33
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan percobaan Dengan dilakukannya percobaan ini, maka mahasiswa dapat : 1) Mempelajari penggunaan Hukum-hukum Newton 2) Mempelajari gerak beraturan dan berubah beraturan 3) Menentukan momen inersia roda/katrol 1.2. Dasar Teori Pada mulanya orang berpendapat bahwa sifat alamiah benda adalah diam.Supaya benda itu bergerak maka harus terus menerima diberi gaya luar baik berupatarikan ataupun dorongan. Namun setelah Galileo mengadakan percobaan, pendapat ini berubah dan terkenalah dengan prinsip Galileo atau lebih baku terkenal dengan sebutan Hukum Newton pertama. Hukum Newton ini menunjukan sifat benda yaitu sifat inersia namun tidak terdefinisi secara kuantitatif. Berdasarkan eksperimen serta dorongan intuitif darihokum newton pertama, Newton telah merumuskan Hukum II Newton yang terdefinisikan massa secara kuantitatif, serta memperlihatkan hubungan gaya dengangerak benda secara kuantitatif Laporan praktikum | PESAWAT ATWOOD 1

laporan atwoood

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan atwood

Citation preview

Page 1: laporan atwoood

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Tujuan percobaan

Dengan dilakukannya percobaan ini, maka mahasiswa dapat :

1) Mempelajari penggunaan Hukum-hukum Newton

2) Mempelajari gerak beraturan dan berubah beraturan

3) Menentukan momen inersia roda/katrol

1.2. Dasar Teori

Pada mulanya orang berpendapat bahwa sifat alamiah benda adalah

diam.Supaya benda itu bergerak maka harus terus menerima diberi gaya luar

baik berupatarikan ataupun dorongan. Namun setelah Galileo mengadakan

percobaan, pendapat ini berubah dan terkenalah dengan prinsip Galileo atau

lebih baku terkenal dengan sebutan Hukum Newton pertama.

Hukum Newton ini menunjukan sifat benda yaitu sifat inersia namun

tidak terdefinisi secara kuantitatif. Berdasarkan eksperimen serta dorongan

intuitif darihokum newton pertama, Newton telah merumuskan Hukum II

Newton yang terdefinisikan massa secara kuantitatif, serta memperlihatkan

hubungan gaya dengangerak benda secara kuantitatif pula. Salah satu

kesimpulan Hukum II Newton iniadalah jika gayanya tetap, maka benda

akan mengalami percepatan yang tetap pula.Dua massa yang digantungkan

pada katrol dengan kabel, kadang-kadangdisebut secara umum sebagai

mesin Atwood. Bayangkan penerapannya padakehidupan nyata dalam

bentuk lift (m1) dan beban imbangnya (m2). Untuk memperkecil kerja yang

dilakukan oleh motor untuk menaikkan dan menurunkan lift dengan aman,

m1 dan m2 dibuat sama massanya. Pada dasarnya, pesawat Atwood ini tidak

lepas sari prinsip. Prinsip hukum Newton. Dimana hukum I Newton

berbunyi “ bahwa setiap benda tetap beradadalam keadaan diam atau

bergerak dengan laju tetap sepanjang garis lurus kecuali jika diberi gaya

total yang tidak nol”

| PESAWAT ATWOOD 1

Page 2: laporan atwoood

1.2.1. Gerak 

Gerak Lurus Beraturan (GLB)

Gerak lurus beraturan adalah gerak lurus pada arah mendatar

dengan kocepatan v tetap (percepatan a = 0), sehingga jarakyang

ditempuh S hanya ditentukan oleh kecepatan yang tetap dalam

waktu tertentu. Contoh gerak GLB adalah mobil yang bergerak

pada jalan lurus dan berkecepatan tetap.Persamaan yang

digunakan pada GLB adalah sebagai berikut :

s = v.t

Keterangan :

s adalah jarak atau perpindahan (m)

v adalah kelajuan atau kecepatan (m/s)

t adalah waktu yang dibutuhkan (s)

Sebelum lebih lanjut membahas tentang gerak terlebih dahulu

kita bahas tentang perbedaan perpindahan dan jarak tempuh.

