34
STATUS PASIEN I. Identitas Pasien Nama : Ny. MS Usia :55 tahun Agama :Islam Pekerjaan :Guru SD Alamat :Rawasari Suku :Jawa Medrek : 75. 85. 72 Tgl MRS :06 November 2013 II.Anamnesis Anamnesis dilakukan dengan autoanamnesis Keluhan utama : Nyeri pada bahu sebelah kiri sejak 2 bulan sebelum masuk RS Riwayat penyakit sekarang : OS merasa nyeri pada bahu sebelah kiri sejak 2 bulan SMRS. Nyeri muncul dengan spontan dirasa tajam, seperti tertusuk, hilang timbul dan menjalar dari leher sampai ke tangan kiri. Nyeri terutama bila OS mengangkat bahu atau mencoba mengangkat benda dan membaik bila tidak digunakan. Punggung dan bahu terasa kaku. Riwayat baal, kelemahan atau kesemutan pada 1

Lapkas Hnp Cervicalis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

RIFA

Citation preview

Page 1: Lapkas Hnp Cervicalis

STATUS PASIEN

I. Identitas Pasien

Nama : Ny. MS

Usia :55 tahun

Agama :Islam

Pekerjaan :Guru SD

Alamat :Rawasari

Suku :Jawa

Medrek : 75. 85. 72

Tgl MRS :06 November 2013

II. Anamnesis

Anamnesis dilakukan dengan autoanamnesis

Keluhan utama :

Nyeri pada bahu sebelah kiri sejak 2 bulan sebelum masuk RS

Riwayat penyakit sekarang :

OS merasa nyeri pada bahu sebelah kiri sejak 2 bulan SMRS. Nyeri

muncul dengan spontan dirasa tajam, seperti tertusuk, hilang timbul dan

menjalar dari leher sampai ke tangan kiri. Nyeri terutama bila OS

mengangkat bahu atau mencoba mengangkat benda dan membaik bila

tidak digunakan. Punggung dan bahu terasa kaku. Riwayat baal,

kelemahan atau kesemutan pada tangan, nyeri yang berpindah dan

demam disangkal. Riwayat jatuh dengan bahu atau punggung, menarik

benda berat sebelumnya disangkal.

Riwayat penyakit Dahulu:

Hipertensi(-), Diabetes mellitus(-), Penyakit Jantung (+)

Riwayat Penyakit Keluarga :

Riwayat Hipertensi pada keluarga (-). Osteoarthritis (-), Arthritis

rheumatoid (-)

1

Page 2: Lapkas Hnp Cervicalis

Riwayat Pengobatan :

mendapat obat untuk jantung dan pasien minum teratur

Riwayat Psikososial :

Os tidak sering berolah raga, konsumsi makanan baik banyak sayur dan

buah, jarang mengangkat benda-benda berat, sering duduk. Merokok

(-).

III. Pemeriksaan Fisik

Keadaan : Sakit Ringan

Kesadaran : Compos Mentis E4 V5 M6 : GCS: 15

Tanda-tanda Vital : :

TD : 120/80 mmHg

Pulse : 78 kali/menit (isi cukup, kuat angkat, reguler)

RR : 20 kali/ menit (reguler)

S : 36,8 C ⁰

Status Generalis

Mata : konjungtiva anemis(-),sclera ikterik(-).

Mulut : lembab, stomatitis (-)

Leher : pembesaran KGB (-), JVP normal

Thorax : bentuk dan pergerakan dada simetris

Pulmo : vesikuler,wheezing -/-, rhonki -/-

Cor : BJ I, II murni reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen : datar, rata, BU (+) Normal

Ekstremitas :edema (-), akral hangat, sianosis (-).

