Upload
miki-marzuki
View
3
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
lapkas
Citation preview
Laporan Kasus
GANGGUAN SKIZOAFEKTIF TIPE DEPRESIDiajukan untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat dalam Menjalani
Kepaniteraan Klinik Senior pada Bagian/SMF Ilmu Kesehatan JiwaProgram Studi Pendidikan Dokter Universitas Syiah Kuala
Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh
Oleh:
Aris Gunawan1407101030007
Pembimbing :dr. Subhan Rio Pamungkas, Sp.KJ
BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN JIWAFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI ACEH2016
1
2
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Muhammad Faisal Husni S.Ag
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir :13 juni 1968
Umur : 47 tahun
Alamat : Kuta cane
Status Pernikahan : Cerai
Pekerjaan : PNS
Pendidikan Terakhir : S1 IAIN Ar-Raniry
Agama : Islam
Suku : Aceh
Tanggal Masuk : 8 Desember 2015
Tanggal Pemeriksaan: 28 Maret 2016
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Data diperoleh dari:
Rekam Medis
Auto anamnesis : 28 Maret 2016
A. KeluhanUtama:
Keluyuran
B. RiwayatGangguanSekarang:
Pasien dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Aceh oleh keluarga dengan keluhan
sering keluyuran sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit dan semakin sering
sejak 1 minggu terakhir. Pasien keluyuran mulai sore hari dan terkadang sampai
tidak pulang ke rumah atau pulang ke rumah pada keesokan siang harinya,
biasanya warga yang mengantar pasien pulang ke rumah. Pasien juga diketahui
tidak pernah tidur pada malam hari dan sering mengantuk pada siang hari. Pasien
juga sering berbicara sendiri tanpa ada lawan bicaranya. Pasien terkadang juga
menangis tiba-tiba tanpa ada sebab. Pasien tidak pernah mengamuk, memukul,
memecahkan barang ataupun mengganggu orang-orang disekitarnya.
3
Pasiena dalah seorang guru, sarjana S1 dari IAIN tahun 1996 dan sejak
tahun 1997 mengajar di MTSN Kuta Cane. Pasien sempat menikah dan dikaruniai
seorang anak laki-laki yang saat ini berusia 17 tahun. Namun pasien sudah
bercerai dari istrinya sejak 10 tahun silam. Mantan istri pasien memiliki warung
nasi kari kambing. Keributan di keluarga kecilnya berawal sejak sang istri sibuk
dengan kegiatannya sebagai pedagang nasi kari yang menurut pasien membuat
istrinya lalai melayani suami bahkan istrinya juga tidak mau berhubungan badan
dengan pasien. Hal ini membuat pasien sering marah kepada istrinya dan mencoba
mencari kepuasan bersama wanita lain. Pasien sering ke Medan dan membayar
pekerja seks untuk melayani hawa nafsunya. Pasien juga sering ke diskotik
bersama para wanita simpanannya. Hal ini membuat pertengkaran di rumah
tangganya dan istrinya menggugat cerai pasien. Istri pasien pergi dari rumah
setelah perceraian tersebut dengan membawa anak mereka dan semua barang-
barang di rumah. Semenjak itu pasien mulai stress dan kesepian dan tidak lagi
bekerja sebagai guru. Pasien mengatakan saat itu dia sangat sedih dan terpukul.
