Upload
maulanaadijuliawan
View
221
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan atwood
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Tujuan percobaan
Dengan dilakukannya percobaan ini, maka mahasiswa dapat :
1) Mempelajari penggunaan Hukum-hukum Newton
2) Mempelajari gerak beraturan dan berubah beraturan
3) Menentukan momen inersia roda/katrol
1.2. Dasar Teori
Pada mulanya orang berpendapat bahwa sifat alamiah benda adalah
diam.Supaya benda itu bergerak maka harus terus menerima diberi gaya luar
baik berupatarikan ataupun dorongan. Namun setelah Galileo mengadakan
percobaan, pendapat ini berubah dan terkenalah dengan prinsip Galileo atau
lebih baku terkenal dengan sebutan Hukum Newton pertama.
Hukum Newton ini menunjukan sifat benda yaitu sifat inersia namun
tidak terdefinisi secara kuantitatif. Berdasarkan eksperimen serta dorongan
intuitif darihokum newton pertama, Newton telah merumuskan Hukum II
Newton yang terdefinisikan massa secara kuantitatif, serta memperlihatkan
hubungan gaya dengangerak benda secara kuantitatif pula. Salah satu
kesimpulan Hukum II Newton iniadalah jika gayanya tetap, maka benda
akan mengalami percepatan yang tetap pula.Dua massa yang digantungkan
pada katrol dengan kabel, kadang-kadangdisebut secara umum sebagai
mesin Atwood. Bayangkan penerapannya padakehidupan nyata dalam
bentuk lift (m1) dan beban imbangnya (m2). Untuk memperkecil kerja yang
dilakukan oleh motor untuk menaikkan dan menurunkan lift dengan aman,
m1 dan m2 dibuat sama massanya. Pada dasarnya, pesawat Atwood ini tidak
lepas sari prinsip. Prinsip hukum Newton. Dimana hukum I Newton
berbunyi “ bahwa setiap benda tetap beradadalam keadaan diam atau
bergerak dengan laju tetap sepanjang garis lurus kecuali jika diberi gaya
total yang tidak nol”
| PESAWAT ATWOOD 1
1.2.1. Gerak
Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Gerak lurus beraturan adalah gerak lurus pada arah mendatar
dengan kocepatan v tetap (percepatan a = 0), sehingga jarakyang
ditempuh S hanya ditentukan oleh kecepatan yang tetap dalam
waktu tertentu. Contoh gerak GLB adalah mobil yang bergerak
pada jalan lurus dan berkecepatan tetap.Persamaan yang
digunakan pada GLB adalah sebagai berikut :
s = v.t
Keterangan :
s adalah jarak atau perpindahan (m)
v adalah kelajuan atau kecepatan (m/s)
t adalah waktu yang dibutuhkan (s)
Sebelum lebih lanjut membahas tentang gerak terlebih dahulu
kita bahas tentang perbedaan perpindahan dan jarak tempuh.
Perpindahan adalah besarnya jarak yang diukur dari titik awal
menuju titik akhir sedangkan Jarak tempuh adalah Panjang
lintasan yang ditempuh benda selama bergerak. Perhatikan
gambar dibawah ini:
Gambar 1.
Sebuah benda bergerak dari A menuju B kemudian dia
kembali ke C. Pada peristiwa di atas Pepindahannya adalah AB -
BC = 200 m - 90 m = 110 m. Sedangkan jarak yang ditempuh
adalah AB + BC = 200 m + 90 m = 290 m. Apabila perpindahan
dan jarak itu berbeda maka antara kecepatan dan kelajuan juga
berbeda.
| PESAWAT ATWOOD 2
Kecepatan didefinisikan sebagai besarnya perpindahan tiap
satuan waktu dan Kelajuan didefinisikan sebagai besarnya jarak
yang ditempuh tiap satuan waktu. Perumusan yang digunakan
pada kecepatan dan kelajuan adalah sama.
Karena dalam hal ini yang kita bahas adalah gerak lurus
maka besarnya perpindahan dan jarak yang ditempuh adalah
sama. Berdasarkan pada alasan ini maka untuk sementara supaya
mudah dalam membahas, kecepatan dan kelajuan dianggap sama.