Status Neurologis

Saraf Kranial

Nervus Pemeriksaan Dextra Sinistra

I (olfaktorius) Daya pembau Normosmia Normosmia

II (ophtalmikus) Penglihatan

Lapang pandang

Reflek Cahaya

Emetrop

Baik

+

Emetrop

Baik

+

III (Occulomotor) Ptosis - -

2

Page 3: Lapkas Hnp Cervicalis

IV (trochlear)

VI (abdusens)

Gerak bola mata

Pupil

diplopia

Baik

Isokor, ukuran

2mm

-

Baik

Isokor, ukuran

2mm

-

V (Trigeminal) Kekuatan

menggigit

Membuka rahang

Chvostek sign

Sensibilitas

Baik

Baik

-

Baik

Baik

Baik

-

Baik

VII (fascial) M.frontalis

M. Orbikulari

okuli

M. Buccinator

M. Orbikularis

oris

M. Platisma

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

VIII (akustikus) Tes Rinne

Tes Weber

Tes Schwabach

Tidak dinilai

Tidak dinilai

Tidak dinilai

Tidak dinilai

Tidak dinilai

Tidak dinilai

Nervus IX

(Glossopharingeus)

, X (vagus)

Uvula

Daya kecap

Refleks muntah

Suara

Menggembungka

n pipi

Refleks menelan

Simetris

+

+

+

+

+

XI (aksesorius) M.Sterno

kleidomastoideus

M.Trapezius

Tidak dapat

dinilai

Tidak dapat

dinilai

Tidak dapat

dinilai

Tidak dapat

dinilai

XII (hipoglossus) Atrofi lidah - -

3

Page 4: Lapkas Hnp Cervicalis

Lidah mencong - -

Motorik

555 555

555 555

Sensori

+ +

+ +

Reflek Fisiologi

Refleks fisiologis Dextra Sinistra

Triseps + +

Biseps + +

Patella + +

Achilles + +

Reflek Patologis

Refleks patologis Dextra Sinistra

Babinski - -

Chaddock - -

Oppenheim - -

Gordon - -

Kaku kuduk + +

Kernig sign - -

Refleks meninges

Brudzinsky I -

Brudzinsky II -

Lasegue sign -

Keseimbangan dan koordinasi

Romberg sign Tidak dilakukan

4

Page 5: Lapkas Hnp Cervicalis

Fukuda Tidak dilakukan

Jari ke jari Baik

Jari ke hidung Baik

IV. Resume

OS, wanita, 55 tahun datang ke RS karena nyeri spontan pada bahu

sebelah kiri yang dirasa tajam, hilang timbul dan menjalar dari leher

sampai ke tangan kiri sejak 2 bulan SMRS. Nyeri terutama bila

mengangkat bahu atau benda dan membaik bila tidak digunakan.

Punggung dan bahu terasa kaku. Riwayat jatuh dengan bahu atau

punggung, menarik benda berat sebelumnya disangkal. Ada riwayat

penyakit jantung

Pemeriksaan fisik :

Kesadaran compos mentis, GCS 15. TD : 120/80 mmHg , Pulse : 78

kali/menit (isi cukup, kuat angkat, reguler), RR : 20 kali/ menit (reguler), S

: 36,8 C. Status Generalis dalam batas normal. Saraf cranialis dalam⁰

batas normal. Reflek fisiologis (+) tidak meningkat. Reflek patologis :

kaku kuduk (+), refleks meningens (-)

V. Diagnosis

Diagnosis Klinis : nyeri pada ekstrimitas superior sinistra

Diagnosis Topis : Hernia Nucleus Pulposus setinggi C4-C5

Diagnosis Etiologi: penekanan radiks sinistra

Diagnosis Patologis : degeneratif

VI. Rencana Pemeriksaan Penunjang

Foto Polos Cervical, MRI tulang belakang

VII. Penatalaksanaan

5

Page 6: Lapkas Hnp Cervicalis

Medikamentosa

NSAID

Muscle Relaxant

Analgesik

Non medikamentosa

Lakukan bugnet excessice

Traksi mekanik

Konsul bedah saraf jika keadaan makin memburuk (atrofi

otot bisep, trisep)

VIII. Prognosis

Quo ad Vitam : dubia ad bonam

Quo ad Functionam : dubia ad bonam

BAB I

6

Page 7: Lapkas Hnp Cervicalis

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak orang pernah menderita akibat mengalami nyeri pada leher, bahu,

dan lengan. Nyeri tumpul maupun tajam yang bersifat menjalar dari leher hingga

ke lengan dan jari, dan kadang juga disertai dengan rasa tebal dan kesemutan.

