lapkas tifoid

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lapkas

Citation preview

  • LAPORAN KASUSDEMAM TIFOIDADE IRMA HIZRIANI LUBIS081001008

  • Pembimbingdr. Hj. Maria Ulfa Lubis, Sp.Adr. H. Ismart Hsb, Sp.A dr. H. Ady Subrata, M.Ked (Ped) Sp.A

  • DEFENISIDemam tifoid merupakan suatu penyakit yang terjadi mendadak, yang disebabkan oleh infeksi Salmonella typhosa.

  • ETIOLOGIDemam typhoid timbul akibat dari infeksi oleh bakteri , Salmonella thypi. Kuman ini tergolong dalam enterobacteriaceae, gram negatif berbentuk batang.Salmonella thypi. memasuki tubuh penderita melalui saluran pencernaan. Bakteri ini terdapat dalam kotoran, urin manusia dan juga pada makanan yang terkontaminasi bakteri yang disebarkan oleh lalat.

  • PATOFISIOLOGIBakteri Salmonella typhi bersama makanan atau minuman masuk ke dalam tubuh mealui mulut. Pada saat melewati lambung dengan suasana asam (pH
  • S.tiphy masuk ke hati, limpa sumsung tulang, Di organ-organ tersebut S.typhi difagosit dan memperbanyak diri, hal ini tidak berpengaruh dengan antibodi pada penderita. Setelah periode multiplikasi intraseluler, organisme akan dilepaskan lagi ke aliran darah (bakterimia kedua) menyebabkan panas tinggi.

  • GEJALAGejala klinis demam tifoid pada anak biasanya lebih ringan daripada orang dewasa. Masa tunas 10-20 hari, yang paling singkat 4 hari. DemamKhas demam berlangsung 3 minggu, suhu tidak terlalu tinggi. Pada minggu pertama, suhu tubuh berangsur0angsur naik setiap hari, biasa menurun pada pagi hari dan meningkat pada sore dan malam hari. Pada minggu kedua penderita terus dalam keadaan demam. Pada minggu ketiga demam berangsur turun dan suhu kembali normal pada akhir minggu ketiga.

  • Gangguan pada saluran pencernaanPada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah, lidah tertutup selaput putih, ujung dan tepinya kemerahan. Abdomen dapat ditemui perut kembung. Hati dan limpa membesar disertai nyeri pada perabaan. Biasanya sering terjadi konstipasi, tetapi bias juga terjadi diare.Gangguan kesadaranUmumnya kesadaran pasien menurun. Jarang terjadi koma dan gelisah.

  • DIAGNOSAUntuk ke akuratan dalam penegakan diagnosa penyakit, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan laboratorium diantaranya :

    Pemeriksaan darah tepi.Pemeriksaan darah tepi merupakan pemeriksaan sederhana yang mudah dilakukan di laboratorium sederhana untuk membuat diagnosa cepat. Akan ada gambaran jumlah sel darah putih yang berkurang (lekopenia), jumlah limfosis yang meningkat dan eosinofilia.

  • Pemeriksaan Widal adalah pemeriksaan darah untuk menemukan zat anti terhadap kuman tifoid. Widal positif kalau titer O 1/160 atau lebih dan atau menunjukkan kenaikan progresif.Diagnosa demam Tifoid pasti positif bila dilakukan biakan empedu dengan ditemukannya kuman Salmonella typhosa dalam darah waktu minggu pertama dan kemudian sering ditemukan dalam urin dan feses.

  • KOMPLIKASIPada demam tifoid komplikasi biasanya terjadi pada pasien yang telah sakit selama lebih dari 2 3 minggu tanpa pengobatan. Komplikasi yang sering terjadi adalah perdarahan saluran pencernaan, perforasi intestinal, ensefalopati dan penurunan kesadaran.Komplikasi sering terjadi pada keadaan toksemia berat dan kelemahan umum terutama bila perawatan pasien kurang sempurna.

  • PENATALAKSANAANBED REST Diet dan terapi penunjang (simptomatik dan suportif) dengan tujuan mengembalikan rasa nyaman dan kesehatan pasien secara optimal. Pasien perlu dirawat dirumah sakit untuk isolasi, observasi dan pengobatan. Pasien harus tirah baring absolut sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebih selama 14 hari untuk mecegah komplikasi.

  • Pemberian antimikrobaKloramfenikol: 40-50 mg/kgBB/hariTiamfenikol : 30-50mg/kgBB/hariAmpicillin/Amoxilin : 100-200 mg/kg/hariCefotaxime: 50-100mg/kgBB/hari

  • PENCEGAHAN

    Vaksinasi dengan menggunakan vaksin T.A.B (mengandung basil tifoid dan paratifoid A dan B yang dimatikan) yang diberikan subkutan 2 atau 3 kali pemberian dengan interval 10 hari merupakan tindakan yang praktis untuk mencegah penularan demam tifoid.

  • BAB IILAPORAN KASUSNama : Riski Ramadhan Umur: 10 tahunJenis Kelamin: Laki-lakiPendidikan: Ikut orang tuaAgama : IslamAlamat: Kamp. Sawah kel. SilandongTangal masuk: 06 Mei 2012

  • Keluhan utama : Demam (+)Telaah : Demam dialami os sejak 7 hari yang lalu, demam tinggi, bersifat naik turun dan meningkat pada sore atau malam hari. Demam disertai dengan menggigil.3 bulan yang lalu os pernah menderita demam tifoid, dan sudah sembuhMuntah (+) frekuensi sebanyak 3x, volume 20cc, isi muntah apa yang dimakan dan diminum os.Epistaksis (+)BAB (-) tidak ada buang air besar sejak 1 hari yang lalu.