Pada pembahasan GLB ada juga yang disebut dengan kecepatan
rata-rata. Kecepatan rata-rata didefinisikan besarnya perpindahan
yang ditempuh dibagi dengan jumlah waktu yang diperlukan
selama benda bergerak.
v rata-rata = Jumlah jarak atau perpindahan
jumlah waktu
Karena dalam kehidupan sehari-hari tidak memungkinkan
adanya gerak lurus beraturan maka diambillah kecepatan rata-rata
untuk menentukan kecepatan pada gerak lurus beraturan.
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak lurus pada arah
mendatar dengan kecepatan v yang berubah setiap saat karena
adanya percepatan yang tetap. Dengan kata lain benda yang
melakukan gerak dari keadaan diam atau mulai dengan kecepatan
awal akan berubah kecepatannya karena ada percepatan (a= +) atau
perlambatan (a= -) .Contoh GLBB adalah gerak buah jatuh dari
pohonnya, gerak benda dilempar ke atas.GLBB dibagi menjadi 2
macam :
a. GLBB dipercepat
Adalah GLBB yang kecepatannya makin lama makincepat,
contoh GLBB dipercepat adalah gerak buah jatuh dari
| PESAWAT ATWOOD 3
pohonnya. Grafik hubungan antara v terhadap t pada GLBB
dipercepat adalah :
Grafik GLBB dipercepat
Sedangkan Grafik hubungan antara s terhadap t pada GLBB
dipercepat
Grafik hubungan (t) dan (s)
b. GLBB diperlambat
Adalah GLBB yang kecepatannya makin lama makinkecil
(lambat). Contoh GLBB diperlambat adalah gerak benda
dilempar keatas.
Grafik hubungan antara v terhadap t pada GLBB diperlambat
| PESAWAT ATWOOD 4
Grafik hubungan antara s terhadap t pada GLBB diperlambat
Persamaan yang digunakan dalam GLBB sebagai berikut:
Untuk menentukan kecepatan akhir
v=v0 ± at
Untuk menentukan jarak yang ditempuh setelah t detik adalah
sebagai berikut:
s=vo . t ±12
a .t 2
Yang perlu diperhatikan dalam menggunakan persamaan di atas
adalah saat GLBB dipercepat tanda yang digunakan adalah (+).
Untuk GLBB diperlambat tanda yang digunakan adalah (-), catatan
penting disini adalah nilai percepatan (a) yangdimasukkan pada
GLBB diperlambat bernilai positif karena dirumusnya sudah
menggunakan tanda negatif.
1.2.2. Hukum Newton
Hukum Newton I
| PESAWAT ATWOOD 5
“Setiap benda akan cenderung mempertahankan keadaan
awal benda. Bila awalnya bergerak maka akan cenderung
bergerak dan bila awalnya diam maka akan cenderung diam
sampai ada gaya yang mempengaruhinya.”
Hukum Newton I sering disebut dengan hukum Inersia,
Hukum Newton I ini berlaku jika keadaan benda memenuhi
syarat jumlah gaya yang bekerja pada benda adalah sama dengan
nol
∑ F=0
Hukum Newton II
“Setiap benda yang dikenai gaya maka akan mengalami
percepatanyang besarnya berbanding lurus dengan besarnya
gaya dan berbanding tebalik dengan besarnya massa benda.”
a=∑FN
Keterangan :
a = percepatan benda (ms-2)
m = massa benda (kg)
F = Gaya (N)
Kesimpulan dari persamaan diatas
Arah percepatan benda sama dengan arah gaya yang bekerja
pada bendatersebut.
Besarnya percepatan sebanding dengan gayanya. Jadi bila
gayanya konstan,maka percepatan yang timbul juga akan
konstan
Bila pada benda bekerja gaya, maka benda akan mengalami
percepatan, sebaliknya bila kenyataan dari pengamatan benda
mengalami percepatan maka tentu ka nada gaya yang
menyebabkannya.
Persamaan gerak untuk percepatan yang tetap
| PESAWAT ATWOOD 6
V t=V 0+a . t
X t=X0+V 0t +½a . t 2
V 2=V 02+2a (X t−X 0)
1.2.3. Gerak Melingkar
Jika sebuah benda dapat bergerak melingkar melalui porosnya,
maka padagerak melingkar ini akan berlaku persamaan gerak yang
ekivalen dengan persamaangerak linear. Dalam hal ini ada besaran
fisis momen inersia (momen kelembaman) Iyang ekivalen dengan
besaran fisis massa (m) pada gerak linear. Momen inersia (I)suatu
benda pada poros tertentu harganya sebanding dengan massa benda
terhadap porosnya.
