View
247
Download
101
Embed Size (px)
DESCRIPTION
asoy
Citation preview
Praktikum Pendugaan Produktivitas Primer dan Sekunder Dengan Enumerasi
Fitoplankton dan Zooplankton
BAB 1PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekosistem merupakan hubungan antara makhluk hidup dan makhluk tak
hidup yang saling berhubungan pada waktu dan tempat yang sama, seperti namanya
Ekosistem perairan berarti hubungan makhluk hidup perairan, seperti ikan, buaya dan
lainnya dengan makhluk tak hidup, misal batu, air, udara dan lainnya. kosistem
perairan (akuatik) sebagian besar komponen biotik dan abiotiknya berada di air.
Ekosistem perairan dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu sebagai berikut.
Plankton, Nekton, Neuston, Bentos dan Perifiton.
Interaksi dalam ekosistem didasari adanya hubungan saling membutuhkan
antara sesama makhluk hidup dan adanya eksploitasi lingkungan abiotik untuk
kebutuhan dasar hidup bagi makhluk hidup. Jika dilihat dari aspek kebutuhannya,
sesungguhnya interaksi bagi makhluk hidup umumnya merupakan upaya
mendapatkan energi bagi kelangsungan hidupnya yang meliputi pertumbuhan,
pemeliharaan, reproduksi dan pergerakan.
Keberlangsungan tersebut membuat setiap individu berjuang untuk dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sehingga mereka memproduksi segala hal
yang mereka butuhkan dalam melangsungkan hidupnya, yang akhirnya menghasilkan
produktivitas primer. Perlu adanya pengukuran terhadap produktivitas primer di suatu
perairan, Suatu analisis ini Sangat penting untuk mengetahui jumlah mikroorganisme
yang ada pada suatu sampel tertentu mengandung banyak mikroorganisme atau
sebaliknya (Ferdiaz, 1992).
Analisis kualitatif atau biasa disebut dengan enumerasi mikroorganisme
dalam hal ini dapat dilakukan baik dengan perhitungan langsung terhadap suatu
sampel yaitu salah satunya dengan alat bantu mikroskop, maupun dengan cara tidak
langsung yaitu dengan beberapa metode perhitungan (Gobel, 2008).
1.1 Tujuan Praktikum
Tujuan pada praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis, jumlah, dan indeks
diversitas fitoplankton sebagai salah satu penduga produktivitas primer perairan, dan
untuk mengetahui jumlah fitoplankton dalam suatu perairan.
1.2 Manfaat Praktikum
Manfaat pada praktikum ini adalah agar dapat mengetahui perhitungan pada
faktor pengali, kelimpahan dan indeks diversitas pada fitoplankton yang
teridentifikasi.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Enumerasi
Enumerasiadalah suatu perhitungan jumlah mikroba/ mikroorganisme yang
terkandung di dalam suatu sampel (Kawuri dkk., 2007). Pertumbuhan
mikroorganisme dapat diukur berdasarkan konsentrasi sel ataupun berat kering sel.
Kedua parameter ini tidak selalu sama karena berat kering sel rata-rata bervariasi
pada tahap berlainan dalam pertumbuhan kultur (Pratiwi, 2008). Tersedia berbagai
metode untuk mengukur/menduga produktivitas primer yang berasal dari plankton.
Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, diantaranya yaitu enumerasi.
Enumerasi meupakan metode yang paling sederhana, yaitu dengan cara menghitung
jumlah fitoplankton yang terdapat disuatu ekosistem perairan. Satuan yang biasa
digunakan untuk menggambarkannya adalah individu/L atau individu/m³ atau sel/L
atau sel/m³. Metode enumerasi sedikitnya dikenal dengan dua metode enumerasi
yaitu:
Sedgwick – Rafter Method (SR). Dinamai demikian sesuai dengan nama
penemu metode ini yaitu Sedgwick dan Rafter
Palmer-Maloney (PM). Sama halnya dengan metode pertama metode
inipun dinamai demikian karena sesuai dengan penemunya,byaitu Palmer
dan Maloney.
Adapun analisis data setelah melakukan metode enumerasi dengan
menentukan komunitas kondisi plankton disuatu perairan digunakan rumus :
1. Indeks diversitas: untuk mengetahui keragaman taksa biota perairan. Nilai
indeks makin tinggi, berarti komunitas plakton di perairan tersebut semakin
beragam dan tidak mendominasi. Indekd diversitas berdasarkan rumus
Shanon & Wiener dan indeks diversitas Simpson.
a. Indeks Diversitas Shanon – Wiener.
