118
1 LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN KOMODITAS BERDASARKAN ZONA AGRO EKOLOGI SKALA 1:50.000 DI KABUPATEN ACEH BARAT, NAGAN RAYA DAN ACEH BARAT DAYA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 NAMA PENELITI UTAMA : DIDI DARMADI, S.P., M.Si.

LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

  • Upload
    docong

  • View
    231

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

1

LAPORAN AKHIR KEGIATAN

KAJIAN PEWILAYAHAN KOMODITASBERDASARKAN ZONA AGRO EKOLOGI SKALA

1:50.000 DI KKAABBUUPPAATTEENN AACCEEHH BBAARRAATT,,NNAAGGAANN RRAAYYAA DDAANN AACCEEHH BBAARRAATT DDAAYYAA

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEHBALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIANKEMENTERIAN PERTANIAN

2014

NAMA PENELITI UTAMA : DIDI DARMADI, S.P., M.Si.

Page 2: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

2

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul RPTPKegiatan 2014

:Kajian Pewilayahan KomoditasBerdasarkan Zona Agro-Ekologi Skala1:50.000 Di Kabupaten Aceh Barat,Nagan Raya Dan Aceh Barat Daya

2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi PertanianProvinsi Aceh

3. Alamat Unit Kerja : Jalan P. Nyak Makam No. 27Lampineung Banda Aceh- 23125

4. Sumber Dana : DIPA BPTP Aceh 20145. Status Penelitian : Baru6. PenanggungJawab :

A. Nama : Didi Darmadi, S.P., M.Si.B. Pangkat/ Golongan : Penata Muda Tk. I/ IIIbC. Jabatan : Penyuluh Pertama

7. Lokasi : Provinsi Aceh8. Agroekosistem : Multi Agroekosistem9. TahunMulai : 201410. TahunSelesai : 201411. Output Tahunan : Tersedianya Data Dan Peta Komoditas

Unggulan Di Kabupaten Barat,Kabupaten Nagan Raya DanKabupaten Aceh Barat Daya

12. Output Akhir Tersedianya Data Dan Peta KomoditasUnggulan Di Masing-Masing KabupatenDalam Provinsi Aceh

13. Biaya : RP 145.400.000,- (Seratus EmpatPuluh Lima Juta Empat Ratus RibuRupiah)

MengetahuiKepala Balai,

Ir. Basri AB, M.SiNIP. 19600811 198503 1 001

Koordinator Program,

Ir. T. Iskandar, M.SiNIP. 19580121 198303 1 003

Penanggungjawab Kegiatan,

Didi Darmadi, S.P., M. Si.NIP. 19810512 200604 1 010

Page 3: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

3

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbal ‘alamin, segala puji bagi Tuhan semesta alam yang

telah memberi kami kesehatan, kesempatan dan ilmu pengetahuan sehingga kami

dapat melaksanakan kegiatan dan menulis laporan akhir kegiatan “Kajian

Pewilayahan Komoditas Berdasarkan Zona Agro-Ekologi Skala 1:50.000 di Kabupaten

Aceh Barat, Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Aceh Barat Daya, Provinsi Aceh”.

Kegiatan pewilayahan Zona Agro Ekologi Skala 1:50.000 terlaksana karena

mendapat dukungan langsung Balai Besar Pengembangan Sumber Daya Lahan

Pertanian (BBPSDLP) di Bogor untuk menyediakan data sekunder dalam bentuk

shape file dan data lainnya juga kegiatan ini mendapat respon positif dari Bappeda

Provinsi, Bappeda Kabupaten, Dinas/Instansi tingkat II yang terkait, dan

penyuluh/peneliti yang ada di BPTP Aceh. Namun demikian kami menyadari dalam

pelaksanaan kegiatan ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik

dan saran yang membangun guna perbaikan di masa yang akan datang.

Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan

ini mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan yang dilanjutkan dengan

penyusunan laporan akhir tahun ini, kami ucapkan terima kasih dan semoga laporan

ini memberikan manfaat bagi yang menggunakan.

Banda Aceh, Desember 2014Penanggungjawab,

Didi Darmadi, S.P., M.Si.NIP.19810512 200604 1 0 10

RINGKASAN

Page 4: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

4

1 Judul :Kajian Pewilayahan KomoditasBerdasarkan Zona Agro-Ekologi Skala1:50.000 di Kabupaten Aceh Barat, NaganRaya dan Aceh Barat Daya, Provinsi Aceh.

2 Unit Kerja :Balai Pengkajian Teknologi PertanianAceh

3 Lokasi :Provinsi Aceh

4 Agroekosistem :Multiagroekosistem

5 Status (L/B) :Lanjutan

6 Tujuan :1. Menyusun data tentang keadaanbiofisik dan sosial ekonomi ke dalamsuatu sistem pangkalan data dan peta.

2. Melakukan analisis tentang kesesuaianbeberapa jenis tanaman/komoditaspertanian unggulan spesifik lokasi sertakebutuhan teknologinya.

3. Memberikan masukan dalamperencanaan pengkajian danpengembangan komoditas spesifiklokasi.

7 Keluaran :1. Tersusunnya suatu sistem pangkalandata dan berbagai peta mengenaikeadaan serta potensi biofisik dansosial ekonomi.

2. Identifikasi beberapa jenis komoditaspertanian spesifik lokasi teknologibudidayanya.

3. Bahan masukan bagi perencanaanpenelitian/pengkajian danpengembangan komoditas unggulanspesifik lokasi.

8 Hasil :- Peta pewilyahan komoditasberdasarkan zona agro ekologi skala1:50.000 untuk kabupaten terpilih.

- Peta pewilayahan komoditas unggulanterpilih.

9 Prakiraan Manfaat :Peta pewilayahan komoditas berdasarkanzona agro ekologi skala 1:50.000, dapatdijadikan sebagai salah satu bahanpertimbangan pengembangan komoditaspertanian spesifik lokasi.

Page 5: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

5

10 Prakiraan Dampak :Penggunaan peta pewilayahan komoditasberdasarkan zona agro skala 1:50.000dan permintaan pendetilan peta tematiksemi detail menjadi detail sesuai dengankebutuhan pengguna (pemerintahdaerah) dalam pengembangan komoditaspertanian spesifik lokasi.

11 Prosedur :Koordinasi dan sosialisasi denganpemerintah daerah, Pengumpulan datasekunder peta spasial dari BBSDLP danBIG, Pembuatan peta satuan lahan,pembuatan peta observasi, pengambilansampel tanah, wawancara dengan petaniuntuk kondisi existing di lokasi penelitian,analisis sampel tanah di laboratorium,analisis usaha tani hasil wawancaradengan petani, analisis data hasil analisissampel tanah menggunakan aplikasiSPKL, pembuatan peta kesesuaian lahanZona Agro Ekologi Skala 1:50.000,Rekomendasi komoditas berdasarkankesesuaian lahan.

12 Jangka Waktu :1 tahun.13 Biaya :Rp. 145.400.000,- (Seratus empat

puluh lima juta empat ratus riburupiah).-

Page 6: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

6

SUMMARY

1. Title :The Study of Zoning CommoditiesBased Agro-Ecological Zones Scale 1:50,000 in West Aceh, Nagan Raya andWest Aceh, Aceh province

2. Implementation Unit :Assessment Institute for AgricultureTechnology (AIAT aceh)

3. Location :Aceh Province

4. Agroecosystem :Wet land and dry land

5. Status :Continued6. Objectives :1. Compile data on biophysical and

socio-economic circumstances into asystem database and map.2. Conduct an analysis of the suitabilityof some types of plants / seed-specificagricultural commodities andtechnology needs.3. Provide input in the planning anddevelopment assessment of specificcommodities

7. Output :1. Establishment of a database systemand a variety of maps of the stateas well as biophysical and socio-economic potential.

2. Identification of some specific typesof agricultural commoditiesproduction technologies.

3. Material input for the planning ofresearch/assessment anddevelopment of leading commodityspecific.

8. Outcome :1. The Map of zoning commoditybased on agro-ecological zone scale1: 50,000 for the selected districts.

2. Map of the leading commodityzoning elected.

9. Expected benefit :The commodity zoning map basedagro ecological zone scale 1: 50,000,can be used as a materialconsideration the development of site-specific agricultural commodities.

Page 7: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

7

10. Expected impact :The use of commodity zoning mapsbased agro zone scale 1: 50,000 anddemand pendetilan semi detailedthematic maps into the detailsaccording to the needs of users (localgovernment) in the development ofsite-specific agricultural commodities.

11. Procedure :To coordination and socializing withlocal government, secondary data wascollected spatial map of BBSDLP andBIG, Mapping unit of land, map makingobservations, soil sampling, interviewswith farmers to existing conditions inthe study area, analysis of soil samplesin the laboratory, analysis farm withinterview’s farmer, analysis of datafrom the analysis of soil samples usingSPKL applications, land suitability mapmaking Agro Ecological Zones Scale 1:50,000, Recommendations commoditybased land suitability.

12. Duration :1 Year

13. Budget :IDR 145.400.000

Page 8: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

8

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Pengesahan...........................................................................Kata Pengantar....................................................................................Ringkasan............................................................... ............................Summary............................................................................................Daftar Isi.............................................................................................Daftar Tabel........................................................................................Daftar Gambar.....................................................................................Daftar Lampiran...................................................................................

I. PENDAHULUAN................................................................................1.1. Latar Belakang........................................................................1.2. Tujuan...................................................................................1.3. Keluaran Yang Diharapkan......................................................1.4. Hasil Yang Diharapkan............................................................1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak...............................................

II. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................2.1. Pengertian Zona Agro-Ekologi..................................................2.2. Kesesuaian Lahan ..................................................................2.3 Hasil-hasil Penelitian/Pengkajian Terkait.....................................

III. METODOLOGI...............................................................................3.1. Lokasi dan Waktu....................................................................3.2. Pendekatan.............................................................................3.3. Ruang Lingkup Kegiatan ........................................................3.4. Bahan dan Metode Pelaksanaan Kegiatan.................................

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................4.1. Kabupaten Aceh Barat.............................................................4.2. Kabupaten Aceh Barat ............................................................4.3. Kabupaten Aceh Barat Jaya ....................................................

V. KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................5.1. Kesimpulan.............................................................................5.2. Saran.....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................

LAMPIRAN............................................................................................

iiiiiivviiixxxi

113333

5567

999910

15151558

777777

78

79

Page 9: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

9

DAFTAR TABEL

TabelHalaman

1. Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Aceh BaratTahun 2013 .......................................................................................... 18

2. Jumlah penduduk, luas wilayah, dan kepadatan penduduk padatahun 2012 masing-masing kecamatan, Kabupaten Aceh Barat,Provinsi Aceh ....................................................................................... 19

3. Analisis kelayakan usaha tani tanaman pangan dalam satu hektardi Kabupaten Aceh Barat ........................................................................ 21

4. NPV usaha tani tanaman rambutan per pohon di Kabupaten Aceh Barat .... 275. B/C usaha tani tanaman rambutan per pohon di Kabupaten Aceh Barat..... 286. Rincian kesesuaian lahan untuk tanaman padi di Kabupaten

Nagan Raya................ ......................................................................... 547. Analisis kelayakan usaha tani tanaman pangan dalam satu hektar

di Kabupaten Aceh Barat Daya ............................................................... 66

Page 10: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

10

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Peta administratif, Kabupaten Aceh Barat . .............................................. 162. Peta satuan lahan skala 1:150.000 Kabupaten Aceh Barat ........................ 303. Dokumentasi aplikasi SPKL (Sistem Penentuan Kesesuaian Lahan). ........... 344. Struktur tanah gambut di salah satu kebun sawit Kabupaten

Nagan Raya.......................................................................................... 375. Keragaan tanaman sawit di salah satu kebun sawit di lahan gambut

di Kabupaten Nagan Raya...................................................................... 386. Beberapa lokasi verifikasi data poligon di Kabupaten Nagan Raya.............. 397. Peta administratif, Kabupaten Nagan Raya ............................................. 408. Persentase jumlah penduduk Kabupaten Nagan Raya menurut

kecamatan Tahun 2012 ........................................................................ 419. Piramida penduduk Nagan Raya Tahun 2012 .......................................... 4310. Peta satuan lahan skala 1:50.000 di Kabupaten Nagan Raya ................... 4811. Dokumentasi aplikasi SPKL (Sistem Penentuan Kesesuaian Lahan) .......... 5312. Peta Zona Agro Ekologi skala 1:50.000, lembar 7,

Kabupaten Nagan Raya ...................................................................... 5513. Peta Zona Agro Ekologi skala 1:50.000, lembar 8,

Kabupaten Nagan Raya ...................................................................... 5614. Peta kesesuaian lahan untuk tanaman padi di Kabupaten Nagan Raya .... 5715. Hasil verifikasi data peta satuan lahan ke lokasi

Kabupaten Aceh Barat Daya ................................................................ 6016. Dokumentasi melihat struktur tanah, hasil pengeboran tanah 1 m .......... 6117. Pengklasifikasian tanah ....................................................................... 6118. Pengambilan sampel tanah sawah di Kabupaten Aceh Barat Daya .......... 6219. Pengambilan ordinat lokasi menggunakan alat GPS di

Kab. Aceh Barat Daya .......................................................................... 6220. Pengklasifikasian tanah dan penggunaan bagan warna tanah

(Muncell colour system) ....................................................................... 6221. Peta administratif Kabupaten Aceh Barat Daya ...................................... 6322. Piramida Penduduk Kabupaten Aceh Barat Daya, 2012 .......................... 6423. Peta satuan lahan skala 1:125.000 Kabupaten Aceh Barat Daya ............. 7124. Peta kesesuaian lahan untuk tanaman kedelai ...................................... 7324. Peta kesesuaian lahan untuk tanaman kopi robusta ............................... 7425. Peta kesesuaian lahan untuk tanaman padi sawah ................................ 75

Page 11: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

11

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar risiko badan penelitian dan pengembangan pertanian .................. 792. Penanganan resiko Badan penelitian dan pengembangan pertanian ........ 803. Dokumentasi koordinasi dan sosialisasi kegiatan ZAE

di Kabupaten Aceh Barat ..................................................................... 814. Dokumentasi verifikasi hasil data poligon ke lapangan ........................... 825. Dokumentasi koordinasi dan sosialisasi kegiatan ZAE

di Kabupaten Nagan Raya .................................................................... 836. Dokumentasi yang dilakukan tim AEZ BPTP Aceh di Bappeda

Kabupaten Aceh Barat Daya ................................................................ 847. Hasil analisa sampel tanah lokasi Kabupaten Nagan Raya

dilakukan di Lab. BPTP Aceh ................................................................. 858. Hasil analisa sampel tanah lokasi Kabupaten Nagan Raya

dilakukan di Lab. BPTP Aceh ................................................................. 919. Hasil analisa sampel tanah lokasi Kabupaten Aceh Barat Daya

dilakukan di Lab. BPTP Aceh ................................................................. 93

Page 12: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

12

1 PENDAHULUAN

1. 1. Latar belakang

Arah pembangunan pertanian adalah peningkatan pendapatan dan taraf hidup

petani dan nelayan, memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha, mengisi

dan memperluas pasar, serta menunjang pembanguan wilayah. Hal tersebut dapat

dicapai dengan menciptakan pertanian yang maju, efisien dan tangguh, sehingga

mampu meningkatkan dan meanekaragamkan hasil serta meningkatkan mutu.

Negara agraris yang berswasembada saat ini dengan kondisi kenyataan yang

ada di masyarakat belum tercapai. Hal ini dikarenakan sektor non pertanian justru

mendapat tempat diatas sektor pertanian itu sendiri. Pertanian dianggap sebagai

sebuah sektor yang kurang menguntungkan. Di dalam tataran normatif seperti

Rencana Tata Ruang Wilayah. Keberadaan pertanian sebagai sebuah aktivitas

kurang mendapat perhatian yang khusus dibanding aktivitas yang lain. Kondisi ini

dapat terlihat dalam perwilayahan komoditas, aktivitas pertanian kurang mendapat

sorotan yang lebih mendetail mengenai jenis pertanian pada tataran Rencana Tata

Ruang.

Daerah pertanian secara regional memiliki pertumbuhan perekonomian yang

didominasi oleh sektor pertanian tanaman pangan, perkebunan dan Hortikultura.

Namun sektor pertanian kurang dapat memberikan nilai tambah bagi pelaku

pertanian. Merespon dari hal ini diperlukan perbaikan kinerja sektor pertanian secara

komprehensif meliputi kegiatan produksi dan pasca produksi. Respon tersebut dapat

diimplementasikan ke dalam perwilayahan komoditas pertanian. Peran dari

perwilayahan komoditas adalah bagaimana mengarahkan pola komoditas pertanian

sehingga dapat mengoptimalisasi guna lahan pertanian.Perwilayahan Komoditas

pertanian yang akan dikembangkan menyangkut aspek pemasaran, kelembagaan,

infrastruktur, dan kesiapan sumber daya manusia. Aspek kelembagaan, sumber daya

manusia dan infrastruktur merupakan komponen-komponen pembentuk tipologi

perwilayahan komoditas pertanan sebagai dasar pengembangan kawasan pertanian

dalam pengembangan ekonomi wilayah.

Page 13: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

13

Propinsi Aceh yang berpenduduk sekitar empat juta jiwa dengan luas 55.339

km2 mempunyai aneka ragam keadaan biofisik, kondisi sosial, ekonomi, dan budaya.

Pada kondisi yang demikian ini, diperlukan pendekatan yang bersifat spesifik lokasi

sesuai dengan daya dukung lahan, tenaga kerja, modal dan kemampuan manajemen

petani. Pendekatan ini diharapkan akan menghasilkan sistem usahatani dan paket

teknologi spesifik lokasi yang bersifat efisien, berkelanjutan dan mempunyai nilai

komparatif dan kompetitif .

Produksi pertanian di Provinsi Aceh relatif masih jauh dibawah potensi

sumberdaya yang ada (genetif dan lingkungan). Masih banyak wilayah yang potensial

untuk pertanian belum sepenuhnya dimanfaatkan secara maksimal. Kalaupun sudah di

manfaatkan tetapi belum intensif serta teknologi yang diaplikasikan oleh petani masih

bersifat umum dan tradisionil. Sebagai contoh teknologi Supra Insus untuk padi sawah,

berlaku untuk semua wilayah padahal tipologi lahan termasuk agro-ekologinya berbeda

antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Akibatnya potensi sumberdaya pertanian

yang ada belum termanfaatkan secara optimal.

Hingga saat ini telah banyak peta pewilayahan di bidang pertanian yang telah

disusun dan dipublikasikan, seperti peta tanah, peta kemampuan wilayah, peta

kesesuaian lahan, peta iklim dan lain-lainnya. Peta-peta tersebut pada umumnya

dususun berdasarkan salah satu atau dua komponen agro-ekologi secara terpisah

sehingga kurang mencerminkan kondisi dan potensi wilayah secara menyeluruh dan

terpadu. Peta-peta tersebut agak sulit diinterprestasikan oleh pihak penentu

kebijakkan, terutama yang tidak mempunyai latar belakang pertanian. Dengan

demikian untuk tujuan praktis peta-peta tersebut terkesan kurang bermanfaat bagi

pengambil kebijakkan dan pengguna lainnya (Amien, I. 1994 ; Amien, I. 1995a ; Amien,

I. 1995b).

Sistem usahatani dan teknologi spesifik lokasi tersebut agar dapat dihasilkan

dengan lebih efisien, hemat, terarah dan benar-benar sesuai untuk Propinsi Aceh,

maka diperlukan pewilayahan berdasarkan agro-ekosistem yang dipertajam dengan

zona agro-ekologi berbagai komoditas prioritas beserta kebutuhan teknologinya yang

layak mendapatkan prioritas pengembangan.

Page 14: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

14

Sesuai tidaknya suatu tanaman atau teknologi pada suatu daerah dapat diketahui

apabila ada informasi yang memadai mengenai keadaan agroekologi daerah tersebut.

Untuk keperluan alih teknologi yang dihasilkan oleh pusat-pusat penelitian komoditas

tersebut ke daerah pertumbuhan baru, diperlukan data agroekologi dari daerah yang

menjadi sasaran. Data tersebut akan lebih berdaya guna jika diinterpretasikan secara

terpadu dan akan lebih informatik jika disajikan dalam bentuk peta.

1. 2. Tujuan

1. Menyusun data tentang keadaan biofisik dan sosial ekonomi ke dalam suatu

sistem pangkalan data dan peta.

2. Melakukan analisis tentang kesesuaian beberapa jenis tanaman/komoditas

pertanian unggulan spesifik lokasi serta kebutuhan teknologinya.

3. Memberikan masukan dalam perencanaan pengkajian dan pengembangan

komoditas spesifik lokasi..

1. 3. Keluaran Yang Diharapkan

1. Tersusunnya suatu sistem pangkalan data dan berbagai peta mengenai keadaan

serta potensi biofisik dan sosial ekonomi,

2. Identifikasi beberapa jenis komoditas pertanian spesifik lokasi teknologi

budidayanya.

3. Bahan masukan bagi perencanaan penelitian/pengkajian dan pengembangan

komoditas unggulan spesifik lokasi.

1.4. Hasil yang Diharapkan

Peta pewilyahan komoditas berdasarkan zona agro ekologi skala 1:50.000

untuk kabupaten terpilih,

Peta pewilayahan komoditas unggulan terpilih.

1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak

1. Manfaat, Peta pewilayahan komoditas berdasarkan zona agro ekologi skala

1:50.000, dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan

pengembangan komoditas pertanian spesifik lokasi,

Page 15: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

15

2. Dampak, penggunaan peta pewilayahan ZAE skala 1:50.000 dan permintaan

pendetilan peta tematik semi detail menjadi detail sesuai dengan kebutuhan

pengguna (pemerintah daerah) dalam pengembangan komoditas pertanian

spesifik lokasi.

Page 16: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

16

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Zona Agro-Ekologi

Agro-ekologi adalah pengelompokan suatu wilayah berdasarkan keadaan fisik

lingkungan yang hampir sama, dimana keragaan tanaman dan hewan dapat

diharapkan tidak akan berbeda dengan nyata (Amien, 1996). Zonasi agro-ekologi

adalah suatu konsep pewilayahan yang dikenal dalam perencanaan dan

pengembangan wilayah, dan penentuan AEZ secara akademis merupakan syarat

yang diperlukan dalam pembangunan pertanian wilayah (Winoto, 1996). Karena

anjuran teknologi pertanian yang tepat bagi petani dan lingkungannya diketahui

dengan pasti, maka inventarisasi sumberdaya lahan yang menyangkut tanah, iklim

dan sumberdaya manusia serta sosial ekonomi yang dirangkum dalam zona agro-

ekologi menjadi sangat mendesak (Amien dan Karama, 1983).