Bahkan pada beberapa kasus dapat terjadi gangguan motorik ekstremitas bawah.

Gejala-gejala tersebut sering disebut dengan nyeri radix cervikal (Radicular

Cervical Pain) yang paling sering disebabkan oleh herniasi diskus intervertebralis

cervikalis sehingga menekan radix (akar saraf) pada cervikal dan menyebabkan

nyeri pada daerah yang dipersarafi radix tersebut. Keadaan ini disebut sebagai

HNP Cervikalis (Hernia Nukleus Pulposus Cervikalis).1,2

HNP cervikalis dapat terjadi akibat proses degeneratif maupun trauma yang

mencederai vertebra cervikalis. Proses degeneratif dan trauma ini menyebabkan

perubahan pada struktur diskus intervertebralis yang terletak diantara masing-

masing badan (corpus) vertebra cervikalis, sehingga fungsinya sebagai penahan

tekanan (shock absorbers) terganggu dan menyebabkan substansi diskus keluar

(herniasi) hingga menekan radix saraf bahkan medula spinalis dan menyebabkan

gejala-gejala tersebut.1,2,3

HNP secara umum dapat terjadi pada semua columna vertebralis, dari

cervikal hingga lumbal. HNP cervikalis merupakan HNP tersering kedua setelah

kasus HNP lumbalis. Sekitar 51% dari orang dewasa pernah mengalami periode

nyeri pada leher dan lengan sepanjang hidupnya. 25% diantaranya terdapat

gambaran herniasi diskus pada hasil MRI (Magnetic Resonance Imaging) yang

terjadi pada kelompok usia kurang dari 40 tahun, dan 60% diantaranya terjadi

pada kelompok usia lebih dari 60%. Di Indonesia angka kejadian HNP cervikalis

sekitar 5-10% dari seluruh populasi penderita HNP. Sekitar 60% diantaranya

terjadi pada kelompok usia lebih dari 30-40 tahun.4,5

BAB II

7

Page 8: Lapkas Hnp Cervicalis

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Hernia Nucleus Pulposus Cervicalis (HNP Cervicalis) atau Cervical Disc

Herniation adalah rupturnya atau penonjolan (bulge) annulus fibrosus pada diskus

intervertebralis cervikalis sehingga isi diskus atau nukleus pulposus keluar

(herniasi) dan menekan radix saraf pada foramina intervertebralis atau medula

spinalis pada kanalis vertebralis sehingga menyebabkan nyeri radikuler sepanjang

daerah yang dipersarafi oleh saraf yang terjepit tersebut.3

2.2 Epidemiologi

Kejadian HNP cervikalis merupakan kejadian HNP terbanyak kedua setelah

HNP lumbalis, yaitu sekitar 5-10% dari populasi penderita HNP di Indonesia.

Secara umum kejadian HNP bertambah seiring dengan pertambahan usia, namun

pada HNP cervikalis sekitar 60% penderita berada pada kelompok usia 30-40

tahun. Lebih sering terjadi pada laki-laki dari pada perempuan yaitu sekitar 2:1. 4-6

2.3 Anatomi Vertebra Cervikalis

Tulang belakang manusia (vertebra) merupakan salah satu struktur penopang

tubuh yang tersusun dari 33 ruas vertebra, yaitu: 7 ruas vertebra cervikalis, 12

ruas vertebra thorakalis, 5 ruas vertebra lumbalis, 5 ruas vertebra sakralis, dan 4

ruas coccigeus yang saling menyatu.7

Gambar 2.1 Vertebra Sumber: www.MedlinePlusMedicalEncyclopedia.com

8

Page 9: Lapkas Hnp Cervicalis

Vertebra cervikalis merupakan penyusun vertebra yang berada tepat di bawah

tulang tengkorak (Skull), yang terdiri dari 7 ruas, yaitu cervikalis-1 (C1) hingga

cervikalis-7 (C7), yang masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda.8

Sumber: www.wikipedia.com

Gambar 2.2 Letak dan Posisi Vertebra Cervikalis

Secara umum seperti struktur vertebra yang lain, vertebra cervikalis juga

tersusun dari struktur yang berupa tulang (bone) dan jaringan lunak (soft tissues).