H = -∑ Pi ln Pi
b. Indeks Diversitas Simson.
D = 1 -∑ (Pi)2
Keterangan :
H = indeks diversitas Shanon –Wiener.
D = Indeks Diversitas Simson .
ni = Jumlah sel/ ekor dari taksa biota i
Pi = Proporsi jumlah individu dala satu spesies di bagi dengan jumlah total
individu.
2. Kelimpahan
Jumlah seluruh individu yang teridentifikasi x Faktor pengali
3. Faktor pengali
Volume terkonsentrasiVolume yangdihitung
× 1literVolume yang disaring
2.2 Definisi Fitoplankton
Menurut Arinardi, dkk (2000) fitoplankton merupakan nama untuk plankton
tumbuhan atau plankton nabati. Menurut Boney (2002) biota fitoplankton adalah
tanaman yang diklasifikasikan ke dalam kelas alga. Ukurannya sangat kecil, tak
dapat dilihat dengan mata telanjang. Ukuran yang paling umum berkisar antara 2 –
200 mikro meter (1 mikro meter = 0,001 mm). Fitoplankton umumnya berupa
individu bersel tunggal, tetapi ada juga yang membentuk rantai. Fitoplankton adalah
sekelompok dari biota tumbuh-tumbuhan autotrof, Autotrof adalah organisme yang
mampu menyediakan / mensintesis makanan sendiri dalam bentuk bahan organik dari
bahan anorganik dengan pasokan energi seperti matahari dan kimia. Autotrof
komponen berfungsi sebagai produser yang mempunyai klorofil dan pigmen lainnya
di dalam selnya dan mampu untuk menyerap energi radiasi dan CO2 untuk
melakukan fotosintesis. Biota tersebut mampu mensintesis bahan-bahan anorganik
untuk dirubah menjadi bahan organik (yang terpenting yaitu karbohidrat) (Zhong,
1989).
Seluruh plankton dari golongan fitoplankton memiliki warna, dimana sebagian
berwarna hijau karena mengandung berbagai jenis pigmen klorofil, yaitu klorofil –a
sampai klorofil –d. Meskipun demikian, penamaan atau penggolongan algae
berdasarkan kepada dasar warna, meskipun kandungan pigmen terdiri dari beberapa
pigmen (Sachlan, 1982).
Nama fitoplankton yang diambil Yunani, phyton atau "tanaman" dan πλαγκτος
("planktos"), yang berarti "pengembara" atau "bunga". Sebagian besar fitoplankton
berukuran terlalu kecil untuk dilihat dengan mata. Namun, ketika dalam jumlah besar,
mereka dapat muncul sebagai warna hijau di air karena mereka mengandung klorofil
dalam sel mereka (walaupun warna sebenarnya dapat bervariasi untuk setiap spesies
fitoplankton sebagai klorofil yang berbeda atau memiliki pigmen tambahan seperti
phycobiliprotein).
Fitoplankton dicirikan dengan pigmen yang berkaitan dengan proses
fotosintesa. Selanjutnya proses fotosintesa yang dilakukan oleh algae berkaitan
dengan klorofil a (kecuali pada alga hijau biru), dimana pigmen tersebut merupakan
sel organ kloroplas. Pigmen yang terdapat dalam kloroplas tersebut digunakan
sebagai kriteria untuk mengelompokkan alga ke dalam kelas (Bold dan Wynne,
1985).
Fitoplankton terdapat berbagai ukuran , yaitu besar dan kecil. Fitoplankton
besar biasanya tertangkap oleh jaringan plankton yang terdiri dari dua kelompok
besar, yaitu diatom dan dinoflagellata. Diatom mudah dibedakan dari dinoflagellata
karena bentuknya seperti kotak gelas yang unik dan tidak memiliki barang-barang
gerak. Dalam proses reproduksi diatom masing-masing akan membagi diri menjadi
dua. Satu setengah dari kehidupan diatom akan menempati katup atas (epiteka) dan
bagian kedua akan menempati katup rendah (hipoteka). Sementara kelompok utama
kedua adalah ditandai dengan sepasang flagella dinoflagellata yang digunakan untuk
memindahkan air. Beberapa dinoflagellata seperti Nocticula mampu menghasilkan
cahaya melalui proses bioluminesens (Nybakken, 1992).
