17
LAPORAN HASIL OBSERVASI KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI MA AL-ASROR Dosen Pengampu : Edwindha Prafitra Nugraheni, S. Pd. Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling Oleh: Nama : Siti Arfiana Wati NIM : 4301412030 Rombel : 39 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 1

Laporan Bk

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pelaksanaan bimbingan dan konseling

Citation preview

Page 1: Laporan Bk

LAPORAN HASIL OBSERVASI

KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING

DI MA AL-ASROR

Dosen Pengampu : Edwindha Prafitra Nugraheni, S. Pd.

Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan

Konseling

Oleh:

Nama : Siti Arfiana Wati

NIM : 4301412030

Rombel : 39

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Tahun Akademik 2012/2013

1

Page 2: Laporan Bk

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wata’ala yang telah

memberikan rahmat dan hidayahnya kepada saya, sehingga saya dapat

menyelesaikan laporan penelitian dan observasi Bimbingan dan Konseling ini.

Laporan ini saya tulis berdasarkan observasi yang telah saya lakukan di

Madrasah Aliyah Al-Asror. Pada laporan yang saya susun berisi pembahasan

mengenai pelaksanaan, hambatan dan peran guru mata pelajaran dalam

Bimbingan dan Konseling di Madrasah Aliyah Al-Asror dan juga saya

sertakan analisis sekaligus saran-saran yang mungkin bisa dipertimbangkan.

Selesainya penyusunan laporan manajemen Bimbingan dan Konseling

di Madrasah Aliyah Al-Asror tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan

penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat :

1. Edwindha Prafitra Nugraheni, S. Pd. Selaku dosen mata kuliah

Bimbingan dan Konseling

2. Guru-guru Madrasah Aliyah Al-Asror yang tidak bisa penulis sebutkan

satu per satu

3. Rekan-rekan rombel 39 mata kuliah Bimbingan dan Konseling UNNES

4. Secara khusus penulis menyampaikan terimakasih kepada keluarga

tercinta yang telah memberikan dorongan , masukan, dan bantuan serta

pengertian yang besar kepada penulis

Saya sebagai penulis dan observator berharap supaya laporan ini bisa

bermanfaat dan menjadi perbandingan untuk mengadakan perbaikan dan

pengembangan suatu program sekolah khususnya pada bidang Bimbingan

dan Konseling .

Semarang, 24 Mei 2013

Penulis

Siti Arfiana Wati

2

Page 3: Laporan Bk

DAFTAR ISI

Halaman judul 1

Kata pengantar 2

Daftar isi 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 4

B. Rumusan Masalah 5

C. Tujuan 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling di MA Al-Asror 7

B. Hambatan Bimbingan dan Konseling di MA Al-Asror 8

C. Peran guru mata pelajaran dalam pelaksanaan program Bimbingan

dan Konseling di MA Al-Asror 9

BAB III PENUTUP

A. Simpulan 11

B. Saran 11

DAFTAR PUSTAKA 12

3

Page 4: Laporan Bk

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bimbingan dan Konseling merupakan salah satu bidang pelayanan

yang perlu dilaksanakan dalam proses pendidikan. Latar belakang pentingnya

pelaksanaan Bimbingan dan Konseling terdiri dari beberapa aspek , yaitu

aspek psikologis, sosiologis, kultural, dan paedagogis.

Di sekolah, siswa berperan sebagai subjek didik yang merupakan

pribadi-pribadi yang unik dan khas dengan segala karakteristiknya. Siswa

merupakan individu yang berada pada proses perkembangan yang mempunyai

kebutuhan dalam proses interaksinya dengan lingkungannya. Sebagai pribadi

yang unik, setiap siswa mempunyai perbedaan dengan siswa yang lainnya. Di

samping itu, siswa sebagai pelajar, senantiasa akan mengalami perubahan

tingkah laku sebagai proses hasil belajar.

Sekolah yang berperan sebagai lembaga pendidikan formal memiiki

peran penting dalam pengembangan potensi dan kepribadian yang telah

dimiliki siswa dan memecahkan masalah yang dihadapi siswa. Hal ini dapat

dilakukan dalam proses kegiatan belajar dan mengajar. Namun, kegiatan

tersebut belum cukup untuk membantu siswa dalam menyelesaikan masalah-

masalah yang dihadapi siswa dan membekali siswa untuk hidup berhasil di

masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya Bimbingan dan Konseling di

sekolah yang secara khusus berfungsi untuk memberi bantuan kepada siswa

dalam memecahkan berbagai masalah yang di hadapi, baik masalah belajar,

maupun masalah pribadi yang apabila dibiarkan dapat menghambat

keberhasilan tujuan belajar.