Struktur yang berupa tulang termasuk diantaranya adalah bagian corpus dan

processus-processus. Sedangkan jaringan lunak berupa diskus intervertebralis,

ligamen-ligamen, dan persendian.9

Sumber: www.e-anatomy.com

Gambar 2.3 Vertebra Cervikalis

Tulang vertebra ini dihubungkan satu sama lainnya oleh ligamentum dan

9

Page 10: Lapkas Hnp Cervicalis

tulang rawan. Bagian anterior columna vertebralis terdiri dari corpus vertebra

yang dihubungkan satu sama lain oleh diskus fibrokartilago yang disebut diskus

invertebralis dan diperkuat oleh ligamentum longitudinalis anterior dan

ligamentum longitudinalis posterior. Diskus invertebralis menyusun seperempat

panjang columna vertebralis. Diskus ini paling tebal di daerah cervical dan

lumbal, tempat dimana banyak terjadi gerakan columna vertebralis, dan berfungsi

sebagai bantalan sendi dan shock absorber agar columna vertebralis tidak cedera

bila terjadi trauma.5

Diskus intervertebralis terdiri dari lempeng rawan hyalin (Hyalin Cartilage

Plate), nukleus pulposus (gel), dan annulus fibrosus. Sifat setengah cair dari

nukleus pulposus, memungkinkannya berubah bentuk dan vertebra dapat

mengjungkit ke depan dan ke belakang di atas yang lain, seperti pada flexi dan

ekstensi columna vertebralis. Diskus intervertebralis, baik anulus fibrosus maupun

nukleus pulposusnya adalah bangunan yang tidak peka nyeri. Stabilitas vertebra

tergantung pada integritas korpus vertebra dan diskus intervertebralis serta dua

jenis jaringan penyokong yaitu ligamentum (pasif) dan otot (aktif).5

Sumber: www.google.com

Gambar 2.4 Diskus Intervertebralis (terdiri dari Anulus Fibrosus dan Nucleus

Pulposus)

10

Page 11: Lapkas Hnp Cervicalis

Sumber: www.google.com

Gambar 2.5 Ligamentum Penyokong Vertebra

Vertebra Cervikalis I (V.C1)

Vertebra cervikalis I disebut juga dengan tulang atlas. Terletak tepat di bawah

tulang tengkorak. Ciri khas pada tulang ini adalah tidak memiliki corpus, sehingga

hanya berupa arcus anterior dan posterior. Pada masing-masing arcus anterior

terdapat fovea articularis superior yang berhubngan dengan condilus occipitalis.

Sedangkan yang berhubungan dengan vertebra cervikalis II adalah facies

artikularis posterior atau disebut juga fovea dentis. Pada medio sagital terdapat

tuberculum anterior dan posterior. Dan memiliki foramen vertebralis yang

besar.5,10

Sumber: www.google.com

Gambar 2.6 Vertebra Cervikalis I (Atlas), Dilihat dari Kranial (kiri) dan Kaudal

(kanan)

11

Page 12: Lapkas Hnp Cervicalis

Vertebra Cervikalis II (V. C2)

Vertebra cervikalis II disebut juga tulang axis yang ditandai oleh adanya

epistropheus. Ciri khas lain pada cervikalis II ini adalah adanya dens atau

processus odontoid. Memiliki corpus vertebra yang kecil, apex dentis yang

disertai facies articularis anterior dan facies articularis posterior. Facies articularis

lateralis berhubungan dengan facies articularis inferior tulang atlas. Serta

processus spinosus yang tidak selalu bercabang dua.5,10

Sumber: www.google.com

Gambar 2.7 Vertebra Cervikalis II (Axis) Dilihat dari Ventral (kiri) dan Dorsal

(kanan)

Sumber: www.google.com

Gambar 2.8 Atlas dan Axis pada Potongan Sagital

Vertebra Cervikalis III-VI (V. C3-C6)