I ~ m
I ~ r
Dimana harga tersebut adalah harga yang tetap
Hukum Newton III
“Apabila kita memberikan gaya (gaya aksi) kepada suatu benda
maka benda itu akanmemberikan gaya balik yang besarnya sama
dan arahnya berlawanan (gaya reaksi)”
Secara matematis dirumuskan :
Faksi= - Freaksi
1.2.4. Momen Inersia
Momen inersia adalah ukuran resistansi/kelembaman sebuah
benda terhadap perubahan dalam gerak rotasi. Momen inersia ini
tergantung pada distribusi massa benda relative terhadap sumbu
rotasi benda. Momen inersia adalah sifat benda (dan sumbu rotasi),
seperti m yang merupakan sifat benda yang mengukur
kelembamannya terhadap perubahan dalam gerak translasi.
| PESAWAT ATWOOD 7
I=∑i
mi ri2
Ket : I = momen inersia
m = massa
r = jari-jari
1.2.5. Pemakaian Hukum Newton pada Pesawat atwood.
Untuk sebuah katrol dengan beban-beban seperti pada gambar
dibawah, maka berlaku persamaan seperti berikut,
Bila dianggap M1 = M2 = M
a= mg
2 M +m+1
r2
| PESAWAT ATWOOD 8
BAB II
ALAT DAN BAHAN
1.1. Peralatan dan Bahan yang Digunakan
1) Pesawat atwood lengkap
a) Tiang berskala
b) Dua beban dengan tali
c) Beban tambahan (dua buah)
d) Katrol
e) Penjepit beban
f) Penyangkut beban
2) Jangka sorong
3) Stopwatch
| PESAWAT ATWOOD 9
BAB III
METODA KERJA
1.1. Gerak Lurus Beraturan
a) Ditimbang beban m1, m2, dan m3 (diusahakan
m1=m2).
b) Diletakkan beban m1 pada penjepit P.
c) Beban m2 dan m3 terletak pada kedudukan A.
d) Dicatat kedudukan penyangkut beban B dan
meja C (secara tabel).
e) Bila penjepit P dilepas, m2 dan m3 akan
dipercepat antara AB dan selanjutnya bergerak
beraturan antara BC seterlah tambahan beban
tersangkut di B. dicatat waktu yang diperlukan
untuk gerak antara BC.
f) Diulangi percobaan di atas dengan mengubah
kedudukan meja C (ingat tinggi beban m2).
g) Diulangi percobaan di atas dengan menggunakan
beban m3 yang lain.
Catatan :
Selama serangkaian pengamatan berlangsung jangan mengubah jarak anatar
A dan B
1.2. Gerak Lurus Berubah Beraturan
a) Diatur kembali seperti percobaan gerak lurus beraturan.
b) Dicatat kedudukan A dan B (secara tabel).
c) Bila beban m1 dilepas maka m2 dan m3 akan melakukan gerak lurus
berubah beraturan antara A dan B, dicatat waktu yang diperlukan untuk
gerak ini.
| PESAWAT ATWOOD 10
d) Diulangi percobaan di atas dengan mengubah-ubah kedudukan B.
dicatat selalu jarak AB dan waktu yang diperlukan.
e) Diulangi percobaan di atas dengan mengubah beban m3.