Selain itu, Bimbingan dan Konseling juga berperan penting dalam

pendidikan, yaitu membantu setiap pribadi siswa untuk berkembang secara

optimal. Dengan demikian , maka hasil pendidikan yang sesungguhnya akan

tercermin pada pribadi siswa yang berkembang baik secara akademik,

psikologis, maupun sosial.

4

Page 5: Laporan Bk

Suatu program pelayanan Bimbingan dan Konseling tidak mungkin

dapat tersusun, terselenggara dan tercapai apabila tidak dikelola dalam suatu

sistem manajemen yang baik. Manajemen atau administrasi , kurikulum,

Bimbingan dan konseling yang bermutu akan banyak menentukan

keberhasilan proses belajar mengajar. Oleh karena itu diperlukan manajer

pendidikan di sekolah yang bertugas untuk merencanakan, mengorganisasikan,

mengarahkan, dan mengendalikan sumber daya yang ada dalam membuat

manajemen atau administrasi , kurikulum, Bimbingan dan konseling yang

bermutu. Sehingga akan menghasilkan suatu hasil belajar yang memuaskan.

Namun, kadang-kadang ada hambatan-hambatan yang muncul dalam proses

pelayanan Bimbingan dan Konseling yang berakibat pada munculnya

misskonsepsi atau kesalahpahaman antara konselor(guru BK) dengan konseli

(siswa). Sehingga diperlukan peranan guru mata pelajaran yang dapat

membantu proses pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis membuat laporan observasi

ini dengan judul “Kegiatan Bimbingan dan Konseling di MA Al-Asror”.

Observasi dan pembuatan laporan ini juga merupakan tugas dari mata kuliah

umum Bimbingan dan Konseling.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling di MA Al-

Asror ?

2. Apa hambatan dari pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling di MA

Al-Asror?

3. Bagaimana peran guru mata pelajaran dalam pelaksanaan program

Bimbingan dan Konseling di MA Al-Asror?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling di MA

Al-Asror.

2. Untuk mengetahui hambatan dari pelaksanaan program Bimbingan dan

Konseling di MA Al-Asror.

3. Untuk mengetahui peran guru mata pelajaran dalam pelaksanaan program

Bimbingan dan Konseling di MA Al-Asror.

4. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling.

5

Page 6: Laporan Bk

5. Untuk mempersiapkan diri dalam melaksanakan Bimbingan dan Konseling

sebagai seorang calon guru mata pelajaran.

6

Page 7: Laporan Bk

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling di MA Al-Asror

Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di MA Al- Asror secara sekilas

berjalan seperti sekolah menengah pada umumnya. Di sekolah ini, Bimbingan

dan Konseling mempunyai lima fungsi, yaitu fungsi pemahaman, fungsi

pencegahan, fungsi pengentasan, fungsi pemeliharaan dan pembangunan, serta

fungsi advokasi. Padahal pada umumnya Bimbingan dan Konseling

mempunyai empat fungsi. Fungsi tambahan di sekolah ini adalah fungsi

advokasi. Menurut Webster’s New Collegiate Dictionary, advokasi berarti

sebagai tindakan atau proses untuk membela atau memberi dukungan.

Jadi,fungsi advokasi dapat dimaksudkan untuk memberikan dukungan kepada

siswa. Namun pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di MA ini , menurut

saya belum dapat memenuhi fungsi-fungsi dari BK itu sendiri, karena fungsi

pemahaman dan fungsi pencegahan belum dilakukan. Hal itu terjadi karena

tidak adanya jam khusus untuk mata pelajaran Bimbingan dan Konseling.

Selain itu, fungsi pengentasan juga belum berjalan maksimal, karena guru BK

yang hanya berjumlah satu dan mengurus siswa yang berjumlah empat ratus

siswa. Aspek ini sangat jauh dari standart yang ada yaitu 1:150.