Anggota fitoplankton yang merupakan minoritas adalah berbagai ganggang
hijau biru (Cyanophyceae), kokolitofor (Coccolithophoridae, Haptophyceae), dan
silicoflagellata (Dictyochaceae, Chrysophyceae). Kelautan Cyanophyceae hanya
ditemukan di laut tropis dan visual membuat membentuk suka "karpet" filamen dan
dapat colorious air (Nybakken, 1992). Sayuran plankton disebut fitoplankton, adalah
tanaman yang hidupnya mengapung atau hanyut di laut. Ukurannya sangat kecil
unvisible oleh mata. Umumnya, ukuran fitoplankton 200-200 um (1 pM = 0,001
milimeter).
Fitoplankton hanya dapat ditemukan di lapisan permukaan karena persyaratan
hidupnya di tempat-tempat yang memiliki cukup sinar matahari untuk fotosintesis.
Mereka akan lebih menonjol di tempat-tempat yang terletak di landas kontinen dan
sepanjang pantai di mana ada proses upwelling. Daerah ini kaya akan bahan organik
biasanya cukup.
2.3 Definisi Zooplankton
Zooplankton, juga disebut plankton hewan, adalah hewan yang hidupnya
mengambang, atau mengambang di laut. Kemampuan berenang sangat terbatas
hingga keberadaannya sangat ditentukan mana arus membawanya. Zooplankton
adalah heterotrofik, yang berarti tidak dapat menghasilkan sendiri bahan organik dari
bahan anorganik. Oleh karena itu, untuk bertahan hidup, dia sangat tergantung pada
bahan organik dari fitoplankton untuk makanan. Jadi, zooplanktonis lebih sebagai
konsumen bahan organik.
Istilah plankton berasal dari kata Yunani yang berarti pengembara. Plankton
hidupnya mengapung atau melayang dan daya geraknya tergantung dari pergerakan
arus atau pergerakan air. Plankton dibagi dalam dua golongan besar yaitu
fitoplankton (plakton tumbuhan atau nabati) dan zooplankton (plankton hewani)
(Arinardi et,al. 1994).
Zooplankton atau plankton hewani merupakan suatu organisme yang berukuran
kecil yang hidupnya terombang-ambing oleh arus di lautan bebas yang hidupnya
sebagai hewan. Zooplankton sebenarnya termasuk golongan hewan perenang aktif,
yang dapat mengadakan migrasi secara vertikal pada beberapa lapisan perairan, tetapi
kekuatan berenang mereka adalah sangat kecil jika dibandingkan dengan kuatnya
gerakan arus itu sendiri (Hutabarat dan Evans, 1986).
Yang paling umum kelompok copepoda zooplankton, eufausid, misid (mysid),
amfipod (amphipod). Zooplankton dapat ditemukan mulai dari perairan pantai,
perairan muara sungai, di depan muara sampai ke perairan di tengah laut, dari lautan
tropis ke perairan kutub.
Zooplankton yang hidup di permukaan dan beberapa hidup di air dalam. Ada
juga dapat melakukan migrasi vertikal harian di lapisan permukaan. Hampir dari
semua hewan yang bisa berenang bebas (nekton) atau yang hidup pada awal
(benthos) kehidupan dasar laut sebagai zooplankton saat masih telur dan larva.
Beberapa hari ke depan, menuju dewasa, sifat dari kehidupan asli sebagai plankton
atau bentos nekton
Berdasarkan siklus hidupnya zooplankton dapat dibedakan menjadi dua
golongan, yaitu sebagai meroplankton dan holoplankton banyak jenis hewan yang
menghabiskan sebagian hidupnya sebagai plankton, khususnya pada tingkat larva.
Plankton kelompok ini disebut meroplankton atau plankton sementara. Sedangkan
holoplankton atau plankton tetap, yaitu biota yang sepanjang hidupnya sebagai
plankton. (Raymont, 1983; Omori dan Ikeda, 1984; Arinardi et al.,1994, 1996).
Meroplankton terdiri atas larva dari Filum Annelida, Moluska, Byrozoa,
Echinodermata, Coelenterata atau planula Cnidaria, berbagai macam Nauplius dan
zoea sebagai Artrhopoda yang hidup di dasar, juga telur dan tahap larva kebanyakan
ikan. Sedangkan yang termasuk holoplankton antara lain : Filum Artrhopoda terutama
Subkelas Copepoda, Chaetognata, Chordata kelas Appendiculata, Ctenophora,
Protozoa, Annelida Ordo Tomopteridae dan sebagian Moluska (Newell dan Newell,
1977; Raymont, 1983; Omori dan Ikeda, 1984).
Arinardi et al., (1994) mengatakan bahwa beberapa filum hewan terwakili di
dalam kelompok zooplankton. Zooplankton terdiri dari beberapa filum hewan antara
lain :filum Protozoa, Cnidaria, Ctenophora, Annelida, Crustacea, Mollusca,
Echinodermata, dan Chordata.
