7
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prurigo merupakan erupsi papular kronik dan rekurens. Terdapat berbagai macam prurigo, yang tersering terlihat ialah prurigo Hebra. Istilah prurigo menunjuk pada suatu lesi kulit sangat gatal yang kini belum diketahui penyebab pastinya. Penyakit ini biasanya dianggap sebagai salah satu penyakit kulit yang paling gatal dan lesinya dapat diikuti dengan timbulnya penebalan dan hiperpigmentasi pada kulit tersebut. KOCSARD pada tahun 1962 mendefinisikan prurigo papul sebagai papil yang berbentuk kubah dengan vesikel pada puncaknya. Vesikel hanya terdapat dalam waktu yang singkat saja, karena segera menghilang akibat garukan, sehingga yang tertinggal hanya papul yang berkrusta. Papul berkrusta lebih sering terlihat dibandingkan papul primer dengan puncak vesikel. Likenifikasi hanya terjadi sekunder akibat proses kronik. B. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai tugas laporan kasus pada kepaniteraan klinik departemen kulit dan kelamin RS Pelabuhan Jakarta Utara, sekaligus sebagai pertemuan ilmiah dan diskusi tentang penyakit “Prurigo”. C. Manfaat Penulisan Adapun manfaat yang dapat diambil ialah penulis dan pembaca dapat mengetahui tentang penyakit Prurigo sehingga dapat mengobati penyakit ini dengan benar.

Lapkas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sdegegsdyhdhffxfxhgrdjgfdjdjdjfdtjhdjhdje

Citation preview

Page 1: Lapkas

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Prurigo merupakan erupsi papular kronik dan rekurens. Terdapat berbagai macam prurigo, yang tersering terlihat ialah prurigo Hebra. Istilah prurigo menunjuk pada suatu lesi kulit sangat gatal yang kini belum diketahui penyebab pastinya. Penyakit ini biasanya dianggap sebagai salah satu penyakit kulit yang paling gatal dan lesinya dapat diikuti dengan timbulnya penebalan dan hiperpigmentasi pada kulit tersebut.

KOCSARD pada tahun 1962 mendefinisikan prurigo papul sebagai papil yang berbentuk kubah dengan vesikel pada puncaknya. Vesikel hanya terdapat dalam waktu yang singkat saja, karena segera menghilang akibat garukan, sehingga yang tertinggal hanya papul yang berkrusta. Papul berkrusta lebih sering terlihat dibandingkan papul primer dengan puncak vesikel. Likenifikasi hanya terjadi sekunder akibat proses kronik.

B. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai tugas laporan kasus pada kepaniteraan

klinik departemen kulit dan kelamin RS Pelabuhan Jakarta Utara, sekaligus sebagai

pertemuan ilmiah dan diskusi tentang penyakit “Prurigo”.

C. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang dapat diambil ialah penulis dan pembaca dapat mengetahui

tentang penyakit Prurigo sehingga dapat mengobati penyakit ini dengan benar.

Page 2: Lapkas

BAB II

STATUS PASIEN

A. IDENTITAS

Berikut adalah identitas dari pasien yang berobat di Poli Kulit RS Pelabuhan Jakarta

Utara :

Nama : Tn. D

Umur : 30 tahun

Jenis Kelamin : Laki – laki

Agama : Islam

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Alamat : Cilincing

Tanggal Berobat : 15 Agustus 2015

B. ANAMNESIS (Autoanamnesa) :

Keluhan Utama :

Bintik – bintik pada lengan bawah kanan-kiri, tungkai bawah kanan-kiri.

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang dengan keluhan bintik – bintik pada pada lengan dan tungkai

sejak 1 bulan yang lalu. Bintik – bintik teraba padat dan muncul sepanjang hari.

Pasien hanya meminum obat gatal. Awalnya keluhan ini muncul 3 tahun yang

lalu, lalu berobat ke rumah sakit lalu keluhan berkurang, namun akhir – akhir ini

muncul kembali. Pasien juga mengeluh gatal pada bintik – bintik ini terutama

setelah di gigit serangga contohnya nyamuk. keluhan tambahan gatal pada bintik –

bintik kemerahan.

Page 3: Lapkas

Pasien seorang karyawan dan bekerja di ruangan ber AC. Pasien selalu

mengganti pakaian jika berkeringat. Pasien juga rajin untuk mandi dan mencuci

tangan. Dan di tempat kerja, teman – temannya tidak ada yang mengalami keluhan

yang sama. Di keluarga pasien, tidak ada yang mengalami keluhan yang sama.

C. PEMERIKSAAN FISIK

Kesadaran : Composmentis

Keadaan umum : Tampak sakit ringan

Vital Sign

o Nadi : Tidak dilakukan pemeriksaan

o RR : Tidak dilakukan pemeriksaan

o Suhu : Tidak dilakukan pemeriksaan

Status Generalisata:

o Kepala : Normochepal, rambut hitam distribusi merata

o Mata : Tidak dilakukan pemeriksaan

o Hidung : Tidak dilakukan pemeriksaan

o Mulut : Tidak dilakukan pemeriksaan

o Leher : Tidak dilakukan pemeriksaan

o Thorax : Tidak dilakukan pemeriksaan

o Jantung : Tidak dilakukan pemeriksaan

o Abdomen : Tidak dilakukan pemeriksaan

o Ekstremitas : Tidak dilakukan pemeriksaan

D. STATUS DERMATOLOGIKUS

1. Tabel status dermatologis pasien

Distribusi Regional

A/R Lengan kanan – kiri, tungkai kanan - kiri

Page 4: Lapkas

LesiMultiple, Simetris bilateral, batas lesi tidak tegas dan tepi lesi

beraturan, kering.

EfloresensiPapul, eritema, skuama, likenifikasi., Hiperkeratosis, Ukuran milier

– lentikuler

E. RESUME

Pasien datang dengan keluhan bintik – bintik pada pada lengan dan tungkai sejak 1

bulan yang lalu. Bintik – bintik teraba padat dan muncul sepanjang hari. Pasien hanya

meminum obat gatal. Awalnya keluhan ini muncul 3 tahun yang lalu, lalu berobat ke

rumah sakit lalu keluhan berkurang, namun akhir – akhir ini muncul kembali. Pasien juga

mengeluh gatal pada bintik – bintik ini terutama setelah di gigit serangga contohnya

nyamuk. keluhan tambahan gatal pada bintik – bintik kemerahan.

Pasien seorang karyawan dan bekerja di ruangan ber AC. Pasien selalu mengganti

pakaian jika berkeringat. Pasien juga rajin untuk mandi dan mencuci tangan. Dan di

tempat kerja, teman – temannya tidak ada yang mengalami keluhan yang sama. Di

keluarga pasien, tidak ada yang mengalami keluhan yang sama.

Pemeriksaan Fisik : Dalam batas normal.

Stasus Dermatologikus :

Lesi : Multiple, Simetris bilateral, batas lesi tegas dan tepi lesi beraturan, kering.

Efloresensi : Papul Eritem, Skuama kasar, Hiperkeratosis, Ukuran Lentikuler.

Page 5: Lapkas

Foto Pasien saat berobat ke poli kulit RS. Pelabuhan Jakarta Utara :

Page 6: Lapkas

F. DIAGNOSA BANDING

Skabies

G. DIAGNOSA KERJA

“Prurigo”

H. RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Pemeriksaan histopatologi (biopsi kulit)