36
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Dasar Teori Pertumbuhan didefinisikan sebagai penambahan jumlah sel atau biomassa yang berurutan dan teratur seiring dengan waktu. Pertumbuhan meliputi jumlah sel, berat kering, kandungan protein, kandungan asam nukleat, dan sebagainya. Bakteri biasanya melakukan pembiakan secara aseksual atau vegetatif. Pembiakan ini berlangsung cepat, jika faktor-faktor luar menguntungkan. Pelaksanaan pembiakan yaitu dengan pembelahan diri atau divisio. Jika faktor-faktor luar menguntungkan, maka setelah terjadi pembelahan, sel- sel baru membesar sampai masing-masing menjadi sebesar sel induk. Untuk menelaah bakteri di laboratorium kita harus dapat menumbuhkan mereka dalam biakan murni. Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis 1

laporan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Dasar Teori

Pertumbuhan didefinisikan sebagai penambahan jumlah sel atau biomassa yang berurutan dan teratur seiring dengan waktu. Pertumbuhan meliputi jumlah sel, berat kering, kandungan protein, kandungan asam nukleat, dan sebagainya. Bakteri biasanya melakukan pembiakan secara aseksual atau vegetatif. Pembiakan ini berlangsung cepat, jika faktor-faktor luar menguntungkan. Pelaksanaan pembiakan yaitu dengan pembelahan diri atau divisio. Jika faktor-faktor luar menguntungkan, maka setelah terjadi pembelahan, sel-sel baru membesar sampai masing-masing menjadi sebesar sel induk.

Untuk menelaah bakteri di laboratorium kita harus dapat menumbuhkan mereka dalam biakan murni. Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang diisyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya.

Bakteri yang diinokulasikan dalam medium yang sesuai dan pada keadaan yang optimum bagi pertumbuhannya, maka terjadi kenaikan jumlah yang sangat tinggi dalam waktu yang relatif pendek. Pada beberapa spesies, populasi (panen sel terbanyak yang dapat diperoleh) tercapai dalam waktu 24 jam, populasinya dapat mencapai 10 sampai 15 milyar sel bakteri per mililiter. Perbanyakan ini disebabkan oleh pembelahan sel secara aseksual.

Fase pertumbuhan bakteri adalah sebagai berikut :

1. Fase lag adalah fase dimana bakteri beradapatasi dengan lingkungannya dan mulai bertambah sedikit demi sedikit.

2. Fase logaritmik adalah fase dimana pembiakan bakteri berlangsung paling cepat. Jika ingin mengadakan piaraan yang cepat tumbuh, maka bakteri dalam fase ini baik sekali untuk dijadikan inokulum.

3. Fase stationer adalah fase dimana jumlah bakteri yang berkembang biak sama dengan jumlah bakteri yang mengalami kematian.

4. Fase autolisis (kematian) adalah fase dimana jumlah bakteri yang mati semakin banyak, melebihi jumlah bakteri yang berkembang biak.

Fase kematian ditandai dengan cepat merananya koloni dan jumlah bakteri yang mati senantiasa bertambah. Keadaan ini dapat berlangsung beberapa minggu bergantung pada spesies dan keadaan medium serta faktor-faktor lingkungan. Kalau keadaan ini dibiarkan terus menerus, besar kemungkinan bakteri tidak dapat dihidupkan kembali dalam medium baru.

Pertumbuhan bakteri sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri adalah penyediaaan nutrien yang sesuai untuk kultivasi bakteri, faktor fisika, dan faktor kimia. Meskipun medium yang digunakan amat beragam, namun sebagai makhluk hidup bakteri mempunyai kebutuhan dasar yang sama, yaitu meliputi air, karbon, dan mineral.