Setelah bercerai pasien pulang ke Meulaboh ke rumah keluarga besarnya
dan tinggal bersama kakak kandungnya. Pasien juga mengatakan sempat kembali
lagi ke Kutacane karena ada bisnis dengan calon istrinya dari Libanon bisnis ini
bernilai milyaran. Kemudian pasien kembali lagi ke Meuloaboh dan calon
istrinya yang mengurus bisnis tersebut. Pasien dan calon istrinya berhubugan
lewat telepati. Pasien juga merasa calon istri muda nya selalu mengontrol dia,
dengan berbisik dan memasukkan telapati dalam pikiran pasien. Calon istrinya
mengajak shalat, makan, tidur dan sering bercerita jika uang simpanan mereka
sudah banyak
Pasien juga mengatakan dia adalah seorang guru bahasa Inggris dan bekerja
sebagai pembuat film. Total film yang dibuat sudah ada sekitar sekitar 505 film,
termasuk yang paling terkenal berjudul “despicable me”. Film film ini dibuat
dengan bimbingan produser perusahaan warnerbros. Pasien dibimbing selama di
rumah sakit oleh produser tersebut dengan menampilkan cara membuat film pada
dinding-dinding rumah sakit. Pasien mengatakan dia masuk ke rumah sakit jiwa
ini adalah karena hal ini adalah suatu syarat agar film-filmnya tersebut laris di
pasaran. Sudah milyaran dana pasien kucurkan untuk bisnis film ini dan saat ini
4
dikelola oleh calon istri pasien yang ada di Jakarta bernama Yolanda. Calon istri
pasien semua ada 10 orang, 1 berada di jepang, 1 berada di jakarta, dan 8 orang
lagi berada di Kutacane. Semua calon istrinya tidak bisa menjenguk dia ke rumah
sakit ini karena kesibukan mereka yang padat.
Selama di rumah sakit jiwa pasien mengatakan sering sedih dan tampak
sering melamun. Pasien mengatakan sedih karena sering teringat mantan istri yang
membawa anaknya pergi dan tidak pernah mengizinkan sang anak untuk
berjumpa dengannya sejak perceraian itu. Namun selama di rumah sakit pasien
tampak mandiri dan bisa bersosialisasi dengan pasien-pasien lain. Pasien juga
tidak pernah mengamuk dan mengganggu orang-orang sekitar.
C. Riwayat Penyakit Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatrik
Pasien didiagnosis mengalami gangguan jiwa sebelumnya (Gangguan
skizoafektif tipe depresi).
2. Riwayat Penyakit Medis Umum
Dalam batas normal
D. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara, tidak ada riwayat
kelainan organik pada pasien dan keluarga. Tidak ada keluarga dengan masalah
yang sama seperti pasien.
E. Riwayat Pengobatan
Pasien sudah mendapatkan obat – obat psikotropik selama dua kali masuk
rumah sakit, tetapi saat di rumah pasien mengatakan rajin minum obat di beri
sama kakak tetapi tidak tau mengapa di bawa ke rumah sakit jiwa.
Awal masuk tanggal 4-9-2015 dengan keluhan keluyuran dan sulit tidur,
mendapat terapi Risperidon 2mg 2x1, Lodomer 1amp/Im/selama 3 hari, Clozapin
25mg 1x1 malam, Depakote ER 500mg 1x1. Dan keluar pada tanggal 21-11-2015
Kembali masuk tanggal 8-12-2015 Ketika di IGD RSJ pasien mendapat obat
Serequel 400mg 1x1, Depakote ER 500 1x1.
21
8 975
4
63
5
F. Riwayat Pendidikan
Tamat S1 IAIN Ar-Raniry
G. Riwayat Kebiasaan Sosial
Pasien adalah seorang perokok. Saat SMA pasien pernah menghisap ganja,
memakai sabu-sabu, tetapi hal ini hanya sekali dilakukan pasien. Pasien juga
pernah sesekali mengkonsumsi alkohol
H. RiwayatKehidupanPribadi
1. Riwayat prenatal
Normal
2. Riwayat masa bayi
Normal
3. Riwayat masa kanak-kanak
Normal
4. Masa Remaja
- Pasien pernah menghisap ganja, memakai sabu-sabu di diskotik dan
bermain judi.