Vertebra cervikalis III-VI memiliki komponen dan bentuk yang sama, yaitu

masing-masing memiliki Corpus vertebrae arcus vertebrae yang terdiri dari

pedicle dan lamina, processus articularis superior yang menghadap ke posterior,

processus articularis inferior yang menghadap ke anterior, incisura vertebralis

12

Page 13: Lapkas Hnp Cervicalis

superior dan inferior, processus spinosus yang bercabang dua, sepasang processus

transversus pada sisi lateral, serta foramen vertebralis.10

Sumber: www.google.com

Gambar 2.9 Vertebra Cervikalis III-VI

Vertebra Cervikalis VII (V. C7)

Merupakan ruas terakhir dari vertebra cervikalis. Secara umum komponen

dan bentuknya sama dengan C3-C6, hanya ciri khas pada ruas ini adalah

processus spinosusnya panjang (prominent).10,11

Sumber: www.googe.com

Gambar 2.10 Vertebra Cervikalis VII

2.4 Etiologi dan Faktor Predisposisi

Hal yang dapat menyebabkan HNP cervikalis adalah:

Trauma

Biasanya terjadi pada kelompok usia yang lebih muda. Trauma pada vertebra

cervikal dapat terjadi akibat adanya gerakan tiba-tiba pada daerah leher,

misalnya whiplash injury.12

Proses Degeneratif

Terjadi pada kelompok usia yang lebih tua. Proses degeneratif menyebabkan

13

Page 14: Lapkas Hnp Cervicalis

perubahan komponen penyusun diskus intervertebralis menjadi lebih tidak

elastis atau kaku sehingga apabila mendapatkan beban yang berlebihan atau

tiba-tiba menyebabkan isi diskus keluar atau scara langsung menyebabkan

trauma pada vertebra cerikalis.13

Faktor risiko yang dapat menyebabkan HNP cervikalis diantaranya adalah:1,2,13

1. Genetik, individu dengan riwayat genetik kelainan vertebra (skoliosis,

spondilolistesis, dan ankylosing spondilitis) lebih mudah terjadi HNP.

2. Kebiasaan beraktivitas dengan posisi tubuh yang tidak tepat, misalnya

mengangkat beban berat dengan menopangkan pada kepala, dan lain-lain.

3. Pola hidup tidak sehat, misalnya merokok, alkohol, kurang gizi, kurang olah

raga, yang akan berakibat penurunan kualitas tubuh sehingga lebih mudah

terjadi kerusakan pada vertebra.