Perlu disediakan kondisi fisik yang memungkinkan pertumbuhan optimum. Bakteri tidak hanya amat bervariasi dalam persyaratan nutrisi, tetapi juga menunjukkan respon yang berbeda terhadap kondisi fisik dalam lingkungannya. Faktor-faktor fisik yaitu:

1. Suhu

Suhu selain mempengaruhi pertumbuhan, juga mempengaruhi perbanyakan, dan daya tahan. Suhu setiap jenis bakteri bervariasi. Berdasarkan suhu pertumbuhan dibedakan menjadi :

Mesofil, terdapat pada tanah, air, dan tubuh vertebrata, suhu pertumbuhan 10-470C. Suhu pertumbuhan optimum 30-400C.

Termofil, ditemukan pada habitat yang bersuhu tinggi, pembuatan kompos, susu, tanah, dan air laut. Mampu tumbuh pada suhu 45-500C, dibedakan menjadi psikrodura yang mampu hidup dibawah 00C dan termodura yang tahan hidup pada suhu diatas 500C.

2. Tekanan osmosis

Suatu tekanan osmose akan sangat mempengaruhi bakteri jika tekanan osmose lingkungan lebih besar (hipertonis) sel akan mengalami plasmolisis. Sebaliknya tekanan osmose lingkungan yang hipotonis akan menyebabkan sel membengkak dan juga dapat mengakibatkan rusaknya sel. Olah karena itu dalam mempertahankan hidupnya, sel bakteri harus berada pada tingkat tekanan osmose yang sesuai, walaupun sel bakteri memiliki daya adaptasi, perbedaan tekanan osmose dengan lingkugannya tidak boleh terlalu besar.

3. Kadar airAir merupakan komponen utama sel mikroba dan medium. Fungsi air adalah sebagai sumber oksigen untuk bahan organik sel pada respirasi. Selain itu air berfungsi sebagai pelarut dan alat pengangkut dalam metabolisme. Air merupakan bagian terbesar dari sel, sebanyak 80-90 %, dan bagian lain sebanyak 10-20 % terdiri dari protoplasma, dinding sel, lipida untuk cadangan makanan, polisakarida, polifosfat, dan senyawa lain.

4. Kadar oksigen

Beberapa bakteri membutuhkan oksigen bebas, sedangkan yang lain dihambat oleh oksigen.

Faktor kimia yaitu pH, setiap jenis bakteri mempunyai pH lingkungan yang optimal (Neutrofil 6.0-8.0), minimal (Asidofil 2.0-5.0), dan maksimal (Alkalofil, 8.4-9.5) dalam kegiatan fisiologisnya. Kegiatan fisiologis bakteri berguna dalam mempertahankan kelangsungan hidup dan melakukan proses biokimia yang berkelanjutan. Dimana proses ini dikatalisi oleh enzim-enzim. Kemudian adanya zat kimia, dapat berupa desinfektan dan antiseptik, seperti garam-garam logam, fenol, formaldehid, alkohol, yodium, zat-zat warna, detergen/sabun, dan antibiotik.

Begitu tersedia kondisi yang memuaskan untuk kultivasi, maka reproduksi dan pertumbuhan bakteri dapat diamati dan diukur, untuk menentukan pengaruh berbagai kondisi baik terhadap reproduksi maupun pertumbuhan bakteri tersebut, dan untuk menentukan perubahan-perubahan apa saja yang dihasilkan oleh bakteri di dalam lingkungan tumbuhnya.(2)

Pembiakan adalah proses perbanyakan organisme melalui penyediaan kondisi lingkungan yang sesuai. Mikroorganisme yang sedang tumbuh membuat replika dirinya, membutuhkan adanya elemen elemen dalam komposisi kimia mereka. Nutrisi harus menyediakan elemen ini dalam bentuk yang mudah dimetabolisme.(1) Pengamatan pengamatan berikut ini melukiskan hal tersebut dan juga menampakkan keragaman yang amat besar dalam hal tipe nutrisi yang dijumpai di antara bakteri.

Kebanyakan berat kering dari mikroorganisme adalah bahan-bahan organik yang mengandung elemen-elemen karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, phospor, dan belerang. Disamping itu, ion-ion anorganik seperti potasium, sodium, besi, magnesium, kalsium, dan klorida dibutuhkan untuk memfasilitasi katalis enzim dan mempertahankan gradien kimia yang melalui membran sel.