Perpindahan adalah besarnya jarak yang diukur dari titik awal

menuju titik akhir sedangkan Jarak tempuh adalah Panjang

lintasan yang ditempuh benda selama bergerak. Perhatikan

gambar dibawah ini:

Gambar 1.

Sebuah benda bergerak dari A menuju B kemudian dia

kembali ke C. Pada peristiwa di atas Pepindahannya adalah AB -

BC = 200 m - 90 m = 110 m. Sedangkan jarak yang ditempuh

adalah AB + BC = 200 m + 90 m = 290 m. Apabila perpindahan

dan jarak itu berbeda maka antara kecepatan dan kelajuan juga

berbeda.

| PESAWAT ATWOOD 2

Page 3: laporan atwoood

Kecepatan didefinisikan sebagai besarnya perpindahan tiap

satuan waktu dan Kelajuan didefinisikan sebagai besarnya jarak

yang ditempuh tiap satuan waktu. Perumusan yang digunakan

pada kecepatan dan kelajuan adalah sama.

Karena dalam hal ini yang kita bahas adalah gerak lurus

maka besarnya perpindahan dan jarak yang ditempuh adalah

sama. Berdasarkan pada alasan ini maka untuk sementara supaya

mudah dalam membahas, kecepatan dan kelajuan dianggap sama.

Pada pembahasan GLB ada juga yang disebut dengan kecepatan

rata-rata. Kecepatan rata-rata didefinisikan besarnya perpindahan

yang ditempuh dibagi dengan jumlah waktu yang diperlukan

selama benda bergerak.

v rata-rata = Jumlah jarak atau perpindahan

jumlah waktu

Karena dalam kehidupan sehari-hari tidak memungkinkan

adanya gerak lurus beraturan maka diambillah kecepatan rata-rata

untuk menentukan kecepatan pada gerak lurus beraturan.

Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak lurus pada arah

mendatar dengan kecepatan v yang berubah setiap saat karena

adanya percepatan yang tetap. Dengan kata lain benda yang

melakukan gerak dari keadaan diam atau mulai dengan kecepatan

awal akan berubah kecepatannya karena ada percepatan (a= +) atau

perlambatan (a= -) .Contoh GLBB adalah gerak buah jatuh dari

pohonnya, gerak benda dilempar ke atas.GLBB dibagi menjadi 2

macam :

a. GLBB dipercepat 

Adalah GLBB yang kecepatannya makin lama makincepat,

contoh GLBB dipercepat adalah gerak buah jatuh dari

| PESAWAT ATWOOD 3

Page 4: laporan atwoood

pohonnya. Grafik hubungan antara v terhadap t pada GLBB

dipercepat adalah :

Grafik GLBB dipercepat

Sedangkan Grafik hubungan antara s terhadap t pada GLBB

dipercepat

Grafik hubungan (t) dan (s)

b. GLBB diperlambat 

Adalah GLBB yang kecepatannya makin lama makinkecil

(lambat). Contoh GLBB diperlambat adalah gerak benda

dilempar keatas.

Grafik hubungan antara v terhadap t pada GLBB diperlambat

| PESAWAT ATWOOD 4

Page 5: laporan atwoood

Grafik hubungan antara s terhadap t pada GLBB diperlambat

Persamaan yang digunakan dalam GLBB sebagai berikut:

Untuk menentukan kecepatan akhir 

v=v0 ± at

Untuk menentukan jarak yang ditempuh setelah t detik adalah

sebagai berikut:

s=vo . t ±12

a .t 2

Yang perlu diperhatikan dalam menggunakan persamaan di atas

adalah saat GLBB dipercepat tanda yang digunakan adalah (+).

