Upload
fina-arika-djati
View
320
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pelaksanaan bimbingan dan konseling
Citation preview
LAPORAN HASIL OBSERVASI
KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING
DI MA AL-ASROR
Dosen Pengampu : Edwindha Prafitra Nugraheni, S. Pd.
Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan
Konseling
Oleh:
Nama : Siti Arfiana Wati
NIM : 4301412030
Rombel : 39
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Tahun Akademik 2012/2013
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wata’ala yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan penelitian dan observasi Bimbingan dan Konseling ini.
Laporan ini saya tulis berdasarkan observasi yang telah saya lakukan di
Madrasah Aliyah Al-Asror. Pada laporan yang saya susun berisi pembahasan
mengenai pelaksanaan, hambatan dan peran guru mata pelajaran dalam
Bimbingan dan Konseling di Madrasah Aliyah Al-Asror dan juga saya
sertakan analisis sekaligus saran-saran yang mungkin bisa dipertimbangkan.
Selesainya penyusunan laporan manajemen Bimbingan dan Konseling
di Madrasah Aliyah Al-Asror tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat :
1. Edwindha Prafitra Nugraheni, S. Pd. Selaku dosen mata kuliah
Bimbingan dan Konseling
2. Guru-guru Madrasah Aliyah Al-Asror yang tidak bisa penulis sebutkan
satu per satu
3. Rekan-rekan rombel 39 mata kuliah Bimbingan dan Konseling UNNES
4. Secara khusus penulis menyampaikan terimakasih kepada keluarga
tercinta yang telah memberikan dorongan , masukan, dan bantuan serta
pengertian yang besar kepada penulis
Saya sebagai penulis dan observator berharap supaya laporan ini bisa
bermanfaat dan menjadi perbandingan untuk mengadakan perbaikan dan
pengembangan suatu program sekolah khususnya pada bidang Bimbingan
dan Konseling .
Semarang, 24 Mei 2013
Penulis
Siti Arfiana Wati
2
DAFTAR ISI
Halaman judul 1
Kata pengantar 2
Daftar isi 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling di MA Al-Asror 7
B. Hambatan Bimbingan dan Konseling di MA Al-Asror 8
C. Peran guru mata pelajaran dalam pelaksanaan program Bimbingan
dan Konseling di MA Al-Asror 9
BAB III PENUTUP
A. Simpulan 11
B. Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 12
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan dan Konseling merupakan salah satu bidang pelayanan
yang perlu dilaksanakan dalam proses pendidikan. Latar belakang pentingnya
pelaksanaan Bimbingan dan Konseling terdiri dari beberapa aspek , yaitu
aspek psikologis, sosiologis, kultural, dan paedagogis.
Di sekolah, siswa berperan sebagai subjek didik yang merupakan
pribadi-pribadi yang unik dan khas dengan segala karakteristiknya. Siswa
merupakan individu yang berada pada proses perkembangan yang mempunyai
kebutuhan dalam proses interaksinya dengan lingkungannya. Sebagai pribadi
yang unik, setiap siswa mempunyai perbedaan dengan siswa yang lainnya. Di
samping itu, siswa sebagai pelajar, senantiasa akan mengalami perubahan
tingkah laku sebagai proses hasil belajar.
Sekolah yang berperan sebagai lembaga pendidikan formal memiiki
peran penting dalam pengembangan potensi dan kepribadian yang telah
dimiliki siswa dan memecahkan masalah yang dihadapi siswa. Hal ini dapat
dilakukan dalam proses kegiatan belajar dan mengajar. Namun, kegiatan
tersebut belum cukup untuk membantu siswa dalam menyelesaikan masalah-
masalah yang dihadapi siswa dan membekali siswa untuk hidup berhasil di
masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya Bimbingan dan Konseling di
sekolah yang secara khusus berfungsi untuk memberi bantuan kepada siswa
dalam memecahkan berbagai masalah yang di hadapi, baik masalah belajar,
maupun masalah pribadi yang apabila dibiarkan dapat menghambat
keberhasilan tujuan belajar.