Medium untuk pembiakan kuman juga mempengaruhi pertumbuhan kuman. Pada umumnya, mediun yang sesuai dapat diciptakan melalui reproduksi secara hati-hati kondisi yang ditemukan pada lingkungan alami organisme.

Pada saat mencari tipe tertentu suatu organisme pada bahan alami, adalah menguntungkan untuk menanam organisme yang didapatkan pada medium diferensial. Medium diferensial adalah medium yang akan menyebabkan koloni organisme tipe tertentu memiliki tampilan berbeda. Media diferensial juga digunakan untuk berbagai keperluan seperti mengenali keberadaan bakteri enterik dalam air atau susu dan keberadaan patogen tertentu pada spesimen klinik.(1)Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram-positif dan gram-negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (18531938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae.Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada komponen dinding selnya. Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel dan membran sitoplasma organisme gram positif, sedangkan penyingkiran zat lipida dari dinding sel organisme gram negatif dengan pencucian alcohol memungkinkan hilang dari sel. Bakteri gram positif memiliki membran tunggal yang dilapisi peptidohlikan yang tebal (25-50nm) sedangkan bakteri negative lapisan peptidoglikogennya tipis (1-3 nm).

1.2 Tujuan

1. Mengamati ada tidaknya bakteri pada air yang diambil dari bak penampungan.

2. Melihat morfologi susunan sifat kuman (khusus pada pewarnaan).

BAB II

METODE KERJA

2.1 Pemeriksaan Bakteri Tes Perkiraan (Presumtive Test)

2.1.1 Tujuan

Untuk mengetahui adanya bakteri pada air bak dan mengidentifikasikan jenis bakteri yang terdapat pada air.2.1.2 Alat

1. Tabung Reaksi

2. Tabung Durham

3. Push Ball

4. Pipet ukur

5. Lampu Spirtus

6. Inkubator

7. Ose bulat2.1.3 Media

1. Laktosa Broth ( LB )2.1.4 Bahan

Air yang diambil dari bak penampungan

2.1.5 Prosedur Kerja

Disiapkan 9 tabung reaksi berisi 10 ml media laktosa broth dan tabung durham kemudian beri kode (3 tabung 10 ml, 3 tabung 1 ml, 3 tabung 0,1 ml). Dengan pipet steril diambil sampel yang siap diperiksa sesuai kode. Diinkubasikan suhu 350C selama 24 jam. Setelah 24 jam diperiksa ada tidaknya pembentukan gas (gelembung) di dalam tabung durham. Catat semua tabung yang positif gasnya. Dilanjutkan pada test penegasan.2.1.6 Demonstrasi

Tabung 1 (10 ml) Tabung 2 (1 ml) Tabung 3 (0,1 ml)

Media Laktosa Broth (LB)

Sediakan 3 tabung reaksi untuk 10 ml, 3 tabung reaksi untuk 1 ml, dan 3 tabung reaksi untuk 0,1 ml. Lalu ambil sampel air dengan mengunakan pipet ukur dan masukkan ke dalam masing masing tabung sesuai jumlahnya. Sesudah itu pada tabung reaksi tersebut ditutup dengan kertas/Koran dan diikat dengan karet. Kemudian inkubasi pada suhu pada suhu 350C selama 24 jam.

Catatan : setiap tabung sebelum dan sesudah ambil sampel ujung tabung dipanaskan terlebih dahulu.

2.1.7 Pembacaan Hasil

1. Setelah 24 jam keluarkan tabung dari inkubator

2. Pembacaan hasil dilakukan dengan cara memeriksa ada tidaknya endapan pada tabung, jernih tidaknya, dan adanya gas pada tabung durham.