Umumnya hasil penelitian pertanian tradisional hanya dapat diterapkan untuk

lokasi, musim, varietas dan pengelolaan yang sesuai dengan keadaan ditempat

percobaan atau penelitian dilaksanakan (Amien dan Karama, 1993).` Dengan cara

demikian sangat sulit untuk mencapai tujuan akhir penelitian pertanian, yaitu

memberikan anjuran teknologi yang tepat bagi petani sesuai lahan, tenaga kerja,

modal dan kemampuan manajemen masing-masing petani (Nix, 1984). Tujuan ini

hampir tidak mungkin akan tercapai sekiranya kita tidak beralih dari pendekatan partial

atau dengan sistem penelitian yang terpisah-pisah menuju penelitian terpadu.

Penelitian terpadu bertumpu pada dua komponen, yaitu inventarisasi sumber daya

yang menghasilkan data base dan penelitian yang menghasilkan teknologi yang

dirangkum dalam sistem simulasi dan sistem pakar. Dengan mengkaitkan kedua

komponen tersebut keragaan suatu komoditas pada lingkungan tertentu dengan

mudah dapat diperkirakan (Amien, I. 1986 ; Amien, I. 1997 ; Eswaran, H. 1984). Data

base harus disusun sedemikian rupa, sehingga informasi yang diinginkan dapat

diperoleh dengan cepat (Sumawinata, 1996).

Page 17: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

17

2.2. Kesesuaian Lahan

Potensi suatu wilayah untuk pengembangan pertanian pada dasarnya

ditentukan oleh sifat lingkungan fisik yang mencakup iklim, tanah, topografi/bentuk

wilayah, hidrologi, dan persyaratan penggunaan tertentu. Kesesuaian antara sifat

lingkungan fisik dari suatu wilayah dengan persyaratan penggunaan atau komoditas

yang dievaluasi memberikan gambaran bahwa lahan tersebut potensial dikembangkan

untuk sektor pertanian.

Sesuai tidaknya suatu tanaman atau teknologi pada suatu daerah dapat

diketahui apabila ada informasi yang memadai mengenai keadaan lingkungan daerah

tersebut. Sebagaimana penelitian internasional pada awalnya, penelitian pertanian di

Indonesia juga masih dibagi-bagi berdasarkan komoditas. Untuk keperluan alih

teknologi yang dihasilkan oleh pusat-pusat penelitian komoditas tersebut ke daerah

pertumbuhan baru, diperlukan data dan lingkungan dari daerah yang menjadi sasaran

(Amien, I. 1986).

Data peta yang dihasilkan dapat menjadi salah satu dasar pertimbangan bagi

penentu dan pembuat kebijakan, perencanaan, maupun pelaksanaan pembangunan

pertanian, informasi sumber daya lahan yang menyangkut iklim, hidrologi dan tanah

yang telah banyak dikumpulkan perlu ditingkatkan dayaguna dan manfaatnya.

Pemahaman yang dalam tentang sumber daya ini sangat menentukan dalam

pengambilan kebijakan, sehingga untuk mencapai pembangunan pertanian tangguh

yang berkelanjutan berupa perolehan komoditas dan cara pengelolaannya untuk

masing-masing lahan dapat dipilih dengan tepat (Amien, I. 1997).

Dengan semakin meningkatnya kebutuhan lahan dan langkanya lahan

pertanian yang subur dan potensial, serta adanya persaingan penggunaan lahan antara

sektor pertanian dan sektor non pertanian, diperlukan adanya teknologi yang tepat

guna dalam upaya mengoptimalkan penggunaan sumber daya lahan secara

berkelanjutan. Untuk dapat memanfaatkan sumber daya lahan secara terarah dan

efisien, diperlukan data dan informasi yang lengkap mengenai keadaan iklim, tanah

dan sifat lingkungan fisik lainnya, serta persyaratan tumbuh tanaman yang akan

diusahakan, terutama tanaman-tanaman yang nilai ekonominya cukup tinggi.

Page 18: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

18

Data/informasi mengenai sifat lingkungan fisik dapat diperoleh melalui kegiatan survei

dan pemetaan sumber daya lahan termasuk pemetaan tanah (Puslittanak, 1993). Data

dan peta kesesuaian lahan digunakan terutama untuk kepentingan perencanaan

pembangunan, pengembangan dan konservasi lahan pertanian secara berkelanjutan.

2.3. Hasil-hasil Penelitian/Pengkajian Terkait

Agar sistem usahatani dan teknologi spesifik lokasi tersebut dapat dihasilkan

dengan lebih efisien, hemat, terarah dan benar-benar sesuai, maka diperlukan

pewilayahan komoditas berdasarkan agro-ekosistem yang dipertajam dengan

kebutuhan teknologinya (Puji Fitri Andi, 2006). Untuk keperluan alih teknologi yang

dihasilkan oleh pusat-pusat penelitian komoditas tersebut ke daerah pertumbuhan baru,

diperlukan data agroekologi dari daerah yang menjadi sasaran. Data tersebut akan

lebih berdaya guna jika diinterpretasikan secara terpadu dan akan lebih informatik jika

disajikan dalam bentuk peta.

Tahun 1997/1998 Loka Pengkajian Teknologi Petanian Provinsi Aceh telah

dilakukan studi tentang Karakterisasi Agro-ekosistem yang terdapat di Propinsi Aceh,

dengan keluaran berupa pangkalan data dan peta pewilayahan propinsi Daerah

Istimewa Aceh berdasarkan agro-ekologi skala 1 : 250.000 dsi Aceh Besar, Pidie dan

Aceh Utara (Chairunas, dkk, 1998). Pada tahun 2000 sampai 2003 Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian Aceh telah melakukan pengkajian zona agro-ekologi di tiga

kabupaten/kota yaitu Sabang, Seumeulu, Aceh Barat dan Aceh Selatan namun data

tanah, iklim, dan social ekonomi serta peta dasar skala 1:50000 tidak dapat diperoleh

secara lengkap karena terbatas dana (Chairunas, dkk. 2003).

Malik A, dkk 2009, melaporkan bahwa salah satu faktor keberhasilan

pembangunan pertanian pada suatu daerah adalah terletak pada sejauhmana

pembangunan pertanian itu direncanakan dengan baik. Penetapan sektor atau

komoditas andalan merupakan kegiatan penting sebagai bahan informasi

penyusunan perencanaan pembangunan pertanian. Investasi merupakan motor

penggerak pertumbuhan ekonomi.

Page 19: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

19

Dalam penyusunan ZAE yang berdasar pada analisis potensi sumber daya

lahan termasuk iklim spesifik lokasi, potensi tenaga kerja, beban lingkungan dan

infrastruktur atau prasarana memberikan kemudahan dalam menunjukkan

produktivitas pangan dan transfer paket teknologi menuju suatu usaha agribisnis.

Page 20: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

20

III. METODOLOGI

3.1. Lokasi dan Waktu

Pengkajian ini dilaksanakan pada multiagroekosistem dengan lokasi terplih

yaitu Kabupaten Aceh Barat, Nagan Raya dan Aceh Barat Daya. Pengkajian ini

dilaksanakan mulai dari bulan Februari – Desember 2014.

3.2. Pendekatan

Pengkajian ini bersifat partisipatif dan kerjasama antara peneliti/pengkaji, penyuluh,

pemuka masyarakat, petani dan pengguna lainnya. Dalam pelaksanaannya

melibatkan instansi terkait yaitu Dinas Perkebunan, Dinas Pertanian dan Hortikultura,

Badan Pertahan, Badan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten, Dinas perikanan dan

Kelautan, BPP Kecamatan, Lembaga Desa dan lainnya. Pengkajian ini meliputi lahan

kering dan lahan basah di Provinsi Aceh.

Pendekatan awal pengkajian dilakukan pengumpulan data sekunder melalui

desk study/kepustakaan/review. Data yang dikumpulkan terdiri dari biofisik, sosial

ekonomi di wilayah pengkajian serta peta dasar skala semi detail (skala 1:50.000).

3.3. Ruang Lingkup Kegiatan

Pengkajian ini menggunakan data primer dan data sekunder dari berbagai sumber

yang berhubungan dengan lokasi pengkajian. Data primer diperoleh dengan

melakukan wawancara langsung dengan responden yang telah ditentukan

sebelumnya, pengukuran dan pengamatan di lapangan dan analisis laboratorium.

Data sekunder diperoleh dari perpustakaan, analisis peta dan instansi terkait.

Data primer meliputi :

o Hasil analisis contoh tanah berupa kandungan hara tanah, pH tanah,

dan lain-lain yang dibutuhkan

o Hasil wawancara dengan responden di lapangan berupa data biofisik,

social ekonomi dan budaya lokasi pengkajian

Page 21: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

21

Data sekunder meliputi :

o Peta dasar semi detail (skala 1 : 50000) yang terdiri dari 1)peta

penggunaan lahan, 2) peta jenis tanah, 3) peta lereng, 4) peta

topografi, 5) peta administrasi

o Data Iklim yang meliputi : data curah hujan, temperature,

kelembaban udara

o Data demografi, social ekonomi dan kelembagaan.

3.4. Bahan dan Metode Pelaksanaan Kegiatan

Bahan dan peralatan ; Alat Tulis Kantor (ATK), Lodrug peta dasar, Bahan

pembantu lapang (kuesioner, topi lapang, meja lapang, tali plastic, label,

spatu lapang dll).

Alat ; Satu set computer, camera, bor tanah, meteran, timbangan, parang,

cangkul, dll

Metode Pelaksanaan kegiatan

Untuk mencapai tujuan dan keluaran yang diharapkan pengkajian ini dilakukan

dalam beberapa tahapan kegiatan sebagai berikut :

- Konsultasi dengan instansi terkait.

- Pengumpulan data sekunder dan peta dasar skala 1:50.000.

- Survei lapangan, karakterisasi lokasi (sosial, budaya dan ekonomi).

Inventarisasi tanaman budidaya yang ada.

- Pengambilan sampel tanah secara komposit.

- Analisis tanah (lab. Tanah).

- Penyusunan peta kesesuaian lahan skala 1:50.000.

- Verifikasi lapang.

- Pelaporan.

Penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan kegiatan, yaitu:

persiapan, penelitian lapangan, dan pengolahan data. Tahap persiapan terdiri dari 2

kegiatan kegiatan utama, yaitu (1) penyusunan peta dasar. Peta dasar yang

digunakan adalah peta Rupa Bumi Indonesia digital skala 1:50.000 (Bakosurtanal,

1999) dan (2) Analisis satuan lahan, Analisis satuan lahan menggunakan pendekatan

Page 22: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

22

landform, sebagai dasar pembeda utama. Satuan landform diperoleh dari

interpretasi peta kontur dari RBI dan citra landsat ETM 7 serta dibantu dengan peta

geologi skala 1:250.000. Klasifikasi landform mengacu pada Laporan Teknis LREPP II,

No.5 (Marsoedi et al., 1997). Hasilnya berupa delineasi satuansatuan landform.

Penelitian lapangan terdiri dari: (1) Pengamatan tanah – Peta hasil interpretasi

satuan lahan skala 1:50.000 digunakan sebagai peta kerja di lapangan. Pengecekan

batas delineasi satuan lahan hasil interpretasi dilakukan sekaligus dengan

pengamatan tanah dan lingkungan. Pengamatan sifat morfologi tanah dilakukan

melalui minipit dan pemboran, yang mengacu pada Soil Survey Manual (Soil Survey

Division Staff, 1993) dan Guidelines for Soil Profile Description (FAO, 1990).

Parameter sifat-sifat tanah yang diamati di lapangan antara lain: kedalaman

tanah (sampai bahan induk atau lapisan kedap), tekstur, drainase, reaksi tanah/pH,

keadaan batuan di permukaan dan di dalam penampang tanah. Sedangkan

parameter fisik lingkungan yang telah diamati antara lain: landform, bahan induk,

relief/lereng, penggunaan lahan dan pengelolaannya. Hasil pengamatan lapangan

tersebut telah disimpan dalam basis data Site and Horizon Description.

Ada dua katagori data yang dikumpulkan pada penelitian ini yaitu data

biofisik dan data ekonomi. Data biofisik meliputi data tanah dan lingkungannya, data

iklim, data syarat tumbuh optimum masing-masing tanaman, dan data lain yang

menunjang. Data ekonomi yang dikumpulkan antara lain data analisis usaha tani

masing-masing komoditas yang berpotensi sebagai komoditas unggulan, data

prioritas komoditas unggulan menurut pemerintah daerah. Baik data biofisik maupun

data ekonomi diambil dari data primer dan data sekunder. Data primer diambil

melalui survei pengamatan lapangan, dan wawancara dengan petani. Sedangkan

data sekunder diambil dari beberapa instansi terkait.

Data tanah dan lingkungannya merupakan data primer dan diperoleh dari

hasil pengamatan melalui pembuatan profil tanah dan atau minipit. Pengamatan

melalui profil tanah dimaksudkan untuk menunjang klasifikasi tanah. Evaluasi lahan

dilaksanakan dengan menggunakan prinsip sistem kerangka kerja (FAO, 1976).

Kegiatan evaluasi lahan ini pada prinsipnya dilakukan dengan cara “matching”, yaitu

Page 23: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

23

dengan cara membandingkan antara kualitas dan karakteristik lahan dengan

persyaratan tumbuh/hidup tanaman melalui suatu penyusunan model evaluasi lahan.

Kriteria persyaratan tumbuh tanaman yang digunakan berpedoman kepada

Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian (Djaenuddin et.al., 2003).

Tanaman yang dievaluasi tingkat kesesuaian lahannya adalah komoditas unggulan

sektor tanaman pangan (padi, kedelai, kacang tanah) dan hortikultura (semangka,

cabai, durian, manggis, rambutan) di Provinsi Aceh.

Peta arahan penggunaan lahan disusun berdasarkan hasil evaluasi

kesesuaian lahan terpilih untuk berbagai komoditas pertanian tanaman pangan (padi,

kedelai, kacang tanah) dan hortikultura (semangka, cabai, durian, manggis,

rambutan) dengan mempertimbangkan kawasan lindung (peta rencana tata ruang

daerah, tata guna hutan kesepakatan/peta paduserasi), dan penggunaan lahan saat

ini (existing landuse). Kesesuaian lahan terpilih didasarkan pada urutan prioritas

yaitu: padi sawah, tanaman pangan lahan kering (kedelai dan kacang tanah),

tanaman hortikultura (semangka, cabai, durian, manggis, rambutan), tanaman

perkebunan (kakao), dan kawasan lindung. Contohnya, apabila lahan termasuk

cukup sesuai untuk tanaman padi sawah, dan juga tanaman pangan lahan kering,

maka prioritasnya adalah untuk tanaman padi sawah. Demikian juga, jika lahan

cukup sesuai untuk tanaman pangan lahan kering dan tanaman hortikultura, maka

diprioritaskan untuk tanaman pangan lahan kering.

Legenda peta arahan penggunaan lahan dikelompokkan menjadi: (i)

Kawasan budidaya pertanian, (ii) Kawasan budidaya kehutanan, dan (iii) Kawasan

lindung. Kawasan budidaya pertanian dirinci lagi menjadi beberapa kelompok

komoditas dan prioritas pengembangan, seperti: pengembangan tanaman padi

sawah, pengembangan tanaman pangan lahan kering, pengembangan tanaman

hortikultura dan perkebunan. Kawasan budidaya kehutanan merupakan kawasan

yang tidak sesuai untuk budidaya pertanian dan telah diusulkan dalam rencana tata

ruang wilayah kabupaten sebagai areal hutan produksi. Kawasan lindung dapat

dirinci sesuai dengan kondisi lapangan, misalnya untuk hutan lindung dan kawasan

konservasi.

Page 24: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

24

Analisis Data

Lokasi kegiatan dilakukan di seluruh wilayah Kabupaten Aceh Barat, Nagan

Raya dan Aceh Barat Daya. Dalam penyusunan peta arahan rekomendasi komoditas

pertanian unggulan, ada beberapa hal yang dipertimbangkan yaitu: komoditas

unggulan daerah, kecocokan hasil penilaian, punya daya saing tinggi (komparatif

dan kompetitif), nilai ekonomis tinggi, kondisi sosial budaya setempat, ketersediaan

tenaga kerja, dan informasi dari instansi di wilayah setempat.

Untuk memadukan beberapa hal pertimbangan di atas, maka data yang

terkumpul kemudian dianalisa dengan beberapa metode sesuai dengan masing-

masing jenis data. Beberapa metoda analisis yang digunakan adalah:

1). Analisis laboratorium tanah. Beberapa sampel tanah dianalisis di laboratorium.

Prosedur analisis mengikuti metode standar yang digunakan pada ”Soil Survey

Laboratory Methods Manual” (Soil Survey Laboratory Staff, 1992). Jenis analisis

contoh tanah terdiri atas analisis ukuran partikel (tekstur), reaksi tanah atau pH

(H2O dan KCl), karbon organik, nitrogen, P dan K potensial (25% ekstrak HCl),

P2O5 tersedia (ekstrak Bray-1 atau Olsen). Sebelum dilaksanakan

penilaian/evaluasi lahan, data laboratorium diolah terlebih dahulu baik untuk

tujuan klasifikasi tanah maupun perbaikan terhadap satuan peta analisis. Hal ini

perlu dilakukan agar diperoleh satuan peta yang mempunyai sifat dan

karakteristik terrain dan kimia tanah sehomogen mungkin. Semakin homogen

unit dasar penilaian yang disusun, maka semakin tinggi kehandalan penyajian

data spasialnya. Tanah diklasifikasikan berdasarkan Soil Taxonomy (Soil Survey

Staff, 2010).

2). Program SPKL digunakan untuk menganalisis kesesuaian lahan beberapa

komoditas yang potensial sebagai komoditas unggulan daerah setempat

(Rossiter dan Van Wambeke, 1995). Dengan arti lain analisis ini dimaksudkan

untuk melihat tingkat kesesuaian lahan yang telah kita karakterisasi, kemudian

dipadukan dengan persyaratan tumbuh optimal yang diperlukan oleh beberapa

komoditas yang kita analisis. Kriteria kesesuaian lahan mengacu pada Kriteria

Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Pertanian (Djaenudin et al., 2003). Out put

dari proses evaluasi lahan tersebut, menghasilkan tingkat kesesuaian lahan

Page 25: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

25

masing-masing komoditas pada masing-masing satuan peta tanah, yaitu S1

(sangat sesuai), S2 (sesuai dengan kendala sedang), S3 (sesuai dengan kendala

tinggi, N (tidak sesuai). Hasil evaluasi lahan kemudian dituangkan dalam bentuk

data spasial atau peta skala 1:50.000 dengan memanfaatkan Sistem Informasi

Geografis (GIS).

Hasil pengolahan dari metode-metode tersebut kemudian dipadukan untuk

menyusun peta arahan rekomendasi komoditas pertanian unggulan skala 1:50.000

untuk mendukung pengembangan pertanian berskala agribisnis di kabupaten.

Page 26: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

26

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pewilayahan komoditas unggulan daerah Tahun 2014 berdasarkan

zona agro ekologi skala 1:50.000 dilaksanakan di 3 (tiga) kabupaten yaitu

Kabupaten Aceh Barat, Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Aceh Barat Daya.

4.1. Pewilayahan Komoditas Berdasarkan ZAE di Kabupaten Aceh Barat

4.1.1. Koordinasi, Sosialisasi dan Survey Lokasi

Pelaksanaan kegiatan Zona Agro Ekologi (ZAE) 2014 diawali dengan

koordinasi instansi terkait yaitu Bappeda Kabupaten Aceh Barat, Bappeda Kabupaten

Nagan Raya dan Bappeda Kabupaten Aceh Barat Daya. Koordinasi dan sosialisasi

kegiatan AEZ Tahun 2014 dilakukan di Bappeda Kabupaten Aceh Barat, Nagan Raya

dan Aceh Barat Daya. Koordinasi dan sosialisasi kegiatan AEZ di Bappeda Aceh Barat.

Tim AEZ bertemu dengan Kasie. Litbang Bappeda karena beberapa orang kabid. ada

pertemuan di Banda Aceh. Tim AEZ BPTP Aceh menyerahkan peta AEZ skala

1:250.000 kepada Kasie Litbang Bappeda Kab. Aceh Barat. Dalam pertemuan itu Tim

AEZ BPTP meminta bahan peta administrasi dan peta RTRW kabupaten Aceh Barat

dan beberapa data dukung administrasi seperti Aceh Barat dalam Angka untuk data

sosial ekonomi dan data Sistem Informasi Profile Daerah (SIPP) sebagai data dukung

sosial lainnya. Dokumentasi sewaktu tim AEZ melakukan koordinasi dan sinkronisasi

di Bappeda Aceh Barat dapat di lihat pada Lampiran 1.

4.1.2. Peta Satuan Lahan dan Verifikasi Peta Satuan Lahan di Lapangan

Verifikasi hasil data peta satuan lahan dilakukan mulai dari Kabupaten Aceh Barat.

Verifikasi meliputi mensingkronkan potensi wilayah pada komoditas unggulan daerah

yaitu untuk Aceh Barat adalah tanaman pangan (padi, jagung, kedelai, ubi) dan tanaman

perkebunan (sawit, kakao dan karet). Data verifikasi dilengkapi dengan nilai GPS (global

positioning system) atau nilai ordinat pada saat di lapangan. Nilai ordinat ini selanjutnya

digunakan untuk mencocokkan dengan data peta RBI posisi kabupaten Aceh Barat di

peta. Dokumentasi lokasi verifikasi di Kabupaten Aceh Barat dapat dilhat pada Lampiran

2.

Page 27: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

27

4.1.3. Data Lokasi

Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh. Secara geografis, daerah penelitian

terletak antara 95°52’ - 96°30’ BT dan antara 04°06’ - 04°047’ LU. Kabupaten Aceh

Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Jaya di sebelah utara, sebelah selatan

berbatasan dengan Samudera Indonesia dan Kabupaten Nagan, sebelah timur

berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Nagan Raya, sedangkan

sebelah barat berbatasan dengan Samudera Indonesia. Kabupaten Aceh Barat terdiri

atas 12 Kecamatan, 33 mukim dan 322 gampong. Sebanyak 192 desa diantaranya

berada di dataran dan 83 desa terletak di lembah. Hanya 47 desa yang terletak di

lereng. Berikut di bawah ini peta administratif Kabupaten Aceh Barat (Gambar 1).

Gambar 1. Peta administratif, Kabupaten Aceh Barat (BPS, 2013).

Page 28: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

28

Kecamatan terluas adalah Sungai Mas yang menempati 26,70% wilayah Aceh

Barat. Daerah ini sebagian besar masih berupa hutan. Sedangkan kecamatan terkecil

adalah Johan Pahlawan yang merupakan ibukota Kabupaten Aceh Barat. Luas

Kecamatan ini hanya 44,91 Km2 atau hanya 1,53% dari luas Kabupaten Aceh Barat.