Kelimpahan zooplankton pada suatu perairan dipengaruhi oleh faktor-faktor
abiotik yaitu : suhu, kecerahan, kecepatan arus, salinitas,pH, DO (Kennish, 1990;
Sumich, 1992; Romimohtarto dan Juwana, 1999). Sedangkan faktor biotik yang dapat
mempengaruhi distribusi zooplankton adalah bahan nutrien dan ketersedian makanan
(Kennish, 1990; Sumich, 1992).
BAB IIIMETODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum pendugaan produktivitas primer dan sekunder dengan enumerasi
fitoplankton dan zooplankton ini dilaksanakan pada hari Senin, 5 november 2015
pukul 08.00 – 9.30 WIB yang bertempat di Laboratorium FHA (Fisiologi Hewan
Air), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran.
3.2 Alat dan Bahan Praktikum.
3.2.1 Alat yang di gunakan
Alat yang digunakan untuk praktikum Pendugaan Produktivitas Primer dan
Sekunder Dengan Enumerasi Fitoplankton dan Zooplankton
1. Plankton net untuk menyaring sampel plankton.
2. Gayung, yang di gunakan untuk mengambil sampel air berisi plankton dari
badan air.
3. Mikroskop untuk membantu mengidentifikasi plankton yang di amati.
4. Pipet untuk mengambil sampel plankton dari botol sampel dan memindahkan
ke counting chamber.
5. Counting chamber untuk menempatkan sampel plankton yang akan di
identifikasi dan di hitung.
6. Cover glass untuk menutup counting chamber dan berfungsi untuk
mengurangi penguapan sampel fitoplankton dari counting chamber.
7. Botol sampel untuk menyimpan sampel plankton.
3.2.2 Bahan yang digunakan
Bahan yang digunakan untuk praktikum Pendugaan Produktivitas Primer dan
Sekunder Dengan Enumerasi Fitoplankton dan Zooplankton
1. Sampel fitoplankton dan zooplankton sebagai bahan uji
2. Larutan lugol 0,5% atau formalin 4% sebagai pengawet bahan sampel
3.3 Prosedur Kerja
3.4 Analisis Data
1. Faktor pengali
Volume terk onsentrasiVolume yangdihitung
× 1literVolume yang disaring
2. Kelimpahan
Mengambil sampel plankton dari badan air dengan menggunakan gayung.
Menyaring menggunakan plankton net dan dimasukkan kedalam botol sampel dan dibawa ke laboratorium.
Sampel plankton yang di bawa dari lapangan selanjutnya diperiksa di laboratorium.
Memasukkan sampel air kedalam counting chamber dengan menggunakan pipet hingga penuh (1 ml) lalu tutup dengan cover glass.
Mengamati dibawah mikroskop, lalu mencatat jenis dan menghitung jumlahnya.
Menghitung kelimpahan dan indeks diversitasmya dengan indeks diversitas Shanon-Wiener dan indek diveritas Simpson.
Jumlah seluruh individu yang teridentifikasi x Faktor pengali
3. Indeks Diversitas Shanon-Wiener dan Indeks Diversitas Simpson.
Indeks Diversitas Shanon – Wiener.
H = -∑ Pi ln Pi
Indeks Diversitas Simpson.
D = 1 -∑ (Pi)2
Keterangan :
H = indeks diversitas Shanon –Wiener.
D = Indeks Diversitas Simson .
ni = jumlah sel/ ekor dari taksa biota i
Pi = Proporsi jumlah individu dala satu spesies di bagi dengan jumlah total individu.
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pada praktikum Pendugaan Produktivitas Primer dengan Enumerasi
Fitoplankton, kelompok kami melakukan penghitungan enumerasi fitoplankton dan
zooplankton. Berikut hasil data kelompok 17 :
4.1.1 Hasil Data Enumerasi Fitoplankton dan Zooplakton
Tabel 1. Tabulasi Data Hasil Pengamatan Fitoplankton
Fitoplankton Jumlah
Microcystis sp 368
218
30
Cholorella sp
Scedesmus sp
Jumlah Keseluruhan 616
Tabel 2. Tabulasi Data Hasil Pengamatan Zooplankton
Zooplankton Jumlah
Daphnia sp 2
1
1
Nabella Tubulata sp
Branchionus sp
Epitylis sp 1
Jumlah Keseluruhan 5
4.2 Pembahasan
Fitoplankton merupakan produsen primer di suatu ekosistem. Untuk
mengetahui tingkat produktivitas fitoplankton maka dilakukan perhitungan
enumerasi. Enumerasi merupakan salah satu cara untuk menghitung kelimpahan
plankton.