Tabung 10 ml

Tabung 1 ml

Tabung 0,1 ml

Pada tabung 10 ml, ada pembentukan gas pada tabung durham, keruh dan terdapat endapan pada ketiga tabung (+3)

Pada tabung 1 ml, ada pembentukan gas pada tabung durham, keruh dan terdapat endapan pada dua tabung (+2)

Pada tabung 0,1 ml, ada pembentukan gas pada tabung durham, keruh dan terdapat endapan hanya pada satu tabung (+1)

3. Hasil pengamatan di sesuaikan dengan standart yang ada.

4. Hasil Most Probable Numbers per 100 ml

LB 3. 2. 1 = 150 / 100 ml

2.2 Pemeriksaan Bakteri Tes Penegasan (Confirmative Test)

2.2.1 Tujuan

Menetukan pertumbuhan bakteri yang ada pada media cair. Menetukan ada tidaknya bakteri tersebut 2.2.2 Alat

1. Tabung Reaksi 2. Tabung Durham

3. Push Ball

4. Pipet ukur

5. Lampu Spirtus

6. Inkubator

7. Ose bulat

2.2.3 Media Briliant Green Laktosa Broth ( BGLB )

2.2.4 Bahan Sampel dari LB yang positif

2.2.5 Prosedur KerjaTest Penegasan (Confirmative Test)

Dari tiap-tiap tabung test perkiraan yang positif dipindahkan 2-3 ose ke dalam tabung reaksi yang berisi media BGLB dan tabung durham. Diinkubasikan suhu 350C selama 24 jam. Setelah diinkubasikan dilihat adanya pembentukan gas pada tabung durham. Dibaca pada table MPN.

2.2 2.2.1 Demonstrasi

Tabung 1 (10 ml) Tabung 2 (1 ml) Tabung 3 (0,1 ml)

Media Briliant Green Laktosa Broth ( BGLB )

Sediakan 3 tabung reaksi untuk 10 ml, 2 tabung reaksi untuk 1 ml, dan 1 tabung reaksi untuk 0,1 ml. Lalu ambil sampel dari LB dengan mengunakan pipet ukur dan masukkan ke dalam masing masing tabung sesuai jumlahnya. Sesudah itu pada tabung reaksi tersebut ditutup dengan kertas/Koran dan diikat dengan karet. Kemudian inkubasi pada suhu pada suhu 350C selama 24 jam.

Catatan : setiap tabung sebelum dan sesudah ambil sampel ujung tabung dipanaskan terlebih dahulu.

2.2.2 Pembacaan Hasil

1. Setelah 24 jam keluarkan tabung dari inkubator

2. Pembacaan hasil dilakukan dengan cara memeriksa ada tidaknya endapan pada tabung, jernih tidaknya, dan adanya gas pada tabung durham.

Tabung 10 ml

Tabung 1 ml & Tabung 0,1 ml

Pada tabung 10 ml, ada pembentukan gas pada tabung durham, keruh dan terdapat endapan pada ketiga tabung (+3)

Pada tabung 1 ml, ada pembentukan gas pada tabung durham, keruh dan terdapat endapan pada dua tabung (+2)

Pada tabung 0,1 ml, ada pembentukan gas pada tabung durham, keruh dan terdapat endapan hanya pada satu tabung (+1)

3. Hasil pengamatan di sesuaikan dengan standart yang ada.

4. Hasil Most Probable Numbers per 100 ml

BGLB 3. 2. 1 = 150 / 100 ml

2.3 Penanaman Bakteri pada Media Padat (Agar)

2.3.1 Tujuan

Menetukan pertumbuhan bakteri yang ada pada media padat. Menetukan ada tidaknya bakteri tersebut 2.3.2 Alat

1. Ose Bulat

2. Petridish

3. Lampu Spirtus

4. inkubator

2.3.3 Media

Mac Conkey Agar2.3.4 Bahan

Sampel dari BGLB yang positif

2.3.5 Prosedur Kerja

Lampu spirtus dinyalakan. Ose dibakar sampai membara didinginkan. Diambil 1 mata ose bakteri dari media BGLB yang positif. Digoreskan pada media Mc Conkey agar secara zig zag. Ose dibakar lagi sampai membara. Diinkubasikan suhu 370C selama 1 x 24 jam. Dibaca hasilnya.

