LAPKAS KATARAK SINILIS

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/29/2019 LAPKAS KATARAK SINILIS

    1/20

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    IDENTITAS PASIEN

    Nama : Tn. A Umur : 67 tahun Jenis kelamin : Wanita Agama : Islam Suku : Sunda Status perkawinan : Menikah

    Pekerjaan : pedagang Alamat : Kp Cibalung RT 003/004, Talaga, Caringin, Sukabumi Tanggal pemeriksaan : 07 Januari 2013

    I. AnamnesisKeluhan Utama :

    Pasien mengeluhkan penglihatan buram di mata kiri sejak 7 bulan yang lalu.

    Keluhan Tambahan:

    Kadang kadang pasien merasa pusing jika terlalu banyak membaca, berasap,

    sakit kepala dan cepat mengantuk.

    Riwayat Penyakit Sekarang:

    Sejak 6 bulan sebelum berobat, pasien mengeluh penglihatannya buram di

    mata kiri seperti ada asap yang menghalangi pandangannya.

    Semakin lama, pasien mengaku penglihatannya makin buram dan makin

    mengganggu aktivitas sehari-hari.

    Pasien menyangkal adanya keluhan mata merah, nyeri, gatal, dan berair.

    Pasien juga menyangkal adanya benturan sebelumnya pada mata.

    Riwayat Penyakit Dahulu:

    Riwayat kelainan pada mata sebelumnya disangkal oleh pasien.

  • 7/29/2019 LAPKAS KATARAK SINILIS

    2/20

    2

    Riwayat alergi disangkal. Riwayat hipertensi disangkal. Riwayat DM disangkal.

    Riwayat Penyakit Keluarga

    Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai keluhan serupa.

    II. Pemeriksaan FisikKesadaran : Compos mentis

    Keadaan umum : Baik

    Tekanan darah : Tidak diperiksa

    Laju nadi : 76x / menit

    Laju napas : 16x / menit

    Suhu : Afebris

    III. Pemeriksaan OftalmologiOD OS

    Visus 5/20F 2/60

    Posisi bola mata Ortoforia

    Gerak bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah

    TIO palpasi Normal per palpasi Normal per palpasi

    Palpebra superior Tenang Tenang

    Palpebra inferior Tenang Tenang

    Konjungtiva:

    Tarsal superior

    Tarsal inferior

    Tenang

    Tenang

    Tenang

  • 7/29/2019 LAPKAS KATARAK SINILIS

    3/20

    3

    Tenang

    Konjungtiva bulbar Tenang

    Injeksi siliar (-)

    Injeksi konjungtiva (-)

    Tenang

    Injeksi siliar (-)

    Injeksi konjungtiva (-)

    Sklera Tenang Tenang

    Kornea Jernih Jernih

    Bilik mata depan Jernih, kedalaman sedang Jernih, kedalaman sedang

    Iris Warna coklat tua

    Radier (+)

    Kripta (+)

    Warna coklat tua

    Radier (+)

    Kripta (+)

    Pupil Isokor, bulat, diameter 3 mm Isokor, bulat, diameter 3mm

    Refleks cahaya Langsung (+)

    Tidak langsung (+)

    Langsung (+)

    Tidak langsung (+)

    Lensa Keruh tapi tidak menutupi seluruh

    lensa

    Iris shadow (+)

    Refleks Fundus (+)

    Keruh tapi tidak menutupi

    seluruh lensa

    Iris shadow (+)

    Refleks Fundus (+)

    Pemeriksaan Tonometri

    OD : 6/5,5 = 14,6 mmHg

    OS : 6/5,5 = 14,6 mmHg

    Pemeriksaan Funduskopi

    OD OS

  • 7/29/2019 LAPKAS KATARAK SINILIS

    4/20

    4

    Batas Tegas Tegas

    Warna Merah Jambu Merah Jambu

    Rasio

    Arteri/Vena

    2/3 2/3

    C/D ratio 0,3 0,3

    Makula lutea Merah Merah

    Retina Homogen Homogen

    Eksudat Tidak ada Tidak ada

    Perdarahan Tidak ada Tidak ada

    Sikatriks Tidak ada Tidak ada

    Ablasio Tidak ada Tidak ada

    IV. ResumeSejak 7 bulan sebelum berobat, pasien mengeluh penglihatannya buram di

    mata kiri seperti ada asap yang menghalangi pandangannya. Semakin lama, pasien

    mengaku penglihatannya makin buram dan makin mengganggu aktivitas sehari-

    hari.