Selain itu, Bimbingan dan Konseling juga berperan penting dalam
pendidikan, yaitu membantu setiap pribadi siswa untuk berkembang secara
optimal. Dengan demikian , maka hasil pendidikan yang sesungguhnya akan
tercermin pada pribadi siswa yang berkembang baik secara akademik,
psikologis, maupun sosial.
4
Suatu program pelayanan Bimbingan dan Konseling tidak mungkin
dapat tersusun, terselenggara dan tercapai apabila tidak dikelola dalam suatu
sistem manajemen yang baik. Manajemen atau administrasi , kurikulum,
Bimbingan dan konseling yang bermutu akan banyak menentukan
keberhasilan proses belajar mengajar. Oleh karena itu diperlukan manajer
pendidikan di sekolah yang bertugas untuk merencanakan, mengorganisasikan,
mengarahkan, dan mengendalikan sumber daya yang ada dalam membuat
manajemen atau administrasi , kurikulum, Bimbingan dan konseling yang
bermutu. Sehingga akan menghasilkan suatu hasil belajar yang memuaskan.
Namun, kadang-kadang ada hambatan-hambatan yang muncul dalam proses
pelayanan Bimbingan dan Konseling yang berakibat pada munculnya
misskonsepsi atau kesalahpahaman antara konselor(guru BK) dengan konseli
(siswa). Sehingga diperlukan peranan guru mata pelajaran yang dapat
membantu proses pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis membuat laporan observasi
ini dengan judul “Kegiatan Bimbingan dan Konseling di MA Al-Asror”.
Observasi dan pembuatan laporan ini juga merupakan tugas dari mata kuliah
umum Bimbingan dan Konseling.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling di MA Al-
Asror ?
2. Apa hambatan dari pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling di MA
Al-Asror?
3. Bagaimana peran guru mata pelajaran dalam pelaksanaan program
Bimbingan dan Konseling di MA Al-Asror?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling di MA
Al-Asror.
2. Untuk mengetahui hambatan dari pelaksanaan program Bimbingan dan
Konseling di MA Al-Asror.
3. Untuk mengetahui peran guru mata pelajaran dalam pelaksanaan program
Bimbingan dan Konseling di MA Al-Asror.
4. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling.
5
5. Untuk mempersiapkan diri dalam melaksanakan Bimbingan dan Konseling
sebagai seorang calon guru mata pelajaran.
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling di MA Al-Asror
Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di MA Al- Asror secara sekilas
berjalan seperti sekolah menengah pada umumnya. Di sekolah ini, Bimbingan
dan Konseling mempunyai lima fungsi, yaitu fungsi pemahaman, fungsi
pencegahan, fungsi pengentasan, fungsi pemeliharaan dan pembangunan, serta
fungsi advokasi. Padahal pada umumnya Bimbingan dan Konseling
mempunyai empat fungsi. Fungsi tambahan di sekolah ini adalah fungsi
advokasi. Menurut Webster’s New Collegiate Dictionary, advokasi berarti
sebagai tindakan atau proses untuk membela atau memberi dukungan.
Jadi,fungsi advokasi dapat dimaksudkan untuk memberikan dukungan kepada
siswa. Namun pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di MA ini , menurut
saya belum dapat memenuhi fungsi-fungsi dari BK itu sendiri, karena fungsi
pemahaman dan fungsi pencegahan belum dilakukan. Hal itu terjadi karena
tidak adanya jam khusus untuk mata pelajaran Bimbingan dan Konseling.
Selain itu, fungsi pengentasan juga belum berjalan maksimal, karena guru BK
yang hanya berjumlah satu dan mengurus siswa yang berjumlah empat ratus
siswa. Aspek ini sangat jauh dari standart yang ada yaitu 1:150.