Meulaboh merupakan ibukota Kabupaten Aceh Barat. Kecamatan terdekat dari pusat

kota Meulaboh adalah Meureubo, Samatiga dan Kaway XVI. Sedangkan Kecamatan

terjauh adalah Woyla Timur, Panton Reu dan Sungai Mas.

4.1.4. Data Suhu, Curah di Kabupaten Aceh Barat

Suhu udara rata-rata sepanjang tahun 2012 adalah 26oC dengan suhu

terendah 18oC pada bulan Januari dan suhu tertinggi 30oC di bulan Mei. Kelembapan

udara berkisar pada 89%. Curah hujan pada tahun 2012 menurun drastis dibanding

tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 curah hujan Kabupaten Aceh Barat sebanyak

3.245,2 mm per tahun. Sedangkan curah hujan tahun sebelumnya mencapai 3.937,7

mm per tahun.

Curah hujan tertinggi tahun 2012 terjadi pada bulan Nopember, yaitu 537,1

mm dan jumlah curah hujan terendah adalah di bulan Maret yakni 88,2 mm.

Sementara pada tahun 2011, curah hujan tertinggi dan terendah terjadi pada bulan

Agustus (774,3 mm) dan Mei (136,1 mm).

4.1.5. KependudukanBerdasarkan data pada buku “Aceh Barat Dalam Angka” (BPS Kabupaten

Aceh Barat, 2013) tercatat bahwa Kabupaten Aceh Barat mempunyai luas wilayah

2.927, 95 km2 (Tabel 1). Kabupaten ini dihuni oleh penduduk sebanyak 182.364 jiwa

pada tahun 2013 (Tabel 2).

Page 29: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

29

Tabel 1. Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013.

No. Kecamatan Luas (km2) Distribusi (%)1 Johan Pahlawan 44,91 1,532 Samatiga 140,69 4,813 B u b o n 129,58 4,434 Arongan Lambalek 130,06 4,445 Woyla 249,04 8,516 Woyla Barat 123,00 4,207 Woyla Timur 132,60 4,538 Kaway XVI 510,18 17,429 Meureubo 112,87 3,8510 Pante Ceureumen 490,25 16,7411 Panton Reu 83,04 2,8412 Sungai Mas 781,73 26,70Sumber : BPS Kabupaten Aceh Barat, 2013.

Menurut data BPS Kabupaten Aceh Barat (2010), di wilayah Kabupaten Aceh

Barat perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan (sex rasio)

adalah sebesar 98 persen. Di tingkat kecamatan sex rasio terendah terdapat di

Kecamatan Trienggadeng, yaitu sebesar 95 persen dan tertinggi terdapat di

Kecamatan Jangka Buya dan Panteraja, yaitu sebesar 100 persen. Jumlah penduduk

laki-laki sebanyak 72.700 jiwa, sedangkan perempuan sebanyak 74.264 jiwa.

Tingkat kepadatan penduduk di wilayah ini tahun 2010 adalah masih

tergolong rendah, yaitu 126 jiwa per km2. Kecamatan terpadat adalah Jangka Buya

dengan tingkat kepadatan 281 jiwa per km2. Sedangkan kecamatan terjarang

penduduknya adalah Meurah Dua dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 37

jiwa per km2.

Page 30: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

30

Tabel 2. Jumlah penduduk, luas wilayah, dan kepadatan penduduk pada tahun 2012masing-masing kecamatan, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh.

No. Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Luas Wilayah Kepadatan(jiwa) (jiwa) (jiwa) (km2) (jiwa/km2)

1 Johan Pahlawan 29.976 29.117 59.103 44,91 1316,032 Samatiga 7.092 6.928 14.020 140,69 99,653 B u b o n 3.442 3.403 6.845 129,58 52,824 Arongan Lambalek 5.713 5.386 11.099 130,06 85,345 Woyla 6.308 6.319 12.627 249,04 50,706 Woyla Barat 3.625 3.548 7.173 123,00 58,327 Woyla Timur 2.176 2.148 4.324 132,60 32,618 Kaway XVI 10.233 9.774 20.007 510,18 39,229 Meureubo 14.344 13.535 27.879 112,87 247,0010 Pante Ceureumen 4.880 4.924 9.804 490,25 20,0011 Panton Reu 2.991 2.941 5.932 83,04 71,4412 Sungai Mas 1.793 1.758 3.551 781,73 4,54

Jumlah 92.573 89.781 182.364 2.928 2.078Sumber: Aceh Barat Dalam Angka BPS Kab. Aceh Barat, 2013.

4.1.6. Keadaan Sosial Ekonomi

Analisis usahatani digunakan sebagai parameter kelayakan penggunaan

lahan secara ekonomi untuk tanaman semusim (padi sawah, kedelai, kacang tanah,

cabe dan semangka), dan tanaman tahunan (durian, sawit, karet). Indikator yang

digunakan untuk analisis usahatani tanaman semusim adalah rasio penerimaan

dengan total biaya (R/C ratio) atau B/C (benefit cost ratio). Suatu usahatani

tanaman tertentu dikatakan layak apabila nilai R/C rationya lebih dari satu, dimana

semakin tinggi nilai R/C ratio maka usahatani tersebut semakin menguntungkan.

Kelayakan usahatani tanaman rambutan, manggis dan durian digunakan analisis dari

sisi finansial dengan menghitung tingkat imbalan yang diterima atau modal yang

telah di investasikan oleh petani. Analisis kelayakan dengan menentukan Net

Persent Value (NPV) atau nilai pendapatan sekarang di akhir usaha dikurangi nilai

biaya sekarang, dan B/C (benefit cost ratio).

Page 31: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

31

4.1.7. Analisis Usahatani Tanaman Pangan

4.1.7.1. Padi sawah

Komoditas padi sawah di Kabupaten Aceh Barat terdapat di seluruh

kecamatan yaitu Kecamatan Johan Pahlawan, Samatiga, Bubon, Woyla, Woyla Barat,

Woyla Timur, Kaway XVI, Meurebo, Pante Ceuremen, Pante Reu dan Sungai Mas.

Daerah penghasil padi sawah terbesar di Kabupaten Aceh Barat adalah Kecamatan

Pante Ceureumen, Woyla dan Kaway XVI. Hasil survei dan analisis kelayakan

usahatani padi sawah menunjukkan bahwa hampir sebagian besar (65%)

pengelolaan lahan sudah menggunakan traktor besar dan hand traktor.

Penggunaan benih rerata 40 kg/ha. Petani sudah menggunakan varietas unggul

rata-rata petani menggunakan varietas Ciherang, Mekongga dan masih ada

beberapa petani menggunakan varietas IR 54 di kecamatan Meurebo, Pante

Ceuremen dan Pante Reu. Bahkan ada beberapa kelompok petani masih

menggunakan varietas lokal untuk padi yang ditanam di sawah tanah hujan seperti

di Kecamatan Woyla dan Woyla Timur. Pengelolaan lahan dan pembajakan

dikerjakan secara borongan dengan biaya rata-rata Rp. 800.000/ha.

Jenis pupuk yang digunakan adalah NPK ponska, Urea, dan SP36. Hasil

wawancara menunjukkan bahwa sebagian besar petani tidak menggunakan KCl

diganti pupuk NPK poska. Dosis pupuk yang digunakan masih belum berimbang

berdasarkan status hara tanah. Biaya untuk pembelian pupuk dalam 1 ha sekitar Rp

1.400.000/ha.

Penyiangan umumnya dilakukan satu kali pada umur 20-25 HST dengan

cara manual. Hama yang umum menyerang tanaman padi antara lain ; hama putih

(menyerang tanaman padi pada awal pertumbuhan), walang sangit dan tikus. Hama

keong mas dapat mengganggu pada awal pertumbuhan tetapi umur tanaman padi >

30 HST keong mas dapat dikendalikan gulma dalam petak sawah. Pengendalian

hama penyakit masih berbasis pestisida. Biaya untuk pembelian pestisida berkisar

Rp. 1.000.000-1.200.000/ha.

Page 32: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

32

Tabel 3. Analisis kelayakan usahatani tanaman pangan dalam satu hektar diKabupaten Aceh Barat.

Uraian KomoditasPadi Sawah Kedelai Jagung

I.Biaya ProduksiA. Penggunaan Tenaga

Kerja 7.188.000 4.155.000 7.400.000

Pengolahan tanah 1 800.000 800.000 800.000Pengolahan tanah 2 560.000 - 500.000Buat bedengan/parit - 460.000 550.000Pemberian pupuk I - - -Pemberian mulsa - - -Isi polibag bibit - - -Tanam 1.600.000 900.000 1.200.000Pemasangan ajir - - -Pupuk susulan - - -Penyiangan / bumbun 600.000 300.000 1.700.000Penyemprotan (hama +ppc) 580.000 255.000 300.000

Panen 2.448.000 1.340.000 2.200.000Pengangkutan hasil 600.000 100.000 150.000B. Bahan Produksi 2.980.000 890.000 3.540.000Benih 480.000 280.000 2.750.000Mulsa plastic - - -Urea 270.000 90.000 90.000SP36 200.000 250.000 375.000KCl - - -NPK poska 990.000 - -¤ NPK bast - - -Pupuk kandang - - 125.000Boron, Dolomit,Obat-obatan 1.040.000 270.000 200.000C. Sewa Lahan 1.080.000 - -

Total Biaya (A+B+C)=D 11.248.000 5.045.000 10.940.000II. Hasil UsahataniProduksi (kg) 7.200 1.850 2.550Penerimaan (E) 23.760.000 7.955.000 19.125.000Pendapatan (E-D)=F 12.512.000 2.910.000 8.185.000R/C (E/D) 2.11 1.58 1.75BC (F/D) 1.11 0.58 0.75

Sumber: Analisis data primer 2011

Page 33: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

33

Produksi rerata 7,2 ton/ha gabah kering panen. Hasil analisis usahatani

menunjukkan bahwa dengan harga gabah Rp 3.300/kg maka petani mendapat

keuntungan Rp 12.512.000/ha. Hasil analisis kelayakan usahatani dengan

menggunakan analisis finansial menunjukkan bahwa usahatani padi sawah layak

untuk diusahakan karena R/C rationya 2,11.

4.1.7.2. Padi ladang

Komoditas padi ladang di Kabupaten Aceh Barat terdapat di seluruh

kecamatan, kecamatan yang menjadi sentra penanaman padi ladang yaitu

Kecamatan yaitu Kecamatan Sungai Mas selain itu ada di kecamatan Woyla, Woyla

Timur, Woyla Barar dan Panton Reu. Petani masih menggunakan varietas lokal dan

varietas unggul (VUB) Ciherang, Mekongga dan masih ada beberapa petani

menggunakan varietas IR 54 di kecamatan Pante Ceuremen dan Panton Reu.

Bahkan ada beberapa kelompok petani masih menggunakan varietas lokal untuk

padi yang ditanam di sawah tanah hujan seperti di Kecamatan Woyla dan Woyla

Timur. Pengelolaan lahan dan pembajakan dikerjakan secara borongan dengan

biaya rata-rata Rp. 800.000/ha.

Jenis pupuk yang digunakan adalah NPK ponska, Urea, dan SP36. Hasil

wawancara menunjukkan bahwa sebagian besar petani tidak menggunakan KCl

diganti pupuk NPK poska. Dosis pupuk yang digunakan masih belum berimbang

berdasarkan status hara tanah. Biaya untuk pembelian pupuk dalam 1 ha sekitar Rp

1.400.000/ha.

Penyiangan umumnya dilakukan satu kali pada umur 20-25 HST dengan

cara manual. Hama yang umum menyerang tanaman padi antara lain ; hama putih

(menyerang tanaman padi pada awal pertumbuhan), walang sangit dan tikus. Hama

keong mas dapat mengganggu pada awal pertumbuhan tetapi umur tanaman padi >

30 HST keong mas dapat dikendalikan gulma dalam petak sawah. Pengendalian

hama penyakit masih berbasis pestisida. Biaya untuk pembelian pestisida berkisar

Rp. 1.000.000-1.200.000/ha.

Page 34: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

34

4.1.7.3. Kedelai

Kedelai merupakan komoditas unggulan kedua setelah padi sawah di

Kabupaten Aceh Barat. Kedelai banyak ditanam di Kecamatan Samatiga dan Bubon.

Pada lahan sawah irigasi sederhana dan tadah hujan, kedelai ditanam setelah panen

padi sawah pada bulan Juni atau Juli, panen bulan September atau Oktober. Pada

lahan kering, kedelai ditanam sepanjang tahun dua kali tanam dalam setahun yaitu

buan Maret atau April dan bulan September atau Oktober.

Hasil survei dan analisis kelayakan usahatani kedelai menunjukkan bahwa

pengelolaan lahan umumnya tanpa olah tanah, gulma disemprot dengan herbisida

terutama pada lahan kering. Pada lahan sawah diolah satu kali mengunakan traktor

dengan biaya Rp. 800.000/ha. Penggunaan benih rerata 40 kg/ha. Petani sudah

menggunakan varietas unggul (Kipas merah, Anjasmoro, Wilis, Burangrang,

Panderman), tetapi tingkat kemurnian benih masih rendah karena benih yang

ditanam petani banyak tercampur dengan varietas lain.

Pengelolaan lahan dan pembajakan dikerjakan secara borongan dengan

biaya rata-rata Rp. 800.000/ha. Jarak tanam 20 cm x 30 cm dan 30 cm x 30 cm.

sebagian petani menggunakan pupuk urea 50 kg/ha dan SP36 sebanyak 100 kg/ha,

diberikan pada umur 15-20 HST secara sebar. Pengendalian hama penyakit

umumnya dilakukan 3-4 kali selama pertumbuhan, biaya untuk pembelian obat Rp.

270.000/ha.

Produksi rerata 1,85 ton/ha. Hasil analisis usahatani menunjukkan bahwa

dengan harga kedelai Rp 4.300/kg maka petani mendapat keuntungan

Rp.2.910.000/ha. Hasil analisis kelayakan usahatani kedelai dengan menggunakan

analisis finansial menunjukkan bahwa usahatani kedelai layak untuk diusahakan

karena R/C rationya 1,58.

4.1.7.4. Jagung

Jagung merupakan komoditas unggulan juga setelah padi sawah dan kedelai

di Kabupaten Aceh Barat. Jagung hampir ditanam diseluruh kecamatan, akan tetapi

tanaman jagung banyak ditanam di Kecamatan Woyla Barat, Kecamatan Sungai Mas,

Kecamatan Meurebo, Kecamatan Arongan Lambalek, Kecamatan Johan Pahlawan

dan Kecamatan Bubon. Pada lahan sawah tadah hujan, Jagung ditanam setelah

Page 35: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

35

panen padi ladang pada bulan Juli, panen bulan Oktober awal. Pada lahan kering,

jagung ditanam sepanjang tahun dua kali tanam dalam setahun yaitu bulan Maret

dan bulan September.

Hasil survei dan analisis kelayakan usahatani jagung menunjukkan bahwa

pengelolaan lahan umumnya tanpa olah tanah, gulma disemprot dengan herbisida

terutama pada lahan kering. Pada lahan sawah diolah satu kali mengunakan traktor

dengan biaya Rp. 800.000/ha. Penggunaan benih rerata 40 kg/ha. Petani sudah

menggunakan varietas unggul (Pioner, Bima atau varietas hibrida yang tersedia di

toko dengan label biru). Pengelolaan lahan dan pembajakan dikerjakan secara

borongan dengan biaya rata-rata Rp. 800.000/ha. Jarak tanam 20 cm x 30 cm dan

30 cm x 30 cm. sebagian petani menggunakan pupuk urea 50 kg/ha dan SP36

sebanyak 100 kg/ha, diberikan pada umur 15-20 HST secara sebar. Pengendalian

hama penyakit umumnya dilakukan 3-4 kali selama pertumbuhan, biaya untuk

pembelian obat Rp. 270.000/ha.

Produksi rerata 4,5 ton/ha. Hasil analisis usahatani menunjukkan bahwa

dengan harga jagung Rp 2.200/kg maka petani mendapat keuntungan

Rp.8.900.000/ha.Hasil analisis kelayakan usahatani jagung dengan menggunakan

analisis finansial menunjukkan bahwa usahatani jagung sangat layak untuk

diusahakan karena R/C rationya 1,58.

4.1.7.5. Kacang tanah

Kacang tanah merupakan komoditas unggulan di Kabupaten Aceh Barat dan

ditanam diseluruh kecamatan. Beberapa kecamatan sentra penanaman kacang

tanah yaitu Kecamatan Woyla Barat, Woyla Timur, Panton Reu, Sungai Mas, Woyla,

Arongan Lambalek dan Kecamatan Bubon. Pada lahan sawah irigasi sederhana dan

tadah hujan kacang tanah ditanam setelah panen padi sawah pada bulan Juni,

panen bulan September.

Hasil survei dan analisis kelayakan usahatani kacang tanah menunjukkan

bahwa kacang tanah ditanam pada lahan sawah dan lahan kering. Pada lahan sawah

kacang tanah ditanam setelah panen padi. Pengolahan tanah menggunakan traktor

dengan biaya Rp 1.400.000 (untuk dua kali pengolahan). Pada lahan kering kacang

tanah ditanam sepanjang tahun (2-3 kali dalam satu tahun). Penggunaan benih

Page 36: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

36

kacang tanah rerata 200-250 kg/ha dalam bentuk polong dengan harga Rp

11.000/kg. Petani pada umumnya menggunakan varietas lokal.

Penanaman dilakukan secara tugal, jarak tanam 20 cm x 20 cm, dua biji per

lubang, pada umumnya petani menggunakan pupuk urea 50 kg/ha dan SP36

sebanyak 150 kg/ha, diberikan pada umur 20-25 HST secara larikan. Pengendalian

hama penyakit umumnya dilakukan 3-4 kali selama pertumbuhan, biaya untuk

pembelian obat Rp 200.000/ha. Produksi kacang tanah rerata 2,55 ton/ha. Hasil

analisis usahatani menunjukkan bahwa dengan harga kacang tanah Rp 7.500/kg

maka petani mendapat keuntungan Rp 8.185.000/ha.

Hasil analisis kelayakan usahatani dengan menggunakan analisis finansial

menunjukkan bahwa usahatani kacang tanah layak untuk diusahakan karena R/C

rationya 1,75.

4.1.8. Analisis Usahatani Tanaman Hortikultura

4.1.8.1. Cabai

Cabai merupakan komoditas tanaman hortikultura sayuran yang banyak

diusahakan masyarakat di Kabupaten Aceh Barat. Tanaman ini umumnya

diusahakan di lahan sawah setelah panen padi dan di lahan kering. Hasil survei

lapangan menunjukkan bahwa budidaya tanaman cabai yang dilakukan secara

intensif dan pada waktu panen harga tinggi dapat memberikan keuntungan yang

besar kepada petani cabai.

Pengolahan tanah dilakukan 2 kali dengan biaya Rp 1.400.000/ha, upah buat

bedengan mencapai Rp 1.700.000/ha. Untuk mulsa plastik seluas satu hektar lahan

dibutuhkan dana Rp 2.000.000. Pupuk yang digunakan untuk tanaman cabai adalah

Urea, SP36, KCl, NPK bast, dolomit dan obat-obatan, dalam satu hektar dibutuhkan

biaya Rp 17.800.000. Produksi cabai rerata per hektar 12 ton/ha. Hasil analisis

usahatani menunjukkan bahwa dengan harga cabai Rp 8.000/kg maka petani

mendapat keuntungan 46.550.000/ha.

Hasil analisis kelayakan usahatani dengan menggunakan analisis finansial

menunjukkan bahwa usahatani cabai layak untuk diusahakan karena R/C rationya

1,94.

Page 37: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

37

4.1.8.2. Rambutan

Rambutan merupakan tanaman buah-buahan yang banyak diusahakan

petani di Kabupaten Aceh Barat. Tanaman rambutan banyak terdapat di Kecamatan

Samatiga (17.305 btg), Kawai XVI (16.985 btg), Bubon (11.705 btg) dan Pante

Ceureumen (10.914 btg) dan yang telah berbuah kurang lebih 65% (BPS Kabupaten

Aceh Barat, 2013). Hasil survei dan analisis kelayakan usahatani rambutan

menunjukkan bahwa budidaya tanaman rambutan belum dilakukan petani secara

intensif, seperti pemupukan pada umumnya tidak dilakukan petani sesuai anjuran.

Pengendalian hama dan penyakit tidak dilakukan petani pada umumnya.

Bibit rambutan berasal dari toko saprodi pertanian terdekat. Bibit tersebut

pada umumnya berasal dari Brastagi, Sumatera Utara. Hasil peninjauan ke lapangan

menunjukkan bahwa sebagian besar tanaman rambutan sudah berumur di atas 10

tahun, hanya kurang lebih 30% tanaman rambutan yang berumur di bawah 10

tahun. Walaupun budidaya tanaman rambutan belum dilakukan petani secara

intensif akan tetapi pertumbuhan cukup baik dan hasil panen dalam satu hektar

dapat mencapai 4000-5000 per pohon, harga rata-rata 100 rupiah per buah.

Pemupukan pada umumnya dilakukan petani saat tanam dengan memberikan pupuk

kandan dan NPK poska, pada tahun 1 dan 2 diberi pupuk NPK, sedangkan pada

tahun ke 3 dan seterusnya tidak dilakukan pemupukan oleh petani. Penyiangan

umumnya dilakukan sekali setahun yaitu membersihkan rumput yang tumbuh

dibawah pokok rambutan. Sebagian petani menggunakan herbisida Run-Up.

Penyiangan ini tetap dilakukan petani sekali setahun (pada saat tanaman telah

berbuah) selama tanaman masih menghasilkan. Pengendalian hama dan penyakit

dilakukan petani jika ada serangan, terutama ulat daun dan buah dengan insektisida,

biaya per pohon sekiar 25.000 – 30.000 rupiah. Rambutan mulai berbuah raa-rata

pada umur 3-4 tahun. Buah pada tahun pertama masih sedikit dan mencapai

puncaknya pada umur 10-15 tahun.Buah dalam satu pohon dapat mencapai 500

buah dengan harga rata-rata 100 rupiah per buah.

Analisis secara finansial, menunjukkan bahwa usahatani tanaman Rambutan

layak untuk dilaksanakan. Analisis dilakukan dengan metode perhitungan arus tunai

berdiskonto dengan tingkat discount 20% (di gunakan DF 20% sesuai tingkat suku

Page 38: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

38

bunga bank). Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan nilai NPV dan B/C pada

Tabel 4 dan 5.

Tabel 4. NPV usahatani tanaman rambutan per pohon di Kabupaten Aceh Barat.