Untuk GLBB diperlambat tanda yang digunakan adalah (-), catatan

penting disini adalah nilai percepatan (a) yangdimasukkan pada

GLBB diperlambat bernilai positif karena dirumusnya sudah

menggunakan tanda negatif.

1.2.2. Hukum Newton

Hukum Newton I

| PESAWAT ATWOOD 5

Page 6: laporan atwoood

“Setiap benda akan cenderung mempertahankan keadaan

awal benda. Bila awalnya bergerak maka akan cenderung

bergerak dan bila awalnya diam maka akan cenderung diam

sampai ada gaya yang mempengaruhinya.”

Hukum Newton I sering disebut dengan hukum Inersia,

Hukum Newton I ini berlaku jika keadaan benda memenuhi

syarat jumlah gaya yang bekerja pada benda adalah sama dengan

nol

∑ F=0

Hukum Newton II

“Setiap benda yang dikenai gaya maka akan mengalami

percepatanyang besarnya berbanding lurus dengan besarnya

gaya dan berbanding tebalik dengan besarnya massa benda.”

a=∑FN

Keterangan :

a = percepatan benda (ms-2)

m = massa benda (kg)

F = Gaya (N)

Kesimpulan dari persamaan diatas

Arah percepatan benda sama dengan arah gaya yang bekerja

pada bendatersebut.

Besarnya percepatan sebanding dengan gayanya. Jadi bila

gayanya konstan,maka percepatan yang timbul juga akan

konstan

Bila pada benda bekerja gaya, maka benda akan mengalami

percepatan, sebaliknya bila kenyataan dari pengamatan benda

mengalami percepatan maka tentu ka nada gaya yang

menyebabkannya.

Persamaan gerak untuk percepatan yang tetap

| PESAWAT ATWOOD 6

Page 7: laporan atwoood

V t=V 0+a . t

X t=X0+V 0t +½a . t 2

V 2=V 02+2a (X t−X 0)

1.2.3. Gerak Melingkar

Jika sebuah benda dapat bergerak melingkar melalui porosnya,

maka padagerak melingkar ini akan berlaku persamaan gerak yang

ekivalen dengan persamaangerak linear. Dalam hal ini ada besaran

fisis momen inersia (momen kelembaman) Iyang ekivalen dengan

besaran fisis massa (m) pada gerak linear. Momen inersia (I)suatu

benda pada poros tertentu harganya sebanding dengan massa benda

terhadap porosnya.

I ~ m

I ~ r

Dimana harga tersebut adalah harga yang tetap

Hukum Newton III

“Apabila kita memberikan gaya (gaya aksi) kepada suatu benda

maka benda itu akanmemberikan gaya balik yang besarnya sama

dan arahnya berlawanan (gaya reaksi)”

Secara matematis dirumuskan :

Faksi= - Freaksi

1.2.4. Momen Inersia

Momen inersia adalah ukuran resistansi/kelembaman sebuah

benda terhadap perubahan dalam gerak rotasi. Momen inersia ini

tergantung pada distribusi massa benda relative terhadap sumbu

rotasi benda. Momen inersia adalah sifat benda (dan sumbu rotasi),

seperti m yang merupakan sifat benda yang mengukur

kelembamannya terhadap perubahan dalam gerak translasi.

| PESAWAT ATWOOD 7

Page 8: laporan atwoood

I=∑i

mi ri2

Ket : I = momen inersia

m = massa

r = jari-jari

1.2.5. Pemakaian Hukum Newton pada Pesawat atwood.

Untuk sebuah katrol dengan beban-beban seperti pada gambar

dibawah, maka berlaku persamaan seperti berikut,

Bila dianggap M1 = M2 = M

a= mg

2 M +m+1

r2

| PESAWAT ATWOOD 8

Page 9: laporan atwoood

BAB II

ALAT DAN BAHAN

1.1. Peralatan dan Bahan yang Digunakan

1) Pesawat atwood lengkap

a) Tiang berskala

b) Dua beban dengan tali

c) Beban tambahan (dua buah)

d) Katrol

e) Penjepit beban

f) Penyangkut beban

2) Jangka sorong

3) Stopwatch

| PESAWAT ATWOOD 9

Page 10: laporan atwoood

BAB III

METODA KERJA

1.1. Gerak Lurus Beraturan

a) Ditimbang beban m1, m2, dan m3 (diusahakan

m1=m2).

