misalnya traksi terlalu kuat atau fiksasi internal kurang baik

Defisiensi vitamin C dan D

Fraktur patologik (fraktur yang terjadi pada tulang yang sebelumnya telah mengalami proses patologik, misalnya tumor tulang primer)

Adanya infeksi

Mal-union : disebabkan oleh reposisi fraktur yang kurang baik, timbul deormitas tulang Atrofi Sudeck : suatu komplikasi yang relatif jarang pada fraktur ekstremitas, yaitu adanya disuse osteoporosis yang berat pada tulang distal dan fraktur disertai pembengkakan jaringan lunak dan rasa nyeri.Fraktur dan Dislokasi Pada Sendi Panggul dan Femur

Dislokasi sendi panggul

Dislokasi posterior : paling sering Dislokasi anterior : jarang, akibat abduksi berlebihan

Dislokasi sentral : dengan fraktur asetabulum Fraktur dislokasi sendi panggul

Fraktur asetabulum dibagi dalam 4 tipe, yaitu :

1. fraktur rima posterior

2. fraktur pars ilio-iskial

3. fraktur transversal

4. fraktur pars ilio-pubuk

Kaput femoris cenderung mengalami subluksasi atau dislokasi pada masing-masing tipe ini.

Fraktur Kollum Femoris

Terutama pada orang-orang tua dan yang tulangnya porotik. Bila fraktur intrakapsuler, hal ini sering mengakibatkan nekrosis avaskular kaput femur karena terputusnya aliran darah ke kaput femur. Pembentukan kallus pada fraktur kollum femur biasanya sedikit. Penentuan konsolidasi terutama didasarkan adanya kontinuitas trabekula melalui garis fraktur.

Fraktur dan Dislokasi Pada Lutut dan Tungkai BawahFraktur Patella

fraktur kominutiva : disebabkan trauma langsung fraktur transversal : biasanya disebabkan kontraksi otot kwadriseps femoris fraktur vertikal : kadang-kadang hanya dapat dilihat pada foto aksialfraktur suprakondiler femur

Bila fraktur kominutiva, garis fraktur dapat menuju sendi di daerah interkondiler.

Fraktur tibia proksimal

fraktur kondilus medial atau lateral tibia (tibial plateau fracture) fraktur avulsi dari eminensia interkondiloidea, biasanya dengan ruptur ligamen krusiatum anteriorFraktur dan Dislokasi Pada Pergelangan KakiBanyak fraktur disertai subluksasi atau dislokasi dan dikenal sebagai fraktur Pott (Pott Fracture). Klasifikasi menurut Lauge-Hansen :

tipe adduksi

tipe adduksi dan rotasi eksternal

tipe abduksi

tipe abduksi dan rotasi eksternal

tipe kompresi vertikal

Paling sering tipe abduksi dengan rotasi eksternal. Biasanya, beratnya kelainan pada sendi dinyatakan dalam derajat I, II, III sesuai fraktur pada maleolus, termasuk bagian posterior tibia yang dianggap sebagai maleolus posterior. Jadi pada derajat I hanya terdapat fraktur pada satu maleolus ; derajat II fraktur pada kedua maleolus dan seterusnya.

Daftar Pustaka

Appley,A.G and Louis Solomon.(1995).Terjemahan Ortopedi dan Fraktur Sistem Appley ( edisi ke7).Widya Medika.

Chusid, J.G.(1993).Neuroanatomi Korelatif dan Neurologi Fungsional (edisi empat).Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Gerhardt, j. John and Russe, A. Cotto.(1995). International SFTR Method of Measuring and Recording Joint Motion. Stugart : Hans huber Publiser.

Guyton & Hall, Textbook of Medical Physiology, available in server.fkunram.edu/fisiologi

Hassenkam ,Marie.(1999). Soft Tissue Injuries. In Atkinson Karen, et.all.Physioterapi in Orthopaedic.Philadelpia : F.A davis Company.

Kenneth S. Saladin. 2007. Anatomy & Physiology, the Unity of Form and Function. Fourth Edition. available in server.fkunram.edu/anatomi fisiologi

Keith L. Moore, Athur F. Dalley. 5thEd. 2006.Clinically Oriented Anatomy.

Kisner,Carolyn and Lynn Colby. (1996). Therapeutic Exercise Foundation and Techniques ( third edition). Philadelphia : F.A Davis Company.

Kumar, et. All. (1992). Basic Pathology (fifth edition). Philadelpia :W. B Saunder Company.

Lachmann, Sylvia. (1988). Soft Tissue Injuries in Sport. London : Blackwell scientific Publication.

Leeson dan Leeson. 2000. Buku Ajar Histologi. Penerbit EGC : JakartaMc Rae,Ronald. (1994) . Practical Fracture Treatment ( third edition). Hongkong.

Murray, Robert K, Granner, Daryl K, etc, 2007 Biokimia Harper. Penerbit EGC, Jakarta

Norkin,C.Chynthia and D. Joice White. (1995). Measurement of Joint Motion a Guide to Goniometry ( second edition). Philadelphia : F.A Davis Company.

Rasjad, Chairuddin. 2007. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Yarsit Watampone, Jakarta

Robbins and Cotranz. 2005. Bone, Joint and Soft Tissue in Pathologic Basic of Disease, 2nd ed. Elsevier Sanders.

Seeley, Stephens,Tate, 2004, Anatomy and Physiology,Sixth Edition, The McGrawHill Companies, available in server.fkunram.edu/anatomy fisiologi.

Sjamsuhidayat. 2003. Ilmu Bedah. EGC, Jakarta

Springfield, D.2005. Orthopaedies. in Schwartzs Principle of Surgery. *th ed. McGrawHillSobotta. 2005. Atlas Anatomy Manusia ed 25, EGC Jakarta

Fotomikrograf Serat-serat Otot Lurik - Potongan Melintang

Foto Mikrograf Otot Skeletal

Berkas-berkas Miofibril

Serat-serat Otot lurik

Fotomikrograf Serat-serat Otot Lurik - Potongan Memanjang

Potongan Melintang Serat-serat Otot Jantung

Mikrograf Elektron OtotJantung

Serat-serat Otot Polos

PAGE 9