I. RiwayatKeluarga
Keterangangambar:
: Perempuan
: Laki-laki
6
: Pasien
1. Zulkifli Syarwani (Ayah; sudah meninggal)
2. Zainab M (Ibu; sudah meninggal)
3. Kurnia (Abang Kandung)
4. Kesuma (Kakak Kandung)
5. Devi (Kakak Kandung)
6. Fauzi (Abang Kandung)
7. Hafni (Kakak Kandung)
8. Faisal (Pasien)
9. Kamilan (adik)
III. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Internus
a. Status Present
Penampakan umum : Laki-laki, rapi,sesuai umur
Kesadaran : Jernih
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Frekuensi Nafas : 20 x/i
Frekuensi Nadi : 88x/i
Temperatur : 36,7C
b. Kepala : Dalam batas normal
c. Leher : Dalam batas normal
d. Paru : Dalam batas normal
e. Jantung : Dalam batas normal
f. Abdomen : Dalam batas normal
g. Ekstremitas : Dalambatas normal
h. Genitalia : Tidak diperiksa
7
2. Status Neurologik
a. GCS : E4M6V5 = 15
b. Tanda Rangsang Meningeal : (-)
c. Peningkatan Tekanan Intra Kranial : (-)
d. Mata : Pupil bulat, isokor (+),
Ø 3mm/ 3mm
RCL (+/+), RCTL (+/+).
e. Motorik : Dalam batas normal
f. Sensibilitas : Dalam batas normal
g. Fungsi-fungsi luhur : Dalam batas normal
h. Gangguan khusus : (-)
IV. STATUS MENTAL
A. DeskripsiUmum
1. Penampilan : laki-laki, sesuai umur
2. Kebersihan : Kurang Bersih
3. Kerapian : Rapi
4. Kesadaran : Jernih
5. Perilaku dan psikomotor : Hipoaktif
6. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif
B. KeadaanEmosi
1. Afek : Terbatas
2. Mood : Anhedonia
3. Emosi
Arus : Baik
Pengendalian : Baik
Stabilitas : Stabil
Empati : Baik
C. Pembicaraan
Kuantitatif :Terbatas
8
Kualitatif : Baik
D. Pikiran
1. Proses pikir
Asosiasi longgar : (+)
Berfikir tidak logis : (-)
Neologisme : (-)
Koheren : (+)
2. Isi pikir
Cukup ide : (+)
Waham
1) Waham tersistematisasi : (-)
2) Waham somatik : (-)
3) Waham nihilistik : (-)
4) Waham kemiskinan : (-)
5) Waham paranoid
- Waham persekutorik : (-)
- Waham kebesaran : (+)
- Waham referensi : (-)
- Waham kejar :(-)
Thought
- Thought withdrawal : (-)
- Thought insertion : (-)
- Thought broadcasting : (-)
- Thought echo : (-)
Delution
- Delution of control : (+)
- Delution of influence : (-)
- Delution of passivity : (-)
- Delution of perception : (-)
9
E. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
Halusinasi auditorik : (+)
Halusinasi visual : (-)
Halusinasi taktil : (-)
Halusinasi olfaktorik : (-)
2. Ilusi : (-)
F. Fungsi Intelektual
1. Intelektual : Baik
2. Daya konsentrasi : Baik
3. Orientasi
Diri : Baik
Tempat : Baik
Waktu : Baik
4. Daya ingat
Seketika : Baik
Jangka pendek : Baik
Jangka panjang : Baik, pasien mengingat perjalanan hidupnya.
5. Pikiran abstrak : Baik
6. Bakat kreatif : Baik
G. Daya Nilai
1. Norma sosial : Baik
2. Uji daya nilai : Baik
3. Penilaian realitas :Baik
H. Tilikan (Insight)
T2 : Menyangkal sakit tetapi saat di beri obat mau minum.