b) Diletakkan beban m1 pada penjepit P.

c) Beban m2 dan m3 terletak pada kedudukan A.

d) Dicatat kedudukan penyangkut beban B dan

meja C (secara tabel).

e) Bila penjepit P dilepas, m2 dan m3 akan

dipercepat antara AB dan selanjutnya bergerak

beraturan antara BC seterlah tambahan beban

tersangkut di B. dicatat waktu yang diperlukan

untuk gerak antara BC.

f) Diulangi percobaan di atas dengan mengubah

kedudukan meja C (ingat tinggi beban m2).

g) Diulangi percobaan di atas dengan menggunakan

beban m3 yang lain.

Catatan :

Selama serangkaian pengamatan berlangsung jangan mengubah jarak anatar

A dan B

1.2. Gerak Lurus Berubah Beraturan

a) Diatur kembali seperti percobaan gerak lurus beraturan.

b) Dicatat kedudukan A dan B (secara tabel).

c) Bila beban m1 dilepas maka m2 dan m3 akan melakukan gerak lurus

berubah beraturan antara A dan B, dicatat waktu yang diperlukan untuk

gerak ini.

| PESAWAT ATWOOD 10

Page 11: laporan atwoood

d) Diulangi percobaan di atas dengan mengubah-ubah kedudukan B.

dicatat selalu jarak AB dan waktu yang diperlukan.

e) Diulangi percobaan di atas dengan mengubah beban m3.

| PESAWAT ATWOOD 11

Page 12: laporan atwoood

BAB IV

DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

1.1. Data Pengamatan

Berdasarkan data percobaan dan perhitungan yang telah dilakukan tanggal

7 November 2012, maka dapat dilaporkan hasil sebagai berikut.

Keadaan ruangan P (cm)Hg T (oC) C (%)Sebelum percobaan 75,5 Hg 25oC 74 %Sesudah percobaan 75,5 Hg 26oC 70 %

Massa bandul = 227,4 gram

Diameter = 12,86 cm

Jari-jari = 6,43 cm

a. Gerak Lurus Beraturan

No Massa (gr) s (cm) t (s) V (cm/s)

1. 2

201,38 14,492

1,35 14,814

251,60 15,625

1,54 16,233

2 420

0,93 21,5050,91 21,978

251,10 22,7271,01 24,752

3 620

0,76 26,315

0,72 27,777

251,85 29,411

0,79 31,695

| PESAWAT ATWOOD 12

Page 13: laporan atwoood

a. Gerak Lurus Berubah Beraturan

No Massa (gr) s (cm) t (s) a (cm/s) V(cm/s) I

1. 2

202,45 6,663 16,324 2677,511

2,50 6,4 16 3177,28

253.13 5,103 15,972 6478,001

2,80 6,377 17,855 3221,558

2 420

1,10 33,057 36,362 -4664,3061,40 20,408 28,571 -1625,604

251,55 20,815 32,263 -1780,8621,38 26,260 36,238 -3395,334

3 620

1,04 36,982 38,461 -9490,926

1,25 25,60 32 -9420,235

251,34 27,815 37,27 -9438,526

1,76 16,142 28,409 -9285,655

1.2. Perhitungan

a. GLB

Menghitung kecepatan (v)