    Pemeriksaan oftalmologi :

    VOD : 5/20 F VOS : 2/60

  • 7/29/2019 LAPKAS KATARAK SINILIS

    5/20

    5

    Lensa OD:Keruh tapi tidak menutupi seluruh lensa, Iris shadow (+),Refleks Fundus (+)

    Lensa OS :Keruh tapi tidak menutupi seluruh lensa, Iris shadow (+),Refleks Fundus (+)

    Pemeriksaan Funduskopi dalam batas normal

    V. Diagnosis KerjaKatarak sinilis

    VI. Diagnosis bandingDiagnosis banding Katarak :

    1. Katarak immature ODS2. Ablasio Retina

    VII. TatalaksanaCatarlent eye drop

    EyevitPro Pembedahan

    VIII. PrognosisQuo ad vitam : bonam

    Quo ad fungsionam : dubia

    Quo ad sanationam : dubia ad malam

  • 7/29/2019 LAPKAS KATARAK SINILIS

    6/20

    6

    BAB II

    PEMBAHASAN

    ANATOMI DAN HISTOLOGI

    Gambar 1. Lensa

    Lensa mata

    Embriologi lensa

    Lensa dibentuk pada lapisan ectoderm permukaan . Pada tahap vesikula

    optikum 9 mm ( 4 minggu ),sesaat sebelum bagian anterior tuba neuralis menutup

    seluruhnya, ectoderm neural bertumbuh keluar dan kearah permukaan ectoderm pad

    kedua sisi untuk membentuk vesikel optic bulat . Vesikel optic berhubungan dengan

    otak depan melalui tangkai optic,berhadapan dengan ujung vesikel optic terjadi

    penebalan lempeng lensa.

    Setelah lensa berada bebas didekat tepian mangkuk optic ( tahap 13 mm atau 6

    minggu ) , sel sel pada dinding posteriornya mulai memanjang , mengisi rongga

    yang kosong dan akhirnya memenuhinya ( tahap 26 mm atau 7 minggu ).Kira kira

    pada tahap ( 13 mm atau 6 minggu disekresi sebuahkapsul hialin oleh sel sel lensa.

    Serat serat lensa sekunder memanjang dari daerah ekuatorial dan bertumbuh ke

  • 7/29/2019 LAPKAS KATARAK SINILIS

    7/20

    7

    depan dibawah epitel subskapular,yang tetap berupa selapis sel epitel kuboid. Serat

    serat ini bertemu membentuk sutura lentis tegak dianterior dan terbalik di posterior

    yang selesai pada bulan ketujuh.

    Saat lahir , lensa berbentuk lebih bulat daripada selanjutnya, menghasilkan

    daya refraksi yang lebih kuat sebagai kompensasi diameter antero posterior mata

    yang pendek. Lensa bertumbuh seumur hidup dengan menambahkan serat serat baru

    ditepian, sehingga bertambah gepeng. Konsistensi materi lensa berubah selama

    kehidupan.Saat lahir seperti plastik lunak; pada usia lanjut konsistensinya mirip

    kaca.Oleh karena itu semakin tua seseorang maka semakin sukar mengubah

    bentuknya saat akomodasi.

    Lensa merupakan suatu struktur bikonveks , avaskular , tidak berwarna dan

    hampir transparan sempurna. Tebalnya sekitar 4mm dan diameternya 9mm.

    Dibelakang iris digantung oleh zonula , yang menghubungkan dengan korpus siliar.

    Disebelah anterior lensa terdapat humor aquaeus; disebelah posteriornya vitreus.