2.3.6 Demonstrasi

lampu spirtus dinyalakan kemudian panaskan kawat ose lalu flambir ujung tabung sampel dari LB yang (+), lalu dengan kawat ose ambil masing-masing tabung yang positif (10 ml, 1 ml, dan 0,1 ml). Kemudian digoreskan pada media Mc Conkey agar secara zig zag, yang sebelumnya telah dibagi menjadi 2 bagian yang berbeda dan masing-masing digoreskan pada bagian yang berbeda pada media agar. Setelah itu petridish diletakkan dalam posisi dibalik kemudian dibungkus dengan kertas koran dan diikat dengan karet lalu diinkubasikan di incubator pada suhu 350 C selama 1 x 24 jam. Setelah itu dibaca hasilnya.2.3.7 Pembacaan Hasil

Identifikasi koloni :

1. Jumlah koloni : 29

2. Bentuk koloni : berbentuk bulat dan batang

3. Tepian koloni : tepiannya rata

4. Konsistensi koloni : konsistensi padat dan cair

5. Warna koloni : berwarna merah dan ungu

6. Permukaan koloni : permukannnya cembung

2.4 Pembuatan Sediaan

2.4.1 Tujuan

Membuat sedian untuk melihat lebih jelas bakteri pada sampel air bak penampungan

2.4.2 Alat

1. Objek glass

2. Ose bulat

3. Lampu spirtus

2.4.3 Bahan

1. Biakan kuman dari media cair pada tabung

2. Dari media padat plate (agar)

3. Dari media padat pada tabung 2.4.4 Reagen

PZ steril

2.4.5 Prosedur Kerja

1. Objek glass harus bersih dan bebas lemak

2. Fiksasi pada lampu spirtus

3. Panaskan ose dengan api sampai membara

4. Ambil PZ Steril dengan ose sebanyak 3-5 mata ose dan letakkan pada objek glass

Note: Bila Anda memakai sampel dari media biakan cair maka anda tidak perlu memakai PZ steril.

5. Ambil kuman dengan cara:

a. Sampel biakan padat plate

Tutup Petridish dibuka dengan ibu jari dan jari kelingking tangan kiri ambil satu koloni kuman

Petridish ditutup dan diletakkan terbalik

b. Sampel biakan cair/padat dalam tabung

Pegang tabung dengan tangan kiri, dan ose di tangan kanan

Dengan kelingking kanan buka tutup kapas, plamir mulut tabung

Ambil kuman dengan ose

Mulut tabung diplamir dan ditutup dengan kapasnya

6. Kuman pada ose dicampur dengan PZ pada objek glass dan dibuat olesan yang teratur dan merata

7. Keringkan dan difiksasi

8. Guna fiksasi untuk membunuh kuman, agar kuman mudah diwarnai, agar kuman sebelum dan sesudah diwarnai bentuknya tetap, agar preparat tahan lama disimpan.

9. Preparat siap diwarnai2.5 Pewarnaan Gram

2.5.1 Tujuan Untuk melihat morfologi susunan sifat kuman2.5.2 Reagen :

Gram A Gentian Violet Gram B Iugol Gram C Alkohol 70% Gram D Fuchsin 2.5.3 Teknik :

Sediaan difiksasi 3x Sediaan digenangi dengan cat gram A selama 3-5 menit Cuci dengan air kran Sediaan digenangi dengan gram B selama 1 menit Cuci Lunturkan gram C selama 10-15 detik dengan menggunakan pipe tetes Cuci Genangi dengan fuchsin selam 3-5 menit Cuci dan keringkan periksa dibawah mikroskop 2.5.4 Hasil