4. Vibrational Stress

5. Aging, kejadian HNP cervikalis meningkat seiring dengan peningkatan usia.

2.5 Patogenesis

HNP cervikalis terjadi akibat keluarnya komponen nukleus pulposus dari

diskus intervertebralis cervikalis yang menekan radix saraf atau medula spinalis

sehingga menimbulkan iritasi pada saraf yang tertekan tersebut.1-4,12,13

Herniasi dari nukleus pulposus dapat terjadi akibat perubahan penyusun

komponen-komponen diskus intervertebralis, atau trauma. Diskus intervertebralis

terdiri dari nukleus pulposus yang tersusun dari komonel gel dan anulus fibrosus

dengan kolagen sebagai penyusunnya. Pada proses degeneratif komponen gel

nukleus pulposus dan kolagen dari anulus fibrosus lambat laun akan berkurang

sehingga diskus intervertebralis yang seharusnya elastis dan befungsi sebagai

bantalan atau shock absorber menjadi kaku.1-4,12,13

Pada keadaan normal, apabila tubuh menerima beban, oleh gel nukleus

pulposus diskus intervertebralis beban tersebut akan disebarkan ke segala arah

sehingga vertebra dan tubuh tetap pada posisi seimbang dan tidak terjadi prolaps

atau keluarnya nukleus pulposus dari diskus. Namun pada keadaan degeneratif,

kondisi nukleus pulposus yang tidak lagi berupa gel tidak dapat menyebarkan

beban ke segala arah, namun hanya arah tertentu saja, sehingga nukleus pulposus

14

Page 15: Lapkas Hnp Cervicalis

akan menonjol ke arah tertentu saja, dan pada kondisi yang berat dapat sampai

menembus anulus fibrosus dan menimbulkan penekanan pada radix maupun

medula spinalis.12,13

Pada kasus trauma, beban atau gerakan yang tiba-tiba akan menimbulkan efek

kejut bagi diskus intervertebralis, sehingga beban tidak dapat diterima secara

imbang dan tidak dapat disebarkan ke segala arah, atau trauma tersebut secara

lagsung merusak anulus fibrosus sehingga dapat menyebabkan keluarnya nukleus

pulposus.13

Sumber: www.aafp.org

Gambar 2.11 Mekanisme Terjadinya HNP

Sumber: www.neckpainsupport.com

Gambar 2.12 HNP Cervikalis pada Trauma (trauma menyebabkan kerusakan pada

anulus fibrosus sehingga nuleus pulposus keluar)

15

Page 16: Lapkas Hnp Cervicalis

2.6 Derajat dan Tipe

Sesuai dengan anatominya, radix saraf cervikalis akan keluar melalui

foramina intervertebralis yang terletak lateral dari kolumna vertebra, dan medula

spinalis terletak pada kanalis vertebralis yang terletak di sebelah posterior dari

kolumna vertebralis. Karena pada sebelah posterior terdapat ligamen longitudinal

posterior yang tebal, herniasi dari diskus intervertebralis paling sering terjadi ke

arah postero-lateral dan menekan radix saraf, sehingga gajala yang ditimbulkan

bersifat radikuler unilateral.6

Sumber: www.google.com

Gambar 2.13 HNP Menekan Radix Saraf dan Menimbulkan Iritasi pada Radix

Sumber: www.google.com

Gambar 2.14 HNP Cervikalis Menekan Medula Spinalis

16

Page 17: Lapkas Hnp Cervicalis

Derajat HNP:1,2,4,14

Disc Degeneration, terjadi perubahan komposisi anulus pulposus sehingga

apabila ada beban nukleus pulposus menonjol ke salah satu sisi dengan anulus

fibrosus masih intak, dan belum terjadi herniasi.

Prolapse atau Bulging Disc atau Protrution Disc, terjadi penonjolan nukleus

pulposus dan anulus fibrosus, anulus fibrosus dan ligamen longitudinal

posterior masih utuh, sudah terjadi herniasi dan mulai terjadi penekanan pada

radix atau medula spinalis.

Extrusion, terjadi ruptur anulus fibrosus, sehingga gel nukleus pulposus

keluar dari diskus intervertebralis, tetapi ligamen longitudinal posterior masih

intak.

Sequestration atau Sequestered Disc, telah terjadi ruptur ligamen

longitudinal posterior, sehingga gel nukleus pulposus keluar melewati celah

ligamen menuju ke kanalis spinalis.

Sumber: www.google.com

Gambar 2.15 Derajat HNP

Sumber: www.google.com

Gambar 2.15 Derajat HNP (a. Normal; b. Degeneration; c. Prolapse atau Bulging;

d. Extrusion; e&f. Sequestered)

17

Page 18: Lapkas Hnp Cervicalis

2.7 Manifestasi Klinik

HNP cervikalis paling sering terjadi pada segmen vertebra C5-C6, C6-C7,

dan C4-C5. Hal ini terjadi karena pada vertebra tersebut (C5-C6 dan C6-C7)

merupakan daerah yang paling banyak menerima beban diantara vertebra cervikal

yang lain dan yang paling banyak mengalami pergerakan. Apabila terjadi herniasi

pada C5-C6 maka radix yang tertekan adalah radix C6, sedangkan apabila terjadi

herniasi pada C6-C7, efek yang terjadi adalah gangguan pada radix C7, dan

seterusnya. 4,6

Pada umumnya herniasi terjadi pada salah satu sisi (unilateral). Gejala-gejala

yang dapat timbul pada HNP cervikalis diantaranya adalah nyeri yang dapat

bersifat tajam maupun tumpul pada leher atau daerah bahu, yang dapat memberat

dengan suatu gerakan atau perpindahan posisi leher. Terjadi cervical

radiculopathy, yaitu nyeri yang menjalar dari legan hingga jari-jari tangan. Rasa