v1=st

v1=st

v1=20

1,38v1=

201,35

v1=14,492 v1=14,814

v2=st

v2=st

v2=25

1,60v2=

251,54

v2=15,625 v2=16,233

v3=st

v3=st

v3=20

0,93v3=

200,91

| PESAWAT ATWOOD 13

Page 14: laporan atwoood

v3=21,505 v3=21,978

v4=st

v4=st

v4=25

1,10v4=

251,01

v4=22,727 v4=24,752

v5=st

v5=st

v5=20

0,76v5=

200,72

v5=26,315 v5=27,777

v6=st

v6=st

v6=25

0,85v6=

250,79

v6=29,411 v6=31,695

b. GLBB

Menghitung percepatan (a)

a1=2. st

t 2 a1=2. st

t 2

a1=40

1,252a1=

50

1,782

a1=19,2 a1=15,8

a2=2. st

t 2 a2=2. st

t 2

a2=40

0,972a2=

50

1,362

| PESAWAT ATWOOD 14

Page 15: laporan atwoood

a2=31,9 a2=27,02

a3=2. st

t 2 a3=2. st

t 2

a3=40

0,942a3=

50

1,122

a3=34,09 a3=39,85

a4=2. st

t2 a4=2. st

t2

a4=40

1,252a4=

50

1,782

a4=19,2 a4=15,8

a5=2. st

t 2 a5=2. st

t 2

a5=40

0,972a5=

50

1,362

a5=31,9 a5=27,02

a6=2. st

t 2 a6=2. st

t 2

a6=40

0,942a6=

50

1,122

a6=34,09 a6=39,85

Menghitung kecepatan (v)

v1=a . t v1=a . t

v1=19,2.1,25=24 v1=15,8.1,78=28,1

v2=a . t v2=a . t

| PESAWAT ATWOOD 15

Page 16: laporan atwoood

v2=31,9 .0,97=30,9 v2=27,02.1,36=36,7

v3=a . t v3=a . t

v3=34,09 .0,94=32,04 v3=39,08 .1,12=44,6

Menghitung momen inersia (I)

I 1=(m .ga

−(M +m))R2 I 1=(m .ga

−(M +m))R2

I 1=( 2 .98019,2

−(136,7+2))6,252 I 1=( 2 .98015,8

−(136,7+2))6,252

I 1=(102,08−138,7 )39,06 I 1=(82,35−138,7 ) 39,06

I 1=−1.429,68 I 1=−572,20

I 2=(m .ga

−(M +m))R2 I 2=(m .ga

−(M +m))R2

I 2=( 4 . 98031,9

−(136,7+4))6,252 I 2=( 4 . 98027,02

−(136,7+4))6,252

I 2=(122,88−140,7 )39,06 I 2=(145,1−140,7 )39,06

I 2=−695,89 I 2=170,99

I 3=(m .ga

−(M +m))R2 I 3=(m .ga

−(M +m))R2

I 3=( 6 .98034,09

−(136,7+2))6,252 I 3=( 6 .98039,85

−(136,7+6))6,252

I 3=(172,48−142,7 )39,06 I 3=(147,55−142,7 )39,06

I 3=1163,206 I 3=189,57

| PESAWAT ATWOOD 16

Page 17: laporan atwoood

BAB V

PEMBAHASAN

Gerak lurus beraturan adalah gerak gerak benda yang lintasannya lurus

dankecepatannya konstan (tetap). Contoh gerak GLB adalah mobil yang bergerak

pada jalan lurus dan berkecepatan tetap. Sedangkan Gerak lurus berubah

beraturan adalah gerak lintasannya lurus dengan percepatan tetap dan kecepatan

yang berubah secara teratur. Contoh GLBB adalah gerak buah jatuh dari

pohonnya, gerak benda dilempar ke atas.