| PESAWAT ATWOOD 11
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
1.1. Data Pengamatan
Berdasarkan data percobaan dan perhitungan yang telah dilakukan tanggal
7 November 2012, maka dapat dilaporkan hasil sebagai berikut.
Keadaan ruangan P (cm)Hg T (oC) C (%)Sebelum percobaan 75,5 Hg 25oC 74 %Sesudah percobaan 75,5 Hg 26oC 70 %
Massa bandul = 227,4 gram
Diameter = 12,86 cm
Jari-jari = 6,43 cm
a. Gerak Lurus Beraturan
No Massa (gr) s (cm) t (s) V (cm/s)
1. 2
201,38 14,492
1,35 14,814
251,60 15,625
1,54 16,233
2 420
0,93 21,5050,91 21,978
251,10 22,7271,01 24,752
3 620
0,76 26,315
0,72 27,777
251,85 29,411
0,79 31,695
| PESAWAT ATWOOD 12
a. Gerak Lurus Berubah Beraturan
No Massa (gr) s (cm) t (s) a (cm/s) V(cm/s) I
1. 2
202,45 6,663 16,324 2677,511
2,50 6,4 16 3177,28
253.13 5,103 15,972 6478,001
2,80 6,377 17,855 3221,558
2 420
1,10 33,057 36,362 -4664,3061,40 20,408 28,571 -1625,604
251,55 20,815 32,263 -1780,8621,38 26,260 36,238 -3395,334
3 620
1,04 36,982 38,461 -9490,926
1,25 25,60 32 -9420,235
251,34 27,815 37,27 -9438,526
1,76 16,142 28,409 -9285,655
1.2. Perhitungan
a. GLB
Menghitung kecepatan (v)
v1=st
v1=st
v1=20
1,38v1=
201,35
v1=14,492 v1=14,814
v2=st
v2=st
v2=25
1,60v2=
251,54
v2=15,625 v2=16,233
v3=st
v3=st
v3=20
0,93v3=
200,91
| PESAWAT ATWOOD 13
v3=21,505 v3=21,978
v4=st
v4=st
v4=25
1,10v4=
251,01
v4=22,727 v4=24,752
v5=st
v5=st
v5=20
0,76v5=
200,72
v5=26,315 v5=27,777
v6=st
v6=st
v6=25
0,85v6=
250,79
v6=29,411 v6=31,695
b. GLBB
Menghitung percepatan (a)
a1=2. st
t 2 a1=2. st
t 2
a1=40
1,252a1=
50
1,782
a1=19,2 a1=15,8
a2=2. st
t 2 a2=2. st
t 2
a2=40
0,972a2=
50
1,362
| PESAWAT ATWOOD 14
a2=31,9 a2=27,02
a3=2. st
t 2 a3=2. st
t 2
a3=40
0,942a3=
50
1,122
a3=34,09 a3=39,85
a4=2. st
t2 a4=2. st
t2
a4=40
1,252a4=
50
1,782
a4=19,2 a4=15,8
a5=2. st
t 2 a5=2. st
t 2
a5=40
0,972a5=
50
1,362
a5=31,9 a5=27,02
a6=2. st
t 2 a6=2. st
t 2
a6=40
0,942a6=
50
1,122
a6=34,09 a6=39,85
Menghitung kecepatan (v)
v1=a . t v1=a . t
v1=19,2.1,25=24 v1=15,8.1,78=28,1
v2=a . t v2=a . t
| PESAWAT ATWOOD 15
v2=31,9 .0,97=30,9 v2=27,02.1,36=36,7
v3=a . t v3=a . t
v3=34,09 .0,94=32,04 v3=39,08 .1,12=44,6
Menghitung momen inersia (I)
I 1=(m .ga
−(M +m))R2 I 1=(m .ga
−(M +m))R2
I 1=( 2 .98019,2
−(136,7+2))6,252 I 1=( 2 .98015,8
−(136,7+2))6,252
I 1=(102,08−138,7 )39,06 I 1=(82,35−138,7 ) 39,06
I 1=−1.429,68 I 1=−572,20
I 2=(m .ga
−(M +m))R2 I 2=(m .ga
−(M +m))R2
I 2=( 4 . 98031,9
−(136,7+4))6,252 I 2=( 4 . 98027,02
−(136,7+4))6,252
I 2=(122,88−140,7 )39,06 I 2=(145,1−140,7 )39,06
I 2=−695,89 I 2=170,99
I 3=(m .ga
−(M +m))R2 I 3=(m .ga
−(M +m))R2
I 3=( 6 .98034,09
−(136,7+2))6,252 I 3=( 6 .98039,85
−(136,7+6))6,252
I 3=(172,48−142,7 )39,06 I 3=(147,55−142,7 )39,06
I 3=1163,206 I 3=189,57
| PESAWAT ATWOOD 16
BAB V
PEMBAHASAN
Gerak lurus beraturan adalah gerak gerak benda yang lintasannya lurus
dankecepatannya konstan (tetap). Contoh gerak GLB adalah mobil yang bergerak
pada jalan lurus dan berkecepatan tetap. Sedangkan Gerak lurus berubah
beraturan adalah gerak lintasannya lurus dengan percepatan tetap dan kecepatan
yang berubah secara teratur. Contoh GLBB adalah gerak buah jatuh dari
pohonnya, gerak benda dilempar ke atas.