tebal, kesemutan, hingga kelemahan dari bahu hingga jari-jari tangan. Namun

dapat juga herniasi terjadi dan menekan medula spinalis sehingga terjadi

gangguan bilateral, gangguang dapat berupa nyeri dan kelemahan pada kedua

tangan dan kaki (tetraplegi).4

Beberapa gejala yang dapat muncul pada HNP cervikalis adalah sesuai

dengan radix yang terkena, yaitu:4

C4-C5 (gangguan pada radix C5), terjadi kelemahan pada muskulus

deltoideus dan nyeri pada bahu

C5-C6 (gangguan pada radix C6), terjadi kelemahan pada muskulus biseps

dan wrist ekstensor, nyeri yang disertai rasa tebal dan kesemutan pada ibu jari

tangan

C6-C7 (gangguan pada radix C7), terjadi kelemahan pada muskulus triceps

dan ekstensor jari-jari tangan, nyeri menjalar yang disertai rasa tebal dan

kesemutan dari muskulus triseps hingga jari tengah

18

Page 19: Lapkas Hnp Cervicalis

Sumber: www.google.com

Gambar 2.16 Persarafan Radix Cervikalis

19

Page 20: Lapkas Hnp Cervicalis

2.8 Diagnosis

Anamnesis

Menanyakan kepada pasien tentang gejala yang muncul dan mencari faktor

risiko maupun penyebab yang mungkin. Seperti bagaimana sifat gejala yang

muncul, hal-hal yang memperberat dan memperingan gejala, hingga pengobatan

yang telah dilakukan. Ditanyakan juga tentang riwayat penyakit atau trauma

sebelumnya dan riwayat penyakit keluarga serta riwayat sosial dan kebiasaan-

kebiasaan penderita.1

Pemeriksaan Klinis

Pemeriksaan klinis yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan neurologis

secara obyektif dan untuk menentukan letak herniasi yang terjadi.

Pemeriksaannya seperti memeriksa sistem motorik, sensorik, dan refleks-refleks

yang ada pada regio yang dipersarafi oleh radix cervikalis maupun medula

spinalis segmen vertebra cervikalis, sehingga dapat diketahui gejala tersebut

kemungkinan merupakan akibat dari adanya herniasi atau kelainan yang lain.1,2,15

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis

antara lain:1,2,6,15-17

1. X-Ray, posisi AP (anteroposterior), Lateral, dan Obliq. Pemeriksaan

penunjang awal yang dapat dilakukan untuk melihat adanya penyempitan

diskus intervertebralis dan foramina intervertebralis pada HNP. Selain itu juga

untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab yang lain misalnya tumor,

infeksi, spondilolistesis, fraktur, atau osteoarthritis.

2. Computed Tomography Scan (CT Scan), dapat menunjukkan struktur tulang

dan soft tissue vertebra, namun masih belum dapat menunjukkan dengan jelas

proses herniasi.

Sumber: www.BuffaloNeurosurgeryGroup.com

Gambar 2.17 Gambaran HNP pada CT Scan

20

Page 21: Lapkas Hnp Cervicalis

3. Magnetic Resonance Imaging (MRI), merupakan gold standart pemeriksaan

untuk HNP. Karena dapat menunjukkan lebih jelas keadaan soft tissue

daripada CT Scan, sehingga gambaran herniasi diskus dapat terlihat jelas.

Sumber: www.google.com

Gambar 2.18 Gambaran HNP pada MRI

4. Myelography, merupakan suatu pemeriksaan X-ray dengan kontras yang

dapat menunjukkan adanya stuktur yang menekan radix dan medula spinalis

seperti HNP, tumor, ataupun spur.