TahunKe

Biaya(Rp)

Penerimaan

(Rp)

PenerimaanBersih sebelum

DF

DF 20% PV penerimaanDF 20%

0 103.200 0 (103.200) 1,00 (103.200)1 69.000 0 (69.000) 0,83 (57.270)2 81.500 0 (81.500) 0,69 (56.235)3 73.500 0 (73.500) 0,58 (42.630)4 73.500 12.000 (61.500) 0,48 (29.520)5 73.500 150.000 76.500 0,40 30.6006 73.500 200.000 126.500 0,33 41.4757 73.500 300.000 226.500 0,28 63.4208 73.500 350.000 276.500 0,23 62.0359 73.500 400.000 326.500 0,19 60.24010 73.500 450.000 376.500 0,16 55.44511 73.500 500.000 426.500 0,13 35.91512 73.500 40.000 326.500 0,11 24.88513 73.500 350.000 276.500 0,09 22.12014 73.500 350.000 276.500 0,08 13.59015 73.500 300.000 226.500 0,06 11.59016 73.500 300.000 226.500 0,05 11.32517 73.500 250.000 176.500 0,05 8.82518 73.500 200.000 126.500 0,04 5.06019 73.500 150.000 76.500 0,03 2.29520 73.500 50.000 (23.500) 0,03 (705)

Net Present Value 211.535

Berdasarkan hasil analisis usahatani dengan memasukkan pendapatan bersih

pada tingkat DF 20% pada usahatani rambutan diperoleh nilai NPV sebesar Rp.

211,535 per pohon. Jadi berdasarkan kriteria investasi maka usahatani tanaman

rambutan layak untuk diusahakan di Kabupaten Aceh Barat, karena NPV

menunjukkan nilai positif dan B/C sebesar 1,46.

Page 39: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

39

Tabel 5. B/C usahatani tanaman rambutan per pohon di Kabupaten Aceh Barat

TahunKe

Biaya(Rp)

DF20%

PVBiayaDF (20%)

Penerimaan(Rp)

DF20%

PV penerimaanDF 20%

0 103.200 1,00 103.200 0 1,00 01 69.000 0,83 57.270 0 0,83 02 81.500 0,69 56.235 0 0,69 03 73.500 0,58 42.630 0 0,58 04 73.500 0,48 35.280 12.000 0,48 5.7605 73.500 0,40 29.400 150.000 0,40 60.0006 73.500 0,33 24.255 200.000 0,33 66.0007 73.500 0,28 20.580 300.000 0,28 84.0008 73.500 0,23 16.905 350.000 0,23 80.5009 73.500 0,19 13.965 400.000 0,19 76.00010 73.500 0,16 11.760 450.000 0,16 72.00011 73.500 0,13 9.555 500.000 0,13 65.00012 73.500 0,11 8.085 40.000 0,11 44.00013 73.500 0,09 6.615 350.000 0,09 31.50014 73.500 0,08 5.880 350.000 0,08 28.00015 73.500 0,06 4.410 300.000 0,06 18.00016 73.500 0,05 3.675 300.000 0,05 15.00017 73.500 0,05 3.675 250.000 0,05 12.50018 73.500 0,04 2.940 200.000 0,04 8.00019 73.500 0,03 2.205 150.000 0,03 4.50020 73.500 0,03 2.205 50.000 0,03 1.500

460.725 672.260

B/C 1,46

4.1.9. Landform dan Relief

4.1.9.1. Landform

Landform merupakan bentukan alam di permukaan bumi yang

menggambarkan kondisi suatu wilayah dengan ciri yang berbeda satu dengan

lainnya, tergantung dari proses pembentukan dan evolusinya. Berdasarkan hasil

interpretasi citra landsat yang didukung oleh peta geologi, data DEMs dan hasil

pengamatan lapangan, daerah penelitian dapat dikelompokkan menjadi 6 grup

landform utama, yaitu: (1) Aluvial, (2) Marin, (3) Fluvio-Marin, (4) Volkanik, (5)

Tektonik, dan (6) Aneka.

Page 40: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

40

Pengaruh relief yang menonjol terhadap sifat tanah, antara lain kondisi

drainase dan laju aliran permukaan. Di wilayah datar kondisi drainase biasanya

sedang-sangat terhambat dan aliran permukaan sangat lambat, akibatnya pada

daerah yang paling rendah terjadi akumulasi bahan-bahan dari daerah sekitarnya.

Sedangkan di daerah bergelombang-bergunung umumnya berdrainase baik-cepat

dan aliran permukaan berlangsung sangat cepat, sehingga proses erosi berlangsung

cukup intensif terlebih pada daerah terbuka atau yang telah diusahakan untuk

pertanian.

Relief atau kelerengan lahan juga akan mempengaruhi metode pembukaan

pengelolaan lahan untuk tujuan pertanian. Pada lahan yang datar sampai berombak,

pembukaan/ pengelolaan lahan dengan cara mekanisasi dengan menggunakan alat-

alat berat relatif mudah dilakukan, pada lahan yang reliefnya bergelombang masih

memungkinkan untuk melaksanakan pembukaan/pengolahan lahan dengan

menggunakan alat-alat berat, sedangkan pada wilayah yang berbukit atau

bergunung pengoperasian alat-alat berat sangat beresiko dan pengelolaan lahan

hanya dapat dilakukan dengan cara manual.

4.1.10. Penggunaan Lahan

Berdasarkan hasil interpretasi citra landsat dan pengamatan lapangan, jenis

penggunaan lahan di Kabupaten Aceh Barat terdiri dari: (a) sawah, (b) tegalan, (c)

tambak, (d) kebun campuran, (e) semak belukar, (f) hutan, (g) pemukiman, (h)

rawa, dan (i) tubuh air. Penyebaran data penggunaan lahan dapat disajikan pada

Gambar 2, peta satuan lahan Kabupaten Aceh Barat.

Page 41: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

41

Gambar 2. Peta satuan lahan skala 1:150.000 Kabupaten Aceh Barat.

4.1.11. Evaluasi LahanEvaluasi lahan secara fisik yang didasarkan pada kualitas tanah (karakteristik

tanah dan lingkungan) dan persyaratan tumbuh tanaman. Penilaian kelas kesesuaian

lahan untuk setiap komoditas pada setiap satuan tanah dikelompokkan berdasarkan

kelas dan subkelas. Klasifikasi kesesuaian lahan dibedakan menjadi 4 kelas, yaitu:

sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2), sesuai marginal (S3), dan tidak sesuai (N).

Untuk penilaian kesesuaian lahan menggunakan aplikasi SPKL (Sistem Penilaian

Kesesuaian Lahan). Pada tingkat Subkelas dicantumkan faktor

pembatas/penghambat bagi pertumbuhan tanaman, ditulis dengan simbol yang

diletakkan setelah simbol kelas kesesuaian lahannya. Sebagai contoh: S3oa, yaitu

Page 42: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

42

lahan cukup sesuai dengan faktor pembatas/penghambat ketersediaan oksigen.

Berikut, dokumentasi aplikasi SPKL (Sistem Penentuan Kesesuaian Lahan), Gambar

3.

Page 43: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

43

Page 44: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

44

Page 45: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

45

Gambar 3. Dokumentasi aplikasi SPKL (Sistem Penentuan Kesesuaian Lahan).

Page 46: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

46

Berdasarkan data analisis usaha tani pangan, data evaluasi lahan dan

penggunaan lahan serta penggunaan aplikasi SPKL tersebut, maka penentuan zona

kesesuaian lahan untuk tanaman pangan (padi, jagung dan kedelai) adalah sesuai

(S1) untuk daerahJohan Pahlawan, Samatiga, Bubon, Woyla Barat, Woyla Timur,

Kaway XVI, Meurebo, Pante Ceuremen. Daerah cukup sesuai (S2) adalah

Kecamatan Sungai Mas selain itu ada di kecamatan Panton Reu dengan faktor

penghambat air dan keterbatasan nutrisi tanaman (hara tanaman). Jika kedua

faktor tersebut diatasi misalnya dengan pengairan irigasi dan irigasi buatan dengan

sumur bor atau sumur galian maka tanaman dapat tumbuh dengan baik. Daerah

dengan kriteria sesuai marginal (S3) adalah daerah semak belukar. Daerah tersebut

ada di semua kecamatan, dengan faktor pembatas hara terbatas, air tidak tersedia,

dan bentuk geografis yang berombak.

Rekomendasi zona kesesuaian lahan untuk tanaman hortikultura seperti cabai,

buah-buahan yaitu sesuai (S1) untuk kecamatan Johan Pahlawan, Woyla Barat,

Woyla Timur, Meurebo, cukup sesuai (S2) ada di Kecamatan Samatiga, Kawai XVI,

Bubon dan Pante Ceureumen dengan faktor pembatas ketersediaan nutrisi terutama

untuk hortikultura semusim seperti tanaman cabai, tomat dan lainnya, sedangkan

untuk tanaman hortikultura tahunan faktor pembatas dapat diatasi setelah tanaman

berumur 2 tahun. Di tahun pertama tanaman membutuhkan tambahan nutrisi

melalu pemupukan. Zona tidak sesuai pada lokasi semak belukar dengan faktor

penghambat topografi yaitu kelerengan >40%.

4.2. Pewilayahan Komoditas Berdasarkan ZAE di Kabupaten Nagan Raya

4.2.1. Koordinasi, Sosialisasi dan Survey Lokasi

Pelaksanaan kegiatan Zona Agro Ekologi (ZAE) 2014 diawali dengan

koordinasi instansi terkait yaitu Bappeda Kabupaten Nagan Raya. Koordinasi dan

sosialisasi kegiatan AEZ Tahun 2014 dilakukan di Bappeda Kabupaten Nagan Raya

tim AEZ bertemu Selanjutnya, tim AEZ BPTP Aceh melakukan koordinasi dan

sosialisasi kegiatan AEZ tahun 2014 di Kabupaten Nagan Raya. Tim bertemu dengan

Kabid. Litbang Bappeda Bpk. Yuliana Yatim, S.Hut. dalam sambutannya, beliau

dangat appresiasi terhadap kegiatan AEZ yang dilakukan oleh BPTP Aceh skala

1:50.000, dan yang telah dilakukan oleh tim AEZ BPTP Aceh dan BBPSDLP, Bogor

Page 47: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

47

tahun 2012 – 2013 yang telah menghasilkan peta pewilayahan komoditas spasial

1:250.000,-. Beliau sangat ingin membantu jika ada yang bisa dibantu agar tim AEZ

BPTP Aceh untuk tidak sungkan-sungkan menghubungi beliau terkait data maupun

koordinasi lainnya. Kabid. Litbang Bappeda berharap untuk dilibatkan aktif karena

sebagai bentuk koordinasi dan kerjasama yang baik antara Litbang Pusat (BPTP)

dan Litbang daerah (Bappeda). Data yang berhasil didapat oleh tim AEZ BPTP Aceh

pada saat koordinasi adalah data profile (SIPP) dan Nagan dalam Angka, untuk data

spasial file SHP, data tidak ditemukan karena operator data sedang perjalanan dinas

ke provinsi beserta beberapa orang kabid ke Banda Aceh. Beliau berjanji bila data

itu akan disajikan untuk pertemuan yang akan datang jika tim AEZ BPTP Aceh

berkunjung ke Bappeda kembali.

4.1.2. Peta Satuan Lahan Verifikasi Peta Satuan Lahan di Lapangan

Verifikasi hasil data peta satuan lahan dilanjutkan ke Kabupaten Nagan Raya.

Verifikasi meliputi mensingkronkan potensi wilayah pada komoditas unggulan

daerah yaitu untuk Nagan Raya adalah tanaman pangan (padi, kedelai, kacang

tanah) dan tanaman perkebunan (sawit, kakao dan karet). Data verifikasi dilengkapi

dengan nilai GPS (global positioning system) atau nilai ordinat pada saat di

lapangan. Nilai ordinat ini selanjutnya digunakan untuk mencocokkan dengan data

peta RBI posisi kabupaten Nagan Raya. Dokumentasi lokasi verifikasi di Kabupaten

Nagan Raya dapat dilihat pada Gambar 6.

Selanjutnya tim AEZ BPTP Aceh bersama Bpk. Sukarman dan Bpk. Zainal

Abidin menuju Kab. Nagan Raya. Verifikasi dilakukan dengan membuat peta satuan

lahan skala 1:200.000, kemudian tim menuju ke beberapa titik poligon yang telah

dibuat. Lokasi observasi yang tim AEZ lakukan pada titik poligon (1) Afg 1.2.2 yang

artinya daerah dalam poligon termasuk dalam daerah kategori

banjirdataransungaiberkelok-kelok, sedimenhalus dan kasar, datar

untukcekungdengan kelerengan dibawah <3% (flood plain of meandering rivers,

fine and coarse sediments, backswamps, flat to concave (slopes < 3%), (2) titik

polygon D 2.1.2 yang artinya daerah dalam polygon termasuk dalam kategori daerah

dengan kandungan air tawar dan terdapat kubahgambut, tanah sedimen dengan

ketebalan bahan organik0,5-2,0m, rata dengansedikit cembung (oligotrophic

Page 48: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

48

freshwater peat domes, organic sediments thickness 0.5-2.0 m, flat to slightly

convex), (3) titik polygon D 2.1.3 yang artinya daerah dalam polygon termasuk

daerah dengan kandungan air tawar dan terdapat kubah gambut, tanah sedimen

dengan ketebalan diatas >2,0 m, rata dengan sedikit cembung (oligotrophic

freshwater peat domes, organic sediments thickness > 2.0 m, flat to slightly convex),

(4) titik polygon Bfq 1.1. yang artinya daerah dalam polygon termasuk dalam

kategori wilayahpantaimuda, pegunungan, bagian tanah sedimenhalus dan kasar

tidak dibedakan(complex of young beach ridges and swales, fine and coarse

sediments (undifferentiated)).

Gambar 4. Struktur tanah gambut di salah satu kebun sawit Kab. Nagan Raya.

TanahGambut

Page 49: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

49

Gambar 5. Keragaan tanaman sawit di salah satu kebun sawit di lahan gambutdi Kabupaten Nagan Raya.

Kabupaten Nagan Raya memiliki komoditas unggulan utama pangan yaitu

padi dan jagung, sedangkan komoditas unggulan lainnya adalah komoditas

perkebunan yaitu tanaman sawit. Gambar 5, menunjukkan beberapa lokasi verifikasi

tim AEZ menunjukkan kondisi agroekologi yang sesuai untuk komoditas perkebunan.

Pemanfaatan lahan kering dataran tinggi dan rendah di kabupaten ini sangat

optimal. Perlakuan teknologi pada dataran tinggi telah menerapkan teknologi

terasering yang sangat bagus, sehingga pengaturan per tanaman dengan jarak

tanam yang tepat telah dilakukan oleh petani sawit. Pola PIR yang diterapkan

perusahaan swasta telah membantu petani untuk belajar sambil berbuat (learning

by doing) dan akhirnya ketika dilepas teknologi yang mereka pelajari dapat

diterapkan dan disebarkan ke petani lainnya.

Page 50: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

50

Desa Suak Salemban, Kec. Alue Bili Kecamatan Alue Bili

Desa Suak Salemban, Kec. Alue Bili Desa Suak Puntung, Kec. Kuala Pesisir

Gambar 6. Beberapa lokasi verifikasi data poligon di Kabupaten Nagan Raya.

4.2.3. Data Lokasi

Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh. Secara geografis, terletak antara

96°11’ - 96°48’ BT dan antara 03°40’ - 04°038’ LU. Luas daerah 3.363,72 km2 (UU

No. 4 Tahun 2002, sedangkan menurut RTRW luas daerah 3.544,91 km2. Kabupaten

Nagan Raya berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat di sebelah utara, sebelah

selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia, sebelah timur berbatasan dengan

Kabupaten Gayo Lues dan Kabupaten Aceh Barat, sedangkan sebelah barat

berbatasan denganAceh Barat. Kabupaten Nagan Raya terdiri atas 10 Kecamatan, 30

mukim dan 222 gampong. Berikut di bawah ini peta administratif Kabupaten Nagan

Raya(Gambar 7).

Page 51: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

51

Gambar 7. Peta administratif, Kabupaten Nagan Raya (BPS, 2013).

Kecamatan terluas adalah Darul Makmur yang menempati 29,0% wilayah

Nagan Raya. Sedangkan kecamatan terkecil adalah Suka Makmue hanya 1,45% dari

luas Kabupaten Nagan Raya.

Page 52: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

52

4.2.4. Data Suhu, Curah di Kabupaten Nagan Raya

Suhu udara rata-rata sepanjang tahun 2012 adalah 26oC dengan suhu

terendah 18oC pada bulan Januari dan suhu tertinggi 30oC di bulan Mei. Kelembapan

udara berkisar pada 89%. Curah hujan pada tahun 2012 menurun drastis dibanding

tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 curah hujan Kabupaten Nagan Raya sebanyak

3.245 mm per tahun dengan jumlah curah hujan bulanan rata-rata 270 mm.

Curah hujan tertinggi tahun 2012 terjadi pada bulan Nopember – Desember

dan jumlah curah hujan terendah adalah di bulan Maret yakni 88 mm.Suhu udara

dan kelembaban udara sepanjang tahun tidak terlalu berfluktuasi, dengan suhu

udara dan kelembaban udara rata-rata per bulan 26,40C udara minimum rata-rata

berkisar antara 20,80C s/d 23,10C berkisar antara 30,00C s/d 31,50C bulan.

4.2.5. KependudukanBerdasarkan data pada buku “Nagan Raya Dalam Angka” (BPS Kabupaten

Nagan Raya, 2013) tercatat bahwa Kabupaten Nagan Raya mempunyai luas wilayah

3.544,91 km2. Kabupaten ini dihuni oleh penduduk sebanyak 152.130 jiwa pada

tahun 2013 (Gambar7).

Gambar 8. Persentase jumlah penduduk Kabupaten Nagan Raya menurut kecamatanTahun 2012 (Sumber : BPS Kabupaten Nagan Raya, 2013).

Page 53: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

53

Menurut data BPS Kabupaten Nagan Raya (2012), berdasarkan data dari

Dinas Kependudukan dan Pencatatan SIpil Kabupaten Nagan Raya bahwa pada akhir

tahun 2012 jumlah penduduk Nagan Raya adalah sebanyak 152.130 jiwa dengan

rincian jumlah laki-laki sebanyak 76.069 jiwa dan perempuan sebanyak 76.061 jiwa.

Sehingga besaran sex rasionya adalah sebesar 100. Kecamatan Darul Makmur

menempati urutan pertama dalam distribusi penduduk Nagan Raya, yaitu 28,09

persen dari jumlah penduduk keseluruhan, diikuti oleh Kecamatan Kuala sebanyak

12,35 persen. Kecamatan Seunagan dan Kecamatan Kuala Pesisir secara berurutan

adalah sebesar 10,23 persen dan 10,01 persen. Sedangkan diurutan berikutnya

terdapat Kecamatan Tadu Raya, Kecamatan Senagan Timur dan Kecamatan Beutong

adalah sebesar 9,05 persen, 8,70 persen dan 8,58 persen. Kecamatan Tripa Makmur

dan Kecamatan Suka Makmue memiliki distribusi sebesar 5,86 persen dan 5,67

persen. Sedangkan Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang memiliki distribusi

terkecil yaitu sebesar 1,46 persen.

Tingkat kepadatan penduduk dihitung berdasarkan jumlah penduduk per

satuan luas wilayah. Angka ini menggambarkan tingkat huni masyarakat yang

menempati suatu wilayah. Tingkat kepadatan penduduk pada 2012 sebesar 43

jiwa/km2. Grafik 4 menunjukkan bahwa Kecamtan Seunagan menempati urutan

pertama tingkat kepadatan penduduknya, yaitu sebesar 274 jiwa/km2. Setelah itu

terdapat Kecamatan Kuala Pesisir, Suka Makmue dan Kuala secara berurutan dengan

kepadatan antara 150-200 jiwa/km2. Kelompok berikutnya adalah Kecamatan

Seunagan Timur, Tripa Makmur dan Darul Makmur. Disusul Kecamatan Tadu Raya

dan Kecamatan Beutong dan yang terjarang penduduknya adalah Kecamatan

Beutong Ateuh Banggalang.

Page 54: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

54

Gambar 9. Piramida penduduk Nagan Raya Tahun 2012.

4.2.6. Keadaan Sosial Ekonomi

Analisis usahatani digunakan sebagai parameter kelayakan penggunaan

lahan secara ekonomi untuk tanaman semusim (padi sawah, jagung, kacang tanah

dan cabai), dan tanaman tahunan (durian, sawit, karet dan kelapa). Indikator yang

digunakan untuk analisis usahatani tanaman semusim adalah rasio penerimaan

dengan total biaya (R/C ratio) atau B/C (benefit cost ratio). Suatu usahatani

tanaman tertentu dikatakan layak apabila nilai R/C rationya lebih dari satu, dimana

semakin tinggi nilai R/C ratio maka usahatani tersebut semakin menguntungkan.

Kelayakan usahatani tanaman rambutan, manggis dan durian digunakan analisis dari

sisi finansial dengan menghitung tingkat imbalan yang diterima atau modal yang

telah di investasikan oleh petani. Analisis kelayakan dengan menentukan Net Persent

Value (NPV) atau nilai pendapatan sekarang di akhir usaha dikurangi nilai biaya

sekarang, dan B/C (benefit cost ratio).

4.2.7. Analisis Usahatani Tanaman Pangan

4.2.7.1. Padi sawah

Komoditas padi sawah di Kabupaten Nagan Raya terdapat di seluruh

kecamatan yaitu Kecamatan Darul Makmur, Tripa Makmur, Kuala, Kuala Pesisir,

Tadu Raya, Beutong, Beutong Ateuh Banggalang, Seunagan, Suka Makmue,

Page 55: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

55

Seunaga Timur. Daerah penghasil padi sawah terbesar di Kabupaten Nagan Raya

adalah Kecamatan Suka Makmur dan Kuala.Hasil survei dan analisis kelayakan

usahatani padi sawah menunjukkan bahwa hampir sebagian besar (>65%)

pengelolaan lahan sudah menggunakan traktor besar dan hand traktor.

Penggunaan benih rerata 35 kg/ha. Petani sudah menggunakan varietas unggul

rata-rata petani menggunakan varietas Ciherang dan masih ada beberapa petani

menggunakan varietas IR 54 di kecamatan Seunagan, Tadu Raya. Pengelolaan lahan

dan pembajakan dikerjakan secara borongan dengan biaya rata-rata Rp. 800.000/ha.

Jenis pupuk yang digunakan adalah NPK ponska, Urea, dan SP36. Hasil

wawancara menunjukkan bahwa sebagian besar petani tidak menggunakan KCl

diganti pupuk NPK poska. Dosis pupuk yang digunakan masih belum berimbang

berdasarkan status hara tanah. Biaya untuk pembelian pupuk dalam 1 ha sekitar Rp

1.400.000/ha.Penyiangan umumnya dilakukan satu kali pada umur 20-25 HST

dengan cara manual. Hama yang umum menyerang tanaman padi antara lain ;

hama putih (menyerang tanaman padi pada awal pertumbuhan), walang sangit dan

tikus. Hama keong mas dapat mengganggu pada awal pertumbuhan tetapi umur

tanaman padi > 30 HST keong mas dapat dikendalikan gulma dalam petak sawah.