    Jaringan ini berasal dari ectoderm permukaan yang berbentuk lensa didalam mata dan

    bersifat bening . Lensa didalam bola mata terletak dibelakang iris yang terdiri dar zat

    tembus cahaya berbentuk seperti cakram yang dapat menebal dan menipis pada saat

    terjadinya akomodasi.

    Lensa terletak didalam bilik mata belakang , Lensa akan dibentuk oleh sel

    epitel lensa yang membentuk serat lensa didalam kapsul lensa .Epitel lensa akan

    membentuk serat lensa terus menerus sehingga mengakibatkan memadatnya serat

    lensa dibagian sentra lensa sehingga membentuk nucleus lensa. Bagian sentral lensa

    merupakan serat lensa yang paling dahulu dibentuk.

    Didalam lensa dapat dibedakan nukleus embrional, fetal dan dewasa. Dibagian

    luar nucleus ini terdapat serat lensa yang lebih muda dan disebut korteks lensa.

    Korteks yang terletak disebelah depan nucleus lensa disebut korteks anterior , sedang

    dibelakangnya korteks posterior . Nukleus lensa mempunyai konsistensi lebih keras

    dibanding korteks lensa yang lebih muda. Dibagian perifer kapsul lensa terdapat

    zonula Zinn yang menggantungkan lensa diseluruh ekuatornya pada badan siliar.

    Kapsul lensa adalah suatu membran yang semipermeabel ( sedikit lebih permeabel

    daripada dinding kapiler ) yang akan memperbolehkan air dan elektrolit masuk.

    Disebelah depan terdapat selapis epitel subkapsular. Nukleus lensa lebih keras

    daripada korteksnya , sesuai dengan bertambahnya usia, seratserat lamelar subepi

    tel terus diproduksi , sehingga lensa lama kelamaan menjadi lebih besar dan kurang

  • 7/29/2019 LAPKAS KATARAK SINILIS

    8/20

    8

    elastis. Masing masing serat lamelar mengandung sebuah inti gepeng . Lensa

    ditahan ditempatnya oleh ligamentum yang disebut zonula zinnii yang tersusun dari

    banyak fibril dari permukaan korpus siliare dan menyisip ke dalam ekuator lensa. 65

    % lensa terdiri dari air dan 35 % protein . Lensa tidak ada serat nyeri , pembuluh

    darah atau syaraf.

    Secara Fisiologis lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu :

    1. Kenyal atau lentur karena memegang peranan terpenting dalam akomodasi untukmenjadi cembung.

    2. Jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan3. Terletak ditempatnya.

    Secara patologik lensa ini dapat berupa :

    1. Tidak kenyal pada orang dewasa yang akan mengakibatkan presbiopia2. Keruh ( katarak )3. Tidak berada ditempat atau subluksasi dan dislokasi.Lensa pada orang dewasa didalam perjalanan hidupnya akan menjadi bertambah besar

    dan berat.

    PEMBAHASAN

    Katarak

    Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan gangguan penglihatan.

  • 7/29/2019 LAPKAS KATARAK SINILIS

    9/20

    9

    Gambar 2. Lensa yang mengalami katara

    Epidemiologi

    Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), katarak merupakan kelainan

    mata yang menyebabkan kebutaan dan gangguan penglihatan yang paling sering ditemukan

    seperti tercantum pada gambar.

    Katarak memiliki derajat kepadatan yang sangat bervariasi dan dapat disebabkan oleh

    berbagai hal, biasanya akibat proses degenatif. Pada penelitian yang dilakukan di amerika

    serikat didapatkan adanya 10% orang menderita katarak, dan prevalensi ini meningkat sampai

    50% pada mereka yang berusia 65-75 tahun dan meningkat lagi sekitar 70% pada usia 75

    tahun. Katarak congenital, katarak traumatic dan katarak jenis jenis lain lebih jarang

    ditemukan.