I. Judgement
Baik
10
V. RESUME
PasiendibawakeRumahSakitJiwa Aceh oleh keluarga dengan keluhan suka
keluyuran dan tidak bisa tidur malam. Pasien memberat 15 hari sebelum masuk
rumah sakit dan pasien sering berbicara sendiri dan sudah sakit sejak 10 tahun
yang lalu. Pada tanggal 08 Desember 2015. Pasien sudah dua kali masuk rumah
sakit jiwa. Pasien sudah berkeluarga dan memiliki seorang anak cowok berumur
17tahun. Semenjak remaja pasien mengkomsumsi ganja cuma sekali dan saat
dewasa pasien mengkomsumsi sabu-sabu dan bermain judi di diskotik. Pasien
seorang perokok aktif. Pasien adalah seorang tamatan IAIN tahun 1996 dan
pengangkatan guru PNS tahun 1997 di sekolah MTSN kutacane, istri pasien
bekerja sebagai penjual nasi kari kambing di warung, tetapi sudah bercerai sejak
10 tahun yang lalu karena pasien sering selingkuh dan ke diskotik, sehingga
istrinya marah dan meminta cerai. Pasien suka sedih dan melamun memikirkan
nasibnya yang tidak tau sebab sampai begini. Merasa menyesal tidak bisa lagi
jumpa dengan istri dan anaknya.
Status mental pasien: Penampilan: Laki-laki sesuai usia, rapi. Kesadaran:
jernih. Sikap : kooperatif. Psikomotor: hipoaktif. Bicara : spontan. Afek: terbatas.
Mood: anhedonia. Proses pikir: koheren (+), asosiasi longgar (+). Isi pikir:
waham kebesaran (+), delution of control (+). Persepsi: halusinasi audiotorik (+),
Tilikan : T2, Judgement: Baik
V. DIAGNOSIS BANDING
1. F.25.1 Gangguan Skizoafektif Tipe Depresi
2. F.32.0Episode Depresi Ringan
3. F.31.3Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Ringan atau
Sedang
VI. DIAGNOSIS SEMENTARA
Gangguan Skizoafektif Tipe Depresi
11
EVALUASI MULTIAKSIAL
Axis I : F.25.1 Gangguan Skizoafektif Tipe Depresi
Axis II : Z.03.2 Tidak Ada Diagnosis Tipe II
Axis III : Tidak ada diagnosis
Axis IV : Pasien merupakan seorang perokok aktif, pemakai ganja dan
sabu-sabu.
Axis V : GAF Scale 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas
ringan dalam fungsi, secara umum masih baik).
TATALAKSANA
a. Terapi psikofarmaka
Clozapin 100mg 1x1
Fluoxetin 20mg 2x1
b. Psikoedukasi terhadap pasien:
Meliputi terapi perilaku-kognitif seperti membangun hubungan terapeutik
dengan pasien, memberikan penjelasan kepada pasien tentang apa yang
dialaminya saat ini termasuk penyakit yang dideritanya, kemungkinan
penyebab penyakitnya, meyakinkan pasien untuk teratur minum obat dan
menjelaskan dampak buruknya jika pasien tidak teratur minum obat serta
melarang pasien untuk tidak merokok karena apabila pasien terus merokok
dapat memengaruhi aspek lain dari perawatan penyakitnya. Selanjutnya
menyampaikan keadaan pasien apabila telah mengalami perbaikan maka
boleh untuk dijemput pulang dan bersosialisasi lagi seperti dulu.
c. Psikoedukasi terhadap keluarga:
Memberikan penjelasan kepada keluarga memahami dan mempelajari
tentang penyakit pasien saat ini dan meminta keluarga untuk ikut berperan
aktif dalam upaya untuk kesembuhan pasien, termasuk di dalamnya yaitu
berusaha agar pasien tidak putus pengobatan dan menuju penerapan jangka
panjang strategi mengatasi masalah dan mengurangi stres serta menuju
reintegrasi bertahap pasien ke kehidupan sehari-hari.
12
VII. PROGNOSIS
Quo ad Vitam : Dubia ad bonam
Quo ad Functionam : Dubia ad bonam
Quo ad Sanactionam : Dubia ad bonam
Hal – hal yang menunjukkan prognosis baik:
Support keluarga dan lingkungan yang baik.
Perilaku mudah beradaptasi di lingkungan
Tidak ada riwayat pekerjaan pramorbid yang buruk
Gejala positif yang menonjol
Hal – hal yang menunjukkan prognosis buruk:
Perjalanan penyakit sudah terlalu lama
Gejala negatif yang menonjol
Support keluarga kurang
Ada riwayat keluarga menderita skizofrenia