Pengendalian hama penyakit masih berbasis pestisida. Biaya untuk pembelian

pestisida berkisar Rp. 1.000.000/ha.

Produksi rerata 7,2 ton/ha gabah kering panen. Hasil analisis usahatani

menunjukkan bahwa dengan harga gabah Rp 3.300/kg maka petani mendapat

keuntungan Rp 12.512.000/ha. Hasil analisis kelayakan usahatani dengan

menggunakan analisis finansial menunjukkan bahwa usahatani padi sawah layak

untuk diusahakan karena R/C rationya 2,11.

4.2.7.2. Kedelai

Kedelai merupakan komoditas unggulan kedua setelah padi sawah di

Kabupaten Aceh Barat. Kedelai banyak ditanam di Kecamatan Suka Makmur dan

Darul Makmur. Pada lahan sawah irigasi sederhana dan tadah hujan, kedelai

ditanam setelah panen padi sawah pada bulan Juni atau Juli, panen bulan

September atau Oktober. Pada lahan kering, kedelai ditanam sepanjang tahun dua

Page 56: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

56

kali tanam dalam setahun yaitu buan Maret atau April dan bulan September atau

Oktober.

Hasil survei dan analisis kelayakan usahatani kedelai menunjukkan bahwa

pengelolaan lahan umumnya tanpa olah tanah, gulma disemprot dengan herbisida

terutama pada lahan kering. Pada lahan sawah diolah satu kali mengunakan traktor

dengan biaya Rp. 800.000/ha. Penggunaan benih rerata 40 kg/ha. Petani sudah

menggunakan varietas unggul (Anjasmoro, Burangrang, Panderman), tetapi tingkat

kemurnian benih masih rendah karena benih yang ditanam petani banyak tercampur

dengan varietas lain.

Pengelolaan lahan dan pembajakan dikerjakan secara borongan dengan

biaya rata-rata Rp. 800.000/ha. Jarak tanam 20 cm x 30 cm dan 30 cm x 30 cm.

sebagian petani menggunakan pupuk urea 50 kg/ha dan SP36 sebanyak 100 kg/ha,

diberikan pada umur 15-20 HST secara sebar. Pengendalian hama penyakit

umumnya dilakukan 3-4 kali selama pertumbuhan, biaya untuk pembelian obat Rp.

270.000/ha.

Produksi rerata 1,85 ton/ha. Hasil analisis usahatani menunjukkan bahwa

dengan harga kedelai Rp 4.300/kg maka petani mendapat keuntungan

Rp.2.910.000/ha. Hasil analisis kelayakan usahatani kedelai dengan menggunakan

analisis finansial menunjukkan bahwa usahatani kedelai layak untuk diusahakan

karena R/C rationya 1,58.

4.2.7.3. Jagung

Jagung merupakan komoditas unggulan juga setelah padi sawah dan kedelai

di Kabupaten Aceh Barat. Jagung hampir ditanam diseluruh kecamatan, akan tetapi

tanaman jagung banyak ditanam di Kecamatan Seunagan, Kecamatan Kuala,

Kecamatan Tadu Raya. Pada lahan sawah tadah hujan, Jagung ditanam setelah

panen padi ladang pada bulan Juli, panen bulan Oktober awal. Pada lahan kering,

jagung ditanam sepanjang tahun dua kali tanam dalam setahun yaitu bulan Maret

dan bulan September.

Hasil survei dan analisis kelayakan usahatani jagung menunjukkan bahwa

pengelolaan lahan umumnya tanpa olah tanah, gulma disemprot dengan herbisida

terutama pada lahan kering. Pada lahan sawah diolah satu kali mengunakan traktor

Page 57: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

57

dengan biaya Rp. 800.000/ha. Penggunaan benih rerata 40 kg/ha. Petani sudah

menggunakan varietas unggul (Pioner, NK atau varietas hibrida yang tersedia di toko

dengan label biru). Pengelolaan lahan dan pembajakan dikerjakan secara borongan

dengan biaya rata-rata Rp. 800.000/ha. Jarak tanam 20 cm x 30 cm dan 30 cm x 30

cm. sebagian petani menggunakan pupuk urea 50 kg/ha dan SP36 sebanyak 100

kg/ha, diberikan pada umur 15-20 HST secara sebar. Pengendalian hama penyakit

umumnya dilakukan 3-4 kali selama pertumbuhan, biaya untuk pembelian obat Rp.

270.000/ha.

Produksi rerata 4,5 ton/ha. Hasil analisis usahatani menunjukkan bahwa

dengan harga jagung Rp 2.200/kg maka petani mendapat keuntungan

Rp.8.900.000/ha. Hasil analisis kelayakan usahatani jagung dengan menggunakan

analisis finansial menunjukkan bahwa usahatani jagung sangat layak untuk

diusahakan karena R/C rationya 1,58.

4.2.8. Analisis Usahatani Tanaman Hortikultura

4.2.8.1. Cabai

Cabai merupakan komoditas tanaman hortikultura sayuran yang banyak

diusahakan masyarakat di Kabupaten Nagan Raya. Tanaman ini umumnya

diusahakan di lahan sawah setelah panen padi dan di lahan kering. Hasil survei

lapangan menunjukkan bahwa budidaya tanaman cabai yang dilakukan secara

intensif dan pada waktu panen harga tinggi dapat memberikan keuntungan yang

besar kepada petani cabai.

Pengolahan tanah dilakukan 2 kali dengan biaya Rp 1.400.000/ha, upah buat

bedengan mencapai Rp 1.700.000/ha. Untuk mulsa plastik seluas satu hektar lahan

dibutuhkan dana Rp 2.000.000. Pupuk yang digunakan untuk tanaman cabai adalah

Urea, SP36, KCl, NPK bast, dolomit dan obat-obatan, dalam satu hektar dibutuhkan

biaya Rp 17.800.000. Produksi cabai rerata per hektar 12 ton/ha. Hasil analisis

usahatani menunjukkan bahwa dengan harga cabai Rp 8.000/kg maka petani

mendapat keuntungan 46.550.000/ha.

Hasil analisis kelayakan usahatani dengan menggunakan analisis finansial

menunjukkan bahwa usahatani cabai layak untuk diusahakan karena R/C rationya

1,94.

Page 58: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

58

4.2.9. Landform dan Relief

4.1.9.1. Landform

Landform merupakan bentukan alam di permukaan bumi yang

menggambarkan kondisi suatu wilayah dengan ciri yang berbeda satu dengan

lainnya, tergantung dari proses pembentukan dan evolusinya. Berdasarkan hasil

interpretasi citra landsat yang didukung oleh peta geologi, data DEMs dan hasil

pengamatan lapangan, daerah penelitian dapat dikelompokkan menjadi 6 grup

landform utama, yaitu: (1) Aluvial, (2) Marin, (3) Fluvio-Marin, (4) Volkanik, (5)

Tektonik, dan (6) Aneka.

Pengaruh relief yang menonjol terhadap sifat tanah, antara lain kondisi

drainase dan laju aliran permukaan. Di wilayah datar kondisi drainase biasanya

sedang-sangat terhambat dan aliran permukaan sangat lambat, akibatnya pada

daerah yang paling rendah terjadi akumulasi bahan-bahan dari daerah sekitarnya.

Sedangkan di daerah bergelombang-bergunung umumnya berdrainase baik-cepat

dan aliran permukaan berlangsung sangat cepat, sehingga proses erosi berlangsung

cukup intensif terlebih pada daerah terbuka atau yang telah diusahakan untuk

pertanian. Relief atau kelerengan lahan juga akan mempengaruhi metode

pembukaan pengelolaan lahan untuk tujuan pertanian. Pada lahan yang datar

sampai berombak, pembukaan/ pengelolaan lahan dengan cara mekanisasi dengan

menggunakan alat-alat berat relatif mudah dilakukan, pada lahan yang reliefnya

bergelombang masih memungkinkan untuk melaksanakan pembukaan/pengolahan

lahan dengan menggunakan alat-alat berat, sedangkan pada wilayah yang berbukit

atau bergunung pengoperasian alat-alat berat sangat beresiko dan pengelolaan

lahan hanya dapat dilakukan dengan cara manual.

4.2.10. Penggunaan Lahan

Berdasarkan hasil interpretasi citra landsat dan pengamatan lapangan, jenis

penggunaan lahan di Kabupaten Nagan Raya terdiri dari: (a) sawah, (b) tegalan, (c)

tambak, (d) kebun campuran, (e) semak belukar, (f) hutan, (g) pemukiman, (h)

rawa, dan (i) tubuh air. Penyebaran data penggunaan lahan dapat disajikan pada

Gambar 2, peta satuan lahan Kabupaten Nagan Raya.

Page 59: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

59

Gambar 10. Peta satuan lahan skala 1:50.000 Kabupaten Nagan Raya.

Page 60: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

60

4.2.11. Evaluasi LahanEvaluasi lahan secara fisik yang didasarkan pada kualitas tanah (karakteristik

tanah dan lingkungan) dan persyaratan tumbuh tanaman. Penilaian kelas kesesuaian

lahan untuk setiap komoditas pada setiap satuan tanah dikelompokkan berdasarkan

kelas dan subkelas. Klasifikasi kesesuaian lahan dibedakan menjadi 4 kelas, yaitu:

sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2), sesuai marginal (S3), dan tidak sesuai (N).

Untuk penilaian kesesuaian lahan menggunakan aplikasi SPKL (Sistem Penilaian

Kesesuaian Lahan).Pada tingkat Subkelas dicantumkan faktor

pembatas/penghambat bagi pertumbuhan tanaman, ditulis dengan simbol yang

diletakkan setelah simbol kelas kesesuaian lahannya. Sebagai contoh: S3nw, yaitu

lahan cukup sesuai dengan faktor pembatas/penghambat ketersediaan hara dan air.

Berikut, dokumentasi aplikasi SPKL (Sistem Penentuan Kesesuaian Lahan), Gambar

11.

Page 61: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

61

Page 62: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

62

Page 63: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

63

Page 64: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

64

Gambar 11. Dokumentasi aplikasi SPKL (Sistem Penentuan Kesesuaian Lahan).

Page 65: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

65

4.2.12. Penggunaan Lahan

Berdasarkan hasil interpretasi citra landsat dan pengamatan lapangan, jenis

penggunaan lahan di Kabupaten Nagan Raya terdiri dari: (a) sawah, (b) tegalan, (c)

tambak, (d) kebun campuran, (e) semak belukar, (f) hutan, (g) pemukiman, (h)

rawa, dan (i) tubuh air. Penyebaran data penggunaan lahan sawah dapat disajikan

pada Gambar 11, Kabupaten Nagan Raya.

Tabel 6. Rincian kesesuaian lahan untuk tanaman padi di Kabupaten Nagan Raya.

Simbol Kesesuaian Lahan Luas (Ha)Ha %

Lahan Sesuai (S) 172.020 50,24

S1 Sangat Sesuai 9.076 2,65

S2 Cukup Sesuai 77.692 22,69

S3 Sesuai Marginal 85.251 24,90Lahan TidakSesuai (N) 170.378 49,76

N Tidak Sesuai 168.334 49,16

X2 Pemukiman 370 0,11

X3Sunga/Danau/PerairanDarat 1.675 0,49

Evaluasi LahanEvaluasi lahan juga dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPKL. Penilaian

kelas kesesuaian lahan untuk setiap komoditas pada setiap satuan tanah

dikelompokkan berdasarkan kelas dan subkelas. Klasifikasi kesesuaian lahan

dibedakan menjadi 4 kelas, yaitu: sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2), sesuai

marginal (S3), dan tidak sesuai (N). Hasil pemetaan komoditas berdasarkan zona

agro ekologi zone skala 1:50.000 disajikan pada Gambar 8. Untuk kesesuaian lahan

untuk komoditas unggulan daerah yaitu tanaman padi disajikan pada Gambar 12.

Page 66: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

66

Gambar 12. Peta Zona Agro Ekologi skala 1:50.000, lembar 7, Kabupaten Nagan Raya.

Page 67: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

67

Gambar 13. Peta Zona Agro Ekologi skala 1:50.000, lembar 8, Kabupaten Nagan Raya.

Page 68: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

68

Gambar 14. Peta kesesuaian lahan untuk tanaman padi di Kabupaten Nagan Raya.

Page 69: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

69

Berdasarkan data analisis usaha tani pangan, data evaluasi lahan dan

penggunaan lahan serta penggunaan aplikasi SPKL tersebut, maka penentuan zona

kesesuaian lahan untuk tanaman pangan (padi, jagung dan kedelai) adalah sesuai

(S1) dengan total luas 9.076 ha, untuk daerah Kecamatan Darul Makmur, Tripa

Makmur, Kuala, Kuala Pesisir, Seunagan, Suka Makmue, Seunagan Timur. Daerah

cukup sesuai (S2) dengan total luas 77.692 ha, adalah Kecamatan sebagian

Kecamatan Tripa Makmur selain itu ada di Tadu Raya, Beutong, Beutong Ateuh

Banggalang dengan faktor penghambat oksigen dan keterbatasan nutrisi tanaman

(hara tanaman). Jika kedua faktor tersebut diatasi misalnya dengan pembuatan

saluran drainase yang baik maka tanaman dapat tumbuh dengan baik. Daerah

dengan kriteria sesuai marginal (S3) dengan total luas 85.253 ha, adapun sebagian

besar adalah daerah rawa. Daerah tersebut ada di beberapa kecamatan, dengan

faktor pembatas hara terbatas, oksigen kurang tersedia, dan bentuk geografis yang

dekat dengan daerah marin (laut).

Rekomendasi zona kesesuaian lahan untuk tanaman hortikultura seperti cabai,

buah-buahan yaitu sesuai (S1) untuk Tadu Raya, Beutong, Beutong Ateuh

Banggalang, cukup sesuai (S2) ada di Kecamatan Darul Makmur, Suka Makmur,

Seunagan, dengan faktor pembatas ketersediaan saluran drainase untuk

mengalirnya air terutama untuk hortikultura semusim seperti tanaman cabai, tomat

dan lainnya.

4.3. Pewilayahan zona agro ekologi skala 1:50.000 di KabupatenAceh Barat Daya

4.3.1. Koordinasi, Sosialisasi dan Survey Lokasi

Koordinasi dan sosialisasi kegiatan AEZ tahun 2014 di Kabupaten Barat Daya.

Tim bertemu dengan Kabid. Litbang Bappeda Bpk. Dody, M.Si. dalam sambutannya,

beliau sangat appresiasi terhadap kegiatan AEZ yang dilakukan oleh BPTP Aceh skala

1:50.000, dan yang telah dilakukan oleh tim AEZ BPTP Aceh dan BBPSDLP, Bogor

tahun 2012 – 2013 yang telah menghasilkan peta pewilayahan komoditas spasial

1:250.000,-. Beliau berharap agar BPTP Aceh melakukan verifikasi dan kerjasama

dengan Bagian Litbang Bappeda untuk menentukan komoditas unggulan yang akan

dikembangkan oleh kab. Aceh Barat Daya. Tim AEZ BPTP Aceh juga menyerahkan

Page 70: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

70

peta AEZ skala 1:250.000,- kepada Kabid. Litbang Bappeda Aceh Barat Daya. Data

yang berhasil didapat oleh tim AEZ BPTP Aceh pada saat koordinasi adalah data

Abdya dalam Angka, untuk data spasial file SHP, beliau tidak tahu dan akan

menanyakan ke bagian data (operator). Beliau berjanji bila data itu ada akan

disajikan untuk pertemuan yang akan datang jika tim AEZ BPTP Aceh berkunjung ke

Bappeda kembali.

4.3.2. Peta Satuan Lahan dan Verifikasi Peta Satuan Lahan di Lapangan

Survey kegiatan verifikasi peta satuan lahan berikutnya ke Kabupaten Aceh

Barat Daya. Hasil koordinasi dengan Bappeda Aceh Barat Daya, Kabid. Litbang

Bappeda Aceh Barat Daya bahwa komoditas unggulan di kabupaten ini adalah

tanaman pangan (padi, kacang tanah), tanaman perkebunan (nilam, kakao dan

pala) dan hortikultura (mangga, kueni dan durian). Pihak Bappeda berharap agar

komoditas pangan diutamakan diperhatikan karena menyangkut ketersediaan

pangan di kabupaten ini, juga Bappeda berharap agar BPTP mau mendampingi

program pangan yang mereka lakukan karena penanaman padi sawah di Abdya

cukup luas dan Abdya menjadi salah satu kabupaten penghasil lumbung pangan di

Provinsi Aceh. Hasil verifikasi data satuan lahan ke lapangan di Kabupaten Aceh

Barat Daya, dokumentasi lokasi lahan sawah disajikan pada Gambar 15.

Desa Alue Mangota, Kec. Setia Desa Baharu, Kec. Setia

Page 71: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

71

Desa Sangkalan, Kec. Blangpidie Desa Keude Paya, Kec. Blangpidie

Gambar 15. Hasil verifikasi data peta satuan lahan ke lokasi Kabupaten Aceh Barat Daya.

Hasil verifikasi di lapangan ternyata Kabupaten Abdya memiliki beberapa

potensi lainnya selain lahan sawah yaitu dari hasil laut yang berlimpah. Selanjutnya

pada bulan Agustus Tim dari BBPSDLP (Dr. Sukarman dan Drs. Zaimal Abidin, M.S.)

melakukan kunjungan dalam rangka Pendampingan pemetaan, dan observasi

lapangan ke Provinsi Aceh. Kegiatan verifikasi pemetaan dan observasi lapangan

serta pengambilan sampel tanah bersama tim pendamping dari Balai Besar Sumber

Daya Lingkungan Pertanian di Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Aceh Barat

Daya. Tim AEZ BPTP Aceh mempersiapkan peta poligen skala 1:50.000, alat-alat

seperti GPS, bor tanah dan lainnya. Bahan yang disediakan antara lain plastik wadah

sampel tanah, spidol, kertas penanda sampel dan lainnya.

Sebelum ke lapangan tim BBSDLP bertemu dengan kepala BPTP Aceh Bpk. Ir.

Basri AB, M.Si. dalam rangka berkoordinasi tentang kegiatan pendampingan yang

dilakukan oleh BBPSDLP ke BPTP Aceh bertujuan untuk melihat secara langsung

kondisi lapangan daerah yang akan dipetakan dan mendampingi kegiatan observasi

lapangan yang dilakukan oleh tim AEZ BPTP Aceh untuk menyamakan langkah-

langkah dalam observasi lapangan dan pengambilan sampel berdasarkan peta

poligen yang telah dibuat oleh tim skala 1:50.000. Dokumentasi pada saat

pengambilan sampel tanah di titik polygon dapat dilihat pada Gambar 15.

Page 72: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

72

Gambar 16. Dokumentasi melihat struktur tanah, hasil pengeboran tanah 1 m.

Hasil pengeboran tanah di lokasisatuan lahan kemudian dilakukan

pengklasifikasian tanah berdasarkan muncel chart soil (bagan warna tanah).

Gambar 16, menunjukkan dokumentasi yang dilakukan tim AEZ BPTP Aceh bersama

tim pendamping dari BBPSDLP (Bpk. Zainal).

Gambar 17. Pengklasifikasian tanah.

Kemudian observasi dilakukan ke Kabupaten Aceh Barat Daya, berikut

dokumentasi kegiatan observasi lapangan dan pengambilan sampel tanah di

Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).

Page 73: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

73

Gambar 18. Pengambilan sampel tanah sawah di Kab. Aceh Barat Daya.

Gambar 19. Pengambilan ordinat lokasi menggunakan alat GPS di Kab. Aceh Barat Daya.

Gambar 20. Pengklasifikasian tanah dan penggunaan bagan warna tanah (Muncellcolour system).

Muncell

Page 74: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

74

4.3.3. Data Lokasi

Kabupaten Aceh Barat Daya, Provinsi Aceh. Secara geografis, daerah

penelitian terletak antara 96°34’57” - 97°09’19” BT dan antara 03°34’ - 04°05’37”

LU. Luas wilayah Kabupaten Aceh Barat Daya 1.882,05 Km2. Kabupaten Aceh Barat

Dayasebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Gayo Lues, sebelah selatan

berbatasan dengan Samudera Indonesia, sebelah timur berbatasan dengan

Kabupaten Aceh Selatan, sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Nagan Raya.

Kabupaten Aceh Barat Daya terdiri atas 9 Kecamatan, 23 mukim dan 132 gampong.

Berikut di bawah ini peta administratif Kabupaten Aceh Barat Daya (Gambar 20).

Gambar 21. Peta administratif Kabupaten Aceh Barat Daya.

Page 75: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

75

Kecamatan terluas adalah kecamatan Blangpidiedengan luas 581,22 ha.

Daerah ini sebagian besar masih berupa hutan. Sedangkan kecamatan terkecil

adalah Susoh. Luas Kecamatan ini hanya 19,05 Km2. Blangpidie merupakan ibukota

Kabupaten Aceh Barat Daya. Kecamatan terdekat dari pusat kota Blangpidie adalah

Susoh. Sedangkan Kecamatan terjauh adalah Manggeng.

4.3.4. Data Suhu, Curah di Kabupaten Aceh Barat Daya

Suhu udara rata-rata sepanjang tahun 2012 adalah 26oC dengan suhu

terendah 18oC pada bulan Januari dan suhu tertinggi 30oC di bulan Mei. Kelembapan

udara berkisar pada 89%. Curah hujan pada tahun 2012, tertinggi tahun 2012

terjadi pada bulan Desember, yaitu 24,75 mm dan jumlah curah hujan terendah

adalah di bulan Juli yakni 7,0 mm.

4.3.5. Kependudukan

Berdasarkan data pada buku “Aceh Barat Daya Dalam Angka” (BPS

Kabupaten Aceh Barat Daya, 2013) tercatat bahwa Kabupaten Aceh Barat Daya

mempunyai luas wilayah 1.882,05 Km2. Kabupaten ini dihuni oleh penduduk

sebanyak 131.087 jiwa pada tahun 2012.

Gambar 22. Piramida Penduduk Kabupaten Aceh Barat Daya, 2012.

Page 76: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

76

Menurut data BPS Kabupaten Aceh Barat Daya (2010), di wilayah Kabupaten

Aceh Barat Daya perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan

(sex rasio) adalah sebesar 102 persen. Di tingkat kecamatan sex rasio terendah

terdapat di Kecamatan Lembah Sabil, yaitu sebesar 99 persen dan tertinggi terdapat

di Kecamatan Setia dan Babahrot, yaitu sebesar 106 persen. Jumlah penduduk laki-

laki sebanyak 74.874 jiwa, sedangkan perempuan sebanyak 73.050 jiwa.