Gerak Lurus Beraturan (GLB)

v= st

v= st

v1=15

0,76v1=

251,05

v1=19,73 v1=23,8

v2=15

0,57v2=

251,00

v2=26,31 v2=25

v3=15

0,42v3=

250,77

v3=35,71 v3=32,46

Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

v1=a . t v1=a . t

v1=19,2.1,25=24 v1=15,8.1,78=28,1

v2=31,9 .0,97=30,9 v2=27,02.1,36=36,7

v3=34,09 .0,94=32,04 v3=39,08 .1,12=44,6

Hukum Newton II adalah “Setiap benda yang dikenai gaya maka akan

mengalami percepatanyang besarnya berbanding lurus dengan besarnya gaya

dan berbanding tebalik dengan besarnya massa benda.”

a=∑FN

Keterangan :

| PESAWAT ATWOOD 17

Page 18: laporan atwoood

a = percepatan benda (ms-2)

m = massa benda (kg)

F = Gaya (N)

Kesimpulan dari persamaan diatas

Arah percepatan benda sama dengan arah gaya yang bekerja pada benda

tersebut.

Besarnya percepatan sebanding dengan gayanya. Jadi bila gayanya

konstan,maka percepatan yang timbul juga akan konstan

Bila pada benda bekerja gaya, maka benda akan mengalami percepatan,

sebaliknya bila kenyataan dari pengamatan benda mengalami percepatan maka

tentu akan ada gaya yang menyebabkannya.

Momen inersia adalah ukuran resistansi/kelembaman sebuah benda terhadap

perubahan dalam gerak rotasi. Momen inersia ini tergantung pada distribusi massa

benda relative terhadap sumbu rotasi benda. Momen inersia adalah sifat benda

(dan sumbu rotasi), seperti m yang merupakan sifat benda yang mengukur

kelembamannya terhadap perubahan dalam gerak translasi.

I=∑i

mi ri2

Ket : I = momen inersia

m = massa

r = jari-jari

Mengukur momen inersia dengan gravitasi 9,83 m/det2.

I 1=(m .ga

−(M +m))R2 I 1=(m .ga

−(M +m))R2

I 1=( 2 .98319,2

−(136,7+2))6,252 I 1=( 2 .98315,8

−(136,7+2))6,252

I 1=(102,39−138,7 )39,06 I 1=(124,43−138,7 )39,06

I 1=−1.418,13 I 1=−557,73

I 2=( 4 . 98331,9

−(136,7+4))6,252 I 2=( 4 . 98327,02

−(136,7+4))6,252

I 2=(123,26−140,7 ) 39,06 I 2=(145,52−140,7 )39,06

| PESAWAT ATWOOD 18

Page 19: laporan atwoood

I 2=−681,24 I 2=188,35

I 3=( 6 .98334,09

−(136,7+2))6,252 I 3=( 6 .98339,85

−(136,7+6))6,252

I 3=(173,01−142,7 )39,06 I 3=(148,0−142,7 )39,06

I 3=1184,1 I 3=207,21

BAB VI

KESIMPULAN

Dari percobaan, pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan, maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

Massa bandul dan massa beban tambahan mempengaruhi waktu dan

kecepatan Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah

Beraturan (GLBB) serta momen inersia yang dihasilkan.

Gaya gravitasi mempengaruhi waktu dan kecepatan Gerak Lurus

Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) serta

momen inersia yang dihasilkan.

Pada percobaan yang telah dilakukan terbukti bahwa Hukum Newton II

belaku terhadap percobaan pesawat Atwood

| PESAWAT ATWOOD 19

Page 20: laporan atwoood

25

15

0,76 1,05

v= 19,73

v=23,8

25 v= 25

LAMPIRAN

Tugas Akhir

1. Tentukan besar kecepatan gerak beraturan tersebut secara hitungan dan

grafik.

2. Apakah gerak tersebut benar-benar beraturan mengingat ketelitian alat.

3. Tentukan besar kecepatan gerak berubah beraturan tersebut secara hitungan

dan grafik

4. Dari hasil ini apakah hukum Newton benar-benar berlaku

5. Bandingkanlah harga kecepatan yang didapat dengan menggunakan beban

tambahan yang berbeda

6. Tentukan momen inersia katrol bila diambil percepatan gravitasi setempat =

9,83 m/det2.