Bedasarkan hasil data dan pengolahan data yang telah dilakukan oleh kelompok
17 pada spesies fitoplankton di suatu perairan maka diperoleh jumlah fitoplankton
yang ditemukan sekitar 616 organisme dengan kelimpahan fitoplankton
1026,67 individu /l . Nilai ini menunjukkan perairan tersebut kaya akan nutrient dan
perairan. Hal ini dapat terjadi karena daerah perairan tersebut berada di daerah
tropis(daerah yang sering disinari matahari). Kondisi perairan yang tidak terlalu
dalam sehingga cahaya matahari dapat masuk. Selain itu, perairan tersebut kaya akan
bahan-bahan organik dan anorganik yang menjadi sumber makanan bagi
Phytoplankton. Jenis-jenis phytoplankton yang ditemukan pada perairan tersebut
terdiri dari Daphnia sp, Nabella Tubulata sp, Branchionus sp, Epitylis sp. Dengan
banyaknya ditemukan jenis-jenis fitoplankton maka perairan tersebut merupakan
daerah perairan dengan produktivitas tinggi.
Sedangkan hasil data dan pengolahan data yang telah dilakukan oleh kelompok
17 pada spesies zooplankton maka diperoleh jumlah zooplankton yang ditemukan
sekitar 5 organisme dengan kelimpahan fitoplankton 8,35 individu /l. Hal ini
berbanding terbalik dengan spesies fitoplankton, Hal ini dapat terjadi karena daerah
perairan tersebut tidak menunjang kehidupan dari zooplankton. Jenis-jenis
zooplankton yang ditemukan pada perairan tersebut terdiri dari Daphnia sp, Tubulata
sp, Branchionus sp, Epitylis sp. Keragaman spesies merupakan ekspresi yang
menunjukkan jumlah individu dalam suatu spesies dibandingkan dengan jumlah total
dari seluruh spesies. Bedasarkan perhitungan indeks Shannon-Wiener menunjukkan
jumlah dari genus Daphnia merupakan genus yang memiliki jumlah spesies yang
paling banyak di antara Zooplankton yang lain. Menurut Zahidah dkk. (2012), bahwa
tingginya kepadatan populasi Daphnia sp saat mencapai puncak populasi
menunjukkan bahwa populasi tersebut memiliki laju pertumbuhan yang lebih tinggi
dibandingkan laju mortalitasnya. Hasil ini dapat dipengaruhi oleh suhu, pH, oksigen
terlarut, nitrat, dan senyawa-senyawa organik maupun anorganik di perairan sehingga
dapat ditarik kesimpulan daphnia sp ini cocok berkembang biak dengan perairan ini
sehingga di dapat kelimpahannya lebih dari spesies.
4.2 1 Kelimpahan Fitoplankton dan Zooplankton
a) Kelimpahan Fitoplankton
faktor pengali=50 ml2 ml
x 1l15l
=53
Kelimpahan fitoplakton= 50 ml3x 1ml
x 1 l10 l
x616=1026,67 individu /l
b) Kelimpahan Zooplakton
faktor pengali=50 ml2 ml
x 1l15l
=53
kelimpa han zooplakton= 50 ml3 x1 ml
x 1 l10 l
x 5=8,35 individu /l
4.2 2 Indeks Diversitas Shannon- Wiener Fitoplankton dan Zooplankton
a. Indeks Diversitas Shannon- Wiener Fitoplankton
Micrcystis sp : H=−368616
∈368616
¿−0,59∈0,59
= 0,31
Cholorella sp : H=−218616
∈218616
¿−0,33∈0,33
= 0,36
Scedesmus sp : H=−30616
∈ 30616
¿−0,048∈0,048
= 0,145
H total=0,31+0,36+0,145=0,815
Jika nilai H’>3 maka artinya adalah stabilitas komunitas biota dalam kondisi
prima (stabil) atau dapat pula diartikan kualitas air bersih.
b. Indeks Diversitas Shannon- Wiener Zooplankton
Daphnia sp : H=−, 25
∈ ,25
¿−0,4∈0,4
= 0,36
Nabella Tubulata sp : H=−15
∈15
¿−0,2∈0,2
= 0,32
Branchionus sp : H=−15
∈15
¿−0,2∈0,2
= 0,32
Epitylis sp :H=−15
∈15
¿−0,2∈0,2
= 0,32
H total=0,36+0,32+0,32+0,32=1.32
Jika nilai H’>3 maka artinya adalah stabilitas komunitas biota dalam kondisi
prima (stabil) atau dapat pula diartikan kualitas air bersih.