4.3.6. Keadaan Sosial Ekonomi

Analisis usahatani digunakan sebagai parameter kelayakan penggunaan

lahan secara ekonomi untuk tanaman semusim (padi sawah, kedelai, kacang tanah,

cabe dan semangka), dan tanaman tahunan (durian, sawit, karet). Indikator yang

digunakan untuk analisis usahatani tanaman semusim adalah rasio penerimaan

dengan total biaya (R/C ratio) atau B/C (benefit cost ratio). Suatu usahatani

tanaman tertentu dikatakan layak apabila nilai R/C rationya lebih dari satu, dimana

semakin tinggi nilai R/C ratio maka usahatani tersebut semakin menguntungkan.

Kelayakan usahatani tanaman rambutan, manggis dan durian digunakan analisis dari

sisi finansial dengan menghitung tingkat imbalan yang diterima atau modal yang

telah di investasikan oleh petani. Analisis kelayakan dengan menentukan Net

Persent Value (NPV) atau nilai pendapatan sekarang di akhir usaha dikurangi nilai

biaya sekarang, dan B/C (benefit cost ratio).

4.3.7. Analisis Usahatani Tanaman Pangan

4.3.7.1. Padi sawah

Komoditas padi sawah di Kabupaten Aceh Barat Daya terdapat di seluruh

kecamatan yaitu Kecamatan Blangpidie, Susoh, Lembah Sabil, Tangan-Tangan,

Kuala Batee, Babahrot, Manggeng, Setia dan Jeumpa. Daerah penghasil padi sawah

terbesar di Kabupaten Aceh Barat adalah Kecamatan Blangpidie, Susoh, Manggeng

dan Setia. Hasil survei dan analisis kelayakan usahatani padi sawah menunjukkan

bahwa hampir sebagian besar (>75%) pengelolaan lahan sudah menggunakan

traktor besar dan hand traktor. Penggunaan benih rerata 25 kg/ha, karena sebagian

petani sudah menerapkan pola tanam PTT (pengelolaan Tanaman Terpadu) dan SRI

(system of Rice Intensification) yang mengunakan benih muda, jmlah benih per

lubang tanam 2 – 3 benih per lubang dan jarak tanam.Selain itu petani sudah

Page 77: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

77

menggunakan varietas unggul rata-rata petani menggunakan varietas IR 64,

Ciherang, Mekongga dan Inpari. Bahkan ada beberapa kelompok petani masih

menggunakan varietas lokal untuk padi yang ditanam di sawah tanah hujan seperti

di Kecamatan Blangpidie dan Kuala Batee yaitu varietas lokal Sigupai. Pengelolaan

lahan dan pembajakan dikerjakan secara borongan dengan biaya rata-rata Rp.

800.000/ha.

Jenis pupuk yang digunakan adalah NPK ponska, Urea, dan SP36. Hasil

wawancara menunjukkan bahwa sebagian besar petani tidak menggunakan KCl

diganti pupuk NPK poska. Dosis pupuk yang digunakan masih belum berimbang

berdasarkan status hara tanah. Biaya untuk pembelian pupuk dalam 1 ha sekitar Rp

1.400.000/ha.

Penyiangan umumnya dilakukan satu kali pada umur 20-25 HST dengan

cara manual. Hama yang umum menyerang tanaman padi antara lain ; hama putih

(menyerang tanaman padi pada awal pertumbuhan), walang sangit dan tikus. Hama

keong mas dapat mengganggu pada awal pertumbuhan tetapi umur tanaman padi >

30 HST keong mas dapat dikendalikan gulma dalam petak sawah. Pengendalian

hama penyakit masih berbasis pestisida. Biaya untuk pembelian pestisida berkisar

Rp. 1.000.000-1.200.000/ha.

Tabel 7 Analisis kelayakan usahatani tanaman pangan dalam satu hektar diKabupaten Aceh Barat Daya.

UraianKomoditas

Padi Sawah Kedelai JagungII. Biaya ProduksiB. Penggunaan Tenaga

Kerja7.188.000 4.155.000 7.400.000

Pengolahan tanah 1 800.000 800.000 800.000Pengolahan tanah 2 560.000 - 500.000Buat bedengan/parit - 460.000 550.000Pemberian pupuk I - - -Pemberian mulsa - - -Isi polibag bibit - - -Tanam 1.600.000 900.000 1.200.000Pemasangan ajir - - -Pupuk susulan - - -Penyiangan / bumbun 600.000 300.000 1.700.000

Page 78: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

78

Penyemprotan (hama +ppc) 580.000 255.000 300.000

Panen 2.448.000 1.340.000 2.200.000Pengangkutan hasil 600.000 100.000 150.000B. Bahan Produksi 2.980.000 890.000 3.540.000Benih 480.000 280.000 2.750.000Mulsa plastic - - -Urea 270.000 90.000 90.000SP36 200.000 250.000 375.000KCl - - -NPK poska 990.000 - -¤ NPK bast - - -Pupuk kandang - - 125.000Boron, Dolomit,Obat-obatan 1.040.000 270.000 200.000C. Sewa Lahan 1.080.000 - -

Total Biaya (A+B+C)=D 11.248.000 5.045.000 10.940.000II. Hasil UsahataniProduksi (kg) 7.200 1.850 2.550Penerimaan (E) 23.760.000 7.955.000 19.125.000Pendapatan (E-D)=F 12.512.000 2.910.000 8.185.000R/C (E/D) 2.11 1.58 1.75BC (F/D) 1.11 0.58 0.75Sumber: Analisis data primer 2012

Produksi rerata 7,2 ton/ha gabah kering panen. Hasil analisis usahatani

menunjukkan bahwa dengan harga gabah Rp 3.300/kg maka petani mendapat

keuntungan Rp 12.512.000/ha. Hasil analisis kelayakan usahatani dengan

menggunakan analisis finansial menunjukkan bahwa usahatani padi sawah layak

untuk diusahakan karena R/C rationya 2,11.

4.3.7.2. Kacang tanah

Kacang tanah merupakan komoditas unggulan di Kabupaten Aceh Barat Daya

dan ditanam diseluruh kecamatan. Beberapa kecamatan sentra penanaman kacang

tanah yaitu Kecamatan Blangpidie, Susoh, Manggeng, Kuala Batee dan Babhrot.

Pada lahan sawah irigasi sederhana dan tadah hujan kacang tanah ditanam setelah

panen padi sawah pada bulan Juni, panen bulan September.

Page 79: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

79

Hasil survei dan analisis kelayakan usahatani kacang tanah menunjukkan

bahwa kacang tanah ditanam pada lahan sawah dan lahan kering. Pada lahan sawah

kacang tanah ditanam setelah panen padi. Pengolahan tanah menggunakan traktor

dengan biaya Rp 1.400.000 (untuk dua kali pengolahan). Pada lahan kering kacang

tanah ditanam sepanjang tahun (2-3 kali dalam satu tahun). Penggunaan benih

kacang tanah rerata 200-250 kg/ha dalam bentuk polong dengan harga Rp

11.000/kg. Petani pada umumnya menggunakan varietas lokal.

Penanaman dilakukan secara tugal, jarak tanam 20 cm x 20 cm, dua biji per

lubang, pada umumnya petani menggunakan pupuk urea 50 kg/ha dan SP36

sebanyak 150 kg/ha, diberikan pada umur 20-25 HST secara larikan. Pengendalian

hama penyakit umumnya dilakukan 3-4 kali selama pertumbuhan, biaya untuk

pembelian obat Rp 200.000/ha. Produksi kacang tanah rerata 2,55 ton/ha. Hasil

analisis usahatani menunjukkan bahwa dengan harga kacang tanah Rp 7.500/kg

maka petani mendapat keuntungan Rp 8.185.000/ha.

Hasil analisis kelayakan usahatani dengan menggunakan analisis finansial

menunjukkan bahwa usahatani kacang tanah layak untuk diusahakan karena R/C

rationya 1,75.

4.3.8. Analisis Usahatani Tanaman Hortikultura

4.3.8.1. Cabai

Cabai merupakan komoditas tanaman hortikultura sayuran yang banyak

diusahakan masyarakat di Kabupaten Aceh Barat Daya. Tanaman ini umumnya

diusahakan di lahan sawah setelah panen padi dan di lahan kering. Hasil survei

lapangan menunjukkan bahwa budidaya tanaman cabai yang dilakukan secara

intensif dan pada waktu panen harga tinggi dapat memberikan keuntungan yang

besar kepada petani cabai.

Pengolahan tanah dilakukan 2 kali dengan biaya Rp 1.400.000/ha, upah buat

bedengan mencapai Rp 1.700.000/ha. Untuk mulsa plastik seluas satu hektar lahan

dibutuhkan dana Rp 2.000.000. Pupuk yang digunakan untuk tanaman cabai adalah

Urea, SP36, KCl, NPK bast, dolomit dan obat-obatan, dalam satu hektar dibutuhkan

biaya Rp 17.800.000. Produksi cabai rerata per hektar 12 ton/ha. Hasil analisis

Page 80: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

80

usahatani menunjukkan bahwa dengan harga cabai Rp 8.000/kg maka petani

mendapat keuntungan 46.550.000/ha.

Hasil analisis kelayakan usahatani dengan menggunakan analisis finansial

menunjukkan bahwa usahatani cabai layak untuk diusahakan karena R/C rationya

1,94.

4.3.8.2. Mangga

Mangga merupakan tanaman buah-buahan yang banyak diusahakan petani

di Kabupaten Aceh Barat Daya. Tanaman mangga banyak terdapat di Kecamatan

Blangpidie, Susoh, Manggeng, Kuala Batee dan Babahrot. Hasil survei dan analisis

kelayakan usahatani mangga menunjukkan bahwa budidaya tanaman mangga

belum dilakukan petani secara intensif, seperti pemupukan pada umumnya tidak

dilakukan petani sesuai anjuran. Pengendalian hama dan penyakit tidak dilakukan

petani pada umumnya.

Bibit mangga berasal dari toko saprodi pertanian terdekat. Bibit tersebut

pada umumnya berasal dari bibit lokal dan ada juga yang membeli dari Medan,

Sumatera Utara. Hasil peninjauan ke lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar

tanaman mangga sudah berumur di > 10 tahun, hanya kurang lebih 30% tanaman

mangga yang berumur di < 10 tahun. Walaupun budidaya tanaman mangga belum

dilakukan petani secara intensif akan tetapi pertumbuhan cukup baik dan hasil

panen dalam satu hektar dapat mencapai 20-50 buah per pohon, harga rata-rata

10.000 rupiah per buah. Pemupukan pada umumnya dilakukan petani saat tanam

dengan memberikan pupuk kandan dan NPK poska, pada tahun 1 dan 2 diberi

pupuk NPK, sedangkan pada tahun ke 3 dan seterusnya tidak dilakukan pemupukan

oleh petani. Penyiangan umumnya dilakukan sekali setahun yaitu membersihkan

rumput yang tumbuh dibawah tanaman mangga. Sebagian petani menggunakan

herbisida Run-Up. Penyiangan ini tetap dilakukan petani sekali setahun (pada saat

tanaman telah berbuah) selama tanaman masih menghasilkan. Pengendalian hama

dan penyakit dilakukan petani jika ada serangan, terutama ulat daun dan buah

dengan insektisida, biaya per pohon sekiar 25.000 – 30.000 rupiah. Mangga mulai

berbuah rata-rata pada umur 3-4 tahun. Buah pada tahun pertama masih sedikit

dan mencapai puncaknya pada umur 8-15 tahun. Analisis secara finansial,

Page 81: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

81

menunjukkan bahwa usahatani tanaman mangga layak untuk dilaksanakan. Analisis

dilakukan dengan metode perhitungan arus tunai berdiskonto dengan tingkat

discount 20% (di gunakan DF 20% sesuai tingkat suku bunga bank). Berdasarkan

hasil analisis usahatani dengan memasukkan pendapatan bersih pada tingkat DF

20% pada usahatani rambutan diperoleh nilai NPV sebesar Rp. 200,000 per pohon.

Jadi berdasarkan kriteria investasi maka usahatani tanaman mangga layak untuk

diusahakan di Kabupaten Aceh Barat Daya, karena NPV menunjukkan nilai positif

dan B/C sebesar 1,56.

4.3.9. Landform dan Relief

4.3.9.1. Landform

Landform merupakan bentukan alam di permukaan bumi yang

menggambarkan kondisi suatu wilayah dengan ciri yang berbeda satu dengan

lainnya, tergantung dari proses pembentukan dan evolusinya. Berdasarkan hasil

interpretasi citra landsat yang didukung oleh peta geologi, data DEMs dan hasil

pengamatan lapangan, daerah penelitian dapat dikelompokkan menjadi 6 grup

landform utama, yaitu: (1) Aluvial, (2) Marin, (3) Fluvio-Marin, (4) Volkanik, (5)

Tektonik, dan (6) Aneka.

Pengaruh relief yang menonjol terhadap sifat tanah, antara lain kondisi

drainase dan laju aliran permukaan. Di wilayah datar kondisi drainase biasanya

sedang-sangat terhambat dan aliran permukaan sangat lambat, akibatnya pada

daerah yang paling rendah terjadi akumulasi bahan-bahan dari daerah sekitarnya.

Sedangkan di daerah bergelombang-bergunung umumnya berdrainase baik-cepat

dan aliran permukaan berlangsung sangat cepat, sehingga proses erosi berlangsung

cukup intensif terlebih pada daerah terbuka atau yang telah diusahakan untuk

pertanian.

Relief atau kelerengan lahan juga akan mempengaruhi metode pembukaan

pengelolaan lahan untuk tujuan pertanian. Pada lahan yang datar sampai berombak,

pembukaan/ pengelolaan lahan dengan cara mekanisasi dengan menggunakan alat-

alat berat relatif mudah dilakukan, pada lahan yang reliefnya bergelombang masih

memungkinkan untuk melaksanakan pembukaan/pengolahan lahan dengan

menggunakan alat-alat berat, sedangkan pada wilayah yang berbukit atau

Page 82: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

82

bergunung pengoperasian alat-alat berat sangat beresiko dan pengelolaan lahan

hanya dapat dilakukan dengan cara manual.

4.3.10. Penggunaan Lahan

Berdasarkan hasil interpretasi citra landsat dan pengamatan lapangan, jenis

penggunaan lahan di Kabupaten Aceh Barat Daya juga terdiri dari: (a) sawah, (b)

tegalan, (c) tambak, (d) kebun campuran, (e) semak belukar, (f) hutan, (g)

pemukiman, (h) rawa, dan (i) tubuh air. Penyebaran data penggunaan lahan dapat

disajikan pada Gambar 2, peta satuan lahan Kabupaten Aceh Barat Daya.

Gambar 23. Peta satuan lahan skala 1:125.000 Kabupaten Aceh Barat Daya.

Page 83: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

83

4.3.11. Evaluasi LahanEvaluasi lahan secara fisik yang didasarkan pada kualitas tanah (karakteristik

tanah dan lingkungan) dan persyaratan tumbuh tanaman. Penilaian kelas kesesuaian

lahan untuk setiap komoditas pada setiap satuan tanah dikelompokkan berdasarkan

kelas dan subkelas. Klasifikasi kesesuaian lahan dibedakan menjadi 4 kelas, yaitu:

sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2), sesuai marginal (S3), dan tidak sesuai (N).

Untuk penilaian kesesuaian lahan menggunakan aplikasi SPKL (Sistem Penilaian

Kesesuaian Lahan). Pada tingkat Subkelas dicantumkan faktor

pembatas/penghambat bagi pertumbuhan tanaman, ditulis dengan simbol yang

diletakkan setelah simbol kelas kesesuaian lahannya. Sebagai contoh: S3oa, yaitu

lahan cukup sesuai dengan faktor pembatas/penghambat ketersediaan oksigen.

Page 84: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

84

Gambar 24. Peta kesesuaian lahan untuk tanaman kedelai.

Page 85: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

85

Gambar 25. Peta kesesuaian lahan untuk tanaman kopi robusta.

Page 86: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

86

Gambar 26. Peta kesesuaian lahan untuk tanaman padi sawah.

Berdasarkan data analisis usaha tani pangan, data evaluasi lahan dan

penggunaan lahan serta penggunaan aplikasi SPKL tersebut, maka penentuan zona

kesesuaian lahan untuk tanaman pangan (padi, jagung dan kedelai) (Gambar 24

dan 26) adalah sesuai (S1) untuk seluruh kecamatan kecuali wilayah yang

berdekatan dengan hutan dan pesisir pantai (marin). Daerah cukup sesuai (S2)

adalah sebagian kecil di Kecamatan Susoh dan Kecamatan Babahrot dengan faktor

penghambat air dan keterbatasan nutrisi tanaman (hara tanaman). Jika kedua

Page 87: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

87

faktor tersebut diatasi misalnya dengan pengairan irigasi dan irigasi buatan dengan

sumur bor atau sumur galian maka tanaman dapat tumbuh dengan baik. Daerah

dengan kriteria sesuai marginal (S3) adalah daerah semak belukar. Daerah tersebut

ada di semua kecamatan, dengan faktor pembatas hara terbatas, air tidak tersedia.

Rekomendasi zona kesesuaian lahan untuk tanaman kopi robusta (Gambar

25) yaitu sesuai (S1) untuk kecamatan Babahrot (S2) ada di Kecamatan Blangpidie,

Kuala Batee dan Babahrot dengan faktor pembatas ketersediaan nutrisi (hara

tanaman). Zona tidak sesuai (S3) pada lokasi sawah produktif dan lahan potensial

untuk tanaman pangan, faktor pembatasnya bagi tanaman kopi robusta adalah

kelembaban yang tinggi, drainase dan intensitas matahari yang tinggi.

Page 88: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

88

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kondisi iklim tergolong lembab, dengan curah hujan rata-rata tahunan sekitar 1.968

mm. Daerah penelitian (Aceh Barat, Nagan Raya dan Aceh Barat Daya) tergolong

zone agroklimat D2 dengan 3 bulan basah (curah hujan >200 mm) berturut-turut

dari November hingga Januari dan 3 bulan kering (curah hujan <100 mm) berturut-

turut dari Juni sampai Agustus. Kondisi iklim tersebut masih cukup sesuai untuk

pengembangan berbagai komoditas pertanian.

Daerah penelitian (Aceh Barat, Nagan Raya dan Aceh Barat Daya) didominasi

oleh grup landform tektonik, diikuti oleh grup volkan, grup aluvial, grup fluvio-marin,

dan grup marin. Sedangkan bentuk wilayahnya didominasi oleh daerah bergunung

disusul berturut-turut oleh wilayah datar, berbukit kecil, berbukit, bergelombang,

agak datar, dan berombak. Penggunaan lahan saat ini didominasi oleh hutan dan

semak belukar. Lahan lainnya digunakan sebagai sawah irigasi, tegalan, perikanan

(tambak), kebun campuran,dan sawah tadah hujan.

Tanah-tanah di daerah penelitian (Aceh Barat, Nagan Raya dan Aceh Barat

Daya) didominasi berturut-turut oleh Ordo Ultisols, Inceptisols, Alfisols, dan Entisols.

Tanah-tanah tersebut berkembang dari bahan induk batu pasir dan batu liat, batu

liat berkapur, andesit, bahan aluvium halus dan kasar, endapan marin, dan endapan

fluvio-marin. Ultisols telah mengalami pelapukan lanjut sehingga miskin unsur hara,

sedangkan tanah-tanah yang terbentuk dari bahan batuliat berkapur, andesit,

aluvium halus dan endapan marin mempunyai kandungan unsur hara relatif lebih

baik.

Kendala biofisik pengembangan tanaman pangan lahan kering dan

hortikultura di daerah penelitian (Aceh Barat, Nagan Raya dan Aceh Barat Daya)

adalah drainase sangat terhambat, tekstur tanah kasar/drainase cepat, bahaya

sulfidik, dan lahan sangat curam (lereng > 30%).

5.2. Saran

Peta komoditas yang disajikan belum secara detail menjangkau sampai pada

tingkat desa, untuk itu perlu dilakukan pendetilan pada skala yang lebih besar.

Page 89: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

89

DAFTAR PUSTAKA

Bennett, J.D., D.McC. Bridge, N.R. Cameron, A. Djunuddin, S.A. Ghazali, D. H.Jeffery, W. Kartawa, W. Keats, N.M.S. Rock, S.J. Thompson, dan R.Whandoyo. 1981. Peta Geologi Lembar Banda Aceh, Skala 1:250.000. PusatPenelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

BPS Kabupaten Aceh Barat. 2013. Aceh Barat Dalam Angka 2010. Biro Pusat StatistikKabupaten Aceh Barat.

BPS Kabupaten Nagan Raya. 2013. Nagan Raya Dalam Angka 2010. Biro PusatStatistik Kabupaten Nagan Raya.

BPS Kabupaten Aceh Barat Daya. 2013. Aceh Barat Daya Dalam Angka 2010. BiroPusat Statistik Kabupaten Aceh Barat Daya.

Cameron, N.R., J.D. Bennett, D.McC. Bridge, M.C.G. Clarke, A. Djunuddin, S.A.Ghazali, H. Harahap, D. H. Jeffery, W. Kartawa, W. Keats, H. Ngabito, N.M.S.Rock, dan S.J. Thompson. 1983. Peta Geologi Lembar Takengon, Skala1:250.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

Djaenudin, D., M. Hendrisman, dan A. Hidayat. 2003. Petunjuk Teknis EvaluasiLahan Untuk Komoditas Pertanian. Edisi pertama. Balai Penelitian Tanah,Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Badan Litbang Pertanian, Bogor.

Keats, K., N.R. Cameron, A. Djunuddin, S.A. Ghazali, H. Harahap, D. H. Jeffery, W.Kartawa, , H. Ngabito, N.M.S. Rock, S.J. Thompson, dan R. Whandoyo. 1981.Peta Geologi Lembar Lhokseumawe, Skala 1:250.000. Pusat Penelitian danPengembangan Geologi, Bandung.

Marsoedi, Ds, Widagdo, J. Dai, N. Suharta, Darul SWP, S. Hardjowigeno, J. Hof, E.R.Jordan. 1997. Pedoman klasifikasi landform. Buku Teknis No. 5, versi 3.LREPP II Project. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor.

Rossiter, D. G. and A. R. Van Wambeke. 1995. Automated Land Evaluation System(ALES). Version 4.65. User Manual. Department of Soil and AtmosphericScience, Cornell University.

Soil Survey Staff. 2010. Keys to Soil Taxonomy. Eleventh Edition. USDA. NaturalResources Conservation Service. Washington, DC.

Page 90: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

90

Lampiran 1

DAFTAR RISIKO

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

UNIT KERJA/UPT : BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEHNAMA PIMPINAN : Ir. Basri AB, MsiNIP : 19600811 198503 1 001KEGIATAN : Pengkajian Pewilayahan Komoditas ZAE Skala 1:50.000TUJUAN KEGIATAN : 1. Koordinasi dan Sosialisasi Pemetaan Komoditas

2. Survey dan pengambilan sampel tanah dan profile3. Validasi data oleh BBPSLP4. Sosialisasi hasil kegiatan kepada Bappeda kab.