Tujuan dibentuknya Bimbingan dan Konseling di MA ini adalah untuk
memberikan pelayanan terhadap siswa terkait dengan masalah pribadi, sosial,
belajar, & karir. Pelayanan yang dilakukan disini belum maksimal berkaitan
dengan jumlah guru yang perbandingannya tidak mencapai standart. Jika di
sekolah, layanan bimbingan dan konseling dapat diberikan kepada siswa-siswa
atau anak didik dan semua aspek yang mendukung (misalnya: orang tua atau
wali dari siswa), tapi fokusnya pada anak didik. Masalah yang dapat
dikonsultasikan ke guru bimbingan dan konseling meliputi bidang pribadi,
bidang sosial, bidang belajar, dan bidang karir. Di sekolah ini juga belum
menjalankan Pola 17 plus-plus yang baru-baru ini dilaksanakan di beberapa
sekolah yang sudah maju. Plus yang pertama yaitu pada bidang pelayanan
(bidang kehidupan keluarga dan bidang kehidupan keagamaan). Plus yang
kedua yaitu pada layanan Bimbingan dan Konseling ( Layanan konsultasi dan
layanan mediasi).
7
Yang membedakan antara pendidikan biasa ( seperti bahasa inggris dan
lain – lain) dengan bimbingan dan konseling adalah pendidikan biasa lebih
fokus kepada kemampuan akademik, tapi kalau BK pada pembentukan
karakter dan kepribadian siswa. Pembentukan karakter atau pengembangan
potensi peserta didik juga masih belum berjalan optimal karena tidak adanya
jam Bimbingan dan Konseling, perbandingan antara guru dan murid yang tidak
memenuhi standart, dan karena kurang aktifnya siswa untuk berkonsultasi
dengan guru Bimbingan dan Konseling. Oleh karena itu, pembentukan
karakter pada siswa kurang berkembang.
Masalah yang biasa dikonsultasikan kepada guru BK sekolah ini adalah\
masalah pribadi, masalah sosial, masalah belajar, dan masalah karir. Cara dan
upaya yang ditempuh oleh guru bimbingan dan konseling dalam menangani
masalah – masalah tersebut adalah dengan pendekatan personal terhadap
semua aspek yang terkait dengan siswa (meliputi : siswa, teman siswa,
orangtua, dan guru-guru yang terkait). Cara ini memang cukup efektif, namun
karena kurangnya sarana dan prasarana di sekolah tersebut ( termasuk jumlah
guru) cara ini menjadi tidak efektif.
Teknik yang diterapkan dalam melakukan kegiatan bimbingan dan
konseling di sekolah ini adalah secara kelompok dan secara individu. Namun
yang lebih sering diterapkan disekolah ini adalah secara individu. Langkah-
langkah yang dilakukan oleh sekolah ini memang lebih baik (orientasi
perseorangan) untuk mengetahui perkembangan masing-masing siswa.
Kekurangan dari cara ini sama dengan pembahasan sebelumnya yaitu
kurangnya jumlah guru Bimbingan dan Konseling, kurangnya minat siswa
untuk berkonsultasi dan berbagai hambatan lainnya. Selain pendekatan
personal, pendekatan kelompok juga penting untuk mengetahui perkembangan
hubungan timbal balik antara individu dengan kelompoknya.
B. Hambatan pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling di MA Al-
Asror
Hambatan yang muncul dalam program Bimbingan dan Konseling di
MA Al-Asror adalah sikap siswa yang kurang aktif pada saat pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling. Hal ini mungkin terjadi karena adanya beberapa
8
macam miss konsepsi atau kesalahpahaman siswa kepada konselor.
Kesalahpahaman yang mungkin timbul adalah anggapan konselor sebagai
polisi sekolah, Bimbingan dan Konseling dianggap semata-mata sebagai
proses pemberian nasehat, Bimbingan dan konseling dibatasi pada hanya
menangani masalah yang bersifat insidental, Bimbingan dan konseling
dibatasi hanya untuk klien-klien tertentu saja, Bimbingan dan konseling
melayani orang sakit dan/atau kurang normal, konselor harus aktif sedangkan
pihak lain pasif, layanan bimbingan tersedia hanya bagi siswa yang
bermasalah, bimbingan hanya untuk bagi murid yang melanggar disiplin,
bimbingan adalah bimbingan karier. Kesalahpahaman tersebut memang terjadi
di sekolah tersebut. Masih banyak siswa yang mendapatkan hukuman fisik
apabila melakukan kesalahan, contohnya terlambat masuk ke sekolah.