Sumber: www.BuffaloNeurosurgeryGroup.com

Gambar 2.18 Gambaran HNP pada Myelography

2.9 Penatalaksanaan

Prinsip terapi pada kasus HNP adalah meredakan nyeri, mengembalikan

fungsi sarafnya, dan mencegah kekambuhan. Terapi berupa konservatif dan

pembedahan atau kombinasi keduanya. Pemilihan terapi dilakukan berdasarkan

gejala dan stadium HNP yang terjadi.17

Non-Surgical Treatment (Konsrvatif)1,2,4,6,,15,17-19

Non-Farmakologis, antara lain:

- Cervical collar/bracing

- Rehabilitasi fisik (traksi dan exercise)

- Bed Rest

21

Page 22: Lapkas Hnp Cervicalis

- Ice and Heat Therapy

Farmakologis, antara lain:

- Antiinflamasi (NSID, steroid injeksi)

- Analgesik

- Muscle Relaxan

Surgical Treatment1,2,4,15-17

Discectomy (Anterior Cervical Discectomy and Fusion)/ACDF

Yaitu membuka dan membuang diskus intervertebralis yang terjadi herniasi

dari arah anterior cervikal, kemudian tempat yang kosong tersebut dapat

dilakukan bone grafting dan selanjutnya dilakukan platting untuk

menyatukan kedua segmen vertebra.

Sumber: www.ALeadigExpertinPediatricandAdult Spinalsurgery.com

Gambar 2.19 Anterior Cervical Discectomy and Fusion (ACDF)

Posterior Cervical Laminoforaminotomy

Yaitu dengan cara melakukan insisi pada bagian posterior cervikalis

(laminotomy) yang kemudian menuju ke foramina intervertebralis untuk

mengevkuasi diskus intervertebralis yang terjadi herniasi.

22

Page 23: Lapkas Hnp Cervicalis

Sumber: www.wiki.com

Gambar 2.20 Posterior Cervical Laminoforaminotomy

2.10 Komplikasi

Komplikasi pada kasus HNP cervikalis dapat terjadi apabila tidak diterapi

dengan baik dan tuntas. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain adalah

gangguang saraf permanen, nyeri kronik, paralisis, dan gangguan postur tubuh

yang permanen.6

2.11 Prognosis

Prognosis dari HNP cervikalis bergantung pada keadaan masing-masing

penderita, stadium yang terjadi, terapi yang dilakukan, serta faktor penyebab.

Semakin ringan stadium, dan dini serta tepat terapinya, prognosis semakin bagus

dan angka kekambuhan menurun. Begitu juga sebaliknya.6

2.12 Diagnosis Banding

Diagnosis banding HNP cervikalis diantaranya adalah:6

Spondilosis Cervikalis, yaitu penyakit yang menyerang usia pertengahan dan

usia lanjut, dimana diskus dan tulang belakang di leher mengalami

kemunduran (degenerasi).

23

Page 24: Lapkas Hnp Cervicalis

Sumber: www.google.com

Gambar 2.21 Spondilosis Cervikal

Spondilolistesis, merupakan salah satu bentuk kelainan tulang belakang

(vertebra) dimana salah satu atau beberapa segmen vertebra berada lebig

anterior daripada segmen vertebra di bawahnya.

Sumber: www.google.com

Gambar 2.22 Spondilolistesis

Canal Stenosis, merupakan penyempitan kanalis spinalis (vertebra) yang

biasanya terjadi akibat proses degeneratif.

Sumber: www.google.com

Gambar 2.23 Canal Stenosis

Abses atau Tumor, adanya massa yang berupa abses atau tumor pada daerah

sekitar vertebra cervikalis yang menekan saraf cervikal sehingga

menimbulkan gejala mirip HNP cervikalis.

24

Page 25: Lapkas Hnp Cervicalis

Discitis, adalah keradangan yang terjadi pada diskus intervertebralis yang

disebabkan oleh inokulasi hematogen atau post operasi spinal.

Sumber: www.google.com

Gambar 2.24 Discitis

Osteomyelitis, adalah proses inflamasi akut atau kronik pada tulang dan

struktur sekundernya karena infeksi oleh bakteri piogenik.

Sumber: www.google.com

Gambar 2.25 Osteomyelitis

2.12 Pencegahan

Terjadinya HNP cervikalis dapat dicegah dengan cara merubah faktor risiko

yang dapat dirubah, seperti pola hidup yang sehat, kebiasaan yang baik untuk

kesehatan tulang belakang, seperti tidak membebani kepala dengan beban berat,

dan menghindari trauma leher.1,2,17

25