Tujuan dibentuknya Bimbingan dan Konseling di MA ini adalah untuk

memberikan pelayanan terhadap siswa terkait dengan masalah pribadi, sosial,

belajar, & karir. Pelayanan yang dilakukan disini belum maksimal berkaitan

dengan jumlah guru yang perbandingannya tidak mencapai standart. Jika di

sekolah, layanan bimbingan dan konseling dapat diberikan kepada siswa-siswa

atau anak didik dan semua aspek yang mendukung (misalnya: orang tua atau

wali dari siswa), tapi fokusnya pada anak didik. Masalah yang dapat

dikonsultasikan ke guru bimbingan dan konseling meliputi bidang pribadi,

bidang sosial, bidang belajar, dan bidang karir. Di sekolah ini juga belum

menjalankan Pola 17 plus-plus yang baru-baru ini dilaksanakan di beberapa

sekolah yang sudah maju. Plus yang pertama yaitu pada bidang pelayanan

(bidang kehidupan keluarga dan bidang kehidupan keagamaan). Plus yang

kedua yaitu pada layanan Bimbingan dan Konseling ( Layanan konsultasi dan

layanan mediasi).

7

Page 8: Laporan Bk

Yang membedakan antara pendidikan biasa ( seperti bahasa inggris dan

lain – lain) dengan bimbingan dan konseling adalah pendidikan biasa lebih

fokus kepada kemampuan akademik, tapi kalau BK pada pembentukan

karakter dan kepribadian siswa. Pembentukan karakter atau pengembangan

potensi peserta didik juga masih belum berjalan optimal karena tidak adanya

jam Bimbingan dan Konseling, perbandingan antara guru dan murid yang tidak

memenuhi standart, dan karena kurang aktifnya siswa untuk berkonsultasi

dengan guru Bimbingan dan Konseling. Oleh karena itu, pembentukan

karakter pada siswa kurang berkembang.

Masalah yang biasa dikonsultasikan kepada guru BK sekolah ini adalah\

masalah pribadi, masalah sosial, masalah belajar, dan masalah karir. Cara dan

upaya yang ditempuh oleh guru bimbingan dan konseling dalam menangani

masalah – masalah tersebut adalah dengan pendekatan personal terhadap

semua aspek yang terkait dengan siswa (meliputi : siswa, teman siswa,

orangtua, dan guru-guru yang terkait). Cara ini memang cukup efektif, namun

karena kurangnya sarana dan prasarana di sekolah tersebut ( termasuk jumlah

guru) cara ini menjadi tidak efektif.

Teknik yang diterapkan dalam melakukan kegiatan bimbingan dan

konseling di sekolah ini adalah secara kelompok dan secara individu. Namun

yang lebih sering diterapkan disekolah ini adalah secara individu. Langkah-

langkah yang dilakukan oleh sekolah ini memang lebih baik (orientasi

perseorangan) untuk mengetahui perkembangan masing-masing siswa.

Kekurangan dari cara ini sama dengan pembahasan sebelumnya yaitu

kurangnya jumlah guru Bimbingan dan Konseling, kurangnya minat siswa

untuk berkonsultasi dan berbagai hambatan lainnya. Selain pendekatan

personal, pendekatan kelompok juga penting untuk mengetahui perkembangan

hubungan timbal balik antara individu dengan kelompoknya.

B. Hambatan pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling di MA Al-

Asror

Hambatan yang muncul dalam program Bimbingan dan Konseling di

MA Al-Asror adalah sikap siswa yang kurang aktif pada saat pelaksanaan

Bimbingan dan Konseling. Hal ini mungkin terjadi karena adanya beberapa

8

Page 9: Laporan Bk

macam miss konsepsi atau kesalahpahaman siswa kepada konselor.

Kesalahpahaman yang mungkin timbul adalah anggapan konselor sebagai

polisi sekolah, Bimbingan dan Konseling dianggap semata-mata sebagai

proses pemberian nasehat, Bimbingan dan konseling dibatasi pada hanya

menangani masalah yang bersifat insidental, Bimbingan dan konseling

dibatasi hanya untuk klien-klien tertentu saja, Bimbingan dan konseling

melayani orang sakit dan/atau kurang normal, konselor harus aktif sedangkan

pihak lain pasif, layanan bimbingan tersedia hanya bagi siswa yang

bermasalah, bimbingan hanya untuk bagi murid yang melanggar disiplin,

bimbingan adalah bimbingan karier. Kesalahpahaman tersebut memang terjadi

di sekolah tersebut. Masih banyak siswa yang mendapatkan hukuman fisik

apabila melakukan kesalahan, contohnya terlambat masuk ke sekolah.