Seharusnya, siswa tersebut mendapatkan hukuman yang dapat mendidik siswa
menjadi lebih disiplin. Contoh hukuman yang mendidik adalah menulis
Pembukaan UUD 1945 sejumlah keterlambatan. Hukuman tersebut juga dapat
mendidik siswa untuk mengetahui dan memahami isi dari Pembukaan UUD
1945.
Selain menggunakan cara tersebut, guru BK (konselor) harus bersikap
professional dalam memberikan bimbingan-bimbingan kepada para siswa,
sehingga siswa menjadi nyaman pada saat pelaksanaan bimbingan.
C. Peran guru mata pelajaran dalam pelaksanaan program Bimbingan dan
Konseling di MA Al-Asror
Dalam proses belajar mengajar guru memiliki kedudukan yang sangat
menentukan. Dalam UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
dijelaskan bahwa kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional
bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan
tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa,berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,mandiri, serta menjadi
warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pendidikan pada
dasarnya hanya semata-mata tanggung jawab guru mata pelajaran, tetapi guru
bimbingan dan konseling (BK) juga mempunyai tanggung jawab yang sama
dalam kesuksesan proses belajar mengajar siswa. Dalam UU Nomor 20 tahun
9
2003 dijelasakan bahwa konselor merupakan salah satu jenis tenaga pendidik
sebaimana juga guru, dosen dan tenaga pendidik lainnya, yaitu bertugas
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran. Berdasarkan
wawancara yang telah kami lakukan, guru mata pelajaran berperan sebagai
pendukung dan ikut serta dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling.
Namun, pada kenyataannya terlihat bahwa murid-murid dapat secara bebas
pulang dengan kehendak mereka sendiri tanpa rasa takut kepada guru mereka.
Di sekolah tersebut terlihat bahwa siswa kurang menghormati guru mereka.
Jadi, peran guru mata pelajaran tidak terlalu berpengaruh di sekolah ini.
10
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat diambil kesimpulan mengenai
manajemen Bimbingan dan Konseling , sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di MA Al-Asror berjalan tidak
begitu efektif.
2. Hambatan yang muncul dalam program Bimbingan dan Konseling di MA
Al-Asror adalah sikap siswa yang kurang aktif pada saat pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling.
3. Peran guru mata pelajaran dalam pelaksanaan Bimbingan dan Konseling
di MA Al-Asror secara umum dalam kategori yang kurang baik.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis menyarankan :
1. Kepada guru bimbingan dan konseling, untuk;
a. Menerapkan pola umum 17 plus-plus dalam pelaksanaan bimbingan
dan konseling.
b. Menghilangkan miss konsepsi atau kesalahpahaman yang muncul
dalam Bimbingan dan konseling.
2. Kepada guru mata pelajaran, untuk:
a. Mengaplikasikan semua pengetahuan dan kemampuan atau
kompetensinya dengan sebaik mungkin dalam melaksanakan
pembelajaran di sekolah.
b. Ikut berperan serta dalam pelaksanaan program bimbingan dan
konseling secara maksimal.
3. Kepada Kepala Sekolah, untuk:
a. Menambah guru Bimbingan dan Konseling untuk mengefektifkan
proses Bimbingan dan Konseling.
b. melakukan evaluasi kepada guru bimbingan dan konseling serta guru
mata pelajaran terhadap pelaksanaantugas mereka masing-masing.
c. Memberi penghargaan kepada guru bimbingan dan konseling serta
guru mata pelajaran yang telah menjalankan tugas mereka dengan
sangat baik yang berfungsi sebagai motivasi untuk mereka untuk
bekerja lebih baik lagi.
11
DAFTAR PUSTAKA
Mugiarso,Heru.2012.Bimbingan dan Konseling.Semarang:Unnes Press.
http://www.cipe.org/sites/default/files/publication-docs/
advocacyguidebook_indonesian.pdf Di akses pada tanggal 24 Mei 2013 jam
12.23
http://nanotech91.blogspot.com/2012/11/contoh-kata-pengantar-laporan-
kerja.html Di akses pada tanggal 24 Mei 2013 jam 12.39
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor/article/view/872/728 Di akses
pada tanggal 24 Mei 2013 jam 19.03
12