Gerak Lurus Beraturan (GLB)
v= st
v= st
v1=15
0,76v1=
251,05
v1=19,73 v1=23,8
v2=15
0,57v2=
251,00
v2=26,31 v2=25
v3=15
0,42v3=
250,77
v3=35,71 v3=32,46
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
v1=a . t v1=a . t
v1=19,2.1,25=24 v1=15,8.1,78=28,1
v2=31,9 .0,97=30,9 v2=27,02.1,36=36,7
v3=34,09 .0,94=32,04 v3=39,08 .1,12=44,6
Hukum Newton II adalah “Setiap benda yang dikenai gaya maka akan
mengalami percepatanyang besarnya berbanding lurus dengan besarnya gaya
dan berbanding tebalik dengan besarnya massa benda.”
a=∑FN
Keterangan :
| PESAWAT ATWOOD 17
a = percepatan benda (ms-2)
m = massa benda (kg)
F = Gaya (N)
Kesimpulan dari persamaan diatas
Arah percepatan benda sama dengan arah gaya yang bekerja pada benda
tersebut.
Besarnya percepatan sebanding dengan gayanya. Jadi bila gayanya
konstan,maka percepatan yang timbul juga akan konstan
Bila pada benda bekerja gaya, maka benda akan mengalami percepatan,
sebaliknya bila kenyataan dari pengamatan benda mengalami percepatan maka
tentu akan ada gaya yang menyebabkannya.
Momen inersia adalah ukuran resistansi/kelembaman sebuah benda terhadap
perubahan dalam gerak rotasi. Momen inersia ini tergantung pada distribusi massa
benda relative terhadap sumbu rotasi benda. Momen inersia adalah sifat benda
(dan sumbu rotasi), seperti m yang merupakan sifat benda yang mengukur
kelembamannya terhadap perubahan dalam gerak translasi.
I=∑i
mi ri2
Ket : I = momen inersia
m = massa
r = jari-jari
Mengukur momen inersia dengan gravitasi 9,83 m/det2.
I 1=(m .ga
−(M +m))R2 I 1=(m .ga
−(M +m))R2
I 1=( 2 .98319,2
−(136,7+2))6,252 I 1=( 2 .98315,8
−(136,7+2))6,252
I 1=(102,39−138,7 )39,06 I 1=(124,43−138,7 )39,06
I 1=−1.418,13 I 1=−557,73
I 2=( 4 . 98331,9
−(136,7+4))6,252 I 2=( 4 . 98327,02
−(136,7+4))6,252
I 2=(123,26−140,7 ) 39,06 I 2=(145,52−140,7 )39,06
| PESAWAT ATWOOD 18
I 2=−681,24 I 2=188,35
I 3=( 6 .98334,09
−(136,7+2))6,252 I 3=( 6 .98339,85
−(136,7+6))6,252
I 3=(173,01−142,7 )39,06 I 3=(148,0−142,7 )39,06
I 3=1184,1 I 3=207,21
BAB VI
KESIMPULAN
Dari percobaan, pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
Massa bandul dan massa beban tambahan mempengaruhi waktu dan
kecepatan Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah
Beraturan (GLBB) serta momen inersia yang dihasilkan.
Gaya gravitasi mempengaruhi waktu dan kecepatan Gerak Lurus
Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) serta
momen inersia yang dihasilkan.
Pada percobaan yang telah dilakukan terbukti bahwa Hukum Newton II
belaku terhadap percobaan pesawat Atwood
| PESAWAT ATWOOD 19
25
15
0,76 1,05
v= 19,73
v=23,8
25 v= 25
LAMPIRAN
Tugas Akhir
1. Tentukan besar kecepatan gerak beraturan tersebut secara hitungan dan
grafik.