    Penyebab

    1. Penyebab paling banyak adalah akibat proses lanjut usia/ degenerasi, yangmengakibatkan lensa mata menjadi keras dan keruh. ( Katarak Senilis )

    2. Dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok, sinar ultraviolet, alcohol , kurangvitamin E , radang menahun dalam bola mata , polusi asap motor / pabrik karena

    mengandung timbale

    3. Cedera mata , misalnya pukulan keras , tusukan benda ,panas yang tinggi , bahankimia yang merusak lensa ( Katarak Traumatik )

    4. Peradangan / Infeksi pada saat hamil , penyakit yang diturunkan ( Katarak Kongenital)

    5. Penyakit infeksi tertentu dan penyakit metabolik misalnya diabetes mellitus ( Katarakkomplikata )

  • 7/29/2019 LAPKAS KATARAK SINILIS

    10/20

    10

    6. Obat-obat tertentu (misalnya kortikosteroid ,klorokuin ,klorpromazin ,ergotamine,pilokarpin

    PatomekanismeDengan bertambah lanjut usia seseorang maka nucleus lensa mata akan

    menjadi lebih padat dan berkurang kandungan airnya , lensa akan menjadi keras pada

    bagian tengahnya ( optic zone ) sehingga kemampuan memfokuskan benda

    berkurang.

    Dengan bertambah usia lensa juga mulai berkurang kebeningannya. ( Katarak

    Senilis )

    Penderita kencing manis (diabetes mellitus) yang gagal merawat penyakitnya

    akan mengaki batkan Kandungan gula dalam darah menjadikan lensa kurang kenyal

    dan bisa menimbulkan katarak ( Katarak Komplikata )

    Gejala Klinis

    Katarak berkembang secara perlahan dan tidak menimbulkan nyeri disertai

    gangguan penglihatan yang muncul secara bertahap.

    1. Penglihatan kabur dan berkabut2. Fotofobia3. Penglihatan ganda4. Warna manik mata berubah / putih5. Kesulitan melihat di waktu malam6. Sering berganti kacamata7. Perlu penerangan lebih terang untuk membaca8. Seperti ada titik gelap didepan mata9. Melihat dekat jelas (bersifat sementara )

  • 7/29/2019 LAPKAS KATARAK SINILIS

    11/20

    11

    gambar 3. Perbandingan lensa mata

    Gejala Klinis katarak menurut tempat terjadinya sesuai anatomi lensa :

    1. Katarak Inti / Nucleara. Menjadi lebih rabun jauh sehingga mudah melihat dekat ,dan untuk melihat

    dekat melepas kaca mata nya.

    b. Penglihatan mulai bertambah kabur atau lebih menguning , lensa akan lebihcoklat

    c. Menyetir malam silau dan sukar2. Katarak Kortikal

    a. Kekeruhan putih dimulai dari tepi lensa dan berjalan ketengah sehinggamengganggu penglihatan

    b. Penglihatan jauh dan dekat tergangguc. Penglihatan merasa silau dan hilangnya penglihatan kontra

    3. Katarak Subscapulara. Kekeruhan kecil mulai dibawah kapsul lensa , tepat jalan sinar masukb. Dapat terlihat pada kedua matac. Mengganggu saat membacad. Memberikan keluhan silau dan halo atau warna sekitar sumber cahayae. Mengganggu penglihatan

  • 7/29/2019 LAPKAS KATARAK SINILIS

    12/20

    12

    Katarak Senilis

    Semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut

    Bentuk katarak senilis :

    a. Katarak nuklearInti lensa dewasa selama hidup bertambah besar dan menjadi sklerotik.

    Lama kelamaan inti sel yang mulanya putih kekuning kuningan menjadi coklat

    dan kemudian kehitamhitaman ( Katarak brunesen atau nigra )

    b. Katarak kortikalPada katarak kortikal terjadi penyerapan air sehingga lensa menjadi

    cembung dan terjadi miopisasi akibat perubahan indeks refraksi cahaya . Pada

    keadaan ini penderita seakan akan mendapatkan kekuatan baru untuk melihat

    dekat pada usia yang bertambah.

    c. Katarak KupuliformKatarak kupuliform dapat terlihat pada stadium dini katarak kortikal atau

    nuklear. Kekeruhan terletak dilapis korteks posterior dan dapat memberikan

    gambaran piring. Makin dekat letaknya terhadap kapsul makin cepat bertambahnya

    katarak, Katarak ini sering sukar dibedakan dengan katarak komplikata.