4.2 3 Indeks Diversitas Simpson Fitoplankton dan Zoopalnkton
a) Indeks Diversitas Simpson Fitoplankton
ρi Micrcystis sp=( 368616
) ²
ρiCholorella sp=(218616
) ²
ρi Scedesmus sp=( 30616
) ²
Maka nilai indeks deversitas shimpson adalah 0.4833
D=1−Σ ( ρi )2=1−0. 4833=0 . 5167
Jadi nilai D yang di dapat 0.5167 maka nilai tersebut di bawah 0.5 yang artinya
tidak ada dominasi dari satu atau beberapa spesies.
b) Indeks Diversitas Simpson zooplankton
ρi Daphnia sp=( 25) ²
ρi NabellaTubulata sp=( 15) ²
pi Branchionus sp=( 15) ²
p i Epitylis sp sp=( 15) ²
Maka nilai indeks deversitas shimpson adalah 0.28
D=1−Σ ( ρi )2=1−0.28=0 .72
Jadi nilai D yang di dapat 0.5167 maka nilai tersebut di bawah 0.5 yang artinya
tidak ada dominasi dari satu atau beberapa spesies.
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum pendugaan
produktivitas primer dan sekunder dengan enumerasi fitoplankton dan zooplankton,
diantaranya :
Fitoplankton mendominasi karena sebagai produsen primer dan awal mata rantai
dalam jaring makanan menyebabkan fitoplankton sering dijadikan skala ukuran
kesuburan suatu perairan.
Phytoplankton yang ditemukan pada perairan tersebut terdiri dari Daphnia sp,
Nabella Tubulata sp, Branchionus sp, Epitylis sp.
Zooplankton yang ditemukan pada perairan tersebut terdiri dari Daphnia sp,
Tubulata sp, Branchionus sp, Epitylis sp.
Senyawa fisik maupun kimia seperti, suhu, pH, oksigen terlarut, nitrat,kecepatan
arus di perairan, kecerahan yang tinggi maupun rendah mempengaruhi terhadap
kelimpahan fitoplankton dan zooplankton.
Tingginya kepadatan populasi Daphnia sp saat mencapai puncak populasi
menunjukkan bahwa populasi tersebut memiliki laju pertumbuhan yang lebih
tinggi dibandingkan laju mortalitasnya.
5.2 Saran
Saran pada praktikum ini adalah dimana pada praktikum enumerasi harus
adanya perlukannya ketelitian dan kinerja yang bagus dan kerja sama antar praktikan
dalam melakukan perhitungan dan identifikasi pada mikroskop untuk mendapatkan
jenis-jenis plankton yang ada pada bahan praktikum ini,
DAFTAR PUSTAKA
Arinardi, dkk, 2000. Keragaman Fitoplankton, <www. ecoton.or.id.>: Jakarta.
Arinardi, et.al. 1994. Pengantar Tentang Plankton Serta Kisaran Kelimpahan dan Plankton Predominan di Sekitar Pulau Jawa dan Bali. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi. UPI-Jakarta. 108 hal. Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Boney, M, 2002. Fitoplankton. Sumsel. http://protist.i.hosei.ac.jp/PDB/Mastigophora /furca_3.html
Fardiaz,S., 1992. Polutan Air dan Polusi Udara , Fak, Pangan dan Gizi IPB,Bogor.
Gobel, Risco, B dkk. 2008.Mikrobiologi Umum Dalam Praktek, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Hutabarat,L.,Evans, S.M.1984. Pengantar Oceanografi.UI Press. Jakarta
Kennish, M. J., 1990. Ecology of estuaries. Vol. II. Biological aspects. CRC Pr.
Newell, G.E & Newell, R. C.1977. Marine Plankton, a Practical Guide, Fifth Edition. Hutchinson & Co (Publishers) Ltd. London
Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis. Eidman, M., Koesoebiono, D.G. Begen, M. Hutomo, dan S. Sukardjo [Penerjemah].
Terjemahan dari: Marine Biology: An Ecological Approach. PT.Gramedia. Jakarta.