Seharusnya, siswa tersebut mendapatkan hukuman yang dapat mendidik siswa

menjadi lebih disiplin. Contoh hukuman yang mendidik adalah menulis

Pembukaan UUD 1945 sejumlah keterlambatan. Hukuman tersebut juga dapat

mendidik siswa untuk mengetahui dan memahami isi dari Pembukaan UUD

1945.

Selain menggunakan cara tersebut, guru BK (konselor) harus bersikap

professional dalam memberikan bimbingan-bimbingan kepada para siswa,

sehingga siswa menjadi nyaman pada saat pelaksanaan bimbingan.

C. Peran guru mata pelajaran dalam pelaksanaan program Bimbingan dan

Konseling di MA Al-Asror

Dalam proses belajar mengajar guru memiliki kedudukan yang sangat

menentukan. Dalam UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

dijelaskan bahwa kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional

bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan

tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa,berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,mandiri, serta menjadi

warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pendidikan pada

dasarnya hanya semata-mata tanggung jawab guru mata pelajaran, tetapi guru

bimbingan dan konseling (BK) juga mempunyai tanggung jawab yang sama

dalam kesuksesan proses belajar mengajar siswa. Dalam UU Nomor 20 tahun

9

Page 10: Laporan Bk

2003 dijelasakan bahwa konselor merupakan salah satu jenis tenaga pendidik

sebaimana juga guru, dosen dan tenaga pendidik lainnya, yaitu bertugas

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran. Berdasarkan

wawancara yang telah kami lakukan, guru mata pelajaran berperan sebagai

pendukung dan ikut serta dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling.

Namun, pada kenyataannya terlihat bahwa murid-murid dapat secara bebas

pulang dengan kehendak mereka sendiri tanpa rasa takut kepada guru mereka.

Di sekolah tersebut terlihat bahwa siswa kurang menghormati guru mereka.

Jadi, peran guru mata pelajaran tidak terlalu berpengaruh di sekolah ini.

10

Page 11: Laporan Bk

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat diambil kesimpulan mengenai

manajemen Bimbingan dan Konseling , sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di MA Al-Asror berjalan tidak

begitu efektif.

2. Hambatan yang muncul dalam program Bimbingan dan Konseling di MA

Al-Asror adalah sikap siswa yang kurang aktif pada saat pelaksanaan

Bimbingan dan Konseling.

3. Peran guru mata pelajaran dalam pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

di MA Al-Asror secara umum dalam kategori yang kurang baik.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis menyarankan :

1. Kepada guru bimbingan dan konseling, untuk;

a. Menerapkan pola umum 17 plus-plus dalam pelaksanaan bimbingan

dan konseling.

b. Menghilangkan miss konsepsi atau kesalahpahaman yang muncul

dalam Bimbingan dan konseling.

2. Kepada guru mata pelajaran, untuk:

a. Mengaplikasikan semua pengetahuan dan kemampuan atau

kompetensinya dengan sebaik mungkin dalam melaksanakan

pembelajaran di sekolah.

b. Ikut berperan serta dalam pelaksanaan program bimbingan dan

konseling secara maksimal.

3. Kepada Kepala Sekolah, untuk:

a. Menambah guru Bimbingan dan Konseling untuk mengefektifkan

proses Bimbingan dan Konseling.

b. melakukan evaluasi kepada guru bimbingan dan konseling serta guru

mata pelajaran terhadap pelaksanaantugas mereka masing-masing.

c. Memberi penghargaan kepada guru bimbingan dan konseling serta

guru mata pelajaran yang telah menjalankan tugas mereka dengan

sangat baik yang berfungsi sebagai motivasi untuk mereka untuk

bekerja lebih baik lagi.

11

Page 12: Laporan Bk

DAFTAR PUSTAKA

Mugiarso,Heru.2012.Bimbingan dan Konseling.Semarang:Unnes Press.

http://www.cipe.org/sites/default/files/publication-docs/

advocacyguidebook_indonesian.pdf Di akses pada tanggal 24 Mei 2013 jam

12.23

http://nanotech91.blogspot.com/2012/11/contoh-kata-pengantar-laporan-

kerja.html Di akses pada tanggal 24 Mei 2013 jam 12.39

http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor/article/view/872/728 Di akses

pada tanggal 24 Mei 2013 jam 19.03

12