2. Apakah gerak tersebut benar-benar beraturan mengingat ketelitian alat.
3. Tentukan besar kecepatan gerak berubah beraturan tersebut secara hitungan
dan grafik
4. Dari hasil ini apakah hukum Newton benar-benar berlaku
5. Bandingkanlah harga kecepatan yang didapat dengan menggunakan beban
tambahan yang berbeda
6. Tentukan momen inersia katrol bila diambil percepatan gravitasi setempat =
9,83 m/det2.
Jawab
1. Kecepatan dan grafik Gerak Lurus Beraturan (GLB).
v1=st
v1=st
v1=15
0,76v1=
251,05
v1=19,73 v1=23,8
v2=st
v2=st
| PESAWAT ATWOOD 20
t
s
t
s
25
15
15
0,42
0,57
0,77
1,00
v= 26,31
v= 32,46
v= 35,71
25
15
25
25
15
1,25 1,78
0,97 1,36
v= 24, I = -1429,68
v= 28,1, I = -572,20
v= 30,9, I = -695,89
v= 36,7, I = 170,99
v2=15
0,57v2=
251,00
v2=26,31 v2=25
v3=st
v3=st
v3=15
0,42v3=
250,77
v3=35,71 v3=32,46
2. Iya, karena kalau dilihat dari tingkat kepercayaan alat mencapai ± 100%
(dari ∆x)
3. Kecepatan dan grafik Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
v1=a . t v1=a . t
v1=19,2.1,25=24 v1=15,8.1,78=28,1
v2=a . t v2=a . t
v2=31,9 .0,97=30,9 v2=27,02.1,36=36,7
v3=a . t v3=a . t
v3=34,09 .0,94=32,04 v3=39,08 .1,12=44,6
| PESAWAT ATWOOD 21
t
s
t
s
t
s
t
s
15
0,94 1,12
v= 32,04, I = 1163,206
v= 44,6, I = 189,57
4. Berlaku hukum Newton II, yaitu :
“Bila gaya resultan F yang bekerja dalam suatu benda dengan massa N tidak
sama dengan 0, maka benda tersebut mengalami percepatan sama dengan
gaya.”
Percepatan (a) berbanding lurus dengan gaya dan berbanding terbalik dengan
massa. Dari hukum II ini dapat disimpulkan :
a) Arah percepatan benda = gaya yang bekerja pada benda.
b) Besarnya percepatan berbanding lurus dengan ayunan.
c) Bila gaya bekerja pada benda maka benda mengalami percepatan dan
sebaliknya bila benda mengalami percepatan maka ada gaya yang bekerja.
F = m.a
5. Setelah menambahkan beban yang berbeda, kecepatan yang didapat akan
berbeda pula. Karena pada teorinya massa berpengaruh pada perubahan
kecepatan,
6. Momen inersia katrol dengan percepatan grravitasi 9,83 m/det2
I 1=(m .ga
−(M +m))R2 I 1=(m .ga
−(M +m))R2
I 1=( 2 .98319,2
−(136,7+2))6,252 I 1=( 2 .98315,8
−(136,7+2))6,252
I 1=(102,39−138,7 )39,06 I 1=(124,43−138,7 )39,06
I 1=−1.418,13 I 1=−557,73
I 1=(m .ga
−(M +m))R2 I 1=(m .ga
−(M +m))R2
I 1=( 4 . 98331,9
−(136,7+4))6,252 I 1=( 4 . 98327,02
−(136,7+4))6,252
I 1=(123,26−140,7 ) 39,06 I 1=(145,52−140,7 )39,06
| PESAWAT ATWOOD 22
I 1=−681,24 I 1=188,35
I 1=(m .ga
−(M +m))R2 I 1=(m .ga
−(M +m))R2
I 1=( 6 .98334,09
−(136,7+2))6,252 I 1=( 6 .98339,85
−(136,7+6))6,252
I 1=(173,01−142,7 )39,06 I 1=(148,0−142,7 )39,06
I 1=1184,1 I 1=207,21
DAFTAR PUSTAKA
Alonso, Marcello & Edward J. Finn. 1980. Dasar-Dasar Fisika Universitas.
Erlangga. Jakarta
2011. Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar . Universitas Pakuan. Bogor
Hilliday, David & Robert Resnick. 1985. Fisika. Erlangga. Jakarta
Tiper, Paul A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Erlangga. Jakarta
| PESAWAT ATWOOD 23