LAMPIRAN
Tabel 1. Data Pengamatan Kelas Perikanan C Enumerasi Fitoplankton dan Zooplankton
KelFitoplankton Zooplankton
Jenis Jumlah Jenis Jumlah
1
Chlorella sp. 3
- -
Hydrodiction 12Phacus 1
Euglena phiridhis 3Spirullina 4Anabaena 4Cyclotella 4
2Chlorella sp. 52
Resticula sp. 3Scenedesmus sp. 9
Nitzschia sp. 10Gomphosphaeria sp. 4Dirlyosphaerium sp. 4
Euglena sp. 40Eudorina sp. 9Cyclotella sp. 3Spirulina sp. 13Distigma sp. 4
3Eudorina Wallichii 12
Rotifer citrinus 6Calothrix sp. 9Oscillatoria limnosa 4
4
Coelosphaerium dubium gronow 1
Keratella aculeate 1Phacus sp 7
Chlorella sp 6
Euglena sp 17
Nauplius sp 1Eudorina sp 3
Spirullina sp 5
Stauroneis parvulum 1
5
Euglena proxima 5
Euglena angusta 18
Euglena purpurea 3
Euglena acus 4
Euglena montanensis 24
Phacus sp. 1
Euglena haemodes 1
Coelosphaerium sp. 43
Phymatodosis
irreguralis6
Anabaena affinis 6
Scenedesmus sp. 1
6Scenedesmus sp. 6 Rotifera sp. 15
Mycrocystis sp. 17 Diurella sp. 7
Pediastrum sp. 13 Cathypna sp. 4
Pleurosigma 8 Branchiounus 2
Chlorella 22 Epistilis sp. 2
Cyclotella 2
Pleurotaenium 4
Coconeus 4
7
Chlorella sp. 34 Rotifera sp. 17Schenedesmus sp. 6 Daphnia sp. 3
Closterium sp. 4 Candona sp 1Pediastrum sp. 134
Schenadesmus sp. 3
8
Microcystis 74
Asplancha 8Chlorella 15
Pediastrum 7Scenedesmus 6Closterium 4
9
Microcystis sp. 63
Epystilis sp. 1Chlorella sp. 3Euglena sp. 10
Pediastrum duplex 6Pleurosigma 6
10
Microcystis sp 225 Euglena sp 2
Botryococcus sp 100 Cocomonas arbicularis 3
Pediastrum sp 2 Phacotus lenticularis 4
Gomphos phaetia 13
11
Microcystis sp. 164
- -Scenedesmus sp. 35
Chlorella sp. 2.336Pediastrum sp. 1
Euglena sp. 1
12Microcystis 212
Euglena 12Scenedesmus 442
Pediastrum 72Characium 4
Enchelys simplex 8Chorella 1312
13
Chlorella sp. 234 Aspandia sp. 1Microcystis sp. 170 Euglena sp. 2Anabaena sp. 98Scalatonema 38Spirulina sp. 49
14
Anabaena sp. 59Cosmarium sp. 3Chlorella sp. 258
Synedra sp. 5Schenedesmus sp. 43
Thalassozanthium sp. 1Pediastrum sp. 8
Closterium sp. 1
15
Mycrocystis sp. 49 Euglena sp 3Scenedesmus sp. 17 Epistylis sp. 7
Chlorella sp. 91Pediastrum sp. 1Hairotina sp. 1
16Microcystis sp. 704
Thecamoeba verrucosa 18Scenedesmus sp. 8
Nostoc linckia 52
17Microcystis sp. 368 Daphnia sp. 2Chlorella sp. 218 Nebelia tubulata 1
Scenedesmus sp. 30 Branchionus sp. 1
18
Microcystis sp 707
Euglena sp
2Chlorella sp 188 2
Scenedesmus sp. 25Volvox sp 13
Hyalotheca sp 3Nauptilus spTrachclomonas sp 1
Sphaerocystus 1
19Microcystissp. 319 Daphnia sp. 35Pediastrumsp. 38 Cestumsp. 11
Entrasiasp. 33 Naupliussp. 16
Lyngbiasp. 5 Undinula vulgaris 3Chlorella sp. 49Naviculasp. 29
Bacilaria paradox 3
20
Mycrocystis sp 337
Euchanis dilatata 1
Chlorella sp 709Pediastrum sp 4
Pseudotetraodon neglactum pascher 1
Scenedesmus quadicauda 5
Scenedesmus obliquus 33Trachelomonas sp 1
Tabel 2. Hasil Perhitungan faktor pengali, kelimpahan, H, dan D
Kel Faktor pengali
Fitoplankton Zooplankton
JenisKelimpahan
H D JenisKelimpahan
H D
1 1.389
Chlorella sp.
43 1.172 0.7792
Hydrodiction
PhacusEuglena phiridhisSpirullina
Anabaena
Cyclotella
2 1.39
Chlorella sp.
1.706 0.7291Resticula
sp. 0.252 0.13034
Scenedesmus sp.
Nitzschia sp.Gomphospha
eria sp.Dirlyosphaer Euglena
ium sp.
sp.