    Stadium katarak senilis :

    a. Katarak InsipienKekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeruju menuju korteks anterior

    dan posterior ( katarak kortikal ) , vakuol mulai terlihat di dalam korteks

    Katarak subkapsular posterior , kekeruhan mulai terlihat anterior subkapsular posterior ,

    celah terbentuk antara serat lensa dan korteks berisi jaringan degeneratif ( benda

    morgagni ). Kekeruhan ini dapat menimbulkan poliopia oleh karena indeks refraksi

    yang tidak sama pada semua bagian lensa , bila dilakukan uji bayangan iris akan positif,

    pada permulaan hanya tampak bilapupil dilebarkan.

    Gambar 6. Katarak insipien

  • 7/29/2019 LAPKAS KATARAK SINILIS

    13/20

    13

    b. Katarak Intumesen

    Gambar 7. Katarak intumesen

    Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat lensa yang degeratif

    menyerap air. Masuknya air kedalam celah lensa mengakibatkan lensa menjadi

    bengkak dan besar yang akan mendorong iris sehingga bilik mata menjadi dangkal

    dibanding dengan keadaan normal. Pencembungan lensa ini dapat memberikan penyulit

    glaukoma.

    Katarak intumesen biasanya terjadi pada katarak yang berjalan cepat dan

    mengakibatkan miopia lenticular. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks

    sehingga lensa akan mencembung dan daya biasnya akan bertambah yang akan

    memberikan miopisasi.

    Pada pemeriksaan slitlamp terlihat vakuol pada lensa disertai peregangan jarak

    lamel serat lensa.

    c. Katarak Imatur

    Gambar 8. Katarak imatur

    Katarak belum seluruh lapis lensa,hanya sebagian lensa yang keruh, akan

    bertambah volume lensanya akibat meningkatnya tekanan osmotik bahan lensa yang

    degeratif, Pada stadium ini terjadi hidrasi korteks yang mengakibatkan lensa menjadi

    cembung sehingga memberikan perubahan indeks refraksi dimana mata akan menjadi

    miopi. Kecembungan ini akan mengakibatkan pendorongan iris kedepan sehingga bilik

  • 7/29/2019 LAPKAS KATARAK SINILIS

    14/20

    14

    mata depan akan semakin sempit dan dapat menimbulkan hambatan pupil sehingga

    terjadi glaukoma sekunder. Uji bayangan iris pada keadaan ini positif.

    d. Katarak Matur

    Gambar 9. Katarak matur

    Kekeruhan telah mengenai seluruh masa lensa, kekeruhan ini dapat terjadi

    akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila proses degenerasi berjalan terus

    menerus akan terjadi pengeluaran air bersamasama hasil desintegrasi melalui kapsul ,

    didalam stadium ini lensa akan berukuran normal , iris tidak terdorong kedepan dan

    bilik mata depan akan mempunyai kedalaman normal kembali. Lensa berwarna putih

    keruh akibat perkapuran menyeluruh karena deposit kalsium.Bila dilakukan uji

    bayangan iris akan terlihat negatif.

    e. Katarak Hipermatur

    Gambar 10. Katarak hipermatur

    Katarak yang mengalami proses degenerasi lanjut , lensa menjadi cair dan dapat

    keluar melalui kapsul lensa. Masa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa

    sehingga lensa menjadi mengecil , berwarna kuning dan kering. Pada pemeriksaan

    terlihat bilik mata dalam dan lipatan kapsul lensa, kadang kadang pengerutan

    berlanjut sehingga hubungan dengan zonula Zinn menjadi kendor. Bila proses berjalan

    terus disertai dengan kapsul yang tebal maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak

  • 7/29/2019 LAPKAS KATARAK SINILIS

    15/20

    15

    dapat keluar sehingga korteks akan memperlihatkan bentuk sebagai sekantong susu

    disertai nukleus yang terbenam didalam korteks lensa karena lebih berat ( keadaan ini

    disebut Katarak Morgagni ) . Uji bayangan iris memberikan gambaran pseudopositif.