No Risiko Penyebab Dampak1.

2.

Hasil analisistanah tidakakurat

Data biofisikdan socialekonomikurang tepat

Kesalahan dalampengambilan sampel

Sumber data sudahsudah lama

Penentuan komoditas unggulantidak tepat

Penentuan komoditas unggulantidak tepat

Page 91: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

91

Lampiran 2

PENANGANAN RESIKOBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

UNIT KERJA/UPT : BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEHNAMA PIMPINAN : Ir. Basri AB, MsiNIP : 19600811 198503 1 001KEGIATAN : Pengkajian Pewilayahan Komoditas ZAE Skala 1:50.000TUJUAN KEGIATAN : 1. Koordinasi dan Sosialisasi Pemetaan Komoditas

2. Survey dan pengambilan sampel tanah dan profile3. Validasi data oleh BBPSLP4. Sosialisasi hasil kegiatan kepada Bappeda kab.

NNo Resiko Penyebab Dampak Upaya

Penanganan1.

2.

Hasil analisistanah tidakakurat

Data biofisikdan socialekonomikurang tepat

Kesalahandalampengambilansampel

Sumber datasudah sudahlama

Penentuankomoditasunggulan tidaktepat

Penentuankomoditasunggulan tidaktepat

pengambilansampel tanahharus dilakukanoleh yang ahlidibidangnya

Sumber data harusberasal dari tahunterakhir

Page 92: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

92

Lampiran 3. Dokumentasi koordinasi dan sosialisasi kegiatan ZAE di KabupatenAceh Barat.

Page 93: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

93

Lampiran 4. Dokumentasi verifikasi hasil data poligon ke lapangan.

Desa Marek, Kec. Kawai XVI Desa Suak Gedebang, Kec. Samatiga

Desa Suak Timah, Kec. Samatiga

Page 94: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

94

Lampiran 5. Dokumentasi yang dilakukan tim AEZ BPTP Aceh di Bappeda KabupatenNagan Raya.

Koordinasi dan sosialisasi tim AEZ BPTP di Bappeda Nagan Raya.

Page 95: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

95

Lampiran 6. Dokumentasi yang dilakukan tim AEZ BPTP Aceh di Bappeda KabupatenAceh Barat Daya.

Page 96: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

96

Page 97: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

85

Lampiran 7. Hasil analisa sampel tanah lokasi Kabupaten Nagan Raya dilakukan di Lab. BPTP Aceh.

HASIL ANALISIS (AnalysesReport)

Urut

Sample ID Tekstur Bahan Organik

C/N

Ekstrak HCl25%

Bray

Morgan

Lab. Desa KecamatanPasir Debu Liat

C-Organik

N-Total P2O5 K2O

P2O5

K2

O

% % mg/100grp

pmpp

m

1 BA.14.001 Blangbrandang Johan Pahlawan 13,17 39,07 47,76 4,56 0,36 12,69 4,2714,46 ND 2,41

2 BA.14.002 Blangbrandang Johan Pahlawan 6,61 36,92 56,47 4,59 0,25 18,52 4,5414,46 ND ND

3 BA.14.003 Blangbrandang Johan Pahlawan 13,33 40,16 46,50 3,12 0,23 13,36 10,6816,87 ND ND

Page 98: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

86

4 BA.14.004 Blangbrandang Johan Pahlawan 12,26 36,73 51,01 1,15 0,07 15,77 28,1229,46 0,48 3,62

5 BA.14.005 Blangbrandang Johan Pahlawan 11,78 45,13 43,08 1,46 0,14 10,21 7,0716,87 ND 4,82

6 BA.14.006 Blangbrandang Johan Pahlawan 11,41 38,25 50,33 0,39 0,06 6,41 11,0821,42 ND ND

7 BA.14.007 Blangbrandang Johan Pahlawan 17,24 40,37 42,39 0,53 0,06 8,66 6,8716,87 ND 1,21

8 BA.14.008 Blangbrandang Johan Pahlawan 15,68 48,18 36,14 0,22 0,04 4,93 17,1521,42 ND ND

9 BA.14.009 Simpang Penia Kaway XIV Gambut 25,57 0,24 106,20

10 BA.14.010 Simpang Penia Kaway XIV Gambut 36,03 0,50 71,68

11 BA.14.011 Simpang Penia Kaway XIV Gambut 35,50 0,64 55,74

12 BA.14.012 Simpang Penia Kaway XIV Gambut 34,92 0,55 63,14

13 BA.14.013 Simpang Penia Kaway XIV 14,40 28,53 57,06 5,15 0,32 16,34 4,4016,87 ND 12,05

14 BA.14.014 Simpang Penia Kaway XIV 11,18 28,16 60,65 4,45 0,27 16,56 2,5416,87 ND ND

15 BA.14.015 Simpang Penia Kaway XIV 21,41 24,18 54,41 0,43 0,22 1,95 2,0016,87 ND ND

16 BA.14.016 Simpang Penia Kaway XIV 10,29 21,88 67,83 4,99 0,15 33,29 2,6016,87 ND 1,21

17 BA.14.017MeunasahRayek Kaway XIV 19,87 41,09 39,04 1,54 0,07 23,44 20,69 24,10 0,66 2,41

18 BA.14.018MeunasahRayek Kaway XIV 11,05 44,47 44,47 0,62 0,05 11,92 13,55 21,42 ND 1,21

19 BA.14.019 Meunasah Kaway XIV 12,70 42,63 4 0,86 0, 10, 1 24, N 1,

Page 99: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

87

Rayek 4,67 09 12 7,22 10 D 21

20 BA.14.020MeunasahRayek Kaway XIV 13,36 32,24 54,40 0,43 0,08 5,55 30,62 26,78 ND 2,41

21 BA.14.021 SemaraPanteCeureumen 36,39 40,05 23,56 8,76 0,09 102,63 2,00 16,87 0,48 3,62

22 BA.14.022 SemaraPanteCeureumen 36,89 43,69 19,42 10,21 0,07 148,84 3,00 14,46 ND 2,41

23 BA.14.023 SemaraPanteCeureumen 36,83 44,74 18,42 13,93 0,07 203,02 4,00 14,46 ND ND

24 BA.14.024 SemaraPanteCeureumen 33,18 52,50 14,32 9,40 0,02 516,24 3,34 14,46 ND ND

25 BA.14.025 SeumantokPanteCeureumen 40,11 37,18 22,72 1,83 0,01 262,13 2,00 21,42 0,48 12,05

26 BA.14.026 SeumantokPanteCeureumen 44,99 32,60 22,41 1,07 0,00 254,48 1,87 21,42 0,06 3,62

27 BA.14.027 SeumantokPanteCeureumen 37,23 34,42 28,35 0,71 0,03 26,60 1,47 21,42 ND 3,62

28 BA.14.028 SeumantokPanteCeureumen 37,46 32,28 30,26 0,50 0,09 5,54 1,33 21,42 ND 2,41

29 BA.14.029 Meuteulang Panton Reu 18,68 46,76 34,56 0,94 0,13 7,16 8,34 26,78 ND ND

30 BA.14.030 Meuteulang Panton Reu 22,91 38,55 38,55 0,82 0,13 6,25 5,81 24,10 ND 2,41

31 BA.14.031 Meuteulang Panton Reu 20,99 40,52 38,49 0,74 0,11 6,52 8,67 26,78 ND 3,62

32 BA.14.032 Meuteulang Panton Reu 20,85 40,59 38,56 0,84 0,11 7,71 6,07 24,10 ND 4,82

33 BA.14.033GampongPinem Samatiga 29,12 46,58 2 0,72 0, 7,2 1 26, N 2,

Page 100: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

88

4,30 10 4 6,55 78 D 41

34 BA.14.034GampongPinem Samatiga 33,36 44,43 22,21 0,56 0,08 6,90 15,35 24,10 ND ND

35 BA.14.035GampongPinem Samatiga 55,76 32,17 12,06 0,31 0,07 4,65 16,68 24,10 ND ND

36 BA.14.036GampongPinem Samatiga 51,79 34,15 14,06 0,25 0,04 6,61 17,08 24,10 ND 1,21

37 BA.14.037GampongPinem Samatiga 18,85 49,94 31,21 2,25 0,03 84,65 4,27 24,10 ND 12,05

38 BA.14.038GampongPinem Samatiga 15,97 45,09 38,94 1,40 0,25 5,51 5,00 21,42 ND 2,41

39 BA.14.039GampongPinem Samatiga 12,52 48,83 38,66 0,98 0,10 9,50 5,67 21,42 ND 6,03

40 BA.14.040GampongPinem Samatiga 23,22 46,47 30,31 0,59 0,06 9,75 7,87 24,10 ND 4,82

41 BA.14.041 Layung Bubon 21,72 37,08 41,20 1,69 0,16 10,49 12,01 21,42 ND 3,62

42 BA.14.042 Layung Bubon 15,28 46,39 38,33 0,49 0,06 7,82 12,21 21,42 ND 3,62

43 BA.14.043 Layung Bubon 13,01 40,46 46,53 0,66 0,07 8,90 17,82 29,46 ND ND

44 BA.14.044 Layung Bubon 13,26 44,38 42,36 0,50 0,04 12,27 11,68 24,10 ND 3,62

45 BA.14.045 Blang Mee Woyla 27,25 51,63 21,12 8,57 0,64 13,45 2,94 16,87 ND 4,82

46 BA.14.046 Blang Mee Woyla 22,44 51,70 25,85 8,64 0,44 19,79 2,40 16,87 ND ND

47 BA.14.047 Blang Mee Woyla 20,85 51,21 27,93 8,17 0,40 20,48 2,94 14,46 ND ND

48 BA.14.048 Blang Mee Woyla 21,94 51,30 26,76 5,99 0,40 14,96 2,94 16,87 ND 2,41

Page 101: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

89

49 BA.14.049GunungPanyang Woyla Timur 6,70 38,17 55,13 3,30 0,19 17,45 9,34 21,42 ND ND

50 BA.14.050GunungPanyang Woyla Timur 27,20 43,68 29,12 2,23 0,22 10,15 4,54 24,10 ND 3,62

51 BA.14.051GunungPanyang Woyla Timur 6,50 41,56 51,94 2,17 0,15 14,23 10,71 12,05 ND 1,34

52 BA.14.052GunungPanyang Woyla Timur 6,11 43,82 50,07 2,40 0,16 14,93 17,53 9,64 ND 0,67

53 BA.14.053 Tepin PerahuArongaLambalek 8,81 46,65 44,53 3,30 0,30 11,11 16,73 14,46 ND 6,03

54 BA.14.054 Tepin PerahuArongaLambalek 23,81 45,30 30,89 1,67 0,17 10,00 3,90 9,64 ND 2,68

55 BA.14.055 Tepin PerahuArongaLambalek 41,43 34,33 24,24 0,56 0,04 12,96 8,00 12,05 ND 2,01

56 BA.14.056 Tepin PerahuArongaLambalek 49,52 32,31 18,17 0,55 0,04 13,50 6,68 12,05 1,44 1,34

57 BA.14.057GunungPanyang Woyla Timur 27,03 47,95 25,02 2,36 0,20 11,72 4,43 14,46 1,27 11,19

58 BA.14.058GunungPanyang Woyla Timur 26,92 36,54 36,54 0,86 0,07 12,74 1,79 12,05 ND 6,03

59 BA.14.059GunungPanyang Woyla Timur 25,24 34,35 40,41 0,59 0,08 7,36 1,32 12,05 ND 3,35

60 BA.14.060GunungPanyang Woyla Timur 28,53 38,80 32,67 1,19 0,11 10,80 2,51 12,05 ND 4,69

61 BA.14.061 Tepin PerahuArongaLambalek 14,95 52,65 32,40 0,71 0,09 7,61 18,59 27,12 ND 4,02

62 BA.14.062 Tepin PerahuArongaLambalek 10,38 55,00 34,63 1,05 0,13 8,07 23,66 24,10 ND 4,02

63 BA.14.063 Tepin PerahuArongaLambalek 10,17 53,08 36,75 1,18 0,17 7,09 22,35 24,10 ND 3,35

64 BA.14.064 Tepin Perahu Aronga 10,80 41,49 4 2,08 0, 9,1 1 27, N 4,

Page 102: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

90

Lambalek 7,71 23 7 7,46 12 D 69

65 BA.14.065ArongaLambalek 83,86 9,22 6,92 7,70 0,57 13,61 14,62 14,46 9,05 5,36

66 BA.14.066ArongaLambalek

Vol.Sampletidakcukup 8,89 1,05 8,43 13,16 12,05 2,02 6,03

67 BA.14.067ArongaLambalek

Vol.Sampletidakcukup 10,57 1,64 6,44 22,29 14,46 5,19 6,03

68 BA.14.068ArongaLambalek

Vol.Sampletidakcukup 10,48 1,69 6,21 26,49 14,46 8,90 11,19

69 BA.14.069 Meureubo 16,27 38,80 44,93 1,20 0,13 9,01 10,71 14,46 ND 3,35

70 BA.14.070 Meureubo 12,39 40,75 46,86 1,07 0,11 9,41 8,86 24,10 ND 4,69

71 BA.14.071 Meureubo 19,05 45,66 35,28 2,11 0,20 10,47 11,64 24,10 ND 4,02

72 BA.14.072 Meureubo 19,04 45,67 35,29 2,12 0,21 10,25 10,91 21,09 ND 4,69

Note :Data hanya berlaku terhadap contoh yangdiuji.

ND : Tidak Terdeteksi (dibawah limit minimum). Banda Aceh, 22 Januari 2015

Koordinator,

Page 103: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

91

Lampiran 8. Hasil analisa sampel tanah lokasi Kabupaten Nagan Raya dilakukan di Lab. BPTP Aceh.

HASIL ANALISIS (AnalysesReport)

Urut

Sample ID Tekstur Ekstrak Air 1 : 5 Bahan Organik

C/N

Ekstrak HCl 25% Bray Morgan

Lab. Desa KecamatanPasir Debu Liat DHL

pHC-Organik N-Total P2O5 K2O P2O5 K2O

% dS/m % mg/100gr ppm ppm

1 BA.14.163 Alue Bilie Darul Makmur 32,49 49,10 18,41 5,80 1,30 0,13 9,96 36,24 16,87 10,91 14,06

2 BA.14.164 Alue Bilie Darul Makmur 30,90 46,75 22,36 6,48 0,93 0,10 9,19 14,38 26,78 2,77 16,07

3 BA.14.165 Alue Bilie Darul Makmur 30,70 48,91 20,38 5,76 1,08 0,10 10,47 20,26 24,10 14,67 12,05

4 BA.14.166 Alue Raya Darul Makmur 26,29 40,95 32,76 5,90 1,35 0,11 12,66 8,03 24,10 7,47 18,08

5 BA.14.167 Alue Raya Darul Makmur 23,58 47,51 28,92 5,64 1,84 0,19 9,87 7,88 16,87 ND 10,04

6 BA.14.168 Alue Raya Darul Makmur 39,90 45,59 14,51 6,72 2,03 0,17 12,27 7,63 24,10 2,06 4,82

7 BA.14.169 Alue Raya Darul Makmur 25,50 47,60 26,90 1,94 0,17 11,67 12,68 24,10 ND 10,04

Page 104: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

92

5,91

8 BA.14.170 Suka Makmur Darul Makmur 19,90 34,64 45,46 5,91 4,42 0,34 12,99 12,55 24,10 3,14 12,05

9 BA.14.171 Suka Makmur Darul Makmur 22,06 36,80 41,13 5,62 4,42 0,29 15,17 9,17 48,21 ND 12,05

10 BA.14.172 Suka Makmur Darul Makmur 17,95 48,79 33,27 5,50 5,69 0,32 17,84 8,03 24,10 4,30 4,82

11 BA.14.173 Suka Makmur Darul Makmur 16,13 36,82 47,05 5,96 1,30 0,18 7,35 7,91 21,09 3,36 10,04

12 BA.14.174 Suka Makmur Darul Makmur 21,68 32,98 45,34 6,14 1,72 0,22 7,98 78,75 33,14 ND 3,62

13 BA.14.175 Suka Damai Tripa Makmur 11,46 39,12 49,42 5,84 1,67 0,16 10,44 8,10 18,08 ND 8,03

14 BA.14.176 Suka Damai Tripa Makmur 16,83 31,19 51,98 6,34 2,21 0,21 10,75 45,91 42,18 ND 6,03

15 BA.14.177 Mon Dua Tripa Makmur Sampel tidak cukup 5,85 9,31 1,54 6,03 44,79 18,08 ND 12,05

16 BA.14.178 Mon Dua Tripa Makmur Sampel tidak cukup 5,73 9,68 1,56 6,20 34,04 21,09 ND 6,03

17 BA.14.179 Mon Dua Tripa Makmur 70,01 18,46 11,54 5,75 7,72 0,78 9,94 33,21 21,10 ND 6,03

18 BA.14.180 Mon Dua Tripa Makmur Sampel tidak cukup 5,94 9,31 1,44 6,48 33,59 21,09 ND 6,03

19 BA.14.181 Tripa Bawah Tripa Makmur 12,50 38,66 48,84 5,28 0,99 0,12 8,36 5,84 18,08 ND 6,03

20 BA.14.182 Tripa Bawah Tripa Makmur 17,08 36,40 46,52 6,59 0,64 0,10 6,37 48,62 9,04 0,45 6,03

21 BA.14.183 Tripa Bawah Tripa Makmur 10,80 38,52 50,68 5,75 0,78 0,11 7,34 46,47 12,05 1,20 6,03

22 BA.14.184 Tripa Bawah Tripa Makmur 12,69 8,58 8,73 5,13 0,87 0,12 7,05 44,03 15,06 0,45 8,03

Page 105: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

93

Lampiran 9. Hasil analisa sampel tanah lokasi Kabupaten Aceh Barat Daya dilakukan di Lab. BPTP Aceh.

HASIL ANALISIS (Analyses Report)