Eudorina sp.
Cyclotella sp.
Spirulina sp.
Distigma sp.
3 1.389
Eudorina Wallichii
1.01 0.61 Rotifer citrinus 0 0Calothrix sp.
Oscillatoria limnosa
4 1.38
Coelosphaerium dubium
gronow
55.2 1.583 0.74
Keratella aculeate
2.76 0.69 0.5
Phacus sp
Chlorella sp
Euglena sp
Nauplius sp
Eudorina spSpirullina spStauroneis parvulum
5 1.39
Euglena proxima
155.68 2.63 0.768
- - - -
Euglena angusta
Euglena purpurea
Euglena acus
Euglena montanensisPhacus sp.Euglena
haemodesCoelosphaeri
um sp.Phymatodosis irreguralisAnabaena
affinisScenedesmus
sp.6 Scenedesmus
sp.1.839 0.813 Rotifera
sp.1.32 0.67
Mycrocystis sp.
Diurella sp.
1275
502
Pediastrum sp.
Cathypna sp.
Pleurosigma Branchiounus
Chlorella Epistilis sp.
CyclotellaPleurotaeniu
mCoconeus
7 1.67
Chlorella sp.
301.67 0.76 0.42
Rotifera sp.
35.07 0.6 0.32
Schenedesmus sp.
Daphnia sp.
Closterium sp.
Candona sp
Pediastrum sp.
Schenadesmus sp.
8
Microcystis
180.2
1.00864 0.5438 Asplancha 13.6 0 0
Chlorella
Pediastrum
Scenedesmus
9 1.7
Microcystis sp.
150 0.95 0.22 Epystilis sp. 2 0 0
Chlorella sp.
Euglena sp.Pediastrum
duplexPleurosigma
10 1.7
Microcystis sp
556 0.649 0.437
Euglena sp
37 1.1079 0.5929
Botryococcus sp
Cocomonas
arbicularis
Pediastrum sp
Phacotus lenticulari
sGomphos phaetia
11 1.67 Microcystis sp.
4237
0.3155
0.148 - - - -
Scenedesmus sp.
Chlorella sp.
Pediastrum sp.
Euglena sp.
12 3,33
Microcystis sp.
6807
0,9797 0,0103
Euglena
67 0,6729 0,58
Scenedesmus sp.
Pediastrum sp.
Characium sp. Enchelys
simplexChorella sp.
13
Chlorella sp.
1.233 0.682
Aspandia sp. 0.64 0.44
Microcystis sp.
Euglena sp.
Anabaena sp.
Scalatonema
Spirulina sp.
14 1.66666667
Anabaena sp.
624 0.95 0.49
Cosmarium sp.
7 0.57 0.375
Chlorella sp.
Synedra sp.Schenedesmu
s sp. Thalassozanthium
sp.
Pediastrum sp.
Closterium sp.
15 1.7
Mycrocystis sp.
270 0.971 -0.324
Euglena sp
17 0.601 0.39
Scenedesmus sp.
Epistylis sp.
Chlorella sp.Pediastrum
sp.Hairotina sp.
16 1,66
Microcystis sp.
1268.24 0,075 0,151
Thecamoeba
verrucosa
29.88 0 0Scenedesmus
sp.Nostoc linckia
17 1.67 Microcystis sp.
1027
0.65 0.52 Daphnia sp.
0.72
8 1.33Chlorella sp. Nebelia
tubulata
Scenedesmus sp.
Branchionus sp.
18
Microcystis sp
1563.3 0.632 0.39
Euglena sp
6.66 0.12 0.5
Chlorella spScenedesmus
sp.Volvox sp
Hyalotheca sp
Nauptilus sp
Trachclomonas sp
Sphaerocystus
19
Microcystissp.
1.141 0.145
Daphnia sp.
1.11 0.6165
Pediastrumsp. Cestumsp.
Entrasiasp. Naupliussp.
Lyngbiasp. Undinula vulgaris
Chlorella sp.
Naviculasp.Bacilaria paradox
20 1.25
Mycrocystis sp
Euchanis dilatata
Chlorella spPediastrum
spPseudotetrao
don neglactum pascher
Scenedesmus quadicauda
Scenedesmus obliquus
Trachelomonas sp
LAMPIRAN GAMBAR
Gambar 1. Pengambilan Sampel Gambar 2. Penempatan sampel ke dalam Counting Chamber
Gambar 3. Pengamatan sampel pada Gambar 4. Pengamatan sampel pada
mikroskop mikroskop
Gambar 5. Pengamatan sampel pada mikroskop