    Perbedaan Stadium Katarak Senilis

    Insipien Imatur Matur Hipermatur

    Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif

    Cairan Lensa Normal Bertambah Normal Berkurang

    Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

    Bilik Mata

    Depan

    Normal Dangkal Normal Dalam

    Sudut Bilik

    Mata

    Normal Sempit Normal Terbuka

    Shadow Test Negatif Positif Negatif Pseudopositif

    Penyulit - Glaukoma - Uveitis +

    Glaukoma

    DIAGNOSIS

    Katarak biasanya didiagnosis melalui pemeriksaan rutin mata. Sebagian besar katarak

    tidak dapat dilihat oleh pengamat awam sampai menjadi cukup padat (matur atau hipermatur)

    dan menimbulkan kebutaan. Namun, katarak, pada stadium perkembangannya yang paling

    dini, dapat diketahui melalui pupil yang didilatasi maksimum dengan ophtalmoskop, kaca

    pembesar, atau slitlamp.

    Fundus okuli menjadi semakin sulit dilihat seiring dengan semakin padatnya

    kekeruhan lensa, sampai reaksi fundus sama sekali hilang. Pada stadium ini katarak biasanya

    telah matang dan pupil mungkin tampak putih.

    Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien katarak adalah pemeriksaan sinar celah (slit-

    lamp), funduskopi pada kedua mata bila mungkin, tonometer selain daripada pemeriksaan

    prabedah yang diperlukan lainnya seperti adanya infeksi pada kelopak mata, konjungtiva,

    karena dapat penyulit yang berat berupa panoftalmitis pasca bedah dan fisik umum.

  • 7/29/2019 LAPKAS KATARAK SINILIS

    16/20

    16

    PENATALAKSANAAN

    Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. Akan tetapi jika gejala katarak

    tidak mengganggu, tindakan operasi tidak diperlukan. Kadang kala cukup dengan mengganti

    kacamata. Sejauh ini tidak ada obat-obatan yang dapat menjernihkan lensa yang keruh.

    Namun, aldose reductase inhibitor, diketahui dapat menghambat konversi glukosa menjadi

    sorbitol, sudah memperlihatkan hasil yang menjanjikan dalam pencegahan katarak gula pada

    hewan. Obat anti katarak lainnya sedang diteliti termasuk diantaranya agen yang menurunkan

    kadar sorbitol, aspirin, agen glutathione-raising , dan antioksidan vitamin C dan E.

    Penatalaksanaan definitif untuk katarak senilis adalah ekstraksi lensa. Lebih dari

    bertahun-tahun, tehnik bedah yang bervariasi sudah berkembang dari metode yang kuno

    hingga tehnik hari ini phacoemulsifikasi. Hampir bersamaan dengan evolusi IOL yang

    digunakan, yang bervariasi dengan lokasi, material, dan bahan implantasi. Bergantung pada

    integritas kapsul lensa posterior, ada 2 tipe bedah lensa yaitu intra capsuler cataract ekstraksi

    (ICCE) dan ekstra capsuler cataract ekstraksi (ECCE). Berikut ini akan dideskripsikan secara

    umum tentang tiga prosedur operasi pada ekstraksi katarak yang sering digunakan yaitu

    ICCE, ECCE, dan phacoemulsifikasi.

    1. Intra Capsuler Cataract Ekstraksi (ICCE)

    Tindakan pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul. Seluruh

    lensa dibekukan di dalam kapsulnya dengan cryophake dan depindahkan dari mata melalui

    incisi korneal superior yang lebar. Sekarang metode ini hanya dilakukan hanya pada keadaan

    lensa subluksatio dan dislokasi. Pada ICCE tidak akan terjadi katarak sekunder dan

    merupakan tindakan pembedahan yang sangat lama populer.