Urut

Sample ID Tekstur BahanOrganik

C/N

Ekstrak HCl25%

Bray

Morgan

Lab. Desa KecamatanPasir Debu Liat

C-Organik

N-Total P2O5 K2O

P2O5

K2

O

% % mg/100grp

pmp

pm

1 BA.14.073 Ujong Batee Manggeng 21,08 49,85 29,08 2,15 0,20 10,661

1,06 33,74 0,59 12,05

2 BA.14.074 Ujong Batee Manggeng 29,42 41,52 29,06 2,12 0,24 8,921

3,31 16,07 0,07 17,53

3 BA.14.075 Ujong Batee Manggeng 24,01 28,23 47,77 4,58 0,43 10,753

8,95 16,07 0,29 17,41

4 BA.14.076 Ujong Batee Manggeng1

5,923

7,614

6,465,5

70,

4412

,603

8,5242

,182

,432

4,10

Page 106: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

94

5 BA.14.077 Ujong Batee Manggeng 36,99 36,59 26,42 0,93 0,13 7,299,

60 16,07 0,07 7,23

6 BA.14.078 Lhok Puntoy Manggeng 34,99 40,63 24,38 0,90 0,12 7,589,

84 24,10 ND 8,44

7 BA.14.079 Lhok Puntoy Manggeng 43,26 32,42 24,32 0,76 0,11 7,019,

66 12,05 ND 10,71

8 BA.14.080 Lhok Puntoy Manggeng 39,25 38,48 22,28 0,72 0,11 6,488,

87 24,10 ND 8,44

9 BA.14.081 Lhok Puntoy Manggeng 16,90 60,25 22,85 2,16 0,20 10,872

7,05 16,07 3,22 10,71

10 BA.14.082 Lhok Puntoy Manggeng 25,09 41,62 33,29 2,25 0,26 8,665

8,88 16,07 0,07 2,41

11 BA.14.083 Suka Damai Lembah Sabil 38,57 30,72 30,72 1,35 0,17 8,052

4,14 16,07 0,29 2,41

12 BA.14.084 Suka Damai Lembah Sabil 34,07 35,03 30,90 1,70 0,20 8,312

3,40 16,07 ND 2,41

13 BA.14.085 Suka Damai Lembah Sabil 33,81 35,17 31,03 1,92 0,23 8,272

3,52 28,92 0,15 6,03

14 BA.14.086 Suka Damai Lembah Sabil 40,14 28,90 30,96 1,80 0,20 8,892

1,85 24,10 0,07 10,71

15 BA.14.087 Meunasah Tengah Lembah Sabil 21,95 30,81 47,24 1,53 0,22 6,909,

96 16,07 ND 2,41

16 BA.14.088 Meunasah Tengah Lembah Sabil 20,87 22,91 56,22 2,29 0,22 10,311

0,88 28,92 ND 3,62

17 BA.14.089 Meunasah Tengah Lembah Sabil1

8,614

8,003

3,392,4

10,

2012

,239,

3024

,100

,44ND

Page 107: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

95

18 BA.14.090 Cot Ba U Lembah Sabil 33,57 35,29 31,14 2,12 0,22 9,534

3,03 28,92 0,15 2,41

19 BA.14.091 Cot Ba U Lembah Sabil 31,49 39,44 29,06 2,12 0,25 8,613

9,63 28,92 0,07 1,21

20 BA.14.092 Cot Ba U Lembah Sabil 33,77 35,18 31,04 1,95 0,23 8,344

8,31 33,74 0,07 1,21

21 BA.14.093 Daya Laot TanganTangan 48,42 28,88 22,70 1,78 0,17 10,242

0,98 28,92 ND 3,62

22 BA.14.094 Daya Laot TanganTangan 48,52 26,77 24,71 1,67 0,14 11,592

8,78 28,92 ND 2,41

23 BA.14.095 Daya Laot TanganTangan 48,48 26,79 24,73 1,71 0,15 11,422

3,52 33,74 ND ND

24 BA.14.096 Daya Laot TanganTangan 50,47 28,89 20,64 1,79 0,14 12,422

2,41 28,92 ND ND

25 BA.14.097 Bineh Krueng TanganTangan 30,28 41,01 28,71 1,43 0,24 5,881

9,00 38,56 ND 2,41

26 BA.14.098 Bineh Krueng TanganTangan 29,70 39,28 31,01 1,90 0,23 8,361

2,21 38,56 ND 3,62

27 BA.14.099 Bineh Krueng TanganTangan 29,25 41,62 29,13 2,25 0,22 10,322

4,76 39,44 ND ND

28 BA.14.100 Adan TanganTangan 32,97 22,34 44,68 0,89 0,15 6,102

7,73 38,56 0,15 2,41

29 BA.14.101 Adan TanganTangan 30,75 20,37 48,88 1,05 0,15 6,992

5,31 38,56 ND 2,41

30 BA.14.102 Adan TanganTangan2

8,482

4,524

7,001,2

30,

225,

512

5,9824

,100

,153,

62

Page 108: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

96

31 BA.14.103 TanganTangan Cut Setia 23,32 39,38 37,31 2,03 0,30 6,772

7,67 33,74 ND 3,62

32 BA.14.104 TanganTangan Cut Setia 16,94 41,53 41,53 2,14 0,30 7,032

7,11 39,44 ND 2,41

33 BA.14.105 TanganTangan Cut Setia 21,13 39,43 39,43 2,11 0,30 6,942

0,12 39,44 ND 1,21

34 BA.14.106 TanganTangan Cut Setia 18,54 37,60 43,87 2,47 0,42 5,891

9,00 38,56 ND 2,41

35 BA.14.107 TanganTangan Cut Setia 18,63 39,64 41,73 2,40 0,35 6,941

7,76 38,56 ND 1,21

36 BA.14.108 Lhong Setia 23,01 40,52 36,47 0,74 0,14 5,412

3,09 28,92 1,32 2,41

37 BA.14.109 Lhong Setia 27,60 34,19 38,21 0,32 0,17 1,892

3,89 16,07 ND 2,41

38 BA.14.110 Lhong Setia 25,39 38,32 36,30 0,48 0,15 3,101

1,79 12,05 0,66 4,82

39 BA.14.111 Lhong Setia 30,90 31,41 37,69 2,60 0,38 6,851

7,89 16,07 ND 1,21

40 BA.14.112 Lhong Setia 23,45 34,99 41,55 4,96 0,48 10,421

0,45 24,10 ND 6,03

41 BA.14.113 Lamkuta Blangpidie 26,02 38,05 35,93 3,12 0,28 11,031

0,45 12,05 ND 3,62

42 BA.14.114 Lamkuta Blangpidie 32,02 28,84 39,14 1,69 0,18 9,301

1,67 24,10 ND 4,8243 BA.14.115 Lamkuta Blangpidie 1

Page 109: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

97

31,17 35,46 33,37 2,39 0,29 8,36 1,00 28,92 ND 4,82

44 BA.14.116 Lamkuta Blangpidie 23,10 42,72 34,18 3,69 0,34 10,901

6,03 38,56 ND 7,23

45 BA.14.117 Lamkuta Blangpidie 26,33 37,89 35,78 2,89 0,33 8,761

5,47 33,74 4,40 2,41

46 BA.14.118 Kedai Siblah Blangpidie 57,04 36,82 6,14 1,29 0,12 10,621

6,03 38,56 27,20 3,62

47 BA.14.119 Kedai Siblah Blangpidie 65,08 20,54 14,38 1,53 0,13 11,411

5,47 39,44 15,21 6,03

48 BA.14.120 Kedai Siblah Blangpidie 61,09 32,77 6,14 1,36 0,11 12,951

6,59 14,46 19,73 4,82

49 BA.14.121 Kedai Siblah Blangpidie 54,71 32,94 12,35 1,65 0,12 13,271

7,71 21,09 24,07 10,71

50 BA.14.122 Kedai Siblah Blangpidie 44,30 47,45 8,25 1,77 0,18 10,051

7,22 12,05 2,69 7,23

51 BA.14.123 Alue Sungai Pinang Jeumpa 33,54 41,54 24,92 2,15 0,23 9,245

3,00 4,82 ND 4,82

52 BA.14.124 Alue Sungai Pinang Jeumpa 35,76 43,52 20,72 2,03 0,25 8,044

8,20 9,64 ND 6,03

53 BA.14.125 Alue Sungai Pinang Jeumpa 37,55 41,64 20,82 2,28 0,28 8,104

7,76 12,05 0,07 8,44

54 BA.14.126 Alue Sungai Pinang Jeumpa 35,57 39,49 24,94 2,19 0,26 8,444

7,61 9,64 0,07 2,41

55 BA.14.127 Alue Sungai Pinang Jeumpa 37,72 39,44 22,83 2,12 0,25 8,374

6,28 24,10 ND 6,0356 BA.14.128 Cut Manee Jeumpa 1

Page 110: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

98

18,43 45,08 36,49 3,96 0,37 10,80 7,15 15,06 1,12 2,41

57 BA.14.129 Cut Manee Jeumpa 22,38 40,97 36,65 4,20 0,37 11,451

6,49 15,06 ND 2,41

58 BA.14.130 Cut Manee Jeumpa 25,02 42,85 32,13 3,85 0,42 9,212

3,49 33,14 ND 7,23

59 BA.14.131 Cut Manee Jeumpa 20,87 37,48 41,65 2,29 0,22 10,248,

64 4,82 ND 10,71

60 BA.14.132 Cut Manee Jeumpa 23,08 33,26 43,66 2,20 0,15 14,299,

46 9,64 ND 3,62

61 BA.14.133 Padang Baru Susoh 27,12 56,22 16,66 2,29 0,16 14,002

7,84 48,21 4,93 4,82

62 BA.14.134 Padang Baru Susoh 23,79 57,67 18,54 1,68 0,25 6,822

8,34 45,37 8,22 6,03

63 BA.14.135 Padang Baru Susoh 26,64 50,30 23,05 2,65 0,25 10,592

8,34 45,37 4,93 6,03

64 BA.14.136 Padang Baru Susoh 26,89 50,13 22,98 2,47 0,25 9,842

8,03 42,53 3,44 7,23

65 BA.14.137 Padang Baru Susoh 27,45 49,75 22,80 2,04 0,23 8,832

8,28 42,53 5,46 7,23

66 BA.14.138 Ujong Padang Susoh 71,04 14,48 14,48 1,92 0,21 9,144,

41 4,82 2,17 4,82

67 BA.14.139 Ujong Padang Susoh 68,98 16,54 14,48 1,91 0,19 10,013,

53 4,82 2,17 8,44

68 BA.14.140 Ujong Padang Susoh 68,80 16,64 14,56 2,23 0,22 10,204,

73 4,82 1,49 6,0369 BA.14.141 Ujong Padang Susoh 4,

Page 111: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

99

68,77 14,57 16,65 2,28 0,22 10,37 35 4,82 1,94 7,23

70 BA.14.142 Ujong Padang Susoh 68,84 16,62 14,54 2,16 0,21 10,423,

72 2,41 0,60 10,71

71 BA.14.143 Ie Mameh Kuala Batee 24,49 41,95 33,56 2,69 0,28 9,776

4,95 24,10 ND 6,03

72 BA.14.144 Ie Mameh Kuala Batee 24,26 42,08 33,66 2,87 0,30 9,446

5,11 14,46 ND 10,71

73 BA.14.145 Ie Mameh Kuala Batee 21,85 44,36 33,79 3,08 0,28 11,006

6,69 21,09 ND1

2,05

74 BA.14.146 Ie Mameh Kuala Batee 24,40 44,10 31,50 2,76 0,27 10,276

4,64 14,46 ND6,

03

75 BA.14.147 Ie Mameh Kuala Batee 26,66 39,81 33,53 2,64 0,27 9,773

6,83 33,14 0,756,

03

76 BA.14.148 Padang Sikabu Kuala Batee 45,30 38,50 16,21 0,75 0,09 8,472

0,57 27,12 0,906,

03

77 BA.14.149 Padang Sikabu Kuala Batee 53,41 32,41 14,18 0,73 0,08 9,193

8,83 14,46 1,274,

02

78 BA.14.150 Padang Sikabu Kuala Batee 57,42 30,41 12,16 0,79 0,08 9,694

0,82 30,13 ND6,

03

79 BA.14.151 Padang Sikabu Kuala Batee 55,37 32,46 12,17 0,81 0,08 10,023

8,53 30,13 ND4,

02

80 BA.14.152 Padang Sikabu Kuala Batee 29,03 54,75 16,22 0,79 0,10 8,106

4,48 14,46 ND6,

0381 BA.14.153 Pante Rakyat Babah Rot 5 4,

Page 112: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

100

28,18 41,04 30,78 1,47 0,21 6,97 6,84 42,53 ND 02

82 BA.14.154 Pante Rakyat Babah Rot 25,66 43,37 30,98 1,83 0,23 8,003

8,07 24,10 0,192,

41

83 BA.14.155 Pante Rakyat Babah Rot 27,95 37,06 35,00 1,65 0,25 6,754

2,59 48,21 ND8,

03

84 BA.14.156 Pante Rakyat Babah Rot 29,74 37,20 33,06 1,87 0,21 8,893

5,38 21,09 0,562,

41

85 BA.14.157 Blang Dalam Babah Rot 16,52 36,65 46,83 1,03 0,14 7,304,

86 9,64 1,206,

03

86 BA.14.158 Blang Dalam Babah Rot 14,52 44,78 40,71 1,01 0,14 7,337,

82 21,09 ND6,

03

87 BA.14.159 Blang Dalam Babah Rot 20,61 42,75 36,64 1,02 0,17 5,918,

45 12,05 ND8,

03

88 BA.14.160 Blang Dalam Babah Rot 19,00 42,52 38,47 0,71 0,12 5,939,

15 21,09 ND8,

03

89 BA.14.161 Blang Dalam Babah Rot 28,57 38,78 32,66 1,16 0,17 6,873

6,24 9,64 0,978,

03

90 BA.14.162 Blang Dalam Babah Rot 11,75 51,31 36,94 1,48 0,20 7,501

4,38 12,05 ND1

4,06

Note : Data hanya berlaku terhadap contoh yang diuji.ND : Tidak Terdeteksi (dibawah limit minimum).

Lampiran 10.. LEGENDA PETA SATUAN LAHAN DAN TANAH LEMBAR BANDA ACEH (0421), SUMATERA

Banda Aceh, 26 Januari2015

Page 113: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

101

LEGEND OF THE LAND UNIT AND SOIL MAP SHEET BANDA ACEH (0421), SUMATRA1 A. GRUP ALUVIAL/ALLUVIAL GROUP2 Au.1.1.1 Dataran aluvial peralihan ke marin, sedimen tak dibedakan, rawa dengan vegetasi rendah terbuka, datar (lereng <3%)3 Alluvial plain transitional to marine, undifferentiated sediments, swamps with open low vegetation, flat (slopes <3%).4 Afq.1.2.1 Dataran banjir dari sungai bermeander, sedimen halus dan kasar, jalur meander: tanggul, alur-alur drainase, dll; datar sampai berombak (lereng <8%)5 Floodplain of meandering rivers, fine and coarse sediments, meanderbelts: levees, spilways, etc; flat to undulating (slopes <8%)67 Afq.1.2.2 Dataran banjir dari sungai bermeander, sedimen halus dan kasar, rawa belakang, datar sampai cekung (lereng <3%)8 Floodplain of meandering rivers, fine and coarse sediments, backswamps, flat to concave (slopes <3%)9

10 Au.2.1.1 Kipas aluvial dan koluvial, sedimen tak dibedakan, datar (lereng <3%), agak tertoreh11 Alluvial and colluvial fans, undifferentiated sediments, flat (slopes <3%), slightly dissected12 Au.2.2.1 Kipas aluvial dan koluvial, sedimen tak dibedakan, berombak (lereng 3-8%), agak tertoreh13 Alluvial and colluvial fans, undifferentiated sediments, undulating (slopes 3-8%), slightly dissected1415 Afq.4.1.1 Teras sungai datar, sedimen halus dan kasar, (lereng <3%), agak tertoreh16 Flat river terraces, fine and coarse sediments, (slopes <3%), slightly dissected1728 B. GRUP MARIN/MARINE GROUP29 Bfq.1.1 Komplek beting pasir resen berselang-seling dengan cekungan, sedimen halus dan kasar (tidak dibedakan)30 Complex of young beach ridges and swales, fine and coarse sediments (undifferentiated)3132 Bf.4.2 Dataran pasang surut berawa di belakang pantai; vegetasi rendah terbuka, terutama rumput, sedimen halus (lereng <3%)33 Marshy tidal flat behind shore; low, open vegetation, mainly grasses, fine sediments, (slopes <3%)34

Page 114: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

102

35 Bf.4.3 Dataran pasang surut sepanjang pantai; bervegetasi mangrove, sedimen halus, (lereng <3%)36 Tidal flat along seashore; mangrove vegetation, fine sediments, (slopes <3%)3738 Bf.4.4 Dataran estuarin sepanjang sungai; bervegetasi nipah dan/atau mangrove, sedimen halus, (lereng <3%)39 Estuarine flat along major rivers; nipa and/or mangrove vegetation, fine sediments, (slopes <3%)40 Bf.4.5 Dataran pantai diatas ketinggian pasang rata-rata; sebagian tanahnya telah berkembang/masak, telah diolah, sedimen halus, (lereng <3%)41 Flat above storm level; elevated, older flat, partly ripened, cultivated, fine sediments, (slopes <3%)4247 T. GRUP TERAS MARIN / MARINE TERRACE GROUP48 Tqk.2.1 Teras marin, batuan sedimen kasar masam dan batukapur lunak, berombak (lereng 3-8%) agak tertoreh49 Marine terraces, coarse felsic sedimentary and soft calcareous rocks, undulating (slopes 3-8%), slightly dissected50 Tqk.6.2 Teras marin, batuan sedimen kasar masam dan batukapur lunak, bergelombang berbukit kecil (lereng 8-25%), cukup tertoreh51 Marine terraces, coarse felsic sedimentary and soft calcareous rocks, rolling with hillocks (slopes 8-25%), moderately dissected5265 Tqk.7.3 Teras marin, batuan sedimen kasar masam dan batukapur lunak, berbukit kecil (lereng >16%), sangat tertoreh66 Marine terraces, coarse felsic sedimentary rocks and soft calcareous rocks, hillocky (slopes >16%), strongly dissected67 P. GRUP DATARAN/PLAIN GROUP68 Pfk.4.1 Dataran, batuan sedimen halus masam dan batukapur lunak,berombak sampai bergelombang (lereng 3-15%), agak tertoreh69 Plains,fine felsic sedimentary and soft calcareous rocks, undulating to rolling (slopes 3-15%), slightly dissected70 V. GRUP VOLKAN/VOLCANIC GROUP71 Vab.1.2.3 Stratovolkan, tuf dan lava intermedier dan basis, lereng atas gunung berapi, lereng curam sampai sangat curam (>25%), sangat tertoreh72 Stratovolcanoes, intermediate and mafic tuffs and lavas, volcano upper slopes, steep to very steep slopes (>25%), strongly dissected73 Vab.1.3.2 Stratovolkan, tuf dan lava intermedier dan basis, lereng tengah gunung berapi, lereng cukup curam sampai curam (16-55%), cukup tertoreh74 Stratovolcanoes, intermediate and mafic tuffs and lavas, volcano middle slopes, moderately steep to very steep slopes (16-55 %), moderately dissected75 Vab.1.4.1 Stratovolkan, tuf dan lava intermedier dan basis, lereng bawah dan kaki lereng, melandai, (lereng >16%), tertoreh ringan

Page 115: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

103

76 Vab.1.4.2 Stratovolkan, tuf dan lava intermedier dan basis, lereng bawah dan kaki lereng, datar sampai melandai, (lereng <16%), cukup tertoreh77 Stratovolcanoes, intermediate and mafic tuffs and lavas, volcano lower slopes and footslopes, flat to sloping (slopes <16%), moderately dissected7879 Vab.1.6.2 Stratovolkan, tuf dan lava intermedier dan basis, lahar (muda), cukup tertoreh80 Stratovolcanoes, intermediate and mafic tuffs and lavas, (young) lahars, moderately dissected8182 Vab.1.9.1 Stratovolkan, tuf dan lava intermedier dan basis, lembah kaldera, agak tertoreh83 Stratovolcanoes, intermediate and mafic tuffs and lavas, caldeira floor, slightly dissected99 Vab.2.10.2 Perbukitan volkan, tuf dan lava intermedier dan basis, berbukit, lereng cukup curam sampai sangat curam (>16%), cukup tertoreh

100 Volcanic hills, intermediate and mafic tuffs and lavas, hilly, moderately steep to very steep slopes (>16%), moderately dissected101102 Vab.2.11.3 Pegunungan volkan, tuf dan lava intermedier dan basis, lereng cukup curam sampai sangat curam (>16%), sangat tertoreh103 Volcanic mountains, intermediate and mafic tuffs and lavas, moderately steep to very steep slopes, (>16%), strongly dissected104105 Vab.3.2.1 Kipas volkan, tuf dan lava intermedier dan basis, berombak (lereng 3-8%), agak tertoreh106 Fluvio-volcanic fans, intermediate and mafic tuffs and lavas, undulating (slopes 3-8%), slightly dissected107 Vab.3.3.1 Kipas volkan, tuf dan lava intermedier dan basis, bergelombang (lereng 8-16%), agak tertoreh108 Fluvio-volcanic fans, intermediate and mafic tuffs and lavas, rolling (slopes 8-16%), slightly dissected

Vab.3.3.2 Kipas volkan, tuf dan lava intermedier dan basis, agak bergelombang (lereng < 8%), tertoreh

109 Vab.3.7.2 Kipas volkan, tuf dan lava intermedier dan basis, berbukit kecil (lereng >16%), cukup tertoreh110 Fluvio-volcanic fans, intermediate and mafic tuffs and lavas, hillocky (slopes >16%), moderately dissected111 K. GRUP KARST/KARST GROUP112 Kc.3.3 Karst, batukapur, perbukitan kecil dan perbukitan, lereng cukup curam sampai curam (16-55%), sangat tertoreh113 Karst, limestone, hillocks and hills, moderately steep to steep slopes (16-55%), strongly dissected

Page 116: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

104

114115116 Kc.4.3 Karst, batukapur, batukapur berlapis horizontal, sangat tertoreh117 Karst, limestone, horizontally bedded chalk, strongly dissected118119120121 Kc.5.3 Karst, batukapur, pegunungan, lereng curam sampai sangat curam (>25%), sangat tertoreh122 Karst, limestone, steep to very steep slopes (>25%), strongly dissected123124125142 H. GRUP PERBUKITAN / HILLY GROUP

143 Hk.1.1.1Perbukitan kecil dan perbukitan dengan pola random, termasuk lembah antar perbukitan dan kaki lereng berombak, batukapur lunak, lereng melandai (<16%), agaktertoreh

144 Hillocks and hills in random pattern, including undulating interhill bottoms and footslopes, soft calcareous rocks, gently slopes (slopes <16%), slightly dissected145146 Hab.1.2.2 Perbukitan kecil dan perbukitan dengan pola random, tuf dan lava intermedier dan basis, lereng cukup curam, (16-25%), cukup tertoreh147 Hillocks and hills in random pattern, intermediate and mafic tuffs and lavas, moderately steep slopes (16-25%), moderately dissected148 Hq.1.2.2 Perbukitan kecil dan perbukitan dengan pola random, batuan sedimen kasar masam, lereng cukup curam, (16-25%), cukup tertoreh149 Hillocks and hills in random pattern, coarse felsic sedimentary rocks, moderately steep slopes (16-25%), moderately dissected150151 Hk.1.3.2 Perbukitan kecil dan perbukitan dengan pola random, batukapur lunak, lereng curam sampai sangat curam (>25%), cukup tertoreh152 Hillocks and hills in random pattern, soft calcareous rocks, steep to very steep slopes (>25%), moderately dissected153 Hsz.1.3.2 Perbukitan kecil dan perbukitan dengan pola random, batuan ultramafik dan volkanik tak dibedakan, lereng curam sampai sangat curam (>25%), cukup tertoreh

Page 117: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

105

154 Hillocks and hills in random pattern, ultramafic and undifferentiated volcanic rocks, steep to steep slopes (>25%), moderately dissected157 M. GRUP PEGUNUNGAN DAN PLATO / MOUNTAIN AND PLATEAU GROUP158 Ms.2.1.2 Pegunungan, batuan ultramafik, lereng agak curam sampai cukup curam (<25%), cukup tertoreh159 Mountains, ultramafic rocks, gentle to moderately steep slopes (<25%), moderately dissected160171 Mab.2.2.2 Pegunungan, tuf dan lava intermedier dan basis, lereng cukup curam sampai sangat curam (25-75%), cukup tertoreh172 Mountains, intermediate and mafic tuffs and lavas, steep to very steep slopes (slopes 25-75%), moderately dissected173174 Mq.2.2.2 Pegunungan, batuan sedimen kasar masam, lereng curam sampai sangat curam (25-75%), cukup tertoreh175 Mountains, coarse felsic sedimentary rocks, steep to very steep slopes (25-75%), moderately dissected176177 Mf.2.2.3 Pegunungan, batuan sedimen halus masam, lereng curam sampai sangat curam (25-75%), sangat tertoreh178 Mountains, fine felsic sedimentary rocks, steep to very steep slopes (25-75%), strongly dissected179 Mg.2.2.3 Pegunungan, batuan plutonik masam, lereng curam sampai sangat curam (lereng 25-75%), sangat tertoreh180 Mountains,acid plutonic rocks, steep to very steep slopes (25-75%), strongly dissected181 Mk.2.2.3 Pegunungan, batukapur lunak,lereng curam sampai sangat curam (25-75%), sangat tertoreh182 Mountains, soft calcareous rocks, steep to very steep slopes (25-75%), strongly dissected183184 Mr.2.2.3 Pegunungan, batuan plutonik intermedier, lereng curam sampai sangat curam (25-75%), sangat tertoreh185 Mountains, intermediate plutonic rocks, steep to very steep slopes (25-75 %), strongly dissected186 Mab.2.3.3 Pegunungan, tuf dan lava intermedier dan basis, lereng sangat curam sekali, skarp (lereng >75%), sangat tertoreh187 Mountains, intermediate and mafic tuffs and lavas, abrupt slopes, scarps (slopes >75%), strongly dissected188 Mg.2.3.3 Pegunungan, batuan plutonik masam, lereng sangat curam sekali, skarp (lereng >75%), sangat tertoreh189 Mountains, acid plutonic rocks, abrupt slopes, scarps (slopes >75%), strongly dissected198 Mq.2.3.3 Pegunungan, batuan sedimen kasar masam, lereng sangat curam sekali, skarp (lereng >75%), sangat tertoreh

Page 118: LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PEWILAYAHAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/web03-Lap.Keg_ZAE_2014... · Pengertian Zona Agro-Ekologi ... komprehensif meliputi kegiatan produksi

106

199 Mountains, felsic coarse sedimentary rocks, abrupt slopes, scarps (slopes >75%), strongly dissected200 Muz.2.3.3 Pegunungan, bahan volkanik dan sedimen tak dibedakan, lereng sangat curam sekali, skarp (lereng >75%), sangat tertoreh201 Mountains, undifferentiated volcanic and sedimentary rocks, abrupt slopes, scarps (slopes >75%), strongly dissected202203 X. GRUP ANEKA BENTUK/MISCELANEOUS GROUP204 X.1 Daerah terjal, sempit tererosi atau lereng tunggal tanpa endapan dan koluvial, umumnya berlereng >25%, atau kadang-kadang >75%205 Steep, narrow, erosive river valleys or single slopes without major colluvial or alluvial deposits, general slope >25%, but frequently >75%207 Jumlah/Total:

Koordinator,