Jawab

1. Kecepatan dan grafik Gerak Lurus Beraturan (GLB).

v1=st

v1=st

v1=15

0,76v1=

251,05

v1=19,73 v1=23,8

v2=st

v2=st

| PESAWAT ATWOOD 20

t

s

t

s

Page 21: laporan atwoood

25

15

15

0,42

0,57

0,77

1,00

v= 26,31

v= 32,46

v= 35,71

25

15

25

25

15

1,25 1,78

0,97 1,36

v= 24, I = -1429,68

v= 28,1, I = -572,20

v= 30,9, I = -695,89

v= 36,7, I = 170,99

v2=15

0,57v2=

251,00

v2=26,31 v2=25

v3=st

v3=st

v3=15

0,42v3=

250,77

v3=35,71 v3=32,46

2. Iya, karena kalau dilihat dari tingkat kepercayaan alat mencapai ± 100%

(dari ∆x)

3. Kecepatan dan grafik Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

v1=a . t v1=a . t

v1=19,2.1,25=24 v1=15,8.1,78=28,1

v2=a . t v2=a . t

v2=31,9 .0,97=30,9 v2=27,02.1,36=36,7

v3=a . t v3=a . t

v3=34,09 .0,94=32,04 v3=39,08 .1,12=44,6

| PESAWAT ATWOOD 21

t

s

t

s

t

s

t

s

Page 22: laporan atwoood

15

0,94 1,12

v= 32,04, I = 1163,206

v= 44,6, I = 189,57

4. Berlaku hukum Newton II, yaitu :

“Bila gaya resultan F yang bekerja dalam suatu benda dengan massa N tidak

sama dengan 0, maka benda tersebut mengalami percepatan sama dengan

gaya.”

Percepatan (a) berbanding lurus dengan gaya dan berbanding terbalik dengan

massa. Dari hukum II ini dapat disimpulkan :

a) Arah percepatan benda = gaya yang bekerja pada benda.

b) Besarnya percepatan berbanding lurus dengan ayunan.

c) Bila gaya bekerja pada benda maka benda mengalami percepatan dan

sebaliknya bila benda mengalami percepatan maka ada gaya yang bekerja.

F = m.a

5. Setelah menambahkan beban yang berbeda, kecepatan yang didapat akan

berbeda pula. Karena pada teorinya massa berpengaruh pada perubahan

kecepatan,

6. Momen inersia katrol dengan percepatan grravitasi 9,83 m/det2

I 1=(m .ga

−(M +m))R2 I 1=(m .ga

−(M +m))R2

I 1=( 2 .98319,2

−(136,7+2))6,252 I 1=( 2 .98315,8

−(136,7+2))6,252

I 1=(102,39−138,7 )39,06 I 1=(124,43−138,7 )39,06

I 1=−1.418,13 I 1=−557,73

I 1=(m .ga

−(M +m))R2 I 1=(m .ga

−(M +m))R2

I 1=( 4 . 98331,9

−(136,7+4))6,252 I 1=( 4 . 98327,02

−(136,7+4))6,252

I 1=(123,26−140,7 ) 39,06 I 1=(145,52−140,7 )39,06

| PESAWAT ATWOOD 22

Page 23: laporan atwoood

I 1=−681,24 I 1=188,35

I 1=(m .ga

−(M +m))R2 I 1=(m .ga

−(M +m))R2

I 1=( 6 .98334,09

−(136,7+2))6,252 I 1=( 6 .98339,85

−(136,7+6))6,252

I 1=(173,01−142,7 )39,06 I 1=(148,0−142,7 )39,06

I 1=1184,1 I 1=207,21

DAFTAR PUSTAKA

Alonso, Marcello & Edward J. Finn. 1980. Dasar-Dasar Fisika Universitas.

Erlangga. Jakarta

2011. Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar . Universitas Pakuan. Bogor

Hilliday, David & Robert Resnick. 1985. Fisika. Erlangga. Jakarta

Tiper, Paul A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Erlangga. Jakarta

| PESAWAT ATWOOD 23