    ICCE tidak boleh dilakukan atau kontraindikasi pada pasien berusia kurang dari 40 tahun

    yang masih mempunyai ligamen hialoidea kapsular.

    Penyulit yang dapat terjadi pada pembedahan ini astigmatisme, glukoma, uveitis,

    endoftalmitis, dan perdarahan.

    2. Extra Capsular Cataract Extraction (ECCE)

    Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa

    dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa dan kortek lensa

    dapat keluar melalui robekan.

  • 7/29/2019 LAPKAS KATARAK SINILIS

    17/20

    17

    Pembedahan ini dilakukan pada pasien katarak muda, pasien dengan kelainan endotel,

    bersama-sama keratoplasti, implantasi lensa intra ocular posterior, perencanaan implantasi

    sekunder lensa intra ocular, kemungkinan akan dilakukan bedah glukoma, mata dengan

    prediposisi untuk terjadinya prolaps badan kaca, mata sebelahnya telah mengalami prolap

    badan kaca, sebelumnya mata mengalami ablasi retina, mata dengan sitoid macular edema,

    pasca bedah ablasi, untuk mencegah penyulit pada saat melakukan pembedahan katarak

    seperti prolaps badan kaca.

    Penyulit yang dapat timbul pada pembedahan ini yaitu dapat terjadinya katarak sekunder.

    3. Phakoemulsifikasi

    Phakoemulsifikasi (phaco) maksudnya membongkar dan memindahkan kristal lensa.

    Pada tehnik ini diperlukan irisan yang sangat kecil (sekitar 2-3mm) di kornea. Getaran

    ultrasonic akan digunakan untuk menghancurkan katarak, selanjutnya mesin PHACO akan

    menyedot massa katarak yang telah hancur sampai bersih. Sebuah lensa Intra Okular yang

    dapat dilipat dimasukkan melalui irisan tersebut. Karena incisi yang kecil maka tidak

    diperlukan jahitan, akan pulih dengan sendirinya, yang memungkinkan pasien dapat dengan

    cepat kembali melakukan aktivitas sehari-hari.

    Tehnik ini bermanfaat pada katarak kongenital, traumatik, dan kebanyakan katarak

    senilis. Tehnik ini kurang efektif pada katarak senilis padat, dan keuntungan incisi limbus

    yang kecil agak kurang kalau akan dimasukkan lensa intraokuler, meskipun sekarang lebih

    sering digunakan lensa intra okular fleksibel yang dapat dimasukkan melalui incisi kecil

    seperti itu.

    4. SICS

    Teknik operasi Small Incision Cataract Surgery (SICS) yang merupakan teknik

    pembedahan kecil.teknik ini dipandang lebih menguntungkan karena lebih cepat sembuh dan

    murah.

    Apabila lensa mata penderita katarak telah diangkat maka penderita memerlukan

    lensa penggant untuk memfokuskan penglihatannya dengan cara sebagai berikut:

    kacamata afakia yang tebal lensanya lensa kontak lensa intra okular, yaitu lensa permanen yang ditanamkan di dalam mata pada saat

    pembedahan untuk mengganti lensa mata asli yang telah diangkat

  • 7/29/2019 LAPKAS KATARAK SINILIS

    18/20

    18

    KOMPLIKASI

    1. Komplikasi Intra Operatif

    Edema kornea, COA dangkal, ruptur kapsul posterior, pendarahan atau efusi

    suprakoroid, pendarahan suprakoroid ekspulsif, disrupsi vitreus, incacerata kedalam luka

    serta retinal light toxicity.