  • Riwayat Penyakit Terdahulu3 bulan yang lalui Os pernah mengalami demam tifoid.

    Riwayat Keluarga Hanya os yang menderita seperti ini

  • Pemeriksaan FisikKesadaran: Composmenmtis Tanda Vital: T : 38 C BB : 25 kg HR : 124 x/ i PB : 135 cm RR : 22 x/ i LP : 44 cm

    Edema: (-)

  • KepalaRambut: Hitam, dan tidak mudah rontokMata: T.A.K ( Tidak ada kelainan)Hidung : T.A.K ( Tidak ada kelainan)Mulut: Bagian tengah lidah kotor, dan pinggirnya hiperemisLeher: Dalam Batas Normal

  • Thoraks - Inspeksi: simetris fusiformis ka/ki - Palpasi : batas jantung normal - Perkusi : sonor pada lapangan paru - Auskultasi: SP = vesikuler, ST = (-)

    Paru-paru: Ronkhi -/- , wheezing -/-

    Abdomen - Inspeksi : simetris ka/ki - Palpasi : soepel - Perkusi : timpani - Auskultasi : peristaltik (+)

  • Hati: tidak terabaLien: tidak terabaGenetalia: laki-laki (dalam batas normal)Tangan: Akral hangatKaki: Akral hangat

  • Diagnosa Banding : - Demam tifoid + Epistaksis - DHF - Malaria

    Diagnosa Sementara: Demam tifoid + Epistaksis

  • TERAPI- IVFD RL 40 tts/i (mikro)- Kloramfenikol 350 mg / 8 jam / IV- Cefotaxime 750 mg / 8 jam / IV- Ranitidin amp / 12jam / IV- Novalgin amp / 12jam / IV

  • Pemeriksaan LaboratoriumWBC: 4,1 x 103 / uLRBC: 4,73 x 106 / uLHCT: 38,0% PLT: 134 x 103 / uLHGB: 14,0 g/dL

  • TES WIDAL

  • FOLLOW UP(07 Mei 2012)S : Demam (+), Muntah (+)O: T : 37,8 C , HR : 126 x/i , RR : 44 x/iA: Demam tifoidP: - IVFD RL 40 tts/i (mikro) - Kloramfenikol 350 mg / 8 jam / IV - Cefotaxime 750 mg / 8 jam / IV - Ranitidin amp / 12jam / IV - Novalgin amp / 12jam / IV - Domperidon syr 3 x cth II

  • (08 Mei 2012)S : Demam (+)O: T : 37,6 C , HR : 122 x/i, RR : 40x/iA: Demam tifoid P: - IVFD RL 40 tts/i (mikro) - -Kloramfenikol 350 mg / 8 jam / IV - Cefotaxime 750 mg / 8 jam / IV - Ranitidin amp / 12jam / IV - Novalgin amp / 12jam / IV

  • ( 09 Mei 2012 )S : Demam (+), O: T : 38 C , HR : 120 x/i , RR : 32/iA: Demam tifoidP : - Cefixime syr 3 x cth II - Parasetamol syr 3 x cth II - Nistatin syr 3 x cth II - Dehab 3 x 1

    ~ Os PAPS (Pulang atas permintaan sendiri)

  • DISKUSIDemam tifoid masih merupakan masalah kesehatan yang penting di negara berkembang. Penyakit ini biasanya mewabah pada musim hujan. Demam tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella typhi . Penyakit ini juga merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting karena penyebarannya berkaitan erat dengan urbanisasi, kepadatan penduduk, kesehatan lingkungan, sumber air dan sanitasi yang buruk serta standar higiene industri pengolahan makanan yang masih rendah.

  • Diagnosis demam tifoid didapatkan dengan cara anamnese, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis didapatkan penderita mengalami demam tinggi, yang meningkat pada sore dan malam hari, mual, muntah, nyeri sendi dan gangguan sistem pencernaan seperti diare atau konstipasi. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pada demam tifoid ditemukan gejala demam tinggi yang meningkat pada malam hari, mual, muntah, nyeri sendi dan konstipasi. Dari pemeriksaan fisik ditemukan adanya lidah kotor pada bagian tengah dan pinggirnya hiperemis, lalu terdapat pembesaran hati dan limpa. Pada pasien tidak ditemukan pembesaran hati dan limpa, hanya ada rasa tidak enak badan.

  • Pada hasil laboratorium penderita didapatkan nilai leukosit menurun (leukopenia). Namun pada sebagian besar kasus, jumlah leukosit bisa normal. Leukosit bisa meningkat pada anak-anak atau apabila terdapat komplikasi perforasi intestinal dan infeksi sekunder. Hemoglobin biasanya normal. Namun apabila terjadi perdarahan, hemoglobin bisa turun di bawah nilai normal. Hal ini sesuai dengan teori.

  • Pencegahan infeksi Salmonella typhi dapat dilakukan dengan penerapan pola hidup yang bersih dan sehat. Berbagai hal sederhana namun efektif dapat mulai dibiasakan sejak dini oleh setiap orang untuk menjaga higientias pribadi dan lingkungan, seperti membiasakan cuci tangan dengan sabun sebelum makan atau menyentuh alat makan/minum, mengkonsumsi makanan dan minuman bergizi yang sudah dimasak matang, menyimpan makanan dengan benar agar tidak dihinggapi lalat atau terkena debu, memilih tempat makan yang bersih dan memiliki sarana air memadai, membiasakan buang air di kamar mandi, serta mengatur pembuangan sampah agar tidak mencemari lingkungan.

  • SEKIAN DAN TERIMAKASIH

    *****