Gambar 1. hasil pewarnaan tabung 10 ml sampel LB

Mikroskop pembesaran 100 x

Gambar 2. hasil pewarnaan tabung 1 ml sampel LB

Mikroskop pembesaran 100 x

Gambar 3. hasil pewarnaan tabung 1 ml sampel LB

Mikroskop pembesaran 100 x

Gambar 4. hasil pewarnaan tabung 10 ml sampel BGLB

Mikroskop pembesaran 100 x

Gambar 5. hasil pewarnaan koloni dari media Mc Concey

Mikroskop pembesaran 100 x

BAB III

DISKUSI DAN PEMBAHASAN

Bahan-bahan tertentu mengandung berbagai lingkungan mikro yang berbeda, masing-masing menyediakan tempat untuk spesies berbeda. Dalam hal ini kelompok kami menggunakan bahan air bak kamar mandi.

Pada tes perkiraan, tabung 10 ml positif terdapat kuman. Ini ditandai dengan adanya gelembung gas dan daerah transparan pada tabung durham. Selain itu warna air juga menjadi keruh. Sedangkan pada tabung 1 ml dan 0,1 ml tidak terdapat kuman, dapat dilihat dari tidak adanya gelembung gas dan daerah transparan pada tabung durham. Hal ini dipengaruhi oleh volume air kran yang dimasukkan. Semakin besar volume air, semakin baik pula pertumbuhan kuman.

Pada tes penegasan, kami tidak mendapatkan adanya koloni kuman. Hal ini kemungkinan disebabkan media yang belum bersifat solid dan waktu yang tidak tepat tidak mencapai 24 jam.

Pada prosedur pewarnaan, hasil pada tabung 10 ml terdapat bakteri gram positif (warna ungu) dan gram negatif (warna merah), bentuk basil dan coccus dengan susunan ada yang menyebar dan ada yang berkelompok. Sedangkan pada tabung 1 ml dan 0,1 ml didapatkan bakteri gram negatif (warna merah), bentuk basil dengan susunan menyebar.

Dasar proses pemilahan pada reaksi gram adalah struktur dinding sel. Organisme gram positif menahan kompleks kristal violet, sedangkan organisme gram negatif tidak menahan stuktur kompleks kriatal violet.

BAB IV

KESIMPULAN

1. Penentuan ada tidaknya bakteri pada tabung dapat diamati dari :

Ada atau tidaknya gas dalam tabung durham.

Ada atau tidaknya daerah transparan dalam tabung durham.

Warna sampel yang keruh.

2. Pertumbuhan jumlah bakteri sangat bergantung kepada media dan jumlah bakteri awal yg ditanam.

3. Dengan metode pewarnaan Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut.4. mikroorganime gram positif memiliki struktur membran sel peptidoglikan yg tebal sehingga cenderung mempertahankan zat warna yang pertama (crystal violet) sehungga tampak berwarna ungu di bawah mikroskop. Sedangkan mikroorganisme gram negatif memiliki struktur membran sel peptidoglikan yg tipis sehingga tidak mampu menahan zat warna crystal violet pada saat pelunturan dengan menggunakan alkohol sehingga menngikat zat warna kedua berwarna merah (fuchsin).KEPUSTAKAAN

1. Brooks Geo F, dkk. 2005. Mikrobiologi Kedokteran (Medical Microbiology). Buku 1 Edisi Pertama. Salemba Medika: Jakarta.

2. Pelczar Michael J, dkk. 2007. Dasar dasar Mikrobiologi. Edisi 1. Universitas Indonesia (UI-Press): Jakarta

Bentuk basil (batang), warna metah, gram negatif

Bentuk bulat (cocus), warna merah, gram negatif

Bentuk diplobasil (batang), warna metah, gram negatif

Bentuk bulat (cocus), warna merah, gram negatif

Bentuk basil (batang), warna metah, gram negatif

Bentuk bulat (cocus), warna merah, gram negatif

Bentuk basil (batang), warna metah, gram negatif

Bentuk bulat (cocus), warna merah, gram negatif

Bentuk basil (batang), warna metah, gram negatif

Bentuk basil (batang), warna ungu, gram positif

3