    2. Komplikasi dini pasca operatif

    COA dangkal karena kebocoran luka dan tidak seimbangnya antara cairan yangkeluar dan masuk, adanya pelepasan koroid, block pupil dan siliar, edema stroma dan

    epitel, hipotonus, brown-McLean syndrome (edema kornea perifer dengan daerah

    sentral yang bersih paling sering)

    Ruptur kapsul posterior, yang mengakibatkan prolaps vitreus Prolaps iris, umumnya disebabkan karena penjahitan luka insisi yang tidak adekuat

    yang dapat menimbulkan komplikasi seperti penyembuhan luka yang tidak sempurna,

    astigmatismus, uveitis anterior kronik dan endoftalmitis.

    Pendarahan, yang biasa terjadi bila iris robek saat melakukan insisi3. Komplikasi lambat pasca operatif

    o Ablasio retinao Endoftalmitis kronik yang timbul karena organissme dengan virulensi rendah

    yang terperangkap dalam kantong kapsuler

    o Post kapsul kapacity, yang terjadi karena kapsul posterior lemah Malformasilensa intraokuler, jarang terjadi

    PENCEGAHAN

    80 persen kebutaan atau gangguan penglihatan mata dapat dicegah atau dihindari.Edukasi dan promosi tentang masalah mata dan cara mencegah gangguan kesehatan mata.

    sebagai sesuatu yang tidak bisa ditinggalkan. Usaha itu melipatkan berbagai pihak, termasuk

    media massa, kerja sama pemerintah, LSM, dan Perdami.

    Katarak dapat dicegah, di antaranya dengan menjaga kadar gula darah selalu normal

    pada penderita diabetes mellitus, senantiasa menjaga kesehatan mata, mengonsumsi makanan

    yang dapat melindungi kelainan degeneratif pada mata dan antioksidan seperti buah-buahan

    banyak yang mengandung vitamin C, minyak sayuran, sayuran hijau, kacang-kacangan,

  • 7/29/2019 LAPKAS KATARAK SINILIS

    19/20

    19

    kecambah, buncis, telur, hati dan susu yang merupakan makanan dengan kandungan vitamin

    E, selenium, dan tembaga tinggi.

    Vitamin C dan E dapat memperjelas penglihatan. Vitamin C dan E merupakan

    antioksidan yang dapat meminimalisasi kerusakan oksidatif pada mata, sebagai salah satu

    penyebab katarak. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 3.000 orang dewasa selama lima

    tahun menunjukkan, orang dewasa yang mengonsumsi multivitamin atau suplemen lain yang

    mengandung vitamin C dan E selama lebih dari 10 tahun, ternyata risiko terkena katarak 60%

    lebih kecil.

    Seseorang dengan konsentrasi plasma darah yang tinggi oleh dua atau tiga jenis

    antioksidan ( vit C, vit E, dan karotenoid) memiliki risiko terserang katarak lebih rendah

    dibandingkan orang yang konsentrasi salah satu atau lebih antioksidannya lebih rendah.

    Hasil penelitian lainnya yang dilakukan Farida (1998-1999) menunjukkan, masyarakat yang

    pola makannya kurang riboflavin (vitamin B2) berisiko lebih tinggi terserang katarak.

    Menurut Farida, ribovlafin memengaruhi aktivitas enzim glutation reduktase. Enzim ini

    berfungsi mendaur ulang glutation teroksidasi menjadi glutation tereduksi, agar tetap

    menetralkan radikal bebas atau oksigen.

    PROGNOSIS

    Dengan tehnik bedah yang mutakhir, komplikasi atau penyulit menjadi sangat jarang.

    Hasil pembedahan yang baik dapat mencapai 95%. Pada bedah katarak resiko ini kecil dan

    jarang terjadi. Keberhasilan tanpa komplikasi pada pembedahan dengan ECCE atau

    fakoemulsifikasi menjanjikan prognosis dalam penglihatan dapat meningkat hingga 2 garis

    pada pemeriksaan dengan menggunakan snellen chart.

  • 7/29/2019 LAPKAS KATARAK SINILIS

    20/20

    20

    DAFTAR PUSTAKA

    Ganong, William F.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta : EGC. 2003.

    Ilyas, Prof. dr. H. Sidarta, Sp. M.Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Balai Penerbitan FKUI. 2009.